Penyakit infeksi tenggorok
-
Upload
burhan-al-dy -
Category
Documents
-
view
298 -
download
7
description
Transcript of Penyakit infeksi tenggorok
1
PENYAKIT INFEKSI TENGGOROK
Prof. Sri Harmadji,dr.SpTHT-KL(K)
Bag I. Penyakit THT-KLFK . UWKS
2
B A H A S A NI. TONSILITIS AKUT
II. TONSILITIS KRONIK
III. ADENOIDITIS AKUT
IV. ADENOIDITIS KRONIK
V. FARINGITIS AKUT
VI. FARINGITIS KRONIK
VII. TONSILOFARINGITIS DIFTERI
3
TONSILITIS AKUT Definisi :
Infeksi akut jaringan tonsil
Etiologi : Virus (tersering) H. influenzae Strep. beta-hemolitikus (30 – 40%)
Insiden : Anak 5 – 10 tahun (sering) Dewasa
4
Patologi : Radang jaringan limfoid (folikel) Udim, hiperemi Eksudat detritus
DETRITUS ? BESLAG ? epitel lekosit bakteri
5
Gejala Klinis : Tenggorok rasa kering Nyeri telan hebat – mendadak Anak tidak mau makan “ Referred pain “ Panas tinggi anak kejang Sakit kepala Mual / muntah / nyeri perut
( Strep. beta-hemolitikus )
6
Pemeriksaan : “ Plummy voice “ “ Foetor ex ore “ Ptialismus Tonsil udim, hiperemi, detritus Ismus fausium menyempit Palatum mole, arkus ant./post. udim, hiperemi Kelenjar limfe membesar – nyeri tekan
7
Diagnosa banding : DIFTERI TONSIL pseudomembrane, Bull neck
Penyulit :1. Lokal
- Peritonsilitis (infiltrat peritonsil)
- Abses peritonsil
- Abses parafaring
2. Sistemik (Strep. beta-hemolitikus)
- Glomerulonefritis akut
- Penyakit jantung rematik
- Endokarditis bakterial sub akut
8
Pengobatan :
istirahat makan lunak minum hangat analgesik / antipiretik
( asetosal, parasetamol 3 – 4 x 500 mg )
Antibiotika Diberikan bila ada komplikasi
9
Komplikasi :
1. Abses peritonsil pungsi insisi
2. Abses parafaring pungsi insisi
3. Sistemik tonsil sbg fokal infeksi
indikasi tonsilektomi
10
Edukasi :1. Mencegah penularan (droplet infection)
tdk bergantian alat makan / minum tutup mulut / hidung bila batuk / bersin
2. Meningkatkan kondisi badan olah raga teratur makanan bergizi
3. Meningkatkan daya tahan lokal menghindari iritan
11
12
13
TONSILITIS KRONIK
Definisi :
Infeksi kronik jaringan tonsil kelanjutan dari infeksi
akut berulang tonsil atau infeksi sub klinis
Hipertrofi folikel tonsil membesar
Pada anak sering disertai hipertrofi adenoid
ADENOTONSILITIS kronik
14
Gejala klinis :
A. Keluhan penderita : nyeri telan ringan hebat ( eksaserbasi akut ) rasa mengganjal “ foetor ex ore “ buntu hidung ( ngorok ) adenoid membesar “ adenoid face “ gangguan pendengaran ( adenoid membesar )
15
Gejala klinis ( lanjutan … )
B. Pemeriksaan : tonsil membesar ( T1 , 2 , 3 , 4) tonsil hiperemi kripta melebar detritus atau bila ditekan arkus ant. & post. hiperemi “ adenoid face “ fenomena palatum mole
16
Penyulit :
Sama dengan tonsilitis akut
Adenotonsilitis kronik
Otitis Media Serosa
Sinusitis paranasal kronik
Bronkitis kronik
17
Pengobatan :
Serangan akut sama dengan tonsilitis akut
Tonsilektomi / adenotonsilektomi
bila serangan >4 kali dalam satu tahun
Indikasi Tonsilektomi :
1.
Indikasi Tonsilektomi
• 1. Tonsilitis kronik berulang ( > 4 x / th )• 2. Post abses peritonsil• 3. Post Tonsilitis difteri• 4. Tonsil permagna • 5. Tonsil sbg fokal infeksi• 6. Tumor tonsil ( ganas / jinak )
18
19
Edukasi :
Sama dengan tonsilitis akut
Bila kambuh >4 kali dalam satu tahun Operasi
1 bulan bebas panas. Mengapa?
