ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMBACA PERMULAAN …
Transcript of ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMBACA PERMULAAN …
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMBACA
PERMULAAN SISWA KELAS 03 DI SDN PONDOK JAGUNG 04
SERPONG UTARA
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Oleh
Nama Mahasiswa : Intan Salsabila Putri
Nim : 1686206024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Intan Salsabila Putri
Nomor Pokok Mahasiswa : 1686206024
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Analisis Kesulitan Siswa dalam Membaca
Permulaan Siswa Kelas 03 di SDN Pondok Jagung
04 Serpong Utara
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Skripsi.
Tangerang, Mei 2020
Tim Pembimbing:
Pembimbing I, Tanda Tangan:
Dr. Asep Suhendar, M.Pd ……………………..
NBM. 103 7257
Pembimbing II, Tanda Tangan:
Sunaryo, M.DS …………………….
NBM. -
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Ina Magdalena, M.Pd
NBM. 1360574
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Intan Salsabila Putri
NIM : 1686206024
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jenjang Studi : S1
Judul Skripsi :Analisis Kesulitan Siswa dalam Membaca
Permulaan Siswa Kelas 03 di SDN Pondok
Jagung 04 Serpong Utara
Tanggal Sidang Skripsi :
Tangerang, April 2020
Penguji I, Tanda Tangan
……………….. ............................................
NBM.
Penguji II,
……………….. .............................................
NBM.
Pembimbing I,
Dr. Asep Suhendar, M.Pd. …………………………….
NBM. 103 7257
Pembimbing II,
Sunaryo, M.DS …………………………….
NBM. -
Mengesahkan,
Dekan Ketua Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. ENAWAR, S.Pd., MM., MOS Dr. Ina Magdalena, M.Pd
NBM. 819887 NBM. 1360574
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Intan Salsabila Putri
Nomor Induk Mahasiswa : 1686206024
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : FKIP
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “ Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Membaca Permulaan Siswa Kelas 03 di SDN Pondok Jagung 04 Serpong Utara”
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil
jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang
berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau
sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyataterdapat
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang , ………………… 2020
Intan Salsabila Putri
NIM. 1686206024
iv
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Puji dan
syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas berkat, rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Analisis Kesulitan Siswa
dalam Membaca Permulaan Siswa Kelas 03 di SDN Pondok Jagung 04 Serpong
Utara “. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan para
sahabatnya. Penyusunan skripsi ini tersusun atas bimbingan, bantuan, dan dukungan
dari banyak pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada yang terhormat sebagai berikut. Penulis ingin mengucapkan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Achmad Amarullah, M.Pd. selaku Rektor Unviersitas Muhammadiyah
Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd. MM. MOS. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
3. Sumiyani, M.Pd. Selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd. Selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
5. Dr. Ina Magdalena, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah dasar Universitas Muhammadiyah Tangerang.
v
6. Dr. Asep Suhendar, M.Pd. Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan
memberikan masukan hingga skripsi ini selesai.
7. Sunaryo, M.DS. Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan masukan hingga skripsi ini selesai.
8. Kepada para Dosen dan Staff Universitas Muhammadiyah Tangerang,
terimakasih atas masukan dan dukungannya.
9. Mamah dan alm. Bapak yang sangat saya cintai kalian sumber inspirasiku dalam
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas segala doa, motivasi, dan
pengorbanan kalian selama ini.
10. Kakak dan adikku, Fajri dan Mutiara yang telah membantu dan selalu
memberikan semangat dari awal hingga akhirnya skripsi ini telah terselesaikan.
11. Untuk doa dan semangat dari Keluarga di Bandung Mamah dan Bapak serta
kedua adikku yang selalu memberikan semangat hingga skripsi ini terselesaikan.
12. Erdi Fauzi Maulana Sergian terimakasih telah menemani dan selalu ada.
Terimakasih atas segala doa, motivasi, serta dukungannya hingga skripsi ini
telah terselesaikan.
13. Asli Maryuli, S.Pd., MM. Kepala SDN Pondok Jagung 04 yang telah
memberikan izin dan dukungan dalam penelitian.
14. Rekan-rekan guru dan staff SDN Pondok Jagung 04 terimakasih atas dukungan
dan kerjasamanya.
15. Zuhroh Fajriah Wardoyo, Ike Nurlailita, Nur Idzni Safitri, dan Ira Elvirawati
Lubis sahabat yang selalu ada selama 4 tahun ini serta teman sekelas kelas I.
vi
16. Astari Apriliani, Rina Ayuni, Lesta Rusdiana, Nabila Jusuf Purwansa, Mardia
Rabia, Rizkamelia Risti, Nurmita Hesti Andini, Siti Feny Ramadhan sahabat
yang selalu ada dan selalu memberikan masukan serta dukungannya hingga
akhirnya skripsi ini telah terselesaikan.
17. Orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membatu
saya dalam memberikan motivasi dan memberikan arahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga Allah
SWT memberikan balasan yang terbaik kepada mereka yang telah ikhlas memberikan
bantuannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan wajib
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan serta penulis berharap agar skripsi ini
dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan serta acuan dalam dunia Pendidikan pada
Umumnya. Aamiin.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb
Tangerang, ………… 2020
Penulis
Intan Salsabila Putri
NPM. 1686206024
vii
DAFTAR ISI
Cover
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ xii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................... 1
B. FOKUS PENELITIAN ..................................................................................................... 5
C. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 6
D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................... 6
E. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................................... 6
BAB II ........................................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI .................................................................................................................... 8
A. TEORI PENGERTIAN MEMBACA ............................................................................... 8
1. Membaca Permulaan ......................................................................................................... 8
a. Pengertian Membaca ..................................................................................................... 8
b. Fungsi Membaca ........................................................................................................... 9
c. Manfaat Membaca ....................................................................................................... 11
d. Kegiatan Membaca ...................................................................................................... 12
e. Pengertian Membaca Permulaan ................................................................................. 13
f. Tujuan Membaca Permulaan ....................................................................................... 14
g. Proses Membaca Permulaan ........................................................................................ 15
viii
h. Indikator membaca permulaan .................................................................................... 17
i. Jenis-Jenis Membaca Permulaan ................................................................................. 19
2. Kesulitan Membaca ......................................................................................................... 21
a. Pengertian Kesulitan Membaca ................................................................................... 21
b. Karakteristik Kesulitan Membaca ............................................................................... 22
c. Jenis-Jenis Metode Membaca Permulaan .................................................................... 23
B. FAKTOR-FAKTOR KESULITAN MEMBACA ........................................................... 25
a. Faktor Internal Siswa .................................................................................................. 25
1) Faktor Jasmaniah ......................................................................................................... 25
2) Faktor Psikologis ......................................................................................................... 25
b. Faktor Eksternal Siswa ................................................................................................ 25
1) Lingkungan keluarga ................................................................................................... 26
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat...................................................................... 26
3) Lingkungan sekolah .................................................................................................... 26
c. Faktor Kombinasi ........................................................................................................ 26
C. PENELITIAN YANG RELEVAN ................................................................................. 26
BAB III........................................................................................................................................ 31
METODE PENELITIAN ............................................................................................................ 31
A. PENDEKATAN DAN JENIS METODE PENELITIAN ............................................... 31
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ........................................................................ 31
1. Lokasi Penelitian ......................................................................................................... 31
2. Waktu Penelitian ......................................................................................................... 32
C. SUMBER DAN JENIS DATA PENELITIAN ............................................................... 33
1. Data Primer ................................................................................................................. 33
2. Data sekunder .............................................................................................................. 33
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................................................... 34
1. Test .............................................................................................................................. 35
2. Wawancara .................................................................................................................. 35
3. Observasi ..................................................................................................................... 35
4. Dokumentasi ............................................................................................................... 35
ix
E. INSTRUMEN PENELITIAN KUALITATIF ................................................................. 36
F. TEKNIK ANALISIS DATA ........................................................................................... 38
1. Reduksi Data ............................................................................................................... 39
2. Penyajian Data............................................................................................................. 40
3. Kesimpulan-kesimpulan penafsiran atau verifikasi .................................................... 40
F. KEABSAHAN DATA .................................................................................................... 41
1. Objektivitas ................................................................................................................. 41
2. Kesahihan Internal....................................................................................................... 41
3. Kesasihan eksternal ..................................................................................................... 41
4. Keterandalan ............................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................................... 45
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Proses Membaca Permulaan …………………………… 18
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ……………………………………………………32
Tabel 3.2 Tabel Instrumen Penilaian …………………………………………. .36
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman wawancara ……………………………………………… 45
Lampiran 2. Pedoman Test Kemampuan Membaca Permulaan ……………… 48
Lampiran 3. Rubrik Penilaian Test Kemampuan Membaca Permulaan ……….. 51
Lampiran 4. Jurnal Bimbingan …………………………………………………… 54
Lampiran 5. SK Dosen Pembimbing ……………………………………………... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru adalah orang yang memberikan ilmu kepada anak didik (Djamarah, 2010:
7) guru memiliki peran yang sangat penting di dalam dunia pendidikan. Guru juga
menempati kedudukan yang terhormat di mata masyarakat karena mereka
menanggap guru yang dapat mendidik siswa mereka agar menjadi pribadi yang
baik. Guru mempunyai pengaruh yang besar pada siswa, guru bersama orang tua
yang bersungguh-sungguh dalam membimbing dan mendidik siswa untuk rajin
membaca dan belajar yang dapat mengantarkan siswa pada keberhasilan. Membaca,
menulis, dan berhitung merupakan aktifitas yang paling penting dalam hidup karena
dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
Lalu membaca merupakan salah satu kemampuan yang paling mendasar yang harus
dimiliki setiap individu. Dengan membaca, seseorang akan memperoleh pesan,
informasi, dan ilmu pengetahuan baru yang hendak disampaikan oleh penulis
misalnya media cetak seperti koran, buku, majalah maupun media elektronik seperti
TV atau internet merupakan sumber-sumber dimana informasi dapat di peroleh.
