Penkes Penyakit Tropis Dan Infeksi

11
Pendidikan kesehatan apa yang dapat anda berikan pada masyarakat terkait penyakit tropis dan infeksi dan jelaskan alasannya? Pendidikan kesehatan terkait penyakit tropis a. Faktor penyabaranya 1. Lingkungan Merupakan faktor penting yang mempengaruhi dalam penyabaranya Lingkungan terdiri dari faktor fisik dan non fisik. Lingkungan fisik meliputi: - Keadaan geografis - Kelembaban udara - Temperatur - Lingkungan tempat tingga Lingkungan non fisik, meliputi: - Sosial (pendidikan, pekerjaan) - Budaya (adat kebiasaan turun menurun) - Ekonomi(kebijakan mikro dan kebijakan lokal) - Politik (suksesi kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit) b. Penyebab Faktor penyebab penyakit: - Bahan kimia, mekanik, stress (Psikologis), dan biologis (infeksi bakteri, virus,parasit,

description

penyakit tropis

Transcript of Penkes Penyakit Tropis Dan Infeksi

Pendidikan kesehatan apa yang dapat anda berikan pada masyarakat terkait penyakit tropis dan infeksi dan jelaskan alasannya?

Pendidikan kesehatan terkait penyakit tropis a. Faktor penyabaranya 1. LingkunganMerupakan faktor penting yang mempengaruhi dalam penyabaranya Lingkungan terdiri dari faktor fisik dan non fisik. Lingkungan fisik meliputi: Keadaan geografis Kelembaban udara Temperatur Lingkungan tempat tinggaLingkungan non fisik, meliputi: Sosial (pendidikan, pekerjaan) Budaya (adat kebiasaan turun menurun) Ekonomi(kebijakan mikro dan kebijakan lokal) Politik (suksesi kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit) b. PenyebabFaktor penyebab penyakit: Bahan kimia, mekanik, stress (Psikologis), dan biologis (infeksi bakteri, virus,parasit,

Salah satu sifat agen penyakit adalah virulensi, virulensi merupakan kemampuan atau keganasan suatu agen penyebab penyakit untuk menimbulkan kerusakan pada sasaran

c. orang yang berpotensi terkena penyakitHal yang perlu diperhatikan tentang horang yang berpotensi terkena penyakit meliputi: Karakteristik (umur, jenis kelamin, pekerjaan, keturunan, ras, gaya hidup) gizi atau daya tahan pertahanan tubuh

d.Cara penularanya1.Kontak Langsung (hubungan seks, kulit, varisela)2. Udara (percikan ludah, dahak atau bersin)3. Makanan dan Minuman4. Vektor (nyamuk, pinjal, anjing, kucing, kera)

e. cara pencegahan dan penanggulanganya

1. Tindakan terpenting: memutus rantai penularan (menghentikan kontak penyebab penyakit denganorang yang berpotensi ) 2. Menitikberatkan penanggulangan faktor resiko penyakit (lingkungan dan perilaku)

Pendidikan Kesehatan menurut Jenis Penyakit TropisPendidikan Kesehatan TBCPencegahan 1)Tahap pencegahanBerkaitan dengan perjalanan alamiah dan perananAgent,Hostdan Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :a.Pencegahan PrimerDengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantungHosttambahan dan lingkungan, (2)Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.b.Pencegahan SekunderDengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ;Agent,Hostdan Lingkungan.Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif danChemoprophylaxispada TBC positif.Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC.Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.c.Pencegahan TersierRehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.

2). PengobatanPengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.

Cara penularan

TB menular melalui udara, sewaktu pasien batuk, bersih, meludah atau berbicara kuman keluar melalui percikan dahaknya. Kuman tersebut terhirup oleh orang sekitarnya. TB tidak menular lewat transfusi darah, air susu ibu dan alat makan dan minum yang telah dicuci.

DIARE Cara pencegahan 1. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak, mengolah makanan dan makan, sebelum memberi makan pada anak-anak.2. BAB pada tempatnya.3. Jangan makan di sembarang tempat.4. Menggunakan air matang untuk minum.5. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi,dan imunisasi.6. Meletakkan makanan di tempat tertutup

HEPATITIS Hepatitis A Pencegahan :Untuk menghindari terjangkitnya virus Hepatitis A maka di sarankan sebagai berikut : Diharapkanagar menjaga higenesanitasi lingkungan dan pribadi. Menjaga higene makanan dan minuman. Menghindari kontak lansung dengan penderita (dari orang ke orang) Menghindari mengunakan bekasperalatan makan dan minum penderita, betukar sikat gigi, bekas pisau cukur penderita, suka makan bersama dalam satu wadah dan berhubungan seks secara bebas. Menghindari kontak oral anal pada kelompok homoseksual. Menghindari pemakaian peralatan yang terkontaminasi virus hepatitis A, seperti jarum suntik. Sebelum melakukan transfusi darah harus di lakukan pemeriksaan Hepatitis terhadap pendonor. Melakukan upaya pencegahan dengan imunisasi.

