Penyakit Diskus Lmbar
-
Upload
abdur-rahman -
Category
Documents
-
view
105 -
download
0
Transcript of Penyakit Diskus Lmbar
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 1/8
Penyakit Diskus Lumbar
Penyebab diskogenik dari nyeri pinggang secara umum terbagi menjadi salah satu dari tiga
kategori: penyakit diskus degeneratif, gangguan diskus internal, dan herniasi diskus. Nyeri
diskogenik secara klasik digambarkan seperti bandlike dan tereksaserbasi oleh fleksi lumbar,tapi ini tidak selalu terjadi. Ini dapat terjadi unilateral, dapat menjalar ke pantat, dan bahkan
dapat diperburuk dengan ekstensi atau membungkuk (tergantung dari tempat patologi
diskus).
Gangguan Diskus Internal
Bogduk 23
menyatakan gangguan diskus internal sebagai kondisi dimana arsitektur internal
dari diskus terganggu, tetapi permukaan luar tetap normal (yakni tidak ada penonjolan atau
herniasi). Hal ini ditandai oleh degradasi dari nukleus pulposus dan fisura radial yang
mencakup sepertiga bagian luar annulus. Ini hanya dapat didiagnosis dengan postdiskography
CT, yang menunjukkan degradasi dari nukleus dan adanya perluasan dari celah annular.
Meskipun penggunaan diskography masih kontroversial, sebagian besar percaya bahwa
robekan annular (khususnya yang mencapai sepertiga bagian luar annulus, yakni serat-serat
yang terinevasi) dapat menjadi sumber dari nyeri pinggang. Ini harus diingat, bagaimanapun,
seperti sebagian besar abnormalitas pada pencitraan tulang belakang lumbar, robekan annular
atau zona dengan intensitas tinggi terlihat umumnya dengan tanda asimtomatik.
Mekanisme yang diusulkan untuk nyeri yang diturunkan dari gangguan diskus internal
sama dengan penjelasan terdahulu untuk herniasi diskus dan radikulopati; itu, nosisepsi kimia
dari mediator inflamasi dan stimulasi mekanik.
Herniasi Diskus
Terminologi yang digunakan untuk menjelaskan material diskus yang melampaui ruang
diskus intervertebral membingungkan. Herniated disk, herniated nucleus pulposus, disk
protrusion, disk bulge, ruptured disk, dan prolapsed disk adalah semua istilah yang pada
umumnya dipakai, dan kadang-kadang salah digunakan secara sinonim. Displaced disk
material dapat secara awal diklasifikasikan sebagai bulge (material diskus menggantikan
>50% dari lingkar diskus) atau sebagai herniation (<50% lingkar diskus) (Gambar 41-22).57
Herniasi diskus kemudian dapat dibagi menjadi subkelas protrusi atau ekstrusi. Protrusi
diskus dinyatakan sebagai herniasi dengan jarak dari tepi material yang terherniasi kurang
dari jarak tepi pada dasarnya. Ekstrusi diskus terjadi ketika jarak dari tepi material yang
terherniasi melebihi jarak tepi pada dasarnya. Ekstrusi diskus dapat dibagi lebih lanjut
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 2/8
menjadi subkelas sebagai sequestrated jika material diskus yang terekstrusi tidak memiliki
kontinuitas dengan diskus asal. Herniasi diskus juga dapat dinyatakan sebagai contained atau
uncontained tergantung pada integritas dari serat annular luar. Jika serat annular luar masih
utuh, ini dinyatakan sebagai contained disk herniation. Klasifikasi ini tidak ada relevansi
dengan integritas dari ligamen longitudinal posterior.
Lebih dari 95% herniasi diskus lumbar muncul pada sela intervertebra lumbal L4-L5 dan
L5-S1. Urutan berikutnya L3-L4, diikuti L2-L3. Radikulopati lumbosakral umumnya terjadi
secara konsekuen pada L5 dan S1. Herniasi diskus posterolateral adalah yang paling sering
terjadi karena annulus fibrosus paling lemah pada posteriolateral. Diskus posterolateral dapat
mempengaruhi akar saraf karena turun di reses lateral atau sesaat sebelum memasuki foramen
saraf. Lateral atau herniasi ekstraforaminal dapat mempengaruhi akar saraf saat keluar dariforamen saraf, dan herniasi diskus sentral dapat mempengaruhi semua bagian dari kauda
equina, tergantung dari levelnya.
