Isa Juneartho25310064/4tb02
DOSEN PEMBIMBING :
Yonav Partana, ST., M.arch
PENERAPAN ELEMEN SKYLIGHT UNTUK SISTEM PENCAHAYAAN
ALAMI PADA BANGUNAN MUSEUM PP-IPTEK TAMAN MINI
INDONESIA INDAH DI JAKARTA
PENULISAN ILMIAH
/ SEMINAR ARSITEKTUR
Menghemat Sumber daya Alam adalah salah satu jalan keluar dari masalah ini, Dengan banyaknya
sumber daya alam yang ada di indonesia, bukan berarti sumber daya yang tersedia itu tidak akan habis.
Untuk kelangsungan kehidupan di massa yang akan datang, entah untuk anak atau cucu kita nanti, ada
baiknya kita menghemat persediaan sumber daya alam yang ada saat ini.
Penggunaan alternatif sumber daya yang terbarukan . Dengan kemajuan teknologi, dan iklim
indonesia yang tropis, penggunaan cahaya alami dapat diterapkan.
Pencahayaan alami sebagai salah satu alternatif penghematan energi perlu diterapkan di berbagai
macam bangunan dengan mengadakan bukaan-bukaan di beberapa sisi bangunan menggunakan
Skylight
Dengan keadaan alam yang semakin lama semakin tidak menentu, dan keadaan cuaca yang
semakin ekstrem saja, dirasa perlu mendapatkan perhatiaan lebih dari manusia .
Dari sekian banyak bangunan yang menggunakan skylight, museum adalah salah satu bangunan yang
paling banyak menerapkan penggunaan skylight karna skylight sangat banyak memberikan keuntungan
untuk penerangan dimuseum.
MuseumDefinisi Museum
Syarat Ketentuan MuseumFasilitas Museum menurut Carl Zeis
Jenis Museum
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang
sebenar nya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses,
anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian.
Awalnya museum hanya di jadikan tempat penyimpanan koleksi
individual, namun seiring berkembangnya peradaban yang
membutuhkan banyak bukti otentik dijadikanlah museum sebagai salah
satu tempat penyimpanan sejarah.
Lokasi museum
Bangunan museum
KoleksiPeralatan museum
Organisasi dan ketenagaanSumber dana tetap
•Area Pengunjung :
•Enterance Area
•Enterance hall/Lobby
•Tiketting/Toko Sovenir
•Penitipan Pakaian
•Lampu yang mengarah ke Auditorium
•Auditorium
•Ruang Pamer/Peragaan
•Observatorium
•Ruang Kelas/Kuliah
•Ruang Konfrensi/Ruang Rapat
•Perpustakaan
•Café/Restaurant
•Ramp untuk pengguna kursi roda
•Toilet Pengunjung
•Area Produksi/ Pengelola:
•Kantor/kantor Sekertaris
•Optical/mechanical,electrical/Elect ronic,wood/Cardboard
•Sound studio with Speaker’s booth
•Photo lab/Reproduction studio
•Ruang Arsip data dan gambar
•Ruang computer/ruang Kontrol
•Dapur
•Area Service:
•Catwalk
•Ruang oprator/meja
control
•Stage/Platform
•Projector Gallery
•Ruang komputer
•HVAC system
•Toilet Pengelola
•Janitor
•Genzet
Museum Berdasarkan atas koleksinya
Museum Berdasarkan Kedudukannya
Museum berdasarkan Penyelenggaraannya
Arsitektur Museum
Tipologi Museum Elemen Pada Museum
Pencahayaan Museum
•Ruang •Pencahayaan
Cahaya AlamiCahaya Buatan
Dalam ”ilmu” sendiri menganggap
bahwa ruang adalah suatu satuan
fundamental, yaitu suatu satuan yang
tidak dapat di definisikan oleh satuan
lain. Namun menurut bidang ilmu
Arsitektur, Ruang adalah bagian dari
suatu bangunan, bangunan dapat
terbentuk dari kumpulan ruang yang
ada di dalamnya.
