PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA...

134
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI KARANGDUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ROSIDIANA MA’RUFAH 115-12-037 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA...

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

    MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA KARTU

    BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI KARANGDUREN

    KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2015/2016

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    ROSIDIANA MA’RUFAH

    115-12-037

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2016

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    Tak Ada yang Tak Mungkin di Dunia ini Asalkan Kita Mau Berusaha dan

    Berdo’a

    Berbudaya Rendah Hati Bukan Rendah Diri

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    1. Untuk kelurga tercinta ku, Bapak Nahrowi, Ibu Siti Nur Chasanah serta Mbak

    Siti Nur Rosidani.

    2. Teman-teman PGMI 2012 konsentrasi Bahasa.

    3. Almamater IAIN Salatiga

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

    sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN

    HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN

    MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI

    KARANGDUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2015/2016” guna memenuhi persyaratan untuk

    mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam.

    Dalam menyusun skripsi ini peneliti menyadari tidak dapat bekerja tanpa

    bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah.

    4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd., yang tulus, ikhlas dan senantiasa

    berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk

    membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

    5. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd., yang telah mebimbing dari awal

    hingga akhir perkuliahan.

  • viii

    6. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Salatiga yang telah

    memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan

    skripsi ini.

    7. Bapak (Nahrowi), Ibu (Siti Nur Cahasanah) serta Kakak (Siti Nur

    Rosidani) yang terkasih dan tercinta yang selalu tulus dan ikhlas

    mendoakan serta mencurahkan segalanya demi penulis.

    8. Seseorang yang selalu memberi dukungan.

    9. Ibu Umi Irtifaiyah Mahmud, S.Pd yang telah memberikan izin penulis

    untuk mengadakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Karangduren

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

    10. Bapak , ibu guru serta karyawan MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang yang telah berkenan membantu dan memberikan

    data kepada penulis.

    11. Bapak, ibu serta seluruh keluarga besar SD PTQ An Nida yang telah

    berkenan mendoakan serta mendukung penulis.

    12. Teman-teman PGMI konsentrasi Bahasa angkatan 2012.

    13. Teman-teman PGMI angkatan 2012 yang selama ini telah memberikan

    semangat serta berjuang bersama.

    14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

    membantu penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

    dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan kemampuan dan pengetahuan penulis

    sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

  • ix

    Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga skripsi ini memberikan

    sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah.

    Salatiga, 17 Agustus 2016

    Penulis

  • x

    ABSTRAK

    Ma’rufah, Rosidiana. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi

    Menulis Karangan Melalui Media Kartu Bergambar Pada Siswa

    Kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

    Tahun pelajaran 2015/2016. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    Program Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

    Kata Kunci: Bahasa Indonesia, menulis, dan media kartu bergambar

    Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

    Karangduren Kecamatan Tengaran telah menggunakan metode ceramah dalam

    pelaksanaan pembelajarannya, tetapi cenderung kurang memperhatikan

    pemanfaatan media, akibatnya minat serta perhatian siswa rendah, begitu juga

    dengan prestasi belajarnya. Berdasarkan keadaan tersebut, maka penulis

    mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    dengan menggunakan media kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan

    prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis

    karangan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang tahun ajaran 2015/2016.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang

    terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

    perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan menggunakan media

    kartu bergambar (draw card). Penelitian ini menunjukkan penggunaan media

    kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

    Bahasa Indonesia materi menulis karangan. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan

    hasil tes formatif siswa pada pra siklus 44,45%, siklus I 70,58%, dan siklus II

    meningkat menjadi 100%. Adapun pencapaian nilai rata-rata kelas pada pra siklus

    adalah 62,45, siklus I adalah 70,58, dan pada siklus II adalah 84,16. Dari rata-rata

    tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 8,13 poin dari pra siklus ke siklus I, dan

    terdapat kenaikan 13,58 poin dari siklus I ke siklus II.

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL JUDUL ……………………………………………... i

    LEMBAR BERLOGO ……………………………………… ii

    JUDUL ……………………………………………………… iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………… iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………… v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………. vi

    MOTTO ……………………………………………………… vii

    PERSEMBAHAN ……………………………………………… vii

    KATA PENGANTAR ……………………………………… viii

    ABSTRAK ……………………………………………………… xi

    DAFTAR ISI ……………………………………………… xii

    DAFTAR TABEL ……………………………………………… xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………… xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ………………………………………. 1

    B. Rumusan Masalah ………………………………………. 5

    C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 5

    D. Hipotesis ………………………………………………. 5

    E. Manfaat Penelitian ………………………………………. 6

    F. Definisi Operasional ………………………………………. 7

    G. Metodologi Penelitian

    1. Rancangan Penelitian ………………………………. 9

  • xii

    2. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian …………………... 9

    3. Siklus Penelitian ………………………………………….. 10

    4. Instrumen Penelitian ………………………………….. 12

    5. Teknik Pengumpulan Data …………………………. 12

    6. Analisis Data …………………………………………. 13

    H. Sistematika Penulisan …………………………………. 15

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Penelitian yang Relevan ………………………………… 19

    B. Landasan Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar ………………………… 21

    b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar … 21

    c. Klasifikasi Hasil Pembelajaran ………………… 22

    2. Bahasa Indonesia

    a. Pengertian Bahasa Indonesia ………………… 26

    b. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia … 26

    c. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 27

    d. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia …………... 30

    e. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia …………… 32

    3. Menulis Karangan

    a. Pengertian Menulis …………………………………... 33

    b. Manfaat Menulis ………………………………….. 35

    c. Tujuan Pengajaran Menulis ………………….. 36

  • xiii

    d. Karakteristik Menulis Karangan ............................ 37

    e. Prosedur Menulis Karangan .......................... 39

    4. Media Kartu Bergambar

    a. Pengertian Media ………………………………… 45

    b. Fungsi Media ………………………………………… 45

    c. Kriteria Pemilihan Media ………………………… 47

    d. Jenis Media ………………………………………… 48

    e. Media Kartu Bergambar ………………………… 49

    BAB III PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Tempat Penelitian ………………………………… 52

    2. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang ........................……………........ 52

    3. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang .......................…………………. 53

    4. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang .......................………………….. 53

    5. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang ............................................................................. 55

    6. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang .......................................... 56

    7. Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang ...................................................... 56

  • xiv

    B. Subjek Penelitian .................................................................. 57

    C. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 58

    D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Pra Siklus .............................................................................. 58

    2. Siklus I .............................................................................. 59

    3. Siklus II .............................................................................. 64

    BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Paparan Siklus

    1. Kondisi Awal .................................................................. 69

    2. Siklus I .............................................................................. 71

    3. Siklus II .............................................................................. 76

    B. Pembahasan .............................................................................. 81

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................. 85

    B. Saran ......................................................................................... 85

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 87

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ 90

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Daftar Guru MI Karangduren .............................................. 56

    Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Karangduren .............................................. 57

    Tabel 3.3 Data Siswa Kelas II MI Karan Duren ................................. 58

    Tabel 4.1 Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas II ................................. 71

    Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Pra Siklus ..................... 73

    Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus I ................................. 74

    Tabel 4.4 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan pada Siklus I ...... 75

    Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I .................... 76

    Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II ................................ 79

    Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan pada Siklus II ..... 80

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus II .................... 81

    Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 83

    Tabel 4.10 Data Perolehan Hasil Pengamatan Terhadap Guru dalam

    Penggunaan Media Kartu Bergambar pada Setiap Siklus ......... 86

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ......... 90

    Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ......... 94

    Lampiran 3 Rekapitulasi nilai siswa per siklus ..................... 98

    Lampiran 4 Lembar pengamatan siswa siklus I .................... 99

    Lampiran 5 Lembar pengamatan siswa siklus II .................... 102

    Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I ................. 105

    Lampiran 7 Lembar pengamatan guru pada siklus II ........ 106

    Lampiran 8 Contoh media kartu bergambar (draw card) ........ 107

    Lampiran 9 Dokumentasi ........................................................ 109

    Lampiran 10 Data Prestasi Siswa ........................................... 111

    Lampiran 11 Lembar konsultasi skripsi ............................... 112

    Lampiran 12 Surat keterangan penelitian ............................... 113

    Lampiran 13 Nilai SKK mahasiswa ............................... 114

    Lampiran 14 Riwayat hidup penulis ............................... 118

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga

    siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku

    yang sesuai dengan kebutuhan (Syah dalam Sulistiyani (2014; 1)). Selain

    itu pendidikan juga merupakan sarana untuk menyiapkan generasi penerus

    yang berkualitas. Pengertian pendidikan dapat di bedakan menjadi 2, yakni

    secara tradisional dan secara modern. Secara tradisional, pendidikan

    merupakan suatu upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah

    pengetahuan. Sedangkan secara modern, pendidikan adalah setiap

    perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman

    sebagai mana di ungkapkan oleh Morgan dkk dalam Sulistiyani (2014, 1).

    Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran

    Bahasa Indonesia di kelas II MI Karangduren, Tengaran, Kabupaten

    Semarang memiliki beberapa kelemahan, yakni:

    1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran.

    2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

    3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat abstrak.

    Guru memiliki peran penting dalam berjalannya proses belajar

    mengajar salah satunya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

    Berdasarkan Undang-Undang, Nomor 20 Tahun 2003, guru merupakan

  • 2

    tenaga profesional yang bertugas merencanakan proses pembelajaran,

    menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

    melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ( Iskandarwassid

    dan Dadang, 2015: 152). Secara lebih terperinci tugas pengajar berpusat

    pada usaha:

    1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian

    tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar.

    3. Membantu memperkenalkan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-

    nilai dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses pembelajaran

    pengajar tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi

    lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan

    kepribadian pembelajar. Ia harus mampu menciptakan proses belajar

    yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang pembelajar untuk

    belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan

    menciptakan tujuan ( Iskandarwassid dan Dadang, 2015: 158).

    Tujuan dari Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa-siswa

    Indonesia adalah belajar bahasa kedua. W. F. Mackey menguraikan bahwa

    siswa-siswa yang belajar bahasa kedua telah menguasai penggunaan

    bahasa ibu yang tidak dapat diabaikan, Broto (1978: 41).

    Selain itu tujuan pelajaran Bahasa Indonesia pada pendidikan tingkat

    dasar yakni agar siswa memiliki pengetahuan keterampilan, dan sikap

    dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat,

  • 3

    dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup,

    Broto (1978: 40).

    Slamet dalam Listiani (2014:1-2) mengungkapkan pengajaran Bahasa

    Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa.

    Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan pada

    pengajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan mendengarkan,

    berbicara, membaca dan menulis.

    Berdasarkan aspek-aspek berbahasa, menulis merupakan salah satu

    dari empat aspek keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai dan

    dimiliki oleh siswa. Karena menulis merupakan proses berbahasa tertulis

    yang mengekspresikan pikiran serta perasaan, dan berbagi informasi.

    Keterampilan menulis penting untuk dikuasai oleh siswa. Karena

    dengan menulis, siswa akan belajar merangkai kata-kata serta belajar

    mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Kegiatan menulis pada kelas

    rendah lebih berfokus pada bentuk dan ukuran tulisan dalam berbagai

    konteks (Zulela, 2012: 7).

    Namun menurut sebagian besar siswa, kegiatan menulis masih

    dipandang sebagai suatu kegiatan berbahasa yang paling sulit untuk

    dilaksanakan dibandingkan dengan beberapa kegiatan berbahasa yang

    lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari cara pendekatan, metode atau media

    yang dapat digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa

    untuk menulis. Selain itu penggunaan cara pendekatan, metode serta media

  • 4

    yang tepat juga mampu untuk mempermudah siswa untuk melaksanakan

    kegiatan menulis.

    Kenyataan yang terjadi di MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang, keterampilan menulis karangan pada siswa kelas II

    masih sangat rendah hingga banyak siswa yang elum memenuhi KKM, ini

    dikarenakan penyampaian pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis

    karangan masih belum menggunakan beberapa media yang mampu

    menarik minat siswa. Kebingungan serta ketidak semangatan siswa dalam

    menulis karangan ini telah disampaikan oleh pihak guru dikarenakan

    kurangnya daya imajinasi pada siswa, sehingga dibutuhkan media gambar

    dalam pembelajaran menulis karangan ini.

    Tarigan dalam Listiani (2014:3) memaparkan bahwa peran guru di

    sini sangat penting dalam mengarahkan keterampilan menulis. Guru harus

    dapat mengajarkan keterampilan menulis secara efisien, efektif, dan

    menarik. Guru dapat menggunakan metode dan media yang inovatif dan

    kreatif sehingga akan menarik perhatian siswa untuk menulis.

    Penggunaan media yang tepat serta efektif akan membantu guru serta

    memudahkan siswa untuk memulai menulis karangan. Berdasarkan

    beberapa alasan serta tujuan yang telah disampaikan di atas, maka

    penelitian lebih difokuskan pada judul “PENINGKATAN HASIL

    BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS

    KARANGAN MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA

  • 5

    SISWA KELAS II MI KARANGDUREN KECAMATAN

    TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015/2016”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan

    rumusan masalah sebagai berikut:

    Apakah dengan menggunakan media kartu ergambar (draw card)

    dapat meningkatkan target peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran

    Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas II MI

    Karangduren Tahun Pelajaran 2015/2016?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

    Untuk mengetahui bahwa penggunaan media kartu bergambar (drw card)

    dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

    materi menulis karangan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak

    dipecahkan (Basroni, 2008:90). Berdasarkan pendapat tersebut, hipotesis

    yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:

  • 6

    Penggunaan media kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis

    karangan kelas II di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang tahun pelajaran 2015/2016.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Secara Teoritis

    a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

    mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda.

    b) Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan.

    c) Dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki

    mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam

    meningkatkan kemampuan menulis karangan.

    2. Secara Praktis

    a) Bagi Guru

    Sebagai masukan untuk guru agar lebih meningkatkan serta

    mengeksplor kemampuannya dalam mengajar dengan

    menggunakan media kartu bergambar pada mata pelajaran Bahasa

    Indonesia pada aspek menulis.

    b) Bagi Siswa

    1) Dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan

    belajar mengajar.

  • 7

    2) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

    karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

    c) Bagi Sekolah

    1) Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil

    belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

    2) Dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk mengarahkan

    guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis

    karangan.

    d) Bagi Penulis

    Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan serta

    dapat dijadikan sebagai pedoman sebagai calon pendidik agar

    mampu menjadi pendidik yang baik.

    F. Definisi Operasional

    Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai beberapa istilah yang

    ada dalam judul untk menghindari adanya kesalah pahaman pengertian

    judul, antara lain:

    1. Peningkatan

    Secara epistemologi peningkatan memiliki pengertian menaikkan

    derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi

    (Poerwadarminta, 2006:1281).

  • 8

    2. Hasil Belajar

    Belajar yaitu proses perubahan tingkah laku pada peserta didik

    akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui

    pengalaman dan latihan ( Iskandarwassid dan Dadang, 2015: 5).

    Hasil Belajar menurut Normi dalam Ashari (2014: 11) yakni suatu

    perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai

    pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian individu itu sendiri.

    3. Bahasa Indonesia

    Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan

    bahasa kesatuan untuk segenap golongan dan semua lapisan

    masyarakat Indonesia seluruhnya (Badudu, 1979:12).

    4. Menulis Karangan

    Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan

    (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

    medianya (Suparno dan Mohamad, 2008: 1.3).

    Menulis karangan adalah melahirkan pikiran dan perasaan dengan

    cara yang teratur dan dituliskan dalam sebuah tulisan (Purwanto dan

    Alim dalam Listiani (2014: 7).

    5. Media Kartu Bergambar

    Media kartu bergambar termasuk salah satu media visual yang

    berfungsi untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran

    kepada siswa.

  • 9

    G. Metodologi Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) yang rencananya akan dilaksanakan pada beberapa siklus,

    yakni:

    a) Pra Siklus

    b) Siklus 1

    c) Siklus 2

    2. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian.

    a) Lokasi Penelitian

    Lokasi : MI KARANGDUREN KECAMATAN

    TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

    Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

    Materi Pokok : Menulis Karangan

    Kelas/ Semester : II/ Genap.

    b) Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.

    1) Siklus I dilaksanakan 26 April 2016

    2) Siklus II dilaksanakan 9 Mei 2016

    c) Subjek Penelitian

    Peserta didik kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang yang terdidi dari 10 anak laki-laki dan 8

    siswa perempuan.

  • 10

    3. Siklus Penelitian

    Pra Siklus

    Menggunakan data hasil ulangan harian anak mata pelajaran Bahasa

    Indonesia materi menulis karangan.

