PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri...

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI MIJEN II KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH SRI YANTI X 7106033 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri...

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI MIJEN II

KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

OLEH SRI YANTI X 7106033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI MIJEN II

KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Oleh Sri Yanti

X 7106033

Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

2009

PERSETUJUAN

Skripsi:

“Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa Pada

Siswa Kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2007/2008.”

Oleh :

Nama : Sri Yanti

NIM : X7106033

telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Samino Sangaji, M. Pd Drs. Hartono, M. Hum

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

NIP. 19510102 198003 1 003 NIP. 19670617 199203 1 002

PENGESAHAN

Skripsi:

“Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa Pada

Siswa Kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2007/2008.”

Oleh :

Nama : Sri Yanti

NIM : X7106033

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi : Tanda Tangan

Nama Terang :

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd 1.

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. 2.

Anggota I : Drs. Samino Sangaji, M.Pd. 3.

Anggota II : Drs. Hartono, M.Hum 4.

Disahkan Oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Prof. Dr.H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

ABSTRAK Sri Yanti. X7106033. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa pada Siswa Kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi. Surakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Desember 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta, (2) Mengetahui seberapa besar permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta, (3) Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Adapun metode penelitian tindakan kelas ini ditempuh dengan tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas tiga pertemuan dan meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan cara permainan yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan media pembelajaran berupa kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, kartu kalimat, dan papan panel. Pembelajaran dilakukan dengan permainan sehingga siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan diakhiri dengan pemberian tugas sebagai evaluasi dan feed back disetiap pertemuan dalam siklus. Hasil yang diperoleh setelah penelitian tindakan kelas ini adalah (1) Prosentase hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam berpendapat, keaktifan siswa dalam Tanya jawab, keaktifan siswa mengambil inisiatif dalam kelompok, dan keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas siswa yang aktif pada siklus I 86,25%, siklus II 88,75%, siklus III 91,67%. (2) Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan adalah 62,00 sedangkan setelah silkus I nilai rata-rata menjadi 68,14, siklus II nilai rata-rata 75,45 dan pada siklus ketiga nilai rata-rata menjadi 77,41. Simpulan dengan permainan bahasa terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya guru menggunakan permainan dalam melakukan pembelajaran membaca sehingga siswa tanpa disadari telah melakukan aktivitas belajar membaca tanpa ada paksaan dan tekanan dari guru.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Harta tidak pernah ada cukupnya, dan keinginan tidak pernah ada habisnya. Bila

hanya dua hal yang kita kejar dapat dipastikan ….bahwa ketenangan dan kebahagiaan

justru akan menjauh, Sementara itu, ada ruh yang bisa bicara, ada hati yang bisa

berkata. Keduanya jangan sampai mati….sebelum jasad mati.

(Ust. Yusuf Mansur)

Jika kita mampu menikmati

setiap pekerjaan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab,

maka setiap hari pasti menjadi hari kerja yang membahagiakan.

(Andrie Wongso)

Anda akan sulit mencapai kebesaran yang diidamkan, jika terus mencemaskan

Hal-hal kecil, memikirkan yang remeh-remah,

Serta melakukan hal yang biasa-biasa saja.

(Mario Teguh Golden Ways)

PERSEMBAHAN

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Dengan segenap rasa syukur yang sedalam-

dalamnya kepada Allah SWT karya ini saya

persembahkan kepada:

1. Suamiku yang aku hormati dan aku cintai yang

telah memberi kesempatan dan dukungan yang

luar biasa untuk melanjutkan studiku.

2. Orang tuaku yang dengan tulus memberi doa

restu atas studiku.

3. Adik-adikku (d’ pujay n d’iput) yang telah

membantu selesainya skripsiku.

4. Anak-anakku dan seluruh anggota keluargaku

(Kakak salma, Nabeel, Mincun) juga mbak Kus.

5. Teman-teman S1 PGSD

6. Almamaterku

KATA PENGANTAR

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan nikmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti mempunyai kekuatan lahir dan batin untuk

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini untuk memenuhi kewajiban sebagai

tugas akhir mahasiswa yang akan menyelesaikan jenjang pendidikannya di Perguruan

Tinggi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Adapun judul skripsi yang peneliti kemukakan adalah: “Peningkatan

Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Permainan Bahasa pada Siswa Kelas I SD

Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008”.

Dalam prosesi penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan

dukungan material maupun spiritual dari berbagai pihak.Oleh karena itu dalam

kesempatan ini peneliti akan menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin penulisan skripsi ini.

2. Drs. R. Indianto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin dan pengarahan penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Kartono, M. Pd selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, yang dengan perhatiannya memberikan bimbingan dan dorongan untuk

menyelesaikan tugas ini.

4. Drs. Samino Sangaji, M. Pd. Selaku pembimbing I, yang dengan perhatiannya

memberikan bimbingan dan dorongan untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Drs.Hartono, M. Hum, selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran

membimbing dan mengarahkan penulisan penelitian ini.

6. Ch. Th. Supriyati, S. Pd Kepala SD Negeri Mijen II yang telah memberi ijin

untuk mengadakan penelitian dan secara terbuka membrikan berbagai bantuan

berupa data-data yang peneliti perlukan.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

7. Bapak dan Ibu Dosen S1 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret atas segala

jasanya yang tiada ternilai telah melancarkan studi penelitian ini.

8. Teman-teman guru SD Negeri Mijen II yang telah dengan tulus ikhlas

membantu selesainya penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuanganku: Pak Tanto, Pak Maryadi, De’ Dyah, Mba’

Utami, Mba’ Warti, dan lain-lain.

10. Segenap keluarga besarku: suamiku, orang tuaku, anak-anakku, adik-adikku,

mbak Kus yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan motivasi

kepadaku untuk menyelesaikan penelitian ini

Atas segala daya dan upaya, skripsi ini peneliti maknai sebagai sebuah karya.

Bersamaan dengan rasa bangga tersebut peneliti sadar betul bahwa tentulah hasil

penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan pribadi

peneliti. Oleh karena itulah secara terbuka peneliti menerima kritik dan saran demi

kedalaman kajian dan kemanfaatan.

Harapan peneliti, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang memerlukan.

Surakarta, Desember 2009.

Peneliti

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………... i

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….…….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iv

ABSTRAK …………………………………………………………………….. v

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………..... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………... xiii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………………… 6

C. Pembatasan Masalah ……………………………………………... 7

D. Perumusan Masalah ……………………………………………… 7

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 7

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ………………………………………………… 9

1. Membaca Permulaan ………………………………………… 9

a. Pengertian Membaca Permulaan ………………………… 9

b. Pentingnya Pembelajaran Membaca Permulaan ………… 13

2. Permainan Bahasa …………………………………………… 13

a. Pengertian Permainan ……………………………………. 13

b. Pengertian Permainan Bahasa…………………………...... 15

c. Membaca Permulaan dengan Permainan Bahasa ……….. . 16

B. Kerangka Pemikiran ……………………………………………... 21

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 23

1. Tempat Penelitian ……………………………………………… 23

2. Waktu Penelitian ………………………………………………. 24

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ……………………………………. 24

1. Bentuk Penelitian ………………………………………………. 24

2. Strategi Penelitian ………………………………….................... 25

a. Siklus I ……………………………………………………….. 25

b. Siklus II ……………………………………………………… 25

c. Siklus III ……………………………………………………… 26

C. Sumber Data …………………………………….............................. 27

D. Tehnik Pengumpulan Data ………………………………………… 27

E. Tehnik Analisis Data ………………………………………………. 28

F. Prosedur Penelitian ………………………………………………… 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………….. 32

1. Sejarah Singkat SD Negeri Mijen II Surakarta ………………… 32

2. Daftar Kepala SD Negeri Mijen II Surakarta ………………….. 34

3. Profil Sekolah ………………………………………………….. 34

4. Data Personal Siswa …………………………………………… 36

B. Deskripsi Sebelum Tindakan ………………………........................ 36

C. Deskripsi Tindakan……………… ………………………………... 37

1. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I ……………. ……………. 37

a. Perencanaan Tindakan ………………………………………. 37

b. Pelaksanaan Tindakan ………………………......................... 38

c. Observasi ……………………………………………………. 43

d. Refleksi ……………………………………………………… 52

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

2. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II …………………………. 57

a. Perencanaan Tindakan ………………………………………. 57

b. Pelaksanaan Tindakan ………………………………………. 58

c. Observasi ……………………………………………………. 62

d. Refleksi ……………………………………………………… 69

3. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus III ………………………… 73

a. Perencanaan Tindakan ………………………………………. 73

b. Pelaksanaan Tindakan ………………………………………. 73

c. Observasi ……………………………………………………. 75

d. Refleksi ……………………………………………………… 79

D. Temuan dan Hasil Tindakan…………… ………………………… 81

1. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan ……………… 81

2. Jenis-jenis Permainan Bahasa dalam Membaca Permulaan ........ 82

3. Hambatan-hambatan yang Ditemui dalam Permainan Bahasa ... 84

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ………………………………………………………….. 85

B. Implikasi ………………………………………………………….. 86

C. Saran ……………………………………………………………… 86

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran …………………………………………… 22

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Gambar 2 Bagan Tehnik Analisis Data...…………………………………. 30

Gambar 3 Bagan Prosedur Penelitian ……………………………………. 31

Gambar 4 Grafik Nilai Sebelum Tindakan Siklus I ……………………… 48

Gambar 5 Grafik Nilai Setelah Tindakan Siklus I ………………………. 51

Gambar 6 Grafik Nilai Setelah Tindakan Siklus II ……………………… 67

Gambar 7 Grafik Nilai Setelah Tindakan Siklus III …………………….. 78

Gambar 8 Foto Dokumentasi Sebelum Tindakan pada Siklus I ………… 104

Gambar 9 Foto Dokumentasi Setelah Tindakan pada Siklus I…………… 106

Gambar 9 Foto Dokumentasi Setelah Tindakan pada Siklus II …………. 129

Gambar 10 Foto Dokumentasi Setelah Tindakan pada Siklus III ………… 148

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Nama Kepala SD Negeri Mijen II ……………………….. 34

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Tabel 2 Data Personal Siswa SD Negeri Mijen II ……………………….. 36

Tabel 3 Rekapitulasi Nilai Membaca Sebelum Tindakan Siklus I ………. 47

Tabel 4 Data Frekuensi Nilai Membaca Sebelum Tindakan Siklus I ……. 48

Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Membaca Setelah Tindakan pada Siklus I ……. 49

Tabel 6 Data Frekuensi Nilai Membaca Setelah Tindakan Siklus I ………. 50

Tabel 7 Rekapitulasi nilai rata-rata sebelum dan setelah tindakan ……….. 51

Tabel 8 Prosentase nilai > 60,0 Sebelum dan Setelah Tindakan …………. 52

Tabel 9 Rekapitulasi Nilai Membaca Setelah Tindakan Siklus II .............. 66

Tabel 10 Data Frekuensi Nilai Membaca Setelah Tindakan Siklus II ……... 67

Tabel 11 Rekapitulasi nilai rata-rata Siklus I dan Siklus II ………………… 68

Tabel 12 Prosentase nilai > 60,0 Siklus I dan Siklus II …………………….. 68

Tabel 13 Rekapitulasi Nilai Membaca Siklus III …………………………. 76

Tabel 14 Data Frekuensi Nilai Membaca Setelah Tindakan Siklus III …….. 77

Tabel 15 Nilai Rata-rata Membaca Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II,

dan Siklus III …………………………………………………….. 80

Tabel 16 Prosentase nilai > 60,0 Seblum Tindakan, Siklus I, Siklus II,

Dan Siklus III ................................................................................ 81

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum Tindakan………. 90

Lampiran 1b Lembar Observasi Sebelum Tindakan…………………………. 93

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Lampiran 1c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tema Lingkungan ………. 94

Lampiran 2 Lembar Observasi Siklus I …………………………………….. 103

Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum Tindakan…. 104

Lampiran 4 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………… 106

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tema Aku dan Keluargaku …116

Lampiran 6 Lembar Observasi Siklus II ……………………………………… 128

Lampiran 7 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………… 129

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tema Kesehatan …………… 142

Lampiran 9 Lembar Observasi Siklus III ……………………………………… 147

Lampiran 10 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ……………… 148

DAFTAR PUSTAKA

Aslam Sumhudi M. 1988. Komposisi Disain Riset. Solo : Ramadhani.

Basuki Wibowo. 2003. Strategi Penelitian Tindakan kelas.

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Carin, Arthur A. 1993. Teaching Modern Science. Sixth Edition. New York. NY : Maxwell Macmillan International

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang No. 20/2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Dewey. Polito 1994.http;//mbahbrata-edu.blogspot.com.

Flavel. Carin. 1993. Prinsip-Prinsip Pieget dalam Pengajaran. http://www.google.com

Framberg. Berky. 2009 http://definicinta.blogspot.com

Kamus Besar Bahasa Indonsia. 1999. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Balai Pustaka.

Kartini Kartono. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press & Center for Learning Innovation.

Miles MB & Huberman A.M Penterjeman Tjejep Rohendi. 1994. Analisis Data Kualitatif. Jakarta UI Press.

Moleong Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandug: Remaja Rosdakarya.

Muhamad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Pellegrini dan Saracho. 1996. Prinsip-Prinsip Peaget dalam Pengajaran.

http://www.Google.com Piaget. 1992. Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Semiawan, Conny.R. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini.

Jakarta. PT. Ikrar Mandiri Abadi Siti Fathonah. 2008. Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan pada Anak

yang Berkesulitan Belajar Melalui Remidial Teaching bagi Siswa Kelas II MI Negeri Boyolali. Skripsi

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Sutopo HB. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Suwarti. 2008. Penggunaan Media Permainan Kreativitas Sebagai Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Kumpulrejo 02 Salatiga. Skripsi.

St Y. Slamet. (2007). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

Sekolah Dasar. Surakarta : LPP UNS. Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca di Kelas-kelas Awal Sekolah Dasar Wood. (1996) Pembelajaran Membaca Melalui Permainan. http://mbahbrata

edu.blogspot.com

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA SURAKARTA

SD NEGERI MIJEN II KECAMATAN JEBRES

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Alamat: Jl. Kalimadahan No. 50 Jagalan, Jebres, Surakarta Telp. (0271) 648221

SURAT KETERANGAN NOMOR: 421.2/786/SD/2008

Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres

Kota Surakarta, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa tersebut di

bawah ini:

N a m a : Sri Yanti

N I M : X7106033

Jurusan/ Program : Ilmu Pendidikan/ S1 PGSD

Telah kami ijinkan melaksanakan research di SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres

Kota Surakarta dari bulan Pebruari sampai dengan Nopember 2008.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya dan harap menjdikan makhlum adanya.

Surakarta, 5 Pebruari 2008

Kepala SD Negeri Mijen II

Ch. Th. Supriyati, S. Pd

NIP. 130568491

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka menghadapi era globalisasi, pemerintah Indonesia dewasa

ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pelaksanaan

pembangunan tentunya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang berkualitas,

handal, dan memiliki potensi serta kecakapan dalam bidang tertentu yang

menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional. Untuk mencetak sumber

daya manusia seperti tersebut di atas, salah satu langkah yang ditempuh adalah

peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Secara jelas pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian yang cukup

besar terhadap dunia pendidikan. Terbukti dalam Undang-undang No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara jelas tujuan pendidikan

nasional yang tercantum dalam Undang - undang No. 20 tahun 2003, dalam Bab

II pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan mengacu pada fungsi pendidikan nasional di atas maka sistem

pendidikan yang ada di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya dalam arti manusia yang bisa mencapai harkat atau tahap penemuan

diri (self-actualization) yang paling tinggi sebagai makhluk Tuhan, yang ditandai

dengan keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan dunia dan akherat, jiwa

dan raga, individu dan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam dan

Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan jasmaniah dan kemajuan rohaniah.

Undang-undang Dasar 1945 yang sudah diamandemen Bab XIII tentang

pendidikan dan kebudayaan pasal 31 ayat (1) Setiap warga negara berhak

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mendapat pendidikan; ayat (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya; ayat (3) Pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Jelaslah bahwa warga

negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang sistem pendidikanya

diatur dengan undang-undang. Dengan demikian pemerintah memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga negara untuk memperoleh

pendidikan sesuai dengan urutan institusi yang ada yang dimulai sejak Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA), sampai Perguruan Tinggi (PT).

Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar terdiri atas 6 kelas yang dimulai

dari kelas rendah yaitu kelas I, II, III dan kelas tinggi yaitu kelas IV, V, VI. Untuk

anak usia kelas rendah, terutama kelas I adalah fase yang sangat urgen dalam

pembentukan atau pembangunan pengetahuannya mengenai dunia nyata, artinya

mereka tidak bisa menerima begitu saja informasi secara pasif. Mereka memegang

peranan aktif dalam menafsirkan informasi yang mereka dapat dari pengalaman

dan mengadaptasikannya ke dalam khasanah pengetahuan yang mereka miliki

sebelumnya. Dalam hubungannya dengan proses perkembangan belajar anak-anak

usia sekolah dasar mempunyai kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut: (1)

Beranjak dari hal-hal yang konkrit; dan (2) Memandang sesuatu yang dipelajari

adalah sebagai suatu keutuhan, terpadu dan melalui proses manipulatif yaitu

proses mengotak-atik benda-benda konkrit dengan tangannya sambil membangun

skemata yang bermakna di dalam khasanah kemampuannya.

Menurut Flavel (1985) dalam Carin (1993) dinyatakan bahwa anak-anak

yang berbeda usia memiliki perkembangan kognitif yang berbeda. Sehingga

dalam hal ini guru harus memahami betul tahapan-tahapan perkembangan kognitif

anak di setiap fase perkembangannya. Dengan demikian guru dapat memberikan

kontribusi yang tepat dalam perannya sebagai fasilitator, mediator, dan

pembimbingan.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Piaget (dalam Dworetzky, 1988) dinyatakan bahwa ada 4 tahap

perkembangan kognitif anak-anak yaitu tahap sensomotorik (0-2 tahun), tahap

praoperasional (2-7 tahun), dan tahap operasional formal (11-14 tahun) dengan

catatan bahwa akhir tahap pra operasional disebut tahap intuitif yaitu antara usia

4-7 tahun. Mengacu pada pendapat Piaget tersebut dapat diketahui bahwa usia 4-7

tahun merupakan masa intuitif.

Mengutip pendapat Dr. St. Y. Slamet, M. Pd dan Drs. Suwarto, WA,

M.Pd. menguraikan tentang intuitif sebagai berikut:

Menentukan sesuatu berdasarkan atas pengetahuan yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tidak dipikirkan lebih dahulu. Dengan intuisi seseorang memberikan penilaian tanpa didahului suatu perenungan tetapi hanya didasarkan pada pengetahuannya semata. Pencapaian pengetahuan yang demikian itu sukar dipercaya. Disini tidak terdapat langkah-langkah yang sistematik dan terkendali (2006: 4). Dari sudut pandang tersebut, pengetahuan yang dimiliki anak merupakan

hasil dari pengalaman langsung yang diperoleh dari lingkungan di sekitarnya.

Anak-anak dalam tahap intuitif mempergunakan intuisinya dalam menentukan

sesuatu yaitu berdasarkan apa yang ditangkap oleh panca indranya. Mereka belum

dapat mengingat lebih dari satu hal pada saat yang bersamaan.

Menurut Piaget (dalam Toeti Sukamto) dinyatakan sebagai berikut:

Pada tahapan pra operasional usia (2-7 tahun) ini anak mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat, mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tigkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serempak dan mempunyai pandangan subjektif dan egosentrik. Tahapan perkembangan anak pada masa operasional konkret yaitu usia (6-11 tahun atau 6-12 tahun) sebagai berikut: Anak mulai memandang dunia secara objektif bergeser dari satu aspek situasi ke aspek situasi lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur kesatuan secara serentak. Anak mulai berfikir secara operasional dan menggunakan cara berfikir opeasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. Anak membentuk keterhubungan aturan-aturan sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat ( 1992: 25).

