PENINGKATAN KEMAMPUAN DIVERGENT THINKING …eprints.ums.ac.id/20884/14/naskah_publikasi_Q.pdf ·...

16
PENINGKATAN KEMAMPUAN DIVERGENT THINKING DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN MODIFIED FREE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIE SMP Negeri 5 Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikaan Matematika TRI MULYANTI A 410 080 230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN DIVERGENT THINKING …eprints.ums.ac.id/20884/14/naskah_publikasi_Q.pdf ·...

PENINGKATAN KEMAMPUAN DIVERGENT THINKING DENGAN

MENERAPKAN PENDEKATAN MODIFIED FREE INQUIRY DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIE SMP Negeri 5 Sukoharjo)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikaan Matematika

TRI MULYANTI

A 410 080 230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

III

l,,s'xIN'lS'141 SluV ue,gos'H's{I

'ue>le0

ualrprpued nurll usp uenm8ey ssqn{uC

"1rer1ems quftputuueqnry se{srellun

ZIOZ?lre)pmS

'pd'I{'71'11 1ouels's(I

IS'141'tp?qng oldtlt'rO

61qd 'V'1a1

"1r"H slrpl

't

'e

.I

:rfn8ue4 rrsateq uermsns

'prerft lFuellleru uaplu.(qp q?Iel uec

ZIOZ1uEEu4 epe4

1[n6ued ue..trep uedep O ue>puq4redry qe1o1

0€20800r, Y

IINVATIIIAI Iu,I,

:qelo unsnslp uep uqdursredlq

n

(o[.ruqorlng S IraEeN dI lS flIIA sBIeX Ip sltpuuete141 uurufdlequed XId)YXIIYI Ifl IYI^I NYUVfYTfl fl rutrd

IAIYTYC,{ UINONI fl W.{ Ofl IT IqON NVTY}IflqNfld UVXAVUU\TIIII

TIV5Nf,C ONIXMHT INfl OtrgLIo NVNdI IVI Ifl)I NYIYXCNINfld

NYITVSfCNfdt

PENINGKATAN KEMAMPUAN DIVERGENT THINKING DENGAN

MENERAPKAN PENDEKATAN MODIFIED FREEINQUIRY DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIE SMP Negeri 5 Sukoharjo)

Oleh

Tri Mulyanti1, Idris Harta2, dan Tjipto Subadi3

1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, [email protected] 2Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]

3Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan tentang: Pendekatan modified free inquiry dapat meningkatkan kemampuan divergent thinking siswa dalam pembelajaran matematika. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi tindakan, refleksi dan evaluasi. Metode pengumpulan data melalui metode observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan metode tes. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/ verifikasi. Keabsahan data digunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus ke-tiga, siswa aktif bertanya untuk materi yang belum jelas sebanyak 58.3% dari 13.8% sebelum tindakan, siswa yang mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak 52.7% dari 16,6%, siswa yang menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri sebanyak 41.6% dari 8.33%, siswa aktif menyelesaikan soal matematika sebanyak 88.8% dari 36.11 %. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan divergent thinking siswa mengalami peningkatan melalui pendekatan modified free inquiry. Kata Kunci : divergent thinking, modified free inquiry

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses utama dalam menghasilkan SDM yang andal,

salah satu indikatornya adalah pencapaian hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil

yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada

dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar

merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni

perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun

aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan

tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu.

Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah

mengikuti proses belajar mengajar (Muhammad zainal abidin, 2012)

Menurut Bloom dalam Widyasari (2007: 193-194) menyatakan secara rinci

mengelompokkan hasil belajar kedalam tiga kawasan (ranah) yang dikenal dengan

taksonomi Bloom yaitu; kognitif (Cognitive) dimana hasil belajar mengakibatkan

perubahan padakemampuan berpikir, efektif (affective), lebih ke arah kemampuan

merasakan, dan psikomotorik (psycomotoric) berupa kemampuan keterampilan. Ada

dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu faktor dari dalam dan

faktor dari luar. Faktor dari dalam peserta didik antara lain adalah sikap, motivasi

dan kemampuan berpikir, sedangkan faktor dari luar peserta didik antara lain adalah

lingkungan, metode, strategi pembelajaran, serta media yang digunakan (Widyasari,

2009).

Proses berpikir dari setiap peserta didik berbeda-beda, ada yang memiliki

kemampuan berpikir konvergen dan ada pula yang divergen. Sekolah pada umumnya

lebih menekankan kepada perkembangan mental intelektual semata-mata. Terbatas

pada penalaran verbal dan pemikiran logis yang perlu pemikiran konvergen (yaitu

pemikiran yang menuju satu jawaaban tunggal), sedangkan berpikir kreatif atau

divergent tidak atau jarang dirangsang (Munandar, 1999). Menurut Anderson dalam

Didin Wahidin (2009) memandang kreatif sebagai suatu proses berpikir, adapun jenis

berpikir yang dapat mencerminkan kreatif adalah tergolong jenis berpikir divergent

(Divergent Thinking), seperti terungkap dari apa yang dikemukakan Yelon

(1977:232) “An important ingredient in creativity is divergent thinking”.