    Siklus I

    a) Planning

    1) Melaksanakan wawancara untuk mengetahui pengetahuan

    siswa serta kesiapan siswa terhadap materi yang akan

    diajarkan.

    2) Menyiapkan materi ajar yang akan digunakan.

    3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan saat

    pembelajaran.

    4) Menyiapkan lembar tugas.

    5) Menyiapkan lembar observasi Siklus I.

    b) Acting (Tindakan)

    Menerapkan media pembelajaran yang telah disiapkan pada

    rencana pembelajaran.

    c) Observing (Pengamatan)

    Melaksanakan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dalam

    penggunaan media kartu bergambar.

    d) Refleksi

    1) Melakukan evaluasi.

  • 11

    2) Diskusi dengan guru kelas untuk membahas pembelajaran

    serta langkah perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

    Siklus II

    a) Planning (Perencanaan)

    1) Menerapkan rencana pembelajaran disesuaikan dengan

    kekurangan serta kelemahan pada Siklus I.

    2) Menyiapkan materi ajar dan sumber belajar.

    3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan.

    b) Acting (Tindakan)

    Menerapkan media pembelajaran berdasarkan pada rencana

    pembelajaran.

    c) Observing (Pengamatan)

    Mengamati pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media

    kartu bergambar (draw card) dengan menggunakan lembar

    pengamatan guru dan siswa yang telah dibuat.

    d) Refleksi

    1) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah

    dilaksanakan.

    2) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk membahas

    hasil evaluasi.

    Adapun bagan rancangan pelaksanaan PTK Model Spiral yakni:

  • 12

    Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksana PTK Model Spiral (Suyadi,

    2010: 50).

    4. Instrumen Penelitian

    a) Lembar observasi guru dan siswa.

    b) Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan

    dalam pengumpulan data adalah:

    a) Observasi

    Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

    dilakukan oleh peneliti untuk mengamati guru selama proses

    pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk

    Perencanaan

    SIKLUS I

    Pengamatan

    Perencanaan

    SIKLUS II

    Pengamatan

    ?

    Refleksi

    Pelaksanaan

    Refleksi

    Pelaksanaan

  • 13

    mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan

    menggunakan media kartu bergambar.

    b) Tes Tertulis

    Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui

    tingkat pemahaman siswa terhadap materi Keragaman Sosial dan

    Budaya berdasarkan Kenampakan Alam yang telah diajarkan oleh

    guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran

    menggunakan media kartu bergambar berlangsung. Tes ini terdiri

    dari tes objektif dan tes subjektif.

    a) Wawancara

    Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

    mendapatkan keterangan relevan dari narasumber.

    6. Analisis Data

    Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis

    data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

    siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan

    lapangan. Analisis reflektif dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk

    menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk

    mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

    Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai

    tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 60 ( sesuai KKM

    yang berlaku di MI Islamiayah Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo

    Kota Salatiga). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas

  • 14

    belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70.

    Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum

    mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk

    menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak

    ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas

    belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah

    tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2013: 241).

    a. Menghitung nilai rata-rata kelas

    Keterangan :

    ̅ : Nilai rata-rata

    : Jumlah nilai semua siswa

    : jumlah siswa (Aqib, 2011: 40)

    b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

    Keterangan :

    % : Persentase ketuntasan klasikal

    ft : Frekuensi siswa tuntas KKM

    : Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41)

    Apabila tingkat ketuntasan ≥ 75 % maka ketuntasan belajar

    klasikal tercapai (Djamarah, 2011: 180).

    ̅ =

    % =

    x 100

  • 15

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam mengkaji isi proposal ini, maka penulis

    akan menguraikan sistematika pembahasannya, sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    J. Rumusan Masalah

    K. Tujuan Penelitian

    L. Hipotesis

    M. Manfaat Penelitian

    N. Definisi Operasional

    O. Metodologi Penelitian

    7. Rancangan Penelitian

    8. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian

    9. Siklus Penelitian

    10. Instrumen Penelitian

    11. Teknik Pengumpulan Data

    12. Analisis Data

    P. Sistematika Penulisan

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA

    C. Penelitian yang Relevan

    D. Landasan Teori

    5. Hasil Belajar

    d. Pengertian Hasil Belajar

  • 16

    e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil

    Belajar

    f. Klasifikasi Hasil Pembelajaran

    6. Bahasa Indonesia

    f. Pengertian Bahasa Indonesia

    g. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa

    Indonesia

    h. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa

    Indonesia

    i. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

    j. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

    7. Menulis Karangan

    f. Pengertian Menulis

    g. Manfaat Menulis

    h. Tujuan Pengajaran Menulis

    i. Hal-Hal Penting dalam Menulis Karangan

    8. Media Kartu Bergambar

    f. Pengertian Media

    g. Fungsi Media

    h. Kriteria Pemilihan Media

    i. Jenis Media

    j. Media Kartu Bergambar

  • 17

    BAB III : PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

    E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    8. Tempat Penelitian

    9. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang

    10. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang

    11. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang

    12. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    13. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

    14. Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    F. Subjek Penelitian

    G. Pelaksanaan Penelitian

    H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    4. Pra Siklus

    5. Siklus I

    6. Siklus II

    BAB IV :LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    C. Hasil Penelitian

  • 18

    4. Siklus I

    5. Siklus II

    D. Pembahasan

    BAB V : PENUTUP

    C. Kesimpulan

    D. Saran

  • 19

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. PENELITIAN YANG RELEVAN

    Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    penulis adalah sebagai berikut:

    1. Umi Arsiyati dalam skripsi berjudul “PENGGUNAAN MEDIA KARTU

    BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN MARGOREJO IV

    SURABAYA” Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

    Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2012. Berdasarkan hasil

    penelitian disimpulkan bahwa media kartu bergambar dapat

    meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN

    Margorejo IV Surabaya tahun pelajaran 2011/2012. Kemampuan menulis

    dibuktikan dengan adanya peningkatan pada siklus I nilai rata-rata 82,9

    dengan ketuntasan mencapai 90,62%. Setelah tindakan pada siklus II

    nilai rata-rata kelas mencapai 93,7 dengan ketuntasan mencapai 93,75%.

    Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan nilai ketuntasan

    klasikal 77,5% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi

    92,5%.

    2. Nursyam Angriani dalam skripsi berjudul “ PENINGKATAN

    KEMAMPUAN SISWA KELAS II SD DALAM MENULIS KATA

    DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SDN WATA

    KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI”

  • 20

    Pendidikan Guru Dalam Jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Universitas Tadulako. Berdasarkan hasil

    penelitian dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat meningkatkan

    kemampuan menulis kata pada siswa kelas II SDN Wata Kecamatan

    Bungku Barat Kabupaten Morowali. Kemampuan menulis kata-kata

    dibuktikan dengan adanya peningkatan pada siklus I rata-rata nilai yang

    diperoleh siswa adalah 64,33 dengan ketuntasan mencapai 45%. Setelah

    tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 85,67 dengan

    ketuntasan mencapai 90%. Sehingga terjadi peningkatan ketuntasan

    secara klasikal sebanyak 50%.

    Penelitian ini pun berusaha untuk mendeskripsikan media kartu

    bergambar pada siswa MI. Hasil penelitian yang sudah ada digunakan sebagai

    pembanding dan penelitian ini bersifat menambahkan dari penelitian yang

    sudah ada.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah

    objeknya yang berbeda yaitu siswa MI KarangDuren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang serta variabelyang lebih kompleks.

  • 21

    B. LANDASAN TEORI

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

    keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

    pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010:33).

    Menurut Faridawati (2011:18) dalam Ashari (2014: 11) bahwa:

    Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu

    sisi peserta didik dan dari sisi pendidik”. Dari sisi peserta didik, hasil

    belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

    dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

    mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan

    psikomotor.

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Menurut Slameto dalam Ashari (2014: 15) faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar adalah:

    1) Faktor internal

    a) Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh).

    b) Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan

    kematangan).

    2) Faktor eksternal

    a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

    keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dll).

