Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS...

45
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar. Prestasi menurut kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata “prestasi” yang berarti hasil yang telah dicapai dan “belajar” yang berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai (angka) yang diberikan oleh guru. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru (Depdikbud 1997). Selanjutnya menurut Winkel (1996), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri; untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Menurut Djamarah (2002), prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok”. Pengertian yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu bukti atau simbol

Transcript of Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS...

Page 1: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

12

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar terlebih dahulu

akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar. Prestasi

menurut kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata “prestasi” yang berarti

hasil yang telah dicapai dan “belajar” yang berarti penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai (angka) yang diberikan oleh guru. Jadi

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru (Depdikbud 1997).

Selanjutnya menurut Winkel (1996), belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Prestasi belajar merupakan hal yang

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak

kepada pengertian belajar itu sendiri; untuk itu para ahli mengemukakan

pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.

Namun dari pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan.

Menurut Djamarah (2002), prestasi adalah suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok”. Pengertian

yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu bukti atau simbol

Page 2: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

13

keberhasilan yang dapat dicapai dalam suatu proses yang berlangsung dalam

proses interaksi belajar baik yang diciptakan secara individual maupun dalam

kelompok.

Dalam dunia pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau

perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah,

2008). Dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses

yang dialami siswa dalam sebuah pengajaran yang dapat diukur melalui tes

tertentu.

Hampir serupa dengan pernyataan Abdullah, Ilyas (2008) menjelaskan

bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang

setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas

pengukuran tertentu. Seseorang yang telah melakukan kegiatan belajar yang

diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu diharapkan dapat mencapai

hasil yang maksimum. Seorang yang dapat melakukan atau memperoleh hasil

maksimum dari kegiatan belajarnya maka sebuah prestasi belajar akan

didapatkan.

Sementara itu, Syah (2006) mencoba meluaskan pemahaman dengan

menyampaikan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang

dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang

terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa

maupun yang berdimensi karsa. Kata lainnya, prestasi belajar adalah sebuah

usaha perubahan tingkah laku siswa yang berorientasi menuju perubahan

tingkah laku siswa yang mengandung nilai-nilai positif sebagai hasil dari hasil

belajar siswa.

Selanjutnya Winkel (1996) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Page 3: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

14

Di atas, tampak bahwa meskipun memberikan batasan-batasan yang

berbeda-beda tentang apa itu prestasi belajar, namun demikian, para ahli

tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama, bahwa prestasi belajar

adalah sebuah capaian yang dalam pemaparan Syah (2006) disebut sebagai

perubahan tingkah laku pada dimensi cipta, rasa dan karsa. Illyas (2008)

menyebutkan sebagai hasil maksimum yang dicapai karena telah melakukan

kegiatan belajar. Abdullah (2008) menyebutkan sebagai hasil dari proses yang

dialami dalam pengajaran, dimana alat ukur untuk mengukur hasil proses

tersebut dilakukan melalui tes, sedangkan Djamarah (2002) menyebutkan

sebagai simbol keberhasilan yang dicapai dalam proses interaksi karena

proses belajar mengajar yang berlangsung. Winkel (1996) sendiri membatasi

prestasi belajar dengan menyebutkan bahwa prestasi belajar sebagai bukti

keberhasilan atau kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya.

Namun demikian, demi kepentingan penelitian ini, penulis memilih

untuk membuat batasan tentang prestasi belajar sebagai hasil atau capaian

yang telah diperoleh siswa karena telah melewati proses belajar mengajar,

dimana hasil atau capaian itu diukur dengan memberikan tes. Nilai yang

diperoleh dari hasil tes tersebut kemudian yang diukur untuk melihat siswa

tersebut telah berhasil mencapai belajarnya atau masih belum. Agar lebih

terukur, kriteria nilai sebagai bukti keberhasilan bahwa siswa tersebut telah

berhasil mengikuti proses pembelajaran, diukur berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM). Khusus dalam penelitian ini, acuan ukuran

KKM adalah sebagai berikut:

Ketuntasan individual = 100%Ketuntasan klasikal = 100%Keterangan

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65

Page 4: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

15

Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai

ketuntasan skor > 65.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Diakui bahwa sukses atau gagalnya seorang siswa dalam mencapai

prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut

dapat saja berasal dari dalam diri siswa, dan dapat pula berasal dari luar diri

siswa. Slameto (2003), menyebutkan ada dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Sementara itu Syah (2002) menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri atas tiga, yaitu faktor internal

eksternl dan pendeketan belajar. Faktor ini sebenarnya telah disebutkan oleh

Slameto (2003) dalam paparannya, namun dipisahkan oleh Syah (2002)

sebagai faktor yang berdiri sendiri dari faktor eksternal. Sependapat dengan

Slameto, Muhadi (2008) juga menyebutkan bahwa faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap prestasi belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Detailnya, pemikiran ketiga ahli ini diuraikan berikut di bawah ini:

Pertama, menurut Slameto (2003), secara garis besarnya faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan atas :

a. Faktor Internal

Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang meliputi

kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan,

bakat, motivasi, dan lain-lain.

1) Kondisi Fisiologis Secara Umum

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar seseorang. Contoh: Orang yang ada dalam keadaan

segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam

keadaan lelah.

2) Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua

keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.

Page 5: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

16

Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti

faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor

dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan

intensitas belajar seorang anak. (Djamarah, 2008).

3) Kondisi Panca Indera

Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan

dan pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau

model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan

keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain

sebagainya.

4) Intelegensi/Kecerdasan

Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar

dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah

bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada

bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.

5) Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu

misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing. Bakat adalah suatu

yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan

perpaduan taraf intelegensi.

6) Motivasi

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan

terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara

senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk

mencapai cita-cita.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan.

Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu

Page 6: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

17

yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi

belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain (Djamarah,

2008).

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a) Lingkungan Alami

Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya

daripada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.

b) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya

(wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang

belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang

mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.

Kedua, menurut Syah (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Faktor internal (faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik),

di antaranya:

1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) diantaranya kondisi

kesehatan, daya pendengaran dan penglihatan, dan sebagainya.

2) Aspek psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran peserta didik, diantaranya yaitu kondisi rohani

peserta didik, tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan

motivasi peserta didik.

b. Faktor Eksternal (faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik),

diantaranya:

1) Lingkungan sosial, seperti para guru, staff administrasi, dan teman-

teman sekelas, masyarakat, tetangga, teman bermain, orangtua dan

keluarga peserta didik itu sendiri.

Page 7: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

18

2) Lingkungan non sosial, seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah

tempat keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.

c. Faktor pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang

digunakan peserta didik dalam menunjang efektivitas belajar dan efisiensi

proses pembelajaran materi tertentu.

Ketiga, pendapat yang disampaikan oleh Muhadi (2008). Senada

dengan pendapat Slameto (2003), Muhadi memamparkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain, yaitu:

a. Faktor internal

1. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima,

tidak dalam keadaan yang lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa

dalam menerima materi pelajaran.

2. Faktor Psikologis

Dalam hal ini setiap manusia memiliki kondisi psikologis yang

berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajar siswa.

Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.

b. Faktor eksternal

1. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan sosial.

2. Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

Faktor intrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

Page 8: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

19

Telah kita lihat di atas, berdasarkan pemikiran ketiga ahli kita dapat

mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang

siswa terdiri dari faktor internal yang disampaikan oleh Slameto (2003) antara

lain faktor fisiologis, faktor psikologis, kondisi panca indera,

inteligensi/kecerdasan, bakat dan motivasi. Sementara itu Syah (2002)

meskipun juga mengatakan bahwa faktor internal yang ikut mempengaruhi

prestasi belajar seorang siswa adalah faktor fisiologis, Syah memaparkan

secara berbeda dengan paparan yang disampaikan oleh Slameto. Paparan yang

disampaikan Slameto terlihat lebih rinci, dimana faktor fisiologis, bagi

Slameto adalah faktor-faktor yang terkait dengan kondisi jasmani siswa secara

umum misalnya kelelahan, sedangkan bagi Syah faktor fisiologis adalah

kondisi yang dalam paparannya Slameto masuk pada kondisi panca indra

siswa. Perbedaan paparan yang lain adalah pada faktor psikologis. Syah

memasukkan inteligensi, bakat, motivasi sebagai faktor psikologis, sementara

Slameto lebih terurai dan memisahkan secara tegas; dimana dengan

meminjam pemikiran Djamarah (2008) kondisi psikologis dimaksudkan

sebagai suasana batin siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Muhadi, lebih sependapat dengan Slameto ketika menyebutkan salah satu

faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu kondisi

fisiologis. Muhadi sependapat dengan Slameto bahwa kondisi fisiologis

adalah kondisi dimana siswa tidak dalam keadan prima atau berada dalam

kondisi lelah; namun demikian, Muhadi juga mengikuti Syah dengan

menambahkan hal lain lagi dalam kondisi fisiologis yaitu keadaan tubuh

seperti cacat dimana kondisi ini dipisah secara tegas oleh Slameto sebagai

kondisi panca indera siswa. Kondisi internal kedua Muhadi lebih mengikut

Syah dengan memasukkan faktor psikologis antara lain inteligensi, bakat,

motivasi sebagai bagian dari kondisi psikologis, dimana kondisi ini jelas

secara tegas dipisahkan oleh Slameto.

