Temu 13 Baru
-
Upload
marilyn-burris -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of Temu 13 Baru
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
1/22
PENGAUDITAN II
PERTEMUAN 13
JASA-JASA LAIN & PELAPORANNYA
OLEH:
KELOMPOK 5
1.Desak Nyoman Yulia Astiti 1206305083/17
2.
Siti Roviah 1206305085/18
3.Ni Kadek Ayu Asri Anggreni 1206305087/19
4.Ni Luh Lemi Sushmita Devi 1206305091/20
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
2/22
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
3/22
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (SAR). SAR merumuskan jasa-jasa
yang berkaitan dengan review atau kompilasi laporann keuangan pada entitas
nonpublic dan memberikan pedoman bagi para akuntan tentang standar dan prosedur
yang harus diterapkan pada kedua jenis penugasan ini.
13.2 Penugasan-Penugasan PSA Lainnya
Laporan khusus adalah laporan yang dihasilkan adri suatu audit, atau penerapan
prosedur yang disepakati bersama, atas data keuangan hstoris selain dari laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. SA 623, Laporan Khusus
(PSA No.41), menyatakan bahwa istilahLaporanKhusus merupakan laporan auditor tentang:
1.
Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Unsure, akun, tau pos laporan keuangan.
3.
Kepatuhan dengan aspek perjanjian kontrak atau persyaratan peraturan yang berkaitan
dengan Laporan Keuangan Auditan.
4. Penyajian keuangan untuk memenuhi perjanjian kontrak atau ketentuan peraturan.
5.
Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk yang telah ditetapkan sebelumnya
atau daftar yang memerlukan bentuk tertentu laporan auditor.
Laporan khusus yang didasarkan pada hasil suatu audit mirip dengan standar laporan auditor
bentuk baku yang terdiri dari paragraph pendahuluan, paragraph lingkup, dan paragraph
pendapat. Laporan khusus memiliki redaksi (kalimat) yang berbeda dari bahasa yang
digunakan dalam laporan auditor bentuk baku. Selain itu, laporan khusus bentuk baku bisa
mempunyai empat atau bahkan lima paragraph, tergantung pada keadaannya.
Basis Komprehensif Akuntansi Lainnya
Ada empat basis komprehensif akuntansi selain dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang diakui dalam SA 623.04, yaitu:
1. Basis akuntansi yang digunakan oleh satuan usaha yang melaporkan untuk memenuhi
persyaratan atau memenuhi ketentuan pelaporan keuangan suatu badan pemerintahan
yang berwenang untuk mengatur satuan usaha tersebut.
2. Basis akuntansi yang digunakan atau diharapkan akan digunakan oleh satuan usaha
untuk mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan untuk
periode yang dicakup oleh laporan keuangan.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
4/22
3. Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, dan modifikasi basis kas yang
memiliki dukungan kuat, seperti pencatatan depresiasi atas aktiva tetap atau accruing
income taxes.
4. Rangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan kuat yang diterapkan ke semua pos
material yang tampak dalam laporan keuangan, seperti basis akuntansi tingkat harga
(price-level basis of accounting).
Kesepuluh standar dalam standar auditing bisa diterapkan apabila auditor mengaudit dan
melaporkan setiap laporan keuangan, tanpa melihat basis akuntasi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut. Dalam hal ini, perbedaan terbesar adalah bahwa
laporan keuangan tidak dimaksudkan untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, dan
lain-lain, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan khusus auditor tentang laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis
komprehensif akuntansi lain harus berisi empat paragraf:
Paragraf pendahuluan yang sama dengan laporan auditor bentuk baku, kecuali
judul-judul laporan keuangan yang berbeda, seperti laporan aktiva dan kewajiban
yang timbul dari transaksi kas.
Paragraf lingkup yang persis sama dengan laporan auditor bentuk baku.
Paragraf penjelasan setelah paragraf lingkup yang menyatakan tentang basis
penyajian dan merujuk ke catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan dasar
akunatnsi komprehensif selain prinsip akunatnsi yang berlaku umum.
Paragraf pendapat yang menyatakan pendapat auditor (atau pernyataan menolak
member pendapat) tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam
segala hal yang material, sesuai dengan basis akuntansi yang disebutkan.
Laporan khusus auditor tentang laporan yang disusun berdsarkan basis akuntansi
komprehensif lain bisa berisi tambahan paragraf penjelasan apabila (1) auditor tidak bisa
memberi pernyataan wajar dengan pengecualian atau (2) keadaan menuntut adanya paragraf
penjelasan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Unsur, Akun, atau Pos Tertentu Laporan Keuangan
Data ini biasanya meliputi sewa, royalty, partisipasi laba, atau penyisihan untuk pajak
penghasilan. Laporan khusus tentang data ini mungkin diterbitkan sebagai hasil suatu audit
atas hasil penerapan prosedur yang disepakati bersama.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
5/22
Audit
Suatu audit diakhiri dengan pemberian pernyataan suatu pendapat mengenai
kewajaran penyajian elemen, akun, atau unsur tertentu. Kesepuluh standar auditing berlaku
apabila data disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika tidak, maka
standar pelaporan pertama tidak dapat diterapkan. Penugasan untuk menyatakan suatu
pendapat atas elemen, akun, atau pos tertentu bisa dilakukan bersama dengan penugasan audit
atas laporan keuangan, atau bisa juga dilaksanakan sebagai suatu penugasan terpisah.
Redaksi yang berbeda pada suatu laporan khusus terdapat pada paragraph
pendahuluan, lingkup dan pendapat, karena auditor tidak mengaudit laporan keuangan
sebagai keseluruhan. Dalam menyatakan suatu pendapat, SA 623.13 menyatakan bahwa
pengukuran materialitas yang dilakukan oleh auditor harus dihubungkan dengan setiap
elemen, akun, atau unsure secara individual yang dilaporkan, bukan dihubungkan dengan
jumlah secara keseluruhan. Selain itu, auditor juga tidak boleh menyatakan suatu pendapatt
atas data tertentu.
