PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA...
-
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA KARTU
BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI KARANGDUREN
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ROSIDIANA MA’RUFAH
115-12-037
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
Tak Ada yang Tak Mungkin di Dunia ini Asalkan Kita Mau Berusaha dan
Berdo’a
Berbudaya Rendah Hati Bukan Rendah Diri
-
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Untuk kelurga tercinta ku, Bapak Nahrowi, Ibu Siti Nur Chasanah serta Mbak
Siti Nur Rosidani.
2. Teman-teman PGMI 2012 konsentrasi Bahasa.
3. Almamater IAIN Salatiga
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN
MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI
KARANGDUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016” guna memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Dalam menyusun skripsi ini peneliti menyadari tidak dapat bekerja tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd., yang tulus, ikhlas dan senantiasa
berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd., yang telah mebimbing dari awal
hingga akhir perkuliahan.
-
viii
6. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.
7. Bapak (Nahrowi), Ibu (Siti Nur Cahasanah) serta Kakak (Siti Nur
Rosidani) yang terkasih dan tercinta yang selalu tulus dan ikhlas
mendoakan serta mencurahkan segalanya demi penulis.
8. Seseorang yang selalu memberi dukungan.
9. Ibu Umi Irtifaiyah Mahmud, S.Pd yang telah memberikan izin penulis
untuk mengadakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Karangduren
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
10. Bapak , ibu guru serta karyawan MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang yang telah berkenan membantu dan memberikan
data kepada penulis.
11. Bapak, ibu serta seluruh keluarga besar SD PTQ An Nida yang telah
berkenan mendoakan serta mendukung penulis.
12. Teman-teman PGMI konsentrasi Bahasa angkatan 2012.
13. Teman-teman PGMI angkatan 2012 yang selama ini telah memberikan
semangat serta berjuang bersama.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan kemampuan dan pengetahuan penulis
sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.
-
ix
Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga skripsi ini memberikan
sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Salatiga, 17 Agustus 2016
Penulis
-
x
ABSTRAK
Ma’rufah, Rosidiana. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi
Menulis Karangan Melalui Media Kartu Bergambar Pada Siswa
Kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun pelajaran 2015/2016. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Program Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, menulis, dan media kartu bergambar
Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah
Karangduren Kecamatan Tengaran telah menggunakan metode ceramah dalam
pelaksanaan pembelajarannya, tetapi cenderung kurang memperhatikan
pemanfaatan media, akibatnya minat serta perhatian siswa rendah, begitu juga
dengan prestasi belajarnya. Berdasarkan keadaan tersebut, maka penulis
mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dengan menggunakan media kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis
karangan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan menggunakan media
kartu bergambar (draw card). Penelitian ini menunjukkan penggunaan media
kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis karangan. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan
hasil tes formatif siswa pada pra siklus 44,45%, siklus I 70,58%, dan siklus II
meningkat menjadi 100%. Adapun pencapaian nilai rata-rata kelas pada pra siklus
adalah 62,45, siklus I adalah 70,58, dan pada siklus II adalah 84,16. Dari rata-rata
tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 8,13 poin dari pra siklus ke siklus I, dan
terdapat kenaikan 13,58 poin dari siklus I ke siklus II.
-
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ……………………………………………... i
LEMBAR BERLOGO ……………………………………… ii
JUDUL ……………………………………………………… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………… iv
PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………. vi
MOTTO ……………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN ……………………………………………… vii
KATA PENGANTAR ……………………………………… viii
ABSTRAK ……………………………………………………… xi
DAFTAR ISI ……………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………… xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………. 5
C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 5
D. Hipotesis ………………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian ………………………………………. 6
F. Definisi Operasional ………………………………………. 7
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian ………………………………. 9
-
xii
2. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian …………………... 9
3. Siklus Penelitian ………………………………………….. 10
4. Instrumen Penelitian ………………………………….. 12
5. Teknik Pengumpulan Data …………………………. 12
6. Analisis Data …………………………………………. 13
H. Sistematika Penulisan …………………………………. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian yang Relevan ………………………………… 19
B. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar ………………………… 21
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar … 21
c. Klasifikasi Hasil Pembelajaran ………………… 22
2. Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia ………………… 26
b. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia … 26
c. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 27
d. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia …………... 30
e. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia …………… 32
3. Menulis Karangan
a. Pengertian Menulis …………………………………... 33
b. Manfaat Menulis ………………………………….. 35
c. Tujuan Pengajaran Menulis ………………….. 36
-
xiii
d. Karakteristik Menulis Karangan ............................ 37
e. Prosedur Menulis Karangan .......................... 39
4. Media Kartu Bergambar
a. Pengertian Media ………………………………… 45
b. Fungsi Media ………………………………………… 45
c. Kriteria Pemilihan Media ………………………… 47
d. Jenis Media ………………………………………… 48
e. Media Kartu Bergambar ………………………… 49
BAB III PELAKSANAAN DAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian ………………………………… 52
2. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang ........................……………........ 52
3. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang .......................…………………. 53
4. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang .......................………………….. 53
5. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang ............................................................................. 55
6. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang .......................................... 56
7. Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang ...................................................... 56
-
xiv
B. Subjek Penelitian .................................................................. 57
C. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 58
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus .............................................................................. 58
2. Siklus I .............................................................................. 59
3. Siklus II .............................................................................. 64
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Kondisi Awal .................................................................. 69
2. Siklus I .............................................................................. 71
3. Siklus II .............................................................................. 76
B. Pembahasan .............................................................................. 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 85
B. Saran ......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ 90
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Karangduren .............................................. 56
Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Karangduren .............................................. 57
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas II MI Karan Duren ................................. 58
Tabel 4.1 Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas II ................................. 71
Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Pra Siklus ..................... 73
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus I ................................. 74
Tabel 4.4 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan pada Siklus I ...... 75
Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I .................... 76
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II ................................ 79
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan pada Siklus II ..... 80
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus II .................... 81
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 83
Tabel 4.10 Data Perolehan Hasil Pengamatan Terhadap Guru dalam
Penggunaan Media Kartu Bergambar pada Setiap Siklus ......... 86
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ......... 90
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ......... 94
Lampiran 3 Rekapitulasi nilai siswa per siklus ..................... 98
Lampiran 4 Lembar pengamatan siswa siklus I .................... 99
Lampiran 5 Lembar pengamatan siswa siklus II .................... 102
Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I ................. 105
Lampiran 7 Lembar pengamatan guru pada siklus II ........ 106
Lampiran 8 Contoh media kartu bergambar (draw card) ........ 107
Lampiran 9 Dokumentasi ........................................................ 109
Lampiran 10 Data Prestasi Siswa ........................................... 111
Lampiran 11 Lembar konsultasi skripsi ............................... 112
Lampiran 12 Surat keterangan penelitian ............................... 113
Lampiran 13 Nilai SKK mahasiswa ............................... 114
Lampiran 14 Riwayat hidup penulis ............................... 118
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan (Syah dalam Sulistiyani (2014; 1)). Selain
itu pendidikan juga merupakan sarana untuk menyiapkan generasi penerus
yang berkualitas. Pengertian pendidikan dapat di bedakan menjadi 2, yakni
secara tradisional dan secara modern. Secara tradisional, pendidikan
merupakan suatu upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan. Sedangkan secara modern, pendidikan adalah setiap
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman
sebagai mana di ungkapkan oleh Morgan dkk dalam Sulistiyani (2014, 1).
