Temu 3 Koperasi

22
KOPERASI dan UMKM (EKU 203) TEMU 3 Oleh : Kelompok 3 Dwi Maharani Cahya P 0215351149 Ida Bagus Oka Surya W 0915351147 Muhammad Ridwan Satrio 1215351110 Ida Bagus Meindra Jaya 1215351084 Ni Ketut Riski Agustini 1215351178 Natasha Rizky Annisa 1215351185 Made Ayu Wilda Sinta Dewi 1215351186 1

description

Ekonomi Unud

Transcript of Temu 3 Koperasi

Page 1: Temu 3 Koperasi

KOPERASI dan UMKM (EKU 203)TEMU 3

Oleh :Kelompok 3

Dwi Maharani Cahya P 0215351149

Ida Bagus Oka Surya W 0915351147

Muhammad Ridwan Satrio 1215351110

Ida Bagus Meindra Jaya 1215351084

Ni Ketut Riski Agustini 1215351178

Natasha Rizky Annisa 1215351185

Made Ayu Wilda Sinta Dewi 1215351186

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR

2014

1

Page 2: Temu 3 Koperasi

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Ida Sang HyangWidhiWasa, berkat rahmat dan

karunia-NYA, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang terkait dengan

“Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi yang Berdasarkan Asas Kekeluargaan dan Sebagai

Alat Demokrasi Indonesia” Makalah ini diajukan sebagai tugas kelompok Akuntansi

International Program Non Reguler S1 Akuntansi.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan

kesalahan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca.

Demikianlah makalah ini kami tulis semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,akhir kata

penulis ucapkan terima kasih.

Denpasar, 21 Februari 2015

Penulis

2

Page 3: Temu 3 Koperasi

DAFTAR ISI

PEMBAHASAN

1. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOPERASI

3

Page 4: Temu 3 Koperasi

Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hokum untuk mengaturnya.

Disampping umtuk pengaturan ekonomi yang stabil juga untuk kegiatan ekonommi yang

tertib. Sebelumnya banyak undang-undang yang mengattur tentang koperasi di Indonesia

tapi keadaan koperasi yang berubah, ditetapkanlah dasar hukum di Indonesia.

Dasar-dasar hukum koperasi Indonesia

1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh

Pemerintah.

4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan

Pinjam oleh Koperasi.

5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.

6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang

Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi

7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000

tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi

8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,

Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Berdasarkan UU No. 12 tahun 1967, koperasi merupakan organisasi kerakyatan

bersifat sosial, anggotanya orang-orang yang termasuk dalam tatanan ekonomi bersifat

usaha bersama dan berazazkan pada kekeluargaan, maka dari itu koperasi di Indonesia di

lindungi oleh badan hukum yang telah ditetapkan.

Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :

 Koperasi adalah suatu organisasi bisnis yang di operasikan secara bersama berdasarkan

prinsip-prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berazazkan kepada kekeluargaan. Bertujuan

4

Page 5: Temu 3 Koperasi

untuk mencapai kepentingan ekonomi bersama dan meningkatkan kesejahteraan bersama

anggotanya maupun orang banyak yang membutuhkan.

Perkoperasian adalah suatu hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan koperasi.

  Koperasi Primer ialah suatu koperasi yang didirikan oleh sekurangnya 20 orang dimana

setiap anggotanya berjumlah perseorangan.

  Koperasi Sekunder adalah gabungan suatu badan koperasi yang memiliki jangkauan

kerjanya sangat merata dan luas.

Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian

yang bersifat terpadu dan terarah untuk menuju tercapainya suatu cita-cita bersama.

Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan

usaha yang dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk

oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan

ekonomi anggotanya.Prinsip koperasi dalam UU No. 25 tahun 1992 mengenai

Perkoperasian, sebagai berikut :

Pengelolaan koperasi dijalankan secara demokrasi

Pembagian sisa hasil usaha dilaksanakan secara adil sesuai dengan jasa yang di jual

anggotanya

Koperasi harus bersifat mandiri

Balas jasa yang diberikan bersifat terbatas terhadap modal.

Landasan-landasan koperasi dapat di bagi menjadi 3 (tiga) hal, antara lain :

1. Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila.