Herniasi diskus dapat menyebabkan respon inflamasi yang dapat mempengaruhi akar
saraf, atau dapat terjadi kompresi mekanik, yang keduanya dapat menyebabkan gejala
radikular. Herniasi diskus, bagaimanapun, dapat juga hanya menyebabkan nyeri aksial.
Mendiagnosa nyeri pinggang diskogenik adalah sebuah tantangan karena kita tahu subjek
tanpa gejala dapat memiliki gambaran herniasi diskus di MRI. Diskografi adalah alatdiagnostik kontroversial untuk nyeri diskogenik (lihat Bab 25). Ini biasanya digunakan
sebagai alat skrining sebelum operasi.
Pengobatan Nyeri Pinggang Diskogenik
Bagian utama untuk pengobatan nyeri pinggan diskogenik adalah konservatif. Karena
kesulitan definitif mendiagnosa ini sebagai sumber nyeri pinggang tidak pengobatan spesifik
yang terbukti. Sebagai konsekuensi, banyak pengobatan konservatif untuk nyeri diskogenik
sama dengan untuk nyeri pinggang seperti telah disebutkan di atas.
Bahkan ketika telah disetujui bahwa etiologi dari nyeri pinggang adalah diskogenik,
pasien masih merespon secara berbeda terhadap berbagai jenis latihan, terutama karena lokasi
dari herniasi diskus secara khas mendikte gerakan tulang belakang lumbar bagian mana yang
dapat meningkatkan nyeri dan yang mana yang tidak (misal, diskus posterolateral
menyebabkan nyeri yang lebih pada saat ekstensi; dan untuk diskus lateral nyeri yang lebih
pada saat ipsilateral side bending). Hal yang tepat untuk mengkhususkan program rehabilitasi
tergantung dengan pergerakan pasien yang dapat dilakukan dengan nyeri yang sedikit, dan
secara perlahan meningkatkan program latihan mereka atau pola gerakan supaya meliputi
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 3/8
lebih banyak bidang gerakan (yang awalnya mungkin menyakitkan) untuk meningkatkan
fungsi tubuh pasien dengan nyeri yang lebih ringan.
Banyak pasien dengan nyeri diskogenik mengalami perkembangan dengan baik dengan
manajemen konservatif. Namun, masih ada beberapa pasien yang tidak respon denganpengobatan konservatif ini. Lebih dari beberapa tahun yang lalu, ada beberapa prosedur
intervensional yang digunakan untuk menangani problem dari nyeri pinggang diskogenik,
bertujuan untuk menghindari operasi. Literatur-literatur mendukung injeksi steroid epidural
sebagai strategi manajemen nyeri untuk herniasi diskus dengan radikulitis. Karena telah
disetujui bahwa herniasi diskus dapat menyebabkan respon inflamasi, injeksi steroid epidural
untuk nyeri diskogenik (tanpa gejala radikular) telah digunakan dan mungkin diindikasikan,
meskipun tidak ada literatur untuk membuktikan ini. Butterman
37
telah memberikan kitabeberapa kriteria potensial untuk peranan dari injeksi steroid epidural pada dugaan degenerasi
diskus dengan gejala. Banyak prosedur diskus per kutaneous yang digunakan, dan yang
terbaru sekarang sedang dikembangkan untuk mengobati pasien dengan dengan nyeri
diskogenik yang telah gagal memberikan respon dengan manajemen konservatif (Kotak 40-4
dan 40-5).173,203
Tidak ada satupun, bagaimanapun, secara definitif menunjukkan hasil yang
lebih baik daripada surgical micro-diskectomy. Literatur dalam manajamen operasi untuk
nyeri diskogenik mirip dengan yang mengenai injeksi steroid epidural, yang menyatakan
bahwa operasi merupakan yang paling efektif dalam meningkatkan gejala tungkai radikular
dan kurang impresif untuk keluhan punggung aksial. Prosedur operasi yang paling umum
dikerjakan adalah diskectomy. Jika terdapat perhatian untuk instabilitas (pada pasien dengan
penyakit degeneratif multilevel signifikan), bagaimanapun, fusi spinal kadang-kadang
dipertimbangkan dengan baik. Akhir-akhir ini penggantian diskus prostesis telah
dipertimbangkan sebagai ganti dari fusi spinal. Literatur, bagaimanapun, tidak
memperlihatkan hasil yang lebih baik dengan arthroplasty diskus dengan fusi, hanya hasil
yang sama. Komplikasi potensial dengan arthroplasty diskus secara signifikan lebih
dipertimbangkan, bagaimanapun, tidak jelas siapa yang akan mendapat manfaat dari
arthtroplasty diskus daripada fusi lumbar.
