PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar...

248
MATER PADA S disajikan s JUR PENIN RI TEKN TRANS SISWA K PES sebagai salah Jur RUSAN PE FAK UNIVE NGKATA NOLOG SPORTA KELAS IV SURUNG h satu syarat rusan Pendid Siti 1 ENDIDIK KULTAS ERSITAS AN PEM I PRODU ASI MELA V SEKO GAN LOR Skripsi untuk memp dikan Guru S oleh Indah Cahya 1402408276 KAN GURU ILMU PE S NEGERI 2012 BELAJA UKSI, K ALUI JI OLAH DA R 1 TEG peroleh gela Sekolah Dasa ani U SEKOL ENDIDIKA I SEMAR ARAN KOMUNI IGSAW ASAR NE GAL ar Sarjana Pe ar LAH DASA AN RANG KASI, EGERI endidikan AR

Transcript of PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar...

Page 1: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

MATER

PADA S

disajikan s

JUR

PENINRI TEKNTRANS

SISWA KPES

sebagai salahJur

RUSAN PEFAK

UNIVE

NGKATANOLOGSPORTAKELAS IVSURUNG

h satu syarat rusan Pendid

Siti

1

ENDIDIKKULTAS ERSITAS

AN PEMI PRODU

ASI MELAV SEKO

GAN LOR

Skripsi untuk memp

dikan Guru S

oleh

Indah Cahya

1402408276

KAN GURUILMU PE

S NEGERI2012

BELAJAUKSI, KALUI JI

OLAH DAR 1 TEG

peroleh gelaSekolah Dasa

ani

U SEKOLENDIDIKAI SEMAR

ARAN KOMUNIIGSAW ASAR NE

GAL

ar Sarjana Pear

LAH DASAAN

RANG

KASI,

EGERI

endidikan

AR

Page 2: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

ii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain,

baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

pada skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 31 Juli 2012

Siti Indah Cahyani

1402408276

Page 3: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diuji ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari, tanggal : Selasa, 14 Agustus 2012

Tempat : Tegal

Pembimbing I

Dra. Umi Setijowati, M. Pd.

19570115 198403 2 001

Pembimbing II

Drs. Noto Suharto, M. Pd.

19551230 198203 1 001

Mengetahui,

Koordinator PGSD UPP Tegal

Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd.

19630923 198703 1 001

Page 4: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Peningkatan Pembelajaran Materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, Transportasi Melalui Jigsaw pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal, oleh Siti Indah Cahyani 1402408276, telah

dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal

14 Agustus 2012.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19630923 198703 1 001

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Drs. Noto Suharto, M. Pd. Dra. Umi Setijowati, M. Pd. 19551230 198203 1 001 19570115 198403 2 001

Page 5: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. (Q.S. Al Insyiroh: 6-8)

Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Allah adalah sebaik-baiknya

pelindung. (Q.S. Ali Imran: 173)

Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa

besar kepercayaan anda pada diri sendiri. (Robert Collier)

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan

saya percaya pada diri saya sendiri. (Muhammad Ali)

Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya untuk mencegah

munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap

kesulitan saat masalah itu terjadi. (David J. Schwartz)

Persembahan:

Kepada Allah SWT dzat yang maha kuasa, atas

kebahagiaan ini, saya berbagi kepada:

Abah dan Umi

Kakak-kakak dan adik-adikku, serta

Tunanganku

Page 6: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman,

keselamatan dan kesehatan kepada penulis. Berkat rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran

Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi Melalui Jigsaw Pada Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal”. Skripsi ini disusun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan pada Universitas

Negeri Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini, tanpa peranan

mereka penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Page 7: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

vii

5. Dra. Umi Setijowati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

6. Drs. Noto Suharto, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di UPP Tegal

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Makmuri, S.Pd.SD., Kepala SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yang telah

memberi ijin untuk mengadakan penelitian.

9. Siti Latifah, S.Pd.SD., dan rekan-rekan guru SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal yang telah membantu jalannya proses penelitian tindakan kelas.

10. Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

11. Semua pihak yang telah nmembantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara

moral maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda

kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini dan penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Tegal, 31 Juli 2012

Penulis

Page 8: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

viii

ABSTRAK

Cahyani, Siti Indah. 2012. Peningkatan Pembelajaran Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi Melalui Jigsaw pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Umi Setijowati, M.Pd. II: Drs. Noto Suharto, M.Pd.

Kata Kunci: Jigsaw; Pembelajaran IPS; Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

Berdasarkan latar belakang masalah, hasil belajar IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal semester 2 tahun pelajaran 2010/ 2011, termasuk dalam kategori rendah. Dari jumlah 30 siswa, yang memenuhi KKM hanya 6 siswa atau sebesar 20%. Hal ini dimungkinkan karena guru belum mengelola pembelajaran dengan model yang mengaktifkan siswa. Di samping itu, pendayagunaan media dan penggunaan metode belum bervariasi. Berdasarkan kecenderungan tersebut, peneliti mengadakan inovasi pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian meliputi guru dan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Teknik pengumpulan data berupa tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data berupa analisis data kuantitatif dan kualitatif. Indikator keberhasilan mencakup nilai performansi guru minimal 71 (B), aktivitas belajar siswa minimal 70%, dan rata-rata nilai hasil belajar ≥71 dengan ketuntasan belajar klasikal ≥75%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi guru pada siklus I memperoleh nilai akhir sebesar 81,16 (AB) meningkat menjadi 92,35 (A), dan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB pada siklus I meningkat menjadi 91,67 dengan kriteria A, pada siklus II. Aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 70,10% dengan kriteria tinggi meningkat pada siklus II menjadi 88,39% dengan kriteria sangat tinggi. Selain itu, aktivitas kelompok pada siklus I sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat tinggi, pada siklus II. Selanjutnya, rata-rata nilai tes formatif siklus I sebesar 75,87 meningkat pada siklus II menjadi 93,03. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 60,61% meningkat pada siklus II menjadi 87,88%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Page 9: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................ i

PERNYATAAN .................................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah....................................... .... 11

1.2.1. Rumusan Masalah................................................................................ ... 11

1.2.2. Pemecahan Masalah............................................................................. ... 11

1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. .... 12

1.3.1. Tujuan Umum...................................................................................... ... 12

1.3.2. Tujuan Khusus..................................................................................... .... 12

1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... .... 13

1.4.1. Bagi Siswa........................................................................................... .... 13

1.4.2. Bagi Guru............................................................................................ .... 13

1.4.3. Bagi Sekolah....................................................................................... .... 14

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori.................................................................................... .... 15

2.1.1. Pengertian Belajar............................................................................... .... 15

2.1.2. Arti Belajar bagi Siswa SD................................................................. .... 18

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................................ .... 19

Page 10: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

x

2.1.4. Pengertian Mengajar dan Pembelajaran ............................................. .... 28

2.1.5. Hakekat Mengajar di SD .................................................................... .... 30

2.1.6. Aktivitas Belajar Siswa ...................................................................... .... 31

2.1.7. Hasil Belajar........................................................................................ .... 32

2.1.8. Karakteristik Siswa SD....................................................................... .... 35

2.1.9. Performansi Guru .............................................................................. ..... 41

2.1.10. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................... ..... 45

2.1.11. Pembelajaran IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan

Transportasi ............................................................................................ 48

2.1.12. Manfaat Mempelajari IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi

dan Transportasi . .................................................................................... 58

2.1.13. Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................... ..... 58

2.1.14. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.................................... ..... 68

2.2. Kajian Empiris ....................................................................................... 74

2.3. Kerangka Berpikir ................................................................................... 76

2.4. Hipotesis Tindakan........................................................................... ....... 79

3. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian .............................................................................. 80

3.1.1. Perencanaan ............................................................................................. 80

3.1.2. Pelaksanaan ............................................................................................. 81

3.1.3. Pengamatan ............................................................................................. 81

3.1.4. Refleksi .................................................................................................... 82

3.2. Perencanaan Tahap Penelitian ................................................................. 83

3.2.1. Perencanaan Siklus I...................................................................... ......... 83

3.2.2. Perencanaan Siklus II .............................................................................. 87

3.3. Subjek Penelitian ..................................................................................... 92

3.4. Tempat Penelitian .................................................................................... 92

3.5. Data dan Teknik Pengumpulan Data.................................................... ... 93

3.5.1. Jenis Data ................................................................................................ 93

3.5.2. Sumber Data ............................................................................................ 94

3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 95

3.5.4. Alat Pengumpul Data .............................................................................. 97

Page 11: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

xi

3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................... 102

3.6.1. Analisis Angket Siswa ............................................................................ 102

3.6.2. Data Performansi Guru ............................................................................ 103

3.6.3. Data Aktivitas Belajar Siswa ................................................................... 104

3.6.4. Data Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 105

3.7. Indikator Keberhasilan.......................................................................... .. 106

3.7.1. Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 106

3.7.2. Aktivitas Belajar Siswa .......................................................................... 106

3.7.3. Performansi Guru .................................................................................... 106

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian..................................................................................... .. 107

4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus I ....................................................... 112

4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II ...................................................... 130

4.2. Pembahasan ............................................................................................. 149

4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian ............................................................... 149

4.2.2. Implikasi Hasil Temuan .......................................................................... 164

5. PENUTUP

5.1. Simpulan .................................................................................................. 172

5.2. Saran ........................................................................................................ 174

LAMPIRAN ........................................................................................................ 175

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 230

Page 12: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 67

2.2 Predikat Penghargaan Kelompok .............................................................. 74

3.1 Kriteria Respon Siswa ............................................................................... 103

3.2 Konversi Nilai Angka ke dalam Nilai Huruf ............................................. 103

3.3 Kualifikasi Prosentase Keaktifan Siswa .................................................... 104

3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal ........................................ 106

4.1 Hasil Pretes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi

Produksi, Komunikasi dan Transportasi .................................................. 110

4.2 Hasil Angket Motivasi Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS ...................... 111

4.3 Data Hasil Belajar IPS Siklus I .................................................................. 113

4.4 Nilai Peningkatam dan Kriteria Penghargaan Kelompok Jigsaw Siklus I 115

4.5 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ................. 117

4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus I .................... 119

4.7 Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus I...... 120

4.8 Data Penilaian RPP pada Siklus I .............................................................. 122

4.9 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I ............ 122

4.10 Rekapitulasi Data Penilaian Performansi Guru pada Siklus I ................... 123

4.11 Data Hasil Penilaian terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siklus I ........................................................ 124

4.12 Data Hasil Belajar IPS pada Siklus II ........................................................ 132

4.13 Nilai Peningkatam dan Kriteria Penghargaan Kelompok Jigsaw Siklus

II ................................................................................................................. 134

4.14 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ................ 136

4.15 Hasil Pengamatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II ................... 138

4.16 Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II .... 139

4.17 Data Penilaian RPP pada Siklus II ............................................................ 140

4.18 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II .......... 140

4.19 Rekapitulasi Data Penilaian Performansi Guru pada Siklus II .................. 141

4.20 Data Hasil Penilaian terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siklus II ...................................................... 142

Page 13: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

xiii

4.21 Hasil Postes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi

Produksi, Komunikasi dan Transportasi .................................................... 148

4.22 Data Hasil Pengamatan terhadap Perencanaan Pembelajaran ................... 150

4.23 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran.................................. 153

4.24 Data Rekapitulasi Hasil Pengamatan terhadap Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ....................................................... 156

4.25 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa ........................ 157

4.26 Data Hasil Aspek Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa ........ 158

4.27 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa ................... 159

4.28 Data Hasil Belajar IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan

Transportasi Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal ........... 161

Page 14: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alat Teknologi Produksi Tradisional ........................................................ 50

2. Alat Teknologi Produksi Modern .............................................................. 50

3. Alur Proses Produksi Pakaian .................................................................... 51

4. Alat Teknologi Komunikasi Tradisional ................................................... 52

5. Alat Teknologi Komunikasi Modern ......................................................... 52

6. Alat Teknologi Transportasi Tradisional ................................................... 53

7. Alat Teknologi Transportasi Modern ........................................................ 54

8. Hasil Produksi Batik Celup Ikat Sederhana .............................................. 55

9. Alat dan Bahan Pembuatan Batik Celup Ikat Sederhana........................... 55

10. Alur Proses Pembuatan Batik Celup Ikat Sederhana ................................. 56

11. Kelas Model Jigsaw ................................................................................... 69

Bagan

2.1 Arus Praktek Batik Celup Ikat ................................................................... 57

2.2 Kerangka Berpikir dalam PTK .................................................................. 79

3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 82

Diagram

4.1 Hasil Rata-rata Nilai Siklus I ..................................................................... 114

4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I ....................................... 115

4.3 Rata-rata Nilai Kelompok Siswa dalam Jigsaw pada Siklus I .................. 116

4.4 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ................................... 118

4.5 Peningkatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus I ............................. 121

4.6 Penilaian Performansi Guru pada Siklus I ................................................. 123

4.7 Hasil Rata-rata Nilai Siklus II ................................................................... 133

4.8 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus II ...................................... 134

4.9 Rata-rata Nilai Kelompok Siswa dalam Jigsaw pada Siklus II ................. 135

4.10 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ................................ 137

4.11 Peningkatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II ............................ 139

4.12 Penilaian Performansi Guru pada Siklus II ............................................... 141

4.13 Peningkatan Performansi Guru Siklus I dan II ......................................... 155

Page 15: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

xv

4.14 Peningkatan Rata-rata Nilai Hasil Belajar IPS Materi Teknologi

Produksi, Komunikasi dan Transportasi ................................................... 162

4.15 Peningkatan Ketuntasan Belajar Klasikal IPS Materi Teknologi

Produksi, Komunikasi dan Transportasi .................................................... 163

Page 16: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus IPS Kelas IV SD/ MI ....................................................................... 176

2. Daftar Nilai IPS Kelas IV Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 ............ 177

3. Daftar Kelompok Jigsaw ............................................................................. 178

4. Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes .......................................................... 179

5. Soal Pretes dan Postes .................................................................................. 181

6. Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ................................. 184

7. Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua .................................... 205

8. Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ................................ 206

9. Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ................................... 216

10. Data Skor Perkembangan Kelompok Jigsaw pada Siklus I ......................... 223

11. Data Skor Perkembangan Kelompok Jigsaw pada Siklus II ........................ 224

12. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................... 225

13. Surat Keterangan Mengajar ......................................................................... 226

14. Dokumentasi ................................................................................................ 227

Page 17: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian di atas, pendidikan merupakan kebutuhan manusia

sepanjang hayat. Hal ini, pendidikan memegang peran sangat penting maka perlu

adanya upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Berbagai

upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yang salah

satunya yaitu upaya inovasi di bidang pendidikan dan pembelajaran. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan sebagai tenaga pendidik yaitu meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Mengingat pentingnya peran pendidikan tersebut, maka penyelenggaraan

pendidikan pada setiap jenjangnya harus sesuai dengan kurikulum yang telah

ditetapkan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu,

pembelajaran yang dilakukan harus benar-benar terarah untuk mencapai tujuan

yang dicapai sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Kurikulum ini

disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan

Page 18: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

2

pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

serta sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pada

semua jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar (SD), kurikulum yang

digunakan sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di

dalam KTSP terdapat beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa

di tingkat sekolah dasar. Salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD. Menurut

Sihabuddin (2006: 92), “isi dari materi pembelajaran IPS berjenjang mulai dari

fakta, konsep, generalisasi dan teori.” Sementara, Nasution dalam Masitoh,

Susilo, dan Soewarso (2010: 1), mengutarakan bahwa IPS mempelajari manusia

dalam lingkungan fisik maupun sosial, dan bahan pembelajaran IPS diambil dari

berbagai ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,

sosiologi, politik dan psikologi sosial. Bahan pembelajaran IPS dirancang dan

diajarkan untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPS. Pencapaian tujuan mata

pelajaran IPS perlu diselaraskan pula dengan fungsi mata pelajaran IPS. Fungsi

mata pelajaran IPS dinyatakan oleh Hernawan, dkk (2008: 8.28), “mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk

mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta

kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia

di masa lampau dan masa kini.” Oleh karena itu, diperlukan serangkaian proses

pembelajaran yang mendukung untuk mencapai tujuan tersebut.

Pada jenjang pendidikan dasar, proses pembelajaran dilaksanakan

berdasarkan ruang lingkup pembelajaran IPS. Dalam Peraturan Menteri

Page 19: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

3

Pendidikan Nasional RI No. 14 tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program

Paket A (Permendiknas 2007: 107), menyatakan bahwa “ruang lingkup mata

pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut (1) manusia, tempat, dan

lingkungan, (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (3) sistem sosial dan

budaya, dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.” Ruang lingkup tersebut

dapat dijabarkan menjadi tiga pembahasan, yaitu lingkungan lokal (rumah),

lingkup nasional (Indonesia) dan lingkup Internasional (dunia). Adapun materi

pembelajaran IPS SD dimulai dari lingkungan rumah, sekolah, Rukun Tetangga

(RT), Rukun Warga (RW), tingkat kecamatan, kabupaten, dan propinsi sampai

dengan lingkup nasional serta internasional.

Karakteristik bahan materi mata pelajaran IPS yang penuh dengan pesan-

pesan yang bersifat abstrak, berseberangan dengan cara berpikir siswa SD.

Perkembangan kognitif anak pada usia SD berkisar 7-11 tahun berada pada tahap

operasional konkret. Perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Haditono

(2006: 223), dijelaskan bahwa anak pada tahap ini sudah mampu untuk

melakukan aktivitas logis dalam situasi yang konkret. Dengan demikian, materi

IPS yang abstrak perlu dikonkretkan agar dapat dipelajari oleh siswa SD. Materi

pembelajaran IPS SD di kelas IV semester dua salah satunya yaitu materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengaplikasikan materi tersebut

melalui benda konkret maupun praktek langsung agar siswa kelas IV sekolah

dasar dapat menerima dan memahami materi tersebut, serta memperoleh

pengalaman yang bermakna.

Page 20: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

4

Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 41), berpendapat bahwa

pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kurang populer dikalangan

siswa. Kekurangpopuleran ini menjadikan IPS sebagai ilmu yang kurang menarik

minat dan perhatian siswa. Selain itu, siswa lebih cenderung tertarik pada

keterampilan baca, tulis dan hitung, karena siswa dapat mengetahui jawaban yang

tepat dan pasti atas hasil pekerjaannya. Sementara, mata pelajaran IPS cenderung

sebagai mata pelajaran yang berorientasi pada penguasaan fakta-fakta seperti

nama-nama gunung, sungai, tokoh sejarah, dan sebagainya. Selanjutnya,

Sihabuddin (2006: 91), menyatakan bahwa “IPS lama juga ditandai dengan

pembelajaran rasa nasionalisme yang tidak kritis (dogmatis), dan sangat

berorientasi pada buku teks,” sehingga menjadikan IPS kurang diminati oleh

siswa.

Pada hakekatnya kekurangpopuleran IPS dikarenakan kurang dipahaminya

apa sebenarnya IPS baik oleh guru maupun siswa. Peran guru menjadi salah satu

faktor kurang diminatinya IPS. Proses pembelajaran IPS yang saat ini masih

berpusat pada guru (teacher centre) dan peran siswa hanya menjadi objek

pembelajaran sehingga pola interaksi hanya terjadi satu arah. Menurut Lindgren

dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 119), mengemukakan bahwa “interaksi satu

arah, di mana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa sebagai

penerima pesan.” Dalam hal ini, guru kurang dapat berkreasi untuk menciptakan

metode yang inovatif dalam mengajar. Proses pembelajaran yang terjadi

cenderung menggunakan metode ekspositori yang berpusat pada guru sehingga

menyebabkan siswa bersikap pasif. Metode yang sering diterapkan yaitu metode

konvensional yang terlalu verbalistik yaitu penggunaan metode ceramah yang

Page 21: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

5

cenderung monoton dan tanpa alat peraga maupun media yang mendukung. Selain

itu, dalam menyampaikan materi pelajaran terkadang guru juga tidak mempunyai

acuan yang jelas sehingga materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat

perkembangan dan konteks kehidupan siswa. Peran guru dalam pembelajaran

belum dapat menjadi fasilitator dan motivator akibatnya kurang dapat

mengaktualisasikan potensi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa pasif dan

kurang tertarik untuk belajar mandiri.

Proses evaluasi dalam pembelajaran IPS turut menjadi faktor penentu

diminatinya IPS oleh para siswa. Menurut Sudjana dalam Dimyati dan Mudjiono

(2009: 191), “pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi, dengan batasan sebagai

proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan

suatu kriteria tertentu.” Evaluasi mata pelajaran IPS yang telah berlangsung saat

ini hanya menitikberatkan pada penilaian hasil belajar yaitu pada aspek kognitif

yang hanya mencakup materi yang diajarkan. Dalam hal ini, siswa hanya

diberikan fakta-fakta yang harus dihafalkan yang akan keluar dalam soal tes.

Teknik yang digunakan dalam evaluasi yakni dengan teknik tes. Siswa dalam

mengisi soal tes, terkadang dengan berbagai cara mencari jawaban yang paling

tepat agar dapat menjawab benar dari suatu evaluasi. Hal ini menjadikan hasil

belajar siswa kurang optimal. Proses evaluasi yang seharusnya dilakukan yaitu

penilaian terhadap proses dan hasil belajar. Penilaian proses dilaksanakan selama

proses pembelajaran berlangsung dan penilaian hasil belajar dilaksanakan di akhir

pembelajaran. Bloom dalam Sudjana (2010: 22), mengemukakan bahwa

klasifikasi hasil belajar secara garis besar terdiri dari tiga yaitu ranah kognitif,

afektif dan psikomotoris. Jika proses evaluasi mata pelajaran IPS melalui prosedur

Page 22: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

6

yang sesuai maka akan menjadikan proses dan hasil belajar siswa lebih optimal

atau bahkan dapat meningkat.

Pembelajaran IPS di SD sebaiknya berlangsung sesuai dengan tujuan

pembelajaran mata pelajaran IPS. Banks (1990) dalam Sihabuddin (2006: 91),

menyatakan bahwa “pengajaran IPS pada abad 21 ini dirancang untuk

mempersiapkan siswa agar mampu berpartisipasi secara efektif pada masyarakat

post-industri.” Hal ini, menjadikan pandangan baru bagi para guru untuk

mengupayakan pencapaian tujuan dan peran pembelajaran IPS. Sebagaimana

“tujuan dan peran kritis/misi IPS, yaitu mendidik dan membekali siswa dengan

seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, moral, dan keterampilan untuk memahami

lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai” (Solihatin dan Raharjo 2008: 3).

Sementara Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 7), menyatakan bahwa

“bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka, melainkan yang

mendorong daya nalar yang kreatif.” Pernyataan tersebut, mengandung maksud

bahwa materi pelajaran difokuskan pada upaya membantu dan memfasilitasi

siswa agar mereka memiliki kemampuan untuk berpartisipasi sebagai warga

komunitas, warga negara, dan warga dunia dengan tingkat perubahan yang amat

cepat. Dengan demikian, materi IPS dapat menarik siswa dan melatih siswa untuk

berpikir kritis dan kreatif, sehingga mata pelajaran IPS tidak lagi membosankan.

Selain itu, proses evaluasinya juga tidak hanya berorientasi pada penilaian

hasil saja, melainkan meliputi pula penilaian proses. Penilaian yang dilakukan

perlu mencakup tiga ranah sesuai klarifikasi Bloom yaitu meliputi ranah

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Dalam hal

Page 23: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

7

ini, teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian juga menggunakan teknik

tes maupun non tes yaitu meliputi penilaian hasil dan proses belajar.

Kondisi yang demikian juga terjadi pada proses pembelajaran IPS di kelas

IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Berdasarkan hasil pengamatan dan

wawancara dengan Siti Latifah guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal

diperoleh bahwa pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini belum

menggunakan model pembelajaran inovatif, melainkan menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi. Dalam proses diskusi belum

berjalan secara maksimal, sehingga aktivitas siswa terlihat pasif. Media yang

digunakan berupa gambar dan peta. Selain itu, di dalam pembelajaran terdapat

permasalahan yang sering muncul yaitu adanya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran IPS yang tidak terarah. Kebanyakan siswa di SD Negeri Pesurungan

Lor 1 Tegal sering ngobrol sendiri saat diterangkan materi oleh guru. Hal ini

berdampak negatif pada hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS

kelas IV semester dua materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.

Rata-rata nilai siswa kelas IV mata pelajaran IPS semester dua tahun

pelajaran 2010/ 2011 sebesar 50,67. Ketuntasan belajar klasikal memperoleh

angka sebesar 20%. Artinya, dari jumlah 30 siswa, hanya 6 siswa yang memenuhi

KKM (≥ 61). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

rendah. Hal ini perlu ada upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Data

hasil belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Dari uraian di atas, menegaskan bahwa IPS tidak diminati oleh para siswa.

Akan tetapi, apabila materi pelajaran dikemas dalam sajian yang baru dan

keterampilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

Page 24: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

8

menyenangkan, maka mata pelajaran IPS dapat menarik minat dan perhatian

siswa. Proses pembelajaran IPS di SD seharusnya tidak lagi berpusat pada guru,

melainkan harus berpusat pada siswa (student centre). Artinya, peran siswa tidak

lagi sebagai penerima pesan atau objek pembelajar tetapi sebagai subjek

pembelajar. Kreativitas guru dalam hal ini sangat penting. Guru seharusnya dapat

menggunakan model pembelajaran inovatif salah satunya yaitu pembelajaran

kooperatif (cooperative learning). Penggunaan model pembelajaran inovatif dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SD.

Slavin (2010: 4), mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran.” Dalam kegiatan tersebut, pola interaksi yang

terjadi yaitu interaksi multiarah, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara

optimal dan siswa mampu belajar mandiri serta bergairah dalam mempelajari IPS.

Juliati dalam Isjoni (2010: 15), mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif

lebih tepat digunakan pada pembelajaran IPS.” Hal ini membuktikan bahwa

model kooperatif tepat untuk membelajarkan IPS khususnya di jenjang sekolah

dasar.

Model pembelajaran kooperatif terdapat berbagai tipe. Salah satunya yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw atau disebut juga tim ahli. Model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang sesuai

dengan sifat dan tujuan dari proses pendidikan IPS di sekolah. Pernyataan ini juga

disampaikan oleh Lie (2010: 69), mengemukakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat juga diterapkan dalam beberapa mata pelajaran

Page 25: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

9

seperti ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), matematika,

agama dan bahasa.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menanamkan

konsep-konsep abstrak mata pelajaran IPS dan memunculkan keaktifan siswa

dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS di SD seperti pada materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi akan lebih baik jika pembelajarannya

dilakukan dengan melibatkan keaktifan siswa. Dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, selain meningkatkan hasil belajar IPS

siswa, juga dapat membangun keakraban antarsiswa serta dapat menanamkan

konsep materi IPS. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpotensi

menjadikan siswa senang, tidak membosankan, dan memberi ruang bagi siswa

untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran IPS di kelas.

Penelitian yang mengkaji tentang jigsaw telah banyak dilakukan oleh para

ahli. Penelitian yang relevan yaitu skripsi Sumardi yang dilaksanakan tahun 2011

dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar IPS melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Siasem 03 Brebes.” Hasilnya

membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar di SDN

Siasem 03 Brebes. Hasil penelitian tersebut menegaskan bahwa jigsaw dapat

meningkatkan pembelajaran IPS.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga diteliti oleh Astiti (2011)

dalam skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD

Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan

Page 26: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

10

Kemerdekaan Indonesia” membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

kelas V pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di SD

Negeri Padasugih 01 Brebes.

Selanjutnya, Ashshiddiqi (2011) dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Alat Indera Manusia melalui

Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang”

menyimpulkan bahwa pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan hasil dan

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran rangka dan alat indera manusia pada

siswa kelas IV SD Negeri Watesalit 02 Batang tahun pelajaran 2011/ 2012.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti terinspirasi untuk mengadakan inovasi

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan

Pembelajaran Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi melalui

Jigsaw pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal”.

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Dalam proses pembelajaran perlu adanya interaksi belajar yang aktif dan

menyenangkan. Untuk menciptakan hal tersebut, maka model pembelajaran

menduduki peran yang sangat penting. Demikian pula dalam pembelajaran IPS

khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi. Karena hal

tersebut, maka timbul permasalahan sebagai berikut:

(1) Bagaimana cara meningkatkan performansi guru melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS

Page 27: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

11

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa

kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal?

(2) Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal?

(3) Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV

SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal?

1.2.2 Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pemecahan masalah yang

diajukan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

diharapkan dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan

hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi di

kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan khusus. Adapun

tujuan penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan memberikan alternatif model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw yang lebih inovatif dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Page 28: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

12

1.3.2 Tujuan Khusus

(1) Untuk meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

(2) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

(3) Untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya

yaitu bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat yang dapat diberikan yaitu :

1.4.1 Siswa

(1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

(2) Dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Page 29: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

13

(3) Dapat melatih keterampilan sosial siswa secara produktif dalam

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

1.4.2 Guru

(1) Dapat meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal.

(2) Membantu mengatasi rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa

pada mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

(3) Sebagai umpan balik bagi guru dalam membelajarkan IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

1.4.3 Sekolah

(1) Sebagai masukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa

kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw .

(2) Membantu tanggung jawab sekolah dalam pelaksanaan kurikulum

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata

Page 30: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

14

pelajaran IPS kelas IV materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi, sehingga dapat membantu memperlancar tercapainya visi

dan misi SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

(3) Sebagai masukan dalam pemberdayaan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw sehingga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain di SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Page 31: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

15

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka dipaparkan mengenai kerangka teori, kajian empiris,

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengertian

belajar, arti belajar bagi siswa SD, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,

pengertian mengajar dan pembelajaran, hakekat mengajar di sekolah dasar,

aktivitas belajar siswa, hasil belajar, karakteristik siswa SD, dan performansi guru.

Selanjutnya, membahas mengenai hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi,

manfaat mempelajari IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi, dan model pembelajaran kooperatif, serta model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

2.1.1 Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda,

bergantung pada sudut pandang dan pola pikir para ahli. Menurut Skiner dalam

Anni, dkk. (2006: 20), mengemukakan bahwa “belajar merupakan suatu proses

perubahan perilaku.” Sementara, menurut Winkel (1989) mendefinisikan bahwa

Belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/ bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Kurnia 2007: 1-3).

Page 32: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

16

Kedua pernyataan tersebut ditegaskan lagi oleh Gagne memberikan dua

definisi tentang belajar. Pertama, belajar ialah suatu proses yang mendorong

individu mendapatkan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan,

maupun perubahan tingkah laku. Kedua, belajar adalah kegiatan yang dilakukan

oleh individu secara sengaja untuk menguasai suatu pengetahuan atau

keterampilan yang diperoleh melalui suatu perintah (Slameto 2010: 13).

Berdasarkan pendapat Gagne, belajar diartikan sebagai suatu sistem di

mana didalamnya terdapat komponen-komponen yang sistematis dan saling

berkaitan. Komponen tersebut meliputi input (siswa), proses, dan output

(perubahan perilaku). Dalam sistem tersebut, mencakup beberapa unsur yang

saling berkaitan dan berkelanjutan. Menurut Gagne, unsur-unsur belajar terbagi

atas empat unsur, yaitu sebagai berikut:

(1) Siswa

Siswa merupakan individu yang memiliki organ penginderaan untuk

menangkap rangsangan, diantaranya yaitu otak untuk

mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang

kompleks, dan syaraf atau otot untuk mempraktekkan atas apa yang

telah dipelajari.

(2) Rangsangan (stimulus)

Rangsangan dapat diterima oleh siswa melalui alat indera. Dalam

proses belajar siswa perlu memfokuskan pada rangsangan tertentu

terhadap apa yang siswa lihat, dengar, dan rasakan.

Page 33: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

17

(3) Memori

Memori pada siswa berisi sejumlah kemampuan, baik pengetahuan,

sikap, maupun keterampilan hasil dari kegiatan belajar sebelumnya.

(4) Respon

Respon merupakan aktivitas siswa terhadap memori yang diwujudkan

dalam bentuk tindakan. Respon tersebut dapat diamati melalui setelah

siswa melakukan kegiatan belajar (Rifai dan Anni 2009: 84-5).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku meliputi

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui interaksi dengan lingkungan.

Perubahan tingkah laku tersebut terlihat dengan bertambahnya kemampuan,

misalnya dengan belajar siswa yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa

menjadi bisa dan memiliki sejumlah keterampilan yang bermanfaat dalam

kehidupannya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar

yang terjadi secara sadar, bersifat berkelanjutan, relatif permanen, dan mengarah

pada tujuan serta bersifat progresif.

Selanjutnya, Syah (2009: 109), menambahkan bahwa “proses belajar

diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor

yang terjadi dalam diri siswa.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui

interaksi antara stimulus dengan isi memori. Perubahan tingkah laku tersebut

terlihat dengan bertambahnya kemampuan, misalnya dengan belajar siswa yang

tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, dan memiliki sejumlah

Page 34: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

18

keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Selain itu, perubahan yang

terjadi merupakan hasil belajar yang diperoleh secara sadar, berkelanjutan, relatif

permanen, dan mengarah pada tujuan serta bersifat progresif.