Informasi tersebut dapat memperluas pandangan dan wawasan seseorang. Oleh
karena itu, membaca merupakan kegiatan yang diperlukan bagi setiap individu yang
ingin maju dan meningkatkan kualitas dirinya pengajaran membaca di SD terbagi
menjadi 2 tahapan yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Pembelajaran
2
membaca di SD terbagi menjadi dua tahapan dan dibedakan atas kelas rendah dan
kelas tinggi. Pelajaran membaca masuk dalam tahap membaca awal atau membaca
permulaan, Sedangkan pelajaran membaca di kelas tinggi masuk dalam tahap
membaca pemahaman atau membaca lanjutan.
Literasi membaca, matematika dan sains siswa Indonesia berada di bawah rata-
internasional. Untuk literasi membaca, Indonesia pada tahun 2000 berada di 2
peringkat ke-39 dari 41 negara, tahun 2003 berada di peringkat ke-39 dari 40 negara
dan tahun 2006 berada di peringkat ke-48 dari 56 negara. Kemampuan membaca
merupakan kemampuan dasar pada jenjang pendidikan dasar dan sekolah dasar (SD)
yang memberikan kemampuan dasar tersebut sebagaimana yang dinyatakan dalam
Bab II pasal 6 ayat 6 PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Selain itu, sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat
menangani kesulitan yang dialami anak untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa termasuk kemampuan membaca. Kemampuan membaca lancar secara
eksplisit sudah mulai dituntut dikuasai anak ketika berada di kelas 2 sekolah dasar.
Hal ini dapat dilihat pada Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 yang diatur
2
dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Kemampuan membaca bagi siswa dipandang menjadi penentu keberhasilan
dalam aktivitas belajarnya di sekolah, dikarenakan seluruh materi pelajaran dalam
berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah menuntut pemahaman akan konsep dan
teori yang harus dipahami melalui aktivitas membaca. Dengan kemampuan membaca
yang benar dan handal akan menjadi modal dasar dan penentu utama keberhasilan
dalam berbagai mata pelajaran; begitupun sebaliknya kegagalan dalam penguasaan
kemampuan belajar membaca akan menjadi penghambat atau bahkan akan menjadi
salah satu sumber kegagalan dalam studi siswa di sekolah
Penting dan harus dikuasai oleh setiap siswa karena pada tahapan ini siswa
diajarkan mengenal bentuk huruf dan melafalkannya, kemudian siswa diajarkan
mengeja suku kata, membaca kata dan yang terakhir membaca kalimat. Pada tahap
membaca permulaan, anak diajarkan untuk mengetahui sistem tulisan, memusatkan
kata-kata lepas dalam cerita sederhana, dan belajar menggabungkan bunyi dan sistem
tulis agar lancar membaca. Oleh sebab itu, kesuksesan siswa dalam menguasai
kemampuan membaca pada tahap membaca permulaan akan berdampak pada
perkembangan kemampuan membaca selanjutnya.
Membaca permulaan yang diajarkan di kelas rendah dan memiliki peranan yang
sangat penting. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta kesulitan dalam menangkap dan
3
memahami informasi yang disajikan melalui berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan
penunjang. Siswa SD perlu memiliki keterampilan membaca yang memadahi karena
pembelajaran membaca di SD yang dilaksanakan pada jenjang kelas 1 dan 2 merupakan
pembelajaran membaca tahap awal atau disebut membaca permulaan. Penguasaan
keterampilan membaca permulaan mempunyai nilai yang strategis bagi penguasaan
mata pelajaran lain di SD. Anak yang mengalami kesulitan membaca tidak hanya
rendah hasil belajarnya tetapi mereka juga memiliki hasil belajar yang rendah pada
mata pelajaran lain seperti Matematika, PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan bidang studi yang lain . Salah
satu upaya yang dilakukan adalah melakukan analisis kesulitan membaca permulaan.
Melalui analisis kesulitan membaca permulaan, maka akan diketahui pada aspek-aspek
mana saja letak kesulitan membaca masing-masing siswa.
Faktor-faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami oleh setiap anak dapat
disebabkan oleh faktor internal pada diri anak itu sendiri atau faktor eksternal di luar
diri anak. Faktor internal pada diri anak meliputi faktor fisik, intelektual dan psikologis.
Adapun faktor eksternal di luar diri anak mencakup lingkungan keluarga dan sekolah.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar siswa lancar membaca, namun tidak
jarang ditemui ada beberapa atau sekelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam
membaca. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pada prosesnya dalam menguasai
kemampuan membaca, 70 persen siswa mengalami kesulitan. Salah satu bentuk
kesulitan membaca permulaan tersebut yaitu kesulitan mengenali huruf. Ada siswa yang
4
belum mengenal beberapa huruf dengan baik atau bahkan sebagian besar bentuk huruf.
siswa SD perlu memiliki keterampilan membaca yang memadahi.
Banyak siswa yang membaca nya buruk karena banyak yang melafalkan
bacaannya terlebih dahulu, dan tidak fokus sama bacaannya sendiri , kadang ada yang
bacaanya beda penyebutan misal “namun” menjadi “manum” karena faktor tidak fokus
atau tidak konsentrasi, selain itu siswa yang kesulitan membaca ini lebih cenderung
menyendiri karena dirinya minder dengan teman-temannya yang lain. Siswa yang
kesulitan membaca pada mata pelajaran tertentu justru siswa tersebut mempunyai
kelebihan tersendiri di masing-masing bidangnya ada yang mempunyai kelebihan di
bidang kesenian ada yang mempunyai kelebihan dibidang olahraga ada yang
mempunyai kelebihan dibidang rohani atau keagamaan ada yang mempunyai kelebihan
di karate, taekwondo, pencak silat dan lain-lain.