  • 22

    b) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

    peserta didik, reaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya,

    disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar

    pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung dan tugas rumah).

    c) Masyarakat (kegiatan peserta didik dalam bermasyarakat,

    media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan

    bermasyarakat).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas maka dapat

    disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    disebabkan oleh beberapa faktor penghambat seperti faktor

    masyarakat, keluarga, guru dan sekolah serta jasmani dan psikologi

    juga berperan untuk mempengaruhi hasil belajar sesorang agar

    menjadi tidak berkembang.

    c. Klasifikasi Hasil Pembelajaran

    Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa

    akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari

    kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siwa sebagai

    akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan

    sikap, pengetahuan maupun kecakapan. Berbagai perubahan pada diri

    siswa sebagai hasi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yakni

    (Widoyoko: 2009: 25-28):

  • 23

    1) Out put

    Out put merupakan kecakapan yang dikuasai siswa yang segera

    dapat diketahui setelah mengikuti serangkaian proses

    pembelajaran, atau ada juga yang menyebutnya sebagai

    pembelajaran yang bersifat jangka pendek. Out put dapat

    dibedakan menjadi dua, yakni:

    a) Hard skills

    Hard skills merupakan kecakapan yang relatif lebih

    mudah untuk dilakukan pengukuran. Hard skills

    dibedakan menjadi dua, yakni:

    (1) Kecakapan akademik (academic skills)

    Merupakan kecakapan untuk menguasai berbagai

    konsep dalam bidang- bidang ilmu-ilmu yang

    dipelajari, seperti kecakapan mendefinisikan,

    menghitung, menjelaskan,menguraikan, membedakan,

    mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendeskripsikan,

    mempresiksi menganalisis, dan menarik kesimpulan

    dari berbagai konsep, data maupun fakta yang

    berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran

    yang dipelajari.

    Dalam taksonomi pembelajaran dari Bloom,

    kecakapan akademik termasuk dalam ranah kognitif.

  • 24

    (2) Kecakapan vokasional (vocational academic)

    Kecakapan vokasional sering juga disebut sebagai

    kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang berkaitan

    dengan bidang pekerjaan tertentu. Misalnya, dalam

    bidang seni dan kerajinan ukir kayu, yang termasuk

    kecakapan vokasional di antaranya yakni kecakapan

    mendesain ukiran, memegang alat ukir,

    mengoperasikan alat ukir dan kecakapan mengukir.

    b) Soft skills

    Soft skills merupakan strategis yang diperlukan untuk

    meraih sukses hidup dan kehidupan dalam masyarakat.

    Kecakapan ini merupakan kecakapan yang relatif sulit

    untuk dilakukan pengukuran dibandingkan dengan

    kecakapan akademik maupun kecakapan vokasional. Soft

    skill dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

    (1) Kecakapan personal (personal skills)

    Kecakapan personal merupakan kecakapan yang

    diperlukan agar siswa dapat eksis dan mampu

    mengambil peluang yang positif dalam kondisi

    kehidupan yang berubah dengan sangat cepat.

    Diantaranya yakni, kecakapan beradaptasi, kecakapan

    berpikir kritis dan kreatif, semangat kerja, jujur, ulet

    dan sebagainya.

  • 25

    (2) Kecakapan sosial (social skills)

    Merupakan kecakapan yang dibutuhkan untuk hidup

    (life skill) dalam masyarakat yang multikultur,

    masyarakat global yang penuh persaingan dan

    tantangan. Kecakapan sosial meliputi kecakapan

    berkomunikasi dengan empati, baik secara lisan

    maupun tertulis dan kecakapan bekerja sama dengan

    orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun

    kelompok besar.

    2) Out come

    Dengan menguasai berbagai kecakapan tersebut diharapkan

    siswa akan mempunyai prestasi sosial (social achievement)

    dalam masyarakat, mampu mengaasi berbagai macam

    permasalahan maupun tantangan hidup, mampu melihat dan

    mengambil peluang yang ada dalam lingkungan hidupnya.

    Prestasi sosial siswa dalam masyarakat merupakan hasil

    pembelajaran yang bersifat jangka panjang atau outcome.

    Hasil

    Pembelajaran

    Out put

    Out come

    Hard skills

    Soft skills

    Vocational skills

    Personal skills

    Social skills

    Social achievement

    Academic skills

  • 26

    Jadi, hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang muncul akibat

    suatu pengalaman maupun pembelajaran yang di dapatkan baik dalam

    ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik dan dapat dipengaruhi

    oleh faktor internal maupun faktor eksternal.

    2. Bahasa Indonesia

    a. Pengertian Bahasa Indonesia

    Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat.

    Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara

    tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia (Kurniasari, 2014:2).

    Sedangkan menurut Resmini, dkk (2009:35) dalam Ashari (2014:

    15) bahwa “Bahasa adalah salah satu alat komunikasi manusia,

    melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi satu sama lain

    untuk bertukar pengalaman guna meningkatkan intelektualitas

    masing-masing”.

    Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa pergaulan dan

    bahasa persatuan dalam masyarakat, bahasa merupakan sebuah alat

    untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat

    digunakan di berbagai lembaga pendidikan.

    b. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kurikulum 2004

    secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

  • 27

    meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

    aspek keterampilan berbahasa tersebut, di sekolah dasar memiliki

    standar kompetensi. Masing-masing standar kompetensi dari keempat

    kompetensi dasar tersebut sebagai berikut (Depdiknas dalam Muslich

    2012: 116-117):

    1) Mendengarkan

    2) Berbicara

    3) Membaca

    4) Menulis

    c. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    Menurut A. S Broto dalam Korifah (2014: 24) pelajaran yang

    berupa keterampilan berbahasa dibagi menjadi beberapa macam, di

    antaranya sebagai berikut:

    1) Keterampilan mendengar

    Kegiatan mendengar adlah kegiatan yang utama dan yang

    pertama bagi orang yang belajar bahasa. Anak sejak semula

    belajar bahasa dari orang tuanya dengan jalan

    mendengar.Dengan kebiasaan mendengar bahasa dari orang tua

    atau bahasa orang lain di lingkungan keluarga atau di

    lingkungan sekitarnya, maka anak umur enam tahun telah dapat

    menguasai bahasa ibu. Belajar bahasa kedua yang juga dimulai

    dengan kegiatan mendengar.

  • 28

    Mendengar bukan satu-satunya kegiatan berbahasa,

    melainkan ada jenis kegiatan-kegiatan lain. Dengan kegiatan

    mendengar, maka siswa dapat melakukan kegiatan meniru,

    menangkap, menuliskan, dan melakukan yang didengarnya.

    Penggunaan dalam bentuk cakapan (dialog), tdak dapat

    dipisahkan dari kegiatan berbicara. Apabila kedua pihak

    mengadakan komunikasi, maka kedua pihak itu bergiliran

    mendengar dan berbicara. Hasil pelajaran mendengar dapat

    juga dilihat dari keterampilan siswa melagukan kalimat, dan

    mengucapkan kata-kata dengan tepat.

    2) Keterampilan berbicara

    Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang sifatnya produktif

    yang setelah kegiatan mendengar dilakukan. Tujuan pelajaran

    berbicara pada umumnya ialah agar dapat menggunakan bahasa

    secara lisan. Yang termasuk kegiatan berbicara adalah kegiatan

    bercerita, berdiskusi, bertanya jawab, berpidato, membuat

    laporan (lisan) dan lain-lain.

    3) Keterampilan membaca

    Keterampilan membaca adalah dapat memahami fungsi dan

    makna yang dibaca, dengan jalan mengucapkan bahasa,

    mengenal bentuk, dan memahami isi yang dibaca.

  • 29

    4) Keterampilan menulis

    Keterampilan menulis adalah terampil membuat huruf-

    huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau meniru

    tulisan-tulisan dalam struktur kalimat. Kemampuan menulis

    seperti ini biasa kita sebut kemampuan menulis teknis (teknik).

    Kemampuan menulis yang lebih penting adalah

    kemampuan menulis berdasarkan pengertian komposisi atau

    kemampuan merangkai bahasa atau mengarang. Kegiatan

    berikut yang tercakup dalam kegiatan menulis adalah sebagai

    berikut:

    a) Menyalin

    Kegiatan menyalin adalah kegiatan yang ditujukan

    kepada keterampilan menulis. Pelajaran menulis

    permulaan dapat dimulai dengan kegiatan menyalin, atau

    meniru membuat tulisan yang tertulis di papan tulis, atau

    dari buku.

