PENINJAUAN ASPEK PRASARANA TRANSPORTASI DARAT.docx
Click here to load reader
-
Upload
yogi-bahana -
Category
Documents
-
view
49 -
download
17
Transcript of PENINJAUAN ASPEK PRASARANA TRANSPORTASI DARAT.docx
PENINJAUAN ASPEK SARANA DAN PRASARANA
TRANSPORTASI DARAT DI KOTA KENDARI
I. Latar Belakang
Jaringan prasarana transportasi darat yang baik dapat memberikan dampak
terhadap perekonomian dan mendorong percepatan pembangunan. Perkembangan
prasarana transportasi darat di Kota Kendari saat ini semakin meningkat seiring
dengan tuntutan akan pembangunan prasarana transportasi darat yang lebih
memadai sebagai akibat meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan pola
pemukiman kota yang semakin menyebar.
Dari hasil analisa diperoleh gambaran bahwa pembangunan dan
pengembangan prasarana transportasi darat di kota kendari mengalami
peningkatan dalam kurun waktu 2003 – 2007 dari yang semula panjang jalan
teraspal 213,09 km pada 2003 meningkat menjadi 286,45 km di tahun 2007.
Karena itu, jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang rnerupakan urat
nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha
pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut,
jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan
perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pembangunan jalan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa
(orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna benar--benar akan dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta
pertahanan dan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan sebagai modal sosial
masyarakat merupakan katalisator di antara proses produksi, pasar, dan konsumen
akhir. Dari aspek sosial budaya, keberadaan jalan membuka cakrawala masyarakat
yang dapat menjadi wahana perubahan sosial, membangun toleransi, dan
mencairkan sekat budaya. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan diperlukan
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari aspek politik, keberadaan
jalan menghubungkan dan mengikat antar daerah, sedangkan dari aspek
pertahanan dan keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas
dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan.
Dalam rencana tata ruang wilayah Kota Kendari tahun 2000-2010 disebutkan
bahwa Kota Kendari berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Kota (PWK) di
wilayah Sulawesi Tenggara sebagai ibukota propinsi Sulawesi Tenggara, pusat
kegiatan perekonomian serta pintu gerbang perdagangan dan jasa, pusat
pendidikan dan pariwisata. Secara signifikan, sampai saat ini baru dapat
melaksanakan fungsi dan peranan sebagai pusat pemerintahan (ibukota) propinsi
Sulawesi Tenggara dan sebagai pusat pendidikan.
Kesenjangan antara harapan fungsi Kota dan kondisi aktualnya, salah satunya
disebabkan kondisi sarana dan prasarana perkotaan yang minim termasuk
ketersediaan prasarana transportasi darat. Kedepan diharapkan penataan sarana
dan prasarana perkotaan akan terus ditingkatkan agar masyarakat Kota Kendari
semakin memiliki tingkat aksesibilitas yang baik dalam rangka peningkatan
kualitas hidup mereka.
II. Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang dan sebab
akibat dari masalah transportasi darat, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah meningkatnya sarana dan prasarana transportasi di Kota Kendari
mampu membantu masyarkat melaksanakan aktifitasnya?
III. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk untuk mengetahui permasalahan
transportasi yang ada dikota kendari dan melakukan pembaruan dengan cara
memulai pembangunannya kearah yang lebih baik.
IV. Pembahasan
Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup
menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai, antara lain dengan melihat
kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman, dan lancar selain
mencerminkan keteraturan kota, juga memperlihatkan kelancaran kegiatan
perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam
bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, berupa rambu-rambu
lalu lintas, marka jalan, penunjuk jalan, dan sebagainya. Selain kebutuhan lahan
untuk jalur jalan, masih banyak lagi kebutuhan lahan untuk tempat parkir,
terminal, dan fasilitas angkutan lainnya. Perkembangan teknologi di bidang
transportasi menuntut adanya perkembangan teknologi prasarana transportasi
berupa jaringan jalan. Sistem transportasi yang berkembang semakin cepat
menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung kebutuhan lalu
lintas yang berkembang tersebut.
