PENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN...

21
PENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI BANK BRI UNIT SIMPANG PEBEM KOTA PALEMBANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Oleh : AMIN RAIS NIM. 502015114 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2019

Transcript of PENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN...

  • i

    PENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN JAMINAN

    FIDUSIA DI BANK BRI UNIT SIMPANG PEBEM KOTA PALEMBANG

    SKRIPSI

    Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

    Program Studi Ilmu Hukum

    Oleh :

    AMIN RAIS

    NIM. 502015114

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    PALEMBANG

    2019

  • ii

    ii

    ii

  • iii

    iii

  • iv

    iv

  • v

    v

    MOTTO :

    “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar

    kesanggupannya”

    (QS Al Baqarah : 286)

    Ku Persembahkan Kepada :

    Keluarga Besar Ahmad Baihaqi bin Abdul

    Majid Bin Rais dan Badarudin bin Ahmad

    Ayah dan Ibu

    Saudara dan Saudariku

    Keluarga Besar BRIMPALS FH-UMP

    Angkatan BR.23 Air Rimba Dempo

    Almamater yang ku banggakan

  • vi

    vi

    ABSTRAK

    PENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN JAMINAN

    FIDUSIA DI BANK BRI UNIT SIMPANG PEBEM KOTA PALEMBANG

    Jaminan fidusia telah digunakan di Indonesia sejak zaman penjajahan

    Belanda sebagai suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi. fidusia telah

    mengalami perkembangan yang cukup berarti misalnya menyangkut kedudukan

    para pihak. Sehubungan dengan penjaminan ini, apa yang harus dilakukan oleh

    penerima fidusia (kreditur). Apabila pemberi fidusia (debitur) melalaikan

    kewajibannya atau cidera janji yang berupa lalainya. Pemberi fidusia (debitur),

    memenuhi kewajibannya pada saat pelunasan utangnya sudah matang untuk

    ditagih, maka dalam peristiwa seperti itu penerima fidusia (kreditur) bisa

    melaksanakan eksekusinya atas benda jaminan fidusia. Ketentuan ini didasarkan

    pada Pasal 29 ayat 1 (a) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan

    Fidusia yang berdasarkan Ketuhanan Maha Esa, Irah-irah inilah yang memberikan

    titel eksekutorial yang mensejajarkan kekuatan akta tersebut dengan putusan

    Pengadilan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait perjanjian kredit

    dengan jaminan fidusia dengan judul: “Penyelesaian Debitur Wanprestasi Dengan

    Jaminan Fidusia di BANK BRI Unit Simpang Pebem Kota Palembang”.

    Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, permasalahan tersebut

    merupakan bagaimana tanggung jawab yang debitur wanprestasi pada perjanjian

    kredit dengan jaminan fidusia dan bagaimana cara penyelesaian debitur

    wanprestasi pada perjanjian kredit dengan jaminan fidusia. Metode yang digunakan

    dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis-normatif (legal research) dengan

    pendekatan masalah melalui pendekatan undang-undang (statue approach), dengan

    bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, serta bahan non hukum kemudian

    dilanjutkan dengan analisa bahan hukum.

    Berdasarkan kesimpulan, bentuk tanggung jawab yang dilakukan debitur

    pada perjanjian kredit dengan jaminan fidusia adalah debitur harus membayar

    semua ganti rugi yang diderita oleh kreditur, selain itu debitur juga harus

    menyerahkan benda yang menjadi obyek jaminan kepada kreditur. dan cara

    penyelesaian debitur wanprestasi pada perjanian kredit dengan jaminan fidusia

    yaitu dengan cara litigasi atau kreditur mengajukan gugatan perdata di pengadilan

    Negeri dan melakukan eksekusi terhadap benda yang menjadi obyek jaminan

    fidusia sesuai dengan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang

    Jaminan Fidusia, dan juga dapat dengan cara non litigasi yaitu kedua belah pihak

    yang bersengketa bermusyawarah mencari solusi bagaimana cara dapat

    menyelesaikan masalah tanpa harus merugikan kedua belah pihak.

    Kata Kunci : Penyelesaian Sengketa, Debitur, Wanprestasi, Jaminan Fidusia

  • vii

    vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu'alaikum Wr.Wb

    Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat

    dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga

    dan para sahabat, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ;

    "PENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI

    BANK BRI UNIT SIMPANG PEBEM KOTA PALEMBANG"

    Penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

    Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang/

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan

    kekhilafan semua ini tidak lain karena penulis adalah sebagai manusia biasa yang

    tak luput dari kesalahan dan banyak kelemahan, akan tetapi berkat adanya bantuan

    dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya kesukaran dan

    kesulitan tersebu dapat dilalui, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

    menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

    1.Bapak Dr. Abid Djazuli, SE, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

    Palembang.