Page 9: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

20

Selain faktor internal di atas, ketiga ahli ini sepakat bahwa faktor

lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor eksternal.

Slameto menyebutkan faktor eksternal ini adalah lingkungan dengan

memberikan pemisahan yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. Syah

juga mengatakan hal yang sama bahwa faktor eksternal adalah lingkungan,

dan juga sepikiran dengan Slameto, yaitu memisahkan lagi lingkungan itu

menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan non sosial menurut bahasanya Syah.

Namun, pembeda dari keduanya adalah bahwa Slameto lebih tepat

memaparkan lingkungan alami sebagai lingkungan fisik yang tidak hidup

yang benar-benar alami seperti udara, dan kondisi cuaca. Sedangkan kondisi

rumah, kondisi sekolah yang dipaparkan sebagai lingkungan non sosial

dimasukkan oleh Slameto sebagai kondisi sosial, dan pemilihan ini lebih tepat

dibandingkan pemilahan yang dilakukan oleh Syah. Muhadi tampaknya lebih

sependapat dengan Slameto dimana ia menjelaskan serupa dengan Slameto

bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi adalah lingkungan. Dalam

pemilahannya tentang lingkungan, Muhadi lebih dekat kepada pemikiran

Slameto dibandingkan dengan Syah, karena Muhadi mengikuti Slameto

memisahkan lingkungan sebagai lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Kedua Muhadi lebih terbatas membahas faktor eksternal kedua dengan

membatasi hanya pada instrument dalam hal ini yaitu guru, kurikulum;

dimana faktor ini lebih tegas dikatakan oleh Slameto sebagai faktor sosial.

Mengacu pada ketiga ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan

faktor eksternal. Namun demikian, agar penelitian ini lebih terarah, penulis

hanya memilih salah satu dalam faktor eksternal yaitu faktor sosial seperti

yang dipaparkan oleh Slameto. Agar lebih spesifik dan sesuai dengan

penelitian ini, penulis mengambil kondisi sekolah yaitu metode pembelajaran

yang diterapkan sekolah. Sesuai dengan pendapat ketiga ahli di atas, dimana

mereka bersepakat bahwa faktor sosial yaitu metode pembelajaran atau yang

Page 10: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

21

disebut Muhadi sebagai faktor instrumental turut berkontribusi dalam

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena itu, dalam penelitian ini, terkait

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, penulis mengambil

metode pembelajaran sebagai fokus kajian. Kata lainnya adalah bahwa

penulis memutuskan untuk melihat metode pembelajaran sebagai faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2.1.2. Metode pembelajaran

a. Pengertian metode

Telah tersebutkan di atas bahwa metode pembelajaran adalah salah

satu faktor yang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun, sebelum

membahas lebih rinci tentang metode pembelajaran itu sendiri, perlu

dipaparkan lebih dahulu apa yang disebut sebagai metode. Secara harafiah

metode berarti cara. Metode berasal dari bahasa Yunani metha yang berarti

melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi metode bisa

berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu

(Ahmadi dan Prasetya, 1997). Syah (2002) mengatakan bahwa metode

diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan

dengan menggunakan fakta-fakta dan konsep-konsep sistematis.

Terkait dengan metode, Djamarah (2002) menyatakan bahwa

pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan

karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dalam

pembelajaran, dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu

mencapai tujuan pembelajaran. Karena itu, menurut Djamarah (2002),

pemilihan dan penentuan metode dalam pembelajaran harus memiliki kriteria

sebagai berikut:

1. Nilai strategi dan metode.Didalam proses pembelajaran sering terjadi interaksi edukatifantara anak didik dan guru. Pengalaman membuktikan bahwakegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan olehpemilikan metode yang kurang tepat. Oleh karena itu metode

Page 11: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

22

adalah salah satu cara yang memilliki nilai strategis dalamkegiatan belajar mengajar. Nilai strategis dari metode adalahdapat mempengaruhi jalannya pembelajaran.

2. Efektivitas penggunaan metode. Penggunaan metode yang tidaksesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan kendaladalam mencapai tujuan yang dirumuskan, karena itu, efektivitaspenggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuain metodedengan semua komponen pembelajaran yang telahdiprogramkan.

3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode. Titik sentral yangharus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah tercapainyatujuan pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat programpembelajaran, dituntut secara mutlak untuk menunjangtercapainya tujuan. Guru sebagai salah satu sumber belajar,berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagikegiatan belajar anak didik dikelas.

Pemaparan di atas memberikan makna beberapa hal. Pertama, jika

metode adalah alat metode harus dapat mempengaruhi jalannya pembelajaran.

Artinya, pembuktian bahwa metode yang digunakan tepat atau tidak dapat

dibuktikan dengan keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran. Dalam

penelitian ini, ukuran keberhasilan dan kegagalan metode yang diterapkan

ditentukan pada meningkat atau tidaknya prestasi belajar siswa. Ukuran yang

digunakan dalam meningkat atau tidak prestasi belajar dalam konteks

penelitian ini adalah siswa dapat mencapai KKM. Kedua, makna pertama di

atas mengandung juga makna kedua yaitu efektivitas. Artinya metode tersebut

dikatakan efektif, apabila metode yang diterapkan dalam pembelajaran

memiliki kesesuaian dengan dengan komponen pembelajaran yang telah

diprogramkan. Dalam penelitian ini komponen yang diprogramkan adalah

rencana pelaksanaan pembelajaran, dan tujuan tercapainya tujuan

pembelajaran yang direncanakan yaitu meningkatnya motivasi dan prestasi

belajar siswa kelas V SDN 03 Karangrejo Kab Wonosobo, pada mata

pelajaran IPS. Ketiga, implikasi dari efektivitas penggunaan metode adalah

tercapainya tujuan pembelajaran. Pada poin ini, maka peran guru sebagai

Page 12: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

23

pemakai metode adalah komponen yang menentukan keberhasilan

pembelajaran tersebut.

b. Pengertian pembelajaran

Setelah dipaparkan tentang pengertian metode dan syarat yang perlu

dipenuhi dalam memilih sebuah metode agar metode tersebut tepat

diterapkan, berikutnya akan dipaparkan apa yang dimaksudkan dengan

pembelajaran. Berdasar pada asal katanya, pembelajaran berasal dari kata

“ajar” yang mendapat awalan “ber” sehingga mejadi kata pembelajaran

(Badudu, J.S, 1985). Selanjutnya menurut Harjanto (1996) mengatakan bahwa

pembelajaran berasal dari bahasa Inggris, yaitu Instruction yang

diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau pengajaran” dan “bahan instruksi”.

Mengacu pada konsep tersebut, istilah “sistem instruksional” digunakan untuk

menunjuk suatu “proses belajar mengajar” atau proses pengajaran atau lebih

tepat lagi proses pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2001) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Berbeda dengan Hamalik, Sagala (2006),”pembelajaran ialah

membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sedangkan

Riyanto (2002) berpendapat bahwa pembelajaran adalah “suatu proses

eksperimantasi.” Selalu harus ada yang dipelajari dan karena adanya

pengalaman-pengalaman baru.

