PROFESIONALISME GURU- KEPIMPINAN PENGAJARAN-PENYELIAAN PENGAJARAN
Penunutun Pengajaran Mekbat Imam
description
Transcript of Penunutun Pengajaran Mekbat Imam
PENGUJIAN SIFAT FISIK BATUAN
Peralatan yang dipakai untuk pengujian sifat fisik adalah :
1. Neraca listrik dengan ketelitian 0,1 gram
2. Eksikator dan pompa vakum, dipakai pada saat penjenuhan percontoh.
3. Oven, dipakai untuk pengeringan percontoh setelah penjenuhan.
Prosedur pengujian sifat fisik dilakukan sebagai berikut.
1. Penimbangan berat asli percontoh (Wn)
2. Penjenuhan percontoh dalam eksikator dengan cara :
- Eksikator pada bibir dan tepi tutupnya diolesi vaselin dengan rata.
- Percontoh dimasukkan ke dalam eksikator dengan hati-hati, kemudian ditutup dengan
rapat agar udara luar tidak dapat masuk ketika dihisap dengan pompa vacum.
- Udara dalam eksikator dihisap dengan bantuan pompa vacum selama 15 menit,
dengan maksud untuk mengeluarkan udara yang ada dalam percontoh. Pastikan tidak
ada kebocoran pada selang penghisap dan pada penutup eksikator.
- Setelah 15 menit, penghisapan dihentikan dan kran selang yang dihubungkan ke
pompa vacum ditutup, kemudian ke dalam eksikator masukkan air sehingga
percontoh terendam sepertiganya, air dibiarkan masuk melalui selang dengan
sendirinya akibat perbedaan tekanan dalam eksikator, yaitu dengan membuka kran
pada selang yang dihubungkan ke bak air.
- Setelah itu tutup kembali kran pada selang yang menuju bak air dan buka kran pada
selang yang dihubungkan ke pompa vacum, selanjutnya penghisapan dilakukan lagi
selama 15 menit, kemudian penghisapan dihentikan lagi.
- Setelah penghisapan dihentikan dan masukkan lagi air dengan cara seperti tersebut di
atas sehingga percontoh terendam dua per tiganya. Kemudian lanjutkan lagi
penghisapan selama 15 menit atau sampai benar-benar tidak ada lagi gelembung
udara keluar dari sisi-sisi percontoh. Kemudian biarkan percontoh terendam hingga
benar-benar jenuh selama 24 jam.
3. Setelah perendaman selama 24 jam, percontoh dalam eksikator dikeluarkan dan
ditimbang segera dalam keadaaan jenuh sehingga didapat berat jenuh (Ww).
4. Timbang lagi percontoh dalam kondisi jenuh tergantung dalam air, sehingga diperoleh
berat jenuh tergantung dalam air (Ws)
5. Kemudian percontoh dikeringkan kembali, dengan cara memasukkannya ke dalam oven
selama 24 jam pada temperatur 90oC.
6. Setelah di oven selama 24 jam, keluarkan percontoh dari oven kemudian timbang
sehingga didapat berat kering (Wo).
7. Hitung sifat-sifat fisik dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ada pada sub
bab 2.4.
PERHITUNGAN SIFAT-SIFAT FISIK PERCONTOH
Penimbangan berat percontoh
- Berat percontoh asli (natural) = Wn
- Berat percontoh kering (setelah di oven selama 24 jam dengan temperatur 90oC) = Wo
- Berat percontoh jenuh (setelah dijenuhkan selama 24 jam) = Ww
- Berat jenuh tergantung dalam air = Ws
- Volume percontoh tanpa pori-pori = Wo – Ws
- Volume percontoh total = Ww – Ws
Penentuan sifat-sifat fisik
1. Bobot isi asli (natural density) =
WnWw−Ws
2. Bobot isi kering (dry density) =
WoWw−Ws
3. Bobot isi jenuh (Saturated density) =
WwWw−Ws
4. Berat jenis murni =
WwWw−Ws
:bobotisiair
5. Berat jenis semu =
WoWw−Ws
:bobotisiair
6. Kandungan air asli =
Wn−WoWo
x100%
7. Kandungan air jenuh =
Ww−WoWo
x100 %
8. Derajat kejenuhan =
Wn−WoWw−Wo
x100 %
9. Porositas =
Wn−WoWw−Ws
x100%
10. Angka Pori =
n1−n
Data
NOBERAT ASLIWn (gram)
BERAT JENUH
Ww (gram)
BERAT JENUH TERGANTUNG
Ws (gram)
BERATKERING
Wo01 119,61 119,76 71,79 113,4202 163,65 164,17 96,59 153,803 142,76 143,78 87,5 137,9
04 139,93 140,5 82,22 130,6205 116,81 117,4 71,1 112,5406 109,8 110 66,28 105,93
PENGUJIAN KUAT TEKAN(UNIAXIAL COMPRESSIVE STRENGTH TEST)
Prosedur percobaan
Urutan pengujian kuat tekan uniaksial percontoh adalah sebagai berikut:
