PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI …... · Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI …... · Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI
KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO
WONOGIRI TAHUN 2010
SKRIPSI
OLEH:
MEILISA ROMADIANINGRUM
K7106030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI
KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO
WONOGIRI TAHUN 2010
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapat
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
OLEH :
MEILISA ROMADIANINGRUM
K7106030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010 oleh:
NAMA : MEILISA ROMADIANINGRUM
NIM : K7106030
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Usada, M.Pd
NIP.195109081980031002
Pembimbing II
Drs. Djaelani, M.Pd
NIP.195203171983031002
iii
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010.
NAMA : MEILISA ROMADIANINGRUM
NIM : K7106030
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ..........................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd .............................
Anggota I : Drs. Usada, M. Pd ..........................
Anggota II : Drs. Djaelani. M. Pd .............................
Disahkan oleh
Fakultas dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP 19600727 198702 1 001
iv
v
ABSTRAK
Meilisa Romadianingrum. PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2010.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada
siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010.
Metode penelitian ini penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian
melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo terdiri atas 30 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui kondisi awal siswa, teknik
observasi untuk mengamati proses pembelajaran, teknik tes untuk mendapatkan
data mengenai hasil belajar siswa, dan dokmentasi untuk mendapatkan data
tentang siswa. Validitas data yang digunakan validitas isi. Teknik analisis data
yang digunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V
SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum tindakan yaitu 60,53 dengan
ketuntasan klasikal 46,67%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
63,13 dengan ketuntasan klasikal 63,33%. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata
meningkat menjadi 71,93 dengan ketuntasan klasikal 76,67%. Sedangkan pada
siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 80,67 dengan ketuntasan klasikal 80%.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dijadikan sebagai saran kepada guru
untuk diterapkan pada pembelajaran IPS karena dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa.
v
vi
ABSTRACT
Meilisa Romadianingrum. IMPROVING RESULT STUDY IN SOCIAL
SCIENCE ABOUT THE PROCLAMATION CONCEPT OF INDONESIAN
INDEPENDENCE THROUGH COOPERATIVE LEARNING WITH JIGSAW
TYPE FOR THE FIFTH GRADE STUDENT OF SD NEGERI II NGADIROJO
WONOGIRI 2010. SCRIPTION. Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty Sebelas Maret University. 2010.
The purposes of this classroom action research are to increase the student
activity and result study in Social Science using the cooperative learning with
Jigsaw type for the fifth grade student of SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri 2010.
The method of this research using the classroom action research. This
research procedure through four stages are planning, action, observation and
evaluation, and reflection. The subject of this classroom action research is the fifth
grade students of SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri consisting 30 students. The
research is conducted three cycles. The technique of collecting data is
interviewing to knows about first condition of students, observation to observe the
learning process, testing to get the data of result study, and documentation to get
data about the student. The data validity applied is the content validity. This
research uses interactive analysis for the data analysis technique.
Based on results of the research, it can be concluded that in learning Social
Science using Cooperative learning with Jigsaw type can improve the result study
of the fifth grade students in SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri. it was can show
that average grade of evaluation results of student‟s before action was 60,53 with
classical completeness was 46,67%. In the first cycle the average increased into
63,13 with classical completeness was 63,33%. In the second cycle, it increased
into 71,93 with classical completeness was 76,67%. In the third cycle, it increased
into 80,67 with classical completeness was 80%. The Cooperative learning with
Jigsaw type can be suggest for the teacher to applicated for their Social Science
learning because it can improve the student‟s result study.
vi
vii
MOTTO
Jangan pernah melangkah tanpa tahu tujuannya.
Jangan pernah menyembah jika tak tahu tujuan hakikatnya.
(Sunan Kalijaga)
Jika Anda bernasib buruk, coba ingat Helen Keller
yang terlahir buta, tuli, dan bisu.
(Aura)
Lebih baik pernah mencoba tetapi gagal,
daripada tidak pernah berbuat apa-apa.
(Edgar A. Guest)
vii
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
Ayah dan Ibuku, Tardjo dan Sutarti yang tiada henti memberikan doa dan
memberikan nyawa dalam kehidupanku.
Kakak-kakakku, Mbak Ning dan Mas Rit, Mas Bambang dan Mbak Astri
yang senantiasa mendukungku.
Keponakanku, Salsa, Nayya, dan Hanuun yang selalu memberikan
keceriaan dengan celoteh-celotehnya.
Bintangku yang selalu bersinar dan memberikan inspirasi.
Sahabat-sahabatku, Umi, Firda, Tyas, Risma, Yuli, Lita yang memberiku
semangat dan ide.
Teman-teman seperjuangan, mahasiswa PGSD ‟06.
UNS yang kubanggakan
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. dan jajarannya, selaku Dekan
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. dan staf, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. dan Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Usada, M.Pd. dan Drs. Djaelani, M.Pd. selaku pembimbing I dan II
yang telah memberikan bimbingan, saran, dan bantuan yang sangat membantu
dalam penulisan skripsi ini.
5. Mulyadi, S.Pd. dan Bapak/Ibu guru SD Negeri II Ngadirojo, Wonogiri yang
telah memberikan ijin dan membantu kelancaran penelitian ini.
6. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Semoga semua pihak mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Skripsi ini disadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Namun skripsi ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis pada khususnya.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1 6
B. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
1. Hakikat Hasil Belajar IPS ................................................. 7
2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................. 16
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 28
D. Hipotesis .................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
x
xi
B. Sumber Data ........................................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 31
1. Observasi .......................................................................... 31
2. Tes ..................................................................................... 31
3. Wawancara ........................................................................ 32
4. Dokumentasi ..................................................................... 32
D. Analisis Data ........................................................................... 32
1. Teknik Analisis Data ......................................................... 32
2. Uji Validitas Data .............................................................. 34
3. Indikator Ketercapaian ...................................................... 35
E. Prosedur Penelitian ................................................................. 35
1. Rancangan Siklus I ........................................................... 35
2. Rancangan Siklus II .......................................................... 37
3. Rancangan Siklus III ......................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 41
B. Kurikulum Pembelajaran IPS Kelas V .................................... 43
C. Deskripsi Sebelum Tindakan ................................................. 44
D. Deskripsi Tindakan ................................................................ 47
1. Tindakan Siklus I .............................................................. 47
2. Tindakan Siklus II ............................................................. 60
3. Tindakan Siklus III ............................................................ 71
E. Temuan dan Hasil Tindakan ................................................... 84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 90
A. Simpulan ................................................................................. 90
B. Implikasi .................................................................................. 91
C. Saran ........................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94
LAMPIRAN .................................................................................................... 97
xi
xii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional ....................... 20
Tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompentensi Dasar IPS Kelas V
Semester II ....................................................................................... 44
Tabel 3 Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum
Dilakukan Tindakan .......................................................................... 46
Tabel 4 Data Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo
Sebelum Dilakukan Tindakan .......................................................... 46
Tabel 5 Data Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS
pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Siklus I. ..... 56
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri
II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I ................................................ 57
Tabel 7 Data Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS
pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Siklus II ..... 68
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri
II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II .............................................. 69
Tabel 9 Data Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS
pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Siklus III ... 80
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri
II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III ............................................. 81
Tabel 11 Perolehan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III ........................................................................................... 85
Tabel 12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum Tindakan,
Sesudah Siklus I, Sesudah Siklus II, dan Sesudah Siklus III ........... 86
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1 Ilmu Pendukung IPS ....................................................................... 8
Gambar 2 Hubungan Antara Kelompok Asal dan Kelompok Ahli ................ 25
Gambar 3 Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw ........................................ 26
Gambar 4 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 29
Gambar 5 Bagan Model Analisis Interaktif Burhan Bungin ........................... 33
Gambar 6 Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto ................. 40
xiii
xiv
DAFTAR GRAFIK
halaman
Grafik 1 Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum
Dilakukan Tindakan ........................................................................ 47
Grafik 2 Nilai Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I .. 58
Grafik 3 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan
Tindakan Siklus I ............................................................................ 59
Grafik 4 Nilai Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II . 69
Grafik 5 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan
Siklus I, dan Tindakan Siklus II ..................................................... 71
Grafik 6 Nilai Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III 82
Grafik 7 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan
Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III ................... 84
Grafik 8 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Sebelum Tindakan, Tindakan
Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III .................... 86
Grafik 9 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan,
Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III ... 87
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Observasi Awal ........................................................................ 97
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................................... 99
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V Sebelum
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............ 102
Lampiran 4 Perolehan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............ 104
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ............................................. 106
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 108
Lampiran 6a LKS Pertemuan I Siklus I ....................................................... 116
Lampiran 6b Soal Tes IPS Pertemuan I Siklus I .......................................... 117
Lampiran 6c LKS Pertemuan II Siklus I ...................................................... 118
Lampiran 6d Soal Tes Pertemuan II Siklus I ................................................ 119
Lampiran 6e Lembar Ahli Siklus I ............................................................... 120
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus I............................................. 121
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus I ........................................... 124
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus I ............................................ 127
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus I .......................................... 130
Lampiran 11 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Setelah
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Siklus I .................................................................................... 133
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 135
xv
xvi
Lampiran 12a LKS Pertemuan I Siklus II ...................................................... 141
Lampiran 12b Soal Tes IPS Pertemuan I Siklus II ......................................... 142
Lampiran 12c LKS Pertemuan II Siklus II ..................................................... 143
Lampiran 12d Soal Tes Pertemuan II Siklus II .............................................. 144
Lampiran 12e Lembar Ahli Siklus II .............................................................. 145
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus II ........................................... 146
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus II .......................................... 149
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus II .......................................... 152
Lampiran 16 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus II ......................................... 155
Lampiran 17 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Setelah
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Siklus II ................................................................................... 158
Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ....................... 160
Lampiran 18a LKS Pertemuan I Siklus III ..................................................... 167
Lampiran 18b Soal Tes IPS Pertemuan I Siklus III ........................................ 168
Lampiran 18c LKS Pertemuan II Siklus III ................................................... 169
Lampiran 18d Soal Tes Pertemuan II Siklus III ............................................. 170
Lampiran 18e Lembar Ahli Siklus III ............................................................ 171
Lampiran 19 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus III .......................................... 172
Lampiran 20 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus III......................................... 175
Lampiran 21 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus III ......................................... 178
Lampiran 22 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus III ........................................ 181
xvi
xvii
Lampiran 23 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Setelah
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Siklus III .................................................................................. 184
Lampiran 24 Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................................... 186
Lampiran 25 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................................... 188
Lampiran 26 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................... 190
Lampiran 27 Foto Pelaksanaan Penelitian .................................................... 191
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi pada dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Muhibinsyah dalam Syaiful Sagala (2009: 3) menjelaskan dalam
pengertian yang luas, pendidikan merupakan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Hartoto (2009: http://fatamorghana.wordpress.com), bahwa
tujuan pendidikan yakni memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki
dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan dengan maksud untuk
meningkatkan dan mempertinggi kualitas atau mutu pengajaran dalam proses
belajar mengajar. Somantri dalam Sapriya (2009: 11) menyebutkan bahwa
pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial
dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen
Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di
sekolah dasar dan menengah. Gagasan IPS di Indonesia banyak mengadopsi dan
1
2
mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan Social Studies yang terjadi
di luar negeri.
Dalam Pasal 37 Undang-undang Sisdiknas dikemukakan bahwa mata
pelajaran IPS merupakan mata pelajaran wajib yang harus ada dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Bahan kajian dari mata pelajaran IPS ini antara
lain, tentang ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebaginya yang
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
Banyak orang beranggapan bahwa IPS adalah sebuah mata pelajaran
yang menjemukan, karena harus banyak memahami atau menghafal. Akan tetapi,
semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, sama halnya dengan berhitung, membaca,
dan menulis.
Upaya memahami tentang belajar adalah usaha bantuan yang dapat
diberikan yaitu bagi anak yang hasil belajarnya rendah, sehingga dapat membantu
siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Terutama pada mata pelajaran
IPS. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar, siswa dibimbing dan diberi latihan
dalam menghadapi materi pelajaran di sekolah. Selain itu perlu menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Sehingga dapat merangsang
keaktifan anak dalam belajar. Morgan dalam Syaiful Sagala (2009: 13)
mengartikan belajar sebagai setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Proses
terjadinya belajar biasa disebut dengan pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun
2003 pasal 20 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Sehingga belajar dan pembelajaran diarahkan
untuk membangun kemampuan berfikir dan penguasaan pengetahuan peserta
didik agar tercapai hasil belajar yang sesuai tujuan.
Menurut Bloom dalam Agus Suprijono (2009: 6), hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif
adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, menguraikan, mengorganisasikan,
3
dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai,
organisasi, dan karakteristik. Sedangkan domain psikomotorik meliputi initiatory,
pre-routine, dan routinized.
Hasil belajar IPS merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang dapat
memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu penyebab
rendahnya hasil belajar IPS adalah metode pembelajaran yang dipilih guru kurang
tepat. Guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang kurang
mengaktifkan siswa, lebih kepada teacher centered daripada student centered.
Metode yang digunakan dalam mengajar oleh guru masih menggunakan metode
yang sederhana, yakni ceramah. Selain itu siswa lebih sering menghafal dan
mengerjakan LKS daripada mengeksplorasi kemampuan daya pikirnya.
Khusus untuk pelajaran IPS SD, materi pelajaran terbagi atas dua bagian,
yakni materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi sejarah meliputi
sejarah lokal dan sejarah nasional, sedangkan materi pengetahuan sosial
mencakup lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik/pemerintahan.
Tujuannya adalah utnuk mengembangkan pengetahuan siswa dan ketrampilan
dasar yang akan digunakan dan kehidupan siswa tersebut serta meningkatkan rasa
nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar siswa memliki
rasa cinta terhadap tanah air.
Ruang lingkup pembelajaran IPS SD yang tertera pada silabus adalah
materi mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Silabus IPS kelas V
semester II).
Kualitas IPS kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri menunjukkan
belum memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V diperoleh
informasi bahwa hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS kurang.
Kurangnya hasil belajar siswa ditunjukkan dari sikap yang kurang antusias pada
saat menerima pelajaran. Selain itu guru cenderung hanya memberikan informasi
atau sekedar bercerita. Sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru.
4
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan
untuk mengatasi persoalan kurangnya hasil belajar IPS siswa kelas V adalah
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
ini memungkinkan siswa dapat berinteraksi, berdiskusi, sharing pendapat secara
lebih leluasa dengan teman-temannya bahkan guru.
Menurut Puji Santoso (2006: 1-27), pembelajaran kooperatif adalah
kegiatan belajar kelompok yang menekankan keterlibatan semua anggota
kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok, sehingga dapat membantu siswa
menggunakan pengetahuan awalnya dan belajar dari pengetahuan awal temannya.
Agus Suprijono (2009: 61) menjelaskan bahwa model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,
toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Sehingga
untuk mencapai hasil belajar tersebut, model pembelajaran kooperatif menuntut
kerjasama peserta didik dalam struktur tugas, tujuan, dan reward. Struktur tugas
berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu
pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
ataupun reward.
Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran
efektif yang mempunyai ciri: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang
bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, bagaimana hidup serasi
dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan ketrampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai.
Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk
berkolaborasi dengan teman lain dalam bentuk diskusi kelompok untuk
memecahkan sesuatu permasalahan. Setiap kelompok memiliki kemampuan
akademik yang heterogen sehingga akan terdapat beberapa siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda.
Dari latar belakang masalah tersebut penulis mengidentifikasikan
masalah bahwa model pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional,
sehingga perlu inovasi pembelajaran agar terjadi keseimbangan antara tujuan
pembelajaran IPS yang diharapkan dengan praktik pembelajaran di lapangan.
5
Selain itu dengan inovasi pembelajaran yang baru dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya terjadi pula
peningkatan terhadap hasil belajar IPS siswa.
Penanaman konsep dan pengertian pada mata pelajaran IPS di SD
terutama tentang sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang unsur-
unsurnya meliputi waktu kejadian, tempat kejadian, pelaksanaan, dan sebagainya
sangat penting bagi pembelajaran siswa, sehingga diperlukan suatu model
pembelajaran yang baru yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Karena itu penulis ingin meneliti tentang hasil belajar IPS sejarah kelas V
SD yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia Dalam IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa
Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Tahun 2010.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010?
2. Apakah melalui pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada
siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD
Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dalam IPS setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada
siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010.
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai beberapa manfaat,
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
mengenai perbaikan model pembelajaran pada umumnya, dan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada khususnya dalam
pembelajaran IPS kelas V SD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi guru, antara
lain: (1) Menambah wawasan guru mengenai model pembelajaran; (2)
Membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Selain untuk guru, penelitian ini diharapkan juga bermanfaat terhadap
siswa itu sendiri, antara lain: (1) Siswa dapat berperan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar; (2) Siswa akan berlatih
kerja kelompok dan memberikan pengalaman serta suasana yang
menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Memberikan inspirasi kepada sekolah untuk mengembangkan inovasi
pembelajaran baru.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Hasil Belajar IPS
a. Pengertian IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS merupakan nama mata
pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam kurikulum
persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti
Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal social studies, di
negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar di
Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di
Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama
kali digunakan dalam Kurikulum 1975. Dalam bidang pengetahuan sosial,
terdapat banyak istilah. Istilah tersebut meliputi: Ilmu Pengetahuan Sosial
(Social Science) dan Studi Sosial (Social Studies).
1) Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science)
Istilah ilmu-ilmu sosial adalah terjemahan dari social sciences. Di
samping ilmu-ilmu sosial terdapat pula ilmu-ilmu alam dan
humanistis/humaniora. Ilmu alam memiliki tiga bagian disiplin ilmu utama
yang meliputi biologi, fisika, dan kimia. Sementara humanistis terdiri
Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuan dan humaniora berakar pada
satu bidang yang disebut filsafat. Setiap ilmu memiliki filsafatnya masing-
masing yang pada akhirnya berhulu pada ajaran agama.
Ide sebuah nama IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika
Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah Social Studies. Istilah
tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu
Committee of Social Studies yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari
pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang
7
8
berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli
ilmu-ilmu sosial yang mempunyai minat yang sama (Agus Badarudin,
2009: http://beduatsuko.blogspot.com). Menurut Sapriya (2009: 21) bahwa
ilmu-ilmu pendukung IPS terdiri atas beberapa ilmu yang dapat
ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Ilmu Pendukung IPS
Harold Kincaid dalam Sapriya (2009: 21) mengemukakan social science
should describe how institutions relate to and influence one another, how
social structure develop and change, and how those institutions and
structures influence the fate of indviiduals.
2) Studi Sosial (Social Studies)
Pengertian Social Studies yang sangat berpengaruh hingga akhir
abad ke-20 adalah definisi yang dikemukakan oleh Edgar Wesley dalam
Sapriya (2009: 9) pada tahun 1973. Wesley menjelaskan bahwa The social
studies are the social sciences simplified for paedagogical purposes.
Somantri dalam Sapriya (2009: 11) mendefinisikan pendidikan
sosial (IPS) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu
sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
AGAMA
FILSAFAT
ILMU-ILMU SOSIAL
(SOCIAL SCIENCES)
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(SOCIAL STUDIES)
HUMANISTIS
(HUMANIORA)
ILMU-ILMU ALAM
(NATURAL
SCIENCES)
9
Udin S. Winataputra (2008:18) memberikan pengertian tentang
Studi Sosial (Social Studies) yaitu ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan
untuk tujuan pendidikan. Sedangkan isi dari social studies adalah aspek-
aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu
geografi dan filsafat yang dalam praktiknya dipilih untuk tujuan
pembelajaran di sekolaj dan perguruan tinggi.
b. Ruang Lingkup IPS
Pada kurikulum sekolah dasar tahun 1994, ruang lingkup pengetahuan
sosial mencakup: keluarga, masyarakat, uang, tabungan, pajak, ekonomi
setempat, wilayah provinsi, wilayah kepulauan, pemerintah daerah, negara
Republik Indonesia, dan pengenalan kawasan dunia. Sedangkan pengajaran
sejarah meliputi: sejarah lokal, kerajaan-kerajaan di Indonesia, tokoh dan
peristiwa, bangunan bersejarah, Indonesia pada zaman penjajahan Portugis,
Spanyol, Belanda, dan pendudukan Jepang, serta beberapa peristiwa penting
pada masa kemerdekaan.
Melalui ruang lingkup dari kecil hingga meluas, merupakan suatu
materi yang harus diajarkan pada tingkat sekolah dasar, dan tentunya pada
tingkat seterusnya materi pelajaran lebih di perluas. Pada akhirnya seorang
siswa akan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang bermula pada
lingkungannya sendiri hingga lingkungan dunia
(http://mahasiswibaru.blogspot.com/2009/12/).
Sedangkan dalam BSNP (2006: 17), ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek antara lain: (1) Manusia, tempat, dan lingkungan; (2)
Waktu, keberlanjutan dan perubahan; (3) Sistem sosial dan budaya; (4)
Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
c. Fungsi IPS
Sofa (2007: http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-
sebagai-program-studi/) mengemukakan bahwa fungsi IPS sebagai
pendidikan adalah untuk membekali anak didik dengan pengetahuan sosial
yang berguna, keterampilan sosial, dan intelektual dalam membina perhatian
10
serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggungjawab dalam
merealisasikan tujuan nasional.
Selain itu, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
d. Tujuan Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar
untuk berpikirlogis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Pengembangan kurikulum IPS di Indonesia tahun 1972 telah
menetapkan delapan tujuan umum pembelajaran IPS di Indonesia. Seperti
yang telah dikutip dari IPS Dep. P dan K 1973 dalam Abdul Azis Wahab
(2009: 34), berikut adalah tujuan umum pembelajaran IPS tersebut:
1) Meningkatkan kesadaran ekonomi rakyat.
2) Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan kesejahteraan rohani.
3) Meningkatkan efisiensi, kejujuran, dan keadilan bagi semua warga negara.
4) Meningkatkan mutu lingkungan.
5) Menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warga negara.
6) Memberi pengertian tentang hubungan internasional bagi kepentingan
bangsa Indonesia dan perdamaian dunia.
7) Meningkatkan saling pengertian dan kerukunan antar golongan dan daerah
dalam menciptakan kesatuan dan persatuan nasional.
8) Memelihara keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan, rohaniah
dan tatasusila yang luhur.
e. Pengertian Belajar IPS
Menurut Slameto (1995: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
11
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 2), belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan Harold Spears mengatakan
bahwa, learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,
to listen, to follow direction. Belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh
sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property
sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah.
Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya
salah, sebab seperti yang dikatakan Reber dalam Agus Suprijono (2009: 3),
belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses
mendapatkan pengetahuan.
Dalyono (2005: 210) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya perubahan
secara lahiriah tetapi juga perubahan batin. Perubahan tersebut bukan
perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang
menuju ke arah kemajuan.
Skinner dalam Syaiful Sagala (2009: 14), menjelaskan bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian perilaku yang berlangsung
secara progresif. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar dapat
ditemukan beberapa hal, antara lain, kesempatan terjadinya suatu peristiwa
yang menimbulkan respons belajar, respon peserta didik, dan konsekuensi
yang bersifat menggunakan respons tersebut.
12
Robert M. Gagne dalam Syaiful Sagala (2009: 17) mengemukakan
bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi di dalam kemampuan
manusia setelah belajar secara terus menerus, tidak hanya disebabkan oleh
proses pertumbuhan saja. Belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor
luar diri dimana keduanya saling berinteraksi. Belajar terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu kondisi eksternal yang merupakan stimulus dari
lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan
keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang
menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik,
sikap, dan siasat kognitif.
Lee J. Croubach dalam Dalyono (2005: 212) mengatakan Learning is
shown by change in behavior as result of experience, artinya belajar itu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari suatu pengalaman. Seseorang akan
belajar dengan memahami, mengerti, dan mengamati terhadap setiap
pengalaman yang dihadapi. Dan dengan belajar tersebut seseorang akan dapat
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Slameto (1995: 3) dalam pengertian belajar terdapat ciri-ciri
perubahan tingkah laku, yaitu: (1) Perubahan terjadi secara sadar; (2)
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; (3) Perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif; (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara; (5) Perubahan dalam belajar bertujuan terarah; (6) Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Syaiful Sagala (2009: 53) mengemukakan bahwa setiap perilaku
belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain:
1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang
berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar
selanjutnya; 2) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat
individual; 3) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang
ingin dicapai melalui proses belajar; 4) Belajar menghasilkan perubahan
yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral; 5)
Belajar adalah proses interaksi; dan 6) Belajar berlangsung dari yang
paling sederhana sampai ke kompleks.
13
Dari uraian di atas menunjukkan beberapa pendapat mengenai belajar.
Namun dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku seseorang untuk mendapatkan pengetahuan sehingga seseorang
tersebut dapat mengamati, memahami, meniru, dan mencoba sesuatu. Belajar
IPS sendiri mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan seseorang untuk
mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
f. Pengertian Hasil Belajar IPS
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 348), definisi hasil
sebagai berikut: (1) Sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha
(pikiran, tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dan sebagainya); (2)
Pendapatan, perolehan; (3) Akibat kesudahan (dari perundingan, ujian, dan
sebagainya).
Hasil belajar merupakan alat untuk melihat kemajuan belajar siswa
dalam penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya (Deddy Krishananto, 2009:
http://techonly13.wordpress.com). Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan
siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Agus Suprijono (2009: 5) mendefinisikan hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan keterampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne dalam Agus Suprijono
(2009: 5-6), bahwa hasil belajar berupa: (1) Informasi verbal, yakni
kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik secara
lisan maupun tertulis; (2) Keterampilan intelektual, adalah sebuah kemampuan
14
mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan ini terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sistetis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.; (3) Strategi kognitif, suatu
kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah; (4) Keterampilan motorik, suatu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani; (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Hasil belajar merupakan nilai yang didapat dari perubahan seseorang
terhadap setiap pengalamannya, sehingga dapat diketahui sejauhmana
kemajuan yang dialami oleh orang tersebut. Dan untuk hasil belajar IPS
mengandung pengertian, nilai, dan sikap seseorang setelah memperoleh
pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar IPS
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Baik yang cenderung mendorong maupun
yang menghambat. Demikian juga dalam belajar, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi.
Slameto (1995: 54-71), menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain adalah faktor-faktor intern, yang terdiri atas:
(1) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.; (2) Faktor
psikologis, ada tujuh faktor yang mempengaruhi di dalam faktor psikologis,
yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan; (3)
Faktor kelelahan, dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kemudian faktor-faktor ekstern,
dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: (1) Faktor keluarga, adalah
pengaruh dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan; (2) Faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum,
15
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah;
(3) Faktor masyarakat, mencakup tentang kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Di lain pihak, Deddy (2009: http://techonly13.wordpress.com)
mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar, yang
pertama adalah faktor internal, faktor yang berasal dari dalam individu yang
belajar. Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada
faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi
kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi,
perhatian, pengamatan, tanggapan, dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar. Pencapaian tujuan
belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal
ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, dan pembentukan sikap.
Abu Hamadi (1991: 131-139) menyatakan bahwa dari sekian banyak
faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam.
Pertama, faktor-faktor stimuli belajar, yang dimaksudkan dengan
stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi
atau perbuatan belajar. Hal-hal yang berhubungan dengan faktor stimuli
belajar, antara lain: (1) Panjangnya bahan pelajaran; (2) Kesulitan bahan
pelajaran; (3) Berartinya bahan pelajaran; (4) Berat ringannya tugas; dan (5)
Suasana lingkungan eksternal.
Kedua, faktor-faktor metode belajar, metode mengajar yang dipakai
oleh guru sangat mempengaruhi metode mengajar yang dipakai oleh si pelajar.
Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan
yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-
hal berikut: (1) Kegiatan berlatih atau praktek; (2) Overlearning dan drill; (3)
Resitasi selama belajar; (4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar; (5) Belajar
16
dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian; (6) Penggunaan modalitet
indera; (7) Bimbingan dalam belajar; dan (8) Kondisi-kondisi insentif.
Ketiga, faktor-faktor individual, faktor individual sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun hal-hal yang terdapat dalam
faktor individual ini yaitu: (1) Kematangan; (2) Faktor usia kronologis; (3)
Faktor perbedaan jenis kelamin; (4) Pengalaman sebelumnya; (5) Kapasitas
mental; (6) Kondisi kesehatan jasmani; (7) Kondisi kesehatan rohani; dan (8)
Motivasi.
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar
IPS banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari diri
siswa itu sendiri; (2) Faktor dari lingkungan luar siswa; (3) Keadaan sekolah;
(4) Metode belajar dan pengajaran; (5) Kepribadian pengajar dan siswa itu
sendiri.
2. Hakekat Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar
adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai
kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok.
Eggen dan Kauchak dalam Anwar Holil (2007:
http://anwarholil.blogspot.com) mendefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling
membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini
juga dinamakan “belajar teman sebaya.”
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada
metode pengajaran, sehingga siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil
dan saling membantu dalam belajar.
Model pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam memecahkan
berbagai masalah yang ditemuinya selama pembelajaran. Hal ini karena siswa
dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan
17
alternatif pemecahan masalah materi pelajaran. Siswa yang kurang berminat
menjadi lebih bergairah dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar
bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, tetapi dapat juga dari pihak lain
yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.
Selanjutnya Ardana dalam Edi Purwanto (2008:
http://edibesuki.blogspot.com) mendefinisikan pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran yang sukses menggunakan kelompok kecil,
dengan kemampuan siswa yang berbeda (heterogen), menggunakan berbagai
aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
pokok bahasan yang dipelajari.
Menurut Osborn dalam Attle and Baker (2007: 78) menyatakan
bahwa:
Student teams can employ cooperative learning techniques such as groupb
brainstorming, which in one study generated double the number of ideas
when compared to individual brainstorming.
Sedangkan Johnson, Johnson and Stanne dalam Ghazi and Kassim
(2005: 45) memberikan pengertian mengenai pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
Cooperative learning is defined in the context of this article as an
instructional approach that emphasizes conceptual learning and the
development of social skills as learners work together in small groups
according to the principles of: 1) heterogeneous mixed-ability teams; 2)
positive interdependence; 3) individual accountability; 4) face-to-face
promotive interaction; 5) group processing.
Agus Suprijono (2009: 58) menegaskan bahwa pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-
unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur
model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat
menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1)
Memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti, fakta,
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2)
18
Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai.
Ciri-ciri pembelajaran Kooperatif dalam Pelatihan Pembelajaran
Kontekstual Depdikbud Prop. Jatim 2003 dalam Edi Purwanto (2008:
http://edibesuki.blogspot.com) antara lain: (1) Untuk menuntaskan materi
belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif; (2) Kelompok
siswa dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah; (3) Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari
beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan
agar tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang
berbeda; (4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada
perorangan.
Agus Suprijono (2009: 58) menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif tidak sama degan sekedar belajar dalam kelompok. Terdapat
unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola
kelas lebih efektif.
Cooperative laerning is more than „group work‟. In fact, the dynamics of
the various models provide a predictable class environment as learners
follow a predetermined set of group norms. They work together in small
groups formed on the basis of a mix of abilities, gender, ethnicity, race
and other relevant demographic variables, with each individual assigned a
particular role to perform within the group (Ghazi and Kassim, 2005: 46).
Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2009: 58-61)
mengemukakan bahwa tidak semua belajar kelompok dikatakan sebagai
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur
dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Unsur-unsur tersebut adalah
positive interdependence (saling ketergantungan positif), personal
responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to face promotive
interaction (interaksi promotive), interpersonal skill (komunikasi
antaranggota), dan group processing (pemrosesan kelompok).
19
Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan
positif. Ketergantungan positif di sini adalah mempelajari bahan yang
ditugaskan kepada kelompok dan menjamin semua anggota kelompok secara
individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
Unsur kedua adalah tanggung jawab perseorangan,
pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap
keberhasilan kelompok. Tanggung jawab adalah kunci untuk menjamin
semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama dengan maksud
setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan tugas yang sama.
Unsur ketiga yakni interaksi promotif, unsur ini dapat menghasilkan
ketergantungan positif sehingga unsur ini sangat penting. Adapun ciri-ciri
dari interaksi promotif yaitu: (1) Saling membantu secara efektif dan efisien;
(2) Saling memberikan informasi dan sarana yang diperlukan dalam
kelompok; (3) Memproses informasi secara bersama sehingga lebih efektif
dan efisien; (4) Saling mengingatkan dan percaya; (5) Saling membantu
dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan
kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi; (6) Saling memberi
motivasi untuk keberhasilan bersama.
Unsur keempat adalah keterampilan sosial, untuk mengkoodinasikan
suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, maka peserta didik harus saling
mengenal dan mempercayai, peserta didik juga harus dapat berkomunikasi
secara akurat, dapat saling menerima dan mendukung, serta mampu
menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Unsur yang kelima dalam pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan
kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok
dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap
kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan.
20
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran kelompok
pada umumnya. Dalam bukunya Sugiyanto (2008: 40-41) mengemukakan
bahwa perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok
belajar tradisional dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional
Kelompok Pembelajaran
Kooperatif
Kelompok Pembelajaran
Tradisional
Adanya saling ketergantungan positif,
saling membantu, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada
interaksi positif.
Guru sering membiarkan adanya siswa
menggantungkan diri pada kelompok
Akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi tiap
anggota kelompok. Kelompok diberi
umpan balik tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui yang memerlukan bantuan
dan siapa yang dapat memberikan
bantuan.
Sering diabaikan akuntabilitas
individual, sehingga tugas diborong
oleh salah seorang anggota kelompok.
Sedangkan anggota kelompok yang
lain hanya berdiam saja di atas
keberhasilan temannya yang dianggap
sebagai „pemborong‟.
Pemimpin kelompok secara demokrasi
dan bergilir.
Pimpinan kelompok ditentukan oleh
guru atau dengan caranya masing-
masing.
Kelmpok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya
sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya homogen.
Ketrampilan sosial diperlukan dalam
kerja gotong royong secara langsung
diajarkan.
Ketrampilan sosial sering tidak secara
langsung diajarkan.
Saat proses belajar berlangsung, guru
terus melakukan pemantauan melalui
observasi dan melakukan intervensi
jika terjadi masalah dalam kelompok.
Tidak dilakukan observasi dan
intervensi dalam pemantauan oleh
guru saat belajar berlangsung.
Guru memperhatikan secara langsung
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok belajar.
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal (hubungan
antar pribadi yang saling menghargai).
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
21
b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Agus Suprijono (2009: 59)
adalah untuk membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.
Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota
yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti
kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan
tugas yang sama.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan oleh Ibrahim, dkk
(dalam Anwar Holil, 2007: http://anwarholil.blogspot.com) sebagai berikut:
pertama, meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur
penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar. Kedua, penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Ketiga, tujuan penting
ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena
banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
Selain tujuan di atas, pembelajaran kooperatif juga memiliki manfaat
atau keuntungan. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: (1)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah; (2) Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih intensif mengadakan penelitian mengenai suatu masalah;
(3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
22
berdiskusi; (4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan sebagai
individu serta kebutuhannya dalam belajar; (5) Siswa lebih aktif bergabung
dengan teman mereka dalam pelajaran, mereka lebih aktif berpartisipasi dalam
berdiskusi; (6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai dan menghormati antar siswa, dimana mereka telah saling
bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan inovasi pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa, karena siswa harus mengembangkan pengetahuannya
dalam kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat juga kelebihan
dan kelemahan. Menurut Muhammad Faiq Zaki (2009:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-
cooperative.html) kelebihan pembelajaran kooperatif meliputi: (1)
Meningkatkan harga diri tiap individu; (2) Penerimaan terhadap perbedaan
individu yang lebih besar, karena dalam pembelajaran kooperatif terdapat
beberapa siswa yang berbeda kemampuan; (3) Konflik antar pribadi
berkurang; (4) Pemahaman yang lebih mendalam; (5) meningkatkan kebaikan
budi, kepekaan sosial dan toleransi; (6) Meningkatkan kemajuan belajar; (7)
Menambah motivasi dan percaya diri.
Selain kelebihan, ada pula kelemahan dalam pembelajaran kooperatif,
kelemahan tersebut antara lain: (1) Dikhawatirkan akan terjadi kekacaun di
kelas, karena berada dalam kelompok yang berbeda individu dimungkinkan
siswa tidak merasa cocok dengan teman satu kelompoknya; (2) Banyak siswa
tidak senang bila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun
merasa harus bekerja melebihi temannya yang lain, sedangkan siswa yang
kurang akan merasa minder bila ditempatkan dengan kelompok yang siswanya
pandai; (3) Karakteristik atau keunikan pribadi akan hilang karena harus
menyesuaikan diri dengan kelompoknya; (4) Siswa takut karena tugas tidak
dapat terbagi rata atau adil, satu orang harus mengerjakan tugas tersebut
sedangkan yang lain tidak mendapatkan bagian.
23
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010: 50-51) terdapat
beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya: (1) Student
Team Achievement Division (STAD); (2) Jigsaw; (3) Group Investigation
(GI); (4) Rotating Trio Exchange; dan (5) Group Resume. Dan beberapa
model pembelajaran tersebut, model yang paling banyak dikembangkan
adalah model STAD dan Jigsaw.
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot
Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan.
Dalam Agus Suprijono (2009: 89-91) dijelaskan bahwa pembelajaran
dengan metode kooperatif tipe Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang
akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari pada
papan tulis, white board, penayangan power point, dan sebagainya. Guru
menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik
tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi
kegiatan pelajaran yang baru.
Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.
Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik
yang dipelajari. Misal, topik yang disajikan adalah metode penelitian sejarah,
maka kelompok terbagi menjadi empat. Jika di dalam kelas terdapat 40 siswa,
maka setiap kelompok beranggotakan 10 siswa. Keempat kelompok itu
disebut kelopok asal atau home teams.
Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli). Jumlah
kelompok ahli tetap empat. Setiap kelompok ahli mempunyai sepuluh anggota
yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok
ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Melalui diskusi di
kelompok ahli diharapkan mereka memahami topik metode penelitian sejarah
sebagai pengetahuan yang utuh. Setelah diskusi di kelompok ini selesai,
selanjutnya kembali ke kelompok asal. Artinya, anggota yang berasal dari
24
kelompok asal berkumpul kembali ke kelompoknya yaitu kelompok asal.
Setelah mereka kembali ke kelompok asal berikan kesempatan kepada mereka
untuk berdiskusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang
telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.
Mel Siberman (1996: 111) mendefinisikan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw sebagai berikut:
Jigsaw learning is a widely practiced technique that i similar to group-to-
group exchange with one important difference: Every single student
teaches something. It is an exciting alternative whenever there is material
to be learned that can be segmented or “chunked” and when no one
segment must be taught before the others. Each student learns something
which, when combined with the material learned by others, forms a
coherent body of knowledge or skill.
Menurut Novi Emildadiany (2008:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com), pada model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah
kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan
latar belakang yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari
beberapa ahli. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan
mendalami topik tertentu serta menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan
dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli dapat ditunjukkan pada
gambar 2.
25
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Gambar 2. Hubungan Antara Kelompok Asal dan Kelompok Ahli
Gary D. Borich (1996: 448) memberikan penjelasan tentang Jigsaw
sebagai berikut:
Jigsaw heightens interest among group members because the only way
other team members can learn about the topics to which they were not
assigned is to listen to the teammate who received that assignment. After
each “expert” make his or her presentation to the team, attempting to
teach the group what they learned from their expert how much they have
learned.
e. Langkah Pembelajaran Jigsaw
Langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai
berikut:
1) Kelompok Asal (Base Group)
a) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 6
orang.
b) Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
c) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapat tugas atau materi
yang berbeda dan memahami informasi yang berada di dalamnya.
2) Kelompok Ahli (Expert Group)
a) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/materi yang
sama dalam satu kelompok
26
b) Dalam kelompok ahli ini guru menugaskan siswa belajar bersama
untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi
tanggung jawab siswa.
c) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan
dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari materi atau tugas
yang telah dipahami kelompok asal.
d) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-
masing siswa kembali ke kelompok asal.
e) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk
menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli.
f) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan
masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan
di depan kelas. Langkah-langkah pembentukan kelompok pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dapat membangun aktifitas
belajar siswa. Siswa dapat menyampaikan idenya masing-masing kepada
teman-temannya, dan siswa juga dapat mengeksplorasi pemikirannya terhadap
topik permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga pembelajaran
sepenuhnya tidak terpaku pada guru.
27
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Sukarni (2009) tentang Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui
Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN 03 Lalung Karanganyar
Tahun 2008/2009, menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar. Dari hasil
prestasi belajar siswa yang diperoleh setelah proses pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan dengan rata-rata nilai
sebesar 66,1 sedangkan untuk siswa yang belum tuntas ada 6 anak, yang
tuntas ada 16 anak, dengan prosentase ketuntasan 73%. Pada siklus I diperoleh
rata-rata nilai sebesar 69,5, untuk siswa yang tuntas 19 anak, yang belum
tuntas 3 anak dengan prosentase 86%. Pada siklus II dengan rata-rata nilai
sebesar 73,4, siswa yang tuntas terdapat 20 anak, dan yang belum tuntas ada 2
anak dengan prosentase ketuntasan 91%. Kemudian pada siklus III nilai rata-
rata sebesar 80,1. Siswa yang tuntas ada 22 anak, yang belum tuntas tidak ada
dengan prosentase ketercapaian 100%. Ini berarti terdapat peningkatan
prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik
STAD. Suasana pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif, melatih
keberanian mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain serta
terlatihnya hubungan rasa kekeluargaan.
2. Siti Pamuji Handayani (2008) tentang Peningkatan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Sejarah Masuknya Agama di Indonesia Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas V Semester I SD
Negeri 01 Cangakan Kabupaten Karanganyar Tahun 2008/2009. Rata-rata
hasil belajar yang diperoleh pada pra tindakan sebesar 64,5 atau 60%,
kemudian pada siklus I meningkat menjadi 67,25 atau 75%, dan pada siklus II
meningkat menjadi 78,75 atau 90%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar setelah menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
28
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami pelajaran IPS, khususnya pada pokok materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Hal ini terjadi karena guru hanya sekedar memberikan
cerita atau informasi saja tanpa menggunakan metode yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang kemudian dapat mempengaruhi
peningkatan hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
dengan pembelajaran ini siswa akan lebih aktif karena bekerja sama dengan teman
dalam suatu kelompok yang heterogen, siswa akan lebih berpartisipasi dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.
Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran meningkat, karena siswa bekerja bersama
dengan kelompok yang pada akhirnya meningkat pula hasil belajar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS.
Dari pemikiran di atas dapat dilihat kerangka pemikiran dalam penelitian
ini pada gambar 4.
29
Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo
Wonogiri tahun 2010.
2) Pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010.
Tindakan
Hasil belajar IPS siswa meningkat
Kondisi awal
Kondisi akhir
Pembelajaran
Konvensional
Keaktifan dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran
IPS kurang
Pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, anak saling asah
asuh
Siklus II
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Pengamatan
- Refleksi
- Indikator
ketercapaian 70%
Siklus I
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Pengamatan
- Refleksi
- Indikator
ketercapaian 65%
Aktivitas siswa meningkat
Siklus III
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Pengamatan
- Refleksi
- Indikator
ketercapaian 75%
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Ngadirojo Kecamatan
Ngadirojo Kabupaten Wonogiri mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia kelas V semester II tahun ajaran 2009/2010. Penelitian dilakukan di SD
Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri ini dengan alasan pada tahun
sebelumnya dalam penyampaian bahan ajar pembelajaran IPS belum
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Selain itu jarak tempuh antara
tempat tinggal peneliti dengan tempat penelitian tidak jauh.
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2009/2010 selama 4 bulan, yakni mulai bulan Maret 2010 sampai dengan Juni
2010. Tahap perencanaan dilaksanakan pada Maret 2010, tahap pelaksanaan
dimulai bulan April-Mei dan penyusunan laporan pada Juni 2010.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, yang semangat belajarnya terutama
pada pelajaran IPS kurang. Jumlah siswa kelas V di SD tersebut ada 30 siswa,
terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.
B. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali
dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan
dalam penelitian ini adalah: (1) Informasi/data dari siswa kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri; (2) Arsip nilai ulangan harian; (3) Hasil pengamatan
pelaksanaan pembelajaran IPS materi pokok Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
30
31
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan daam
penelitian ini, diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan
obyektif. Metode tersebut antara lain:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran yang
diperlukan untuk menyusun langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan
efisien. Observasi dipusatkan pada proses pembelajaran dan hasil tindakan
pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Observasi dalam
penelitian dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan.
Pengamat bertugas mengamati setiap proses pembelajaran dan mencatat segala
sesuatu yang terjadi selama pembelajaran berlangsung serta melaksanakan
observasi terhadap siswa. Langkah-langkah observasi meliputi perencanaan,
pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan. Hal-hal yang diobservasi
pada penelitian ini adalah keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran dan
kegiatan guru pada saat melaksanakan pembelajaran materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo
Wonogiri dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Tes
Tes adalah suatu alat untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Dengan tes, guru
dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Tes
digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS siswa pada pokok
bahasan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bentuk tes yang digunakan adalah
tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Tes
diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri setiap akhir
tindakan dengan materi yang berbeda sesuai yang diajarkan pada saat itu. Dengan
hasil tes, maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar
dapat memperbaiki proses pembelajaran apabila terdapat kekurangan.
32
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yakni
pihak pewawancara yang memberikan pertanyaan, dan pihak yang diwawancara
yaitu pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara
digunakan oleh peneliti untuk mengetahui keadaan seseorang, misalnya dalam
memperoleh data tentang keadaan siswa di kelas, hasil belajar siswa di sekolah,
perhatian dan sikap siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini
wawancara terjadi antara peneliti dengan guru kelas dan siswa V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri. Hasil wawancara digunakan untuk mencari dan menggali
keterangan yang jelas dan pasti tentang siswa dan guru. Wawancara dilaksanakan
pada awal sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan.
4. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data-data yang mendukung penelitian
tindakan kelas dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dokumen merupakan
bahan tertulis atau film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumentasi yang
digunakan dapat berupa nama responden penelitian yakni siswa kelas V SD
Negeri II Ngadirojo Wonogiri dan dokumen lain yang diperlukan, misalnya hasil
pekerjaan siswa, daftar nilai, dan lain-lain. Dan untuk mengetahui perkembangan
siswa, dokumen yang digunakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, foto
proses pembelajaran, dan hasil evaluasi siswa.
D. Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif
kualitatif yaitu analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam
http://www.scribd.com/, ada tiga komponen yang harus diperhatikan dalam
melakukan metode analisis data deskriptif kualitatif.
a. Reduksi Data
Langkah untuk memisahkan hal-hal yang penting dan tidak penting dari
data-data yang terkumpul sehingga dapat sesuai dengan tujuan penelitian.
33
Data-data yang direduksi diantaranya adalah data hasil wawancara yang tidak
sesuai dengan obyek penelitian dan hasil penilaian kerja kelompok.
b. Sajian Data
Langkah yang dilakukan dengan membuat perencanaan kolom dalam
bentuk matriks gambar. Data hasil belajar siswa, skor keaktifan, dan skor
pelaksanaan pengajaran oleh guru tersebut dibuat dalam suatu kolom atau
tabel dengan interval nilai untuk mempermudah pengumpulan data. Kemudian
data disajikan dalam bentuk grafik yang digunakan untuk membandingkan
nilai yang satu dengan nilai yang lain.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan
setelah seluruh proses analisis data telah selesai dilakukan, sehingga akan
didapat suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Setelah
data terkumpul dan dibandingkan melalui grafik, maka dibuat kesimpulan dari
hasil analisis data tersebut.
Ketiga komponen di atas dapat diilustrasikan pada gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Bagan Model Analisis Interaktif (Burhan Bungin, 2006: 69)
Sajian
data
Kesimpulan/
verifikasi
Reduksi
data
Pengumpulan
data
34
2. Uji Validitas Data
Menurut Soetarlinah Soekadji dalam http://lussysf.multiply.com/
journal/item/137, validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat pada tes
itu sendiri, tetapi tergantung penggunaan dan subyeknya.
Mudjijo (1995: 41) menjelaskan bahwa salah satu jenis validitas yang
sesuai dengan hasil belajar adalah validitas isi. Gronlund, N.E dalam Mudjijo,
(1995: 41-42) mengatakan bahwa:
Content validity may be defined as the extent to which a test measures a
representative sample of the subject matter content and the behavioral
changes under consideration.
Untuk menguji validitas data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
validitas isi, yakni dengan membuat kisi-kisi sehingga instrumen yang diberikan
siswa sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Saifuddin Azwar dalam
http://lussysf.multiply.com/ journal/item/137 mengemukakan bahwa validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang dicari
jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana poin-poin dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan isi (dengan catatan tidak keluar dari batasan tujuan ukur)
objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang
hendak diukur.
Validitas Isi merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kriteria
berupa tabel spesifikasi yang berisi domain dari tes. Domain ini dapat berasal dari:
(1) teori yang mendukung konstruk yang diukur; (2) kurikulum, jika pengukuran
dilakukan pada hasil prestasi belajar; (3) kebutuhan yang menjadi persyaratan, ini
khususnya jika pengukuran dimaksudkan sebagai alat seleksi. Dalam hal ini
estimasi validitas dilakukan dengan membandingkan teori dengan tabel spesifikasi
dan item yang disusun, apakah tabel spesifikasi selaras dengan teori yang
mendasarinya, dan apakah item memang mengungkap aspek yang ingin diukur
(http://www.infoskripsi.com/Theory/Mengukur-Validitas-Menggunakan-Korelasi-
Item-Total.html).
35
3. Indikator Ketercapaian
Penelitian ini dikatakan berhasil jika penggunaan pembelajran kooperatif
tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri dari siklus I ke siklus berikutnya, dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sebesar 60. Penelitian ini akan berhasil jika pada siklus I siswa
yang mencapai nilai 60 (KKM) adalah sebanyak 65%, pada siklus II siswa
mencapai nilai 60 (KKM) adalah sebanyak 70%, dan pada siklus III mencapai
nilai 60 (KKM) adalah sebanyak 75%.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap
mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang
ditempuh dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup
rencana, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam
bentuk siklus yang mencakup empat kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi
dan evaluasi, dan refleksi.
1. Rancangan Siklus I
a. Rencana
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) Menyusun
instrumen observasi; (2) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS; (3) Menentukan pokok
bahasan; (4) Membuat skenario pembelajaran; (5) Membuat media dan
menentukan sumber belajar yang akan digunakan; (6) Membuat lembar
observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di kelas ketika
diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; (7) Menyusun tes yang
akan diberikan kepada siswa.
b. Tindakan
Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada rencana
36
pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru harus mengingat dan
berusaha sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.
Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi: (1) Guru
memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas,
materi pada pertemuan I ini adalah Pembentukan BPUPKI dan PPKI; (2) Guru
menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan; (3) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
Kegiatan ini pada pertemuan I meliputi: (1) Guru memberikan gambaran
umum tentang pembentukan BPUPKI dan PPKI; (2) Guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa; (3) Guru menyuruh
siswa menentukan tim ahli dari masing-masing kelompok; (4) Masing-masing
tim ahli diberikan lembar ahli untuk didiskusikan di kelompok ahli; (5)
Setelah berdiskusi di kelompok ahli, kemudian mereka kembali ke kelompok
asal; (6) Tim ahli menjelaskan hasil diskusi di kelompok ahli tadi kepada
teman-teman di kelompok asalnya; (7) Siswa mempresentasikan hasil
diskusinya.
Kegiatan akhir pada pertemuan I adalah: (1) Guru mengajak siswa
menyimpulkan tentang Pembentukan BPUPKI dan PPKI; (2) Guru meminta
siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok; (3) Guru memberikan tes
individu pada akhir pelajaran mengenai materi Pembentukan BPUPKI dan
PPKI.
Pada pertemuan II kegiatan awal pembelajaran meliputi: (1) Guru
menyiapkan materi Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa
Rengasdengklok; (2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan; (3) Guru
memberikan apersepsi kepada siswa yang berkaitan dengan materi Kekalahan
Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa Rengasdengklok.
Kegiatan inti pada pertemuan II meliputi: (1) Guru menjelaskan materi
Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa Rengasdengklok; (2) Guru
membagi siswa menjadi 6 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 5 siswa;
(3) Guru memberikan lembar ahli kepada tiap ahli; (4) Tim ahli berkumpul
pada kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru tadi; (5)
37
Setelah selesai, kelompok ahli menyebar kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada teman-temannya di kelompok asal; (6) Kelompok yang
sudah selesai kemudian mempresentasikan hasil diskusinya.
Kegiatan akhir untuk pertemuan II ini adalah: (1) Guru dan siswa
menyimpulkan tentang Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa
Rengasdengklok; (2) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja
kelompoknya; (3) Guru memberikan tes individu kepada siswa.
c. Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Poin-poin tersebut antara lain: kedisiplinan siswa,
siswa siap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
keaktifan siswa dalam kelompok, kerjasama kelompok, keaktifan siswa
menjawab pertanyaan, keadaan siswa dengan lingkungan belajar, dan
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu.
d. Refleksi
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil
observasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan fase
mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah
memenuhi target. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk
tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh belum maksimal.
2. Rancangan Siklus II
a. Rencana
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1)
Menindaklanjuti masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pembelajaran;
(2) Menyusun instrumen observasi; (3) Merencanakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS; (4)
Menentukan pokok bahasan; (5) Membuat skenario pembelajaran; (6)
Membuat media dan menentukan sumber belajar yang akan digunakan; (7)
Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di
38
kelas ketika diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; (8)
Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa.
b. Tindakan
1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, dengan mengelompokkan siswa seperti pada siklus I.
3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw. Pada pertemuan I guru akan membahas mengenai peristiwa
Rengasdengklok, sedangkan pada pertemuan II akan membahas mengenai
perumusan teks proklamasi.
4) Memantau perkembangan hasil belajar siswa tentang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
c. Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Poin-poin tersebut antara lain: kedisiplinan siswa,
siswa siap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
keaktifan siswa dalam kelompok, kerjasama kelompok, keaktifan siswa
menjawab pertanyaan, keadaan siswa dengan lingkungan belajar, dan
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu.
d. Refleksi
Hasil observasi yang telah di interpretasikan dianalisis, direfleksi dan
dievaluasi untuk menentukan langkah-langkah tindakan pada siklus
selanjutnya apabila hasil pada siklus II belum baik.
3. Rancangan Siklus III
a. Rencana
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1)
Menindaklanjuti masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pembelajaran;
(2) Menyusun instrumen observasi; (3) Merencanakan pembelajaran
39
kooperatif tipe Jigsaw yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS; (4)
Menentukan pokok bahasan; (5) Membuat skenario pembelajaran; (6)
Membuat media dan menentukan sumber belajar yang akan digunakan; (7)
Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di
kelas ketika diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; (8)
Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa.
b. Tindakan
1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw.
