Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen Dan Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

21

Click here to load reader

description

Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen Dan Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil Disampaikan Oleh : JAKES SITO.SP Sebagai Media Penyuluhan www.penyuluhthl.wordpress.com 2011. Perlunya Pascapanen Hasil tanaman yang sudah dipanen masih mengalami peristiwa fisiologis - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen Dan Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Page 1: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen Dan Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Disampaikan Oleh :JAKES SITO.SP

Sebagai Media Penyuluhanwww.penyuluhthl.wordpress.com

2011

 

Page 2: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Perlunya Pascapanen Hasil tanaman yang sudah dipanen masih mengalami peristiwa

fisiologis Adanya penyakit yang merusak sifat hasil tanaman Kerusakan hasil panen terkait dengan kegiatan panen &

pengangkutan hasil Berkembangnya penyakit/hama selama penyimpanan

Ruang lingkup pascapanen padi: Meliputi kegiatan pemungutan hasil (pemanenan), perontokan,

penjemuran, penggilingan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, penggudangan dan standardisasi mutu ditingkat produsen.

Penyebab pascapanen oleh petani belum optimal Kebutuhan yang mendesak kurang pengetahuan tentang penanganan pascapanen yang benar kesulitan biaya & tenaga tambahan

Page 3: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

KEHILANGAN SAAT PANEN Dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya umur panen,

kadar air, serta alat dan cara panen. Selain itu umur yang kelewat matang dengan kadar air rendah menyebabkan gabah mudah rontok pada saat panen.

Karakteristik dan ketajaman alat panen yang kurang tepat juga dapat menimbulkan goncangan sehingga gabah yang rontok pada saat dipanen banyak yang terbuang

Sistem panen serta perilaku tenaga pemanen berpengaruh terhadap jumlah gabah yang rontok dan hilang.

KEHILANGAN PASCAPANEN Pada umumnya karena tercecer atau rontok akibat

guncangan pada saat pemotongan batang padi. Tingkat kehilangan pascapanen sangat ditentukan oleh

varietas padi, kondisi iklim setempat dan kondisi pertanian di masing-masing daerah.

Page 4: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Masalah Penanganan pascapanen padi

1. Tingginya kehilangan hasil padi2. Rendahnya mutu gabah dan beras yang dihasilkan3. Tingginya kadar kotoran dan gabah hampa serta butir

mengapur yang mengakibatkan rendahnya rendemen beras giling

4. Butir mengapur selain dipengaruhi oleh faktor genetika, juga dipengaruhi oleh teknik pemupukan dan pengairan, sedangkan kadar kotoran dipengaruhi oleh faktor teknis, yaitu cara perontokan.

5. Sebagian besar pemanen merontok padinya dengan cara dibanting atau dengan menggunakan pedal thresher, maka gabah yang diperoleh mengandung kotoran dan gabah hampa cukup tinggi.

Page 5: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Kehilangan Panen & Pascapanen Padi menurut Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) (tahun 2007)

9.49

4.81

0.242.17 2.04

1.23

0

2

4

6

8

10

12

Kehilangan Hasil Padi

(%)

Total: 19.98%

Page 6: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Kondisi Saat Ini : Merosotnya produksi gabah secara nasional setiap tahun, salah satunya

disebabkan oleh faktor buruknya penanganan pascapanen di tingkat petani. Sebab tingkat kehilangannya cukup tinggi, sekitar 20 %.

Kondisi demikian jelas merugikan petani. Bahkan kerugian secara nasional diperkirakan setara dengan Rp 15 triliun per tahun. Karena itu, petani diminta lebih mengenal pengembangan dan pemanfaatan teknologi panen dan pascapanen agar produksinya lebih baik.

Titik kritis saat panen :1. Pemotongan padi (pemanenan)2. Pengumpulan

3. Perontokan.

Dalam proses perontokan padi dengan cara dibanting banyak gabah yang terlempar keluar alas perontokan tanpa disengaja.

Page 7: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Pemanenan Sebaiknya dilakukan pada umur panen yang tepat dan dengan cara

panen yang benar. Umur panen padi yang tepat akan menghasilkan gabah dan beras

bermutu baik, sedangkan cara panen yang baik secara kuantitatif dapat menekan kehilangan hasil.

Oleh karena itu komponen teknologi pemanenan padi perlu disiapkan.

Umur Panen1. Dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya varietas, iklim, dan tinggi

tempat, sehingga umur panennya berbeda 2. Berdasarkan kadar air gabah, padi yang dipanen pada kadar air 21-

26% memberikan hasil produksi optimum dan menghasilkan beras bermutu baik.