Cara PenularanPenularan hepatitis A yang dominan adalah melalui route fekal oral dan umumnya penularan dari orang ke orang (kontak lansung), makanan atau minuman yang terkontaminasi feses misalnya buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau setengah masak dan makanan kerang yang terinfeksi oleh air limbah di laut.. Mereka yang biasanya mengunakan bekasperalatan makan dan minum penderita, betukar sikat gigi, bekas pisau cukur penderita, suka makan bersama dalam satu wadah dan berhubungan seks secara bebas adalah orang - orang berisiko tinggi terinfeksi HAV. Secara umum model penularan hepatitis A melalui kontak seksual kurang dari 5%. Hal ini dapat terjadi pada kelompok homoseksual pria melalui kontak oral anal. HAV jarang ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui darah yang tercemar virus. Hemodialisis tidak

berperan dalam penyebaran infeksi Hepatitis A pada penderita atau staf rumah sakit. Prevalensi anti-HAV pada mereka yang mendapatkan transfusi darah berulang kali atau yang tidak sengaja terinokulasi dengan peralatan yang terkontaminasi dengan darah sipenderita HAV kurang dari 5%.

Hepatitis bCara penularanPenularan virus hepatitis B dapat melalui berbagai cara:1. melalui kulit (perkutan)2. melalui selaput lendir (peroral, seksual) atau penularan antara satu orang keorang lain yang sederajat.penularan dengan cara tersebut diatas dikenal dengan istilah penularan horizontal3. masa persalinan (perinatal) penularan dari ibu keanaknya pada masa perinatal dinamakan juga penularan vertikal.Pencegahan

Vaksinasi hepatitis B

Vaksin merupakan zat (antigen) yang jika disuntikkan kedalam tubuh kita dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen tersebut.

Sesungguhnya masuk, maka dengan gesit system kekebalan tubuh dapat melawan dan membasminya. Hasilnya tubuh kita terhindar dari hepatitis B.HBsAg yang terdapat dalam vaksin hepatitis B ini dapat dipeeroleh dari berbagai sumber.Adayang mengamblnya dari serum darah penderita (karier) hepatitis B yang memang kaya akan HBsAg. Tapi, ini tidak bias dipakai langsung, karena masih mengandung virus HBV yang ganas. Ke dalam otot maupun bawah kulit. Sebulan setelah suntika ketiga umumnya sudah dapat ditemukan anti HBs didalam darah, salah satu tanda tubuh sudah mengenal dan dapat melawan seandainya ada virus hepatitis B masuk menyerang.Jika kadar anti HB situ masih kurang dari sekitar 100m IU/ml darah, vasinasi penguat (booster) perlu disuntikkan lagi sampai kadar zat anti HBs cukup tinggi. Sesudah itu tiap dua tahun perlu dicek kadar zat anti HBs, jika sudah berkurang, mungkin perlu disuntikkan booster lagi, terutama mereka yang tergolong beresiko tinggi.

RABIES

Cara Penularan Rabies Air liur hewan positif rabies yang mengandung virus menularkan virus melalui gigitan atau cakaran. Sekitar 70 % anjing yang tertular rabies mengandung virus di dalam salivanya. Meskipun jarang, infeksi juga dapat terjadi lewat kulit yang lecet atau konjungtiva yang kontak lewat saliva. Pada gua kelelawar yang mengandung Utaravirus rabies dalam jumlah sangat tinggi, penyebaran melalui udara pernah dilaporkan terjadi. Penularan rabies melalui transplantasi organ (kornea) dari orang yang meninggal karena penyakit sistem saraf pusat yang tidak terdiagnosa sebelumnya kemungkinan dapat menularkan rabies kepada penerima organ tadi.Meningitis Pencegahan Vaksin Haemophillus influenza tipe B (Hib) saat ini direkomendasikan sebagai bagian rutin dari vaksin pada anak. Vaksin meningokokkus direkomendasikan pada keadaan terjangkitnya penyakit, untuk mereka yang melakukan perjalanan di negara yang mengalami penyakit endemik atau epidemik, meliputi mereka yang pernah mengalami spelenektomi. Selain itu, petugas kesehatan masyarakat secara umum meresepkan antibiotik profilaksis untuk pengurus rumah yang anggota keluarganya terjangkitH. Influenzaataumeningitis meningokokkus. Tujuan profilaksis ini adalah untuk eradikasi pembawa orofaring dari organisme ini untuk menurunkan risiko terjadinya meningitis. Vaksin pneumokokkus direkomendasikan untuk pasien dengan supresi imun, orangtua dengan penyakt kronik seperti diabetes, mereka yang lebih dari 65 tahun dan mereka dengan infek si HIV. Individu yang kontak langsung dengan pasien harus dipertimbangkan akan menerima antimikroba profilaksis (rifampin). Kontak langsung diobservasi dan diperiksa secara langsung bila demam atau tanda dan gejala meningitis lain yang berkembang. Vaksin meningokokus yang telah diizinkan di Amerika Serikat mencakup polisakarida grup A, C, W135 dan Y, dan digunakan terutama dalam perekrutan militer. Vaksin ini mungkin menguntungkan bagi beberapa pelancong yang mengunjungi daerah yang mengalami epidemik penyakit meningokokus. Vaksinasi juga harus dipertimbangkan sebagai tambahan antibiotik kemoprofilaksis untuk beberapa orang yang tinggal dengan pasien yang mengalami infeksi meningokokus. Vaksin polisakarida (Haemophillus b polysaccharide vaccine) melawan masuknya Haemophillus influenzae tipe b yang telah diizinkan penggunaanya di Amerika Serikat dan sekarang digunakan rutin untuk pencegahan meningitis pada pediatrik. (Widoyo, 2005 )

Sumber : Widoyo, 2005, Penyakit tropis, epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya, Penerbit Erlangga http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7j.pdf ( diakses pada tanggal 15 November 2014 )