3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw. Pada pertemuan I guru akan membahas mengenai pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pada pertemuan II akan dibahas
mengenai tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4) Memantau perkembangan hasil belajar siswa tentang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
c. Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Poin-poin tersebut antara lain: kedisiplinan siswa,
siswa siap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
keaktifan siswa dalam kelompok, kerjasama kelompok, keaktifan siswa
menjawab pertanyaan, keadaan siswa dengan lingkungan belajar, dan
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu.
d. Refleksi
Hasil observasi yang telah di interpretasikan dianalisis, direfleksi dan
dievaluasi untuk menentukan langkah-langkah tindakan pada siklus
selanjutnya apabila hasil pada siklus III belum baik.
Rancangan pelaksanaan penelitian dengan tiga siklus dapat diilustrasikan
pada gambar 6 di bawah ini.
40
Gambar 6. Bagan Model Penelitian Tindakan (Suharsimi
Arikunto, 2008: 16)
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Identifikasi Masalah
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS III
Pengamatan
Refleksi
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri
Secara geografis letak SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri terletak di dukuh
Sanggrahan Desa Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. SD
Negeri II Ngadirojo ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Wonogiri khususnya
Kecamatan Ngadirojo dan sekitarnya. Karena letak sekolah ini sangat strategis,
tidak jauh dari pusat kecamatan Ngadirojo. Sebelah barat sekolah ini berbatasan
dengan kantor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngadirojo, di sebelah selatan
berbatasan dengan kantor Kecamatan Ngadirojo, di sebelah timur berbatasan
dengan jalan raya Wonogiri-Pacitan, sedangkan di sebelah utara berbatasan
dengan pasar Ngadirojo. Hal tersebut memberikan keuntungan bagi SD ini,
diantaranya adalah memberikan kemudahan bagi sekolah dalam melaksanakan
tugas kedinasan dan tersedia berbagai sumber belajar yang dapat digunakan secara
langsung untuk proses pembelajaran sehingga menarik minat siswa untuk belajar.
Sekolah Dasar Negeri II Ngadirojo berdiri pada tahun 1947 yang
merupakan hasil pecahan dari SD Negeri I Ngadirojo, karena pada saat itu sekolah
dasar di Ngadirojo yang baru berdiri adalah SD Negeri I Ngadirojo dan karena
muridnya terlalu banyak kemudian didirikan SD Negeri II Ngadirojo. Dahulu SD
ini berupa sekolah rakyat (SR) dan belum memiliki bangunan tetap, kelas-kelas
dipisah dan hanya meminjam rumah penduduk yang ada ruangan-ruangan kosong.
Namun setelah beroperasi selama bertahun-tahun sekolah ini sudah memiliki
bangunan tetap dengan beberapa ruangan untuk proses kegiatan belajar mengajar.
Sejak berdiri, SD Negeri II Ngadirojo ini sudah berstatus negeri dengan
Nomor Statistik Sekolah (NSS) 10.10.31213002. Sekolah ini juga terakreditasi B
(baik) dan memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20311743. Sehingga
hal ini mendorong pihak sekolah untuk terus berusaha meningkatkan kinerja
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diharapkan. Sejak
42
berdirinya SD ini hingga sekarang telah mengalami beberapa kali pergantian
Kepala Sekolah. Saat ini yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Bapak
Mulyadi, S.Pd. Pergantian kepala sekolah ini telah dilakukan sesuai dengan
peraturan yang ada.
Bangunan gedung SD Negeri II Ngadirojo berdiri di atas tanah seluas
1520 meter persegi dengan status kepemilikan desa. Bangunan yang ada di SD ini
adalah 8 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, ruang perpustakaan, ruang
komputer, UKS, gudang, dapur, sebuah kantin, dan 4 kamar mandi. Selain
mempunyai beberapa ruangan, SD Negeri II Ngadirojo ini juga memiliki halaman
yang luas yang biasa digunakan untuk pembelajaran olahraga, upacara, dan
berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah serta tempat bermain
siswa-siswa pada saat jam istirahat.
Kondisi ruangan kelas V di SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri sudah
memenuhi kriteria untuk pembelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 30. Di
dalam kelas ini terdapat dua buah almari yang digunakan untuk menyimpan buku-
buku paket dan alat-alat peraga. Pada dinding kelas V ini terdapat beberapa peta,
seperti peta Benua Asia, peta Pulau Jawa, dan peta Pulau Kalimantan yang dapat
menunjang pembelajaran IPS. Pencahayaan pada ruangan kelas ini sudah cukup
baik, karena sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan melalui ventilasi-
ventilasi kelas. Jarak antara meja siswa yang satu dengan yang lain tidak terlalu
dekat sehingga mobilitas guru dapat merata.
2. Keadaan Personil dan Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri
SD Negeri II Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009/
2010 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 6 guru yang telah
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3 orang tenaga pengajar, 3 pegawai
perpustakaan, dan 1 tenaga TU yang masih Wiyata Bakti. Semua personel telah
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan
tanggungjawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai maka proses belajar
mengajar juga dapat berjalan dengan lancar. Yang bertanggungjawab
membimbing siswa bukan hanya guru dan Kepala Sekolah, tetapi juga orang tua
43
siswa itu sendiri. Keberhasilan pendidikan siswa merupakan tanggungjawab
bersama sehingga harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak.
Jumlah seluruh siswa SD Negeri II Kecamatan Ngadirojo Kabupaten
Wonogiri pada tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 253 siswa, yang terdiri dari
143 siswa laki-laki dan 110 siswa perempuan. Semua siswa terbagi menjadi 7
kelas, yakni kelas I sebanyak dari 65 siswa dan terbagi menjadi dua kelas karena
siswa yang terlalu banyak, kelas II sebanyak 45 siswa, kelas III sebannyak 44
siswa, kelas IV sebanyak 35 siswa, kelas V sebanyak 30 siswa, dan kelas VI
sebanyak 34 siswa. Siswa-siswa tersebut berasal dari latar belakang sosial yang
berbeda-beda, kebanyakan orang tua mereka bermatapencaharian sebagai petani
dan buruh.
B. Kurikulum Pembelajaran IPS Kelas V
Bahan kajian IPS di kelas V Sekolah Dasar mencakup geografi serta
sejarah yang meliputi perkembangan masyarakat Indonesia. Sejak masa lampau
hingga kini. Pengajaran IPS kelas V membekali siswa dengan geografi Indonesia,
serta sejarah mengenai hal ihwal kehidupan bangsa Indonesia di masa lampau
untuk dijadikan suri tauladan bagi dirinya dan kehidupan siswa dari masa kini
sampai kelak. Dengan bahan kajian tentang perjuangan banga Indonesia dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, serta mengenal tokoh-tokoh yang
berpengaruh dalam sejarah perjuangan bangsa.
Pada pembelajaran IPS kelas V semester II mencakup hal-hal mengenai
peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, seperti yang tertera pada silabus IPS kelas V semester II. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
44
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompentensi Dasar IPS Kelas V
Semester II
Standar Kompentensi Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan tokoh
pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang.
2.2 Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia.
2.3 Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan
kemerdekaan.
2.4 Menghargai perjuangan para
tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
Materi sejarah dalam IPS SD Kelas V kegiatan pelaksanaannya membahas
manusia dengan lingkungannya. Dari sudut sosial, ekonomi, antropologi pada
masa lampau, sekarang ataupun pada masa yang akan datang. Dalam
perkembangan sejarah selanjutnya, bahan ajar tentang memahami sejarah dari
masa lampau hingga kini tetap dipelajari dan perlu dimengerti. Pelajaran sejarah
bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis
peserta didik.
Pada penelitian ini materi pembelajaran IPS yang akan dibahas adalah
tentang materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, mencakup terbentuknya
BPUPKI dan PPKI, Jepang menyerah kepada sekutu, peristiwa Rengasdengklok,
penyusunan teks Proklamasi, dan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
C. Deskripsi Sebelum Tindakan
Pada kondisi awal atau sebelum dilaksanakannya tindakan, metode yang
digunakan guru adalah metode konvensional. Guru hanya memberikan ceramah
45
dan kemudian siswa disuruh membaca kemudian mengerjakan LKS atau soal di
buku. Hal tersebut tidak meningkatkan keaktifan siswa, karena siswa hanya
dijejali informasi saja tanpa harus mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
tersebut untuk mencari informasi itu dengan sendirinya.
Peneliti menemukan banyak siswa yang kurang memahami materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kebanyakan siswa lupa saat diberi
pertanyaan tanpa harus membuka buku, hal tersebut membuktikan bahwa siswa
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di LKS atau buku sumber karena
mereka membuka buku untuk kemudian mengutipnya sebagai jawaban.
Siswa masih kesulitan untuk memahami materi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia karena guru belum mengupayakan suatu inovasi pembelajaran baru
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk mengembangkan sendiri
potensinya. Guru cenderung menceritakan tentang waktu dan pelaksanaan
Proklamasi sedangkan siswa hanya menjadi pendengar saja, padahal kebanyakan
siswa akan merasa bosan atau bahkan mengantuk bila hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja. Setelah itu siswa disuruh mengerjakan soal-soal, siswa
dapat menjawab pertanyaan tersebut karena mereka dapat mencari jawabannya
dari buku sumber. Untuk kemudian siswa akan lupa tentang penjelasan yang
diberikan oleh guru tadi. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil belajar sebanyak 16
siswa atau sekitar 53,33% siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 60. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peneliti
mengadakan penelitian terhadap siswa kelas V dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dapat meningkatkan keaktifan siswa
yang kemudian dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa.
Untuk lebih jelas kondisi pada pra tindakan, maka dapat dilihat dari tabel 3
di bawah ini.
46
Tabel 3. Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum
Dilakukan Tindakan
No.
Subyek Nilai
No.
Subyek Nilai
1. 46 16. 58
2. 36 17. 88
3. 46 18. 90
4. 50 19. 84
5. 78 20. 90
6. 38 21. 40
7. 58 22. 62
8. 44 23. 52
9. 56 24. 38
10. 62 25. 58
11. 84 26. 44
12. 80 27. 74
13. 64 28. 62
14. 52 29. 44
15. 62 30. 76
Dari data nilai hasil belajar di atas dapat dibuat dengan data bergolong
seperti yang tertera pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Data Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum
Dilakukan Tindakan
No. Interval
Nilai Frekuensi %
1. 36 – 44 7 23,3
2. 45 – 53 5 16,7
3. 54 – 63 8 26,7
4. 64 – 72 1 3,3
5. 73 – 81 4 13,3
6. 82 – 90 5 16,7
Jumlah 30 100
47
Setelah didapat data bergolong di atas, kemudian dibuat ke dalam bentuk
grafik seperti pada grafik 1 di bawah ini.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
36 – 44 45 – 53 54 – 63 64 – 72 73 – 81 82 – 90
Interval Nilai
Jum
lah S
isw
a
Grafik 1. Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum
Dilakukan Tindakan
D. Deskripsi Tindakan
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35 menit)
yang dimulai tanggal 12 dan 14 Mei 2010. Pada siklus ini diikuti oleh 30 siswa,
dan pada tahap siklus I ini peneliti dibantu oleh observer yaitu guru kelas V yang
bernama Sadbaruningsih. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan informasi yang diperoleh sebagai data awal siswa sebagai
subyek penelitian, sebanyak 16 siswa dari 30 siswa mendapatkan hasil belajar
di bawah 60, sehingga belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 60.
Selain itu dari hasil wawancara dengan guru kelas V, hasil belajar siswa
kurang dikarenakan pemahaman siswa terhadap materi IPS juga kurang, selain
itu keaktifan siswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena
itu perlu diadakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw untuk
meningkatkan keaktifan siswa sehingga meningkat pula hasil belajar siswa.
48
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan beberapa hal,
yakni:
1) Mengidentifikasi masalah belajar siswa terutama dalam pelajaran IPS
sejarah.
2) Mengkaji materi pembelajaran IPS sejarah kelas V semester II dengan
indikator: Mengidentifikasi peristiwa penting menjelang proklamasi.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk 2 x pertemuan, masing-
masing pertemuan 70 menit. Perencanaan RPP mencakup: standar
kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator, langkah-
langkah pembelajaran, metode, media, sumber belajar, dan penilaian.
4) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan
prasarana yang digunakan untuk pembelajaran IPS sejarah kelas V dengan
materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berupa: menyiapkan buku
teks, menyiapkan media berupa gambar sidang BPUPKI dan PPKI, serta
gambar mengenai bom Hirosima dan Nagasaki, menyiapkan tes formatif
untuk penilaian hasil belajar.
5) Menyiapkan lembar observasi keaktifan dan penilaian yang akan
digunakan dalam pembelajaran IPS sejarah kelas V.
b. Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran pada pertemuan I
dan pertemuan II memiliki alokasi waktu 70 menit sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan pertama, pelajaran IPS SD khususnya sejarah yang
diajarkan adalah mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dengan indikator mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dan PPKI
sebagai peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai
kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengkondisikan kelas
dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan ini, guru memperkenalkan
49
mengenai metode Jigsaw kepada siswa, bahwa metode tersebut adalah
pembelajaran dengan bekerjasama dalam suatu kelompok. Setelah itu guru
memberikan sedikit penjelasan mengenai peristiwa menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yaitu pembentukan BPUPKI dan PPKI. Materi
pembentukan BPUPKI dan PPKI yang disampaikan adalah sebagai
berikut:
Dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik, Jepang semakin terdesak
oleh Sekutu. Pusat-pusat militer strategis Jepang telah diduduki Sekutu.
Lalu Jepang mencari dukungan dari bangsa-bangsa yang dijajah melalui
janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri
Jepang, Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Namun Jepang tidak memastikan kapan Indonesia akan diberi
kemerdekaan. Janji tersebut sebenarnya hanya untuk menarik simpati
Indonesia. Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih di kantor-
kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. Pada awal
tahun 1945, kedudukan Jepang semakin kritis. Kedudukan Jepang di
Indonesia juga telah diserang Sekutu sehingga Jepang berusaha
membuktikan janjinya. Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau Dokuritsu Junbi Chosakai. BPUPKI bertugas menyelidiki hal-hal
penting yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dr.
K.R.T. Radjiman Wediodiningrat dilantik menjadi ketua BPUPKI pada
tanggal 28 Mei 1945. Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi
Inkai. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan
dengan keperluan pergantian kekuasaan. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh
nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman
Wediodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam untuk
menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan
kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera.
50
Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang yang
pertama. Tujuan utamanya adalah merumuskan dasar negara Indonesia.
Beberapa tokoh yang menyampaikan pandangan tentang dasar negara
Indonesia antara lain Mr.Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Prof. Dr.
Soepomo. Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mohammad
Yamin mengusulkan asas dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia,
yakni: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4)
Peri Kerakyatan, 5) Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya, tanggal 31 Mei
1945, Soepomo juga mengemukakan lima prinsip dasar negara yaitu: 1)
Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir batin, 4) Musyawarah,
5) Keadilan rakyat. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno juga
mengemukakan lima dasar negara Indonesia dan diberi nama Pancasila.
Pancasila yang diusulkan Soekarno adalah: 1) Kebangsaan Indonesia, 2)
Internasionalisme atau Perikemanusiaan, 3) Mufakat atau Demokrasi, 4)
Kesejahteraan Sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada tanggal 10-17
Juli 1945 BPUPKI melakukan sidang kedua yang akan membahas rencana
undang-undang dasar (UUD).
Setelah selesai memberikan penjelasan, guru kemudian membagi
kelas menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa
dengan kemampuan yang berbeda-beda. Setelah kelompok terbentuk,
siswa menentukan siapa yang akan menjadi tim ahli. Guru membagikan
lembar ahli kepada setiap anggota dalam kelompok dengan materi diskusi
yang berbeda-beda antara ahli A, ahli B, ahli C, dan seterusnya.
Setelah setiap ahli mendapatkan tugasnya masing-masing, kemudian
ahli-ahli berkumpul untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru
tadi. Akan terdapat 5 kelompok ahli, yakni kelompok ahli A, kelompok
ahli B, kelompok ahli C, kelompok ahli D, dan kelompok ahli E. Mereka
semua mendiskusikan materi yang sama.
Pada pertemuan I ini kelompok ahli A mendapat lembar ahli berupa
ketua BPUPKI dan tugas pokok BPUPKI. Kemudian kelompok ahli B
mendapat lembar ahli berupa waktu pelaksanaan rapat BPUPKI dan hasil
51
rapat tersebut. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah tentang
pelaksanaan sidang I BPUPKI dan hasilnya. Selanjutnya pada kelompok
ahli D membahas tentang pelaksanaan sidang II BPUPKI dan hasilnya.
Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mengenai latar belakang singkat
pembenrtukan PPKI.
Kelompok ahli yang sudah selesai kemudian kembali ke kelompok
asalnya tadi (home teams) yaitu kelompok I, kelompok II, dan seterusnya.
Di dalam kelompok asal, para ahli bertugas untuk menyampaikan materi
yang telah diberikan oleh guru tadi. Setelah para kelompok selesai
berdiskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Setelah presentasi, guru memberikan lembar kerja siswa (pada
lampiran 6a) berupa tugas kelompok dan dikerjakan secara bersama-sama
dalam satu kelompok. Sebagai akhir dari pertemuan I, guru memberikan
penguatan materi dan kesimpulan tentang BPUPKI dan PPKI dengan
siswa kemudian diadakan tes individu (pada lampiran 6b) untuk
mengetahui sejauhmana pemahaman siswa tentang BPUPKI dan PPKI
yang telah didiskusikan tadi. Serta untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Selain soal tes, guru juga mempersiapkan lembar observasi keaktifan
siswa. Dengan lembar observasi ini guru dapat menilai proses kegiatan
belajar siswa dengan model kooperatif tipe Jigsaw.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan ke II, materi yang disampaikan oleh guru tetap sama
yakni mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, akan tetapi
dengan indikator yang berbeda yaitu Mengidentifikasi peristiwa
menyerahnya Jepang terhadap Sekutu menjelang Proklamasi
Kemerdekaan..
Sebagai kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan mengulas
sedikit tentang pelajaran pada pertemuan I kemarin sebagai penguatan dan
mengingat kembali pada pelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah itu
menanyakan tentang kota di Jepang yang hancur dibom oleh Sekutu.
52
Untuk kegiatan inti guru memberikan sedikit gambaran mengenai
kekalahan Jepang kepada Sekutu. Materi tersebut adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom
atom di kota Hirosima. Nagasaki juga dibom pada tanggal 9 Agustus
1945. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu. Pemuda Indonesia dengan cepat mendengar kabar tersebut.
Kemudian mereka sepakat untuk menemui Ir.Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta agar mau menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan
segera. Tetapi, Bung Karno dan Bung Hatta tidak mau memenuhi tuntutan
para pemuda tersebut. Kedua tokoh itu berpendapat bahwa masalah
proklamasi harus dibicarakan dengan anggota PPKI. Para pemuda gagal
mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyatakan kemerdekaan
Indonesia. Lalu para pemuda kembali berkumpul di Jalan Cikini Nomor
71 untuk membahas langkah-langkah berikutnya. Beberapa tokoh pemuda
saat itu, antara lain Sukarni, Singgih, Wikana, Chaerul Saleh, B.M. Diah,
Yusuf Kunto, dan Adam Malik.
Setelah selesai memberikan gambaran materi kemudian guru
membagi kelas menjadi enam kelompok seperti pada pertemuan pertama.
Siswa bekerja dalam langkah model kooperatif tipe Jigsaw. Pada
pertemuan ke II ini lembar ahli untuk kelompok ahli A membahas waktu
terjadinya Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Kemudian
kelompok ahli B mendapat lembar ahli alasan Jepang menyerah kepada
Sekutu. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah seorang pemuda
Indonesia yang mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu.
Kelompok ahli D mendapat lembar ahli mengenai harapan pemuda
Indonesia setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu.
Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mendapatkan materi diskusi
Alasan Ir. Soekarno menolak tawaran para pemuda.
Setelah semua ahli mendapat tugas, para ahli berkumpul dengan
materi diskusi yang sama untuk kemudian didiskusikan secara bersama di
kelompok ahli (expert teams). Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali
53
pada kelompok asal (home teams) yang kemudian masing-masing ahli
mengajarkan pada teman-temannya dalam kelompok asal tentang materi
diskusi yang telah ia dapat. Selanjutnya presentasi kelompok di depan
kelas. Guru memberikan reward kepada kelompok yang hasil diskusinya
baik. Guru kemudian memberikan lembar kerja siswa (pada lampiran 6c)
untuk dikerjakan secara kelompok.
Untuk kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan tentang
pelajaran pada pertemuan kedua tersebut dengan tujuan memberikan
penguatan kepada siswa agar tidak mudah lupa dengan apa yang mereka
dapat pada hari itu. Dan sebagai akhir pembelajaran guru memberikan
tugas individu untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pertemuan kedua
tersebut.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi
dan pengambilan gambar dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan kooperatif tipe Jigsaw pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar konsep
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V. Oleh
karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses
yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru
dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Pertemuan I
Indikator: Mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dan PPKI sebagai
peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Hasil Observasi:
1) Kegaiatan Siswa (pada lampiran 9 halaman 127)
54
Pada kegiatan siswa pertemuan I ini kedisiplinan siswa baik, siswa
siap mengikuti pelajaran dengan baik, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran cukup, keaktifan siswa dalam kelompok cukup, kerjasama
kelompok cukup, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan kurang,
keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam
mengerjakan tes individu cukup. Rata-rata skor yang diperoleh pada
kegiatan siswa pertemuan I siklus I adalah 2,1.
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 7 halaman 121)
Untuk kegaiatan guru pada pertemuan I ini persiapan guru memulai
pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas baik, kemampuan
mengelola waktu cukup, kemampuan guru memberikan apersepsi cukup,
penerapan model pembelajaran cukup, penyampaian materi oleh guru
cukup, ketrampilan guru memberikan pertanyaan kurang, perhatian guru
terhadap siswa cukup, pengembangan aplikasi oleh guru cukup, dan
kemampuan menutup pelajaran cukup. Rata-rata skor pada kegiatan guru
pertemuan I siklus I ini adalah 2.
Pertemuan II
Indikator: Mengidentifikasi peristiwa menyerahnya Jepang terhadap Sekutu
menjelang Proklamasi Kemerdekaan.
Hasil Observasi:
1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 10 halaman 130)
Pada kegiatan siswa pertemuan II ini kedisiplinan siswa sudah baik,
siswa siap mengikuti pelajaran baik, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran cukup, keaktifan siswa dalam kelompok baik, kerjasama
kelompok cukup, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan cukup,
keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam
mengerjakan tes individu cukup. Rata-rata skor yang diperoleh pada
kegiatan siswa pertemuan II siklus I adalah 2,5.
55
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 8 halaman 124)
Untuk kegaiatan guru pada pertemuan II ini persiapan guru memulai
pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas cukup,
kemampuan mengelola waktu cukup, kemampuan guru memberikan
apersepsi cukup, penerapan model pembelajaran baik, penyampaian materi
oleh guru cukup, ketrampilan guru memberikan pertanyaan cukup,
perhatian guru terhadap siswa baik, pengembangan aplikasi oleh guru
baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada
kegiatan guru pertemuan II siklus I ini adalah 2,4.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan
penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui tes
kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan
pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya adalah dalam melakukan apersepsi
kurang membangun aktivitas siswa, hal tersebut ditunjukkan ada 5 siswa yang
ramai sendiri. Untuk siklus kedua hendaknya guru memberikan apersepsi yang
lebih menarik sehingga dapat membangun keaktifan siswa.
Dalam pembentukan kelompok guru tidak memberikan pengertian
dasar dari pembentukan kelompok tersebut, sehingga ada siswa yang menolak
dengan kelompoknya dan ingin diganti. Untuk siklus kedua, guru hendaknya
memberikan pengertian dasar tentang pembentukan kelompok tersebut. Siswa
selalu ramai saat berada dalam kelompoknya. Untuk siklus kedua guru
sebaiknya dapat mengendalikan siswa yang selalu ramai pada saat kerja
kelompok.
Pada saat di kelompok ahli ada 2 siswa yang tidak mau bergabung
dengan kelompok ahli. Untuk siklus selanjutnya sebaiknya guru memberikan
pengertian kepada siswa tersebut agar mau bergabung dengan kelompok
ahlinya. Pada saat presentasi kelompok, kelompok yang lain selalu ramai
sendiri sehingga tidak memperhatikan kelompok yang ada di depan. Untuk
siklus selanjutnya sebaiknya guru menyuruh kelompok lain yang tidak
56
presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang
mempresentasikan.
Penggunaan waktu masih belum sesuai dengan alokasi waktu yang
ditetapkan. Maka untuk siklus kedua, guru sebaiknya sudah dapat
memperkirakan waktu yang digunakan, sehingga tidak melebihi jam yang
seharusnya. Saat mengerjakan tugas individu masih terlihat beberpa siswa
yang betanya pada temannya. Untuk siklus selanjutnya hendaknya guru lebih
memperhatikan proses kerja siswa dan memberikan pengertian untuk
mengerjakan pekerjaan dengan usahanya sendiri.
Dari hasil evaluasi dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada siklus I dapat dilihat pada interval nilai dan kualitas
frekuensi pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Data Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I.
No.
Subyek Nilai
No.
Subyek Nilai
1. 43 16. 53
2. 33 17. 88
3. 50 18. 88
4. 55 19. 65
5. 63 20. 68
6. 43 21. 45
7. 75 22. 68
8. 48 23. 85
9. 68 24. 53
10. 75 25. 63
11. 85 26. 43
12. 63 27. 80
13. 80 28. 63
14. 63 29. 45
15. 63 30. 80
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada hasil
belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah 88 sedangkan nilai
57
terendah adalah 33. Kemudian hasil perhitungan nilai rata-rata dari siklus I adalah
sebagai berikut:
X = N
fx
= 30
1894
= 63,13
Keterangan
X = nilai rata-rata siklus
∑ fx = jumlah nilai seluruh siswa
N = jumlah siswa
Jadi, rata-rata nilai hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada siklus I adalah 63,13.
Kemudian nilai-nilai tersebut dibuat dalam data bergolong seperti pada tabel 6 di
bawah ini.
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I.
No. Interval
Nilai Frekuensi %
1. 33 – 42 1 3,3
2. 43 – 52 7 23,3
3. 53 – 62 3 10
4. 63 – 72 10 33,3
5. 73 – 82 5 16,7
6. 83 – 92 4 13,3
Jumlah 30 100
Apabila disajikan dalam bentuk grafik, hasilnya akan seperti pada grafik 2
di bawah ini.
58
0
2
4
6
8
10
12
33 – 42 43 – 52 53 – 62 63 – 72 73 – 82 83 – 92
Interval Nilai
Jum
lah S
isw
a
Grafik 2. Nilai Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada
Siklus I.
Dari hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai 33, sebanyak 3 siswa mendapatkan nilai
43, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 45, kemudian 1 siswa mendapatkan
nilai 48, 1 siswa mendapat nilai 50, sebanyak 2 siswa mendapatkan nilai 53, 1
siswa mendapatkan nilai 55, sebanyak 6 siswa mendapatkan nilai 63, kemudian
hanya siswa yang mendapatkan nilai 65, sebanyak 3 siswa mendapatkan nilai 68,
terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 75, kemudian 3 siswa mendapat nilai 80,
2 siswa mendapat nilai 85, dan 2 siswa lagi mendapat nilai 88.
Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, penelitian akan dikatakan
berhasil apabila hasil belajar siswa sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 60 atau
sekitar 65 %. Jadi, kesimpulannya bahwa pada siklus I belum dapat dikatakan
berhasil karena jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60 belum
mencapai 65 %. Adapun perhitungan prosentase ketuntasan belajar siswa pada
siklus I adalah sebagai berikut:
r % = N
n x 100 %
= 30
19 x 100 %
59
= 63,33 %
Keterangan:
n = jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60
N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, kelas V SD Negeri II Ngadirojo belum
dikatakan tuntas karena baru 63,33 % siswa yang mendapatkan nilai di atas
ketuntasan, sedangkan 36,67 % siswa mendapatkan nilai di bawah ketuntasan
yaitu kurang dari 60.