Beberapa pendapat di atas, memiliki pandangan yang berbeda-beda

tentang pembelajaran itu sendiri. Hamalik (2001) memandang pembelajaran

sebagai kombinasi atau gabungan dari berbagai unsur yang terlibat dalam

proses pembelajaran. Sagala (2006) memandang pembelajaran sebagai

sebagai pendekatan atau strategi dalam membelajarkan siswa; sedangkan

Page 13: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

24

Riyanto (2002) hampir sepikiran dengan Sagala yang memandang bahwa

pembelajaran sebagai proses melatih. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan

pemahaman secara konseptual dalam memandang pembelajaran, ditemukan

ada satu kesamaan bahwa semua yang dilakukan baik itu melakukan

kombinasi unsur yang terlibat dalam proses pembelajaran, atau sebagai

strategi dalam membelajarkan siswa, atau sebagai proses eksperimentasi,

semua hal itu mengarah agar pada satu hal, yaitu bahwa semua itu dilakukan

agar tujuan pembelajaran tercapai.

Mendasarkan diri pada berbagai pendapat yang berbeda di atas,

penulis mengambil satu simpulan yang khusus digunakan dalam penelitian ini

adalah pembelajaran dimaksudkan sebagai proses eksperimentasi atau proses

mengujicobakan sebuah strategi atau pendekatan pembelajaran; dimana di

dalam pemberlakuannya diperlukan kombinasi dari berbagai komponen-

komponen yang saling mendukung. Komponen-komponen yang saling

mendukung, khusus dalam penelitian ini adalah guru dan metode pengajaran

yang digunakan dalam pengajaran, agar tercapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Dalam penelitian ini tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah

meningkatnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dan

meningkatnya prestasi belajar siswa kelas V SDN 03 Karangrejo pada mata

pelajaran IPS.

Dengan acuan simpulan tentang metode dan pembelajaran di atas,

dengan demikian dalam penelitian ini penulis membuat batasan bahwa yang

disebut dengan metode pembelajaran adalah alat pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran, dimana alat tersebut dapat secara

efektif atau berkesesuaian dengan komponen-komponen dalam pengajaran,

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan pembelajaran

yang diharapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya motivasi dan

prestasi belajar siswa kelas V SDN 03 Karangrejo pada mata pelajaran IPS.

Page 14: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

25

2.1.3. Mind Map

a. Definisi Mind Map

Pada pembahasan tentang metode pembelajaran, telah diberikan

batasan oleh penulis bahwa metode pembelajaran adalah alat pembelajaran

yang digunakan dalam proses pembelajaran, dimana alat tersebut dapat secara

efektif atau berkesesuaian dengan komponen-komponen dalam pengajaran,

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pertanyaannya, dalam

penelitian ini metode pembelajaran apa yang diharapkan untuk menjawab

tujuan pembelajaran yang diharapkan tersebut? Dalam penelitian ini, penulis

memilih menggunakan metode pembelajaran Mind Map sebagai metode

pembelajaran, dengan harapan bahwa metode pembelajaran Mind Map ini

dapat menjawab harapan dan tujuan pembelajaran itu sendiri. Sebelum

membicarakan bagaimana desain pelaksanaan metode pembelajaran Mind

Map, perlu didahului dengan mengetahui lebih dahulu apa itu Mind Map?

Menurut Buzan (2009) Mind Map adalah mencatat kreatif, efektif dan

secara harafiah yang akan “memetakan” pikiran. Karena itu, menurut Buzan

(2009) Mind Map dikatakan sebagai cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak – Mind

Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

memetakan pikiran-pikiran kita. Serupa dengan Buzan, namun sedikit lebih

detail, De Porter (2000) Mind Map (peta pikiran) adalah teknik

pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan

prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Berdasarkan definisi-

definisi tersebut maka model pembelajaran mind mapping dapat diartikan

sebagai model pembelajaran yang menggunakan teknik mencatat tingkat

tinggi. Di mana melalui catatan siswa ini, siswa harus mengasosiasikan

antara satu topik/konsep dengan konsep lain.

Timbul suatu pertanyaan, mengapa Mind Map adalah alat yang

penuh daya dan ramah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran? De Porter

Page 15: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

26

dan Hernacki (2006) memberitahukan bahwa sesungguhnya saat seseorang

sedang terlibat dalam pembelajaran, apalagi yang mensyaratkan dia harus

mencatat (menulis), saat itu juga terjadi aktivitas pada seluruh belahan

otak kanan (emosional) dan otak kiri (logika). Dalam hal ini, yang

merupakan bagian logika adalah perencanaan, outline, tata bahasa,

penyuntingan, penulisan kembali, penelitian dan tanda baca. Sementara

yang termasuk bagian emosional ialah semangat, spontanitas, emosi,

warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru dan kegembiraan.

Mind Map, sesungguhnya mengikuti kaidah seperti yang dipaparkan

oleh De Porter dan Hernacki (2006) di atas; sebab Mind Map melibatkan

kedua sisi otak karena mind mapping menggunakan gambar, warna dan

imajinasi (wilayah otak kanan), bersamaan dengan kata, angka dan logika

(wilayah otak kiri). Mind Map dapat mendorong pemikiran yang sinergis dan

membantu otak membuat lompatan pengertian dan imajinasi besar

melalui asosiasi (Buzan, 2009). Dalam pelajaran matematika misalnya,

jika siswa hanya membuat daftar sederhana tentang materi matematika

yang dibahas, kemungkinan besar siswa tidak akan menghasilkan jumlah

ide yang sama banyak seperti siswa yang membuat mind mapping. Ini

disebabkan karena informasi pada daftar, siswa tidak mengaitkan materi

secara logis atau teratur dan ini akan menghambat cara berpikir sinergis

siswa.

b. Prinsip Mind Map

Jika Mind Map menggunakan prinsip pemaksimalan otak kiri dan

otak kanan secara bersamaan, dalam kerangka pikir sebagai sebuah metode,

Mind Map tentu memiliki prinsip-prinsip tertentu. Menurut Lazaer (2000),

prinsip dasar Mind Map adalah penggunaan atau penggabungan kerja otak

kanan dan otak kiri – dimana masing-masing kedua belahan otak ini

memiliki kelebihan dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Dalam mencoba

untuk mengandaikan agar mempermudah memahami prinsip Mind Map,

Page 16: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

27

DePorter (2000) mengungkapkan bahwa prinsip yang digunakan dalam

Mind Map sejalan dengan tujuh prinsip super memory. Prinsip- prinsip

tersebut adalah sebagai berikut:

1. VisualisasiVisualisasi adalah salah satu dari dua prinsip memori yang

paling kuat. Otak kita berpikir dalam bentuk gambar. Sehinggalebih mudah mengingat dalam bentuk gambar dibandingkan dengankata-kata. Jika semakin rinci dan hidup gambar itu dalam otak makasemakin kuat pula daya ingat siswa. Jadi rahasianya adalah mengubahmateri pelajaran ke dalam gambar-gambar, supaya otak siswadapat menyerap konsep dengan sangat cepat.

2. AsosiasiAsosiasi mempunyai arti hubungan, maksudnya siswa

membentuk hubungan antara satu topik dengan topik lain. Sehinggahal ini akan menciptakan indeks berurutan dalam otak untukpemanggilan kembali dengan cepat.

3. Membuat sesuatu menjadi lebih berbeda.Analogi untuk prinsip ini adalah ketika kita melakukan

sesuatu yang berbeda dari biasanya atau melakukan sesuatu hal yangsangat disenangi atau menyakitkan, pasti kita akan senantiasateringat terus. Dalam pembelajaran pun seharusnya seperti itu,oleh karena melalui Mind Map ini siswa dituntut untuk membuatcatatan yang beda dari yang lain sehingga materi pelajarannya dapatdiingat terus.

4. ImajinasiImajinasi dalam pembelajaran dapat dipraktikan dengan cara

membayangkan materi yang akan disampaikan sehingga melaluipengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan, siswa dapatmengingatnya kembali. Dan biasanya kita pun suka mengingatsesuatu yang kita buat berdasarkan imajinasi sendiri.

5. WarnaBerdasarkan penelitian, warna dapat meningkatkan memori

kita lebih dari 50%. Oleh karena itu, jika dalam pembelajaranhal ini diterapkan akan sangat membantu siswa, selain memori yangmeningkat, pembelajaran pun akan lebih menyenangkan dan dapatmembuat catatan menjadi lebih menarik.

6. IramaIrama atau musik dalam pembelajaran sangat dibutuhkan,

irama akan meningkatkan kemampuan daya ingat siswa karena iramadapat mengaktifkan otak sebelah kanan, yang selalu dominan dipakaipada saat belajar.

Page 17: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

28

7. HolismHolism berarti “seluruhnya”, pada saat siswa belajar maka

materi yang disampaikan jangan sampai terpisah-pisah,melainkan harus seluruhnya, hal ini untuk memudahkan dalammemahami konsep. Oleh karena itu, Mind Map sangat cocokuntuk diterapkan. Sebab Mind Map itu bersifat holistik, dapatmelihat gambaran secara keseluruhan.

