pentingnya pancasila dalam ideologi terbuka untuk mengantisipasi perubahan zaman

29
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA UNTUK MENGANTISIPASI PERUBAHAN ZAMAN Disusun Oleh : Vivi Suryaningsih (13103241074 /PLB B) PENDIDIKAN LUAR BIASA

description

ini adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatisipasi perubahan zaman dengan ideologi pancasila :)

Transcript of pentingnya pancasila dalam ideologi terbuka untuk mengantisipasi perubahan zaman

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILAPENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA UNTUK MENGANTISIPASI PERUBAHAN ZAMAN

Disusun Oleh :Vivi Suryaningsih(13103241074 /PLB B)

PENDIDIKAN LUAR BIASAFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2013BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangEra globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Pada saat ini di bangsa Indonesia terjadi perubahan besar-besaran yangg disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dalam dari dalam negeri. Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berlangsung cepat serta untuk menghadapi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat, disertai pola kehidupan mengglobal menuntut semua pihak untuk mengantisipasinya.Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tentu mempunyai peran yang sangat penting sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi seperti saat ini. Pada era globalisasi tentu banyak hal positif yang akan kita dapatkan dan tentu akan kita ikuti untuk perubahan yang lebih baik, akan tetapi adanya hal negatif harus kita hindari karena merusak nilai-nilai Pancasila. untuk itu berpedoman dari nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila kita harus mampu memilih mana yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan mana yang harus kita hindari. Dengan demikian kita akan menjadi warga negara yang tidak ketinggalan zaman akan tetapi tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa.