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa usia Sekolah Dasar proses

kognitifnya meningkat sehingga anak mulai mengenal adanya berbagai pandangan

mengenai topik. Mereka mulai berfikir tentang benda-benda yang ada

disekitarnya. Sebagai contoh adalah apabila di rumah anak melihat buku maka

anak sudah ada ketertarikan terhadap buku-buku tersebut, mulai memikirkan

kegunaannya dan ingin membuka-buka. Selain itu anak sudah mulai memahami

belajar di sekolah dan aturan-aturan yang ada di sekolah tersebut harus ditaati

yaitu peraturan mengenai kewajiban untuk belajar.

Guru merupakan fasilitator, mediator dan pembimbing dalam proses

belajar sudah semestinya untuk mampu mengelola strategi pembelajaran dengan

tepat. Dalam hal ini siswa kelas I SD Negeri Mijen II yang merupakan kelas yang

paling rendah memiliki keunikan-keunikan yang menuntut kreativitas guru dalam

merencanakan, melaksanakan dan memberikan evaluasi pembelajaran agar siswa

kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta dapat benar-benar

melakukan tugas belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Mereka

mau dan mampu melakukan tugas belajarnya tanpa ada tekanan maupun paksaan

dari guru maupun orang tua. Bahkan guru dapat mendesain pelaksanaan

pembelajaran dengan belajar sambil bermain, sehingga tanpa disadari anak,

mereka telah melakukan kegiatan belajar.

Di dalam perkembangannya, anak usia Sekolah Dasar terutama kelas I

masih memandang sesuatu secara menyeluruh dan bulat (holistik), belum dapat

berfikir secara terpisah-pisah atau terpecah-pecah. Maka dari siswa kelas I masih

belum dapat membedakan mata pelajaran seperti: Bahasa Indnesia, Matematika,

IPA, IPS, dan sebagainya. Dalam hal ini perlu dikaji lebih mendalam tentang

pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak atau

siswa siswa kelas I yang berusia 6-7 tahun. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

siswa kelas I SD Negeri Mijen II Jebres Surakarta yang terpisah untuk setiap mata

pelajaran, akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berfikir

holistik.

Dari latar belakang yang diuraikan di atas maka perlu menemukan

pendekatan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa. Dengan pendekatan tersebut pembelajaran menjadi utuh sehingga

siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-

pecah.

Meskipun dalam pelaksanaan pembelajaran pemisahan mata pelajaran

tidak begitu jelas akan tetapi bagi siswa kelas I, prosentase membaca, menulis dan

berhitung harus mendapatkan porsi yang paling banyak dibandingkan yang lain.

Hal ini dikarenakan membaca, menulis dan berhitung merupakan suatu sarana

dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.

Dalam hal ini peneliti berkeinginan untuk mengkaji lebih mendalam

tentang pelaksanaan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II

Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Hal yang melatarbelakangi pengkajian yang

lebih mendalam terhadap kompetensi membaca adalah bahwa membaca

merupakan suatu sarana belajar yang berkedudukan sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran dan merupakan pelajaran yang pertama dan utama di kelas pertama

bagi seorang siswa yang baru bersekolah.

Sebagai kegiatan belajar di sekolah maka guru, para ahli dibidang ilmu

kebahasaan maupun ilmu pengajaran mengupayakan berbagai metode sebagai

cara membelajarkan siswa dengan tujuan mereka memiliki kemampuan membaca

untuk belajar lebih lanjut. Salah satu metode membaca permulaan adalah dengan

cara permainan bahasa.

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari

yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat

diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak memiliki nilai

dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Pada

permulaan setiap pengalaman bermain memiliki resiko. Ada resiko bagi anak

untuk belajar misalnya naik sepeda sendiri, belajar meloncat. Unsur lain adalah

pengulangan. Anak mengkonsolidasikan keterampilannya yang harus

diwujudkannya dalam berbagai permainan dengan nuansa yang berbeda. Dengan

cara ini anak memperoleh pengalaman tambahan untuk melakukan aktivitas lain.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Melalui permainan anak dapat menyatakan kebutuhannya tanpa dihukum

atau terkena teguran misalnya bermain boneka diumpamakan sebagai adik yang

sesungguhnya.

Berkaitan dengan permainan, permainan memiliki sifat sebagai berikut:

(1) Permaianan dimotivasi secara personal, karena memberi rasa kepuasan; (2)

Pemain lebih asyik dengan aktivitas permainan (sifatnya spontan) ketimbang pada

tujuannya; (3) Aktivitas permainan dapat bersifat nonliteral; (4) Permainan

bersifat bebas dari aturan-aturan yang dipaksakan dari luar, dan aturan-aturan

yang ada dapat dimotivasi oleh para pemainnya; (5) Permainan memerlukan

keterlibatan aktif dari pihak pemainnya.

Permainan merupakan aktivitas yang bersifat simbolik, yang

menghadirkan kembali realitas dalam bentuk pengandaian misalnya, bagaimana

jika, atau apakah jika yang penuh makna. Dalam hal ini permainan dapat

menghubungkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau mengasyikkan,

bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan

secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri

siswa sendiri secara spontan.

Bertolak dari betapa urgen kemampuan membaca permulaan, maka

penelitian yang berbentuk kaji tindak pada pembelajaran bahasa Indonasia ini

berupaya menyajikan beberapa bentuk permainan bahasa dan cara penyajiannya

yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran membaca permulaan, sehingga

peneliti terinspirasi untuk mengadakan penelitian dengan judul: ”Peningkatan

Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa pada Siswa

Kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2007/2008”.

B. Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Pada umumnya guru kurang memahami metode pembelajaran membaca

permulaan dengan baik.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Guru telah memahami metode pembelajaran membaca, tetapi kurang dapat

mempraktekkan metode tersebut dengan baik.

3. Dalam pemilihan metode mengajar untuk pembelajaran membaca permulaan

seringkali guru kurang memperhatikan tingkat perkembangan dan kondisi

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini cukup banyak dan

beragam. Oleh karena itu, peneliti membatasi penelitian ini pada metode

pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa mata pelajaran

Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelas I.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres kota

Surakarta ?

2. Jenis permainan bahasa yang apa sajakah yang dipergunakan untuk

pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri

Mijen II Kecamatan Jebres kota Surakarta ?

3. Hambatan-hambatan apa yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran

membaca permulaan dengan permainan bahasa pada siswa kelas I SD Negeri

Mijen II Kecamatan Jebres kota Surakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar permainan bahasa dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II

Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Untuk mengetahui jenis-jenis permainan bahasa yang dapat dipergunakan

dalam pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen

II kecamatan Jebres kota Surakarta.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan

pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa pada siswa kelas

I SD negeri Mijen II kecamatan Jebres kota Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa, bagi guru dan bagi sekolah.

1. Manfaat bagi siswa

Siswa memiliki pengalaman membaca permulaan dengan menggunakan

berbagai jenis permainan bahasa sebagai dasar untuk kemampuan membaca

lanjut.

2. Manfaat bagi guru

a. Memiliki pengalaman merencanakan penelitian tindakan kelas guna

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan

permainan bahasa.

b. Memiliki pengalaman melaksanakan pembelajaran membaca permulaan

dengan permainan bahasa.

3. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan pihak sekolah dalam

pendekatan pembelajaran membaca permulaan bagi siswa yang mulai belajar

membaca permulaan, misalnya : penyiapan alat / media belajar, sumber dan

acuan, pengalaman tentang teknik pembelajaran siswa, dan sebagainya.

Tindakan I

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Membaca Permulaan

a. Pengertian Membaca Permulaan

Membaca merupakan salah satu kompetensi yang terdapat dalam

pembelajaran bahasa Indonesia serta memiliki peranan yang sangat urgen guna

menunjang keberhasilan dalam proses maupun hasil belajar.

Membaca dalam pandangan baru menurut Martinis Yamin (2007)

menyebutkan bahwa:

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk diketahui untuk menjadi pengetahuan siswa. Kemudian pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan ( 2007:106)

Aktivitas membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik

(gerakan mata dan ketajaman penglihatan), aktivitas mental (daya ingat), dan

pemahaman. Setiap anak akan membaca dengan baik bila mampu melihat huruf-

huruf dengan jelas, dapat menggerakkan mata secara lincah, memahami simbol-

simbol bahasa secara tepat, dan memiliki penelaran yang cukupuntuk memahami

bacaan.

Mengajari anak membaca sejak awal sangat baik dilakukan, karena pada

awal usia sekolah dasar anak sedang mengalami masa-masa keemasan. Mereka

memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, dan mudah menyerap segala hal yang

diajarkan dengan baik bila cara atau metode pengajarannya cocok bagi anak.

Sedangkan permulaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1999:

543) adalah awal dari suatu peristiwa atau kegiatan. Jadi bila diberikan pengertian

maka membaca permulaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi

secara verbal pada tahap awal kegiatan tersebut yang sifatnya masih sederhana

baik dari bahan bacaan maupun makna dari bacaan tersebut.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan

dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian

membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah

membaca merupakan proses recoding dan decoding. Membaca merupakan suatu

proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa

kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca

mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui

proses recoding pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta

kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian

tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam

kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.

Disamping itu, pembaca mengamati tanda-tanda baca untuk membantu

memahami maksud baris-baris tulisan. Proses psikologis berupa kegiatan berpikir

dalam mengolah informasi. Melalui proses decoding, gambar gambar bunyi dan

kombinasinya diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi makna. Proses ini

melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa kategorisasi

sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan

(Syafi’ie, 1999: 7).

Proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu (a) Visual

Memory (VM), (b) Phonological Memory (PM), dan (c) Semantic Memory (SM).

Lambang-lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi

kalimat. Proses pembentukan tersebut terjadi pada ketiganya. Pada tingkat VM,

huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis, sedangkan pada tingkat

PM terjadi proses pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk

kata, dan kalimat. Proses pada tingkat ini bersumber dari VM dan PM. Akhirnya

pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat. Selanjutnya

dikemukakan bahwa untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga

syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b)

penguasaan kosa kata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam

kemahiran bahasa.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki

keterampilan atau kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam

tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca.

Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis.

Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi

bahasa tersebut.

Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif.

Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-

lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-

lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau

kalimat.

Membaca merupakan suatu kebutuhan, sama seperti kebutuhan makan,

pakaian, dan perumahan. Membaca akan menghindarkan orang dari kepicikan dan

dapat memperluas wawasan, meningkatkan toleransi serta menambah

pengetahuan.

Rendahnya kemampuan membaca permulaan disebabkan oleh berbagai

masalah, mulai dari rumah, sekolah, dan masyarakat. Membaca harus dimulai

sejak dini. Sejak anak mengenal bahasa atau mulai mampu berkomunikasi. Sejak

kecil anak harus dibiasakan mencintai buku, mulai dari bagaimana memegang

buku, membuka atau membalikkan halaman, menyimpan dan memelihara buku.

Orang tua pun harus memberikan contoh bahwa orang tua gemar membaca atau

ada waktu yang sengaja disediakan untuk membaca sehingga si anak selalu

melihat suasana membaca di rumahnya.

Menurut St. Y. Slamet tentang membaca menerangkan bahwa: Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, sesorang akan dapat memperoleh informasi ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannnya (2007: 58). Belajar membaca sudah dimulai sejak di Sekolah Dasar (SD) bahkan di

Taman Kanak-anak (TK), meskipun demikian membaca permulaan merupakan

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

masalah besar bagi siswa dalam membaca buku pelajaran, buku-buku yang tebal

dengan kata-kata, istilah-istilah yang sulit dan sukar dipahami pembaca.

Agar memiliki potensi membaca yang baik dan benar maka, semestinya

siswa mendapatkan pembelajaran membaca permulaan secara baik dan benar

juga. Baik artinya membaca sesuai dengan lafal dan intonasi yang sesuai dan

benar artinya siswa mampu mengerti dan memahami dari apa yang dibacanya.

Jadi tidak hanya mampu membaca lancar tetapi juga harus mampu mengerti arti

dari apa yang dibacanya. Itulah sebabnya, pembelajaran membaca permulaan di

SD Negeri Mijen II utamanya kelas I mempunyai peranan yang sangat penting.

Menurut Siti Fathonah dalam skripsinya tentang membaca permulaan

menerangkan bahwa:

Membaca permulaan merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu, dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Tujuan membaca permulaan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami sekaligus menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan merupakan proses pembelajaran membaca untuk menguasai system tulisan sebagai representasi visual bahasa. (2008:14) Lebih lanjut Siti Fathonah menerangkan bahwa membaca permulaan perlu

disuarakan maksudnya agar segera diketahui pengucapan bunyi-bunyi dan huruf-huruf dari kata atau kalimat dalam bacaan secara benar dan jelas (2008:18).

Pembelajaran membaca permulaan juga memiliki nilai strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa. Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui materi teks bacaan (wacana, kalimat, kata, suku kata, huruf/bunyi bahasa) yang berisi pesan moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional spiritual dan berbagai pesan lainnya sebagai dasar pembentuk kepribadian yang baik pada siswa.

Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa membaca permulaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara verbal pada tahap awal yang mana sifatnya masih sederhana baik dari bahan bacaan maupun makna dari bacaan tersebut.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Pentingnya Pembelajaran Membaca Permulaan

Kemampuan membaca yang diperoleh dalam membaca permulaan akan

sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan selanjutnya.

Sebagai kemampuan membaca yang mendasari kemampuan membaca berikutnya

maka kemampuan pengenalan membaca permulaan benar-benar memerlukan

perhatian guru, sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca permulaan

anak akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca

permulaan yang memadai.

Padahal seperti telah diuraikan sebelumnya, kemampuan membaca sangat

diperlukan oleh setiap orang yang ingin memperluas pengetahuan dan

pengalaman, mempertinggi daya pikir, mempertajam penalaran, mencapai

kemajuan, dan peningkatan diri. Oleh karena itu, bagaimana pun keadaannya guru

haruslah berusaha sungguh-sungguh agar ia dapat memberikan dasar kepada

siswa. Hal itu akan dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang baik.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara baik perlu ada perencanaan, baik

mengenai materi, metode, maupun pengembangannya.

2. Permainan Bahasa

a. Pengertian Permainan

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari

yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat

diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak memiliki nilai

dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Pada

permulaan setiap pengalaman bermain memiliki resiko. Ada resiko bagi anak

untuk belajar misalnya naik sepeda sendiri, belajar meloncat. Unsur lain adalah

pengulangan. Anak mengkonsolidasikan keterampilannya yang harus

diwujudkannya dalam berbagai permainan dengan nuansa yang berbeda. Dengan

cara ini anak memperoleh pengalaman tambahan untuk melakukan aktivitas lain.

Melalui permainan anak dapat menyatakan kebutuhannya tanpa dihukum atau

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

terkena teguran misalnya bermain boneka diumpamakan sebagai adik yang

sesungguhnya.

Berkaitan dengan permainan Pellegrini dan Saracho (dalam Wood, 1996:

3) permainan memiliki sifat sebagai berikut: (1) Permaianan dimotivasi secara

personal, karena memberi rasa kepuasan; (2) Pemain lebih asyik dengan aktivitas

permainan (sifatnya spontan) ketimbang pada tujuannya; (3) Aktivitas permainan

dapat bersifat nonliteral; (4) Permainan bersifat bebas dari aturan-aturan yang

dipaksakan dari luar, dan aturan-aturan yang ada dapat dimotivasi oleh para

pemainnya; dan (5) Permainan memerlukan keterlibatan aktif dari pihak

pemainnya.

Menurut Framberg (dalam Berky, 1995) permainan merupakan aktivitas

yang bersifat simbolik, yang menghadirkan kembali realitas dalam bentuk

pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh makna.

Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman

menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan

secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri

siswa sendiri secara spontan. Permainan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)

adanya seperangkat peraturan yang eksplisit yang mesti diindahkan oleh para

pemain; dan (2) adanya tujuan yang harus dicapai pemain atau tugas yang mesti

dilaksanakan.

Menurut Suwarti dalam skripsinya menerangkan bahwa:

Permainan merupakan awal dari timbulnya kreativitas karena dalam kegiatan yang menyenangkan, siswa dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya secara bebas dalam hubungan dengan lingkungannya. Oleh kerena itu kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam mengembangkan kreativitas siswa. Dengan bermain gembira, dalam suasana aman dan bebas anak tampil dengan gagasan-gagasannya yang unik. Siswa berani bertanya, berani mencoba, tidak takut salah dan berani mengekspresikan pendpat-pendapatnya. Dalam hal ini bukan hanya terkait dengan pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan sosial dan mentalnya (2008: 18)

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa permainan adalah

suatu aktifitas atau kegiatan untuk memperoleh kesenangan yang memerlukan

keterlibatan aktif oleh para pemainnya dan bebas dari aturan-aturan yang

dipaksakan dari luar.

b. Pengertian Permainan Bahasa

Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan

dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan

menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak

memperoleh keterampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan

permainan bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih keterampilan

bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan

bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut

mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Setiap permainan bahasa yang

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Anak-anak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan

untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Pada usia

tersebut, anak-anak mudah merasa jenuh belajar di kelas apabila dijauhkan dari

dunianya yaitu dunia bermain. Permainan hampir tak terpisahkan dengan

kehidupan manusia. Baik bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa semua

membutuhkan permainan. Tentunya dengan jenis dan sifat permainan yang

berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin, bakat dan minat masing-masing.

Tujuan utama permainan bahasa bukan semata-mata untuk memperoleh

kesenangan, tetapi untuk belajar keterampilan berbahasa tertentu misalnya

menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) bahwa interaksi antara permainan

dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting

bagi anak-anak. Menang dan kalah bukan merupakan tujuan utama permainan.

Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan atau tantangan yang harus

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dihadapi. Tantangan tersebut kadang-kadang berupa masalah yang harus

diselesaikan atau diatasi, kadang pula berupa kompetisi. Masalah yang harus

diselesaikan itulah dapat melatih keterampilan berbahasa. Alat permainan baik

realistik maupun imajinatif, buatan pabrik maupun alamiah memiliki peranan

yang cukup besar dalam membantu merangsang anak dalam menggunakan

bahasa. Keberadaan alat-alat permainan dapat membantu dan meningkatkan daya

imajinasi anak.

Permainan bahasa adalah kegiatan untuk memperoleh kesenangan

sekaligus untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca

dan menulis.

c. Membaca Permulaan dengan Permainan Bahasa

Menurut Semiawan menyatakan bahwa:

Belajar konstruktivisme mengisyaratkan bahwa guru tidak memompakan pengetahuan ke dalam kepala pebelajar, melainkan pengetahuan diperoleh melalui suatu dialog yang ditandai oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi. Ini berarti bahwa penekanan bukan pada kuantitas materi, melainkan pada upaya agar siswa mampu menggunakan otaknya secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif belaka, melainkan oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif. Dengan demikian proses belajar membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan siswa (2002:5).

Dalam hal ini guru tidak hanya sekedar melaksanakan apa yang ada dalam

kurikulum, melainkan harus dapat menginterpretasi dan mengembangkan

kurikulum menjadi bentuk pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran dapat menarik apabila guru memiliki kreativitas dengan

memasukkan aktivitas permainan ke dalam aktivitas belajar siswa. Penggunaan

bentuk-bentuk permainan dalam pembelajaran akan memberi iklim yang

menyenangkan dalam proses belajar, sehingga siswa akan belajar seolah-olah

proses belajar siswa dilakukan tanpa adanya keterpaksaan, tetapi justru belajar

dengan rasa keharmonisan. Selain itu, dengan bermain siswa dapat berbuat agak

santai. Dengan cara santai tersebut, sel-sel otak siswa dapat berkembang akhirnya

siswa dapat menyerap informasi, dan memperoleh kesan yang mendalam terhadap

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

materi pelajaran. Materi pelajaran dapat disimpan terus dalam ingatan jangka

panjang.