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas II MI Karangduren, Tengaran, Kabupaten
Semarang memiliki beberapa kelemahan, yakni:
1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran.
2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat abstrak.
Guru memiliki peran penting dalam berjalannya proses belajar
mengajar salah satunya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang, Nomor 20 Tahun 2003, guru merupakan
-
2
tenaga profesional yang bertugas merencanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ( Iskandarwassid
dan Dadang, 2015: 152). Secara lebih terperinci tugas pengajar berpusat
pada usaha:
1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar.
3. Membantu memperkenalkan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-
nilai dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses pembelajaran
pengajar tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi
lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan
kepribadian pembelajar. Ia harus mampu menciptakan proses belajar
yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang pembelajar untuk
belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan
menciptakan tujuan ( Iskandarwassid dan Dadang, 2015: 158).
Tujuan dari Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa-siswa
Indonesia adalah belajar bahasa kedua. W. F. Mackey menguraikan bahwa
siswa-siswa yang belajar bahasa kedua telah menguasai penggunaan
bahasa ibu yang tidak dapat diabaikan, Broto (1978: 41).
Selain itu tujuan pelajaran Bahasa Indonesia pada pendidikan tingkat
dasar yakni agar siswa memiliki pengetahuan keterampilan, dan sikap
dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat,
-
3
dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup,
Broto (1978: 40).
Slamet dalam Listiani (2014:1-2) mengungkapkan pengajaran Bahasa
Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa.
Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan pada
pengajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.
Berdasarkan aspek-aspek berbahasa, menulis merupakan salah satu
dari empat aspek keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai dan
dimiliki oleh siswa. Karena menulis merupakan proses berbahasa tertulis
yang mengekspresikan pikiran serta perasaan, dan berbagi informasi.
Keterampilan menulis penting untuk dikuasai oleh siswa. Karena
dengan menulis, siswa akan belajar merangkai kata-kata serta belajar
mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Kegiatan menulis pada kelas
rendah lebih berfokus pada bentuk dan ukuran tulisan dalam berbagai
konteks (Zulela, 2012: 7).
Namun menurut sebagian besar siswa, kegiatan menulis masih
dipandang sebagai suatu kegiatan berbahasa yang paling sulit untuk
dilaksanakan dibandingkan dengan beberapa kegiatan berbahasa yang
lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari cara pendekatan, metode atau media
yang dapat digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa
untuk menulis. Selain itu penggunaan cara pendekatan, metode serta media
-
4
yang tepat juga mampu untuk mempermudah siswa untuk melaksanakan
kegiatan menulis.
Kenyataan yang terjadi di MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang, keterampilan menulis karangan pada siswa kelas II
masih sangat rendah hingga banyak siswa yang elum memenuhi KKM, ini
dikarenakan penyampaian pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis
karangan masih belum menggunakan beberapa media yang mampu
menarik minat siswa. Kebingungan serta ketidak semangatan siswa dalam
menulis karangan ini telah disampaikan oleh pihak guru dikarenakan
kurangnya daya imajinasi pada siswa, sehingga dibutuhkan media gambar
dalam pembelajaran menulis karangan ini.
Tarigan dalam Listiani (2014:3) memaparkan bahwa peran guru di
sini sangat penting dalam mengarahkan keterampilan menulis. Guru harus
dapat mengajarkan keterampilan menulis secara efisien, efektif, dan
menarik. Guru dapat menggunakan metode dan media yang inovatif dan
kreatif sehingga akan menarik perhatian siswa untuk menulis.
Penggunaan media yang tepat serta efektif akan membantu guru serta
memudahkan siswa untuk memulai menulis karangan. Berdasarkan
beberapa alasan serta tujuan yang telah disampaikan di atas, maka
penelitian lebih difokuskan pada judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS
KARANGAN MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA
-
5
SISWA KELAS II MI KARANGDUREN KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan media kartu ergambar (draw card)
dapat meningkatkan target peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas II MI
Karangduren Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui bahwa penggunaan media kartu bergambar (drw card)
dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi menulis karangan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak
dipecahkan (Basroni, 2008:90). Berdasarkan pendapat tersebut, hipotesis
yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:
-
6
Penggunaan media kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis
karangan kelas II di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda.
b) Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan.
c) Dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki
mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam
meningkatkan kemampuan menulis karangan.
2. Secara Praktis
a) Bagi Guru
Sebagai masukan untuk guru agar lebih meningkatkan serta
mengeksplor kemampuannya dalam mengajar dengan
menggunakan media kartu bergambar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada aspek menulis.
b) Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
-
7
2) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c) Bagi Sekolah
1) Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2) Dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk mengarahkan
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis
karangan.
d) Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan serta
dapat dijadikan sebagai pedoman sebagai calon pendidik agar
mampu menjadi pendidik yang baik.
F. Definisi Operasional
Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai beberapa istilah yang
ada dalam judul untk menghindari adanya kesalah pahaman pengertian
judul, antara lain:
1. Peningkatan
Secara epistemologi peningkatan memiliki pengertian menaikkan
derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi
(Poerwadarminta, 2006:1281).
-
8
2. Hasil Belajar
Belajar yaitu proses perubahan tingkah laku pada peserta didik
akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui
pengalaman dan latihan ( Iskandarwassid dan Dadang, 2015: 5).
Hasil Belajar menurut Normi dalam Ashari (2014: 11) yakni suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai
pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian individu itu sendiri.
3. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan
bahasa kesatuan untuk segenap golongan dan semua lapisan
masyarakat Indonesia seluruhnya (Badudu, 1979:12).
4. Menulis Karangan
Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya (Suparno dan Mohamad, 2008: 1.3).
Menulis karangan adalah melahirkan pikiran dan perasaan dengan
cara yang teratur dan dituliskan dalam sebuah tulisan (Purwanto dan
Alim dalam Listiani (2014: 7).
5. Media Kartu Bergambar
Media kartu bergambar termasuk salah satu media visual yang
berfungsi untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa.
-
9
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang rencananya akan dilaksanakan pada beberapa siklus,
yakni:
a) Pra Siklus
b) Siklus 1
c) Siklus 2
2. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian.
a) Lokasi Penelitian
Lokasi : MI KARANGDUREN KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menulis Karangan
Kelas/ Semester : II/ Genap.
b) Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.
1) Siklus I dilaksanakan 26 April 2016
2) Siklus II dilaksanakan 9 Mei 2016
c) Subjek Penelitian
Peserta didik kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang yang terdidi dari 10 anak laki-laki dan 8
siswa perempuan.
-
10
3. Siklus Penelitian
Pra Siklus
Menggunakan data hasil ulangan harian anak mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menulis karangan.
Siklus I
a) Planning
1) Melaksanakan wawancara untuk mengetahui pengetahuan
siswa serta kesiapan siswa terhadap materi yang akan
diajarkan.
2) Menyiapkan materi ajar yang akan digunakan.
3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar tugas.
5) Menyiapkan lembar observasi Siklus I.
b) Acting (Tindakan)
Menerapkan media pembelajaran yang telah disiapkan pada
rencana pembelajaran.
c) Observing (Pengamatan)
Melaksanakan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dalam
penggunaan media kartu bergambar.
d) Refleksi
1) Melakukan evaluasi.
