Kaltim Imam

24
Profil Kota Balikpapan a) Kondisi Geografis Kota Balikpapan Kota Balikpapan merupakan salah satu pusat pertumbuhan yang ada di Provinsi Kalimatan Timur. Kota ini dikenal sebagai pusat industri pengilangan minyak kawasan timur di Indonesia. Kota Balikpapan memiliki luas wilayah seluruhnya ±81.495 Ha yang terdiri atas wilayah laut seluas ±31.165 Ha dan wilayah daratan seluas ±50.330 Ha. Kota ini terletak 113 km barat daya dari Kota Samarinda yang merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur. Secara administratif Kota Balikpapan terbagi atas 34 kelurahan yang ada di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Timur, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat, dan Kecamatan Balikpapan Kota. Kota Balikpapan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah utara, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) di sebelah barat, dan Selat Makassar di sebelah selatan dan timur. Secara topografi Kota Balikpapan memiliki karakteristik yang unik. Kota ini memiliki bentang alam berupa 85% perbukitan dan 15% daratan yang berbatasan langsung dengan wilayah pantai. Hal ini menjadikan Kota Balikpapan memiliki ketinggian yang beragam yaitu 0 m – 100 m dpl dengan kelas kemiringan lahan 15% sampai 40% yang masuk kategori rawan terjadi tanah longsor. PETA ADMINISTRATIF KOTA BALIKPAPA b) Posisi Strategis Kota Balikpapan Dalam Mendukung Pembangunan Indonesia

description

kaaltim paper progress

Transcript of Kaltim Imam

Profil Kota Balikpapan

a) Kondisi Geografis Kota BalikpapanKota Balikpapan merupakan salah satu pusat pertumbuhan yang ada di Provinsi Kalimatan

Timur. Kota ini dikenal sebagai pusat industri pengilangan minyak kawasan timur di Indonesia. Kota Balikpapan memiliki luas wilayah seluruhnya ±81.495 Ha yang terdiri atas wilayah laut seluas ±31.165 Ha dan wilayah daratan seluas ±50.330 Ha. Kota ini terletak 113 km barat daya dari Kota Samarinda yang merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur. Secara administratif Kota Balikpapan terbagi atas 34 kelurahan yang ada di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Timur, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat, dan Kecamatan Balikpapan Kota. Kota Balikpapan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah utara, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) di sebelah barat, dan Selat Makassar di sebelah selatan dan timur.

Secara topografi Kota Balikpapan memiliki karakteristik yang unik. Kota ini memiliki bentang alam berupa 85% perbukitan dan 15% daratan yang berbatasan langsung dengan wilayah pantai. Hal ini menjadikan Kota Balikpapan memiliki ketinggian yang beragam yaitu 0 m – 100 m dpl dengan kelas kemiringan lahan 15% sampai 40% yang masuk kategori rawan terjadi tanah longsor.

PETA ADMINISTRATIF KOTA BALIKPAPA

b) Posisi Strategis Kota Balikpapan Dalam Mendukung Pembangunan IndonesiaSebagai kota pesisir yang memiliki panjang garis pantai ± 83 km, Kota Balikpapan memiliki

posisi strategis dalam mendukung jalur perdagangan di Provinsi Kalimantan Timur dan Negara Indonesia. Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar, Kota Balikpapan menjadi salah satu kota yang dilewati Jalur ALKI-II (Alur Laut Kepulauan Indonesia). ALKI-II ditentukan mulai dari Selat Lombok hingga melewati Selat Makassar. Dengan keuntungan ini maka secara langsung Kota Balikpapan berpotensi untuk mendukung sistem perdagangan di Indonesia karena sebagian besar pelayaran utama di Indonesia melewati dan memanfaatkan alur-alur ALKI yang telah ditetapkan sebagai jalur pelayarannnya.