Siswa yang lain mengalami kesulitan dalam membedakan huruf yang bentuknya
mirip seperti huruf “b” dengan “d”, huruf “p” dengan “q”, huruf “m” dengan “w” dan
sebagainya. Mereka juga sulit membedakan huruf yang bunyinya hampir sama yaitu
antara huruf “f” dengan “v”. Kesulitan lain yang siswa alami yaitu dalam merangkai
huruf menjadi kata-kata. Ada siswa yang bahkan kesulitan dalam merangkai 2 huruf
saja, misalnya huruf “b” dan “o” dirangkai menjadi “bo” dan huruf “l” dengan “a”
menjadi “la”, seharusnya dibaca “bola”. Tetapi kata “bola” tersebut tidak terbaca “bola”
oleh siswa. Terlebih untuk kata yang susunan huruf-hurufnya lebih kompleks seperti
huruf konsonan rangkap sangat menyulitkan siswa, misalnya kata “nyamuk”,
“mengeong”, “khawatir” dan lain-lain. Sebagian siswa ketika mengeja ada yang
5
menghilangkan beberapa huruf. Misalnya tulisan “menyanyikan” dibaca “menyanyi”.
Siswa juga masih terbata-terbata dalam mengeja ketika membaca rangkaian kalimat.
Ada siswa yang bercanda dan berlari-lari ketika disuruh membaca. Berdasarkan
rendahnya kemampuan membaca di atas, sebagai guru yang berperan untuk
menanamkan kemampuan membaca pada diri siswa harus mengetahui pada bagian
mana letak kesulitan membaca yang dialami siswa terutama pada membaca permulaan,
karena kesulitan yang dialami siswa bermacam-macam dan satu siswa kemungkinan
akan mengalami kesulitan yang berbeda dengan siswa yang lain.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin meneliti membaca permulaan
dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Membaca Permulaan Siswa Kelas
III di SDN Pondok Jagung 04 Serpong Utara” dan penelitan ini penting dilakukan
karena membaca merupakan kemampuan mendasar bagi siswa untuk dapat mengikuti
seluruh proses pembelajaran di sekolah.
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah :
1. Kesulitan membaca yang diteliti adalah kesulitan dalam mengeja kata,
menyebutkan huruf alfabet, merangkai huruf, membaca baik dan buruk kelas
III di SDN Pondok Jagung 04 Serpong Utara.
2. Bacaan yang diteliti adalah bacaan cerita yang ada pada buku Tematik , buku
cerita, mengeja kata dari buku cerita, menyimpulkan bacaan dari
6
pengamatan di gambar, membaca kartu kata kelas III di SDN Pondok Jagung
04 Serpong Utara.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah, jenis kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam
membaca permulaan pada siswa kelas III di SDN Pondok Jagung 04 Serpong Utara?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas , Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kesulitan siswa dalam membaca permulaan pada siswa kelas III di
SDN Pondok Jagung 04 Serpong Utara
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang
pelajaran Bahasa Indonesia SD khususnya tentang membaca permulaan di bidang
pendidikan dasar, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan
dalam upaya mengatasi kesulitan membaca siswa dengan mengetahui dimana letak
kesulitan membaca pada siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi kepala sekolah
Manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran kemampuan membaca
siswa, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan penentuan kebijakan bagi
sekolah untuk mendukung proses perbaikan pembelajaran.
7
b. Bagi guru
Manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kesulitan kesulitan
membaca yang dialami oleh siswa, sehingga guru dapat mengambil tindakan
yang tepat guna mengatasi masalah dalam kesulitan membaca dan mengatasi
permasalahan yang ada disekolah terkait kesulitan membaca permulaan pada
siswa kelas III
c. Bagi siswa
Memberikan informasi dan pemahaman tentang kesulitan membaca yang
mereka alami agar dapat diusahakan mengatasi kesulitan tersebut dan supaya
siswa bisa kembali membaca sehingga dapat mengikuti pelajaran terutama
pelajaran yang ada bacaan ceritanya.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau gambaran umum dan bahan bagi
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kesulitan membaca siswa pada
tingkatan kelas yang sama atau lebih tinggi.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TEORI PENGERTIAN MEMBACA
1. Membaca Permulaan
a. Pengertian Membaca
Menurut Kundharu Saddhono dan Y.Slamet (2014) “membaca
adalah memahami isi ide atau gagasan baik tersirat, tersirat bahkan
tersorot dalam bacaan. Dengan demikian, pemahamanlah yang
menjadi produk membaca membaca yang bisa dukur, bukan perilaku
fisik duduk berjam-jam diruang belajar sambal memegang buku.
Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman.” (h.101)
Menurut Dalman (2013) “ membaca merupakan suatu kegiatan
atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai
informasi,dan membaca merupakan proses berfikir untuk memahami
isi teks yang dibaca. Membaca bukan hanya sekedar melihat
kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat,
paragraph dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca
merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan
lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang
disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.” (h.5)
9
Menurut para ahli tersebut menjelaskan bahwa membaca harus
dijadikan sebagai kebiasaan agar dapat menjadikan diri sendiri lebih
baik lagi , memotivasi diri sendiri agar lebih baik supaya tidak
tertinggal baik di dalam pelajaran maupun hanya sebagai kemauan
sehingga membaca itu menjadi budaya untuk kehidupan dalam suatu
lingkungan masyakarat serta belajar tidak selalu harus didalam
ruangan atau didalam kelas.
b. Fungsi Membaca
Kundharu Saddhono dan Y. Slamet ( 2014 ) “menyatakan bahwa
kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan ada yang
menyatakan sebagai jantungnya pendidikan memiliki banyak fungsi,
antara lain:
1) Fungsi Intelektual : Dengan banyak membaca kita dapat
meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita
Contohnya : Membaca laporan penelitian, jurnal, atau karya
ilmiah lainnya
2) Fungsi Pemacu Kreativitas : Hasil pembaca kita dapat
mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung
oleh keleluasan wawasan dan pemilikan kosakata.
3) Fungsi Praktis : Kegiatan membaca dilaksanakan untuk
memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misalnya :
teknik memelihara ikan lele, teknik memotret, resep membuat
10
minuman dan makanan, cara membuat alat rumah tangga, dan
lain-lain.
4) Fungsi Rekreatif : Membaca digunakan sebagai upaya
menghibur hati, mengadakan tamasya yang mengasyikan.
Contohnya : Bacaan-bacaan ringan, novel-novel pop, cerita
humor, table, karya sastra, dan lain-lain.
5) Fungsi Informatif : Dengan banyak membaca informative
seperti surat kabar, majalah dan lain-lain dapat memperoleh
begbagai informasi yang sangat kita perlukan dalam
kehidupan.
6) Fungsi Religius : Membaca dapat digunakan untuk membina
dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan
meningkatkan diri kepada tuhan.
7) Fungsi Sosial : Kegiatan membaca memiliki fungsi social yang
tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring.
Dengan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat
dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap,
berbuat, dan berfikir. Contohnya : pembaca berita, karya
sastra, pengumuman, dan lain-lain.