Transportasi mendukung perkembangan kota dan wilayah sebagai sarana
penghubung. Rencana tata guna lahan kota harus didukung secara langsung oleh
rencana pola jaringan jalan yang merupakan rincian tata guna lahan yang
direncanakan. Pola jaringan jalan yang baik akan mempengaruhi perkembangan
kota yang direncanakan sesuai dengan rencana tata guna lahan. Ini berarti
transportasi mendukung penuh perkembangan fisik suatu kota atau wilayah.
Dengan meningkatnya urbanisasi, jumlah penduduk di perkotaan bertambah, yang
berarti penggunaan kendaraan bermotor bertambah, dan berakibat dengan
kemacetan lalu lintas, sehingga perlu dibangun lebih banyak jalan. Akibat
meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan, maka luas kota berkembang,
sehingga jarak perjalanan juga bertambah. Smeed (1967) mengatakan, bahwa
jarak perjalanan rata-rata berbanding lurus dengan akar kuadrat dari luas kota.
Apabila jumlah orang yang melakukan perjalanan meningkat 100 kali, maka luas
jalan yang dibutuhkan untuk tiap orang akan meningkat kira-kira 12 kali. Jadi
dengan bertumbuhnya kota, diperlukan pula pembangunan lebih banyak jalan
untuk kendaraan bermotor.
Demikian jumlah kendaraan bermotor umumnya mengalami peningkatan jumlah
yang besar sampai saat ini. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang
cenderung meningkat di kota kendari menuntut adanya penambahan kapasitas dan
kualitas jalan yang lebih baik.
Persebaran pemukiman dan perumahan dengan pola jaringan prasarana
transportasi darat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Demikian pula dengan kondisi yang terjadi pada pola
jaringan prasarana transportasi darat di kota Kendari. Awalnya pola pemukiman
di kota kendari lebih banyak terkonsentrasi didaerah pelabuhan/kota lama dan
daerah Mandonga, selanjutnya seiring dengan perkembangan kota pola
pemukiman kemudian menyebar/meluas kearah selatan dan timur kota Kendari.
Perubahan pola pemukiman yang terjadi di kota Kendari ini menyebabkan
perlunya pengembangan pola jaringan prasarana transportasi darat guna
mendukung tuntutan kebutuhan akan jaringan prasarana jalan yang lebih baik
akibat perubahan pola pemukiman di Kota Kendari.
Namun walaupun telah banyak sarana prasarana yang telah dibuat, dan banyaknya
jumlah kendaraan yang bertambah tiap tahun, karena adanya masalah-masalah
dari prasarana dan perilaku masyarakat itu sendiri dapat pula menghambat
aktifitas masyarakat di Kota Kendari. Contohnya di perempatan Kec. Wua-Wua,
karena banyaknya transportasi yang bertambah dan tidak adanya terminal
pemberhentian untuk angkutan umum, sehingga sering terjadi kemacetan. Yang
seharusnya di wilayah itu yang merupakan daerah perdagangan, disebabkan para
supir angkutan umum mencari penumpang di wilayah itu dan memakai sebagian
jalan sebagai tempat naik turunnya penumpang. Sarana dan prasarana pun sangat
berpengaruh terjadinya kemacetan di daerah ini, baik karena jalan yang sempit
dan rusak maupun sarana pemberhentian seperti terminal tidak ada di dareah ini.
Masalah-masalah seperti ini pun masih banyak terjadi di beberapa wilayah di kota
Kendari.
Sehingga pemerintah masih perlu meningkatkan perbaikan dan pembangunan
sarana dan prasarana di Kota Kendari. Karena dengan semakin bertambahnya
jumlah kendaraan di kota Kendari maka semakin tinggi pula kebutuhan akan
sarana dan prasarananya.
VII. Kesimpulan
Perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana agar dapat
membantu masyarakat menjalankan aktifitasnya dan menunjang pembangunan
Ekonomi regional didaerah setempat. Serta pembangunan transportasi wilayah
perlu mengacu pada arah pembangunan daerah, berwawasan lingkungan serta
memenuhi kriteria-kriteria ekonomis, teknis dan financial.