1. Contoh dimasukkan pada alat uji kuat tekan uniaksial..
2. Pasang “dial gauge” pada kondisi sempurna, sehingga pebacaan awal kedudukan dial
gauge tetap dalam keadaan benar, yaitu 2 (dua) buah dial gauge untuk mengukur
regangan lateral dan satu buah untuk mengukur regangan aksial
3. Atur kedudukan jarum penunjuk besaran gaya yang bekerja pada kedudukan awal.
4. Hidupkan mesin dengan kedudukan piston pada kondisi belumbekarja
5. Gerakan gagang (10) ke arah “up”
6. Putar (11) pada posisi yang tepat, untuk mengatur kecepatan beban
7. Setelah percontoh menyentuh plat landasan atas, atur dial gauge pada kedudukan nol
8. Amati proses pembebaban, pencatatan yang dilakukan adalah pergerakan deformasi
latelar pada dua dial pengukur oleh 2 orang, pencatatan dial deformasi aksial oleh satu
orang dan pencatatan jarum pembebaban aksial oleh satu orang, serta satu orang
operator
9. Secara terus enerus amati proses pembebaban dengan teliti. Hentikan pembebaban
setelah jarum hitam pembaca bergerak kembali ke dudukan nol. Jarum merah adalah
jejak pembebenan maksimum pada saat percontoh mengalami keruntuhan
10. Dengan demikian pengujian telah selesai dan kembalikan kedudukan gagang (13) ke
arah netral.
11. Data-data hasil pembacaan pengujian kemudian diolah, sehingga dapat ditentukan
sifat-sifat mekanik
Deskripsi Mesin Tekan
Deskripsi mesin tekan dapat; diikuti dari gambar diterangkan sebagai berikut :1. Alat pengukur gaya tekan2. Kedudukan bola (spercal seat ) , berfungsi untuk menyesuaikan kedudukan plat tekan
atas dengan permukaan percontoh batuan3. Plat tekan atas (statis pada saat penekanan)4. Plat tekan bawah, dapat bergerak naik turun / turun sesuai dengan gerakan piston.5. Silinder piston.6. Motor listrik untuk menaik turunkan plat tekan bawah.7. Selang oli berfungsi untuk mengalirkan oli bertekanan tinggi dari tangki oli ke dalam
silinder piston dan alat pengukur gaya
8. Steker penghubung arus listrik.9. Saklar mesin tekan10. Gagang (handle) untuk menghidupkan motor listrik agar plat tekan bawah bergerak
naik / turun.11. Alat pengatur kecepatan pembebanan12. Jarum merah pada alat pengukur gaya. berfungsi sebagai petunjuk gaya maksimum
ketika percontoh batuan hancur.13. Jarum hitam pada alat pengukur gaya. Berfungsi sebagat petunjuk besarnya gaya yang
dialami percontoh batuan pada waktu tertentu.14. Alat untuk menggerakkan jarum merah kembali ke skala 0.15. Lampu indikasi plat tekan bawah naik/turun
Kurva Tegangan-Regangan
0
2
4
6
8
10
12
14
-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000 4000 5000
Regangan (mikrostrain)
Tega
ngan
(M
Pa)
axial
lateral
volumetrik
kN atau MPa
Keterangan : lateral,l
aksial,a
volumetrik,v
v =a + 2l
Pengujian kuat tekan uniaksial bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai :
- Kuat tekan percontoh batuan (c)
- Batas elastik (e)
- Modulus Elastisitas (E)
Eavg =
- Poisson’s Ratio ()
li
V = ai
Data
Diameter : 10 cmHeight : 2,5 x D = 2,5 x 10 = 25 cm
NOWAKTU BEBAN PEMBACAAN PEMBACAAN
MENIT (kg) Dial Gauge Axial Dial Gauge Diametral1 0 0 0 0
2 0,5 500 1,5 0
3 1 1240 3 2
4 1,5 2120 5 5
5 2 2940 7 7
6 2,5 3760 5 9
7 3 4560 11 11
8 3,5 5240 13 13
9 4 5900 16,5 14
Rumus :
Are correct = 3,14 x r2 (cm2)
D1 x 0,002 x 100 Diameter
D2 x 0,002 x 100 Diameter Strain Lateral = Hasil D1 + Hasil D2 (mm/%)
Strain Axial = Displ x 0,01 x 100 (mm/%) Height
Stress = Load Area correct
= (kg/cm2)
volumetrik (v) =a + 2l
Tabel akhir yang harus diisi :
Time min
Lateral displ axial Straian area load Stres
DI DII disp Lateral Axial corect
x0,002mm x0,002mm x0,001mm % % cm2 kg kg/cm2
UJI TRIAKSIAL (TRIAXIAL TEST)
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Preparasi percontoh seperti dalam pengujian kuat tekan uniaksial.