2. Landasan Strukturil dan landasan gerak Koperasi Indonesia adalah Pasal 33 ayat (1)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945).

3. Landasan Mental Koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Dasar hukum

Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini

disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI

Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.

5

Page 6: Temu 3 Koperasi

2. SYARAT DAN TATA CARA PEMBENTUKAN

Syarat Mendirikan Koperasi

1. Umum

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi.

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar

mempermudah pada saat verifikasi).

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan

koperasi.

6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar

simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.

7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana

Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.

8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.

9. Daftar Sarana Kerja Koperasi.

10.Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

11.Struktur Organisasi Koperasi.

12.Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.

13.Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Simpan

Pinjam (USP)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito pada

Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM;

2. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;

3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara khusus

dan terpisah dari pembukuan koperasinya;

4. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas

5. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi

6. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :

6

Page 7: Temu 3 Koperasi

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda

dengan pengurus dan pengawas

d. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna

waktu.

e. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam.

f. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP

koperasinya oleh pejabat yang berwenang.

g. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP).

3. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Jasa

Keuangan Syariah (UJKS)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, atas nama Menteri

Negara Koperasi dan UKM cq. Ketua Koperasi

2. Rencana kerja sekurang-kurangnya satu tahun

3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan

4. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai

karakteristik lembaga keuangan syariah

5. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas

6. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat

dari Dewan Syariah Nasional MUI.

7. Nama dan Riwayat Hidup Calon Pengelola yang dilengkapi dengan:

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan

semenda dengan pengurus dan pengawas

d. Surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola

Manajer/Direksi.

e. Struktur Organisasi Usaha Unit Jasa Keuangan Syariah (USP) 

Syarat Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) :

7

Page 8: Temu 3 Koperasi

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi;

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar

mempermudah pd saat verifikasi);

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan

pembentukan koperasi.;

6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa Deposito

pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi

dgn bukti penyetoran dari anggota kepada koperasi;

7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan(rencana permodalan,

Neraca Awal, rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi

&SDM);

8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;

9. Daftar susunan pengurus dan pengawas;

10. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan :

a) Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

b) Surat keterangan berkelakuan baik

c) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda

dengan pengurus dan pengawas.

d) Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara

purna waktu.

e) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

f) Daftar sarana kerja.

g) Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam.

h) Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya

oleh pejabat yang berwenang.

i) Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.

j) Struktur Organisasi KSP

Syarat Untuk Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS):

8

Page 9: Temu 3 Koperasi

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi;

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar

mempermudah pd saat verifikasi);

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan

pembentukan koperasi.;

6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KJKS berupa Deposito

pada Bank Syariah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM Ketua Koperasi;

7. Rencana kerja koperasi minimal (1) satu tahun kedepan (rencana permodalan, Neraca

Awal, SOP, rencana kegiatan usaha(business plan), rencana bidang organisasi

&SDM);

8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;

9. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai

karakteristik lembaga keuangan syariah;

10. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas;

11. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari

Dewan Syariah Nasional MUI.

12. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola dengan melampirkan :

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.

b. Surat keterangan berkelakuan baik.

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda

dengan pengurus dan pengawas.

d. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

e. Daftar sarana kerja.

f. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh

pejabat yang berwenang.

g. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.

h. Struktur Organisasi KJKS

Tata Cara Pembentukan Koperasi

9

Page 10: Temu 3 Koperasi

Dalam Proses Pengesahan Badan Hukum Koperasi terdapat pokok-pokok yang perlu

diperhatikan yaitu :

1. Dasar Hukum antara lain :

Undang-undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006 yaitu tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peberntukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar

Koperasi.

2. Calon-calon Pendiri Harus Mempunyai Kepentingan Ekonomi yang Sama.

Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat

yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sebaiknya sebelum

melanjutkan proses mendirikan koperasi, dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang

perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut

memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar

memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai

anggota koperasi (Pasal 3 dan Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992)

3. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan

Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya Rapat Pembentukan

dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota

pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga)

koperasi melalui wakil-wakilnya (Pasal 5 Ayat 1).

Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat Dinas/Instansi/Badan

Yang Membidangi Koperasi setempat sesuai domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana

kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan

dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai

narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi

konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris

10

Page 11: Temu 3 Koperasi

Pembuat Akta Koperasi setempat. Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan

tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang

ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu

membuat/menyusun akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi.

Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi

yang memuat antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :

1. Nama dan tempat kedudukan

2. Maksud dan tujuan

3. Jenis koperasi dan Bidang usaha Keanggotaan

4. Rapat Anggota

5. Pengurus, Pengawas dan Pengelola

6. Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha

 

4. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi

Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan Hukum Koperasi

adalah Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi, yang dapat disusun oleh para

pendiri (apabila di wilayah setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris

Pembuat Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).

Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan

secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :

a) 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.

b) Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani Notaris.

c) Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya

sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh

para pendiri.

d) Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.

e) Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang undangan. 

5. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan

11

Page 12: Temu 3 Koperasi

Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi tersebut sebagai

Badan Hukum adalah Penelitian oleh pejabat yang berwenang.

Pejabat yang berwenang akan melakukan :

a) Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8 Ayat 2),

b) Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat 2).

Kemungkinan-kemungkinan dalam keputusan pejabat:

a) Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3

(tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap (Pasal 9 Ayat 2).

b) Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan alasannya

disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak

permohonan diajukan (Pasal 12 Ayat 1). 

c) Mengenai penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang

pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan

paling lambat 1 (satu) bulan (Pasal 12 Ayat 2).

3. TINGKATAN KOPERASI DAN DAERAH KERJA KOPERASI

1. Koperasi Primer.

Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20

orang perseorangan.

2. Koperasi Sekunder.

Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki

cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi

sekunder dapat dibagi menjadi :

a) Koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan minimal 5 buah koperasi

primer yang berbadan hukum. Daerah kerja koperasi pusat adalah daerah

tingkat II (tingkat kabupaten). 

b) Gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit 3 (tiga)

buah pusat koperasi yang berbadan hukum. Gabungan koperasi ini daerah

kerjanya adalah daerah tingkat I (tingkat propinsi).

12

Page 13: Temu 3 Koperasi

c) Induk koperasi - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 3 buah

gabungan koperasi yang berbadan hukum. Induk koperasi ini daerah kerjanya

adalah Ibukota Negara RI (tingkat nasional).

4. STRUKTUR INTERN DAN EKSTEN ORGANISASI KOPERASI

Struktur Internal Organisasi Koperasi

Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam

organisasi itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus,

pengawas, dan pengelola. Di antara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin

hubungan perintah dan tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan

satu arah, yaitu bertanggung jawab terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah

pada pengakat organisasi lainnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

Anggota  : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai

dengan persyaratan dalam anggaran dasar.

Rapat Anggota   : pemegang  kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.

Pengurus             :  melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat

anggota untuk menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan

tujuan yang ditetapkan.

Pengawas           : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan pengawasannya.

13

Page 14: Temu 3 Koperasi

Pengelola            : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus

koperasi atas persetujuan rapat anggota.

Struktur Eksternal Organisasi Koperasi

Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan

koperasi sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk

pembinaan, pelatihan, kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya.

Berkaitan dengan itu, adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan

koperasi primer. Bagan struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

Koperasi induk : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang

berkedudukan di ibukota Negara.

Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan

berkedudukan di ibukota provinsi.

Koperasi pusat  : gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan

berkedudukan di ibokota kabupaten.

Koperasi primer        :  koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit 20

orang yang bergabung dengan tujuan yang sama.

14

Page 15: Temu 3 Koperasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Baswir, Revrisond, 2012, Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE-UGM.

2. http://triicecsfabregas.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-hukum-koperasi-di-

indonesia.html

15

Page 16: Temu 3 Koperasi

3. http://catatandiankurniawan.blogspot.com/2014/01/tata-cara-mendirikan-

koperasi_3.html

4. http://sonnypunyagaya.blogspot.com/2012/12/tingkatan-tingkatan-koperasi.html

5. http://triicecsfabregas.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-hukum-koperasi-di-

indonesia.html

6. https://aisyaahh.wordpress.com/2013/10/14/dasar-dasar-hukum-koperasi-indonesia/

16