3. Padi dipanen pada saat malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga rata sehingga dihasilkan gabah dan beras bermutu tinggi

4. Penentuan saat panen yang umum dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan malai, yaitu 90 – 95 % gabah dari malai tampak bewarna kuning.

Page 8: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Alat Dan Cara Panen Alat panen yang sering digunakan dalam pemanenan padi,

adalah sabit biasa, sabit bergerigi dan ani-ani Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang

digunakan. Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal

yang tahan rontok dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya.

Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.

Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan cara dibanting atau menggunakan pedal thresher.

Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan perontokannya menggunakan mesin perontok.

Page 9: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Perontokan Perontokan padi merupakan tahapan pascapanen padi setelah pemotongan

padi (pemanenan). Tahapan kegiatan ini bertujuan untuk melepaskan gabah dari malainya. Perontokan padi dapat dilakukan secara manual atau dengan alat dan

mesin perontok. Prinsip untuk melepaskan butir gabah dari malainya adalah dengan

memberikan tekanan atau pukulan terhadap malai tersebut. Proses perontokan padi memberikan kontribusi cukup besar pada

kehilangan hasil padi secara keseluruhan.

Cara perontokan

Berdasarkan alat perontok padi, cara perontokan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa cara, antara lain diinjak-injak, dipukul dibanting pedal thresher, mesin perontok.

Page 10: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

STANDARISASI BERAS

Pentingnya standar : Untuk menghasilkan produk yang lebih bermutu Untuk menghadapi persaingan pasar yang lebih luas Memudahkan transaksi bisnis Mengantisipasi kebutuhan pasar/konsumen Mendapatkan keuntungan yang lebih baik

Yang perlu dipedomani dalam standarisasi : Standar resmi (mis : SNI ) Kecenderungan/perubahan selera konsumen

Page 11: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Syarat Mutu Beras

No Komponen Satuan Mutu I

Mutu II

Mutu III

Mutu IV

Mutu V

1 Derajat sosoh (min) % 100 100 95 95 95

2 Kadar air (maks) % 14 14 14 14 15

3 Butir kepala (min) % 95 89 78 73 60

4 Butir patah (maks) % 5 10 20 25 35

5 Butir menir (maks) % 0 1 2 2 5

6 Butir merah (maks) % 0 1 2 3 3

7 Butir kuning/rusak (maks) % 0 1 2 3 5

8 Butir mengapur (maks) % 0 1 2 3 5

9 Benda asing (maks) % 0 0,02 0,02 0,05 0,20

10 Butir gabah (maks) Butir per100 gram

0 1 1 2 3

Page 12: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Tekstur nasi : • Sifat fisik nasi yang mencerminkan tingkat kepulenan

Dedak :• Hasil samping proses penggilingan gabah yang berasal dari lapisan terluar beras

pecah kulit yang terdiri dari perikarp, testa dan aleuron. Pada proses penyosohan bertingkat akan menghasilkan dedak kasar dan dedak halus yang biasa disebut bekatul

Lapisan bekatul :• Lapisan terluar beras pecah kulit yang terdiri dari perikarp, testa dan aleuron yang

masih menempel pada endosperm

Derajat sosoh : • Tingkat terlepasnya lapisan bekatul (pericarp, testa dan aleuron) dan lembaga dari

butir beras

Derajat sosoh 100 % :• Tingkat terlepasnya seluruh lapisan bekatul, lembaga dan sedikit endosperm dari

butir beras

Derajat sosoh 95 % :• Tingkat terlepasnya sebagian besar lapisan bekatul, lembaga dan sedikit endosperm

dari butir beras sehingga sisa yang belum terlepas sebesar 5 %

Page 13: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Beberapa contoh bagian beras

A B C D A

Keterangan gambar:A : Patahan kecilB : Patahan besarC : Beras kepalaD : Beras utuh

Page 14: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Bagian-bagian Beras

Butir kepala : butir beras baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar atau

sama dengan 0,75 bagian dari butir beras utuh

Butir patah : butir beras baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar dari

0,25 sampai dengan lebih kecil 0,75 dari butir beras utuh

Butir menir : butir beras baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari

0,25 bagian butir beras utuh

Butir merah : Butir beras utuh, beras kepala, patah maupun menir yang berwarna merah

akibat faktor genetis

Butir kuning : butir beras utuh, beras kepala, beras patah dan menir yang berwarna kuning,

kuning kecoklat-coklatan, dan kuning semu akibat proses fisik atau aktivitas mikroorganisme