Utami Munandar (1999) merumuskan bahasa yang akrab dengan kita, bahwa

“kreatif (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data

atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap

suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan dan

keragaman jawaban”. Menurut Tilaar dalam Widyasari (2009:194) Seseorang yang

memiliki kemampuan divergent thinking akan dapat melihat persoalan dari banyak

perspektif, karena seorang yang berpikir divergen akan menghasilkan lebih banyak

alternatif untuk memecahkan suatu masalah.

Dalam kegiatan pembelajaran di SMPN 5 Sukoharjo ditemukan beberapa

permasalahan berpikir kreatif atau disebut juga dengan divergent thinking yaitu

sebagai berikut: (1) dorongan untuk belajar matematika masih rendah, (2) siswa

kurang aktif, baik dalam mengajukan pertanyaan maupun gagasan atau ide, (3) siswa

tidak berani menyelesaikan masalah atau soal dengan caranya sendiri dan cara

berpikir siswa tiruan dari cara berpikir guru, (4) peran aktif siswa dalam mengerjakan

soal matematika masih kurang. Beberapa masalah tersebut tampak dari: (1) masih

banyak siswa yang berbicara sendiri dengan temannya saat pelajaran berlangsung, (2)

hanya dua atau 4 siswa dari 36 siswa yang memberikan respon ketika diberi

kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan oleh guru, (3) jawaban yang

disampaikan siswa masih text book, dimana hanya buku acuan yang menjadi sumber

informasi, (4) pembelajaran berbasis aktivitas siswa kurang dilaksanakan secara

optimal.

Berdasarkan dari temuan observasi di atas dapat diketahui bahwa

permasalahan yang terjadi di kelas adalah disebabkan karena guru dalam mengajar

masih menggunakan metode yang kurang kreatif dan inovatif. Pembelajaran

disekolah masih menggunakan pembelajaran konvesional. Pada pembelajaran masih

banyak siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Pada pembelajaran sehari-hari peserta didik kurang terlibat dalam kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung masih bersifat teacher centered. Guru

menyampaikan materi, memberikan latihan soal dan memberikan tugas rumah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya guru melakukan evaluasi

terhadap cara mengajarnya serta mencoba menerapkan beberapa metode yang sesuai

dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam memperbaiki kegiatan belajar mengajar

ini, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan perubahan metode atau strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan

pendekatan Inquiry dalam pembelajaran matematika. Pendekatan pembelajaran

inquiry merupakan salah satu alternatif yang tepat, dikarenakan pembelajaran

berbasis inquiry merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa pada

permasalahan yang terbuka, bersifat student-centered. Selain itu, pendekatan inquiry

juga merupakan teknik pemikiran divergen dan tujuan dari pembelajaran inquiry itu

sendiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan

kritis.

Menurut Sund & Throwbridge dalam Asri (2008) menyatakan bahwa

pendekatan inquiry terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru

terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya,

yaitu guided inquiry (Inkuiri Terbimbing), free inquiry (Inkuiri Bebas), dan modified

free inquiry (Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi). Pendekatan inquiry yang dipilih

sebagai tindakan dalam penelitian ini adalah modified free inquiry.

Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Modified Free Inquiry dapat

meningkatkan kemampuan divergent thinking siswa, (Asri Widowati, 2008).

Pendekatan ini merupakan kolaborasi dari dua pendekatan inquiry sebelumnya, yaitu

pendekatan guided inquiry dan free inquiry. Dalam pendekatan ini siswa tidak dapat

memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara mandiri. Siswa yang

belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan

tetap memperoleh bimbingan, tetapi bimbingan yang diberikan lebih sedikit, agar

siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri dengan harapan siswa dapat

menemukan sendiri penyelesaiannya. Maka dengan pendekatan ini, kemampuan

divergent thinking siswa benar-benar akan dikembangkan.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini termasuk PTK yang merupakan bagian dari penelitian

kualitatif yang bergerak pada paradigm definisi sosial yang merupakan kajian

mikro. Menurut Gall dan Borg dalam (Tjipto Subadi: 2011) yang merupakan studi

mikro untuk membangun ekspresi konkrit dan praktis aspirasi perubahan di dunia

sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja

para praktisinya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model

kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan

peneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan upaya untuk mengkaji

apa yang terjadi dan telah dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya

sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam

upaya mencapai tujuan penelitian. Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian

terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian tujuan tindakan

pembelajaran. Penelitian tindakan ini sebagai upaya peningkatan kemampuan

divergent thinking siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan modified free inquiry.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan pemecahan

masalah yang dimulai dari a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) mengumpulkan

data (observasi), d) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh

mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut.

