PENUNTUN PRAKTIKUM - simdos.unud.ac.id€¦ · Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Dasar ini...

21
Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU NUTRISI TERNAK DASAR Oleh : Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati,MSi Prof.Dr.I.G.N.G. Bidura,MS Ir. Tjokorda Istri Putri, MP Ir. I. D. G. Alit Udayana, MS Made Mudita, SPt, MP Eny Puspani,SPt,MSi Ir. A. W. Puger, MS Ir. N. W. Siti, Msi Ir.I.M.Suasta,MS LABORATORIUM NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Transcript of PENUNTUN PRAKTIKUM - simdos.unud.ac.id€¦ · Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Dasar ini...

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

    PENUNTUN PRAKTIKUMILMU NUTRISI TERNAK DASAR

    Oleh :

    Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati,MSiProf.Dr.I.G.N.G. Bidura,MSIr. Tjokorda Istri Putri, MP

    Ir. I. D. G. Alit Udayana, MSMade Mudita, SPt, MPEny Puspani,SPt,MSiIr. A. W. Puger, MSIr. N. W. Siti, MsiIr.I.M.Suasta,MS

    LABORATORIUM NUTRISI DAN MAKANAN TERNAKFAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR2016

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 2

    KATA PENGANTAR

    Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Dasar ini disusun untuk melancarkan jalannya praktikum,

    oleh karena tidak banyak waktu untuk menjelaskan apa yang akan dikerjakan.

    Mahasiswa sudah dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan mendiskusikan bersama

    teman-temannya atau membaca tentang apa yang akan dikerjakan pada Penuntun ini.

    Penuntun ini disusun berdasarkan metode dari beberapa sumber kemudian disadur dan

    dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan peralatan yang tersedia.

    Semoga ada manfaatnya, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi

    kesempurnaan penuntun ini.

    Denpasar, 08 Februari 2016

    Penyusun

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 3

    DAFTAR ISI

    I. Pendahuluan ……………………………………………………………………………………….... 1

    II. Peringatan Pemakai Laboratorium. ……………………………………………………………….. 1

    2.1 Hal yang perlu diketahui …………………………………………………………............…… 1

    2.2 Hal yang sering tertulis pada label bahan kimia ……………………………............……... 2

    2.3 Simbol yang sering terlihat ……………………………………………………............……. 3

    III. Pengambilan dan Perlakuan Sampel …………………………………………………..……..….. 4

    3.1 Pengambilan Sampel ……..................……………………………………………..……..…. 4

    3.2 Perlakuan Sampel …………………………………………………..……..…....................... 4

    IV. Analisis Proksimat ………………………………………………………………………………...... 6

    4.1 Kadar Bahan Kering atau kadar air ……………....................……………………………... 6

    4.2 Kadar Protein Kasar …………..……………………………….................………………...... 7

    4.3 Kadar Serat Kasar ………………………..………………………………….................…..... 9

    4.4 Kadar Lemak Kasar …....………………...……………………………………...................... 10

    4.5 Kadar Abu atau Kadar Bahan Organik …................………………………….................... 11

    V. Bahan Ekstrak Tiada Nitrogen atau Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) …….......…….. 12

    VI. Total Digestible Nutrient (TDN) …......…………………………………………………………..... 12

    VII. Energi Bruto ………………………………………………………………………………………... 13

    VIII. Konversi Hasil Analisa …………………………………………………………………………….. 15

    Daftar Pustaka ….....……………………………………………………………………………………... 16

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 4

    I. PENDAHULUAN

    Analisa bahan makanan secara kimiawi perlu dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasinilai gizinya. Hal yang lebih penting lagi adalah dalam perhitungan untuk menilai sifat gizi daribahan makanan tersebut terhadap ternak dalam percobaan pemberian makanan secara biologis.Hal yang rutin dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak, Balai Penelitian Ternak untukmenunjang kegiatan penelitian dalam bidang makanan adalah analisa proksimat menurut caraWeende, yang mencakup:

    Bahan Kering / Air Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar (Mineral) Abu / bahan organik Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN).

    Analisa mineral yang sangat perlu dilakukan ialah kalsium dan pospor. Demikian pula perludiketahui kandungan Energi bruto suatu bahan.