Prosedur yang disepakati
Laporan khusus-penerapan prosedur yang disepakati atas unsur, akun atau pos suatu laporan
keuangan (PSA No.51) menyatakan bahwa akuntan independen bisa menerima penugasan
untuk menerapkan prosedur yang disepakati atas elemen, akun, atau pos tertentu dalam suatu
laporan keuangan dibawah kondisi-kondisi berikut :
- Akuntan adalah independen
-
Akuntan dan pihak-pihak yang bersangkutan sepakat dengan prosedur-prosedur yang
dilakukan atau akan dilakukan oleh akuntan
- Pihak-pihak yang bersangkutan bertanggungjawab atas kecukupan prosedur-prosedur
yang disepakati untuk tujuan mereka
- Prosedur-prosedur yang akan dilakukan diperkirakan akan menghasilkan temuan
konsisten yang masuk akal
-
Basis akuntansi untuk elemen, akun, atau pos laporan keuangan tertentu cukup jelas
bagi semua pihak dan akuntan
- Hal-hal spesifik tertentu yang padanya akan diterapkan prosedur yang telah
disepakati, perlu diestimasi dan diukur secara konsisten dan masuk akal
- Bukti-bukti yang berkaitan dengan hal-hal spesifik yang padanya akan diterapkan
prosedur yang telah disepakati diperkirakan akan ada untuk memberikan dasar yang
layak untuk menyatakan hasil temuan dalam laporan akuntan
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
6/22
- Apabila bisa dilaksanakan, akuntan dan pihak-pihak yang bersangkutan sepakat
mengenai batas materialitas untuk tujuan pelaporan
-
Penggunaan laporan dibatasi pada pihak-pihak tertentu
Laporan auditor harus berisi elemen-elemen berikut :
Judul yang mennggunakan kata independen
Menunjuk secara khusus unsur, akun, atau pos suatu laporan keuangan dari suatu
perusahaan dan sifat penugasan
Menyebutkan pihak-pihak yang terlibat
Basis akuntansi dari unsur, akun, atau pos suatu laporan keuangan kecuali jika
terbukti lain
Prosedur-prosedur yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang disebutkan dalam
laporan
Menunjuk pada standar yang ditetapkan oleh IAI
Kecukupan prosedur adalah semata-mata tanggungjawab pihak-pihak yang
bersangkutan
Daftar prosedur-prosedur yang dilakukan dan temuan yang bersangkutan
Bila memungkinkan, penjelasan mengenai batas materialitas yang disepakati
Akuntan tidak ditugasi dan tidak mengerjakan untuk melakukan audit atas elemen,
akun atau pos laporan keuangan tertentu
Menolak memberi pendapat mengenai efektivitas pengendalian intern atas pelaporan
keuangan
Paragraf terpisah pada bagian akhir laporan yang menyatakan bahwa laporan hanya
dimaksudkan semata-mata untuk informasi dan digunakan oleh pihak-pihak tertentu
dan tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain
Apabila perlu dicantumkan pembatasan yang berkaitan denga prosedur atau temuan
Apabila perlu dicantumkan penjelasan tentang sifat bantuan yang diberikan oleh
spesialis
Kepatuhan terhadap aspek perjanjian kontrak atau persyaratan peraturan yang
berkaitan dengan laporan keuangan
Perusahaan mungkin diharuskan oleh perjanjian kontrak atau badan pengatur untuk
menyampaikan laporan kepatuhan yang diterbitkan auditor independen. Auditor independen
dapat memenuhi permintaan dengan memberikan keyakinan negatif yang bersangkutan
dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan audit atas laporan keuangan SA 623.19
menyatakan bahwa keyakinan (jaminan) ini tidak harus diberikan kecuali jika auditor telah
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
7/22
mengaudit laporan keuangan tersebut yang bersangkutan dengan perjanjian kontrak atau
persyaratan peraturan dan harus tidak memperluas ke ketentuan perjanjian yang dilaksanakan
dalam audit atas laporan keuangan.
Jaminan auditor mengenai kepatuhan bisa diberikan dalam laporan terpisah atau
dalam satu / lebih paragraf penjelasan yang dicantumkan setelah paragraf pendapat dalam
laporan tentang laporan keuangan auditan
Laporan keuangan tidak diaudit pada sebuah perusahaan publik
PSA No.52, pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan, menyatakan bahwa seorang
akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan apabila :
1. Mengijinkan namanya digunakan dalam suatu laporan, dokumen atau komunikasi
tertulis yang berisi laporan tersebut
2.
Menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu laporan keuangan yang
disusunnya atau dibantu penyusunannya, meskipun ia tidak mencantumkan namanya
dalam laporan tersebut
Apabila akuntan dikaitkan namanya dengan laporan keuangan yang tidak diaudit dari suatu
perusahaan public, maka akuntan diminta untuk menyatakan dalam laporannya bahwa ia
tidak melakukan audit dan menyatakan menolak memberikan pendapat. Selain itu, setiap
halaman laporan keuangan hendaknya diberi cap dengan tulisan Tidak diaudit.