-
11
2) Diskusi dengan guru kelas untuk membahas pembelajaran
serta langkah perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Siklus II
a) Planning (Perencanaan)
1) Menerapkan rencana pembelajaran disesuaikan dengan
kekurangan serta kelemahan pada Siklus I.
2) Menyiapkan materi ajar dan sumber belajar.
3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan.
b) Acting (Tindakan)
Menerapkan media pembelajaran berdasarkan pada rencana
pembelajaran.
c) Observing (Pengamatan)
Mengamati pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media
kartu bergambar (draw card) dengan menggunakan lembar
pengamatan guru dan siswa yang telah dibuat.
d) Refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk membahas
hasil evaluasi.
Adapun bagan rancangan pelaksanaan PTK Model Spiral yakni:
-
12
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksana PTK Model Spiral (Suyadi,
2010: 50).
4. Instrumen Penelitian
a) Lembar observasi guru dan siswa.
b) Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah:
a) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengamati guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
-
13
mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media kartu bergambar.
b) Tes Tertulis
Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi Keragaman Sosial dan
Budaya berdasarkan Kenampakan Alam yang telah diajarkan oleh
guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran
menggunakan media kartu bergambar berlangsung. Tes ini terdiri
dari tes objektif dan tes subjektif.
a) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan keterangan relevan dari narasumber.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan
lapangan. Analisis reflektif dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk
menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk
mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 60 ( sesuai KKM
yang berlaku di MI Islamiayah Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas
-
14
belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70.
Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum
mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk
menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak
ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah
tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2013: 241).
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
̅ : Nilai rata-rata
: Jumlah nilai semua siswa
: jumlah siswa (Aqib, 2011: 40)
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
Keterangan :
% : Persentase ketuntasan klasikal
ft : Frekuensi siswa tuntas KKM
: Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41)
Apabila tingkat ketuntasan ≥ 75 % maka ketuntasan belajar
klasikal tercapai (Djamarah, 2011: 180).
̅ =
% =
x 100
-
15
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam mengkaji isi proposal ini, maka penulis
akan menguraikan sistematika pembahasannya, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
J. Rumusan Masalah
K. Tujuan Penelitian
L. Hipotesis
M. Manfaat Penelitian
N. Definisi Operasional
O. Metodologi Penelitian
7. Rancangan Penelitian
8. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian
9. Siklus Penelitian
10. Instrumen Penelitian
11. Teknik Pengumpulan Data
12. Analisis Data
P. Sistematika Penulisan
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
C. Penelitian yang Relevan
D. Landasan Teori
5. Hasil Belajar
d. Pengertian Hasil Belajar
-
16
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
f. Klasifikasi Hasil Pembelajaran
6. Bahasa Indonesia
f. Pengertian Bahasa Indonesia
g. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa
Indonesia
h. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
i. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
j. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
7. Menulis Karangan
f. Pengertian Menulis
g. Manfaat Menulis
h. Tujuan Pengajaran Menulis
i. Hal-Hal Penting dalam Menulis Karangan
8. Media Kartu Bergambar
f. Pengertian Media
g. Fungsi Media
h. Kriteria Pemilihan Media
i. Jenis Media
j. Media Kartu Bergambar
-
17
BAB III : PELAKSANAAN DAN PENELITIAN
E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
8. Tempat Penelitian
9. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang
10. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang
11. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang
12. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
13. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
14. Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
F. Subjek Penelitian
G. Pelaksanaan Penelitian
H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
4. Pra Siklus
5. Siklus I
6. Siklus II
BAB IV :LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian
-
18
4. Siklus I
5. Siklus II
D. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
-
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Umi Arsiyati dalam skripsi berjudul “PENGGUNAAN MEDIA KARTU
BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN MARGOREJO IV
SURABAYA” Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2012. Berdasarkan hasil
penelitian disimpulkan bahwa media kartu bergambar dapat
meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN
Margorejo IV Surabaya tahun pelajaran 2011/2012. Kemampuan menulis
dibuktikan dengan adanya peningkatan pada siklus I nilai rata-rata 82,9
dengan ketuntasan mencapai 90,62%. Setelah tindakan pada siklus II
nilai rata-rata kelas mencapai 93,7 dengan ketuntasan mencapai 93,75%.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan nilai ketuntasan
klasikal 77,5% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi
92,5%.
2. Nursyam Angriani dalam skripsi berjudul “ PENINGKATAN
KEMAMPUAN SISWA KELAS II SD DALAM MENULIS KATA
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SDN WATA
KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI”
-
20
Pendidikan Guru Dalam Jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Universitas Tadulako. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat meningkatkan
kemampuan menulis kata pada siswa kelas II SDN Wata Kecamatan
Bungku Barat Kabupaten Morowali. Kemampuan menulis kata-kata
dibuktikan dengan adanya peningkatan pada siklus I rata-rata nilai yang
diperoleh siswa adalah 64,33 dengan ketuntasan mencapai 45%. Setelah
tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 85,67 dengan
ketuntasan mencapai 90%. Sehingga terjadi peningkatan ketuntasan
secara klasikal sebanyak 50%.
Penelitian ini pun berusaha untuk mendeskripsikan media kartu
bergambar pada siswa MI. Hasil penelitian yang sudah ada digunakan sebagai
pembanding dan penelitian ini bersifat menambahkan dari penelitian yang
sudah ada.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah
objeknya yang berbeda yaitu siswa MI KarangDuren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang serta variabelyang lebih kompleks.
-
21
B. LANDASAN TEORI
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010:33).
Menurut Faridawati (2011:18) dalam Ashari (2014: 11) bahwa:
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi peserta didik dan dari sisi pendidik”. Dari sisi peserta didik, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto dalam Ashari (2014: 15) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah:
1) Faktor internal
a) Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh).
b) Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan
kematangan).
2) Faktor eksternal
a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dll).
-
22
b) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
peserta didik, reaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya,
disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung dan tugas rumah).
c) Masyarakat (kegiatan peserta didik dalam bermasyarakat,
media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan
bermasyarakat).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
disebabkan oleh beberapa faktor penghambat seperti faktor
masyarakat, keluarga, guru dan sekolah serta jasmani dan psikologi
juga berperan untuk mempengaruhi hasil belajar sesorang agar
menjadi tidak berkembang.
c. Klasifikasi Hasil Pembelajaran
Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa
akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari
kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siwa sebagai
akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan
sikap, pengetahuan maupun kecakapan. Berbagai perubahan pada diri
siswa sebagai hasi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yakni
(Widoyoko: 2009: 25-28):
-
23
1) Out put
Out put merupakan kecakapan yang dikuasai siswa yang segera
dapat diketahui setelah mengikuti serangkaian proses
pembelajaran, atau ada juga yang menyebutnya sebagai
pembelajaran yang bersifat jangka pendek. Out put dapat
dibedakan menjadi dua, yakni:
a) Hard skills
Hard skills merupakan kecakapan yang relatif lebih
mudah untuk dilakukan pengukuran. Hard skills
dibedakan menjadi dua, yakni:
(1) Kecakapan akademik (academic skills)
Merupakan kecakapan untuk menguasai berbagai
konsep dalam bidang- bidang ilmu-ilmu yang
dipelajari, seperti kecakapan mendefinisikan,
menghitung, menjelaskan,menguraikan, membedakan,
mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendeskripsikan,
mempresiksi menganalisis, dan menarik kesimpulan
dari berbagai konsep, data maupun fakta yang
berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran
yang dipelajari.