    Untuk menilai zat gizi secara biologis, makanan biasanya diberikan pada ternak dalam bentuksegar. Pada umumnya sampel bahan yang dianalisis biasanya mengandung air 10 - 15%. Jadihasil analisis dipengaruhi oleh kadar air yang bervariasi maka perlu dihilangkan pengaruh airtersebut dengan mengkonversi hasil analisis ke dasar bahan kering. Setelah konversi ke BahanKering baru dikonversi ke segar atau ke bahan organik.

    II. PERINGATAN PEMAKAI LABORATORIUM

    2.1 Hal yang perlu diketahui

    Demi keselamatan, keamanan dan kenyamanan saat bekerja di laboratorium beberapa halperlu mendapat perhatian: Tidak diperkenankan menggendong tas ransel di Laboratorium, menghindari jatuhnya botol

    bahan kimia di atas meja Pakailah alat pengaman saat bekerja seperti jas lab, masker, sarung tangan, kaca mata. Jangan merokok di laboratorium Perhatikan tanda peringatan pada label bahan kimia dan di ruangan Ikutilah tatacara pengambilan, penuangan, pencampuran dan pemanasan bahan Pelajari dahulu prinsip kerja suatu alat sebelum mengoperasikan Sebelum melakukan analisis, teori yang berkaitan dengan dipelajari lebih dahulu Buanglah sampah, sisa-sisa analisa pada tempat yang telah ditentukan Tidak diperkenankan membuang residu apapun apalagi plastik dan sejenisnya di whastafel Ikuti tatacara pencucian yang telah ditetapkan Cuci peralatan gelas atau plastik dengan segera setelah dipakai Letakkan alat, bahan kimia secara teratur ditempat yang sudah ditetapkan agar orang lain

    yang memerlukan dapat mengambilnya dengan mudah. Pelajari cara penangan hal darurat yang mungkin terjadi seperti kebakaran, peledakan,

    terkena bahan kimia, panas, keracunan gas dan sebagainya Pelajari cara memperbaiki kerusakan ringan pada alat

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 5

    2.2 Hal yang sering tertulis pada label bahan kimia

    Pada umumnya disetiap label botol bahan kimia tercantum hal seperti berikut:a. p.a = pro analysi

    a.g = analytical gradea.r = analytical reagentg.r = guaranted reagent = analarz.r = zur analysisl.r = laboratory reagentACS = Americant Chemist Society GradeARG = Analytical Reagent Grade

    b. Rumus kimia atau molekulc. Berat molekuld. Kemurnian zate. Zat lain yang terkandung didalamnya atau ketidak murnianf. Kata beracun, mudah terbakar, peringatan (caution)g. Kode seperti:

    A = mudah meledakB = bentuk gasC = cairan mudah terbakar pada – 18 OC, +23 OC dan 61 OCD = bahan padat mudah terbakarE = spontan menyalaG = oksidatorH = peroksida organikI = beracunJ = radioaktifK = penghancur, pengkaratL = bahan berbahaya

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 6

    2.3 Simbol yang sering terlihat

    a.Bahan mudah meledak saat terjadi benturan,goncangan, panas, ventilasi kurang.

    b. Bahan berbahaya, beracun, mengganggu kesehatan,mengiritasi kulit dan mata

    c. Bahan mudah terbakar dalam keadaan hangat, ventilasikurang bagus

    d.Bahan penghancur dan pengkarat

    e. bahan iritator dan rangsangan

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 7

    III. PENGAMBILAN DAN PERLAKUAN SAMPEL

    3.1 Pengambilan SampelSampling atau pengambilan sampel pada prinsipnya adalah pengambilan sampel yang dapatmenggambarkan dan mewakili keseluruhan bahan. Maka dari itu pengambilan sampeldilakukan beberapa kali diberbagai lokasi, umpama bagian tengah, pinggir, atas atau bawah.Kuantitas yang diambil disetiap lokasi tadi sama beratnya. Setelah itu dicampur sampai rata.Oleh karena untuk analisa hanya diperlukan sampel sedikit, maka perlu mengurangi ataumereduksi kuantitas sampel, jadi homogenitas merupakan syarat yang mutlak dalampengambilan sampel.

    Ada beberapa bahan agak sukar membuat homogen seperti bahan yang bentuknya sangatpanjang atau butiran besar, bahan seperti itu dibuat menjadi bagian-bagian yang lebih kecildengan jalan memotong atau menggiling. Setelah itu baru dicampur dengan sampel homogen.