    2.Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, SH., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

    Universitas Muhammadiyah Palembang

    3.Wakil Dekan I, II, III dan IV Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

    Palembang

  • viii

    viii

  • ix

    ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ...................................................................................................... i

    PERSETUJUAN ....................................................................................... ii

    PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI .......................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

    ABSTRAK ................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

    BAB 1. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................ 1

    B. Permasalahan .................................................................................. 4

    C. Ruang Lingkup dan Tujuan ............................................................ 4

    D. Kerangka Konseptual ..................................................................... 5

    E. Metode Penelitian .......................................................................... 6

    F. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Penyelesaian Sengketa .................................................. 10

    B. Pengertian Debitur ......................................................................... 20

    C. Pengertian Wanprestasi .................................................................. 22

    D. Pengertian Jaminan Fidusia ............................................................. 27

  • x

    x

    BAB III. PEMBAHASAN

    A. Tanggungjawab Debitur Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Dengan

    Jaminan Fidusia ............................................................................. 38

    B. Cara Penyelesaian Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Dengan Jaminan

    Fidusia ............................................................................................ 47

    BAB IV. PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 64

    B. Saran .............................................................................................. 66

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional,

    merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan

    makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam

    rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang berkesinambungan,

    para pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat, baik

    perseorangan maupun badan hukum, memerlukan dana yang besar. Seiring

    dengan meningkatnya kegiatan pembangunan, meningkat pula kebutuhan

    terhadap pendanaan yang sebagian besar dana yang diperlukan untuk

    memenuhi kebutuhan tersebut yang diperoleh melalui kegiatan

    pinjam-meminjam kredit.

    Menurut D. Y. Witanto lembaga keuangan, baik bank maupun non

    bank memegang peranan strategis dalam lalu lintas transaksi bisnis di

    era modern saat ini, hampir tidak ada aktivitas bisnis pada zaman ini

    yang tidak membutuhkan jasa lembaga keuangan dan perbankan,

    karena sistem transaksi yang dilakukan perlahan-lahan mulai bergeser

    dari sistem transaksi manual (manual transaction) ke sistem transaksi

    digital (digital transaction) dengan menggunakan perangkat elektronik

    dan koneksi jaringan internet, kenyataan tersebut dipicu oleh beberapa

    alasan, antara lain karena sistem transaksi digital dipandang lebih

    memberikan kemudahan, kecepatan dan kepraktisan karena dapat

    dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa terbatasi oleh ruang dan

    waktu. 1

    1 D.Y. Witanto, Hukum Jaminan Fidusia dalam Perjanjijan Pembiayaan Konsumen, (Bandung

    : CV. Mandar Maju, 2015), hal. 1.

  • 2

    Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan peran lembaga keuangan

    dalam aktivitas bisnis dan perdagangan secara simultan telah memicu

    lahirnya lembaga-lembaga non bank (LKNB) yang memberikan

    fasilitas (jasa) pembiayaan bagi masyarakat melalui sistem pembayaran

    secara angsuran (kredit), hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan

    masyarakat terhadap konsumsi barang dan jasa terus atau semakin

    meningkat, kondisi tersebut tentunya menjadi peluang yang cukup

    menjanjikan bagi para pelaku usaha untuk dapat menarik keuntungan

    dengan membuka peluang bisnis di bidang pembiaayaan dan fasilitas

    jasa keuangan (finance).2

    Terkait dengan adanya jaminan dengan transaksi kredit antara kreditur

    dan debitur maka diperlukan adanya suatu lembaga jaminan. Salah satu

    lembaga jaminan yang digunakan adalah lembaga jaminan fidusia. Jaminan

    fidusia telah digunakan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sebagai

    suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi. Bentuk jaminan ini

    digunakan secara luas dalam transaksi pinjam-meminjam karena proses

    pembebanannya dianggap sederhana, mudah dan cepat, walau dalam beberapa

    hal dianggap kurang menjamin adanya kepastian hukum. Dalam

    perjalanannya, fidusia telah mengalami perkembangan yang cukup berarti

    misalnya menyangkut kedudukan para pihak.