- mencegah perluasan infeksi
- mencegah komplikasi perdarahan
20
21
ADENOID Jaringan limfoid di dinding nasofaring Letak di dinding posterior, tidak berkapsul Bagian dari cincin Waldeyer Pada anak sampai pubertas Umur 12 tahun mengecil Umur 17 – 18 tahun menghilang
Fungsi:Sistem pertahanan tubuh pertama (lokal) sal. nafasmemproduksi limfositMembentuk antibodi spesifik (Ig)
22
23
24
25
MASSA ADENOID ( batas bawah tampak tegas )
26
I. ADENOIDITIS AKUT
Definisi :Radang akut dari adenoid pada bayi – anak <12 tahun
Gejala klinis : 1. Keluhan ( dari ibunya ) : panas tinggi konvulsi buntu hidung bayi tdk dapat menyusu gelisah, lapar, berat badan menurun, disertai pilek 2. Pemeriksaan ( dikerjakan pd anak besar & kooperatif ):
RA : adenoid udim, hiperemi, sekret , fenomena palatum mole
RP : adenoid hiperemi (sulit) endoskopi biasanya bersamaan dng tonsilitis akut
27
I. ADENOIDITIS AKUT
Terapi :
antibiotika (ampicillin, amoxicillin, amoxiclav, macrolide)
simtomatis (antipiretik)
Komplikasi :
melalui tuba eustakius kavum timpani OMSA
ke bawah laring, trakeitis, bronkitis, bronkopnemoni
Sinusitis akut
28
II. ADENOIDITIS KRONIS Etiologi :
Post nasal drip sekret kavum nasi jatuh ke belakang Sekret berasal dari : sinus maksilaris & ethmoid
Gejala klinis : Karena ada hipertofi adenoid buntu hidungAKIBAT NYA : rinolalia oklusa ( bindeng ) krn koane tertutup mulut terbuka utk bernapas
muka terkesan bodoh ( adenoid face ) aproseksia nasalis ( nyeri kepala ok buntu hidung ) pilek dan batuk nafsu makan menurun oklusio tuba pendengaran menurun
29
II. ADENOIDITIS KRONIS Pemeriksaan:
RA : Adenoid membesar Phenomena palatum mole (-)
RP : Adenoid membesar dan tidak hiperemi Pemeriksaan tambahan:
Endoskopi dan foto skull lateral soft tissue (adenoid)
30
II. ADENOIDITIS KRONIS
Terapi :
Adenoidektomi ( ADE )
Bila disertai tonsilektomi ( TE ) adenotonsilektomi
( ATE )
Adenoidektomi dilakukan jika:1.Hipertropi menyebabkan gangguan nafas (snooring,OSAS)
gangguan pertumbuhan maxillofacial2.Gangguan pendengaran3.Menyebabkan sinusitis berulang
31
III. FARINGITIS AKUT
Infeksi akut pada mukosa faring dan jar. limfoid faring Etiologi :
- Virus : rhino v., corona v.,v. influenza A & B, parainfluenza,adeno v., resp. syncytial v., entero v.
- Bakteri : streptokokus beta hemolitikus grup A, B, C dan G, stafilokokus, hemofilus, neisseria sp, korine bakterium sp, dll.