8) Fungsi pembunuh sepi : Kegiatan membaca dapat juga
dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi
11
waktu luang. Contohnya : membaca majalah, surat kabar, dan
lain-lain”. (h.101)
Kutipan tersebut menjelaskan secara keseluruhan fungsi membaca
adalah untuk menambah pengetahuan secara praktis dalam kehidupan,
menafsirkan, dan mengevaluasi serta mengapresiasi pesan tertulis agar
kegiatan membaca lebih bermanfaat dan menjadi minat tersendiri untuk
siswa.
c. Manfaat Membaca
Kundharu Saddhono, dan Y. Slamet (2014) “fungsi membaca
mendatangkan berbagai manfaat antara lain :
1) Memperoleh banyak pengalaman hidup Memperoleh
pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang
sangat berguna bagi kehidupan
2) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan
kebudayaan suatu bangsa
3) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir di dunia
4) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang
dan pola fikir, meningkatkan taraf hidup dan budaya
keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsa
5) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat
mengantarkan seseorang menjadi cerdik pandai
12
6) Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan istilah,
dan lain-lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak,
berbicara, dan menulis
7) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap
eksistensi dan lain-lain”. (h.102)
Kutipan tersebut menjelaskan secara keseluruhan manfaat
membaca adalah untuk memperoleh pengetahuan umum, dapat
menambah kosa kata dan memperkaya perbendaharaan kata,
ungkapan istilah, serta mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan
mempermantap eksistensi.
d. Kegiatan Membaca
Menurut Kundharu Saddhono dan Y.Slamet (2014) “Contoh
kegiatan membaca itu dapat ditampilkan dalam kegiatan berikut,
misalnya di dalam membaca dialog tidaklah persis sama dengan
menyimak dialog. Dalam membaca dialog bahan bacaan berupa
rekaman tertulis suatu dialog. Rekaman tertulis dialog biasanya tidak
dapat merekam penampilan peserta dialog biasanya tidak dapat
merekam penampilan peserta dialog. Seperti gerak-gerik, perubahan
roman muka, penguasaan diri, dan tingkah laku peserta dialog tidak
tergambar dalam teks dialog. Dalam menyimak dialog bahan
disamakan berupa kegiatan dialog secara nyata, rekaman suara, atau
13
rekaman suara dan gambarnya. Disini unsur penampilan peserta
dialog tergambar secara jelas”. (h.106)
Kutipan tersebut menjelaskan kegiatan membaca banyak
memiliki contoh seperti salah satunya contoh berdialog, banyak dari
siswa atau yang lainnya ketika berbicara di depan umum membaca
suatu bacaan hanya terpaku pada kertas atau sama persis, padahal
bacaan pada kertas hanya sebuah acuan agar tidak lupa untuk bacaan
yang selanjutnya karena suatu bacaan akan lebih bagus ketika tidak
terpaku kepada kertas atau tidak sama persis.
e. Pengertian Membaca Permulaan
Menurut (Kuntarto, 2013; Sari, 2015; Amalia & Ramadi, 2017)
“Membaca permulaan adalah kegiatan seseorang (anak) dalam
mengawali aktivitas dengan pengenalan huruf melalui simbol-simbol.
Dalam hal proses kognitif, membaca permulaan dilakukan melalui
penggunaan lambang dan bunyi dalam kalimat secara sederhana.” (
Ahmad Yani 2019, h. 114)
Menurut Dalman (2013) “ dalam membaca permulaan atau
mekanik anak perlu dilatih membaca dengan pelafalan yang benar
dan intonasi yang tepat. Teknik membaca nyaring sangat baik
diterapkan dalam membaca permulaan, anak perlu dibeerikan contoh
membaca yang benar sehingga anak bisa meniru cara membaca kita.
Membacaa permulaan diberikan dikelas rendah sekolah dasar (SD),
14
yaitu di kelas satu sampai dengan kelas tiga. Di sinilah anak-anak
harus dilatih agar mampu membaca dengan lancar sebelum mereka
memasuki membaca lanjut atau pemahaman.” (h.86)
Menurut Martini Jamaris (2015) “membaca permulaan secara
umum dimulai pada di kelas awal sekolah dasar dan ditaman kanak-
kanak paling lambat pada waktu anak duduk dikelas dua sekolah
dasar, anak mulai mempelajari kosa kata dan dalam waktu yang
bersamaan ia belajar membaca dan menuliskan kosa kata tersebut.”
(h.136)
Menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa membaca
permulaan dimulai ketika masuk Sekolah di Taman Kanak-kanak
(TK) atau pada saat masuk Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) namun di Taman Kanak-kanak tidak mewajibkan siswa nya
untuk bisa membaca secara jelas karna di Taman Kanak-kanak hanya
sebagai taman bermain atau tempat bermain yang sekaligus untuk
belajar, lebih banyaknya lagi membaca diterapakan secara wajib di
SD pada saat masuk kelas I, II, dan III agar pada saat nanti dikelas
tinggi tidak tertinggal pelajaran.
f. Tujuan Membaca Permulaan
Dalman (2013),“ kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan
memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan
15
membaca tersebut akan berpengaruh kepada jenis bacaan yang
dipilih, misalnya fiksi atau nonfiksi.” (h.11)
Menurut kutipan tersebut menjelaskan bahwa tujuan dari
membaca permulaan adalah untuk dapat menganalisis dan
memperoleh informasi serta bisa untuk berbagai macam tujuan.
Tanpa bisa membaca kita tidak dapat paham dan mengerti apa
maksud dan tujuan untuk menganalisis atau mendapatkan informasi-
informasi dan makna dari suatu bacaan.
g. Proses Membaca Permulaan
Kurniati, Rodiah, Galih Dani Septian Rahayu (2019)
“menyatakan bahwa kegiatan belajar membaca permulaan ini sekolah
seperti menerapkan les membaca bagi siswa yang kemampuan
membacanya masih dibawah rata-rata di luar jam sekolah, namun
kebanyakan sekolah mengajarkan membaca permulaan secara
klasikal didalam kelas, belajar membaca seharusnya tidak dijadikan
sebagai sampingan dan di jadikan muatan tambahan dalam proses
pembelajaran lainnya. Karena membaca adalah dasar semua
pelajaran sehingga seharusnya pelajaran membaca dikemas dalam
satu kegiatan yang menyenangkan bagi siswa sehingga meskipun
disandingkan dengan pembelajaran lain siswa kelas bawah yang
dalam tahap membaca permulaan akan mendapat porsi yang cukup
16
dalam pembelajaran guna meningkatkan kemampuan membaca
permulaan”. (h.34)
Menurut Ulit, (1995:7) “model membaca sebagai proses
memperoleh pemahaman ada tiga, bawah ke atas (bottom up), atas ke
bawah (top-down), dan interaktif (interactive) . Proses pemahaman
bottom up dilakukan dengan memahami kata, frasa, kalimat,
paragraph, dan wacana. Proses pemahaman top-down dilakukan
melalui pemahaman wacana secara utuh yang bersifat prediktif
kemudian ditelaah makna paragraph, kalimat, frasa, dan kata.
Sementara itu proses pemahaman interactive merupakan campuran
kedua proses tersebut”. (Kundharu dan Y, Slamet, 2014, h. 105)
Cara membaca menurut Dalman (2013) “cara membaca suku
kata, kata dan kalimat. Dalam hal ini anak perlu diperkenalkan untuk
merangkai huruf-huruf yang telah dilafalkannya. Misalnya, suku kata
ba/ dibaca /be-a/ → (ba) dan suku kata /ju/ dibaca atau dieja /je-u/ →
(ju) kata /baju/ dibaca atau dieja /be-a/ → (ba); /je-u/ → (ju) menjadi
/baju/. Setelah itu, anak juga diperkenalkan dengan kalimat pendek.