13.3 Menerima dan Melaksanakan Penugasan Astetasi
Pada tahun 1994, IAI telah menerbitkan sejumlah pernyataan resmi yang berjudul
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). Pernyataan ini dikeluarkan untuk memberi pedoman
dan memberikan kerangka umum dalam pelaksanaan dan pelaporan jasa atestasi. PSAT No.2,
Standar Aestasi (SAT 100.1) merumuskan penugasan atestasi sebagai berikut:
Suatu penugasan atestasi adalah penugasanyang didalamnya praktisi (akuntan publik)
dikontrak untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang
keandalan asersi-asersi
Dalam melaksanakan penugasan atestasi, seorang akuntan publik harus (1)
mengumpulkan bukti-bukti untuk mendukung asersi-asersi (2) menilai secara objektif
pengukuran dan pengkomunikasian individu yang membuat asersi (3) melaporkan temuan-
temuannya. Oleh karena itu penugasan atestasi berkaitan dengan dasar dan pendukung atau
asersi tertulis, maka penugasan ini bersifat analitis, kritis dan investigative.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
8/22
Standar Atestasi
Standar Umum Atestasi
1.
Standar Umum Pertama
Standar umum pertama adalah perikatan harus dil aksanakan oleh seorang praktisi
atau lebih yang memi li ki keahl ian dan pelatihan tikni s cukup dalam fungsi atestasi.
Pelaksanaan jasa atestasi tidak sama dengan penyusunan dan penyajian suatu asersi.
Pelaksanaan kegiatan yang terakhir ini mencakup pengumpulan, penggolongan, peringkasan,
dan pengkomunikasian informasi yang biasanya mencakup pengurangan data rinci dalam
jumlah besar ke dalam bentuk yang dapat dipahami dan dapat ditangani (manageable). Di lain
pihak, pelaksanaan jasa atestasi mencakup pemgumpulan bukti untuk mendukung asersi dan
secara obyektif menentukan pengukuran dan pengkomunikasian yang dilakukan oleh
pembuat asersi. Jadi, jasa atestasi bersifat analitik, kritis, dan bersifat penyelidikan, serta
berkaitan dengan dasar dan dukungan asersi.
Pencapaian keahlian sebagai seorang yang ahli dalam atestasi dimulai dari
pendidikan formal dan berlanjut sampai dengan pengalaman selanjutnya.Untuk memenuhi
persyaratan sebagai orang yang ahli dalam atestasi, pelatihan harus memadai baik teknis
maupun pendidikan umum.
2.
Standar Umum Kedua
Standar umum kedua adalah per ikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi
atau lebih yang memili ki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan
asersi.
Praktisi dapat memperoleh pengetahuan cukup tentang hal yang dilaporkan melalui
pendidikan formal atau pendidikan profesional berkelanjutan, termasuk belajar secara
mandiri, atau melalui pengalaman praktik. Namun, standar ini tidak mengharuskan praktisi
untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan mengenai semua hal agar memenuhi syarat
dalam mempertimbangkan keandalan suatu asersi. Persyaratan pengetahuan tersebut dapat
dipenuhi, sebagian melalui penggunaan satu atau lebih spesialis dalam perikatan atestasi
tertentu. Jika praktisi memiliki pengetahuan memadai mengenai hal yang diatestasi, ia dapat
(a) mengkomunikasikan tujuan pekerjaan kepada spesialis dan (b) menilai pekerjaan spesialis
untuk menentukan apakah tujuan tersebut telah dicapai.
3. Standar Umum Ketiga
Standar umum ketiga berbunyi prakti si harus melaksanakan per ikatan hanya ji ka ia
memil iki alasan untuk meyakinkan dir inya bahwa dua kondisi beri kut ini ada:
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
9/22
a. Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan
yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup
jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya.
b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan
menggunakan kriteria tersebut.
Fungsi atestasi harus dilaksanakan hanya jika fungsi tersebut efektif dan bermanfaat.
Praktisi harus memiliki dasar rasional untuk menyakini bahwa simpulan bermakna dapat
diberikan oleh asersi tersebut.
Kondisi pertama mengharuskan suatu asersi memiliki kritera rasional agar dapat
digunakan untuk mengevaluasinya.Kriteria yang dikeluarkan oleh Dewan yang dibentuk oleh
Ikatan Akuntan Indonesia, menurut definisi, dianggap sebagai kriteria rasional untuk tujuan
ini. Kriteria yang dikeluarkan oleh badan pemerintah dan badan lain yang terdiri dari ahli-ahli
yang mengikuti prosedur tertentu, termasuk prosedur distribusi secara luas kriteria yang
diusulkan untuk memperoleh komentar dari masyarakat, umumnya harus juga dianggap
sebagai kriteria rasional untuk tujuan ini.
Kondisi kedua yang harus ada adalah semua orang yang kompeten tidak akan
diharapkan memilih kriteria pengukuran dan pengungkapan yang sama dalam melakukan
pengukuran atau estimasi tertentu (sebagai contoh, penentuan biaya penyusutan aktiva tetap).
4.
Standar Umum Keempat
Standar umum yang keempat adalah dalam semua hal yang bersangkutan dengan
perikatan, sikap mental independen harus diper tahankan oleh praktisi.
Praktisi harus mempertahankan kejujuran dan sikap tidak memihak intelektual yang
diperlukan untuk mencapai simpulan yang tidak memihak mengenai keandalan suatu
asersi.Ini merupakan landasan fungsi atestasi.Oleh karena itu, praktisi yang melaksanakan
jasa atestasi tidak hanya harus independen dalam arti sesungguhnya, tetapi juga harus
menghindari situasi merusak independensi dalam penampilan.
5.
Standar Umum Kelima
Standar umum yang kelima adalah kemahi ran profesional harus selalu digunakan
oleh praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan pelaksanaan perikatan tersebut.
Kecermatan dan keseksamaan meletakkan tanggung jawab di pundak praktisi yang
terlibat dalam perikatan untuk mengamati setiap standar atestasi. Kecermatan dan
keseksamaan mengharuskan review secara kritis pada setiap tingkat supervisi pekerjaan yang
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
10/22
dilaksanakan dan pertimbangan yang dilakukan oleh mereka membantu perikatan, termasuk
penyusunan laporan.