Dalam taksonomi pembelajaran dari Bloom,
kecakapan akademik termasuk dalam ranah kognitif.
-
24
(2) Kecakapan vokasional (vocational academic)
Kecakapan vokasional sering juga disebut sebagai
kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang berkaitan
dengan bidang pekerjaan tertentu. Misalnya, dalam
bidang seni dan kerajinan ukir kayu, yang termasuk
kecakapan vokasional di antaranya yakni kecakapan
mendesain ukiran, memegang alat ukir,
mengoperasikan alat ukir dan kecakapan mengukir.
b) Soft skills
Soft skills merupakan strategis yang diperlukan untuk
meraih sukses hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
Kecakapan ini merupakan kecakapan yang relatif sulit
untuk dilakukan pengukuran dibandingkan dengan
kecakapan akademik maupun kecakapan vokasional. Soft
skill dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Kecakapan personal (personal skills)
Kecakapan personal merupakan kecakapan yang
diperlukan agar siswa dapat eksis dan mampu
mengambil peluang yang positif dalam kondisi
kehidupan yang berubah dengan sangat cepat.
Diantaranya yakni, kecakapan beradaptasi, kecakapan
berpikir kritis dan kreatif, semangat kerja, jujur, ulet
dan sebagainya.
-
25
(2) Kecakapan sosial (social skills)
Merupakan kecakapan yang dibutuhkan untuk hidup
(life skill) dalam masyarakat yang multikultur,
masyarakat global yang penuh persaingan dan
tantangan. Kecakapan sosial meliputi kecakapan
berkomunikasi dengan empati, baik secara lisan
maupun tertulis dan kecakapan bekerja sama dengan
orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun
kelompok besar.
2) Out come
Dengan menguasai berbagai kecakapan tersebut diharapkan
siswa akan mempunyai prestasi sosial (social achievement)
dalam masyarakat, mampu mengaasi berbagai macam
permasalahan maupun tantangan hidup, mampu melihat dan
mengambil peluang yang ada dalam lingkungan hidupnya.
Prestasi sosial siswa dalam masyarakat merupakan hasil
pembelajaran yang bersifat jangka panjang atau outcome.
Hasil
Pembelajaran
Out put
Out come
Hard skills
Soft skills
Vocational skills
Personal skills
Social skills
Social achievement
Academic skills
-
26
Jadi, hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang muncul akibat
suatu pengalaman maupun pembelajaran yang di dapatkan baik dalam
ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik dan dapat dipengaruhi
oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
2. Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat.
Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara
tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia (Kurniasari, 2014:2).
Sedangkan menurut Resmini, dkk (2009:35) dalam Ashari (2014:
15) bahwa “Bahasa adalah salah satu alat komunikasi manusia,
melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi satu sama lain
untuk bertukar pengalaman guna meningkatkan intelektualitas
masing-masing”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa pergaulan dan
bahasa persatuan dalam masyarakat, bahasa merupakan sebuah alat
untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat
digunakan di berbagai lembaga pendidikan.
b. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kurikulum 2004
secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang
-
27
meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
aspek keterampilan berbahasa tersebut, di sekolah dasar memiliki
standar kompetensi. Masing-masing standar kompetensi dari keempat
kompetensi dasar tersebut sebagai berikut (Depdiknas dalam Muslich
2012: 116-117):
1) Mendengarkan
2) Berbicara
3) Membaca
4) Menulis
c. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut A. S Broto dalam Korifah (2014: 24) pelajaran yang
berupa keterampilan berbahasa dibagi menjadi beberapa macam, di
antaranya sebagai berikut:
1) Keterampilan mendengar
Kegiatan mendengar adlah kegiatan yang utama dan yang
pertama bagi orang yang belajar bahasa. Anak sejak semula
belajar bahasa dari orang tuanya dengan jalan
mendengar.Dengan kebiasaan mendengar bahasa dari orang tua
atau bahasa orang lain di lingkungan keluarga atau di
lingkungan sekitarnya, maka anak umur enam tahun telah dapat
menguasai bahasa ibu. Belajar bahasa kedua yang juga dimulai
dengan kegiatan mendengar.
-
28
Mendengar bukan satu-satunya kegiatan berbahasa,
melainkan ada jenis kegiatan-kegiatan lain. Dengan kegiatan
mendengar, maka siswa dapat melakukan kegiatan meniru,
menangkap, menuliskan, dan melakukan yang didengarnya.
Penggunaan dalam bentuk cakapan (dialog), tdak dapat
dipisahkan dari kegiatan berbicara. Apabila kedua pihak
mengadakan komunikasi, maka kedua pihak itu bergiliran
mendengar dan berbicara. Hasil pelajaran mendengar dapat
juga dilihat dari keterampilan siswa melagukan kalimat, dan
mengucapkan kata-kata dengan tepat.
2) Keterampilan berbicara
Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang sifatnya produktif
yang setelah kegiatan mendengar dilakukan. Tujuan pelajaran
berbicara pada umumnya ialah agar dapat menggunakan bahasa
secara lisan. Yang termasuk kegiatan berbicara adalah kegiatan
bercerita, berdiskusi, bertanya jawab, berpidato, membuat
laporan (lisan) dan lain-lain.
3) Keterampilan membaca
Keterampilan membaca adalah dapat memahami fungsi dan
makna yang dibaca, dengan jalan mengucapkan bahasa,
mengenal bentuk, dan memahami isi yang dibaca.
-
29
4) Keterampilan menulis
Keterampilan menulis adalah terampil membuat huruf-
huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau meniru
tulisan-tulisan dalam struktur kalimat. Kemampuan menulis
seperti ini biasa kita sebut kemampuan menulis teknis (teknik).
Kemampuan menulis yang lebih penting adalah
kemampuan menulis berdasarkan pengertian komposisi atau
kemampuan merangkai bahasa atau mengarang. Kegiatan
berikut yang tercakup dalam kegiatan menulis adalah sebagai
berikut:
a) Menyalin
Kegiatan menyalin adalah kegiatan yang ditujukan
kepada keterampilan menulis. Pelajaran menulis
permulaan dapat dimulai dengan kegiatan menyalin, atau
meniru membuat tulisan yang tertulis di papan tulis, atau
dari buku.
Belajar menulis dengan cara menyalin ini pertama
kali bertujuan agar siswa dapat membuat huruf-huruf yang
sama dengan yang disalin, atau hampir menyerupai
bentuk-bentuk huruf yang disalin. Kegiatan menyalin yang
pertama kali adalah menyalin huruf cetak, yaitu berupa
huruf yang mula-mula kepada siswa-siswa (permulaan
belajar menulis).
-
30
b) Mengarang
Mengarang berarti merangkai atau menyusun hasil
pikiran dalam bahasa tulis. Dapat pula diterangkan bahwa
mengarang adalah menuliskan hasil pikiran-pikiran
mengenai yang di dengar, dilihat, atau dialami.
c) Dikte
Pelajaran dikte juga termasuk kegiatan menulis. Yang
ditulis adalah bahasa lisan yang diucapkan oleh Guru.