Pencahayaan
merupakan salah satu
faktor untuk
mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman
dan nyaman dan
berkaitan erat dengan
produktivitas manusia.
Pencahayaan
Alami
Bukaan Samping (Side Lighting)
Bukaan Atas (Top Lighting)sebuah lubang atau bukaan yang dapat
memasukkan cahaya matahari kedalam
suatu bangunan dimana bukaan itu
terletak di sisi-sisi samping sebuah
bangunan.
Bukaan Pada bagian atap bangunan yang
memantulkan atau menyaring sinar yang masuk agar
tidak berupa sinar matahari langsung.
SkylightDefinisi Skylight
Skylight Menurut Bentuknya
Skylight merupakan bukaan horizontalatau mendekati horizontal pada atap.
Skylight menurut bentuknyamemiliki 10 macam jenis yang
berbeda.
Ada 3 jenis skylightberdasarkan fungsinya yaituventilating skylight, dapatdibuka agar udara dapatmasuk, biasanya dipasangpada kamar mandi dandapur. Fixed skylight, tidakdapat dibuka, hanya sebagaipencahayaan alami. Tubularskylight, ukurannya lebih kecil,biasanya dipasang padakoridor rumah dan ruangyang lebih kecil sebagaipencahayaan alami. Skylightroof yang akan dibahas padapenulisan kali ini merupakantipe fixed skylight.
1.
6.
4.3.
2.
5.
Pemasangan Skylight
Pemasangan Tulangan atau rangka skylight pada
lubang atau rongga yang telah dilubangi.
Setelah proses pemasangan rangka telah sesuai,
rangka skylight lalu akan di baut agar ikatang pada
skylight tidak berubah sewaktu-waktu.
Lalu setelah baut dan mur terpasang, dipasangilah
perekat tambahan berbentuk semacam lem agar
ranagka tulangan skylight ini dapat lebih mengikat dan
tidak akan dikhawatirkan terjadinya kebocoran.
Tulangan diukur dan di samakan pada bidang atau
lubang yang sudah ada, apakah masih berongga
kosong ataupun tidak pas antara rangka skylight
dengan bidang yang ada.
Pemasangan karet di sisi yang akan di pasangi sky;ight.
karet ini diharapkan dapat mengikat kaca lebih erat lagi
dan tidak membahayakan orang banyak.
Finising pada pemasangan skylight agar dapat terlihat
bagus lebih rapih.
Material Skylight
Plastic
Glass
Glass atau Kaca merupakan salah satu material pada skylight , kaca
merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis , lengai, dan secara
biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh dibentuk
menjadi permukaan yangtahan dan licin. Komponen utama kaca
iyalah silica, silica adalah galian yang mengandungi silicon dioksida.
•Acrylic
Adalah semacam plastic tapi berbentuk bening yang
menyerupai kaca, namun memiliki sifat yang
membuatnya lebih unggul daripada kaca. Terdapat
dua jenis cara dasar membuat akrilik yaitu akrilik
ekstrusi dan cetakan .
•Fiber glass
Fiber dalam bahasa Indonesia berarti kaca serat,
adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis
dengan garis tengah sekitar 0,005 mm – 0,01mm .
Sejarah Museum PP-IPTEK TMII Jakarta
Data Umum Museum PP-IPTEK TMII Jakarta
Sejarah PP-IPTEK Pada tahun 1984 gagasan
pendirian science centre di Indonesia diprakasai
oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan
dibentuknya Panitia Kerja dengan SK Menistek
No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi banding,
pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema
peragaan, system pengelolaan, serta bentuk
arsitekturnya.
Nama : Museum PP-IPTEK TMII Jakarta
Lokasi : Berada Di Dalam Komplek TMII Jakarta
Telp : (021)-8401488; 33221488
Fax : (021)-8401487
Mobile : 085210235624-25
Email : [email protected]
Konsep Awal Perencanaan Dibantu Oleh
: US Agency for International Development dan Asia Foundation
Konsultan DalamNegeri
: PT Tripanoto Sri Konsultan
Konsultan Luar Negri
: Tim dari Musee de La Villete dan Sopha Development dari
Perancis.