Gambar X. Posisi Kota Balikpapan yang Dilewati oleh ALKI-II

Dalam mendukung keberadaan ALKI-II, Kota Balikpapan memiliki dua pelabuhan utama sebagai gerbang pintu masuk dalam perhubungan laut yaitu Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau. Pelabuhan Peti Kemas Kariangau menjadi infrastruktur pendukung utama dari Kawasan Industri Kariangau yang merupakan kawasan industri unggulan yang dimiliki Kota Balikpapan. Sebagai gerbang Kalimantan Timur, Kota Balikpapan tidak hanya didukung oleh keberadaan pelabuhan, tetapi juga didukung oleh keberadaan Bandara Udara Internasional Sepinggan.

c) Kondisi Sosial Ekonomi Kota Balikpapan Kondisi Kependudukan Kota Balikpapan

Berdasarkan data BPS Kota Balikpapan (2013), Kota Balikpapan memiliki jumlah penduduk sebesar 599.685 jiwa. Dilihat dari trend pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk di Kota Balikpapan meningkat setiap tahunnya. Selama duabelas tahun terakhir (2002-2013) terjadi penambahan jumlah penduduk sebesar 117.112 jiwa. Secara keruangan, jumlah penduduk terbesar (21,8%) terletak di Kecamatan Balikpapan Utara dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur ( 11,27%). Sedangkan jika dilihat dari kepadatan penduduk, Kecamatan Balikpapan Tengah memiliki kepadatan tertinggi yaitu sebesar 9.352 jiwa/km2. Dari total jumlah penduduk yang ada, rasio penduduk di Kota Balikpapan lebih banyak jumlah penduduk laki-laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.

Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2013Gambar X. Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2002-2013

Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2013Gambar X. Kepadatan Penduduk Masing-Masing Kecamatan di Kota Balikpapan

Dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan umur di tahun 2013, jumlah penduduk Kota Balikpapan terbanyak berada pada usia 0-4 tahun yaitu sebanyak 60.204 jiwa. Dari berbagai kelompok penduduk berdasarkan umur tersebut, dapat teridentifikasi bahwa penduduk dalam usia produktif (15-59 tahun) bersifat lebih dominan yaitu sebanyak 406.004 jiwa dibandingkan dengan usia non produktif sebanyak 193.680 jiwa. Secara lebih detail proprosi penduduk dalam kelompok umur dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2013Gambar X. Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Dalam kelompok usia kerja, jumlah angkatan kerja Kota Balikpapan di tahun 2013 sejumlah 281.485 jiwa. Dari jumlah angkatan kerja ini, sebanyak 259.335 jiwa sudah memiliki pekerjaan (berstatus bekerja) sedangkan sisanya sebanyak 22.150 jiwa termasuk ke dalam angkatan mencari pekerjaan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel X. Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Kota Balikpapan 2013Kegiatan Utama 2012 2013

Jumlah % Jumlah %Angkatan Kerja 278.820 65,46 281.485 64,63 Bekerja 253.857 59,60 259.335 59,55 Mencari

Pekerjaan24963 5,86 22150 5,09

Bukan Angkatan Kerja 147.142 34,54 154.035 35,37Jumlah 425.962 100 435.520 100Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2013

Struktur Perekonomian Kota BalikpapanDalam melihat struktur perekonomian Kota Balikpapan, dilakukan kajian terhadap nilai PDRB

Kota Balikpapan. PDRB mampu mencerminkan keseluruhan produk yang dihasilkan dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Di tahun 2013, PDRB Kota Balikpapan mengami peningkatan yang cukup besar dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebanyak 12,23%.

Melihat pada nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012, dapat terlihat bahwa sektor industri pengolahan memiliki kontribusi paling besar dalam struktur perekonomian dari Kota Balikpapan. Sektor industri pengolahan ini berkontribusi sebesar 27,3% dari total nilai PDRB yang

kemudian dilanjutkan dengan sektor Perdagangan, hotel, dan restoran yang berkontribusi sebesar 27,25%. Di sisi lain sektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi terkecil hanya sebesar 0,04% dari total nilai PDRB di tahun yang sama. Secara lebih rinci kontribusi masing-masing sektor terhadap stuktur PDRB atas Dasar Harga Konstan 2000 di tahun 2012 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2013Gambar X. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Balikpapan Tahun 2012

Struktur perekonomian Kota Balikpapan paling besar dipengaruhi oleh sektor sekunder yang memiliki kontribusi terbesar setiap tahunnya pada kurun waktu 2010-2012. Dalam kurun waktu tersebut sektor sekunder berkontribusi rata-rata 50,58%. Sektor selanjutnya yang berkontribusi yaitu sektor tersier dengan nilai rata-rata kontribusi terhadap PDRB yaitu 46,56%. Untuk sektor primer berkontribusi paling kecil yaitu hanya 2,85%. Pada kurun waktu 2010-2012 kondisi ini terjadi secara stagnan. Secara lebih detail dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2013Gambar X. Struktur PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 berdasarkan Sektor Primer, Sekunder, Tersier Kota