2. Balut percontoh dengan karet dan ring karet pada kedua ujungnya.
3. Buka tutup triaksial cell dengan cara melepaskan baut triaksial cell, lalu letakkan
percontoh dalam triaksial cell, kemudian tutup lagi dan pasang baut triaksial cell.
4. Atur posisi platen di atas bola baja pada triaksial cell untuk menekan percontoh secara
axial (1) dan pasangkan selang pada tempat masuknya oli silinder (2 dan 3) .
5. Setelah semua dipasang, periksa lagi secara hati-hati, terutama pada platen dan selang oli
silinder. Kemudian berikan beban secara bersamaan. Atur 1 dan buat konstan dengan
harga yang dikehendaki (mulai dari yang rendah). Selanjutnya berikan (2=3) secara
bertingkat hingga batuan failure.
6. Catat pembacaan terakhir tegangan yang diberikan saat batuan failure (1) dan. (2=3)
dan buatkan kurva intrinsiknya.
7. Hal yang sama pada pengujian percontoh berikutnya (minimal tiga percontoh). Dengan
demikian pengujian telah selesai.
DATA
Diameter : 10 cmHeight : 2,5 x D = 2,5 x 10 = 25 cmSampel 1 ~> σ31 = 10 kg/cm2
Sampel 2 ~> σ32 = 20 kg/cm2
Sampel 3 ~> σ33 = 40 kg/cm2
Sampel 1
NoWaktu Perpendekan Axial Beban
(menit) ( X 0,01 mm) (kg)
0 0 0 214
1 0,5 4 640
2 1 7 1160
3 1,5 10 1700
4 2 12 2600
5 2,5 17 3680
6 3 20 4800
7 3,5 23 6040
Sampel 2
NoWaktu Perpendekan Axial Beban
(menit) ( X 0,01 mm) (kg)
0 0 0 429
1 0,5 8 1400
2 1 16 2800
3 1,5 22 4500
4 2 29 6400
5 2,5 35 8400
6 3 42 8800
Sampel 3
NoWaktu Perpendekan Axial Beban
(menit) ( X 0,01 mm) (kg)
0 0 0 858
1 0,5 4 1300
2 1 6 2100
3 1,5 11 3200
4 2 16 4500
5 2,5 21 6100
6 3 25 7700
7 3,5 29 9400
7 4 34 11000
7 4,5 40 12800
Rumus perhitungan :
1. Luas = 3,14 x diameter
INTRINSIC CURVEDH - 9/TX - 1
0
3
6
9
12
15
18
21
24
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48
NORMAL STRESS (MPa)
= cm2
2. σ1= P (Beban) / Ao (Luas)
= kg/cm2
3. Regangan = (pependekan Axial x 0,01)/ Lo (tinggi)
= cm
3. σ1-σ3 =
= kg/cm2
Perpendekaan
Tinggi Regangan σ1
σ3
Beban Luas (σ1-σ3)Axial
No SpesimenAo (σ1-σ3) σ3 Kohesi Sudut Ges. Dalam
Cm Kg/Cm2 Kg/Cm2 Kg/Cm2 Derajat
1
2
3