Guru yang profesional dan kompeten, mempunyai wawasan landasan atau

teori yang dapat dipakai dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

yang menarik dan menantang. Teori yang dapat digunakan oleh guru dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS yaitu teori belajar

konstruktivisme. Menurut Isjoni (2010: 46), menyatakan bahwa “konstruktivisme

adalah suatu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep

secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada.” Sementara,

Suprijono (2010: 39), mengemukakan bahwa “konstruktivisme juga memberikan

kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan

kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan fungsional antara

individu dan individu, antara individu dan kelompok, serta kelompok dan

kelompok.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar dimaknai sebagai

proses perubahan tingkah laku aktif yang ditunjukkan dengan adanya upaya

membangun pengetahuan sendiri dan keterlibatan antarindividu dalam interaksi

sosial untuk mencapai pemahaman bersama. Proses interaksi sosial tersebut

meliputi siswa bekerja dalam kelompok dan saling bertukar pendapat atau

informasi, sehingga diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang utuh.

2.1.2 Arti Belajar bagi Siswa SD

Menurut Sumantri dan Permana (2001: 14), mengemukakan bahwa “dalam

konteks sekolah seorang anak dikatakan telah belajar apabila perubahan-

Page 35: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

19

perubahan yang terjadi pada anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah

dan masyarakat.” Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa walaupun siswa telah

memperoleh pengalaman dan perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan

lingkungan, belum tentu dikatakan belajar. Hal tersebut terjadi karena perubahan

perilaku tersebut bersifat negatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah dan

masyarakat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arti belajar bagi siswa SD

yaitu serangkaian proses yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi

perubahan tingkah laku sesuai dengan kebutuhan lingkungan (sekolah dan

masyarakat) sebagai akibat pengalaman.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari dua faktor, yaitu

faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar). Anni dkk (2006: 14),

mengemukakan bahwa “kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis,

dan kondisi sosial, sedangkan, faktor eksternal meliputi variasi dan derajat

kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan

budaya masyarakat belajar.”

Selanjutnya, menurut Slameto, mengemukakan bahwa faktor intern yang

mempengaruhi belajar, meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan,

sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2.1.3.1 Faktor Intern

Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan yaitu:

2.1.3.1.1 Jasmaniah

Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh yaitu:

Page 36: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

20

(1) Kesehatan

Kesehatan akan mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Jika

kesehatan siswa terganggu maka akan berdampak negatif pada kesiapan

siswa dalam belajar. Siswa menjadi kurang bersemangat, cepat lelah, dan

adanya gangguan-gangguan pada alat inderanya sehingga dapat

mengganggu proses belajar.

(2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh merupakan kurang lengkapnya maupun kurang sempurnanya

alat indera yang dimiliki siswa. Siswa yang cacat tubuh akan merasa

rendah diri di hadapan anak yang sempurna.

2.1.3.1.2 Psikologis

Faktor psikologis terdiri atas inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan. Uraian selengkapnya yaitu sebagai berikut:

(1) Inteligensi

Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan dalam menghadapi dan menyesuaikan situasi baru secara

cepat dan efektif, menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif dan

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

(2) Perhatian

Perhatian merupakan langkah awal dalam belajar. Siswa harus memiliki

perhatian terhadap bahan yang sedang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran

tidak menjadi perhatian siswa, maka siswa akan merasa cepat bosan.

Page 37: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

21

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Jika siswa memiliki minat maka akan

timbul perhatian dan berujung pada rasa senang.

(4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Jika siswa belajar sesuai

dengan bakatnya, maka hasil belajar akan lebih baik.

(5) Motif

Motif yaitu suatu dorongan yang mendasari untuk melakukan sesuatu.

Motif berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu,

motif sebagai daya penggerak atau pendorong untuk belajar.

(6) Kematangan

Kematangan seseorang berpengaruh terhadap proses belajar. Kematangan

berkaitan dengan tingkat/fase pertumbuhan seseorang. Kematangan

menentukan kesiapan terhadap penerimaan terhadap sesuatu kegiatan.

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Kesiapan muncul dari

dalam diri seseorang dan berkaitan erat dengan kematangan.

2.1.3.1.3 Kelelahan

Kelelahan terdiri atas kelelahan jasmani dan rohani (psikis). Kelelahan

jasmani ditunjukkan dengan lemahnya badan dan timbulnya kecenderungan untuk

membaringkan badan, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

Page 38: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

22

kelesuan dan kebosanan sehingga menurunkan semangat dan minat seseorang

terhadap suatu kegiatan.

2.1.3.2 Faktor Ekstern

2.1.3.2.1 Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan awal siswa. Siswa belajar

dengan kedua orang tuanya. Keberadaan keluarga berpengaruh terhadap proses

belajar siswa. Faktor tersebut meliputi cara mendidik, relasi antaraggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan, yaitu sebagai berikut :

(1) Cara Orang Tua Mendidik

Cara mendidik anak dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan siswa belajar di sekolah. Orang tua yang kurang

memperhatikan pendidikan anak, berdampak negatif pada kegagalan

anak tersebut. Sebaliknya, orang tua yang peduli terhadap pendidikan

anak akan menciptakan keberhasilan anak tersebut. Walaupun demikian,

faktor tersebut dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain.

(2) Relasi Antaranggota Keluarga

Hubungan yang baik yaitu hubungan yang penuh pengertian dan kasih

sayang, disertai juga adanya bimbingan dari anggota keluarga. Relasi

atau hubungan yang sehat akan mengantarkan siswa dalam situasi dan

konsi psikis yang sehat pula sehingga siswa tersebut dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik dan memperoleh hasil yang lebih baik.

Page 39: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

23

(3) Suasana Rumah

Suasana rumah merupakan tempat di mana siswa tinggal dan menjalani

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dipengaruhi juga gaya belajar siswa

yang berbeda-beda.

(4) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap belajar siswa. Hal

tersebut berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan siswa, misalnya

kebutuhan makan, pakaian, kesehatan dan sebagainya.

(5) Pengertian Orang Tua

Belajar perlu adanya dorongan dan perhatian dari orang tua dan keluarga.

Siswa yang dibebani dengan tugas rumah akan menghambat kegiatan

belajarnya.

(6) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga akan berpengaruh

terhadap sikap anak dalam belajar. Kebudayaan berkaitan dengan

pembiasaan pada siswa.

2.1.3.2.2 Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa meliputi metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar dan tugas rumah. Adapun penjelasannya yaitu:

(1) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/ jalan yang digunakan dalam

membelajarkan siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara

Page 40: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

24

hasil belajar siswa dengan metode yang digunakan. Siswa dapat

menguasai bahan pelajaran jika dikemas dalam sajian yang menarik

perhatian siswa sehingga hasil belajar yang diraih pun akan optimal.

(2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Kegiatan tersebut berupa proses mempelajari, menerima,

menguasai dan menerapkan serta mengembangkan bahan pelajaran yang

diberikan guru. Oleh karena itu, peran kurikulum merupakan pondasi

bagi keberlangsungan proses belajar siswa, sehingga perlu disesuaikan

dengan kemampuan, bakat, minat dan perhatian siswa.

(3) Relasi Guru dengan Siswa

Hubungan guru dengan siswa mempengaruhi proses belajar. Jika guru

dan siswa terjalin hubungan yang harmonis dalam pembelajaran maka

akan tercipta suasana menyenangkan dalam kelas. Suasana yang kondusif

akan mendukung proses belajar siswa. Begitu pula dengan keadaan psikis

siswa, dengan pembelajaran yang menyenangkan siswa akan menjadi

lebih perhatian dalam belajar.

(4) Relasi Siswa dengan Siswa

Hubungan sehat yang terjalin antarsiswa akan berdampak positif

terhadap belajar siswa. Hubungan yang baik tersebut dimunculkan

dengan adanya sikap saling manghargai dan persaingan antarsiswa secara

sehat. Suasana demikian akan menjadikan siswa nyaman belajar di kelas.

Page 41: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

25

(5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan berkaitan erat dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan

belajar. Kedisiplinan meliputi disiplin pemimpin, guru dan staf

karyawan. Guru yang disiplin akan senantiasa memberi teladan bagi

siswa dalam menaati tata tertib, misalnya siswa yang tidak mengerjakan

PR akan mendapatkan hukuman dan sebagainya. Hal tersebut akan

membangkitkan semangat siswa untuk giat belajar.

(6) Alat Pelajaran

Alat pelajaran dapat berupa alat peraga, media dan sumber belajar yang

digunakan guru dan siswa dalam belajar. Alat pelajaran mempengaruhi

belajar siswa. Dengan adanya alat pelajaran akan memudahkan siswa

menerima, menguasai dan menerapkan bahan materi yang diajarkan

guru. Peran alat pelajaran dapat mengatasi kesulitan belajar siswa.

Penggunaan alat pelajaran disesuaikan dengan gaya belajar siswa, yaitu

visual, audio, audiovisual maupun kinestetis. Peran guru dalam pelaksana

pembelajaran sebaiknya dapat mendayagunakan media pelajaran dengan

optimal. Dengan demikian, diharapkan akan memudahkan siswa belajar

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

(7) Waktu Sekolah

Waktu sekolah yang dimaksud yaitu waktu yang ditetapkan oleh sekolah

untuk mengatur jadwal siswa belajar di sekolah. Pengelolaan waktu

sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis siswa.

Page 42: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

26

(8) Standar Pelajaran di atas Ukuran

Standar pelajaran beracuan pada tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan guru. Sebaiknya guru tidak perlu terlalu banyak menuntut agar

siswa dapat menguasai seluruh bahan pelajaran. Hal tersebut akan lebih

baik, namun akan berdampak negatif pada kondisi fisik dan

psikis/kejiawaan siswa. Guru perlu menyesuaikan dan memahami

kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Hal utama yang perlu diperhatikan

yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(9) Keadaan Gedung

Keadaan gedung berkaitan dengan lingkungan tempat di mana siswa

belajar. Jika keadaan guru tidak memadahi sedangkan jumlah siswa yang

banyak dan variatif, maka akan menganggu konsentrasi siswa.

(10) Metode Belajar

Metode belajar yaitu cara yang digunakan siswa dalam belajar. Siswa

memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Metode belajar yang salah

akan berdampak negatif pada hasil belajar. Siswa harus dapat mengatur

waktu dengan baik, misalnya perlu waktu untuk belajar, makan,

beristirahat dan bermain.

(11) Tugas Rumah

Tujuan diadakan tugas rumah yaitu untuk membiasakan siswa

mempelajari kembali materi yang telah dipelajari di sekolah. Namun,

tugas yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa akan menjadikan siswa

terbebani sehingga siswa tidak memiliki waktu untuk melakukan

kegiatan lain seperti bermain dan sebagainya.

Page 43: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

27

2.1.3.2.3 Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan kedua bagi anak. Peran lingkungan

yang baik akan senantiasa mendidik anak menjadi anak yang baik pula.

Keberadaan lingkungan mempengaruhi belajar siswa yang sebagai berikut:

(1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat

Kegiatan siswa di masyarakat perlu ditanamkan sejak dini. Pengenalan

kegiatan kemasyarakatan pada siswa perlu disesuaikan dengan tingkat

perkembangan siswa.

(2) Mass Media

Yang termasuk mass media yaitu media hiburan, misalnya bioskop, TV,

radio, majalah/koran/komik/surat kabar dan sebagainya. Mass media

berpengaruh terhadap belajar siswa. Sebaikya mass media yang kurang

cocok dengan siswa tidak diberikan pada siswa.

(3) Teman Bergaul

Pengaruh teman bergaul akan lebih cepat masuk dalam jiwa seorang anak

dibandingkan dengan pengaruh orang tua terhadap anak.

(4) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Bentuk kehidupan masyarakat berkaitan dengan kebisaan yang tertanam

dalam lingkungan tersebut. Kebiasaan hidup yang baik turut

mempengaruhi belajar anak (Slameto 2010: 54-72).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar yaitu hasil interaksi antara pembelajar dengan faktor-

faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Pengaruh yang ditimbulkan antarfaktor saling berkaitan sehingga perlu adanya

Page 44: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

28

perhatian terhadap keadaan siswa baik fisik, psikis dan lingkungan di mana siswa

tinggal. Keterkaitan antarfaktor tersebut dapat memberikan dampak positif dan

negatif pada siswa. Oleh karena itu, perlua upaya kerjasama antara orang tua,

sekolah dan masyarakat diperlukan agar siswa dapat belajar dengan sebaik-

baiknya.

2.1.4 Pengertian Mengajar dan Pembelajaran

Nasution (2010: 14), memaparkan definisi mengajar yaitu sebagai berikut:

(1) mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. (2) mengajar adalah

menyampaikan kebudayaan pada anak. (3) mengajar adalah suatu aktivitas

mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Pengertian

tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2010: 29), pengertian mengajar secara

tradisional bahwa “mengajar ialah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-

pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Atau mewariskan kebudayaan

masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus.”

Dalam hal ini, mengajar diartikan sebagai proses transfer kebudayaan dari

guru kepada siswa sebagai pewaris kebudayaan. Selanjutnya, Alvin dalam

Slameto (2010: 32), mengartikan bahwa “mengajar adalah suatu aktivitas untuk

mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau

mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan

knowledge.” Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam rangka mewariskan

kebudayaan melalui kegiatan membimbing siswa untuk mendapatkan

Page 45: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

29

pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga siswa dapat mengaktualisasikan

potensi yang dimilikinya untuk meraih cita-cita dan penghargaan atas prestasinya.

Berdasarkan pengertian mengajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mengajar atau pengajaran hanya memfokuskan pada tindakan ajar. Artinya, dalam

proses belajar mengajar, guru hanya mengajar dan siswa belajar. Interaksi dalam

kegiatan tersebut terjalin hanya satu arah, di mana guru sebagai subjek, sedangkan

siswa bertindak sebagai objek pembelajar.

Selanjutnya, pengertian pembelajaran berdasarkan Undang-Undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

mendefinisikan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dengan kata lain,

dalam proses pembelajaran terjadi interaksi multi arah antara guru, siswa dan

sumber belajar. Suprijono (2010: 13), mengemukakan bahwa ”pembelajaran

berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.” Dalam

hal ini, pembelajaran merupakan suatu proses dalam bentuk perbuatan

mempelajari sesuatu pada suatu lingkungan belajar yang dilakukan oleh guru

kepada siswa.

Sementara, Isjoni (2010: 14), menjelaskan bahwa ”pembelajaran pada

dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan

kegiatan belajar.” Dalam hal ini, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru

mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran yang berpusat pada siswa,

sehingga guru dan siswa saling berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan serangkaian proses organik dan konstruktif dalam

Page 46: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

30

menyampaikan materi pembelajaran oleh guru kepada siswa dengan tujuan

membantu siswa belajar yaitu dengan cara-cara yang dipilih dan digunakan untuk

memfasilitasi siswa belajar, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

2.1.5 Hakekat Mengajar di SD

Mengajar merupakan suatu seni yang berasal dari sifat dan perasaan, serta

naluri seorang guru yang mengutamakan penampilan yang khas dan unik

(Sumantri dan Permana 2001: 21). Penampilan guru dalam mengajar merupakan

kegiatan yang kompleks. Dalam hal ini, mengajar di SD perlu disesuaikan dengan

karekteristik siswa SD yang unik dan khas. Guru perlu mempunyai cara-cara yang

khas dalam mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Menurut Piaget, kegiatan mengajar di SD dapat dilakukan dengan

menyediakan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi siswa menemukan

sesuatu melalui eksperimen, sedangkan menurut Vygotsky mengartikan kegiatan

mengajar di SD dalam rangka mengembangkan belajar siswa perlu disesuaikan

dengan tingkat perkembangan dan tugas perkembangan siswa, kemudian menurut

sudut pandang Bruner, mengungkapkan bahwa mengajar di SD dilakukan dengan

cara menyediakan situasi nyata bagi siswa untuk bereksplorasi melalui benda-

benda sekitar yang sudah dikenal siswa (Sumantri dan Permana 2001: 22-4).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mengajar di SD merupakan

kegiatan yang kompleks dan dilakukan oleh guru kepada siswa dalam rangka

membantu mengembangkan belajar siswa untuk memenuhi tugas

perkembanganya yang disesuaikan dengan karekteristik dan tingkat

perkembangan siswa SD.

Page 47: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

31

2.1.6 Pengertian Aktivitas Belajar Siswa

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar merupakan hal terpenting dalam

melaksanakan penilaian proses pembelajaran. Pengertian aktivitas siswa

dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Chaniago (2010), mengemukakan

bahwa “aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.” Keaktifan

tersebut dilakukan baik fisik maupun non fisik. Dalam penelitian ini, aktivitas

yang dimaksud yaitu aktivitas belajar siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Aktivitas siswa selama

proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa

untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri

perilaku meliputi:

(1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya, (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah, (5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya (Sudjana 2010: 61).

Selanjutnya, menurut Diedrich aktivitas siswa digolongkan menjadi

delapan macam yaitu:

(1) Aktivitas Visual, meliputi kegiatan membaca dan memperhatikan

gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya.

Page 48: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

32

(2) Aktivitas Lisan, meliputi kegiatan bercerita, bertanya, berpendapat,

menanggapi, wawancara, dan sebagainya.

(3) Aktivitas Pendengaran, meliputi kegiatan mendengarkan penjelasan,

musik, pidato, percakapan, diskusi, dan sebagainya.

(4) Aktivitas Menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,

angket, menyalin, dan sebagainya.

(5) Aktivitas Menggambar, seperti kegiatan menggambar maupun

membuat diagram/grafik, peta, pola/motif, dan sebagainya.

(6) Aktivitas Motorik, seperti melakukan percobaan, membuat

konstruksi/model, bermain, berkebun, membatik, dan sebagainya.

(7) Aktivitas Mental, seperti mengingat, memecahkan soal, memutuskan,

menganalisis, menghubungkan, dan sebagainya.

(8) Aktivitas Emosional, seperti berminat, merasa senang, berani, tenang,

ragu, malu, dan sebagainya (Hamalik 2008: 172-3).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu

proses interaksi antara guru dan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran baik

secara fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan

belajar yakni adanya perubahan tingkah laku baik pada aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotor.

2.1.7 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Anni (2006: 5), “hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.” Perubahan

perilaku tersebut merupakan hasil dari apa yang telah dipelajari oleh siswa.

Sudjana (2010: 22), mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-

Page 49: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

33

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”

Pengalaman tersebut berupa perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikap

maupun keterampilan. Menurut Suprijono (2010: 7), mengemukakan bahwa “hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusiaan saja.” Dalam hal ini, hasil belajar tersebut tidak

terlihat secara terpisah, melainkan secara keseluruhan (komprehensif).

Selain itu, Sugandi, dkk (2007: 63), mengemukakan bahwa hasil belajar

“merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan ‘apa yang harus digali, dipahami,

dikerjakan siswa?’ Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan, kedalaman dan

kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur

dengan teknik penilaian tertentu.” Dalam hal ini, proses penilaian hasil belajar

dirancang sedemikian rupa untuk mengukur ketercapaian kompetensi dan

menggambarkan penguasaan konsep tertentu dengan teknik penilaian yang

disesuaikan dengan tujuan penilaian yang dilakukan.

Menurut Bloom, secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan menjadi

tiga, yaitu:

(1) Ranah Kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual,

meliputi enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua

merupakan kognitif tingkat rendah dan aspek selanjutnya termasuk

kognitif tingkat tinggi.

(2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap, meliputi lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

Page 50: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

34

(3) Ranah Psikomotoris, yaitu berkenaan dengan keterampilan dan

kemampuan bertindak, meliputi enam aspek, yakni gerakan refleks,

gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,

gerakan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana

2010: 22).

Selanjutnya, salah satu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat

melalui hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sudjana (2010: 62), mengemukakan

bahwa aspek hasil belajar yang dilihat melalui:

(1) Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya;

(2) Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa;

(3) Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah instruksional yang harus dicapai;

(4) Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.

Dalam KTSP, tidak lagi menggunakan istilah tujuan instruksional,

melainkan dengan istilah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar

kompetensi terdiri atas beberapa kompetesi dasar, kompetensi dasar dijabarkan ke

dalam sejumlah indikator, dan indikator dirinci pula menjadi tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran inilah yang hendak dicapai oleh siswa melalui pengukuran

dan pengamatan oleh guru.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah perubahan perilaku yang

dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman dan belajar yang dilakukan dengan cara

diamati dan diukur. Adapun perubahan perilaku tersebut meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotor khususnya dalam pembelajaran IPS berupa kemampuan

Page 51: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

35

untuk menguasai materi IPS dan memiliki sikap positif serta keterampilan yang

bermanfaat di kehidupan sekolah maupun di masyarakat.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai yang diperoleh

siswa setelah pembelajaran IPS dengan materi Teknologi Produksi, Komunikasi,

dan Transportasi. Pembelajaran IPS dikatakan berhasil jika terjadi pencapaian

hasil belajar siswa memperolah angka lebih dari 71. Nilai tersebut sesuai dengan

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012. Selain itu, keberhasilan

pembelajaran IPS dipengaruhi pula nilai ketuntasan belajar secara klasikal.

2.1.8 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Menurut Piaget, ada empat tingkat perkembangan kognitif anak yaitu

sebagai berikut:

(1) Tahap Sensorimotorik (usia 0-2 tahun).

Dalam tahap perkembangan ini, terbentuknya konsep “kepermanenan

objek” dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke perilaku yang

mengarah kepada tujuan. Pada akhir tahap ini, akan terlihat pola

sensorimotorik yang lebih kompleks.

(2) Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun).

Tahap perkembangan ini, perkembangan kemampuan menggunakan

simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran anak

masih animisme, egosentris, dan intuitif.

(3) Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun).

Pada tahap ini, perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis.

Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif. Di samping itu,

Page 52: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

36

pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah

tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. Kemampuan untuk

menggolongkan sudah ada tetapi belum dapat memecahkan masalah

yang abstrak.

(4) Tahap Operasional Formal (> usia 11 tahun).

Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Di

samping itu, anak sudah mampu menyusun rencana untuk pemecahan

masalah-masalah melalui penggunaan eksperimentasi sistematis (Rifai

dan Anni 2009: 27-30).

Berdasarkan teori Piaget tersebut, yang mengutarakan bahwa siswa sekolah

dasar berada direntang usia 7-12 tahun yaitu tahap operasional konkret. Dalam

tahap ini, siswa sudah dapat berpikir secara operasional, cara berfikir logis, dan

adanya kecenderungan pada objek-objek konkret, tetapi belum bisa berpikir

secara abstrak. Sehingga, sulit bagi siswa memahami konsep dalam IPS yang

cenderung masih bersifat abstrak. Jika hal tersebut terjadi, maka akan berdampak

pada pencapaian hasil belajar yang rendah.

Selanjutnya, perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar mempunyai

banyak kecakapan yang dapat dikembangkan dalam usia tersebut. Salah satunya

yaitu kecakapan melihat dan memahami persepsi orang lain untuk memperluas

keterampilan komunikasi anak tersebut (Satori 2008: 3.14). Selain itu, anak usia

sekolah dasar sudah dapat mengadakan pembicaraan interaktif dengan orang

dewasa maupun teman sebaya. Dalam hal ini, anak usia sekolah dasar perlu diberi

kesempatan untuk melakukan eksplorasi, berpikir, dan berinteraksi, maupun

Page 53: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

37

berkomunikasi dengan anak lain. Salah satunya yaitu dengan memberi

kesempatan kepada siswa sekolah dasar untuk bekerja dalam kelompok kecil.

Manurut Sumantri dan Syaodih (2011: 6.3-4), mengemukakan bahwa

karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut :

(1) Senang Bermain

Karakteristik pertama anak SD yaitu senang bermain karena minat dan

kegiatan bermain anak semakin meluas dalam situasi lingkungan yang

bervariasi. Meraka tidak lagi bermain dalam lingkungan keluarga dan

teman di sekitar rumah, melainkan meluas dengan teman-teman di

sekolah. Hal tersebut, menuntut guru SD untuk melakukan kegiatan

pembelajaran yang bermuatan permainan. Guru perlu merancang model

pembelajaran yang memuat unsur permainan, sehingga dapat

menciptakan pembelajaran bermakna sesuai dengan minat dan karakter

anak SD.

(2) Senang Bergerak

Karekteristik kedua yaitu senang bergerak. Anak SD berbeda dengan

orang dewasa, anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar

30 menit. Hal tersebut, menuntut guru agar merancang model

pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah dari tempat satu ke

tempat yang lain.

(3) Senang Bekerja dalam Kelompok

Senang bekerja dalam kelompok merupakan karakteristik yang ketiga.

Berdasarkan karakter tersebut, anak SD senang bergaul dengan teman

sebaya. Mereka akan merasa lebih mudah menerima atau mempelajari

Page 54: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

38

sesuatu dari teman sejawat. Selain itu, melalui kerja kelompok, mereka

dapat belajar aspek-aspek penting dalam proses sosialisasi, meliputi

belajar memenuhi aturan kelompok, menumbuhkan rasa setia kawan,

belajar tidak bergantung pada orang lain, belajar bekerja sama, tanggung

jawab, bersaing secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan

permainan kelompok, serta belajar tentang keadilan dan demokrasi.

(4) Senang Merasakan atau Meragakan Sesuatu secara Langsung

Karakteristik keempat yaitu anak SD senang merasakan sesuatu secara

langsung. Berdasarkan teori perkembangan kognitif, anak SD termasuk

pada tahap operasional konkret. Pada tahap tersebut, siswa belajar

menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep lama. Konsep

tersebut meliputi konsep angka, ruang waktu, moral dan sebagainya.

Dengan demikian, guru sebaiknya merancang model pembelajaran yang

dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan sesuatu

secara langsung, sehingga materi yang diajarkan akan lebih dipahami

oleh siswa.

Sementara, Kurnia (2007: 1.19-20) menambahkan bahwa karakteristik

perkembangan masa anak akhir atau anak usia sekolah dasar sebagai berikut:

(1) Usia yang Menyulitkan

Masa anak akhir berada dalam usia yang menyulitkan karena anak usia

ini lebih baik banyak dipengaruhi oleh teman sebaya daripada orang

tuanya, sehingga sulit diatur dan cenderung tidak menghiraukan perintah

dari orang tuanya.

Page 55: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

39

(2) Usia Tidak Rapi

Masa anak akhir juga termasuk pada usia tidak rapi. Mereka cenderung

kurang memperhatikan penampilannya, sehingga mereka sering

meremehkan tanggung jawab atas apa yang mereka kenakan maupun

ceroboh terhadap benda-benda yang mereka miliki.

(3) Usia Bertengkar

Usia bertengkar merupakan karakteristik masa anak akhir. Mereka

cenderung ingin menang sendiri, sehingga sering terjadi perilaku saling

melecehkan satu sama lain yang berujung pada pertengkaran.

(4) Usia Sekolah Dasar

Para pendidik sering menyebutnya sebagai usia sekolah dasar karena

pada usia ini, anak sudah siap untuk belajar di jenjang sekolah dasar agar

mendapat dasar-dasar pengetahuan dan sejumlah keterampilan yang

bermanfaat bagi anak untuk kehidupan di masa depan.

(5) Usia Kritis dalam Dorongan Berprestasi

Anak usia SD juga termasuk dalam usia kritis dalam dorongan

berprestasi karena mereka cenderung memiliki cita-cita dan harapan yang

akan dicapai.

(6) Usia Berkelompok

Anak usia SD disebut juga dalam usia berkelompok. Pada usia ini,

keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota

kelompoknya merupakan perhatian utama dari anak usia SD.

Page 56: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

40

(7) Usia Penyesuaian Diri

Usia penyesuaian diri pada anak SD dilakukan ketika mereka bergaul dan

berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka akan berusaha menyesuaikan

diri dengan aturan atau standar yang telah dibentuk dan disepakati oleh

kelompoknya, seperti dalam berpenampilan, gaya berbicara, dan

sebagainya.

(8) Usia Kreatif

Usia anak SD termasuk juga sebagai usia kreatif. Mereka memiliki daya

imajinasi yang baik. Kecenderungan kreatif pada anak usia SD perlu

mendapatkan bimbingan dan dukungan dari orang tua maupun guru,

sehingga daya kreatif anak akan terarah dan berkembang ke arah yang

positif serta bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

(9) Usia Bermain

Usia bermain merupakan karakteristik anak usia SD. Mereka cenderung

senang bermain dengan teman sebaya. Tingkah laku anak usia SD pada

usia bermain akan memberi dampak positif terhadap perkembangan

sosial anak. Mereka akan belajar bersosialisasi dengan orang di

sekitarnya khususnya dengan teman sebaya. Selain itu, usia bermain juga

dapat mengarahkan anak pada kemampuan verbal maupun motorik.

Oleh karena itu, guru perlu menerapkan model pembelajaran sesuai dengan

karekteristik siswa SD antara lain melalui model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Melalui model tersebut siswa dapat mengonstruksikan atau membengun

sendiri pemahamannya yang bersifat konkret melalui proses interaksi dan

komunikasi dengan teman sejawat. Selain itu, siswa dapat memecahkan

Page 57: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

41

permasalahan dalam pembelajaran IPS sesuai dengan pemahaman konsep yang

mereka miliki. Mereka secara aktif bekerjasama dengan teman sekelompoknya

untuk bekerja sama dalam memahami konsep, sehingga memudahkan dalam

menyelesaikan kesulitan belajar yang dihadapi.memiliki Dengan demikian, hasil

belajar yang dicapai lebih optimal.

2.1.9 Performansi Guru

Performansi berasal dari kata “performance” dalam Bahasa Inggris, yang

artinya kinerja. Menurut Gordon (2011), mengemukakan bahwa “kinerja guru

merupakan suatu upaya untuk mengetahui kecakapan maksimal yang dimiliki

oleh guru bekenaan dengan proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan atas dasar criteria [sic] tertentu.” Berkaitan dengan pendapat tersebut,

bahwa kecakapan yang ditunjukan untuk melakukan suatu pekerjaan tersebut

berkaitan erat dengan adanya kompetensi. Adapun pengertian kompetensi

menurut Saud (2009: 44), menjelaskan bahwa “kompetensi itu menunjukkan

kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara

memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.” Kompetensi

tersebut meliputi keterampilan-keterampilan yang menunjang profesi.

Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Bab

III Pasal 10 Ayat (1), memaparkan bahwa “kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi.” Hubungan antarkompetensi mempunyai keterhubungan yang hierarkis,

artinya kompetensi satu dapat mendasari kompetensi yang lainnya. Selain itu,

keempat kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan

Page 58: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

42

dan saling mempengaruhi antar kompetensi satu dengan lainnya. Menurut Rifai

dan Anni (2009: 7-11), menjelaskan empat kompetensi pendidik sebagai berikut:

(1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran meliputi pemahaman terhadap siswa, merancang dan

melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, dan

mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasikan diri.

Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru meliputi penguasaan

karakteristik siswa, menguasai teori dan prinsip-prinsip belajar,

menguasai kurikulum, terampil melakukan kegiatan yang mendidik,

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan

pendidikan, memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk

mengaktualisasikan potensinya, berkomunikasi secara efektif dan efisien

dengan siswa, terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar, dan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, serta

melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

performansi pribadi seorang pendidik. Kompetensi kepribadian meliputi

bertindak sesuai dengan norma dan kebudayaan Indonesia, menampilkan

pribadi yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi siswa dan

masyarakat, arif, dan berwibawa. Selanjutnya, kompetensi kepribadian

ditunjukkan dengan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

Page 59: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

43

menjadi pendidik, dan rasa percaya diri, serta menjunjung kode etik

profesi pendidik.

(3) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk membimbing siswa

mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar

nasional pendidikan. Kompetensi profesional guru, meliputi penguasaan

materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan, serta menguasai

standar kompetensi maupun kompetensi dasar setiap mata pelajaran.

Selanjutnya, profesional guru juga meliputi kreativitas dalam

pengembangan materi pembelajaran, mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan melakkukan refleksi, serta memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pengembanngan diri.

(4) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul

secara efektif, baik dengan siswa, guru, tenaga pendidik, oarang tua

siswa, maupun masyarakat. Kompetensi sosial guru, meliputi bersikap

inklusif, objektif, dan tidak diskriminatif, melakukan komunikasi secara

efektif dan santun, dan dapat menyesuaikan diri di tempat tugas, serta

mengadakan komunikasi dengan anggota komunitas seprofesi maupun

dengan anggota profesi lain secara lisan, tulisan, dan sebagainya.

Pencapaian keempat kompetensi diperlukan indikator atau kriteria dalam

kegiatan penilaian. Selanjutnya, perlu ada kriteria tertentu dalam melaksanakan

kompetensi profesional yaitu:

Page 60: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

44

kompetensi kinerja profesi keguruan (generic teaching competencies) dalam penampilan aktual dalam proses belajar mengajar, minimal memiliki empat kemampuan, yakni kemampuan (1) merencanakan proses belajar mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin/ mengelola proses belajar mengajar, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, dan (4) menguasai bahan pelajaran. (Saud 2009: 50).

Berdasarkan penjelasan tersebut, kompetensi kinerja profesi guru berkaitan

erat dengan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Keterampilan

tersebut merupakan hal utama dalam keahlian guru yang profesional. Dalam

mengajar, guru memerlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk

kelancaran proses pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien.

Keterampilan yang dimaksud ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan pembelajaran, agar minat dan

perhatian siswa terpusat pada apa yang akan dipelajarinya (Saud 2009: 75).