    Belajar menulis dengan cara menyalin ini pertama

    kali bertujuan agar siswa dapat membuat huruf-huruf yang

    sama dengan yang disalin, atau hampir menyerupai

    bentuk-bentuk huruf yang disalin. Kegiatan menyalin yang

    pertama kali adalah menyalin huruf cetak, yaitu berupa

    huruf yang mula-mula kepada siswa-siswa (permulaan

    belajar menulis).

  • 30

    b) Mengarang

    Mengarang berarti merangkai atau menyusun hasil

    pikiran dalam bahasa tulis. Dapat pula diterangkan bahwa

    mengarang adalah menuliskan hasil pikiran-pikiran

    mengenai yang di dengar, dilihat, atau dialami.

    c) Dikte

    Pelajaran dikte juga termasuk kegiatan menulis. Yang

    ditulis adalah bahasa lisan yang diucapkan oleh Guru.

    Oleh karena itu dikte juga termasuk kegiatan mendengar.

    d. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia yakni (Achmad, 2015: 17):

    1) Sebagai Media Berkomunikasi

    Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat

    berBahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi

    dengan pengguna bahasa ibu lainnya. Dari sini dapat dpat

    disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi

    antar warga Indonesia yang tinggal di berbagai pulau dengan

    menggunakan bahasa ibu yang berbeda-beda.

    2) Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan

    Dengan menguasai Bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis,

    seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang

    disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang

    menggunakan Bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa

  • 31

    Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin

    mendapatkan ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut

    akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau

    media sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

    3) Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

    Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis, akan

    berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan

    ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.

    Tentu saja Bahasa Indonesia yang ia gunakan adalah bahasa baku

    dan benar menurt Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan

    demikian, penguasaan terhadap EYD merupakan tuntutan bagi

    sastrawan dan penulis.

    4) Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

    Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau

    media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual.

    Tanpa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor

    bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusakp naskah

    tersebut melalui kerja editing-nya.

    5) Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

    Bagi negara, Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan

    spirit nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian,

    Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di

    samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Bahasa yang

  • 32

    mencitrakan kepribadian dan kebudayaan negara Indonesia di mata

    dunia Internasional.

    e. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik

    khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan,

    antara lain (Achmad, 2015: 20):

    1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi

    dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien,

    baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

    2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta

    merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu

    bangsa.

    3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa

    Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

    4) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan Bahasa

    Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya.

    5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca merupakan

    syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus

    budi pekerti.

    6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya

    sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,

    edukasi, dan rekreasi yang sehat.

  • 33

    7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya

    ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.

    Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bahasa

    Indonesia itu merupakan suatu alat komunikasi manusia sebagai

    bahasa pergaulan serta sebagai salah satu alat pemersatu dalam

    masyarakat. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri dapat

    dikembangkan dalam beberapa keterampilan, yakni keterampilan

    mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, serta

    keterampilan menulis.

    3. Menulis Karangan

    a. Pengertian Menulis Karangan

    Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

    pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

    medianya. Pesan yang dimaksud adalah isi atau muatan yang

    terkandung dalam suatu tulisan (Suparno, 2008: 1.3).Menulis juga dapat

    diartikan sebagai suatu keterampilan berbahasa yeng kompleks.

    Kompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis menyusun dan

    mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam formula

    ragam bahasa tulis dan konvensi penulis lainnya. Di balik

    kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi

    pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang (Graves 1978

    dalam Akhaidah, dkk 1989 dalam Muslich 2012: 119).

  • 34

    Menulis karangan adalah melahirkan pikiran perasaan dengan cara

    yang teratur dan dituliskan dalam sebuah tulisan (Purwanto dan Alin

    dalam Listiani (2014:7)).

    Sedangkan dalam pengajaran menulis sendiri, baik di sekolah dasar

    maupun di jenjang yang lebih tinggi pada hakikatnya merupakan

    pengajaran yang aktif produktif, yaitu menghasilkan (menghasilkan

    pesan), yang hasilnya nanti berupa tulisan (Zuchdi dalam Muslich,

    2012: 119).

    Pengajaran menulis ini dapat meningkatkan pengembangan

    kecerdasan siswa untuk berbagai aspek, mengembangkan daya inisiatif

    dan kretivitas, serta menumbuhkan keberanian dan mendorong

    kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Graaves, dalam

    Akhadiah, dkk dalam Muslich, 2012: 120). Hal itu dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    1) Menulis dapat mengembangkan kecerdasan untuk

    mengharmoniskan berbagai aspek. Seseorang perlu memiliki

    kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan

    mengendalikan emosi, serta menata dan menyumbangkan daya

    nalarnya dalam berbagai level berpikir dari tingkat mengingat

    sampai evaluasi.

    2) Menulis dapat mengembangkan daya inisiatif dan kretivitas, artinya

    dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri

  • 35

    segala sesuatunya, agar hasilnya enak dibaca, apa yang dituliskan

    harus ditata dengan runtut dan juga menarik.

    3) Menulis menumbuhkan keberanian, maksudnya ketika seseorang

    menulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk

    pemikiran, perasaan dan gayanya, serta menawarkannya kepada

    publik.

    4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan

    informasi. Seorang penulis mempunyai ide, gagasan, pendapat,

    atau sesuatu hal yang perlu disampaikan dan diketahui orang lain.

    b. Manfaat Menulis

    Manfaat yang dapat dipetik dari menulis yakni ( Suparno, 2008: 1.4):

    1) Peningkatan kecerdasan.

    2) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.

    3) Penumbuhan keberanian.

    4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

    Muslich (2012: 121) memaparkana dalam pembelajaran menulis

    sendiri memiliki beberapa fungsi, yakni:

    1) Dasar penguasaan materi lewat mengingat wacana dalam bentuk

    verbal atau tulisan.

    2) Sarana peningkatan pengtahuan dan keterampilan dengan

    pemahaman berbagai jenis pengetahuan (misalnya dengan banyak

    menulis pokok-pokok pikiran dalam buku dan memahami isinya

    akan dapat meningkatkan pengetahuan siswa).

  • 36

    3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan

    mengambangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

    4) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik

    (biasanya dengan menulis dalam bentuk bahasa resmi dan baku)

    untuk digunakan dalam berbagai keperluan.

    5) Sarana yang menghubungkan siswa pada mata pelajaran Bahasa

    Indonesia dengan disiplin ilmu yang lain.

    Sedangkan pengajaran menulis di sekolah dasar, sesuai dengan

    kurikulum berbasis kompetens, berfungsi sebagai dasar membentuk dan

    meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai

    pikiran, gagasan, pemdapat dan perasaannya melalui menulis karangan

    dari pikiran sendiri, serta menulis karangan berdasarkan rangkaian

    gambar seri (Depdiknas dalam Muslich, 2012: 122).

    c. Tujuan Pengajaran Menulis

    Secara umum tujuan pengajaran menulis sesuai dengan kurikulum 2004

    pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut (Depdiknas

    dalam Muslich, 2012:122):

    1) Mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pemikiran dalam

    bentuk tulisan.

    2) Siswa dapat memahami materi dari berbagai segi, bentuk, makna,

    dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

    bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan, baik secara

    tersurat maupun tersirat dengan bentuk tulisan.

  • 37

    3) Siswa memiliki kemampuan dalam menggunakan materi yang

    diajarkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya,

    kematangan sosial. Misalnya siswa mampu menulis kembali

    dengan bahasanya sendiri beragam teks dan mampu menjelaskan

    isinya, serta mampu merespons isi bacaan dengan kata-katanya

    sendiri.

    4) Siswa dapat mengingat materi dan memudahkan dalam

    mempelajarinya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan

    wawasan.

    d. Karakteristik Menulis Karangan

    1) Narasi

    Istilah narasi atau sering disebut naratif berasal dari kata

    bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang

    menceritakan). Karangan yang disebut narasi menyajikan

    serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan

    serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis),

    dengan maksud memeri arti kepada sebuah atau serentetan

    kejadian, sehingga pembaca dapat menarik hikmah dari cerita itu.

    2) Argumentasi

    Argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan

    dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.

    Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan

  • 38

    alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,

    atau gagasan.

    3) Persuasi

    Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion

    dalam bahasa Inggris. Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata

    to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan. Jadi,

    karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-

    bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat

    memangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti

    himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.

    Dalam karangan persuasi, di samping logika, perasaan juga

    memegang peranan penting. Keterlibatan unsur logika dalam

    karangan persuasi itu menyebabkan persuasi sering

    menggunakanprinsip-prinsip argumentasi.

