Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

16
4.5. PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR 4.5.1. Jaringan Jalan Jaringan jalan dibutuhkan terutama untuk memberikan akses bagi kawasan permukiman, kawasan industri dan kawasan khusus lainnya, menghubungkan antara kawasan yang satu dengan lainnya dan menghubungkan antara kawasan minapolitan dengan kawasan hinterland. Secara umum, kebutuhan jaringan jalan di dalam kawasan meliputi jalan utama, jalan sekunder dan jalan tersier. a. Jalan utama Jalan utama di dalam kawasan dirancang dengan lebar minimal 8 m, dengan tujuan menampung lalu lintas utama dari dan ke luar kawasan dengan berbagai jenis moda seperti truk besar, truk, bus, mobil, sepede motor, dll. Untuk itu jenis jalan ini memiliki kelas I atau II. Yang termasuk dalam kategori jalan utama dalam kawasan minapolitan ini adalah Jalan Mulawarman, merupakan jalan antar kota yang menghubungkan Balikpapan dengan Kutai Kartanegara. Jalan ini memiliki DAMIJA 15 m, dengan lebar perkerasan 7 m, 2 lajur, 2 arah. Panjang segmen jalan Mulawarman yang masuk dalam kawasan minapolitan ± 550 m.

Transcript of Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Page 1: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

4.5. PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

4.5.1. Jaringan Jalan

Jaringan jalan dibutuhkan terutama untuk memberikan akses bagi kawasan

permukiman, kawasan industri dan kawasan khusus lainnya, menghubungkan antara

kawasan yang satu dengan lainnya dan menghubungkan antara kawasan minapolitan dengan

kawasan hinterland.

Secara umum, kebutuhan jaringan jalan di dalam kawasan meliputi jalan utama, jalan

sekunder dan jalan tersier.

a. Jalan utama

Jalan utama di dalam kawasan dirancang dengan lebar minimal 8 m, dengan tujuan

menampung lalu lintas utama dari dan ke luar kawasan dengan berbagai jenis moda

seperti truk besar, truk, bus, mobil, sepede motor, dll. Untuk itu jenis jalan ini

memiliki kelas I atau II.

Yang termasuk dalam kategori jalan utama dalam kawasan minapolitan ini adalah

Jalan Mulawarman, merupakan jalan antar kota yang menghubungkan Balikpapan

dengan Kutai Kartanegara. Jalan ini memiliki DAMIJA 15 m, dengan lebar perkerasan

7 m, 2 lajur, 2 arah. Panjang segmen jalan Mulawarman yang masuk dalam kawasan

minapolitan ± 550 m.

Page 2: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Jalan Mulawarman sebagai jalan utama kawasan Minapolitan

Secara fisik, kualitas jalan ini cukup baik. Namun, dalam rangka mengantisipasi

perkembangan permintaan lalu lintas khususnya ketika permintaan perjalanan ke

kawasan minapolitan semakin meningkat seiring dengan keberhasilan

pembangunan di kawasan minapolitan, maka dibutuhkan pelebaran perkerasan

jalan menjadi minimal 4 lajur, 2 arah dengan atau tanpa median.

b. Jalan sekunder

Jalan sekunder dalam kawasan adalah jalan yang menghubungkan antara jalan

utama dengan kawasan utama di dalam kawasan minapolitan seperti kawasan

industri, kawasan permukiman, dan kawasan khusus lainnya. Jalan sekunder

berfungsi menyebarkan lalu lintas dari jalan utama dan menyalurkan lalu lintas dari

jalan lingkungan atau tersier.

Jalan sekunder dalam kawasan dirancang dengan lebar minimal 7 m, 2 lajur, 2 arah.

Panjang keseluruhan jaringan jalan sekunder yang direncanakan ± 1.600 m. Yang

termasuk dalam jalan sekunder dalam kawasan minapolitan ini adalah seperti yang

digambarkan dalam Gambar.