Permainan dapat menjadi kekuatan yang memberikan konteks

pembelajaran dan perkembangan masa kanak-kanak awal. Oleh karena itu, perlu

diperhatikan struktur dan isi kurikulum sehingga guru dapat membangun

kerangka pedagogis bagi permainan. Struktur kurikulum terdiri atas: (1)

Perencanaan yang mencakup penetapan sasaran dan tujuan; (2) Pengorganisasian,

dengan mempertimbangkan ruang, sumber, waktu dan peran orang dewasa; (3)

Pelaksanaan, yang mencakup aktivitas dan perencanaan, pembelajaran yang

diinginkan; dan (4) Assesmen dan evaluasi yang meliputi alur umpan balik pada

perencanaan (Wood, 1996:87). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat

melakukan simulasi pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card).

Kartu-kartu berseri tersebut dapat berupa kartu bergambar. Kartu huruf, kartu

kata, kartu kalimat.

Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan

strategi bermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf

tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa

diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang

berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan

menyusun huruf ini adalah keterampilan mengeja suatu kata. Dalam pembelajaran

membaca teknis guru dapat menggunakan strategi permainan membaca, misalnya

cocokkan kartu, ucapkan kata itu, temukan kata itu, kontes ucapan, temukan

kalimat itu, baca dan berbuat dan sebagainya. Kartu-kartu kata maupun kalimat

digunakan sebagai media dalam permainan kontes ucapan. Para siswa diajak

bermain dengan mengucapkan atau melafalkan kata-kata yang tertulis pada kartu

kata. Pelafalan kata-kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk pelafalan kalimat

bahasa Indonesia. Yang dipentingkan dalam latihan ini adalah melatih siswa

mengucapkan bunyi-bunyi bahasa (vokal, konsonan, dialog, dan cluster) sesuai

dengan daerah artikulasinya.

Untuk memilih dan menentukan jenis permainan dalam pembelajaran

membaca permulaan di kelas, guru perlu mempertimbangkan tujuan

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pembelajaran, materi pembelajaran dan kondisi siswa maupun sekolah. Dalam

tujuan pembelajaran, guru dapat mengembangkan salah satu aspek kognitif,

psikomotor atau sosial atau memadukan berbagai aspek tersebut. Guru juga perlu

mempertimbangkan materi pembelajaran, karena bentuk permainan tertentu cocok

untuk materi tertentu. Misalnya, untuk keterampilan berbicara guru dapat

menyediakan jenis permainan dua boneka, karena dengan permainan ini dapat

mendorong siswa berani tampil secara ekspresif. Belajar konstruktivisme

mengisyaratkan bahwa guru tidak memompakan pengetahuan ke dalam kepala

pebelajar, melainkan pengetahuan diperoleh melalui suatu dialog yang ditandai

oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi. Ini berarti bahwa

penekanan bukan pada kuantitas materi, melainkan pada upaya agar siswa mampu

menggunakan otaknya secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi

kognitif belaka, melainkan oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif. Selain

hal tersebut di atas pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa

dapat memformulasikan permainan dengan metode Struktur Analitik dan Sintatik

atau disingkat metode SAS.

Menurut St. Y. Slamet menyatakan bahwa:

Metode SAS atau disingkat Struktur Analitik Sintetik berarti struktur adalah bagian dari bahasa yang berupa kalimat, kalimat juga merupakan struktur yang terdiri atas kata, suku kata dan bunyi atau huruf. Analitik adalah berarti memisahkan, menguraikan, menceraikan, membongkar. Sintatik adalah berarti menyatukan, menggabungkan, merangkai, menyusun atau usaha secara sintetik artinya kembali mengenal bentuk struktur. Metode SAS dalam pembelajaran bahasa menekankan pada hal-hal yang fungsional. (2007:63) Dalam pelaksanaannya, pembelajaran membaca permulaan dibagi menjadi

dua tahap yaitu (1) tahap tanpa buku dan (2) tahap menggunakan buku. Pada

tahap tanpa buku pembelajarannya dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Merekam bahasa siswa

Bahasa yang yang digunakan siswa dalam percakapan mereka, direkam untuk

digunakan sebagai bahan bacaan. Karena bahasa yang digunakan adalah bahasa

siswa sendiri, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Menampilkan gambar sambil bercerita

Dalam hal ini, guru memperlihatkan gambar sambil bercerita sesuai dengan

gambar tersebut. Kalimat-kalimat yang digunakan guru dalam bercerita

digunakan sebagai pola dasar bahan bacaan.

3. Membaca gambar

Guru menunjukkan gambar sambil mengucapkan kalimat sederhana yang

berhubungan dengan gambar, siswa melanjutkan kalimat tersebut berdasarkan

gambar.

4. Membaca dengan kartu kalimat

Setelah siswa dapat membaca gambar dengan lancar guru menempatkan kartu

kalimat di bawah gambar. Dengan menggunakan kartu huruf, kartu suku kata,

kartu kata, dan kartu kalimat siswa belajar menguraikan (analitik) dan

menggabungkan (sintetik) dengan mudah.

Cara-cara tersebut dapat dijadikan permainan sesuai dengan kreativitas

guru. Semakin kratif pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa

semakin memberikan makna dan siswa akan mendapatkan keterampilan

berbahasa yang bermanfaat bagi dirinya untuk dijadikan bekal guna pembelajaran

membaca lanjut.

Dengan demikian proses belajar membaca perlu disesuaikan dengan

kebutuhan perkembangan siswa. Dalam hal ini guru tidak hanya sekedar

melaksanakan apa yang ada dalam kurikulum, melainkan harus dapat

menginterpretasi dan mengembangakan kurikulum menjadi bentuk pembelajaran

yang menarik. Pembelajaran dapat menarik apabila guru memiliki kreativitas

dengan memasukkan aktivitas permainan ke dalam aktivtas belajar siswa.

Penggunaan bentuk-bentuk permainan dalam pembelajaran akan memberi iklim

yang menyenangkan dalam proses belajar, sehingga siswa akan belajar seolah-

olah proses belajar siswa dilakukan tanpa adanya keterpaksaan, tetapi justru

belajar dengan rasa keharmonisan. Selain itu, dengan bermain siswa dapat berbuat

agak santai. Dengan cara santai tersebut, sel-sel otak siswa dapat berkembang

akhirnya siswa dapat menyerap informasi, dan memperoleh kesan yang mendalam

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

terhadap materi pelajaran. Materi pelajaran dapat disimpan terus dalam ingatan

jangka panjang.

Permainan dapat menjadi kekuatan yang memberikan konteks

pembelajaran dan perkembangan masa kanak-kanak awal. Untuk itu perlu,

diperhatikan struktur dan isi kurikulum sehingga guru dapat membangun

kerangka pedagogis bagi permainan. Struktur kurikulum terdiri atas: (1)

perencanaan yang mencakup penetapan sasaran dan tujuan, (2) pengorganisasian,

dengan mempertimbangkan ruang, sumber, waktu dan peran orang dewasa, (3)

pelaksanaan, yang mencakup aktivitas dan perencanaan, pembelajaran yang

diinginkan, dan (4) assesmen dan evaluasi yang meliputi alur umpan balik pada

perencanaan (Wood, 1996:87).

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi

pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu-kartu berseri

tersebut dapat berupa kartu bergambar. Kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat.

Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan strategi

bermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf tersebut

digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa diajak

bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan

teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf

ini adalah keterampilan mengeja suatu kata.

Dalam pembelajaran membaca permulaan untuk memilih dan menentukan

jenis permainan dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas, guru perlu

mempertimbangkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan kondisi siswa

maupun sekolah. Dalam tujuan pembelajaran, guru dapat mengembangkan salah

satu aspek kognitif, psikomotor atau sosial atau memadukan berbagai aspek

tersebut. Guru juga perlu mempertimbangkan materi pembelajaran, karena bentuk

permainan tertentu cocok untuk materi tertentu. Misalnya, untuk keterampilan

berbicara guru dapat menyediakan jenis permainan dua boneka, karena dengan

permainan ini dapat mendorong siswa berani tampil secara ekspresif.

Dari uraian di atas membaca permulaan dengan permainan bahasa adalah

suatu cara untuk mendapatkan informasi secara verbal pada tahap awal yang mana

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kegiatan tersbut sifatnya masih sederhana baik dri bahan bacaan maupun makna

dari bacaan tersebut melalui kegiatan untuk memproleh kesenangan dan untuk

melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis)

B. Kerangka Pemikiran

Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi

siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan

menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh

karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga

mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.

Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan yang menyenangkan

dalam pembelajaran membaca khususnya membaca permulaan. Selain itu guru

harus mampu memilih metode yang sesuai dengan perkembangan anak usia

sekolah dasar salah satunya adalah melalui permainan bahasa.

Membaca permulaan sering kali menjadi masalah bagi guru kelas I

maupun bagi siswa kelas I itu sendiri. Baik guru maupun siswa mengalami

kesulitan dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Kesulitan yang

dialami guru adalah pemilihan metode dan penggunaan media yang kurang efektif

dan kurang memperhatikan tingkat perkembangan siswa kelas I yang sarat dengan

sifat-sifat uniknya. Kesulitan dari siswa adalah ketidakmampuan siswa dalam

melakukan kegiatan membaca permulaan tersebut karena sulit memahami metode

yang diterapkan oleh guru dan penggunaan media yang kurang memperhatikan

perkembangan siswa itu tadi. Dari kondisi tersebut akibatnya kemampuan

membaca permulaan rendah.

Mengingat betapa pentingnya kemampuan membaca permulaan tersebut,

maka masalah-masalah tersebut sudah semestinyanya diberikan tindakan.

Tindakan yang dilakukan adalah dapat menggunakan metode permainan bahasa

yang secara teori telah terbukti dengan tingkat perkembangan siswa kelas I

sekolah dasar. Pelaksanaan permainan bahasa tersebut perlu dilakukan

perencanaan yaitu dengan menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dalam menyusun RPP perlu diperhatikan penggunaan metode dan media yang

efektif.

Dengan tindakan tersebut, diharapkan kesulitan dalam membaca

permulaan dapat diatasi sehingga kemampuan membaca permulaan meningkat.

Selanjutnya problematika tentang kesulitan membaca permulaan mendapatkan

alternatif solusi yaitu membaca permulaan dapat dilakukan dengan permainan

bahasa dijelaskan melalui gambar 1, yaitu:

Gambar 1: Bagan Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN

Kondisi Awal

1. Kesulitan dalam pembelajaran membaca permulaan 2. Penggunaan metode yang belum sesuai 3. Kemampuan belajar membaca permulaan rendah

Tindakan

1. Pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa

2. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan RPP 3. Penggunaan metode dan media secara efektif

Hasil

1. Kesulitan dalam membaca permulaan dapat diatasi 2. Kemampuan membaca permulaan meningkat

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Aslam Sumhudi (1986:37) metodologi adalah “pengetahuan

tentang tata cara atau prosedur untuk menjalankan seluruh kegiatan tertentu.”

Dengan kata lain metodologi merupakan suatu pengetahuan tentang tata kerja dan

tata cara yang mencakup instrumen-instrumen yang berisi mekanisme tertentu

untuk dipakai dalam proses mencapai tujuan.

Sedangkan penelitian, menurut Kartini Kartono (1990:20) “Merupakan

suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi

terhadap kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan dalam memakai metode-

metode ilmiah.”

Atas dasar kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

metodologi penelitian adalah ilmu yang membahas tentang cara kerja untuk

memahami objek/peristiwa dengan memakai pendekatan ilmiah.

Adapun bagian-bagian metodologi yang digunakan untuk memandu

penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Mijen II Jebres

Surakarta khususnya kelas I yang beralamat di Jalan Kalimadahan Nomor 50

kelurahan Jagalan, kecamatan Jebres, kota Surakarta yang terdiri dari 6 kelas

dengan jumlah siswa dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Dari

data yang diperoleh pada tahun pelajaran 2003/2004 jumlah siswa 145 sampai

dengan tahun pelajaran 2007/2008 memiliki total siswa 197 siswa.

Adapun pertimbangan-pertimbangan yang mendorong melakukan

penelitian dilokasi tersebut adalah:

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Terdapat masalah yang menarik untuk diteliti terutama bagi siswa kelas satu

yang seringkali mengalami kesulitan belajar membaca permulaan.

b. Membaca permulaan sering menjadi problem bagi siswa kelas I di SD Negeri

Mijen II

c. Data yang dibutuhkan cukup tersedia untuk dilakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk proses penelitian ini sampai mendapatkan

hasil adalah semester genap tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 dari bulan

Pebruari 2008 sampai dengan bulan Nopember 2009 dengan rincian sebagai

berikut:

a. Minggu pertama bulan Pebruari 2008 konsultasi judul skripsi.

b. Minggu ketiga bulan Pebruari 2008 pengajuan proposal skripsi.

c. Minggu pertama bulan Maret 2008 pengesahan proposal skripsi.

d. Minggu keempat bulan Maret 2008 mengurus perijinan skripsi.

e. Minggu pertama bulan April sampai minggu pertama bulan Juni 2008

pengumpulan data.

f. Minggu pertama bulan Juli 2008 sampai dengan minggu kedua bulan Oktober

2009 Analisis data.

g. Minggu ketiga bulan Nopember 2009 penyusunan pelaporan.

h. Minggu kelima bulan Desember 2009 ujian skripsi.

i. Minggu kelima bulan Desember 2009 perbaikan dan penggandaan laporan.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan paradigma

guru sebagai peneliti. Hal ini disebabkan sangat besarnya peran guru itu sendiri

dalam proses penelitian. Dalam hal ini Penelitian tindakan kelas yang dilakukan

untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas dimana guru terlibat

langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Strategi Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan model siklus menurut Mc. Toggart

dalam Basuki Wibowo (2003:17). Dalam hal ini menggunakan tiga siklus dengan tahapan-tahapan siklus masing-masing adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. a. Siklus I Meliputi: 1) Perencanaan. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana pembelajaran, pembuatan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan merancang alat evaluasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan termasuk penggunaan media, dan melakukan evaluasi pembelajaran. 3) Observasi Tahapan ini adalah tahapan mengisi lembar observasi dari hasil pengamatan yang dilakukan. Pengamatan dilakukan oleh guru sebaya atau teman sejawat atau bertindak sebagai observer. 4) Refleksi Tahapan ini adalah tahapan dimana data dikumpulkan guna mengetahui seberapa jauh pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam tahapan perencanaan. Selanjutnya data ini dianalisis. b. Siklus II Meliputi: 1) Perencanaan Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana Pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan merancang alat evaluasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat dalan RPP, menggunakan media pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan,

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

serta mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat evaluasi yang telah dibuat. 3) Observasi

Pada tahapan ini digunakan untuk mengisi lembar observasi dari

pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

4) Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkn data

kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui sejauh mana pencapaian

dan perkembangan kemajuan dari siklus I dibandingkan dengan siklus II.

c. Siklus III Meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat Rencana

Pelaksanaan Pembalajaran (RPP), menyiapkan lembar observasi, dan merancang

alat evaluasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah dibuat dalan RPP, menggunakan media pembelajaran

untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan,

serta mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat

evaluasi yang telah dibuat.

3) Observasi

Pada tahapan ini digunakan untuk mengisi lembar observasi dari

pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

4) Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkn data

kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui sejauh mana pencapaian

dan perkembangan kemajuan dari siklus II dibandingkan dengan siklus III.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

C. Sumber Data

Menurut HB. Sutopo (1990:2) “Sumber data penelitian dapat berupa

manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen, dan arsip serta berbagai benda

lain.”

Peneliti ini menggunakan berbagai sumber data. Adapun sumber data yang

digunakan adalah:

1. Informan yang terdiri dari Guru kelas I, Guru sejawat, kepala sekolah dan

seluruh karyawan SD Negeri Mijen II tersebut.

2. Dokumen diperoleh dari nilai membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

pada setiap akhir pembelajaran.

3.Arsip berupa kurikulum 2006 tentang Standart ISI kelas I.

4.Test hasil belajar

D. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode atau tehnik

mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan.

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas

maka tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah;

1. Observasi, adalah “Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung”

(Muhamad Ali, 1985:19). Jadi tehnik ini untuk mengamati aktivitas objek

maupun kondisi setting penelitian, baik formal maupun non formal. Dalam

penelitian ini yang diamati adalah keaktifan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran membaca permulaan melalui permainan bahasa.

2. Tes hasil belajar adalah “Pengukuran yang dapat memberikan gambaran

secara lengkap terhadap kemajuan, keberhasilan dan kebutuhan belajar siswa”

(Routman, 1991:307). Dalam tehnik pengumpulan data yang menggunakan

tehnik test hasil belajar membaca permulaan dengan permainan bahasa

dilakukan dengan cara melakukan test pengukuran sebelum dan sesudah

tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III yang mana masing-masing

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

siklus tiga kali pertemuan. Setiap akhir pertemuan selalu mengadakan tes

formatif.

3. Analisis dokumentasi. Informasi dokumenter sangat relevan dengan semua

bentuk studi kasus, sehingga metode ini juga menjadi salah satu acuan

pengumpulan data pada penelitian. Dalam penelitian ini dokumen diperoleh

dari nilai formatif membaca permulaan dengan permainan bahasa untuk data

sebelum dan sesudah tindakan.

4. Perekaman. Menurut H.B Sutopo (1996:71) alat kamera foto, film, vidio

sering digunakan didalam penelitian karena bisa membantu didalam

pengumpulan data. Perekaman yang berupa foto-foto untuk mengetehui secara

tehnis pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan melalui permainan

bahasa.

E. Tehnik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan, sehingga analisa data

tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Moleong (2002: 103). Analisa

data adalah “proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori

dan satuan uraian dasar hingg dapat ditemukan tema dan dirumuskan

hipotesis.kerja seperti yang disarankan oleh data”. Jadi analisa data diperoleh

dengan mengorganisasikan dan mengurutkan data tersebut ke dalam kelompok

tertentu.

Penelitian ini menggunakan analisis data model interactif (Intractive of

Analysis). Menurut Miles dan Huberman yang dikutip H.B Sutopo (2002:94)

bahwa” Analisis data terdiri dari empat komponen pokok yaitu pengumpulan data,

reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Ketiga hal tersebut

merupakan sesuatu yang menjalin dalam bentuk yang sejajar untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis.”

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Pengumpulan Data

Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data, sesuai dengan

tehnik pengumpulan data seperti dikemukakan di atas, maka pengumpulan data

dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan observasi, tes hasil belajar, analisis

dokumentasi, dan perekaman kamera foto. Seluruh data yang terkumpul dari

berbagai sumber data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Analisis data dapat

dilakukan sejak pengumpulan data awal, analisis data akhir, dan penarikan

kesimpulan.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penilaian, pemusatan perhatian kepada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan tertulis yang diperoleh di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus

menerus sampai laporan akhir tersusun lengkap. Dalam proses penilaian, nilai

yang diperoleh selanjutnya dibuat data frekuensi, dibuat grafik, dan membuat

prosentase ketuntasan belajar dari sebelum tindakan, tindakan pada siklus I

sampai dengan siklus III.

3. Sajian Data

Penyajian data bertujuan untuk mengorganisir informasi secara

sistematis yaitu penyajian data nilai, tabel data frekuensi nilai, grafik nilai,

rekapitulasi nilai rata-rata dan prosentase nilai ketuntasan. Hal ini untuk

mempermudah penelitian dalam menggabungkan dan merangkai keterkaitan

dalam menyusun penggambaran proses serta memahami fenomena yang ada pada

obyek penelitian. Melalui penyajian data akan memungkinkan peneliti untuk

menginterpretasikan fenomena-fenomena tersebut.

4. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, peneliti bisa menarik kesimpulan.

Kesimpulan mula-mula belum jelas dan masi bersifat sementara, kemudian

meningkat sampai pada kesimpulan yang mantap, yaitu pernyataan yang telah

memiliki landasan yang kuat dari proses analisis data yang dilakukan. Data yang

diperoleh dari hasil observasi, tes hasil belajar, analisis dokumentasi, dan

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

perekaman yang berupa foto-foto dapat ditarik kesimpulan, sehingga diproleh

kesimpulan yang mantap.