Sebelum merencanakan tindakan kelas diadakan dialog awal yang

dilakukan untuk mencari permasalahan-permasalahan pendidikan dan berdiskusi

membahas masalah yang terjadi di kelas. Ditemukan beberapa masalah

diantaranya rendahnya kemampuan divergent thinking siswa dalam pembelajaran

matematika..

Perencanaan dan penyusunan dilakukan dengan mengadakan identifikasi

masalah, dan diharapkan dapat merumuskan permasalahan siswa terutama yang

berhubungan dengan kemampuan divergent thinking siswa dalam pembelajaran

matematika. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan.

Selanjutnya, dari perencanaan yang ada diimplemetasikan melalui penerapan

pendekatan modified free inquiry dalam pembelajaran matematika.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain: 1) Metode observasi untuk mengetahui kegiatan siswa dalam

mempersiapkan dan menerima pelajaran dari guru selama proses belajar berlangsung,

2) Catatan lapangan digunakan untuk mencatat observasi, analisis dan refleksi pada

waktu diskusi antara peneliti dan guru dan berbagai reaksi terhadap kejadian-kejadian

penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung, model

catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan, 3)

Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya. Metode

dokumentasi dalam penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh data- data

berupa data sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa, nomor induk siswa

dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah, 4) metode tes digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar pada pokok bahasan Jajar genjang, dan jenis tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk soal essay atau

uraian. Selanjutnya pendekatan modified free inquiry diaplikasikan pada

pembelajaran matematika tentang jajar genjang pada siswa kelas VII E SMP Negeri 5

Sukoharjo dengan melibatkan guru pelajaran matematika.

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama guru matematika,

untuk menguji validitas data pada penelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaitu

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan penegecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam

penelitian ini, keabsahan dilakukan dengan triangulasi sumber, yaitu membandingkan

data hasil pengamatan tes dengan hasil observasi lain.

Analisis data dilakukan sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan

dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode alur yang terdiri dari

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan pendekatan modified free inquiry mendapat tanggapan yang positif

dari guru matematika dan siswa, hal ini terbukti dari adanya peningkatan indikator-

indikator kemampuan divergent thinking siswa dalam pembelajaran matematika yang

meliputi siswa aktif bertanya untuk materi yang belum jelas,mengemukakan ide atau

gagasan, menyelesaikan masalah matematika dengan caranya sendiri dan aktif dalam

mengerjakan latihan soal matematika.

Hasil penelitiaan tindakan kelas yang dilakukan dapat dituliskan pada tabel 1

berikut ini:

Tabel 1 Data Hasil Peningkatan Kemampuan Divergent Thinking Siswadalam

Pembelajaran Matematika

Aspek yang diamati

Sebelum Tindakan Putaran I Putaran II Putaran III

Aktif Bertanya (5 Siswa)

13.8%

(11 siswa)

30.5%

(17 siswa)

47.2%

(21 siswa)

58.3%

Berani Memberikan ide

atau gagasan

(6 Siswa)

16.6 %

(9 siswa)

25.71%

(14 siswa)

38.88%

(19 siswa)

52.77%

Menyelesaikan Soal dngan

Caranya sendiri

(3 Siswa)

8.33%

(5 siswa)

14.28%

(11 siswa)

30.55%

(15 siswa)

41.66%

Aktif mengerjakan Soal Matematika

(13 Siswa)

36.11%

(15 siswa)

42.85%

(22 siswa)

61.11%%

(32 siswa)

88.88%

Gambar dibawah ini menunjukkan grafik peningkatan kemampuan divergent

thinking siswa dalam pembelajaran matematika.

Gambar 1 Grafik Peningkatan Kemampuan Divergent Thinking Siswa Dalam

Pembelajaran Matematika

Dari putaran I sampai putaran III, kemampuan berpikir divergent siswa dalam

pembelajaran matematika sudah mengalami peningkatan berarti, hal ini dapat dilihat

dari indikatornya yaitupada akhir penelitiansiswa yang aktif dalam mengajukan

pertanyaan sebanyak 21 siswa (58.33 %), siswa yang berani memberikan gagasan

atau ide sebanyak 19 siswa (52.77%), siswa yang berani menyelesaikan masalah atau

soal dengan caranya sendiri sebanyak 15 siswa (41.66%), siswa yang aktif

mengerjakankan soal matematika atau tugas sebanyak 32 siswa (88.88%).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

SebelumTindakan

Putaran I Putaran II Putaran III

Jum

lah

Sis

wa

Grafik Peningkatan Kemampuan Divergent Thinking

dengan Pendekatan Modified Free Inquiry

Aktif mengerjakan Soal

Menyelesaikan Soal DenganCaranya Sendiri

Berani Memberikan Ide/Gagasan

Aktif Bertanya

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan modified free

inquiryakan meningkatkan kemampuan berpikir divergent siswakelas VIIE SMP

Negeri Sukoharjo pada sub pokok bahasan jajargenjang.

