Pentingnya Diagnosis Dini Karies Awal Pada Anak Usia Dini

download Pentingnya Diagnosis Dini Karies Awal Pada Anak Usia Dini

of 5

description

diagnosis

Transcript of Pentingnya Diagnosis Dini Karies Awal Pada Anak Usia Dini

Pentingnya Diagnosis Dini Early Chilhood Caries

1. TerminologiEarly Chilhood Caries (ECC) adalah tipe utama karies gigi yang merusak dan dapat menghancurkan pertumbuhan gigi pada bayi dan anak pra sekolah. ECC dianggap penyakit gigi sulung yang parah dan sulit diatasi, yang muncul setelah gigi erupsi.Asal kata baby-bottle tooth decoy seringkali digunakan untuk menyatakan karies gigi yang muncul pada anak usia sangat muda, yang disebabkan oleh penggunaan jangka panjang botol bayi pada saat tidur atau bahkan pada siang hari.Dalam beberapa tahun ini, penggunaan istilah early chilhood caries mempunyai penggunaan yang luas. Istilah ini lebih mencerminkan proses etiologi multifaktorial dari penyakit tersebut.Diantara faktor faktor lain yang mempengaruhi dalam jangka panjang seperti, permintaan menyusui, frekuensi konsumsi lebih dari 3x perhari dari makanan ringan yang kariogenik seperti (biskuit, permen, kue dan lain lain), sirup anak, kurangnya penggunaan pasta gigi berflouride dan tidak adanya flouride pada air minum.Selain itu juga diketahui bahwa bakteri kariogenik dapat berpidah dari ibu ke anak melalui beberapa cara contohnya mencoba makanan bayi melalui sendok makan yang sama, atau mencoba merasakan suhu puting susu ibu. Sebagai tambahan buruknya kebersihan mulut ibu mempunyai hubungan dengan tingginya konsentrasi mikroorganisme pada mulut anak.

2. Diagnosisearly chilhood caries merupakan penyakit serius dan kadangkala menyakitkan dengan karakteristik onset dan progres yang sangat cepat. Karies berkembang cepat biasanya setelah erupsi gigi. Beberapa gigi mungkin saja terkena, berawal dari gigi insisivus RA, pada batas dekat gingiva, diikuti gigi caninus. Jika penyakit terus berkembang, maka gigi molar juga terkena, hanya gigi insisiv RB yang tidak terkena.Ada 4 tingkatan perkembangan ECC Tahap awal ini ditandai dengan penampilan berkapur, demineralisasi lesi buram pada permukaan halus dari gigi insisiv RA sulung ketika anak berada di antara usia 10 dan 20 bulan, atau bahkan kadang-kadang lebih muda. Sebuah garis keputihan khas dapat dibedakan pada daerah cervical dari vestibular dan permukaan palatal rahang gigi insisiv atas. Pada tahap ini, lesi dapat sembuh dan sering tidak diketahui oleh orang tua atau pada saat dokter memeriksa pertama kali. Kebanyakan lesi hanya dapat didiagnosis setelah gigi yang terkena telah benar-benar kering. Tahap kedua terjadi ketika anak berusia antara 16 dan 24 bulan. Keterlibatan dentin ketika lesi putih pada gigi seri berkembang dengan cepat, menyebabkan enamel rusak. Keterlibatan dentin terlihat kuning dan halus. Adanya lesi awal dari molar sulung atas daerah cervikal, proksimal dan oklusal (foto 1)Pada tahap ini, anak mulai mengeluh terhadap sensitifnya gigi terhadap dingin. Orang tua kadang-kadang melihat perubahan warna gigi anak dan menjadi khawatir terhadap anak mereka.