Dari berbagai prinsip di atas, Mind Map ini identik dengan daya

ingat. Atau bahasa lainnya adalah sesungguhnya Mind Map adalah sebuah

metode dalam “memanggil” informasi yang dibutuhkan, yang mana informasi

itu telah tercatat dan terekam dalam memori. Karena itu, prinsip agar

informasi yang diperlukan tersebut dapat terpanggil, satu yang perlu dilakukan

adalah melakukan visualisasi. Visualisasi adalah teknik menggali informasi

yang biasanya terseleksi dan tidak nampak dalam kondisi yang tidak

dibutuhkan. Prinsip kedua dalam “memanggil” informasi adalah dengan

menggunakan asosiasi dengan menggunakan konsep-konsep tertentu. Otak

sesungguhnya berfungsi sebagai peta petunjuk, jika otak mendapat petunjuk

yang benar dari sebuah konsep, otak akan menyusur ke memori untuk

menggali informasi yang memiliki keterkaitan dengan konsep yang diberikan

sebagai petunjuk tadi. Disamping dua hal di atas, prinsip melatih

memaksimalkan fungsi otak adalah melakukan hal yang tidak biasanya atau

melakukan sesuatu yang berbeda. Contoh yang paling sederhana dari hal ini

adalah ketika orang terbiasa sore hari berolahraga secara teratur dan rutin, tapi

kemudian mengubah kebiasaannya menjadi membaca tiap sore pada jam yang

harusnya digunakan untuk berolahraga. Secara perlahan, otak akan memanggil

informasi baru yaitu membaca dan semakin lama, otak akan beradaptasi

dengan kebiasaan baru tersebut. Salah satu prinsip yang efektif dalam melatih

menerapkan Mind Map adalah melatih imajinasi. Imajinasi sesungguhnya

adalah kegiatan menggabungkan beberapa kejadian, konsep, peristiwa, yang

berbeda dalam satu kegiatan atau hal yang sama. Imajinasi dengan demikian

Page 18: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

29

adalah kegiatan mengaktifkan dua belahan otak sekaligus pada saat yang

sama, dimana otak kanan mengingat emosi pada sebuah kejadian atau

peristiwa misalnya, sedangkan otak kiri mencoba menyusun secara terstruktur

kejadian-kejadian tersebut. Prinsip lain yang dapat digunakan untuk

memanggil informasi yang tersimpan dalam memori adalah dengan

menghidupkan musik dalam irama tertentu. Musik yang bernuansa sedih, akan

diasosiasikan dengan peristiwa sedih yang dialami; sedangkan musik yang

irama dan syairnya gembira, dapat memicu informasi (kenangan) yang indah

yang pernah terjadi. Selain itu, beat (hentakan) dalam musik, ikut berpengaruh

dalam membangkitkan informasi berjenis seperti apa.

c. Derajad Keberhasilan

Perlu disadari bahwa sebagai sebuah metode, tidak akan efektif atau

tidak akan terukur derajat keberhasilan metode tersebut jika dilakukan jika

tidak melalui hal-hal tertentu. Buzan (2009), sebagai penggagas metode i n i

mengatakan bahwa rumus kesuksesan dalam pembelajaran yang erat

kaitannya dengan mind mapping adalah TEFCAS atau trial, event,

feedback, check, adjust dan success. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Trial atau PercobaanDalam setiap pembelajaran yang kita lakukan khususnya

dalam IPS, tidak akan ada yang terjadi jika tidak mencobanyaterlebih dahulu. Kemajuan dalam pembelajaran IPSditandai dengan berbagai percobaan yang dilakukan. Dalamhal ini siswa akan dituntut untuk mencoba terus dalammembuat Mind Map.

2. Event atau peristiwaTahapan atau proses pembelajaran harus dilalui oleh

setiap siswa. Hal ini akan menunjang dalam keberhasilan,sebab jika satu kali tidak masuk atau tidak mengikutipembelajaran maka siswa tersebut akan tertinggal. Selain itu,jika dalam pembelajaran siswa hanya bermalas-malasan, tidakmengikuti pembelajaran sebagai mana mestinya, maka siswa itupun akan tertinggal bahkan menggangu prosespembelajaran yangsedang berlangsung.

Page 19: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

30

3. Feedback atau umpan balikUmpan balik dalam kegiatan pembelajaran sangat

dibutuhkan, hal ini akan membuat kelas menjadi lebih interaktif.Umpan balik ini dapat dilakukan antar siswa atau antara gurudengan siswa.

4. Check atau memeriksaIni akan terjadi secara otomatis dan sadar, dan akan

dilakukan hubungannya dengan tujuan belajar siswa. Setiapsiswa pasti akan secara otomatis memeriksa pelajaran yang akandipelajari atau yang sudah dipelajari. Khususnya dalam halcatatan atau tugas yang diberikan guru.

5. Adjust atau Menyesuaikan diriProses pembelajaran yang baik yaitu membandingkan

kinerja atau hasil kerja dengan standar kompetensi dankompetensi dasar yang ingin dicapainya. Oleh karena itu,siswa harus bisa menyesuaikan diri dengan kompetensi yangdiinginkan. Dan jika ada yang kurang bagus, dapat dilakukanpenyelarasan yang tepat untuk percobaan selanjutnya.

6. Success atau berhasilApapun yang siswa lakukan, tujuan otak siswa adalah

berhasil dan sukses melakukannya. Walaupun kesalahan ataukegagalan sering terjadi, jangan sampai membuat aktifitaspembelajaran menjadi terhambat. Kesalahan yang terjadi harusdijadikan sebagai pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya,sampai siswa berhasil.

Terkait dengan penelitian ini, khusus dalam mata pelajaran IPS,

rumus kesuksesan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode

Mind Map, menurut penulis, tidak lepas dari rumus TEFCAS atau trial,

event, feedback, check, adjust dan success. Karena dalam TEFCAS telah

memuat semua yang dibutuhkan dalam kesuksesan pelaksanaan pembelajaran

dalam mata pelajaran IPS. Meskipun begitu, agar rumus sukses TEFCAS ini

berjalan sebagaimana dikemukakan oleh sang penggagas Mind Map ini, maka

guru harus dapat menuntun, melakukan dan memahami setiap makna dari

TEFCAS tersebut. Secara garis besar TEFCAS mempunyai makna berikut

yaitu: percobaan, peristiwa, umpan balik, memeriksa, menyesuaikan diri, dan

berhasil. Bila semua itu telah berjalan dan diterapkan maka pembelajaran IPS

Page 20: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

31

yang dilakukan dengan menggunakan metode Mind Map akan mendapatkan

sebuah hasil yang maksimal yang mengarah kepada peningkatan prestasi belajar

siswa.

d. Fungsi Mind Map

Mind Map, menurut Buzan (2006) diandaikan seperti peta jalan.

Karena fungsi andaiannya adalah sebagai peta jalan, maka sesungguhnya

fungsi dasar Mind Map adalah sebagai berikut:

1. Mind Map akan memberi pandangan menyeluruh pokok bahasan atau

area yang luas.

2. Mengumpulkan sejumlah data pada satu tempat.

3. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat

jalan- jalan terobosan kreatif baru.

4. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,

memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa

sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti

mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada

menggunakan teknik pencatatan tradisional.

Dalam pembelajaran khususnya IPS, (Nasution, 1989) Mind Map

ini dapat membantu kita untuk:

1) Merencanakan atau merangkai materi ajar yang akankita bahas saat pembelajaran.

2) Berkomunikasi/berdiskusi dan mempresentasikan materi.3) Menghemat waktu.4) Menyelesaikan masalah, dalam hal ini berkaitan dengan

menyelesaikan soal-soal IPS.5) Mengingat dengan lebih baik.6) Belajar lebih cepat dan efisien.

Michael Michalko (Buzan, 2009) mengatakan bahwa Mind Map

dapat memberikan banyak pengaruh, diantaranya:

1) Mengaktifkan seluruh otak

Page 21: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

32

2) Membereskan akal dari kekusutan mental3) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-

bagian informasi yang saling terpisah5) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan

perincian6) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep dan

membantu kita dalam membandingkan konsep-konseptersebut

7) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian padapokok bahasan yang membantu mengalihkan informasitentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangkapanjang.