Page 3: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Jaringan jalan sekunder dalam kawasan Minapolitan

Secara fisik, sebagian jalan sekunder merupakan jalan lama (eksisting) dan sebagian

lainnya merupakan jalan baru. Pengembangan jalan lama tetap diperlukan terutama

untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas jalan agar dapat menunjang kawasan

lebih optimal.

c. Jalan tersier

Jalan tersier dalam kawasan adalah jalan yang menghubungkan antara peruntukan

lahan terkecil dengan jalan sekunder. Jalan tersier menampung lalu lintas moda

sedang sampai kecil seperti truk kecil, mobil, sepeda motor dan kendaraan tak

bermotor. Untuk itu jalan ini dirancang dengan lebar maksimal 6 m, 2 lajur, 2 arah.

Panjang rencana keseluruhan jalan tersier dalam kawasan ini ± 2400 m. Yang

termasuk dalam jalan tersier dalam kawasan minapolitan ini adalah seperti yang

tergambar dalam jaringan di Gambar.

Page 4: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Jaringan jalan tersier dalam kawasan Minapolitan

Secara fisik, jaringan jalan tersier terdiri dari jalan lama (eksisting) dan jalan baru.

Kedua-duanya membutuhkan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan

kapasitas jalan sehingga dapat menunjang pengembangan kawasan secara lebih

optimal.

4.5.2. Jaringan Drainase

Jaringan drainase dalam kawasan dikembangkan dengan tujuan untuk menyalurkan air

hujan yang jatuh dalam kawasan menuju ke sungai atau laut sehingga tidak terjadi genangan

dalam kawasan. Dalam rangka menjaga kawasan tetap bersih dan terhindar dari polutan,

maka drainase tidak diarahkan untuk mengalirkan air limbah domestik maupun industri.

Untuk keperluan air limbah,maka akan dibuatkan sistem prasarana lain.

a. Konsep jaringan drainase kawasan

Berdasarkan kondisi topografinya yang sebagian besarnya rata dan menurun ke

arah sisi laut dan sungai dan berdasarkan rencana pemanfaatan tepian pantai

sebagai kawasan wisata, maka konsep jaringan drainase kawasan dirancang

sebagao berikut:

Page 5: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

1) Sebagai saluran pembuang adalah sungai Manggar

2) Saluran utama semuanya diarahkan menuju ke arah sungai

3) Saluran-saluran lainnya menuju kearah saluran utama

Berdasarkan keinginan untuk menjaga agar kawasan tetap bersih dan sungai tetap

terhindah dari potensi sedimentasi yang besar, maka:

1) Semua outlet saluran drainase harus diberi penjebak lumpur (grid chamber) dan

kisi-kisi penahan sampah (trash rack)

2) Semua saluran harus diperkeras dengan konstruksi batu-bata/batukali/beton

b. Sistem drainase kawasan

Didasari oleh konsep pengembangan jaringan drainase dalam kawasan

sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka rencana sistem jaringan drainase

dalam kawasan Minapolitan adaah sebagai berikut:

1) Saluran pembuang

Sebagai saluran pembuang adalah Sungai Manggar yang membentang dan

membelah kawasan Minapolitan dari arah Selatan ke Utara. Lebar sungai ini

rata-rata 75 m dengan kedalaman sekitar 6 m.

Pada kondisi pasang, ketinggian muka air terhadap level kawasan sekitar – 1 m,

dan dalam kondisi surut pada -2 m. Dengan kondisi ini maka Sungai Manggar

dapat berfungsi sebagai saluran pembuang secara sempurna.

Page 6: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Sungai Manggar sebagai saluran pembuang di kawasan Minapolitan

2) Jaringan primer

Jaringan primer adalah saluran-saluran yang terhubung dengan sungai sebagai

pembuang kearah laut. Saluran-saluran ini dapat disebut saluran primer.

Saluran primer dirancang dengan kedalaman minimal 0,75 m dan lebar 1,0 m

dengan bentuk persegi panjang. Bentuk persegi panjang dapat relatif

menghemat ruang.