Peningkatan kemampuan divergent thinking siwa juga mempengaruhi hasil

belajar siswa. Data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

melalui pendekatan modified free inquiry diambil dari aspek kemampuan siswa

dalam mengerjakan soal oleh guru. Data tingkat hasil belajar siswa diperoleh dari

alat ukur (instrumen) tes mandiri. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika

memperoleh nilai lebih besar sama dengan nilai KKM yaitu 65.

Nilai hasil belajar siswa menunjukkan tingkat penguasaan materi pelajaran

sudah cukup tinggi. Kenaikan rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan modified free inquiry dapat memudahkan siswa

mamahami materi ajar sehingga mampu meningkatkan kemampuan divergent

thinking yang akan juga berakibat pada peningkatan hasil belajar matematika siswa.

Hal ini di dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asri (2008) yang

menyatakan “Pembelajaran sains dengan pendekatan modified free inquiry dapat

meningkatkan kemampuan divergent thinking siswa kelas XC SMA PIRI 1

Yogyakarta” dan penelitian yang dilakukan oleh Ari (2007) yang menyatakan,

“Melalui pendekatan inquiry membuat siswa memiliki keberanian untuk

menyelesaikan masalah matematika dengan caranya sendiri.

SIMPULAN

Proses pembelajaran matematika pada materi jajar genjang dengan

pendekatan modified free inquiry sebagai upaya peningkatan kemampuan divergent

thinking berjalan sesuai apa yang diharapkan. Proses pembelajaran dengan

memberikan permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan sesuai dengan cara

berpikir siswa sendiri, akan melatih proses berpikir divergen siswa.

Proses pembelajaran dengan pendekatan modified free inquiry membuat siswa

lebih aktif. Siswa di berikan kebebasan baik dalam bertanya maupun mengeluarkan

ide atau gagasan-gagasan yang mereka miliki, untuk menyelesaikan permasalahan

yang diberikan.Guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang akan membantu siswa

yang mengalami kesulitan. Selain itu, guru juga merespon pendapat-pendapat yang

dimiliki oleh siswa dan membimbing untuk dapat menyimpulkan materi yang sedang

dipelajari. Terdapat peningkatan kemampuan divergent thinking yang juga berakibat

pada peningkatan hasil belajar matematika siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari

meningkatnya indikator-indikator kemampuan berpikir divergen dan hasil belajar

matematika siswa

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Didin Wahidin. 2009. Berpikir Kreatif. http://didin-uninus.blogspot.com/2009/03/berpikir-kreatif.html

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fajari, Atik Fitriya Nurul. 2008. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan

Kreatif Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam

Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Aljabar (Kelas VII SMPN 2 Kartasura). Skripsi. Surakarta: UMS

Gibson, Crystal. 2009. Enhanced divergent thinking and creativity in musicians: A behavioral and near-infrared spetroscopy study. Hal 162-169. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/b&c

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiaswara Haryanto. Pengembangan Cara Berpikir Divergen-Konvergen Sebagai Isu Kritis

Dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran Nomor 1 Volume 2 Mei 2006, hal 6-7. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNY.

Hudoyo, Herma. 1990. Mengajar Belajar Matematika. Malang: PT. Sinar Baru Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus

Untuk Dosen Dan Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset Muhammad zainal abidin. 2012. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli.

http://www.masbied.com/2012/02/21/pengertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli/

Munandar, utami. 1999. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: grasindo

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Karunia Rosmawati, Ari. 2007. Peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika

melalui pendekatan inquiry (PTK pembelajaran matematika pokok bahasan simetri lipat dan pencerminan di kelas V SDN Makamhaji di Surakarta tahun pelajaran 2005/ 2006). Skripsi. Surakarta: UMS

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja

Rodaskarya Sund, Robert B. & Leslie W. Trowbridge. (1973). Teaching science by inquiry in the

secondary school. Second edition. London: Charles E. Merrill Publishing Company

Sutama. 2011. Penelitian Tindakan (Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK). Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.

Widowati, Asri. 2008. Peningkatan kemampuan divergent thinking dengan menerapkan pendekatan modified free inquiry dalam pembelajaran sains. Nomor 1, Tahun XI, 2008. Jurnal penelitian dan evaluasi pendidikan.

Widyasari. Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar IPA Terpadu. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol.9 No. 3 Desember 2007

Wu, Weidong. Development Trend Study of Divergent Thinking among Student from Primary to Middle School. International Journal of Psychological Studies No. 1, Vol. 2 June 2010.