PENULISAN ILMIAH / SEMINAR ARSITEKTUR PENERAPAN...

26
Isa Juneartho 25310064/4tb02 DOSEN PEMBIMBING : Yonav Partana, ST., M.arch PENERAPAN ELEMEN SKYLIGHT UNTUK SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI PADA BANGUNAN MUSEUM PP-IPTEK TAMAN MINI INDONESIA INDAH DI JAKARTA PENULISAN ILMIAH / SEMINAR ARSITEKTUR

Transcript of PENULISAN ILMIAH / SEMINAR ARSITEKTUR PENERAPAN...

Isa Juneartho25310064/4tb02

DOSEN PEMBIMBING :

Yonav Partana, ST., M.arch

PENERAPAN ELEMEN SKYLIGHT UNTUK SISTEM PENCAHAYAAN

ALAMI PADA BANGUNAN MUSEUM PP-IPTEK TAMAN MINI

INDONESIA INDAH DI JAKARTA

PENULISAN ILMIAH

/ SEMINAR ARSITEKTUR

Latar Belakang

Menghemat Sumber daya Alam adalah salah satu jalan keluar dari masalah ini, Dengan banyaknya

sumber daya alam yang ada di indonesia, bukan berarti sumber daya yang tersedia itu tidak akan habis.

Untuk kelangsungan kehidupan di massa yang akan datang, entah untuk anak atau cucu kita nanti, ada

baiknya kita menghemat persediaan sumber daya alam yang ada saat ini.

Penggunaan alternatif sumber daya yang terbarukan . Dengan kemajuan teknologi, dan iklim

indonesia yang tropis, penggunaan cahaya alami dapat diterapkan.

Pencahayaan alami sebagai salah satu alternatif penghematan energi perlu diterapkan di berbagai

macam bangunan dengan mengadakan bukaan-bukaan di beberapa sisi bangunan menggunakan

Skylight

Dengan keadaan alam yang semakin lama semakin tidak menentu, dan keadaan cuaca yang

semakin ekstrem saja, dirasa perlu mendapatkan perhatiaan lebih dari manusia .

Dari sekian banyak bangunan yang menggunakan skylight, museum adalah salah satu bangunan yang

paling banyak menerapkan penggunaan skylight karna skylight sangat banyak memberikan keuntungan

untuk penerangan dimuseum.

Kajian Pustaka

MuseumDefinisi Museum

Syarat Ketentuan MuseumFasilitas Museum menurut Carl Zeis

Jenis Museum

Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang

sebenar nya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses,

anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian.

Awalnya museum hanya di jadikan tempat penyimpanan koleksi

individual, namun seiring berkembangnya peradaban yang

membutuhkan banyak bukti otentik dijadikanlah museum sebagai salah

satu tempat penyimpanan sejarah.

Lokasi museum

Bangunan museum

KoleksiPeralatan museum

Organisasi dan ketenagaanSumber dana tetap

•Area Pengunjung :

•Enterance Area

•Enterance hall/Lobby

•Tiketting/Toko Sovenir

•Penitipan Pakaian

•Lampu yang mengarah ke Auditorium

•Auditorium

•Ruang Pamer/Peragaan

•Observatorium

•Ruang Kelas/Kuliah

•Ruang Konfrensi/Ruang Rapat

•Perpustakaan

•Café/Restaurant

•Ramp untuk pengguna kursi roda

•Toilet Pengunjung

•Area Produksi/ Pengelola:

•Kantor/kantor Sekertaris

•Optical/mechanical,electrical/Elect ronic,wood/Cardboard

•Sound studio with Speaker’s booth

•Photo lab/Reproduction studio

•Ruang Arsip data dan gambar

•Ruang computer/ruang Kontrol

•Dapur

•Area Service:

•Catwalk

•Ruang oprator/meja

control

•Stage/Platform

•Projector Gallery

•Ruang komputer

•HVAC system

•Toilet Pengelola

•Janitor

•Genzet

Museum Berdasarkan atas koleksinya

Museum Berdasarkan Kedudukannya

Museum berdasarkan Penyelenggaraannya

Arsitektur Museum

Tipologi Museum Elemen Pada Museum

Pencahayaan Museum

•Ruang •Pencahayaan

Cahaya AlamiCahaya Buatan

Dalam ”ilmu” sendiri menganggap

bahwa ruang adalah suatu satuan

fundamental, yaitu suatu satuan yang

tidak dapat di definisikan oleh satuan

lain. Namun menurut bidang ilmu

Arsitektur, Ruang adalah bagian dari

suatu bangunan, bangunan dapat

terbentuk dari kumpulan ruang yang

ada di dalamnya.