    4) Deskripsi

    Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang

    berarti menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah

    suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan

    keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,

    mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu

    sesuai dengan penulisnya.

  • 39

    e. Prosedur Menulis Karangan

    Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau

    menyampaikan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.

    Dilihat dari keluasan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki

    jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan dapat

    diungkapkan dalam dan dengan berbagai unsur bahasa. Gagasan dapat

    diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa. Ada gagasan yang

    diungkapkan dengan kata, gagasan yang diungkapkan dengan kalimat,

    dan gagasan yang diungkapkan dengan paragraf. Bahkan, gagasan yang

    lengkap dan final diungkapkan dalam dan dengan karangan yang utuh.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kemampuan

    mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasannya dalam

    dan dengan karangan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah

    sebagai berikut (Muslich, 2014: 124):

    1) Penentuan pikiran utama

    Salah satu ciri utama tulisan yang baik adalah adanya

    kesatuan gagasan antar paragrafnya. Sebuah tulisan (karangan)

    akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua

    detail yang berupa contoh, alasan ataupun fakta yang

    digunakan harus tidak menyimpang dari pikiran utama.

    Seperti dikemukakan oleh Mukhsin Ahmadi, pikiran utama

    adalah pengendali suatu karangan sehingga dengan pikiran

  • 40

    utama dimaksudkan isi karangan tidak akan menyimpang

    (Ahmadi, 1991: 13).

    2) Pembentukan paragraf

    Paragraf juga sering disebut dengan alinea. Paragraf yakni

    sekumpulan kalimat yang saling berkaitan. Oleh karena itu,

    kalimat-kalimat yang ada di dalam satu paragraf harus kalimat

    yang padu atau mempunyai keterkaitan satu sama lain.

    Idealnya, dalam satu paragraf terdapat satu pikiran utama dan

    beberapa pikiran penjelas.

    Paragraf juga sering disebut sebagai karangan singkat. Hal

    ini dikarenakan penulis mengungkapkan dan menuangkan

    idenya dalam suatu karangan yang mempunyai suatu tema. Ide

    yang dituangkan tersebut dalam bentuk kalimat kemudian

    menjadi paragraf (Kurniasari, 2014: 137).

    3) Penulisan kalimat

    Kalimat adalah kumpulan kata yang mengandung

    pengertian dan menyatakan pikiran yang lengkap (Kurniasari,

    2014: 99).

    Achmad (2014:56) mendefinisikan kalimat adalah suatu

    gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu

    maksud. Di dalam sebuah kalimat sendiri memiliki beberapa

    unsur, yang dapat diuraikan sebagai berikut (Achmad, 2014:

    185-190):

  • 41

    a) Subjek (S)

    Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjuk pada

    pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah

    yang menjadi pokok pembicaraan. Ciri-ciri subjek

    adalah:

    a. Tentangnya diberitakan sesuatu.

    b. Dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang

    dibendakan.

    c. Dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa di

    hadapan predikat (Putrayasa, 2010: 64).

    b) Predikat (P)

    Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu

    perbuatan yang dilakukan S. Predikat dapat dicari

    dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, atau

    diapakan. Suparman dalam Putrayasa (2010: 65)

    mengungkapkan beberapa ciri dari predikat adalah:

    (1) Penunjuk aspek: sudah, sedang, akan, yang selalu di

    depan predikat.

    (2) Kata kerja bantu: boleh, harus, dapat.

    (3) Kata penunjuk modal: mungkin, seharusnya,

    jangan-jangan.

    (4) Beberapa keterangan lain: tidak, bukan, justru,

    memang, yang biasanya terletak di antara S dan P.

  • 42

    (5) Kata kerja kopula: ialah, adalah, merupakan,

    menjadi. Kopula mengandung pengertian

    merangkaikan.

    c) Objek (O)

    Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi

    Predikat (P). Letak Objek (O) di belakang P yang

    berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib

    hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus

    pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan S.

    d) Pelengkap (P)

    Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat

    yang melengkapi P.

    e) Keterangan (K)

    Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang

    menerangkan Pel dan klausa dalam kalimat. Posisi

    dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.

    Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

    keterangan waktu, tempat, cara, alat, alasan/sebab,

    tujuan, similatif, dan penyerta. Berdasarkan maknanya,

    terdapat bermacam-macam keterangan berikut

    penandanya:

  • 43

    (1) Keterangan tempat ditandai oleh: di (di kamar), ke

    (ke kantor), dari (dari pasar), dalam (dalam lemari),

    pada (pada permukaan).

    (2) Keterangan waktu ditandai oleh: pada (pada hari

    ini), dalam (dalam minggu ini), se- (sepulang dari

    kantor), sebelum (sebelum pukul 12), sesudah

    (sesudah pukul 10), selama (selama dua minggu),

    sepanjang (sepanjang tahun).

    (3) Keterangan alat ditandai oleh: dengan (dengan

    gunting).

    (4) Keterangan tujuan ditandai oleh: agar/supaya

    (agar/supaya kamu pintar), untuk (untuk

    kemerdekaan), bagi (bagi masa depanmu), demi

    (demi kekasihnya).

    (5) Keterangan cara ditandai dengan: dengan (dengan

    diam-diam), secara (secara hati-hati), dengan cara

    (dengan cara damai), dengan jalan (dengan jalan

    berunding).

    (6) Keterangan penyerta ditandai oleh: dengan (dengan

    adiknya), bersama (bersama orang tuanya), beserta

    (beserta saudaranya).

  • 44

    (7) Keterangan perbandingan ditandai oleh: seperti

    (seperti angin), bagaikan (bagaikan seorang dewi),

    laksana (laksana bintang di langit).

    (8) Keterangan sebab ditandai oleh: karena (karena

    perenpuan itu), sebab (sebab kecerobohannya).

    (9) Keterangan kesalingan ditandai oleh: saling

    (mencintai) satu sama lain.

    (10) Keterangan akibat: sehingga, sampai, akibatnya.

    (11) Keterangan alasan: berdasar hal itu, sehubungan

    dengan hal itu.

    (12) Keterangan asal: dari.

    (13) Keterangan kualitas: dengan.

    (14) Keterangan kuantitas: banyak, sedikit, cukup.

    (15) Keterangan modalitas: mustahil, barangkali, moga-

    moga.

    (16) Keterangan perlawanan: meskipum, walaupun.

    (17) Keterangan perwatasan: selain, kecuali.

    (18) Keterangan objek.

    (19) Keterangan subjek.

    (20) Keterangan syarat: jika, kalau.

    Dari beberapa keterangan di atas dapat kita tarik kesimpulan

    bahwa menulis karangan merupakan sebuah kegiatan untuk

    berkomunikasi dalam bentuk tulis yang bergantung pada

  • 45

    kemampuan penulis untuk menyusun dan mengorganisasikan

    isi tulisannya yang dapat di ungkapkan dalam bentuk kata,

    gagasan yang berbentuk kalimat, dan gagasan yang di

    ungkapkan dalam bentuk paragraf, hingga gagasan lengkap

    yang membentuk karangan utuh.

    4. Media Kartu Bergambar

    a. Pengertian Media

    Media berasal dari bahasa latin Medium yang berarti perantara yang

    dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Menurut Marshal

    Mchulan, media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya

    mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung

    dengan dia (Harjanto, 1997: 246).

    Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan

    guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan

    instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan

    pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

    b. Fungsi Media

    1) Fungsi media menurut (Taufik, 2010: 80):

    a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang

    efektif.

    b) Bagian integral (keterpaduan) dari keseluruhan situasi mengajar.

    c) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak

    sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.

  • 46

    d) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

    e) Mempertinggi mutu belajar mengajar.

    Secara umum, fungsi media pendidikan adalah sebagai berikut

    (Harjanto, 1997: 245):

    a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

    (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

    b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti

    misalnya:

    (1) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan gambar,

    film, atau model.

    (2) Objek yang kecil dibantu dengan proyrktor mikro, film, atau

    gambar.

    (3) Gerak yang terlalu lambat atau yang terlalu cepat, dapat

    dibantu dengan timelapse atau high-speed photography.

    (4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa

    ditampilkan lagi lewat rekaman film, atau foto.

    (5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

    disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

    (6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,

    dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film,gambar,

    dan lain-lain.

  • 47

    c) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan

    bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini

    media pendidikan berguna untuk:

    (1) Menimbulkan kegairahan belajar.