Balikpapan Tahun 2010-2012

Tingkat Kemiskinan Kota BalikpapanBerdasarkan data BPS (2012) diketahui bahwa Kota Balikpapan memiliki prosentase penduduk

miskin 3,39% dengan jumlah penduduk miskin ±19,8 ribu. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan dengan kota/kabupaten lain yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Secara lebih detail prosentase penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: BPS, 2013

Gambar X. Prosentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Timur

Secara lebih mendalam, dalam melihat kemiskinan di Kota Balikpapan dapat dikaji dengan menggunakan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). IKM dipakai sebagai ukuran untuk menggambarkan ketertinggalan dalam pencapaian pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2013, Kota Balikpapan telah memberikan berbagai ukuran ketertinggalan yang cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari penurunan-penuruan dari indikator IKM khususnya pada variable penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun, angka buta huruf usia dewasa, penduduk tanpa akses penduduk bersih. Untuk variabel penduduk tanpa akses terhadap sarana kesehatan dan variable balita kurang gizi mengalami stagnasi dari tahun 2011 sampai 2013. Secara keseluruhan nilai IKM Kota Balikpapan mengalami penurunan dari 5,71 di tahun 2011 sampai 5,68 di tahun 2013. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Variabel IKM 2011 2012 2013

Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 th (%)

7,24 7,23 7,21

Angka buta huruf usia dewasa (%) 1,10 1,09 0,90Penduduk tanpa akses terhadap air bersih (%)

2,93 2,93 2,82

Penduduk tanpa akses terhadap sarana kesehatan (%)

0.5 0,5 0,5

Balita kurang gizi (%) 13,7 13,7 13,7IKM 5,71 5,70 5,68

Kebijakan dan Arahan Pengembangan Kawasan Industri Kariangau

a) Kebijakan yang Mendukung Pengembangan Kawasan Industri kariangau1. Konsep Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri Kariangau

Pemerintah Kota Balikpapan telah merumuskan konsep kebijakan pengembangan Industri Kariangau yang menjadi arahan utama dalam pengembangan kawasan industri ini. Dalam mengembangkan Kawasan Industri ini, kebijakan dan strategi yang dikembangkan yaitu:

Pengembangan Kawasan Industri Kariangau mengangkat prinsip Eco Industrial Park. Dalam pengembangannya, Kawasan Industri Kariangau harus dibangun pada lahan yang tidak produktif dan kawasan bukan lindung. Dengan mengangkat prinsip Eco Industrial Park maka pengembangan kawasan industri ini harus berbasis pada konsep natural park and zero waste karena kawasan industri ini juga terletak dengan kawasan hutan lindung yang harus dipertahankan keberadaannya.

Pengembangan Kawasan Industri Kariangau mengangkat prinsip conserving water supply. Prinsip ini pada dasarnya upaya untuk menjaga kelestarian hutan lindung dan kawasan resapan air, serta memberdayakan DAS untuk menangkap potensi air limpasan yang terbuang.

Pengembangan Kawasan Industri Kariangau mengangkat prinsip zero waste. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan infrastruktur untuk mendaur ulang sampah dan limbah serta menyiapkan lahan (wetland) untuk tempat pengolahan limbah alami.

Pengembangan Kawasan Industri Kariangau harus mendukung prinsip Foresting The City yang dikembangkan oleh Kota Balikpapan. Dalam mengembangkan konsep Foresting The City ada beberapa prinsip yang dikembangkan oleh Kota Balikpapan yaitu mengembangkan kawasan sempadan, hutan lindung, batas kawasan pertumbuhan sebagai kawasan hijau, mengembangkan jalur-jalur sepeda, jalur pejalan kaki untuk mengurangi kendaraan bermotor.