Page 15: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Butir mengapur : butir beras yang separuh bagian atau lebih berwarna putih seperti

kapur (chalky) dan bertekstur lunak yang disebabkan oleh faktor fisiologis

Butir rusak : butir beras utuh, beras kepala, beras patah dan menir berwarna

putih/bening, putih mengapur, kuning dan berwarna merah yang mempunyai lebih dari satu bintik yang merupakan noktah disebabkan proses fisik, kimiawi, dan biologi. Beras yang berbintik kecil tunggal tidak termasuk butir rusak

Benda asing : benda-benda yang tidak tergolong beras, misalnya jerami, malai,

batu kerikil, butir tanah, pasir, logam, potongan kayu, potongan kaca, biji-bijian lain serangga mati, dan lain sebagainya

Butir gabah : butir padi yang sekamnya belum terkelupas atau hanya terkelupas

sebagian

Page 16: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

SYARAT MUTU BERASSyarat umuma. bebas hama dan penyakit;b. bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya;c. bebas dari campuran dedak dan bekatul;d. bebas dari bahan kimia yang membahayakan dan merugikan konsumen.

PENANDAAN Penandaan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah yang terkait dengan

pelabelan. Dibagian luar kemasan ditulis dengan bahan yang aman, tidak luntur dan jelas terbaca informasi berikut :

nama dan persentase komposisi varietas (apabila ada), kelas mutu, tekstur nasi, nama dan alamat perusahaan, berat bersih, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa.

Page 17: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

PENGEMASAN BERASManfaat Kemasan :

Pengemasan akan memberikan manfaat baik bagi konsumen maupun produsen.

Secara umum manfaat kemasan antara lain adalah sebagai berikut Melindungi bahan Mempermudah pengangkutan dan penyimpanan Meningkatkan daya tarik Memberi informasi tentang bahan Meningkatkan keuntungan

Persyaratan Kemasan :

Tidak semua bahan bisa digunakan sebagai kemasan, untuk itu perlu

diperhatikan persyaratan sebagai berikut : Tidak dibuat dari bahan beracun Mampu memlindungi bahan yang dikemas Memberikan informasi yang tepat dan benar Memberikan daya tarik

Page 18: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Perlakuan sebelum pengemasan beras :Pengemasan beras bisa dilakukan oleh siapapun, bila pengemasan dilakukan oleh petani/kelompok tani maka peningkatan keuntungan akibat pengemasan ini tentuk akan dinikmati pula oleh petani. Untuk itu perlu diperhatikan urutan kegiatan sebagai berikut : Pastikan jenis/varietas beras homogen Pisahkan dari benda asing Sortasi berdasarkan ukuran (gunakan ayakan ukuran 15 mesh)

Pada dasarnya persayaratan kemasan untuk segala produk pertanian harus sama, namun beberapa hal beriktu ini perlu diperhatikan pada pengemasan beras : Tentukan ukuran kemasan berdasarkan berat beras yang akan

dikemas (untuk berat 5 Kg, 10 Kg, 20 Kg) Pastikan ketebalan plastik kemasan Pastikan kadar air beras Pastikan beras yang dikemas siap untuk dimasak Tentukan kemasan sekunder yang sesuai (bila diperlukan)

Page 19: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Penumpukan dan Pengumpulan Ketidaktepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat

mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil

sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas.

Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

Pengeringan Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai

mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan proses pengeringan dapat mencapai 2,13 %. Pada saat ini cara pengeringan padi telah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan.

Penyimpanan Kesalahan dalam melakukan penyimpanan gabah/ beras dapat

mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah/beras

Page 20: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil

Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan dengan : Sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada suatu tempat yang

dianggap aman dari gangguan hama maupun cuaca. Penyimpanan gabah dengan sistem curah dapat dilakukan dengan menggunakan silo. Silo merupakan tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sangat besar. Bentuk dan bagian komponen silo adalah sebagai berikut :

(a) Silo biasanya berbentuk silinder atau kotak segi-empat yang terbuat dari plat lembaran atau papan.

(b) Silo dilengkapi dengan sistem aerasi, pengering dan elevator. (c) Sistem aerasi terdiri dari kipas-kipas angin aksial dengan lubang saluran

pemasukan dan pengeluaran pada dinding silo. (d) Pengering terdiri sumber pemanas/kompor dan kipas penghembus. (e) Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau

kulit serta plat lembaran.

Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah. Penyimpanan gabah dengan kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan karung. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah dengan karung adalah :

(a) Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau penyimpanan.

(b) Karung tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau pencemaran oleh bahan kemasan dan tidak membawa OPT.

(c) Karung harus kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi fisik dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman. Karung harus diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas.

Page 21: Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen  Dan  Pascapanen Padi Dalam Rangka Menekan Kehilangan Hasil