Prosedur analisis dengan model analisis interaktif dapat ditunjukkan

dengan bagan pada gambar 2:

Gambar 2: Bagan Tehnik Analisis Data

F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan yang ditempuh dalam penelitian

dari awal sampai akhir. Dalam kegiatan ini dimulai sejak pembuatan proposal penelitian, mengurus perijinan, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisis data dan pembuatan laporan serta penggndaan laporan. Prosedur penelitian ini dimulai dengan analisis awal, kemudian dilanjutkan anaisis data akhir dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri atas siklus-siklus engan 4 langkah sebagai berikut:

1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Pelaksanaan tindakan dari rencana pembelajaran yang dibuat. 3. Observasi proses dan hasil dari pelaksanaan tindakan atau proses

pembelajaran. 4. Refleksi dengan melakukan perbandingan keadaan siswa sebelum siklus

dan sesudah siklus.

Pengumpulan Data Sajian Data

Reduksi Data Penarikan Kesimpulan

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sumber Wibowo (2003:17) Gambar 3 : Bagan Prosedur Penlitian

Refleksi

Rencana I

Rencana II

Refleksi

Observasi

Siklus II Tindakan II

Tindakan I

Observasi

Siklus I Rekomendasi Tindakan III Siklus III

Rencana III

Observasi

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Sekolah Dasar Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta didirikan

pada tahun 1985 dengan Instruksi Presiden No. Pada awalnya SD Negeri Mijen II

ini belum memiliki banyak peserta didik. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor

diantaranya adalah lokasi SD Negeri Mijen II ini berdekatan dengan sekolah lain

sehingga tingkat kompetisi untuk merekrut siswa baru sangatlah tinggi. Selain itu

faktor sarana dan prasara yang masih serba terbatas juga turut andil dalam

persaingan untuk mendapatkan siswa yang lebih banyak.

Seiring dengan perjalanan waktu SD Negeri Mijen II yang berlokasi di jalan

Kalimadahan NO. 50 kelurahan Jagalan, kecamatan Jebres Kota Surakarta turus

melakukan pembenahan. Diawali dengan pembenahan menejemen dan

kelengkapan sarana prasarana dibawah kepemimpinan ibu kepala sekolah yaitu Ibu

Tiek Suparti SD Negeri Mijen II mengalami kemajuan-kemajuan. Kemajuan yang

tampak adalah pada kelengkapan administrasi sekolah yang relatif tertib dari tahun

ke tahun., sehingga pernah mendapatkan juara kelengkapan administrasi tingkat

kecamatan. Ibu Tiek Suparti memimpin SD Negeri Mijen II pada periode tahun

1985 – 1998.

Setelah beliau purna digantikan oleh bapak Ngalim Ahmadi yang

memimpin dari tahun 1998-2002. Di bawah kepemimpinan bapak Ngalim ini SD

Negeri Mijen II tampakya cukup stabil dalam hal kualitas dan SDM. Mutasi dan

purna adalah hal biasa terjadi dalam kedinasan. Setelah kurang lebih empat tahun

bapak Ngalim memimpin akhirnya karena faktor usia beliau harus purna tugas

digantikan oleh ibu Eni Jatmikaningtyastuti.

Di bawah kepemimpinan Ibu Eni SD Negeri Mijen II masih terus berjuang

untuk dapat menghasilkan output yang baik. Sehingga melaui perjuangan yang

cukup melelahkan SD Negeri Mijen II berhasil meraih ranking sepuluh besar.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tingkat kecamatan untuk kelulusannya. Perlu disampaikan juga bahwa Ibu Eni juga

merangkap jabatan kepala sekolah di SD Negeri Mijen I yang mana lokasinya

persis berhadapan dengan lokasi SD Negeri Mijen II. Dari hasil lulusan yang cukup

menggembirakan karena masuk sepuluh besar tingkat kecamatan tentunya menjadi

angin segar bagi SD Negeri Mijen II untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat

sekitar. Sehingga SD Negeri Mijen II mengalami kemajuan dalam pendaftaran

siswa baru. Ibu Eni memimpin dari tahun 2002-2003.

Sebagai pengganti Ibu Eni adalah Ibu Ch. Th. Supriyati, S. Pd. Di bawah

kepemimpinan beliau inilah SD negeri Mijen II semakin mengalami kemajuan-

kemajuan dari hasil lulusan yang semakin meningkat sampai pada keberhasilan

meraih juara dalam beberapa event lomba baik lomba pekan seni, mapsi, dan

dibidang kepramukaan. Tidak heran jika pendaftaran siswa baru semakin

mengalami peningkatan. Sehingga dari tahun ke tahun SD Negeri Mijen II selalu

bertambah jumlah siswanya. Dari data yang diperoleh pada tahun pelajaran

2003/2004 jumlah siswa kelas I sampai dengan kelas VI 112 siswa hingga tahun

pelajaran 2007/2008 jumlah siswa mengalami peningkatan menjadi 197 siswa.

Dengan bertambahnya pendaftaran siswa baru ini secara langsung maupun

tidak langsung jumlah siswa kelas I pastinya bertambah. Dari data yang diperoleh

pada tahun pelajaran 2003/2004 siswa kelas I hanya berjumlah 27 siswa hingga

tahun 2007/2008 siswa kelas I menjadi 44 siswa. Dengan bertambahnya siswa

kelas I, maka permasalahan-permasalahan yang ada pun semakin kompleks.

Terutama masalah pembelajaran membaca permulaan guru sering kali mengalami

masalah dalam hal metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan

siswa. Selain dari itu kelengkapan sarana dan prasarana demi kemajuan yang

menunjang kelancaran proses pembelajaran juga sangat penting untuk diutamakan.

Namun dengan berbekal kesungguhan dan loyalitas dari pihak menejemen,

guru dan peran serta masyarakat masalah pembelajaran dapat diatasi. Demikian

kesungguhan pihak menejemen sekolah dibawah kepemimpinan Ibu Ch.Th.

Supriyati, S. Pd. Beliau menjabat kepala sekolah dari tahun 2003 – 2008. Tepatnya

bulan April 2008 beliau dimutasi ke SD Negeri Gandekan. Sebagai pengganti Ibu

Pri adalah Ibu Sri ramtini, S. Pd. Yaitu periode tahun 2008-sekarang.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Daftar Kepala SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Surakarta Beberapa kepala sekolah yang pernah dan masih menjabat di SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Surakarta dari tahun 1985 sampai sekarang adalah dipaparkan pada tabel 1:

No. Nama Kepala Sekolah Periode Tahun

1. Tiek Suparti 1985 - 1998

2. Ngalim Ahmadi 1998 - 2002

3. Eni Jatmikaningtystuti 2002 - 2003

4. Ch.Th. Supriyati, S. Pd. 2003 – 2008

5. Sri Ramtini, S. Pd. 2008 - Sekarang

Tabel 1. Tabel Daftar Kepala SD Negeri Mijen II kec. Jebres Surakarta

3. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Mijen II Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kecamatan Jebres. Tahun berdiri : 1 Juli 1984 Nomor Induk Sekolah : 100370 Nomor Statistik Sekolah : 101036104066 Kecamatan : Jebres Kota : Surakarta Provinsi : Jawa Tengah b. Kepala Sekolah : Nama : Sri Ramtini, S.Pd. N I P : 131442368 Pangkat/Golongan : Pembina /IV A c. Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir Tahun 2003/2004 jumlah siswa 155 siswa Tahun 2004/2005 jumlah siswa 154 siswa Tahun 2005/2006 jumlah siswa 172 siswa

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tahun 2006/2007 jumlah siswa 189 siswa Tahun 2007/2008 jumlah siswa 191 siswa d. Keadaan Guru

Guru tetap (Pegawai Negeri Sipil) 9 orang

Guru Calon Pengawai Negeri Sipil (Capeg) 1 orang.

Guru Tidak Tetap (GTT) 3 orang

Penjaga 1 orang

e. Keadaan Gedung dan Lingkungan Sekolah

Ruang kelas 6 ruang

Ruang guru atau kantor 1 ruang

Ruang Perpustakaan tidak ada

Ruang agama Kristen dan Katholik 1 ruang

Kantin sekolah 1 lokal

WC guru 1 lokal

WC murid 2 lokal

Rumah Dinas Penjaga 1 lokal

Rumah dinas guru 2 lokal

Luas halaman 676 meter persegi.

Luas Bangunan 804 meter persegi

Luas tanah 1480 meter persegi.

f. Visi SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Unggul dalam prestasi, terampil dan berbudi luhur

g. Misi SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta

1) Melaksanakan pembimbingan secara efektif dan operasional.

2) Membimbing siswa untuk melaksanakan ajaran agama

3) Mengembangkan potensi siswa untuk berprestasi.

4) Meningkatkan kedisiplinan warga sekolah

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

4. Data Personal Siswa Tahun Pelajaran 2007/2008 SD Negeri Mijen II

Data personal siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Mijen II Kecamatan Jebres

Kota Surakarta tahun pelajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut:

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 6 1. Kelas I 12 8 20 2. Kelas II 16 26 42 3. Kelas III 20 13 33 4. Kelas IV 17 12 29 5. Kelas V 15 10 25 6. Kelas VI 15 5 20

Jml 6 104 87 191 Tabel 2. Daftar siswa –siswi SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

B. Deskripsi Sebelum Tindakan

Dalam kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, metode yang

digunakan guru dalam pembelajaran membaca permulaan yaitu dengan

menggunakan metode mengeja. Peneliti menemukan bahwa siswa yang diajar

membaca dengan menggunakan metode mengeja, kemampuan membacanya pada

umumnya rendah. Dalam tes membaca untuk siswa kelas I banyak anak yang

terlalu sibuk mengeja dan menyuarakan huruf –huruf, sehingga tidak memahami

makna kata.

Mereka juga mengalami kesulitan dalam terutama untuk mengeja atau

membaca kata-kata yang menggunakan konsonan atau vokal rangkap misalnya

bendera, mengganggu, kerbau dan lain-lain. Kesibukan mengeja menghambat

kemampuan mereka untuk memahami kalimat atau cerita yang dibacanya. Akibat

selanjutnya adalah siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan mengenai isi

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

cerita. Kalau guru mengajar siswa dengan metode mengeja sesuai dengan bunyi

abjad i…. b… u sebenarnya banyak anak yang menjadi bingung, mengapa dibaca

“ibu” bukan “ibeu”, begitu pula kalau diajarkannya dengan bunyi “i…eb…u

mengapa menjadi “ibu” bukan “iebu”.

Tingkat kesulitan bagi siswa lebih tinggi lagi untuk kata-kata “menyanyi”,

“menyiapkan” dan seterusnya. Akibat dari berbagai ksulitan tersebut, kecepatan

membaca dan pemehaman siswa sangat rendah. Kebiasaan mengeja juga bisa

terbawa sampi dewasa. Pengenalan huruf memang perlu, tetapi penekanan pada

mengeja lebih banyak merugikan.

Suasana kondisi awal sebelum diadakannya tindakan pembelajaran

membaca permulaan dengan permainan bahasa.

C. Deskripsi Tindakan

Dalam hal ini dibahas mengenai beberapa hal yaitu siklus I, siklus II, dan

siklus III.

1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada bulan Mei minggu

ke-1 tepatnya 6 Mei 2008. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri atas Perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala

sekolah bahwa peneliti akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengn

judul Peningktan Membaca Permulaan melalui Permainan Bahasa pada Siswa

Kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2007/2008.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Standart Isi mata pelajaran Bahasa

Indonesia maka langkah-langkah yang digunakan untuk merancang model

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya tentang membaca permulaan bagi siswa

kelas I adalah sebagai berikut:

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1) Membahas Materi pembelajaran Pada tahapan siklus I materi yang digunakan dalam pembelajaran adalah pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa. Adapun alasan peneliti menggunakan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca permulaan adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran akan lebih bermakna dan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru.

b) Permainan sangat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang mana dunia anak-anak adalah dunia bermain.

c) Mewadahi sebagaian besar siswa. d) Materi yang dikembangkan sesuai dengan standart isi dan harapan siswa

maupun orang tua siswa (masyarakat) terhadap hasil belajar siswa. e) Pertimbangan mengenai ketersediaan sumber belajar dan media pembelajaran

yang ada. 2) Melakukan analisis kompetensi dasar dalam pelajaran Bahasa Indonesia

pada aspek membaca dan hasil belajar yang akan dicapai. 3) Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang akan disampaikan. 4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap perencanaan tindakan yang mana guru mengambil tema lingkungan sekitar. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu tanggal 6, 8, dan 10 Mei 2008 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Adapun standart kompetensi yang diambil dari kurikulum standar isi adalah memahami teks pendek dengan membaca nyaring, kompetensi dasar membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. Indiktornya adalah membaca nyaring (mendengar siswa lain) kata demi kata dalam kalimat sederhana yang mudah dipahami dan dimengerti

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami orang lain. Tujuan pembelajaran dari pembelajaran yang akan dilaksanakan ada 3

tujuan yang harus dicapai atau dikuasai siswa yaitu membaca suku kata yang

dibuat melalui permainan dengan menyusun kartu huruf, membaca kata yang

dibuat melalui permainan dengan menyusun kartu huruf dan kartu suku kata, dan

membaca kalimat yang dibuat melalui permainan dengan menyusun kartu huruf,

kartu suku kata, dan kartu kata sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran ini diawali dengan doa

bersama dipimpin oleh ketua kelas dan diikuti oleh guru dan seluruh siswa dalam

satu kelas. Untuk menumbuhkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran siswa diajak menyanyikan lagu COCOTNY dengan olah

tubuh. Selanjutnya guru menyiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang

akan digunakan berupa kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu kalimat.

Selain itu papan panel dan jarum pentol juga disiapkan untuk kegiatan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga perlu disampaikan kepada siswa agar

siswa mempunyai gambaran tentang apa yang akan disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran maka dalam kegiatan awal ini guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepaa siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan pembagian kelompok yaitu kelas yang terdiri

dari 20 siswa yang memiliki kesulitan belajar membaca permulaan dibagi menjadi

5 kelompok terdiri 4 siswa. Masing-masing kelompok diberi kartu huruf, kartu

suku kata dan kartu kata. Masing-masing kelompok berkumpul sesuai dengan

kelompoknya. Guru memberi informasi tentang cara-cara yang harus dilakukan

oleh masing-masing kelompok dalam melakukan kegiatan pembelajaran membaca

permulaan dengan permainan bahasa yaitu masing-masing kelompok berlomba

menyusun kartu-kartu huruf menjadi suku kata misalnya: ma,mi, mu, na, ni, nu, ba,

bi, bu dan seterusnya. Guru membatasi waktu untuk menyusun kartu huruf yang

dijadikan suku kata tersebut. Kelompok yang paling banyak dapat menyusun suku

kata mendapatkan reward.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Selanjutnya kelompok yang dapat menyusun suku kata paling banyak

membacakan hasil pengumpulan suku kata tersebut dengan membacanya secara

bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok. Ternyata setelah dilakukan kegiatan

tersebut kelomok II yang paling banyak mengumpulkan suku kata maka kelopok II

yang mendapatkan reward.

Pada saat masing-masing kelompok telah memiliki suku kata, guru memberi tugas berikutnya kepada masing-masing kelompok untuk menyusun kartu huruf yang telah disusun tadi menjadi kata-kata yang bermakna. Untuk mengerjakan tugas ini guru membagikan papan panel dan jarum pentol kepada masing-masing kelompok, lalu masing-masing kelompok tersebut menyusun suku kata menjadi kata yang memiliki arti atau makna pada papan panel yang telah dibagikan. Setelah batas waktu yang telah ditentukan habis masing-masing kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya serta menghitung berapa jumlah kata yang dapat disusun oleh masing-masing kelompok tersebut. Setiap kata yang dapat tersusun maka diberi bintang. Selanjutnya kelompok yang paling banyak menyusun kata yang memiliki makna akan mendapatkan reward atau bintang paling banyak. Ternyata setelah kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan, kelompok yang paling banyak mengumpulkan bintang atau reward adalah kelompok III. Akhir dari kegiatan pembelajaran ini adalah guru mengadakan evaluasi dengan cara membaca satu persatu bacaan sederhana yang dibuat oleh guru. Berikutnya guru melakukan penilaian dengan pedoman penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.

2) Pertemuan II Pada pertemuan kedua ini kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Setelah selasai berdoa guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran yaitu berupa gambar-gambar binatang, buah dan benda-benda yang sudah familier dengan anak. Agar siswa memiliki gambaran tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan maka guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Burung Kutilang.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Burung Kutilang Di pucuk pohon cemara, burung kutilang bernyanyi Bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu-jemu Mengangguk-angguk sambil bernyanyi Trili..li..li…li…lili..li..li.

Selanjutnya memasuki kegiatan inti yaitu guru menunjukkan sebuah

gambar ayam kepada siswa dan menanyakan: “ Ini gambar apa anak-anak ?” siswa

menjawab: “Gambar ayam.” Selanjutnya guru menempelkan gambar di papan

panel dan menempelkan tulisan ayam di bawah gambar. Guru membagi kelas

menjadi empat kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima orang.

Masing-masing kelompok diberi kartu kata yang sama antara kelompok yang satu

dengan kelompok lain. Guru memasang gambar di papan panel yang telah

disiapkan untuk masing-masing kelompok. Lalu papan panel tersebut ditempeli

dengan gambar-gambar yang sesuai dengan kartu kata yang dibawa siswa.

Perwakilan dari masing-masing kelompok menempelkan kartu kata yang sesuai

dengan gambar yang ditempel guru dengan cara adu cepat.

Setelah permainan untuk satu siswa selesai dilanjutkan oleh anggota

kelompok lainnya dengan cara yang sama sampai semua anggota kelompok

mendapatkan giliran. Untuk memulai setiap anggota kelompok harus menunggu

aba-aba dimulai. Pada permainan ini dilakukan penyekoran dengan cara anggota

kelompok yang menjawab benar diberi point kelompok yang paling banyak

mengumpulkan point dinyatakan sebagai pemenang dan diberi hadiah.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah kata-kata yang telah diketahui

siswa dari hasil permainan tadi dibuat kalimat sederhana. Siswa yang telah selesai

membuat kalimat supaya mengacungkan jari selanjutnya membacakan kalimatnya

tersebut di depan kelas dengan suara nyaring dan menuliskan kalimat tersebut di

papan tulis. Kegiatan ini dilakukan sampai tertulis 5 – 10 kalimat di papan tulis

yang dibuat oleh siswa. Kalimat yang telah tertulis di papan tulis dibaca secara

klasikal dilanjutkan secara individu atau satu persatu siswa maju ke depan kelas

membaca kalimat tersebut.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir pembelajaran ini guru

mengadakan evaluasi dengan tujuan mengetahui daya serap siswa terhadap materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu dengan cara memberi soal-soal yang

berupa gambar-gambar siswa ditugasi untuk menuliskan kata yang sesuai dengan

gambar tersebut selanjutnya membacakan di depan guru. Guru melakukan

penilaian terhadap siswa yang maju membacakan kata-kata yang sesuai dengan

gambar. Sebagai tidak lanjut guru memberi PR (tugas rumah ) yaitu membaca

bacaan sederhana yang dibuat guru untuk dibaca di rumah. Kegiatan pembelajaran

ditutp dengan menyanyikan lagu “Kelinciku” Secara bersama-sama supaya siswa

fress kembali.

3) Pertemuan III

Pertemuan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2008 ini diawali

dengan berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Setelah doa selasai guru

menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran yang

berupa kartu huruf, kata yang dituliskan pada kertas karton yang bertuliskan nama-

nama hewan atau buah yang sudah dikenal siswa. Selanjutnya guru menanyakan

kepada siswa siapa yang bersedia membacakan puisi ke depan kelas. Puisi tersebut

berjudul “Buah Tomat.” Agar siswa mempunyai gambaran tentang apa yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini maka guru

menyampaikan tujuan pembalajaran dan mengulang sedikit tentang pelajaran pada

pertemuan II yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan disampaikan.