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 4/8
Prosedur untuk Herniasi Diskus dan Radikulopati (Nyeri Tungkai >> Nyeri Aksial)
Injeksi steroid epidural
Prosedur dekompresi diskus perkutaneus
o Kemonukleolisis
Ozon
o Termal
Laser
o Mekanikal
Alat otomatis
Nukleoplasti radiofrekuensi: koblasi
Operasi
Prosedur untuk Nyeri Pinggang Diskogenik (Gangguan Diskus Internal) (Nyeri Aksial
>> Nyeri Tungkai)
Steroid intradiskal
Annuloplasti
Fusi lumbar
Arthroplasty diskus
Spondylolysis
Spondylolysis adalah defek pada pars interartikularis dan merupakan penyebab yang umum
dari nyeri pinggang pada anak dan remaja. Hipotesa yang paling sering dinyatakan untuk
mekanisme cederanya adalah hiperekstensi repetitif pada tulang belakang imatur, dan sering
dilaporkan pada remaja pesenam dan pesepakbola. Fraktur akut dari cedera hiperekstensi
parah juga memungkinkan tapi jarang dilaporkan. Defek bagian juga telah dilaporkan pada
individu non atletik. Pada anak yang sedang tumbuh, defek jarang terlihat sebelum mulai
berjalan dan paling sering muncul pada umur 7 sampai 8 tahun. Peningkatan insidensi
muncul selama pertumbuhan remaja antara umur 11 dan 15 tahun. Defek bagian muncul
sebagai akibat dari kombinasi displasia herediter dari bagian dan stres repetitif dari tulang
belakang karena berjalan dan ekstensi. Defek unilateral atau bilateral dapat muncul, tapi
keterlibatan bilateral mungkin muncul sebagai hasil spondylolisthesis. Sembilan puluh persen
dari lesi ini muncul pada level L5-S1.
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 5/8
Pasien biasanya mengeluh nyeri pinggang yang dieksaserbasi oleh ekstensi dan
diringankan oleh istirahat atau pembatasan aktivitas. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan
nyeri tekan fokal, nyeri dengan ekstensi lumbar, dan ketegangan harmstring (Gambar 40-23).
Pemeriksaan neurologis biasanya normal. Jika spondylolisthesis muncul, palpable step off
dengan pemeriksaan prosesus spinosus mungkin muncul. Penilaian radiografik ideal untuk
dugaan bagian yang cedera masih jadi perdebatan. Radiografi polos terbatas digunakan untuk
mendiagnosa spondylolysis dengan gejala. Gambaran oblik dapat memperlihatkan defek
bagian dengan baik; bagaimanapun, sensitivitas deteksi pada film polos tidak meningkat
banyak, dan paparan radiasi secara signifikan meningkat. Radiografi anteroposterior berdiri
dan lateral dapat dilakukan pada permulaan untuk mengidentifikasi spondylolisthesis atau
abnormalitas tulang yang nyata.207
SPECT lebih sensitif daripada radiografi polos dan
pemindaian tulang planar. Pemindaian tulang yang positif atau pemindaian SPECT
berhubungan dengan lesi bagian yang menyebabkan nyeri. Pada sebagian besar analisis
retrospektif, bagaimanapun, peningkatan ambilan muncul pada hampir sekitar 1 tahun setelah
terjadinya fraktur.174
Jika studi SPECT konsisten dengan bagian cedera aktif, potongan tipis
CT melalui level abnormal dapat sangat membantu untuk menentukan diagnosis dan derajat
lesi. Penentuan derajat lesi berdasarkan kronisitas sangat membantu untuk memprediksi
penyembuhan. Klasifikasi Tokushima untuk penentuan derajat dengan CT terbagi menjadi
akut, progresif, atau terminal (Kotak 40-6). Metaanalisis terbaru menunjukkan bahwa dengan
menggunakan klasifikasi ini 68% dari defek akut sembuh, 28% dari lesi progresif sembuh,
dan tidak ada lesi terminal yang sembuh.109
Penentuan kronisitas dapat membantu klinisi
menentukan seberapa cepat atlet seharusnya mengalami progres selama pengobatan.