Tanggal Dibangun
: 20 April 1991
Tgl Peresmian pembangunan
: Pada tanggal 20 April 1991, PP- IPTEK diresmikan oleh
Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000
m2.
Tgl Penempatan gedung permanen
: 10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks
TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok.
Konsep Bangunan
: Filosofi konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa
batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300
m2
Struktur bangunan
: Menggunakan sistem rigid yang melingkar dengan kolom-kolom
besar yang ada di tengahnya.
Ruang-Ruang dan Sirkulasi Pada
Museum PP-IPTEK TMII Jakarta
Taman Kering terletak persis di
bawah skylight
Ruang Pamer Tengah, terletak
Persis di tengah-tengah bangunan
, cahaya yang masuk ke bagian ini
tidak terlalu superior.
Hall, Tempat yang berfungsi
sebagai ruang penerima tamu
Lorong atau jalur sirkulasi
utama
Ruang Pamer Pada Lantai 2 skylight utama .
Denah,Tampak Dan Potongan Museum PP-IPTEK TMII Jakarta
Denah Lt.1
Denah Lt.2 Denah Atap
Denah Lt.Mezanin
Museum PP-IPTEK
Analisis Eksisting Museum
e.Elemen-elemen
yang digunakan.
a.Tipologi
b.Eksterior
d.Fasilitasc.Interior
Letak Museum PP-IPTEK ini berada di sebelah kanan ujung dekat
dengan pintu keluar sebelah timur. Museum ini mendapatkan sinar
matahari yang cukup besar dengan peletakkannya di lokasi ini, hal ini
disebabkan karna bangunan tidak terhalang lagi oleh bangunan-
bangunan besar yang ada di komplek TMII itu sendiri, dengan
peletakkannya yang berada di pojok sisi TMII.
Museum PP-IPTEK memiliki tipologi denah
yang hampir serupa dengan bangunan museum
pada umumnya, alur yang diterapkan adalah
alur memutar, metode menembus ruang
digunakan sebagai sirkulasi penyampaian ke
ruang-ruang yang ada, karna dengan denah
yang berbentuk lingkaran sirkulasi memutar
adalah pilihan yang terbaik untuk
memaksimalkan ruang.
Fasad Museum PP-IPTEK memiliki bentukan
futuristik dengan skylight yang berukuran
besar dan mencolok sehingga skylight museum
PP-IPTEK memiliki bentuk yang cukup
mengagumkan.
Interior dalam
museum ini bergaya
modern futuristik,
dengan kaca dari
kumpulan ruang-
ruang yang mengitari
pusat bangunan.
Fasilitas di Museum ini cukup lengkap dr
mulai fasilitas utama hingga penunjang
disediakan di Museum Ini.
Dari sekian banyak elemen,
difokuskan kepada ruang
dan pencahayaan saja.
Karna merupakan elemen
yang banyak berpengaruh
pada museum ini.
Analisis Pencahayaan
a. Bukaan Samping
b. Bukaan Atas
Jenis bukaan atas yang terdapat pada Museum PP-
IPTEK menggunakan sebuah elemen skylight besar
yang merupakan bukaan langsung yang tidak memiliki
perantara dengan fungsi penghalang masuknya cahaya
matahari langsung.
Dengan bukaan seperti itu, cahaya matahari dapat
langsung masuk kedalam ruangan. Bukaan atas
pada Museum PP-IPTEK menggunakan elemen
skylight dengan tipe custom Skylight. Skylight ini
berfungsi agar cahaya matahari bisa masuk kedalam
bangunan dan memaksimalkan pencahayaan pada
ruangan dan juga dapat menghemat penggunaan listrik
pada Museum PP-IPTEK .