Pada kegiatan inti guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan kartu huruf

lalu menempel sebuah gambar di papan tulis atau papan panel. Tugas siswa adalah

menyusun kartu kartu huruf menjadi kata yang sesuai dengan gambar yang

ditempel oleh guru. Kemudian disusul oleh gambar-gambar berikutnya. Guru

berkeliling kelas untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa memberikan reward bagi

siswa yang benar dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Beberapa siswa

yang telah benar merangkai huruf menjadi kata tersebut supaya menempel ke

papan panel atau papan tulis selanjutnya dibaca dengan suara nyaring.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kegiatan selanjutnya siswa diajak ke halaman sekolah. Kelas dibagi

menjadi dua kelompok, sementara itu guru menyiapkan alat peraga yang berupa

kata-kata yang tertulis diatas kertas karton. Kelopok pertama kata-kata tentang

nama-nama hewan sedangkan kelompok lainnya kata yang berkaitan dengan nama-

nama buah. Permainan dimuali dari kelompok pertama . kata yang tertulis di atas

karton diletakkan di atas tanah membentuk sebuah lingkaran. Salah satu perwakilan

dari kelompok maju memulai permainan dengan instrusi guru yaitu guru atau siswa

yang diberi tugas menyebutkan salah satu kata yang tertulis di atas karton,

perwakilan kelompok melompat pada kata yang disebutkan tadi. Selanjutnya

disusul kata berikutnya dan perwakilan kelompok harus melompat pada kata yang

disebutkan. Jika lompatannya benar akan mendapatkan satu point, jika salah point

nol. Begitu juga kelompok yang satunya juga melakukan permainan denga cara

yang sama tetapi kata yang tertulis tentang nama-nama buah. Setelah selesai tulisan

ditukar dengan lawan kelompoknya. Permainan selesai selanjutnya penghitungan

point. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan point di beri reward.

Pada akhir kegiatan guru mengadakan evaluasi dengan tujuan umtuk

mengetahui seberapa besar materi pembelajaran membaca permulaan dengan

permainan bahasa dapat diserap oleh siswa. Evaluasi berupa membaca bacaan

sederhana dengan suara nyaring. Dilakukan secara individu lalu dulakukan

penilaian sesuai dengan pedoman penilain yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Observasi

Dalam tahap observasi ini dibagi menjadi 2 yaitu (1) Aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran da (2) Hasil tes (evaluasi).

1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat dalam pembelajaran

membaca permulaan dengan permainan bahasa mengalami kemajuan dibanding

dengan sebelum ada tindakan. Pada siklus I pertemuan I keaktifan anak dalam

mengemukakan pendapat yang aktif mencapai 65% sedangkan yang tidak aktif

35%. Pada pertemuan II siswa yang aktif mengemukakan pendapat sebesar 80%

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dan yang tidak aktif sebesar 20%. Jika dilihat dari data yang diperoleh dalam

lembar observasi jelas dapat dibaca adanya perkembangan positif pada diri siswa

dalam mengemukakan pendapat, artinya siswa lebih memiliki keberanian dalam

mengungkapkan pendapat. Hal ini disebabkan siswa mulai merasa nyaman dengan

suasana kelas yang kondusif. Bahkan pada pertemuan III prosentase dari siswa

yang aktif mengemukakan pendapat sebesar 90% dan siswa yang tidak aktif

sebanyak 2 anak atau 10%.

Dalam menjawab pertanyaan dari guru, siswa selalu diarahkan menjawab

dengan jawaban yang benar. Sebagaian besar dari siswa sangat aktif dalam

menjawab pertanyaan dari guru. Dari pertemuan ke pertemuan keaktifan siswa

dalam menjawab pertanyaan dari guru juga mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Terbukti dari hasil observasi menunjukkan : pada pertemuan I siswa

yang aktif dalam menjawab pertanyaan guru ada 15 siswa atau 75%, sedangkan

yang tidak aktif ada 5 siswa atau 25%, pada pertemuan II terjadi peningkatan

aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan yaitu siswa yang aktif mencapai 90%

atau 18 anak sedangkan yang tidak dapat menjawab pertanyaan 2 anak atau 10%.

Adanya peningkatan yang cukup signifikan kemungkinan siswa tidak merasa takut

dan canggung dalam menjawab karena dari awal guru sudah menyampaikan agar

siswa lebih berani dalam menjawab pertanyaan dan kalau diperlukan siswa harus

berani bertanya kepada guru bagian-bagian yang belum jelas.Untuk pertemuan III

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru stagnan artinya

prosentasenya sama dengan prosentase pada pertemuan II. Itu pun siswa yang tidak

aktif tidak sama dengan pertemuan sebelumnya. Justru hal ini menandakan bahwa

secara umum keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan guru sudah dapat

dikatakan berhasil, tidak ada satu pun siswa yang tidak berani menjawab. Selain

siswa telah memiliki keberanian hal lain yang juga menjadi penyebab keaktifan

siswa adalah siswa sudah semakin memahami materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru.

Untuk membangkitkan semangat belajar bagi siswa dan menghilangkan

kejenuhan serta melatih siswa untuk hidup rukun, saling bekerja sama, dan melatih

menyelesaikan masalah siswa diberi tugas kelompok. Dalam melaksanakan tugas

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kelompok, guru menilai tentang kreativitas dan inisiatif siswa dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. Prosentase dalam melaksanakn

penilaian keaktifan siswa dalam mengambil inisiatif dalam kelompok pada siklus I

semakin meningkat pada tiap-tiap pertemuan.Dari ketiga pertemuan yang

dilaksanakan pertemuan I prosentasenya siswa yang aktif mengambil inisiatif

dalam kelompoknya sebanyak 15 siswa atau 75% dan siswa yang tidak aktif

sebanyak 5 siswa atau 25%, untuk pertemuan II inisiatif siswa dalam kelompoknya

meningkat menjadi 17 siswa atau 85% yang aktif sedangkan yang tidak aktif 15%.

Semakin siswa merasa menikmati dan merasa nyaman dalam kegiatan

pembelajaran kebebasan siswa untuk mengambil inisiatif dalam kelompok semakin

baik. Siswa sudah tidak ada ketakutan jika menjawab salah karena kesalahan akan

dijadikan perbedaan pendapat yang wajib dihargai. Pada pertemuan III semakin

tampak keaktifan siswa dalam mengambil inisiatif dalam kelompoknya yaitu

sebesar 18 siswa atau 90% sedangkan yang tidak aktif 2 siswa atau 10%.

Pada akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi atau memberi tugas

untuk dikerjakan siswa secara individu yang akan digunakan sebagai komponen

penilaian. Evaluasi ini akan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan siswa

maupun guru dalam kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Untuk

mengetahui prosentase keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas pada tiap-tiap

pertemuan adalah sebagai berikut: pertemuan I siswa yang aktif dalam

menyelesaikan tugas sebanyak 19 siswa atau 95% dan yang tidak aktif

mengerjakan tugas 1 siswa atau 5%. Pada pertemuan II ternyata prosentase

keaktifan siswa masih sama dengan prosentase pada pertemuan I yaitu siswa yang

aktif menyelesaikan tugas 95% dan yang tidak aktif 5%. Dari hasil observasi pada

pertemuan I dan pertemuan II ternyata terdapat satu siswa yang sama tidak dapat

menyelesaikan tugas. Prosentase keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas pada

pertemuan III adalah siswa yang aktif telah mencapai 100% dan yang tidak aktif

0%, artinya seluruh siswa telah aktif menyelesaikan tugas pada pertemuan III.

Prosentase dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas semakin meningkat dalam tiap –tiap pertemuan, siswa juga dapat mengikuti dan memahami pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa dengan baik. Mereka

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

merasa senang karena mereka dapat belajar sambil bermain. Guru berusaha untuk memformulasikan kesenangan anak bermain dengan kegiatan pembelajaran tanpa mengurangkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan melakukan observasi dapat pula diketahui suasana dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa sesuai dengan kebutuhan siswa pada setiap pertemuan.

Disisi lain dari terpenuhinya harapan tentang aktivitas siswa ini memang ada hal yang sering kali jadi kendala bagi guru, karena untuk mendapatkan respon tersebut tentunya guru harus melakukan persiapan yang lebih detail dan kreatif, seperti penyusunan RPP yang mengandung permainan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Juga memilih dan mempersiapkan media atau alat peraga yang sesuai. Hal ini akan lebih menjadi kendala bilamana media atau alat peraga tersebut harus diadakan dengan cara membeli.

2) Hasil tes (evaluasi) Untuk mengetahui hasil prestasi siswa pada akhir pembelajaran diadakan

tes membaca. Hasil tes ini digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran selasai dilaksanakan. Hasil tes juga dapat digunakan mengukur kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas sehingga tidak ada ketergantugan dengan anggota kelompok.

Berdasarkan hasil tindakan pada pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa dan analisis data yang diperoleh, perkembangan dan aktivitas pembelajaran siswa semakin meningkat. Peningkatan pembelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan, antara lain: a) Siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b) Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan tugas guru c) Siswa kreatif dan dapat bekerja sama dalam tugas kelompok. d) Motivasi siswa meningkat pada waktu proses pembelajaran berlangsung e) Siswa tepat waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Untuk mengetahui perkembangan siswa dan peningkatan prestasi pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa siswa kelas I SD Negeri Mijen II sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan pada siklus I disajikan pada tabel 3:

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Ulangan Membaca sebelum dilakukan tindakan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Lingkungan Kelas/Semester : I/II Waktu : 3 x pertemuan @ 2 X 35 menit

No.

Nama Siswa

Tema Lingkungan Rata-rata2 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1. Imron Wijanarko 60 55 60 58,3

2. Rahmat Nur Wahyu B. P 60 60 60 60,0

3. Afni Dini Afi Yanti 65 50 60 58,3

4. Ajeng Eka Saputri 50 45 50 48,3

5. Andika Tri Sugiyarto 40 50 45 45,0

6. Arif Adi Pamungkas 65 50 55 56,7

7. Bayu Dewa Saputra 80 70 75 75,0

8. Causa Primadayanti 80 80 85 81,7

9. Devita Noor Angraini 75 70 70 71,7

10. Dimas Ageng S 65 60 65 63,3

11. Dinda Arisandi Samuria 65 60 60 61,7

12. Farhan Adi Fauzan 65 60 60 61,7

13. Indiana Widiarini 70 70 70 70,0

14. Kevin eko Nugroho 60 60 60 60,0

15. Muchlish Waliyullah 60 55 60 58,3

16. Nabila Tri Nurmaemunah 65 65 65 65,0

17. Okta Bagus Pamungkas 45 50 60 51,7

18. Ratna hayu Fitriana W 80 75 70 75,0

19. Ryan Taufiq Arrozaq 60 55 55 56,7

20. Tamam 65 60 60 61,7

Jumlah 1280 1200 1245 1240,1

Rata-rata 64,0 60,0 62,25 62,005

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia aspek membaca siswa kelas I

SD Negeri Mijen II sebelum tindakan tema lingkungan

No. Interval Frekuansi Prosentase Kategori

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

91 – 100 81 – 90 71 - 80 61 – 70 51 – 60 41 – 50 31 - 40 21 – 30 11 – 20 1 - 10

0 1 3 6 8 2 0 0 0 0

0 % 5 % 15 % 30 % 40 % 10 % 0 % 0 % 0 % 0 %

Istimewa Baik Sekali Baik Cukup Hampir Cukup Kurang Kurang Sekali Buruk Buruk Sekali Sangat Buruk sekali

Jumlah 20 100%

Dari table di atas dapat dilihat sebelum guru melaksanakan pembelajaran

membaca permulaan dengan permainan bahasa siswa yang memperoleh kategori nilai istimewa tidak ada atau 0 %, siswa yang mendapatkan kategori nilai baik sekali 1 anak atau 5 %, siswa yang memperoleh kategori nilai baik 3 anak atau 15%, siswa yang memperoleh kategori nilai cukup 6 siswa atau 30%, yang memperoleh kategori nilai kurang 8 siswa atau 40% dan memperoleh kategori nilai kurang sekali 2 siswa atau 10 % dan yang mendapat kategori nilai sangat kurang sekali tidak ada atau 0 % dan seterusnya.

Gambar 4. Grafik nilai sebelum tindakan siklus I Gambar 4. Grafik Nilai Membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Mijen II

sebelum tindakan tema lingkungan

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran membaca permulaan dengan

permainan bahasa diperoleh hasil penilaian sebagai berikut:

0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-1000 0 1 4 3 6 3 2 1 0 20

0

1

2

3

4

5

6

7

0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Pada Siklus I Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Aspek : Membaca Tema : Lingkungan Kelas/Semester : I/II Alokasi Waktu : 3 x pertemuan @ 2 X 35 menit

No Nama Tema Lingkungan Rata- rata Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1 2 3 4 5 6

1 Imron Wijanarko 60 70 60 63,3

2 Rahmat Nur Wahyu B. P 60 70 65 68,3

3 Afni Dini Afi Yanti 70 60 70 66,7

4 Ajeng Eka Saputri 50 50 60 53,3

5 Andika Tri Sugiyarto 40 40 60 46,7

6 Arif Adi Pamungkas 65 65 70 66,7

7 Bayu Dewa Saputra 75 85 90 83,3

8 Causa Primadayanti 100 95 90 95,0

9 Devita Noor Angraini 75 85 85 81,7

10 Dimas Ageng S 70 75 75 73,3

11 Dinda Arisandi Samuria 70 60 65 65,0

12 Farhan Adi Fauzan 70 70 75 71,3

13 Indiana Widiarini 90 85 80 85,0

14 Kevin eko Nugroho 55 70 70 65,0

15 Muchlish Waliyullah 60 60 60 60,0

16 Nabila Tri Nurmaemunah 65 70 75 70,0

17 Okta Bagus Pamungkas 60 60 60 60,0

18 Ratna hayu Fitriana W 70 70 80 73,3

19 Ryan Taufiq Arrozaq 55 55 50 53,3

20 Tamam 60 60 65 61,7

Jumlah 1320 1345 1405 1362,9

Rata-rata 66,0 67,25 70,25 68,145

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia aspek membaca siswa kelas I

SD Negeri mijen II setelah tindakan tema lingkungan siklus I

No. Interval Frekuansi Prosentase Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

91 – 100

81 – 90

71 - 80

61 – 70

51 – 60

41 – 50

31 - 40

21 – 30

11 – 20

1 - 10

1

3

3

9

3

1

0

0

0

0

5 %

15 %

15 %

45 %

15 %

5 %

0 %

0 %

0 %

0 %

Istimewa

Baik Sekali

Baik

Cukup

Hampir cukup

Kurang

Kurang Sekali

Buruk

Buruk Sekali

Sangat Buruk sekali

Jumlah 20 100 %

Dari data di atas dapat dilihat guru dalam melaksanakan pembelajaran

membaca permulaan dengan permainan bahasa mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan tema lingkungan memperlihatkan peningkatan kemampuan membaca siswa

meningkat. Siswa yang memperoleh kategori nilai istimewa ada 1 anak atau 5 %,

siswa yang mendapatkan kategori nilai baik sekali ada 3 anak atau 15 %, siswa

yang mendapat kategori nilai baik ada 3 anak atau 15 %, siswa yang mendapat

kategori nilai cukup ada 9 anak atau 45 %, siswa yang mendapatkan kategori nilai

hampir cukup 3 atau 15 %, sedangkan siswa yang mendapatkan kategori nilai

kurang ada 1 anak atau 5 %. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai di atas

60 adalah 16 anak atau 80 % sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 60 ada 4

anak atau 20 %.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Bila digambar dengan grafik maka akan terlihat seperti pada gambar 5:

Gambar 5 : Grafik Nilai Membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Mijen II

tema lingkungan siklus I

Secara lebih rinci perkembangan peningkatan kemampuan membaca

permulaan dengan permainan bahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi

siswa kelas I SD Negeri Mijen II dengan tema lingkungan dapat dijelaskan pada

tabel 7:

Tabel 7. Rekapitulasi nilai rata-rata membaca permulaan siswa kelas I SD

Negeri Mijen II dengan permainan bahasa sebelum dan sesudah tindakan.

Pert.

Tema Lingkungan

Keterangan Rata-rata sebelum

tindakan

Rata-rata sesudah tindakan

siklusI

I

II

III.

64,00

60,00

62,25

66,00

67,25

70,25

Meningkat

Meningkat

Meningkat

62,005 68,23

0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-1000 0 0 0 1 3 9 3 3 1 20

0123456789

10

0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 8. Prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari 60 sebelum dan

sesudah tindakan pada siklus I

Pert. Tema

Lingkungan

Jumlah siswa yang

memperoleh nilai > 60

Prosentase Keterangan

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

I

II

III

12

6

7

11

12

14

60 %

30 %

35 %

55 %

60 %

70 %

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Rata-rata 41,67 % 61,67 %

Dari table 4 dan 5 dapat dilihat bahwa pembelajaran membaca permulaan

dengan permainan bahasa sebelum dan sesudah tindakan belum menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu peneliti akan melanjutkan

pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa pada siklus II dengan

tema keluargaku.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh dalam lembar observasi yang dilakukan melalui

pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Penggunaan lembar observasi dilakukan

untuk mengetahui tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada

silkus I ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dan ada pula siswa

yang mengalami peningkatan kemampuan membaca. Oleh karena itu harus

dilakukan kegiatan tindak lanjut yaitu siswa yang mengalami kesulitan tersebut

selalu mendapatkan bimbingan secara khusus dan intensif sehingga siswa berhasil

dalam belajarnya. Sebaliknya bagi siswa yang mencapai keberhasilan diberikan

pengayaan agar kemampuan membacanya terus menerus mengalami peningkatan.

Dalam kegiatan pembelajaran guru berupaya menciptakan suasana yang

kondusif agar siswa memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat sehingga

siswa mengeluarkan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Begitu pula agar kegiatan

pembelajaran berlangsung aktif guru selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang merangsang alur pikiran siswa dan selanjutnya diarahkan pada materi

pembelajaran membaca. Dengan demikian siswa akan mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru bahkan akan muncul pertanyaan dari siswa

yang ditujuan kepada guru sebagai hasil dari pemahaman dan pengetahuan baru

yang dimiliki. Meskipun guru telah mengupayakan suasana yang kondusif dalam

proses pembelajaran akan tetapi masih ada siswa yang belum mampu secara aktif

untuk menjawab pertanyaan. Tugas guru di sini adalah terus menerus

membangkitkan motivasi siswa agar mampu menjawab pertanyaan yang duajukan.

Pembelajaran akan lebih memberikan makna kepada siswa apabila sebagian

besar kegiatan dilakukan oleh siswa, maka untuk melatih menghargai pendapat

orang lain, melatih siswa untuk mengambil keputusan dan inisiatif yang positif,

guru memberi tugas untuk kerja kelompok. Kerja kelompok juga dapat memupuk

kerukunan diantara para siswa karena tugas akan dilakukan secara bersama-sama.

Dalam hal ini siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat memberikan bantuan

kepada siswa yang mengalami kesulitan sehingga semua siswa dalam kelompok

dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Pada waktu siswa mengerjakan tugas individu, diharapkan siswa mampu

menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu. Tugas individu

sangat membantu guru untuk mengukur seberapa besar tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan dapat dicapai siswa. Selain itu guru dapat melakukan pengamatan

berkaitan dengan kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

siswa cukup aktif memperhatikan dan melakukan kegiatan permainan bahasa

namun siswa kurang kreatif dan belum menunjukkan inisiatif. Kemampuan siswa

dalam membaca memang meningkat namun masih sedikit siswa yang dapat

memahami isi bacaan sehingga berpengaruh terhadap kemampuan membaca pada

kegiatan evaluasi. Agar lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tema : Lingkungan

1) Pertemuan I

Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung dan merujuk

pada foto 1, siswa yang melakukan kerja kelompok terlihat sangat antusias untuk

menyusun huruf-huruf menjadi suku kata, apalagi setelah guru menginformasikan

bahwa kelompok yang paling banyak menyusun suku kata akan mendapatkan

reward (hadiah). Kompetisi antar kelompok pun menunjukkan suasana kelas sangat

hidup. Memang ada beberapa siswa yang masih canggung dalam mengekspresikan

keberaniannya namun sebagian besar siswa sudah dapat menunjukkan rasa percaya

dirinya terbukti siswa berani maju untuk menempel suku kata maupun kata di

papan panel seperti yang tampak pada foto ke-2. Lebih jelasnya dapat dirujuk pada

lembar observasi pada pertemuan I menunjukkan bahwa prosentase siswa yang

aktif mengemukakan pendapat sebesar 65 % dan yang tidak aktif ada 35 %.