Misalnya, kalimat /ini baju/ cara membaca atau mengejanya /i/ → (i);
/en-i/ →(ni) menjadi (ini) dan /be-a/ → (ba); /je-u/ → (ju) menjadi
(baju). Jadi, kalau dibaca keseluruhan menjadi (ini baju).” (h. 86)
Menurut (Kuntarto, 2013; Sari, 2015; dan Amalia & Ramadi,
2017). “Langkah awal dalam proses membaca adalah dengan
17
melakukan kegiatan membaca permulaan. Membaca permulaan
adalah proses kognitif yang diawali dengan mengenal huruf, angka,
dan simbol. Hal ini dapat katakan bahwa membaca permulaan adalah
kegiatan seseorang (anak) dalam mengawali aktivitas dengan
pengenalan huruf melalui simbol-simbol. Dalam hal proses kognitif,
membaca permulaan dilakukan melalui penggunaan lambang dan
bunyi dalam kalimat secara sederhana.” (Ahmad Yani, 2019, h.114)
Menurut beberapa para ahli penulis menyimpulkan bahwa proses
membaca permulaan bisa diajarkan dan diberikan kepada siswa baik
didalam kelas maupun diluar kelas karena untuk kegiatan belajar
diluar kelas tersebut dapat menambah kemampuan siswa dalam
menangkap pelajaran yang ada di luar kelas. Jadi membaca
permulaan itu diawali dengan perkenalan huruf , mengeja kata ,
membaca alphabet, merangkai huruf, membaca baik dan buruk,
mengeja kata dari buku cerita, menyimpulkan bacaan dan
mengamati gambar pada buku cerita atau tematik, serta membaca
kartu kata.
h. Indikator membaca permulaan
Menurut Yeti Mulyati dalam modul pembelajaran membaca
permulaan ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan yaitu
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka dapat
18
dilihat melalui indikator siswa yang mengalami kesulitan membaca
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1
Indikator membaca permulaan
No Hasil Belajar Indikator
1
Membiasakan diri dan bersikap
dengan benar dalam membaca a. menunjukkan posisi duduk yang benar
a. gambar tinggal b. mengatur jarak antara mata dan objek harus
tepat (30cm)
b. gambar seri c. memegang objek dengan benar
c. gambar dalam buku d. membuka buku dengan urutan yang benar
2
membaca nyaring a. mengenal huruf dan membacanya sebagai suku
kata, kata, dan kalimat sederhana
a. suku kata
b. membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat
demi kalimat dalam parafgraf serta menggunakan
lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat
dipahami orang lain
b. kata
c. label
c. angka arab
d. kalimat sederhana
3
membaca bersuara (lancar)
kalimat sederhana terdiri atas 3-5
kata
a. membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi
yang benar
b. membaca dengan memperhatikan tempat jeda
(untuk berhenti, menarik napas): jeda panjang atau
pendek
c. membaca dengan memberikan penekanan pada
19
kata tertentu sesuai dengan konteksnya
d. mengidentifikasi kata-kata kunci dari bacaan
agak panjang
4
membacakan penggalan cerita
dengan lafal, dan intonasi yang
benar
membacakan penggalan cerita dengan lafal dan
intonasi yang benar
Sumber : Modul Yeti Mulyati (h.7)
Berdasarkan paduan kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator pencapaian hasil belajar seperti yang telah diuraikan di muka,
jelas tampak bahwa sasaran pembelajaran membaca permulaan lebih
diarahkan pada kemampuan “melek huruf” dengan titik berat pengajaran
diarahkan pada keterampilan membaca teknis.
i. Jenis-Jenis Membaca Permulaan
Menurut (Depdiknas;2002:44) “ Pada umumnya siswa yang duduk di
kelas I, II, III dan IV proses membaca yang dilakukan adalah:
1. Membaca bersuara (membaca nyaring).
Yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan
oleh kelas tinggi / besar. Pelaksanaan membaca keras bagi siswa
Sekolah Dasar dilakukan seperti berikut:
a) Membaca Klasikal yaitu membaca yang dilakukan secara
bersama-sama dalam satu kelas.
20
b) Membaca berkelompok yaitu membaca yang dilakukan oleh
sekelompok siswa dalam satu kelas.
c) Membaca Perorangan yaitu membaca yang dilakukan secara
individu.
d) Membaca perorangan diperlukan keberanian siswa dan mudah
dikontrol oleh guru. Biasa dilaksanakan untuk mengadakan
penilaian.
2. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan
kata-kata atau suara.
3. Membaca teknik
Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras. Membaca
teknik ialah cara membaca yang mencakup sikap, dan intonasi
bahasa. Latihan-latihan yang diperlukan diantaranya:
a) Latihan membaca di tempat duduk.
b) Latihan membaca di depan kelas.
c) Latihan membaca di mimbar.
d) Latihan membacakan (Irdawati, Yunidar, dan Darmawan, 2017,
h.5)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa membaca memiliki
beberapa macam , ada membaca bersuara, membaca dalam hati,
21
membaca teknik. Namun yang sering terjadi di dalam kelas membaca
bersuara ( membaca nyaring ) sangat sering terjadi, karena banyak
beberapa siswa yang dalam membaca tidak bisa dengan cara membaca
nyaring tersebut.
2. Kesulitan Membaca
a. Pengertian Kesulitan Membaca
Martini Jamaris (2015) “Siswa yang mengalami kesulitan belajar
membaca mengalami satu atau lebih kesulitan dalam memproses
infromasi, seperti kemampuan dalam menyampaikan dan menerima
informasi. Ketidakmampuan dalam mengenal huruf dan mengucapkan
bunyi huruf merupakan penyebab dyslexia dan kesulitan membaca.” (h.
139)
Mulyono Abdurrahmman (2012) “ Membaca merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh semua anak ,dan harus diajarkan sejak anak
masuk sd.” (h.157)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa kesulitan membaca itu
merupakan proses belajar yang ditandai dengan kesulitannya dalam
mengeja, dan menerima informasi. Kesulitan membaca juga merupakan
gangguan yang disebabkan karena ketidakmampuan siswa ketika sedang
membaca.
22
b. Karakteristik Kesulitan Membaca
Menurut Martini Jamaris, (2015) “ siswa yang mengalami dyslexia
dan memiliki kesulitan dalam membaca mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Membaca secara terbalik tulisan yang dibaca seperti: duku di
baca kudu, d dibaca b, atau p dibaca q.
2) Menulis huruf secara terbalik.
3) Mengalami kesulitan dalam menyebutkan kembali informasi
yang diberikan secara lisan.
4) Kualitas tulisan buruk, karakter huruf yang tidak jelas.
5) Memiliki kemampuan menggambar yang kurang baik.
6) Mengalami kesulitan dalam memahami dan mengingat cerita
yang baru dibaca.
7) Sulit dalam mengikuti perintah yang diberikan secara lisan.
8) mengalami kesulitan dalam menganal bentuk huruf dan
mengucapkan bunyi huruf.
9) Mengalami kesulitan dalam menggabungkan bunyi huruf menjadi
kata yang berarti.
10) Sangat lambat dalam membaca karena kesulitan dalam mengenal
huruf, mengingat bunyi huruf dan menggabungkan bunyi huruf
menjadi kata yang berarti.” (h.140)
23
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa anak yang memiliki
karakteristik dyslexia disebabkan karena mata dan telinga serta otak
bagian tengah bawah mengalami kesulitan dalam menerima stimulus
visual dan auditori sebelum stimulus tersebut mencapai bagian tengah
otak.
c. Jenis-Jenis Metode Membaca Permulaan
Menurut Drs.Tarigan dkk, dalam bukunya Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas rendah halaman. Dua jenis keterampilan
berbahasa pertama, menyimak dan berbicara diperoleh seseorang untuk
pertama kalinya di lingkungan rumah. Dua keterampilan berbahasa
berikutnya yakni membaca dan menulis diperoleh seseorang setelah
mereka memasuki usia sekolah. Metode MMP (Membaca dan Menulis
Permulaan) meliputi pengenalan terhadap konsep-konsep dasar berbagai
model atau macam metode pembelajaran dalam MMP. Metode yang
dimaksud adalah :
1. Metode eja.
Metode eja disebut juga metode abjad atau metode alfabet. Prinsip
dasar metode eja pada pembelajaran membaca dan menulis
permulaan pembelajarannya dimulai dengan memperkenalkan huruf-
huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan dilafalkan
anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad..
24
2. Metode bunyi.
Metode bunyi merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan
proses pembelajarannya tidak berbeda dengan metode eja/abjad.
Perbedaan hanya terletak pada cara atau sistem pembacaan atau
pelafalan abjad (huruf-hurufnya).
3. Metode suku kata dan metode kata.
Suku kata tersebut dapat dirangkaikan menjadi kata-kata yang
bermakna dan dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata
menjadi kata- kata bermakna, contoh :ba-bi, cu-ci da-du, ka-ki, de-di,
ka- ku, ba-ca, kuda, dst.
