Kelompok 14 Lubang Bukaan

27
KATA PENGANTAR AssalammualaikumWr. Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan akhir Praktikum perpetaan mengenai “Simulasi Pengukuran Underground” ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih juga kita panjatkan kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik dari segi moril mau pun materil serta kepada para Instruktur Laboratorium Perpetaan yang telah memberikan ilmu, dan bimbingan nya sehingga membantu dalam penyusunan laporan ini. Laporan akhir ini masih jauh untuk bisa dikatakan sempurna, oleh karena itu mohon kritik dan saran dari pembaca, guna memperbaiki tugas dan laporan yang telah diselsaikan. Semoga laporan ini berguna juga bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi seluruh pembaca laporan ini, terimakasih. Wassalammualaikum Wr. Wb. Bandung, 28 November 2014 Penyusun, Kelompok 14

description

lubang bukaan

Transcript of Kelompok 14 Lubang Bukaan

Page 1: Kelompok 14 Lubang Bukaan

KATA PENGANTAR

AssalammualaikumWr. Wb.Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan akhir Praktikum

perpetaan mengenai “Simulasi Pengukuran Underground” ini bisa

terselesaikan tepat pada waktunya.

Terimakasih juga kita panjatkan kepada orang tua kami yang telah

memberikan dukungan baik dari segi moril mau pun materil serta kepada para

Instruktur Laboratorium Perpetaan yang telah memberikan ilmu, dan bimbingan

nya sehingga membantu dalam penyusunan laporan ini. Laporan akhir ini masih

jauh untuk bisa dikatakan sempurna, oleh karena itu mohon kritik dan saran dari

pembaca, guna memperbaiki tugas dan laporan yang telah diselsaikan. Semoga

laporan ini berguna juga bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi

seluruh pembaca laporan ini, terimakasih.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Bandung, 28 November 2014

Penyusun,

Kelompok 14

Page 2: Kelompok 14 Lubang Bukaan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPeta merupakan gambaran sebuah wilayah mengenai bentuk permukaan

bumi nyang digambarkan secara dua maupun tiga dimensi pada sebuah bidang

datar, dengan fungsi sebagai pemuat informasi yang memiliki skala serta

dilengkapi oleh keterangan mengenai peta yang dibuat tersebut. Pemetaan

merupakan serangkaian penelitian yang diawali dengan survey, penelitian,

pengukuran, perhitungan, hingga pengolahan data hingga mendapat suatu

output berupa peta, dengan menggunakan dan perlengkapan untuk kegiatan

pemetaan.

Seperti yang kita kenal dalam dunia pertambangan ada 3 jenis metode

penambangan yaitu surface mining, underground mining, dan underwater mining.

Pada kegiatan pemetaan yang dilakukan kali ini yaitu metode pemetaan

underground mining (terowongan). Kegiatan pemetaan lubang bukaan

dilaksanakan di kampus I UNISBA dengan titik patok awal dari lantai 4 ke lantai

3. Metode yang digunakan dalam pemetaan lubang bukaan adalah metode

weissbach. Pegukuran lubang bukaan ini memuat informasi beda tinggi, azimuth,

dan zenit untuk diolah sehingga menghasilkan sebuah output berupa peta serta

dimensi dari terowongan dan penampang terowongan.

1.2. Maksud dan Tujuan1.2.1 Maksud

Dalam kegiatan simulasi pemetaan lubang bukaan pada lantai 3 ini

bermaksud agar praktikan memahami pengaplikasian alat pemetaan terhadap

pengukuran lubang bukaa dengan metode weissbach.

1.2.2 TujuanBerikut tujuan dari kegiatan simulasi pemetaan lubang bukaan yang

dilakukan dengan metode weissbach :

Dapat mengoprasikan alat pemetaan dengan baik sehingga

menghasilkan data yang akurat

Page 3: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Dapat mengolah data dari hasil simulasi pemetaan lubang bukaan

dengan metode weissbach sehingga mendapatkan dimensi dari lubang

bukaan.

Praktikan dapat mengetahui situasi dan kondisi serta luas dari lubang

yang diukur.