    Fidusia ini sendiri merupakan istilah lama yang sudah dikenal dalam

    bahasa Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

    Jaminan Fidusia ini disebut juga dengan istilah penyerahan hak milik secara

    kepercayaan, dari debitur kepada kreditur. 3 Penyerahan hak milik secara

    kepercayaan dalam fidusia ini lazim disebut juga dengan penyerahan

    Constitutum Possesorium (penyerahan dengan melanjutkan penguasaannya).

    2 Ibid

    3 H. Martin Roestamy, Hukum Jaminan Fidusia, (Jakarta : Percetakan Penebar Swadaya,

    2009), hal.48

  • 3

    “Kontruksi Fidusia adalah penyerahan hak milik atas barang-barang debitur

    kepda kreditur sedang penguasaan fisik atas barang-barang itu tetap pada

    debitur (Costitutum Posesorium) dengan syarat bahwa bilaman debitur

    melunasi hutangnya, maka kreditur harus mengembalikan hak milik atas

    barang-barang itu kepada debitor.4

    Sehubungan dengan penjaminan ini, apa yang harus dilakukan oleh

    penerima fidusia (kreditur). Apabila pemberi fidusia (debitur) malalaikan

    kewajibannya atau cidera janji yang berupa lalainya. Pemberi fidusia (debitur),

    memenuhi kewajibannya pada saat pelunasan utangnya sudah matang untuk

    ditagih, maka dalam peristiwa seperti itu penerima fidusia (kreditur) bisa

    melaksanakan eksekusinya atas benda jaminan fidusia. Ketentuan ini di

    dasarkan pada Pasal 29 ayat 1 (a) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

    tentang Jaminan Fidusia yang berdasarkan ketuhanan maha esa, Irah-irah

    inilah yang memberikan titel eksekutorial yang mensejajarkan kekuatan akta

    tersebut dengan putusan Pengadilan.

    Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan tersebut diatas,

    penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait perjanjian kredit dengan

    jaminan fidusia dengan judul: “PENYELESAIAN DEBITUR

    WANPRESTASI DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI BANK BRI UNIT

    SIMPANG PEBEM KOTA PALEMBANG”.

    4 Munir Fuady, Jaminan Fidusia Revisi Kedua, (Jakarta : Citra Aditya Bakti, 2003), hal.10

  • 4

    B. Permasalahan

    Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1.Bagaimanakah tanggungjawab debitur apabila terjadi wanprestasi pada

    perjanjian kredit dengan jaminan fidusia?

    2.Bagaimanakah cara penyelesaian wanprestasi pada perjanjian kredit dengan

    jaminan fidusia?

    C. Ruang Lingkup dan Tujuan

    Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan dalam

    pembahasan masalah dengan menitikberatkan pada Penyelesaian Debitur

    Wanprestasi Dengan Jaminan Fidusia Di Bank BRI Unit Simpang Pebem Kota

    Palembang dan tidak menutup kemungkinkan untuk juga membahas hal-hal

    lain yang berhubungan dengan permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui :

    1.Untuk mengetahui penyelesaian debitur wanprestasi dengan jaminan

    fidusia di bank bri unit simpang pebem kota palembang

    2.Untuk mengetahui Bagaimana cara penyelesaian wanprestasi pada

    perjanjian kredit dengan jaminan fidusia.

    Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan

    ilmu pengetahuan bagi penulis dan sekaligus merupakan sumbangan

    pemikiran khususnya bagi Hukum Perdata yang dipersembahkan sebagai

    pengabdian pada Almamater

  • 5

    D. Kerangka Konseptual

    Kerangka konseptual atau definisi operasional adalah kerangka yang

    menggambarkan hubungan antara definisi-definisi atau konsep-konsep khusus

    yang akan diteliti. Definisi-definisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1.Penyelesaian Sengketa adalah serangkaian proses yang bertujuan untuk

    menyelesaikan sengketa antara pihak-pihak. Pada mulanya penyelesaian

    sengketa dilihat sebagai suatu alternatif dari keputusan hakim, atas suatu

    keputusan mengenai sengketa menurut hukum.