    (2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak

    didik dengan lingkungan dan kenyataan.

    (3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

    kemampuan dan minatnya.

    d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

    lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum

    dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka

    guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu

    harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru

    dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan

    media juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media

    pendidikan, yaitu dengan dalam:

    (1) Memberikan perangsang yang sama.

    (2) Mempersamakan pengalaman.

    (3) Menimbulkan persepsi yang sama.

    c. Kriteria Pemilihan Media

    Menurut Harjanto (1997: 238) pemilihan sekaligus pemanfaatan

    media perlu memperbaiki kriteria berikut ini:

  • 48

    1) Tujuan

    Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah

    dirumuskan.

    2) Keterpaduan (validitas)

    Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.

    3) Keadaan peserta didik

    Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar

    kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.

    4) Ketersediaan

    Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia

    diperpustakaan/di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.

    5) Mutu teknis

    Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.

    6) Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang

    dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta

    kesesuaian atau tidak.

    d. Jenis Media

    Klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya adalah (Taufik, 2010: 103):

    1) Media auditif

    Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan

    suara saja, seperti: radi, cassete recorder, piringan hitam media ini

    tidak cocok untuk orang yang mempunyai kelainan dalam

    pendengaran.

  • 49

    2) Media visual

    Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan.

    Media ini menampilkan gambar diam seperti film, rangkaian foto,

    gambar atau lukisan, cetakan dan juga yang menampilkan gambar

    atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

    3) Media audiovisual

    Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur rupa dan

    gambar. Media ini dibagi ke dalam:

    a) Audiovisual diam.

    b) Audiovisual gerak.

    e. Media Kartu Bergambar

    1) Pengertian Media Kartu Bergambar

    Media kartu bergambar merupakan salah satu media

    pembelajaran visual yang digunakan untuk membantu

    mempermudah penyampaian materi pembelajaran kepada peserta

    didik serta untuk menarik minat siswa terhadap materi yang

    disampaikan.

    Langkah-langkah penggunaan media kartu bergambar dalam

    penyampaian materi pembelajaran yakni:

    a) Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari.

    b) Guru menunjukkna kepada siswa beberapa kartu bergambar

    yang akan digunakan.

  • 50

    c) Guru membagikan kepada masing-masing siswa dengan 1 kartu

    bergambar.

    d) Guru meminta siswa untuk mengamati serta memahami gambar

    yang ada pada kartu ynag kemudian akan mereka ceritakan.

    2) Kelebihan media kartu bergambar

    Media kartu bergambar memiliki beberapa kelebihan menurut

    Oemar dalam Sulistiyani (2014: 30):

    a) Lebih konkrit dan realistis dalam memunculkan pokok masalah,

    jika dibanding dengan bahasa verbal.

    b) Dapat mengatasi ruang dan waktu.

    c) Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera

    manusia.

    d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat

    digunakan untuk semua orang tanpa memandang unsur.

    e) Mudah didapatkan dan hemat biaya.

    f) Mudah digunakan, baik secara individu maupun kelompok.

    3) Kelemahan media kartu bergambar

    Media kartu bergambar juga memiliki beberapa kelemahan yang

    perlu diperhatikan dalam penggunaan media ini saat kegiatan belajar

    mengajar berlangsung. Kelemahan pada media ini juga disampaikan

    oleh Asnawir dalam Sulistiyani (2014: 30):

    a) Kelebihan dalam penjelasan guru saat menggunakan media

    kartu gambar dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang

  • 51

    berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak

    terhadap hal yang dijelaskan.

    b) Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media

    gambar hanya menyampaikan persepsi indera mata yang tidak

    cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia,

    sehingga materi yang dibahas kurang sempurna.

    Jadi, media kartu bergambar adalah salah satu perantara berbentuk kartu

    yang dipakai untuk menyampaikan bahan instruksional dalam proses

    belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan

    pembelajaran

  • 52

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang, tahun pelajaran 2015/2016 pada mata

    pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar dalam

    menulis karangan menggunakan media kartu bergambar pada siswa kelas

    II yang jumlahnya 18 anak.

    2. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    MI didirikan pertama kali oleh Bapak Nur Salim pada tahun 1961,

    dengan nama Madrasah Diniyah (MaDin) atau MWB (Madrasah Wajib

    Belajar) sampai tahun 1967. Setelah tahun 1967 hingga sekarang menjadi

    Madrasah Ibtidaiyah. Saat awal menjadi MI hingga pertama kali

    meluluskan, guru yang mengajar hanyalah guru bukan negeri,

    dikarenakan mereka hanya mengikuti kursus guru agama saja. Untuk

    pendirian gedung merupakan swadaya dari masyarakat sekitar MI, hingga

    pada beberapa tahun kemudian mendapatkan bantuan dari pemerintah

    untuk membangun gedung tambahan. Namun pada saat itu tidak bisa

    menjadi MI Negeri, dikarenakan bangunan sekolah tidak menjadi satu

    dalam lingkungan.

  • 53

    Kemudian dalam beberapa waktu terakhir ini MI mendapatkan

    dana BOS yang kemudian dimanfaatkan untuk membeli lahan kembali

    pada bagian Utara, hingga sekarang mampu untuk membuat gedung

    sekolah menjad tingkat dan sekolah menjadi memiliki lahan yang cukup

    luas, sehingga apabila suatu saat nanti akan mampu menjadi sekolah

    Negeri.

    3. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang

    Visi MI Karangduren adalah: “Mencetak Generasi yang

    Berkualitas, Berakhlaq Mulia Berdasarkan Imtaq dan Iptek.”

    Misi MI Karangduren:

    a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajarag agama Islam.

    b. Membentuk siswa yang senantiasa aktif, kreatif, dan inovatif sesuai

    dengan perkembangan zaman.

    c. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

    4. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    Berikut ini adalah jumlah keseluruhan guru MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang

    No Nama/NIP L/P TTL Pend

    akhir

    Pangkat

    / Gol TMT Jabtan Ket

    1 Umi Irtifaiyah M.S.Pd

    19731228200501

    2002 P

    Kab.

    Smg

    28-12-

    73

    S1 Penata /

    IIIc

    1-6-

    2005 Kepala PNS

  • 54

    2 Nursikah, S.Ag P

    Kab.

    Smg

    07-10-

    71

    S1 -- 1-7-

    2000 Guru WB

    3 Alfi Nugrahani P

    Kab.

    Smg

    22-02-

    80

    S1 --- 1-7-

    2000 Guru WB

    4 Khumasiatul

    Arifah, S.PdI P

    Kab.

    Smg

    16-09-

    83

    S1 --- 1-7-

    2005 Guru WB

    5 Muhamad Mu’in,

    S.PdI L

    Kab.

    Smg

    13-03-

    83

    S1 --- 1-7-

    2005 Guru WB

    6 Fitriyah P

    Boyolali

    28-09-

    78

    S1 --- 1-7-

    2006 Guru WB

    7 Supadi, S.HI L

    Kab.

    Smg

    07-03-

    82

    S1 --- 1-7-

    2006 Guru WB

    8 Ruqoyyah P

    Kab.

    Smg

    04-10-

    47

    S1 --- 1-1-

    1970 Guru WB

    9 Puji Sahri, S.PdI L

    Kediri,

    30 -10-

    79

    S1 --- 1-7-

    2008 Guru WB

    10 Siti Nur Rosidani,

    S.PdI P

    Salatiga,

    18-10-

    89

    S1 --- 1-7-

    2010 Guru WB

    11 Fetria Aprilia

    Ningrum P

    Salatiga,

    02-04-

    93

    S1 Januari

    2016 Guru WB

    12 Eny Rodhiyatul

    Janah P

    Kab.

    Smg 08-

    11-92

    S1 Juli

    2016 Guru WB

  • 55

    13 Abdul Chalim, S.

    HI L

    S1

    Juli

    2016 Guru WB

    Tabel 3.1 Daftar Guru MI Karangduren

    5. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

    Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Karangduren

    Status : Swasta

    Tahun Berdiri : 1961

    Badan Penyelenggara : YPI Amanat Ummat Tengaran No. 60

    Nomor Statistik Madrasah : 111233220012

    NPSN : 60712884

    Terakreditasi : A

    Nilai Akreditasi : 92

    No. SK. Akreditasi :147/ BAP-SM/ X/ 2015

    Tanggal : 20 Oktober 2015

    Alamat Sekolah: Wedilelo 03/008. Karangduren, Kecamatan Tengaran

    Email : mikarangduren

    6. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    Berikut ini adalah jumlah keseluruhan siswa MI Karangduren

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2015/2016:

    Tabel 3.2 Data Siswa MI Karangduren

    No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 I 24 23 47

    2 II 16 19 35

  • 56

    3 III 14 12 26

    4 IV 10 8 18

    5 V 14 8 23

    6 VI 10 12 22

    Jumlah 89 62 171

    7. Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang

    a) Program Intrakulikuler

    1) Doa harian.