Standar Pekerjaan Lapangan Atestasi
6. Standar Pekerjaan Lapangan Pertama
Standar pekerjaan lapangan pertama adalah pekerjaan harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
Perencanaan dan supervisi memadai membantu efektivitas prosedur
atestasi.Perencanaan memadai secara langsung mempengaruhi pemilihan prosedur yang
semestinya dan ketepatan penerapannya, serta supervisi memadai membantu menjamin
bahwa prosedur yang direncanakan tersebut ditetapkan semestinya.
Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh
untuk pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan.Untuk menyusun strategi tersebut,
praktisi memerlukan pengetahuan memadai untuk memungkinkannya memahami dengan
baik peristiwa, transaksi dan praktik yang, menurut pertimbangannya, memiliki pengaruh
signifikan terhadap penyajian asersi.
7. Standar Pekerjaan Lapangan Kedua
Standar pekerjaan lapangan kedua adalah bukti yang cukup harus diperoleh
untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam laporan.
Pemilihan dan penerapan prosedur yang akan digunakan untuk mengumpulkan bukti
cukup, dalam keadaan tertentu, untuk memberi dasar rasional bagi tingkat keyakinan yang
akan dinyatakan dalam laporan atestasi, memerlukan pertimbangan profesional seksama.
Banyak macam prosedur yang tersedia dapat digunakan dalam perikatan atestasi.
Standar Pelaporan
8.
Standar Pelaporan Pertama
Standar pelaporan pertama adalah laporan harus menyebutkan asersi yang
dil aporkan dan menyatakan sifat perikatan atestasi yang bersangkutan.
Praktisi yang menerima perikatan atestasi harus menerbitkan laporan atas asersi
tertentu atau menarik diri dari perikatan atestasi.Jika laporan diterbitkan, laporan harus
menyatakan bahwa asersi yang bersangkutan merupakan tanggung jawab pembuat asersi dan
bukan tanggung jawab praktisi.Penyajian asersi umumnya dijilid dengan atau dilampirkan
pada laporan yang dibuat oleh praktisi.Karena tanggung jawab pembuat asersi harus jelas,
umumnya dipandang tidak cukup dengan hanya memasukkan asersi tersebut di dalam laporan
praktisi, tanpa petunjuk adanya pemisahan tanggung jawab tersebut di atas.
9. Standar Pelaporan Kedua
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
11/22
Standar pelaporan kedua adalah laporan harus menyatakan simpulan praktisi
mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau
kr iter ia yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
Praktisi harus mempertimbangkan konsep materialitas dalam menerapkan standar
pelaporan kedua ini. Dalam menyatakan kesimpulannya atas kesesuaian penyajian asersi
dengan kriteria yang telah ditetapkan atau dinyatakan, praktisi harus mempertimbangkan
penghilangan atau salah saji asersi secara individual menjadi material jika besarnya
penghilangan atau salah saji tersebut-baik secara individual atau secara bersama-sama dengan
penghilangan atau salah saji yang lain-sedemikian sehingga orang berakal sehat yang
meletakkan kepercayaan atas penyajian asersi tersebut akan dipengaruhi oleh pemasukan atau
pembetulan asersi secara individual. Ukuran relatif, bukannya absolut, suatu penghilangan
atau salah saji menentukan apakah sesuatu material dalam situasi tertentu.
10.Standar Pelaporan Ketiga
Standar pelaporan ketiga adalah laporan harus menyatakan semua keberatan
prakti si yang signif ikan tentang per ikatan dan penyaji an asersi.
"Keberatan terhadap perikatan" timbul karena adanya masalah yang tidak
terselesaikan oleh praktisi dalam mematuhi standar atestasi ini, standar interpretasi, atau
prosedur tertentu yang disepakati oleh pemakai tertentu.Praktisi harus menyatakan simpulan
tanpa pengecualian hanya jika perikatan telah dilaksanakan berdasarkan standar
atestasi.Standar atestasi disebut tidak dipatuhi jika praktisi tidak dapat menerapkan semua
prosedur yang dipandang perlu sesuai dengan keadaan atau prosedur yang telah disepakati,
dalam tipe pemeriksaan yang prosedurnya disepakati oleh pemakai.
a.
Standar Pelaporan Keempat
Standar pelaporan keempat adalah laporan suatu per ikatan untuk mengevaluasi
suatu asersi yang disusun berdasarkan kri ter ia yang disepakati atau berdasarkan suatu
perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus ber isi suatu pernyataan
tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati
kr iter ia atau prosedur tersebut.
Laporan tertentu harus dibatasi pemakaiannya hanya bagi pemakai yang telah
ditetapkan sebelumnya yang ikut serta dalam menetapkan kriteria yang dipakai untuk
mengevaluasi asersi (yang dipandang tidak beralasan jika kriteria tersebut dipakai untuk
kepentingan pendistribusian laporan scara umum-lihat standar umum ketiga) atau sifat dan
lingkup perikatan atestasi.Prosedur atau kriteria tersebut dapat disepakati secara langsung
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
12/22
oleh pemakai atau yang mewakilinya.Laporan perikatan ini harus memberikan petunjuk
secara jelas bahwa laporan tersebut ditujukan hanya kepada pihak-pihak yang ditentukan dan
mungkin tidak bermanfaat bagi pihak lainnya.