Sering bersamaan dengan infeksi akut sal. nafas atas :rinitis akut, nasofaringitis, tonsilitis akut
Naso/Epifaryng, Oro/Mesofaring, Laryngo/hypofaring
32
III. FARINGITIS AKUT
Penyebaran : Droplet infectionGambaran klinik :
- dapat didahului rinitis akut, konyungtivitis, malaise, panas badan, dan nyeri kepala. - nyeri tenggorok yg memberat saat menelan yg dapat menjalar ke telinga ( revered pain )- mukosa faring : hiperemi, udim, t.u. jar. limfoid : tampak garis2 mukopus, kd2 tampak pustular follicles- dapat terjadi limpadenopati klj. Leher- bila menyebar ke laring : suara parau, batuk2
Keluhan :
Tanda :
33
III. FARINGITIS AKUT
Terapi - Umumnya dapat sembuh sendiri (self limiting dis.) dan tidak perlu obat anti virus - Obat simtomatis : bedrest, analgetik-antipiretik- Antibiotik : bila ada komplikasi infeksi bakteri
Komplikasi- Lokal : sinusitis, otitis media, laringitis,
trakeo bronkitis, pneumonia- General :meningitis, ensefalitis, miokarditis
34
35
IV. FARINGITIS KRONIK
Infeksi atau inflamasi yg berlangsung lama dari mukosa faring
Dibagi :- non spesifik- spesifik
36
IV. FARINGITIS KRONIK
Faringitis Kronik Non Spesifik Etiologi :
Beberapa sumber infeksi yg dicurigai berhubungan dengan faringitis kronik non spesifik : sinusitis kronik, gingivitis, bronkiektasis, bronkitis kronis, karies gigi, iritasi
dari rokok atau asap industri
Gambaran Klinis :- rasa tidak enak yg lama di tenggorok- nyeri saat menelan- kd2 ada rasa sakit di telinga
37
IV. FARINGITIS KRONIK
Faringitis Kronik Non Spesifik Lokal : Jaringan limfe pd dind. belakang faring mengalami pembesaran dan kemerahanTerapi :
- Bila ada penyebab yg dicurigai : dihindari / diobati- Dapat dicoba diberi obat kumur ( Gargarisma Kan )
38
IV. FARINGITIS KRONIK
Faringitis Kronik SpesifikEtiologi :
Sifilis, tuberkulosis, toxoplasmosis, lepra, skleroma, jamurGambaran Klinis :
Gejala tgt penyebabMis. ok. - Sifilis : dimulai dgn papula yg kmd pecah
ulkus yg tdk nyeri- Tuberkulosis : lesi multipel yg sangat nyeri
39
IV. FARINGITIS KRONIK
Faringitis Kronik SpesifikDiagnosis :
- Tgt penyebab : seperti pem. Spirochaeta dgn dark field illumination microscopy, pemr serologi VDRL, pemr mikrobiologi / patologi thd Mikobakterium tuberkulosis & foto toraks u/ TBC faring
Terapi :Tgt penyebab, spt : Benzathine penicillin
Obat2 anti TBCDsb.
40
V. TONSILOFARINGITIS DIFTERI
Infeksi akut mukosa faring yg spesifik ok kuman difteri. Biasanya juga mengenai tonsil = difteri faring dan
tonsil (TONSILOFARINGITIS DIFTERI).Juga dpt terjadi pd hidung, laring
Etiologi : Corynebacterium diphtheriae (gram positif)Di negara maju dimana program imunisasi sudah sangat
baik : jarang didapatkanDi USA 200 – 300 kasus / tahunDapat menyebar cepat di tempat :- penduduk terlalu padat- pelayanan kesehatan <
41
V. TONSILOFARINGITIS DIFTERI
Gambaran klinik :- Malaise, panas badan subfebril, sakit kepala, nyeri telan
tidak hebat- Lokal : Bercak bercak putih keabu2an pada tonsil, faring dan uvula
disebut Pseudo membrane ( Beslag )- Pembesaran kel getah bening laher ka & ki ( Bull neck)- Pseudomembran dapat menyebar ke laring obstruksi laring
Tanda beslag / pseudo membran difteria :- Becak putih kotor warna keabu abuan- Melekat erat dengan jaringan dibawahnya berdarah bila dilepas- Meluas keluar tonsil ovula , palatum mole , faring
Karena kuman mengeluarkan toxin nekrosis di jaringan mukosa
42
V. TONSILOFARINGITIS DIFTERI
DD :Tonsilitis oleh karena streptokokus, mononukleosis
Komplikasi :- Sistemik ok penyebaran eksotoksin- Dapat terjadi kematian : * Toxaemia - miokarditis
- defek katup pd jantung- aritmia kegagalan sirkulasi akut- trombositopenia
- Neurologi : - 3-6 minggu ssd onset difteri - paralisa : pal molle, diafragma, otot2 mata,
kadang2 sindr. Guillain-Barre
43
V. TONSILOFARINGITIS DIFTERITerapi :
Px diisolasi scr ketat sp kead akut dilampaui & biakan (-)- Tx didasarkan gambaran klinik
- Difteri ringan ( hidung ) : ADS20.000 IU im- Difteri sedang (tonsil, faring, laring) : ADS 40.000 –
60.000 IU iv, secara tetesan- Difteri berat (dg penyulit) : ADS 100.000 IU iv dg
tetesan- Penisilin prokain 600.000 – 1.2 juta IU/24 jam, im 1-2 x sehari, selama 10 hari Bila alergi thd Penisilin, dpt digunakan Eritromisin 50 mg/kgbb/24 jam (maks 1 gram) oral, 3-4 x sehari, selama 10 hari.- Bila carrier : TONSILEKTOMI (4-6 mgg stlh sembuh)- Imunisasi : penting
44
45