Sehingga belum ada separuh siswa yang aktif berpendapat. Dalam hal ini guru

selalu berupaya untuk mengaktifkan siswa dengan cara memberikan motivasi dan

menciptakan suasana belajar yang kondusif, berusaha untuk dekat dengan siswa

seperti teman. Pada fhoto 3 adalah dokumentasi tentang kegiatan siswa dalam

mengerjakan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan cara memanggil

siswa satu persatu untuk membaca bacaan yang telah disiapkan guru. Bacaan

tersebut dibaca didepan guru, selanjutnya guru melakukan penilaian. Hasil evaluasi

pada pertemuan pertama ternyata sangat menggembirakan dibanding dengan hasil

evaluasi sebelum diadakannya tindakan yaitu nilai rata-rata pertemuan pertama

sebelum tindakan adalah 64,0 sedangkan setelah dilakukan tindakan 66,0 sehingga

nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai

nilai batas ketuntasan belajar kategori nilai cukup yaitu siswa telah mencapai nilai

lebih dari 60 dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari batas ketuntasan

mencapai prosentase 75 %. Dengan demikian data nilai rata-rata kelas yang baru

mencapai 66,00 dan prosentase siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 60 adalah

55 %, maka dapat dikatakan pembelajaran belum berhasil. Perlu diketahui bahwa

soal-soal evaluasi yang diberikan merupakan soal yang masih sederhana sehingga

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

nilai evaluasi untuk pertemuan pertama belum bisa dijadikan ukuran yang valid

tentang keberhasilan pembelajaran. Masih harus menambah tes-tes evaluasi untuk

pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu masih harus merefleksi untuk pertemuan

kedua.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II hasil pengamatan yang diperoleh dari lembar observasi

menunjukkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat mengalami

peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa siswa makin memiliki rasa percaya diri,

maka dapat diperoleh data riil dari lembar observasi mengalami peningkatan

keaktifan siswa yaitu presentase siswa yang aktif mengeluarkan pendapat sebesar

80 % dan siswa yang tidak aktif sebesar 20 %. Meskipun sudah mengalami

peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan tetapi masih harus

ditingkatkan lagi sampai seluruh siswa merasa nyaman dalam mengikuti

pembelajaran tidak ada tekanan dan paksaan dari guru. Selain itu keaktifan siswa

dalam tanya jawab, keatifan siswa dalm mengambil inisiatif dalam kerja kelompok

serta keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas dari pertemuan I ke pertemuan II

menunjukkan perubahan positif. Akan tetapi masih perlu peningkatan agar seluruh

siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru senantiasa

berupaya untuk menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan siswa

diupayakan agar selalu merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.

Evaluasi yang diberikan kepada siswa untuk pertemuan II tingkat

kesulitannya lebih tinggi sehingga jika dilihat hasil prestasi untuk pertemuan II ini

mengalami penurunan dibanding pertemuan I. Meskipun mengalami penurunan

hasil prestasi, hal ini tidak menjadikan masalah. Karena guru akan terus berusaha

untuk merefleksi dan berusaha menemukan permainan-permainan yang

menyenangakan. Adapun hasil preastasi belajar pada pertemuan II ini nilai rata-rata

kelas sebasar 67,25 dan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 60 ada 12 siswa

atau 60 % dari 20 siswa. Sedang siswa yang mendapatkan nilai kurang dari atau

sama dengan 60 ada 8 siswa atau 40 %.

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dalam evaluasi pada pertemuan II ini selain siswa dituntut untuk membaca,

siswa juga harus bisa menuliskan kata-kata yang sesuai dengan gambar yang

disajikan artinya siswa harus memiliki dua kemampuan sekaligus yaitu menulis lau

tulisan tersebut dibaca. Hal itulah yang menyebabkan penurunan prestasi dibanding

pertemuan I.

3) Pertemuan III

Pada pertemuan III siswa lebih aktif, kreatif dan dapat mengembangkan

kemampuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada saat proses

pembelajaran berlangsung siswa begitu aktif dalam melakukan kegiatan permainan

loncat untuk menemukan kata yang diserukan temannya. Pada pertemuan III ini

siswa lebih banyak melakukan aktivitas disbanding aktivitas guru hal ini

dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran guru bukan menjadi pusat (teacher

centris) melainkan siswalah yang menjadi pusat (student centris). Pada evaluasi

yang dikerjakan secara individu di pertemuan III ini adalah test membaca secara

privat, siswa maju satu persatu membaca bacaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Pada pertemuan ini guru berharap agar prestasi atau kemampuan

membaca siswa mengalami perubahan positif dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya. Sehingga diperoleh data dari lembar observasi dari keaktifan siswa

mengeluarkan pendapat, keaktifan siswa dalam Tanya jawab, keaktifan siswa

dalam mengambil inisiatif dalam kelompok siswa yang aktif sebesar 90 % atau 18

anak sedangkan siswa yang tidak aktif sebesar 10 % atau 2 anak. Adapun dalam

kegiatan evaluasi atau keaktifan siswa menyelesaikan tugas siswa yang aktif

mencapai 100 % atau seluruh siswa telah menyelesaikan tugas evaluasinya. Dari

kegiatan evaluasi pertemuan III diperoleh data rata-rata nilai kelas 70,25 dan siswa

yang mendapatkan nilai lebih dari 60 sebanyak 14 anak atau 70 % sedangkan siswa

yang mendapatkan nilai kurang dari sama dengan 60 ada 6 anak atau 30 %.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai

nilai batas ketuntasan belajar kategori nilai cukup yaitu siswa telah mencapai nilai

lebih dari 60 dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari batas ketuntasan

mencapai prosentase 75 %. Oleh karena itu berdasarkan data yang diperoleh dari

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III (siklus I) yang mana peningkatan

kemampuan membaca dengan permainan bahasa mengalami peningkatan

dibanding dengan sebelum adanya tindakan yaitu jika pada saat sebelum tindakan

rata-rata hasil evaluasi adalah 62,005 setelah dilakukan tindakan pada siklus I rata-

rata kelas mencapai 68,145. Hal ini berarti pembelajaran dengan permainan bahasa

dapat dikatakan memberi perubahan yang signifikan meskipun batas ketuntasan

minimal belum tercapai.

Kendala atau hambatan yang ditemui dalam penyusunan RPP, tersedianya

media yang relevan memang bukan persoalan mudah, akan tetapi dapat diatasi

dengan cara guru harus terus menerus belajar dengan mempelajari buku-buku yang

relevan dengan perkembangan siswa.

Oleh karena itu karena pada siklus I kemampuan membaca siswa

mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan maka

agar kemampuan membaca permulaan dengan permainan bahasa mencapai

ketuntasan akan dilanjutkan pada siklus II dengan tema keluarga dengan permainan

yang lebih variatif.

2. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali

pertemuan dimulai pada hari Senin tanggal 19 Mei 2008, adapun tahap

pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan.

Pada hasil refleksi dan evaluasi pada sikuls I yang dilakukan sebanyak 3

kali pertemuan kemampuan membaca siswa mengalami peningkatan dibanding

dengan sebelum adanya tindakan. Oleh karena agar siswa tuntas dalam belajar guru

akan melaksanakan siklus II dengan melakukan perencanaan-perencanaan antara

lain membuat rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk tujuan pembelajaran,

menyiapkan lembar observasi, membuat alat peraga dan penyusun instrumen

evaluasi. Pada siklus II ini akan menggunakan tema keluarga karena keluarga

adalah sesuatu yang paling dekat dengan anak, sehingga pastilah kata-kata dan

kalimat yang gunakan dalam proses atau kegiatan pembelajaran sudah femilier

dengan siswa.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Mengingat hasil analisis pembelajaran pada siklus I ketuntasan belajar

siswa baru mencapai 61,67 %, maka dalam siklus II ini ketuntasan siswa akan

ditingkatkan menjadi 75 % dengan tema yang berlainan yaitu tema aku dan

keluarga. Dalam siklus II ini bertujuan untuk memantapkan perluasan kemampuan

membaca permulaan permulaan dengan permainan bahasa yang dipelajari pada

siklus I.

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Pada setiap

kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan permainan yaitu

membentuk kata baru dari sebuah kata dengan huruf yang sama, kata yang

terbentuk dibuat kalimat (seperti yang tertulis pada tujuan pembelajaran pada

lampiran II).

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran membaca permulaan

dengan permainan bahasa yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

II yang telah disusun. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I, guru sebelum menyampaikan inti pembelajaran dengan

tema aku dan keluargaku kegiatan awal dimulai dengan berdoa sesuai dengan

agamanya masing-masing, menyiapkan alat peraga, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan guru mengajak

siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul “Bebek Entok Ayam”.

Pada saat inti pembelajaran guru menyampaikan informasi tentang

cara-cara melakukan permainan yaitu siswa secara berpasangan menyusun kata

dari huruf-huruf yang diberikan guru kepada masing-masing pasangan. Huruf yang

diberikan kepada masing-masing pasangan adalah sama antara pasangan yang satu

dengan pasangan yang lain. Selanjutnya guru menginstruksikan kepada setiap

pasangan untuk menyusun huruf-huruf yang ada menjadi sebuah kata yang

memiliki makna. Kata yang berhasil disusun ditempelkan papan panel. Semakin

banyak kata yang disusun oleh setiap pasangan maka semakin tinggi nilainya.

Pasangan yang paling banyak menyusun kata mendapatkan reward.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pada kegiatan pembelajaran selanjutnya masing-masing pasangan disuruh untuk memilih salah satu kata yang tersusun di papan panel, kemudian kata yang terpilih tadi diacak dan disusun lagi menjadi kata baru yang memiliki makna. Satu kata dapat disusun menjadi beberapa kata baru. Semakin banyak kata baru yang tersusun nilai semakin tinggi. Pasangan siswa yang paling banyak menyusun kata baru dari sebuah kata yang disediakan mendapatkan reward.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah membuat kalimat sederhana dari kata-kata yang telah disusun tadi. Caranya adalah setiap siswa membuat kalimat sederhana dari kata-kata yang telah disusun, siswa yang telah berhasil menyusun kalimat ditempel dipapan panel atau ditulis di papan tulis. Siswa yang lain menyusul menuliskan kalimat yang telah tersusun sampai 5 – 10 laimat yang tertulis di papan tulis atau di papan panel. Kemudian siswa yang menuliskan tersebut supaya membaca dengan suara nyaring. Setelah kalimat di papan tulis telah mencapai 10 kalimat secara klasikal dengan suara nyaring.

Adapun akhir dari pembelajaran pada pertemuan kesatu di siklus II ini adalah guru mengadakan evaluasi dan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah. Dalam kegiatan pembelajaran ini juga digunakan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung yaitu tentang keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat, keaktifan siswa dalam tanya jawab, keaktifan siswa dalam mengambila inisiatif dalam kelompok, dan keaktifan siswa dalam menyelasaikan tugas dan evaluasi. Agar lebih jelas akan dipaparkan lebih lanjut dalam observasi.Kegiatan pembelajaran ditutup dengan mrnyanyikan lagu kasih ibu.

2) Pertemuan II Pada awal kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa sesuai dengan

agamanya masing-masing. Selanjutnya guru menyiapkan alat peraga, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengulang pelajaran lalu yang berkaitan dengan materi. Agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan siswa diajak menyanyikan lagu “Badan Lengan Kakiku. “

Pada kegiatan inti pembelajaran guru menempelkan alat peraga berupa kalimat yang salah satu katanya diganti dengan gambar. Guru menunjuk salah satu siswa supaya maju untuk menuliskan kata yang sesuai dengan gambar, sehingga

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kalimat tersebut menjadi kalimat yang memiliki makna. Selanjutnya kalimat yang telah terbentuk dibaca secara nyaring oleh siswa yang maju tersebut lalu ditirukan secara klasikal. Demikian kegiatan ini dilakukan sampai ada sepuluh kalimat. Kesepuluh kalimat tersebut dibaca secara klasikal.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah guru menuliskan kalimat dipapan

tulis yang salah satu katanya hilang sebanyak 5 kalimat. Siswa maju mengisi kata

yang sesuai pada kalimat yang belum sempurna, lalu dibaca dengan suara nyaring

dan ditirukan secara klasikal. Begitu seterusnya sampai kelima kalimat tersebut

selasai selanjutnya dibaca oleh seluruh siswa. Beberapa siswa maju secara individu

untuk membaca dengan suara nyaring dan ditirukan oleh seluruh siswa.

Guru menempelkan 5 – 10 gambar tunggal di papan tulis, siswa membuat

kalimat sederhana yang sesuai dengan gambar. Pada saat siswa mengerjakan tugas

guru berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami

kesulitan dan menanyakan kepada siswa yang belum jelas supaya menanyakan

kepada guru bagian yang masih belum jalas.

Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi berupa soal-soal

yang harus dikerjakan dan seterusnya dibaca secara privat di depan guru.

Sealnjutnya guru memberi kegiatan tindak lanjut. Siswa yang telah tuntas diberikan

pengayaan dan siswa yang belum tuntas diberikan perbaikan. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan menyanyikan lagu satu satu aku sayang ibu.

3) Pertemuan III

Pada awal pembelajaran di pertemuan III, sebelum guru menyampaikan inti

pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan agamanya masing-

masing, guru menyiapkan alat peraga, menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan disampaikan, serta mengulang pelajaran yang lalu yang berkaitan dengan

materi. Untuk menyegarkan suasana dan membangkitkan motivasi belajar bersama-

sama menyanyikan lagu bebek-bebekku.

Pada awal kegiatan inti guru menyampaikan informasi tentang cara

melakukan permainan bahasa yaitu setiap siswa diberi kartu kata yang berbeda

antara siswa yang satu dengan siswa lain berbeda kartu katanya. Selanjutnya siswa

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

harus mencari pasangan kata yang dibawa siswa lain sehingga kata-kata tersebut

membentuk kalimat. Guru membagikan kartu kata tersebut kepada siswa dengan

aba-aba siswa memulai mencari pasangan yang mana kartu katanya sesuai dengan

kartu kata yang dibawanya. Kelompok siswa yang paling cepat menyusun kalimat

maju kedepan dan membaca kalimat yang telah terbentuk tersebut dengan suara

nyaring. Guru menuliskan kalimat tersebut dipapan tulis, disusul oleh kelompok

siswa selanjutnya sampai terkumpul 5 kalimat. Setelah siswa selesai menyusun

kalimat-kalimat tersebut secra klasikal dibaca dengan suara nyaring. Tidak lupa

guru memberikan reward kepada kelompok siswa yang dapat menyusun kalimat

paling cepat.

Permainan selanjutnya adalah guru menyiapkan beberapa kalimat . Siswa

dibagi menjadi dua kelompok sehingga masing-masing kelompok beranggotakan

10 anak. Permainan yang dilakukan adalah bisik berantai. Caranya guru

menunjukkan sebuah kalimat kepada siswa yang paling belakang, lalu siswa

tersebut membaca kalimat yang ditunjukkan guru, selanjutnya dibisikkan kepada

siswa yang ada didepannya. Begitu seterusnya sampai siswa yang paling depan

membunyikan dan menuliskan kalimat tersebut dipapan tulis. Guru mencocokkan

kalimat yang disuarakan siswa dengan kalimat yang diawalnya tadi. Begitu juga

dengan kelompok yang lain. Setiap kalimat yang dibisikkan ssuai dengan kalimat

yang dibunyikan siswa kelompok tersebut mendapatkan point. Sehingga dua

kelompok bersaing untuk mendapatkan point terbanyak. Kelompok yang paling

banyak mendapatkan point mendapat reward.

Permainan terakhir dari kegiatan inti ini adalah melaksanakan perintah dari

kalimat seru yang dibaca oleh temannya. Setiap pasangan diberikan 5-10 kalimat

seru atau kalimat perintah untuk dibaca dan dilakukan secara bergantian. Guru

mengamati kesesuaian antara perintah dan pelaksanaan. Pasangan siswa yang dapat

membaca dan melakukan perintah dengan benar mendapat reward.

Pada akhir kegiatan pembelajaran guru mengadakan evaluasi. Setelah itu

guru mengadakan koreksi dan penilaian dan memberikan tindak lanjut berupa

perbaikan bagi yang kemampuannya kurang dan pengayaan bagi yang sudah

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

memiliki kemampuan baik. Untuk menutup kegiatan pembelajaran siswa bersama

guru menyanyikan lagu “Bebekku”.

c. Observasi

Dalam tahap observasi ini dilaksanakan dengan 2 macam pengamatan yaitu

(1) aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan (2) hasil ter diakhir kegiatan

pembelajaran.

1) Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam tahap ini guru melaksanakan pengamatan terhadap proses pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalm kegiatan pembelajaran di siklus II dengan tema aku dan keluargaku siswa aktif melakukan kegiatan permainan bahasa. Pada saat guru menyampaikan informasi tentang cara-cara melakukan permainan siswa terlihat begitu antusias untuk mengetahui cara-cara permainan. Ini membuktikan bahwa siswa memang merasa senang dengan permainan. Bahkan sebagian besar siswa telah berani untuk mengeluarkan pendapat. Ada siswa yang mengusulkan beberapa permainan sesuai dengan kegemarannya bermain misalnya ada siswa laki-laki yang senang dengan permainan sepak bola mengusulkan permainan membaca dengan menendang bola yang diarahkan pada kata yang ditempel. Pada waktu kegiatan pembelajaran dengan permainan bahasa dimulai dengan permainan pertama yang mana siswa diberi satu kartu kata siswa langsung membaca kata yang dipegangnya. Ada siswa yang setelah membaca kartu yang dipegang langsung membaca kartu kata yang dibawa temannya. Sehingga suasana kelas terlihat sangat aktif dan hidup. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa siswa harus membentuk kalimat dari kartu kata yang dipegang dengan kartukata lain yang dipegang temannya. Setelah guru menginformasikan siswa dengan serta merta mencari pasangan kata yang dapat dibentuk menjadi kalimat. Dalam kegiatan ini terlihat sekali keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dari tiap-tiap pertemuan semakin meningkat. Pada pertemuan pertama keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada 16 siswa atau 80 % dan siswa yang tidak aktif ada 4 siswa atau 20 %, pada pertemuan kedua keaktifan siswa dalam mengeluarkan

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pendapat masih sama yaitu siswa yang aktif ada 16 siswa atau 80 % dan siswa yang tidak aktif ada 4 siswa atau 20 %. Meskipun sama akan tetapi siswa yang tidak aktif berbeda anaknya. Sedangkan pada pertemuan ketiga terjadi peningkatan keaktifan siswa yaitu siswa yang aktif menjadi 18 siswa atau 90 % sedangkan siswa yang tidak aktif ada 2 siswa atau 10 %. Dalam pelaksanaan pembelajaran tentang permainan bahasa yang dilakukan yaitu pada waktu siswa diberi pertanyaan tentang gambar yang cocok untuk mengisi kalimat yang masih kosong, siswa secara aktif menjawab dengan kata yang sesuai dengan gambar yang tertera dalam kalimat yang belum sempurna tersebut. Ada yang menjawab langsung dengan lisan ada pula menjawab dengan langsung maju untuk menuliskan. Siswa yang terlanjur maju untuk menuliskan maka oleh guru supaya langsung membacakan kalimat yang sudah sempurna terbentuk dengan suara nyaring. Sehingga setelah diamati ternyata keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama keaktifan siswa dalm menjawab pertanyaan ada 17 siswa atau 85 % dan siswa yang tidak aktif menjawab pertanyaan guru ada 3 siswa atau 15 %. Pada pertemuan kedua keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih sama yaitu siswa yang aktif menjawab pertanyaan ada 17 siswa atau 85 % dan siswa yang tidak aktif menjawab pertanyaan guru ada 3 siswa atau 15 %. Pada pertemuan ketiga siswa keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru ada 19 siswa atau 95 % dan siswa yang tidak aktif ada 1 siswa atau 5 %. Permainan bahasa yang dilakukan ada yang dilaksanakan secara berkelompok, sehingga perlu adanya kerja kelompok. Dalam kerja kelompok siswa diharapkan mampu mengambil inisiatif, supaya kerja kelompok dapat berjalan kompak dan suasana kelas menjadi lebih hidup. Dalam kerja kelompok siswa dilatih untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. Pada waktu melakukan permainan siswa mengerjakan secara bersama-sama misalnya dalam permainan mencari pasangan kata yang dibawa temannya untuk membentuk kalimat siswa begitu antusias dalm mengambil inisiatif. Tujuan permainan ini adalah untuk melatih kerja sama dan untuk merangsang siswa mengeluarkan inisiatif supaya

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dapat membentuk kalimat yang paling cepat dibanding teman yang lain. Dalam

melakukan permainan ini siswa melaksanakan dengan senang, guru mengamati

kreativitas dan inisiatif siswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

Dari tiga pertemuan prosentase siswa dalam mengambil inisiatif dalam kelompok

adalah sebagai berikut: pertemuan pertama siswa yang aktif dalam mengambil

inisiatif ada 16 siswa atau 80 % dan siswa yang tidak aktif dalam mengambil

inisiatif dalam kelompok ada 4 siswa atau 20 %, pada pertemuan kedua siswa yang

aktif dalam mengambil inisiatif dalam kelompok ada 17 siswa atau 85 % dan siswa

yang tidak aktif dalam mengambil inisiatif kelompok ada 3 siswa atau 15 %.