Pencahayaan

merupakan salah satu

faktor untuk

mendapatkan keadaan

lingkungan yang aman

dan nyaman dan

berkaitan erat dengan

produktivitas manusia.

Pencahayaan

Alami

Bukaan Samping (Side Lighting)

Bukaan Atas (Top Lighting)sebuah lubang atau bukaan yang dapat

memasukkan cahaya matahari kedalam

suatu bangunan dimana bukaan itu

terletak di sisi-sisi samping sebuah

bangunan.

Bukaan Pada bagian atap bangunan yang

memantulkan atau menyaring sinar yang masuk agar

tidak berupa sinar matahari langsung.

SkylightDefinisi Skylight

Skylight Menurut Bentuknya

Skylight merupakan bukaan horizontalatau mendekati horizontal pada atap.

Skylight menurut bentuknyamemiliki 10 macam jenis yang

berbeda.

Ada 3 jenis skylightberdasarkan fungsinya yaituventilating skylight, dapatdibuka agar udara dapatmasuk, biasanya dipasangpada kamar mandi dandapur. Fixed skylight, tidakdapat dibuka, hanya sebagaipencahayaan alami. Tubularskylight, ukurannya lebih kecil,biasanya dipasang padakoridor rumah dan ruangyang lebih kecil sebagaipencahayaan alami. Skylightroof yang akan dibahas padapenulisan kali ini merupakantipe fixed skylight.

1.

6.

4.3.

2.

5.

Pemasangan Skylight

Pemasangan Tulangan atau rangka skylight pada

lubang atau rongga yang telah dilubangi.

Setelah proses pemasangan rangka telah sesuai,

rangka skylight lalu akan di baut agar ikatang pada

skylight tidak berubah sewaktu-waktu.

Lalu setelah baut dan mur terpasang, dipasangilah

perekat tambahan berbentuk semacam lem agar

ranagka tulangan skylight ini dapat lebih mengikat dan

tidak akan dikhawatirkan terjadinya kebocoran.

Tulangan diukur dan di samakan pada bidang atau

lubang yang sudah ada, apakah masih berongga

kosong ataupun tidak pas antara rangka skylight

dengan bidang yang ada.

Pemasangan karet di sisi yang akan di pasangi sky;ight.

karet ini diharapkan dapat mengikat kaca lebih erat lagi

dan tidak membahayakan orang banyak.

Finising pada pemasangan skylight agar dapat terlihat

bagus lebih rapih.

Material Skylight

Plastic

Glass

Glass atau Kaca merupakan salah satu material pada skylight , kaca

merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis , lengai, dan secara

biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh dibentuk

menjadi permukaan yangtahan dan licin. Komponen utama kaca

iyalah silica, silica adalah galian yang mengandungi silicon dioksida.

•Acrylic

Adalah semacam plastic tapi berbentuk bening yang

menyerupai kaca, namun memiliki sifat yang

membuatnya lebih unggul daripada kaca. Terdapat

dua jenis cara dasar membuat akrilik yaitu akrilik

ekstrusi dan cetakan .

•Fiber glass

Fiber dalam bahasa Indonesia berarti kaca serat,

adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis

dengan garis tengah sekitar 0,005 mm – 0,01mm .

Contoh Penerapan Skylight Pada Museum

Tinjauan Lokasi

Sejarah Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Data Umum Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Sejarah PP-IPTEK Pada tahun 1984 gagasan

pendirian science centre di Indonesia diprakasai

oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan

dibentuknya Panitia Kerja dengan SK Menistek

No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi banding,

pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema

peragaan, system pengelolaan, serta bentuk

arsitekturnya.