Penggunaan MRI dalam diagnosa spondylolysis telah menarik banyak perhatian dalam
beberapa tahun terakhir. Rangkaian resonansi magnetik standar mengidentifikasi hanya 80%
dari lesi bagian yang terlihat pada SPECT dan seharusnya digunakan untuk melihat patologi
yang lain. Cambell et al.,38bagaimanapun, menunjukkan bahwa rangkaian resonansi magnetik
non standar (gambaran sagital oblik) menemukan 39 dari 40 defek yang terlihat pada CT dan
SPECT, tapi tetap MRI hanya dengan tepat menentukan derajat lesi.
Beberapa strategi manajemen yg sukses untuk spondylolysis telah digunakan. Manajemen
konservatif adalah yang paling sering, umumnya dimulai dengan tes relatif dan penghindaran
aktivitas yang meningkatkan nyeri (terutama ekstensi repetitif). Pasien biasanya dianjurkan
untuk istirahat dalam 3 bulan. Ini adalah waktu yang paling singkat dimana penyembuhan
dari lesi bagian telah diidentifikasi pada gambaran serial. Penahanan, meskipun merupakan
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 6/8
pengobatan yang paling sering, tapi tidak mutlak diperlukan. Metaanalisis terbaru
menunjukkan 84% dari 665 pasien dengan spondylolysis yang diobati secara non operatif
dapat kembali pada aktivitas bebas nyeri tanpa batasan dalam 1 tahun. Tidak ada perbedaan
signifikan dalam hasil klinis antara grup dengan penahanan dan tanpa penahanan. Penahanan
yang keras mungkin dapat dipertimbangkan setelah 2 minggu istirahat jika gejalanya belum
hilang. Union tulang yang stabil secara radiografis adalah tujuan yang jelas tapi itu bukan
suatu kebutuhan yang mutlak, banyak atlet muda dapat menjadi bebas gejala pada saat
olahraga dan kehidupan sehari-hari bahkan dengan defek bagian yang menetap. Metaanalisis
yang sama mempelajari 847 defek dan menunjukkan 28% kecepatan penyembuhan
radiografik, dengan 71% defek unilateral yang sembuh dan hanya 18% defek bilateral yang
sembuh.
Dalam berbagai kejadian, dengan penahanan atau tidak, atlet muda berisiko untuk
dekondisi. Ketika nyeri muncul, pasien harus berani untuk memulai kondisi aerobik dan
memasuki program rehabilitasi spinal sebelum kembali ke olahraga. Ketika atlet tersebut
telah menguasai inti dari program rehabilitasi, progresi fungsional kembali ke olahraga
spesifik tepat, dengan fokus kepada kontrol proprioseptif neuromuskular dan latihan olahraga
spesifik sebelum kembali bermain secara penuh. Untuk pasien dengan nyeri pinggang kronis
dan spondylolysis, O’Sullivan et al.158menunjukkan bahwa program latihan spesifik yang
berfokus pada latihan multifidi lumbar dan abdominal dalam dapat sangat efektif. Operasi
jarang diindikasikan untuk pasien dengan spondylolysis saja tapi lebih sering pada
spondylolysis dan/atau radikulopati.
Riwayat natural dari spondylolysis dan spondylolisthesis derajat rendah (<2) adalah jinak,
yang jarang terjadi penyelipan progresif. Saraste190
menunjukkan ini dalam studi terhadap
225 pasien dengan periode follow up 20 tahun. Sebagian besar kasus dari penyelipan
progresif muncul pada saat pertumbuhan remaja, bagaimanapun, atlet yang sangat mudah
seharusnya dimonitor dengan film polos fleksi-lateral lateral. Selain pertumbuhan remaja,
listhesis yang lebih besar dari 50% dipertimbangkan sebagai faktor risiko penyelipan
progresif.
Kotak 40-6
Klasifikasi Tokushima untuk Penentuan Derajat Defek Bagian
Akut (awal): hairline defect
Progresif: defek luas sedang dengan pinggiran bulat
Terminal (kronis): efek luas dengan pinggiran sklerotik
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 7/8
Spondylolisthesis
Spondylolisthesis lumbar atau penyelipan anterior dari salah satu vertebra ke yang lain dapat
timbul karena banyak kasus. Spondylolisthesis dapat dibagi menjadi enam kategori berbeda
berdasarkan etiologi. Yang paling sering adalah isthmic spondylolisthesis (Gambar 40-24).