4. Metode global dan Metode SAS.
SAS adalah singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. Metode SAS
merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk
proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa
pemula. Pembelajaran metode SAS dimulai dengan pengenalan
struktur kalimat kemudian melalui proses analitik. Proses penguraian
atau penganalisissan dengan metode SAS meliputi:
a) Kalimat menjadi kata-kata,
b) Kata menjadi suku-suku kata,
c) Suku kata menjadi huruf. (Mindaudah, 2017, h. 1672)
Jadi untuk memudahkan anak dalam membaca perlu diperkenalkan
dengan berbagai macam metode agar cepat dalam membacanya, metode
25
tersebut meiliputi metode eja, metode bunyi, metode suku kata, metode
global, metode SAS.
B. FAKTOR-FAKTOR KESULITAN MEMBACA
Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah
(2015) “secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan membaca
bagi siswa terdiri dari faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Kedua faktor
tersebut meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain :
a. Faktor Internal Siswa
Faktor Internal Siswa dibagi menjadi 2 : ada faktor jasmaniah dan faktor
psikologis.
1) Faktor Jasmaniah
Mempunyai penyakit yang sifatnya menahan yang dapat
menghambat usaha-usaha secara optimal kemudian meliputi faktor
kesehatan ( kemampuan dalam mengingat, kemampuan
penginderaan )
2) Faktor Psikologis
Meliputi usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, intelegensi,
perhatian, bakat, minat, emosi dan motivasi/cita-cita.
b. Faktor Eksternal Siswa
Faktor Eksternal Siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi :
26
1) Lingkungan keluarga
contohnya : ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu,
dan rendahnya kehidupan eknomoni keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat
contohnya : wilayah perkampungan kumuh, dan teman
sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah
contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk
seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang
berkualitas rendah”. (h.184)
c. Faktor Kombinasi
Menurut Aphroditta M, (2012) “Faktor kombinasi ini menyebabkan kondisi
anak dengan gangguan disleksia menjadi kian serius atau parah hingga perlu
penanganan menyeluruh dan kontinu.” (h.77)
Jadi Faktor-faktor kesulitan dalam membaca meliputi Faktor Internal dan
Faktor Eksternal yang dapat mempengaruhi anak dalam proses belajar membaca,
jika faktor internal dan eksternal anak tersebut baik maka anak tersebut tidak
akan sulit dalam menjalani proses belajar membacanya.
C. PENELITIAN YANG RELEVAN
Berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitiaan yang berkaitan dengan
Kesulitan Membaca Permulaan, yaitu :
27
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Yani (2019) Universitas Pendidikan
Indonesia dalam penelitiannya yang berjudul “ Kesulitan Membaca
Permulaan pada Anak Usia Dini dalam Perspektif Analisis Reading
Readiness “ Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
kesulitan membaca permulaan pada anak usia dini dalam tinjauan “reading
readliness” atau kesiapan membaca. Terjadinya kesulitan membaca pada
anak usia dini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut,
diantaranya adalah faktor fisik, psikologis, jenis kelamin, pengetahuan, dan
sosial-budaya. Selain itu, faktor kognitif menjadi salah satu faktor utama
dalam hal kesulitan membaca. Oleh karena itu, kesulitan membaca dapat
dianalisis berdasarkan kesiapan membaca yang dimiliki oleh anak, yang
merupakan gambaran pengetahuan melek huruf. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Objek dalam penelitian ini yaitu seorang anak usia dini berinisial
TH, berusia 4 tahun, dan belajar di PAUD (pendidikan Anak Usia Dini) Al-
Barokah, Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon,
Jawa Barat, Indonesia. Hasil dari penelitian menunjuikkan bahwa terjadinya
kesulitan membaca pada anak usia dini disebabkan karena anak yang belum
memiliki kesiapan dalam membaca, yang mencakup lima hal, yaitu :
mengenal huruf; mengenal angka; bertindak seperti orang membaca (pura-
pura membaca); serta menulis nama sendiri walaupun beberapa huruf masih
terbalik.
28
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Pramesti (2018) PGSD STKIP PGRI
Tulungagung dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor
Penghambat Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SD “ Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penghambat membaca permulaan
pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Wonorejo dan alternatif solusi yang dapat
digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam membaca permulaan.Metode
penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus.Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi
guru, lembar observasi siswa, dan pedoman wawancara.Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Analisis
data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penghambat membaca
permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Wonorejo diantaranya yaitu: 1).
Faktor Intelektual, 2). Faktor lingkungan, 3). Kurangnya motivasi dari pihak
keluarga 4). Kurangnya minat membaca siswa yang rendah. Sedangkan
alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam
membaca permulaan yaitu : 1). Guru kelas lebih memprioritaskan anak-anak
yang mengalami kesulitan, 2). Guru kelas juga harus memberikan perhatian
khusus kepada anak-anak yang mengalami kesulitan, 3). Hubungan
kerjasama yang baik antara guru kelas dan orang tua siswa 4). Orang tua
harus lebih memperhatikan, memantau anak dalam belajar membaca,
5).Minat siswa harus dikembangkan dan dilatih terus menerus.Hasil
29
penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan dan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dapat mengembangkan minat dan kemampuan
siswa kelas rendah dalam keterampilan membaca.Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran guna kemajuan kemampuan
dalam pembelajaran membaca permulaan bagi siswa kelas
3. Penelitian yang dilakukan oleh Bella Oktadiana (2019) PGMI UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta dalam penelitiannya yang berujudul “ Analisis
Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Munawiyah Palembang “ Kesulitan belajar
membaca permulaan merupakan kesulitan belajar membaca pada anak
tingkat sekolah dasar kelas II akhrinya terjadi pada siswa tertentu, oleh
karena itu kesulitan belajar membaca permulaan lebih diperhatikan oleh guru
bahasa Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar
membaca permulaan siswa kelas II.B pada mata pelajaran bahasa Indonesisa,
dan faktor-fakor kesulitan belajar membaca permulaan siswa di kelas II.B
pada mata pelajaran bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Munawariyah
Palembang, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan belajar
membaca permulaan siswa kelas II.B pada mata pelajaran bahasa Indonesisa
dan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan membaca permulaan
siswa kelas II.B pada mata pelajaran bahasa Indonesia di Madrasah
Ibtidaiyah Munawariyah Palembang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, informen penelitian ini adalah siswa kelas II.B. Ada pun alat
30
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis
dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini adalah
pertama, analisis kesulitan belajar membaca permulaan yang dialami siswa
kelas II.B pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah analisis kesulitan
siswa mengeja huruf menjadi suku kata, analisis kesulitan siswa mengeja
suku kata menjadi kata, dan analisis kesulitan siswa membedakan huruf b-d,
p-q. Dan yang kedua faktor-fakor penyebab kesulitan belajar membaca
permulaan siswa di kelas II.B pada mata pelajaran bahasa Indonesia di
Madrasah Ibtidaiyah Munawariyah Palembang yaitu yang pertama faktor
dari peserta didik itu sendiri yaitu faktor fisik, inteligensi, minat, motivasi,
yang kedua faktor dari guru yaitu pengelolaan kelas yang kurang efektif, dan
yang ketiga faktor dari keluarga yaitu kurangnya dukungan kepada anak di
rumah.
Dari penelitian diatas terdapat persamaan dalam penelitian peneliti yaitu
dengan masalah kesulitan membaca permulaan, dan metode nya dengan
menggunakan metode deskriptif kualitaitf, faktor-faktor yang menghambat
anak dalam kesulitan membaca juga sama dengan yang ada di dalam
penelitian peneliti . Serta perbedaan lainnya terdapat pada kelas yang diteliti
oleh masing-masing peneliti dan penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Ahmad Yani, Fitria Pramesti, dan Bella Oktadiana.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam metode ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut A
Muri (2017) “peneliti kualitatif mencari makna, pemahaman, pengertian,
verstehen tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan
terlibat adan/atau tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan
menyeluruh.” (h.328)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penelitan kualitatif ini dilakukan dengan
kondisi yang alamiah karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat
kualitatif.