Tahap ketiga, yang terjadi ketika anak berusia antara 20 dan 36 bulan, ditandai dengan lesi besar yang mendalam pada gigi insisivus atas, dan iritasi pulpa. Anak mengeluh nyeri saat mengunyah atau menyikat gigi, dan nyeri spontan pada malam hari.Pada tahap ini, molar sulung RA berada pada tahap 2, sedangkan tahap 1 dapat didiagnosis pada molar sulung RB dan gigi caninus RA. Tahap keempat, yang terjadi antara usia 30 dan 48 bulan, ditandai dengan fraktur koronal anterior RA sebagai akibat dari kehancuran amelodentinal (Gambar 2). Pada tahap ini gigi insisivus RA biasanya nekrosis, dan molar sulung RA berada pada tahap 3. Gigi molar kedua dan caninus rahang atas dan geraham molar pertama RB berada pada tahap 2. Beberapa anak muda menderita tetapi tidak dapat mengungkapkan keluhan sakit gigi mereka. Mereka mengalami kurang tidur dan menolak untuk makan. Diagnosis positif didirikan atas dasar pertanyaan terhadap orang tua mengenai faktor risiko dan pemeriksaan klinis endo-oral, serta dilengkapi dengan pemeriksaan sinar-x. Diagnosis banding didasarkan pada pengamatan kelainan bawaan struktur gigi seperti melanodontia infantil, yang terutama mempengaruhi gigi insisiv RA, dan amelogenesis imperfecta, yang mempengaruhi enamel setiap gigi, dan merupakan penyakit keturunan dari dentin, ditandai dengan opalescent, warna gigi kecoklatan, dan ciri khas akar pendek. Enamel hipoplasia yang disebabkan oleh kekurangan gizi selama periode perinatal atau defisit vitamin A mempunyai pengaruh yang besar terhadap kerentanan karies yang tinggi dan sering dikaitkan dengan ECC.

3. RepercussionEarly Chilhood Caries dapat memiliki dampak serius umum dan lokal dalam jangka pendek dan panjang. Setelah nekrosis pulpa, infeksi menyebar ke daerah pulpalperiodontal yang ditandai oleh 2 bentukan klinis: bentuk akut, ditandai dengan selulitis, adenopati dan mobilitas gigi yang terkena, dan bentuk kronis, yang paling umum, ditandai dengan abses dan sindrom interdental septum. Bergantung pada beratnya penyakit, infeksi dapat menyebar ke benih gigi permanen, menyebabkan lesi ireversibel. Komplikasi dari infeksi berikutnya dapat terjadi pada anak-anak terganggu kesehatannya akibat penyakit yang melemahkan kesehatan tubuhnya.Berlawanan dengan kepercayaan umum, efek karies pada anak-anak melampui masalah mulut. Kehilangan gigi kadang-kadang tak terelakkan, dan dapat menyebabkan tidak hanya masalah ortodontik dan estetika, tetapi yang lebih penting, kesulitan dalam pengucapan. Masalah estetika dan kesulitan pengucapan dapat mengakibatkan masalah psikologis dan hubungan. Selain itu, anak-anak dengan ECC biasanya beratnya kurang dan lebih pendek dari anak seusianya. Pertumbuhan mereka terpengaruh karena mereka mengalami kesulitan tidur dan makan sebagai akibat dari infeksi dan rasa sakit, dan kualitas kehidupan mereka yang terganggu.Lebih lanjut, kerumitan dan mahalnya pengobatan karies pada anak usia dini serta harus menjalani anestesi umum, menjadikan ECC merupakan beban baik bagi orang tua dan masyarakat. Intervensi pada tahap dini sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan mahkota dan menghentikan perkembangan karies lebih lanjut. Intervensi awal melibatkan teknik sederhana untuk remineralisasi enamel, seperti penggunaan topikal fluoride, cairan flouride dan varnish flouride.

Kesimpulannya, diagnosis dini ECC dan identifikasi faktor risiko sangat penting untuk pelaksanaan langkah-langkah pencegahan dan kuratif untuk mengurangi komplikasi dan dampak dari penyakit. Dokter dan perawat memiliki lebih banyak kesempatan untuk melihat ibu hamil dan bayinya daripada dokter gigi. Oleh karena itu penting untuk menekankan kesadaran orangtua akan keseriusan ECC sehingga mendapat perhatian yang layak dalam deteksi dini dan eliminasi faktor risiko.