Page 7: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Jaringan primer drainase di kawasan Minapolitan

3) Jaringan sekunder

Jaringan sekunder adalah saluran-saluran yang menuju ke saluran primer.

Saluran-saluran dalam jaringan sekunder disebut saluran sekunder. Saluran

sekunder dalam kawasan ini dirancang dengan kedalaman minimal 0,5 m dan

lebar minimal 0,70 m.

Page 8: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Jaringan sekunder drainase di kawasan Minapolitan

4) Jaringan tersier

Jaringan tersier adalah saluran-saluran yang terhubung dengan saluran

sekunder. Saluran-saluran dalam jaringan tersier dapat disebut saluran tersier.

Saluran tersier dalam kawasan dirancang dengan kedalaman minimal 0,3 m dan

lebar 0,5 m.

Page 9: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Gambar Jaringan tersier drainase di kawasan Minapolitan

5) Saluran bangunan

Saluran bangunan adalah saluran yang mengelilingi tiap bangunan dan

mengalirkan air hujan yang berasal dari bangunan.

4.5.3. Prasarana Persampahan

Prasara persampahan disediakan di dalam kawasan dengan tujuan untuk menampung

sampah-sampah sisa kegiatan industri, permukiman, dan jasa di dalam kawasan. beberapa

jenis sampah yang diperkirakan timbul adalah sampah domestik, sampah barang-barang

bekas, sampah bekas pengolahna ikan, dsb.

Jika dikelompokan, sampah dibedakan atas sampah organik yang berupa sampah dari

organisme hidup seperti tumbuhan dan hewan dan sampah non organik yang berupa

sampah-sampah seperti barang elektronik, kayu, besi, kaca, dsb.

Prasarana sampah yang disediakan dalam kawasan berupa tempat pembuangan

sementara (TPS), tong sampah, dan gerobak sampah.

a. Konsep pengelolaan sampah kawasan

Page 10: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Pada prinsipnya, sampah tidak diolah mandiri dalam kawasan disebabkan

keterbatasan lahan yang ada. Oleh karena itu, semua sampah yang ada akan

dibuang ke luar kawasan menuju Tempat Pengelolan Akhir (TPA) Kota Balikpapan

yang berada di luar kawasan Minapolitan ini.

Untuk itu, skema pengelolaan sampah kawasan adalah sebagai berikut:

1) Sampah dari bangunan dikumpulkan dalam tong sampah

2) Sampah dari tong sampah kemudian diangkut setiap pagi oleh petugas dengan

menggunakan gerobak sampah menuju TPS

3) Dari TPS, sampah diangkut oleh truk menuju ke TPA setiap siang hari

Dengan begitu, sampah yang timbul dalam kawasan tidak menumpuk terlalu lama

sehingga menyebabkan pencemaran.

Gambar Skema pengelolaan sampah kawasan

b. Rencana penyediaan prasarana sampah

Berdasarkan pada konsep pengelolaan sampah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat disusun rencana pengembangan prasarana persampahan sebagai

berikut:

1) Kebutuhan tong sampah

Jumlah tong sampah yang dibutuhkan diproyeksikan sebanyak 1.500 buah. Tong

sampah berupa wadah plastik dengan ukuran 60 liter.

Page 11: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

2) Kebutuhan TPS

Jumlah TPS yang dibutuhkan diperkirakan sebanyak 3 buah. TPS berupa wadah

terbuat dari kontainer besi dengan kapasitas 7-8 m3.

3) Kebutuhan gerobak sampah

Jumlah kebutuhan gerobak sampah diperkirakan sebanyak 3 buah. Setiap

gerobak sampah akan mengangkut setiap 500 bangunan per harinya. Kapasitas

gerobak sampah rata-rata 0,75 m3.

4) Kebutuhan truk sampah sebanyak 1 buah

Kebutuhan truk sebanyak sebanyak 1 buah. Truk berupa truk dengan jangkar

atau disebut arm roll truk.