Penyelipan isthmic muncul sebagai akibat dari spondylolysis atau fraktur stres pada pars
interartikularis (telah dijelaskan di atas). Spondylolysthesis displastik adalah penyelipan
kongenital dan disebabkan displasia dari sendi facet pada sakrum atas, memicu
ketidakmampuan untuk meredam stres kecil dan penyelipan ke depan. Spondylolisthesis
degeneratif terlihat pada tulang belakang yang lebih tua dan berhubungan dengan
ketidakmampuan intersegmental long standing dari facet degeneratif atau penyakit diskus.
Level yang paling banyak terkena pada penyelipan degeneratif adalah level L4-L5.
Spondylolisthesis traumatik jarang terjadi dan disebabkan oleh fraktur akut sekunder akibat
trauma. Spondylolisthesis patologik disebabkan oleh penyebab medis dari penyakit tulang
general atau lokal yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tulang. Bentuk ini dapat
muncul sebagai defek isthmik atau pemanjangan, intact pars. Kategori terakhir adalah
postsurgikal dan mengakibatkan instabilitas dari dekompresi ektensif, yang tidak biasa terjadi
sekarang karena jumlah perangkat keras yang digunakan untuk fusi setelah dekompresi
ektensif.
Pasien dengan spondylolisthesis biasanya ditandai dengan nyeri pinggang. Kadang-kadang
ada keluhan gejala radikular intermiten yang berhubungan dengan radikulitis dinamik, yaitu,
iritasi akar saraf yang disebabkan oleh instabilitas halus pada segmen listhetik. Pemeriksaan
fisik tidak berbeda dari apa yang terlihat pada spondylolisthesis. Ketika melihat gambaran
pasien dengan suspek spondylolisthesis, gambaran fleksi-ekstensi lateral sangat membantu
untuk pemindaian sebelum operasi. Dengan film polos lateral, derajat penyelipan dimulai dari
1 sampai 5 (Tabel 40-6).
Riwayat natural dari spondilolisthesis adalah stabilisasi spontan. Secara umum telah
disepakati bahwa progresi penyelipan signifikan jarang terjadi pada dewasa. Beberapa
kontroversi muncul mengenai progresi penyelipan pada remaja. Haris dan Weinstein84
mempelajari remaja dengan derajat penyelipan 3 dan 4 dalam follow up jangka panjang dan
5/16/2018 Penyakit Diskus Lmbar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-diskus-lmbar 8/8
dicatat bahwa terdapat insidensi progresi penyelipan yang lebih tinggi sampai maturitas
skeletal dicapai. Saraste190
dan Seitsalo196
mempunyai studi observasional jangka panjang
yang mirip yang menunjukkan bahwa progresi penyelipan pada pemuda dan remaja adalah
kecil. Faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan progresi penyelipan meliputi derajat
penyelipan, penyakit diskus degeneratif pada level dari penyelipan, usia remaja, dan laksitas
ligamentum yang bermanifestasi menjadi hipermobilitas pada gambaran (yaitu, gerakan pada
gambaran fleksi-ekstensi).
Pengobatan untuk spondylolysthesis isthmik pada pasien muda sama dengan yang untuk
atlet dengan spondylolysis, sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya. Operasi fusi
secara umum dipertimbangkan pada remaja jika derajat penyelipan adalah 3 atau lebih. Untuk
spondylolisthesis degeneratif, manajemen non operatif dengan program rehabilitasi samadengan yang telah dijelaskan pada bagian sendi zygoapophyseal degeneratif dan penyakit
diskus karena keduanya biasanya ditemukan dengan penyelipan degeneratif. Intervensi
operatif dengan fusi secara umum dipertimbangkan hanya untuk recalcitrant pain setelah
program rehabilitasi yang tepat, radikulopati persisten, atau instabilitas progresif.
Tabel 40-6
Sistem Penentuan Derajat Meyerding untuk Spondylolisthesis
Derajat Persentase Penyelipan
1 <25
2 25-49
3 50-74
4 75-99
5 ≥100 (spondyloptosis)