PENUGASAN-PENUGASAN YANG DILAKSANAKAN BERDASARKAN STANDAR
ATESTASI
Seksi PSAT 200 Mengenai Proyeksi Dan Prakiraan Keuanagan
Seksi PSAT 300 Mengenai Pelaporan Informasi Keuangan Proforma
Seksi PSAT 400 Mengenai Pelaporan Struktur Pengendalian Intern Suatu Satuan Usaha
Seksi PSAT 500 Mengenai Atestasi Kepatuhan
Seksi PSAT 600 MENGENAIL Penugasan Prosedur Disepakati Bersama
Seksi PSAT 700 Mengenai Pembahasan Dan Analisis Manajemen
PELAPORAN TENTANG INFORMASI KEUANGAN PROSPEKTIF
Informasi keuangan prospektif biasanya diberikan dalam penawaran publik obligasi
dan sekuritas lainnya. Selain itu, bank dan lembaga keuangan sering meminta agar dilakukan
proyeksi tentang laba yang diperkirakan dimasa datang dalam rangka pemberian kredit
kepada perorangan maupun perusahaan dan instansi pemerintah kadang-kadang juga
meminta prakiraan keuangan dalam rangka pengajuan permohonan bantuan atau kontrak
dengan pemerintah. Guna meningkatkan keandalan informasi keuangan prospektif, akuntan
publik sering diminta untuk dikaitkan namanya dengan data semacam itu.
Jenis-jenis Informasi Keuangan Prospektif
SAT 200.06 menyebutkan dua jenis informasi keuangan prospektif yaitu:
Prakiraan Keuangan. Laporan keuangan prospektif yang menyajikan sepanjang pengetahuan
dan keyakinan pihak yang bertanggungjawab, posisi keuangan, hasil usaha dan aliran kas.
Proyeksi Keuangan. Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, sepanjang pengetahuan
dan keyakinan pihak yang bertanggungjawab, atas dasar satu lebih asumsi hipotesis, posisi
keuangan, hasil usaha, dan aliran kas.
Pemeriksaan Laporan Keuangan Prospektif
SAT 200.27 menyatakan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif merupakan
jasa professional yang mencakup (1) menilai penyusunan laporan keuangan prospektif (2)
menilai hal-hal yang mendasari asumsi, (3) menilai penyajian laporan keuangan prospektif,
dan (4) menerbitkan laporan pemeriksaan.
PELAPORAN PENGENDALIAN INTERN
Sejalan dengan meningkatnya pengakuan mengenai arti pentingnya pengendalian
intern perusahaan, meningkat pula keinginan barbagai pihak seperti investor, badan pengatur,
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
13/22
dan pihak-pihak lainnya, agar manajemen menerbitkan asersi terstulis tentang pengendalian
intern perusahaan dan menugasi akuntan independen untuk melakukan atestasi atas asersi
manajemen tersebut.
ATESTASI KEPATUHAN
Bidang jasa lain yang semakin banyak diminta untuk diberikan akuntan publik dari
badan-badan pengatur dan pihak-pihak ainnya adalah jasa yang berkaitan dengan kepatuhan
satuan usaha terhadap persyaratan tertentu, seperti misalnya undang-undang, peraturan
pemerintah, kontrak, aturan, atau hibah tertentu.
Penugasan Prosedur yang disepakati
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan PSAT No. 06, Atestasi Kepatuhan (SAT
500) untuk memberi pedoman bagi para akuntan publik dalam melaksanakan prosedur yang
disepakati bersama atas asersi tertulis manajemen tentang (1) kepatuhan satuan usaha
terhadap persyaratan tertentu, (2) efektifitas pengendalian intern terhadap kepatuhan (yaitu
proses dengan cara bagaimana manajemen mendapatkan jaminan yang layak tentang
kepatuhan terhadap persyaratan tertentu), atau (3) keduanya. Untuk mengurangi risiko
terjadinya kesalahpahaman antara para pemakai dengan akuntan independen, maka
penugasan demikian hanya dilakukan apabila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi: (1)
manajemen menerima tanggungjawan atas kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan
tertentu dan efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan, (2) manajemen
mengevaluasi kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan tertentu atau efektifitas
pengendalian intern terhadap kepatuhan, dan (3) manajemen memberikan kepada praktisi
asersi tertulisnya tentang kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan tertentu atau tentang
efektivitas pengendalian intern satuan usaha terhadap kepatuhan.
Penugasan Pemeriksaan
SAT 500, Atestasi Kepatuhan, mengijinkan adanya penugasan pemeriksaan yang
menghasilkan suatu pernyataan pendapat akuntan independen tentang kepatuhan satuan usaha
terhadap persyaratan tertentu apabila kondisi-kondisi tambahan tertentu, tetapi penugasan
prosedur yang disepakati lebih dianjurkan karena penugasan ini lebih disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai. Oleh karena dalam pemeriksaan, akuntan independen menentukan
prosedur-prosedur yang akan dilakukan dan bukti yang diperlukan untuk memberi dasar yang
layak guna memberikan pernyataan pendapat, penugasan ini bisa menjadi lebih kompleks
dalam hal penetapan tingkat materialitas dan dalam penetapan dan pencapaian komponen
risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi dalam risiko atestasi.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
14/22
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
SAT 700, Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen, menetapkan standar atestasi
dan memberikan pandun bagi praktisi tentang pelaksanaan suatu penugasan atestasi yang
berkaitan dengan Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen (APM) yang dibuat sesuai
dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang disajikan dalam laporan
tahuna kepada pemegang saham dan dalam dokumen lain. Akuntan independen bisa
menerbitkan laporan peeriksaan atau laporan review tentang APM. Jaminan tingkat review
bahwa tidak ada suatu hal yang membuat laporan independen yakin bahwa APM telah
menyesatkan lebih banyak dipilih dalam praktik dewasa ini.
13.4 JASA AKUNTANSI DAN REVIEW
Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi
jasa akuntansi yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR).