Secara konseptual, kebijakan pengembangan Kawasan Industri Kariangau ini telah selaras dengan arahan rencana tata ruang Kota Balikpapan. Kawasan Industri Kariangau ini dikembangkan tidak hanya sebagai kawasan industri tetapi juga diarahkan untuk kawasan lindung dengan keberadaan hutan lindung S. Wain. Dengan keberadaan kawasan industri dengan kawasan lindung ini diharapkan adanya keseimbangan satu dengan lainnya melalui beberapa kebijakan dan prinsip

pembangunan Kawasan Industri Kariangau yang telah diuraikan di atas guna menuju pembangunan yang berkelanjutan.

2. Dukungan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Pengembangan Kawasan Industri Kariangau

3. Kebijakan Penyerapan Investor dalam Mendukung Kawasan Industri KariangauSalah satu aspek utama yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Kawasan Industri Kariangau adalah keberadaan investor baik perorangan maupun badan usaha. Keberadaan investor dalam pengembangan kawasan ini sangatlah penting yaitu mendukung aliran modal untuk kegiatan investasi, baik investasi dalam bentuk uang maupun investasi fisik seperti asset-asset industri (pabrik, mesin, dan peralatan pendukungnya). Pemerintah Kota Balikpapan pada dasarnya telah memperhatikan keberadaan investor ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya Perda Kota Balikpapan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Insentif Bagi Investor. Dalam perda tersebut dijelaskan bahwa terdapat insentif-insentif khusus yang diberikan kepada investor yang melakukan kegiatan usahanya di Kota Balikpapan termasuk di Kawasan Industri Kariangau. Pemberian insentif ini dibedakan berdasarkan kawasan tempat usaha yaitu di dalam Kawasan Industri Kariangau atau di luar Kawasan Industri Kariangau.

a) Insentif yang diberikan di dalam Kawasan Industri KariangauInsentif yang diberikan kepada investor yang melakukan investasi di kawasan industri ini adalah keringananan pajak daerah dan atau retribusi daerah, serta kemudahan terhadap semua perizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota. Besarnya insentif keringanan pajak yang diberikan yaitu:

75% dari pokok ketetapan pajak dan retribusi daerah yang diterbitkan sampai dengan tahun 2008

50% dari pokok ketetapan pajak dan retribusi daerah yang diterbitkan sampai dengan tahun 2013

25% dari pokok ketetapan pajak dan retribusi daerah yang diterbitkan sampai dengan tahun 2019

Jenis pajak daerah yang diberi keringanan adalah pajak penerangan jalan non PLN, pajak reklame, pajak penggalian dan pengolahan bahan galian golongan C. Adapun untuk jenis retribusi daerah yang diberi keringanan adalah retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), retribusi izin gangguan (HO), retribusi izin peruntukan penggunaan tanah, dan retribusi izin usaha industri. Untuk jenis industri yang diberikan insentif merupakan komoditas unggulan yang meliputi:

No Kelompok Komoditas Unggulan

Jenis Komoditas Unggulan

1 Batu Bara Briket batu bara, pembangkit listrik dengan daya batubara.2 Migas methanol (MTBE, Asam semut, asam cuka, Formal resin, dan

jenis industri hilir) amonia (Urea, Melamine, Melamine Ware, dan jenis industri

hilir lainnya) olefin (Ethylene, Prophylene, Butadine, carbon Balack, dan jenis

industri hilir lainnya) aromatik (Benzene , Toulene,xylene, dll)

3 Sawit Industri CPO, minyak sawit, mentega, kosmetik,pakan ternak, saprodi.

4 Karet Alat-alat kesehatan dan laboratorium (karet pipet, selang stateskop dan sebagainya) Alat-alat perlengkapan kendaraan, ban. Alat-alat olah raga (bola voly, basket ,sepak bola dll, pakaian selam) Perlengkapan pakaian (sepatu karet, sandal, dan lainnya) Perlengkapan kebutuhan bayi (dot susu, perlak, mainan, bola karet) Perlengkapan teknik industri (air horse, oil seal , ruber bushing) Perlengkapan rumah tangga (karpet, dan perlengkapan rumah tangga lainnya) Barang-barang karet lainnya (pelampung, karet KB, dan lainnya)

5 Udang Industri pakan udang (industri tepung ikan, makanan seperti kerupuk, terasi, udang beku dan udang kaleng)

6 Ikan Industri krupuk ikan, pengalengan ikan dan lainnya.7 Kakao Bubuk kakao, pasta kakao, mentega kakao, coklat/produk coklat8 Kopi Bubuk kopi, makanan dan minuman.9 Makanan Minyak goreng, udang, daging beku, jagung biji, tepung terigu,

tepung beras, makroni, spaghetti dan bihun, roti dan kue kering, gula merah, tetes gula, macam-macam es, kecap, bumbu masak, penyedap makanan, makanan jenis krupuk, makanan ternak dan unggas

