Pentingnya Kebutuhan Istirahat Dan

12
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR 1. Mengatur Posisi Pasien A. Posisi Fowler Posisi fowlerdengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta membantu eliminasi urine dan usus. 1) Pengertian Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinai 45- 2) Tujuan a. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler b. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi) 3) Peralatan a. Tempat tidur b. Bantal kecil c. Gulungan handuk d. Bantalan kaki e. Sarung tangan (bila diperlukan)

Transcript of Pentingnya Kebutuhan Istirahat Dan

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

1.

Mengatur Posisi Pasien A. Posisi Fowler Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta membantu eliminasi urine dan usus.

1) Pengertian Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi 452) Tujuan a. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler b. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi) 3) Peralatan a. Tempat tidur b. Bantal kecil c. Gulungan handuk d. Bantalan kaki e. Sarung tangan (bila diperlukan)

4) Prosedur kerja a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme. b. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan. c. Naikkan kepala bed 45 sampai 60 sesuai kebutuhan. (semi fowler 15-45, fowler tinggi 60) d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal. e. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva cervikal dari columna vertebra. Sebagai alternatif kepala klien dapat diletakkan diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher. f. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot ke bawah. g. Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut membantu supaya klien tidak melorot kebawah. h. Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila ekstremitas bawah pasien mengalami paralisa atau tidak mampu mengontrol ekstremitas bawah, gunakan gulungan trokhanter selain tambahan bantal dibawah panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan trokhanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul. i. Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart. Mencegah plantar fleksi. j. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut. Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan, mencegah kontraktur fleksi pergelangan tangan

k. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan l. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

B. Posisi Sim

1. Pengertian Posisi sims atau disebut juga posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan bawah ada di belakang tubuh klien, sementara lengan atas didepan tubuh klien. 2. Tujuan a. Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar. b. Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang mengalami paralisis c. Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perawatan pada area perineal d. Untuk tindakan pemberian enema 3. Peralatan a. Tempat tidur b. Bantal kecil c. Gulungan handuk d. Sarung tangan (bila diperlukan) 4. Prosedur kerja a. mikroorganisme. b. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.

c. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring pada abdomen d. Letakkan bantal dibawah kepala klien. Mempertahankan kelurusan yang tepat dan mencegah fleksi lateral leher. e. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi f. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi dari tangan sampai sikunya. Mencegah rotasi internal bahu. g. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai setinggi pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur. h. Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien.

Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi. Menurunkan resiko foot-drop. i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

C. Posisi Trendelenburg

1. Pengertian Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. 2. Tujuan Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. 3. Pelaksanaan Posisi tidur trendelenburg dilaksanakan pada : Pasien dalam keadaan syok. Pasien dengan tekanan darah rendah Pembedahan di daerah perut

Pemeriksaan tertentu, misalnya, bronchoscopy.

4. Persiapan alat-alat Alat-alat yang disiapkan untuk melaksanakan posisi tidur ini adalah : Dua potong balok yang sama tinggi untuk meninggikan bagian kaki tempat tidur atau ada tempat tidur yang bias dinaikkan bagian kakinya. 5. Cara bekerja Cara melaksanakan posisi tidur trendelenburg ini adalah sebagai berikut : a. Memberi tahu pasien b. Mencuci tangan c. Mengangkat bantal d. Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki pasien atau menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur yang bisa diatur. e. Merapikan pasien f. Mencuci tangan.

D. Posisi Dorsal Recumbent

1. Pengertian Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. 2. Tujuan Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.

3. Indikasi : a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia b. Untuk persalinan

4. Alat dan bahan : a. b. Tempat tidur Selimut

5. Cara kerja : a. b. c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua kaki d. Pasang selimut.

E. Posisi Terlentang (Supinasi)

1. Pengertian Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal. 2. Tujuan a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal. b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat. 3. Peralatan a. Tempat tidur b. Bantal angi c. Gulungan handuk d. Footboard e. Sarung tangan (bila diperlukan)

4. Prosedur kerja a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme. b. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat. c. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien. Mempertahankan body alignment yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical. d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal. e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya hiperektensi lutut dan tekanan pada tumit. f. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mempertahankan telapak kaki dorsofleksi, mengurangi resiko foot-droop. g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diberikan pada lengan atas karena dapat menyebabkan fleksi bahu. h. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan i. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

F. Posisi Lateral (Side Lying)

1. Pengertian Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.

2. Tujuan a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit. 3. Peralatan a. Tempat tidur b. Bantal angin c. Gulungan handuk d. Sarung tangan (bila diperlukan) 4. Prosedur kerja a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme. b. Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur. Memberikan kemudahan akses bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan gaya gravitasi. c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat d. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien. Mempertahankan body aligment, mencegah fleksi lateral dan ketidaknyamanan pada otot-otot leher. e. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan langsung pada sendi bahu. f. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan adduksi dari bahu serta penekanan pada dada. g. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas terhadap kaki bawah. h. Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran vertebra. Juga menjaga klien dari terguling ke belakang dan mencegah rotasi tulang belakang. i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

2. Mengubah Posisi Pasien Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda

A. Pengertian Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat. B. Tujuan Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.) C. Persiapan 1. Persiapan Alat : Brankar dan handscun atau sarung tangan (jika perlu) 2. Persiapan Pasien : Pasien berada di tempat tidur Jelaskan prosedur kepada pasien

3. Persiapan Tempat : Atur posisi tempat tidur pada posisi datar dari bagian kepala sampai kaki, kunci semua roda bed Letakkan berangkar secara parallel di samping tempat tidur, kunci semua roda berangkar D. Pelaksanaan 1. 2. 3. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari berangkar Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan prevacy 4. 5. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasie Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada

6.

Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ke tiga di bawah kaki pasie

7.

Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan intruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar

8.

Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar berangkar atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.

E. Evaluasi 1. dokumentasikan hasil tindaka 2. pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman 3. mencuci tangan

3. Membantu Pasien Bergeser ke Tempat Tidur

(1) Tubuh posisi untuk bergerak dan mengangkat. (2) Untuk memindahkan pasien dari Anda, biarkan lengan memegang slide pasien di permukaan jauh dari Anda saat Anda menggeser berat badan Anda ke depan dari belakang ke kaki depan. (3) Untuk mengangkat pasien, pertama memindahkan pasien ke arah Anda. Hal ini membuat pusat berat berdekatan siku Menjaga dekat dengan tubuh Anda,. meluruskan Anda lutut untuk menyamakan berat di kedua kaki. Mendukung berat badan pasien terhadap dada saat Anda menggeser berat badan Anda ke belakang.

(4) Untuk menurunkan pasien ke permukaan tempat tidur, melenturkan lutut untuk menurunkan tubuh untuk kerja tingkat. TEKNIK DALAM MOVING PASIEN BED. Persiapan Sebelum Pasien Pindah. Prinsip-prinsip mekanika tubuh harus digunakan ketika membantu atau memindahkan pasien. poin penting yang harus diselesaikan sebelum memulai prosedur meliputi: (1) Lihat perintah petugas medis dan perawatan kartu rencana keperawatan di memesan untuk menentukan pembatasan gerakan pasien dan tahu apa pasien harus didorong untuk melakukan. Jelaskan kepada pasien, bagaimana ia dapat membantu dalam prosedur. (2) (3) Memperoleh peralatan dan bantuan yang diperlukan sebelum pindah pasien. Pastikan bahwa roda tempat tidur terkunci, dan mulai dengan tingkat tidur (Kecuali kontraindikasi). (4) Pindah Pasien Up di Bed. Ada kecenderungan untuk kasur dan pasien menyelinap turun ketika kepala tempat tidur telah diangkat. (5) Turunkan kepala rel ke posisi tingkat dan bergerak ke atas kasur sebelum reposisi pasien, sebagai bebas ruang di bagian kaki tempat tidur diperlukan untuk menyesuaikan tempat tidur.

4. Masase Bayi a. Pijat Punggung Pijat pada bagian punggung adalah pijat yang harus dilakukan pertama untuk melanjutkan pijat ke tubuh lainnya. Caranya dengan meletakkan tangan di punggung bergantian dari tangan kanan dan dilanjutkan oleh tangan kiri (selang-seling). Pijat punggung yang dilakukan pada bayi akan membuat tulang punggung bayi menjadi lebih kuat dan bisa cepat bisa duduk. Ulangi pijat pada punggung bayi itu sebanyak 10 kali. b. Perut Pijat perut dilakukan dengan mengugunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari, yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita membentuk huruf IL U terbalik. Tahapan memijat perut dapat dilakukan dengan cara, urut perut bayi bagian kiri di mulai dari bagian bawah hingga ke bawah (I). Cara yang kedua lakukan urut secara melintang dari perut kanan bayi ke kiri perut bayi, kemudian turun ke bawah

(huruf L) . Selanjutnya urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan perut atas bayi, dengan cara melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri perut bayi. Semua gerakan berakhir di perut kiri bayi. c. Pijat Dada Pijat dada yang dilakukan pada bayi dengan cara menggunakan telapak tangan terbuka ke tengah dada bayi, dada dipijat secara lembut dan perlahan tanpa di tekan sekeras mungkin karena itu berbahaya untuk pernafasan pada bayi. Lalu geser diagonal ke bagian dada kanan atas, kemudian kembali ke tengah, dan geser ke kiri atas, kembali ke tengah. Kiri bawah, kembali ke tengah, kanan bawah, kembali ke tengah. d. Paha dan Betis Bayi yang akan di pijat pada bagian paha dan betis di baringkan. Anda bisa memulainya dengan memegang kedua paha bayi dengan kedua tangan anda. Putar dari dalam ke luar sambil bergerak turun menuju betis. Kembali ke atas dengan gerakan sama. Ulangi pijatan pada betis dan paha ini sebanyak 8 kali. e. Tangan Pijat yang dilakukan pada bagian tangan bayi dilakukan dengan cara memijatnya dari pangkal lengan, lalu turun ke tangan. Setelah melakukan pijatan tersebut, anda kembali memijat mulai dari tangan. Pijat sedikit demi sedikit jari-jari bayi dan kembali pijat ke pangkal lengan. f. Pijat Kaki Pijat telapak kaki dari arah tumit ke jari kaki. Remas jari satu persatu. Pijat punggung kaki, dari mata kaki sampai ke jari kaki. g. Wajah Cara yang terakhir yaitu memijat wajah bayi. Memijat wajah bayi sangat banyak manfaatnya. Cara memulainya ialah pijatlah dari tengah bagian dahi dan alis menuju ke samping kiri. Kemudian dari tengah lagi menuju samping kanan.

Itulah cara pijat bayi yang benar. Anda bisa mempraktekkan tips sehat ini untuk si buah hati. Selamat mencoba