Jaminan Fidusia

23
JAMINAN FIDUSIA 1. Jaminan Jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dalam tenggang waktu antara pelepasan dan pelunasan kredit. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, ketentuan umum tentang jaminan diletakkan dalam pasal 1131 sampai dengan pasal 1138. Dalam pasal-pasal tersebut diatur prinsip tanggung jawab seorang debitur terhadap hutang-hutangnya dan juga kedudukan semua kreditur atas tagihan yang dipunyai olehnya terhadap debiturnya. Dalam Pasal 2 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Selanjutnya Pasal 1 ayat (23) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga menyebutkan agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Hal penting dalam penyerahan agunan ini adalah keabsahan secara yuridis di perjanjian pengikatan agunan. Pihak bank harus yakin bahwa agunan atau jaminan yang telah diserahkan telah berdasarkan perjanjian yang sah secara yuridis. 2. Pengertian Fidusia Fidusia ini berasal dari kata fiduciate, yang artinya kepercayan, yakni penyerahan hak milik atas benda secara 1

description

jaminan fidusia

Transcript of Jaminan Fidusia

JAMINAN FIDUSIA1. JaminanJaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dalamtenggangwaktuantarapelepasandanpelunasankredit. DalamKitabUndang-UndangHukumPerdata, ketentuan umum tentang jaminan diletakkan dalam pasal 111 sampai dengan pasal 11!.Dalampasal-pasal tersebut diatur prinsip tanggung jawab seorang debitur terhadap hutang-hutangnya dan juga kedudukan semua kreditur atas tagihan yang dipunyai olehnya terhadapdebiturnya.DalamPasal "ayat #1$%urat KeputusanDireksi &ank'ndonesia(omor ")*+)K,P)D'-tanggal "! .ebruari 1++1 tentang Jaminan Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksuddenganjaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai denganyang diperjanjikan. %elanjutnya Pasal 1 ayat #"$ Undang-undang (omor 1/ 0ahun 1++! tentangPerbankan juga menyebutkan agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debiturkepada bank dalam rangka pemberian 1asilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.Hal penting dalam penyerahan agunan ini adalah keabsahan se2ara yuridis di perjanjian pengikatanagunan. Pihak bank harus yakin bahwa agunan atau jaminan yang telah diserahkan telahberdasarkan perjanjian yang sah se2ara yuridis.2. Pengertian Fidusia.idusia ini berasal dari kata 1idu2iate, yang artinya keper2ayan, yakni penyerahan hak milikatas benda se2ara keper2ayan sebagai jaminan #agunan$ bagi pelunasan piutang kreditor.Penyerahanhakmilikatasbendaini dimaksudkanhanyasebagai agunanbagi pelunasanutangtertentu, dimana memberikankedudukanyangdiutamakankepada penerima 1idusia #kreditur$terhadapkreditur lainnya. %enadadenganpengertiandiatas, ketentuandalamPasal 1angka1Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ 0entang Jaminan .idusia menyatakan45.idusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar keper2ayaan denganketentuanbahwabendayanghakkepemilikannyadialihkantersebut tetapdalampenguasaanpemilik benda5.Dari perumusan diatas, dapat diketahui unsur-unsur 1idusia, yaitu41. Pengalihan hak kepemilikan suatu benda6enurut hukumperdata, penyerahanmerupakansuatumomentumperalihanhakatas suatubendadari seseorangkepadaoranglainyangmenerimanya. Jadidalamartianhukumbahwapenyerahan itu tidak semata-mata peralihan penguasaan se2ara 1isik atas suatu benda tetapi yang1lebih hakiki adalah dimana penyerahan itu merupakan perpindahan hak kepemilikan atas suatubenda dari seseorang kepada orang lain.". Dilakukan atas dasar unsur keper2ayaanKeper2ayaan merupakan sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperati1 yangberdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.. Kebendaannya tetap dalam penguasaan pemilik benda.6erupakanperpindahanhakkepemilikanatassuatubendadari seseorangkepadaoranglaintetapi benda tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.