B. Rumusan MasalahSesuai dengan latar belakang di atas, muncul beberapa permasalahan yaitu:1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka?2. Apa saja ciri-ciri Pancasila sebagai ideologi terbuka?3. Faktor-faktor apa saja yang mendorong Pancasila sebagai ideologi terbuka?4. Bagaimanakah perwujudan dari Pancasila sebagai ideologi terbuka di era globalisasi seperti saat ini?5. Apa saja pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia?6. Apa sajakah yang harus dilakukan terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi?C. Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka.2. Untuk mengetahui ciri-ciri Pancasila sebagai ideologi terbuka.3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong Pancasila sebagai ideologi terbuka.4. Untuk mengetahui perwujudan dari Pancasila sebagai ideologi terbuka di era globalisasi.5. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia.6. Untuk mengetahui apa saja yang harus kita lakukan terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi.D. Manfaat Penulisan makalah ini mempunyai manfaat sebagai berikut :1. Menambah wawasan tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka.2. Meningkatkan pemahaman tentang pengaruh globalisasi terhadap bangsa Indonesia dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menyikapi globalisasi.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi Terbuka1. Pengertian PancasilaPancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, dasar, atau Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh.Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India. Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila. Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral principle) yang harus ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri, berzina, berdusta dan larangan minum-minuman keras. Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan India masuk ke Indonesia sehingga ajaran Pancasyiila masuk kepustakaan Jawa terutama jaman Majapahit yaitu dalam buku syair pujian Negara Kertagama karangan Empu Prapanca disebutkan raja menjalankan dengan setia ke lima pantangan (Pancasila). Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam tersebar, sisa-sisa pengaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih dikenal masyarakat Jawa yaitu lima larangan (mo limo/M5) : mateni (membunuh), maling (mencuri), madon (berzina), mabok (minuman keras/candu), main (berjudi).2. Pengertian IdeologiIstilah ideologi berasal dari kata idea yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran. Secara umum ideologi dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, atau keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan (politik, sosial, budaya, bahkan keagamaan).3. Pancasila sebagai Ideologi TerbukaPancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi kehidupan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai ideologi memiliki kedudukan sebagai alat pemersatu sekaligus berfungsi sebagai perangsang dalam pengembangan pemikiran-pemikiran baru tentang Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan bernegara.Ideologi akan menjadi realistic manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan ideologi. Dengan demikian ideologi akan bersifat terbuka dan antisipatif bahkan bersifat reformatif, dalam arti mampu mengadaptasi perubahan perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya. Ideologi terbuka adalah suatu ideologi yang memiliki keluwesan dan kelenturan terhadap perkembangan dan tuntutan zaman. Meskipun zaman telah berubah karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun substansi dan esensi ideologi itu dapat memberi harapan-harapan yang akan memberi kehidupan yang lebih baik sehingga mendorong perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang sangat dibutuhkan sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang selalu akan kita hadapi dalam setiap kurun waktu.B. Ciri-ciri Pancasila sebagai Ideologi TerbukaAdapun ciri-ciri Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah :1. Merupakan kekayaan rohani, budaya ,masyarakat.2. Nilainya tidak diciptakan oleh negara, tapi digali dari hidup masyarakat itu.3. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkan4. nya menurut zamannya.5. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.6. Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh7. berbagai latar belakang agama atau budaya.C. Faktor-faktor yang Mendorong Pancasila sebagai Ideologi TerbukaMoerdionomenyebutkan beberapafaktoryang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu :1. Dalamprosespembangunan nasionalberencana, dinamika masyarakat kita berkembang amat cepat. 2. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme/komunisme. 3. Pengalaman sejarahpolitikkita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting. 4. Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. D. Perwujudan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka di Era GlobalisasiPancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi Pancasila juga tidak mampu untuk menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tidak mau, suka tidak suka, bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di tengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat- rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri.Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut.Maka dengan adanya pernyataan bahwa Pancasila adalah sebagai ideologi terbuka, maka kita tetap berpegang pada nilai dasarnya yang bersifat tetap, sedangkan nilai pelaksanaannya dapat dikembangkan sesuai dengan dnamika masyarakat Indonesia. Sumbangan karangan Dr. Alfian di dalam seminar Pancasila sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, menegaskan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi. a. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi itu secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsa, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya. Pancasila memenuhi dimensi ini dengan baik. b. Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengalamannya dalam praktek kehidupan bersama-sama mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya. c. Dimensi fleksibilitas atau dimensi kelenturan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menhilangkan atau meningkatkan hakekat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Pancasila sebagai ideologi nasional memenuhi tiga dimensi tersebut di atas.Pancasila sebagai ideologi nasional memenuhi tiga dimensi tersebut di atas. Pancasila sebagai ideologi memiliki dimensi fleksibilitas, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai sebagai berikut: 1. Nilai Dasar Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) kemudian dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dan nilai praxis yang lebih bersifat fleksibel dalam bentuk aturan atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Nilai Instrumental Merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang lainnya, dalam Tata Urutan Peraturan Perundang- undangan Negara menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2004. Nilai Instrumental dapat berubah atau diubah. 3. Nilai Praxis Merupakan nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Nilai praxis juga dapat berubah atau diubah.E. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara IndonesiaPolitik luar negeri yang semakin terbuka untuk penyertaan modal asing dalam produksi nasional ikut berperan dalam semakin tergantungnya perekonomian nasional pada sistem gurita perusahaan global yang sangat sensitif pada terpeliharanya risiko stabilitas negara.Pada saat orde reformasi tampil memimpin proses pembangunnasional, ekonomi dunia sedang memasuki abad komputerisasi dan digitalisasi. Teknologi informasi dan telekomunikasi ternyata kemudian berhasil merubah tatanan dan pola produksi, perdagangan serta investasidari perusahaan multinasional dan perusahaan global. Globalisasi menuntut perubahan pengaturan kebijakan perdagangan dan investasi yang memberikan ruang gerak yang lebih leluasa agar kapital, teknologi dan tenaga kerja dapat berpindah dengan mudah antar kedaulatan wilayah negara. Dia menuntut juga perubahan paradigma, perilaku dan sistem pengalokasian sumber daya ekonomi dan perusahaan.Di satu pihak globalisasi telah membawa berbagai kesempatan untuk pengusaha-pengusaha lokal yang tanggap dan siap memanfaatkan peluang. Sebaliknya globalisasi juga telah menerkam mangsa yang lemah dalam aspek pemanfaatan teknologi, penggunaan sumber kapital dan kepemilikan sumber daya manusia yang kapabel dan kompeten. Pakar dunia dalam globalisasi Sekaliber Stiglitz bahkan telah menyimpulkan bahwa globalisasi telah menimbulkan banyak kekecewaan karena efek berantai yang dihasilkannya di negara berkembang; meliputi kemiskinan, pengangguran, kepastian hidup, ketidakstabilan dan kerusakan lingkungan hidup.Perekonomian Indonesia yang menekankan pertumbuhan ekonomi tinggi ternyata memang rentan pada kemampuannya menetralisir efek negatif dari globalisasi dan gejolak pasar internasional. Ketidaksiapan kita dengan kompetensi sumber daya manusia yang kompeten, ditambah dengan tidak berperannya sistem hukum, politik dan sosial yang dapat menyikapi berbagai kesempatan dari keterbukaan ekonomi ini, semuanya ini sangat berperan dalam menciptakan prestasi semu dari pembangunannasional yang telah kita uraikan di atas.Daya tahan perekonomian Indonesia dari perusahaan-perusahaan industri pribumi terbukti masih lemah dan menunjukan kekurang mampuannya mengantisipasi dampak dari jatuhnya kepercayaan luar negeri pada kondisi politik dan sosial, dan menurunnya daya beli masyarakat beberapa tahun setelah krisis ekonomi meletus.Masih teringat di benak kita bagaimana efek domino jatuhnya nilai mata uang bath Thailand pada tahun 1997 kemudian membuat negara kita seringkali mendevaluasi rupiah. Sistem kepemerintahan Orde Barupun jatuh setelah itu dengan efek rantai kekacauan di segala ini pada aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam hitungan 2 sampai 3 tahun setelah itu banyak perusahaan-perusahaan yang merupakan kebanggaan kita menjadi porak poranda. Daftar kepailitan perusahaan semakin bertambah.Kondisi ini sangat rentan pada upaya memelihara stabilitas sosial jangka panjang. Meletusnya peristiwa konflik antar kelompok dibeberapa wilayah Indonesia, keresahan pekerja akibat perlakuan sepihak yang kurang adil dari pengusaha sebagai rentetan efek berganda kenaikan BBM, kekurangan kepercayaan umumnya masyarakat pada lembaga publik pemerintah saat ini merupakan tanda-tanda penurunan stabilitas sosial.Jelas sudah bahwa globalisasi ekonomi dapat memberikan peluang dan berbagai kesempatan luas jika kita siap dengan strategi dan kompetensi SDM untuk memanfaatkannya. Tetapi di lain pihak globalisasi ekonomi pada saat kita tidak mapu memanfaatkan peluang akan memberikan kekecewaan dan dampak negatif yang berantai serta meminta biaya pengorbanan yang sangat tinggi bagi masyarakat.a. Dampak Globalisasi Dalam Bidang EkonomiGlobalisasi memberikan banyak pilihan dari produk yang kita inginkan yang tentunya disesuaika dengan kebutuhan dan harga yang kita mampu. Contohnya, yaitu kita dapat memperbandingkan harga sebuah sepatu dengan merek tertentu, baik dari segi kualitas maupun harga yang kita inginkan. Globalisasi telah membawa masyarakat kota maupun masyarakat pedesaan menjadi masyarakat yang konsumerisme. Hal yang perlu dipertimbangkan dari dampak buruk globalisasi, yaitu jika pencitraan (image) produk luar negeri selalu lebih baik dari produk dalam negeri akan berakibat fatal.kefatalan tersebut akan menjadi boomerang bagi produk-produk dalam negeri yang tentu saja akan kalah bersaing , baik dari segi kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan. Bagaimana tidak, kita selalu tertinggal dari teknologi yang digunakan dibanding dari negara industri luar yang lebih maju. Belum lagi sumber daya manusia yang rata-rata berkuaitas lebih rendah dari Negara-negara industri (Negara maju).b. Dampak Dalam Bidang Sosial BudayaGlobalisasi telah banyak mengubah kebiasaan, bahkan dapat mengubah budaya suatu bangsa. Contoh kecil, misalnya, adanya perilaku yang menyimpang di dalam masyarakat seperti pergaulan bebas, yang melanda tidak hanya di kota-kota besar saja, teteapi juga sudah melingkupi seluruh pelosok desa. Akibatnya banyak terjangkit penyakit seperti HIV yang banya ditemukan di Afrika. Akibat serbuan inforamasi yang mudah diakses keseluruh penjuru dunia, yang dapat mempengaruhi pikiran penonton, pada gilirannya jika sebuah tayangn yang merusak tadi mempengaruhi sebuah kelompok bangsa, maka akan menjadi sebuah budaya yang merusak, seperti merokok, narkoba, dan pergaulan bebas.Tentu saja dampak positifnya seperti gaya hidup meniru orang barat dalam kedisiplinan, bekerja lebih efektif dan efisien,menghargai waktu, yang sekarang bahkan menjadiacuan untuk menggunakan waktu yang sebaik mungkin.c. Dampak Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Arus globalisasi