Berdasarkan pada fungsi dasarnya sebagai peta petunjuk, jika fungsi ini

didaratkan pada dalam pembelajaran, secara khusus pembelajaran IPS, maka

fungsi Mind Map dalam pelajaran IPS ini adalah mengingat informasi yang

diterima atau pun belum dan mengungkapkan informasi tersebut dalam

bentuk tulisan.

Khusus dalam penelitian ini, agar fungsinya sebagai peta petunjuk

dapat berjalan sebagaimana yang dipaparkan di depan, maka langkah yang

dilakukan dalam rangka memaksimalkan fungsi Mind Map itu sendiri,

tekniknya adalah dalam pembelajaran, kegiatan dimulai dengan aktivitas

membaca dan mencari data berkaitan dengan materi ajar yang disampaikan,

juga diberikan LKS untuk membantu keberlangsungan proses pembelajaran.

Setelah melakukan pembacaan dan pencarian data yang terkait dengan

materi, siswa membuat Mind Map dari temuan-temuannya tersebut. Karena

terkait dengan melakukan asosiasif pada konsep, dalam pelaksanannya siswa

diizinkan untuk melakukan diskusi dan tanya jawab dengan sesama teman

sekelasnya.

Page 22: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

33

e. Langkah Membuat Mind Map

Sehubungan Mind Map ini sangat sederhana, maka alat dan bahan

yang harus dipersiapkan juga sedikit, diantaranya:

1. Kertas kosong tak bergaris2. Pena dan pensil warna atau spidol, usahakan setiap siswa harus

membawa pensil dan pena.Tujuh langkah dalam membuat Mind Map (Buzan, 2009) adalah:

a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang panjang sisinyadiletakkan mendatar. Mengapa? Karena mulai dari tengahmemberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segalaarah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebasdan alami.

b) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa?Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kitamenggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebihmenarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kitaberkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

c) Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna samamenariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebihhidup, dan menyenangkan.

d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat danhubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke cabang tingkatsatu dan dua, dan seterusnya. Kenapa? Karena otak bekerjamenurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua, tiga atau empathal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kitaakan lebih mudah mengerti dan mengingat.

e) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.Mengapa?Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabangyang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon,jauh lebih menarik bagi mata.

f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karenakata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya danflesksibilitas kepada Mind Map.

g) Gunakan gambar untuk setiap cabangnya. Mengapa?Karena seperti halnya gambar sentral akan memberikan maknaseribu kata.

Buzan memaparkan secara umum langkah-langkah yang perlu

dilakukan dalam menerapkan metode Mind Map. Dalam konteks penelitian

Page 23: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

34

ini, pertanyaannya adalah bagaimana langkah-langkah ini teraplikasi pada

materi pelajaran IPS yang dipilih penulis sebagai mata pelajaran yang dipilih

untuk menerapkan metode Mind Map ini? Pertama, mengawali aktivitas

pembelajaran mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Mind Map,

dilakukan dengan cara menyediakan satu lembar kertas kosong atau bisa

juga kertas karton putih kosong. Kedua, konsep yang dipilih dalam hal ini

materi yang akan diajarkan ditulis di tengah-tengah kertas tersebut. Ketiga,

terkait dengan materi IPS yang akan diberikan yaitu tentang topik

Kemerdekaan, sebagai “pemanggil” informasi, akan digunakan gambar para

tokoh-tokoh yang terkait dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Dengan

acuan pada gambar tokoh-tokoh tersebut, siswa dipersilakan untuk

menyusun peta jalannya sendiri yang diasosiasikan dengan tokoh tersebut.

Misalnya, tokoh Soekarno dalam membuat peta, siswa dapat secara bebas

untuk mengasosiasikan beliau dengan tempat lahir, peran dan karyanya bagi

bangsa Indonesia, kepemipinannya, strategi politik yang dipilih ketika

menjabat sebagai presiden RI, dll. Selama pelaksanaan membuat asosiasi,

diingatkan kepada siswa untuk membuat garis bukan garis lurus tetapi juga

garis melengkung, selain bahwa garis lurus adalah garis yang membosankan,

dengan menggunakan garis melengkung, siswa mungkin saja dapat

menggabungkan dua konsep yang berlainan dan bertemu pada satu titik temu

yang sama. Ini bisa terjadi jika garis yang digunakan adalah melengkung dan

bukan garis lurus. Disamping itu, ketika sebuah konsep diasosiasikan dengan

konsep baru, konsep baru yang merupakan cabang dari konsep utama

diberikan gambar, sebab cabang sendiri memiliki banyak informasi yang

dapat diungkapkan dengan membuat “ranting-ranting” baru.

f. Aturan Mind Map

Sebuah metode tentu memiliki aturan mainnya sendiri. Keberhasilan

dalam menerapkan metode tersebut, juga sangat ditentukan oleh kesetiaan

Page 24: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

35

mengikuti aturan-aturan main yang telah dibuat dan pernah berhasil

diberlakukan sebelumnya. Buzan (2009) sebagai penggagas metode Mind

Map ini, telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Map

yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah

ringkasan dari aturan Mind Map yaitu :

1. Kertas polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baikadalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal(Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengahkertas dan sedapat mungkin berupa image denganminimal 3 warna.

2. Garis : lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakinjauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harusmelengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjangyang sama dengan panjang kata atau image yang ada diatasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.

3. Kata : menggunakan kata kunci saja dan hanya satu katauntuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetaksupaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakinmengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.

4. Image : gunakan sebanyak mungkin gambar, kode,simbol, grafik, tabel dan ritme karena lebih menarik sertamudah untuk diingat dan dipahami. Kalaumemungkinkan gunakan Image yang 3 dimensi agarlebih menarik lagi.

5. Warna : gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warnacabang harus mengikuti warna BOIs.

6. Struktur: menggunakan struktur radian dengan centraltopic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnyacabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIsumumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuaidengan arah jarum jam di mulai dari arah jam1.

Mind Map merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu

siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya,

menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. “berdasarkan penelitian di

luar negeri, rata-rata anak meningkat 70-90% dari seluruh materi saat anak

selesai membuat sendiri Mind Map nya” (Caroline Edward, 2009).

Page 25: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

36

Dengan penerapan Mind Map dalam kegiatan pembelajaran siswa

tidak lagi hanya mentransformasikan informasi yang didapatnya ke dalam

catatan linear berupa barisan huruf-huruf yang tersusun rapi dalam baris-baris

halaman buku, tetapi siswa juga dapat membuat catatan yang menarik, bebas

berkreasi dalam menyusun sebuah catatan yaitu dengan bantuan berbagai

symbol, gambar-gambar, kata kunci dan berbagai warna yang dapat membuat

siswa tertarik untuk membacanya, catatan ini dibuat cepat dan mengakibatkan

kualitas visual yang baik sehingga mudah diingat ( Rusel Lisnawati, 2006).

Melalui Mind Map itulah siswa akan lebih memahami materi yang

diberikan dan kedua bagian siswa dapat digunakan secara seimbang. Otak

kanan dapat menyimpan memori dalam jangka waktu yang panjang, oleh

karena itu pembelajaran di kelas hendaknya guru melibatkan kedua belah otak

siswa, dimana otak kanan contohnya lebih banyak menyimpan gambar yang

menyenangkan bagi siswa, warna, irama, dan imajinasi, sedangkan otak kiri

contohnya kata, angka, analisa, logika dan hitungan yang mempercepat rasa

jenuh atau bosan siswa dalam pembelajaran dikelas.

g. Pelaksanaan Pembelajaran IPS Dengan Mind Maping

Berdasar pada Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran yang tertuang

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, nomor 41

tahun 2007, Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari

RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan penutup. Artinya seluruh rencana pelaksanaan pembelajaran

perlu mengacu pada Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran ini. Berikut

adalah uraian Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran tersebut, yang

teraplikasi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran:

1. Kegiatan PendahuluanDalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untukmengikuti proses pembelajaran.

Page 26: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

37

b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkanpengetahuan sebelumnya dengan materi yang akandipelajari.

c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasaryang akan dicapai

d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraiankegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan IntiPelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luasdan dalam tentang topik/tema materi yang akandipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambangjadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didikserta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dansumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio, atau lapangan.

b) ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru:1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis

yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yangbermakna;

Page 27: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

38

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi, dan lain- lain untuk memunculkan gagasanbaru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajarankooperatif dan kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehatuntuk meningkatkan prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik membuat laporaneksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasilkerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatanyang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diripeserta didik.

c) KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru:1) memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiahterhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi danelaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untukmemperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperolehpengalaman yang bermakna dalam mencapaikompetensi dasar :

(a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalammenjawab pertanyaan peserta didik yangmenghadapi kesulitan, dengar menggunakanbahasa yang baku dan benar;

(b) Membantu menyelesaikan masalah;(c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan

pengecekan hasil eksplorasi;(d) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;(e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang

kurang atau belum berpartisipasi aktif.3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Page 28: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

39

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendirimembuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadapkegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsistendan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasilpembelajaran;

b. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentukpembelajaran remedi, program pengayaan, layanankonseling dan/atau memberikan tugas baik tugasindividual maupun kelompok sesuai dengan hasilbelajar peserta didik;

e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuanberikutnya.