Sistem pencahayaan dengan bukaan samping pada
Museum PP-IPTEK digunakan untuk menghemat
penggunaan listrik selain itu bukaan ini berguna
memaksimalkan cahaya kedalam ruangan yang tidak
terjangkau oleh sumber cahaya lainnya agar lebih ramah
lingkungan.Bukaan samping pada museum PP-IPTEK adalah berupa
jendela kaca besar yang terletak mengelilingi sisi bangunan
yang terletak di bagian sisi luar maupun sisi dalam museum.
Bukaan Samping pada museum PP-IPTEK ini
menggunakan material kaca yang diberi lapisan peredup
guna mengurangi silau akibat pantulan cahaya ke lapisan
kaca dan juga agar mengurangi glare yang terjadi, yang
disebabkan oleh masuknya cahaya matahari yang terlalu
besar.
KolomPenunjang
BalokPenunjan
g
BalokUtama
SkylightAnalisis Bentuk Skylight
Analisis Layout
Analisis Potongan
Analisis Tampak
Custom Skylight yang menjadi Vocalt Point
Dilihat dari bentuknya yang cukup
kompleks, Skylight pada museum
PP-IPTEK dapat digolongkan
kedalam jenis Custom skylight.
Pada gambar di atas dapat dinyatakan sebagai
custom skylight karna bentuk skylight yang tidak
standart dan berbentuk geometris, kemudian
juga skylight ini mempunyai bingkai yang
berbentuk unik dari susunan tiang-tiang baja
yang menyerupai komposisi garis.
Bentuk skylight ini di ambil dari konsep yang berkiblat pada
bangunan futuristik , bentuk melingkar diambil untuk
menyesuaikan bentuk bangunan dan memaksimalkan cahaya
yang masuk dari matahari pagi hingga matahari di sore hari.
menjelaskan keberadaan 2 jenis skylight pada atap
bangunan Museum PP-IPTEK TMII yang memiliki
perbedaan jenis dari bentuknya dengan di tandai
dengan keterangan warna.
Keterangan :
1. Flat Skylight dengan ukuran lebar 8 m
berbentuk seperti lubang kunci
memiliki kemiringan 30°
2. Custom Skylight menggunakan
struktur space frame yang menjulang ke
atas
Flat
Skylight
Custom Skylight
KolomUtama
Potongan ini berguna
untuk memperlihatkan
bentuk kemiringan
skylight jika di lihat dari
samping. Karna jika
dilihat kemiringan pada
flat skylight tidak serupa
dengan potongan yang
di ambil dari sisi depan.
Analisis Material SkylightAnalisis material skylight utama
Analisis Material Struktur Skylight
pada Museum PP-IPTEK TMII
menggunakan material Plastik,
yaitu jenis Fiber glass.
Fiber glass adalah plastik dengan serat kaca (glass-reinforced plastic-GRP), yang juga
dikenal sebagai plastic yang diperkuat oleh serat kaca (Glass fiber-rainforced plastic –
GFRP), merupakan suatu polimer yang diperkuat.
Museum PP-IPTEK
TMII sengaja
menggunakan
material fiber glass
untuk mensiasati
beban yang akan di
timbulkan dari design
yang akan di bangun.
Selain dari factor ringan, juga untuk meminimalisir
anggaran yang akan dikeluarkan untuk
pembangunan skylight ini.
Museum PP-IPTEK TMII menggunakan struktur space frame untuk skylight
utamanya, dengan menggunakan material besi baja berdiameter 10 cm dengan
ketebalan sekitar 2 cm dan sambungan-sambungannya di las, untuk pengikat
besi baja ke beton menggunakan mur dan baut seperti pada gambar di bawah
ini.
Fiber Glass
Balok Penyanggah
Besi Alumunium
Besi Penyanggah
Kolom utama
Untuk penahan skylight
menggunakan kolom dan balok beton
untuk penyangganya yang di
tunjukkan pada gambar di bawah.
Karna pada waktu itu teknologi yang ada di
indonesia belum seberkembang sekarang
jadi pada jamannya struktur seperti yang di
gunakan di Museum PP-IPTEK TMII ini
sudah termasuk kategori modern.