    3.2 Perlakuan SampelPada umumnya tidak semua sampel yang dikirim ke Laboratorium atau yang diambil sudahsiap untuk dianalisa. Jadi sampel perlu mendapat perlakuan agar siap dianalisa.

    Tahapan persiapan sampel seperti berikut : Sampel yang baru datang atau baru diambil ditimbang dengan segera Pisahkan bagian yang dapat dimakan dengan yang lainnya lalu ditimbang masing-masing. Untuk hijauan seperti rumput dipotong pendek 2 – 3 cm Bila sampel terlalu banyak ambil sub sampel:

    100 gam untuk sampel berkadar air rendah 500 gam untuk sampel yang berkadar air tinggi

    Masukkan ke kantong kertas yang sudah diketahui beratnya. Timbang dan ovenkan di forced draft oven pada suhu 70 oC sampai kering yang ditandai

    dengan bahan mudah dipatahkan dan keluar bunyi bila diremas. Umumnya proses iniberlangsung 48 jam.

    keluarkan dan biarkan pada suhu kamar selama 5 menit untuk menyeimbangkankandungan air bahan.

    Timbang (berat kering) Hasil :

    a. berat kering kantong kertas = ................ gamb. berat ( kantong + sampel ) = ................ gamc. berat sampel ( b - a ) = ................ gamd. berat (kantong +sampel) setelah dioven =................ .game. berat kering sampel ( d - a ) = ................ gam

    berat keringkadar berat kering = ------------------------- x 100%

    berat sampel

    berat sampel - berat keringkadar air = -------------------------------------------------- x 100%

    berat sampel

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 8

    a. Sampel yang sudah kering digiling dengan gilingan bersaringan 1 mmb. Hasil gilingan disimpan dalam kantong plastik atau botol yang bertutup vakum.c. Beri label atau etiket pada botol atau kantong plastik.

    Nama Sampel = ..........................................Tanggal = ...........................................Kelompok = ..........................................Berat segar = ...........................................Berat kering = ...........................................

    catatan Apabila kapasitas oven terbatas, pengeringan pendahuluan dilakukan dengan sinar

    matahari, bahan disebar setipis mungkin agar cepat kering, setelah itu diovenkan sepertidiatas.

    Adakalanya bahan sukar digiling dalam keadaan suhu kamar, maka sebelum digilingsampel diovenkan sekitar 1 - 3 jam.

    Setelah selesai menggiling biarkan hasil gilingan 6 jam pada suhu kamar untukmenyeimbangkan kandungan air bahan. Kemudian simpan dalam botol.

    Untuk mengetahui berat keringnya maka semua sampel harus digiling. Semua jenis analisa di laboratorium dilakukan duplo (dua kali). Hal ini perlu untuk

    mengurangi kesalahan teknis atau alat.

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 9

    IV. ANALISIS PROKSIMAT

    Analisis proksimat dikembangkan di Weende experiment Station Jerman. Cara ini sering disebutcara Weende. Jenis analisis yang termaksud didalamnya adalah penentuan :

    1. Kadar Bahan Kering (BK)2. Kadar Protein Kasar (PK)3. Kadar Serat Kasar (SK)4. Kadar Lemak Kasar (LK)5. Kadar Abu

    4.1. Kadar Bahan Kering atau Kadar AirAOAC (1990)

    Prinsip kerja:Air akan menguap apabila dipanaskan. Dengan pemanasan dalam jangka tertentu pada suhu diatas titikdidih maka air akan menguap semuanya. Dengan menghitung pengurangan berat setelah dipanaskankadar air dapat diketahui, atau dengan menimbang berat setelah pemanasan maka kadar bahan keringdapat diketahui.