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, maka didapat peningkatan hasil
belajar dari sebelum tindakan hingga siklus I. Nilai rata-rata sebelum tindakan
sebesar 60,53 sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 63,13. jumlah siswa
yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM juga meningkat dari 14
siswa atau 46,67% menjadi 19 siswa atau 63,33% pada siklus I.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai sebelum tindakan dan sesudah
tindakan siklus I dapat dlihat pada grafik 3 sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
0 - 39 40 - 49 50 -59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
Interval Nilai
Ju
mla
h S
isw
a
Pra Tindakan
Siklus I
Grafik 3. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Tindakan
Siklus I.
Berdasarkan analisis di atas, peneliti akan mengadakan kembali
pembelajaran perbaikan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus
60
II karena masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
dan perlu adanya peningkatan hasil belajar.
2. Tindakan Siklus II
Pada siklus I yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa hasil belajar
konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri
dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia baru 63,33 % yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60 dari ketuntasan minimal yaitu 65 %. Oleh
karena itu kegiatan penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada
siklus II dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I
sehingga tujuan untuk meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
terwujud.
Tindakan siklus II ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35
menit) yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 20 Mei 2010. Pada siklus ini
diikuti oleh 30 siswa. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan evaluasi dan refleksi tindakan pada siklus I diketahui
bahwa belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan lebih baik dan teliti untuk mengulang
pelajaran IPS dengan indikator: mengidentifikasi peristiwa
Rengasdengklok dan mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
61
Adapun penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
seperti pada siklus I, rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk 2 x
pertemuan, masing-masing pertemuan 70 menit. Perencanaan RPP
mencakup: standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
indikator, langkah-langkah pembelajaran, metode, media, sumber belajar,
dan penilaian.
2) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan
prasarana yang digunakan untuk pembelajaran IPS sejarah kelas V dengan
materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berupa: menyiapkan buku
teks, menyiapkan media berupa gambar peristiwa Rengasdengklok dan
perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia, menyiapkan tes formatif
untuk penilaian hasil belajar. Menyiapkan lembar observasi keaktifan dan
penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS sejarah kelas V.
b. Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran seperti pada
siklus I yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran pada
pertemuan I dan pertemuan II memiliki alokasi waktu 70 menit sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010,
pelajaran IPS yang diajarkan adalah mengenai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dengan indikator mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok.
Sebagai kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan
mengkondisikan kelas dan melakukan apersepsi. Guru memberikan
gambaran mengenai peristiwa Rengasdengklok, materi yang disampaikan
adalah sebagai berikut:
Para pemuda sepakat untuk mengasingkan Bung Karno dan Bung
Hatta ke luar Kota Jakarta. Pengasingan ke luar kota ini diharapkan agar
kedua tokoh itu terbebas dari tekanan-tekanan Jepang dan lebih tenang.
Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945, sekitar pukul 04.00 WIB pagi
rombongan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mobil
62
melaju ke arah timur, yaitu ke Rengasdengklok. Turut serta dalam
rombongan adalah Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, dan putranya, Guntur
Soekarno Putra. Dalam kondisi tegang, datanglah Ahmad Subarjo dari
Jakarta. Ia menjadi penengah antara Soekarno, Hatta, dan para pemuda.
Ahmad Subarjo memberikan jaminan kepada para pemuda. Beliau
menyatakan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan
pada tanggal 17 Agustus 1945, kalau Bung Karno dan Bung Hatta dapat
kembali pada saat itu juga ke Jakarta. Ahmad Subarjo menyatakan kalau
sampai pukul 12.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi itu belum
terjadi, dirinya sanggup menjadi jaminannya. Dengan jaminan Ahmad
Subarjo itu, Ir. Soekarno dan Drs Moh. Hatta beserta rombongan kembali
ke Jakarta.
Setelah guru selesai memberikan penjelasan, kemudian dilaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa dibagi menjadi kelompok dan
anggota kelompok tersebut adalah tim ahli dengan materi diskusi yang
berbeda-beda.
Pada pertemuan II ini kelompok ahli A mendapat lembar ahli berupa
pemuda yang akan mengamankan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
Rengasdengklok. Kemudian kelompok ahli B mendapat lembar ahli
berupa alasan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
Rengasdengklok. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah waktu
terjadinya peristiwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke
Rengasdengklok. Selanjutnya pada kelompok ahli D membahas tentang
alasan dipilihnya Rengasdengklok untuk mengamankan Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta. Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mengenai
tokoh yang menjadi penengah antara Ir. Soekarno dan para pemuda.
Kelompok ahli yang sudah selesai kemudian kembali ke kelompok
asalnya tadi (home teams). Di dalam kelompok asal, para ahli bertugas
untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan bersama dalam
kelompok ahli kepada teman-teman dalam kelompok asal. Setelah para
63
kelompok selesai berdiskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di depan
kelas.
Setelah presentasi, guru memberikan lembar kerja siswa (pada
lampiran 12a) berupa tugas kelompok dan dikerjakan secara bersama-sama
dalam satu kelompok. Sebagai akhir dari pertemuan I, guru memberikan
penguatan materi dan kesimpulan tentang peristiwa Rengasdengklok
dengan siswa kemudian diadakan tes individu. Selain soal tes, guru juga
menilai keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi keaktifan
siswa sehingga guru dapat menilai proses kegiatan belajar siswa pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2) Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis tanggal 20 Mei 2010,
materi yang disampaikan oleh guru tetap sama seperti pada pertemuan I
yakni mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, akan tetapi
dengan indikator yang berbeda yaitu mendeskripsikan perumusan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan mengulas
sedikit tentang pelajaran pada pertemuan I kemarin sebagai penguatan dan
mengingat kembali pada pelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian
guru menanyakan kepada siswa tentang presiden pertama Indonesia.
Untuk kegiatan inti guru memberikan penjelasan mengenai
perumusan teks Proklamasi Indonesia. Materi tersebut adalah sebagai
berikut: Pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB tanggal 16 Agustus
1945, Bung Karno dan Bung Hatta beserta rombongan tiba di Jakarta.
Mereka pergi ke rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda ini, mereka
mengumpulkan anggota PPKI dan tokoh-tokoh pergerakan serta para
pemuda. Laksamana Maeda adalah perwira tentara Jepang yang bersimpati
terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno, Moh. Hatta,
dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan
keluarga Maeda) yang diikuti Sukarni, Sayuti Melik, dan B.M. Diah.
Proklamasi dirumuskan sampai dini hari. Konsep proklamasi terdiri dari
64
dua kalimat. Kalima pertama merupakan pendapat dari Ahmad Subarjo,
kalimat kedua merupakan pendapat dari Moh. Hatta, kemudian konsep
tersebut ditulis Soekarno kemudian dibahas bersama. Setelah sepakat,
naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik. Mereka juga sepakat untuk
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Tempat pelaksanaan proklamasi
disepakati di rumah Bung Karno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
yang semula akan diadakan di lapangan Ikada.
Setelah guru memberikan penjelasan, siswa kemudian berkelompok
seperti pada pertemuan I. Para ahli mendapat materi diskusi masing-
masing. Untuk kelompok ahli A membahas tentang waktu terjadinya Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta dijemput oleh Ahmad Soebardjo. Selanjutnya
kelompok ahli B mendapat materi diskusi tempat tujuan Ir. Soekarno
beserta rombongan setelah sampai di Jakarta. Kelompok ahli C mendapat
materi diskusi mengenai tokoh yang bertindak sebagai penyusun naskah
proklamasi. Kelompok ahli D mendapatkan bahasan tentang rumusan
naskah proklamasi. Dan yang terakhir, kelompok ahli E mendapat materi
untuk mendiskusikan yang bertugas menandatangi teks proklamasi dan
yang mengetik teks tersebut.
Para kelompok ahli berkumpul dan mendiskusikan materi yang telah
mereka terima, setelah selesai kelompok ahli kembali ke kelompok asal
dan menjelaskan kepada teman-temannya tentang materi yang telah
didiskusikan di kelompok ahli tadi. Setelah itu setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas. Guru memberikan
reward kepada kelompok yang hasilnya baik.
Guru kemudian memberikan tugas kelompok (pada lampiran 12c)
untuk dikerjakan bersama-sama. Guru dan siswa menyimpulkan materi
perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai penguatan
terhadap siswa. Sebagai akhir dari pertemuan II siswa kembali ke tempat
duduk mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas individu. Guru
65
menilai proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa.
c) Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang dilaksanakan dengan menggunakan
alat bantu berupa lembar observasi dan pengambilan gambar dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan
hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada
siswa kelas V. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada
aktivitas siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun
juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk
suasana kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pertemuan I
Indikator: Mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok.
Hasil observasi:
1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 12 halaman 150)
Pada kegiatan siswa pertemuan I ini kedisiplinan siswa sangat baik,
siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran baik, keaktifan siswa dalam kelompok baik, kerjasama
kelompok baik, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan cukup,
keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam
mengerjakan tes individu baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada
kegiatan siswa pertemuan I siklus II adalah 3,1.
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 15 halaman 152)
Untuk kegaiatan guru pada pertemuan I ini persiapan guru memulai
pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas baik, kemampuan
mengelola waktu baik, kemampuan guru memberikan apersepsi baik,
penerapan model pembelajaran sangat baik, penyampaian materi oleh guru
66
baik, ketrampilan guru memberikan pertanyaan cukup, perhatian guru
terhadap siswa baik, pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan
kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan
guru pertemuan I siklus II ini adalah 2,9.
Pertemuan II
Indikator: Mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Hasil observasi:
1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 16 halaman 155)
Pada kegiatan siswa pertemuan II ini kedisiplinan siswa sangat baik,
siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran baik, keaktifan siswa dalam kelompok sangat baik,
kerjasama kelompok baik, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
baik, keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa
dalam mengerjakan tes individu baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada
kegiatan siswa pertemuan II siklus II adalah 3,5.
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 14 halaman 149)
Untuk kegaiatan guru pada pertemuan II ini persiapan guru
memulai pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas sangat
baik, kemampuan mengelola waktu sangat baik, kemampuan guru
memberikan apersepsi baik, penerapan model pembelajaran sangat baik,
penyampaian materi oleh guru baik, ketrampilan guru memberikan
pertanyaan baik, perhatian guru terhadap siswa sangat baik,
pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan kemampuan menutup
pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan II
siklus II ini adalah 3,3.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil tindakan pada siklus II yang didapat dari hasil observasi,
penilaian proses dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah
67
pengambilan tindakan berikutnya apabila masih terdapat kelemahan-
kelemahan. Adapun hasilnya adalah hasil belajar konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran pada siklus I namun
masih ada beberapa hal untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Selama proses pembelajaran, keaktifan dan keantusiasan siswa sudah
menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat ketika guru memberi
pertanyaan banyak siswa yang menjawab. Selain itu saat mengerjakan tugas
individu, siswa berusaha mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Pada saat
mengerjakan tugas kelompok, masih ada siswa yang mendominasi dalam
kelompok, untuk siklus berikutnya guru hendaknya memberi pengertian pada
siswa tersebut agar tidak mendominasi kelompok. Pada saat kelompok ahli,
masih ada seorang siswa yang menyendiri sehingga untuk siklus berikutnya
guru memberi arahan pada siswa tersebut untuk bergabung bersama teman-
temannya di kelompok ahli. Pada saat salah satu kelompok berpresentasi,
kelompok yang lain sudah mulai tampak memperhatikan.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru melaksanakannya
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya. Waktu yang digunakan juga sudah terlihat lebih baik, untuk
siklus berikutnya hendaknya guru tetap memperhatikan alokasi waktu pada
proses pembelajaran sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Guru belum dapat mengendalikan kelas dengan
baik pada saat mengelompokkan siswa, sehingga masih terjadi kegaduhan
dalam kelas, sebaiknya untuk siklus berikutnya guru mengelompokkan siswa
satu per satu sehingga tidak terjadi kegaduhan.
Dari hasil evaluasi dan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri Ngadirojo Wonogiri pada siklus II dapat
dilihat pada tabel 7 di bawah ini:
68
Tabel 7. Data Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus
II.
No.
Subyek Nilai
No.
Subyek Nilai
1. 65 16. 76
2. 35 17. 100
3. 60 18. 100
4. 60 19. 80
5. 80 20. 85
6. 48 21. 53
7. 83 22. 68
8. 53 23. 90
9. 60 24. 65
10. 83 25. 75
11. 90 26. 50
12. 73 27. 90
13. 76 28. 100
14. 70 29. 50
15. 55 30. 85
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada hasil
belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah 100 sedangkan nilai
terendah adalah 35. Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata pada siklus II
adalah sebagai berikut:
X = N
fx
= 30
2158
= 71,93
Keterangan
X = nilai rata-rata siklus
∑ fx = jumlah nilai seluruh siswa
N = jumlah siswa
Jadi, rata-rata nilai hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada siklus II adalah 80,67.
69
Kemudian nilai-nilai tersebut didistribusikan ke dalam data bergolong seperti pada
tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II.
No. Interval
Nilai Frekuensi %
1. 35 – 45 1 3,3
2. 46 – 56 6 20
3. 57 – 67 5 16,7
4. 68 – 78 6 20
5. 79 – 89 6 20
6. 90 – 100 6 20
Jumlah 30 100
Apabila dibuat dalam bentuk grafik, maka hasilnya akan seperti pada
grafik 4 di bawah ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
35 – 45 46 – 56 57 – 67 68 – 78 79 – 89 90 – 100
Interval Nilai
Jum
lah S
isw
a
Grafik 4. Nilai Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo
Wonogiri pada Siklus II.
Dari hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai 35, kemudian 1 siswa mendapatkan nilai
70
48, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 50, kemudian 2 siswa mendapatkan
nilai 53, 1 siswa mendapat nilai 55, 3 siswa mendapatkan nilai 60, 2 siswa
mendapatkan nilai 65, 1 siswa mendapatkan nilai 68, kemudian hanya 1 siswa
yang mendapatkan nilai 70, 1 siswa mendapatkan nilai 73, 1 siswa juga yang
mendapatkan nilai 75, kemudian 2 siswa mendapat nilai 76, 2 siswa lagi mendapat
nilai 80, 2 siswa mendapat nilai 83, 2 siswa mendapat nilai 85, sebanyak 3 siswa
mendapat nilai 90 dan 3 siswa mendapat nilai 100.
Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, penelitian akan dikatakan
berhasil apabila hasil belajar siswa sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 60 atau
sekitar 70 % pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada
siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Jumlah siswa yang mendapat
nilai sekurang-kurangnya 60 mencapai 76,67 % dengan rata-rata 71,93 dan
meningkat dari siklus sebelumnya. Adapun perhitungan prosentase ketuntasan
belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:
r % = N
n x 100 %
= 30
23 x 100 %
= 76,67 %
Keterangan:
n = jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60
N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, kelas V SD Negeri II Ngadirojo sudah
dapat dikatakan meningkat karena siswa yang mendapatkan nilai di atas
ketuntasan ada 23 siswa atau 76,67 %, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai
di bawah ketuntasan yaitu kurang dari 60 adalah 7 siswa atau 23,33 %.
Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, maka dapat diperoleh hasil belajar
yang meningkat dari siklus sebelumnya. Bila dilihat perbandingan antara sebelum
tindakan dan siklus I, maka pada siklus II tampak peningkatan yang signifikan.
71
Nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 60,53 dan pada siklus I sebesar 63,13,
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 71,93. Begitu juga dengan jumlah
siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM, sebelum
tindakan terdapat 14 siswa atau 46,67%, pada siklus I terdapat 19 siswa atau
63,33%, dan pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa atau 76,67%.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai sebelum tindakan, sesudah
tindakan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik 5 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
0 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
Interval Nilai
Ju
mla
h S
isw
a
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Grafik 5. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan
Siklus I, dan Tindakan Siklus II.
Dari hasil pelaksanaan pada siklus II didapat bahwa jumlah siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa atau 76,67%. Namun
peneliti akan mengadakan kembali pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada
siklus III sebagai pemantapan peningkatan hasil belajar dan perbaikan kelemahan
yang ada pada siklus II.
2. Tindakan Siklus III
Pada siklus II yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa hasil belajar
konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri
dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
72
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia mengalami peningkatan. Namun
penelitian akan dilanjutkan pada tindakan siklus III untuk memperoleh hasil yang
lebih maksimal.
Tindakan siklus III ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35
menit) yang dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Mei 2010. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan evaluasi dan refleksi tindakan pada siklus II diketahui
bahwa belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan lebih baik dan teliti untuk mengulang
pelajaran IPS dengan indikator: mendeskripsikan pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan mengidentifikasi tokoh penting dalam
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Adapun penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
seperti pada siklus II, rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk 2 x
pertemuan, masing-masing pertemuan selama 70 menit. Perencanaan RPP
mencakup: standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
indikator, langkah-langkah pembelajaran, metode, media, sumber belajar,
dan penilaian.
2) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan
prasarana yang digunakan untuk pembelajaran IPS sejarah kelas V dengan
materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berupa: menyiapkan buku
teks, menyiapkan media berupa gambar tokoh proklamator dan
pelaksanaan proklamasi, menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil
belajar. Menyiapkan lembar observasi keaktifan dan penilaian yang akan
digunakan dalam pembelajaran IPS sejarah kelas V.
73
b. Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran seperti pada
siklus II yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran pada
pertemuan I dan pertemuan II memiliki alokasi waktu 70 menit sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu tanggal 26 Mei 2010,
pelajaran IPS yang diajarkan adalah mengenai materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan indikator mendeskripsikan pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagai kegiatan awal, guru
membuka pembelajaran dengan mengkondisikan kelas dan melakukan
apersepsi. Guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi
bersama lagu Hari Merdeka. Guru memberikan sedikit penjelasan
mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia, materi yang
disampaikan adalah sebagai berikut:
Sejak pagi hari, halaman rumah Jalan Pegangsaan Timur No. 56
sudah sangat sibuk. Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor ditugasi
untuk mencari tiang bendera dan menyiapkan bendera Merah Putih. Tiang
bendera menggunakan sebatang bambu, sedangkan bendera Merah Putih
diperoleh dari Ibu Fatmawati yang dijahit sendiri olehnya.
Pada pukul 10.00 WIB acara dimulai. Acara dibuka dengan pidato Ir.
Soekarno sebagai pengantar. Selanjutnya, Ir. Soekarno membacakan teks
proklamasi yang telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Setelah pembacaan proklamasi,
dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Pengibaran bendera Merah
Putih dilakukan oleh seorang mantan komandan Peta, Latif Hendraningrat,
dibantu oleh S. Suhud. Tanpa dikomando, bersamaan dengan naiknya
bendera Merah Putih, para hadirin mengumandangkan lagu Indonesia
Raya. Lagu tersebut adalah ciptaan Wage Rudolf Supratman. Dengan
dibacakannya proklamasi kemerdekaan, maka bangsa Indonesia telah
merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945.
74
Proklamasi mendapat sambutan yang luar biasa dari berbagai
kalangan masyarakat Indonesia. Rakyat Jakarta yang dimotori oleh para
pemuda dan wartawan mulai menyebarkan berita proklamasi itu ke
berbagai daerah. Dengan keberanian, para pemuda memasuki ruang siaran
radio di kantor berita Domei (kantor berita Jepang). Mereka kemudian
menyiarkan berita proklamasi.
Setelah guru selesai memberikan penjelasan, kemudian dilaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa dibagi menjadi kelompok dan
anggota kelompok tersebut adalah tim ahli dengan materi diskusi yang
berbeda-beda.
Pada pertemuan I ini kelompok ahli A mendapat lembar ahli berupa
Tempat dan upacara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kemudian kelompok ahli B mendapat lembar ahli berupa pelaksanaan
pengibaran bendera. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah tentang
peran serta WR. Supratman dan Ibu Fatmawati. Selanjutnya pada
kelompok ahli D membahas tentang sambutan dan penyebaran kabar
tentang kemerdekaan. Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mengenai
makna peristiwa proklamasi.
Kelompok ahli yang sudah selesai kemudian kembali ke kelompok
asalnya tadi (home teams). Di dalam kelompok asal, para ahli bertugas
untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan bersama dalam
kelompok ahli kepada teman-teman dalam kelompok asal. Setelah para
kelompok selesai berdiskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di depan
kelas.
Setelah presentasi, guru memberikan lembar kerja siswa (pada
lampiran 18a) berupa tugas kelompok dan dikerjakan secara bersama-sama
dalam satu kelompok. Sebagai akhir dari pertemuan I, guru memberikan
penguatan materi dan kesimpulan tentang pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia bersama siswa kemudian diadakan tes individu.
Selain soal tes, guru juga menilai keaktifan siswa dengan menggunakan
75
lembar observasi keaktifan siswa sehingga guru dapat menilai proses
kegiatan belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2) Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis tanggal 27 Mei 2010,
materi yang disampaikan oleh guru tetap sama seperti pada pertemuan I
yakni mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, akan tetapi
dengan indikator yang berbeda yaitu mengidentifikasi tokoh penting dalam
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan mengulas
sedikit tentang pelajaran pada pertemuan I kemarin sebagai penguatan dan
mengingat kembali pada pelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian
guru menanyakan kepada siswa mengenai tokoh proklamator Indonesia.
Untuk kegiatan inti guru memberikan penjelasan mengenai tokoh
penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Materi tersebut adalah
sebagai berikut: (a) Ir. Soekarno: Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901
di kota Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden Sukemi dan Ibunya
bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Beliau mendapat julukan sebagai Putra
Sang Fajar. Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Bumi Putra yang
kemudian dipindah ke sekolah Belanda ELS (Europe Lagere School)
hingga tamat diusia 14 tahun. Beliau melanjutkan sekolahnya ke HBS
(Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah itu beliau mendapat gelar
insiyur dari Institut Teknologi Bandung. Beliau juga dikenal sebagai
Bapak Proklamator karena telah memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 didampingi oleh Drs. Moh. Hatta;
(b) Drs. Mohammad Hatta: Moh. Hatta dilahirkan pada tanggal 12
Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Angku
Bule seorang keturunan ulama di Tanah Minangkabau, ibunya bernama
Siti Soleha. Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Dasar Bumi Putra
atau Indlandsche, kemudian pindah ke sekolah Belanda ELS (Europesche
Lagere School). Beliau kemudian melanjutkan kuliah di PHS (Prins
Hendrik School) di Jakarta. Moh. Hatta mendampingi Ir. Soekarno
76
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Beliau pun mendapat
sebutan sebagai dwitunggal yang artinya dua dalam satu, karena bersama
Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Moh. Hatta juga
dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia; (c) Ahmad Soebardjo: Ahmad
Soebardjo adalah tokoh yang dapat menyatukan pendapat golongan tua
dan golongan muda tentang waktu pelaksanaan proklamasi. Dalam
perumusan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, kalimat
pertama dalam naskah proklamasi merupakan hasil pemikiran beliau.
Setelah guru memberikan penjelasan, siswa kemudian berkelompok
seperti pada pertemuan I. Para ahli mendapat materi diskusi masing-
masing. Untuk kelompok ahli A membahas tentang tokoh proklamator
Indonesia, Ir. Soekarno. Selanjutnya kelompok ahli B mendapat materi
diskusi tokoh proklamator Indonesia, Drs. Moh. Hatta. Kelompok ahli C
mendapat materi diskusi mengenai peranan Ahmad Soebardjo dalam
Proklamasi. Kelompok ahli D mendapatkan bahasan tentang cara
mengenang jasa pahlawan. Dan yang terakhir, kelompok ahli E mendapat
materi untuk mendiskusikan mengenai cara mengisi kemerdekaan setelah
diperjuangkan oleh pahlawan.
Para kelompok ahli berkumpul dan mendiskusikan materi yang telah
mereka terima, setelah selesai kelompok ahli kembali ke kelompok asal
dan menjelaskan kepada teman-temannya tentang materi yang telah
didiskusikan di kelompok ahli tadi. Setelah itu setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas. Guru memberikan
reward kepada kelompok yang hasilnya baik.
Guru kemudian memberikan tugas kelompok (pada lampiran 18c)
untuk dikerjakan bersama-sama. Guru dan siswa menyimpulkan materi
tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai
penguatan terhadap siswa. Sebagai akhir dari pertemuan II siswa kembali
ke tempat duduk mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas
individu. Guru menilai proses pembelajaran dengan model kooperatif
Jigsaw menggunakan lembar observasi keaktifan siswa.
77
c) Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang dilaksanakan dengan menggunakan
alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V. Oleh karena itu,
pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses yang
terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru
dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Pertemuan I
Indikator: Mendeskripsikan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Hasil observasi:
1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 17 halaman 178)
Pada kegiatan siswa pertemuan I ini kedisiplinan siswa sangat baik,
siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam kelompok baik,
kerjasama kelompok sangat baik, keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan baik, keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik,
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu sangat baik. Rata-rata
skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan I siklus III adalah 3,8.
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 15 halaman 172)
Untuk kegaiatan guru pada pertemuan I ini persiapan guru memulai
pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas sangat baik,
kemampuan mengelola waktu sangat baik, kemampuan guru memberikan
apersepsi baik, penerapan model pembelajaran sangat baik, penyampaian
materi oleh guru baik, ketrampilan guru memberikan pertanyaan baik,
perhatian guru terhadap siswa sangat baik, pengembangan aplikasi oleh
78
guru sangat baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata
skor pada kegiatan guru pertemuan I siklus III ini adalah 3,4.
Pertemuan II
Indikator: Mengidentifikasi tokoh penting dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Hasil observasi:
1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 18 halaman 181)
Pada kegiatan siswa pertemuan II ini kedisiplinan siswa sangat
baik, siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam kelompok sangat
baik, kerjasama kelompok sangat baik, keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan baik, keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik,
kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu sangat baik. Rata-rata
skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan II siklus III adalah 3,9.
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 16 halaman 175)
Untuk kegaiatan guru pada pertemuan II ini persiapan guru
memulai pembelajaran baik, kemampuan guru mengelola kelas sangat
baik, kemampuan mengelola waktu sangat baik, kemampuan guru
memberikan apersepsi sangat baik, penerapan model pembelajaran sangat
baik, penyampaian materi oleh guru baik, ketrampilan guru memberikan
pertanyaan baik, perhatian guru terhadap siswa sangat baik,
pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan kemampuan menutup
pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan II
siklus III ini adalah 3,5.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil tindakan pada siklus III yang didapat dari hasil observasi,
penilaian proses dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah
pengambilan tindakan berikutnya apabila masih terdapat kelemahan-
kelemahan. Adapun hasilnya adalah hasil belajar konsep Proklamasi
79
Kemerdekaan Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran pada siklus I dan siklus
II.
Selama proses pembelajaran keaktifan dan keantusiasan siswa sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat ketika kelompok yang lain berebut ingin maju
mempresentasikan hasil kerjanya setelah salah satu kelompok selesai
berpresentasi. Selain itu saat mengerjakan tugas individu, siswa mengerjakan
dengan tenang dan berusaha menjadi yang paling cepat menyelesaikan
pekerjaannya.
Pada saat mengerjakan tugas kelompok, semua siswa sudah terlihat
aktif mengerjakan bersama sehingga tidak didominasi oleh siswa yang paling
pandai dalam kelompok tersebut sehingga toleransi siswa sudah mulai tampak.