10 Minuman Minuman ringan11 Kerajinan dan

rekayasaKayu, rumput, rotan bamboo dan sejenisnya pengolahan kayu, penggergajian kayu bangunan, peti kemas kayu, anyaman rotan dan bambu, ukiran kayu bukan meubel

12 Kimia Pokok Barang-barang kimia (sabun pembersih, pasta gigi dan minyak atsiri)

Plastik (barang dari plastik, pipa PCS, piring dan ember plastic) Keramik, persolen, tanah liat dan batu, keramik gelas dan kaca

lembaran13 Barang galian logam,

ampas (abrasive)Barang galian logam, ampas (abrasive)

14 Barang Logam kaleng, kawat duri Mesin (mesin reparasi dan assembling, pembuatan mesin dan

peralatan komponen mesin dan peralatan) Mesin listrik, perlengkapan dan bagiannya (audio, vidio dan

komunikasi , mesin listrik dan bagiannya) Alat-alat Pengangkutan (kapal dan perahu, perakitan mobil,

pembuatan karoseri, perlengkapan sepeda, pembuatan

No Kelompok Komoditas Unggulan

Jenis Komoditas Unggulan

perangkat lainnya)

a) Arahan Pengembangan Industri Kariangau1. Arahan Pengembangan Industri Kariangau dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Salah satu dampak yang diharapkan dari pembangunan Kawasan Industri Kariangau tidak hanya peningkatan pendapatan daerah tetapi juga berdampak kepada masyarakat yaitu penyerapan tenaga kerja dalam sektor industri pengolahan. Dalam Masterplan Pengembangan Kawasan Industri Kariangau

Hingga saat ini tercatat ada sekitar 20 pabrik yang sudah mengantongi izin membuat pabrik, dimana 13 diantaranya sudah beroperasi menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja.

Angka rujukan jumlah tenaga kerja per hektar adanlah sekitar 100 orang.Jumlah

karyawan di KIK eksisting diperkirakan sekitar 4.000 orang.Angka ini tentunya masih

jauh di bawah angka rujukan dari peraturan kementerian.

Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan, Status dan Jenis Kelamin (orang)

Tingkat Pendidikan

Belum Ditempatkan Terdaftar Ditempatkan Dihapuskan Belum DitempatkanL P L P L P L P L P

SD - - 64 37 14 - 246 73 58 64SMP - - 238 64 59 - 204 113 16 105SMA - - - - - - 395 3915 6586 5309Sarjana Muda

- - 7140 11576 204 246 46 264 - 1670

Sarjana - - 473 316 83 69 29 48 - 276S2 - - 9 - - - - - 19jumlah 7930 12002 350 315 920 4413 6660 7274

Banyaknya Pencari Kerja dan Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan JumlahPencari Kerja 6640 7274 13934SD 304 73 377SMP 220 113 333

SMA 3631 3434 17065Sarjana Muda 1094 1868 2962Sarjana 1391 1743 3134S2 20 43 63Permintaan Tenaga Kerja

350 315 665

SD - - -SMP 4 2 6SMU 204 175 379Sarjana Muda 122 127 249Sarjana 20 11 31S2 - - -

Banyaknya Lowongan Pekerjaan yang Belum Dipenuhi Menurut Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin

Lapangan Usaha 2012 2013Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Pertanian - - 209 16Pertambangan dan Penggalian

33 1 197 -

Industri Pengolahan

- - - -

Listrik, Gas, dan Air Bersih

- - 47 -

Bangunan 4 2 104 -Perdagangan 75 84 498 474Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

8 1 - -

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9 8 274 -

Jasa-jasa 107 25 100 182

2. Arahan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kawasan Industri Kariangau

a. Dukungan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Pengembangan Kawasan Industri Kariangau

b. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional, menetapkan bahwa Kota Balikpapan sebagai kawasan

strategis nasional untuk kepentingan ekonomi dengan upaya rehabilitasi dan

pengembangan kualitas kawasan pada Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Balikpapan (Provinsi