Nama : Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Lokasi : Berada Di Dalam Komplek TMII Jakarta

Telp : (021)-8401488; 33221488

Fax : (021)-8401487

Mobile : 085210235624-25

Email : [email protected]

Konsep Awal Perencanaan Dibantu Oleh

: US Agency for International Development dan Asia Foundation

Konsultan DalamNegeri

: PT Tripanoto Sri Konsultan

Konsultan Luar Negri

: Tim dari Musee de La Villete dan Sopha Development dari

Perancis.

Tanggal Dibangun

: 20 April 1991

Tgl Peresmian pembangunan

: Pada tanggal 20 April 1991, PP- IPTEK diresmikan oleh

Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000

m2.

Tgl Penempatan gedung permanen

: 10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks

TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok.

Konsep Bangunan

: Filosofi konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa

batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300

m2

Struktur bangunan

: Menggunakan sistem rigid yang melingkar dengan kolom-kolom

besar yang ada di tengahnya.

Ruang-Ruang dan Sirkulasi Pada

Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Taman Kering terletak persis di

bawah skylight

Ruang Pamer Tengah, terletak

Persis di tengah-tengah bangunan

, cahaya yang masuk ke bagian ini

tidak terlalu superior.

Hall, Tempat yang berfungsi

sebagai ruang penerima tamu

Lorong atau jalur sirkulasi

utama

Ruang Pamer Pada Lantai 2 skylight utama .

Denah,Tampak Dan Potongan Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Denah Lt.1

Denah Lt.2 Denah Atap

Denah Lt.Mezanin

Denah,Tampak Dan Potongan Museum PP-

IPTEK TMII Jakarta

Analisa Dan Pembahasan

Museum PP-IPTEK

Analisis Eksisting Museum

e.Elemen-elemen

yang digunakan.

a.Tipologi

b.Eksterior

d.Fasilitasc.Interior

Letak Museum PP-IPTEK ini berada di sebelah kanan ujung dekat

dengan pintu keluar sebelah timur. Museum ini mendapatkan sinar

matahari yang cukup besar dengan peletakkannya di lokasi ini, hal ini

disebabkan karna bangunan tidak terhalang lagi oleh bangunan-

bangunan besar yang ada di komplek TMII itu sendiri, dengan

peletakkannya yang berada di pojok sisi TMII.

Museum PP-IPTEK memiliki tipologi denah

yang hampir serupa dengan bangunan museum

pada umumnya, alur yang diterapkan adalah

alur memutar, metode menembus ruang

digunakan sebagai sirkulasi penyampaian ke

ruang-ruang yang ada, karna dengan denah

yang berbentuk lingkaran sirkulasi memutar

adalah pilihan yang terbaik untuk

memaksimalkan ruang.

Fasad Museum PP-IPTEK memiliki bentukan

futuristik dengan skylight yang berukuran

besar dan mencolok sehingga skylight museum

PP-IPTEK memiliki bentuk yang cukup

mengagumkan.

Interior dalam

museum ini bergaya

modern futuristik,

dengan kaca dari

kumpulan ruang-

ruang yang mengitari

pusat bangunan.

Fasilitas di Museum ini cukup lengkap dr

mulai fasilitas utama hingga penunjang

disediakan di Museum Ini.

Dari sekian banyak elemen,

difokuskan kepada ruang

dan pencahayaan saja.

Karna merupakan elemen

yang banyak berpengaruh

pada museum ini.

Analisis Pencahayaan

a. Bukaan Samping

b. Bukaan Atas

Jenis bukaan atas yang terdapat pada Museum PP-

IPTEK menggunakan sebuah elemen skylight besar

yang merupakan bukaan langsung yang tidak memiliki

perantara dengan fungsi penghalang masuknya cahaya

matahari langsung.