Pada saat kelompok ahli, sudah tidak ada siswa yang menyendiri. Pada siklus
III ini masih ada siswa yang hasil belajarnya kurang, hal tersebut karena
memang anak tersebut memiliki daya pikir yang kurang dan termasuk anak
yang lambat belajar.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru telah sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Waktu
yang digunakan juga sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Guru dapat
mengendalikan kelas pada saat mengelompokkan siswa, sehingga tidak terjadi
kegaduhan dalam kelas.
Hasil analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada
Siklus III, secara umum telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru dapat meningkatkan kinerjanya
seperti menggunakan alokasi waktu dengan baik. Aktivitas atau partisipasi
siswa dalam pembelajaran meningkat. Partisipasi aktif siswa dalam kelompok
juga meningkat, suasana kelas menjadi lebuh terkendali dan menyenangkan.
Berdasarkan peningkatan kemampuan yang telah dicapai siswa, maka
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas mengenai peningkatan hasil belajar
konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS melalui pembelajaran
80
kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri
dianggap cukup dan diakhiri pada Siklus III.
Dari hasil evaluasi dan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri Ngadirojo Wonogiri pada siklus III
dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9. Data Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam
IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus
III.
No.
Subyek Nilai
No.
Subyek Nilai
1. 68 16. 95
2. 23 17. 100
3. 85 18. 100
4. 78 19. 93
5. 100 20. 95
6. 58 21. 38
7. 95 22. 80
8. 35 23. 90
9. 93 24. 80
10. 95 25. 90
11. 90 26. 55
12. 95 27. 100
13. 95 28. 93
14. 90 29. 38
15. 80 30. 93
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada hasil
belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah 100 sedangkan nilai
terendah adalah 23. Kemudian hasil perhitungan nilai rata-rata pada siklus III
adalah sebagai berikut:
X = N
fx
= 30
2420
= 80,67
81
Keterangan
X = nilai rata-rata siklus
∑ fx = jumlah nilai seluruh siswa
N = jumlah siswa
Jadi, rata-rata nilai hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada siklus III adalah 80,67.
Kemudian nilai-nilai tersebut dapat dibuat dalam data bergolong seperti pada tabel
10.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III.
No. Interval
Nilai Frekuensi %
1. 23 – 35 2 6,6
2. 36 – 48 2 6,6
3. 49 – 61 2 6,6
4. 62 – 74 1 3,3
5. 75 – 87 5 16,6
6. 88 – 100 18 60
Jumlah 30 100
Apabila dibuat dalam bentuk grafik, maka hasilnya akan terlihat seperti
pada grafik 6 di bawah ini.
82
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
23 – 35 36 – 48 49 – 61 62 – 74 75 – 87 88 – 100
Interval Nilai
Jum
lah S
isw
a
Grafik 6. Nilai Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo
Wonogiri pada Siklus III.
Dari hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai 23, kemudian 1 siswa mendapatkan nilai
35, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 38, kemudian 1 siswa mendapatkan
nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 58, 1 siswa mendapatkan nilai 68, 1 siswa
mendapatkan nilai 78, sebanyak 3 siswa mendapatkan nilai 80, kemudian hanya 1
siswa yang mendapatkan nilai 85, sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai 90,
sebanyak 4 siswa yang mendapatkan nilai 93, kemudian sebanyak 6 siswa
mendapat nilai 95, dan 4 siswa mendapat nilai 100.
Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, penelitian akan dikatakan
berhasil apabila hasil belajar siswa sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 60 atau
sekitar 75% pada siklus III. Sehingga, kesimpulannya bahwa pada siklus III ini
dapat dikatakan berhasil karena jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-
kurangnya 60 mencapai 80 % dengan rata-rata 80,67 dan meningkat dari siklus
sebelumnya. Adapun perhitungan prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus
III adalah sebagai berikut:
r % = N
n x 100 %
83
= 30
24 x 100 %
= 80 %
Keterangan:
n = jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60
N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, kelas V SD Negeri II Ngadirojo sudah
dapat dikatakan tuntas karena siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan
ada 24 siswa atau 80 %, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah
ketuntasan yaitu kurang dari 60 adalah 6 siswa atau 20 %.
Setelah dilaksanakan tindakan siklus III, maka dapat diperoleh hasil
belajar yang meningkat dari siklus sebelumnya. Bila dilihat perbandingan antara
sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II maka pada siklus III tampak peningkatan
yang signifikan. Nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 60,53, pada siklus I
sebesar 63,13, siklus II sebesar 71,93, dan pada siklus III meningkat menjadi
80,67. Begitu juga dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan KKM, sebelum tindakan terdapat 14 siswa atau 46,67%, pada siklus
I terdapat 19 siswa atau 63,33%, pada siklus II meningkat sebanyak 23 siswa atau
76,67%, dan pada siklus III meningkat menjadi 24 siswa atau 80%.
Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai sebelum tindakan, sesudah
tindakan siklus I, sesudah siklus II, dan sesudah siklus III dapat dilihat pada grafik
7 di bawah ini.
84
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
Interval Nilai
Jum
lah S
isw
a Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik 7. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan
Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III.
E. Temuan dan Hasil Tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat
adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan peningkatan hasil
belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS setelah
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri
II Ngadirojo Wonogiri. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara
lain: (1) Siswa menjadi lebih disiplin dalam pembelajaran; (2) Siswa sudah siap
untuk menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru; (3) Siswa lebih aktif
dalam bertanya dan berpendapat; (4) Di dalam kelompok siswa juga lebih aktif
dengan berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok; (5) Kerjasama kelompok
siswa lebih meningkat karena tidak didominasi oleh siswa yang pandai; (6) Siswa
lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dan saling berebutan; (7) Keadaan siswa
dengan lingkungan belajar meningkat, siswa senang dengan pembelajaran dan
cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan; (8) Kemampuan siswa
mengerjakan tes individu meningkat.
Data peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I, siklus
II, dan siklus III disajikan pada tabel 11 berikut ini.
85
Tabel 11. Perolehan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III
No. Variabel
Skor
Siklus I Siklus II Siklus III
1. Kedisiplinan siswa 3 4 4
2. Siswa siap mengikuti
pelajaran 3 4 4
3. Keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran 2 3 4
4. Keaktifan siswa dalam
kelompok 2,5 3,5 3,5
5. Kerjasama kelompok 2 3,5 4
6. Keaktifan siswa menjawab
pertanyaan 1,5 2,5 3
7. Keadaan siswa dengan
lingkungan belajar 2,5 3 4
8. Kemampuan siswa dalam
mengerjakan tes individu 2 3 4
Jumlah 18,5 26,5 30,5
Rata-rata 2,3 3,3 3,8
Berdasarkan hasil olahan observasi dari pengamatan di atas dapat kita lihat
prosentase hasil aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS dengan materi
Proklamasi kemerdekaan Indonesia menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw secara individual dan kelompok, dari siklus I sampai dengan siklus III
mengalami peningkatan aktivitas yang cukup baik. Peningkatan aktivitas ini
mengakibatkan peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS
dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri mengalami peningkatan dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar yang disajikan dalam bentuk rata-rata nilai dan
ketuntasan belajar. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
86
Tabel 12. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum Tindakan,
Sesudah Siklus I, Sesudah Siklus II, dan Sesudah Siklus III.
No. Pelaksanaan Nilai
Rata-rata
Prosentase
Ketuntasan
Klasikal
Jumlah
Siswa
dengan
Nilai ≥ 60
Jumlah
Siswa
dengan
Nilai < 60
1. Sebelum tindakan 60,53 46,67% 14 16
2. Siklus I 63,13 63,33% 19 11
3. Siklus II 71,93 76,67% 23 7
4. Siklus III 80,67 80% 24 6
Dari tabel di atas kemudian dapat dibuat grafik untuk melihat
perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal sebelum tindakan dan
sesudah tindakan. Perbandingan nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada grafik 8
dan untuk perbandingan prosentase ketuntasan klasikal dapat dilihat pada grafik 9.
Nilai Rata-rata Kelas
63,13
80,67
71,93
60,53
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sebelum
tindakan
Siklus I Siklus II Siklus III
Grafik 8. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Sebelum Tindakan, Tindakan
Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III.
87
Prosentase Ketuntasan Klasikal
76,67% 80%
63,33%
46,67%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sebelum
tindakan
Siklus I Siklus II Siklus III
Grafik 9. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan,
Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III.
Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan terbukti adanya peningkatan hasil
belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara sebelum tindakan,
siklus I, siklus II dan siklus III. Akan tetapi kenyataan di lapangan, proses belajar
konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw masih mengalami beberapa hambatan.
Penerapan pembelajaran konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dalam IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus
I dapat membuat siswa menjadi aktif dari sebelumnya, karena prosesnya berupa
belajar dalam kelompok. Pertama, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang
setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, siswa tersebut heterogen dengan jenis
kelamin yang berbeda, daya pikir yang berbeda, dan latar belakang yang berbeda.
Kedua, kelompok tersebut diberi nomor untuk membedakan dengan kelompok
lainnya, kelompok-kelompok tadi disebut kelompok asal. Ketiga, guru menyuruh
setiap kelompok untuk menentukan siapa yang menjadi tim ahli A, tim ahli B, tim
ahli C, tim ahli D, dan tim ahli E. Keempat, guru memberikan lembar ahli kepada
setiap ahli berupa materi yang akan didiskusikan pada kelompok ahli. Kelima,
setiap ahli yang sama dari setiap kelompok asal tadi berkumpul membentuk
88
kelompok ahli, misalnya ahli A dari kelompok I, kelompok II, kelompok III, dan
seterusnya berkumpul membentuk kelompok ahli A. Begitu juga dengan ahli B,
C, D, dan E. Keenam, kelompok-kelompok ahli tersebut membahas lembar ahli
yang telah diberikan oleh guru. Ketujuh, setelah selesai berdiskusi di kelompok
ahli, para ahli tadi kembali pulang ke kelompok asalnya dan menjelaskan kepada
teman-teman dalam satu kelompok tentang materi yang dibahasnya tadi.
Kedelapan, kelompok asal yang sudah selesai berdiskusi mempresentasikan
hasilnya di depan kelompok-kelompok yang lain.
Pada siklus II dan siklus III pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sama dengan siklus I,
hanya saja lembar ahli yang harus dikerjakan berbeda-beda, sehingga setiap
pertemuan lembar ahli yang harus didiskusikan pada kelompok ahli berbeda.
Hambatan-hambatan yang ditemui dalam penelitian pada siklus I adalah
ketika pembagian kelompok, siswa masih merasa kebingungan karena siswa tidak
terbiasa dengan pembelajaran kelompok dan memerlukan waktu yang lama
sehingga menyebabkan kelas menjadi gaduh. Sikap individual juga terlihat pada
saat kerja kelompok, siswa yang merasa pandai lebih dominan menguasai materi
diskusi sehingga teman yang lain tidak diberi kesempatan untuk membangun daya
pikirnya. Pada saat presentasi hasil diskusi, kelompok yang tidak maju ramai
sendiri dan kurang memperhatikan presentasi temannya yang di depan. Siswa
yang terkenal nakal dan selalu ramai sulit untuk dikendalikan.
Pada siklus II hambatan yang ditemui oleh peneliti adalah pengendalian
sikap siswa yang kurang, karena ada siswa selalu ramai saat kerja kelompok dan
presentasi hasil diskusi. Saat pembagian kelompok masih terjadi kegaduhan
karena siswa langsung menyebar mencari kelompoknya. Selain itu masih adanya
dominasi oleh siswa yang pandai pada salah satu kelompok sehingga belum
memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk ikut berpatisipasi dalam kerja
kelompok.
Pada siklus III dapat dikatakan bahwa hambatan-hambatan yang ada tidak
sebesar pada siklus I dan siklus II. Siswa sudah mulai tertib berkelompok,
89
sehingga saat pengelompokan tidak terjadi kegaduhan. Namun, siswa yang
terkenal ramai membuat suasana kelas kurang kondusif.
Dari berbagai hambatan di atas dapat dicari pemecahan masalahnya. Pada
siklus I guru dapat menjelaskan kepada siswa alasan pemilihan anggota
kelompok. Memberi gambaran pada siswa tentang model pembelajaran yang akan
diajarkan. Guru mengawasi dan memperhatikan keaktifan siswa pada saat
mengerjakan diskusi kelompok. Memberikan tugas kepada kelompok lain yang
belum maju presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok yang berprresentasi. Memberi peringatan terhadap anak yang paling
ramai dan nakal di kelas. Dan pada siklus II pemecahan masalahnya dapat
dilakukan dengan cara menertibkan pengelompokkan, dimulai dari kelompok I,
kelompok II, dan seterusnya. Memberikann pengertian kepada siswa yang
mendominasi kelompok agar mau memberikan kesempatan kepada temannya
yang lain untuk berpartisipasi dalam kelompok.
90
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran IPS konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aktivitas belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri
tahun 2010 meningkat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan skor aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus I rata-rata skor yang didapat
adalah 2,3 dengan kategori cukup, kemudian pada siklus II rata-rata skor
aktivitas siswa meningkat menjadi 3,3 dengan kategori baik, dan pada siklus
III rata-rata skor aktivitas siswa menjadi 3,8 dengan kategori baik.
2. Hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS melalui
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II
Ngadirojo Wonogiri Tahun 2010 meningkat. Hal ini terbukti pada kondisi
awal sebelum dilaksanakannya tindakan, rata-rata kelas adalah 60,53 dengan
prosentase ketuntasan klasikal 46,67%, pada siklus I nilai rata-rata kelas 63,13
dengan prosentase ketuntasan klasikal 63,33%, siklus II nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 71,93 dengan prosentase ketuntasan klasikal 76,67%,
sedangkan pada siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 80,67 dengan
prosentase ketuntasan klasikal 80%.
Pembelajaran konvensional pada dasarnya kurang dapat menggiatkan
siswa dalam pembelajaran, siswa hanya sekedar diberikan materi-materi tanpa
dapat mengembangkan daya pikirnya. Metode ceramah merupakan metode
konvensional, kebanyakan siswa hanya diberikan cerita atau penjelasan mengenai
materi pelajaran dan kemudian siswa harus mengerjakan tugas atau LKS. Oleh
karena itu perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa untuk mengembangkan potensinya.
90
91
Pembelajaran kooperatif merupakan salah pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan keaktifan siswa, karena dalam pembelajaran ini siswa akan
bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok. Sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara bersama. Selain itu dengan semakin aktif siswa
mengembangkan daya pikirnya maka akan terjadi pula peningkatan terhadap hasil
belajar siswa itu sendiri.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw dalam
pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi dasar menghargai
jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehubungan dengan
penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi dari hasil penelitian sebagai
berikut: (1) Jika siswa SD hanya diberikan penjelasan atau ceramah mengenai
pelajaran, maka tidak ada kesempatan bagi siswa tersebut untuk mengembangkan
daya pikirnya, siswa tersebut hanya terpusat pada penjelasan guru yang pada
akhirnya menyebabkan ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa tidak
berani mengemukakan pendapat dan cenderung hanya sebagai pendengar aktif;
(2) Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pelajaran yang wajib bagi
tingkat Sekolah Dasar, karena pelajaran IPS mengajarkan ilmu tentang kehidupan
sosial manusia sejak dulu hingga sekarang, jika pelajaran IPS ini selalu diberikan
secara mendalam kepada siswa maka siswa akan lebih mengenal kehidupan sosial
dari dulu hingga sekarang; (3) Menunjukkan pentingnya menerapkan model
pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yang terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang aktif
dan menyenangkan sehingga terjalin hubungan bersahabat antara siswa dengan
guru, jika pembelajaran hanya terpusat pada pembelajaran konvensional saja,
maka keaktifan siswa kurang terbentuk, siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran yang akan berdampak pada hasil belajar siswa.
92
C. Saran
Sesuai dengan saran dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya mengupayakan pelatihan untuk guru dalam rangka
mendukung kegiatan pembelajaran demi kelancaran proses pembelajaran dan
terciptanya pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2. Bagi Guru
Dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada
khususnya dan pembelajaran-pembelajaran lain pada umumnya guru sebagai
tenaga profesional hendaknya senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan
dasarnya yang meliputi kemampuan menguasai bahan pelajaran, kemampuan
mengelola kelas, menggunakan berbagai pendekatan dan metode, menggunakan
ataupun memilih media pembelajaran yang tepat serta kemampuan mengelola
proses pembelajaran. Guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam mengikuti
perkembangan zaman dalam memilih pendekatan, strategi, model maupun metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tingkat perkembangan anak serta
relevan dengan kehidupan nyata anak.
Salah satu pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw, guru hendaknya memperhatikan beberapa hambatan yang terjadi dan
dapat memikirkan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
sesuai dengan harapan. Guru hendaknya juga menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran yang lain tidak hanya pelajaran IPS
saja.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan,
motivasi belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan
93
dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
prestasi belajar.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw guna melengkapi kekurangan yang
ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep
siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih
baik.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Wahab. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Abu Hamadi. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Badrudin. 2009. Makalah Konsep Pendidikan IPS dan Karakteristik
Pendidikan IPS di SD.
http://beduatsuko.blogspot.com/2009/02/makalah-konsep-pendidikan-
ips-dan.html. diakses 25 April 2010.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar Holil. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif.
http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html
diakses 25 April 2010.
Borich Gary, D. 1996. Effective Teaching Methods Third Edition. New Jersey:
Prentice Hall.
Burhan Bungin. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Deddy Krishananto. 2009. Pengertian Hasil Belajar.
http://techonly13.wordpress.com diakses 25 April 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang No. 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: B.P Cipta Jaya.
Edi Purwanto. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
http://edibesuki.blogspot.com/2008/11/pembelajaran-kooperatif-tipe-
jigsaw_16.html diakses 25 April 2010.
Ghazi, M.G. & Kassim, A. S. 2005. “Cooperative Learning For The Disaffected
ESL/EFL Learner”. The International Journal on School Disaffection.
http://www.dropoutprevention.org/resource/journals/IJSD/full_text/0302
-Ghaith-Cooperative-learning.pdf
94
95
Hartoto. 2009. Tujuan Pendidikan.
http://fatamorghana.wordpress.com/2009/04/12/tujuan-pendidikan/
diakses 25 April 2010.
Hisyam Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani
Madani.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Lia Yulianti. 2009. Pengertian Pembelajaran.
http://gurulia.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-pembelajaran/.
Diakses 25 April 2010.
Lussy. 2008. Validitas dan Reliabilitas.
http://lussysf.multiply.com/journal/item/137 diakses 3 Mei 2010.
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad Faiq Zaki. 2009. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-
kooperatif-cooperative.html diakses 3 Mei 2010.
Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Novi Emildadiany. 2008. Cooperative Learning – Teknik Jigsaw.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses 3 Mei 2010.
Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rochiati Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Rusmawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Siberman Melvin. 1996. Active Learning: 101 Strategies to tech Any Subject.
Temple University.
Simon Attle & Bob Baker. 2007. “Cooperative Learning in a Competitive
Environment: Classroom Applications”. International Journal of
Teaching and Learning in Higher Education. http://www.isetl.org/ijtlhe/.
diakses 28 Mei 2010.
96
Siti Khairani. 2009. Ruang Lingkup Materi Pengajaran IPS di SD.
http://mahasiswibaru.blogspot.com/2009/12/ruang-lingkup-materi-
pengajaran-ips-di.html. diakses 3 Mei 2010.
Siti Pamuji Handayani. 2008. Peningakatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial Sejarah Masuknya Agama di Indonesia Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 01
Cangakan Kabupaten Karanganyar Tahun 2008/2009. Skripsi.
Surakarta: UNS.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sofa. 2007. Hakekat IPS Sebagai Program Studi.
http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-sebagai-program-
studi.html diakses 9 Mei 2010.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: FKIP.
Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukarni. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran
Kooperatif pada Siswa Kelas V SDN 03 Lalung karanganyar Tahun
2008/2009. Skripsi. Surakarta: UNS.
Sutrisno Hadi. 1982. Statistik. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Udin S. Winataputra. 2008. Materi Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
97
Lampiran 1
Observasi Awal
Hari / Tanggal : Jumat, 16 April 2010
Objek penelitian : Siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo
Observasi ini dilakukan di ruang kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Di ruang kelas tersebut terdapat sebuah
meja dan kursi untuk guru, 16 meja siswa dan 31 kursi siswa. Di dalam kelas
tersebut juga terdapat 2 buah almari, satu papan tulis, gambar-gambar pahlawan,
dan peta. Siswa di kelas V berjumlah 30 siswa yang terdiri 15 perempuan dan 15
laki-laki.
Pada saat guru kelas dan peneliti memasuki kelas, keadaan kelas gaduh
sehingga guru harus menenangkan siswa terlebih dahulu. Pada saat observasi,
peneliti duduk di kursi kosong tepatnya di belakang. Ketua kelas memimpin kelas
untuk berdoa. Setelah berdoa siswa mengucapkan Pancasila secara bersama,
kemudian guru mulai mengabsen siswa, dan pada saat itu semua siswa masuk.
Guru melakukan apersepsi terhadap pelajaran sebelumnya dan membahas
pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa. Guru akan memulai menjelaskan
tentang materi persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru menggunakan buku BSE,
siswa disuruh mengambil buku BSE di almari, kemudian mereka menyimak
penjelasan dari guru dan dari buku. Guru kemudian menyuruh siswa membaca
secara bergantian, namun pada saat siswa membaca, siswa yang lain ramai sendiri
dengan teman sebangkunya. Setelah selesai membaca, guru memberikan
pertanyaan kepada siswa, tidak banyak siswa yang tunjuk jari untuk menjawab.
Karena itu guru menunjuk siswa untuk menjawab, dan kebanyakn siswa tidak bisa
menjawab.
Setelah selesai menjelaskan materi pelajaran, guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan LKS, karena banyak siswa yang belum selesai mengerjakan maka
tugas tersebut dijadikan pekerjaan rumah yang akan dicocokkan pada pertemuan
98
berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dan berganti dengan mata
pelajaran yang lain.
Refleksi:
Dari observasi kegiatan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo kurang berjalan secara optimal.
Guru lebih sering memberikan penjelasan kepada siswa, sehingga pembelajaran
terpusat pada guru. Mobilitas guru juga kurang terasa pada saat pembelajaran,
karena guru cenderung berada di bagian depan, sehingga membuat siswa yng
duduk di belakang bicara sendiri dengan teman sebangkunya. Keaktifan siswa
kurang nampak, pada saat guru memberikan pertanyaan, tidak banyak siswa yang
tunjuk jari, sehingga guru harus menunjuk siswa untuk menjawab, dan itupun
siswa tidak dapat menjawab dengan tepat.
Observasi awal ini digunakan oleh peneliti untuk mengatahui kondisi awal
pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat
diidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan, sehingga peneliti dapat
menentukan rencana tindakan penelitian.
99
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 April 2010
Waktu : 08.00 WIB
Informan : Sadbaruningsih (G)
Peneliti : Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara peneliti (Meilisa Romadianingrum) dengan guru kelas V SD
Negeri II Ngadirojo (Sadbaruningsih) sebelum menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
P : “Selamat pagi Bu”
G : “Selamat pagi Mbak”
P : “Maaf Bu mengganggu, saya ingin menanyakan beberapa informasi
tentang kelas V Bu”
G : “O ya, nggak apa-apa Mbak, tidak mengganggu kok. Apa yang mau
ditanyakan?”
P : “Terima kasih Bu. Begini, jumlah siswa di kelas V ada berapa ya Bu?”
G : “Kelas V ada 30 siswa Mbak, 15 perempuan dan 15 laki-laki”
P : “Lalu bagaimana dengan proses belajar IPS Bu, apakah siswa tersebut
aktif memperhatikan?”
G : “Ya, biasa Mbak, sebagian besar anak memperhatikan, tapi ada siswa yang
paling ramai sendiri di kelas. Setiap guru mengajar selalu saja ramai”
P : “Nah Bu, kalau untuk pembelajaran IPS khususnya mengenai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, Ibu menggunakan metode apa Bu untuk
menyampaikan pelajaran itu?”
G : “Untuk pelajaran itu ya metode yang saya gunakan seperti biasanya Mbak.
Saya menjelaskan kepada anak, kemudian tanya jawab, setelah itu saya
100
menyuruh mereka mengerjakan LKS untuk mendapatkan nilai, atau
kadang saya beri PR”
P : “Apakah dengan pembelajaran tersebut siswa sudah dapat paham Bu
mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?”
G : “Ada yang sudah, tapi ada juga yang belum. Ya itu tadi yang belum paham
ya karena mereka ramai sendiri sama temannya. Kalau diberi pertanyaan
ya nggak bisa jawab”
P : “Lalu dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yang Ibu terapkan selama ini
sudah ada interaksi multiarah, antara Ibu dengan siswa atau antar siswa itu
sendiri?”
G : “Kalau interaksi di kelas sudah ada Mbak, setelah saya menjelaskan
materi, saya beri pertanyaan kepada siswa. Jadi saya bisa tahu siswa itu
paham atau tidak, memperhatikan atau tidak. Untuk antar siswa sendiri,
saat saya suruh mengerjakan tugas, kadang saya suruh mereka berdiskusi
dengan teman sebangkunya”
P : “Oo jadi dengan pembelajaran yang seperti Ibu lakukan interaksi antara
guru dan siswa juga antar siswa tetap ada ya Bu?”
G : “Iya dong Mbak, interaksi dalam kelas itu harus. Kan biar siswa juga ada
keaktifan to”
P : “Iya..iya. Lalu bagaimana dengan nilai-nilai yang diperoleh siswa Bu?”
G : “Untuk nilai siswa ya ada yang rendah ada yang tinggi. Saat saya suruh
mengerjakan LKS, nilainya bias lumayan bagus karena siswa bisa mencari
jawabannya di bagian depan atau dibuku. Tapi kalau saya adakan ulangan,
kebanyakan siswa nilainya belum mencapai 80”
P : “O begitu ya Bu. Terima kasih Bu atas informasinya”
G : “Sudah, hanya itu Mbak?!”
P : “Iya Bu, informasi tadi memberi masukan bagi saya untuk melaksanakan
pembelajaran IPS nanti”
G : “Iya Mbak sama-sama. Saya harap Anda dapat memperbaiki pembelajaran
yang saya laksanakan selama ini sehingga siswa bisa lebih aktif, nilainya
juga bisa lebih baik”
101
P : “Baik Bu, karena itu saya juga mohon bantuan dari Ibu, agar pembelajaran
yang saya lakukan dapat berjalan dengan lancar”
G : “Pasti saya bantu Mbak, dan jangan segan-segan untuk minta bantuan bila
ada yang kurang mengerti tentang anak-anak atau yang lain”
P : “Iya Bu. Sekali lagi saya terima kasih Bu untuk waktunya dan untuk
informasinya”
G : “Iya Mbak, sama-sama”
P : “Selamat pagi, Bu”
G : “Selamat pagi juga Mbak”
Refleksi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, pembelajaran IPS yang
dilakukan oleh guru tersebut belum berjalan secara optimal. Hasil belajar siswa
belum memuaskan dan siswa juga belum aktif terhadap pembelajaran.
102
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V Sebelum Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 April 2010
Waktu : 09.00 WIB
Informan : Iqbaldi Pramadhan (S)
Peneliti : Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara yang dilakukan oleh Meilisa Romadianingrum (peneliti) dengan
siswa kelas V Iqbaldi Pramadhan sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.
P : “Selamat siang”
S : “Selamat siang juga Mbak”
P : “Habis ini pelajarannya apa?”
S : “Agama, Mbak”
P : “Oo..Mbak minta waktunya sebentar boleh ya?”
S : “Iya boleh”
P : “Mbak mau tanya tentang pelajaran IPS. Sebelum mengikuti pelajaran
IPS, malamnya kamu belajar tidak?”