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada standar proses

pelaksanaan pembelajaran, sesungguhnya adalah jawaban terhadap tantangan

yang diberikan melalui Permendiknas No 41 tahun 2007. Artinya bahwa

bagaimana rancangan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar proses

pelaksanaan pembelajaan ini mampu menjawab berbagai pertanyaan yang

diajukan melalui Permendiknas No 41 tahun 2007 tersebut. Dalam

permendikas No 41 tahun 2007 secara jelas memaparkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran (melalui desain kurikulum) perlu memperhatikan berbagai

karakteristik peserta didik itu sendiri. Karakteristik seperti tingkat

pengetahuan, budaya, lokasi dimana peserta didik tinggal, dan lain-lain adalah

tantangan bagi para pengajar dalam mendesain rencana pelaksanaan

pembelajaran. Desain-desain yang telah ditata melalui RPP bagaimana dapat

menjawab dua kebutuhan yang berbeda tapi harus dipenuhi sekaligus yaitu

kebutuhan kelompok (siswa seisi kelas; sekolah sebagai institusi), namun juga

tetap memperhatikan karakterstik individual dari masing-masing siswa

tersebut. Karena itu, dalam rangka mengaplikasikan RPP ini, guru perlu

secara kreatif dan cerdas mendesain alat evaluasi sebagai alat ukur untuk

mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Page 29: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

40

Mengacu pada RPP yang dirancang dengan mendasarkan pada

Permendiknas No 41 tahun 2007, pertanyaannya adalah jika diaplikasikan

dalam mata pelajaran IPS kelas V dengan menggunakan metode Mind Map,

maka bagaimana penjabaran rencana pembelajaran ini jika dikolaborasikan

dengan metode Mind Map? Pertama, sebelum di desain dalam RPP yang

dikolaborasikan dengan metode Mind Map, dicatat terlebih dahulu bahwa

prinsip dasar metode Mind Map adalah memaksimalkan kerja belahan otak

kiri dan kanan, untuk memanggil dan menggunakan serta menata informasi

yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Kedua, perlu juga perhatikan tata

aturan RPP secara umum yang diaplikasikan dari PERMENDIKNAS No 41

tahun 2007 tersebut. Ketiga, substansi dari materi IPS itu sendiri. Isi yang

hendak diajarkan pada mata pelajaran IPS perlu ditimbang sebagai salah satu

komponen tunggal yang berdiri sendiri, namun juga berkontribusi dalam

menentukan keberhasilan pembelajaran. Keempat, kondisi peserta didik.

Kondisi ini dapat berupa kondisi fisiologis maupun psikologis peserta didik.

Artinya, fleksibilitas tetapi sekaligus konsistensi RPP untuk menyesuaikan

dengan metode Mind Map dan demikian sebaliknya, juga substansi

pembelajaran IPS pada kelas V sekolah dasar dan karakteristik kondisi siswa

menjadi penting untuk menjadi hal yang serius diperhatikan. Dengan

mempertimbangkan prinsip-prinsip, aturan-aturan yang perlu diterapkan

dalam metode Mind Map, disamping juga mempertimbangkan prinsip dan

aturan-aturan RPP yang didasarkan pada PERMENDIKNAS No 41 tahun

2007, juga substansi mata pelajaran IPS kelas V SD dan karakteristik siswa

SD kelas V, maka desain pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode Mind Map dibuat seperti berikut:

1. Rencana PelaksanaanKegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah:a) menyiapkan alat peraga berupa karton putih, spidol berwarna,

gambar-gambar berwarna yang terkait dengan kata kuncikonsep-konsep pada materi yang akan diajarkan.

Page 30: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

41

b) menyiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untukmengikuti proses pembelajaran.

c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakankonsep kunci tertentu misalnya “kemerdekaan” yangmengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yangakan dipelajari.

d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yangperlu dicapai.

e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uruaiankegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan intiEksplorasi

a) guru memaparkan garis-garis dengan konsep-konsep kuncidari materi yang akan diajarkan.

b) sambil menjelaskan, guru menggunakan gambar berwarnayang ditempel ditengah sebagai representasi dari konseptertentu.

c) membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topikpembelajaran dengan menggunakan simbol gambar atau katakunci yang dipahami oleh siswa.

d) menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajarandari ide sentral atau topik pembelajaran ke sub topikpembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya.

e) membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topikpembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya.

Elaborasia) Hasil Mind Map siswa kemudian di presentasikan di depan

kelas;b) Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil Mind Map

yang di sampaikan temannya atau yang di presentasikantemannya di depan kelas;

Konfirmasia) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi setiap

kelompokb) Guru memberikan pengayaan berupa tanya jawab kepada

siswaKegiatan penutup

a) guru memberi evaluasi atau tugas lain untuk dikerjakandirumah.

3. Akhir pelaksanaana) melakukan evaluasi pembelajaran setelah melakukan

tindakan

Page 31: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

42

b) melakukan refleksi agar mengetahui kelemahan –kelemahan saat melakukan tindakan

Rancangan pembelajaran di atas adalah rancangan pembelajaran yang

didesain dengan mengkolaborasikan RPP yang diacu kemudian diaplikasikan

dari Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan Permendiknas No

41 tahun 2007, langkah-langkah dalam pelaksanaan Mind Map dan mata

pelajaran IPS secara umum. Terkait dengan penelitian ini, penulis mengambil

salah satu materi dalam mata pelajaran IPS kelas V, dimana rancangannya

didesain lebih spesifik khusus pada materi pelajaran IPS kelas V semester II.

Adapun detailnya adalah sebagai berikut:

1 Pendahuluan Gurumengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa Guru mengabsen kehadiran siswa Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan mengenai hari

kemerdekaan menurut pemahaman para siswa. Guru memberi motivasi kepada siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 KegiatanIntiEksplorasi

Guru menjelaskan konsep kunci “Kemerdekaan” dan menempelkangambar salah satu tokoh yang mempersiapkan dan mempertahankankemerdekaan.

Guru membuat cabang dari konsep utama (dari gambar) yangmenghubungkan tokoh di gambar tersebut dengan salah satu peristiwadalam mempersiapkan kemerdekaan.

Elaborasi

Siswa diminta untuk membuat Mind Map yang sama seperti yang telahdibuat guru, yang berkaitan dengan materi mempersiapkan danmempertahankan kemerdekaan.

Guru mendampingi siswa selama siswa membuat Mind Map, danmembantu siswa yang mengalami kesulitan dengan cara menggaliinformasi yang dimiliki siswa untuk diasosiasikan dengan materi yangsedang dipelajari.

Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil temuannya melalui MindMap tentang materi mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan.

Siswa yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru memberikan LKS untuk kegiatan secara individu.

Page 32: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

43

Konfirmasi

Setelah siswa menyelasaikan tugasnya, guru membimbing siswa dalammelakukan koreksi silang.

Apabila masih terdapat jawaban yang salah maka guru memberikankonfirmasi.

3 Penutup

Bersama dengan guru, siswa membahas hasil pembelajaran Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan pemantapan kepada siswa Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa

2.1.4. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Sebelum membahas motivasi belajar, terlebih dahulu akan dibahas

mengenai motivasi. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni

“movere” yang berarti “menggerakkan” (Winardi, 2007). Menurut James

O Whittaker (Wasty Soemanto 2003) motivasi adalah kondisi-kondisi atau

keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk

bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Menurut Mc Donald (Sardiman, 2003) mengatakan bahwa motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Sardiman (2003) juga mengatakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka

akan berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Beberapa pendapat di atas, dengan bahasanya masing-masing

menunjukkan perasamaan dalam memberikan pengertian tentang motivasi.

Masing-masing bersepakat bahwa motivasi adalah sebuah kondisi yang

mendorong. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

motif dan motivasi memiliki pengertian yang sama yaitu menunjukkan suatu

Page 33: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

44

dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut mau bertndak melakukan sesuatu guna tujuan yang diinginkan.

b. Motivasi Belajar

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Seorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin dapat melakukan

aktivitas belajar.