Keterampilan guru dalam pembelajaran merupakan implementasi atas

kemampuan yang telah dimilikinya, baik dalam hal bahan pembelajaran,

hubungan interaksi dan komunikasi dengan siswa, penguasaan metode

pembelajaran, dan sebagainya. Beberapa indikator untuk menilai dan mengukur

keterampilan atau kemampuan guru dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

(1) menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa, (2) terampil berkomunikasi dengan siswa, (3) menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa, (4) terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar, (5) terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.

(Sudjana 2010: 62).

Adapun wujud keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang

dipaparkan Saud (2009: 56-74), yaitu sebagai berikut:

Page 61: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

45

(1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan, (3) keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberi penguatan, (5) keterampilan menggunakan media pembelajaran, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengadakan variasi, dan (9) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

Keterampilan tersebut termasuk dalam kriteria yang digunakan dalam

penilaian proses pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan proses

pembelajaran, maka guru senantiasa memiliki kompetensi dan sejumlah

keterampilan mengajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa performansi guru merupakan

kinerja guru yang berkaitan dengan kecakapan (keterampilan) guru dalam

melaksanakan tugasnya yang berprinsip pada empat kompetensi dan sembilan

keterampilan demi keberhasilan proses pembelajaran yang berlangsung.

2.1.10 Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Nasution dalam Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 1),

mengemukakan bahwa “IPS suatu program pendidikan yang merupakan suatu

keseluruhan, yang pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan fisik

maupun lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-

ilmu sosial: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan

psikologi sosial”. Telah dijelaskan bahwa ilmu sosial meliputi berbagai cabang,

tetapi dalam proses pembelajaran IPS di SD materi ajar disajikan secara terpadu

dan tidak terkotak-kotak.

Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 14 Tahun

2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A (SD/ MI) (2007: 107), “IPS

Page 62: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

46

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Pada Paket A mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,

Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.”

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah

ilmu yang mengkaji tentang manusia dan dunia sekelilingnya, baik lingkungan

fisik maupun lingkungan sosialnya dan bahan kajian IPS merupakan ilmu-ilmu

sosial meliputi sejarah, geografi, dan sebagainya. Mata pelajaran IPS di SD mulai

diajarkan dari kelas satu hingga kelas enam. Kelas satu dan dua, siswa dikenalkan

dengan pengetahuan tentang diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya.

Sementara, kelas tiga sampai dengan kelas enam siswa diajarkan pengetahuan

sosial, dan sejarah yang mencakup pengetahuan tentang lingkungan sosial, ilmu

bumi, ekonomi, dan pemerintahan serta sejarah yang mencakup pengetahuan

tentang proses perkembangan masyarakat Indonesia dari masa lampau hingga

masa kini.

Banks dalam Sihabuddin (2006: 91), menjelaskan bahwa “pengajaran IPS

abad pada 21 dirancang untuk mempersiapkan siswa agar mampu berpartisipasi

secara efektif pada masyarakat post-industri” yaitu memiliki karakteristik yang

serba global. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik

dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa. Kemampuan dasar tersebut

berguna untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,

dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi.

Pernyataan tersebut sependapat dengan Solihatin dan Raharjo (2008: 3),

bahwa “tujuan dan peran kritis/ misi IPS yaitu mendidik dan membekali siswa

Page 63: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

47

dengan seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, moral, dan keterampilan untuk

memahami lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai.” Berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 menyebutkan bahwa:

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

(3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

(4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global (Permendiknas 2006: 159).

Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya perlu

ada suatu pola pembelajaran untuk dapat menjembatani tercapainya tujuan

tersebut. Salah satu upaya untuk menjembatani pencapaian tujuan tersebut

menurut Kosasih yaitu “kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan

menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus

ditingkatkan” (Solihatin dan Raharjo 2009: 15). Peran guru sebagai pelaksana

pembelajaran dan sebagai fasilitator perlu diperkuat dengan memunculkan ide

kreatif dalam menjalankan proses pembelajaran. Kreatifitas guru dituntut untuk

dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna pada siswa.

Pendayagunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu

upaya dalam mewujudkan tujuan pembelajaran IPS.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu

penguasaan konsep-konsep dalam IPS, melatih siswa berpikir kritis, kreatif dan

Page 64: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

48

logis dalam memecahkan masalah, tertanamnya sikap sesuai dengan nilai-nilai

sosial dan memiliki berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk dirinya di

masyarakat pada masa yang akan datang.

2.1.11 Pembelajaran IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar

Pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi diajarkan pada siswa kelas IV semester dua. Berdasarkan

Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Kompetensi

Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/ MI (2006: 163), menerangkan bahwa

materi tersebut ada pada standar kompetensi kedua (SK 2) yaitu mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi, dan kompetensi dasar ketiga (KD 2.3) yaitu

mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta

pengalaman menggunakannya.

Selanjutnya, materi tersebut menjelaskan tentang pengertian teknologi,

pengertian produksi, komunikasi, dan trasportasi, serta kelebihan dan kekurangan

masing-masing teknologi tersebut, serta berisi materi membandingkan antara

teknologi jaman dahulu dengan sekarang. Selain itu, materi tersebut

mengharapkan agar siswa mempunyai pengalaman menggunakan teknologi baik

produksi, komunikasi, maupun transportasi sesuai dengan kompetensi yang

ditetapkan.

Pujiati dan Yuliati (2008: 164), memaparkan pengertian teknologi bahwa

“teknologi merupakan ilmu yang menggali berbagai ilmu terapan. Teknologi juga

sering dipakai untuk menyebut berbagai jenis peralatan yang mempermudah

Page 65: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

49

hidup kita.” Dalam hal ini, teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam

mempermudah manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Teknologi dibedakan

menjadi tiga yaitu teknologi produksi, komunikasi dan trsanportasi. Jenis

teknologi digolongkan menjadi dua yaitu teknologi jaman dahulu (tradisional) dan

jaman sekarang (modern). Teknologi tradisional masih menggantungkan pada

tenaga hewan dan alam, sedangkan teknologi modern sudah memanfaatkan tenaga

mesin.

2.1.11.1 Perkembangan Teknologi Produksi

Radjiman dan Triyono (2009: 137), menjelaskan bahwa “proses untuk

menghasilkan barang-barang itu disebut proses produksi.” Proses produksi

membutuhkan berbagai cara dan peralatan. Peralatan yang canggih dapat

menghasilkan barang dalam waktu yang singkat. Hal tersebut, mendasari

dibutuhkan teknologi dalam proses produksi.

Teknologi produksi merupakan teknologi yang digunakan untuk mengolah

bahan mentah menjadi barang jadi. Teknologi tersebut digolongkan dalam

teknologi produksi tradisional dan modern. Selanjutya, teknologi produksi

dibedakan menjadi teknologi produksi pertanian dan obat-obatan, pakaian dan

bahan bangunan.

(1) Teknologi Produksi Tradisional

Teknologi produksi tradisional di bidang makanan menggunakan

pewarna makanan alami berupa daun pandan dan manggis, bidang

pertanian masih menggunakan alu dan lesung untuk menumbuk padi,

kerbau untuk membajak dan sebagainya. Di bidang pakaian, misalnya

canting dan kompor untuk proses membatik, masih menggunakan alat

Page 66: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

50

tenun tenaga manusia dan sebagainya. Jenis produksi tradisional meliputi

pembuatan tempe dan tahu tradisional, pembuatan sapu ijuk, kain tenun,

dan sebagainya. Berikut ini gambar alat teknologi produksi tradisional.

Gambar 2.1 Alat Teknologi Produksi Tradisional

(2) Teknologi Produksi Modern

Alat teknologi produksi modern misalnya pewarna makanan, traktor dan

penggiling padi dalam bidang pertanian, mesin tenun dan cap dalam

bidang pakaian, dan gergaji mesin dalam bidang bangunan. Jenis

produksi modern seperti, minuman dan makanan dalam kemasan, barang

elektronik, mainan anak, dan sebagainya. Berikut ini contoh gambar

teknologi produksi modern.

Gambar 2.2 Alat Teknologi Produksi Modern

Page 67: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

K

k

S

b

m

b

g

2

k

y

d

i

Masi

Kelebihan te

kerja lebih

Sementara,

barang lebih

menimbulka

berurutan da

Salah

gambar 2.3.

(Pujiati d

2.1.11.2 Per

Radj

komunikasi

yang dimak

dibedakan m

isyarat. Med

ing-masing

eknologi tra

banyak, sed

kelebihan t

h banyak de

an polusi. Se

an berkesina

h satu cont

dan Yuliani 2

G

rkembangan

iman dan

dapat diartik

sud yaitu m

menjadi tekn

dia komuni

teknologi t

adisional, sal

dangkan kele

teknologi pr

ngan proses

elain itu, seti

mbungan ya

toh alur pro

2008: 170)

Gambar 2.3 A

n Teknologi

Triyono (

kan alat unt

mengirim mau

nologi komu

ikasi juga t

tersebut mem

lah satunya

emahannya

roduksi mo

s yang cepat

iap kegiatan

ang disebut a

oduksi dala

Alur Proses

Komunikas

(2009: 143)

tuk berhubun

upun mener

unikasi lisan

erbagi atas

miliki keleb

yaitu mamp

yaitu biaya

dern yaitu

t, tetapi kele

n produksi m

alur produks

am bidang p

Produksi Pa

si

), mengem

ngan.” Dalam

rima pesan.

n, tertulis da

media ceta

bihan dan k

pu menampu

a produksi le

mampu me

emahannya y

mempunyai s

i.

pakaian ter

akaian

mukakan bah

m hal ini be

Teknologi k

an komunik

ak dan elek

51

kelemahan.

ung tenaga

ebih besar.

emproduksi

yaitu dapat

istem yang

saji dalam

hwa “alat

erhubungan

komunikasi

asi dengan

ktronik. Di

Page 68: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

s

k

samping itu

komunikasi j

(1) T

A

s

t

s

w

(2) T

A

A

m

s

k

k

u, teknolog

jaman dahul

Teknologi K

Alat komun

surat, dan ku

teknologi in

sedangkan k

waktu yang

Gam

Teknologi K

Alat teknolo

Alat komun

misalnya m

sebagainya.

kelemahanny

kesehatan.

G

gi komunik

lu dengan ja

Komunikasi T

nikasi jaman

urir (Hisnu d

ni yaitu harg

kelemahanny

cukup lama

mbar 2.4 Al

Komunikasi M

ogi komunik

nikasi jaman

media cetak,

Salah satu k

ya yaitu m

Gambar 2.5 A

kasi terbagi

aman sekaran

Tradisional

n dahulu me

dan Winardi

ganya murah

ya yaitu jang

untuk samp

at Teknolog

Modern

kasi terdiri

n sekarang s

, televisi, r

kelemahanny

menimbulkan

Alat Teknolo

menjadi

ng.

eliputi kento

i 2008: 176)

h dan tidak

gkauan terba

ai ke tujuan.

gi Komunika

atas media

sudah mema

radio, HP,

ya yaitu jang

polusi yan

ogi Komunik

dua, yaitu

ngan, tali, t

). Salah satu

k menimbulk

atas dan mem

.

asi Tradision

cetak dan

anfaatkan al

faximile, e

gkauan luas,

ng dapat m

kasi Modern

52

teknologi

telik sandi,

u kelebihan

kan polusi,

mbutuhkan

nal

elektronik.

lat canggih

e-mail dan

sedangkan

mengganggu

n

Page 69: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

2

S

p

b

s

p

t

m

2.1.11.3 Per

“Tran

Sejak zaman

pengangkuta

berbagai jen

sederhana. D

perubahan

transportasi

menjadi dua

(1) Te

Pa

m

m

tra

an

de

pe

ud

Sa

se

rkembangan

nsportasi sam

n dahulu ora

an barang/

nis kendara

Dengan adan

yang pesat.

darat, laut

a yaitu jaman

eknologi Tra

ada jaman

menggunakan

maupun hew

ansportasi t

ngin, uap da

elman, gerob

erahu dayun

dara jaman

alah satu ke

edangkan kel

Gam

n Teknologi

ma artinya a

ang sudah m

orang dari

aan” (Asyari

nya perkemb

. Teknologi

dan udara.

n dahulu (tra

ansportasi Tr

dahulu alat

n mesin, me

wan, seperti

tradisional

an sebagainy

bak, pedati,

ng, perahu l

dahulu men

elebihan tek

lemahannya

mbar 2.6 Ala

Transportas

angkutan” (R

mengenal alat

i satu temp

i, dkk 2008

bangan tekn

i transporta

. Di sampin

adisional) da

radisional

t transporta

lainkan mas

kuda, sap

masih men

ya. Alat tran

dan sebaga

ayar, dan ra

ngandalkan t

knologi ini

a yaitu cukup

at Teknolog

si

Radjiman da

t transportas

pat ke temp

8: 134). Me

nologi, alat tr

asi dibedaka

ng itu, tekn

an jaman sek

asi darat, la

sih mamanfa

pi, dan ker

ggantungkan

sportasi dara

ainya. Alat t

akit. Selanju

tenaga angin

yaitu tidak

p lama untuk

i Transporta

an Triyono 2

i. “Transpor

at lain, me

eskipun ma

ransportasi m

an menjadi

nologi terseb

karang (mode

aut dan ud

aatkan tenag

rbau. Selain

n pada ala

at tradisiona

transportasi

utnya, alat t

n berupa ba

menimbulk

k sampai ke t

asi Tradision

53

2009: 146).

rtasi adalah

nggunakan

asih sangat

mengalami

teknologi

but terbagi

ern).

dara belum

ga manusia

n itu, alat

am, seperti

al misalnya

air seperti

transportasi

alon udara.

kan polusi,

tujuan.

nal

Page 70: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

54

(2) Teknologi Transportasi Modern

Sejak ditemukannya mesin uap, berkembang pula kendaraan bermesin

lainnya, seperti sepeda motor, mobil, kereta api, dan sebagaimya. Di

zaman sekarang, alat transportasi semakin banyak model dan jenisnya.

Dengan perkembangan teknologi transportasi, diciptakan alat

transportasi air yang digerakkan dengan uap. Kemudian dikembangkan

lagi menjadi kapal yang menggunakan mesin. Selain itu, perkembangan

teknologi transportasi udara di jaman modern juga berkembang.

Pesawat terbang merupakan salah satu contoh teknologi transportasi

modern. Kelebihan teknologi trasnportasi modern yaitu cepat sampai

tujuan, tetapi kelemahannya yaitu sering terjadi kecelakaan dan dapat

menimbulkan polusi.

Gambar 2.7 Alat Teknologi Transportasi Modern

2.1.11.4 Pengalaman Menggunakan Teknologi

Perkembangan teknologi masa lalu dan masa kini masing-masing memiliki

kelemahan dan kelebihan. Teknologi tradisional cenderung lambat dan hasilnya

sedikit tetapi bebas polusi. Sementara, teknologi modern lebih cepat dan hasilnya

lebih banyak tetapi cenderung menimbulkan polusi. Dalam penelitian ini,

pengalaman menggunakan teknologi produksi berupa kegiatan praktek membuat

batik celup ikat sederhana. Berikut ini salah satu contoh hasil produksi yang dapat

diterapkan pada siswa kelas IV sekolah dasar.

Page 71: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

c

p

D

(

d

t

A

p

t

Dala

celup ikat s

panas, air di

Diazo, bahan

(jarum, bena

digunakan m

tangan plast

Alat dan bah

Gam

Sete

pembuatan

tersebut disa

Gambar 2.

am praktek t

sederhana. B

ingin, pewar

n pengikat m

ang, keleren

meliputi emb

tik, dan gun

han tersebut

mbar 2.9 Alat

elah alat da

batik celup

ajikan dalam

8 Hasil Prod

tersebut, dib

Bahan yang

rna Napthol

motif (tali ra

ng, maupun

ber plastik, g

nting (Soem

tersaji dalam

t dan Bahan

an bahan su

p ikat seder

m gambar 2.1

duksi Batik C

butuhkan ala

g perlu dipe

dan garam

afia), dan ba

biji-bijian s

gelas ukur, s

marjadi, Ram

m gambar 2.

Pembuatan B

udah disiapk

rhana. Adap

0.

Celup Ikat S

at dan bahan

ersiapkan m

Diazo, pelar

ahan pemban

sejenis). Di s

sendok plast

manto, dan Z

9.

Batik Celup

kan, kemud

pun alur pro

Sederhana

n dalam pebu

meliputi kain

rut Napthol

ntu pembentu

samping itu

tik (pengadu

Zahri 2001:

Ikat Sederh

dian malaku

oses pembu

55

uatan batik

n putih, air

dan garam

ukan motif

, alat yang

uk), sarung

137-143).

hana

ukan tahap

uatan batik

Page 72: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

d

p

m

S

H

k

d

Gam

Prakt

dengan kem

prosedur ter

motif batik d

Sebelum pew

Hal tersebut

kuat sehingg

dalam bagan

mbar 2.10 A

tek membat

mampuan sisw

rsebut diawa

ditentukan se

warnaan, de

t dengan ma

ga tidak pud

n 2.1.

Alur Proses P

tik yang di

wa kelas IV

asi dan dala

ecara bebas,

sain tersebut

aksud untuk

ar saat pewa

Pembuatan B

laksanakan

V SD Negeri

am pengarah

artinya desa

t dikonsultas

mendapatka

arnaan. Lang

Batik Celup I

dalam pene

i Pesurungan

han serta bim

ain sesuai de

sikan dengan

an persetuju

gkah-langkah

Ikat Sederhan

elitian ini d

n Lor 1 Teg

mbingan gu

engan kreatif

n guru terleb

uan guru apa

h tersebut da

56

na

disesuaikan

gal. Semua

uru. Desain

fitas siswa.

bih dahulu.

akah ikatan

apat dilihat

Page 73: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

57

(Soemarji, Ramanto, dan Zahri 2001: 155)

Bagan 2.1 Arus Praktek Batik Celup Ikat

Selain itu, dalam materi ini juga membahas pengalaman menggunakan

teknologi komunikasi, berupa pengalaman mengirim pesan melalui HP, telepon,

dan sebagainya, sedangkan, pengalaman menggunakan teknologi transportasi

yaitu dengan menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi seperti

mengendarai sepeda, menaiki angkutan umum seperti taxi, bus, kereta api, dan

sebagainya. Pengalaman menggunakan teknologi tersebut memotivasi siswa giat

belajar sehingga dapat menciptakan berbagai teknologi ramah lingkungan untuk

mempermudah pekerjaan manusia.

Mulai

Buat Desain Motif

Konsultasikan kepada Guru

Apakah Desain Baik

Persiapan Bahan Pengikat

Ikat pada Motif yang didesain

Persiapan Bahan dan Alat Celup

Apakah Desain Baik

Apakah Desain Baik

Apakah Desain Baik

Apakah Desain Baik

Aduk Bahan dan Celupkan Napthol

Aduk Garam Diazo

Celupkan kain sampai merata

Celupkan kain ke dalam Air Dingin

Buka Tali Pengikat

Keringkan Selesai

Page 74: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

58

2.1.12 Manfaat Mempelajari IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi,

dan Transportasi

Setelah mempelajari IPS materri Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi baik produksi,

komunikasi, maupun transportasi. Selanjutnya, siswa dapat menyebutkan

kelemahan dan kelebihan dari masing-masing jenis teknologi tersebut. Siswa juga

dapat membandingkan antara teknologi yang satu dengan yang lain.

Di samping itu, materi tersebut bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan

sehari-hari, seperti siswa lebih dapat berhati-hati dan cermat dalam menggunakan

jenis teknologi tertentu dengan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi.

Siswa juga dibekali pengalaman yang bermakna dalam menggunakan teknologi

tersebut, sehingga siswa dapat mencipkan teknologi tertentu yang lebih ramah

lingkungan. Praktek penggunaan teknologi produksi dapat memberi pengalaman

yang bermakna bagi siswa yaitu siswa dapat memproduksi batik celup ikat

sederhana dengan memanfaatkan teknologi tradisional yang dikolaborasikan

dengan teknologi modern. Dari kegiatan tersebut akan menambah pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman yang dapat dikembangkan lagi oleh siswa, serta

melatih jiwa wirausaha pada siswa. Demikian juga dengan praktek menggunakan

teknologi komunikasi dan transportasi, di mana dapat memotivasi siswa untuk

memanfaatkan teknologi yang tersedia dan menciptakan teknologi yang lebih

ramah lingkungan.

2.1.13 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Joyce dalam Trianto (2007: 5), mengutarakan bahwa “model pembelajaran

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

Page 75: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

59

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.” Dalam hal ini, model pembelajaran

mengarahkan kepada guru untuk mendesain pembelajaran dalam rangka

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas, Suprijono (2010: 46), menyatakan bahwa

“model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk

penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di

kelas.”

Selanjutnya, Kardi dan Nur dalam Trianto (2007: 6), mengatakan bahwa

model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,

metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu sebagai berikut:

(1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya,

(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai),

(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil,

(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan pola yang dirancang oleh guru dalam suatu kegiatan pembelajaran

yang di dalamnya terdapat sintaks atau rangkaian langkah-langkah pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran sebagai

kerangka pembelajaran yang mencakup prosedur sistematis yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

Page 76: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

60

pengelolaan kelas dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar.

Arends mengungkapkan bahwa ada enam model pembelajaran yang sering

digunakan oleh guru yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,

pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas

(Trianto 2007: 9).

Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang diterapkan yaitu model

pembelajaran kooperatif. Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran

kooperatif yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Menurut Lie (2010: 28),

mengemukakan bahwa “falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong

royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Berlawanan

dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk

sosial.” Hal tersebut mengandung arti bahwa dalam kehidupan, manusia

membutuhkan pertolongan dan kerjasama dengan orang lain. Demikian juga

dalam pembelajaran kooperatif, yang menekankan adanya kerjasama dalam

kelompok. sejalan dengan pendapat tersebut, Solihatin dan Raharjo (2008: 4),

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengarahkan siswa memiliki sikap saling membantu dan bekerjasama dalam

kelompok yang terdiri dua orang atau lebih yang berkontribusi terhadap kelompok

untuk mencapai tujuan bersama.

Selanjutnya, Slavin (1985) dalam Isjoni (2010: 15), mengemukakan bahwa

“pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.” Sementara, Trianto (2007: 41),

Page 77: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

61

memaparkan bahwa pembelajaran kooperatif muncul dari konsep di mana siswa

akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit ketika para siswa

saling berinteraksi dan kerkomunikasi untuk mendiskusikan konsep tersebut

dengan teman sekelompoknya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Asma (2006:

12), mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif menekankan

kerjasama siswa dalam kelompok, di mana masing-masing siswa

bertanggungjawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh

anggota kelompoknya dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

Di samping itu, pembelajaran kooperatif juga disebut sebagai suatu sistem

pembelajaran yang tidak hanya memanfaatkan guru dan sumber belajar tertentu

saja, melainkan memanfaatkan teman sejawat (siswa) sebagai sumber belajar

utama. Menurut pendapat Dyson dan Grineski (2001: 28), mengemukakan bahwa

“It is defined as small-group instruction and practice that uses positive student

interactions as a means of achieving instructional goals. Students work as

heterogeneous teams in an inclusive learning environment, with each student's

contribution needed for team goal achievement.” Berdasarkan pendapat tersebut,

gambaran penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai suatu

perintah dalam kelompok kecil dan praktek penggunaan interaksi positif

antarsiswa sebagai alat menuju keberhasilan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

tersebut, siswa bekerja dalam kelompok heterogen dalam sebuah lingkungan

belajar inklusi, di mana masing-masing siswa diperlukan dan berkontribusi

terhadap pencapaian tujuan keberhasilan kelompok.

Selanjutnya, model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran

yang bernaung pada teori pembelajaran konstruktivis. Vigotsksy dalam Suprijono

Page 78: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

62

(2010: 55), menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif berdasarkan paham

konstruktivis “yang menekankan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan

melalui interaksi sosial dengan orang lain.”

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan suatu sistem yang dirancang dalam sebuah pembelajaran secara

kelompok dengan melibatkan kinerja siswa secara aktif untuk saling bertukar

informasi dan bekerja sama, serta menjalin hubungan ketergantungan positif

dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tiga tujuan pembelajaran kooperatif

yang dirangkum Ibrahim, et al, yaitu:

(1) Pencapaian hasil belajar

Pencapaian hasil belajar yang dimaksud yaitu meningkatnya kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik. Dalam pembelajaran kooperatif

selain untuk meningkatkan berbagai tujuan sosial, juga memperbaiki dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Adanya proses konstruksi atas konsep

yang akan dipelajari sehingga siswa dapat menerima, menguasai dan

mengembangan submateri yang dipelajarinya. Selain itu, penerapan

model kooperatif dengan pengadaan penghargaan akan membangkitkan

semangat dan persaingan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik

sehingga terjalin hubungan ketergantungan positif antarsiswa maupun

kelompok.

(2) Penerimaan terhadap perbedaan

Penerimaan yaitu penerimaan secara luas dari orang yang berbeda

berdasarkan, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan.

Karekteristik siswa siswa SD yang egosentris cenderung mementingkan

Page 79: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

63

kepentingan pribadi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kooperatif

guru berperan sebagai fasilitator. Guru bertanggung jawab untuk

mengembangkan keterampilan sosial siswa atas perbedaan-perbedaan

yang terjadi. Terciptanya hubungan yang mengutamakan kebersamaan

dan menghargai perbedaan antarsiswa akan dapat dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran. Penerimaan terhadap perbedaan individu bagi

siswa SD terlihat cukup sulit, oleh karena itu perlu ada kerja keras dan

pembiasaan dari guru.

(3) Pengembangan keterampilan sosial

Pengembangan keterampilan sosial yaitu mengajarkan pada siswa

keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Hal tersebut merupakan tujuan

utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif. Keterampilan

sosial perlu dimiliki siswa sebagai warga masyarakat dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Dengan keterampilan sosial diharapkan siswa

dapat mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks dan

menghadapi persaingan global (Isjoni 2010: 39-41),

Sejalan dengan tujuan di atas, Trianto (2007: 42), menambahkan bahwa

tujuan pembelajaran kooperatif “untuk meningkatkan partisipasi siswa,

memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat

keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, pentingnya penerapan model pembelajaran

kooperatif akan membantu siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Page 80: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

64

Tujuan tersebut tidak hanya pada pencapaian prestasi hasil belajar,

melainkan ditekankan pula pada aspek afektif dan psikomotor. Dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif merupakan langkah yang tepat dalam

melatih dan mengasah kedua aspek tersebut. Implementasi aspek afektif dan

psikomotor dalam kegiatan pembelajaran akan memberi dampak positif dan

menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna.

Dengan demikian, tujuan model pembelajaran kooperatif yaitu untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meliputi perhatian,

keberanian bertanya, bekerja sama, melatih tanggung jawab dan mendidik siswa

mandiri dalam bekerja. Selain itu, model ini juga ditujukan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Sebagaimana tujuan yang dikemukakan oleh Aronson & Patnoe, 1997;

Johnson, Johnson, & Smith, 1991b; Kluge, 1990; Totten et al., mengemukakan

bahwa elemens of cooperative learning. some form of the following five are often

cited as essential elements, (1) possitive interdependence, (2) face to face

interaction all student, (3) individual accountability and personal responsibility,

(4) social skill, and (5) group evaluation of learning goals and group process

(Steiner, S. 1999: 254-5). Berdasarkan pendapat tersebut, menjelaskan bahwa

unsur-unsur terpenting dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari lima unsur,

yaitu (1) ketergantungan positif, (2) interaksi (tatap muka) antarsiswa, (3)

tanggung jawab individu, (4) keterampilan sosial, dan (5) pemrosesan kelompok.

Selanjunya, Roger dan David Johnson berpendapat bahwa untuk mencapai

keberhasilan dalam penerapan model kooperatif diperlukan lima unsur yang harus

diterapkan yaitu:

Page 81: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

65

(1) Saling ketergantungan positif

Siswa SD memiliki karakteristik senang bermain dalam kelompok.

Namun, proses kelompok yang berlangsung hanya persaingan yang

tidak sehat. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengarahkan proses

kelompok siswa ke dalam hubungan yang positif. Ketergantungan

positif dalam pembelajaran kooperatif terjalin melalui tanggung jawab

individu atas tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam kelompok.

(2) Tanggung jawab perseorangan

Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu membentuk anggota kelompok

menjadi pribadi yang kuat dan berjiwa sosial. Oleh karena itu, dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif akan melatih tanggung jawab

siswa terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

(3) Interaksi promotif

Interaksi promotif akan menciptakan ketergantungan positif. Siswa

akan saling membantu secara efektif dan efisien, bertukar informasi,

mengingatkan, membantu, percaya dan memotivasi untuk mencapai

keberhasilan kelompok.

(4) Komunikasi antaranggota

Komunikasi antaranggota berkaitan dengan keterampilan sosial. Guru

sebagai fasilitator dalam pembelajaran perlu melatih siswa untuk

memiliki kemampuan akademik dan keterampilan sosial. Langkah yang

dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan rasa saling percaya dan

mengenal, melatih berkomunikasi secara efektif, saling menerima dan

mendukung serta menyelesaikan masalah secara konstruktif.

Page 82: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

66

(5) Pemrosesan kelompok

Pemrosesan diartikan sebagai proses menilai. Tujuan pemrosesan

kelompok yaitu meningkatkan efektivitas anggota dalam berkontribusi

terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

Pemrosesan kelompok dapat mengidentifikasi melalui kegiatan yang

dilakukan siswa dalam kegiatan kelompok sehingga akan terlihat siswa

mana yang membantu dan siswa yang tidak membantu (Suprijono

2010: 58-61).

Selanjutnya, unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut

Lungdren memaparkan tujuh unsur dalam model pembelajaran kooperatif.

(1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

(2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

(3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

(4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

(5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

(6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.

(7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. (Isjoni 2010: 16-7).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur pembelajaran

kooperatif meliputi ketergantungan positif, interaksi antarsiswa, tanggung jawab

individu, melatih keterampilan sosial dan kerja sama dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Tabel 2.1 merupakan sintaks pembelajaran kooperatif.

Page 83: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

67

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase-2 Menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase-3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase-4 Membimbing kelompok

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

(Trianto 2007: 48-49)

Menurut Slavin (2010: 11) menjelaskan bahwa ada lima metode

pembelajaran kooperatif, meliputi metode Student Teams Achievement Divisions

(STAD), Teams Games Tournament (TGT), jigsaw II, Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC), dan Team Accelerated Instruction (TAI).

Hedeen (2003: 325), mengemukakan bahwa “elementary and secondary

educators have been succesfull with a variety of cooperative learning methods,

including Circles of Learning, Team-Accelerated Instruction, Group

Investigation, and the Jigsaw classroom”. Berdasarkan pendapat tersebut,

menjelaskan bahwa guru di jenjang dasar dan menengah telah berhasil dengan

menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu

metode pembelajaran melingkar, percepatan pengejaran kelompok, investigasi

kelompok dan kelas jigsaw.

Page 84: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

68

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dapat terbagi atas berbagai

macam tipe yaitu STAD, TGT, jigsaw, CIRC, TAI, GI, Circles of Learning.

Dalam penelitian ini, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw. Jigsaw termasuk dalam pembelajaran koperatif yang dapat

merangsang keaktifan siswa dalam belajar berkelompok.

2.1.14 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

“Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran

untuk mencapai prestasi yang maksimal” (Isjoni 2010: 77). Selanjutnya, menurut

Zaini, Munthe, dan Aryani (2008: 56), mengemukakan bahwa jigsaw merupakan

strategi yang menarik, menyenangkan, dan mengaktifkan siswa karena di

dalamnya mempelajari materi yang terbagi atas beberapa bagian dan siswa dapat

belajar maupun mengajar temannya.

Smith and Chang (2005: 31), mengemukakan bahwa “the jigsaw is a

collaborative learning technique that emphasizes the fact that we can learn by

teaching.” Berdasarkan pendapat tersebut bahwa jigsaw merupakan suatu teknik

belajar kolaboratif yang menekankan fakta bahwa kita dapat belajar dengan

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dari Aronson

merupakan jigsaw orisinal. Slavin (2010: 237) mengemukakan bahwa “bentuk

adaptasi jigsaw yang lebih praktis dan mudah, yaitu jigsaw II.” Dalam penelitian

ini, menggunakan model pembelajaran koopreatif tipe jigsaw II, yang merupakan

bentuk adaptasi oleh Slavin. “Kelebihan dari jigsaw II adalah bahwa semua siswa

membaca semua materi, yang akan membuat konsep-konsep yang telah disatukan

menjadi lebih mudah untuk dipahami” (Slavin 2010: 245).

Page 85: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

69

Dalam jigsaw II para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, dan siswa

tersebut diberikan tugas untuk membaca dan lembar ahli yang terdiri atas topik-

topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota

tim saat mereka membaca. Selanjutnya, siswa dari kelompok berbeda yang

mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam kelompok ahli. Para ahli

tersebut kemudian kembali pada kelompok asal dan secara bergantian mengajari

teman satu kelompoknya mengenai topik yang menjadi tanggung jawabnya.

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan kegiatan kuis, di mana skor kuis yang

diperoleh setiap siswa akan dikontribusikan ke dalam skor kelompok asal (Slavin

2010: 237).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jigsaw adalah salah satu

tipe dari model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan

pengelompokan siswa secara heterogen dan mengutamakan kerjasama kelompok,

serta tanggung jawab individu terhadap informasi yang harus dibagikan maupun

melalui teman.