Oleh karena itu dikte juga termasuk kegiatan mendengar.
d. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia yakni (Achmad, 2015: 17):
1) Sebagai Media Berkomunikasi
Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat
berBahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi
dengan pengguna bahasa ibu lainnya. Dari sini dapat dpat
disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi
antar warga Indonesia yang tinggal di berbagai pulau dengan
menggunakan bahasa ibu yang berbeda-beda.
2) Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Dengan menguasai Bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis,
seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang
disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang
menggunakan Bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa
-
31
Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin
mendapatkan ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut
akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau
media sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
3) Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif
Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis, akan
berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan
ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.
Tentu saja Bahasa Indonesia yang ia gunakan adalah bahasa baku
dan benar menurt Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan
demikian, penguasaan terhadap EYD merupakan tuntutan bagi
sastrawan dan penulis.
4) Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah
Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau
media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual.
Tanpa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor
bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusakp naskah
tersebut melalui kerja editing-nya.
5) Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara
Bagi negara, Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan
spirit nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di
samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Bahasa yang
-
32
mencitrakan kepribadian dan kebudayaan negara Indonesia di mata
dunia Internasional.
e. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik
khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan,
antara lain (Achmad, 2015: 20):
1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi
dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien,
baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.
2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta
merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu
bangsa.
3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa
Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.
4) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan Bahasa
Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya.
5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca merupakan
syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus
budi pekerti.
6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya
sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,
edukasi, dan rekreasi yang sehat.
-
33
7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya
ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bahasa
Indonesia itu merupakan suatu alat komunikasi manusia sebagai
bahasa pergaulan serta sebagai salah satu alat pemersatu dalam
masyarakat. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri dapat
dikembangkan dalam beberapa keterampilan, yakni keterampilan
mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, serta
keterampilan menulis.
3. Menulis Karangan
a. Pengertian Menulis Karangan
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Pesan yang dimaksud adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan (Suparno, 2008: 1.3).Menulis juga dapat
diartikan sebagai suatu keterampilan berbahasa yeng kompleks.
Kompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis menyusun dan
mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam formula
ragam bahasa tulis dan konvensi penulis lainnya. Di balik
kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi
pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang (Graves 1978
dalam Akhaidah, dkk 1989 dalam Muslich 2012: 119).
-
34
Menulis karangan adalah melahirkan pikiran perasaan dengan cara
yang teratur dan dituliskan dalam sebuah tulisan (Purwanto dan Alin
dalam Listiani (2014:7)).
Sedangkan dalam pengajaran menulis sendiri, baik di sekolah dasar
maupun di jenjang yang lebih tinggi pada hakikatnya merupakan
pengajaran yang aktif produktif, yaitu menghasilkan (menghasilkan
pesan), yang hasilnya nanti berupa tulisan (Zuchdi dalam Muslich,
2012: 119).
Pengajaran menulis ini dapat meningkatkan pengembangan
kecerdasan siswa untuk berbagai aspek, mengembangkan daya inisiatif
dan kretivitas, serta menumbuhkan keberanian dan mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Graaves, dalam
Akhadiah, dkk dalam Muslich, 2012: 120). Hal itu dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Menulis dapat mengembangkan kecerdasan untuk
mengharmoniskan berbagai aspek. Seseorang perlu memiliki
kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan
mengendalikan emosi, serta menata dan menyumbangkan daya
nalarnya dalam berbagai level berpikir dari tingkat mengingat
sampai evaluasi.
2) Menulis dapat mengembangkan daya inisiatif dan kretivitas, artinya
dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri
-
35
segala sesuatunya, agar hasilnya enak dibaca, apa yang dituliskan
harus ditata dengan runtut dan juga menarik.
3) Menulis menumbuhkan keberanian, maksudnya ketika seseorang
menulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk
pemikiran, perasaan dan gayanya, serta menawarkannya kepada
publik.
4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi. Seorang penulis mempunyai ide, gagasan, pendapat,
atau sesuatu hal yang perlu disampaikan dan diketahui orang lain.
b. Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dari menulis yakni ( Suparno, 2008: 1.4):
1) Peningkatan kecerdasan.
2) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.
3) Penumbuhan keberanian.
4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Muslich (2012: 121) memaparkana dalam pembelajaran menulis
sendiri memiliki beberapa fungsi, yakni:
1) Dasar penguasaan materi lewat mengingat wacana dalam bentuk
verbal atau tulisan.
2) Sarana peningkatan pengtahuan dan keterampilan dengan
pemahaman berbagai jenis pengetahuan (misalnya dengan banyak
menulis pokok-pokok pikiran dalam buku dan memahami isinya
akan dapat meningkatkan pengetahuan siswa).
-
36
3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengambangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik
(biasanya dengan menulis dalam bentuk bahasa resmi dan baku)
untuk digunakan dalam berbagai keperluan.
5) Sarana yang menghubungkan siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan disiplin ilmu yang lain.
Sedangkan pengajaran menulis di sekolah dasar, sesuai dengan
kurikulum berbasis kompetens, berfungsi sebagai dasar membentuk dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai
pikiran, gagasan, pemdapat dan perasaannya melalui menulis karangan
dari pikiran sendiri, serta menulis karangan berdasarkan rangkaian
gambar seri (Depdiknas dalam Muslich, 2012: 122).
c. Tujuan Pengajaran Menulis
Secara umum tujuan pengajaran menulis sesuai dengan kurikulum 2004
pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut (Depdiknas
dalam Muslich, 2012:122):
1) Mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pemikiran dalam
bentuk tulisan.
2) Siswa dapat memahami materi dari berbagai segi, bentuk, makna,
dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan, baik secara
tersurat maupun tersirat dengan bentuk tulisan.
-
37
3) Siswa memiliki kemampuan dalam menggunakan materi yang
diajarkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya,
kematangan sosial. Misalnya siswa mampu menulis kembali
dengan bahasanya sendiri beragam teks dan mampu menjelaskan
isinya, serta mampu merespons isi bacaan dengan kata-katanya
sendiri.
4) Siswa dapat mengingat materi dan memudahkan dalam
mempelajarinya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan
wawasan.
d. Karakteristik Menulis Karangan
1) Narasi
Istilah narasi atau sering disebut naratif berasal dari kata
bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang
menceritakan). Karangan yang disebut narasi menyajikan
serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan
serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis),
dengan maksud memeri arti kepada sebuah atau serentetan
kejadian, sehingga pembaca dapat menarik hikmah dari cerita itu.
2) Argumentasi
Argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan
dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.
Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan
-
38
alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan.
3) Persuasi
Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion
dalam bahasa Inggris. Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata
to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan. Jadi,
karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-
bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat
memangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti
himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.
Dalam karangan persuasi, di samping logika, perasaan juga
memegang peranan penting. Keterlibatan unsur logika dalam
karangan persuasi itu menyebabkan persuasi sering
menggunakanprinsip-prinsip argumentasi.
4) Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang
berarti menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan
keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu
sesuai dengan penulisnya.
-
39
e. Prosedur Menulis Karangan
Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau
menyampaikan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.