Analisis Skyligh Untuk Pencahayaan
Museum
Bentuk dari skylight itu sendiri
mempengaruhi intensitas cahaya yang ingin
di masukkan ke dalam ruangan. Dengan
adanya kemiringan skylight , kemiringan itu
bertujuan untuk bisa menangkap lebih
banyak cahaya dari cahaya matahari di pagi
hari.
Dan dengan bentuk seperti itu pula bertujuan
untuk dapat meminimalisir cahaya pada
siang hari .
Pada skylight utama cahaya yang masuk
tidak dapat menembus lapisan fiber glass
sepenuhnya .karna material tidak se
transparant material kaca. di bagian ini
skylight hanya bersinar karna pantulan dari
cahaya luar, namun pengunjung yang ada di
dalam skylight tidak dapat menikmati
pemandangan di luar skylight.
Gambar di atas menunjukkan cahaya-cahaya yang ada di dalam
ruangan yang di lihat dari denah, warna hijau muda menunjukkan
cahaya alami dari matahari yang jatuh di area kolam, sedangkan
warna kuning menunjukkan transisi antara cahaya alami dan cahaya
buatan yang terjadi di sekitar sisi lorong, dan warna orange
menunjukkan cahaya buatan yang terdapat di dalam ruangan.
Gambar di atas menjelaskan dari sisi gelap terang yang
di timbulkan oleh skylight terhadap ruangan di dalam
Museum PP-IPTEK
Analisis Dampak Skylight Untuk
Pencahayaan Alami Museum IPTEK
Dari data hasil survey yang dilakukan, di dapatkan penetrasi cahaya yang jatuh dari skylight digunakan sebagai penerangan museum secara general, skyalight
cendrung digunakan untuk penerangan utama dan juga sebagai estetika bangunan museum sendiri , dan tidak digunakan untuk memberikan efek khusus kepada
objek pamer, cahaya diperuntukkan sebatas menerangi ruangan saja.
Idealnya sistem pencahayaan ini harus menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja dan bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30-60 inchi diatas
lantai.
Dari analisis yang penulis lakukan menggunakan softwere Ecotect pada bulan April
pukul 12.00 WIB, penulis mendapatkan hasil penetrasi cahaya alami yang masuk
melewati skylight kedalam ruangan dengan level yang berbeda. Karna besarnya
bukaan skylight, cahaya yang masuk kedalam lantai 1 pun memiliki tingkat level yang
berfariasi.
Pada Lantai 2, hampir keseluruhan bagian terkena pencahayaan alami
karna letaknya yang lebih dekat dengan skylight, dan juga tidak adanya
penghalang di sisi lantai yang berdekatan dengan skylight.
Pada analisis ini, penulis mentukan pencahayaan matahari di kota jakarta berada tepat di
jam 12 siang - bulan April. Dari hasil analisis itu menujukkan bahwa penetrasi cahaya
alami di lantai satu, yang terbesar berada tepat di bawah skylight. Dengan wana kuning
menyala diikuti dengan warna-warna yang lebih gelap di sekelilingnya.
Dampak Terhadap Objek Pamer
Objek pamer yang ada di dalam area museum PP-IPTEK
berupa kumpulan alat peraga untuk anak-anak, oleh karna itu
pencahayaan alami tidak terlalu berpengaruh memberikan efek
visual yang berbeda terhadap objek pamer yang ada, karna
objek yang dipamerkan bukanlah berupa benda seni yang dapat
dinikmati bentuknya dengan adanya permainan pencahayaan.
Sumber cahaya alami yang masuk menerangi ruangan didapat
dari dua area, yaitu dari area skylight yang memberikan
asupan penerangan utama di bagian dalam bangunan, dan
glazing-galzing yang berada di sisi pinggir bangunan
memberikan asupan penerangan tambahan dari bagian luar.