    2.Debitur adalah pihak yang berhutang ke pihak lain, biasanya dengan

    menerima sesuatu dari kreditur yang dijanjikan debitur untuk dibayar

    kembali pada masa yang akan datang. Pemberian pinjaman kadang

    memerlukan juga jaminan atau agunan dari pihak debitur. Jika seorang

    debitur gagal membayar pada tenggat waktu yang dijanjikan, suatu proses

    koleksi formal dapat dilakukan yang kadang mengizinkan penyitaan harta

    milik debitur untuk memaksa pembayaran.5

    3.Wanprestasi artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan seperti yang

    telah ditetapkan dalam perikatan. Tidak dipenuhinya kewajiban oleh

    debitur disebabkan oleh dua kemungkinan alasan, yaitu: karena kesalahan

    debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhi kewajiban maupun karena

    5 Wikipedia bahasa Indonesia, "Debitur", diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/

    Debitur, pada tanggal 1 mei 209 pukul 10.00.

  • 6

    kelalaian dan karena keadaan memaksa (overmacht atau force majeure),

    jadi di luar kemampuan debitur.6

    4.Jaminan Fidusia adalah jaminan kebendaan atas benda bergerak baik yang

    berwujud maupun tidak berwujud sehubungan dengan hutang-piutang

    antara debitur dan kreditur. Jaminan fidusia diberikan oleh debitur kepada

    kreditur untuk menjamin pelunasan hutangnya. Jaminan Fidusia diatur

    dalam Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

    Jaminan fidusia ini memberikan kedudukan yang diutamakan privilege

    kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya. Dari definisi yang

    diberikan jelas bagi kita bahwa Fidusia dibedakan dari Jaminan Fidusia,

    dimana Fidusia merupakan suatu proses pengalihan hak kepemilikan dan

    Jaminan Fidusia adalah jaminan yang diberikan dalam bentuk fidusia.7

    E. Metode Penelitian

    Metode penelitian mempunyai beberapa pengertian, yaitu (a) logika

    dari penelitian ilmiah, (b) studi terhadap prosedur dan teknik penelitian, dan (c)

    suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian. Berdasarkan hal ini, dapat

    dikatakan bahwa metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.Oleh karena itu,

    penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,

    6 Denta Kalla Nayyira, "Apa yang dimaksud dengan wanprestasi dalam hukum

    perdata?", diakses dari https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-wanprestasi

    -dalam-hukum-perdata/13413, pada tanggal 1 mei 2019 pukul 10.25. 7 Wikipedia bahasa Indonesia, "Jaminan fidusia", diakses dari https://id.wikipedia.org/

    wiki/Jaminan_fidusia, pada tanggal 1 mei 209 pukul 10.38.

    https://www.dictio.id/u/Naykalahttps://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-wanprestasi-dalam-hukum-perdata/13413https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-wanprestasi-dalam-hukum-perdata/13413

  • 7

    metodologis, dan konsisten.8 Metode penelitian penulisan skripsi ini terdiri

    dari :

    1. Jenis dan sifat penelitian

    Selaras dengan pembahasan permasalahan, maka jenis penelitian ini

    tergolong penelitian hukum sosiologis, yang bersifat deskriptif dengan

    menggambarkan tanggungjawab debitur wanprestasi pada perjanjian

    kredit dengan jaminan fidusia dan cara penyelesaian wanprestasi pada

    perjanjian kredit dengan jaminan fidusia, sehingga tidak menguji hipotesa.

    2.Jenis data

    Sehubungan dengan itu, maka jenis data yang dipergunakan dalam

    penelitian ini adalah data sekunder dan data primer.

    3.Teknik pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara:

    a.Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

    Penelitian kepustakaan, yaitu melaukan pengkajian terhadap data

    sekunder berupa bahan hukum primer (peraturan

    perundang-undangan), bahanhukum sekunder (literatur, laporan hasil

    penelitian, makalah, karya ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah),

    dan bahan hukum tertier (kamus Bahasa Indonesia, kamus Bahasa

    Inggris, kamus Bahasa Belanda, kamus hukum, ensiklopedia, data

    statistik) yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.

    b. Penelitian Lapangan (Field Research).

    8 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm. 17

  • 8

    Penelitian lapangan, yaitu pengumpulan data primer dengaan

    melakukan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait.

    4.Teknik Pengolahan Data

    Pengolahan data dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisis data

    yang telah dikumpulkan secara tekstual, lalu dikonstruksikan secara

    kualitatif, untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.

    F. Sistematika Penulisan

    Rencana penulisan skripsi ini akan disusun secara keseluruhan dalam 4 (empat)

    Bab dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I :Pendahuluan

    Yang menguraikan latar belakang, permasalahan, ruang lingkup

    dan tujuan, definisi operasional, metodologi penelitian, serta

    sistematika penulisan.