Review Atas Laporan Keuangan
Tujuan penugasan review atas laporan keuangan perusahaan nonpublic adalah untuk
melakukan prosedur pengajuan pertanyaan dan prosedur analitis yang menghasilkan dasar
yang memadai bagi akuntan untuk memberikan jaminan (keyakinan) terbatas bahwa tidak
terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, atau sesuai dengan basis
komprensif akuntansi yang lain.
Kompilasi Laporan Keuangan
Tujuan penugasan komplikasi adalah untuk menyajikan dalam bentuk laporan
keuangan informasi yang disajikan manajemen tanpa usaha untuk memberikan suatu
pernyataan jaminan (keyakinan) apa pun terhadap laporan tersebut. Banyak perusahaan kecil
mengandalkan pada bantuan dari akuntan publik dalam menyusun informasi keuangan untuk
kepentingan mereka, baik untuk pengelolaan perusahaan atau untuk menyerahkan informasi
tentang perusahaan ke bank dalam rangka mengajukan permohonan kredit. Akuntan publik
melakukan jasa semacam ini untuk perusahaan-perusahaan kecil, dengan cara yang sama
seperti yang dilakukan oleh para kontroler atau direktur keuangan dalam menyajikan
informasi untuk manajemen pada perusahaan besar. penugasan komplikasi ditujukan untuk
membantu manajemen dalam penyusunan laporan keuangantidak untuk memberi jaminan
tentang apakah informasi bebas dari salah saji material. Oleh karena itu, sangatlah penting
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
15/22
bagi auditor untuk memiliki kesamaan pengertian mengenai tujuan penugasan ini dan bahwa
kompilasi tidak dapat diandalkan untuk menemukan kekeliruan atau kecurangan.
13.5 Pertimbangan Lainnya1. Komunikasi dengan komite audit
Komite audit atau pihak yang secara formal ditunjuk untuk mengawasi proses
pelaporan keuangan yang bertanggung jawab kepada badan yang setara dengan komite audit
(seperti komite keuangan atau komite anggaran) dan semua perikatan dengan Bapepam.
Komunikasi dapat berbentuk lisan atu tertulis. Jika informasi dikomunikasikan secara lisan,
auditor harus mendokumentasikan komunikasi tersebut dengan catatan atau memo memadai
dalam kertas kerja.Bila auditor berkomunikasi dalam bentuk lisan, laporan harus menunjukan bahwa hal
itu hanya dimaksudkan untuk digunakan oleh komite audit atau dewan komisaris dan jika
diperlukan oleh manajemen. Masalah yang dikomunikasikan yaitu:
a. Tanggung Jawab Auditor Berdasarkan Standar Auditing yang Ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia
Agar komite audit memahami sifat keyakinan yang diberikan oleh suatu audit, auditor
harus mengkomunikasikan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya mengenai masalah-
masalah tersebut berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Juga penting bagi komite audit untuk memahami bahwa standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia didesain untuk memperoleh keyakinan memadai,
bukan mutlak, atas laporan keuangan.
b. Kebijakan Akuntansi Siginifikan
Auditor harus menentukan bahwa komite audit mendapatkan informasi tentang
pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi atau pelaksanaannya. Auditor juga harus
menentukan bahwa komite audit mendapatkan informasi tentang metode yang digunakan
untuk mempertanggungjawabkan transaksi signifikan yang tidak biasa dan dampak
kebijakan akuntansi signifikan untuk isu akuntansi yang baru atau kontroversial yang
belum ada panduan atau kesepakatan mengenai perlakuan akuntansinya dari badan
berwenang.
c. Pertimbangan Manajemen dan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan bagian terpadu dari laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dan didasarkan atas pertimbangan kini manajemen. Pertimbangan tersebut
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
16/22
biasanya didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman tentang peristiwa sekarang dan
masa lalau serta asumsi tentang peristiwa masa yang akan datang. Auditor harus
menentukan komite audit mendapatkan informasi tentang proses yang digunakan oleh
manajemen dalam merumuskan estimasi akuntansi yang sangat sensitif tersebut dan
tentang dasar yang dipakai oleh auditor dalam menyimpulkan kewajaran estimasi
tersebut.
d. Penyesuaian Audit Signifikan
Auditor harus memberikan informasi kepada auditee tentang penyesuaian yang timbul
dari audit yang menurut pertimbangannya dapat berdampak signifikan atas proses
pelaporan entitaas, baik secara individu atau secara bersama-sama. Masalah yang
menjadi dasar penyesuaian yang disusulkan oleh auditor, namun tidak dicatat oleh entitas
dapat secara potensial menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan masa
yang akan datang, meskipun auditor berkesimpulan bahwa penyesuaian tersebut tidak
material bagi laporan keuangan sekarang.
e.
Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan
Komite audit seringkali mempertimbangkan informasi yang disusun oleh manajemen
yang menyertai laporan keuangan entitas. Perusahaan tertentu yang menyerahkan laporan
kepada Bapepam diharuskan untuk menyajikan informasi Analisis dan Pembahasan
Umum oleh Manajemen terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha dalam laporan
tahunan kepada pemegang saham. Auditor harus membicarakan dengan komite audit
mengenai tanggung jawabnya atas informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan
keuangan auditan, dan prosedur yang telah dilaksanakan, serta hasilnya.
f. Ketidaksepakatan dengan Manajemen
Ketidaksepakatan dengan manajemen dapat terjadi sehubungan dengan penerapan
prinsip akuntansi terhadap transaksi dan peristiwa khusus entitas serta basis yang
digunakan oleh manajemen untuk membuat estimasi akuntansi. Ketidaksepakatan dapat
juga timbul berkaitan dengan lingkup audit, pengungkapan yang dicantumkan dalam
laporan keuangan entitas, serta kata-kata yang digunakan oleh auditor dalam laporan
auditnya. Auditor harus membahas dengan komite audit setiap ketidaksepakatannya
dengan manajemen, baik yang dapat diselesaikan dengan memuaskan maupun yang
tidak, tentang masalah-masalah yang secara individual maupun bersama-sama signifikan
terhadap laporan keuangan entitas atau laporan auditor.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
17/22
g. Konsultasi dengan Akuntan Lain
Dalam beberapa hal, manajemen dapat memutuskan untuk berkonsultasi dengan akuntan
lain tentang masalah auditing dan akuntansi. Bila auditor mengetahui bahwa konsultasi
semacam ini terjadi, ia harus membahas dengan komite audit mengenai pandangannya
terhadap masalah signifikan yang dikonsultasikan oleh manajemen.
h.