S : “Kadang-kadang Mbak”
P : “Nah, kalau pas pembelajaran IPS di kelas, kamu paham dengan
penjelasan dari guru atau tidak?”
S : “Ya sedikit paham Mbak”
P : “Kalau belum paham, biasanya kamu bertanya tidak pada gurumu?”
S : “Tidak”
P : “Apa disetiap akhir pelajaran kamu selalu mencatat?”
S : “Kadang-kadang Mbak. Soalnya Bu Guru neranginnya pakai buku BSE
terus kita disuruh nyimak”
P : “Selain buku itu, kamu punya buku pendamping yang lain?”
103
S : “Ada Mbak, LKS, setelah pelajaran kita ngerjain LKS”
P : “Saat proses belajar, Bu Guru apa pernah menggunakan model belajar
yang lain dari biasanya?”
S : “Nggak pernah. Bu Guru hanya menerangkan pelajaran, terus kita disuruh
mengerjakan soal-soal”
P : “Pernah disuruh kerja kelompok tidak?”
S : “Jarang Mbak, kalau kelompok paling cuma sama teman sebangku”
P : “Kamu senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini
oleh gurumu?”
S : “Nggak Mbak. Bosen, gitu-gitu terus”
P : “Oke, terima kasih ya untuk informasinya. Selamat siang”
S : “Selamat siang Mbak”
Refleksi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang siswa kelas V, dapat
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran siswa hanya menyimak buku kemudain
mengerjakan LKS. Siswa juga cenderung bosan dengan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru selama ini karena belum pernah dilaksanakan model
pembelajaran yang baru.
104
Lampiran 4
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
SEBELUM MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
No.
Subyek Nilai Keterangan
1. 46 Tidak tuntas
2. 36 Tidak tuntas
3. 46 Tidak tuntas
4. 50 Tidak tuntas
5. 78 Tuntas
6. 38 Tidak tuntas
7. 58 Tidak tuntas
8. 44 Tidak tuntas
9. 56 Tidak tuntas
10. 62 Tuntas
11. 84 Tuntas
12. 80 Tuntas
13. 64 Tuntas
14. 52 Tidak tuntas
15. 62 Tuntas
16. 58 Tidak tuntas
17. 88 Tuntas
18. 90 Tuntas
19. 84 Tuntas
20. 90 Tuntas
21. 40 Tidak tuntas
22. 62 Tuntas
105
23. 52 Tidak tuntas
24. 38 Tidak tuntas
25. 58 Tidak tuntas
26. 44 Tidak tuntas
27. 74 Tuntas
28. 62 Tuntas
29. 44 Tidak tuntas
30. 76 Tuntas
Jumlah 1816
Rata-rata
Kelas 60,53
Pada awal sebelum tindakan, siswa yang nilainya mencapai KKM (60) sebanyak
14 siswa, sedangkan yang dibawah KKM (60) sebanyak 16 siswa.
Prosentase Ketuntasan Klasikal
= N
nx 100%
= 30
14 x 100%
= 46,67%
Keterangan:
n = jumlah siswa yang tuntas
N = jumlah seluruh siswa
106
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN
INDONESIA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
Kompetensi Dasar Indikator Pokok Bahasan No
Item
2.3 Menghargai
jasa dan peranan
tokoh dalam
memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia.
2.3.1 Mengidentifikasi
pembentukan BPUPKI dan
PPKI sebagai peristiwa
menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Mengidentifikasi pembentukan
BPUPKI. 1,2
Menentukan tugas BPUPKI. 3
Mengidentifikasi pelaksanaan
sidang BPUPKI 4,5
Mengidentifikasi pembentukan
PPKI
6,7
Menentukan tokoh yang terlibat
pada pelaksanaan BPUPKI dan
PPKI.
8
Menentukan tugas PPKI. 9,10
2.3.2 Mengidentifikasi
peristiwa menyerahnya
Jepang terhadap Sekutu
menjelang Proklamasi
Kemerdekaan.
Alasan Jepang menyerah kepada
Sekutu 1,2
Waktu terjadinya Jepang
menyerah kepada Sekutu 3
Harapan pemuda Indonesia
dengan kabar menyerahnya
Jepang kepada Sekutu
4,5
2.3.3 Mengidentifikasi
peristiwa Rengasdengklok
Waktu terjadinya peristiwa
Rengasdengklok 1
Tujuan dibawanya tokoh
proklamator ke Rengasdengklok 2
Alasan pemilihan kota
Rengasdengklok 3
Tokoh yang terlibat dalam
peristiwa Rengasdengklok 4,5
2.3.4 Mendeskripsikan
perumusan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Mengidentifikasi peristiwa
sebelum penyusunan teks
Proklamasi
1,2
3,4
Tokoh yang bertindak sebagai
penyusun teks Proklamasi 5,7
107
Penandatanganan teks Proklamasi 8,9
Pelaksanaan Proklamasi 10
2.3.5 Mendeskripsikan
pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Makna peristiwa Proklamasi 1
Pelaksanaan pembacaan teks
Proklamasi
3
Tokoh yang berperan dalam
pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
4,5
6,9
2.3.6 Mengidentikasi
Tokoh Penting dalam
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Mengidentifikasi tokoh
proklamator: Ir. Soekarno
1,2
3,9
Mengidentikasi tokoh
proklamator: Moh. Hatta
4,5
6
Mengidentifikasi tokoh yang
telibat dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia: Ahmad
Soebardjo
7,8
Mendeskripsikan cara mengisi
kemerdekaan 10
108
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
SD / MI : SD Negeri II Ngadirojo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 2
Hari / Tanggal : 12 Mei 2010 (pertemuan I)
14 Mei 2010 (pertemuan II)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Indikator : 2.3.1 Mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dan
PPKI sebagai peristiwa menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
2.3.2 Mengidentifikasi peristiwa menyerahnya Jepang
terhadap Sekutu menjelang Proklamasi
Kemerdekaan.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi pembentukan BPUPKI
dengan benar.
2. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi pembentukan PPKI dengan
benar.
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat
dalam pembentukan BPUPKI dan PPKI.
109
4. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi peristiwa menyerahnya
Jepang terhadap Sekutu menjelang Proklamasi Kemerdekaan.
II. Dampak Pengiring
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai rasa bangga
terhadap para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan
penjajah. Dan siswa dapat menghargai jasa para pahlawan dengan
melanjutkan perjuangan, yakni melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar.
III. Materi Pembelajaran
1. Pembentukan BPUPKI dan PPKI
Dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik, Jepang semakin terdesak
oleh Sekutu. Pusat-pusat militer strategis Jepang telah diduduki Sekutu.
Lalu Jepang mencari dukungan dari bangsa-bangsa yang dijajah melalui
janji kemerdekaan, kemudian Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada
Indonesia. Namun Jepang tidak memastikan kapan Indonesia akan diberi
kemerdekaan. Janji tersebut sebenarnya hanya untuk menarik simpati
Indonesia. Pada awal tahun 1945, kedudukan Jepang semakin kritis.
Kedudukan Jepang di Indonesia juga telah diserang Sekutu sehingga
Jepang berusaha membuktikan janjinya.
Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Chosakai. BPUPKI bertugas menyelidiki hal-hal penting yang
berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dr. K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat dilantik menjadi ketua BPUPKI pada tanggal
28 Mei 1945. Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai.
Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan
keperluan pergantian kekuasaan. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada
tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional
yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman
110
Wediodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam untuk
menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan
kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera.
Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang
yang pertama. Tujuan utamanya adalah merumuskan dasar negara
Indonesia. Beberapa tokoh yang menyampaikan pandangan tentang dasar
negara Indonesia antara lain Mr.Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan
Prof. Dr. Soepomo.
Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mohammad Yamin
mengusulkan asas dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia, yakni:
1) Peri Kebangsaan,
2) Peri Kemanusiaan,
3) Peri Ketuhanan,
4) Peri Kerakyatan,
5) Kesejahteraan Rakyat.
Selanjutnya, tanggal 31 Mei 1945, Soepomo juga mengemukakan
lima prinsip dasar negara yaitu:
1) Persatuan,
2) Kekeluargaan,
3) Keseimbangan lahir batin,
4) Musyawarah,
5) Keadilan rakyat.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno juga mengemukakan lima
dasar negara Indonesia dan diberi nama Pancasila. Pancasila yang
diusulkan Soekarno adalah:
1) Kebangsaan Indonesia,
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
3) Mufakat atau Demokrasi,
4) Kesejahteraan Sosial,
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
111
Pada tanggal 10-17 Juli 1945 BPUPKI melakukan sidang kedua yang
akan membahas rencana undang-undang dasar (UUD).
2. Jepang Menyerah pada Sekutu
Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom
atom di kota Hirosima. Nagasaki juga dibom pada tanggal 9 Agustus
1945. Kedua bom atom tersebut mengakibatkan korban jiwa yang sangat
besar serta berbagai fasilitas juga hancur. Pemerintah Jepang benar-benar
dalam kesulitan. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus1945, Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Para pejuang di Indonesia terutama para pemuda dengan cepat
mendengar berita penyerahan Jepang kepada Sekutu. Setelah para pemuda
mengetahui berita kekalahan Jepang mereka sepakat untuk menemui
Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mereka mendesak agar kedua tokoh itu
mau menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan segera.
Tetapi, Bung Karno dan Bung Hatta tidak mau memenuhi tuntutan para
pemuda tersebut. Kedua tokoh itu berpendapat bahwa masalah proklamasi
harus dibicarakan dengan anggota PPKI. Pandangan Bung Karno dan
Bung Hatta yang semacam itu ditolak oleh para pemuda. Para pemuda
gagal mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyatakan
kemerdekaan Indonesia. Lalu para pemuda kembali berkumpul di Jalan
Cikini Nomor 71 untuk membahas langkah-langkah berikutnya. Beberapa
tokoh pemuda saat itu, antara lain Sukarni, Singgih, Wikana, Chaerul
Saleh, B.M. Diah, Yusuf Kunto, dan Adam Malik.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No. Kegiatan Waktu
1.
Kegiatan Awal
a. Salam
b. Presensi
c. Apersepsi:
5 menit
112
2.
3.
“Anak-anak siapa yang sudah pernah berkunjung ke
monumen Jogja kembali?”
Kegiatan Inti
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar tokoh perjuang
kemerdekaan.
b. Guru memberikan sedikit gambaran tentang pem-
bentukan BPUPKI dan PPKI.
c. Guru menerangkan kepada siswa mengenai langkah
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
d. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok.
e. Guru mengarahkan siswa kepada kelompoknya.
Kelompok yang beranggotakan 5 siswa disebut
kelompok asal. Dan setiap siswa tersebut disebut tim
ahli.
f. Guru memberikan lembar ahli kepada setiap tim ahli.
Ahli A: ketua BPUPKI dan tugas pokok BPUPKI.
Ahli B: waktu pelaksanaan rapat BPUPKI dan hasil
rapat tersebut. Ahli C: pelaksanaan sidang I BPUPKI
dan hasilnya. Ahli D: pelaksanaan sidang II BPUPKI
dan hasilnya. Ahli E: latar belakang singkat
pembenrtukan PPKI.
g. Tim ahli berkumpul sesuai dengan lembar yang
diberikan guru untuk mendiskusikan materi.
h. Setelah selesai tim ahli menyebar kembali ke kelompok
asal dan menyampaikan hasil diskusinya kepada
teman-teman dalam satu kelompoknya.
j. Setiap kelompok memperesentasikan hasil diskusinya.
k. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok.
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi.
b. Mengadakan evaluasi
50 menit
15 menit
113
Pertemuan II
No. Kegiatan Waktu
1.
2.
Kegiatan Awal
a. Salam
b. Presensi
c. Apersepsi:
Guru mengulas kembali materi pelajaran lalu.
Guru menunjukkan gambar bom Hirosima dan
bertanya: “Siapa yang tahu gambar apa ini?”
Kegiatan Inti
a. Guru memberi gambaran mengenai peristiwa me-
nyerahnya Jepang terhadap Sekutu.
b. Siswa membentuk kelompoknya.
c. Guru memberikan lembar ahli kepada setiap tim ahli.
Ahli A: waktu terjadinya Jepang menyerah kepada
Sekutu tanpa syarat. Ahli B: alasan Jepang menyerah
kepada Sekutu. Ahli C: seorang pemuda Indonesia
yang mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada
Sekutu. Ahli D: harapan pemuda Indonesia setelah
mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu.
Ahli E: alasan Ir. Soekarno menolak tawaran para
pemuda.
d. Tim ahli berkumpul untuk mendiskusikan materinya.
e. Setelah selesai, tim ahli kembali ke kelompok asal dan
menyampaikan kepada setiap anggota mengenai
materi yang telah didiskusikan..
f. Kelompok yang sudah selesai berdiskusi mem-
presentasikan hasil diskusinya.
g. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok.
h. Kelompok yang hasilnya baik diberi reward.
5 menit
50 menit
114
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi bersama.
b. Evaluasi
c. Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah
untuk membaca perumusan teks proklamasi
kemerdekaan.
15 menit
V. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Penugasan
VI. Media dan Sumber Bahan
1. Media
a. Gambar Sidang BPUPKI dan PPKI.
b. Gambar Kota Hirosima dan Nagasaki yang dibom.
c. Gambar tokoh pahlawan Sultan Sjahrir.
b. Peta Pulau Jawa.
2. Sumber Bahan
a. Silabus IPS Kelas V SD
b. Tim Bina Karya guru, IPS Terpadu untuk SD Kelas V, Erlangga, hal
157-161.
c. Reny Yuliaty, Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V, BSE, hal
123-127.
d. Dinasti, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, Karya Baru
Mandiri, hal 22-23.
VII. Evaluasi
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Bentuk tes : perbuatan dan tertulis
115
3. Jenis tes : uraian
4. Alat tes : LKS (terlampir), soal tes (terlampir), kunci jawaban
(terlampir), dan kriteria penilaian.
Kriteria Penilaian:
LKS Pertemuan I Nilai = (benar x 5) : 7
Pertemuan II Nilai = benar x 10
Soal tes Pertemuan I Nilai = jumlah benar x 10
Pertemuan II
Setiap nomor dengan jawaban benar mendapat skor 2
Nilai = jumlah skor x 10
Ngadirojo, 14 Mei 2010
Guru Kelas V
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Mengetahui,
Kepala SDN II Ngadirojo
Mulyadi, S. Pd
NIP. 19630415 199102 1 001
116
Lampiran 6a
LKS PERTEMUAN I SIKLUS I
Pelajarilah lembar yang telah diberikan oleh guru. Kemudian diskusikan dengan
kelompokmu!
TANGGAL PERISTIWA TOKOH
1 Maret 1945
28 Mei 1945
29 Mei 1945
31 Mei 1945
1 Juni 1945
22 Juni 1945
7 Agustus 1945
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN I SIKLUS I
TANGGAL PERISTIWA TOKOH
1 Maret 1945
28 Mei 1945
29 Mei 1945
31 Mei 1945
1 Juni 1945
22 Juni 1945
7 Agustus 1945
Pembentukan BPUPKI
Pembukaan BPUPKI di Jl. Pejambon
Sidang BPUPKI tentang azas dasar negara
Sidang BPUPKI tentang dasar negara
Lahirnya Pancasila
Perumusan Piagam Jakarta
Pembubaran BPUPKI dan pembentukan
PPKI
Dr. Rajiman W.
Jendral Izagaki
Moh. Yamin
Dr. Soepomo
Ir. Soekarno
Paniti Sembilan
Ir. Soekarno
NAMA KELOMPOK : …………………….
ANGGOTA : …………………….
117
Lampiran 6b
SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS I
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. BPUPKI dibentuk pada tanggal ... oleh ...
2. BPUPKI singkatan dari ...
3. Tugas pokok BPUPKI adalah ...
4. Sidang I BPUPKI dilaksanakan tanggal ...
5. Tugas dari panitia sembilan adalah ...
6. BPUPKI dibubarkan tanggal ... kemudian dibentuk ...
7. PPKI singkatan dari ...
8. Ketua PPKI adalah ...
9. Tugas pokok PPKI adalah ...
10. Dalam bahasa Jepang
BPUPKI = ...
PPKI = ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS I
1. 1 Maret 1945 oleh Jepang
2. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
3. Menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan persiapan
kemerdekaan Indonesia.
4. 29 Mei 1945
5. Menampung saran, usul, dan gagasan dari seluruh anggota BPUPKI.
6. 7 Agustus 1945, PPKI
7. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
8. Ir. Soekarno
9. Mengesahkan rancangan Undang-Undang Dasar
10. BPUPKI = Dokuritsu Junbi Cosakai, PPKI = Dokuritsu Junbi Inkai
NAMA : …………………
NO.ABSEN : …………………
KELAS : …………………
118
Lampiran 6c
LKS PERTEMUAN II SIKLUS I
Pelajari lembar yang telah diberikan oleh guru, kemudian diskusikan dengan
kelompokmu!
Bagaimanakah urutan peristiwa kekalahan Jepang terhadap Sekutu?
Jelaskan secara singkat!
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN II SIKLUS I
Kekuatan Jepang semakin terdesak, pada tanggal 6 Agustus 1945 kota
Hirosima dibom oleh Sekutu, kemudian disusul pada tanggal 9 Agustus
1945 kota Nagasaki dibom. Kejadian tersebut mengakibatkan hancurnya
kedua kota tersebut. Akhirnya Jepang menarik mundur pasukannya di
Indonesia dan pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang mengakui
kekalahannya kepada Sekutu tanpa syarat. Salah satu pemuda Indonesia ada
yang mendengar kabar kekalahan Jepang tersebut, bernama Sultan Sjahrir.
Kemudian kabar tersebut disampaikan kepada Ir. Soekarno. Para pemuda
berharap Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
NAMA KELOMPOK : ………………….
ANGGOTA : ………………….
119
Lampiran 6d
SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS I
1. Kota Hirosima dibom oleh Sekutu pada tanggal ...
2. Pada tanggal 9 Agustus 1945, salah satu kota di Jepang dibom oleh Sekutu.
Kota tersebut adalah ...
3. Jepang akhirnya mengakui kekalahan terhadap Sekutu pada tanggal ...
4. Pemuda yang mendengar kekalahan Jepang adalah ...
5. Setelah mendengar kekalahan Jepang, pemuda Indonesia mengingkan ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS I
1. 6 Agustus 1945
2. Nagasaki
3. 14 Agustus 1945
4. Sultan Sjahrir
5. Kemerdekaan
NAMA : …………………
NO.ABSEN : …………………
KELAS : …………………
120
Lampiran 6e
LEMBAR AHLI PERTEMUAN I SIKLUS I
1. Lembar Ahli A
- Ketua BPUPKI dan tugas pokok BPUPKI.
2. Lembar Ahli B
- Waktu pelaksanaan rapat BPUPKI dan hasil rapat tersebut.
3. Lembar Ahli C
- Pelaksanaan sidang I BPUPKI dan hasilnya.
4. Lembar Ahli D
- Pelaksanaan sidang II BPUPKI dan hasilnya
5. Lembar Ahli E
- Latar belakang singkat pembenrtukan PPKI.
LEMBAR AHLI PERTEMUAN II SIKLUS I
1. Lembar Ahli A
- Waktu terjadinya Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat.
2. Lembar Ahli B
- Alasan Jepang menyerah kepada Sekutu.
3. Lembar Ahli C
- Seorang pemuda Indonesia yang mendengar kabar menyerahnya Jepang
kepada Sekutu.
4. Lembar Ahli D
- Harapan pemuda Indonesia setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang
kepada Sekutu.
5. Lembar Ahli E
- Alasan Ir. Soekarno menolak tawaran para pemuda
121
Lampiran 7
LEMBAR PENGAMATAN GURU
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN I SIKLUS I
Nama : Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal : 12 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No. Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Persiapan
memulai
pelajaran
1. Menyiapkan RPP (√)
√
2. Menyampaikan materi (√)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan lama pembelajaran
2. Kemampuan
mengelola
kelas
1. Mengelompokkan siswa (√)
√
2. Mengatur tempat duduk siswa (√)
3. Membagikan tugas diskusi pada
siswa (√)
4. Mengendalikan sikap siswa
3. Kemampuan
mengelola
waktu
1. Memulai pelajaran tepat waktu
√
2. Memberi batas waktu diskusi (√)
3. Memberi batas waktu mengerjakan
tes (√)
4. Melakukan pembelajaran sesuai
rencana
4. Memberikan
Apersepsi
1. Mendorong siswa mengemukakan
pengetahuannya tentang materi yang
dibahas (√)
√
2. Memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi pokok
(√)
3. Mendorong siswa semangat
mengikuti pelajaran
4. Mengilustrasikan pemahaman
konsep yang akan dibahas
122
5. Penerapan
Model
pembelajaran
Jigsaw
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
(√)
√
2. Memberi pertanyaan yang akan
dibahas dalam kelompok (√)
3. Membimbing siswa dalam diskusi
4. Mobilitas guru kepada setiap
kelompok
6. Penyampaian
materi
1. Mempunyai pengetahuan tentang
materi yang disampaikan (√)
√
2. Menyampaikan materi sesuai
dengan rencana pembelajaran
3. Menggunakan alat peraga untuk
menunjang materi (√)
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat peraga
7. Ketrampilan
guru
memberikan
pertanyaan
1. Memancing siswa untuk bertanya
√
2. Menjawab pertanyaan siswa
3. Mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan
4. memberikan pertanyaan sesuai
dengan materi (√)
8. Perhatian guru
terhadap siswa
1. Memusatkan perhatian siswa (√)
√
2. Menghargai pendapat siswa
3. Membimbing siswa dalam
kelompok (√)
4. Memotivasi siswa untuk bekerja
sama
9. Pengembangan
aplikasi
1. Memberikan tes individu pada setiap
siswa (√)
√
2. Membimbing siswa yang belum
paham terhadap soal tes
3. Memberikan penguatan pemahaman
materi (√)
4. Memotivasi agar siswa giat belajar
10. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan
(√)
√ 2. Bersama siswa membuat rangkuman
materi
3. Memberi motivasi agar rajin belajar
123
4. Memberi pesan untuk mengulang
kembali pelajaran yang telah
disampaikan (√)
Jumlah Skor 20
Rata-rata 2
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan
Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
124
Lampiran 8
LEMBAR PENGAMATAN GURU
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN II SIKLUS I
Nama : Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal : 14 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Persiapan
memulai
pelajaran
1. Menyiapkan RPP (√)
√ 2. Menyampaikan materi (√)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan lama pembelajaran
2. Kemampuan
mengelola
kelas
1. Mengelompokkan siswa (√)
√
2. Mengatur tempat duduk siswa
3. Membagikan tugas diskusi pada siswa
(√)
4. Mengendalikan sikap siswa
3. Kemampuan
mengelola
waktu
1. Memulai pelajaran tepat waktu
√
2. Memberi batas waktu diskusi (√)
3. Memberi batas waktu mengerjakan tes
(√)
4. Melakukan pembelajaran sesuai
rencana
4. Memberikan
Apersepsi
1. Mendorong siswa mengemukakan
pengetahuannya tentang materi yang
dibahas (√)
√
2. Memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi pokok (√)
3. Mendorong siswa semangat mengikuti
pelajaran
4. Mengilustrasikan pemahaman konsep
yang akan dibahas
125
5. Penerapan
Model
pembelajaran
Jigsaw
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
(√)
√
2. Memberi pertanyaan yang akan
dibahas dalam kelompok (√)
3. Membimbing siswa dalam diskusi (√)
4. Mobilitas guru kepada setiap
kelompok
6. Penyampaian
materi
1. Mempunyai pengetahuan tentang
materi yang disampaikan (√)
√
2. Menyampaikan materi sesuai dengan
rencana pembelajaran
3. Menggunakan alat peraga untuk
menunjang materi (√)
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat peraga
7. Ketrampilan
guru
memberikan
pertanyaan
1. Memancing siswa untuk bertanya (√)
√
2. Menjawab pertanyaan siswa
3. Mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan
4. memberikan pertanyaan sesuai dengan
materi (√)
8. Perhatian guru
terhadap siswa
1. Memusatkan perhatian siswa (√)
√
2. Menghargai pendapat siswa
3. Membimbing siswa dalam kelompok
(√)
4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama
(√)
9. Pengembangan
aplikasi
1. Memberikan tes individu pada setiap
siswa (√)
√
2. Membimbing siswa yang belum
paham terhadap soal tes (√)
3. Memberikan penguatan pemahaman
materi (√)
4. Memotivasi agar siswa giat belajar
10. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan
(√)
√
2. Bersama siswa membuat rangkuman
materi
3. Memberi motivasi agar rajin belajar
126
4. Memberi pesan untuk mengulang
kembali pelajaran yang telah
disampaikan (√)
Jumlah Skor 24
Rata-rata 2,4
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan
Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
127
Lampiran 9
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN I SIKLUS I
Observer : Meilisa Romadianingrum
Tanggal : 12 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Kedisiplinan
siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai (√)
√
2. Memberikan salam kepada guru (√)
3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
(√)
4. Bersikap sopan selama proses
pembelajaran
2. Kesiapan
siswa
menerima
pelajaran
1. Menyiapkan alat tulis (√)
√
2. Menyiapkan buku pelajaran (√)
3. Menyiapkan buku tulis (√)
4. Meyiapkan alat diskusi
3. Keaktifan
siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari
awal hingga akhir (√)
√
2. Berani bertanya apabila mengalami
kesulitan (√)
3. Berani berpendapat
4. Berinteraksi aktif terhadap guru dan
teman
4. Keaktifan
siswa dalam
kelompok
1. Aktif mengerjakan tugas kelompok
bersama (√)
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu
3. Dapat berinteraksi aktif dalam
kelompoknya
4. Berdiskusi secara aktif dalam
kelompoknya (√)
5. Kerjasama
kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama
(√)
128
2. Mencari pemecahan masalah
bersama (√)
√
3. Saling toleransi terhadap setiap
anggota kelompok
4. Siswa yang pandai tidak
mendominasi proses diskusi
6. Keaktifan
siswa
menjawab
pertanyaan
1. Aktif memberanikan diri menjawab
pertanyaan (√)
√
2. Aktif menjawab pertanyaan secara
logis
3. Menjawab pertanyaan secara tepat
sesuai pelajaran
4. Menjawab pertanyaan dengan
lengkap
7. Keadaan
siswa
dengan
lingkungan
belajar
1. Mengikuti pelajaran dengan senang
(√)
√
2. Cepat tanggap terhadap materi yang
disampaikan (√)
3. Mengikuti pelajaran dengan baik
4. Dapat menciptakan suasana belajar
yang kondusif
8. Kemampuan
siswa
mengerjakan
tes individu
1. Mampu mengerjakan tes sendiri (√)
√
2. Mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh (√)
3. Mengerjakan soal tepat waktu
4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu
Jumlah Skor 17
Rata-rata 2,1
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan
Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
129
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Guru Kelas
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
130
Lampiran 10
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN II SIKLUS I
Observer : Meilisa Romadianingrum
Tanggal : 14 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Kedisiplinan
siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai (√)
√
2. Memberikan salam kepada guru (√)
3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
(√)
4. Bersikap sopan selama proses
pembelajaran
2. Kesiapan
siswa
menerima
pelajaran
1. Menyiapkan alat tulis (√)
√
2. Menyiapkan buku pelajaran (√)
3. Menyiapkan buku tulis (√)
4. Meyiapkan alat diskusi
3. Keaktifan
siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari
awal hingga akhir (√)
√
2. Berani bertanya apabila mengalami
kesulitan
3. Berani berpendapat
4. Berinterksi aktif terhadap guru dan
teman (√)
4. Keaktifan
siswa dalam
kelompok
1. Aktif mengerjakan tugas kelompok
bersama (√)
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu
3. Dapat berinteraksi aktif dalam
kelompoknya (√)
4. Berdiskusi secara aktif dalam
kelompoknya (√)
5. Kerjasama
kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama
(√) √
131
2. Mencari pemecahan masalah
bersama (√)
3. Saling toleransi terhadap setiap
anggota kelompok
4. Siswa yang pandai tidak
mendominasi proses diskusi
6. Keaktifan
siswa
menjawab
pertanyaan
1. Aktif memberanikan diri menjawab
pertanyaan (√)
√
2. Aktif menjawab pertanyaan secara
logis
3. Menjawab pertanyaan secara tepat
sesuai pelajaran (√)
4. Menjawab pertanyaan dengan
lengkap
7. Keadaan
siswa
dengan
lingkungan
belajar
1. Mengikuti pelajaran dengan senang
(√)
√
2. Cepat tanggap terhadap materi yang
disampaikan (√)
3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√)
4. Dapat menciptakan suasana belajar
yang kondusif
8. Kemampuan
siswa
mengerjakan
tes individu
1. Mampu mengerjakan tes sendiri (√)
√
2. Mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh (√)
3. Mengerjakan soal tepat waktu
4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu
Jumlah Skor 20
Rata-rata 2,5
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan
Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
132
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Guru Kelas
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
133
Lampiran 11
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
SETELAH MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SIKLUS I
No.