Kalimantan Timur).

c. Ditinjau dari rencana struktur ruang nasional, di Kota Balikpapan akan

diarahkan pengembangan jalan tol yang menghubungkan Kabupaten Penajam

Pasr dengan Kota Samarinda yang melintas di Kawasan Industri Kariangau

Kota Balikpapan dan terdapat rencana pembangunan jalan lintas nasional yang

menghubungkan Kariangau dengan Kabupaten Penajam Paser. Selain itu,

terdapat rencana pembangunan jalan asteri primer yang menghubungkan Kota

Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser. Disamping itu, lapangan terbang

Sepinggan di Kota Balikpapan akan dikembangkan bandar udara, pusat

penyebaran skala pelayanan primer (feeder line), pelabuhan primer dan

pengembangan waduk.

d. Jika ditinjau dari rencana pola ruang nasional, meskipun Kawasan Industri

Kariangau Kota Balikpapan dikembangkan sebagai kawasan industri tetapi juga

diarahkan sebagai kawasan lindung yang memungkinkan adanya keseimbangan

antara kawasan budidaya dengan kawasan berfungsi lindung dalam rencana pola

ruang yang lebih detail.

e.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 1 Tahun 2013, visi kota Balikpapan yakni ”Terwujudnya Balikpapan sebagai Kota 5 Dimensi : Jasa, Industri, Perdagangan, Pariwisata, Pendidikan dan Budaya dalam Bingkai Madinatul Iman”

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Balikpapan, peruntukan industri di Kota Balikpapan terdiri atas Kawasan Industri Kariangau, Kawasan Industri Pertamina, Kawasan Industri Batakan serta Kawasan Industri Kecil Somber.

KIK memiliki letak strategis karena berada di teluk Balikpapan yang berhadapan langsung dengan selat Makassar yang merupakan bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II), posisi strategis tersebut memudahkan dalam mobilisasi barang untuk tujuan domestik maupun mancanegara (ekspor-impor). Hal ini ditunjang dengan kedalaman laut Teluk Balikpapan yang dapat dilalui dengan kapal berkapasitas 50.000 ton

Kawasan Industri Kariangau dibangun untuk mengakomodir pembangunan industri kimia, batubara, pengolahan kayu, pengeboran minyak, pupuk dan aneka industri lainnya. Hingga saat ini tercatat ada sekitar 20 pabrik yang sudah mengantongi izin membuat pabrik, dimana 13 diantaranya sudah beroperasi menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja. Perusahaan yang sudah beroperasi antara lain

bergerak dalam pengolahan CPO (Crude Palm Oil), pertambangan, batubara, dan migas, industri perKepalan, industri logam, tekstil perkayuan, serta pergudangan.

Selaras dengan perkembangan pembangunan, berdasarkan RTRW Kota Balikpapan tahun 2012-2032, luasan Kawasan Industri Kariangau berkembang 3.565 ha.

f. Konsep Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri Kariangaug. Kebijakan Penyerapan Investor dalam Mendukung Kawasan Industri Kariangauh. Peran Kawasan Industri Kariangau dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan, Status dan Jenis Kelamin (orang)

Tingkat Pendidikan

Belum Ditempatkan Terdaftar Ditempatkan Dihapuskan Belum DitempatkanL P L P L P L P L P

SD - - 64 37 14 - 246 73 58 64SMP - - 238 64 59 - 204 113 16 105SMA - - - - - - 395 3915 6586 5309Sarjana Muda

- - 7140 11576 204 246 46 264 - 1670

Sarjana - - 473 316 83 69 29 48 - 276S2 - - 9 - - - - - 19jumlah 7930 12002 350 315 920 4413 6660 7274

Banyaknya Pencari Kerja dan Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan JumlahPencari Kerja 6640 7274 13934SD 304 73 377SMP 220 113 333SMA 3631 3434 17065Sarjana Muda 1094 1868 2962Sarjana 1391 1743 3134S2 20 43 63Permintaan Tenaga Kerja

350 315 665

SD - - -SMP 4 2 6SMU 204 175 379Sarjana Muda 122 127 249Sarjana 20 11 31

S2 - - -

Banyaknya Lowongan Pekerjaan yang Belum Dipenuhi Menurut Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin

Lapangan Usaha 2012 2013Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Pertanian - - 209 16Pertambangan dan Penggalian