semakin cepat dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Ditemukannya obat-obatan dan teknologi dalam kedokteran akan membantu banyak manusia dalam hal kemanusiaan. Dalam bidang biologi daam hal biotic, banyak membantu kemjuan para petani memaksimalkan produk pertanian dan peternakan.Selain dampak positif ada juga dampak negatifnya, seperti ketika manusia menemukan bahan peledak dan bom atom yang digunakan dalam peperangan. Senjata kimia dan biologis yang sangat mengerikan jika digunakan dalam pemusnahan manusia karena perang. Hal-halyang seperti inilah yang seharusnya perlu kita hindari.d. Dampak Globalisasi Dalam Bidang PolitikGlobalisasi memudahkan manusia dalam berhubungan, termasuk dalam menjalin kerja sama dalam bidang diplomatic dengan Negara-negara lain. Hal ini dimungkinkan karena kerja sama, baik dalam perdagangan maupun dalam politik mampu membuat negeri kita dikenal oleh bangsa lain dengan lebih baik.dengan adanya kunjungan dan komunikasi baik langsung maupun tidak langsung, mampu mempererat hubungan antara dua Negara atau lebih. Jadi, jika sebuah Negara tidak mau terasing oleh masyarakat dunia, kita harus mau membuka diri supaya tidak tertinggal dalam hal apapun. Globalisasi memungkinkan untuk menjadikan Negara-negara yang lebih terbuka dengan ekonomi kita dan bahkan dalam hal ratifikasi-ratifikasi undang-undang tertentu.F. Sikap Terhadap Pengaruh-Pengaruh GlobalisasiIndonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri dari modernisasi dan globalisasi. Hal tersebut didasarkan dimulainya pasar global yang menandakan era globalisasi secara besar-besaran pada 2015. Oleh karena itu, semua orang harus mempersiapkan diri agar dapat menarik manfaat dari arus globalisasi dan dapat menang kal pengaruh-pengaruh negatif yang dapat mengancam jati diri dan identitas bangsa.Ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai bangsa yang bermartabat dan memiliki jati diri yang luhur, di antaranya sebagai berikut.a.Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.b.ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam mengatasi perubahan.c.Belajar dengan giat untuk menguasai ilmud.pengetahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal dalam menjalani erae.globalisasi.f.Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.g.Mencintai kebudayaan bangsa sendiri dari pada kebudayaan asing.h.Melestarikan budaya bangsa dengan mempelajari dan menguasai kebudayaan tersebut, baik seni maupun adat istiadatnya.i.Memilih informasi dan hiburan dengan selektif agar menjaga dari pengaruh negatif.j.Menjauhi kebiasaan buruk gaya hidup dunia barat yang bertentangan nilai dan norma yang berlaku, seperti meminum minuman keras, menggunakan narkotika dan obatobatan terlarang, dan pergaulan bebas.Globalisasi sangat erat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, agar tidak berdampak buruk terhadap kehidupan kita sehari-hari, perlu meng usahakan perubahan nilai dan perilaku. Adapun perilaku tersebut,ntara lain sebagai berikut.a.Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.b.Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.c.Dapat memanfaatkan iptek.d.Menghargai jenis pekerjaan sesuai dengan prestasi.e.Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.f.Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.Dengan demikian, dalam era globalisasi ini masyarakat mempunyai banyak pilihan. Masyarakat bebas memiliki apapun sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Masyarakat di era globalisasi cenderung melihat kemajuan dari hal keduniawian.Globalisasi berkembang sangat cepat dan sudah melanda ke seluruh dunia. Globalisasi sangat memengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa menolak pengaruh globalisasi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Apabila bangsa Indonesia menolak, maka bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam pergaulan antarbangsa di dunia dan menjadi bangsa yang terbelakang. Namun, kita juga tidak boleh menerima segala hal yang berasal dari luar sebagai sesuatu yang baik bagi bangsa Indonesia. Kita harus bisa lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia.Pengaruh yang masuk akibat globalisasi ada yang berpengaruh positif, tetapi ada pula yang berpengaruh negatif. Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan pengaruh yang positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindarkan, karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang lebih buruk bagi perkembangan bangsa.Meskipun globalisasi terus berjalan kita tidak harus selalu mengikuti Untuk dapat menyikapi globalisasi yang terus berkembang dengan pesat adalah dengan membentengi diri kita yaitu dengan agama. Dengan agama kita dapat mengendalikan diri kita dari segala pengaruh. Dengan hal-hal tersebut diharapkan kita dapat menyikapi dampak negatif dari globalisasi. Contoh budaya asing yang harus kita tolak antara lain gaya hidup hedonistik (hidup berhura-hura), sikap atheis (tidak mengakui Tuhan), berpakaian yang sangat terbuka, individualistik, mabuk-mabukan, dan berjudi. Sebaliknya, terhadap budaya asing yang positif kita harus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap etos kerja yang tinggi, menghargai waktu, dan menepati janji.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanTelah kita ketahui bahwa era globalisasi sangat berkembang dengan pesat. Era globalisasi yang ada pada sekarang ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan bangsa. Baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, politik dan tekhnologi. Ada hal positif dan ada hal negatif yang ditimbulkan dari globalisasi. Pancasila sebagai ideologi terbuka sangat mempunyai peran penting dalam era globalisasi ini. Berpedoman pada Pancasila sebagai ideologi terbuka maka tentu saja tidak bisa kita pungkiri era globalisasi akan berpengaruh terhadap diri kita sendiri maupun negara ini.B. SaranUntuk menghadapi era globalisasi kita harus mampu menrapkan sikap-sikap yang kita lakukan seperti yang telah dituliskan diatas. Berpegang teguh dengan prinsip Pancasila sebagai ideologi terbuka juga sangat penting. Kita harus mampu menyeleksi mana yang baik dan sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia dan mana yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

Daftar PustakaSusanto Kristyawan, (2011). Penerapan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era Globalisasi.http://kymuradewy.blogspot.com/http://andangst.blogspot.com/2013/01/sikap-terhadap-pengaruh-globalisasi.html