Dengan bukaan seperti itu, cahaya matahari dapat

langsung masuk kedalam ruangan. Bukaan atas

pada Museum PP-IPTEK menggunakan elemen

skylight dengan tipe custom Skylight. Skylight ini

berfungsi agar cahaya matahari bisa masuk kedalam

bangunan dan memaksimalkan pencahayaan pada

ruangan dan juga dapat menghemat penggunaan listrik

pada Museum PP-IPTEK .

Sistem pencahayaan dengan bukaan samping pada

Museum PP-IPTEK digunakan untuk menghemat

penggunaan listrik selain itu bukaan ini berguna

memaksimalkan cahaya kedalam ruangan yang tidak

terjangkau oleh sumber cahaya lainnya agar lebih ramah

lingkungan.Bukaan samping pada museum PP-IPTEK adalah berupa

jendela kaca besar yang terletak mengelilingi sisi bangunan

yang terletak di bagian sisi luar maupun sisi dalam museum.

Bukaan Samping pada museum PP-IPTEK ini

menggunakan material kaca yang diberi lapisan peredup

guna mengurangi silau akibat pantulan cahaya ke lapisan

kaca dan juga agar mengurangi glare yang terjadi, yang

disebabkan oleh masuknya cahaya matahari yang terlalu

besar.

KolomPenunjang

BalokPenunjan

g

BalokUtama

SkylightAnalisis Bentuk Skylight

Analisis Layout

Analisis Potongan

Analisis Tampak

Custom Skylight yang menjadi Vocalt Point

Dilihat dari bentuknya yang cukup

kompleks, Skylight pada museum

PP-IPTEK dapat digolongkan

kedalam jenis Custom skylight.

Pada gambar di atas dapat dinyatakan sebagai

custom skylight karna bentuk skylight yang tidak

standart dan berbentuk geometris, kemudian

juga skylight ini mempunyai bingkai yang

berbentuk unik dari susunan tiang-tiang baja

yang menyerupai komposisi garis.

Bentuk skylight ini di ambil dari konsep yang berkiblat pada

bangunan futuristik , bentuk melingkar diambil untuk

menyesuaikan bentuk bangunan dan memaksimalkan cahaya

yang masuk dari matahari pagi hingga matahari di sore hari.

menjelaskan keberadaan 2 jenis skylight pada atap

bangunan Museum PP-IPTEK TMII yang memiliki

perbedaan jenis dari bentuknya dengan di tandai

dengan keterangan warna.

Keterangan :

1. Flat Skylight dengan ukuran lebar 8 m

berbentuk seperti lubang kunci

memiliki kemiringan 30°

2. Custom Skylight menggunakan

struktur space frame yang menjulang ke

atas

Flat

Skylight

Custom Skylight

KolomUtama

Potongan ini berguna

untuk memperlihatkan

bentuk kemiringan

skylight jika di lihat dari

samping. Karna jika

dilihat kemiringan pada

flat skylight tidak serupa

dengan potongan yang

di ambil dari sisi depan.

Analisis Material SkylightAnalisis material skylight utama

Analisis Material Struktur Skylight

pada Museum PP-IPTEK TMII

menggunakan material Plastik,

yaitu jenis Fiber glass.

Fiber glass adalah plastik dengan serat kaca (glass-reinforced plastic-GRP), yang juga

dikenal sebagai plastic yang diperkuat oleh serat kaca (Glass fiber-rainforced plastic –

GFRP), merupakan suatu polimer yang diperkuat.

Museum PP-IPTEK

TMII sengaja

menggunakan

material fiber glass

untuk mensiasati

beban yang akan di

timbulkan dari design

yang akan di bangun.

Selain dari factor ringan, juga untuk meminimalisir

anggaran yang akan dikeluarkan untuk

pembangunan skylight ini.

Museum PP-IPTEK TMII menggunakan struktur space frame untuk skylight

utamanya, dengan menggunakan material besi baja berdiameter 10 cm dengan

ketebalan sekitar 2 cm dan sambungan-sambungannya di las, untuk pengikat

besi baja ke beton menggunakan mur dan baut seperti pada gambar di bawah

ini.

Fiber Glass

Balok Penyanggah

Besi Alumunium

Besi Penyanggah

Kolom utama

Untuk penahan skylight

menggunakan kolom dan balok beton

untuk penyangganya yang di

tunjukkan pada gambar di bawah.