(Wena 2011: 194)

Gambar 2.11 Kelas Model Jigsaw

Kelompok asal

Kelompok ahli

Page 86: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

70

Menurut para ahli langkah-langkah jigsaw bervarisi. Variasi tersebut

dipengaruhi oleh sudut pandang yang berbeda. Berikut ini langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Trianto (2007: 56-57) yaitu:

(1) Siswa dibagi beberapa kelompok (anggotanya 3-4 orang). (2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang

telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. (3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan

dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. (4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

(5) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa yang akan bertanya.

(6) Tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

(7) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. (8) Guru bersama siswa membuat simpulan. (9) Guru memberikan soal tes/kuis dan menjelaskan cara kerjanya. (10) Guru memberikan evaluasi. (11) Guru memberikan penghargaan

Selanjutnya, Slavin (2010: 241), menjelaskan jigsaw II terdiri atas siklus

regular dari kegiatan-kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

(1) Membaca yaitu para siswa menerima materi bacaan ahli dan membaca

materi yang diminta untuk menemukan informasi yang menjadi

tanggung jawabnya,

(2) Diskusi kelompok ahli yaitu para siswa dengan keahlian yang sama,

bertemu untuk mendiskusikan materi ahli yang akan diinformasikan

kepada kelompok asal,

(3) Laporan tim di mana para ahli kembali ke dalam kelompok asal untuk

memberikan informasi atas hasil diskusi dari kelompok ahli dan

mengajari materi ahli mereka kepada teman satu timnya,

Page 87: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

71

(4) Tes yaitu siswa mengerjakan kuis mencakup semua materi ahli, dan

(5) Rekognisi tim merupakan skor tim berdasarkan skor perkembangan.

Sementara, Priyanto (2007) dalam Wena (2011: 194-5) memaparkan

delapan langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu:

(1) Pembentukan kelompok asal

Pembagian siswa ke dalam kelompok asal yang beranggota 4-5 secara

heterogen. Kelompok asal bertugas sebagai kelompok induk. Artinya,

dalam kelompok asal terdapat berbagai submateri yang akan dibahas

dalam kelompok ahli.

(2) Pembelajaran pada kelompok asal

Pembagian submateri kepada setiap siswa kelompok asal dan meminta

siswa membaca dan mempelajari submateri tersebut.

(3) Pembentukan kelompok ahli

Pembentukan kelompok ahli berdasarkan pada kesamaan submateri

yang menjadi tanggung jawabnya. Masing-masing anggota dengan

submateri sama bertemu membentuk kelompok baru (kelompok ahli).

(4) Diskusi kelompok ahli

Diskusi kelompok ahli yaitu mengerjakan tugas dan saling berdiskusi

mengenai masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap

anggota kelompok ahli menguasai dan memecahkan masalah kelompok

ahli sehingga mencul kesepakatan dan keyakinan untuk menyampaikan

submateri yang menjadi tanggung jawabnya kepada kelompok asal.

Page 88: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

72

(5) Diskusi kelompok asal (induk)

Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal kemudian setiap

anggota kelompok asal menyampaikan informasi yang telah

diperolehnya di kelompok ahli. Masing-masing anggota menjelaskan

dan bertanya jawab mengenai submateri yang menjadi keahliannya.

Demikian berlangsung hingga semua anggota mendapatkan giliran. Hal

tersebut bertujuan menjalin ketergantungan positif antarsiswa.

(6) Diskusi kelas

Diskusi kelas dibimbing oleh guru, dengan tujuan untuk menyamakan

persepsi dan meluruskan kesalahpahaman pada siswa. Bahan diskusi

disesuaikan dengan submateri yang telah dipelajari siswa.

(7) Pemberian kuis

Kuis diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

Perolehan nilai kuis akan dikontribusikan ke dalam nilai kelompok asal.

Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu berkompetisi secara sehat dan

termotivasi untuk mendapatkan penghargaan kelompok.

(8) Pemberian penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang telah berhasil

mendapatkan skor kelompok terbaik. Pemberian penghargaan

disesuaikan dengan nilai perolehan kelompok. Adapun bentuk

penghargaan berupa piagam/sertifikat, bonus nilai, dan sebagainya. Hal

tersebut nertujuan agar siswa termotivasi untuk belajar lebih giat dan

terjalin persaingan yang sehat antarkelompok.

Page 89: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

73

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-

langkah penerapan jigsaw terdiri atas beberapa tahap. Tahap tersebut diawali

dengan pembagian kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) secara

heterogen sesuai dengan submateri yang akan dibahas, siswa ditugaskan untuk

mempelajari submateri yang menjadi tanggung jawabnya untuk didiskusikan

dalam kelompok ahli, kemudian siswa kembali ke kelompok asal untuk

memberikan informasi yang telah diperolehnya. Tahap selanjutnya, diadakan

presentasi dari perwakilan kelompok dan kelompok lain menanggapi. Setelah

presentasi, siswa diberi tes/ kuis individu untuk mengukur penguasaan materi

yang telah dipelajari melalui kelompoknya dan diakhiri dengan pemberian

penghargaan kelompok.

Penilaian model pembelajaran koopertif tipe jigsaw sama dengan penilaian

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, seperti yang dikemukakan oleh Slavin

(2010: 244) bahwa “Perhitungan skor untuk jigsaw sama dengan perhitungan

STAD, termasuk untuk skor awalnya, poin-poin kemajuan, dan prosedur

pengitungan skor.” Uraian penghitungan skor dijelaskan sebagai berikut:

(1) Menentukan Skor Awal

Skor awal merupakan skor rata-rata kuis sebelumnya. Dalam memulai

jigsaw, menggunakan rata-rata skor kuis tersebut sebagai skor awal.

Selain itu, hasil nilai terakhir siswa dari tahun lalu juga dapat

digunakan sebagai skor awal (Slavin 2010: 151). Namun, dalam

penelitian ini, skor awal berdasarkan perolehan hasil pretes.

(2) Menghitung Skor Individual dan Tim

Skor perkembangan individu dihitung menggunakan pedoman berikut:

Page 90: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

74

Skor Kuis Poin Kemajuan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10-1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 (Slavin 2010: 159)

Slavin mengemukakan bahwa untuk menghitung skor tim,

menggunakan rumus berikut:

N jumlah total perkembangan anggotajumlah anggota kelompok yang ada

(Asma 2006: 91)

(3) Merekognisi prestasi tim

Pemberian penghargaan disesuaikan dengan perolehan poin

perkembangan kelompok. Predikat penghargaan tersebut terbagi

menjadi tiga tingkatan yaitu kelompok baik, hebat, dan super. Tabel

2.2 merupakan sajian predikat penghargaan tersebut.

Tabel 2.2. Predikat Penghargaan Kelompok

No. Perolehan rata-rata poin Predikat

1

2

3

15

20

25

Good Team/kelompok baik

Great Team/kelompok hebat

Super Team/kelompok super

(Asma 2006: 91)

2.2 Kajian Empiris

Beberapa penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

yang dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu Sumardi, Astiti dan

Ashshiddiqi.

Page 91: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

75

Sumardi (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Aktivitas

Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Siasem 03 Brebes” hasilnya membuktikan bahwa rerata nilai

siswa pada siklus I yaitu 55 meningkat pada siklus II menjadi 81,60. Selain itu,

ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 76,00% meningkat pada siklus

II menjadi 92,50%. Aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 54,69%

meningkat menjadi 96,90%, pada siklus II. Selanjutnya, performansi guru pada

siklus I mencapai 90,00 meningkat pada siklus II menjadi 92,50. Begitu juga

terjadi peningkatan pada penerapan jigsaw, pada siklus I mencapai 67,05

meningkat menjadi 82,90, pada siklus II.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga diteliti oleh Pungkas

Astiti (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”. Hasilnya membuktikan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di SD Negeri Padasugih 01 Brebes. Hal

ini, dapat dilihat dari keaktifan belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw lebih dari 75%, hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, dengan rata-rata nilai hasil

belajar kelas ekperimen 78,14 dan kelas kontrol 70,30.

Selanjutnya, skripsi Ashshiddiqi (2011) yang berjudul “Peningkatan

Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Alat Indera Manusia melalui Model Jigsaw

Page 92: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

76

di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas siswa, baik secara individu

maupun kelompok pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 68,83 meningkat menjadi

75,33, pada siklus II. Peningkatan hasil belajar diikuti pula peningkatan aktivitas

siswa dalam pembelajaran pada siklus I sebesar 86,04% menjadi 90%, pada siklus

II. Selain itu, aktivitas kelompok pun meningkat yaitu 83,03% pada siklus I

menjadi 98%, pada siklus II.

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru. Aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran lebih terarah untuk saling bekerja sama dan saling

membantu, bertukar informasi dan saling bertanggung jawab atas kerja kelompok

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini berdampak positif

pada peningkatan hasil belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh

siswa SD. Keberadaan IPS dianggap kurang populer dan masih dianggap sebagai

mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Terbukti bahwa materi kajian mata

pelajaran IPS bersifat abstrak dan berisi fakta-fakta masa lalu hingga masa kini

yang harus dihafalkan oleh siswa. Proses pembelajaran saat ini guru belum

menggunakan model pembelajaran inovatif. Hal ini, menyebabkan minat dan

Page 93: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

77

perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS menjadi berkurang dan aktivitas

siswa dalam pembelajaran terlihat pasif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk

mengalami kegiatan membangun pengetahuan sendiri. Interaksi sosial antar siswa

juga kurang terbangun. Hal ini dapat berdampak negatif pada rendahnya hasil

belajar siswa.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya upaya peningkatan hasil

belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS khususnya jenjang sekolah

dasar. Salah satu upaya peningkatan pembelajaran IPS yaitu dengan menerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model jigsaw menjadikan siswa

belajar dalam kelompok kecil. Siswa melakukan aktivitas belajar untuk

menemukan konsep, memberi dan menerima pengetahuan, membangun kerja

sama, dan siswa berlatih menerima perbedaan (ras, budaya, kelas sosial, dan

kemampuan) serta dilatih adanya rasa tanggung jawab dan kemandirian serta

ketergantungan positif antarsiswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah banyak diterapkan di

sekolah baik jenjang dasar maupun menengah. Namun, masih banyak kekurangan

yang terjadi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Kekurangan tersebut yaitu kontribusi dari siswa yang berprestasi rendah akan

menjadi kurang. Sementara, siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah

pada kekecewaan yang disebabkan karena siswa tersebut harus membantu

temannya yang berkemampuan rendah. Hal ini dikarenakan peran anggota

kelompok yang pandai lebih dominan. Dalam penelitian tindakan kelas ini,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedikit berbeda dengan

jigsaw yang telah banyak digunakan. Perbedaan tersebut yaitu dengan cara

Page 94: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

78

mengadaptasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan situasi

dan kebutuhan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada model

pembelajaran kooperatif. Proses adaptasi tersebut berdasarkan pada prinsip-

prinsip dasar yaitu dengan menawarkan semacam penghargaan (rekognisi) bagi

tim yang berhasil dengan baik, mengadakan “kelompok laboratorium” dimana

setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab membuat laporan tunggal untuk

memotivasi siswa melakukan yang terbaik, dan penentuan sistem skor yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk berkontribusi terhadap skor tim yang

harus dicapai.

Selain itu, dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

peneliti juga memodifikasi dengan penggunaan nama kelompok dan identitas

anggota kelompok serta penggunaan media pembelajaran IPS yang lebih

interaktif. Dengan demikian, keberadaan kelompok siswa akan lebih berdayaguna

dan termotivasi supaya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih terarah.

Pembelajaran yang terjadi tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada

siswa. Begitu juga dengan hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar tidak lagi

pada aspek kognitif saja melainkan mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif,

afektif dan psikomotor. Sehingga, dapat mencapai tujuan pembelajaran IPS.

Berikut ini, bagan 2.2 merupakan bagan kerangka berpikir dalam penelitian

tindakan kelas mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan tersebut, maka

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil

Page 95: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

79

belajar dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal.

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir dalam PTK

2.4 Hipotesis Tindakan

Dari latar belakang dan kajian pustaka tersebut, maka peneliti merumuskan

hipotesis tindakan yaitu “melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil

belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa

kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.”

1. Guru belum menggunakan model jigsaw 2. Pola interaksi yang terjadi hanya satu arah 3. Siswa pasif dalam pembelajaran 4. Hasil belajar siswa masih rendah

1. Guru menggunakan model jigsaw 2. Pola interaksi yang terjadi yaitu multi arah 3. Siswa berdiskusi baik kelompok ahli/ kelompok

asal 4. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya 5. Kelompok lain memberikan tanggapan 6. Menyimpulkan hasil diskusi 7. Pemberian penghargaan kelompok

1. Hasil belajar IPS meningkat 2. Aktivitas siswa meningkat 3. Performansi guru meningkat

Kondisi awal sebelum

penerapan jigsaw

Pelaksanaan jigsaw

Kondisi akhir setelah penerapan jigsaw

Page 96: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

80

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai rancangan penelitian, perencanaan

tahap penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian, data dan teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan.

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus

terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan diadakan tes formatif. Sebelum

pelaksanaan tindakan, peneliti menyelenggarakan pretes sebagai kegiatan

penjajagan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal siswa. Selanjutnya,

hasil pretes digunakan sebagai skor dasar dalam jigsaw. Selain itu, peneliti juga

mengadakan pengisian angket untuk mengetahui motivasi siswa sebelum

mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi,

dan Transportasi. Pada akhir tindakan, peneliti menyelenggarakan postes untuk

mengetahui kemajuan yang dicapai siswa di akhir program pembelajaran.

Secara garis besar Arikunto memaparkan bahwa terdapat empat tahapan

dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, Suhardjono, dan

Supardi 2009: 16). Adapun penjelasan tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan (Planning)

Menurut Suhardjono mengemukakan bahwa tahap perencanaan merupakan

tahapan awal yang berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

Page 97: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

81

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 75). Kegiatan yang

dilakukan dalam perencanaan tindakan yaitu menyusun rancangan sesuai dengan

identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalah. Pada penelitian ini,

rancangan yang disusun mengacu pada model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Selanjutnya, peneliti merancang tindakan yang dilakukan dalam penelitian

meliputi mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat rancangan

pretes, tes formatif, dan postes, menyiapkan lembar observasi, serta angket siswa.

3.1.2 Pelaksanaan (Action)

Menurut Arikunto tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 18). Pada

tahap pelaksanaan, guru sekaligus sebagai peneliti melakukan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan rumusan yang ada dalam rancangan. Pada tahap ini,

peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah

direncanakan. Sebelum penerapan model tersebut (prasiklus), peneliti

melaksanakan pretes dan pengisian angket siswa sesuai dengan kisi-kisi yang

telah disusun. Kemudian, di akhir tindakan diadakan postes. Dalam usaha ke arah

perbaikan, perencanaan tersebut bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan

sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan.

3.1.3 Pengamatan (Observing)

Menurut Arikunto dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009: 9),

mengemukakan bahwa “pengamatan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan

oleh pengamat”. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan pedoman

observasi yang telah dirancang oleh peneliti. Dengan demikian, observasi

Page 98: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

82

merupakan kegiatan pengamatan (pengumpulan data) yang selanjutnya dikaji

secara menyeluruh untuk mengukur seberapa jauh efek tindakan dalam mencapai

sasaran. Dalam penelitian ini, kegiatan pengamatan difokuskan pada aktivitas

belajar siswa dan performansi guru dalam proses pembelajaran.

3.1.4 Refleksi (Reflection)

Menurut Supardi dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009: 133),

mengemukakan bahwa “refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis

(reflektive) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan

(c) guru.” Selanjutnya, Arikunto menyatakan bahwa tahap ini merupakan kegiatan

untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini, kegiatan

yang dilakukan yaitu mengevaluasi dan menganalisis hasil observasi untuk

mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu,

kekurangan yang diperoleh dari hasil refleksi digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk memperbaiki siklus berikutnya. Bagan 3.1 merupakan bagan

alur penelitian tindakan kelas (PTK) dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi

(2009: 16).

Bagan 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi

?

Page 99: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

83

3.2 Perencanaan Tahap Penelitian

3.2.1 Siklus I

Pada siklus I terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.2.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan untuk

mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS submateri

Teknologi Produksi dan Komunikasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan siklus I yaitu:

(1) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan performansi guru

selama pembelajaran IPS submateri Teknologi Produksi dan

Komunikasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator ketercapaian dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS submateri Teknologi

Produksi dan Komunikasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(4) Menyiapkan media dan alat peraga berupa benda konkret untuk

pembelajaran IPS submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi,

(5) Menyusun materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), kuis IPS submateri

Teknologi Produksi dan Komunikasi, dan lembar skor kelompok, dan

(6) Menyusun kisi-kisi dan membuat soal tes formatif IPS submateri

Teknologi Produksi dan Komunikasi, beserta kunci jawaban dan

pedoman penilaian,

Page 100: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

84

3.2.1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan melakukan tindakan untuk

mengimplikasikan rencana yang telah disusun. Pada tahap ini, tindakan yang

dilakukan dalam tahap pelaksanaan siklus I sebagai berikut:

(1) Menyiapkan media pembelajaran submateri Teknologi Produksi dan

Komunikasi dan instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar

observasi aktivitas belajar siswa, performansi guru, dan keterlaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Pengondisian siswa, mengadakan salam, presensi, menyampaikan

tujuan pembelajaran, apersepsi, dan pemaparan materi pokok,

(3) Menjelaskan submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi secara

garis besar dengan memanfaatkan media presentasi power point dengan

bantuan LCD dan alat peraga berupa benda konkret.

(4) Pembagian materi ajar dan meminta siswa untuk membacanya,

(5) Pembagian lembar skor kelompok yang berisi kolom nama siswa, skor

dasar, skor kuis dan skor kemajuan, serta identitas kelompok,

(6) Pembagian kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, yaitu dengan membentuk 5 kelompok yang terdiri atas 6-7

siswa secara heterogen yang disebut sebagai kelompok asal. Dalam

kelompok tersebut dibagikan LKS, masing-masing siswa dalam

kelompok tersebut mendapatkan tugas yang berbeda sesuai jumlah soal

dalam LKS; selanjutnya, siswa dengan soal yang sama bertemu dalam

satu kelompok membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli;

di dalam kelompok ahli, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan

Page 101: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

85

dan memecahkan soal LKS yang menjadi tanggung jawabnya; setelah

mendiskusikan dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal

untuk bertukar informasi pada anggota kelompok asal dan mengisi LKS

yang telah dibagikan; kemudian perwakilan siswa dari masing-masing

kelompok asal maju untuk membacakan hasil LKS yang mereka

kerjakan; selanjutnya diadakan kuis individu; perolehan nilai kuis

dikontribusikan dalam nilai kelompok asal; dilanjutkan dengan

penghitungan skor kemajuan tiap siswa dengan cara membandingkan

skor dasar dengan skor kuis sesuai pedoman penghitungan poin

kemajuan; dan diakhiri dengan pemberian penghargaan sesuai dengan

perolehan rata-rata poin kemajuan kelompok asal.

(7) Konfirmasi dari guru atas hasil presentasi perwakilan kelompok siswa

untuk meluruskan kesalahpahaman pada siswa,

(8) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran IPS submateri Teknologi

Produksi dan Komunikasi,

(9) Pelaksanaan tes formatif 1 mata pelajaran IPS submateri Teknologi

Produksi dan tes formatif 2 submateri Teknologi Komunikasi,

(10) Pengoreksian tes formatif dan mengevaluasi hasil tes formatif

(11) Pemberian tindak lanjut yaitu remidi bagi siswa yang belum tuntas dan

pengayaan bagi siswa yang tuntas,

(12) Menutup pelajaran dengan salam dan memaparan materi yang akan

diajarkan pada pertemuan berikutnya, dan

(13) Mengimplementasikan tindakan berdasarkan rambu-rambu aktivitas

siswa dan performansi guru selama pembelajaran IPS submateri

Page 102: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

86

Teknologi Produksi dan Komunikasi dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3.2.1.3 Pengamatan

Peneliti dibantu oleh pengamat melakukan kegiatan observasi sesuai dengan

pedoman observasi terhadap aktivitas siswa dan performansi guru dari awal

sampai akhir pembelajaran. Kegiatan pengamatan yang dilakukan yaitu :

(1) Mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama

pembelajaran dari awal hingga akhir dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri

Teknologi Produksi dan Komunikasi,

(2) Mengamati performansi guru meliputi penguasaan materi, penguasaan

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

pengelolaan kelas (menejemen kelas) dalam membelajarkan IPS

submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi.

3.2.1.4 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan pada siklus I. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai

berikut:

(1) Menilai hasil belajar siswa yaitu dengan menghitung nilai tes formatif,

rata-rata tes formatif, dan ketuntasan belajar klasikal mata pelajaran IPS

submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Menganalisis lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa,

aktivitas kelompok, dan performansi guru selama pembelajaran IPS

Page 103: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

87

submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(3) Merancang tindakan baru untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi

pada siklus I dan atau untuk meningkatkan pembelajaran pada siklus II.

3.2.2 Siklus II

Perencanaan tahap siklus II meliputi empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian selengkapnya yaitu sebagai

berikut:

3.2.2.1 Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II merupakan

penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Peneliti melakukan perencanaan siklus

II dengan mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS

submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdasarkan hasil refleksi

siklus I. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan siklus II yaitu :

(1) Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan

performansi guru selama pembelajaran IPS submateri Teknologi

Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator ketercapaian dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS submateri Teknologi

Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

Page 104: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

88

(4) Menyiapkan media dan alat peraga untuk pembelajaran IPS submateri

Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi

sehingga dapat mempermudah tersampaikannya materi pada siswa,

(5) Menyusun uraian materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), kuis IPS

submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan

Teknologi, dan lembar skor kelompok, serta identitas kelompok,

(6) Menyusun kisi-kisi dan membuat soal tes formatif IPS submateri

Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi,

beserta kunci jawaban dan pedoman penilaian,

3.2.2.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mengimplikasikan rencana yang

telah disusun. Tindakan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan siklus II yaitu :

(1) Menyiapkan media dan alat peraga pembelajaran IPS submateri

Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi, dan

instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi

aktivitas belajar siswa, performansi guru, serta lembar observasi untuk

mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Pengondisian siswa, mengadakan salam, presensi, menyampaikan

tujuan pembelajaran, apersepsi, dan pemaparan materi pokok,

(3) Menjelaskan mata pelajaran IPS submateri Teknologi Transportasi dan

Pengalaman Menggunakan Teknologi secara garis besar dengan

memanfaatkan media presentasi power point dengan bantuan LCD dan

alat peraga berupa benda konkret untuk pelaksanaan praktek.

(4) Pembagian materi ajar dan meminta siswa untuk membacanya,

Page 105: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

89

(5) Pembagian lembar skor kelompok yang berisi kolom nama siswa, skor

dasar, skor kuis dan skor kemajuan, serta identitas kelompok,

(6) Pembagian kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, yaitu dengan membentuk 5 kelompok yang terdiri atas 6-7

siswa secara heterogen yang disebut sebagai kelompok asal. Dalam

kelompok tersebut dibagikan LKS, masing-masing siswa dalam

kelompok tersebut mendapatkan tugas yang berbeda sesuai jumlah soal

dalam LKS; selanjutnya, siswa dengan soal yang sama bertemu dalam

satu kelompok membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli;

di dalam kelompok ahli, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan

dan memecahkan soal LKS yang menjadi tanggung jawabnya; setelah

mendiskusikan dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal

untuk bertukar informasi pada anggota kelompok asal dan mengisi LKS

yang telah dibagikan; kemudian perwakilan siswa dari masing-masing

kelompok asal maju untuk membacakan hasil LKS yang mereka

kerjakan; selanjutnya diadakan kuis individu; perolehan nilai kuis

dikontribusikan dalam nilai kelompok asal; dilanjutkan dengan

penghitungan skor kemajuan tiap siswa dengan cara membandingkan

skor dasar dengan skor kuis sesuai pedoman penghitungan poin

kemajuan; dan diakhiri dengan pemberian penghargaan sesuai dengan

perolehan rata-rata poin kemajuan kelompok asal.

(7) Guru dan siswa mengadakan tanya jawab sebagai kegiatan konfirmasi

terhadap hasil presentasi perwakilan kelompok siswa untuk meluruskan

kesalahpahaman pada siswa,

Page 106: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

90

(8) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran IPS submateri Teknologi

Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi,

(9) Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil simpulan,

(10) Pelaksanaan tes formatif 3 IPS submateri Teknologi Transportasi dan

tes formatif 4 submateri Pengalaman Menggunakan Teknologi,

(11) Pengoreksian tes formatif dan mengevaluasi hasil tes formatif,

(12) Pemberian tindak lanjut yaitu remidi bagi siswa yang belum tuntas dan

pengayaan bagi siswa yang tuntas,

(13) Menutup pelajaran dengan salam, dan

(14) Mengimplementasikan tindakan berdasarkan rambu-rambu aktivitas

siswa dan performansi guru selama pembelajaran,

3.2.2.3 Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan sesuai dengan pedoman observasi terhadap

aktivitas siswa dan performansi guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Pada

siklus II kegiatan pengamatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

(1) Mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama

pembelajaran dari awal hingga akhir dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri

Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi,

(2) Mengamati performansi guru meliputi penguasaan materi, penguasaan

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

pengelolaan kelas (menejemen kelas) dalam membelajarkan IPS

submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan

Teknologi.

Page 107: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

91

3.2.2.4 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan

dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan yang dilakuakan pada

siklus II. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

(1) Menilai hasil belajar siswa yaitu dengan menghitung nilai tes formatif,

rata-rata tes formatif, dan ketuntasan belajar klasikal mata pelajaran IPS

submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan

Teknologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Menganalisis lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa,

aktivitas kelompok, dan performansi guru selama pembelajaran IPS

submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan

Teknologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(3) Melakukan penyimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak.

Jika berhasil, ditandai dengan hasil belajar dan aktivitas siswa serta

performansi guru telah sesuai dengan indikator keberhasilan

(meningkat), maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan II,

diperoleh simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas

IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal maupun performansi guru pada

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi.

Page 108: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

92

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012. Jumlah subjek penelitian

terdapat 33 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 19 perempuan. Karakteristik siswa

kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal memiliki motivasi belajar siswa

pada umumnya rendah, ada beberapa siswa hiperaktif dan kebanyakan siswa

sering ngobrol dengan teman saat pembelajaran sehingga suasana kelas yang

kurang kondusif dan proses pembelajaran tersendat.

Selain itu, guru juga terlibat menjadi subjek dalam penelitian tindakan

kelas ini. Keterlibatan tersebut dikarenakan guru menjadi subjek pelaku tindakan

dalam penelitian. Guru yang dimaksud yaitu peneliti yang juga berperan sebagai

guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dalam membelajarkan IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3.4 Tempat Penelitian

Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Pesurungan

Lor 1 Tegal yang beralamat di jalan Samadikun 55 Kelurahan Pesurungan Lor

Kecamatan Margadana Kota Tegal. Berdekatan dengan kantor kelurahan

Pesurungan, satu kilometer ke arah barat terdapat terminal Kota Tegal dan satu

kilometer ke arah utara terdapat tempat pembuangan akhir (TPA) serta 200 meter

ke selatan jalan raya Kolonel Sugiono sehingga sering tercium bau tidak sedap

dan kebisingan yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Selain itu,

Page 109: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

93

disekeliling tempat penelitian, kebanyakan warga bermata pencaharian sebagai

peternak itik sehingga berdampak negatif pada suasana pembelajaran. Hal tersebut

dibuktikan dengan sering tercium aroma tidak sedap yang berasal dari ternak

tersebut.

3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam subbab ini akan membahas tentang: (1) jenis data, (2) sumber

data, (3) teknik pengumpulan data, dan (4) alat pengumpulan data. Uraian

selengkapnya yaitu:

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Uraian

selengkapnya sebagai berikut:

3.5.1.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang

diperoleh melalui nilai tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif

siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam yaitu tes

kemampuan awal (pretes) yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus

I, tes formatif yang dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan siklus I dan II, dan

postes yang dilaksanakan setelah akhir program yaitu setelah pelaksanaan

tindakan siklus II.

3.5.1.2 Data Kualitatif

Data kualitatif yang akan dikumpulkan berupa data hasil pengamatan

terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama pembelajaran

Page 110: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

94

dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan data hasil pengamatan

terhadap performasi guru dalam menerapkan pembelajaran IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw.

3.5.2 Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini yaitu segala

sesuatu yang menunjuk pada asal data diperoleh. Adapun sumber data yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

3.5.2.1 Siswa

Siswa yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas

IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012 yang

berjumlah 33 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 19 perempuan. Informasi

dari siswa berkenaan dengan keadaan dan karekteristik siswa, pandangan siswa

mengenai bahan dan media maupun alat peraga, kemampuan dan sikap guru

dalam pembelajaran, cara belajar siswa di sekolah, cara penilaian hasil belajar,

dan kesulitan belajar siswa, serta hasil belajar yang dicapai siswa.

Dalam penelitian ini, pengambilan data yang berasal dari siswa meliputi:

(1) Aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama proses

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

(2) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Page 111: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

95

3.5.2.2 Guru

Guru yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu peneliti

yang berperan sebagai guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dan

sekaligus sebagai peneliti PTK. Informasi dari guru berkenaan dengan program

pendidikan sebagai sumber kegiatan pembelajaran, sumber dan bahan

pembelajaran, karakteristik dan aktivitas siswa, media pembelajaran dan alat

peraga, interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, sistem penilaian

yang digunakan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, sumber data dari guru

berupa performansi guru selama proses pembelajaran IPS dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

3.5.2.3 Data dokumen

Data dokumen (paper) tidak hanya dibatasi pada kertas, melainkan juga

dalam simbol yang berupa grafis, baik berupa tulisan, gambar, tabel, denah, motif

dan sebagainya (Arikunto dan Jabar 2010: 88). Data dokumen yang dipakai dalam

penelitian ini yaitu data hasil evaluasi siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal tahun pelajaran 2010/ 2011, daftar nama siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012, identitas siswa, daftar

kelompok siswa, daftar presensi siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

lembar kerja siswa (LKS) dan sebagainya.

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Secara lebih rinci teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Page 112: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

96

3.5.3.1 Tes

Teknik tes dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan

di awal dan akhir pembelajaran pada setiap siklus. Tes digunakan untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Dalam hal ini, tes

yang digunakan berbentuk tes tertulis dengan bentuk tes pilihan ganda dan uraian.

Tes ini disusun berdasarkan dengan kisi-kisi soal disertai pula kunci jawaban dan

pedoman penilaian.

3.5.3.2 Pengamatan (Observasi)

Menurut Narbuko dan Achmadi (2008: 70) mengemukakan bahwa

pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Senada

dengan pendapat Arikunto dan Jabar (2010: 115) mengemukakan bahwa

“observasi merupakan proses yang kompleks yaitu suatu proses yang tersusun atas

proses biologis dan psikologis.” Yang dimaksud dari proses biologis dan

psikologis tersebut yaitu adanya proses pengamatan oleh alat indera dan proses

ingatan yang berkaitan dengan perhatian.

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh pengamat

(observer) pada saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan panduan

pengamatan. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas siswa dan

performansi guru selama proses pembelajaran.

3.5.3.3 Angket (Kuesioner)

Menurut Narbuko dan Achmadi (2008: 76) mengemukakan bahwa

“metode kuesioner [angket] adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

Page 113: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

97

pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.” Angket

dalam penelitian ini mengacu pada angket dengan skala Likert. Namun, peneliti

merancang angket tersebut menjadi lebih sederhana dan disesuaikan dengan

karakteristik siswa sekolah dasar (SD). Jenis angket yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu angket tertutup dan diisi oleh siswa secara langsung. Adapun

tujuan penggunaan angket ini yaitu untuk mengetahui motivasi siswa terhadap

pembelajaran IPS.

3.5.3.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang berupa

dokumen. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam

observasi. Arikunto dalam Sanjaya (2011) mengemukakan bahwa “dokumentasi

adalah mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen, raport, leger dan

sebagainya.”

Senada dengan pendapat tersebut, Arikunto dan Jabar (2010: 117)

mengemukakan bahwa data yang terkandung dalam dokumen yaitu mengenai

suatu kejadian yang ditulis atau dicetak, seperti surat, catatan harian, dokumen

lainnya yang relevan. Dijelaskan pula bahwa akan lebih sempurna jika peneliti

menggunakan alat perekam seperti kamera foto maupun kamera video.

3.5.4 Alat Pegumpulan Data

Alat pengumpulan data merupakan instrumen yang digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu :

Page 114: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

98

3.5.4.1 Tes

Poerwanti (2008: 4-3), “tes secara sederhana dapat diartikan sebagai

himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus

dipilih/ ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan

tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes.” Dalam proses

pembelajaran aspek yang dimaksud yaitu indikator pencapaian kompetensi.

Tujuan penulisan soal tes yaitu untuk mengukur hasil belajar khususnya pada

mata pelajaran IPS kelas IV materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis. Hasil

tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar pemahaman siswa terhadap

bahan ajar yang disampaikan. Terdapat tiga tes yang digunakan yaitu:

(1) Pretes

Pretes dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum tindakan siklus I.