Sedangkan jenis metode penelitian peneliti menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif yaitu peneliti mendeskripsikan tentang kesulitan membaca pada siswa
tanpa rekayasa
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Pada kesempatan kali ini peneliti memiliki kesempatan untuk meneliti
skripsi dengan lokasi dan waktu yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Lokasi Penelitian
Pada penelitian kali ini peneliti mengambil tempat lokasi penelitian di SDN
Pondok Jagung 04 yang berlokasi di Jalan Raya Serpong Kelurahan Pondok
32
Jagung Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan dengan alasan
peneliti mengambil tempat penelitian di Sekolah tersebut karna banyaknya
dari siswa disana yang dalam hal membaca masih sangat kurang dan masih
sangat minim sekali untuk membaca maka dari itu peneliti mengambil lokasi
di sekolah tersebut agar kedepannya sekolah tersebut dapat mempunyai
siswa yang bisa membaca dalam hal apapun dan juga murid yang membaca
nya masih kurang dapat bisa membaca perlahan-lahan agar bisa mengikuti
pelajaran di dalam kelas.
2. Waktu Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini peneliti meneliti sendiri ke Sekolah pada saat
pengajuan judul skripsi sampai pada ujian skripsi, dan dianjurkan dibuatkan
jadwal penelitian.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Waktu / Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal Skripsi
4
Bimbingan dan revisi hasil
seminar
33
C. SUMBER DAN JENIS DATA PENELITIAN
Pada bagian ini dilaporkan sumber dan jenis data penelitian. Peneliti disini
mengambil informan dari Siswa, Orang tua, dan Guru untuk dijadikan acuan
sebagai jenis dan data peneltian. Maka penelitian ini dapat dikelompokkan
menjadi data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang di dapatkan dari hasil wawancara dengan
siswa kelas 3 yang memiliki kesulitan dalam membaca kemudian melakukan
wawancara kepada guru kelas atau wali kelas mengenai faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan siswa tersebut memiliki keterlambatan dalam
membaca permulaan kemudian menanyakan mengenai sarana dan prasana
yang ada disekolah tersebut.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia ditempat penelitian seperti
: buku catatan guru tentang siswa yang mengalami kesulitan membaca dan
referensi yang relevan dengan masalah penelitian.
5 Pembuatan Instrument Penilaian
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan dan analisis data
8 Ujian Skripsi
34
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan bagian inti dalam penelitian, tujuan
dalam teknik pengumpulan data yaitu mendapatkan data. Dalam kualitatif teknik
pengumpulan datanya bisa dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi, dan ada beberapa test untuk bisa mengetahui siswa tersebut bisa
atau tidak dalam proses membaca.
Gambar 3. 1
Teknik Pengumpulan Data
Sumber : Sugiyono. (2019, h.297)
Observasi
Macam-macam teknik
pengumpulan data
Wawancara
Dokumentasi
Test
35
1. Test
Test yang diberikan adalah test berupa praktik membaca cerita yang ada
pada buku bahasa Indonesia / tematik serta dapat menyimpulkan kata demi
kata menjadi satu kalimat, mengamati gambar kemudian menyimpulkan
menjadi satu kalimat, membaca satu demi kata / dieja
2. Wawancara
Wawancara pada penelitian kali ini ialah teknik untuk dapat mengumpulkan
data dari berbagai sumber melalui komunikasi secara langsung, tujuannya
agar peneliti bisa mendapatkan informasi dari Siswa, Guru, dan sendiri
mengenai faktor dan kesulitan-kesulitan apa saja yang dimiliki siswa yang
terlambat dalam membaca permulaan ini
3. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk peneliti bisa melihat,
memahami, dan mengerti kondisi yang ada di sekitar sekolah ataupun di
sekitar kelas. Pada penelitian kali ini peneliti melakukan observasi kepada
siswa kelas III di SDN Pondok Jagung 4 Kota Tangerang Selatan Kelurahan
Pondok Jagung Kecamatan Serpong Utara mengenai kesulitan-kesulitan apa
saja yang mempengaruhi sehingga siswa kurang lancar untuk membaca
permulaan ini
4. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini diambil oleh peneliti sebagai bahan dasar
dan bahan bukti bahwa peneliti sudah meneliti bagaimana proses belajar
siswa, bagaimana keadaan dilingkungan sekolah, dan apa saja faktor-faktor
36
yang mempengaruhi siswa sehingga bisa mempunyai keterlambatan atau
kesulitan dalam membaca permulaan ini. Dokumentasi ini sendiri tidak
hanya terpaku pada foto melainkan bisa dari video.
E. INSTRUMEN PENELITIAN KUALITATIF
Aina Suryani, (2015) “Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah
instrument tes, tentang hasil belajar membaca siswa. Tes ini digunakan untuk
mengetahui hasil belajar membaca siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar.” (h.33)
Menurut kutipan diatas menjelaskan bahwa instrumen dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dan test. Proses
dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif memiliki berbagai
metode penelitian seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi yang mana
memerlukan alat bantu instrumen itu sendiri
Tabel 3.2
Instrumen Penilaian kesulitan membaca permulaan
NO UNSUR PENILAIAN INDIKATOR
1 Mengenal Huruf
a. Mengenal semua huruf dari A-Z (26 huruf) dalam
pembelajaran
b. Mengenal sebagian huruf dari A-T (20 hruuf)
dalam pembelajaran
37
c. Mengenal sebagian huruf dari A-O ( 15 huruf)
dalam pembelajaran)
d. Jika tidak mengenal huruf secara berurutan
e. Tidak mengenal huruf sama sekali
2 Membaca Suku Kata
a. Membaca semua suku kata dengan tepat dan
bermakna
b. Membaca suku kata tanpa terbata-bata
c. Membaca suku kata dengan kurang tepat
d. Membaca suku kata dengan terbata-bata
e. Tidak membaca kata
3 Membaca Kata
a. Mampu membaca semua kata (61 kata ) dan
bermakna
b. Mampu membaca sebagian kata (30 kata)
c. Mampu membaca kata (20 kata)
d. Mampu membaca kata (10 kata)
e. Tidak mampu membaca kata
4 Membaca Kalimat Sederhana
a. Mampu membaca semua 21 kalimat sederhana
dengan tepat dan bermakna
b. Mampou membaca 16 kalimat sederhana
c. Mampu membaca 13 kalimat sederhana
d. Mampu membaca 7 kalimat sederhana
e. Tidak mampu membaca kalimat sederhana
38
5 Membaca Teks Pendek
a. Membaca semua teks pendek dengan lancar dan
bermakna
b. Membaca sebagian teks pendek
c. Membaca sedikit teks pendek
d. Membaca teks pendek dengan terbata-bata
e. Tidak bisa membaca teks pendek
Sumber : Aina Suryani, (2015, h. 25)
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang dilakukan pada peneliti kali ini dilakukan dengan
menyusun data yang diperoleh dari lapangan dan hasil wawancara serta
dokumentasi Analisis ini secara sistematis sebagai upaya yang dilakukan dengan
bekerja melalui, mengorganisasikan hasil data berupa wawancara dan
dokumentasi, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
analisis non statistik, dimana analis non statistik ini digunakan untuk data yang
bersifat kualitatif.
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah
data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka
serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa
39
saja dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumen,
video) dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui
pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alat tulis), tetapi analisis kualitatif
tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang
diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai
alat bantu analisis.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup
transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi.
Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. berikut ini
adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal yang pokok, memfokuskan
kepada hal yang penting,dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Karena data yang dari lapangan cukup banyak maka diperlukanlah
analisis data yaitu reduksi data. Peneliti mengumpulkan semua data
dilapangan mengenai kesulitan membaca permulaan, dan penanganan yang
sudah dilakukan guru dalam menghadapi kesulitan membaca permulaan
siswa kelas 03 di SDN Pondok Jagung 04 Serpong Utara kemudian peneliti
mengelompokkan jenis data sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas.