Dilihat dari keluasan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki
jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan dapat
diungkapkan dalam dan dengan berbagai unsur bahasa. Gagasan dapat
diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa. Ada gagasan yang
diungkapkan dengan kata, gagasan yang diungkapkan dengan kalimat,
dan gagasan yang diungkapkan dengan paragraf. Bahkan, gagasan yang
lengkap dan final diungkapkan dalam dan dengan karangan yang utuh.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kemampuan
mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasannya dalam
dan dengan karangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah
sebagai berikut (Muslich, 2014: 124):
1) Penentuan pikiran utama
Salah satu ciri utama tulisan yang baik adalah adanya
kesatuan gagasan antar paragrafnya. Sebuah tulisan (karangan)
akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua
detail yang berupa contoh, alasan ataupun fakta yang
digunakan harus tidak menyimpang dari pikiran utama.
Seperti dikemukakan oleh Mukhsin Ahmadi, pikiran utama
adalah pengendali suatu karangan sehingga dengan pikiran
-
40
utama dimaksudkan isi karangan tidak akan menyimpang
(Ahmadi, 1991: 13).
2) Pembentukan paragraf
Paragraf juga sering disebut dengan alinea. Paragraf yakni
sekumpulan kalimat yang saling berkaitan. Oleh karena itu,
kalimat-kalimat yang ada di dalam satu paragraf harus kalimat
yang padu atau mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Idealnya, dalam satu paragraf terdapat satu pikiran utama dan
beberapa pikiran penjelas.
Paragraf juga sering disebut sebagai karangan singkat. Hal
ini dikarenakan penulis mengungkapkan dan menuangkan
idenya dalam suatu karangan yang mempunyai suatu tema. Ide
yang dituangkan tersebut dalam bentuk kalimat kemudian
menjadi paragraf (Kurniasari, 2014: 137).
3) Penulisan kalimat
Kalimat adalah kumpulan kata yang mengandung
pengertian dan menyatakan pikiran yang lengkap (Kurniasari,
2014: 99).
Achmad (2014:56) mendefinisikan kalimat adalah suatu
gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu
maksud. Di dalam sebuah kalimat sendiri memiliki beberapa
unsur, yang dapat diuraikan sebagai berikut (Achmad, 2014:
185-190):
-
41
a) Subjek (S)
Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjuk pada
pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah
yang menjadi pokok pembicaraan. Ciri-ciri subjek
adalah:
a. Tentangnya diberitakan sesuatu.
b. Dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang
dibendakan.
c. Dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa di
hadapan predikat (Putrayasa, 2010: 64).
b) Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu
perbuatan yang dilakukan S. Predikat dapat dicari
dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, atau
diapakan. Suparman dalam Putrayasa (2010: 65)
mengungkapkan beberapa ciri dari predikat adalah:
(1) Penunjuk aspek: sudah, sedang, akan, yang selalu di
depan predikat.
(2) Kata kerja bantu: boleh, harus, dapat.
(3) Kata penunjuk modal: mungkin, seharusnya,
jangan-jangan.
(4) Beberapa keterangan lain: tidak, bukan, justru,
memang, yang biasanya terletak di antara S dan P.
-
42
(5) Kata kerja kopula: ialah, adalah, merupakan,
menjadi. Kopula mengandung pengertian
merangkaikan.
c) Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi
Predikat (P). Letak Objek (O) di belakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib
hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus
pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan S.
d) Pelengkap (P)
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat
yang melengkapi P.
e) Keterangan (K)
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang
menerangkan Pel dan klausa dalam kalimat. Posisi
dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
keterangan waktu, tempat, cara, alat, alasan/sebab,
tujuan, similatif, dan penyerta. Berdasarkan maknanya,
terdapat bermacam-macam keterangan berikut
penandanya:
-
43
(1) Keterangan tempat ditandai oleh: di (di kamar), ke
(ke kantor), dari (dari pasar), dalam (dalam lemari),
pada (pada permukaan).
(2) Keterangan waktu ditandai oleh: pada (pada hari
ini), dalam (dalam minggu ini), se- (sepulang dari
kantor), sebelum (sebelum pukul 12), sesudah
(sesudah pukul 10), selama (selama dua minggu),
sepanjang (sepanjang tahun).
(3) Keterangan alat ditandai oleh: dengan (dengan
gunting).
(4) Keterangan tujuan ditandai oleh: agar/supaya
(agar/supaya kamu pintar), untuk (untuk
kemerdekaan), bagi (bagi masa depanmu), demi
(demi kekasihnya).
(5) Keterangan cara ditandai dengan: dengan (dengan
diam-diam), secara (secara hati-hati), dengan cara
(dengan cara damai), dengan jalan (dengan jalan
berunding).
(6) Keterangan penyerta ditandai oleh: dengan (dengan
adiknya), bersama (bersama orang tuanya), beserta
(beserta saudaranya).
-
44
(7) Keterangan perbandingan ditandai oleh: seperti
(seperti angin), bagaikan (bagaikan seorang dewi),
laksana (laksana bintang di langit).
(8) Keterangan sebab ditandai oleh: karena (karena
perenpuan itu), sebab (sebab kecerobohannya).
(9) Keterangan kesalingan ditandai oleh: saling
(mencintai) satu sama lain.
(10) Keterangan akibat: sehingga, sampai, akibatnya.
(11) Keterangan alasan: berdasar hal itu, sehubungan
dengan hal itu.
(12) Keterangan asal: dari.
(13) Keterangan kualitas: dengan.
(14) Keterangan kuantitas: banyak, sedikit, cukup.
(15) Keterangan modalitas: mustahil, barangkali, moga-
moga.
(16) Keterangan perlawanan: meskipum, walaupun.
(17) Keterangan perwatasan: selain, kecuali.
(18) Keterangan objek.
(19) Keterangan subjek.
(20) Keterangan syarat: jika, kalau.
Dari beberapa keterangan di atas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa menulis karangan merupakan sebuah kegiatan untuk
berkomunikasi dalam bentuk tulis yang bergantung pada
-
45
kemampuan penulis untuk menyusun dan mengorganisasikan
isi tulisannya yang dapat di ungkapkan dalam bentuk kata,
gagasan yang berbentuk kalimat, dan gagasan yang di
ungkapkan dalam bentuk paragraf, hingga gagasan lengkap
yang membentuk karangan utuh.
4. Media Kartu Bergambar
a. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin Medium yang berarti perantara yang
dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Menurut Marshal
Mchulan, media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya
mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung
dengan dia (Harjanto, 1997: 246).
Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan
guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan
instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan
pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
b. Fungsi Media
1) Fungsi media menurut (Taufik, 2010: 80):
a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
b) Bagian integral (keterpaduan) dari keseluruhan situasi mengajar.
c) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak
sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
-
46
d) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
e) Mempertinggi mutu belajar mengajar.
Secara umum, fungsi media pendidikan adalah sebagai berikut
(Harjanto, 1997: 245):
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti
misalnya:
(1) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan gambar,
film, atau model.
(2) Objek yang kecil dibantu dengan proyrktor mikro, film, atau
gambar.
(3) Gerak yang terlalu lambat atau yang terlalu cepat, dapat
dibantu dengan timelapse atau high-speed photography.
(4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, atau foto.
(5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
(6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film,gambar,
dan lain-lain.
-
47
c) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini
media pendidikan berguna untuk:
(1) Menimbulkan kegairahan belajar.