-uanglingkup1idusia sendiri bisa disimpulkanbahwa, pengalihanhakkepemilikaninibersi1at terbatas, sehinggaperjanjianini hanyamelahirkanhakjaminandanbukanhakmilik.Dengan demikian, kalau pemberi 1idusia jatuh pailit, maka benda 1idusia tidak termasuk ke dalamharta kekayaan yang dipailitkan, sehingga kurator kepailitan tidak berhak untuk menuntut benda1idusia dari kekuasaan pemberi 1idusia. Disamping itu benda 1idusia hanya dapat dilelang dalambatas-batas sebagai benda jaminan untuk melunasi hutang pemberi 1idusia kepada penerima 1idusia.Jadi hal ini sesuai dengan tujuan perjanjian 1idusia bukan men2iptakan hak milik tetapihanya jaminan.Jaminan 1idusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yangtidakberwujuddanbendatidakbergerakkhususnyabangunanyangtidakdapat dibebani Hak0anggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi .idusia, sebagai agunan bagipelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima .idusiaterhadap kreditur lainnya #pasal 1 angka " #dua$ Undang-undang (o. 3" 0ahun 1+++$.Prinsip utama dari jaminan 1idusia adalah sebagai berikut 41. &ahwa se2ara riil, pemegang 1idusia hanya ber1ungsi sebagai pemegang jaminan saja, bukan sebagai pemilik yang sebenarnya.". Hak pemegang 1idusia untuk mengeksekusi barang jaminan baru ada jika ada wanprestasi dari pihak debitur.. 7pabila hutang sudah dilunasi, maka objek jaminan 1idusia harus dikembalikan kepada pihak pemberi 1idusia.3. Jika hasil penjualan #eksekusi$ barang 1idusia melebihi jumlah hutangnya, maka sisa hasil penjualan harus dikembalikan kepada pemberi 1idusia.3. Dasar Hukum Jaminan FidusiaPerkembangan dan penggunaan 1idusia semakin meluas, terutama setelah diundangkannyaUndang-Undang (omor 8 0ahun 1+*/ tentang Pokok- Pokok 7graria. %elain benda bergerak, 1idusiadapat puladibebankandi atastanah-tanahyangtidakdapat dijaminkanmelalui hipotik, seperti hak2pakai dan hak sewa. 6engenai hak pakai se2ara tegas Undang-Undang Pokok 7graria tidakmengaturnya walaupun memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dijadikan sebagai jaminan hutang.%eminar (asional tentang .idusia, menurut para ahli hukummempermasalahkan apakahpersoalan1idusiadibiarkanhidup dalambentukhukumtidaktertulisatau2ukuphanya diatur dalamyurisprudensi atau dikukuhkan dalam Undang-Undang (omor 1* 0ahun 1+!8 tentang -umah %usun.Pengertian1idusiayangter2antumdalamPasal 1angka!membawaperubahanyuridisyang2ukupberarti dalam perkembangan jaminan 1idusia. %elanjutnya Pasal 1" dengan tegas mengatur bahwa satuanrumah susun dapat dijaminkan dengan ikatan 1idusia, kalau tanah milik bersama di atas mana rumahsusun itu berdiri berstatus Hak Pakai 6ilik (egara.Pengakuan 1idusia juga diikuti oleh Undang-Undang (omor 3 0ahun 1++" tentang Pemukimandan Perumahan mengatur pemilikan rumah sebagai objek jaminan 1idusia berdasarkan asas pemisahanhorisontal terlepas dari hakatas tanahnya. Pengaturanjaminan1idusiase2araparsial dalamkeduaUndang- Undang tersebut dirasakan kurang memadai dan belum sempurna untuk menjawab tantanganperkembanganhukummasyarakat khususnyadalamlalulintasperkreditan. 6emperhatikankeadaanseperti itu, maka kemudian diterbitkan Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia.Kehadiran Undang-Undang ini diharapkan dapat menjawab segala permasalahan hukumyangmenyangkut lembaga jaminan 1idusia.Penjelasan di atas menunjukkan bahwa sebelum lahirnya Undang- Undang (omor 3" 0ahun 1+++tentang Jaminan .idusia telah ada peraturan yang berkaitan dengan 1idusia. Pertama, Pasal 18 Undang-Undang(omor30ahun1++"tentangPerumahandanPemukimanyangmenentukanbahwarumah-rumah yang dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh pihak lain dapatdibebani dengan jaminan 1idusia. Kedua, Undang-Undang (omor 1* 0ahun 1+!8 tentang -umah %usun,mengatur mengenai hak milik atas satuan rumah susun yang dapat dijadikan jaminan hutang dengandibebani 1idusia jika tanahnya tanah hak pakai atau tanah negara.Kedua peraturan dimaksud sudah tidak memadai lagi dan tidak memberikan jaminan kepastianhukumbiladilihat dari segi perkembanganpenggunaanjaminan1idusiayangsemakinmeningkat.Kehadiran