    Alat-alat :- Cawan porselin- Neraca analitik- Desikator- Oven- Pingset atau gegep-

    Cara kerja : Cawan dicuci, dibilas dan dikering anginkan. ovenkan pada suhu 105 oC selama 3 jam dinginkan dalam desikator selama 30 menit timbang cawan dengan neraca analitik kedalam cawan masukkan sampel sebanyak 1 g, timbang sebagai bobot awal tentukan bobot konstan cawan dan sampel dengan jalan :

    - ovenkan selama 9 - 12 jam pada suhu 105 - 110 oC- dinginkan dalam desikator 30 menit- timbang sebagai bobot akhir- untuk meyakinkan bobot konstan, dapat diovenkan lagi seperti diatas- atau ovenkan selama 2 jam pada suhu 135oC + 2 oC, kemudian timbang

    Hasil :berat konstan cawan kosong = ....................... gamberat cawan+sampel = ....................... gamberat cawan+sampel setelah dioven = ....................... gam

    berat sampel setelah dioven% bahan kering = ---------------------------------------------- x 100%

    berat sampel

    berat sebelum dioven - setelah dioven% air = --------------------------------------------------------- x 100%

    berat sampel

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 10

    4.2. Kadar Protein Kasar (semi mikro kjeldahl)Ivan et.al (1974)

    Prinsip kerja:Ikatan nitrogen suatu bahan akan dipecah dan diikat oleh asam sulfat pekat dalam bentuk amonium sulfat.Dalam suasana basa amonium sulfat akan melepas amonianya dan ditangkap oleh larutan asam. Denganjalan titrasi kandungan nitrogen dapat diketahui.

    Dasar reaksi:

    Sampel + H2SO4 (NH4)2SO4

    (NH4)2SO4 + 2 NaOH 2 NH4OH + Na2SO4NH4OH NH3 + H2O

    3 NH3 + H3BO3 (NH4)3BO3(NH4)3BO3 + 3 HCl 3 NH4Cl + H3BO3.

    Alat :- Labu kjeldahl - labu ukur- neraca analitik - gelas ukur- butiran gelas - erlenmeyer- alat destruksi - alat destilasi- corong penyaring - buret

    Zat Kimia :- Asam sulfat pekat- natrium hidroksida 50% ( 50 gam/100 ml )- asam boraks 2% ( 2gam/100 ml )- asam klorida 0,1 N

    - tablet katalis ( 1 g Na2SO4 + 10 mg Se )- Bromo Chresol Geen 0,1%- Metyl Red 0,1%

    Cara Kerja :pase destruksi : masukkan ke labu kjeldahl 0.3000 g sampel, tambah 1 butir tablet katalis masukkan 1 butir butiran gelas dan 5 ml asam sulfat pekat destruksi dalam suhu rendah sampai asap hilang suhu dinakkan dan didestruksi sampai jernih dinginkan dan bilas dinding labu dengan aquaadest sebanyak 5 ml

    pase destilasi : hasil destruksi di destilasi dengan markham tambahkan 25 ml NaOH 50% tampung dengan 20 ml asam borak 2% yang sudah dicampur dengan indikator ( 1 L asam borak 2% + 20 ml

    0,1% Brom Chresol Green + 4 ml 0,1% Metyl Red ) destilasi dihentikan setelah tertampung 50 ml. bilas ujung kondensor.

    pase titrasi :titrasi hasil destilasi dengan asam khlorida 0,1 N sampai titik akhir titrasi

    katalis

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 11

    Hasil :Normalitas asam titrator = 0,1mg equivalen nitrogen = 14faktor protein = 6,25ml untuk titrasi sampel = ........mlml untuk titrasi blanko = ........mlkadar protein kasar (%) = ........ %

    0,1 x ( ml titrasi sampel - ml titrasi blanko ) x 14 x 6, 25----------------------------------------------------------------------------------- x 100% = ......... %

    mg sampel

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 12

    4.3 Kadar Serat kasarAOAC (1990)

    prinsip:Setiap zat yang dapat larut dalam larutan asam lemah dan basa lemah dalam prosudure ini dapat dihilangkan. Yangtinggal dalam saringan adalah serat kasar dan abu. Serat kasar akan terbakar dalam tanur sehinggaa serat kasardidapat dari berat sebelum dan sesudah dibakar.