Page 12: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Kebutuhan tersebut di luar kawasan khusus seperti untuk industri karena biasanya

mempunyai jenis sampah yang berbeda. Untuk kawasan industri, dikenakan aturan

sebagai berikut:

1) Setiap kawasan industri harus menyediakan container sampah sendiri didalam

kawasan

2) Kawasan industri dapat mengangkut container dengan menggunakan truk

sendiri atau menggabungkan pengangkutan dengan truk milik pemerintah

Gambar Lokasi penempatan TPS di kawasan Minapolitan

Page 13: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

4.5.4. Prasarana Air Limbah

Air limbah dihasilkan dari aktivitas atau kegiatan domestik, industri dan jasa. Sifat dari

air limbah umumnya menimbulkan bau karena merupakan sisa kegiatan yang tidak terpakai

(effluent) dan dalam bentuk cair.

Air limbah perlu dikelola sedemikian rupa agar tidak menimbulkan dampak bagi

kesehatan dan pencemaran terhadap lingkungan khususnya terhadap air karena biasanya

mengandung unsur-unsur yang membahayakan bagi mahkluk hidup. Beberapa dampak air

limbah terhadap kawasan yang mudah diperkirakan adalah bau tak sedap, pencemaran air

sungai dan laut, pencemaran tanah, kerusakan bakau, kerusakan habitat ikan, dsb.

Prasarana air limbah dapat berupa sistem yang sederhana sampai yang mahal.

Penerapannya sangat tergantung kepada biaya yang tersedia, kecocokan dengan sistem

dalam kawasan dan konsep pengelolaan yang ingin diaplikasikan.

a. Konsep pengelolaan air limbah

Berdasarkan pertimbangan biaya dan kemudahan dalam operasional, maka konsep

pengelolaan air limbah dalam kawasan dibagi sebagai berikut:

1) Kawasan industri

Untuk kawasan industri, pengelolaan air limbah harus menggunakan IPAL.

Industri tidak diperkenankan membuang air limbah ke saluran drainase atau

badan air lainnya.

2) Kawasan perdagangan jasa

Untuk kawasan perdagangan dapat menggunakan sistem IPAL komunal yang

lebih murah karena air limbah yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Sistem yang

agak murah misalnya adalah sistem bio septicktank komunal.

3) Kawasan permukiman

Untuk kawasan permukiman, sistem diarahkan menggunakan:

i) Bio septick tank untuk menampung limbah tinja dan urinoir

Page 14: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

ii) Resapan untuk menampung air sisa kegiatan domestik

b. Rencana pengelolaan limbah kawasan

Berdasarkan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rencana pengelolaan

air limbah dalam kawasan direncanakan seperti dalam gambar.

Gambar Lokasi penempatan TPS di kawasan Minapolitan

4.5.5. Jaringan Listrik

Kawasan industri

Kawasan perdagangan/jasa

Kawasan permukiman

Page 15: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan

Secara umum, penyediaan listrik untuk kawasan diarahkan dengan memanfaatkan

jaringan listrik Kota Balikpapan yang menggunakan layanan PLN. Namun dalam rangka untuk

menunjang kegiatan kawasan agar lebih otimal, maka perlu disediakan sistem listrik alternatif

seperti Genset, tenaga angin, tenaga surya, dsb.

Rencana pengembangan layanan kelistrikan dikawasan selanjutnya dirancang sebagai

berikut:

a. Kawasan industri

Kawasan industri disarankan memiliki sumber listrik cadangan berupa:

1) generator set (GENSET)

2) tenaga angin atau surya

b. Kawasan perdagangan dan jasa

Utamanya menggunakan layanan PLN. Kawasan perdaganngan dan jasa disarankan

memiliki sumber listrik cadangan berupa generator set (GENSET).

c. Kawasan permukiman

Kawasan permukiman diarahkan menggunakan layanan PLN

d. Lampu penerangan jalan

Lampu-lampu penerangan jalan diarahkan menggunakan lampu tenaga surya.

Page 16: Penyediaan Infrastruktur Minapolitan Balikpapan