Subyek
Nilai Rata-rata Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
1. 55 30 43 Tidak tuntas
2. 25 40 33 Tidak tuntas
3. 40 60 50 Tidak tuntas
4. 50 60 55 Tidak tuntas
5. 55 70 63 Tuntas
6. 25 60 43 Tidak tuntas
7. 70 80 75 Tuntas
8. 55 40 48 Tidak tuntas
9. 55 80 68 Tuntas
10. 50 100 75 Tuntas
11. 70 100 85 Tuntas
12. 65 60 63 Tuntas
13. 60 100 80 Tuntas
14. 45 80 63 Tuntas
15. 55 70 63 Tuntas
16. 45 60 53 Tidak tuntas
17. 75 100 88 Tuntas
18. 75 100 88 Tuntas
19. 70 60 65 Tuntas
20. 55 80 68 Tuntas
21. 10 80 45 Tidak tuntas
22. 55 80 68 Tuntas
134
23. 70 100 85 Tuntas
24. 35 70 53 Tidak tuntas
25. 45 80 63 Tuntas
26. 25 60 43 Tidak tuntas
27. 70 90 80 Tuntas
28. 45 80 63 Tuntas
29. 20 70 45 Tidak tuntas
30. 60 100 80 Tuntas
Jumlah 1894
Rata-rata Kelas 63,13
Prosentase Ketuntasan Klasikal
= N
nx 100%
= 30
19 x 100%
= 63,33%
Keterangan:
n = jumlah siswa yang tuntas
N = jumlah seluruh siswa
135
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
SD / MI : SD Negeri II Ngadirojo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 2
Hari / Tanggal : 19 Mei 2010 (pertemuan I)
20 Mei 2010 (pertemuan II)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Indikator : 2.3.3 Mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok.
2.3.4 Mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok.
2. Melalui diskusi siswa dapat mendeskripsikan perumusan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan
dalam perumusan teks proklamasi Indonesia.
II. Dampak Pengiring
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai rasa bangga
terhadap para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan
136
penjajah. Dan siswa dapat menghargai jasa para pahlawan dengan
melanjutkan perjuangan, yakni melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar.
III. Materi Pembelajaran
1. Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda sepakat untuk mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke
luar Kota Jakarta. Pengasingan ke luar kota ini diharapkan agar kedua
tokoh itu terbebas dari tekanan-tekanan Jepang dan lebih tenang. Pada hari
Kamis tanggal 16 Agustus 1945, sekitar pukul 04.00 WIB pagi rombongan
pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mobil melaju ke
arah timur, yaitu ke Rengasdengklok. Turut serta dalam rombongan adalah
Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, dan putranya, Guntur Soekarno Putra.
Dalam kondisi tegang, datanglah Ahmad Subarjo dari Jakarta. Ia menjadi
penengah antara Soekarno, Hatta, dan para pemuda. Ahmad Subarjo
memberikan jaminan kepada para pemuda. Beliau menyatakan bahwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945, kalau Bung Karno dan Bung Hatta dapat kembali pada saat
itu juga ke Jakarta. Ahmad Subarjo menyatakan kalau sampai pukul 12.00
WIB tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi itu belum terjadi, dirinya
sanggup menjadi jaminannya. Dengan jaminan Ahmad Subarjo itu, Ir.
Soekarno dan Drs Moh. Hatta beserta rombongan kembali ke Jakarta.
2. Perumusan Teks Proklamasi
Pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB tanggal 16 Agustus 1945,
Bung Karno dan Bung Hatta beserta rombongan tiba di Jakarta. Mereka
pergi ke rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda ini, mereka
mengumpulkan anggota PPKI dan tokoh-tokoh pergerakan serta para
pemuda. Laksamana Maeda adalah perwira tentara Jepang yang bersimpati
terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno, Moh. Hatta,
dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan
keluarga Maeda) yang diikuti Sukarni, Sayuti Melik, dan B.M. Diah.
Proklamasi dirumuskan sampai dini hari. Konsep proklamasi ditulis
137
Soekarno kemudian dibahas bersama. Setelah sepakat, naskah proklamasi
diketik oleh Sayuti Melik. Mereka juga sepakat untuk melaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB. Tempat pelaksanaan proklamasi disepakati di rumah Bung
Karno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Kegiatan Waktu
1.
2.
Kegiatan Awal
a. Salam
b. Presensi
c. Apersepsi
- Guru mengulas sedikit materi sebelumnya untuk
membangun daya ingat siswa.
Kegiatan Inti
a. Guru memberikan gambaran secara singkat tentang
peristiwa Rengasdengklok.
b. Siswa berkelompok sesuai kelompok asalnya.
c. Guru membagikan lembar ahli / tugas pada setiap tim
ahli.
d. Para kelompok ahli kemudian berdiskusi membahas
tugas masing-masing.
e. Setelah selesai kemudian para ahli kembali ke kelompok
asal untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada
teman-teman dalam kelompok asalnya.
f. Kelompok yang telah selesai, mempresentasikan hasil
diskusinya.
g. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok.
5 menit
50 menit
138
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan pelajaran bersama
b. Evaluasi
c. Pemberian tindak lanjut dengan pekerjaan rumah.
15 menit
Pertemuan II
No. Kegiatan Waktu
1.
2.
Kegiatan Awal
a. Salam
b. Presensi
c. Apersepsi
“Anak-anak masih ingat, siapa Presiden pertama
Indonesia?”
Kegiatan Inti
a. Guru memberikan gambaran tentang peristiwa
perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
b. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok asalnya.
c. Guru membagikan lembar ahli / tugas kepada setiap
ahli .
d. Tim ahli berkumpul mendiskusikan materi yang
diberikan guru.
e. Setelah selesai para ahli kembali ke kelompok asal
kemudian menyampaikan hasil diskusinya kepada
teman-temannya di kelompok asal.
f. Kelompok yang selesai berdiskusi kemudian
mempresentasikan hasil diskusinya
g. Guru memberikan reward kepada kelompok yang
pekerjaannya baik.
h. kelompok mengerjakan tugas kelompok.
5 menit
50 menit
139
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Evaluasi
c. Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah
untuk membaca mengenai materi pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan.
15 menit
V. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Penugasan
VI. Media dan Sumber Bahan
1. Media
a. Gambar Rumah Laksamana Maeda.
b. Gambar tokoh proklamator.
2. Sumber Bahan
a. Silabus IPS Kelas V SD.
b. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu untuk SD Kelas V, Erlangga, hal
61.
c. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu, Erlangga, hal 103-105.
d. Dinasti, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, Karya Baru
Mandiri, hal 23-26.
VII. Evaluasi
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Bentuk tes : perbuatan dan tertulis
3. Jenis tes : uraian
4. Alat tes : LKS (terlampir), soal tes (terlampir), kunci jawaban
(terlampir), dan kriteria penilaian.
140
Kriteria Penilaian:
LKS Pertemuan I Nilai = benar x 5
Pertemuan II Nilai = benar x 5
Soal tes Pertemuan I
Setiap jawaban benar mendapat skor 2
Nilai = jumlah skor x 10
Pertemuan II Nilai = jumlah benar x 10
Ngadirojo, 20 Mei 2010
Guru Kelas V
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Mengetahui,
Kepala SDN II Ngadirojo
Mulyadi, S. Pd
NIP. 19630415 199102 1 001
141
Lampiran 12a
LKS PERTEMUAN I SIKLUS II
Pelajarilah setiap lembar ahli, kemudian diskusikan dengan kelompokmu!
No. Pertanyaan
1.
2.
Ceritakan urutan peristiwa sebelum Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke Rengasdengklok!
Siapa sajakah tokoh-tokoh yang termasuk golongan
pemuda?
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN I SIKLUS II
1. Jepang menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945. Seorang
pemuda Indonesia bernama Sultan Sjahrir mendengar kabar tersebut dan
melaporkan kepada Ir. Soekarno. Para pemuda mengharapkan
kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan tanggal 16 Agustus 1945,
akan tetapi Ir. Soekarno menolak dengan alasan harus dimusyawarahkan
terlebih dahulu dengan anggota PPKI yang lain. Para pemuda merasa
gagal kemudian mengasingkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke
Rengasdengklok agar jauh dari pengaruh Jepang.
2. Jusuf Kunto, Singgih, Sukarni, Sayuti Melik, BM. Diah, Sudiro, Wikana,
Darwis, dan lain-lain.
NAMA KELOMPOK : ……………………
ANGGOTA : ……………………
142
Lampiran 12b
SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS II
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Pada tanggal berapakah para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta ke Rengasdengklok?
2. Apa tujuan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diasingkan oleh para pemuda ke
luar Kota Jakarta?
3. Mengapa dipilih kota Rengasdengklok untuk mengasingkan Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta?
4. Siapakah yang menjadi penengah antara Soekarno, Hatta, dan para pemuda
dalam peristiwa Rengasdengklok?
5. Mengapa Bung Karno dan Bung Hatta menolak usulan para pemuda untuk
segera memproklamasikan kemnerdekaan?
KUNCI JAWABAN SOAL IPS PERTEMUAN I SIKLUS II
1. Para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada tanggal 16 Agustus
1945.
2. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diasingkan ke luar kota agar mereka berdua
terbebas dari tekanan dan pengaruh Jepang.
3. Karena kota Rengasdengklok merupakan kota yang terbebas dari kekuasaan
Jepang.
4. Yang menjadi penengah antara Soekarno-Hatta dan pemuda adalah Ahmad
Soebardjo.
5. Bung Karno menolak karena harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan
anggota PPKI yang lain.
NAMA : …………………..
NO.ABSEN : …………………..
KELAS : …………………..
143
Lampiran 12c
LKS PERTEMUAN II SIKLUS II
Pelajarilah setiap lembar ahli, kemudian diskusikan dengan kelompokmu!
No. Pertanyaan
1.
2.
Simpulkan secara ringkas peristiwa sekitar
perumusan teks Proklamasi!
Sebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam
perumusan teks Proklamasi tersebut!
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN II SIKLUS II
1. Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, Ir. Soekarno beserta
rombongan kembali ke Jakarta. Mereka menuju rumah Angkatan Laut
Jepang bernama Laksamana Maeda untuk membahas rumusan proklamasi.
Bertindak sebagai penyusun adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Ahmad Soebardjo. Setelah naskah selesai, kemudian nnaskah
tersebutdiketik oleh Sayuti Melik yang kemudian ditandatangi oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
2. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo, Sukarni, Sudiro, BM.
Diah.
NAMA KELOMPOK : ……………………
ANGGOTA : ……………………
144
Lampiran 12d
SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS II
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jepang mengakui kekalahannya pada Sekutu tanggal ...
2. Pemuda Indonesia yang mengetahui berita kekalahan Jepang adalah ...
3. Kota tujuan pemuda membawa Ir. Soekarno untuk berunding adalah ...
4. Penengah antara golongan tua dan golongan muda adalah ...
5. Rumah yang dituju untuk menyusun teks Proklamasi adalah rumah
seorang Angkatan Laut Jepang yang bernama ...
6. Di rumah tersebut, tempat yang digunakan untuk menyusun teks
Proklamasi adalah di ruang ...
7. Yang bertindak sebagai penyusun naskah Proklamasi adalah ...
8. Teks Proklamasi ditandatangani oleh ...
9. Teks Proklamasi diketik oleh ...
10. Pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS II
1. 14 Agustus 1945
2. Sultan Sjahrir
3. Rengasdengklok
4. Ahmad Soebardjo
5. Laksamana Maeda
6. Makan
7. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo
8. Soekarno Hatta atas nama bnangsa Indonesia
9. Sayuti Melik
10. Di rumah Ir. Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
NAMA : ……………………
NO.ABSEN : ……………………
KELAS : ……………………
145
Lampiran 12e
LEMBAR AHLI PERTEMUAN I SIKLUS II
1. Lembar Ahli A
- Pemuda yang akan mengamankan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
Rengasdengklok.
2. Lembar Ahli B
- Alasan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
Rengasdengklok.
3. Lembar Ahli C
- Waktu terjadinya peristiwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke
Rengasdengklok.
4. Lembar Ahli D
- Alasan dipilihnya Rengasdengklok untuk mengamankan Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta
5. Lembar Ahli E
- Tokoh yang menjadi penengah antara Ir. Soekarno dan para pemuda.
LEMBAR AHLI PERTEMUAN II SIKLUS II
1. Lembar Ahli A
- Waktu terjadinya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijemput oleh Ahmad
Soebardjo.
2. Lembar Ahli B
- Tempat tujuan Ir. Soekarno beserta rombongan setelah sampai di Jakarta.
3. Lembar Ahli C
- Tokoh yang bertindak sebagai penyusun naskah proklamasi.
4. Lembar Ahli D
- Rumusan naskah proklamasi.
5. Lembar Ahli E
- Yang bertugas menandatangi teks proklamasi dan yang mengetik teks
tersebut.
146
Lampiran 13
LEMBAR PENGAMATAN GURU
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN I SIKLUS II
Nama : Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal : 19 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Persiapan
memulai
pelajaran
1. Menyiapkan RPP (√)
√
2. Menyampaikan materi (√)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan lama pembelajaran
2. Kemampuan
mengelola
kelas
1. Mengelompokkan siswa (√)
√
2. Mengatur tempat duduk siswa
3. Membagikan tugas diskusi pada
siswa (√)
4. Mengendalikan sikap siswa (√)
3. Kemampuan
mengelola
waktu
1. Memulai pelajaran tepat waktu (√)
√
2. Memberi batas waktu diskusi (√)
3. Memberi batas waktu mengerjakan
tes (√)
4. Melakukan pembelajaran sesuai
rencana
4. Memberikan
Apersepsi
1. Mendorong siswa mengemukakan
pengetahuannya tentang materi yang
dibahas (√)
√
2. Memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi pokok
(√)
3. Mendorong siswa semangat
mengikuti pelajaran
4. Mengilustrasikan pemahaman
konsep yang akan dibahas (√)
5. Penerapan 1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
(√)
√
147
Model
pembelajaran
Jigsaw
2. Memberi pertanyaan yang akan
dibahas dalam kelompok (√)
3. Membimbing siswa dalam diskusi
(√)
4. Mobilitas guru kepada setiap
kelompok (√)
6. Penyampaian
materi
1. Mempunyai pengetahuan tentang
materi yang disampaikan (√)
√
2. Menyampaikan materi sesuai
dengan rencana pembelajaran (√)
3. Menggunakan alat peraga untuk
menunjang materi (√)
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat peraga
7. Ketrampilan
guru
memberikan
pertanyaan
1. Memancing siswa untuk bertanya
√
2. Menjawab pertanyaan siswa (√)
3. Mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan
4. memberikan pertanyaan sesuai
dengan materi (√)
8. Perhatian
guru terhadap
siswa
1. Memusatkan perhatian siswa (√)
√
2. Menghargai pendapat siswa
3. Membimbing siswa dalam
kelompok (√)
4. Memotivasi siswa untuk bekerja
sama (√)
9. Pengembang
an aplikasi
1. Memberikan tes individu pada setiap
siswa (√)
√
2. Membimbing siswa yang belum
paham terhadap soal tes (√)
3. Memberikan penguatan pemahaman
materi (√)
4. Memotivasi agar siswa giat belajar
10. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan
(√)
√ 2. Bersama siswa membuat rangkuman
materi
3. Memberi motivasi agar rajin belajar
(√)
148
4. Memberi pesan untuk mengulang
kembali pelajaran yang telah
disampaikan (√)
Jumlah Skor 29
Rata-rata 2,9
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan
Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
149
Lampiran 14
LEMBAR PENGAMATAN GURU
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN II SIKLUS II
Nama : Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal : 20 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indkator A B C D
4 3 2 1
1. Persiapan
memulai
pelajaran
1. Menyiapkan RPP (√)
√
2. Menyampaikan materi (√)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan lama pembelajaran
2. Kemampuan
mengelola
kelas
1. Mengelompokkan siswa (√)
√
2. Mengatur tempat duduk siswa (√)
3. Membagikan tugas diskusi pada siswa
(√)
4. Mengendalikan sikap siswa (√)
3. Kemampuan
mengelola
waktu
1. Memulai pelajaran tepat waktu (√)
√
2. Memberi batas waktu diskusi (√)
3. Memberi batas waktu mengerjakan tes
(√)
4. Melakukan pembelajaran sesuai
rencana (√)
4. Memberikan
Apersepsi
1. Mendorong siswa mengemukakan
pengetahuannya tentang materi yang
dibahas (√)
√
2. Memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi pokok (√)
3. Mendorong siswa semangat mengikuti
pelajaran (√)
4. Mengilustrasikan pemahaman konsep
yang akan dibahas
150
5. Penerapan
Model
pembelajaran
Jigsaw
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
(√)
√
2. Memberi pertanyaan yang akan
dibahas dalam kelompok (√)
3. Membimbing siswa dalam diskusi (√)
4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok
(√)
6. Penyampaian
materi
1. Mempunyai pengetahuan tentang
materi yang disampaikan (√)
√
2. Menyampaikan materi sesuai dengan
rencana pembelajaran (√)
3. Menggunakan alat peraga untuk
menunjang materi (√)
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat peraga
7. Ketrampilan
guru
memberikan
pertanyaan
1. Memancing siswa untuk bertanya (√)
√
2. Menjawab pertanyaan siswa
3. Mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan (√)
4. memberikan pertanyaan sesuai dengan
materi (√)
8. Perhatian
guru terhadap
siswa
1. Memusatkan perhatian siswa (√)
√
2. Menghargai pendapat siswa (√)
3. Membimbing siswa dalam kelompok
(√)
4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama
(√)
9. Pengembanga
n aplikasi
1. Memberikan tes individu pada setiap
siswa (√)
√
2. Membimbing siswa yang belum paham
terhadap soal tes (√)
3. Memberikan penguatan pemahaman
materi (√)
4. Memotivasi agar siswa giat belajar (√)
10. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan
(√)
√ 2. Bersama siswa membuat rangkuman
materi
3. Memberi motivasi agar rajin belajar (√)
151
4. Memberi pesan untuk mengulang
kembali pelajaran yang telah
disampaikan (√)
Jumlah Skor 33
Rata-rata 3,3
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan
Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
152
Lampiran 15
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN I SIKLUS II
Observer : Meilisa Romadianingrum
Tanggal : 19 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Kedisiplinan
siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai (√)
√
2. Memberikan salam kepada guru
(√)
3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
(√)
4. Bersikap sopan selama proses
pembelajaran (√)
2. Kesiapan
siswa
menerima
pelajaran
1. Menyiapkan alat tulis (√)
√ 2. Menyiapkan buku pelajaran (√)
3. Menyiapkan buku tulis (√)
4. Meyiapkan alat diskusi (√)
3. Keaktifan
siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran
dari awal hingga akhir (√)
√
2. Berani bertanya apabila mengalami
kesulitan (√)
3. Berani berpendapat
4. Berinterksi aktif terhadap guru dan
teman (√)
4. Keaktifan
siswa dalam
kelompok
1. Aktif mengerjakan tugas kelompok
bersama (√)
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu
3. Dapat berinteraksi aktif dalam
kelompoknya (√)
4. Berdiskusi secara aktif dalam
kelompoknya (√)
5. Kerjasama
kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama
(√)
√
153
2. Mencari pemecahan masalah
bersama (√)
3. Saling toleransi terhadap setiap
anggota kelompok (√)
4. Siswa yang pandai tidak
mendominasi proses diskusi
6. Keaktifan
siswa
menjawab
pertanyaan
1. Aktif memberanikan diri
menjawab pertanyaan (√)
√
2. Aktif menjawab pertanyaan secara
logis
3. Menjawab pertanyaan secara tepat
sesuai pelajaran (√)
4. Menjawab pertanyaan dengan
lengkap
7. Keadaan
siswa
dengan
lingkungan
belajar
1. Mengikuti pelajaran dengan
senang (√)
√
2. Cepat tanggap terhadap materi
yang disampaikan (√)
3. Mengikuti pelajaran dengan baik
(√)
4. Dapat menciptakan suasana belajar
yang kondusif
8. Kemampuan
siswa
mengerjakan
tes individu
1. Mampu mengerjakan tes sendiri
(√)
√
2. Mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh (√)
3. Mengerjakan soal tepat waktu (√)
4. Mengumpulkan hasil tes tepat
waktu
Jumlah Skor 25
Rata-rata 3,1
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan
Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
154
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Guru Kelas
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
155
Lampiran 16
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN II SIKLUS II
Observer : Meilisa Romadianingrum
Tanggal : 20 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Kedisiplinan
siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai (√)
√
2. Memberikan salam kepada guru
(√)
3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
(√)
4. Bersikap sopan selama proses
pembelajaran (√)
2. Kesiapan
siswa
menerima
pelajaran
1. Menyiapkan alat tulis (√)
√ 2. Menyiapkan buku pelajaran (√)
3. Menyiapkan buku tulis (√)
4. Meyiapkan alat diskusi (√)
3. Keaktifan
siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran
dari awal hingga akhir (√)
√
2. Berani bertanya apabila mengalami
kesulitan (√)
3. Berani berpendapat
4. Berinterksi aktif terhadap guru dan
teman (√)
4. Keaktifan
siswa dalam
kelompok
1. Aktif mengerjakan tugas kelompok
bersama (√)
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu
(√)
3. Dapat berinteraksi aktif dalam
kelompoknya (√)
4. Berdiskusi secara aktif dalam
kelompoknya (√)
156
5. Kerjasama
kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama
(√)
√
2. Mencari pemecahan masalah
bersama (√)
3. Saling toleransi terhadap setiap
anggota kelompok (√)
4. Siswa yang pandai tidak
mendominasi proses diskusi (√)
6. Keaktifan
siswa
menjawab
pertanyaan
1. Aktif memberanikan diri
menjawab pertanyaan (√)
√
2. Aktif menjawab pertanyaan secara
logis
3. Menjawab pertanyaan secara tepat
sesuai pelajaran (√)
4. Menjawab pertanyaan dengan
lengkap (√)
7. Keadaan
siswa
dengan
lingkungan
belajar
1. Mengikuti pelajaran dengan
senang (√)
√
2. Cepat tanggap terhadap materi
yang disampaikan (√)
3. Mengikuti pelajaran dengan baik
(√)
4. Dapat menciptakan suasana belajar
yang kondusif
8. Kemampuan
siswa
mengerjakan
tes individu
1. Mampu mengerjakan tes sendiri
(√)
√
2. Mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh (√)
3. Mengerjakan soal tepat waktu (√)
4. Mengumpulkan hasil tes tepat
waktu
Jumlah Skor 28
Rata-rata 3,5
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan
Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
157
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Guru Kelas
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
158
Lampiran 17
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
SETELAH MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SIKLUS II
No.
Subyek
Nilai Rata-rata Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
1. 60 70 65 Tuntas
2. 30 40 35 Tidak tuntas
3. 50 70 60 Tuntas
4. 50 70 60 Tuntas
5. 70 90 80 Tuntas
6. 45 50 48 Tidak tuntas
7. 75 90 83 Tuntas
8. 55 50 53 Tidak tuntas
9. 50 70 60 Tuntas
10. 75 90 83 Tuntas
11. 80 100 90 Tuntas
12. 65 80 73 Tuntas
13. 75 80 76 Tuntas
14. 60 80 70 Tuntas
15. 50 60 55 Tidak tuntas
16. 85 70 76 Tuntas
17. 100 100 100 Tuntas
18. 100 100 100 Tuntas
19. 80 80 80 Tuntas
20. 80 90 85 Tuntas
21. 55 50 53 Tidak tuntas
22. 65 70 68 Tuntas
159
23. 90 90 90 Tuntas
24. 60 70 65 Tuntas
25. 80 70 75 Tuntas
26. 40 60 50 Tidak tuntas
27. 90 90 90 Tuntas
28. 100 100 100 Tuntas
29. 40 60 50 Tidak tuntas
30. 90 80 85 Tuntas
Jumlah 2158
Rata-rata kelas 71,93
Prosentase Ketuntasan Klasikal
= N
nx 100%
= 80
23 x 100%
= 76%
Keterangan:
n = jumlah siswa yang tuntas
N = jumlah seluruh siswa
160
Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
SD / MI : SD Negeri II Ngadirojo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 2
Hari / Tanggal : 26 Mei 2010 (pertemuan I)
27 Mei 2010 (pertemuan II)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Indikator : 2.3.5 Mendeskripsikan pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
2.3.6 Mengidentifikasi tokoh penting dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat mendeskripsikan pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan.
2. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tokoh pahlawan yang
terlibat dalam pelaksanaan proklamasi.
3. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi tokoh penting dalam
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4. Melalui penugasan siswa dapat memberikan contoh cara mengenang jasa
pahlawan.
161
II. Dampak Pengiring
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai rasa bangga
terhadap para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan
penjajah. Dan siswa dapat menghargai jasa para pahlawan dengan
melanjutkan perjuangan, yakni melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar.
III. Materi Pembelajaran
1. Detik-detik Proklamasi
Sejak pagi hari, halaman rumah Jalan Pegangsaan Timur No. 56
sudah sangat sibuk. Suwiryo selaku Wakil Wali Kota Jakarta tampak
sibuk. Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor ditugasi untuk mencari
tiang bendera dan menyiapkan bendera Merah Putih. Tiang bendera
menggunakan sebatang bambu, sedangkan bendera Merah Putih diperoleh
dari Ibu Fatmawati yang dijahit sendiri olehnya.
Pada pukul 10.00 WIB acara dimulai. Acara dibuka dengan pidato Ir.
Soekarno sebagai pengantar. Selanjutnya, Ir. Soekarno membacakan teks
proklamasi yang telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta. Setelah pembacaan proklamasi, dilakukan pengibaran bendera
Merah Putih. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh seorang
mantan komandan Peta, Latif Hendraningrat, dibantu oleh S. Suhud.
Tanpa dikomando, bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para
hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut adalah
ciptaan W.R. Supratman. Dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan,
maka bangsa Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945.
Proklamasi mendapat sambutan yang luar biasa dari berbagai
kalangan masyarakat Indonesia. Rakyat Jakarta yang dimotori oleh para
pemuda dan wartawan mulai menyebarkan berita proklamasi itu ke
berbagai daerah. Dengan keberanian, para pemuda memasuki ruang siaran
radio di kantor berita Domei (kantor berita Jepang). Mereka kemudian
menyiarkan berita proklamasi. Selanjutnya, setiap setengah jam berita
162
proklamasi itu berkumandang. Oleh karena itu, berita proklamasi cepat
tersebar luas di berbagai daerah.