    Alat dan bahan :- gelas piala tinggi 600 ml- cawan porselin- kertas saring- corong buchner

    - kondensor- penangas pasir- pompa vakum- aquadest

    Pereaksi:- H2SO4 0,3 N- NaOH 1,5 N- alkohol- Aceton

    Cara kerja: timbang 1 g sampel ke dalam gelas piala tinggi 600 ml ( a gram) lalu tambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N didihkan selama 30 menit di atas hot plate yang dilengkapi dengan pendingin balik tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N dan didihkan kembali selama 30 menit kertas saring bebas abu dikeringkan dalam oven 105 OC selama 2 jam, dinginkan di desikator, timbang (b gram). letakkan Kertas saring pada cororng buchner yng terhubung dengan pompa vakum lalu saring residu serat cuci residu serat berturut-turut dengan:

    - Aquadest panas 50 ml- H2SO4 0,3 N 50 ml- Aquadest panas 50 ml- Alkohol 25 ml dan- aceton 25 ml

    pindahlan kertas saring yang berisi serat ke dalam cawan porselin keringkan dalam oven 105OC selama 3 jam, timbang dan catat beratnya (c gram) lanjutkan dengan pengabuan pada 500OC selama 1 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (d gram)

    Hasil :a. Berat sampel : .................... ........... gb. Berat kertas saring : .................... ........... gc. Berat cawan + kertas saring + serat kering : .................... ........... gd. Berat cawan + abu : .................... ........... g

    c - d - b% Serat kasar = ------------------- x 100%

    a

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 13

    4.4 Kadar Lemak KasarAOAC (1990)

    Prinsip :Semua zat yang larut dalam pelarut lemak akan terektraksi apabila pengekstraksian dilakukan dalam jangka waktutertentu. Kehilangan berat pada sampel atau penambahan berat pada ekstrator atau pelarut adalah kadar LemakKasar. Pelarut lemak seperti eter, khloroform, petroleum benzena. zat yang larut didalamnya seperti lemak, asamlemak, resin, lipid, klorofil.

    Alat :- ekstraktor soxchlet - timbel atau kertas saring- neraca analitik - oven- desikator - pinset

    Zat kimia :- petroleum benzena B.P. 60 - 80 O- kapas bebas lemak

    Cara kerja : masukkan sampel ke dalam timbel 1 - 2 gam tutup dengan kapas bebas lemak hilangkan kandungan airnya dengan mengovenkan selama 9 jam pada suhu 105OC dinginkan dalam desikator selama 30 menit timbang ( berat timbel + sampel ) masukkan ke alat soxhlet isi labu lemak dengan petroleum benzena secukupnya ekstraksi selama + 18 jam dengan tetesan 8 - 12 permenit timbel diambil dan keringkan selama 3 jam dalam oven dengan suhu 105 - 110 OC dinginkan dalam desikator selama 30 menit timbang berat timbel + sampel setelah diekstraksi

    Hasil :berat (timbel+sampel) sebelum ekstraksi = ............... gamberat (timbel+sampel) setelah ekstraksi = ............... gamberat sampel = ............... gamkehilangan berat = ............... gam

    berat timbel sebelum - setelah diekstraksi% Lemak Kasar = --------------------------------------------------------------- X 100%

    berat sampel

    Atau :

    berat labu setelah - sebelum ekstraksi% Lemak Kasar = ------------------------------------------------------------ X 100%

    berat sampel

    catatan:- Apabila tidak ada timbel dapat digunakan kertas saring. Perhatikan saat melipat jangan sampai bocor

    atau sampel keluar. cara kertas saring lebih ekonomis sebab lebih banyak sampel yang terekstraksipada saat tertentu akan tetapi lebih sukar saat menimbang kertas saring setelah dioven.

    - Menentukan kadar lemak dengan jalan menghitung penambahan berat labu kadang-kadangpenambahan berat terjadi disebabkan oleh oksidasi lemak tidak jenuh oleh oksigen di udara.

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar 14

    4.5 Kadar Abu atau kadar Bahan OrganikAOAC (1990)

    Prinsip :Bahan organik akan teroksidasi secara sempurna menjadi produk gas bila dibakar pada suhu tinggi. Sisa yangtertinggal adalah abu dengan warna putih keabu-abuan. Sisa pembakaran ditimbang sebagai kadar abu. Warnasisa-sisa pembakaran kadang-kadang biru bila banyak unsur tembaga, dan hijau bila banyak unsur besi. Unsurmineral dalam abu adalah dalam bentuk oksida; sulfate, chlorida, phospate, silica, dan dapat menempel padacawan porcelin.