    BAB II:Tinjauan Pustaka

    Yang berisi paparan tentang kerangka teori yang erat kaitannya

    dengan permasalahan yang akan dibahas.

    BAB III:Pembahasan

    Yang berisikan tentang penyelesaian debitur wanprestasi dengan

    jaminan fidusia di bank bri unit simpang pebem kota palembang

    dan cara penyelesaian wanprestasi pada perjanjian kredit dengan

    jaminan fidusia.

  • 9

    BAB IV:Penutup

    Bab ini penulis menarik kesimpulan dari uraian-uraian yang

    dijabarkan pada skripsi ini, serta memberikan saran.

    DAFTAR PUSTAKA

    L A M P I R A N

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    BUKU :

    Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (PT. Citra Aditya Bakti,

    Bandung, 2004

    Ahmadi Miru, dan Sakka Pati.,Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233

    sampai 1456 BW, Rajawali Pers, Jakarta, 2009

    D.Y. Witanto, Hukum Jaminan Fidusia dalam Perjanjijan Pembiayaan Konsumen,

    Bandung : CV. Mandar Maju, 2015

    Djaja S. Meliala, Hukum Perdata dalam Perspektif BW, Bandung: Nuansa Aulia,

    2012

    Dwi Rezki Sri Astarini, Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian

    Sengketa Berdasarkan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, Biaya Ringan,

    P.T.ALUMNI, Bandung, 2013

    Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Arbitrase, Jakarta: Rajawali Pers,

    2003

    H. Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers,

    2011

    H. Martin Roestamy, Hukum Jaminan Fidusia, Jakarta : Percetakan Penebar

    Swadaya, 2009

    Johanes Ibrahim, “Cross Defauld & Cross Collateral Sebagai Upaya Penyelesaian

    Kredit Bermasalah”, Cetakan ke-1, Penerbit refika Aditama, Bandung, 2004

    Made Widnyana, Alternative Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase, 2014,

    Munir Fuady, Jaminan Fidusia Revisi Kedua, Jakarta : Citra Aditya Bakti, 2003

    Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011

    Rachamadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Citra

    Aditya Bakti, Bandung, 2013,

  • 11

    Suyud Margono, ADR & Arbitrase – Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum,

    Bogor, Ghalia Indonesia, 2000

    Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2014

    PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN:

    Kitab Undang Undang Hukum Perdata (BW)

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

    Penyelesaian Sengketa.

    Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

    INTERNET :

    https://id.wikipedia.org/wiki/Debitur diakses pada tanggal 1 mei 2019 pukul 10.00

    wib

    https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-wanprestasi-dalam-hukum-per

    data/13413 diakses pada tanggal 1 mei 2019 pukul 10.25 wib

    https://id.wikipedia.org/wiki/Jaminan_fidusia diakses pada tanggal 1 mei 2019

    pukul 10.38 wib

    https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/10/bentuk-bentuk-alternatif-penyeles

    aian.html diakses pada tanggal 20 Juli 2019 pukul 11.00 wib

    http://yogiikhwan.wordpress.com/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan

    -memaksa/ diakses pada tanggal 22 Juli 2019 pada pukul 11.20 wib

    http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2184805-pengertia

    n-kepercayaan-trust/ diakses pada tanggal 22 Juli 2019 pada pukul 11.22 wib

    http://www.duniakontraktor.com/perjanjian-kredit-dan-permasalahannya/ di akses

    pada tanggal 22 juli 2019 pukul 11.25 wib

    http://infodanpengertian.co.id/2015/11/pengertian-tanggung-jawab-hukum-menur

    ut-para-ahli.html diakses pada tanggal 23 Juni 2018 pada pukul 14.30 wib

    http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-perbuatan-melawan-hukum.ht

    ml di akses pada tanggal 23 Juli 2019 pada pukul 20.30 wib

    http://yogiikhwan.wordpress.com/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan-memaksa/http://yogiikhwan.wordpress.com/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan-memaksa/http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2184805-pengertian-%20kepercayaan-trust/http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2184805-pengertian-%20kepercayaan-trust/http://www.duniakontraktor.com/perjanjian-kredit-dan-permasalahannya/http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-perbuatan-melawan-hukum.htmlhttp://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-perbuatan-melawan-hukum.html

    ABSTRAKPENYELESAIAN DEBITUR WANPRESTASI DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI BANK BRI UNIT SIMPANG PEBEM KOTA PALEMBANG