Dampak Terhadap PengunjungPenerangan alami ini pun berdampak kepada pengunjung yang datang. Dengan besarnya
cahaya alami yang masuk, pengunjung akan merasakan intensitas cahaya yang masuk
kedalam ruangan sangat besar . Untuk segi penerangan, cahaya alami yang masuk mampu
memberikan penerangan secara merata kepada pengunjung. Pantulan cahaya dari
pencahayaan alami memudahkan pengunjung melihat jelas objek pamer yang ada. Namun
besarnya bukaan yang ada memberikan banyak glare pada objek pamer sehingga terjadi
sedikit ketidak nyamanan dalam mencoba objek pamer yang terkena glare dari pantulan
cahaya alami yang diberikan skylight.
Hampir semua bagian ruangan di lantai 1- dan 2 yang bisa di datangi pengunjung
mendapatkan pencahayaan alami. Pengunjung yang berada di museum PP-IPTEK akan
merasakan ruangan yang bertambah luas dengan adanya skylight tersebut. Namun dampak
besarnya bukaan menimbulkan hawa panas dan lembab yang sangat terasa oleh pengunjung,
yang terdapat di area tempat jatuhnya cahaya alami dari skylight.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa penelitian mengenai
penerapan elemen skylight untuk system pencahayaan
pada museum PP-IPTEK, maka penulis mencoba
member kesimpulan sebagai berikut:
1. Skylight digunakan sebagai vocal point sekaligus
sumber dari pencahayaan alami dari museum PP-
IPTEK TMII Jakarta, yang memberikan
penerangan terbesar di dalam museum tersebut.
2. Berdasarkan teori dapat disimpulkan skylight yang
digunakan pada PP-IPTEK memiliki dua tipe yaitu,
Flat Skylight dan Custom Skylight.
3. Material yang di gunakan pada museum PP-IPTEK
menggunakan material utama yang berupa fiber
glass dan untuk krangka pada skylight
menggunakan besi baja .
4. Berdasarkan dari teori yang ada skylight pada
museum PP-IPTEK telah memenuhi sarat, Skylight
dijadikan sumber pencahayaan utama. Skylight
sebagai system pencahayaan general hampir
menerangi keseluruhan bagian pusat bangunan
dan dapat menghemat energi yang dikeluarkan .
5. Dengan besarnya bukaan pada skylight memberikan
glare pada lantai dan kaca yang terdapat di dalam
ruangan yang berhadapan langsung dengan
skylight.
Saran
Pencahayaan alami merupakan salah satu cara efektif untuk
mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan. Untuk
memaksimalkan pencahayaan pada suatu ruang ada baiknya kita
memahami system dari pencahayaan itu sendiri dan fungsi dari
ruangan yang ingin dimaksimalkan efisiensi pencahayaannya.
Peletakkan bukaan jangan sampai terlalu berlebihan. Letak furniture,
jumlah bukaan dan pola sirkulasi harus disesuaikan dengan kebutuhan
fungsi ruang tersebut. Pada museum PP-IPTEK dirasa cahaya alami
yang di hasilkan dari skylight yang digunakan sudah cukup menerangi
dan cukup sesuai dengan fungsi ruang namun tingkat estetika dari
cahaya yang masuk kurang maksimal. Cahaya yang masuk belum bisa
memberikan suasana atau sentuhan perasaan tertentu yang
seharusnya bisa dirasakan oleh pengunjung dari sebuah skylight. Ada
baiknya untuk kedepannya tingkat estetis dari cahaya yang masuk dari
system pencahayaan alami lebih diperhatikan untuk membawa
suasana di dalam ruang semakin baik, dan dengan besarnya ukuran
skylight memberikan hawa panas yang masuk kedalam ruangan, harus
mendapatkan perhatian khusus karna jika tujuan utama penggunaan
elemen skylight untuk menghemat energi listrik yang digunakan untuk
penerangan akan terasa sia-sia jika harus menggunakan pendingin
ruangan untuk menghilangkan hawa panas yang masuk kedalam
ruangan museum PP-IPTEK.
Top Related