33 1 197 -

Industri Pengolahan

- - - -

Listrik, Gas, dan Air Bersih

- - 47 -

Bangunan 4 2 104 -Perdagangan 75 84 498 474Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

8 1 - -

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9 8 274 -

Jasa-jasa 107 25 100 182

i. Peran Kawasan Industri Kariangau dalam Sektor Pendukung Lainnya

Rencana Pengembangan Kawasan Industri Kariangau dalam RTRW Kota Balikpapan

Analisis arahan pengembangan Kawasan Industri Kariangau (KIK) akan dilakukan dengan membandingkan antara data sekunder yang diperoleh dengan data hasil observasi lapangan. Arah pengembangan KIK akan diidentifikasi berdasarkan kebijakan-kebijakan terkait pengembangan kawasan industri. Pengembangan Kawasan Industri Kariangau (KIK) harus memerhatikan perkembangan kawasan sekitarnya juga (trickling down effect), serta dapat menciptakan perkembangan ekonomi di kawasan sekitarnya, juga bagi provinsi Kalimantan Timur. Sektor yang dapat terkena dampak positif atas

pengembangan KIK antara lain perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi. Kesinambungan yang baik antar wilayah dan antar sektor akibat pengembangan KIK nantinya akan membangun sebuah support system yang saling menguatkan.

Analisis arahan pengembangan kawasan juga merupakan analisis yang didasari oleh kedua analisis sebelumnya, yaitu analisis infrastruktur pendukung Kawasan Industri Karangau (KIK) serta analisis potensi kawasan industri. Sehingga arahan pengembangan yang akan diberikan nantinya dapat mendukung potensi kawasan yang ada serta dapat didukung oleh infrastruktur yang memadai.

Pengembangan Kawasan Industri Kariangau ini telah menjadi perhatian khusus bagi Kota Balikpapan. Hal ini dibuktikan dengan sudah diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Kota Balikpapan

ECO INDUSTRIAL PARK• Mengembangkan kawasan industri pada lahan yang tidak produktif dan kawasan bukan

lindung secara terpadu (termasuk percepatannya)• Mewajibkan pengembangan kawasan industri berbasis konsep natural park & zero waste Foresting the City Cleaning & Cooling The Air• Mengembangkan kawasan sempadan/ buffer, koridor jalan, hutan lindung, batas kawasan

pusat pertumbuhan sebagai kawasan hijau.• Mengembangkan jalur-jalur sepeda, pejalan kaki & ride and park untuk mengurangi moda

kendaran bermotor Conserving Water Supply• Menjaga kelestarian hutan lindung dan kawasan resapan air• Mempercepat realisasi konsep foresting the city

• Memberdayakan DAS untuk menangkap potensi air limpasan yang selama ini terbuang ZERO WASTE• Mengembangkan infrastruktur pendaur ulang limbah dan sampah• Menyediakan lahan untuk pengembangan wetland sebagai fasilitas pengolah limbah alami

Perda Tentang InvestorPeraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Intensif Bagi Investor

Insentif Kewenangan Pemerintah

Insentif Kewenangan Pemerintah Kota Balikpapan (psl.5 perda 9/2004):1. Pajak daerah (pajak penerangan jalan non PLN, pajak reklame dan Pajak penggalian

bahan galian golongan C)2. Retribusi daerah ( izin mendirikan bangunan, izin gangguan/HO, izin peruntuk

penggunaan tanah dan izin usaha industri

Lokasi Investasi Waktu Penerbitan Izin

Sebelum 2008 2009 - 2014 2014 - 2019

Di Dalam KIK (psl.4)

75 % 50 % 25 %

Di Luar KIK (psl.7) 25 % 10 % 5 %

1) Rekomendasi Tindak Lanjut

1. Latar Belakang (dian)2. Tujuan Penulisan (nisa)3. Profil Lokasi Studi

3.1 Profil Kota (imam)3.2 Profil Kawasan (dian)

4. Analisis 4.1 Metode Analisis (nisa)4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Infrastruktur Pendukung Kawasan (dian)4.2.2 Potensi Kawasan Industri (nisa)4.2.3 Analisis Arahan Pengembangan (berdasarkan kebijakan terkait) (imam)

5. Rekomendasi Tindak Lanjut (imam)