Hasil pretes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal

siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal sebelum

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Selain itu, hasil pretes digunakan pula sebagai skor dasar dalam

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Soal pretes disusun sesuai

dengan kisi-kisi soal dengan bentuk tes objektif 30 soal pilihan ganda.

(2) Tes Formatif

“Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang

berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang

jalannya pengajaran sampai tahap tertentu” (Poerwanti 2008: 4-8).

Page 115: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

99

Dalam penelitian ini diadakan empat tes formatif pada masing-masing

pertemuan dalam setiap siklus. Materi tes formatif dipilih berdasarkan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada tiap submateri. Siklus I

pertemuan pertama mencakup submateri Teknologi Produksi dengan

jumlah soal pilihan ganda sebanyak lima butir dan uraian tiga butir,

sedangkan pada pertemuan kedua meliputi submateri Teknologi

Komunikasi dengan jumlah 10 soal pilihan ganda. Sementara, tes

formatif pada siklus II pertemuan pertama dan kedua mencakup

sebmateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan

Teknologi masing-masing berjumlah 10 soal pilihan ganda. Hasil tes

formatif digunakan pula untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran

sehingga hasil tersebut dapat dijadikan sebagai perbaikan pada

pertemuan berikutnya. Penyusunan butir soal disesuaikan dengan kisi-

kisi yang telah dirancang. Selain itu, tes ini telah dikonsultasikan dan

mendapat rekomendasi dari tim ahli yaitu dosen pembimbing dan guru

kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

(3) Postes

Postes dalam penelitian ini dilaksanakan di akhir program yaitu setelah

tindakan siklus II. Hasil postes digunakan untuk mengetahui tingkat

kemajuan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal setelah

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Soal postes yang digunakan sama dengan soal pretes yang

Page 116: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

100

disusun sesuai dengan kisi-kisi soal mencakup 30 soal dengan bentuk

tes objektif pilihan ganda.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan uji validitas soal, oleh

karena itu soal-soal tersebut hanya dianalisis oleh ahli yaitu oleh dosen

pembimbing dan guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

3.5.4.2 Non Tes

Alat pengumpulan data teknik non tes berupa angket, lembar observasi,

dan dokumentasi.

(1) Angket

Alat (instrumen) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa

angket motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS. Angket ini disusun

berdasarkan kisi-kisi yang telah dirancang. Tujuan pengisian angket

oleh siswa yaitu untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa

terhadap mata pelajaran IPS. Selain itu, digunakan juga untuk

mengetahui keinginan siswa dalam pembelajaran berkelompok

khusunya jigsaw. Angket tersebut berupa check list yang

disederhanakan yaitu hanya terdapat jawaban “Ya atau Tidak”. Siswa

diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan

jawaban tersebut. Penyederhanaan ini disesuaikan dengan karakter

siswa SD untuk mempermudah siswa dalam pengisian angket.

(2) Lembar Observasi

Observasi digunakan sebagai pedoman peneliti dan pengamat dalam

melakukan observasi untuk memperoleh data yang diinginkan meliputi

aktivitas belajar siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal

Page 117: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

101

selama pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi. Lembar observasi dibuat dan dikonsultasikan pada dosen

pembimbing. Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV

dan teman sejawat. Observasi ini dilakukan dengan cara memberi tanda

check list lembar observasi yang telah disediakan. Kemudian hasil dari

observasi tersebut dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk uraian

kalimat. Adapun alat (instrumen) yang digunakan untuk mengamati

aktivitas siswa yaitu dengan lembar observasi aktivitas siswa dan

kelompok siswa. Sementara, untuk mengamati performansi guru

menggunaka instrumen berupa alat penilaian kemampuan guru

(APKG). Adapun jenis APKG yaitu APKG 1 untuk penilaian terhadap

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan APKG 2 untuk penilaian

terhadap pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peneliti melengkapi

dengan instrumen yang digunakan untuk mengamati model

pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan lembar observasi model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Lembar observasi dan

deskriptornya secara lengkap ada pada lampiran.

(3) Dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar presensi siswa, daftar

kelompok siswa, daftar nilai siswa, dan data lain yang digunakan dalam

penelitian ini. Selain itu, peneliti melengkapi pula dengan foto dan

video hasil rekaman selama proses pembelajaran.

Page 118: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

102

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.

Berdasarkan data dan hasil pengolahan data yang telah terkumpul, kemudian

dianalisis. Semua data dikaji dan dibahas bersama antara peneliti dengan observer.

Selanjutnya, kegiatan refleksi dan kegiatan penyimpulan. Dalam subbab ini akan

membahas tentang teknik analisis data meliputi: (1) analisis angket siswa, (2)

performansi guru, dan (3) aktivitas belajar siswa, serta (4) data hasil belajar siswa.

3.6.1 Analisis Angket Siswa

Angket motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS terdiri dari 10 indikator,

setiap indikator terbagi menjadi empat pernyataan sehingga jumlah pernyataan

yang tersedia berjumlah 40 butir. Dengan rincian 20 butir pernyataan positif (+)

dan 20 pernyataan negatif (-).

Penskoran angket tersebut berdasarkan kesesuaian respon dengan

pernyataan angket. Artinya, pernyataan yang bermuatan negatif maka dijawab

“Tidak” dan pernyataan positif dengan jawaban “Ya”. Apabila respon siswa

sesuai dengan pernyataan angket maka mendapat skor 1. Skor yang diperoleh

untuk tiap indikator diakumulasikan menjadi skor perolehan angket. Cara

menghitung persentase menggunakan rumus berikut:

Persentase skor keseluruhan yang diperoleha siswa

jumlah siswa x skor maksimum x 100

(Yonny dkk 2010: 177)

Selanjutnya, persentase hasil angket ditetapkan dengan kualifikasi kriteria

berikut ini:

Tabel 3.1 Kriteria Respon Siswa

Page 119: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

103

Prosentase Kriteria

75% - 100% Sangat Tinggi

50% - 74,99% Tinggi

25% - 49,99% Sedang

0% - 24,99% Rendah

(Yonny dkk 2010: 176)

3.6.2 Data Hasil Performansi Guru

Rumus menghitung hasil pengamatan terhadap performansi guru yaitu:

(1) Penilaian lembar pengamatan perencanaan pembelajaran

APKG 1 N1 skor perolehan skor maksimal x 100

(2) Penilaian lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran

APKG 2 N2 skor perolehan skor maksimal x 100

(3) Penentuan nilai akhir menggunakan rumus berikut:

Nilai Akhir NA 2N1 2N2

4

Setelah diperoleh nilai akhir performansi guru, kemudian tetapkan nilai

akhir tersebut dengan tabel kriteria berikut:

Tabel 3.2 Konversi Nilai Angka ke dalam Nilai Huruf

Nilai angka Nilai huruf > 85 – 100 A > 80 – 85 AB > 70 – 80 B > 65 – 70 BC > 60 – 65 C > 55 – 60 CD > 50 – 55 D ≤ 50 E

(Pedoman Akademik UNNES 2009: 49) 3.6.3 Data Aktivitas Belajar Siswa

Page 120: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

104

Data kualitatif yaitu hasil observasi sebagai penilaian oleh peneliti dan

pengamat mengenai aspek yang diamati. Data tersebut dianalisis dengan proses

koding untuk mengorganisir data yaitu dengan penggambaran atau deskripsi dari

hasil observasi dan dokumentasi yang telah dikelompokan berdasarkan aspek-

aspek yang menjadi fokus analisis. Data hasil observasi dalam penelitian ini

diperoleh dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Persentase

perolahan skor pada lembar observasi diakumulasi untuk menentukan seberapa

besar keaktifan siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran IPS, maka analisis ini dilakukan pada instrumen lembar pengamatan

dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Yonny dkk 2010: 176):

(1) Rumus persentase aktivitas siswa secara individu

Persentase skor keseluruhan yang diperoleh siswa

jumlah siswa x skor maksimum x 100%

(2) Rumus persentase aktivitas kelompok siswa

Persentase skor keseluruhan yang diperoleh kelompok

jumlah kelompok x skor maksimum x 100%

Persentase keaktifan siswa diperoleh dari rata-rata persentase pada setiap

pertemuan. Hasil data observasi dianalisis dengan pedoman berikut:

Tabel 3.3 Kualifikasi Prosentase Keaktifan Siswa

Prosentase Kriteria 75% - 100% Sangat Tinggi

50% - 74,99% Tinggi 25% - 49,99% Sedang 0% - 24,99% Rendah

(Yonny dkk 2010: 175-6) 3.6.4 Data Hasil Belajar Siswa

Page 121: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

105

Berdasarkan data penelitian yang sudah terkumpul, maka data tersebut

ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Hasil

pretes dibandingkan dengan hasil siklus I, dan hasil siklus I dibandingkan dengan

siklus II. Selanjutnya, hasil siklus II dibandingkan dengan hasil postes.

3.6.1.1 Nilai Akhir Hasil Belajar

Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa yaitu dengan rumus:

Nilai Akhir NASkor PerolehanSkor Maksimal x 100

(BSNP 2007: 25)

3.6.1.2 Rata-rata Kelas

Untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus berikut ini:

X∑ XN

Keterangan :

X = Rata-rata (mean)

∑ X = Jumlah seluruh skor

N = Banyaknya subjek

(Sudjana 2010: 109)

3.6.1.3 Tuntas Belajar Klasikal (TBK)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal menggunakan

rumus sebagai berikut:

p ∑ siswa yang tuntas belajar

∑ siswa x 100%

(Aqib dkk 2010: 41)

Selanjutnya, persentase tersebut disesuaikan dengan kriteria tingkat

keberhasilan belajar dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal

Page 122: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

106

Tingkat Keberhasilan Kriteria > 80% Sangat Tinggi

60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah < 20% Sangat Rendah

(Aqib dkk 2010: 41)

3.7 Indikator Keberhasilan

Untuk dapat mengetahui meningkatnya proses dan hasil belajar IPS pada

siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui jigsaw, maka perlu

dibuat indikator sebagai berikut:

3.7.1 Performansi Guru

Nilai akhir performansi guru dalam pembelajaran minimal 71 (B). Adapun

penjabaran skor perolehan dan nilai minimal untuk setiap APKG yaitu:

(1) APKG I perolehan skor terendah sebesar 23 dengan nilai 71,875.

(2) APKG II perolehan skor terendah sebesar 29 dengan nilai 72,50.

Demikian juga, guru dikatakan berhasil dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw apabila telah mencapai nilai minimal 71 (B).

3.7.2 Aktivitas Belajar Siswa

Siswa dikatakan aktif apabila keaktifan siswa, baik dalam aktivitas belajar

individu maupun kelompok mencapai persentase keaktifan siswa sebesar 70%

dengan kriteria keaktifan tinggi.

3.7.3 Hasil Belajar Siswa

Siswa dikatakan tuntas apabila rata-rata kelas sekurang-kurangnya 71

(KKM IPS kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/

2012) dan persentase ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75%.

Page 123: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

107

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Sebelum

melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan

dengan pelaksanaan penelitian. Persiapan tersebut meliputi (1) mengajukan surat

ijin penelitian dari lembaga, (2) bertanya kepada siswa mengenai kegiatan

pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan di kelas, berkomunikasi dengan guru

kelas mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menanyakan mengenai

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw serta mengkomunikasikan

tentang waktu dan materi serta sumber belajar yang digunakan, (3) meminjam dan

mengkomunikasikan program semester mensinkronisasikan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran lainnya yang telah dibuat

peneliti kepada guru kelas IV di SD tersebut, serta (4) mengadakan observasi

kelas, pretes dan pengisian angket siswa. Adapun paparan selengkapnya yaitu

sebagai berikut:

4.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal yang mengelola kegiatan pembelajaran IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor

1 Tegal berperan sebagai pengamat dibantu teman sejawat mahasiswa. Penelitian

Page 124: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

108

tindakan kelas ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Siklus I dua

pertemuan dan siklus II dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I berlangsung

tanggal 25 April 2012. Pertemuan kedua siklus I tanggal 2 Mei 2012, sedangkan

pertemuan pertama siklus II berlangung pada tanggal 12 Mei 2012 dan pertemuan

kedua siklus II tanggal 19 Mei 2012.

Sebelum melaksanakan tindakan siklus I dan II, peneliti memberikan

penjelasan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan

merupakan kegiatan pembelajaran kelompok, yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tahapan jigsaw meliputi: (1) pembentukan

kelompok asal secara heterogen, (2) pembelajaran pada kelompok asal, (3)

pembentukan kelompok ahli, (4) diskusi kelompok ahli, (5) diskusi kelompok

asal, (6) diskusi kelas, (7) pemberian kuis, dan (8) pemberian penghargaan

kelompok. Perlu diketahui bahwa dalam tahapan jigsaw, pemberian penghargaan

berdasarkan pada perolehan rata-rata poin kemajuan yang diperoleh setiap siswa

kemudian dikontribusikan pada nilai kelompok, sedangkan poin kemajuan

diperoleh dari peningkatan skor dasar dengan skor kuis dari masing-masing siswa.

Oleh karena itu, perlu ada skor dasar untuk memulai tahapan jigsaw. Selain tujuan

pretes yang digunakan sebagai tes kemampuan awal siswa, hasil pretes juga

digunakan sebagai skor dasar dalam tahapan jigsaw.

Peneliti juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan Lembar Kerja Siswa

(LKS). LKS tersebut dikerjakan secara individu di dalam kelompok asal,

kemudian jawaban yang diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompok ahli.

Hasil diskusi kelompok ahli ditulis dalam lembar jawab LKS. Selanjutnya, hasil

Page 125: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

109

diskusi tersebut disampaikan kepada anggota kelompok asal. Hal tersebut

dilakukan agar siswa dapat bertukar informasi sehingga siswa dengan mudah

dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Selain itu, kegiatan tersebut secara

tidak langsung melatih tanggung jawab siswa dan penerimaan perbedaan individu

di dalam kelompoknya, sehingga terjalin hubungan saling ketergantungan positif

yang berdampak positif pada terciptanya interaksi antarsiswa dalam persaingan

yang sehat.

Kelompok yang sudah selesai dalam mengerjakan tugas diberi kesempatan

untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas, kemudian ditanggapi oleh

kelompok lain. Selanjutnya, peneliti mengadakan konfirmasi untuk meluruskan

kesalahpahaman siswa dan pengadaan kuis. Skor kuis dibandingkan dengan skor

awal, sehingga diperoleh poin kemajuan. Akumulasi poin kemajuan tiap siswa

menjadi rata-rata kelompok asal, kemudian dikualifikasi dengan kriteria

penghargaan kelompok jigsaw. Penghargaan kelompok diberikan secara

bertingkat yaitu sesuai dengan perolehan rata-rata nilai kelompok. Adapun kriteria

penghargaan kelompok jigsaw dari kualifikasi tertinggi sampai dengan terendah

meliputi kelompok super, hebat, dan baik. Dalam kegiatan pembelajaran

kelompok, setiap siswa harus berperan aktif agar dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik. Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa dengan belajar kelompok

dapat melatih siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, berpendapat, dan

bekerja sama, sehingga bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada subbab ini diuraikan tentang deskripsi data pelaksanaan tindakan

siklus I dan II. Hasil penelitian ini meliputi hasil tes dan non tes. Hasil tes berupa

Page 126: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

110

pretes, tes formatif, dan postes, sedangkan non tes berupa hasil angket dan data

observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru.

Kegiatan pretes bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa kelas

IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal pada mata pelajaran IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi, nilai pretes digunakan pula untuk skor

dasar pada penerapan model jigsaw. Kegiatan pretes dilaksanakan pada tanggal 21

April 2012 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pretes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi

Produksi, Komunikasi dan Transportasi

Kelas Interval

Jumlah siswa

Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase Ketuntasan

Belajar Ket.

23 - 34 1 3,03%

21 63,64% Belum tuntas

35 - 46 4 12,12% 47 - 58 14 42,42% 59 - 70 2 6,06% 71 - 82 5 15,15% 12 36,36% Tuntas 83 - 94 7 21,21%

Rata-rata nilai 61,82

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diperoleh rata-rata nilai pretes mata pelajaran

IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi sebesar 63,64

dengan persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 36,36%. Artinya, hanya

12 siswa yang memenuhi nilai KKM (≥71) dari jumlah 33 siswa kelas IV SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil

belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi sebelum

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dikatakan masih rendah. Hal tersebut dibuktikan

dengan perolehan rata-rata nilai 61,82 dengan ketuntasan belajar klasikal yang

Page 127: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

111

baru mencapai 36,36% dan hanya 12 dari 33 siswa yang memenuhi KKM

(mencapai nilai lebih dari sama dengan 71).

Pada kegiatan prasiklus, dilaksanakan pengisian angket untuk mengetahui

seberapa besar motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS. Pengisian angket

dilakukan pada tanggal 23 April 2012 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Angket Motivasi Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa pengisian angket diikuti

oleh 30 siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yang memperoleh

respon dengan kriteria sangat tinggi ditunjukkan dengan hasil angket rata-rata

sebesar 87,17%. Perolehan angka tersebut berbanding terbalik dengan hasil pretes.

Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV diperkuat dengan perolehan nilai IPS

No. Indikator Skor Persentase Kriteria

1 Memiliki rasa ingin tahu terhadap IPS 110 91,67% Sangat Tinggi2 Memiliki perhatian dalam IPS 107 89,17% Sangat Tinggi3 Memiliki minat mempelajari IPS 104 86,67% Sangat Tinggi

4 Memiliki rasa percaya diri dalam pemecahan masalah 101 84,17% Sangat Tinggi

5 Memiliki kesungguhan dalam melaksanakan nilai-nilai sosial 111 92,50% Sangat Tinggi

6 Memiliki kesadaran untuk menghargai diri sendiri 102 85,00% Sangat Tinggi

7 Memiliki keterampilan berkomunikasi dalam kelompok model jigsaw 100 83,33% Sangat Tinggi

8 Memiliki keterampilan bekerja sama dalam kelompok model jigsaw 105 87,50% Sangat Tinggi

9 Memiliki keterampilan berkompetisi (bersaing) secara sehat model jigsaw 106 88,33% Sangat Tinggi

10 Memiliki keterampilan menghargai perbedaan dalam kelompok 100 83,33% Sangat Tinggi

Rata-rata 104,6 87,17% Sangat Tinggi

Page 128: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

112

siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/ 2011 dengan persentase ketuntasan belajar

klasikal hanya 20%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal sudah memiliki motivasi yang sangat tinggi terhadap IPS,

tetapi dengan pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini mempengaruhi

rendahnya perolehan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya

perbaikan dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan

Lor 1 Tegal. Upaya tersebut dilakukan dengan cara menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga diharapkan dapat meningkatkan

proses dan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pertemuan pertama pada siklus I mempelajari submateri Teknologi

Produksi dan pertemuan kedua pada submateri Teknologi Komunikasi. Masing-

masing pertemuan tersedia alokasi waktu tiga jam pelajaran (3JP) atau sama

dengan 3x35 menit. Pada deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I ini akan

membahas deskripsi hasil belajar, deskripsi hasil observasi proses pembelajaran,

refleksi, dan revisi siklus I.

4.1.1.1 Paparan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil pretes siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal

tergolong rendah, maka perlu upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

Page 129: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

113

tipe jigsaw. Hasil belajar tersebut meliputi hasil belajar individu dan hasil belajar

yang diperoleh dari kelompok.

Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terjadi

peningkatan hasil belajar melalui tes formatif baik pertemuan petama maupun

kedua, pada siklus I. Hasil tes formatif pertemuan pertama dan kedua pada siklus I

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar IPS Siklus I

Hasil Belajar

Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ketuntasan

Belajar Klasikal

Ket. Banyak Siswa

PersentaseBanyak Siswa

Persentase

Skor ≥ 71 18 54,55 22 66,67 60,61% Tuntas

Skor < 71 15 45,45 11 33,33 39,39% Belum Tuntas

Rata-rata nilai

69,32 82,42

Rata-rata 75,87

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, diperoleh nilai rata-rata pada siklus I

pertemuan pertama sebesar 69,32 dan pertemuan kedua meningkat menjadi 82,42.

Selanjutnya, ketuntasan belajar klasikal pada pertemuan pertama memperoleh

angka 54,55% dengan jumlah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 18 siswa.

Sementara, ketuntasan belajar klasikal pada pertemuan kedua meningkat menjadi

66,67% dengan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM (≥71) sebanyak 22 dari

33 siswa.

Dari pemaparan hasil belajar siklus I, maka dapat dikatakan bahwa

penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Page 130: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

k

p

m

n

m

y

p

p

m

s

kelas IV SD

perbandinga

materi Tekn

nilai pretes

menerapkan

yang dipero

pertemuan s

Selain

pelaksanaan

meningkat p

siklus I dapa

D Negeri Pe

an rata-rata n

nologi Produ

sebesar 6

n model pem

oleh siswa

iklus I dapat

Diag

n itu, kenai

n pretes, ket

pada siklus I

at dilihat dal

Pre Tes

55.12

esurungan L

nilai pretes d

uksi, Komu

1,82 menin

mbelajaran k

pada pelak

t dilihat pada

gram 4.1 Ha

kan terjadi

tuntasan bel

I menjadi 6

am diagram

Perte

2

Lor 1 Tegal.

dengan hasi

unikasi, dan

ngkat menja

ooperatif tip

sanaan pret

a diagram be

sil Rata-Rata

pula pada

lajar klasika

0,61%. Pers

4.2.

emuan 1

69.32

Peningkata

l siklus I pa

Transportas

adi 75,87 p

pe jigsaw. K

tes maupun

erikut ini:

a Nilai Siklu

ketuntasan

al yang han

sentase ketu

Pertemua

82

an tersebut d

ada mata pel

si. Peroleha

pada siklus

Kenaikan rat

pada masi

us I

belajar klas

nya mencap

untasan belaj

an 2

2.42

114

dilihat dari

lajaran IPS

an rata-rata

I setelah

a-rata nilai

ing-masing

sikal. Pada

pai 36,36%

jar klasikal

Page 131: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

k

u

s

p

p

y

K

n

D

Walau

ketuntasan b

upaya perba

siklus I m

pembelajara

pada tabel 4

Tabel 4.4 N

Nama kelo

DiponegorPattimuraSoedirmanImam BonjAntasari

Berdas

yang diberik

Kelompok b

nilai pening

Diagram 4.2

upun demik

belajar secar

aikan pada s

menunjukkan

an dengan m

.4.

Nilai Peningk

ompok RP1

ro 1724

n 24njol 2

1

sarkan tabel

kan pada sik

baik diraih o

gkatan kelom

39,39%

Persentase K

ian, pada sik

a klasikal be

siklus beriku

n peningkat

model pemb

katan dan Kr

Rata-rata PoPertemuan

7 4 4 1 5

4.4 di atas,

klus I pertem

oleh kelomp

mpok sebes

60,61%

Ketuntasan B

klus I baik p

elum mencap

utnya yaitu

tan hasil b

belajaran ko

riteria Pengh

oin Kemaju

2 21 25 23 23 16

dapat diketa

muan pertam

pok Diponeg

sar 17 dan

Belajar Klasi

pertemuan p

pai angka 75

pada siklus

belajar kel

operatif tipe

hargaan Kelo

an KriterPertem1 Baik HebatHebatHebatBaik

ahui bahwa p

ma yaitu kelo

goro dan An

15, Kelomp

persentaketuntasklasikal persentaketidaktbelajar k

ikal Siklus I

ertama maup

5%, sehingg

s II. Selanju

ompok sisw

e jigsaw da

ompok Jigsa

ria Pengharmuan

2 HeSuHeHeBa

penghargaan

ompok baik

ntasari denga

pok hebat d

ase san belajar > 75%

ase tuntasan klasikal

115

pun kedua,

a perlu ada

utnya, pada

wa dalam

apat dilihat

aw Siklus I

rgaan

ebat uper ebat ebat aik

n kelompok

dan hebat.

an rata-rata

diraih oleh

Page 132: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

116

kelompok Pattimura dan Soedirman dengan rata-rata nilai peningkatan kelompok

sebesar 24, sedangkan kelompok Imam Bonjol dengan rata-rata nilai peningkatan

kelompok sebesar 21. Dengan demikian, kelompok yang mendapatkan

penghargaan dengan kriteria super (rata-rata nilai peningkatan ≥ 25) belum ada.

Pada siklus I pertemuan kedua, terjadi peningkatan penghargaan kelompok

siswa. Penghargaan kelompok yang diberikan pada pertemuan kedua yaitu

kelompok super, hebat dan baik. Kelompok super diraih oleh kelompok Pattimura

dengan rata-rata nilai sebesar 25. Kelompok hebat diraih oleh kelompok

Diponegoro, Soedirman dan Imam Bonjol dengan rata-rata nilai masing-masing

21, 23 dan 23, sedangkan kelompok baik diraih oleh kelompok Antasari dengan

rata-rata nilai 16. Dengan demikian, pada siklus I pertemuan kedua terdapat satu

kelompok yang memperoleh kriteria kelompok super (rata-rata nilai ≥ 25).

Selanjutnya, perolehan rata-rata nilai kelompok siswa dalam jigsaw pada

siklus I dapat digambarkan dalam diagram 4.3 berikut:

Diagram 4.3 Rata-rata Nilai Kelompok Siswa dalam Jigsaw pada Siklus I

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa kelas IV baik secara individu maupun kelompok dalam pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui penerapan

020406080

100

Diponegoro Pattimura Soedirman Imam Bonjol

Antasari

Pertemuan 1Pertemuan 2

Page 133: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

117

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal

dikatakan meningkat. Akan tetapi, pada ketuntasan belajar klasikal siklus I belum

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan (≥75%) sehingga perlu

adanya upaya perbaikan pada berikutnya yaitu siklus II.

4.1.1.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran

Observasi digunakan untuk memantau proses aktivitas siswa dan peneliti

selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

4.1.1.2.1 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

No. Aspek yang Diamati

Hasil Aktivitas Belajar Siswa (%) Rata-rata

(%) Pertemuan 1 2

1. Kegiatan Pendahuluan 62,50 84,09 73,30

2. Kegiatan Eksplorasi (Penjelasan Materi) 56,82 80,30 68,56

3. Kegiatan Elaborasi 1 (Pembentukan kelompok asal dan pembagian tugas)

67,05 81,06 74,06

4. Kegiatan Elaborasi 2 (diskusi kelompok ahli) 51,14 79,55 65,35

5. Kegiatan Elaborasi 3 (diskusi kelompok asal) 50,76 76,14 63,45

6. Kegiatan Konfirmasi (Pelurusan kasalahpahaman dan penyimpulan)

51,14 83,33 67,24

7. Kegiatan Penutup (Tes formatif dan tindak lanjut) 72,35 85,23 78,79

Jumlah 411,76 569,70 490,73 Rata-rata 58,82 81,39 70,10 Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Tinggi

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa persentase aktivitas belajar

siswa pada siklus I telah mencapai 70,10% dengan kriteria tinggi. Angka tersebut

menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I telah memenuhi

indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 70%. Namun, aktivitas belajar

Page 134: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

s

i

d

a

m

6

s

p

l

m

m

s

B

T

p

siswa pada

indikator ke

dan 3 dan

angka 68,56

mengenai m

63,35% khu

sopan, sedan

pada kebera

lain. Selanju

mencapai in

membuat sim

siswa pada

Berikut ini s

Di

Sem

Teknologi P

pembelajara

Tabel

0

50

100

siklus I dap

eberhasilan.

pada kegiat

6% khususn

materi yang

ususnya pad

ngkan pada

anian siswa d

utnya, kegia

ndikator keb

mpulan/ ran

siklus I pad

sajian pening

agram 4.4 P

entara, aktiv

Produksi, K

an kooperatif

l 4.6 Hasil P

.00%

.00%

.00%

at dilihat ba

Aspek terse

tan konfirm

nya pada k

belum jelas

da kegiatan

a kegiatan e

dalam mere

atan konfirm

berhasilan 7

ngkuman pel

da dasarnya

gkatan aktivi

Peningkatan A

vitas kelom

omunikasi,

f tipe jigsaw

engamatan A

Pertemua

ahwa ada em

ebut melipu

masi. Kegiata

kegiatan me

s. Sementara

berani men

eksplorasi 3

spon (menan

masi mempe

70 %, khusu

lajaran. Wal

mengalami

itas belajar s

Aktivitas Be

mpok siswa

dan Transp

pada siklus

Aktivitas Ke

58.82%

an 1

mpat aspek y

uti kegiatan

an eksplora

engajukan p

a, aspek ela

nanggapi pe

mendapatka

nggapi) hasi

eroleh 67,24

usnya pada

laupun dem

peningkatan

siswa pada s

elajar Siswa

dalam pem

ortasi denga

I dapat dilih

elompok Sisw

Pert

yang belum

ekplorasi, e

asi hanya m

pertanyaan

aborasi 2 m

endapat tem

an 63,45%

il presentasi

4% yang ma

aktivitas sis

mikian, aktivi

n di setiap p

etiap pertem

pada Siklus

mbelajaran I

an menerapk

hat pada tabe

wa pada Sik

81.39%

temuan 2

118

memenuhi

elaborasi 2

memperoleh

pada guru

memperoleh

man dengan

khususnya

i kelompok

asih belum

swa dalam

itas belajar

pertemuan.

muan.

I

IPS materi

kan model

el 4.6.

klus I

%

Page 135: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

119

No. Aspek yang Diamati Pertemuan

Rata-rata Kriteria 1 2

1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar.

57,50% 82,50% 70% Tinggi

2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 57,50% 70% 63,75% Tinggi

3 Kerjasama siswa dalam belajar dengan kelompok ahli 75% 75% 75% Sangat Tinggi

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/ tanggapan 62,50% 77,50% 70% Tinggi

5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 80% 92,50% 86,25% Sangat Tinggi

6

Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal

72,50% 72,50% 72,50% Tinggi

7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari masing-masing tim ahli

77,50% 85% 81,25% Sangat Tinggi

8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas

80% 80% 80% Sangat Tinggi

9 Pembagian peran dan tugas anggota dalam kelompok 75% 90% 82,50% Sangat Tinggi

10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 60% 80% 70% Tinggi

Jumlah 697,50% 805,00% 751,25% Rata-rata 69,75% 80,50% 75,13%

Kriteria Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, pada siklus I pertemuan pertama, aktivitas

kelompok siswa dalam pembelajaran jigsaw memperoleh angka 69,75% dengan

kriteria tinggi. Meskipun sudah dalam kriteria tinggi, tetapi angka tersebut belum

mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 70%, sedangkan

aktivitas kelompok siswa pada pertemuan kedua mencapai 80,50% dengan kriteria

sangat tinggi sehingga pada pertemuan kedua dapat dikatakan berhasil karena

telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Page 136: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

120

Aktivitas kelompok siswa pada siklus I memperoleh rata-rata sebesar

75,13% dengan kriteria sangat tinggi dan angka tersebut telah mencapai indikator

keberhasilan 70%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan aktivitas kelompok

siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Namun, ada satu aspek

yang belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu aspek mempelajari submateri

yang telah diberikan guru. Aspek tersebut memperoleh rata-rata sebesar 63,75%.

Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Data hasil

pengamatan terhadap aktivitas kelompok pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I

Nama Kelompok

Nilai Rata-rata (%)

Rata-rata (%)

Kriteria Pertemuan Pertemuan 1 2

1 2 Observer Observer 1 2 1 2

Diponegoro 73 55 90 73 64 81,50 72,75 Tinggi Pattimura 83 65 95 85 74 90 82 Sangat Tinggi Soedirman 80 63 88 75 71,50 81,50 76,50 Sangat Tinggi Imam Bonjol 80 70 83 73 75 78 76,50 Sangat Tinggi Antasari 78 58 80 63 68 71,50 69,75 Tinggi Jumlah 352,5 402,5 377,50

Rata-rata 70,50 80,50 75,50

Kriteria Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, aktivitas kelompok siswa pada siklus I

dikatakan meningkat yaitu rata-rata nilai pada pertemuan pertama sebesar 70,50%

dengan kriteria tinggi menjadi 80,50% dengan kriteria sangat tinggi pada

pertemuan kedua. Selanjutnya, rata-rata nilai aktivitas kelompok siswa pada siklus

I memperoleh angka sebesar 75,50% dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan rata-

Page 137: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

r

d

d

d

A

d

L

m

p

4

p

K

k

d

rata nilai p

ditetapkan. P

dalam diagra

Diag

Kelom

dan dalam

Antasari se

disimpulkan

Lor 1 Tegal

materi Tek

pembelajara

4.1.1.2.2 D

Beriku

pertemuan

Kemampuan

kemampuan

dalam tabel

020406080

100

pada siklus

Peningkatan

am 4.5 berik

gram 4.5 Pen

mpok tertingg

kriteria ting

ebesar 69,7

n bahwa akti

l pada siklus

knologi Pro

an kooperatif

ata Performa

ut ini disaj

1 dan 2. Pe

n Guru (AP

n guru dalam

4.8.