(2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
(3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan
media juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pendidikan, yaitu dengan dalam:
(1) Memberikan perangsang yang sama.
(2) Mempersamakan pengalaman.
(3) Menimbulkan persepsi yang sama.
c. Kriteria Pemilihan Media
Menurut Harjanto (1997: 238) pemilihan sekaligus pemanfaatan
media perlu memperbaiki kriteria berikut ini:
-
48
1) Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan.
2) Keterpaduan (validitas)
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
3) Keadaan peserta didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar
kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
4) Ketersediaan
Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia
diperpustakaan/di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.
5) Mutu teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6) Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang
dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta
kesesuaian atau tidak.
d. Jenis Media
Klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya adalah (Taufik, 2010: 103):
1) Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti: radi, cassete recorder, piringan hitam media ini
tidak cocok untuk orang yang mempunyai kelainan dalam
pendengaran.
-
49
2) Media visual
Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan.
Media ini menampilkan gambar diam seperti film, rangkaian foto,
gambar atau lukisan, cetakan dan juga yang menampilkan gambar
atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
3) Media audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur rupa dan
gambar. Media ini dibagi ke dalam:
a) Audiovisual diam.
b) Audiovisual gerak.
e. Media Kartu Bergambar
1) Pengertian Media Kartu Bergambar
Media kartu bergambar merupakan salah satu media
pembelajaran visual yang digunakan untuk membantu
mempermudah penyampaian materi pembelajaran kepada peserta
didik serta untuk menarik minat siswa terhadap materi yang
disampaikan.
Langkah-langkah penggunaan media kartu bergambar dalam
penyampaian materi pembelajaran yakni:
a) Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari.
b) Guru menunjukkna kepada siswa beberapa kartu bergambar
yang akan digunakan.
-
50
c) Guru membagikan kepada masing-masing siswa dengan 1 kartu
bergambar.
d) Guru meminta siswa untuk mengamati serta memahami gambar
yang ada pada kartu ynag kemudian akan mereka ceritakan.
2) Kelebihan media kartu bergambar
Media kartu bergambar memiliki beberapa kelebihan menurut
Oemar dalam Sulistiyani (2014: 30):
a) Lebih konkrit dan realistis dalam memunculkan pokok masalah,
jika dibanding dengan bahasa verbal.
b) Dapat mengatasi ruang dan waktu.
c) Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera
manusia.
d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat
digunakan untuk semua orang tanpa memandang unsur.
e) Mudah didapatkan dan hemat biaya.
f) Mudah digunakan, baik secara individu maupun kelompok.
3) Kelemahan media kartu bergambar
Media kartu bergambar juga memiliki beberapa kelemahan yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan media ini saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Kelemahan pada media ini juga disampaikan
oleh Asnawir dalam Sulistiyani (2014: 30):
a) Kelebihan dalam penjelasan guru saat menggunakan media
kartu gambar dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang
-
51
berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak
terhadap hal yang dijelaskan.
b) Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media
gambar hanya menyampaikan persepsi indera mata yang tidak
cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia,
sehingga materi yang dibahas kurang sempurna.
Jadi, media kartu bergambar adalah salah satu perantara berbentuk kartu
yang dipakai untuk menyampaikan bahan instruksional dalam proses
belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan
pembelajaran
-
52
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang, tahun pelajaran 2015/2016 pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar dalam
menulis karangan menggunakan media kartu bergambar pada siswa kelas
II yang jumlahnya 18 anak.
2. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
MI didirikan pertama kali oleh Bapak Nur Salim pada tahun 1961,
dengan nama Madrasah Diniyah (MaDin) atau MWB (Madrasah Wajib
Belajar) sampai tahun 1967. Setelah tahun 1967 hingga sekarang menjadi
Madrasah Ibtidaiyah. Saat awal menjadi MI hingga pertama kali
meluluskan, guru yang mengajar hanyalah guru bukan negeri,
dikarenakan mereka hanya mengikuti kursus guru agama saja. Untuk
pendirian gedung merupakan swadaya dari masyarakat sekitar MI, hingga
pada beberapa tahun kemudian mendapatkan bantuan dari pemerintah
untuk membangun gedung tambahan. Namun pada saat itu tidak bisa
menjadi MI Negeri, dikarenakan bangunan sekolah tidak menjadi satu
dalam lingkungan.
-
53
Kemudian dalam beberapa waktu terakhir ini MI mendapatkan
dana BOS yang kemudian dimanfaatkan untuk membeli lahan kembali
pada bagian Utara, hingga sekarang mampu untuk membuat gedung
sekolah menjad tingkat dan sekolah menjadi memiliki lahan yang cukup
luas, sehingga apabila suatu saat nanti akan mampu menjadi sekolah
Negeri.
3. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang
Visi MI Karangduren adalah: “Mencetak Generasi yang
Berkualitas, Berakhlaq Mulia Berdasarkan Imtaq dan Iptek.”
Misi MI Karangduren:
a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajarag agama Islam.
b. Membentuk siswa yang senantiasa aktif, kreatif, dan inovatif sesuai
dengan perkembangan zaman.
c. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
4. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
Berikut ini adalah jumlah keseluruhan guru MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang
No Nama/NIP L/P TTL Pend
akhir
Pangkat
/ Gol TMT Jabtan Ket
1 Umi Irtifaiyah M.S.Pd
19731228200501
2002 P
Kab.
Smg
28-12-
73
S1 Penata /
IIIc
1-6-
2005 Kepala PNS
-
54
2 Nursikah, S.Ag P
Kab.
Smg
07-10-
71
S1 -- 1-7-
2000 Guru WB
3 Alfi Nugrahani P
Kab.
Smg
22-02-
80
S1 --- 1-7-
2000 Guru WB
4 Khumasiatul
Arifah, S.PdI P
Kab.
Smg
16-09-
83
S1 --- 1-7-
2005 Guru WB
5 Muhamad Mu’in,
S.PdI L
Kab.
Smg
13-03-
83
S1 --- 1-7-
2005 Guru WB
6 Fitriyah P
Boyolali
28-09-
78
S1 --- 1-7-
2006 Guru WB
7 Supadi, S.HI L
Kab.
Smg
07-03-
82
S1 --- 1-7-
2006 Guru WB
8 Ruqoyyah P
Kab.
Smg
04-10-
47
S1 --- 1-1-
1970 Guru WB
9 Puji Sahri, S.PdI L
Kediri,
30 -10-
79
S1 --- 1-7-
2008 Guru WB
10 Siti Nur Rosidani,
S.PdI P
Salatiga,
18-10-
89
S1 --- 1-7-
2010 Guru WB
11 Fetria Aprilia
Ningrum P
Salatiga,
02-04-
93
S1 Januari
2016 Guru WB
12 Eny Rodhiyatul
Janah P
Kab.