Karna pada waktu itu teknologi yang ada di

indonesia belum seberkembang sekarang

jadi pada jamannya struktur seperti yang di

gunakan di Museum PP-IPTEK TMII ini

sudah termasuk kategori modern.

Analisis Skyligh Untuk Pencahayaan

Museum

Bentuk dari skylight itu sendiri

mempengaruhi intensitas cahaya yang ingin

di masukkan ke dalam ruangan. Dengan

adanya kemiringan skylight , kemiringan itu

bertujuan untuk bisa menangkap lebih

banyak cahaya dari cahaya matahari di pagi

hari.

Dan dengan bentuk seperti itu pula bertujuan

untuk dapat meminimalisir cahaya pada

siang hari .

Pada skylight utama cahaya yang masuk

tidak dapat menembus lapisan fiber glass

sepenuhnya .karna material tidak se

transparant material kaca. di bagian ini

skylight hanya bersinar karna pantulan dari

cahaya luar, namun pengunjung yang ada di

dalam skylight tidak dapat menikmati

pemandangan di luar skylight.

Gambar di atas menunjukkan cahaya-cahaya yang ada di dalam

ruangan yang di lihat dari denah, warna hijau muda menunjukkan

cahaya alami dari matahari yang jatuh di area kolam, sedangkan

warna kuning menunjukkan transisi antara cahaya alami dan cahaya

buatan yang terjadi di sekitar sisi lorong, dan warna orange

menunjukkan cahaya buatan yang terdapat di dalam ruangan.

Gambar di atas menjelaskan dari sisi gelap terang yang

di timbulkan oleh skylight terhadap ruangan di dalam

Museum PP-IPTEK

Analisis Dampak Skylight Untuk

Pencahayaan Alami Museum IPTEK

Dari data hasil survey yang dilakukan, di dapatkan penetrasi cahaya yang jatuh dari skylight digunakan sebagai penerangan museum secara general, skyalight

cendrung digunakan untuk penerangan utama dan juga sebagai estetika bangunan museum sendiri , dan tidak digunakan untuk memberikan efek khusus kepada

objek pamer, cahaya diperuntukkan sebatas menerangi ruangan saja.

Idealnya sistem pencahayaan ini harus menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja dan bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30-60 inchi diatas

lantai.

Dari analisis yang penulis lakukan menggunakan softwere Ecotect pada bulan April

pukul 12.00 WIB, penulis mendapatkan hasil penetrasi cahaya alami yang masuk

melewati skylight kedalam ruangan dengan level yang berbeda. Karna besarnya

bukaan skylight, cahaya yang masuk kedalam lantai 1 pun memiliki tingkat level yang

berfariasi.

Pada Lantai 2, hampir keseluruhan bagian terkena pencahayaan alami

karna letaknya yang lebih dekat dengan skylight, dan juga tidak adanya

penghalang di sisi lantai yang berdekatan dengan skylight.

Pada analisis ini, penulis mentukan pencahayaan matahari di kota jakarta berada tepat di

jam 12 siang - bulan April. Dari hasil analisis itu menujukkan bahwa penetrasi cahaya

alami di lantai satu, yang terbesar berada tepat di bawah skylight. Dengan wana kuning

menyala diikuti dengan warna-warna yang lebih gelap di sekelilingnya.

Dampak Terhadap Objek Pamer

Objek pamer yang ada di dalam area museum PP-IPTEK

berupa kumpulan alat peraga untuk anak-anak, oleh karna itu

pencahayaan alami tidak terlalu berpengaruh memberikan efek

visual yang berbeda terhadap objek pamer yang ada, karna

objek yang dipamerkan bukanlah berupa benda seni yang dapat

dinikmati bentuknya dengan adanya permainan pencahayaan.

Sumber cahaya alami yang masuk menerangi ruangan didapat

dari dua area, yaitu dari area skylight yang memberikan

asupan penerangan utama di bagian dalam bangunan, dan

glazing-galzing yang berada di sisi pinggir bangunan

memberikan asupan penerangan tambahan dari bagian luar.