1.3. Ruang Lingkup Masalah1.3.1 Masalah Penelitian

Saat melakukan simulasi pemetaan lubang bukaan kendala yang

dihadapi adalah kekurangan cahaya (gelap).

1.3.2 Identifikasi MasalahAkibat dari gelap tersebut menyebabkan kesalahan dalam pembacaan

alat dan membuat mata lelah sehingga kemungkinan human error menjadi besar

1.3.3 Bahasan MasalahPerhitungan yang dilakukan untuk koreksi hanya untuk azimut dan sudut

dalam saja.

1.4. SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah dalam pembaca

dalam memahami isi dari laporan ini. Sehingga disusun dalam beberapa bab

sebagai berikut:

1.4.1 BAB I PENDAHULUANPada bab pendahauluan ini berisi mengenai apa-apa yang melatar

belakangi dilaksanakannya kegiatan simulasi pemetaan lubang bukaan serta

maksud dan tujuan dari pemetaan tersebut. Dalam bab ini juga memuat tentang

ruang lingkup masalah.

1.4.2 BAB II TINJAUAN UMUMPada bab tinjauan umum ini berisi mengenai lokasi kegiatan situasi dan

kondisinya, bagaimana flora dan fauna disekitar lokasi, kesampaian daerah dan

morfologinya, serta apa-apa yang menyangkut informasi didaerah lokasi kegiatan

pemetaan lubang bukaan berlangsung.

1.4.3 BAB III LANDASAN TEORI

Page 4: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Pada bab landasan teori ini berisi menganai teori-teori apa saja yang ada

sangkut pautnya dengan kegiata pemetaan lubang bukaan dan metode

weissbach , peta dan macamnya serta alat dan perlengkapan pemetaan.

1.4.4 BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASANPada bab kegiatan lapangan dan pembahasan berisi mengenai bagaiman

kondisi pada saat kegiatan berlangsung, apa saja kegiatan yang dilakukan dalam

pemetaan lubang bukaan, serta perhitungan dari pengolahan data yang

dilakukan.

1.4.5 BAB V ANALISAPada bab analisa ini berisi mengenai identifikasi mengenai output yang

didapat yakni berupa sketsa penampang, sketsa 3D, dan sketsa rebahan

berdasarkan perhitungan dan pengukuran.

1.4.6 BAB VI KESIMPULANPada bab kesimpulan ini berisi mengenai bagaimana ketercapaianya

tujuan yang diinginkan, serta penyajian inti dari seluruh kegiatan yang dilakukan

mulai dari pengukuran, pengolahan, hingga berbuah hasil berupa output sketsa

3D, sketsa rebahan, sketsa penampang lubang bukaan.

Page 5: Kelompok 14 Lubang Bukaan

BAB IITINAJUAN UMUM

2.1 Keadaan Umum2.1.1 Lokasi Pemetaan

Lokasi kegiatan pemetaan underground berlangsung di sekitaran lantai 3

dan 4 kampus utama UNISBA, jalan taman sari no.1, Kecamatan Bandung

Wetan Kelurahan Tamansari, Kota BANDUNG Provinsi Jawa Barat. Berikut

batas administratif pemetaan surface :

Batas sebelah Utara : Kecamatan Sumur, Kelurahan Babakan

Ciamis Kota Bandung Provinsi Jawa Barat

Batas sebelah Timur : Kecamatan Coblong, Kelurahan Lebak

Siliwangi Kota Bandung Provinsi Jawa

Barat

Batas sebelah Barat : Kecamatan Bandung Wetan, Kelurahan

Citarum, Kota Bandung Provinsi Jawa

Barat

Batas sebelah Selatan : Kecamatan Cipaganti, Kelurahan Coblong,

Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat

Dari pusat kota Bandung menuju ke tempat kegiatan pemetaan

underground berlangsung bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

dua maupun roda empat dengan keadaan jalan yang beraspal, dan biasanya

sedikit macet karena berdekatan dengan banyak tempat manusia beraktifitas,

Kisaran waktu dari pusat kota bandung menuju tempat kegiatan underground

berlangsung ± 15 menit dengan kendaraan roda dua, sedangkan ±25 menit

untuk keadaan roda empat.