    Alat :- cawan porcelin- neraca analitik- desikator- pinset atau gegep- tanur lisrik ( muffle furnace )

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

    Cara kerja : tentukan berat konstan cawan dengan cara :

    - masukkan dalam tanur listrik selama 1 jam pada suhu 500 OC- dinginkan dalam desikator selama 30 menit

    timbang berat cawan kosong (a. gram) masukkan sampell 1-2 gam (b. gram) bakar dalam tanur 3 jam pada suhu 500 OC sampai menjadi abu yang ditandai warna putih keabu-abuan

    tanpa ada bintik-bintik hitam. dinginkan dalam desikator timbang berat cawan + abu (c. gram)

    Hasil :a. berat konstan cawan = ..................... gamb. berat cawan + sampel = ..................... gamc. berta cawan + abu . = ..................... gam

    berat sampel = (b - a) gramberat abu = (c - a) gram

    berat abu% abu = -------------------------- x 100%

    berat sampel

    Kadar Bahan OrganikKadar Bahan Organik dapat ditentukan dengan jalan menghitung pengurangan berat saat pengabuan.

    berat sampel - berat abu% Bahan Organik = --------------------------------------- x 100%

    berat sampel

    Catatan:1. Apabila tidak tersedia tanur listrik pembakaran dapat dilakukan dengan nyala bunsen. Suhu mendekati 500 derajat

    celcius, apabila warna dasar cawan sudah kuning kemerahan.2. apabila sampel belum menjadi abu secara sempurna pembakaran dapat diulangi lagi.3. Untuk beberapa sampel perlu perlakuan tambahan seperti penambahan beberapa tetes kerosin, asam nitrat pekat

    agar sampel tidak keluar cawan menggelembung.4. Bahan yang perlu mendapat perlakuan tambahan pada saat pengabuan seperti :

    - tepung bulu ayam- kulit- bahan yang banyak mengandung gula.

    V. Bahan Ekstrak Tiada Nitrogen atauBahan Ekstrak Tanpa Nitrogen(BETN)N.A.S. (1971)

    BETN tergolong karbohidrat yang mudah dicerna dibanding serat kasar, BETN bukan ditentukanakan tetapi dihitung.

    BETN = BK% - %PK - % SK - %Abu - %LK

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar xvi

    VI. Penentuan Total Digestible Nutrient(TDN)V.R. Fowler (1975)

    Dihitung dengan rumus menurut Fowler

    TDN = 76.8 – 2.2 %SK + 1.12 %LK

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar xvii

    VII. ENERGI BRUTOGallenkamp (1976)

    Prinsip :

    Energi sebenarnya sesuatu yang abtrak akan tetapi dapat diukur apabila terjadi perubahan bentuk. Bahan Organikterdiri dari unsur C, H, O dan N, bila dibakar atau dioksidasi secara sempurna akan menjadi produk gas CO2, H2O danNO2. Oksidasi terjadi secara sempurna pada suhu tinggi dengan bantuan oksigen bertekanan. Panas yang dikeluarkanadalah energi bruto.

    Alat :- neraca analitik - cawan baja- pembuat pelet - benang kapas- kawat platina / chromium - buret- automatic adiabatic bombcalorimeter - pinset

    Zat Kimia :- natrium benzoat - natrium karbonat- oksigen - es blok- air pendingin

    Cara Kerja :a. mempersiapkan automatic adiabatic bomb calorimeter alirkan air pendingin dengan aliran 300 ml / menit selang air pendingin dimasukkan ke dalam ember yang berisi es blok, agar air lebih dingin. tabung penyerap panas diisi 3 kg aquadest tabung pembungkus diisi aquadest sampai penuh yang ditandai keluarnya aquadest (over flow) ke dalam tabung pembungkus dimasukkan Natrium Karrbonat (40 mg) sebagai pengantar listrik. lampu petunjuk akan menyala bila bomb dihidupkan untuk lampu petunjuk pemanas, baru menyala setelah suhu ditabung pembungkus lebih rendah daripada tabung

    penyerap panas. Hal ini terjadi karena pemanas (heater) bekerja untuk menaikkan suhu keseimbangan suhu tercapai ditandai dengan nyala lampu petunjuk hidup dan mati yang periodenya teratur,

    disamping itu bunyi relay juga teratur petunjuk relay dipasang pada angka 6 - 8, relay adalah alat pengatur pemanas untuk bekerja, pemanas bekerja

    apabila ada perintah dari relay, perintah timbul karena ada perbedaan suhu antara tabung penyerap panasdengan tabung pembungkus yang dikontrol oleh termistor yang tercelup didalamnya

    bila relay berfungsi sempurna maka suhu ditabung pembungkus selalu lebih tinggi 1-2 oC dari suhu di tabungpenyerap panas, dengan demikian tidak ada panas yang keluar dari tabung penyerap panas

    bomb siap dipakai bila suhu antara tabung pembungkus dengan penyerap panas seimbang

    b. Mempersiapkan pelet timbang cawan baja kosong timbang sampel + 1 gam buat pelet dengan pressing sampel dengan alat pelleting hasil pelet dimasukkan ke cawan baja, lalu timbang :