Smg 08-
11-92
S1 Juli
2016 Guru WB
-
55
13 Abdul Chalim, S.
HI L
S1
Juli
2016 Guru WB
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Karangduren
5. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Karangduren
Status : Swasta
Tahun Berdiri : 1961
Badan Penyelenggara : YPI Amanat Ummat Tengaran No. 60
Nomor Statistik Madrasah : 111233220012
NPSN : 60712884
Terakreditasi : A
Nilai Akreditasi : 92
No. SK. Akreditasi :147/ BAP-SM/ X/ 2015
Tanggal : 20 Oktober 2015
Alamat Sekolah: Wedilelo 03/008. Karangduren, Kecamatan Tengaran
Email : mikarangduren
6. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
Berikut ini adalah jumlah keseluruhan siswa MI Karangduren
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2015/2016:
Tabel 3.2 Data Siswa MI Karangduren
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 24 23 47
2 II 16 19 35
-
56
3 III 14 12 26
4 IV 10 8 18
5 V 14 8 23
6 VI 10 12 22
Jumlah 89 62 171
7. Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang
a) Program Intrakulikuler
1) Doa harian.
2) Tahfidz surat-surat pendek juz 30.
3) Pembacaan Asmaul Husna.
4) Sholat Dhuha.
5) Hadis-hadis.
6) Praktek sholat.
7) BTA
b) Program Ekstrakulikuler
1) Pramuka
2) Rebana
3) Drumband
4) Komputer
-
57
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II MI Karangduren
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. Data
responden ini berjumlah 18 siswa yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan.
Berikut ini adalah data siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang:
Tabel 3.3 Data siswa kelas II MI Karangduren
No Nama Siswa Keterangan
Laki-Laki Perempuan
1 Muhammad Sohibun Anwar √
2 Ana Zahrotul Awaliyah √
3 Anny Nur Muflikhah √
4 Daffa Rif’an Safaroz √
5 Fatimul Ulfa Anisa √
6 Kazue Candra Wibawa √
7 Kemal Pasya Candra Wibawa √
8 Muhammad Zaki Alwan √
9 Muhammad Aufa Zidan Fahmi √
10 Muhammad Hanif Nashrullah √
11 Muhammad Jabbal Al Farid √
12 Mutiara Nada Nidaan Khofia √
13 Nuha Zahroh √
-
58
14 Rakha Purwaka Yoga Utama √
15 Risma Dwi Lestari √
16 Widdatul Fuadah √
17 Yunita Rahmawati √
18 Ahmad Raihan Mubarok √
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan metode
penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 25 Maret
2016 hingga 12 Mei 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II MI
Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2015/2016
yang berjumlah 18 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2016.
Dalam pra siklus ini peneliti melaksanakan tanya jawab dengan guru
kelas II MI Karangduren. Peneliti dan guru mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Guru memperkenalkan
peneliti kepada siswa dan menjelaskan maksud diadakan penelitian.
Kemudian menunjukkan data nilai siswa kelas II dalam pembelajaran
-
59
menulis karangan tanpa menggunakan media karu bergambar. Dalam data
tersebut masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal.
Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Data-data tersebut dijadikan
sebagai acuan dalam perencanaan selanjutnya.
2. Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan pada hari Kamis tanggal
26 April 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester,
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester II, kompetensi menulis
karangan dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan
penggunaan ejaan. Hari Kamis adalah hari yang sesuai dengan jadwal
pelajaran Bahasa Indonesia sehingga tidak mengganggu program-program
guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain.
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan
(acting), observasi dan interpretasi (observing), dan refleksi (reflecting),
secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a) Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini peneliti bediskusi dengan guru untuk
merencanakan tindakan penelitian. Peneliti juga mempersiapkan
materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun langkah-langkah dalam
perencanaan adalah sebagai berikut:
-
60
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu
menulis karangan.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman
dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran berupa media
kartu bergambar.
4) Menyusun lembar penilaian menulis cerita.
b) Implementasi tindakan (acting)
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Apersepsi
(a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.
(b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
(c) Guru mengajukan pertanyaan mengenai pengertian
karangan dan siapa yang pernah membaca karangan.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
-
61
(a) Guru bertanya kepada siswa tentang karangan yang
pernah dibaca.
(b) Guru bertanya kepada siswa mengenai isi dari karangan
yang pernah dibaca.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
(a) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan mengenai
pengertian karangan.
(b) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan mengenai
hal-hal yang perlu dicantumkan saat membuat karangan.
(c) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai hal-
hal yang perlu dicantumkan saat membuat karangan.
(d) Guru meminta siswa melihat contoh gambar yang akan
digunakan saat membuat karangan.
(e) Guru membimbing siswa menyusun sebuah karangan
berdasar gambar yang ada.
(f) Guru membagikan gambar kepada masing-masing siswa.
(g) Siswa diminta menulis karangan berdasarkan gambar
yang telah mereka terima.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
(a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
-
62
(b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
Dalam kegiatan penutup, guru:
(a) Menyimpulkan isi dari materi.
(b) Memberi umpan balik mengenai proses kegiatan belajar
hari ini.
(c) Guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.
c) Observasi dan interpretasi (observing)
Pelaksanaan observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Kegiatan ini dibantu oleh guru kelas II MI
Karangduren. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan guru dalam mengajarkan materi dengan
menggunakan media kartu bergambar.
Beberapa aspek yang diamati yakni aspek yang mencakup
keterampilan guru dalam mengajar, meliputi:
1) Membuka pelajaran.
2) Mempersiapkan kartu bergambar dan kemudian
membagikan kepada siswa.
3) Meminta siswa untuk mengamati kartu bergambar.
4) Membimbing siswa dalam menulis karangan.
5) Mengajak siswa mendiskusikan hasil karangan.
-
63
6) Mengevaluasi hasil karangan.
7) Menutup pelajaran.
Selama proses pengamatan berlangsung, guru mampu
melaksanakan pembelajaran dengan cukup baik dan siswa terlihat
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
d) Refleksi (reflecting)
Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan penelitian
dan observasi, peneliti kemudian melakukan analisis dan refleksi.
Refleksi ini bertujuan untuk menemukan kekurangan dalam
perencanaan dan pelaksanaan tindakan untuk kemusian diperbaiki
pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi,
peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan, ejaan,
pemilihan kata serta tata cara penulisan kalimat hingga
membentuk paragraf yang benar. Sehingga siswa perlu
untuk diberikan tambahan pengetahuan tentang Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
2) Pada saat menceritakan gambar pada kartu bergambar
serta saat membimbing siswa dalam menyusun kerangka
karangan posisi guru hanya berada di depan kelas,
sehingga siswa yang berada di belakang kurang paham.
Jadi, sebaiknya guru berjalan sehingga perhatian guru
-
64
dapat menyeluruh dan seluruh siswa dapat memahami
penjelasan yan diberikan.
3) Siswa kurang tertarik dengan kegiatan menulis karangan,
untuk menarik minat dan perhatian siswa maka guru perlu
memberikan motivasi kepada siswa dan menggunakan
media yang menarik.
Pada siklus I peneliti masih menganggap jika proses
pembelajaran masih sama dengan yang dilakukan guru
sebelumnya, yakni hanya dengan menggunakan metode ceramah.
Guru masih kurang memaksimalkan penggunaan media gambar,
serta kurang dalam membimbing siswa dalam menyusun kerangka
karangan.
Dalam siklus selanjutnya diharapkan guru sudah mampu
mengunakan media gambar dalam proses pembelajaran serta lebih
mampu membimbing siswa dalam menyusun kerangka karangan
agar hasil belajar siswa meningkat.
3. Siklus II
Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 12 Mei
2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester II, kompetensi menulis
karangan dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan
penggunaan ejaan. Hari Kamis adal