2.1.2 Tata guna lahanKegiatan simulasi underground yang berlangsung di gedung sekitaran

lantai 3 dan 4, tepatnya digedung utama kampus Universitas Islam Bandung

(UNISBA), yang merupakan tempat berlangsungnya juga perkuliahan mahasiswa

dan mahasiswi UNISBA. Berada di daerah sekitar pemukiman warga serta

tempat-tempat perkantoran dan pertokoan seperti bank, swalayan, dll.

Page 6: Kelompok 14 Lubang Bukaan

2.1.3 Keadaan Sosial pendudukUNISBA.

2.1.4 Flora dan Fauna2.1.4.1 Flora

Flora adalah jenis-jenis tumbuhan ataupun pohon-pohon yang terdapat

disekitar lokasi kegiatan.

Sumber : Hasil Foto Lokasi KegiatanFoto 2.1.4.1

Tanaman Hidup

Sumber : Hasil Foto Lokasi KegiatanFoto 2.1.4.2Poho Pinus

Page 7: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Sumber : Hasil Foto Lokasi KegiatanFoto 2.1.4.3

Pohon Pinang

2.1.4.2 FaunaFauna adalah jenis binatang-binatang yang terdapat disekitaran lokasi

kegiatan berlangsung, lalu difoto untuk bukti sebagai fauna yang terdapat

ditempat tersebut

Sumber : Hasil Foto Lokasi KegiatanFoto 2.1.4.4

Kucing2.1.5 Morfologi

Page 8: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Lokasi simulasi pemetaan underground didominasi oleh gelombang

lemah, dengan elevasi tertinggi, 701 mdpl.

2.1.6 Cuaca dan IklimKetika simulasi pemetaan berlangsung hujan deras menerpa lokasi

tersebut, dengan iklim yang sejuk dan suhu rata-rata 230C.

2.2 Keadaan Geologi2.2.1 Keadaan Geologi Regional

Secara umum keadaan geologi di Kota Bandung ini berada diketinggian

berkisaran 700 mdpl, lapisan tanah disini berbentuk aluvial, dari gunung api

gunung api yang berada disekitar Kota Bandung keterbentukan tanah dikota

bandung berada di zaman kwartier, Formasi yang terdapat disekitaran lokasi

kegiatan berlangsung didominasi oleh batuan sedimen.

2.2.2 Kesampaian Daerah

Page 9: Kelompok 14 Lubang Bukaan

BAB III

Page 10: Kelompok 14 Lubang Bukaan

LANDASAN TEORI

3.1. Alat PemetaanPertama-tama kita harus mengenal alat-alat dan perlengkapan yang akan

digunakan dalam kegiatan pemetaan dilapangan,yakni agar mempermudah serta

mempercepat proses pemetaan itu sendiri, selain itu jika sudah memahami betul

mengenai alat dan fungsinya maka akan lebih memperkecil kesalahan-kesalahan

yang mungkin bisa terjadi selama proses pemetaan berlangsung. Berikut adalah

beberapa alat-alat yang digunakan dalam proses pemetaan, yaitu :

3.1.1. Pita Ukur Pita ukur adalah alat yang cukup dibutuhkan dalam pengukuran suatu

wilayah di dalam pemetaan. Pada umumnya alat ini digunakan untuk mengukur

jarak dari satu titik ke titik yang lain. Alat ini termasuk ke peralatan kegiatan

pemetaan.

Sumber : www.indonetwork.co.idFoto 3.1.1Pita Ukur

3.1.2. TheodolitTheodolit yakni salah satu alat ukur tanah yang paling sering digunakan

untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.

Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang

digunakan dalam pengukuran sebuah wilayah Theodolite harus dilengkapi

dengan unting-unting agar ketelitian dalam pembacaanya baik.

Berikut macam-macam theodoloite.

1. Theodolite Modern

Page 11: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Theodolit ini dapat membaca dari kalangan vertikal dan horisontal

biasanya dilakukan secara elektronik.

2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran

mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak.

3. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,

sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur.