Tabe

6481.5

Diponegoro

I telah m

aktivitas ke

kut:

ningkatan Ak

gi diperoleh

ggi, sedangk

5% dengan

ivitas kelom

s I telah me

oduksi, Kom

f tipe jigsaw

ansi Guru da

jikan data

enilaian per

PKG) melip

m merencan

el 4.8 Data P

7490

Pattimura

Pertemu

mencapai in

elompok sisw

ktivitas Kelo

kelompok P

kan kelomp

n kriteria t

mpok siswa k

eningkat dala

munikasi, d

.

alam Pembe

penilaian p

rformansi gu

puti APKG

nakan pemb

Penilaian RP

71.5 81.5

Soedirma

uan 1 Pert

ndikator keb

wa pada setia

ompok Sisw

Pattimura de

pok terendah

tinggi. Den

kelas IV di S

am pelaksan

dan Transpo

lajaran IPS S

performansi

uru menggu

1 dan 2. B

belajaran (A

PP pada Siklu

755 78

an Imam Bon

temuan 2

berhasilan y

ap pertemua

wa Pada Siklu

engan rata-ra

h diperoleh

ngan demik

SD Negeri P

naan pembel

ortasi deng

Siklus I

guru pada

unakan Alat

Berikut data

APKG 1) y

us I

688 71

njol Antasa

121

yang telah

an disajikan

us I

ata nilai 82

kelompok

ian, dapat

Pesurungan

lajaran IPS

gan model

a siklus I

t Penilaian

a penilaian

ang tersaji

1.5

ari

Page 138: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

122

No. Aspek yang diamati Skor

Rata-rata Pertemuan 1 2

1 Indikator pembelajaran 4 4 4 2 Tujuan pembelajaran 3 3 3 3 Materi ajar 3 3 3 4 Alokasi waktu 3 4 3,5 5 Metode pembelajaran 3 4 3,5 6 Kegiatan pembelajaran 3 3 3 7 Penilaian 3 3 3 8 Sumber belajar/ media 3 4 3,5

Jumlah 25 28 26,5 Nilai APKG 1 78,13 87,50 82,81 Kriteria AB

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai kemampuan

guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I memperolah skor 26,5 dan

mencapai nilai 82,81 dengan kriteria A. Perolehan angka tersebut telah sesuai

dengan indikator keberhasilan yaitu perolehan skor APKG 1 minimal 23.

Tabel 4.9 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I

No. Aspek yang diamati Skor

Rata-rataPertemuan 1 2

1 Kegiatan pendahuluan 3 4 3,5 2 Kegiatan Eksplorasi 3 3 3 3 Kegiatan Elaborasi 1 3 3 3 4 Kegiatan Elaborasi 2 3 3 3 5 Kegiatan Konfirmasi 1 3 3 3 6 Kegiatan Konfirmasi 2 3 3 3 7 Kemampuan mengelola kelas 3 3 3 8 Keterapan antara waktu dan materi pelajaran 3 4 3,5

9 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dan karakter siswa 3 3 3

10 Kegiatan penutup 3 3 3 Jumlah 30 32 31 Nilai APKG 2 75 80 77,50 Kriteria B

Berdasarkan tabel 4.9, pelaksanaan pembelajaran siklus I memperoleh

nilai 77,50 dalam kriteria B dengan jumlah skor 31. Perolehan angka tersebut

telah sesuai dengan indikator keberhasilan perolehan skor APKG 2 minimal 28,4.

Page 139: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

D

p

m

b

d

t

4

p

P

L

Dengan dem

performansi

Tabel 4

No.

1 2

Nilai akhirKriteria

Berdas

memperoleh

bahwa perfo

ditetapkan y

terangkum d

4.1.1.2.3 D

Data

pembelajara

Produksi, K

Lor 1 Tegal

mikian, dap

guru yang d

4.11 Rekapi

APKG

APKG 1 APKG 2 r (NA)

sarkan tabel

h nilai sebes

ormansi guru

yaitu ≥71. P

dalam diagra

Diagram 4

ata Hasil Pe

hasil pe

an kooperati

Komunikasi,

tersaji dalam

0

50

100

pat diperoleh

dapat dirangk

tulasi Data P

JumlahPertem1

25 30

l 4.10 di ata

ar 81,16 den

u pada siklus

Perolehan ha

am 4.6.

4.6 Penilaian

nerapan Mo

enilaian per

f tipe jigsaw

dan Transp

m tabel 4.11.

APKG 1

82.81

h data reka

kum dalam t

Penilaian Pe

h Skor muan

2 28 32

as, nilai akh

ngan kriteria

s I telah men

asil penilaia

n Performans

odel Pembela

rformansi

w pada mat

ortasi siswa

.

APKG 2

77.50

apitulasi has

tabel 4.10.

rformansi G

NilaiPertemua1

78,13 875

hir performa

a AB. Nilai

ncapai indik

an performan

si Guru pada

ajaran Koope

guru dalam

a pelajaran

a kelas IV S

0

sil penilaian

Guru pada Sik

Nsan

2 87,50

80

ansi guru pa

tersebut me

kator keberha

nsi guru pad

a Siklus I

eratif tipe Jig

m penerap

IPS materi

SD Negeri P

123

n terhadap

klus I

Nilai (N) iklus I

82,81 77,50 81,16 AB

da siklus I

enunjukkan

asilan yang

da siklus I

gsaw

an model

Teknologi

Pesurungan

Page 140: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

124

Tabel 4.11 Data Hasil Penilaian terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw pada Siklus I

No. Aspek yang diamati Skor

Rata-rata Pertemuan 1 2

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 3 4 3,5 2 Menyampaikan informasi 4 4 4 3 Pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli 3 3 3 4 Membaca materi dan LKS 3 3 3 5 Diskusi kelompok ahli 3 4 3,5 6 Diskusi kelompok asal (laporan kelompok) 3 3 3 7 Diskusi kelas (Laporan Klasikal) 3 3 3 8 Pemberian kuis 3 3 3 9 Pemberian penghargaan kelompok 3 3 3

Jumlah 28 30 29 Nilai 77,78 83,33 80,56 Kriteria AB

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB. Nilai tersebut

telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 71.

4.1.1.3 Refleksi

Data yang diperoleh dalam pelaksanaan siklus I yaitu berupa tes dan non

tes. Hasil tes menggunakan nilai pretes dan tes formatif, sedangkan non tes

menggunakan angket motivasi siswa terhadap IPS, lembar aktivitas belajar siswa

dan aktivitas kelompok, lembar penilaian performansi guru dalam proses

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, serta lembar penilaian

performansi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Data-data hasil pengamatan tersebut dilakukan oleh guru mitra dan teman sejawat.

Page 141: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

125

Selanjutnya, data tersebut direfleksi oleh peneliti. Tujuan melakukan

refleksi yaitu untuk mengevaluasi hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan

pada siklus I. Hasil evaluasi berupa kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan

tindakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata

pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada

siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Selanjutnya, hasil evaluasi

digunakan sebagai acuan perbaikan dalam penyusunan rencana tindakan pada

siklus berikutnya (siklus II). Proses evaluasi dilakukan oleh peneliti di akhir setiap

pertemuan pada tindakan siklus I yang didasarkan pada hasil diskusi peneliti

bersama guru mitra dan teman sejawat mengenai hambatan-hambatan dan

masalah yang terjadi dalam melaksanakan pembelajaran siklus I.

Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti mengadakan pretes dan pengisian

angket tentang motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Adapun hasil

nilai pretes yang diikuti oleh 33 siswa yaitu sebesar 61,82 (36,36%). Hal ini,

menunjukkan bahwa hasil pretes belum sesuai harapan (KKM ≥71) dan belum

mencapai persentase ketuntasan klasikal sebesar 75%.

Walaupun demikian, motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS

cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil angket memperoleh persentase

87,17% dengan kriteria sangat tinggi. Dengan demikian, hasil belajar siswa

sebelum diadakan tindakan siklus I masih termasuk dalam ketegori rendah.

Rendahnya hasil belajar disebabkan karena guru dalam kegiatan pembelajaran

belum optimal, penggunaan model pembelajaran belum variatif dan inovatif.

Setelah pretes dan pengisian angket, selanjutnya diterapkan tindakan

pembelajaran inovatif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

Page 142: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

126

tipe jigsaw. Rata-rata nilai tes formatif siklus I diperoleh angka sebesar 75,87

(60,61%). Dengan demikian, hasil belajar siswa pada putaran pertama belum

mencapai ketuntasan belajar kasikal 75%. Selain itu, persentase rata-rata aktivitas

belajar siswa sebesar 70,10% dengan kriteria tinggi dan hasil penilaian aktivitas

kelompok siswa memperoleh angka sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi.

Berdasarkan rata-rata nilai tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada

siklus I telah mengalami peningkatan secara klasikal. Hal tersebut dibuktikan

dengan adanya perolehan nilai pada siklus I telah melebihi nilai KKM yang telah

ditentukan yaitu 71. Namun, ketuntasan belajar klasikal belum memenuhi

indikator keberhasilan sebesar 75%.

Aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama masih di bawah

indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 70%, yaitu hanya 58,82% dengan

kriteria tinggi. Hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri meskipun mereka

mampu memecahkan masalah dalam kelompok, siswa kurang berani bertanya dan

mengungkapkan pendapat dan siswa terkesan ragu dan malu ketika diberi

kesempatan mengemukakan pendapat. Sementara, pada siklus I pertemuan kedua,

aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 81,39% dengan kriteria

sangat tinggi. Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator keberhasilan

sebesar 70%. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua siklus I,

ditunjukkan dengan ketika diberi kesempatan, terdapat beberapa siswa yang

berani berpendapat. Terdapat pula beberapa siswa berani menjawab pertanyaan

dari guru mengenai materi yang sedang dipelajari.

Selain itu, aktivitas kelompok siswa pada siklus I juga meningkat.

Dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata nilai pada pertemuan pertama sebesar

Page 143: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

127

69,75% dengan kriteria tinggi menjadi 80,50% dalam kriteria sangat tinggi.

Dengan demikian, aktivitas kelompok siswa pada siklus I juga telah meningkat

yaitu dengan perolehan rata-rata nilai siklus I mencapai 75,13% dengan kriteria

sangat tinggi dan telah mencapai indikator keberhasilan 70%.

Performansi guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I

mendapat nilai 82,81 dengan kriteria AB, dan penilaian pelaksanaan pembelajaran

pada siklus I sebesar 77,50 dengan kriteria B. Nilai akhir performansi guru pada

siklus I sebesar 81,16 dengan kriteria AB. Hal tersebut telah mencapai indikator

keberhasilan dalam perfomansi guru sebesar 71.

Pada siklus I pertemuan pertama, performansi guru dalam proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

memperoleh nilai sebesar 77,78. Perolehan angka tersebut dapat dikategorikan

dalam kriteria B. Namun, pada pelaksanaan model tersebut, guru terlihat belum

dapat mengondisikan kelas, guru masih berpusat pada satu kelompok tertentu dan

kurang memperhatikan alokasi waktu yang ditentukan sehingga pembelajaran

yang berlangsung terlihat tergesa-gesa. Selain itu, penggunaan media power point

belum dimanfaatkan secara maksimal, terbukti belum adanya interaksi antara

siswa dengan media tersebut. Guru hanya berpusat pada tampilan materi pada

laptop sehingga aktivitas siswa tidak terarah dan diluar bimbingan guru.

Selanjutnya, pada pertemuan kedua, performansi guru dalam menerapkankan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkat menjadi 83,33 dengan

kriteria AB. Perolehan nilai performansi guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I sebesar 80,56 dengan kriteria

AB.

Page 144: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

128

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terjadi

peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan tersebut diupayakan

melalui proses refleksi pada setiap akhir pertemuan. Hal ini bertujuan agar

peningkatan terjadi tidak hanya pada setiap siklus saja, melainkan peningkatan

juga terjadi pada setiap pertemuan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada

setiap pertemuan dijadikan sebagai acuan perbaikan pada pertemuan selanjutnya

sehingga diharapkan terjadi peningkatan yang berkelanjutan. Walaupun demikian,

peningkatan tersebut belum mencapai indikator keberhasilan.

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan mencari solusi untuk memecahkan

masalah yang telah diidentifikasi. Kekurangan atau masalah yang berhasil

diidentifikasi saat pelaksanaan tindakan siklus I tersebut diperoleh dari hasil

pengamatan terhadap aktivitas siswa dan performansi guru. Identifikasi masalah

atau hambatan yang berasal dari siswa yaitu:

(1) Keberadaan siswa yang belum terbiasa belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

(2) Siswa kesulitan dalam mengadakan perpindahan dari kelompok asal ke

kelompok ahli dan sebaliknya,

(3) Ketika pengerjaan LKS atau tes formatif, terlihat ada siswa yang

berusaha mencari jawaban dari teman (mencontek),

(4) Siswa belum berani bertanya maupun berpendapat,

(5) Siswa mengalami kebingungan dalam menghitung skor kemajuan

kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga

masih dibantu guru,

Page 145: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

129

(6) Keberanian siswa dalam menjelaskan materi pada kelompok asal terlihat

ragu dan malu, dikarenakan siswa belum terbiasa mengajar teman

sendiri, dan

Sementara, hasil pengamatan terhadap performansi guru menunjukkan

adanya kekurangan dalam proses pembelajaran. Kekurangan tersebut yaitu:

(1) Guru belum memberi kesempatan siswa untuk bertanya,

(2) Guru belum memberikan arahan dalam pembagian kelompok,

(3) Guru masih terlau cepat dalam menjelaskan materi,

(4) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, sehingga beberapa

siswa masih cenderung pasif dalam kegiatan diskusi kelompok,

(5) Guru belum memberi siswa dalam mencatat rangkuman pelajaran,

(6) Guru kurang optimal dalam mengelola pembelajaran, sehingga

kekurangan waktu dalam menganalisis hasil belajar siswa, dan

(7) Guru masih sebagai pusat pembelajaran, sehingga masih banyak siswa

yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

4.1.1.4 Revisi

Berdasarkan data hasil refleksi siklus I, maka perlu ada upaya peningkatan

pembelajaran pada siklus II. Langkah-langkah dalam perbaikan siklus I yaitu:

(1) Mengarahkan siswa untuk lebih berkonsentrasi dan menyimak arahan

dari guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan siswa dapat

menguasai materi dengan lebih baik,

(2) Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dengan memberikan

penguatan/ hadiah yang diberikan pada siswa yang berani bertanya,

Page 146: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

130

(3) Memberi kesempatan berlatih kepada siswa untuk berani

mempresentasikan di depan teman-teman.

(4) Membimbing siswa dalam menghitung poin kemajuan,

(5) Menggunakan media yang konkret,

(6) Menjelaskan langkah-langkah pembentukan kelompok ahli,

(7) Menggunakan penghargaan yang menarik dan bermakna sehingga

menarik kelompok siswa untuk saling berkompetisi,

(8) Menayangkan gambar dan video melalui LCD dan laptop yang

berkaitan dengan materi yang sedang dijelaskan sehingga siswa

memiliki gambaran atas materi yang dipelajari,

(9) Memberi kesempatan bagi siswa untuk mencatat rangkuman pelajaran,

dan

(10) Mengadakan praktek atau percobaan sebagai penanaman pengalaman

siswa terhadap materi yang diajarkan.

Berdasarkan langkah perbaikan di atas, diharapkan dapat meningkatan

proses dan hasil belajar pada siklus II.

4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II mengacu pada perbaikan-perbaikan

masalah yang terdapat pada refleksi siklus I. Berdasarkan perubahan-perubahan

dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, tampak terjadi peningkatan pada

performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar dalam proses

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

Page 147: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

131

Pelaksanaan tindakan siklus II telah dilakukan dalam dua pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 dengan submateri

Teknologi Transportasi dan pertemuan kedua tanggal 19 Mei 2012 pada submateri

Pengalaman Menggunakan Teknologi. Masing-masing pertemuan tersedia alokasi

waktu tiga jam pelajaran (3JP) atau sama dengan 3x35 menit. Pelaksanaan

pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri Teknologi

Transportasi dengan memanfaatkan media power point dan bantuan LCD.

Sementara, pada pertemuan kedua submateri Pengalaman Menggunakan

Teknologi selain memanfaatkan media tersebut, peneliti juga mengadakan

praktek. Kegiatan praktek tersebut sebagai upaya perbaikan atas kekurangan yang

terjadi pada siklus I. Praktek tersebut disesuaikan dengan materi yang sedang

diajarkan yaitu pengalaman menggunakan teknologi produksi. Dalam penelitian

ini, praktek yang dilakukan yaitu membuat batik berupa batik ikat sederhana.

Pelaksanaan praktek tersebut dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi yang telah ditetapkan

dan memberikan pengalaman pada siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal. Hal tersebut berdampak positif pada penilaian pada aspek afektif dan

psikomotor siswa.

Pada deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus II ini akan membahas

deskripsi hasil belajar, deskripsi hasil observasi proses pembelajaran, refleksi, dan

revisi siklus I. Deskripsi data pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II secara rinci dipaparkan

sebagai berikut:

Page 148: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

132

4.1.2.1 Paparan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal pada siklus I yang memperolah rata-rata nilai sebesar 75,87 (60,61%) dan

belum memenuhi ketuntasan belajar klasikal 75%, maka perlu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yaitu dengan

melakukan perbaikan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

pada siklus II. Hasil belajar tersebut meliputi hasil belajar individu dan hasil

belajar yang diperoleh oleh kelompok siswa dalam pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal tersebut ditunjukkan dengan

meningkatnya hasil tes formatif baik pertemuan petama maupun kedua, pada

siklus II. Paparan data hasil tes formatif siklus II tersaji dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12 Data Hasil Belajar IPS Submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi pada Siklus II

Hasil Belajar

Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ketuntasan

Belajar Klasikal

Ket. Banyak Siswa Persentase Banyak

Siswa Persentase

Skor ≥ 71 27 81,82% 31 93,94% 87,88% Tuntas

Skor < 71 6 18,18% 2 6,06% 12,12% Belum Tuntas

Rata-rata nilai 91,51 94,55 Rata-rata 93,03

Berdasarkan tabel 4.12, pada siklus II pertemuan pertama, hasil belajar

siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 mata pelajaran IPS submateri

Teknologi Transportasi melalui penerapan model kooperatif tipe jigsaw

memperoleh rata-rata nilai 91,51. Sementara, ketuntasan belajar secara klasikal

mendapatkan angka sebesar 81,82%. Artinya, siswa yang mendapatkan nilai ≥71

Page 149: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

s

r

p

b

m

k

p

P

k

p

p

I

k

sebanyak 27

rata-rata nil

penerapan m

belajar seca

mendapatkan

ketuntasan b

Dari

penerapan m

Produksi, K

kelas IV SD

perbandinga

pertama mau

II dapat dilih

Selain

ketuntasan b

Nila

i

7 siswa dari

lai IPS sub

model koope

ra klasikal m

n nilai ≥71

belajar terseb

paparan h

model kooper

Komunikasi,

D Negeri Pe

an hasil belaj

upun kedua.

hat pada diag

Diag

itu, kenaika

belajar siklus

8890929496

Nila

i

i 33 siswa.

bmateri Pen

eratif tipe jig

memperolah

sebanyak 3

but telah men

hasil belajar

ratif tipe jigs

dan Transpo

esurungan L

ajar siklus I

. Kenaikan r

gram 4.7 ber

garm 4.7 Has

an terjadi pu

s II dapat dil

Pertemua

9

Selanjutnya

ngalaman M

gsaw mening

h angka sebe

31 siswa dar

ncapai indik

r siklus II

saw pada ma

ortasi dapat

Lor 1 Tegal.

dengan hasi

rata-rata nila

rikut ini:

sil Rata-Rata

la pada ketu

lihat pada di

an 1 Pert

91.51

a, pada siklu

Menggunaka

gkat menjad

esar 93,94%

ri 33 siswa.

kator keberha

, maka dap

ata pelajaran

meningkatk

Peningkata

il belajar sik

ai siswa dis

a Nilai Siklu

untasan belaj

agram 4.8.

temuan 2

94.55

us II pertem

an Teknolog

i 94,55 dan

%. Artinya, s

. Perolehan

asilan 75%.

pat dikatak

n IPS materi

kan hasil be

an tersebut d

klus II, baik

etiap pertem

us II

jar klasikal.

133

muan kedua

gi melalui

ketuntasan

siswa yang

persentase

kan bahwa

Teknologi

lajar siswa

dilihat dari

pertemuan

muan siklus

Persentase

Page 150: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

d

s

s

s

s

d

D

m

D

Selanju

dalam pemb

siklus II dap

Tabel 4.13

Nam

DiponPattimSoedImamAntas

Berdas

siklus II per

super diraih

sebesar 27 d

dengan rata

Diponegoro

mendapatkan

Diagram 4.8 P

utnya, penin

belajaran de

pat dilihat pa

Nilai Pening

ma kelompok

negoro mura irman

m Bonjol sari

sarkan tabel

rtemuan pert

h oleh kelom

dan 26, Kelo

a-rata nilai

dengan ra

n pengharga

12,1

Persentase K

ngkatan terj

engan mode

ada tabel 4.13

gkatan dan P

Rata-rata Pertemuan1 20 27 24 26 24

4.13 di atas

tama meliput

mpok Pattim

mpok hebat

24, sedang

ata-rata nila

aan dengan k

12%

Ketuntasan B

adi pula pa

el pembelaja

3.

Penghargaan

Poin Kemajun

2 18 28 30 21 30

s, pengharga

ti kelompok

mura dan Im

diraih oleh k

gkan kelom

ai 20. Den

kriteria super

87,88%

Belajar Klasi

ada hasil be

aran kooper

n Kelompok

uan KriterPertem1 Baik SuperHebatSuperHebat

aan kelompo

k super, heba

mam Bonjol

kelompok A

mpok baik d

ngan demik

r telah diraih

persentabelajar k

persentaketidaktbelajar k

ikal Siklus II

elajar kelom

ratif tipe jig

Jigsaw pada

ria Penghargmuan

2 Baik Super Super Hebat Super

ok yang dibe

at, dan baik.

dengan rata

Antasari dan

diraih oleh

kian, kelom

h oleh dua ke

ase ketuntasaklasikal > 75

ase tuntasan klasikal

134

I

mpok siswa

gsaw pada

a Siklus II

aan

erikan pada

Kelompok

a-rata nilai

Soedirman

kelompok

mpok yang

elompok.

an 5%

Page 151: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

p

k

k

D

m

d

m

p

p

P

s

r

d

m

Selanj

penghargaan

kelompok P

kelompok I

Diponegoro

memperoleh

dapat disimp

mengalami

penghargaan

pertama me

Pattimura b

sebagai kelo

rata-rata nil

dalam diagra

Diagram

Berdas

model pem

0

10

20

30

DRat

a-ra

ta N

ilai

utnya, pad

n kelompok

Pattimura, S

Imam Bonj

. Pada sikl

h kriteria ke

pulkan bahw

peningkatan

n hebat ole

enjadi predik

erposisi seb

ompok super

ai kelompok

am berikut:

m 4.9 Rata-ra

arkan papar

mbelajaran k

Diponegoro P

da siklus

siswa. Ada

Soedirman,

jol, sedangk

lus II perte

elompok sup

wa perolehan

n. Hal terse

eh kelompok

kat kelompo

bagai kelom

r pada pertem

k siswa dala

ata Nilai Kel

ran tersebut,

kooperatif t

Pattimura So

Nama

II pertemu

a tiga kelom

dan Antasa

kan kelomp

emuan kedu

per (rata-rat

n hasil belaj

ebut dibuktik

k Soedirma

ok super, p

mpok terbaik

muan pertam

am jigsaw p

lompok Sisw

dapat disim

tipe jigsaw

oedirmanBa Kelompok

uan kedua,

mpok peraih

ari. Kelomp

pok baik d

ua, terdapat

ta nilai ≥ 2

ar kelompok

kan dengan

an dan Ant

ada pertemu

k yang mem

ma dan kedu

pada siklus

wa dalam Jig

mpulkan bah

pada pem

Imam Bonjol

An

k

terjadi p

kelompok s

pok hebat d

diraih oleh

tiga kelom

5). Dengan

k jigsaw pad

peningkata

asari pada

uan kedua.

mperoleh pe

ua, siklus II.

II dapat dig

gsaw pada Si

hwa melalui

mbelajaran I

ntasari

PePe

135

eningkatan

super yaitu

diraih oleh

kelompok

mpok yang

demikian,

da siklus II

an predikat

pertemuan

Kelompok

enghargaan

. Perolehan

gambarkan

iklus II

penerapan

PS materi

ertemuan 1ertemuan 2

Page 152: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

136

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV baik secara individu maupun kelompok.

4.1.2.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran

Observasi digunakan untuk memantau proses aktivitas siswa dan peneliti

selama proses pembelajaran. Observasi pada penelitian ini dilakukan pada tiap

pertemuan. Observasi terhadap siswa dilakukan secara kolaboratif antara guru

mitra dengan teman sejawat, sedangkan observasi terhadap aktivitas peneliti

dilakukan oleh guru mitra. Dalam kegiatan pengamatan pada penelitian ini,

peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai instrumen dalam penelitian.

4.1.2.2.1 Aktivitas Belajar Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Siklus II

Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II tersaji

dalam tabel 4.14.

Tabel 4.14 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No. Aspek yang Diamati

Aktivitas Belajar Siswa (%) Rata-rata

(%) Kriteria Pertemuan 1 2

1. Kegiatan Pendahuluan 90,53 89,02 89,78 Sangat Tinggi2. Kegiatan Eksplorasi 83,33 88,26 85,80 Sangat Tinggi

3. Kegiatan Elaborasi 1 (pembentukan kelompok asal)

87,50 91,29 89,40 Sangat Tinggi

4. Kegiatan Elaborasi 2 (diskusi kelompok ahli)

83,33 90,15 86,74 Sangat Tinggi

5. Kegiatan Elaborasi 3 (diskusi kelompok asal)

85,23 89,39 87,31 Sangat Tinggi

6. Kegiatan Konfirmasi 84,09 90,15 87,12 Sangat Tinggi7. Kegiatan Penutup 92,80 92,42 92,61 Sangat TinggiJumlah 606,81 630,68 618,75

Rata-rata 86,69 90,10 88,39

Kriteria Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Page 153: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

137

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa persentase aktivitas belajar

siswa pada siklus II telah mencapai 88,39% dengan kriteria sangat tinggi. Angka

tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II telah

memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebesar 70%. Aktivitas

belajar siswa pada siklus II dapat dilihat bahwa semua aspek yang sudah

memenuhi indikator keberhasilan.

Aspek tersebut meliputi kegiatan pendahuluan, ekplorasi, elaborasi 1, 2 dan

3, konfirmasi, dan penutup. Aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama siklus

II sebesar 86,69% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 90,10%

dengan kriteria sangat tinggi, pada pertemuan kedua. Berikut ini sajian

peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan.

Diagram 4.10 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa selama Pembelajaran Siklus II

Selanjutnya, hasil pengamatan terhadap aktivitas kelompok siswa dalam

proses pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada siklus II tersaji dalam tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II

86.69%90.10%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Aktivitas belajar siswa

Page 154: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

138

No. Aspek yang Diamati Pertemuan Rerata 1 2

1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar. 87,50% 92,50% 90%

2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 90% 92,50% 91,25% 3 Kerjasama siswa dalam belajar kelompok ahli 90% 95% 92,50%

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/ tanggapan 95% 97,50% 96,25%

5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 92,50% 90% 91,25%

6 Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal

100% 97,50% 98,75%

7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari tiap kelompok ahli 90% 100% 95%

8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas 90% 92,50% 91,25%

9 Pembagian peran dan tugas anggota kelompok 92,50% 95% 93,75% 10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 77,50% 90% 83,75% Jumlah 905,00% 942,50% 923,75%Rata-rata 90,50% 94,25% 92,38%

Kriteria Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas

kelompok siswa dalam pembelajaran jigsaw memperoleh rata-rata 90,50% dengan

kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 94,25% dengan kriteria sangat tinggi,

sehingga siklus II sudah dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 70%.

Sementara, aktivitas kelompok siswa pada siklus II memperoleh rata-rata

sebesar 92,38% dengan kriteria sangat tinggi dan angka tersebut telah mencapai

indikator keberhasilan 70%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan

aktivitas kelompok siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Tabel 4.16 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II

Page 155: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

m

r

d

a

d

m

k

p

T

k

Nama Kelompok

Diponegoro Pattimura Soedirman Imam BonjolAntasari Jumlah Rata-rata

Kriteria

Berdas

mengalami p

rata nilai seb

dengan krite

aktivitas ke

dengan krit

mencapai in

kelompok si

Diagr

Denga

pembelajara

Teknologi P

kelompok si

70.00

80.00

90.00

100.00

Nilai Pertemuan

1

Observer 1 2 85 80 97,50 92,592,50 95 95 100 90 87,5

sarkan tabel

peningkatan

besar 91,50%

eria sangat t

elompok sisw

teria sangat

ndikator keb

iswa pada se

ram 4.11 Pen

an demikian,

an kooperatif

Produksi, Ko

iswa kelas IV

82.5087.50

0

0

0

0

Diponegor

n

2

Observer1 287,50 87,

50 100 97,97,50 97,92,50 95

50 95 92,

l 4.16 di at

disetiap per

% dengan kri

tinggi pada

wa pada si

tinggi. Pe

berhasilan y

etiap pertemu

ningkatan A

, dapat disim

f tipe jigsaw

omunikasi, d

V di SD Neg

950

98.7

ro Pattimur

Pertemuan

Rata-ra(%) Pertem

1

,50 82,50 ,50 95 ,50 93,75

97,5 ,50 88,75

457,5091,50 Sangat Tinggi

tas, aktivita

rtemuan. Per

iteria sangat

pertemuan

iklus II me

erolehan rata

yang telah

uan disajikan

Aktivitas Kelo

mpulkan bahw

w dalam pela

dan Transpor

geri Pesurung

93.7575 97.5

ra Soedirm

n 1 Pertem

ata Nilai

Si(%

muan

2

87,50 8598,75 9697,50 9593,75 93,75 91

471,25 494,25 9Sangat Tinggi

SaT

s kelompok

rtemuan pert

t tinggi meni

kedua. Sela

mperoleh a

a-rata nilai

ditetapkan.

n dalam diag

ompok Sisw

wa pada sikl

aksanaan pe

rtasi dapat m

gan Lor 1 Te

97.5050 9

man Imam Bo

muan 2

iklus II %) Krit

5 Sangat6,88 Sangat5,63 Sangat95,63 Sangat1,25 Sangat464,3892,88 angat inggi

k siswa pad

tama mempe

ingkat menja

anjutnya, rata

angka sebes

pada siklu

Peningkatan

gram 4.11 be

wa Pada Siklu

lus II penera

embelajaran

meningkatka

egal.

88.7593.75 93

onjol Antas

139

eria

t Tinggi t Tinggi t Tinggi t Tinggi t Tinggi

a siklus II

eroleh rata-

adi 94,25%

a-rata nilai

ar 92,88%

us II telah

n aktivitas

erikut:

us II

apan model

IPS materi

an aktivitas

.75

ari

Page 156: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

140

4.1.2.2.2 Data Performansi Guru dalam Pembelajaran IPS Siklus II

Data penilaian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran tersaji

dalam tabel 4.17.

Tabel 4.17 Data Penilaian RPP (APKG 1) pada Siklus II

No. Aspek yang diamati Skor

Rata-rata Pertemuan 1 2

1 Indikator pembelajaran 4 4 4 2 Tujuan pembelajaran 4 4 4 3 Materi ajar 3 4 3,5 4 Alokasi waktu 3 3 3 5 Metode pembelajaran 4 4 4 6 Kegiatan pembelajaran 4 4 4 7 Penilaian 3 3 3 8 Sumber belajar/ media 4 4 4

Jumlah 29 30 29,5 Nilai APKG 1 90,63 93,75 92,19 Kriteria A

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa nilai kemampuan guru

dalam merencanakan pembelajaran pada siklus II dengan jumlah skor 29,5 dan

mencapai nilai 92,19 dengan kriteria A.

Tabel 4.18 Data Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 2) pada Siklus II

No. Aspek yang diamati Skor Rata-

rata Pertemuan 1 2

1 Kegiatan pendahuluan 4 4 4 2 Eksplorasi 3 4 3,5 3 Elaborasi 1 4 4 4 4 Elaborasi 2 3 4 3,5 5 Konfirmasi 1 4 4 4 6 Konfirmasi 2 4 4 4 7 Kemampuan mengelola kelas 3 3 3 8 Keterapan antara waktu dan materi pelajaran 3 3 3 9 Menyampaikan materi sesuai hierarki dan karakter siswa 4 4 4

10 Kegiatan penutup 4 4 4 Jumlah 36 38 37 Nilai APKG 2 90 95 92,50 Kriteria A

Berdasarkan tabel 4.18, pada pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dan 2

diperoleh nilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran mencapai

92,50 dalam kriteria A dengan skor 37. Perolehan angka tersebut telah sesuai

dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu perolehan skor APKG 2

minimal 28,4. Selanjutnya, diperoleh nilai akhir siklus II tersaji dalam tabel 4.19.

Page 157: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

m

b

d

t

4.

Tabel 4

No.

1 A2 A

Nilai akhirKriteria

Berdas

memperoleh

bahwa perfo

ditetapkan y

terangkum d

.1.2.2.3 Dat

Tabel 4.

No.