40
2. Penyajian Data
Langkah kedua setelah reduksi data adalah penyajian data. Dengan penyajian
data maka akan memudahkan peneliti untuk memahami yang akan terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Untuk menyajikan data dalam bentuk kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan-kesimpulan penafsiran atau verifikasi
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam
penelitian ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan pengumpulan data
yang dikelompokkan atau ditampilkan baik yang sesuai maupun tidak sesuai
dengan hasil yang didapat. Kesimpulan penelitian ini nanti akan didapat
setelah peneliti melihat bagaimana kesulitan membaca permulaan siswa, dan
penanganan yang sudah dilakukan guru dalam menghadapi kesulitan
membaca permulaan siswa kelas 03 di SDN Pondok Jagung 04 Serpong
Utara.
41
F. KEABSAHAN DATA
Untuk mendapatkan data yang absah peneliti menggunakan :
1. Objektivitas
Desain Penelitian dibuat secara baik dan benar, fokus penelitian tepat, kajian
literature yang relevan, teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus
permasalahan penelitian, analisis data dilakukan secara benar, hasil
penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Kesahihan Internal
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang dipercaya peneliti melakukan
member check. Member check dalam penelitian kualitatif adalah untuk
mendapatkan kesepakatan dalam hal analisis, penafsiran dan kesimpulan dari
data yang telah diorganisasi. Apabila data yang telah diolah oleh peneliti
dapat disepakati , maka kredibilitas dapat diterima, tetapi sebaliknya jika
analisis data yang telah dibuat tidak disepakati, maka peneliti mengadakan
diskusi untuk mencapai kesepakatan dalam penafsiran.
3. Kesasihan eksternal
Untuk mencapai keasihan eksternal peneliti dengan sistematis, rinci, jelas
dan bisa dipertanggungjawabkan.
42
4. Keterandalan
Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam penelitian,
maka data siap diaudit kembali terhadap keseluruhan penelitian, dari mulai
menentukan fokus masalah, memasuki lapangan, pengambilan data, analisis
data, uji keabsahan sampai kepada kesimpulan.
43
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca . Jakarta: Rajagrafindo Persada.
III, M. P. (2015). Pembelajaran Kelas IV, V, dan VI . Praktik Yang Baik di Sekolah
Dasar&Madrasah Ibtidaiyah (SD&MI), 247.
Irdawati, Yunidar, & Darmawan, d. (2017). Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di Min Boul. Jurnal Kreatif Tadulako
Online.
Jamaris, M. (2015). Kesulitan Belajar Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Kurniati, Rodiah, & Galih, D. S. (2019). Pengaruh Metode Hands on Activity Terhadap
Kemampuan membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SD. Journal of Elementary Education .
M, A. (2012). Panduan Lengkap Orang Tua dan Guru Untuk Anak Disleksia (Kesulitan
Membaca). Jogjakarta: Javalitera.
Mindaudah. (2017). peningkatan kemampuan membaca awal dengan bantuan media gambar
pada mata pelajaran bahasa indonesia untuk anak usia sekolah dasar di MI
Muhammadiyah I Jombang tahun pelajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Tambusai.
Mulyati, Y. (2011). Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan. Modul. Universitas
Pendidikan Indonesia, 7-8 dan 15-23.
Oktadiana, B. (2019). Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di MI Munawariyah Palembang. Jurnal Ilmiah PGMI.
Pramesti, F. (2018). Analisis Faktor-Faktor Penghambat Membaca Permulaan pada Siswa Kelas
1 SD. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.
Purwanto. (2018). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slamet, K. S. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia . Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
44
Suryani, a. (2015). Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa kelas SDN 64/1 Muara Bulan.
Skrispi.
Syah, M. (2015). Psikologi Belajar. Depok: Rajagrafindo Persada.
Yani, A. (2019). Kesulitan Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini. Jurnal Mimbar Pendidikan.
Yusuf, A. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatid, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.
45
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Siswa Kesulitan
Membaca Permulaan
Nama :
Kelas :
No Pertanyaan
1 Apakah ketika membaca siswa dalam posisi duduk yang benar?
2 Apakah dalam membaca siswa mengatur jarak antara mata dan objek?
3 Apakah ketika sedang membaca siswa memegang objek dengan benar?
4
Apakah dalam membuka buku siswa membukanya dengan urutan yang
benar?
46
Pedoman Wawancara Siswa Kesulitan
Membaca Permulaan
Nama :
Kelas :
No Pertanyaan
1 Apakah ketika membaca siswa dalam posisi duduk yang benar?
2 Apakah dalam membaca siswa mengatur jarak antara mata dan objek?
3 Apakah ketika sedang membaca siswa memegang objek dengan benar?
4
Apakah dalam membuka buku siswa membukanya dengan urutan yang
benar?
47
Pedoman Wawancara Siswa Kesulitan
Membaca Permulaan
Nama :
Kelas :
No Pertanyaan
1 Apakah ketika membaca siswa dalam posisi duduk yang benar?
2 Apakah dalam membaca siswa mengatur jarak antara mata dan objek?
3 Apakah ketika sedang membaca siswa memegang objek dengan benar?
4
Apakah dalam membuka buku siswa membukanya dengan urutan yang
benar?
48
Lampiran 2 :
Pedoman test kemampuan membaca
Permulaan siswa
Nama :
Kelas :
No Aspek Yang Diamati Ya Tidak
1 Mengidentifikasi Huruf
2 Kelancaran Membaca
3 Membaca kartu kata
4 Membaca alphabet
5 Merangkai Susunan Kata
6 Menyimpulkan gambar menjadi kalimat
49
Pedoman test kemampuan membaca
Permulaan siswa
Nama :
Kelas :
No Aspek Yang Diamati Ya Tidak
1 Mengidentifikasi Huruf
2 Kelancaran Membaca
3 Membaca kartu kata
4 Membaca alphabet
5 Merangkai Susunan Kata
6 Menyimpulkan gambar menjadi kalimat
50
Pedoman test kemampuan membaca
Permulaan siswa
Nama :
Kelas :
No Aspek Yang Diamati Ya Tidak
1 Mengidentifikasi Huruf
2 Kelancaran Membaca
3 Membaca kartu kata
4 Membaca alphabet
5 Merangkai Susunan Kata
6 Menyimpulkan gambar menjadi kalimat
51
Lampiran 3:
Rubrik Penilaian Test Kemampuan Membaca
Permulaan Siswa
Nama :
Kelas :
No. Fokus
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Kemampuan Mengenal Dan Mengucapkan Huruf
2 Kemampuan Mengeja Huruf Menjadi Suku Kata
3 Kemampuan Mengeja Suku Kata Menjadi Kata
4
Kemampuan Menyambung Kata Menjadi Satu
Kalimat
5 Kemampuan Membaca Teks Pendek
52
Rubrik Penilaian Test Kemampuan Membaca
Permulaan Siswa
Nama :
Kelas :
No. Fokus
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Kemampuan Mengenal Dan Mengucapkan Huruf
2 Kemampuan Mengeja Huruf Menjadi Suku Kata
3 Kemampuan Mengeja Suku Kata Menjadi Kata
4
Kemampuan Menyambung Kata Menjadi Satu
Kalimat
5 Kemampuan Membaca Teks Pendek
53
Rubrik Penilaian Test Kemampuan Membaca
Permulaan Siswa
Nama :
Kelas :
No. Fokus
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Kemampuan Mengenal Dan Mengucapkan Huruf
2 Kemampuan Mengeja Huruf Menjadi Suku Kata
3 Kemampuan Mengeja Suku Kata Menjadi Kata
4
Kemampuan Menyambung Kata Menjadi Satu
Kalimat
5 Kemampuan Membaca Teks Pendek
54
Lampiran 4 :
Jurnal Bimbingan
55
56
57
58
Lampiran 5 :
SK Dosen Pembimbing Penulisan Skripsi :
59