    - berat cawan + pelet = .................... g- berat cawan kosong = .................... g- berat pelet = .................... g

    berat pelet yang baik berkisar antara 0,9999 - 1,0001 gam

    c. Mempersiapkan tabung pembakaran hubungkan elektrode pada tutup tabung pembakaran dengan kawat platina letakkan cawan yang sudah berisi pelet pada tempatnya hubungkan pelet dengan kawat platina dengan benang sebaiknya kedua ujung benang ditindih oleh pelet isi tabung bomb 1 ml aquadest, tutup dan alirkan oksigen sampai tekanan 25 - 30 atmosfir periksa kebocoran tabung dengan mencelupkan tabung air, bila bocor perbaiki dan isi kembali O2

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar xviii

    d. Pemasangan tabung pembakaran di alat bomb calorimeter Masukan tabung pembakaran kedalam tabung penyerap panas hingga terendam sempurna. Penutup bom calorimeter dipasang. Lampu penunjuk tanda hubungan aliran listrik dan lampu tanda siap di bomb akan menyala. Bila tidak menyala, periksa dimana hubugan listrik tidak tersambung. Bomb calorimeter siap bekerja bila suhu sudah seimbang. Baca suhu awal pengeboman. Tekan tombol pengeboman selama 10 detik baru dilepas Perhatikan kenaikan suhu pada termometer yang dipasang di tabung penyerap panas. Suhu akan naik dengan cepat yang ditandai bunyi relay yang panjang dan lampu tanda pemanas. Baca dan catat suhu pada 3 menit setelah pengeboman dan tiap 1 menit berikutnya sampai suhu stabil keluarkan tabung pembakaran, gas produk pembakaran dikeluarkan dengan menekan pintil udara Buka tutup tabung pembakaran, pengeboman sempurna apabila hasil terlihat berwarna putih keabu-abuan. bilas tabung pembakaran dengan aquadest untuk pengeboman pada sampel selanjutnya

    e. Hasil. Suhu awal = ................ oC Suhu akhir = ................ oC Kenaikan suhu = ................ oC

    kenaikan suhuEnergi bruto = --------------------------------- x bomb faktor Kcal/g

    berat sampel

    f. Menentukan bomb faktor. Timbang asam benzoat 1 gram, Buat pelet Pelet dibomb seperti diatas. untuk menentukan bomb faktor paling sedikit di bomb 20 pelet asam benzoat. Nilai rata-ratanya adalah bomb

    faktornya. Untuk memeriksa kembali bomb faktornya 3 pelet sudah cukup.

    g. Asam benzoat.BM = 122,13 dengan rumus kimia C6H5COOH1 grol = 122,13 gr1 grol = 771,2 Kcal, jadi1 gram = 6,31458 Kcal.

    kenaikan suhu6,31458 Kcal/gram = ----------------------------- x bomb factor

    berat sampel

    berat sampelBomb factor = ------------------------- x 6,31458

    kenaikan suhu

    1 gram= ------------------------- x 6,31458 = 2,5659 Kcal/gram

    2,461

    Bomb factor untuk tabung pembakaran: I = 2,5659. II = 2,5676

    h. Hal yang perlu diperhakan. Bila mengerjakan sampel cair, pergunakanlah bahan penyerap kertas saring yang sudah diketahui berat dan

    energi brutonya. Satuan metrik untuk energi adalah Joule, dari itu maka kalori dikonversi ke joule. 1 kalori = 4,184 Joule.