2. Tokoh Penting pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a. Ir. Soekarno
Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di kota Blitar, Jawa Timur.
Ayahnya bernama Raden Sukemi dan Ibunya bernama Ida Ayu
Nyoman Rai. Beliau mendapat julukan sebagai Putra Sang Fajar.
Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Bumi Putra yang kemudian
dipindah ke sekolah Belanda ELS (Europe Lagere School) hingga
tamat diusia 14 tahun. Beliau melanjutkan sekolahnya ke HBS
(Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah itu beliau mendapat gelar
insiyur dari Institut Teknologi Bandung. Beliau juga dikenal sebagai
Bapak Proklamator karena telah memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 didampingi oleh Drs. Moh.
Hatta.
b. Drs. Mohammad Hatta
Moh. Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi,
Sumatra Barat. Ayahnya bernama Angku Bule seorang keturunan
ulama di Tanah Minangkabau, ibunya bernama Siti Soleha. Pendidikan
dasarnya dilakukan di Sekolah Dasar Bumi Putra atau Indlandsche,
kemudian pindah ke sekolah Belanda ELS (Europesche Lagere
School). Beliau kemudian melanjutkan kuliah di PHS (Prins Hendrik
School) di Jakarta. Moh. Hatta mendampingi Ir. Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Beliau pun mendapat
sebutan sebagai dwitunggal yang artinya dua dalam satu, karena
bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Moh. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
c. Ahmad Soebardjo
Ahmad Soebardjo adalah tokoh yang dapat menyatukan pendapat
golongan tua dan golongan muda tentang waktu pelaksanaan
proklamasi. Dalam perumusan naskah proklamasi di rumah
163
Laksamana Maeda, kalimat pertama dalam naskah proklamasi
merupakan hasil pemikiran beliau.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Kegiatan Awal
a. Salam
b. Presensi
c. Apersepsi
“Anak-anak tanggal berapakah Indonesia merdeka?”
“Mari kita menyanyikan lagi Hari Merdeka bersama-
sama!”
Kegiatan Inti
a. Guru memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan.
b. Siswa mulai berkelompok sesuai kelompok asalnya.
c. Guru membagikan lembar ahli / tugas pada setiap ahli.
d. Para kelompok ahli berkumpul dan mendiskusikan tugas
masing-masing.
e. Setelah selesai kemudian para ahli kembali ke kelompok
asal untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada
teman-teman dalam kelompok asalnya.
f. Kelompok yang telah selesai, mempresentasikan hasil
diskusinya.
g. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok.
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan pelajaran bersama
b. Evaluasi
c. Pemberian tindak lanjut dengan pekerjaan rumah
5 menit
50 menit
15 menit
164
Pertemuan II
No. Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Kegiatan Awal
a. Salam
b. Presensi
c. Apersepsi
“Anak-anak siapakah yang disebut sebagai Bapak
Proklamator kita?”
Kegiatan Inti
a. Guru menceritakan tentang salah satu tokoh dalam
proklamasi kemerdekaan.
b. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok asalnya.
b. Guru membagikan lembar ahli kepada setiap ahli.
c. Kelompok ahli berkumpul mendiskusikan materi yang
diberikan guru.
d. Setelah selesai para ahli kembali ke kelompok asal dan
menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-
temannya di kelompok asal.
e. Kelompok yang selesai berdiskusi kemudian
mempresentasikan hasil diskusinya
f. Guru memberikan reward kepada kelompok yang
pekerjaannya baik.
h. kelompok mengerjakan tugas kelompok.
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Evaluasi
c. Refleksi
5 menit
50 menit
15 menit
165
V. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Penugasan
VI. Media dan Sumber Bahan
1. Media
a. Gambar pelaksanaan proklamasi.
b. Gambar pengibaran bendera Merah Putih.
b. Teks Proklamasi.
2. Sumber Bahan
a. Silabus IPS Kelas V SD.
b. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu untuk SD Kelas V, Erlangga, hal
61.
c. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu, Erlangga, hal 104-105.
d. Dinasti, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD?MI Kelas V, Karya Baru
Mandiri, hal 26-28.
VII. Evaluasi
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Bentuk tes : perbuatan dan tertulis
3. Jenis tes : uraian
4. Alat tes : LKS (terlampir), soal tes (terlampir), kunci jawaban
(terlampir), dan kriteria penilaian.
166
Kriteria Penilaian:
LKS Pertemuan I Nilai = benar x 10
Pertemuan II Nilai = (benar x 10) : 3
Soal tes Pertemuan I Nilai = jumlah benar x 10
Pertemuan II Nilai = jumlah benar x 10
Ngadirojo, 27 Mei 2010
Guru Kelas V
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Mengetahui,
Kepala SDN II Ngadirojo
Mulyadi, S. Pd
NIP. 19630415 199102 1 001
167
Lampiran 18a
LKS PERTEMUAN I SIKLUS III
Pelajari lembar yang telah diberikan oleh guru, kemudian diskusikan dengan
kelompokmu!
Sebutkan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia beserta
peranannya!
No. Nama Tokoh Peranan
1.
2.
3.
4.
5.
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN I SIKLUS III
Ir. Soekarno – Pembaca teks Proklamasi; Sayuti Melik – mengetik naskah
Proklamasi; Suhud dan Latief Hendraningrat – pengibar bendera Merah Putih;
Fatmawati – menjahit bendera Merah Putih, WR. Supratman – pencipta lagu
Indonesia Raya.
NAMA : .,………………
NO.ABSEN : ………………..
KELAS : ………………..
168
Lampiran 18b
SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS III
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Proklamasi adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
...
2. Naskah proklamasi diketik oleh ...
3. Proklamasi kemerdekaan RI dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB bertempat di rumah ... jalan ...
4. Pengibaran bendera Sang Merah putih dilakukan oleh ...
5. Pengarang lagu Indonesia Raya adalah ...
6. Teks Proklamasi ditandatangani oleh ...
7. Ketika dilakukan pengibaran bendera Merah Putih, dinyanyikan lagu ...
8. Bung Karno dan Bung Hatta mempunyai sebutan sebagai ...
9. Bendera Merah Putih dijahit oleh ...
10. Berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui kantor berita
Jepang yang bernama ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS III
1. Kemerdekaan
2. Sayuti Melik
3. Ir. Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
4. Suhud dan Latief Hendraningrat
5. W.R. Supratman
6. Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia
7. Indonesia Raya
8. Dwitunggal
9. Ibu Fatmawati
10. Domei
NAMA : ……………………..
NO.ABSEN : ……………………..
KELAS : ……………………..
169
Lampiran 18c
LKS PERTEMUAN II SIKLUS III
Pelajari lembar yang telah diberikan oleh guru, kemudian diskusikan dengan
kelompokmu!
Berikan keterangan singkat mengenai tokoh proklamasi kemerdekaan:
a. Ir. Soekarno
b. Moh. Hatta
c. Ahmad Soebardjo
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN II SIKLUS III
a. Ir. Soekarno: lahir di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau
Sekolah di Sekolah Bumi Putra. Mendapat gelar insiyur dari
Institut Teknologi Bandung. Beliau mendapat julukan Putra
Sang Fajar. Beliau membacakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
b. Drs. Moh. Hatta: Lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 12
Agustus 1902. Beliau sekolah di Sekolah Dasar Bumi Putra
dan pindah ke ELS. Beliau mendampingi Ir. Soekarnoi
memproklamasikan kemerdekaan. Beliau dikenal sebagai
Bapak Koperai Indonesia.
c. Ahmad Soebardjo: Dikenal sebagai penengah antara golongan tua dan
golongan muda dalam menentukan waktu pelaksanaan
proklamasi. Kalimat pertama dalam teks proklamasi
adalah hasil sumbangan pemikirannya.
NAMA : .,………………
NO.ABSEN : ………………..
KELAS : ………………..
170
Lampiran 18d
SOAL TES PERTEMUAN II SIKLUS III
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Bapak Proklamator Indonesia adalah...
2. Ir. Soekarno dilahirkan tanggal ... di ...
3. Ir. Soekarno mendapat julukan ...
4. Tokoh yang mendampingi Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi adalah
...
5. Drs. Moh. Hatta dilahirkan di ... tanggal ...
6. Drs. Moh. Hatta dikenal sebagai Bapak ...
7. Tokoh yang mampu menyatukan pendapat antara golongan tua dan
golongan muda adalah ...
8. Sumbangan pemikiran Ahmad Soebardjo pada perumusan teks proklmasi
adalah ...
9.
10. Bangsa yang besar adlah bangsa yang menghargai jasa ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES PERTEMUAN II SIKLUS III
1. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
2. 6 Juni 1901, Blitar
3. Putra Sang Fajar
4. Drs. Moh. Hatta
5. Bukittinggi, 12 Agustus 1902
6. Koperasi Indonesia
7. Ahmad Soebardjo
8. Kalimat pertama teks
proklamasi
9. Drs. Moh. Hatta
10. Pahlawannya
NAMA : .,………………
NO.ABSEN : ………………..
KELAS : ………………..
Gambar tokoh di samping bernama …
171
Lampiran 18e
LEMBAR AHLI PERTEMUAN I SIKLUS III
1. Lembar Ahli A
- Tempat dan upacara pelaksanaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Lembar Ahli B
- Pelaksanaan pengibaran bendera.
3. Lembar Ahli C
- Peran serta WR. Supratman dan Ibu Fatmawati.
4. Lembar Ahli D
- Sambutan dan penyebaran kabar tentang kemerdekaan.
5. Lembar Ahli E
- Makna peristiwa proklamasi.
LEMBAR AHLI PERTEMUAN II SIKLUS III
1. Lembar Ahli A
- Tokoh proklamator Indonesia, Ir. Soekarno
2. Lembar Ahli B
- Tokoh Proklamator Indonesia, Drs. Moh. Hatta.
3. Lembar Ahli C
- Peranan Ahmad Soebardjo dalam Proklamasi.
4. Lembar Ahli D
- Cara mengenang jasa pahlawan
5. Lembar Ahli E
- Cara mengisi kemerdekaan setelah diperjuangkan oleh pahlawan.
172
Lampiran 19
LEMBAR PENGAMATAN GURU
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN I SIKLUS III
Nama : Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal : 26 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Persiapan
memulai
pelajaran
1. Menyiapkan RPP (√)
√ 2. Menyampaikan materi (√)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan lama pembelajaran
2. Kemampuan
mengelola
kelas
1. Mengelompokkan siswa (√)
√
2. Mengatur tempat duduk siswa (√)
3. Membagikan tugas diskusi pada
siswa (√)
4. Mengendalikan sikap siswa (√)
3. Kemampuan
mengelola
waktu
1. Memulai pelajaran tepat waktu (√)
√
2. Memberi batas waktu diskusi (√)
3. Memberi batas waktu mengerjakan
tes (√)
4. Melakukan pembelajaran sesuai
rencana (√)
4. Memberikan
Apersepsi
1. Mendorong siswa mengemukakan
pengetahuannya tentang materi yang
dibahas (√)
√
2. Memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi pokok
(√)
3. Mendorong siswa semangat
mengikuti pelajaran
4. Mengilustrasikan pemahaman
konsep yang akan dibahas (√)
5. Penerapan 1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
(√) √
173
Model
pembelajaran
Jigsaw
2. Memberi pertanyaan yang akan
dibahas dalam kelompok (√)
3. Membimbing siswa dalam diskusi
(√)
4. Mobilitas guru kepada setiap
kelompok (√)
6. Penyampaian
materi
1. Mempunyai pengetahuan tentang
materi yang disampaikan (√)
√
2. Menyampaikan materi sesuai
dengan rencana pembelajaran (√)
3. Menggunakan alat peraga untuk
menunjang materi (√)
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat peraga
7. Ketrampilan
guru
memberikan
pertanyaan
1. Memancing siswa untuk bertanya
√
2. Menjawab pertanyaan siswa (√)
3. Mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan (√)
4. memberikan pertanyaan sesuai
dengan materi (√)
8. Perhatian
guru terhadap
siswa
1. Memusatkan perhatian siswa (√)
√
2. Menghargai pendapat siswa (√)
3. Membimbing siswa dalam
kelompok (√)
4. Memotivasi siswa untuk bekerja
sama (√)
9. Pengembang
an aplikasi
1. Memberikan tes individu pada setiap
siswa (√)
√
2. Membimbing siswa yang belum
paham terhadap soal tes (√)
3. Memberikan penguatan pemahaman
materi (√)
4. Memotivasi agar siswa giat belajar
(√)
10. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan
(√) √
2. Bersama siswa membuat rangkuman
materi
3. Memberi motivasi agar rajin belajar
(√)
174
4. Memberi pesan untuk mengulang
kembali pelajaran yang telah
disampaikan (√)
Jumlah 34
Rata-rata Skor 3,4
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan
Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
175
Lampiran 20
LEMBAR PENGAMATAN GURU
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN II SIKLUS III
Nama : Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal : 27 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Persiapan
memulai
pelajaran
1. Menyiapkan RPP (√)
√
2. Menyampaikan materi (√)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
(√)
4. Menyampaikan lama pembelajaran
2. Kemampuan
mengelola
kelas
1. Mengelompokkan siswa (√)
√
2. Mengatur tempat duduk siswa (√)
3. Membagikan tugas diskusi pada siswa
(√)
4. Mengendalikan sikap siswa (√)
3. Kemampuan
mengelola
waktu
1. Memulai pelajaran tepat waktu (√)
√
2. Memberi batas waktu diskusi (√)
3. Memberi batas waktu mengerjakan tes
(√)
4. Melakukan pembelajaran sesuai
rencana (√)
4. Memberikan
Apersepsi
1. Mendorong siswa mengemukakan
pengetahuannya tentang materi yang
dibahas (√)
√
2. Memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi pokok (√)
3. Mendorong siswa semangat mengikuti
pelajaran (√)
4. Mengilustrasikan pemahaman konsep
yang akan dibahas (√)
176
5. Penerapan
Model
pembelajaran
Jigsaw
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
(√)
√
2. Memberi pertanyaan yang akan
dibahas dalam kelompok (√)
3. Membimbing siswa dalam diskusi (√)
4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok
(√)
6. Penyampaian
materi
1. Mempunyai pengetahuan tentang
materi yang disampaikan (√)
√
2. Menyampaikan materi sesuai dengan
rencana pembelajaran (√)
3. Menggunakan alat peraga untuk
menunjang materi (√)
4. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat peraga
7. Ketrampilan
guru
memberikan
pertanyaan
1. Memancing siswa untuk bertanya
√
2. Menjawab pertanyaan siswa (√)
3. Mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan (√)
4. memberikan pertanyaan sesuai dengan
materi (√)
8. Perhatian
guru terhadap
siswa
1. Memusatkan perhatian siswa (√)
√
2. Menghargai pendapat siswa (√)
3. Membimbing siswa dalam kelompok
(√)
4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama
(√)
9. Pengembang
an aplikasi
1. Memberikan tes individu pada setiap
siswa (√)
√
2. Membimbing siswa yang belum paham
terhadap soal tes
3. Memberikan penguatan pemahaman
materi (√)
4. Memotivasi agar siswa giat belajar (√)
10. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan
(√)
√ 2. Bersama siswa membuat rangkuman
materi
3. Memberi motivasi agar rajin belajar (√)
177
4. Memberi pesan untuk mengulang
kembali pelajaran yang telah
disampaikan (√)
Jumlah 35
Rata-rata Skor 3,5
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan
Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
Peneliti
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
178
Lampiran 21
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN I SIKLUS III
Observer : Meilisa Romadianingrum
Tanggal : 27 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Kedisiplinan
siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai (√)
√
2. Memberikan salam kepada guru
(√)
3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
(√)
4. Bersikap sopan selama proses
pembelajaran (√)
2. Kesiapan
siswa
menerima
pelajaran
1. Menyiapkan alat tulis (√)
√ 2. Menyiapkan buku pelajaran (√)
3. Menyiapkan buku tulis (√)
4. Meyiapkan alat diskusi (√)
3. Keaktifan
siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran
dari awal hingga akhir (√)
√
2. Berani bertanya apabila
mengalami kesulitan (√)
3. Berani berpendapat (√)
4. Berinterksi aktif terhadap guru dan
teman (√)
4. Keaktifan
siswa dalam
kelompok
1. Aktif mengerjakan tugas kelompok
bersama (√)
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu
3. Dapat berinteraksi aktif dalam
kelompoknya (√)
4. Berdiskusi secara aktif dalam
kelompoknya (√)
5. Kerjasama
kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama
(√)
√
179
2. Mencari pemecahan masalah
bersama (√)
3. Saling toleransi terhadap setiap
anggota kelompok (√)
4. Siswa yang pandai tidak
mendominasi proses diskusi (√)
6. Keaktifan
siswa
menjawab
pertanyaan
1. Aktif memberanikan diri
menjawab pertanyaan (√)
√
2. Aktif menjawab pertanyaan secara
logis (√)
3. Menjawab pertanyaan secara tepat
sesuai pelajaran (√)
4. Menjawab pertanyaan dengan
lengkap
7. Keadaan
siswa
dengan
lingkungan
belajar
1. Mengikuti pelajaran dengan
senang (√)
√
2. Cepat tanggap terhadap materi
yang disampaikan (√)
3. Mengikuti pelajaran dengan baik
(√)
4. Dapat menciptakan suasana belajar
yang kondusif (√)
8. Kemampuan
siswa
mengerjakan
tes individu
1. Mampu mengerjakan tes sendiri
(√)
√
2. Mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh (√)
3. Mengerjakan soal tepat waktu (√)
4. Mengumpulkan hasil tes tepat
waktu (√)
Jumlah 30
Rata-rata Skor 3,8
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan
Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
180
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Guru Kelas
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
181
Lampiran 22
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PERTEMUAN II SIKLUS III
Observer : Meilisa Romadianingrum
Tanggal : 27 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II
No Variabel Indikator A B C D
4 3 2 1
1. Kedisiplinan
siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum
pelajaran dimulai (√)
√
2. Memberikan salam kepada guru (√)
3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
(√)
4. Bersikap sopan selama proses
pembelajaran (√)
2. Kesiapan
siswa
menerima
pelajaran
1. Menyiapkan alat tulis (√)
√ 2. Menyiapkan buku pelajaran (√)
3. Menyiapkan buku tulis (√)
4. Meyiapkan alat diskusi (√)
3. Keaktifan
siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari
awal hingga akhir (√)
√
2. Berani bertanya apabila mengalami
kesulitan (√)
3. Berani berpendapat (√)
4. Berinterksi aktif terhadap guru dan
teman (√)
4. Keaktifan
siswa dalam
kelompok
1. Aktif mengerjakan tugas kelompok
bersama (√)
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu (√)
3. Dapat berinteraksi aktif dalam
kelompoknya (√)
4. Berdiskusi secara aktif dalam
kelompoknya (√)
5. Kerjasama
kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama
(√)
182
2. Mencari pemecahan masalah
bersama (√)
√
3. Saling toleransi terhadap setiap
anggota kelompok (√)
4. Siswa yang pandai tidak
mendominasi proses diskusi (√)
6. Keaktifan
siswa
menjawab
pertanyaan
1. Aktif memberanikan diri menjawab
pertanyaan (√)
√
2. Aktif menjawab pertanyaan secara
logis (√)
3. Menjawab pertanyaan secara tepat
sesuai pelajaran (√)
4. Menjawab pertanyaan dengan
lengkap
7. Keadaan
siswa
dengan
lingkungan
belajar
1. Mengikuti pelajaran dengan senang
(√)
√
2. Cepat tanggap terhadap materi yang
disampaikan (√)
3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√)
4. Dapat menciptakan suasana belajar
yang kondusif (√)
8. Kemampuan
siswa
mengerjakan
tes individu
1. Mampu mengerjakan tes sendiri (√)
√
2. Mengerjakan tes dengan sungguh-
sungguh (√)
3. Mengerjakan soal tepat waktu (√)
4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu
(√)
Jumlah 31
Rata-rata Skor 3,9
Catatan:
Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan
Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan
Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan
Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
183
Keterangan:
4 = Sangat baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (D)
Observer
Meilisa Romadianingrum
NIM. K7106030
Guru Kelas
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
NIP. 19580827 197802 2 004
184
Lampiran 23
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
SETELAH MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SIKLUS III
No.
Subyek
Nilai Rata-rata Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
1. 65 70 68 Tuntas
2. 25 20 23 Tidak tuntas
3. 70 100 85 Tuntas
4. 55 100 78 Tuntas
5. 100 100 100 Tuntas
6. 60 55 58 Tidak tuntas
7. 90 100 95 Tuntas
8. 30 40 35 Tidak tuntas
9. 85 100 93 Tuntas
10. 90 100 95 Tuntas
11. 80 100 90 Tuntas
12. 90 100 95 Tuntas
13. 90 100 95 Tuntas
14. 80 100 90 Tuntas
15. 90 70 80 Tuntas
16. 90 100 95 Tuntas
17. 100 100 100 Tuntas
18. 100 100 100 Tuntas
19. 85 100 93 Tuntas
20. 90 100 95 Tuntas
21. 55 20 38 Tidak tuntas
22. 60 100 80 Tuntas
185
23. 80 100 90 Tuntas
24. 60 100 80 Tuntas
25. 80 100 90 Tuntas
26. 45 65 55 Tidak tuntas
27. 100 100 100 Tuntas
28. 90 95 93 Tuntas
29. 15 60 38 Tidak tuntas
30. 90 95 93 Tuntas
Jumlah 2420
Rata-rata kelas 80,67
Prosentase Ketuntasan Klasikal
= N
nx 100%
= 30
24 x 100%
= 80%
Keterangan:
n = jumlah siswa yang tuntas
N = jumlah seluruh siswa
186
Lampiran 24
Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal : Senin, 31 Mei 2010
Waktu : 11.00 WIB
Informan : Sadbaruningsih (G)
Peneliti : Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara peneliti (Meilisa Romadianingrum) dengan guru kelas V SD
Negeri II Ngadirojo (Sadbaruningsih) setelah menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
P : “Selamat siang Bu”
G : “Selamat siang Mbak”
P : “Maaf Bu, saya mengganggu lagi”
G : “O, tidak kok Mbak. Santai saja, saya juga sudah tidak ada kerjaan lagi”
P : “Begini Bu, saya mau menanyakan pendapat Ibu mengenai pembelajaran
IPS yang telah dilaksanakan dengan model kooperatif tipe Jigsaw?”
G : “Wah bagus sekali mbak, model pembelajaran yang bisa membangkitkan
aktivitas siswa, jadi siswa nggak hanya buka, baca, dan kerjakan buku
saja, tetapi siswa juga bisa mengembangkan pikirannya”
P : “Lalu bagaimana dengan pemahaman siswa Bu, setelah diterapkan model
ini?”
G : “Siswa menjadi lebih paham, buktinya saat kesimpulan pelajaran, Anda
memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, mereka dapat menjawab.
Siswa banyak yang tunjuk jari”
P : “Untuk keaktifannya sendiri bagaimana Bu?”
G : “Buat saya model ini benar-benar mengaktifkan siswa, ini kan modelnya
kerja kelompok, jadi siswa lebih aktif dalam kerja bersama kelompoknya,
187
meskipun masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri, tapi anak-anak
lebih aktif kok”
P : “Nah, lalu kesan Ibu terhadap pembelajaran ini apa Bu?”
G : “Saya senang melihat anak-anak saya jadi lebih aktif, mereka lebih paham,
mau bekerja sama. Saya senang dengan model pembelajaran ini, saya juga
akan mengaplikasikan model ini pada pelajaran yang lain supaya anak-
anak dapat berkembang”
P : “Begitu ya Bu, terima kasih Ibu senang dengan pembelajaran ini. Terima
kasih Bu atas kerjasama dan informasinya. Maaf sudah banyak
merepotkan Ibu”
G : “Nggak apa-apa Mbak, saya malah senang, kan saya juga dapat
pengetahuan baru to?!”
P : “Iya Bu, sekali lagi terima kasih Bu. Selamat siang”
G : “Selamat siang Mbak”
Refleksi:
Dari hasil wawancara dengan guru kelas V, pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw telah dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
juga meningkatkan hasil belajar IPS siswa tersebut.
188
Lampiran 25
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V Setelah Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal : Senin, 31 Mei 2010
Waktu : 09.00 WIB
Informan : Irwan Dimas Anggara (S)
Peneliti : Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara yang dilakukan oleh Meilisa Romadianingrum (peneliti) dengan
siswa kelas V Irwan Dimas Anggara setelah dilaksanakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
P : “Selamat pagi”
S : “Pagi Bu”
P : “Ibu minta waktunya sebentar ya”
S : “Iya Bu”
P : “Ibu mau tanya, bagaimana, kamu senang terhadap pelajaran IPS setelah
menggunakan pembelajaran Jigsaw?”
S : “Senang Bu, soalnya nggak pernah belajar kayak gini”
P : “Kenapa kamu senang dengan pembelajaran ini?”
S : “Ya soalnya bisa kerja kelompok sama teman-teman, trus tempat
duduknya bisa pindah”
P : “Bagaimana pendapatmu tentang model pembelajaran ini?”
S : “Menyenangkan Bu, duduknya nggak harus ke depan lihat papan tulis,
ngerjain tugasnya bersama-sama”
P : “Apa kamu jadi lebih paham dengan materi setelah menggunakan
pembelajaran Jigsaw ini?”
S : “Iya Bu, kan materinya dibagi-bagi ke setiap ahli, terus dijelasin ke setiap
anggota”
P : “Bagaimana dengan tes yang Ibu berikan?Bisa mengerjakan kan?”
189
S : “Ya pertamanya sih agak sulit Bu, tapi pas pertemuan seterusnya itu saya
jadi mudah mengerjakannya”
P : “Ya bagus. Lalu senang tidak dengan alat peraga yang Ibu bawa?”
S : “Senang Bu, jadi lebih tahu tentang perjuangan Kemerdekaan Indonesia”
P : “Nah, bagaimana menurut kamu suasana kelas saat pelajaran dengan
Jigsaw ini?”
S : “Suasana kelasnya menyenangkan, semua berkelompok, meskipun ada
teman yang ramai terus”
P : “Bagaimana dengan nilai kamu, baik atau kurang?”
S : “Bagus dong Bu, jadi meningkat. Kemarin saya dapat seratus”
P : “Ya bagus kalau begitu. Jadi kesan kamu dengan adanya pembelajaran
seperti ini apa?”
S : “Kesannya, saya jadi lebih paham, terus bisa bekerja sama dengan teman
yang lain, menyenangkan, nilai saya bagus”
P : “Baiklah kalau begitu, cukup dari Ibu. Terima kasih ya untuk waktunya.
Selamat pagi”
S : “Pagi Bu”
Refleksi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang siswa kelas V, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
190
Lampiran 26
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Penelitian ini direncakan dalam waktu 4 bulan yang dimulai dari bulan
Maret sampai bulan Juni 2010. Perincian jadwal kegiatnnya adalah sebagai
berikut:
No. Jadwal Kegiatan
Bulan Pelaksanaan
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Observasi awal
3. Penyusunan proposal,
penyusunan instrumen
4. Pelaksanaan Siklus I
5. Pelaksanaan Siklus II
6. Pelaksanaan Siklus III
7. Analisis Data
8. Penyusunan laporan
9. Revisi laporan
191
Lampiran 27
FOTO PELAKSANAAN PENELITIAN
Guru memberikan penjelasan materi
Observer mengamati proses pembelajaran
192
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Siswa melakukan diskusi
193
Guru membimbing siswa yang belum paham
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
194
Siswa mengerjakan soal tes
Guru memberikan apersepsi dan menjelaskan materi
195
Guru membimbing siswa dalam kelompok
Observer ikut membimbing siswa dalam kelompok
196
Guru mengawasi proses kerja kelompok
Siswa mengerjakan soal tes