Isu Utama yang Dibicarakan dengan Manajemen sebelum Keputusan Mempertahankan
Auditor
Auditor harus membahas dengan komite audit mengenai isu utama yang telah dibahas
dengan manajemen yang berkaitan dengan usaha mula-mula atau usaha selanjutnya
untuk tetap mempertahankan penggunaan jasa auditor tersebut termasuk, diantarannya,
pembahasan mengenai penerapan prinsip akuntansi dan standar auditing.
i.
Kesulitan yang Dijumpai dalam Pelaksanaan Audit
Auditor harus memberikan informasi kepada komite audit bila terdapat kesulitan serius
yang dijumpainya dalam berhubungan dengan manjemen mengenai pelaksanaan audit.
Hal ini termasuk, diantaranya, penundaan yang tidak beralasan oleh manajemen
mengenai saat dimulainya audit atau penyediaan informasi yang diperlukan, dan apakah
jadwal waktu yang dibuat oleh manajemen masuk akal dalam keadaan tersebut. Masalah
lain yang mungkin dijumpai oleh auditor adalah tidak tersedianya personel klien dan
kegagalan personel klien untuk menyelesaikan daftar yang dibuat klien pada waktunya,
jika auditor menganggap masalah ini signifikan, ia harus memberitahu komite audit.
2. Pelaporan pengendalian internal
Selama melaksanakan audit, auditor mungkin mengetahui persoalan yang
menyangkut pengendalian intern yang mungkin perlu diketahui oleh komite audit. Secara
khusus, ini adalah persoalan yang menarik perhatian auditor, yang menurut pertimbangannya,
harus dikomunikasikan kepada komite audit, karena merupakan kekurangan material dalam
desain atau operasi pengendalian intern, yang berakibat buruk terhadap kemampuan
organisasi tersebut dalam mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Kekurangan
demikian dapat mencakup aspek lima komponen pengendalian intern, yaitu: (a) lingkungan
pengendalian, (b) penaksiran risiko, (c) aktivitas pengendalian, (d) informasi dan komunikasi,
dan (e) pemantauan. Auditor mungkin juga mengidentifikasi persoalan yang menurut
pertimbangannya, bukan merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, namun auditor mungkin
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
18/22
memutuskan untuk mengkomunikasikan persoalan demikian bagi kepentingan manajemen
dan bagi penerima semestinya laporan audit lainnya.
Tujuan auditor dalam mengaudit laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan entitas secara keseluruhan. Auditor tidak berkewajiban
mencari kondisi yang dapat dilaporkan. Namun, auditor mungkin menemukan kondisi yang
dapat dilaporkan melalui pertimbangannya atas komponen pengendalian intern, penerapan
prosedur audit terhadap saldo akun dan transaksi, atau mungkin dengan cara lain selama
pelaksanaan audit. Ditemukan atau tidaknya kondisi yang dapat dilaporkan akan berbeda
antara satu perikatan dengan perikatan yang lain, karena dipengaruhi oleh sifat, saat, dan
lingkup prosedur audit serta faktor-faktor lainnya, seperti ukuran entitas, kerumitan dan sifat
serta keanekaragaman kegiatan usahanya.
Adanya kondisi yang dapat dilaporkan yang menyangkut desain atau operasi
pengendalian intern mungkin telah diketahui, dan dalam kenyataannya, mungkin merupakan
keputusan yang diambil dengan sadar oleh manajemen - suatu keputusan yang diketahui oleh
komite audit - untuk menerima tingkat risiko tersebut karena pertimbangan biaya atau
pertimbangan lainnya. Hal ini merupakan tanggung jawab manajemen untuk mengambil
keputusan mengenai biaya yang akan ditanggung serta manfaat yang bersangkutan. Auditor
dapat memutuskan bahwa permasalahan tersebut tidak perlu dilaporkan asalkan komite audit
telah mengetahui kekurangan tersebut dan memahami risiko yang bersangkutan. Secara
berkala, auditor harus mempertimbangkan, apakah karena perubahan dalam manajemen,
penerima laporan, atau hanya karena berjalannya waktu, perlu untuk melaporkan
permasalahan demikian secara tepat waktu.
Pada waktu menentukan lingkup auditnya, auditor dan kliennya mungkin
membicarakan pengendalian intern dan berfungsi atau tidaknya pengendalian tersebut. Klien
mungkin meminta auditor untuk waspada terhadap permasalahan tertentu. Auditor sebaiknya
juga melaporkan masalah lain, yang menurut penilaiannya, berguna untuk manajemen,
walaupun tanpa permintaan khusus untuk itu.
Lingkup yang disepakati bersama antara auditor dan klien untuk melaporkan kondisi
yang ditemukan dapat meliputi, misalnya, adanya kondisi yang dikemukakan oleh klien, atau
hasil penyelidikan lebih lanjut dari permasalahan yang ditemukan untuk mengidentifikasikan
penyebabnya. Dalam lingkup demikian, mungkin auditor diminta untuk mengunjungi lokasi
tertentu, menilai prosedur pengendalian tertentu, atau melaksanakan prosedur tertentu yang
tidak direncanakan sebelumnya.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
19/22
3. Dampak keberadaan fungsi audit internal
Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup
prosedur audit yang harus dilaksanakan dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas.