Menurut Sadirman AM (2003), motivasi belajar adalah keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar siswa dan memberikan arah

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar

tercapai.

Dari pengertian motivasi belajar diatas dapat disimpulkan 3 hal

mendasar yang termuat dalam motivasi belajar sebagai berikut :

a) Mendorong manusia untuk berbuat (motivasi sebagai motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan)

b) Menyeleksi sesuatu perbuatan (menentukan perbuatan-perbuatan)

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

c) Menentukan arah perbuatan (ke arah tujuan yang hendak dicapai)

(M Ngalim Purwanto, 2006)

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dalam

diri individu untuk melakukan sesuatu tindakan yang dipilih secara sadar,

dengan tujuan-tujuan yaitu berhasil di dalam belajar. Terkait dengan

penelitian ini, seseorang dikatakan memiliki motivasi belajar jika ia terdorong

untuk menggunakan metode Mind Map dalam pembelajaran IPS, secara sadar

memilih menggunakan metode Mind Map dalam pembelajaran IPS dan

berhasil tuntas dalam belajarnya, yang ditunjukkan dengan adanya dorongan

dari dalam diri yang tinggi untuk berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM). Untuk mengetahui adanya dorongan yang tinggi dari

Page 34: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

45

dalam diri untuk mencapai KKM tersebut, maka digunakan patokan skala

motivasi belajar dengan menggunakan skala Likert, yang terdiri dari tiga

kategori: tinggi, sedang dan rendah; dan diperoleh melalui angket, dengan

patokan sebagai berikut:Nilai = Σskor yang diperoleh siswaΣskor maksimum X100%

Dengan ketentuan sebagai berikut:≥ 80 ke atas : tinggi60 – 79 : sedang≤ 59 : rendah

c. Macam-Macam Motivasi Belajar

Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, hanya dibahas

dari dua sudut pandang yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang

yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri

seseorang disebut “motivasi ekstrinsik” Djamarah (dalam Samsudin 2003).

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif dan

berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Bila seseorang memiliki motif intrinsik dalam dirinya, maka ia sadar

akan melakukan sesuatu kegiatan yang tidak menimbulkan motivasi dari luar

dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik diperlukan terutama belajar

sendiri. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju sulit

sekali melakukan aktifitas belajar terus menerus. Sedangkan seseorang yang

memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan ini

dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran

yang dipelajari sangat dibutuhkan dan sangat berguna kini dan mendatang.

Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang

memunculkan kesadaran untuk melakukan aktifitas atau kegiatan.

Page 35: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

46

Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi

seseorang yang terdidik, berpengetahuan yang mempunyai keahlian dalam

bidang tertentu. Untuk mendapatkan semuanya itu perlu belajar. Belajar

adalah suatu cara untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dan

ketrampilan.

Sebenarnya motivasi baik kitu intrinsik maupun ekstrinsik adalah

sesuatu yang abstrak dan tidak dapat dilihat bentuknya. Karena itu,

pertanyaannya adalah bagaimana mengukur motivasi tersebut? Uno (2011)

menyebutkan bahwa untuk dapat mengetahui motivasi intrinsik atau motivasi

yang datang dari dalam diri seseorang dapat diukur dengan: (1) adanya hasrat

dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)

adanya harapan dan cita-cita masa depan.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yag aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. (Djamarah, 2002). Motivasi ekstrinsik

diperlukan agar siswa mau belajar. Guru harus dapat membangkitkan minat

siswa dengan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan dalam

menggunakan motif-motif ekstrinsik bukan menjadi pendorong, tetapi

menjadikan siswa malas belajar. Untuk itu guru harus tepat dan benar dalam

memotivasi siswa dalam rangka proses interaksi belajar mengajar.

Dalam pendidikan dan pengajaran, guru bukan hanya berperan

menjadi administator, demonstrator, pengolola kelas, mediator, fasilitator,

supervisor dan evaluator, tetapi juga sebagai motivator dan pembimbing.

Sebagai motivator guru berperan untuk mendorong siswa agar giat

belajar. Usaha ini dapat diusahakan guru dengan memanfaatkan bentuk –

bentuk motivasi sekolah agar dapat membangkitkan gairah belajar siswa.

Menurut Djamarah (Samsudin 2003) ada enam hal yang dapat diusahakan

guru yaitu :

1) Membangkitkan dorongan kepada siswa agar belajar.

Page 36: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

47

2) Menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat di lakukan pada

akhir pengajaran.

3) Memberikan ganjaran kepada terhadap prestasi yang dicapai siswa

sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di

kemudian hari.

4) Membentuk kebiasaan belajar siswa secara individual maupun kelompok.

5) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.

6) Menggunakan metode yang bervariasi.

Selain Djamarah, Uno menyebutkan bahwa upaya agar siswa dapat

termotivasi untuk belajar, hal-hal di luar diri siswa yang dapat mendorong

dirinya untuk belajar antara lain:

1) Adanya penghargaan dalam belajar;

2) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan;

3) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Dari paparan di atas, dapat kita mengerti bahwa motivasi dapat terjadi

karena dua hal. Pertama bahwa motivasi ada karena ada keinginan dari dalam

diri sendiri untuk belajar. Motivasi jenis ini disebut juga dengan motivasi

intrinsik, dan kedua adalah motivasi belajar yang muncul dari dalam diri siswa

untuk tertarik belajar karena adanya dorongan dari pihak-pihak di luar dirinya.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua motivasi ini untuk

melihat motivasi belajar siswa. Khusus untuk motivasi intrinsik, indikator

yang akan digunakan untuk mengukur dua jenis motivasi belajar ini, yaitu

indikator yang disampikan oleh Uno (2011). Sedangkan untuk motivasi

ekstrinsik, indikator yang akan digunakan pada motivasi belajar siswa adalah

indikator yang disampaikan oleh Djamarah (2002).

d. Bentuk – bentuk Motivasi Belajar di Sekolah

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar mengajar sebagaimana dijelaskan Sardiman A.M, (2003),

Page 37: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

48

dalam bukunya berjudul “ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” sebagai

berikut :

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang

baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-

nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka merupakan alat motivasi

yang cukup memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan

atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar. Angka biasanya terdapat

dalam rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diprogramkan

dalam kurikulum. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat.

2. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang – kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah

juga bisa dijadikan sebagai alat motivasi.

3. Saingan / kompetisi

Saingan / kompetisi digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong

siswa agar bergairah belajar. Persaingan, baik persaingan individual

maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia

industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk

meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi

yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga

untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

Page 38: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

49

Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri,

begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan

keras bisa jadi karena harga dirinya.

5. Memberi Ulangan

Ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa

agar giat belajar. Para siswa akan belajar lebih giat kalau tahu jika akan

ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering

(misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.

Dalam hal ini guru juga harus bersifat terbuka, maksudnya kalau akan ada

ulangan harus diberitahukan terlebih dahulu kepada siswanya.

6. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil bisa dijadikan motivasi bagi siswa. Denga

mengetahui hasil siswa terdorong untuk belajar lebih giat. Semakin

mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada

diri siswa untuk terus belajar, dengan satu harapan hasilnya terus

meningkat.

7. Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang penting dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini

merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat

akan memupuk suasana yang sangat menyenangkan dan mempertinggi

gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri siswa.

8. Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi apabila

dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik.

Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian

hukuman.

Page 39: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

50

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan

yang tanpa maksud. Hasrat unutk belajar berarti pada diri anak didik itu

memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya

akan lebih baik.

10. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar

itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini

antara lain dapat dibangkitkan dengan cara cara-cara sebagai berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan;

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau;

3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;

4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar;

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, karena

dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk

terus belajar.

Diakui bahwa dalam proses pembelajaran, tidak mudah untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Artinya bahwa jika tidak muncul

motivasi dari dalam diri siswa, diperlukan motivasi dari luar diri siswa. Dalam

konteks belajar mengajar, guru yang berperan sebagai motivator dalam

membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena itu, diperlukan berbagai cara

atau strategi untuk dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa itu sendiri.