Sumber : www.tradekorea.comFoto 3.1.2Theodolite

3.1.3. StatifStatif adalah penumpu dari alat pengukur baik waterpass, theodolite,

maupun total station. Biasanya dibuat dari alumunium yang bisa diatur oleh

pemakainya bagaimana ketinggian yang diinginkan. Statif yang dipasang dengan

baik, akan mempermudah sentring alat.

Sumber : alatsurveypemetaan.indonetwork.co.idFoto 3.1.3

Statif3.1.4. Rambu Ukur

Page 12: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Rambu ukur merupakan suatu batang yang di dalamnya ada angka-

angka yang dalam satuan sentimeter. Rambu ukur pun meupakan alat yang

cukup vital dalam kegiatan pemetaan.

Sumber : google search imageFoto 3.1.4

Rambu ukur3.1.5. Unting-unting

Unting-unting merupakan alat yang digantung distatif menggunakan

benang yang hampir menyentuh permukaan tanah sebagai acuan untuk

kesejajaran alat ukur dengan titik patok.

Sumber : Google search imageFoto 3.1.5

Unting-unting

Selain alat-alat diatas ada pulat alat-alat yang digunakan pula dalam

kegiatan pemetaan yang fungsinya lebih mengarah untuk melengkapi dan

mensuport dari peralatan yang digunakan, seperti benang untuk menggantung

unting-unting, kawat untuk mengukur jarak miring, kamera untuk menunujukan

situasi yang ada didaerah titik yang ditembak, adapula senter sebagai

penerangan serta alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh dari hasil

pengukuran

3.2 Metode Poligon

Page 13: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Pengukuran poligon adalah sebuah metode penentuan titik dari beberapa

metode penentuan titik yang lain. Untuk daerah yang relatif kecil , pengukuran

poligon merupakan metode yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat

mempermudah menyesuaikan dengan keadaan wilayah lapangan.

3.2.1 Poligon Terbuka Poligon terbuka merupakan metode poligon yang titik awal dan akhirnya

tidak bertemu.

Sumber : tianjemeduson.wordpress.comGambar 3.2.1

Poligon Terbuka3.2.2 Poligon Tertutup

Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhirnya

bertemu pada sebuah titik yang sama.

Sumber : tianjemeduson.wordpress.comGambar 3.2.2

Poligon Tertutup

3.2.3 Poligon BercabangPoligon bercabang merupakan suatu poligon yang dapat memiliki satu

bahkan bisa lebih titik simpulnya, atau memiliki cabang-cabang di suatu

titiknya.

Page 14: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Sumber : tianjemeduson.wordpress.comGambar 3.2.3

Poligon Bercabang3.2.4 Poligon Kombinasi

Poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau lebih dari bentuk-bentuk

poligon yang telah ada.

Sumber : tianjemeduson.wordpress.comGambar 3.2.4

Poligon Kombinasi

Poligon Menurut Titik Ikatnya

Poligon Terikat Sempurna

Poligon tertutup terikat sempurna, adalah poligon tertutup yang ujung-

ujungnya terikat oleh sudut koordinagt dan azimut.

Poligon Terikat Tidak Sempurna

Suatu poligon yang terikat tidak sempurna yakni apabila titik ikat tersebut

diketahui jurusanya atau koordinatnya

Poligon Bebas

Pengukuran seperti ini akan terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada

titik tetapnya dan sulit melakukan pengukuran baik dengan cara

astronomis maupun dengan satelit. Poligon semacam ini dihitung dengan

Page 15: Kelompok 14 Lubang Bukaan

orientasi lokal artinya koordinat dan azimuth awalnya dimisalkan

sembarang.

3.4 PetaDalam seluruh kegiatan pemetaan surface yang dilakukan didapat

sebuah output dari hasil pengukuran dan pengolahan data yang dibuat dalam

sebuah bidang datar dalam bentuk dua atau tiga dimensi dengan dilengkapi

skala dan keterengan yang memuat informasi-informasi mengenai peta tersebut.

Peta dibagi menjadi dua jenis yakni :

3.4.1 Peta Umum Peta umum adalah peta yang didalamnya menggambarkan semua

kenampakan bumi secara kesuluruhan baik umum baik itu kenampakan secara

alam.