Salah satu faktor adalah eksistensi fungsi audit intern. Auditor intern bertanggung jawab
untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan
informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara
wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut, auditor
intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.
Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau kinerja pengendalian
entitas. Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian intern, ia harus berusaha
memahami fungsi audit intern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang
relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya
bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.
Pekerjaan auditor intern dapat berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup audit,
termasuk:
a. Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian
intern entitas
b.
Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menetapkan risiko.
c.
Prosedur substantif yang dilaksanakan oleh auditor.
Meskipun pekerjaan auditor intern berdampak terhadap prosedur audit, auditor harus
melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk
mendukung laporan auditor. Bukti yang diperoleh auditor dari pengetahuan pribadi langsung
termasuk pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi umumnya bersifat lebih
meyakinkan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
Dalam melaksanakan audit, auditor dapat meminta bantuan langsung dari auditor
intern. Bantuan langsung berkaitan dengan pekerjaan yang secara spesifik diminta oleh
auditor dari auditor intern untuk menyelesaikan beberapa aspek pekerjaan auditor. Sebagai
contoh, auditor intern dapat membantu auditor dalam memahami pengendalian intern atau
dalam melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian substantif. Bila bantuan
langsung disediakan, auditor harus menentukan kompentensi dan objektivitas auditor intern
dan melakukan supervisi, review, evaluasi, serta pengujian pekerjaan yang dilaksanakan oleh
auditor intern yang lingkupnya disesuaikan dengan keadaan. Auditor harus memberitahu
auditor intern mengenai tanggung jawab auditor intern tersebut, tujuan prosedur yang
dilaksanakan oleh auditor intern, serta hal-hal yang mungkin berdampak terhadap sifat, saat,
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
20/22
dan lingkup prosedur audit, seperti masalah akuntansi dan auditing. Auditor juga harus
memberitahu auditor intern bahwa semua masalah akuntansi dan auditing signifikan yang
ditemukan oleh auditor intern selama audit tersebut, harus diberitahukan kepada auditor.
13.6 Assurance Services
Assurance Services(Pelayanan Assurance/pelayanan verifikasi) adalah pelayanan
atau jasa professional independent yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para
pembuat keputusan.
Atestasi merupakan salah satu jenis jasa assurance yang disediakan oleh kantor
akuntan publik , dimana akuntan public (CPA) akan menerbitkan laporan tertulis yang isinya
antara lain berupa suatu kesimpulan tentang keterpercayaan atas asersi (pernyataan yangmenyebutkan sesuatu itu benar) yang dibuat oleh pihak lain.
Terdapat 3 kategori jasa atestasi : audit atas laporan keuangan histories, tinjauan
(review) atas laporan keuangan histories, dan jasa atestasi lainnya.
Audit atas laporan keuangan histories: merupakan bentuk jasa atestasi yang mana
si auditor menerbitkan laporan tertulis berisi pendapat atau opininya mengenai apakah
laporan keuangan histories tersebut telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum(PABU) yang kemudian disebut PSAK.
Tinjauan atas laporan Keuangan Historis : adalah jenis jasa atestasi yang
dilakukan oleh kantor akuntan public. Jika pelaksanaan suatu audit akan memberikan rasa
keandalan pada laporan keuangan dalam tingkat yang tinggi, maka jasa tinjauan hanya akan
memberikan rasa keandalan pada tingkat menengah saja atas suatu laporan keuangan, oleh
karena itu hanya perlu mengumpulkan bukti2 yang tidak terlalu banyak untuk mendukung
tingkat keandalan tersebut.
Jasa-jasa atestasi lainnya: sebagian besar dari jenis jasa ini merupakan suatu
pengembangan alami dari audit atas laporan keuangan histories, akibat dari keingninan para
pengguna informasi untuk mencari rasa keandalan dari pihak independent tentang berbagai
jenis informasi. Sebagai contoh, bank2 seringkali memninta para debiturnya untuk mengikat
perjanjian dengan kantor akuntan public agar mereka dapat memberikan rasa keandalan pda
banker tentang kepatuhan para debitur atas berbagai kewajiban2 tertentu yang harus dipatuhi
oleh debitur dala akta perjanjian mereka dg bank.
Jasa-jasa assurance lainnya:
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
21/22
Jasa-jasa assurance pada teknologi informasi:jasa webtrust akuntan public, jasa
menilai keterpercayaan system informasi (information system reliability services/systrus)
Jasa-jasa assurance pada jenis informasi lainnya:pandangan penampilan CPA, Jasa
elder care CPA, jasa laporan resiko CPA.
Contoh jasa assurance lainnya: mystery shopping pelanggan, penilainan resiko
penipuan dan tindakan illegal,penilaian kesesuian kebijakan dan prosedur perdagangan,
pemenuhan perjanjian royalty hiburan, sertifikasi ISO 9000, audit lingkungan.
Jasa non assurance yang disediakan oleh akuntan public: jasa akuntansi dan
pembukuan, jasa perpajakan,jasa konsultasi manajemen.
-
8/10/2019 Temu 13 Baru
22/22
Daftar Pustaka
Jusup,Al.Haryono.2002.Auditing(Pengauditan).Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
http://firmanblog.com/2008/11/08/assurance-services/
http://zetzu.blogspot.com/2012/05/proses-bisnis-dan-pertimbangan-lainnya.html
http://firmanblog.com/2008/11/08/assurance-services/http://firmanblog.com/2008/11/08/assurance-services/