    2) Tahfidz surat-surat pendek juz 30.

    3) Pembacaan Asmaul Husna.

    4) Sholat Dhuha.

    5) Hadis-hadis.

    6) Praktek sholat.

    7) BTA

    b) Program Ekstrakulikuler

    1) Pramuka

    2) Rebana

    3) Drumband

    4) Komputer

  • 57

    B. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II MI Karangduren

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. Data

    responden ini berjumlah 18 siswa yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 8 siswa

    perempuan.

    Berikut ini adalah data siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang:

    Tabel 3.3 Data siswa kelas II MI Karangduren

    No Nama Siswa Keterangan

    Laki-Laki Perempuan

    1 Muhammad Sohibun Anwar √

    2 Ana Zahrotul Awaliyah √

    3 Anny Nur Muflikhah √

    4 Daffa Rif’an Safaroz √

    5 Fatimul Ulfa Anisa √

    6 Kazue Candra Wibawa √

    7 Kemal Pasya Candra Wibawa √

    8 Muhammad Zaki Alwan √

    9 Muhammad Aufa Zidan Fahmi √

    10 Muhammad Hanif Nashrullah √

    11 Muhammad Jabbal Al Farid √

    12 Mutiara Nada Nidaan Khofia √

    13 Nuha Zahroh √

  • 58

    14 Rakha Purwaka Yoga Utama √

    15 Risma Dwi Lestari √

    16 Widdatul Fuadah √

    17 Yunita Rahmawati √

    18 Ahmad Raihan Mubarok √

    C. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan metode

    penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 25 Maret

    2016 hingga 12 Mei 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II MI

    Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2015/2016

    yang berjumlah 18 siswa.

    Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

    D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Pra Siklus

    Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2016.

    Dalam pra siklus ini peneliti melaksanakan tanya jawab dengan guru

    kelas II MI Karangduren. Peneliti dan guru mendiskusikan rancangan

    tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Guru memperkenalkan

    peneliti kepada siswa dan menjelaskan maksud diadakan penelitian.

    Kemudian menunjukkan data nilai siswa kelas II dalam pembelajaran

  • 59

    menulis karangan tanpa menggunakan media karu bergambar. Dalam data

    tersebut masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal.

    Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata

    pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Data-data tersebut dijadikan

    sebagai acuan dalam perencanaan selanjutnya.

    2. Siklus I

    Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan pada hari Kamis tanggal

    26 April 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester,

    mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester II, kompetensi menulis

    karangan dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan

    penggunaan ejaan. Hari Kamis adalah hari yang sesuai dengan jadwal

    pelajaran Bahasa Indonesia sehingga tidak mengganggu program-program

    guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain.

    Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,

    yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan

    (acting), observasi dan interpretasi (observing), dan refleksi (reflecting),

    secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:

    a) Perencanaan (planning)

    Pada tahap perencanaan ini peneliti bediskusi dengan guru untuk

    merencanakan tindakan penelitian. Peneliti juga mempersiapkan

    materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun langkah-langkah dalam

    perencanaan adalah sebagai berikut:

  • 60

    1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu

    menulis karangan.

    2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman

    dalam kegiatan belajar mengajar.

    3) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran berupa media

    kartu bergambar.

    4) Menyusun lembar penilaian menulis cerita.

    b) Implementasi tindakan (acting)

    Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di

    kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

    telah didesain, antara lain:

    1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:

    Apersepsi

    (a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

    (b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi

    tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

    pembelajaran.

    (c) Guru mengajukan pertanyaan mengenai pengertian

    karangan dan siapa yang pernah membaca karangan.

    2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:

    Eksplorasi

    Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

  • 61

    (a) Guru bertanya kepada siswa tentang karangan yang

    pernah dibaca.

    (b) Guru bertanya kepada siswa mengenai isi dari karangan

    yang pernah dibaca.

    Elaborasi

    Dalam kegiatan elaborasi, guru:

    (a) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan mengenai

    pengertian karangan.

    (b) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan mengenai

    hal-hal yang perlu dicantumkan saat membuat karangan.

    (c) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai hal-

    hal yang perlu dicantumkan saat membuat karangan.

    (d) Guru meminta siswa melihat contoh gambar yang akan

    digunakan saat membuat karangan.

    (e) Guru membimbing siswa menyusun sebuah karangan

    berdasar gambar yang ada.

    (f) Guru membagikan gambar kepada masing-masing siswa.

    (g) Siswa diminta menulis karangan berdasarkan gambar

    yang telah mereka terima.

    Konfirmasi

    Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

    (a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

    diketahui siswa.

  • 62

    (b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

    kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

    penyimpulan.

    3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:

    Dalam kegiatan penutup, guru:

    (a) Menyimpulkan isi dari materi.

    (b) Memberi umpan balik mengenai proses kegiatan belajar

    hari ini.

    (c) Guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.

    c) Observasi dan interpretasi (observing)

    Pelaksanaan observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar

    mengajar berlangsung. Kegiatan ini dibantu oleh guru kelas II MI

    Karangduren. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui

    sejauh mana keberhasilan guru dalam mengajarkan materi dengan

    menggunakan media kartu bergambar.

    Beberapa aspek yang diamati yakni aspek yang mencakup

    keterampilan guru dalam mengajar, meliputi:

    1) Membuka pelajaran.

    2) Mempersiapkan kartu bergambar dan kemudian

    membagikan kepada siswa.

    3) Meminta siswa untuk mengamati kartu bergambar.

    4) Membimbing siswa dalam menulis karangan.

    5) Mengajak siswa mendiskusikan hasil karangan.

  • 63

    6) Mengevaluasi hasil karangan.

    7) Menutup pelajaran.

    Selama proses pengamatan berlangsung, guru mampu

    melaksanakan pembelajaran dengan cukup baik dan siswa terlihat

    bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

    d) Refleksi (reflecting)

    Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan penelitian

    dan observasi, peneliti kemudian melakukan analisis dan refleksi.

    Refleksi ini bertujuan untuk menemukan kekurangan dalam

    perencanaan dan pelaksanaan tindakan untuk kemusian diperbaiki

    pada siklus selanjutnya.

    Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi,

    peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

    1) Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan, ejaan,

    pemilihan kata serta tata cara penulisan kalimat hingga

    membentuk paragraf yang benar. Sehingga siswa perlu

    untuk diberikan tambahan pengetahuan tentang Ejaan

    Yang Disempurnakan (EYD).

    2) Pada saat menceritakan gambar pada kartu bergambar

    serta saat membimbing siswa dalam menyusun kerangka

    karangan posisi guru hanya berada di depan kelas,

    sehingga siswa yang berada di belakang kurang paham.

    Jadi, sebaiknya guru berjalan sehingga perhatian guru

  • 64

    dapat menyeluruh dan seluruh siswa dapat memahami

    penjelasan yan diberikan.

    3) Siswa kurang tertarik dengan kegiatan menulis karangan,

    untuk menarik minat dan perhatian siswa maka guru perlu

    memberikan motivasi kepada siswa dan menggunakan

    media yang menarik.

    Pada siklus I peneliti masih menganggap jika proses

    pembelajaran masih sama dengan yang dilakukan guru

    sebelumnya, yakni hanya dengan menggunakan metode ceramah.

    Guru masih kurang memaksimalkan penggunaan media gambar,

    serta kurang dalam membimbing siswa dalam menyusun kerangka

    karangan.

    Dalam siklus selanjutnya diharapkan guru sudah mampu

    mengunakan media gambar dalam proses pembelajaran serta lebih

    mampu membimbing siswa dalam menyusun kerangka karangan

    agar hasil belajar siswa meningkat.

    3. Siklus II

    Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 12 Mei

    2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata

    pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester II, kompetensi menulis

    karangan dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan

    penggunaan ejaan. Hari Kamis adal