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar xix

    VIII. KONVERSI HASIL ANALISA

    Untuk daerah tropis kelembaban udara selalu tinggi dan kandungan uap air didalamnya dapatmempengaruhi keadaan sampel, baik yang belum maupun yang sudah digiling. Pada umumnya sampelyang belum atau yang sudah digiling mengandung kadar air 10-15%. Dengan demikian saat analisa yangditimbang termasuk airnya, jadi hasil analisa dipengaruhi oleh kadar air yang bervariasi maka pengaruh airharus dihilangkan dengan jalan mengkonversi hasil analisa ke dasar bahan kering (BK). Setelah konversi keBK baru boleh di konversi ke Bahan Segar atau Bahan Organik.

    1. Konversi Bahan Kering.Kadar Protein Kasar- Kadar Protein Kasar (% Berat Kering) = 5%- Kadar Bahan Kering (% Berat Kering) = 90%- Kadar Protein Kasar (% Bahan Kering) = 100/90 x 5% = 5,55%

    artinya dalam BK 90% terdapat 5% PK, sedangkan dalam BK 100% terdapat 5,55% PK

    2. Konversi ke Bahan OrganikKadar Protein Kasar- Kadar Abu (% Berat Kering) = 10%- Kadar Abu (% Bahan Kering) = 100/90 x 10% = 11,11%- Kadar Bahan Organik (% Bahan Kering) = 100 - 11,11 =88,89% atau 100/90 x ( 90 - 10 ) = 88,89%- Jadi dalam BO 88,89% terdapat 5,55% PK, dalam BO 100% terdapat 100/88,89 x 5,55% = 6,24%

    3. Konversi ke Bahan Segar/ Asal/ Seperti yang dimakan- Berat Kering (% Segar /Asal) = 20%- Bahan Kering (% Berat Kering) = 90%- Bahan Kering (% Segar/Asal) = 20 x 90/100 = 18%- PK = 5,55 (%BK) artinya PK = 5,55% dalam 100% BK.- Jadi dalam 18% BK terdapat 18/100 x 5,55% = 0,999% = 1% Protein Kasar (% Segar) = 1%- Kadar Abu (% Bahan Kering) = 11,11%- Kadar Abu (% Segar) = 11,11 x 18/100 = 1,9998 = 2%- Kadar Bahan Organik (% Segar) = 18 -2 = 16% atau- Kadar Bahan Organik (% Segar) = 88.89 x 18/100 = 16%- Dalam 100% BO terdapat 6,24% Pk, jadi dalam 16% BO terdapat 16/100 x 6,24 = 0,9984 = 1%- Berdasarkan BO Bahan Segar kadar Protein Kasar = 1%

    4. Catatan :- Hasil Analisa di laboratorium adalah berdasarkan Berat Kering- Perhitungan berdasarkan BK maka, PK + LK +Abu + SK + BETN = 100- Perhitungan berdasarkan BO maka, PK + LK + SK + BETN = 100- Berdasarkan Bahan Segar maka, PK +LK + Abu + SK + BETN = BK Segar- Berdasarkan Bahan Organik Bahan Segar Maka, PK + LK + SK + BETN = BO Segar

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar xx

    Daftar Pustaka

    Assosiation of Official Analytical Chemist. 1990. Official Methods of Analysis 15 th Ed, AOAC,Washington DC

    Chapman, H.D. and Prat P.E. 1961. Method of Analysis for Soil, Plant and Waters, Univ. CaliforniaDivision of Agriculture Sciences, pp 56 - 63, 150 - 160, California

    Fowler, V.R. 1975. The of Feeds Diets and Additives by the Pig Producer. Rowet ResearchInstitute, Buck Burn Aberden

    Gallenkamp, A. 1976. Automatic Adiabatic Bomb Calorimeter, London.

    Ivan, M., Clack, D.J. and White, G.J. 1974. Kjeldahl Nitrogen Determination. In Short Course onPoultry Production, Udayana University, Denpasar.

    National Academy of Science. 1971. Atlas of Nutritional Data on United Satate and CanadianFeeds (NAS, Washington DC)

    Lorin E. Harris. 1970. Nutrition Reseach Techniques for Domestic and Wild Animals AnInternational Record System and Procedures for Analyzing Samples, Animal ScienceDepartme nt, Utah State University, Logan, USA

    Surayah Askar, Darwinsyah Lubis. 1980. Analisa Bahan Makanan Ternak, Laboratorium MakananTernak, Balai Penelitian Ternak, Bogor

  • Penuntun Ilmu Nutrisi Ternak Dasar xxi