1 Menyam2 Menyam3 Pemben4 Memba5 Diskus6 Diskus7 Diskus8 Pember9 Pember

Jumlah Nilai Kriteria

4.19 Rekapit

APKG

APKG 1 APKG 2 r (NA)

sarkan tabel

h nilai sebes

ormansi guru

yaitu ≥71. P

dalam diagra

Diagram 4.

ta Pengamat

.20 Data Pen

As

mpaikan tujuan mpaikan informntukan kelompoaca materi dan Li kelompok ahli i kelompok asal i kelas (Laporanrian kuis rian penghargaan

0

50

100

A

tulasi Data P

JumlahPertem1

29 36

l 4.19 di ata

sar 92,35 de

u pada siklus

Perolehan ha

am 4.12 berik

12 Penilaian

tan Penerapa

ngamatan M

spek yang diam

dan memotivasimasi

k asal dan kelomLKS

(laporan kelompn Klasikal)

n kelompok

APKG 1

Penilaian Per

h Skor muan

2 30 38

as, nilai akhi

engan kriteri

s II telah men

asil penilaian

kut ini:

n Performan

an Model Pem

Model Pembe

ati

i siswa

mpok ahli

pok)

APKG 2

92.19

rformansi Gu

NilaiPertemu1

90,63 90

ir performan

ia A. Nilai

ncapai indik

n performan

si Guru pada

mbelajaran K

elajaran Koo

Per1 4 4 3 3 4 4 4 3 3

32 88,89

2

92.50

uru pada Sik

i NSuan

2 93,75

95

nsi guru pad

tersebut me

kator keberha

nsi guru pad

a Siklus II

Kooperatif t

operatif tipe JSkor

rtemuan 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3

34 9 94,44

APKAPK

141

klus II

Nilai (N) Siklus I

92,19 92,50 92,35

A

da siklus II

enunjukkan

asilan yang

da siklus II

ipe Jigsaw

Jigsaw

Rata-rata

4 4

3,5 3 4 4 4

3,5 3 33

91,67 A

KG 1KG 2

Page 158: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

142

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw pada siklus II memperoleh nilai sebesar 91,67 dengan kriteria A. Nilai

tersebut telah mencapai indikator keberhasilan performansi guru yang ditetapkan

yaitu minimal 71.

4.1.2.3 Refleksi

Data yang diperoleh dalam pelaksanaan siklus II yaitu berupa tes dan non

tes. Hasil tes menggunakan nilai tes formatif, sedangkan non tes menggunakan

lembar aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok, lembar penilaian

performansi guru dalam proses pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

serta lembar penilaian performansi guru dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Data-data hasil pengamatan tersebut dilakukan oleh

peneliti, guru mitra, dan teman sejawat. Selanjutnya, data tersebut direfleksi oleh

peneliti. Tujuan melakukan refleksi yaitu untuk mengevaluasi hasil tindakan

penelitian yang telah dilakukan pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu sebagai berikut:

(1) Mengarahkan siswa untuk lebih berkonsentrasi dan menyimak arahan

dari guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan siswa dapat

menguasai materi dengan lebih baik,

(2) Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dengan memberikan

penguatan/ hadiah yang diberikan pada siswa yang berani bertanya,

(3) Memberi kesempatan berlatih kepada siswa untuk berani

mempresentasikan di depan teman-teman.

Page 159: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

143

(4) Membimbing siswa dalam menghitung poin kemajuan,

(5) Menggunakan media yang konkret,

(6) Menjelaskan langkah-langkah pembentukan kelompok ahli,

(7) Menggunakan penghargaan yang menarik dan bermakna sehingga

menarik kelompok siswa untuk saling berkompetisi,

(8) Menayangkan gambar dan video melalui LCD dan laptop yang

berkaitan dengan materi yang sedang dijelaskan sehingga siswa

memiliki gambaran atas materi yang dipelajari

(9) Memberi kesempatan bagi siswa untuk mencatat rangkuman pelajaran,

dan

(10) Mengadakan praktek atau percobaan sebagai penanaman pengalaman

siswa terhadap materi yang diajarkan.

Proses evaluasi dilakukan oleh peneliti di akhir setiap pertemuan pada

tindakan siklus II yang didasarkan pada hasil diskusi peneliti bersama guru mitra

dan teman sejawat mengenai kelebihan dan hambatan-hambatan yang terjadi

dalam melaksanakan pembelajaran siklus II. Pelaksanaan pembelajaran siklus II

pertemuan pertama peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri Teknologi Transportasi dengan

memanfaatkan media power point dan bantuan LCD. Sementara, pada pertemuan

kedua submateri Pengalaman Menggunakan Teknologi selain memanfaatkan

media tersebut, peneliti juga mengadakan praktek. Kegiatan praktek tersebut

sebagai upaya perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I. Praktek

tersebut disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan yaitu pengalaman

menggunakan teknologi produksi. Dalam penelitian ini, praktek yang dilakukan

Page 160: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

144

yaitu membuat batik berupa batik ikat sederhana. Pelaksanaan praktek tersebut

dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi yang telah ditetapkan dan memberikan pengalaman

pada siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Hal tersebut

berdampak positif pada penilaian pada aspek afektif dan psikomotor siswa.

Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan mengadakan perbaikan

yang terjadi pada siklus I, maka pada siklus II mulai tampak keaktifan belajar

siswa dan performansi guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ditunjukkan dengan aktivitas

sebagai berikut:

(1) Siswa dapat mengadakan perpindahan dari kelompok asal ke kelompok

ahli dan sebaliknya secara efektif,

(2) Munculnya keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan maupun

dalam berpendapat,

(3) Siswa dapat menghitung skor kemajuan kelompok dalam model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tanpa bantuan guru,

(4) Timbulnya rasa percaya diri siswa dalam menjelaskan materi kepada

anggota kelompok asal, sehingga siswa berani mengajar teman sendiri,

dan

(5) Ketika pengerjaan LKS dan tes formatif secara mandiri, siswa

mengerjakan dan berusaha menjawab sesuai dengan kemampuannya

tanpa melihat jawaban teman.

Page 161: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

145

Selanjutnya, hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan terhadap performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan performansi guru ditunjukkan

dengan aktivitas guru sebagai berikut:

(1) Guru sudah memberi kesempatan siswa untuk bertanya,

(2) Guru memberikan arahan dalam pembagian kelompok,

(3) Guru lebih terampil dalam menjelaskan materi seperti bahasa yang

digunakan sesuai dengan karakter siswa, intonasi tidak terlalu cepat,

lafal jelas dan ekspresi dalam menjelaskan dapat memotivasi siswa

dalam belajar,

(4) Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa

berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok,

(5) Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat

rangkuman pelajaran,

(6) Guru dapat mengoptimalkan waktu dalam mengelola pembelajaran,

sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan

efisien dalam menganalisis hasil belajar siswa, dan

(7) Pusat pembelajaran berada pada siswa, sehingga aktivitas belajar siswa

terpantau dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan disetiap

pertemuan. Rata-rata nilai siswa pada siklus II sebesar 93,03 dengan ketuntasan

belajar klasikal 87,88%. Angka tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan

sebesar 75%. Perolehan aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 88,39%

Page 162: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

146

dengan kriteria sangat tinggi dan aktivitas kelompok siswa sebesar 92,38%

dengan kriteria sangat tinggi. Persentase tersebut telah mencapai angka 70%.

Perolehan hasil belajar dan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat

dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan.

Sementara, performansi guru pada siklus II memperoleh nilai akhir 92,35

dengan kriteria A. Performansi guru pada kegiatan perencanaan pembelajaran

(APKG 1) memperoleh nilai 92,19 dengan kriteria A dan penilaian terhadap

pelaksanaan pembelajaran (APKG 2) memperoleh nilai 92,50 dengan kriteria A.

Selanjutnya, hasil penilaian terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw memperoleh nilai 91,67 dengan kriteria A. Perolehan performansi guru

pada siklus II sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga

dikatakan berhasil.

4.1.2.4 Revisi

Berdasarkan hasil refleksi di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw telah berlangsung dengan baik dan telah mencapai indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV di SD

tersebut mampu mengurangi masalah yang terjadi dan dapat meningkatan

performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar. Peningkatan tersebut

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Page 163: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

147

berhasil meningkatkan pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi,

dan Transportasi pada siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal,

sehingga peneliti tidak perlu melakukan pembelajaran di siklus berikutnya.

Setelah pelaksanaan tindakan siklus II dilanjutkan dengan kegiatan postes

yang dilaksanakan di akhir program. Hasil postes digunakan untuk mengetahui

tingkat kemajuan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal setelah

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Soal postes

disamakan dengan soal pretes IPS yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah

soal 30 butir yang mencakup materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi. Kegiatan postes dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2012 diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.21 Data Hasil Postes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

Nilai Jumlah siswa

Ketuntasan Belajar Jumlah

Persentase Ketuntasan

Belajar Ket.

100 23 69,70%

32 96,97% Tuntas

97 2 6,06% 93 2 6,06% 90 2 6,06% 87 1 3,03% 83 0 0% 80 1 3,03% 77 0 0% 73 1 3,03% 70 0 0%

1 3,03% Belum Tuntas67 0 0% 63 1 3,03%

Rata-rata nilai 95,85

Page 164: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

148

Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diperoleh rata-rata nilai postes (setelah

siklus II) mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi sebesar 95,85 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal

mencapai 96,97%. Artinya, perolehan angka tersebut telah mencapai indikator

75%. Dengan demikian, pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dapat

dikatakan berhasil.

4.2 Pembahasan

Pada subbab ini membahas mengenai pemaknaan temuan penelitian dan

implikasi hasil penelitian. Pembahasan tersebut didasarkan pada hasil tes dan hasil

nontes yang dilaksanakan dalam dua siklus, baik siklus I maupun siklus II. Hasil

tes, meliputi pretes dan tes formatif yang dilaksanakan disetiap pertemuan dan

diambil rata-rata pada tiap siklusnya. Sementara, hasil nontes, meliputi hasil

respon angket motivasi siswa terhadap IPS, hasil pengamatan terhadap aktivitas

belajar dan aktivitas kelompok siswa kelas IV, serta performansi guru pada

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siklus I dan II di SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian

Kegiatan pemaknaan temuan penelitian meliputi performansi guru dan

aktivitas belajar siswa, serta hasil belajar siswa.

Page 165: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

149

4.2.1.1 Performansi Guru

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam

pendidikan formal. Peran guru di bidang pendidikan khususnya dalam

pembelajaran terdiri atas peran guru memahami siswa, mengembangkan

rancangan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran dan menejemen kelas,

serta peran guru dalam evaluasi pembelajaran (Satori 2011: 3.1).

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan pembelajaran IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Tujuan penelitian tersebut tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar

dan aktivitas belajar siswa, melainkan juga untuk meningkatkan performansi guru

dalam pembelajaran. Pelaksanaan model ini, perlu adanya kemauan dan

kemampuan, serta kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan

kelas (Isjoni 2010: 91). Oleh karena itu, dituntut adanya kesiapan dan kematangan

dari guru dalam penerapan model ini. Kesiapan dan kemampuan guru dalam

pembelajaran dapat dinilai dan diamati meliputi aspek penilaian dalam merancang

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran.

Selain itu, penilaian juga difokuskan pada penilaian kompetensi

kepribadian dan sosial guru. Alat yang digunakan untuk mengukur sejumlah

kompetensi tersebut menggunakan alat penilaian kemampuan guru yang disebut

APKG. Untuk mengamati kegiatan guru dalam merancang pembelajaran

menggunakan APKG 1 dan untuk mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan

pembelajaran menggunakan APKG 2.

Page 166: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

150

Tabel 4.22 Data Hasil Pengamatan terhadap Perencanaan Pembelajaran

No. Aspek yang diamati Rata-rata skor Siklus I

Rata-rata skor Siklus II

Keterangan

1 Indikator pembelajaran 4 4 - 2 Tujuan pembelajaran 3 4 Ada Peningkatan 3 Materi ajar 3 3,5 Ada Peningkatan 4 Alokasi waktu 3,5 3 - 5 Metode pembelajaran 3,5 4 Ada Peningkatan 6 Kegiatan pembelajaran 3 4 Ada Peningkatan 7 Penilaian 3 3 - 8 Sumber belajar/ media 3,5 4 Ada Peningkatan Jumlah 26,5 29,5 Ada Peningkatan Nilai APKG 1 82,81 92,19 Ada Peningkatan Kriteria AB A Ada Peningkatan

Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai

dalam kegiatan merencanakan pembelajaran telah mencapai indikator

keberhasilan 71 (B) di setiap siklusnya. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan

nilai pada siklus I sebesar 82,81 dengan kriteria AB dan pada siklus II meningkat

menjadi 92,19 dengan kriteria A.

Kreatifitas guru dalam merencanakan pembelajaran dibutuhkan ketelitian

dan kecermatan dalam mempertimbangkan komponen-komponen yang

mempengaruhi pembelajaran. Kemampuan guru dalam merencanakan

pembelajaran meliputi merumuskan indikator keberhasilan, tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian, maupun sumber belajar dan atau media. Keterkaitan

komponen tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Selain itu,

kreatifitas guru muncul ketika guru memilih metode pembelajaran yang akan

digunakan. Selajan dengan pendapat Isjoni (2010: 110), mengemukakan bahwa

“guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat

dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberi

Page 167: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

151

keefektivitasan kepada siswa.” Pemilihan metode harus disesuaikan dengan

komponen yang lainnya seperti tujuan pembelajaran, alokasi waktu, materi ajar,

pengelolaan proses pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar atau media yang

akan digunakan.

Pembelajaran IPS yang cenderung abstrak dan banyak materi yang harus

dihafal memposisikan IPS sebagai mata pelajaran yang membosankan sehingga

berdampak negatif pada kepasifan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut

menginspirasi peneliti untuk berinovasi dalam pembelajaran yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatuf tipe jigsaw. Penelitian ini menuntut

ketelitian dan kecermatan peneliti dalam merencanakan pembelajaran

menggunakan model tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok

untuk pembelajaran yang berbentuk narasi seperti dalam mata pelajaran IPS

khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa

kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Dengan demikian, pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. Selain

itu, melatih guru dalam mencermati tujuan pembelajaran sebagai komponen

utama yang harus dicapai, karakteristik materi yang akan diterapkan dengan

jigsaw dan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia serta penggunaan

media yang mendukung. Apabila guru dapat merencanakan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tepat, maka akan

tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna serta tercapainya tujuan

pembelajaran yang direncanakan.

Page 168: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

152

Setelah merencanakan pembelajaran, guru melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rencana yang telah disusun. Peran guru dalam pelaksanaan

kooperatif yaitu sebagai fasilitator, mediator, director motivatori, dan evaluator

(Isjoni 2010: 92). Guru sebagai fasilitator harus mampu menciptakan suasana

kelas yang nyaman dan menyenangkan, memotivasi siswa dalam menyampaikan

gagasannya, menyediakan sumber belajar dan media yang dapat membantu siswa

dalam belajar, dan menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan kelompok dalam

pembelajaran kooperatif. Peran guru sebagai mediator yaitu guru sebagai

penghubung antara materi pelajaran yang sedang dibahas dengan masalah nyata

yang ditemukan di masyarakat. Selain itu, guru sebagai director motivatori, yaitu

guru berperan membimbing kelancaran jalannya diskusi dan memberi semangat

kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Di

samping itu, peran guru dalam mengelola pembelajaran di kelas harus dapat

menciptakan iklim yang kondusif, agar terjalin komunikasi yang efektif dan

efisien di antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Peran guru

sebagai evaluator yaitu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang

berlangsung.

Selanjutnya, sajian data hasil pengamatan terhadap performansi guru

dalam pelaksanaan pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi,

dan Transportasi melalui model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV di SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dapat dilihat dalam tabel 4.23.

Page 169: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

153

Tabel 4.23 Data Hasil Pengamatan terhadap Pelaksanaan Pembelajaran

No. Aspek yang diamati Reerata Siklus I

Rerata Siklus II Keterangan

1 Kegiatan pendahuluan 3,5 4 Ada Peningkatan 2 Eksplorasi 3 3,5 Ada Peningkatan 3 Elaborasi 1 3 4 Ada Peningkatan 4 Elaborasi 2 3 3,5 Ada Peningkatan 5 Konfirmasi 1 3 4 Ada Peningkatan 6 Konfirmasi 2 3 4 Ada Peningkatan 7 Kemampuan mengelola kelas 3 3 - 8 Ketepatan antara waktu dan materi 3,5 3 -

9 Menyampaikan materi sesuai denganhierarki belajar dan karakter siswa 3 4 Ada Peningkatan

10 Kegiatan penutup 3 4 Ada Peningkatan Jumlah 31 37 Ada Peningkatan Nilai APKG 2 77,50 92,50 Ada Peningkatan Kriteria B A Ada Peningkatan

Berdasarkan tabel 4.23 di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai

dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan

71 (B) di setiap siklusnya. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai pada

siklus I sebesar 77,50 dengan kriteria B dan pada siklus II meningkat menjadi

92,50 dengan kriteria A.

Selanjutnya, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, guru tidak

hanya sebagai satu-satunya nara sumber, tetapi siswa juga dapat belajar dari

temannya. Guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator, mediator,

motivator dan evaluator. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan siswa akan

lebih mudah diperoleh jika dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antar

siswa. Siswa lebih mudah mencerna materi pelajaran dari penjelasan teman

daripada penjelasan guru. Oleh karena itu, proses tutor sebaya yang terjalin dalam

model pembelajaran kooperatif akan mengarahkan siswa untuk mencapai prestasi

belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Peran guru dalam pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tidak sepenuhnya sebagai penyampai informasi.

Page 170: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

154

Sementara, Stahl (1994) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran kooperatif, guru perlu memperhatikan konsep yang mendasari yaitu

(1) kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, (2) penerimaan siswa dalam

pembelajaran, (3) saling membutuhkan diantara guru dan siswa, (4) keterbukaan

dalam interaksi pembelajaran, (5) tanggung jawab individu, (6) heterogenitas

kelompok, (7) sikap dan perilaku sosial yang positif, (8) refleksi, dan (9) kepuasan

siswa dalam belajar (Isjoni 2010: 98).

Keberhasilan performansi guru dalam melaksanakan pembelajaran

didukung oleh aktivitas belajar siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran

kooperatif ditunjukkan dengan penerimaan siswa terhadap keberadaan guru, rasa

ingin tahu siswa yang memotivasi guru untuk lebih mengeksplorasi dan

mengembangkan pengetahuan siswa, dan keterlibatan siswa dalam pemanfaatan

media power point menambah suasana pembelajaran IPS dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semakin hidup. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Isjoni (2010: 103), mengemukakan bahwa “keberhasilan siswa dalam

pembelajaran ini akan berdampak pada keberhasilan guru dalam mengelola

kelasnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif”.

Pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan performansi guru

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dalam diagram 4.13.

Page 171: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

p

P

P

m

n

d

Dia

Selan

pembelajara

Produksi, K

Pesurungan

Tabel 4.2

No. Asp

1 Men2 Men3 Pem4 Mem5 Disk6 Disk7 Disk8 Pem9 PemJumlah Nilai Kriteria

Berd

model pemb

nilai pada s

dengan krite

5

10

Sik

agram 4.13 P

njutnya, rek

an kooperati

Komunikasi,

Lor 1 Tegal

24 Data Rek

Pe

pek yang di

nyampaikannyampaikan

mbentukan kmbaca materkusi kelompkusi kelompkusi kelas (L

mberian kuis mberian peng

dasarkan tab

belajaran ko

siklus I sebe

eria A, pada

0

50

00

APK

82.81

klus I Sik

Peningkatan

kapitulasi ha

f tipe jigsaw

, dan Tran

l tersaji dalam

kapitulasi Ha

embelajaran

iamati

n tujuan dan mn informasi elompok asari dan LKS

pok ahli pok asal (lapoLaporan Kla

ghargaan kel

bel 4.24, m

ooperatif tipe

esar 80,56 d

siklus II.

KG 1

92.19

klus II

Performansi

asil pengam

w pada mat

nsportasi pa

m tabel 4.24

asil Pengama

n Kooperatif

memotivasi

al dan kelom

oran kelompsikal)

lompok

menunjukkan

e jigsaw. Ha

dengan krite

APKG 2

77.592.5

i Guru pada

matan terhad

a pelajaran

ada siswa k

4.

atan terhadap

Tipe Jigsaw

RSi

siswa 3,4

mpok ahli 333,

pok) 33332980A

peningkata

al tersebut t

eria AB men

APK

76.25

88.

Siklus I dan

dap penerap

IPS materi

kelas IV S

p Penerapan

w

Rata-rata skoiklus I S5 4

4 33

5 4 4 4 33

9 330,56 9B A

an dalam m

terbukti dari

ningkat men

KG 3

75155

n II

pan model

Teknologi

SD Negeri

n Model

or iklus II

,5

,5

3 1,67

A

menerapkan

i perolehan

njadi 91,67

Page 172: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

156

4.2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa

Slavin (2010: 100), mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, melainkan memiliki manfaat penting untuk

memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan dengan cara

menciptakan keceriaan dan lingkungan yang prososial di dalam kelas. Manfaat

tersebut terjadi pula pada meningkatnya aktivitas belajar siswa, baik secara

individu maupun kelompok yang tersaji dalam tabel 4.25.

Tabel 4.25 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa

No. Aspek yang Diamati

Hasil Aktivitas Belajar Siswa (%)

Siklus I II

1. Kegiatan Pendahuluan 73,30 89,78 2. Kegiatan Eksplorasi (Penjelasan materi) 68,56 85,80

3. Kegiatan Elaborasi 1 (Pembentukan kelompok asal dan pembagian tugas) 74,06 89,40

4. Kegiatan Elaborasi 2 (Diskusi kelompok ahli) 65,35 86,74 5. Kegiatan Elaborasi 3 (Diskusi kelompok asal) 63,45 87,31

6. Kegiatan Konfirmasi (Pelurusan kasalahpahaman dan penyimpulan) 67,24 87,12

7. Kegiatan Penutup (Tes formatif dan tindak lanjut) 78,79 92,61 Jumlah 490,73 618,75 Rata-rata 70,10 88,39

Kriteria Tinggi Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas

belajar siswa, baik pada siklus I maupun siklus II. Pada siklus I memperoleh rata-

rata 70,10% dengan kriteria tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 88,39%

dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator

Page 173: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

157

keberhasilan 70%, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV

di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Selanjutnya, menurut Slavin (2010: 35-6)

“dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi sebuah aktivitas yang bisa

membuat para siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya.” Keunggulan

siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil pengamatan terhadap

aktivitas belajar siswa. Selain itu, data hasil pengamatan terhadap aktivitas

kelompok siswa tersaji pada tabel 4.26.

Tabel 4.26 Data Hasil Aspek Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa

No. Aspek yang Diamati Rerata Nilai Siklus I

Reraata Nilai Siklus II

1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar. 70% 90%

2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 63,75% 91,25%

3 Kerjasama siswa dalam belajar dengan kelompok ahli 75% 92,50%

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/ tanggapan 70% 96,25%

5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 86,25% 91,25%

6 Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal

72,50% 98,75%

7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari masing-masing tim ahli 81,25% 95%

8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas 80% 91,25%

9 Pembagian peran dan tugas anggota dalam kelompok 82,50% 93,75%

10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 70% 83,75% Jumlah 751,25% 923,75% Rata-rata 75,13% 92,38%

Kriteria Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Page 174: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

158

Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas

kelompok. Rata-rata aktivitas kelompok pada siklus I sebesar 75,13% dengan

kriteria sangat tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 92,38% dengan

kriteria sangat tinggi. Perolehan persentase tersebut telah mencapai indikator

keberhasilan 70%, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga meningkatkan aktivitas kelompok siswa

kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Selanjutnya, Allport (1954) mengemukakan bahwa dalam menerapkan

metode pembelajaran kooperatif, posisi anggota tim yaitu setara, artinya setiap

siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada

timnya (Slavin 2010: 103). Demikian juga dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, dimana setiap siswa dalam kelompok asal mendapatkan

tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal tersebut bertujuan untuk

memberikan insentif kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, saling membantu,

dan memotivasi siswa agar melakukan usaha yang maksimal. Salah satu prinsip

dasar motivasi terpenting dalam penerapan pembelajaran kooperatif bahwa tujuan

kooperatif yaitu menciptakan norma-norma kelompok yang mendukung

pencapaian tinggi (Slavin 2010: 127). Pencapaian tinggi yang dimaksud yaitu

perolehan aktivitas kelompok siswa dalam pembelajaran IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw yang tersaji pada tabel 4.27.

Page 175: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

159

Tabel 4.27 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa

Nama Kelompok

Siklus I Siklus II Hasil Aktivitas kelompok (%) Kriteria Hasil Aktivitas

kelompok (%) Kriteria

Diponegoro 72,75 Tinggi 85 Sangat Tinggi Pattimura 82 Sangat Tinggi 96,88 Sangat Tinggi Soedirman 76,5 Sangat Tinggi 95,63 Sangat Tinggi Imam Bonjol 76,5 Sangat Tinggi 95,63 Sangat Tinggi Antasari 69,75 Tinggi 91,25 Sangat Tinggi Jumlah 377,50 464,38Rata-rata 75,50 92,88 Kriteria Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.27 di atas, manunjukkan bahwa ada peningkatan

persentase aktivitas dari tiap kelompok. Pada siklus I rata-rata hasil pengamatan

terhadap aktivitas dari tiap kelompok memperoleh 75,50% dengan kriteria sangat

tinggi. Pada siklus II meningkat menjdi 92,88% dengan kriteria sangat tinggi.

Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator keberhasilan 70%.

Dengan demikian, pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,

Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1

Tegal melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan aktivitas siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal

tersebut dibuktikan melalui penerapan model tersebut memberikan kesempatan

kepada siswa untuk sukses. Siswa berusaha mencapai kesuksesan dan tujuan yang

bermakna. Tujuan yang dimaksud sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang

tertuang dalam Permendiknas Nomor 14 tahun 2007, salah satunya yaitu agar

siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional maupun global.

Page 176: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

160

4.2.1.3 Hasil Belajar

Salah satu tujuan model pembelajaran kooperatif yaitu untuk meningkatkan

hasil belajar akademik. Isjoni (2010: 39), mengutarakan bahwa “para pengembang

model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar”. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan

hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Sebelum proses pembelajaran, siswa dibagi dalam lima kelompok

(kelompok asal) yang terdiri dari 6-7 siswa secara heterogen. Kelompok tersebut

bersifat permanen, artinya dalam pembentukan kelompok asal secara langsung

terbentuk kelompok yang tetap. Sementara, pembentukan kelompok ahli bersifat

dinamis, artinya kelompok ahli terbentuk berdasarkan kesamaan nomor soal dan

tanggung jawab siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa akan saling

belajar satu sama lain mengenai konten materi yang menjadi tanggung jawabnya,

dan dalam proses diskusi akan muncul konflik kognitif maupun argumen yang

kurang tepat, sehingga proses tersebut memunculkan pemahaman siswa dengan

kualitas yang lebih tinggi (Slavin 2010: 38). Pemahaman yang diperoleh siswa

direkonstruksi dengan pengetahuan yang baru sehingga terjadi proses rekonstruksi

pada diri siswa.

Selanjutnya, pengetahuan yang dimiliki siswa tersebut digunakan untuk

memecahkan persoalan atau permasalahan yang dihadapi, khususnya mata

pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi. Dalam

hal ini, perolehan hasil belajar siswa dilakukan melalui pengisian LKS, kuis

Page 177: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

i

i

P

P

s

n

k

T

(

d

s

individu dan

individu dan

Produksi, Ko

Pesurungan

Tabel 4.28

Transp

IndikatoHasil B

Rata-rata Ketuntasan B

Berdas

secara klasik

nilai pretes

kooperatif ti

Tegal tergol

(KKM) sebe

dan postes m

siswa dapat

Diagra

020406080

100

Rat

a-ra

ta N

ilai

n tes formati

n hasil bela

omunikasi, d

Lor 1 Tegal

Data Hasil B

portasi pada

or KeberhasiBelajar Siswa

Belajar Klasik

sarkan tabel

kal pada has

61,82 menu

ipe jigsaw ha

long rendah

esar 71. Sela

memproleh r

dilihat pada

am 4.14 Peni

61.82

Pretes

if. Hasil bela

ajar kelompo

dan Transpo

l dapat diliha

Belajar IPS

a Siswa Kela

lan a

Pr

61kal (%) 36

l 4.28 di at

sil pretes, sik

unjukkan ba

asil belajar s

karena belu

ain itu, hasil

rata-rata nila

diagram 4.1

ingkatan Rat

75.87

Siklus I

ajar dalam p

ok. Data ha

ortasi yang d

at pada tabel

Materi Tekn

as IV SD Neg

retes Rer

Sik1,82 756,36 60

tas, dapat d

klus I, siklus

ahwa sebelum

siswa kelas I

um mencapa

l belajar pad

ai di atas KK

14 berikut:

ta-rata Nilai

93.03

Siklus II

penelitian in

asil belajar

diperoleh sisw

l 4.28.

nologi Produ

geri Pesurun

ata Nilai Tesklus I 5,87 0,61

diketahui ba

s II, dan post

m penerapan

IV di SD Ne

ai nilai kriter

da pelakasan

KM ≥71. Pen

Hasil Belaja

95.85

Postes

ni meliputi h

IPS materi

wa kelas IV

uksi, Komun

ngan Lor 1 T

s Formatif Siklus II

93,03 87,88

ahwa ada p

tes. Peroleha

n model pem

egeri Pesurun

ria ketuntasa

naan siklus I

ningkatan h

ar siswa kel

Rata-

161

asil belajar

Teknologi

SD Negeri

nikasi, dan

Tegal

Postes

95,85 96,97

eningkatan

an rata-rata

mbelajaran

ngan Lor 1

an minimal

I, siklus II,

asil belajar

las IV

-rata Nilai

Page 178: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

s

k

k

k

T

r

k

i

I

t

b

P

p

p

m

Selanj

secara klasik

ketuntasan

ketuntasan b

ketuntasan b

Transportasi

rendah kare

ketuntasan b

indikator ke

II mencapai

tersebut tela

berhasil. Pen

Pene

Penerapan

pengetahuan

pembelajara

maksud bah

0%20%40%60%80%

100%

utnya, dapat

kal pada has

belajar kla

belajar sebel

belajar klas

i pada siswa

ena belum

belajar klasik

berhasilan (

87,88% dan

ah mencapa

ningkatan ke

Diagram 4

elitian ini ber

model pe

n, kemampu

an yang demo

hwa dalam p

36.3

Pretes

t diketahui ju

sil pretes, sik

asikal prete

lum penerap

sikal IPS m

a kelas IV di

mencapai

kal sebesar 6

75%). Selan

n postes men

ai indikator

etuntasan bel

4.15 Peningk

rtujuan untu

embelajaran

uan, dan

okratis (Isjo

proses pemb

36%60

Siklus I

uga bahwa a

klus I, siklus

es sebesar

pan model pe

materi Tekno

i SD Negeri

indikator k

60,61%. An

njutnya, ketu

ningkat menj

keberhasilan

lajar klasika

katan Ketunt

uk meningka

kooperatif

keterampila

ni 2010: 43)

belajaran ko

0.61%87

Siklus II

ada peningka

s II, dan post

36,36%,

embelajaran

ologi Produ

Pesurungan

keberhasilan

ngka tersebut

untasan belaj

njadi 96,97%

n 75% sehi

al dapat dilih

asan Belajar

atkan hasil b

f juga da

an secara p

). Pernyataan

ooperatif yan

7.88%9

I Postes

atan ketunta

tes. Peroleha

menunjukka

kooperatif t

uksi, Komun

Lor 1 Tega

75%. Pada

t juga belum

jar klasikal p

%. Perolehan

ingga dapat

hat pada diag

r Klasikal

elajar akade

apat menge

penuh dala

n tersebut m

ng bersifat d

6.97%

KBK

162

asan belajar

an rata-rata

an bahwa

tipe jigsaw

nikasi, dan

al tergolong

a siklus I

m mencapai

pada siklus

persentase

t dikatakan

gram 4.15.

emik siswa.

embangkan

am proses

mengandung

demokratis

Ketuntasan elajar

Klasikal

Page 179: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

163

(terbuka) dapat mengarahkan siswa memiliki pengetahuan khususnya IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.

Di samping itu, pemaknaan penelitian ini juga diarahkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran IPS yaitu membekali siswa dengan kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, menemukan pengetahuan

sendiri, dan dapat memecahkan masalah, serta melatih siswa kelas IV di SD

Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal untuk terampil dalam bekerja sama, bertanya,

berpendapat, menerima saran dari orang lain, dan mengurangi timbulnya perilaku

yang menyimpang.

Selanjutnya, penerapan model pembelajaran kooperatif juga berdampak

positif pada aktualisasi diri siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal

baik secara personal maupun dalam proses kelompok. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Weiner dan Kulka, mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

cenderung dapat meningkatkan kesuksesan aktual para siswa, dan kesuksesan

tersebut menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa akan lebih berusaha

mencapai kesuksesan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah

mengalaminya (Slavin 2010: 128). Dengan demikian, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil

belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa

kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan

Page 180: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

164

aktivitas belajar siswa kelas IV, serta performansi guru pada mata pelajaran IPS

materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi di SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut

dapat diimplikasikan pada mata pelajaran selain IPS dan materi pelajaran lain

selain materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi, serta dapat

diimplikasikan di kelas lain maupun di sekolah lain. Walaupun demikian,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu memperhatikan hal-

hal yang berkaitan dengan komponen pendukung keberhasilan dalam

pembelajaran.