Sardiman (2007) menawarkan 11 strategi yang dapat digunakan oleh guru

untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Meskipun demikian, dalam penelitian ini, penulis memilih

menggunakan jenis-jenis motivasi belajar siswa yang digunakan oleh Uno

Page 40: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

51

(2011) Djamarah (2002) yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

antara lain: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan (4)

membangkitkan dorongan kepada siswa agar belajar; (5) menjelaskan secara

konkrit kepada siswa apa yang dapat di lakukan pada akhir pengajaran; (6)

memberikan ganjaran kepada terhadap prestasi yang dicapai siswa sehingga

dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari;

(7) membentuk kebiasaan belajar siswa secara individual maupun kelompok;

(8) membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok;

dan (9) menggunakan metode yang bervariasi. Lebih khusus lagi, dalam

penelitian ini penulis memilih menggunakan indikator yang kesembilan yaitu

menggunakan metode yang bervariasi. Dalam penelitian ini metode tersebut

adalah metode Mind Map. Artinya setelah menggunakan metode ini, siswa

memiliki motivasi belajar terhadap mata pelajaran IPS yang diukur dengan

adanya motivasi intrinsik atau motivasi dari dalam diri siswa berupa: (1)

adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan. Dari ketiga

motivasi intrinsik ini, hanya dua aspek yang akan digunakan dalam penelitian

yaitu: adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, dan adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar.

2.1.5. Pembelajaran IPS di SD

a) Ilmu Pengetahuan Sosial

Natanael Daldjuni (1985) mendefinisikan ilmu pengetahuan sosial

sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut

masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi,

sosiologi, antropologi dan sebagainya.

Ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang merupakan suatu

panduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa ilmu

pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-

Page 41: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

52

bagian tertentu dari ilmu sosial. Ilmu pengetahuan sosial. Ilmu pengetahuan

sosial mempelajari manusia dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya

untuk memahami masalah-masalah sosial ( Depdikbud, 1990)

Ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang didasarkan pada baha kajian geografi, ekonomi,

sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1993).

Dari uraian pendapat para ahli di atas menyimpulkan bahwa ilmu

pengetahuan sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan

manusia dalam masyarakat yang didasarka pada bahan kajian geografi,

sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah.

b) Pembelajaran IPS di SD

1. Kajian Pokok

Ilmu pengetahuan yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian

pokok, yaitu : pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan

sosial, mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan.

Bahan kajian sejarah meliputi, perkembangan masyarakat Indonesia sejak

masa lampau hingga masa kini. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1993)

2. Fungsi

Pelajaran IPS di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan dasa untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi sebagai

menumbuhkan rasa kebanggaan dan bangga perkembangan masyarakat

Indonesia sejak masa lalu hingga masa sekarang. (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1993)

3. Tujuan Belajar IPS

Berikut beberapa tujuan siswa belajar mengenai IPS:

Page 42: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

53

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan, ditingkat lokal, nasional dan global

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk.

2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan

Pada penerapan metode pembelajaran Mind Map yang dilakukan

Shofiah (2007). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, dengan penerapan

Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar kelas XI IPS dalam mata

pelajaran sejarah. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata skor

siswa dari pada hasil tes awal 33,75% meningkat menjadi 73,25% hal ini

berarti peningkatan skor sekitar 39,5% pada tes siklus I. Sedangkan pada

siklus II hasil tes awal siswa adalah 36% dan pada dan pada post tes

meningkat menjadi 88,75% ini menunjukkan telah terjadi peningkatan skor

siswa sebanyk 52,75%.

Fatma (2010), yang melakukan penelitian dengan judul penerapan

model Mind Map untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPS

terpadu pada siswa kelas VII A SMP Walisongo Gempol di Pasuruantemua.

Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya model belajar yang penulis

tawarkan dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPS Terpadu

pada siswa kelas VII A SMP Walisongo Gempol Pasuruan (1) pada

perencanaan model mengacu pada RRP yang telah dirancang, pelaksanaan

model sesuai dengan RPP yang telah dirancang secara kolaborasi bersama ibu

Vivi Rianti selaku guru IPS Terpadu kelas VII A; (2) pada pelaksanaan dapat

berjalan lancar, pelaksanaan model Mind Map merupakan pengalaman baru

Page 43: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

54

bagi guru dan siswa dan Mind Map telah memberi beberapa manfaat bagi

siswa dan guru dalam belajar, manfaat Mind Map yang diperoleh antara lain:

siswa menjadi semangat belajar, siswa mudah mengingat pelajaran dan siswa

memperoleh pengalaman menggambar dan guru lebih mudah menjelaskan

materi pelajaran pada siswa; (3) pada penilaian, dari data secara kuantitatif

perolehan skor dalam prestasi belajar dan kreativitas siswa memperoleh nilai

yang cukup tinggi.

Dari dua penelitian terdahulu membuktikan bahwa metode Mind Map

dapat membantu proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan

prestasi belajar siswa. Mengacu pada penelitian terdahulu, maka peneliti ingin

melakukan penelitian lagi dengan menggunakan metode yang pembelajaran

yang sama. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan antara

penelitian yang dilakukan kali ini, dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Perbedaan tersebut pertama bahwa pada penelitian terdahulu, para peneliti

belum memasukkan variabel motivasi belajar sebagai salah satu variabel yang

diteliti. Artinya bahwa dengan menggunakan metode Mind Map penulis

menduga dapat meningkatkan motivasi belajar yang berimplikasi pada

prestasi belajar siswa. Kedua, subyek penelitian. Pada penelitian terdahulu

subyek penelitiannya adalah siswa sekolah menengah pertama dan sekolah

menengah atas. Penulis berhipotesis bahwa ada perbedaan pendekatan

pembelajaran, meskipun dengan menggunakan metode yang sama. Hal ini

dikarenakan psikologis peserta didik, serta akumulasi peserta didik berbeda.

Pada level SMP dan SMA, akumulasi pengetahuan subyek sudah lebih

kompleks dan lebih luas, dibandingkan dengan siswa yang berada pada

bangku sekolah dasar. Dengan menggunakan metode Mind Map, dimana

metode ini menekankan pada konsep kunci yang kemudian konsep kunci ini

dijabarkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman siswa, aspek akumulasi

pengetahuan siswa menjadi penting. Artinya bahwa, anak SD tentu

mengakumulasi pengetahuan belum kompleks dan luas dibandingkan dengan

Page 44: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

55

siswa SMP atau SMA. Akumulasi pengetahuan subyek, bisa dapat

berimplikasi pada bagaimana subyek menjabarkan konsep kunci yang

ditawarkan selama proses pembelajaran.

2.3. Kerangka Berpikir

Mengapa siswa harus menggunakan Mind Map, sebab dalam

penelitian ternyata Mind Map mampu meningkatkan hasil prestasi belajar

siswa dan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini dibuktikan dari penelitian

yang dilakukan oleh beberapa tokoh ternyata berhasil. Selain itu juga di

perkuat dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli dibidangnya,

yang menyatakan bahwa Mind Map dapat meningkatkan rendahnya motivasi

belajar siswa serta rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini disebabkan

karena berdasarkan prinsipnya, metode Mind Map adalah metode yang

memaksimalkan kedua fungsi otak sekaligus secara bersamaan. Karena itu,

dalam penerapannya, metode ini lebih mengutamakan menggunakan konsep-

konsep kunci untuk diberikan kepada peserta didik, selanjutnya dengan

menggunakan konsep kunci ini, siswa diberikan ruang untuk mengeksplorasi

segala pengetahuannya yang dibuat dalam bagan-bagan (cabang-cabang),

dimana dari cabang-cabang konsep ini dapat terus dan terus dieksplorasi

sejauh pengetahuan siswa terhadap konsep itu sendiri. Dengan cara ini, siswa

“memanggil” semua informasi yang pernah diperoleh terkait dengan sebuah

konsep. Itu juga berarti pada saat yang bersamaan, siswa dipicu dan dipacu

untuk memaksimalkan segenap kemampuannya. Dengan begitu, secara tidak

langsung metode Mind Map sebenarnya sedang meningkatkan kemampuan

belajar siswa. Akibatnya, hal ini akan berkorelasi positif dengan peningkatan

prestasi belajarnya.

Page 45: Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar IPS ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/3/T1_292008035_BAB II… · tersebut tetap sampai pada satu titik temu yang sama,

56

2.4. Hipotesis Penelitian

Penggunaan metode Mind Map dalam pembelajaran mata pelajaran

IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa

kelas V SD Negeri 03 Karangrejo, Kecamatan Selomerto, Kabupaten

Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Dengan berpijak pada kerangka berpikir yang tersebutkan di depan,

diduga dengan menerapkan metode Mind Map dalam pembelajaran pada mata

pelajaran IPS akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.