Undang- Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia dimaksudkan untukmenampungkebutuhanmasyarakat mengenai pengaturanjaminan1idusiasebagai salahsatusaranauntuk membantu kegiatan usaha dan untuk memberi kepastian hukumkepada para pihak yangberkepentingan.DengandiundangkannyaUndang-Undangjaminan1idusiamemberikankepastianhukummengenaipemberian kredit dengan jaminan benda bergerak yang masih dalam penguasaan debitur atau pemberi1idusia. Undang-Undang tentang jaminan 1idusia tersebut sangat lama ditunggu masyarakat perbankanbertujuanmemberikanketentuanhukumyangjelasdanlengkapmengenai lembagajaminan1idusiasehingga dapat membantu dunia usaha untuk mendapatkan dana dari perbankan dengan jaminan bendabergerak yang masih dikuasai debitur. 6enjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pihak-3pihakyangberkepentingan#kreditur dandebitur$ dalammenyediakanpendanaandenganjaminan1idusia.DalamsuatuUndang-Undang, kepastianhukummeliputi duahal, yakni 4 pertama, kepastianperumusan norma dan prinsip hukum yang tidak bertentangan satu dengan yang lainnya baik dari pasal-pasal Undang-Undang itu se2ara keseluruhan maupun kaitannya dengan pasal-pasal lainnya yang beradadi luar Undang-Undangtersebut. Kedua, kepastiandalammelaksanakannorma-normadanprinsip-prinsip hukum Undang-Undang tersebut. Jika perumusan norma dan prinsip hukum itu sudah memilikikepastianhukumtetapi hanyaberlakuse2arayuridissajadalamarti hanyademi Undang- Undangsemata-mata, berarti kepastianhukumitutidakpernahmenyentuhkepadamasyarakatnya. Denganperkataan lain, peraturan hukum yang demikian disebut dengan norma hukum yang mati (doodregel)atau hanya sebagai penghias yuridis dalam kehidupan manusia.4. Subjek dan bjek Jaminan Fidusia4.1 Subjek Jaminan Fidusia%ubyek hukum dalam jaminan 1idusia adalah para pihak yang terlibat dalam pembuatan perjanjianatau akta jaminan 1idusia. Dalam jaminan 1idusia, ada pihak yang dikatakan sebagai penerima 1idusia#kreditur)bank$ dan pihak pemberi 1idusia #debitur$.Dalam Pasal 1 angka ! #delapan$ Undang-Undang (omor 3" tentang Jaminan .idusia, krediturmempunyai pengertianyaitupihakyangmempunyai piutangkarenaperjanjianatauundang-undang.Jadikredituradalahpihakyangmempunyai piutangatauyangmemberikankreditataumemberikanhutang kepada pihak lain. %ingkatnya kreditur adalah pihak yang memberikan kredit atau pinjaman.Kamus &esar &ahasa 'ndonesia menyatakan 45Debitur adalah orang atau lembaga yang berutang kepada orang atau lembaga lain5.Dalampasal 1 ayat #8$ Undang-Undang Jaminan.idusia(omor3" 0ahun 1+++ menyebutkanbahwa !emberi "idusia #debitur$ ada%a& orang perorangan atau korporasi pemilik &enda yang menjadiobjekJaminan.idusia, sedangkandalampasal 1ayat #*$menyebutkan, penerima1idusia#kreditur)bank$ adalah orang perorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamindengan Jaminan .idusia. Untuk membuktikan bahwa benda yang menjadi objek Jaminan .idusia miliksah pemberi 1idusia, maka harus dilihat bukti-bukti kepemilikan benda-benda jaminan tersebut.Penerima1idusiamemiliki hakuntukmendapatkanpelunasanutangyangdiambil dari nilai objek1idusia dengan 2ara menjual oleh kreditur sendiri ataupun melalui pelelangan umum.4.2 bjek Jaminan Fidusia9bjek jaminan 1idusia adalah benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud danbendatidakbergerakkhususnyabangunanyangtidakdapat dibebani haktanggunganatauhipoteksebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang (omor 3 0ahun 1++* tentang Hak 0anggungan.46enurut Undang-undang Jaminan .idusia benda adalah segala sesuatu yang dapat dimilikidandialihkan, baikyangberwujudmaupuntidakberwujud, yangterda1tar maupunyangtidakterda1tar,yangbergerakmaupuntidakbergerakyangtidakdapat dibebani haktanggunganatauhipotek #pasal 1 angka 3$.