Sedangkan pada pertemuan ketiga siswa tampaknya lebih mengerti dan berani

mengambil inisiatif dalam kelompok sehingga meningkat lagi menjadi siswa yang

aktif mengambil inisiatif dalam kelompok ada 18 siswa atau 90 % dan siswa yang

tidak aktif dalam mengambil inisiatif dalam kelompok ada 2 siswa atau 10 %.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan kegiatan evaluasi dengan cara

siswa diberi tugas untuk dikerjakan secara individu. Tugas ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar siswa dapat menyerap dan memahami materi

pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa yang secara sungguh-sungguh

mengikuti kegiatan pembelajaran dan secara aktif melaksanakan tahap-tahap

permainan tentunya akan menyelesaikan tugas evaluasi dengan baik dan penuh

tanggung jawab sehingga akan meningkat kemampuan membacanya. Sebaliknya

bagi siswa yang kurang aktif dan tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik atau bahkan lebih sibuk dengan permainannya sendiri maka akan

mengalami kesulitan dalam menyelasaikan tugas evaluasinya. Selain tugas individu

guru juga memberikan tugas kelompok.Tugas kelompok diberikan untuk melatih

siswa bekerja sama dengan teman lain sehingga dapat menyelesaikan masalah

secara bersama-sama.

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tugas kelompok diberikan juga bertujuan untuk menanamkan rasa

tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan tugas.Keaktifan siswa dalam

menyelesaikan tugas dalam tiga pertemuan mengalami peningkatan dari pertemuan

ke pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa yang aktif mengerjakan tugas ada 19

siswa atau 95 % dan yang tidak aktif mengerjakan tugas 1 anak atau 5 %. Pada

pertemuan kedua juga sama dengan pertemuan pertama yaitu siswa yang aktif

menyelesaikan tugas ada 19 siswa atau 95 % dan siswa yang tidak aktif ada 1 siswa

atau 5 %. Pada pertemuan ketiga ada peningkatan yaitu siswa yang aktif

menyelesaikan tugas ada 20 siswa atau 100 % dan siswa yang tidak aktif

menyelesaikan tugas tidak ada atau 0 %. Dengan menilai keaktifan siswa dalam

menyelesaikan tugas dapat diketahui keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Melalui lembar observasi ini dapat diketahui suasana dan

kegiatan siswa dalam pembelajaran sehingga guru dapat menentukan permainan-

permainan yang sesuai untuk pembelajaran membaca permulaan dan sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa.

Hasil observasi membantu guru dalam memantau suasana kelas dalam

proses pembelajaran, sehingga guru dapat mengambil langkah-langkah

pembelajaran selanjutnya dan memilih metode yang tepat dalam pengelolaan kelas

selanjutnya.

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran pada siklus II dengan

menerapkan membaca permulaan dengan permainan bahasa pada pelajaran Bahasa

Indonesia diperoleh hasil penilaian belajar yang disajikan pada tabel 9:

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 9. Rekapitulasi Nilai Membaca Setelah Tindakan Siklus II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Aku dan Keluargaku

Kelas/Semester : I/II

Waktu : 3 x pertemuan @ 2 X 35 menit

No.

Nama Siswa

Tema Lingkungan Rata-

rata Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1. Imron Wijanarko 70 70 75 71,7

2. Rahmat Nur Wahyu B. P 70 75 75 73,3

3. Afni Dini Afi Yanti 75 80 75 76,7

4. Ajeng Eka Saputri 55 60 60 58,3

5. Andika Tri Sugiyarto 45 50 50 48,3

6. Arif Adi Pamungkas 65 70 75 70,0

7. Bayu Dewa Saputra 90 95 100 95,0

8. Causa Primadayanti 100 95 100 98,3

9. Devita Noor Angraini 95 100 90 95,0

10. Dimas Ageng S 75 75 80 76,7

11. Dinda Arisandi Samuria 75 75 80 76,7

12. Farhan Adi Fauzan 70 75 80 75,0

13. Indiana Widiarini 85 90 95 90,0

14. Kevin eko Nugroho 70 70 70 70,0

15. Muchlish Waliyullah 65 70 65 66,7

16. Nabila Tri Nurmaemunah 70 75 75 73,3

17. Okta Bagus Pamungkas 60 60 65 61,7

18. Ratna hayu Fitriana W 90 95 100 95,0

19. Ryan Taufiq Arrozaq 60 65 65 63,3

20. Tamam 70 75 75 73,3

Jumlah 1455 1520 1550 1508,3

Rata-rata 72,75 76,00 77,50 75,46

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 10. Data Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia aspek membaca siswa kelas I SD

Negeri Mijen II setelah tindakan tema aku dan keluargaku siklus II

No. Interval Frekuansi Prosentase Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

91 – 100

81 – 90

71 - 80

61 – 70

51 – 60

41 – 50

31 - 40

21 – 30

11 – 20

1 - 10

4

1

8

5

1

1

20 %

5 %

40 %

25 %

5 %

1 %

Istimewa

Baik Sekali

Baik

Cukup

Hampir Cukup

Kurang

Kurang Sekali

Buruk

Buruk Sekali

Sangat Buruk sekali

Jumlah 20 100

Gambar 6. Grafik Nilai Membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Mijen II tema lingkungan siklus II

Rentang NiJml Siswa0-10 011-20 021-30 031-40 041-50 151-60 161-70 571-80 881-90 191-100 4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Rentang Nilai

Jml Siswa

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dari data di atas dapat dilihat guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema aku dan keluargaku menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca. Siswa yang memperoleh nilai istimewa ada 4 anak atau 20 %, siswa yang memperoleh nilai baik sekali ada 1 anak atau 5 %, siswa yang memperoleh nilai baik 8 anak atau 40 %, siswa yang memperoleh nilai cukup ada 5 anak atau 25 %, siswa yang memperoleh nilai hampir cukup 1 anak atau 5 % dan siswa yang mendapatkan nilai kurang ada 1 anak atau 5 %. Sehingga siswa yang memperoleh nilai >60 ada 18 anak atau 90 %. Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Rata-rata membaca permulaan kelas I SD Negeri Mijen II mata pelajaran sesudah tindakan siklus II

Pert.

Lingkungan Tema Aku dan Keluargaku

Keterangan

Rata-rata nilai siklus I Rata-rata nilai siklus II

I. II. III Rata2

66,00 67,25

70,25

68,23

72,75 76,00 77,50

75,415

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

Selanjutnya dari perhitungan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas atau lebih dari 60 pada siklus II, dapat dijelaskan pada tabel 12:

Tabel 12. Prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari 60 sesudah tindakan pada siklus II

No.

Jumlah siswa yang memperoleh Nilai > 60

Prosentase

Keterangan

Pertemuan Siklus I Siklus II Siklus I

Siklus II

1. 2. 3.

I II III

11 12 14

1617 18

55 % 60 % 70 %

80 % 85 % 90 %

Meningkat Meningkat Meningkat

Rata-rata 61,7 % 85 % Meningkat

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 6 siswa yang memperoleh nilai diatas 60 atau > 60 siswa kelas I SD Negeri Mijen II menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa yang dilaksanakan guru dinyatakan berhasil, karena secara umum atau klasikal menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahsa Indonesia aspek membaca bagi siswa kelas I SD Negari mijen II. Dari keseluruhan tindakan pada siklus di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan permainan bahasa Mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II dinyatakan berhasil. Akan tetapi untuk menguji keberhasilan dari penlitian tindakan ini masih perlu dilanjutkan pada siklus III. Selain dari pada itu kendala/hambatan keterbatasan tersedianya media yang memadahi masih menjadi persoalan yang harus diatasi. d. Refleksi Data-data yang diperoleh dalam lembar observasi dikumpulkan dan dianalisis. Penggunaan lembar observasi dilakukan untuk mengetahui tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada siklus II ini kemampuan membaca siswa mengalami peningkatan, meskipun masih ada siswa yang mengalami kesulitan. Oleh karena out siswa yang mengalami kesulitan diberikan bimbingan secara intensif, sedangkan siswa yang kemampuan membacanya sudah baik dan lancar diberikan pengayaan. Dalam melakukan permainan menyusun huruf-huruf menjadi kata dan menyusun huruf-huruf dari suatu kata menjadi kata baru yang memiliki makna siswa dibimbing agar memahami arti kata yang diucapkan siswa. Hal ini dimaksudkan agar dalam perkembangan membacanya nanti selain siswa bisa membaca dengan lancar siswa juga mampu memahami bacaan yang dibaca siswa. Pada kegiatan juga merangsang siswa untuk berpendapat mengenai kata baru yang dibentuk dari suatu kata yang ada.

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dalam memberikan pertanyaan guru berusaha untuk memberikan

pertanyaan yang menantang siswa misalnya kata kuda dapat dibentuk kata lain

yang terdiri dari unsur huruf yang sama. Siswa berusaha keras agar dapat

membentuk kata baru yang lain. Disinilah tampak siswa begitu aktif dalam

menjawab pertanyaan dari guru. Apalagi pada waktu siswa mencari pasangan kata

yang dibawa oleh teman lain untuk disusun menjadi kalimat yang bermakna, ini

tampak sekali bahwa keaktifan siswa dalam mengambil inisiatif begitu kelihatan.

Tujuan nya adalah supaya siswa berlatih menempatkan diri sesuai dengan

posisinya dan menjalin kerja sama yang baik dengan orang lain.

Pada waktu siswa melakukan kegiatan bisik berantai dan melakukan

kalimat perintah yang dibacakan temannya bertujuan untuk memupuk rasa

persaudaraan dengan teman. Dalam kegiatan ini siswa dibimbing agar dapat

melaksanakan kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Kegiatan ini juga dapat

melatih keberanian siswa untuk berinteraksi dengan teman lain. Demikian juga

dalam mengerjakan tugas kelompok, guru memberikan pembimbingan dan

panduan yang jelas supaya masing-masing anggota kelompok dapat bekerja

bersama-sama tidak hanya anak tertentu saja, diupayakan semua anggota kelompok

terlibat dalam diskusi kelompok.

Dalam setiap akhir dari suatu pembelajaran selalu diberikan tugas atau

evaluasi, baik individu maupun kelompok. Hal ini terkandung maksud guru dapat

mengetahui seberapa besar tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh siswa.

Sedangkan tujuan untuk siswa adalah melatih kreativitas dan kemandirian siswa

dalam mengerjakan tugas tanpa tergantung pada guru. Pada waktu mengerjakan

tugas kelompok siswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas kelompok secara

bersama-sama . Bagi siswa yang mengalami kesulitan siswa lain membimbing,

sehingga seluruh anggota kelompok memahami dan dapat membeca dengan lancar

dan benar. Lembar observasi membantu guru dalam mengetahui perubahan

kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Pada siklus II materi tentang tema aku

dan keluargaku secara umum menunjukkan perubahan yang signifikan, guru dalam

mengelola proses pembelajaran lebih luwes dan fleksibel dan dapat mengontrol

kekurangan, agar lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tema : Aku dan Keluargaku

1) Pertemuan I

Berdasarkan hasil proses pembelajaran yang berlangsung dan merujuk pada

fhoto 4-6 siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca

permulaan dengan permainan bahasa yang disampaikan oleh guru. Dalam

melakukan permainan menyusun huruf-huruf menjadi kata yang memiliki makna

siswa aktif menyusun bersama pasangannya. Jika mereka berhasil menyusun kata

dari huruf-huruf tersebut mereka merasa sangat senang dan bangga dengan hasil

kerjanya. Begitu pula pada saat siswa dusuruh membentuk kata baru dari kata

tertentu, siswa juga merasa senang. Dari rasa senang ini akan menumbuhkan

motivasi untuk belajar terus. Apalagi jika belajarnya sambil bermain. Mereka tidak

sadar kalau sudah belajar dalam permainan tersebut tapi mereka sudah bisa

membaca melalui permainan tersebut. Pada waktu guru memberi evaluasi siswa

dapat mengerjakan evaluasi tersebut dengan baik yaitu dapat membaca kalimat-

kalimat yang sudah disiapkan guru sebagai instrumen evaluasi. Pada siklus II

kemempuan siswa dalam membaca menunjukkan peningkatan yaitu pada nilai rata-

rata kelas pada pertemuan pertama adalah 72,75 sedangkan siswa yang mendapat

nilai lebih dari 60 ada 16 anak atau 80 % dari 20 siswa dalam kelas I.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II tema Aku dan Keluargaku siswa sangat tertarik dengan

gambar-gambar yang disajukan oleh guru. Guru memberi informasi tentang

kegunaan gambar-gambar yang ditunjukkan kepada siswa. Setelah siswa tahu

maksud dari kegunaan gambar-gambar tersebut siswa dengan bersemangat dan

penuh motivasi mengganti gambar tersebut dengan kata yang sesuai sehingga

membentuk kalimat yang memiliki makna. Setelah siswa mampu mengganti

gambar-gambar tersebut dengan kata guru mengambil gambar-gambar tersebut dan

menghapus kata-kata yang telah ditulis siswa. Selanjutnya siswa harus melengkapi

kalimat tersebut dengan kata-kata tanpa melalui gambar.

Tujuannya adalah untuk melatih daya ingat anak atau mengembang daya

imajinasi siswa dengan kosa kata yang telah dimiliki siswa yang sesuai dengan

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kalimat tersebut. Alhasil pada saat siswa mengerjakan evaluasi yaitu

menyempurnakan kalimat dengan kata-kata sendiri yang sesuai dengan kalimat

yang ada siswa dapat mengerjakan dengan baik dan kegiatan pembelajaran dapat

dikatakan meningkat secara baik. Terbukti pada pertemuan kedua ini niali rata-rata

kelas mencapai 76.00 sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih dari 60 ada 17

anak atau 85 % dari 20 siswa dalam kelas I.

3) Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga tema Aku dan Keluargaku ini, siswa merasa

semakin tertantang untuk terus belajar membaca dengan permainan. Siswa ingin

segara mengetahui permainan apalagi yang akan disajikan oleh guru pada

pertemuan ini. Pada pertemuan ketiga ini ada tiga jenis permainan. Permainan

pertama adalah membentuk kalimat dari kata yang dibawa untuk dirangkai dengan

kata lain yang dibawa temannya. Permainan ini sangat disukai siswa dan

manfaatnya pun baik sekali yaitu untuk menjalin kerjasama dan menjalin

persaudaraan antar teman. Pada permainan bisik berantai siswa yang bertugas

membaca kalimat yang ditunjukkan guru. Setelah dibaca siswa harus membisikkan

kalimat tersebut kepada teman lain sampai pada siswa yang terakhir dalam satu

barisan. Selanjutnya siswa terakhir tersebut menirukan bisikan dari temannya. Hal

ini bertujuan untuk melatih pendengaran dan daya ingat siswa. Sedangkan

permainan terakhir adalah guru memberikan kepada pasangan siswa beberapa

kalimat perintah. Salah satu siswa membacakan kalimat tersebut dan siswa

pasangannya melaukan perintah sesuai dengan kalimat perintah. Ternyata siswa

sudah dapat melakukan permainan ini dengan tepat. Pada waktu siswa mengerjakan

evalauasi pada pertemuan ketiga ini nilai rata-rata kelas 77,50 sedangkan siswa

yang mendapat nilai lebih dari 60 ada 18 siswa atau 90 % dari 20 siswa kelas I.

Dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila partisipasi dan aktivitas siswa dalam melakukan permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan membaca signifikan. Pada akhir pembelajaran memperoleh nilai rata-rata kelas dari pertemuan I, II, dan III adalah 75,415 dan siswa yang mendapat nilai lebih dari 60 mencapai lebih dari 75 %. Atas dasar penemuan di atas dan melihat hasil yang

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

diperoleh dari masing-masing pertemuan, maka pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga untuk pemantapan akan dilaksanakan siklus berikutnya yaitu siklus III. Namun guru harus tetap melakukan pengayaan bagi siswa yang telah mencapai nilai diatas rata-rata dan memberikan perbaikan kepada siswa yang belum berhasil dalam pembelajaran. Kendala/hambatan yang ditemui dalam penyediaan/pembuatan media dapat pula diatasi dengan cara melibatkan peran serta masyarakat dalam hal ini wali dari siswa, agar membantu dalam pembuatan media pembelajaran bekerja sama dengan guru.

3. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus III Siklus III dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pelaksanaannya dimulai pada tanggal 26 Mei 2008, 29 Mei 2008, dan 2 Juni 2008. Tahapan-tahapan pelaksanaan siklus 3 dapat dirinci sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus 3 peneliti menyusun perencanaan-perencanaan pembelajaran diantaranya memilih materi pokok dengan melakukan analisis kurikulum ( meliputi SK, KD, hasil belajar, indicator, dan tujuan pembelajaran), menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar observasi, dan membuat alat peraga. Perencanaan siklus 3 dengan pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan permaianan bahasa untuk mengenal membaca permulaan huruf baru ( f, z,, dan v) baik dalam penggunaan dalam kata atau kalimat sederhana.

b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus 3 ini guru melaksanakan proses kegiatan pembelajaran membaca permulaan dengan menerapkan permainan bahasa sesuai perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran itu sebagai berikut :

1) Pertemuan I Pada pertemuan 1, pertama yang dilakukan guru memimpin doa, mengabsen siswa, kemudian memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu “ Aku Anak Sehat” serta menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pada kegiatan inti guru mengenalkan huruf f, z, dan v dengan menunjukkan pias huruf tersebut. Siswa yang berani disuruh membaca huruf tersebut dan diberi reward. Kegiatan selanjutnya siswa membaca huruf tersebut secara klasikal. Kegiatan selanjutnya setiap bangku siswa diberi 10 kata yang 6 diantaranya ada huruf f,z, dan v. siswa kemudian diberi wktu 3 menit untuk memilih kata yang ada huruf f, z, dan v yang selesai duluan dicatat lalu disuruh maju menunjukkan pada teman dan dibaca benar atau salah diberi reward. Kegiatan ini dilakukan secara bergilir. Siswa yang telah membaca, hasilnya disuruh dipasang pada papan panel dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya membaca secara klasikal kata dalam papan panel hasil permainan bahasa tadi. Dalam kegiatan akhir guru melaksanakan evaluasi dengan cara siswa maju satu persatu untuk membaca kata yang ada di papan panel (10 kata) sesuai RPP.