Dampak Terhadap PengunjungPenerangan alami ini pun berdampak kepada pengunjung yang datang. Dengan besarnya

cahaya alami yang masuk, pengunjung akan merasakan intensitas cahaya yang masuk

kedalam ruangan sangat besar . Untuk segi penerangan, cahaya alami yang masuk mampu

memberikan penerangan secara merata kepada pengunjung. Pantulan cahaya dari

pencahayaan alami memudahkan pengunjung melihat jelas objek pamer yang ada. Namun

besarnya bukaan yang ada memberikan banyak glare pada objek pamer sehingga terjadi

sedikit ketidak nyamanan dalam mencoba objek pamer yang terkena glare dari pantulan

cahaya alami yang diberikan skylight.

Hampir semua bagian ruangan di lantai 1- dan 2 yang bisa di datangi pengunjung

mendapatkan pencahayaan alami. Pengunjung yang berada di museum PP-IPTEK akan

merasakan ruangan yang bertambah luas dengan adanya skylight tersebut. Namun dampak

besarnya bukaan menimbulkan hawa panas dan lembab yang sangat terasa oleh pengunjung,

yang terdapat di area tempat jatuhnya cahaya alami dari skylight.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa penelitian mengenai

penerapan elemen skylight untuk system pencahayaan

pada museum PP-IPTEK, maka penulis mencoba

member kesimpulan sebagai berikut:

1. Skylight digunakan sebagai vocal point sekaligus

sumber dari pencahayaan alami dari museum PP-

IPTEK TMII Jakarta, yang memberikan

penerangan terbesar di dalam museum tersebut.

2. Berdasarkan teori dapat disimpulkan skylight yang

digunakan pada PP-IPTEK memiliki dua tipe yaitu,

Flat Skylight dan Custom Skylight.

3. Material yang di gunakan pada museum PP-IPTEK

menggunakan material utama yang berupa fiber

glass dan untuk krangka pada skylight

menggunakan besi baja .

4. Berdasarkan dari teori yang ada skylight pada

museum PP-IPTEK telah memenuhi sarat, Skylight

dijadikan sumber pencahayaan utama. Skylight

sebagai system pencahayaan general hampir

menerangi keseluruhan bagian pusat bangunan

dan dapat menghemat energi yang dikeluarkan .

5. Dengan besarnya bukaan pada skylight memberikan

glare pada lantai dan kaca yang terdapat di dalam

ruangan yang berhadapan langsung dengan

skylight.

Saran

Pencahayaan alami merupakan salah satu cara efektif untuk

mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan. Untuk

memaksimalkan pencahayaan pada suatu ruang ada baiknya kita

memahami system dari pencahayaan itu sendiri dan fungsi dari

ruangan yang ingin dimaksimalkan efisiensi pencahayaannya.

Peletakkan bukaan jangan sampai terlalu berlebihan. Letak furniture,

jumlah bukaan dan pola sirkulasi harus disesuaikan dengan kebutuhan

fungsi ruang tersebut. Pada museum PP-IPTEK dirasa cahaya alami

yang di hasilkan dari skylight yang digunakan sudah cukup menerangi

dan cukup sesuai dengan fungsi ruang namun tingkat estetika dari

cahaya yang masuk kurang maksimal. Cahaya yang masuk belum bisa

memberikan suasana atau sentuhan perasaan tertentu yang

seharusnya bisa dirasakan oleh pengunjung dari sebuah skylight. Ada

baiknya untuk kedepannya tingkat estetis dari cahaya yang masuk dari

system pencahayaan alami lebih diperhatikan untuk membawa

suasana di dalam ruang semakin baik, dan dengan besarnya ukuran

skylight memberikan hawa panas yang masuk kedalam ruangan, harus

mendapatkan perhatian khusus karna jika tujuan utama penggunaan

elemen skylight untuk menghemat energi listrik yang digunakan untuk

penerangan akan terasa sia-sia jika harus menggunakan pendingin

ruangan untuk menghilangkan hawa panas yang masuk kedalam

ruangan museum PP-IPTEK.