Sumber: www.google.com Gambar 3.4.1 Peta Umum

3.4.2 Peta TematikPeta tematik merupakan peta yang menyajikan data atau informasi dari

tema tertentu saja baik berupa kuantitatif ataupun kualitatif.

Page 16: Kelompok 14 Lubang Bukaan

Sumber: www.google.comGambar 3.4.2Peta Tematik

3.5 Pengukuran UndergroundPengukuran underground merupakan kegiatan pemetaan yang dilakukan

dibawah permukaan bumi dengan tujuan untuk memetakan sebuah terowongan

(Tunnel) yang dibuat dengan tujuan memperoleh bahan galian yang tidak dapat

di tambang dengan cara tambang permukaan (Surface mining) contoh

perusahaan tambang yang menggunakan metode tambang bawah tanah adalah

PT. Freeport, PT. Antam, dan lain-lain. Tahapan – tahapan pada metode

tambang bawah tanah (Underground minning) dibagi menjadi tiga tiga tahapan

yaitu:

Land Clearing.

Development

Mining.

2.2. Metode-Metode Pengukuran Underground.Pada pengukuran underground terdapat beberapa metode diantaranya

metode coplaning, metode Weiss, metode weissbach.

Metode Coplaning

Metode coplaning adalah metode yang membutuhkan titik patok awalnya

berada diatas permukaan bumi (Surface) lalu ditembak menuju ke bawah

Page 17: Kelompok 14 Lubang Bukaan

permukaan bumi (Underground) yang selanjutnya diteruskan pada titik

patok selanjutnya yang berada dibawah permukaan bumi.

Metode Weiss

Metode weiss merupakan metode yang membutuhkan dua titik bantu

yang berada diatas lubang terowongan (Shaft) yang nantinya diguakan

untuk menjadi titik backside yang akan ditembak dari titik patok yang

berada di bawah permukaan bumi, dan menjadi titik frontside yang akan

ditembak dari titik yang berada di atas permukaan bumi (Surface)

Metode Weissbach

Pada metode weissback hampir sama dengan metode weiss yang

membedakan antara dua metode ini yaitu metode weissbach lebih

sederhana dari metoda weiss karena pada metode weissbach

perhitungan sudutnya lebih sedikit dari metode weiss

BAB IVKEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

Page 18: Kelompok 14 Lubang Bukaan

BAB VANALISA

Page 19: Kelompok 14 Lubang Bukaan

BAB VIKESIMPULAN

Page 20: Kelompok 14 Lubang Bukaan

DAFTAR PUSTAKA

Rizki, Muhamad “Definisi Peta Dan Pemetaan”http://definisipeta.blogspot.com Diakses pada 24 november 2014.

Pukul19.00 WIB

Abdullah Malik. 2012. “Pengertian Peta dan Macam - Macam Peta”.

organisasi.org/1970/01/pengertian-peta-jenis-macam-bentuk-warna. Di

akses pada 26 november 2014. (pada online)

Darma, Made, 2013, “Pengantar Mata Kuliah Perpetaan”,

http://radarjuve.blospot.com/2013/07/pengantar-mata-kuliah-perpetaan

jurusan_ 41 10.html. Diakses pada 26 November 2014.

Jufri, amang. 2011. “Pengertian Peta Topografi”. radarjuve.blogspot.in/2013/07/pengertian-peta-topografi-dan.html. Di

akses pada 26 november 2014. (pada online).

Mohamad, Rizki. 2012.” Pengukuran sipat datar”. http://mohamadrizki13.blogspot.com/2012/11/pengukuran-sipat-datar.html

Diakses pada 27 November 2014. (Pada Online)

Adam, Rasta. 2012. “Pengukuran Poligon Tertutup Terikat”.

Page 21: Kelompok 14 Lubang Bukaan

http://ilmu-civil1001.blogspot.com/p/pengukuran-poligon-tertutup-

terikat.htmldiakses pada 28 november 2014 (pada online)

Rumiko, Irvando, 2011, “Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah”, http://sylvesterunila.blogspot.com/2011/06/ilmu-ukur-tanah-dan-

pemetaan-wilayah.html. Diakses Pada 28 November 2014. (Pada Online)

LAMPIRAN

Page 22: Kelompok 14 Lubang Bukaan