3) Pertemuan II Kegiatan awal diawali dengan doa, mengabsen, memotivasi dengan cara membaca kata pada papan panel pelajaran yang lalu, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa. Kegiatan inti diawali dengan guru menyediakan banyak pias kata ( kata bidang kesehatan) lalu siswa tiap anak secara acak untuk mengambil sendiri kata tersebut. Setelah semua anak mendapat pias kata secara bergilir disuruh maju ke depan kelas untuk menunjuukan kata tersebut pada teman-temannya lalu dibaca bersama-sama. Bila semua anak sudah menunjukkan kata tersebut kemudian melakukan tanya jawab arti dari kata bidang kesehatan yang dibaca. Kegiatan inti selanjutnya guru memasang 5 pias kalimat sederhanayang di

dalamnya ada kata umum bidang kesehatan di papan panel. Siswa yang berani

disuruh maju membaca kalimat tersebut (1 atau 2 anak saja). Pembelajaran

selanjutnya membaca kalimat tersebut secara klasikal.

Kegiatan akhir guru melaksanakan evaluasi dengan cara siswa membaca pias

kalimat yang ditulis ( 5 kalimat ) secara individu, kemudian guru memberi reward

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

/nilai. Selanjutnya guru memberi PR siswa untuk membaca Bahasa Indonesia BSE

halaman 32

4) Pertemuan III

  Kegiatan awal pada pertemuan 3 ini dimulai dengan doa, menyanyikan lagu

“Bangun Tidur” sebagai motivasi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakanKegiatan inti pada pertemuan 3 diawali

dengan membaca pias kata secara klasikal ( kata bidang kesehatan) lalu

dilanjutnkan tanya jawab membahas arti kata yang dibaca.

Kegiatan selanjutnya guru membentuk kelompok ( 1 kelompok 4 siswa)

bangku depan dan belakangnya berhadapan untuk efisien waktu. Guru menjelaskan

tugas kelompok yaitu melengkapi kalimat yang belum selesai dengan kata yang

tersedia ( kata umum bidang kesehatan). Guru membagi lembar kerja kemudian

siswa melaksanakan kerja kelompok dengan bimbingan guru. Guru membatasi

waktu kerja kelompok 10 menit. Setelah selesai setiap kelompok melaporkan hasil

dengan membaca hasil di depan kelas.

Pembelajaran dilanjutkan menarik kesimpulan kerja kelompok dengan cara

guru memasang pias kalimat yang belum selesai sesuai lembar kerja, siswa yang

berani disuruh maju memilih kata dan menempelkan pada kalimat tersebut. Setelah

itu dibaca bersama-sama.

Kegiatan dengan melaksanakan evaluasi secara tertulis. Yaitu siswa diberi lembar evaluasi untuk melengkapi kalimat yang belum selesai dengan kata yang tersedia secara individu.

c. Observasi Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat mengadakan pengamatan tindakan penelitian. Pengamatan yang dilaksanakan ada dua yaitu pengamatan siswa dan guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pengamatan hasil tes akhir pembelajaran.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Pengamatan dalam kegiatan proses pembelajaran meliputi beberapa macam aspek yaitu aktivitas siswa dalam bermain bahasa, dalam membaca, dalam berdiskusi, dalam melaksanakan tugas serta kegiatan guru dalam perannya sebagai sutradara pembelajaran. Alat bantu yang dugunakan dalam hal ini adalah perekaman (foto) dan lembar pengamatan. Tujuan dalam hal ini untuk memperoleh data yang akurat untuk menguji dari tujuan penelitian apakah baik atau tidak. Pengamatan hasil dalam hal ini berupa soal tes akhir pelajaran. Untuk pertemuan 1 dan 2 menggunakan tes lisan karena siswa disuruh membaca. Sedang pertemuan 3 menggunakan tes tertulis. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui hasil siswa dalam membaca setelah mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan permainan bahasa.   Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Membaca Siklus III Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Kesehatan Kelas / Semester : I/II Waktu : 3 x pertemuan @ 2 X 35 menit

No

Nama Siswa

Nilai Rata-rata Pertemuan

1 Pertemuan 2

Pertemuan 3

1 Imron Wijanarko 75 70 75 73,3

2 Rahmat Nur Wahyu B.P 80 75 70 75,0

3 Afni Dini Afi Yanti 80 80 80 80,0

4 Ajeng Eka Saputri 60 65 60 61,7

5 Andika Tri Sugiyarto 50 50 50 50,00

6 Arif Adi Pamungkas 70 70 70 70,0

7 Bayu Dewa Saputra 90 90 100 93,3

8 Causa Primadayanti 100 100 100 100,0

9 Devita Noor Anggraini 100 100 100 100,0

10 Dimas Ageng S 80 80 80 80,0

11 Dinda Arisandi Samuria 80 80 80 80,0

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

12 Farhan Adi Fauzan 70 70 80 73,3

13 Indiana Widiarini 90 90 90 90,0

14 Kevin Eko Nugroho 75 75 70 73,3

15 Muchlis Waliyullah 70 70 65 68,3

16 NabilaTri Nur M. 75 75 75 75,0

17 Okta Bagus Pamungkas 65 65 70 66,7

18 Ratna Hayu Fitriana W 100 100 100 100,0

19 Ryan Taufiq Arrozaq 65 65 65 65,0

20 Taman 75 75 70 73,3

Jumlah 1550 1545 1550 1548,3

Rata-rata Kelas 77,50 77,25 77,5 77,41

Dari tabel 1di atas juga dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai kurang dari

60 ada 1 siswa dengan prosentase 5 %. Siswa yang mendapat nilai di atas 60

berjumlah 18 siswa dengan prosentase 90 %. Rata-rata nilai kemampuan membaca

permulaan dengan permainan bahasa pada siklus 3 adalah 77,41. Dengan demikian

terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan permainan bahasa

dari siklus 2 yang rata-ratanya 75,45 pada siklus 3 menjadi 77,41.

Tabel 14. Data frekuensi Nilai Bahasa Indonesia aspek membaca siswa kelas 1 SD

Negeri Mijen II siklus III

No Interval Frekuensi Prosentase Katagori

1

2

3

4

5

6

7

91 – 100

81 – 90

71 – 80

61 – 70

51 – 60

41 – 50

31 – 40

4

1

9

4

2

0

0

20 %

5 %

45 %

20 %

10 %

0 %

0 %

Istimewa

Baik Sekali

Baik

Cukup

Hampir cukup

Kurang

Kurang Sekali

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

8

9

10

21 – 30

11 – 20

01 – 10

0

0

0

0 %

0 %

0 %

Buruk

Buruk Sekali

Sangat Buruk

Sekali

J u m l a h 20 100 %

Gambar 7: Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Permulaan Kelas 1 SD

Negeri Mijen II siklus 3

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0 0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Dari tabel 2 dan grafik 1 di atas dapat dilihat bahwa kemampuan membaca

permulaan dengan menggunakan permainan bahasa terjadi peningkatan. Siswa

yang mendapat nilai katagori istimewa berjumlah 4 anak dengan prosentase 20 %.

Siswa yang mendapat nilai katagori baik sekali berjumlah 1anak dengan prosentase

5 %. Siswa yang mendapat nilai katagori baik berjumlah 9 anak dengan prosentase

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

45 %. Siswa yang mendapat nilai katagori cukup berjumlah 5 anak dengan

prosentase 25 %. Siswa yang mendapat nilai katagori hampir cukup berjumlah 1

anak dengan prosentase 5 %.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh dalam lembar pengamatan pada saat tindakan

penelitian atau pada saat melaksanakan proses kegiatan pembelajaran pada siklus

3 dikumpulkan dan dianalisis. Kegiatan refleksi inidilakukan antara guru (peneliti)

dengan pengamat yaitu teman sejawat dan Kepala Sekolah yang saat itu ikut

mengamati kegiatan tindakan siklus 3 Hasil analisis yang diperoleh sebagai

berikut:

1) Hasil belajar / nilai kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan permainan bahasa lebih meningkat dibanding pada siklus 2.

2) Selama proses pembelajaran berlangsung keaktifan dan antusias siswa sangat tinggi. Hal itu dapat dilihat ketika anak berebutan untuk maju ke depan kelas saat disuruh membaca. Pada saat bermain bahasa siswa juga syik dan berpokus pada permainan.

3) Masih ada siswa yang hasil kemampuan belajarnya kurang baik. Sebenarnya anaknya aktif tetapi memang daya pikirnya masih rendah. Kemudian hal itu dibicarakan dengan teman sejawat yang mengamati proses KBM dengan kesimpulan anak tersebut perlu bimbingan khusus.

4) Dalam proses kegiatan pembelajaran juga ditemukan dua siswa yang kurang serius mengikuti kegiatan bermain bahasa. Hal itu dikarenakan siswa tersebut sudah pandai membaca. Untuk menanggulangi itu guru menunjuk anak tersebut sebagai contoh model dalam melakukan kegiatan.

5) Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Hanya pada pertemuan 2 dalam siklus 3 ini waktu yang dibutuhkan lebih 10 menit.

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

6) Guru dalam memberi reward atau motivasi anak sudah cukup merata dan bagus, tetapi perhatian guru terhadap anak yang belum bisa membaca perlu diberi waktu / perhatian lebih. Mengingat hal itu karena membaca merupakan modal dasar untuk menyerap ilmu atau pelajaran selanjutnya.

7) Dalam proses pembelajaran ditemukan hambatan bahwa ternyata tidak semua materi pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan permainan. Oleh karena itu guru perlu memilah dan memilih materi-materi membaca permulaan yang dapat dilaksanakan dengan permainan dengan materi pembelajaran membaca yang tidak dapat dilakukan dengan permainan.

Setelah melaksanakan tindakan penelitian dari siklus 1 sampai siklus 3

maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulssn siswa kelas 1 SD

Negeri Mijen II mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 15.

Tabel 15. Nilai rata-rata membaca permulaan sebelum dan sesudah tindakan

siswa kelas 1 SD Negeri Mijen II

No

Kegiatan Pembelajaran

Materi Pembelajaran / Tema

Nilai Rata-rata

Keterangan

1 Sebelum Tindakan Lingkungan 62,00 Terjadi

peningkatan

nilai rata-rata

dan berhasil

2 Siklus 1 Lingkungan 68,14

3 Siklus 2 Aku dan Keluargaku 75,45

4 Siklus 3 Kesehatan 77,41

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata membaca permulaan

dengan permainan bahasa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata sebelum tindakan

hanya 62,00, nilai rata-rata pada siklus adalah 1 68,14, nilai rata-rata pada siklus 2

adalah 75,45 sedang nilai rata-rata pada siklus 3 adalah 77,41.

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 16. Prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 6,00

No

Kegiatan Pembelajaran

Prosentasi jumlah Siswa Yang Mendapat Nilai

Keterangan

< 60,00 >60,00

1 Sebelum tindakan 58,33 % 41,67% Terjadi peningkat-an prosentase jum-lah siswa yang mendapat nilai >60,00

2 Siklus 1 38,33 % 61,67 %

3 Siklus 2 15 % 85 %

4 Siklus 3 10 % 90 %

Dari tabel 16 dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang mendapat

nilai kurang dari 60,00 menurun dan prosentase siswa yang mendapat nilai lebih

dari 60,00 mengalami peningkatan. prosentase siswa yang mendapat nilai kurang

dari 60,00 sebagai berikut : sebelum tindakan 58,33 %, pada siklus pertama 38,33

%, siklus kedua 15%, dan pada siklus ketiga 10 %. Prosentase jumlah siswa yang

mendapat nilai lebih dari 60,00 sebagai berikut : sebelum tindakan 41,67 %, pada

siklus pertama 61,67 %, pada siklus kedua 85 %, dan pada siklus ketiga 90 %.

D. Temuan dan Hasil Tindakan

Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan yang

dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori

yang ada. Proses analisis data ditujukan untuk menemukan suatu hasil atau hal apa

saja yang terdapat di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan

dari penelitian tersebut yang pada akhirnya peneliti dapat mengambil pelajaran dan

memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terkait di dalamnya.

1. Peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan permainan bahasa

a. Hasil Observasi pelaksanaan pembelajaran

Lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran ini ditinjau dari 4 aspek

yaitu: Keaktifan siswa berpendapat, keaktifan dalam tanya jawab, keaktifan dalam

mengambil inisiatif, dan keaktifan dalam menyelesaikan tugas. Adapun hasil dari

observasi pembelajaran sebagai berikut:

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1) Siklus I : a) Siswa yang aktif adalah 86,25 %

b) Siswa yang tidak aktif adalah13,75 %

2) Siklus II: a) Siswa yang aktif adalah 88,75 %

b) Siswa yang tidak aktif adalah 11,25%

3) Siklus III: a) Siswa yang aktif adalah 91,67%

b) Siswa yang tidak aktif adalah 8,33%

b. Hasil Evaluasi belajar

Hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan dibuktikan dengan adanya

peningkatan kemampuan membaca dengan hasil penliti sajikan dalam bentuk rata-

rata nilai dan ketuntasan belajar. Adapun hasilnya sebagai berikut:

1) Sebelum tindakan:

a) Rata-rata nilai adalah 62,00

b) Nilai lebih dari 60,00 adalah 41,67%

c) Nilai kurang dari 60,00 adalah 58,33 %

2) Siklus I :

a) Rata-rata nilai adalah 68,14

b) Nilai lebih dari 60,00 adalah 61,67 %

c) Nilai kurang dari 60,00 adalah 38,33 %

3) Siklus II :

a) Rata-rata nilai adalah 75,45

b) Nilai lebih dari 60,00 adalah 85 %

c) Nilai kurang dari 60,00 adalah 15 %

4) Siklus III :

a) Rata-rata nilai adalah 77,41

b) Nilai lebih dari 60,00 adalah 90%

c) Nilai kurang dari 60,00 adalah 10 %

Dari hasil observasi dan evaluasi yang dilaksanakan terbukti adanya

peningkatan kemampuan membaca permulaan antara sebelum tindakan, siklus I,

siklusII, dan siklus III terus ada peningkatan yang signifikan. Akan tetapi

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kenyataan di lapangan, pembelajaran membaca permulaan dengan permainan

bahasa mengalami beberapa hambatan.

2. Jenis-jenis Permainan bahasa dalam pembelajaran membaca permulaan

Pelaksanaan membaca permulaan dengan permainan bahasa yang

dilaksanakan pada kelas I di SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta

merupakan suatu pembelajaran dari rangkaian kurikulum SD Negeri Mijen II yang

bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam penguasaan kemampuan membaca

yang diawali dengan membaca permulaan sehingga kemampuan membaca lanjut

dan membaca pemahaman diharapkan akan lebih baik.

Adapun permainan yang dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut:

a. Permainan kompetisi kelompok untuk menyusun suku kata, kata dan kalimat

sederhana dengan batas waktu tertentu.

b. Permainan adu cepat untuk menempel kata yang sesuai dengan gambar,

selanjutnya kata tersebut dibuat kalimat.

c. Permainan menyusun kata dari kartu huruf.

d. Permainan loncat kata yang ditulis pada sebuh kertas karton/papan dalam

bentuk bangun datar (lingkaran, segitiga, persegi, persegi panjang dll) yang

berwarna-warni.

Adapun permainan yang dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:

a. Permainan menyusun kata dari huruf-huruf secara berpasangan.

b. Permainan menyusun kata baru dari kata tertentu dengan huruf yang sama

selanjutnya dibuat kalimat.

c. Permainan melengkapi kalimat yang salah satu katanya diganti gambar.

d. Permainan melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai.

e. Permainan mencari pasangan kata yang dibawa teman hingga membentuk

kalimat.

f. Permainan bisik berantai.

Adapun permainan yang dilaksanakan pada silkus III sebagai berikut:

a. Permainan mencari huruf-huruf tertentuyang terkandung dalam suatu kata.

b. Permainan memilih kata dari dari banyak kata yang berhubungan dengan tema

tertentu.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

c. Permainan membaca kalimat sederhana dengan pias kalimat.

d. Permainan kompetisi melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai dalam bentuk

pias kata dan kalimat.

3. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Pada waktu perencanaan guru kesulitan menyusun RPP dan perangkat evaluasi dan pengukuran yang sesuai dan relevan,

b. Dalam menentukan permainan sulit untuk memilah permainan yang mengandung bahasa dan permainan yang tidak mengandung bahasa.

c. Keterbatasan media pembelajaran juga menghambat kegiatan pembelajaran, d. Kesulitan dalam pengelolaan kelas, karena permainan memberi peluang kepada

siswa untuk gaduh.

Tindakan I

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa pada siswa kelas I di SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kec. Jebres kota Surakarta dari rata-rata nilai > 60 sebesar 41,67 % sebelum tindakan menjadi 90,00 % setelah tindakan, dan atau rata-rata nilai sebesar 62,00 sebelum tindakan menjadi 77,41 setelah tindakan.

2. Jenis-jenis permainan bahasa yang dilaksanakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta antara lain: a. Pada tindakan siklus I permainan yang dilaksanakan antara lain:

Permainan kompetisi kelompok untuk menyusun suku kata, kata dan

kalimat sederhana dengan batas waktu tertentu, Permainan adu cepat untuk

menempel kata yang sesuai dengan gambar, selanjutnya kata tersebut

dibuat kalimat, Permainan menyusun kata dari kartu huruf, Permainan

loncat kata yang ditulis pada sebuh kertas karton/papan dalam bentuk

bangun datar (lingkaran, segitiga, persegi, persegi panjang dll) yang

berwarna-warni.

b. Pada tindakan siklus II permainan yang dilaksanakan antara lain:

Permainan menyusun kata dari huruf-huruf secara berpasangan, Permainan

menyusun kata baru dari kata tertentu dengan huruf yang sama selanjutnya

dibuat kalimat, Permainan melengkapi kalimat yang salah satu katanya

diganti gambar, Permainan melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai,

Permainan mencari pasangan kata yang dibawa teman hingga membentuk

kalimat, Permainan bisik berantai.

c. Pada tindakan siklus III permainan yang dilaksanakan antara lain:

Permainan mencari huruf-huruf tertentuyang terkandung dalam suatu kata,

Permainan memilih kata dari dari banyak kata yang berhubungan dengan

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

tema tertentu, Permainan membaca kalimat sederhana dengan pias

kalimat, Permainan kompetisi melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai

dalam bentuk pias kata dan kalimat.

3. Dalam pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa, peneliti menemukan hambatan-hambatan, yaitu : a. Pada waktu perencanaan guru kesulitan menyusun RPP dan perangkat

evaluasi dan pengukuran yang sesuai dan relevan, b. Dalam menentukan permainan sulit untuk memilah permainan yang

mengandung bahasa dan permainan yang tidak mengandung bahasa. c. Keterbatasan media pembelajaran juga menghambat kegiatan

pembelajaran, d. Kesulitan dalam pengelolaan kelas, karena permainan memberi peluang

kepada siswa untuk gaduh.

B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka metode permainan bahasa dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Untuk itu guru perlu menjaga dan meningkatkan kreativitas permainan agar kemampuan membaca permulaan siswa kelas I terus meningkat.

Metode pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa banyak manfaatnya antara lain dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa, kegiatan pembelajaran sangat menarik karena sesuai dengan dunia anak yaitu bermain sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan penuh dengan inisiatif dalam pembelajaran. Guru sebagai fasilitator perlu selalu meningkatkan kualitas permainan dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi siswanya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan dan perenungan bersama guna kesempurnaan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa yang telah dilaksanakan. Adapun Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain :

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN …... · membaca permulaan bagi siswa kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Oleh karena itu saran dari peneliti hendaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

1. Bagi Sekolah Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang menunjang, agar proses membaca permulaan dengan permainan bahasa bagi siswa SD Kelas I dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Bagi Guru Dalam pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa, guru dituntut kreatif dalam memilih tema yang menarik, menyusun RPP, pengelolaan kelas agar tetap kondusif, serta dituntut memiliki kreatifitas untuk membuat / menyediakan alat peraga yang dapat diperoleh dari lingkungan atau bahan-bahan yang mudah dan murah.

3. Bagi siswa Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca permulaan melalui permainan bahasa, siswa harus melaksanakan dengan antusias, gembira tanpa ada perasaan tertekan, malu atau takut salah.

4. Bagi orang tua Orang tua dapat mendampingi putra/putrinya dalam pembelajaran membaca permulaan melalui permainan bahasa dengan menggunakan metode dan sarana prasarana yang sederhana di rumah serta bekerja sama dengan guru dalam membuat alat peraga permainan.