%elainbendayangsudahdimiliki padasaat dibuatnyaJaminan.idusia, jugabendayangdiperolehkemudiandapatdibebanidenganJaminan.idusia. Ketentuaniniberarti bahwabendatersebut demi hukum akan dibebani dengan Jaminan .idusia pada saat benda dimaksud menjadimilik pemberi 1idusia. Pembebanan Jaminan .idusia atas benda, termasuk piutang, yang diperolehkemudian tidak perlu lagi dibuat perjanjian Jaminan .idusia tersendiri.Dimungkinkannya pembebanan Jaminan .idusia atas benda yang diperoleh kemudian sangatmembantu dan menunjang pembiayaan pengadaan)pembelian persediaan bahan baku, bahanpenolong dan benda jadi.Dengan lahirnya Undang-Undang Jaminan .idusia, yang menjadi objek jaminan 1idusia menjadilebih jelas, yaitu menga2u pada beberapa pasal dari Undang-Undang tersebut antara lain Pasal 1 ayat 3,Pasal +, Pasal 1/ dan Pasal "/. &enda-benda yang menjadi objek jaminan 1idusia adalah41. &enda tersebut harus dapat dimiliki dan dialihkan se2ara hukum:". &enda bergerak berwujud;ontohnya4 kendaraan bermotor seperti mobil, bus, tru2k, sepeda motor dan lain-lain: mesin-mesin pabrik yang tidak melekat pada tanah)bangunan pabrik: perhiasan: alat in Undang-Undang (omor3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia, yaitu 41. Utang yang telah ada artinya besarnya utang yang ditentukan dalamperjanjian kredit atauperjanjianlainnya. &esarnyautangyangadadalamperjanjiankredit merupakanjumlahutangmaksimum atau disebut plafond kredit. %ering terjadi jumlah plafond kredit yang ter2antum dalamperjanjiankredittidakseluruhnyaditarikolehdebitursehinggajumlahutangyangsebenarnyatidak sama dengan jumlah plafond dalam perjanjian kredit. 9leh karena itu besarnya utang telahada, dapat menggunakan bukti tambahan berupa rekening koran atau bukti lainnya yangdikeluarkan bank. -ekening koran yang diterbitkan bank inilah merupakan bukti besarnya jumlahutang riil yang ada yang dijamin pelunasannya dengan jaminan 1idusia.". Utang yang akan timbul dikemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu. Utangyangakantimbul di kemudianhari atauyangakanadaini misalnyautangyangtimbul daripembayaran yang akan dilakukan oleh kreditur untuk kepentingan debitur dalamrangkapelaksanaan garansi bank. Utang ini merupakan utang yang akan ada karena terjadinya di masaakan datang tetapi jumlahnya utang sudah bisa ditentukan sesuai komitmen kreditur untukmembayar bankgaransi akibat debitur tidakmemenuhi kewajibannyakepadapenerimabankgaransi #pihak yang dijamin$.. Utangyangpada saat eksekusidapatditentukanjumlahnya berdasarkan perjanjiankredityangmenimbulkankekayaan memenuhi suatu prestasi. Pada saat eksekusi terhadapjaminan1idusia,kreditur akan menentukan jumlah utang riil debitur berdasarkan perjanjian kredit atau rekeningkoran yang meliputi penarikan hutang pokok, bunga, denda keterlambatan dan biaya-biayalainnya yang dikeluarkan kreditur. &erdasarkan bukti-bukti tersebut jumlah utang dapatditentukan pada saat kreditur akan mengajukan eksekusi.e. Jaminan .idusia dapat menjamin lebih dari satu utangPasal ! Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia mengatur bahwa jaminan1idusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima 1idusia atau kepada kuasa atau wakil daripenerima 1idusia tersebut. Dari ketentuan pasal ini, maka benda jaminan 1idusia dapat dijaminkanoleh debitur kepada kreditur hanya berlaku dalam rangka pembiayaan kredit se2ara konsorsium atausindikasi.7rtinyaseorangkrediturse2arabersama-samadengankrediturlain#se2arakonsorsiumatausindikasi$ memberikankredit kepadaseorangdebitur dalamsatuperjanjiankredit. Jaminan81idusia yang diberikan debitur digunakan untuk menjamin kepada semua kreditur itu se2ara bersama.7ntara kreditur satu dengan kreditur lainnya mempunyai kedudukan yang sama atas jaminan 1idusia,tidak ada kreditur yang memiliki peringkat yang lebih tinggi dibanding debitur lain.Dari ketentuan Pasal ! Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia ini tidakberlaku ketentuan pemegang jaminan peringkat pertama, pemegang jaminan 1idusia peringkat keduaterhadapkreditur yangmemberikankredit se2arabilateral kepadaseorangdebitur.0idakadanyaperingkat jaminan 1idusia dengan peringkat utama, kedua dan seterusnya dapat menga2u pada Pasal1> Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia yang mengatur bahwa pemberi1idusia dilarang melakukan 1idusia ulang terhadap benda yang menjadi obyek jaminan 1idusia yangsudah terda1tar.Halini berbedadenganHak 0anggunganyangmengenal peringkatHak0anggunganpertama,keduadanseterusnyayangberlakubagi kreditur dalammemberikankredit kepadadebitur baikdilakukan se2ara bersama-sama dengan kreditur lain atau konsorsium atau sindikasi maupun se2arabilateral atau masing-masing kreditur.1. Jaminan .idusia mempunyai kekuatan eksekutorialKreditur sebagai penerima 1idusia mempunyai hak untukmengeksekusi benda jaminan biladebitur 2idera janji. Hak untuk mengajukan eksekusi tersebut berdasarkan Pasal 18 ayatUndang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan .idusia yang mengatur apabila debitur 2idera janji,kreditur sebagai penerima 1idusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan1idusiaataskekuasaansendiri. Hakuntukmenjual obyekjaminan1idusiaataskekuasaansendirimerupakan perwujudan dari serti1ikat jaminan 1idusia yang mempunyai kekuatan eksekutorial yangsama dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.Hal ini ditegaskan dalam Pasal 18 ayat #1$ dan #"$ Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentangJaminan .idusiayang artinya menegaskan %erti1ikat Jaminan.idusia yang di2antumkan kata-kataDe!i "eadilan#erdasarkan "etuhanan $ang %aha &sa mempunyai kekuatan eksekutorial yangsama denganputusan pengadilan yangtelahmemperolehkekuatanhukumtetap. Dengan si1ateksekutorialinijikadebitur2iderajanjimaka kreditursebagaipenerima1idusia dapatmelakukanpenjualan benda jaminan se2ara langsung dengan bantuan Kantor Belang atau tidak dengan bantuanKantorBelangdantidakperlumemintafiatdari pengadilan. Hakkredituruntukmenjual sendiribenda jaminan dinamakan 'arate &ksekusi.g. .idusia mempunyai si1at spesialitas dan publisitas%i1at spesialitas adalah uraian yang jelas dan rin2i mengenai obyek jaminan 1idusia. &enda yangmenjadi obyek jaminan 1idusia harus diuraikan se2ara jelas dan rin2i dengan 2ara mengidenti1ikasi9benda jaminan tersebut, dijelaskan mengenai surat bukti kepemilikannya dalam7kta Jaminan.idusia.%i1at publisitas adalah berupa penda1taran 7kta Jaminan .idusia yang merupakan aktapembebanan benda yang dibebani Jaminan .idusia. Penda1taran 7kta Jaminan .idusia dilakukan diKantor Penda1taran .idusia tempat dimana Pemberi .idusia berkedudukan. Untuk bendabenda yangdibebani Jaminan .idusia tetapi berada di luar wilayah (egara -epublik 'ndonesia tetap dida1tarkandi kantor Penda1taran .idusia di 'ndonesia dimana pemberi 1idusia berkedudukan. Dengandilaksanakan penda1taran benda yang dibebani jaminan 1idusia di Kantor Penda1taran .idusia, makamasyarakat dapat mengetahui bahwa suatu benda telah dibebani Jaminan .idusia sehinggamasyarakat akan berhatihati untuk melakukan transaksi atas benda tersebut dan sekaligusmemberikan jaminan kepastian terhadap kreditur lainnya mengenai benda yang telah dibebanijaminan1idusia.Penda1taran bendayang telah dibebani jaminan 1idusia ini untukmemenuhi asaspublisitas seperti ter2antum pada Pasal 11 Undang-Undang (omor 3" 0ahun 1+++ tentang Jaminan.idusia yang mengatur bahwa benda yang dibebani dengan jaminan 1idusia wajib dida1tarkan.h. .idusia berisi hak untuk melunasi utangPada umumnya si1at ini ada dalam setiap hak jaminan yang menjamin pelunasan utang, sepertiHak 0anggungan juga memiliki si1at ini. %i1at ini sesuai 1ungsi setiap jaminan yang memberikan hakdan kekuasaan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan jaminan tersebutbiladebitur2iderajanji bukanuntukdimiliki kreditur.Ketentuanini bertujuanuntukmelindungidebitur dari tindakansewenang-wenangkreditur. %eandainyadebitur setujumen2antumkanjanjibahwa benda yang menjadi obyek 1idusia akan menjadi milik debitur jika debitur 2idera janji makaolehUndang-Undangjanji sema2amitubatal demi hukum. &atal hukumartinya sejaksemuladianggap tidak pernah ada sehingga tidak perlu dilaksanakan #