Langkah konkret yang dapat dilakukan dalam mengimplikasikan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu guru perlu menyusun serangkaian

program pembelajaran dengan baik, terarah, simultan, dan berkesinambungan.

Salah satunya yaitu diwujudkan dengan merumuskan tujuan-tujuan kurikulum

berbagai mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya tujuan

pembelajaran di setiap mata pelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara

operasional agar dapat diukur dan diamati, serta disesuaikan dengan kondisi kelas

maupun karakter siswa yang akan diajar. Selanjutnya, langkah tersebut

ditindaklanjuti dengan menerapkan pembelajaran sesuai rancangan yang telah

disusun yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan tujuan untuk

memberikan pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman bagi siswa sehingga

siswa dapat memiliki sejumlah kemampuan baik akademik, emosional, maupun

sosial.

Di samping itu, dalam merencanakan pembelajaran, guru juga perlu

memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang paling tepat, antara lain model

Page 181: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

165

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam model tersebut guru harus

menjelaskan secara rinci mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang

diharapkan. Selanjutnya, guru memberikan tugas yang paling tepat dalam

pembelajaran, menyiapkan materi, sumber belajar, dan media agar memudahkan

siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw diawali dengan pengelompokkan siswa, mengembangkan

sistem pujian untuk kelompok maupun perorangan agar siswa termotivasi untuk

lebih giat dalam belajar, dan memberikan bimbingan kepada siswa baik secara

individu maupun dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw diakhiri dengan penilaian dan menganalisis, serta

mengevaluasi terhadap hasil belajar siswa yang dikontribusikan dalam penilaian

kelompok.

Apabila akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka

perlu menelaah karakteristik mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok untuk diterapkan pada berbagai

mata pelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Juliati (2000)

mengemukakan, model pembelajaran kooperatif lebih tepat diterapkan pada mata

pelajaran IPS, tetapi tidak menutup kemungkinan model pembelajaran kooperatif

juga dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika yang berisi materi

berhitung karena pada dasarnya model ini efektif untuk meningkatkan

kemampuan berpikir siswa (Isjoni 2010: 15).

Materi pelajaran yang akan diterapkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw perlu dicermati lebih mendalam agar dalam pelaksanaannya

dapat diorganisir secara efektif. Apabila akan menerapkan model pembelajaran

Page 182: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

166

kooperatif tipe jigsaw, maka karekteristik materi ajar yang tepat untuk

dilaksanakan model ini yaitu materi yang memiliki subbagian, sehingga dapat

dipilah menjadi beberapa bagian. Bagian materi tersebut didistribusikan kepada

sejumlah siswa dalam kelompok asal. Hal tersebut sesuai dengan tahapan jigsaw

di mana setiap siswa dalam kelompok asal mendapat tugas dan tanggung jawab

yang berbeda. Siswa dari kelompok asal yang mendapatkan bagian materi yang

sama berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Di

dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan masalah yang menjadi tanggung

jawabnya untuk dicarikan jawaban yang tepat atas hasil diskusi dengan kelompok

ahli. Hasil diskusi kelompok ahli dijadikan pengetahuan baru yang harus

disampaikan kepada siswa yang berada di kelompok asal sehingga terjadi

interaksi antarsiswa dan tercipta ketergantungan positif. Proses tersebut akan

memudahkan siswa untuk menerima pengetahuan dari temannya. Siswa akan

lebih dapat memahami suatu pengetahuan jika diajar oleh temannya. Hal tersebut

sesuai dengan teori belajar konstruvistik bahwa siswa lebih mudah menemukan

dan memahami konsep yang sulit jika siswa saling mendiskusikan masalah-

masalah tersebut dengan temannya (Isjoni 2010: 121). Dengan demikian,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu disesuaikan dengan

karekteristik materi yang akan diajarkan.

Selanjutnya, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

perlu mencermati tingkatan kelas yang akan diajar. Tingkatan kelas

mempengaruhi keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada

dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model

pembelajaran berkelompok, di mana siswa dituntut untuk memecahkan masalah

Page 183: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

167

melalui diskusi dengan kelompoknya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik

siswa SD yang senang berkelompok. Dengan demikian, model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat diterapkan di jenjang sekolah dasar sehingga

diharapkan dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah melalui diskusi

kelompok di jenjang berikutnya. Selain itu, guru juga perlu mengetahui bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih cocok diterapkan pada

siswa kelas tinggi karena tingkat perkembangan kognitif siswa kelas tinggi sudah

dapat berpikir secara kritis dan logis. Siswa kelas tinggi sudah dapat memecahkan

masalah melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi

antarsiswa, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam

pembelajaran, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya, sedangkan aktivitas siswa dalam berkelompok juga dapat

mengarahkan siswa pada tingkah laku yang positif. Secara tidak langsung siswa

terlatih untuk bekerja sama, saling membantu, dan mendorong teman satu

kelompoknya untuk bersama-sama memecahkan masalah yang menjadi tanggung

jawabnya. Slavin (2010: 123), mengemukakan bahwa “dalam metode jigsaw, para

siswa dibuat supaya merasa penting karena mereka memiliki informasi yang

sangat penting bagi kelompoknya.” Hal tersebut menunjukkan pengaruh positif

dari jigsaw terhadap rasa harga diri para siswa. Dengan demikian, akan terjalin

hubungan kerja sama yang baik di antara siswa dalam proses kelompok.

Selain itu, guru juga harus mampu mengorganisasikan materi dan tugas-

tugas siswa yang mencerminkan siswa kerja dalam kelompok kecil, khususnya

dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembentukan kelompok terdiri

atas 4-7 siswa. Penerapan model ini dapat diimplikasikan pada kelas dengan

Page 184: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

168

jumlah siswa yang tidak terlalu banyak (kelas gemuk) karena dikhawatirkan guru

sulit dalam mengadakan pengelolaan siswa dalam proses diskusi. Pembentukan

kelompok yang lebih dari 7 siswa dimungkinkan terdapat siswa yang hanya

bergantung pada siswa lain. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada

pencapaian hasil belajar siswa. Selain itu, aktivitas siswa yang tidak terarah akan

menjadikan suasana kelas menjadi gaduh sehingga materi ajar tidak tersampaikan

secara utuh. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw lebih tepat diterapkan pada kelas yang memiliki siswa tidak terlalu banyak

maupun sedikit. Artinya, jumlah siswa dalam kelas akan mempengaruhi proses

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Pengalokasian waktu pada setiap mata pelajaran turut mempengaruhi

proses implikasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Apabila akan

menerapkan model ini, maka diperlukan mata pelajaran yang memiliki alokasi

waktu minimal tiga jam pelajaran (3JP) karena dalam pelaksanaannya perlu waktu

yang cukup untuk setiap tahapan jigsaw. Tahapan jigsaw yang terdiri dari delapan

tahapan, masing-masing perlu dialokasikan secara cermat agar dapat mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif. Pengalokasian waktu pada tahapan diskusi

kelompok asal maupun ahli dibutuhkan porsi yang cukup banyak dibanding yang

lain. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok asal dan ahli disesuaikan dengan

kemampuan berpikir dan kerja sama siswa. Oleh karena itu, pelaksanaan

pembelajaran berpacu pada alokasi waktu yang direncanakan, tetapi

dimungkinkan di dalam proses pembelajaran terjadi hal-hal di luar rencana

sehingga perlu kreatifitas guru dalam mengelola alokasi waktu tersebut yang

bersifat fleksibel.

Page 185: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

169

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat meningkatkan

performansi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran ini, menjadikan guru lebih cermat dalam

merencanakan pembelajaran. Guru dituntut lebih profesional dalam memilih dan

memodifiksi model pembelajaran ini dalam rangka mencapai keberhasilan

pembelajaran. Dalam menyusun tahapan jigsaw ini mengajak guru untuk

memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu

siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pembelajaran lebih bermakna. Selain

itu, kreativitas guru akan tergali dalam menentukan materi pelajaran yang akan

diajarkan, menyusun LKS dan kuis, menyusun lembar pengamatan aktivitas

belajar siswa, sumber belajar, dan media yang akan digunakan untuk

memudahkan siswa belajar, serta kreatif dalam menentukan penghargaan

kelompok siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak lagi menyampaikan materi

secara utuh karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan siswa

ketika belajar bersama dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok

materi dengan tujuan siswa memiliki wawasan dan orientasi mengenai materi

yang diajarkan. Selanjutnya, guru lebih dilatih untuk aktif membimbing siswa

pembentukan kelompok asal maupun ahli, dan dalam proses belajar kelompok.

selain itu, aktivitas guru juga dituntut untuk mengadakan monitoring dan

mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah

dirancang. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan peran yang

lebih luas kepada guru. Peran tersebut tidak lagi sebagai penyampai informasi,

melainkan peran guru yang lebih kompleks yaitu sebagai fasilitator, mediator,

Page 186: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

170

motivator, dan evaluator. Peran guru sebagai moderator terlihat ketika guru

memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerjanya. Hal tersebut termasuk dalam kegiatan

konfirmasi di mana guru mengarahkan dan mengoreksi pemahaman siswa

terhadap materi dan hasil kerja siswa sehingga dapat meluruskan kesalahpahaman

siswa. Sementara, peran guru sebagai evaluator meliputi menyusun instrumen

penilaian, mengadakan penilaian, dan menganalisis hasil penilaian, serta

mengadakan tindak lanjut untuk mengukur ketercapaian pembelajaran yang telah

berlangsung. Peran guru yang kompleks dalam model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw, menuntut guru untuk lebih mendalami teori tentang model

pembelajaran tersebut. Kegiatan tersebut ditujukan agar guru dapat mengetahui

secara jelas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga dalam

menerapkan model tersebut guru akan lebih variatif dan inovatif dengan

memadukan media dan sumber belajar yang lebih mendukung.

Page 187: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

171

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan performansi guru dalam

pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas

IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal juga meningkat. Dari kegiatan

pembelajaran tersebut, performansi guru pada siklus I memperoleh nilai sebesar

81,16 dengan kriteria AB meningkat menjadi 92,35 dengan kriteria A, pada siklus

II. Kemudian peningkatan terjadi pula pada performansi guru dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus I performansi guru dalam

menerapkan model jigsaw memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB

meningkat menjadi 91,67 dengan kriteria A, pada siklus II.

Pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga

dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan

aktivitas kelompok dalam pembelajaran. Dari kegiatan pembelajaran tersebut,

aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I memperoleh angka sebesar 70,10%

dengan kriteria tinggi dan aktivitas kelompok sebesar 75,13% dengan kriteria

Page 188: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

172

sangat tinggi. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan aktivitas siswa

menjadi 88,39% dengan kriteria sangat tinggi dan aktivitas kelompok memperoleh

angka sebesar 92,38% dengan kriteria sangat tinggi.

Selanjutnya, dari segi hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan

Lor 1 Tegal pada mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan

Transportasi juga meningkat. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari rata-rata nilai

siswa, yaitu rata-rata nilai pretes, rata-rata nilai tes formatif siklus I dan siklus II,

serta rata-rata nilai postes. Perolehan rata-rata nilai pretes sebesar 61,82 dengan

ketuntasan belajar klasikal 36,36% yang berarti bahwa dari jumlah 33 siswa,

hanya 12 siswa yang telah memenuhi KKM. Pada siklus I, rata-rata nilai tes

formatif siswa mencapai 75,87 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar

60,61%, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 93,03

dan ketuntasan belajar klasikal menjadi 87,88%. Artinya, pada siklus II

ketuntasan belajar klasikal telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%.

Selain itu, peningkatan terjadi pula pada hasil postes dengan rata-rata nilai 95,85

dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 96,97% yang berarti bahwa terdapat 32

siswa yang telah memenuhi KKM dari jumlah 33 siswa.

Dengan demikian, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar IPS materi Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri

Pesurungan Lor 1 Tegal.

Page 189: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

173

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

(1) Hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dalam mengelola pembelajaran di kelas dengan memperhatikan

tahap-tahap pelaksanaannya.

(2) Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, perlu adanya persiapan yang matang

agar pelaksanaannya berjalan efektif dan efisien.

(3) Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru

perlu menguasai materi, menngarahkan tugas secara jelas, membimbing

dan memotivasi siswa dalam diskusi, sehingga penerapan model tersebut

berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

(4) Kepada kepala sekolah, disarankan agar mendukung dan memfasilitasi

para guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

sehingga hal tersebut dapat memperlancar tercapainya visi dan misi

sekolah.

Page 190: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

SILABUNama SekMata PelaKelas / SeStandar K

KompetenDasar

2.3 Mengenaperkembagan teknologiproduksi komunikadan transportaserta pengala man menggunannya

KarMengetahuKepala SD

Makmuri, NIP. 1961

US kolah : SDajaran : ILMemester : IV /

Kompetensi : 2. M

nsi Materi pokok

Kp

al an

i

a si

a si

nak

Perkembangan teknolo gi produk si, komuni kasi, dan transpor tasi

M Mka Mka m mda mtekprko dtra

akter siswa yang dui,

DN Pesurungan L

S.Pd.SD 0630 198201 1 0

D Negeri PesurungMU PENGETAH/ 2 Mengenal sumber

Kegiatan embelajaran I

Menjelaskan

Membanding an,

Mengelompok an,

menunjukkan

membedakan an

menggunakan knologi roduksi, omunikasi, an ansportasi

Ml M Ms Cd Ml M Ms Cd Ml M Ms C

diharapkan : Di

or 1 Tegal

04

gan Lor 1 Tegal HUAN SOSIAL (I

r daya alam, kegi

Indikator pencap

Membandingkan/lalu dan masa sekMenyebutkan maMenceritakan pensekarang Cara menggunakadan masa kini Membandingkan/lalu dan masa sekMenyebutkan maMenceritakan pensekarang Cara menggunakadan kini Membandingkan/lalu dan masa sekMenyebutkan maMenceritakan pensekarang Cara menggunakaisiplin ( Discipline

IPS)

iatan ekonomi dan

paian kompetens

/membedakan jenkarang acam alat produksngalaman menggu

an secara sederha

/membedakan jenkarang acam alat komunikngalaman menggu

an secara sederha

/membedakan jenkarang acam alat transporngalaman menggu

an teknologi trans), Rasa hormat dan

n kemajuan tekno

si

nis teknologi prod

si masa lalu dan munakan alat produ

ana teknologi pro

nis teknologi kom

kasi masa lalu daunakan alat komu

ana teknologi kom

nis teknologi tran

rtasi masa lalu daunakan alat transp

sportasi masa lalun perhatian ( respec

ologi di lingkung

duksi pada masa

masa kini uksi lalu dan

duksi masa lalu

munikasi pada ma

an kini unikasi lalu dan

munikasi masa lal

sportasi pada ma

an kini portasi lalu dan

u dan kini ct ), Tekun ( dilige

an kabupaten / koPenilaian

Teknik Bent

sa

lu

sa

Tertulis uraian

jawasingk

nce ) , Jujur ( fairnTegaGuru Siti LNIP.

ota dan provinsi

AWtuk Contoh

aban kat

Jelaskan,

membandingkan,

mengelompokkan

menun jukkan,

membe dakan

dan

menggu nakan

1mp1(4m

nes ) dan Ketelitianal, Januari 2012 u Kelas IV

Latifah, S.Pd.SD19640905 19840

174

Alokasi Waktu

SumberBelajarAlat

2 x 35 menit ert 9 - 2 4

minggu)

- BukuIPS kelaIV Asy’ari Erl - Gambarteknologproduksi

- Komunkasi

- Transpotasi

n ( carefulness)

05 2 004

r r/

u as

r gi i

ni

or

Page 191: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

LDS

MK   MN

Lampiran 2DAFTAR NSDN PESUR

No Nom1 3622 3633 3634 3645 3656 3717 3728 3739 37310 37411 37512 37913 37914 38015 38016 38017 38018 38019 38020 38021 38122 38123 38124 38125 38126 38127 38128 38229 38230 38231 38232 38233 40134 401

Mengetahui, Kepala SDN P

Makmuri, S.PNIP. 1961063

2 NILAI IPS SRUNGAN L

mor Induk 22 38 39 49 55

9 26 34 39 48 51 98 99 00 01 02 03 04 08 09

0 2 4 5 6 7 8

22 25 27 28 29

7 8

Pesurungan Lo

Pd. SD 30 198201 1 0

SEMESTERLOR 1 TEG

Jenis KelaL L L P L L P L P P P L L LP P P L L L L L P L L L P P P P L L L P

or 1   

004 

R 2 SISWA GAL TAHU

amin NamAhmKhaKhaRismSlamBagaIntanMuhNur SelvTri SAguAdi AlfinCitraDenDwiDewFardIndriImamKhoMegMuhMuhMuhSayiStefaWahWiwZidaAchmNuruNov

KELAS IVUN PELAJA

ma Siswa mad Aris Fauairul Arga Deaerul Miftakhma Indah Sarmet Riyadi as Pangestun Trisna Dhah. Abdul AziJayanti

viana Sopiyanti ung Prasetyo

Saputra n Sopian Sapa Waluya Se

ni Amalia i Oktaviana

wangga Setiadial Asbar i Diaz Permam Kambalierun Nasukh

gawati hammad Nurhammad Rizkhammad Nazidati Asyiyahani Kusuma hyu Nuraidawit Citra Haran Pramudyamad Muhromul Zaeni ia Dewi Les

Tegal, 1Guru Ke   Siti LatifNIP. 196

V ARAN 2010/

uzi estianto hudin ri

anti iz

putroejati

a Pratama

ai

ha

r Aziz ky F. zar h Dewi

rtati a P. m Aziz

smana

10 Juni 2011 elas IV, 

fah, S.Pd.SD 640905 1984

/ 2011

Nilai 45 45 40 - 50 50 60 65 65 50 60 45 55 60 50 50 35 25 40 - 55 - 45 30 45 80 50 35 65 35 85 65 40 -

05 2 004 

175

Page 192: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

LDS

MG   SN

Lampiran 3DAFTAR KSDN PESUR

Kelom

Pange

Pattim

Jende

Imam

Pange

Mengetahui, Guru Kelas IV 

Siti Latifah, S.NIP. 1964090

3 KELOMPORUNGAN L

mpok

eran Diponeg

mura

eral Soedirma

m Bonjol

eran Antasari

Pd.SD 5 198405 2 0

K JIGSAWLOR 1 TEG

N

oro

1234567

123456

n

1234567

1234567

123456

004 

W SISWA KEGAL TAHU

omor

ELAS IV UN PELAJA

Nama SiswRangga BaSapta YogNur ‘Afni Dewi RatnEli TrisnawAnita SilviTegar Priy

M. TrijayaM. Riyan EDwi OktavToto SudirWinda YunKholifatun

Rudi RiantNoval SeptNada AdhaNada AdhaSela ZaenaAmanda PSaepul Mu

Eva RifatuAbdul QiroLukman NNoviana NAhmad FauKartika YaNur Alita P

Khaerul mM. MiftakhSefti AnnuSafa RisqiaRia Puji AMuhamad

ARAN 2011/

wa ayu Pamungka PamungkasHidayah

na wati iani

yanto

a Erlangga viani rharjo niati

nnisa

totiawan ani Mubarokaana Mukaroma Sari artisia

ubarok

ul Ilya om

Nur Kusuma Nisa Uljanah

uzi asmin R. Putri

miftakhudin hul Fikri

ur Rifani ana Aulia

Astuti Tegar Prasety Peneliti,      Siti Indah CNIM. 14024

/ 2012

kas s

ah mah

yo

Cahyani  408276 

176

Page 193: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

177

KISI-KISI INSTRUMEN PRETES DAN POSTEST Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 2 Waktu : 60 menit Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi Kompetensi Dasar 

Indikator soal Bentuk Soal 

Ranah Kognitif 

Tingkat Kesulitan Nomor Soal Mudah Sedang Sulit

2.3  Mengenal perkemba ngan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 

− Siswa dapat menjelaskan pengertian produksi.  Pilihan Ganda 

C1      1− Disajikan gambar alat produksi zaman dahulu berupa mesin tenun tradisional, Siswa 

dapat menyebutkan jenis alat produksi tersebut C1       

2

− Disajikan gambar alat produksi zaman sekarang berupa gergaji mesin, siswa dapat menyebutkan kegunaan jenis alat produksi tersebut 

C1       3

− Disajikan langkah‐langkah pembuatan minyak goreng, Siswa dapat menentukan nama produk dari proses produksi tersebut. 

C3       4

− Disajikan gambar teknologi produksi pada zaman dahulu dan zaman sekarang, siswa dapat membandingkan teknologi tersebut 

C2       5

− Disajikan gambar peralatan teknologi produksi zaman dahulu, siswa dapat menjelaskan kelemahan/ kelebihan alat teknologi tersebut. 

C2       6

− Disajikan gambar peralatan teknologi produksi zaman sekarang, siswa dapat menjelaskan kelemahan/ kelebihan teknologi tersebut. 

C2       7

− Disajikan langkah‐langkah membuat batu bata secara acak, siswa dapat menyusun langkah‐langkah tersebut dengan benar. 

C3       8

− Siswa dapat menjelaskan pengertian komunikasi.  C1        9

− Siswa dapat menyebutkan jenis alat komunikasi zaman dahulu  C1        10

− Siswa dapat menyebutkan jenis alat komunikasi zaman sekarang  C1        11

− Siswa dapat menyebutkan 3 macam saluran komunikasi.  C2        12

− Disajikan gambar peralatan teknologi komunikasi zaman dahulu dan sekarang, siswa dapat membandingkan keduanya. 

C2       13

− Disajikan gambar peralatan teknologi komunikasi zaman dahulu, siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi tersebut 

C2       14

− Disajikan gambar peralatan teknologi komunikasi zaman sekarang, siswa dapat menjelaskan kelebihan teknologi tersebut 

C2       15

Page 194: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

178

− Siswa dapat mengklasifikasi jenis teknologi komunikasi yang berbentuk media elektronik melalui saluran internet. 

C3       16

− Siswa dapat mengurutkan cara berkomunikasi melalui telepon genggam.   C3        17

− Siswa dapat menjelaskan pengertian transportasi.  C1        18

− Disajikan gambar alat transportasi yang memanfaatkan angin, siswa dapat menyebutkan tenaga yang dimanfaatkan oleh alat transportasi tersebut 

C1       19

− Siswa dapat memasangkan satu alat transportasi zaman dahulu dengan tenaga yang digunakan untuk menggerakkannya 

C1       20

− Disajikan tabel macam‐macam alat transportasi, Siswa dapat mengklasifikasikan masing‐masing 1 contoh teknologi transportasi darat, laut dan udara zaman dahulu 

C2       21

− Disajikan gambar alat transportasi pada zaman dahulu dan zaman sekarang, siswa dapat membandingkan jenis teknologi tersebut 

C2       22

− Siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi transportasi zaman dahulu  C2        23

− Siswa dapat menjelaskan kelebihan peralatan teknologi transportasi zaman sekarang  C2        24

− Disajikan tabel nama kendaraan dengan tempat peberhentiannya, Siswa dapat memasangkan tempat pemberhentian masing‐masing alat transportasi darat, laut maupun udara. 

C2       25

− Siswa dapat menentukan jenis kapal berdasarkan fungsinya.  C3        26

− Siswa dapat mendaftar bahan baku pembuatan telur asin.  C1        27

− Siswa dapat mengurutkan langkah‐langkah menggunakan mengirim surat lewat pos.  C2        28

− Disajikan gambar alat transportasi sepeda, siswa dapat menjelaskan cara menggunakan teknologi transportasi tersebut. 

C2       29

− Disajikan gambar sikap tidak tertib lalu lintas, siswa dapat menentukan sikap positif untuk mencegah hal tersebut.  

C3       30

Jumlah  10  15  5  30

Keterangan: C1 = pengetahuan C2 = pemahaman C3 = penerapan

Page 195: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

L

MKMAH B

2

3

4

5

Lampiran 5

Mata pelajarKelas/ semeMateri pokoAlokasi wakHari/ tangga

Berilah tan1. Proses

barang jaa. konb. dist

2. Gambar

kain, yadisebut d

3. Gambar produksi

4. Perhatika(1) Siapk(2) Kupa(3) Peras(4) Rebu(5) Siap dBerdasarkmenghasi

a. minb. minc. jus d. es k

5. Perhatika

Berdasaryang ben

5 SOAL PR

ran : Ister : I

ok : Tktu : 6al :

da silang (Xmengolah b

adi disebut ...nsumsi tribusi

di bawah inaitu dengan dengan ... .

a. b. c. d.

di bawah modern yang

a. b. c. d.

an urutan berikan buah kelaas dan parutlaslah hingga mus terus-menerdigunakan. kan langkah-lilkan barang b

nyak tanah nyak goreng kelapa

kelapa

an gambar di b

rkan gambarnar yaitu ... .

RETES DA

Ilmu PengetIV / 2 Teknologi P60 menit

X) huruf a, bbahan baku .

c. prodd. kom

ni merupakanalat tradisio

mesin jahitalat sablonalat tenun alat press ini merupa

g berguna untumenggiling membajak smemotong kmenumbuk

kut ini ! apa yang sudaah daging buahmenjadi santan

rus hingga be

langkah terseberupa ... .

bawah ini!

r di atas, p

AN POSTES

tahuan Sosia

Produksi, Ko

b, c, atau d menjadi

duksi misi

n produksi onal yang

akan alat uk .. . padi

sawah kayu padi

ah tua. h kelapa.

n. ening dan

but akan

pernyataan

S

al (IPS)

munikasi da

pada jawaba. tr

sab. ke

sac. tr

sad. tr

un

6. PerhatiSabit tradisiorumputa. lebi

rumb. arit c. mud

mand. pro

7. Perhati

Batik ckeuntuyaitu ..a. prob. menc. hargd. tida

8. Perhatik

ini! (1) Men(2) Bat

diku(3) Tan(4) Ado(5) Bat

diba

an Transport

ban yang tapraktor lebih awah erbau lebih awah raktor lebih lawah raktor dan kentuk membaj

ikan gambar datau arit

onal untukt,kelemahan sih tajam dar

mput lebih tahan l

dah dan prana ses pemotong

ikan gambar d

cap lebih dikeungan menggu.. ses lebih cepanimbulkan poganya mahal ak menggunak

kan urutan m

nyiapkan tanatu bata cetakumpulkan. nah liat digilinonan dicetak tu bata disusakar dan siap

179

asi

pat! cepat untuk

cepat untuk

lambat untuk

erbau sama-saak sawah

di bawah ini!adalah a

k memotosabit yaitu ... ripada mesin

ama (awet) aktis dibawa

gan lama

di bawah ini!

enal daripada unakan alat ba

at dan hasilnyolusi dan murdan lama prokan tenaga m

membuat batu b

ah liat. kan yang su

ng menjadi adsatu per satu.sun dalam t dipakai.

membajak

membajak

k membajak

ama lambat

alat ong .

n pemotong

a kemana -

batik tulis, atik cap

ya banyak rah osesnya

mesin

bata berikut

udah kering

donan. tungku lalu

Page 196: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

9

Urutan m... a. (1), b. (1), c. (1), d. (1),

9. Kegiatan

disebut... a. prodb. tran

10. Salah sapada zama. inteb. ken

11. Di bawkomunikmedia ela. hanb. maj

12. Saluran berkomun

a. lisanb. isyac. isyad. lisan

13. Perhatik

Pernyataatas yaitua. Ken

penb. Ken

komc. Pen

komd. Ken

sam14. Perhatik

a. pesab. dimc. prakd. suli

membuat batu

(2), (3), (4), (4), (2), (3), (3), (4), (2), (2), (4), (3),

mengirim .

duksi nsportasi atu alat komuman dahulu yaernet nthongan wah ini ykasi zaman slektronik yaitu

ndphone alah yang dapa

nikasi yaitu ..n, kenthonganarat, majalah, arat, lisan, dann, isyarat, dan

an gambara d

aan yang benau ... . nthongan lebngeras suara nthongan munikasi tradingeras suarmunikasi tradinthongan dan

ma modern an gambar di

Kelemmeng....

an cepat sampmiliki oleh banktis dan modet dan jarang d

u bata yang b

(5) (5) (5) (5)

dan menerim

c. teknd. kom

unikasi yang daitu ... .

c. faximd. e-ma

yang termasekarang yanu ... .

c. korad. sura

at digunaka.. . n dan bedugdan asap

n asap n tulisan

di bawah ini!

ar mengenai g

bih modern

merupakanisional ra merupakisional

n pengeras su

bawah ini! mahan komunggunakan bed

pai nyak orang ern ditemukan

enar yaitu

ma pesan

nologi munikasi digunakan

mile ail suk alat ng berupa

an at an untuk

gambar di

daripada

n alat

kan alat

uara sama-

nikasi dug yaitu

(1)

15. Perhati

a. mudb. hargc. cepd. ban

16. Alat

memana. teb. H

17. Perhatik

telepon(1) An(2) Te(3) Tu(4) BeUrutan benar ya. (1)b. (1)c. (1)d. (1)

18. Kegiatadari sua... . a. tranb. kom

19. Alat trini mena. manb. hewc. angd. batu

20. Perhatik Berdasasesuai dmenggea. Gamb. Gamc. Gamd. Gam

(

ikan gambar dHankomkeuHP

dah dan cepatganya mahal

pat rusak nyak gangguan

komunikasinfaatkan salura

leponHandy Talky (H

kan langkahn berikut ini ! ngkat genggaekan nomor yutup genggamerbicaralah se

menggunakyaitu ... . ), (2), (3), (4) ), (4), (2), (3) ), (3), (4), (2) ), (2), (4), (3) an memindahatu tempat ke

nsportasi munikasi ansportasi launggunakan tenusia

wan gin u bara kan alat trans

arkan gambardengan tenagaerakkannya ymbar (1) digembar (2) digembar (3) digembar (2) dige

(2)

di bawah ini!ndphone merumunikasi masauntungan men

yaitu ... t

n

i elektronan internet ya c. e-mHT) d. be

h-langkah me

am telepon. yang akan ditum telepon. eperlunya. kan telepon

hkan barang e tempat lain

c. pro d. kout pada gambenaga ... .

portasi beriku

r di atas, pasaa yang digunaaitu ... .

erakkan tenagerakkan tenagerakkan tenagerakkan tenag

180

(3)

upakan alat a kini,

nggunakan

nik yang aitu ... . mail edug

enggunakan

uju.

yang

atau orang nnya disebut

oduksi onsumsi bar di bawah

ut ini !

angan yang akan untuk

a hewan ga angin a hewan a angin

Page 197: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

2

2

2

2

2

21. Perhatika

Berdasarktransportaa. truk, b. keretac. delmad. delma

22. Perhatik

Berdasaryang bena. Seped

transpb. Seped

transpc. Delm

yang d. Delm

yang

23. Salah satransportaa. seringb. cepatc. lama d. diger

24. Salah sa

transportaa. membb. cepatc. menimd. meng

25. PerhatikaNo 

tr1 2 3  Pes

No. Atrans

da1  T2  Kere3  De

an tabel beriku

kan tabel di aasi zaman dahkapal selam, a api, prahu ran, prahu rakan, prahu rak

an gambar di

rkan gambar tnar yaitu ... . da motor portasi tradisida motor portasi yang d

man merupakdigerakkan o

man merupakdigerakkan o

atu kelemahaasi zaman dahg terjadi kecet sampai ke teuntuk sampa

rakkan oleh te

atu keuntungasi zaman sekbutuhkan wakt sampai tujuambulkan polu

ggunakan tenaan tabel beriku

Alat  ransportasi  

Bus  Kereta api awat terbang

Alat sportasi arat 

Alat tr

Truk  Kapeta api  Praelman  J

ut ini !

atas, yang termhulu yaitu ... jet

rakit, helikoptit, balon udarit, jet

bawah ini !

tersebut, pern

merupakaional.

merupakadigerakkan olkan alat troleh mesin. kan alat troleh tenaga he

an menggunhulu yaitu ... elakaan empat tujuanai ke tempat tuenaga mesin

an menggunkarang yaitu …ktu perjalananan usi aga hewan ut ini !

Tempembe

BanTerm

g  Pela

ransportaslaut  tr

pal selamahu rakit  HJetski Ba

masuk alat .

ter ra

nyataan

an alat

an alat leh udara. ansportasi

ansportasi ewan.

akan alat .

ujuan

nakan alat … . n lama

mpat rhentian ndaraminal buhan   

Alat ransportasi udara Jet

elikopter alon udara

Berdasamanakadengan a. Busb. Kerc. Pesd. Bus

26. Menuru

jenis mengana. Ferrb. Tan

27. Bahan btelur asa. telur b. telur

garamc. telur d. telur

28. Perhatik

berikut (1) M

am(2) Tu(3) Li

am(4) Te(5) Tu(6) SuUrutan benar ya. (1)b. (4)c. (3)d. (2)

29. Perhati

a. dikab. dida

Per

a. ikutb. menc. meld. men

atap

arkan tabel diah yang sesuatempat pemb

s berhenti di breta api berhesawat terbangs berhenti di t

ut fungsinya,kapal. Ka

ngkut minyakrry nker baku yang diin yaitu ... . asin, tanah liasin, kecap,

m asin, kecap, basin, tanah li

kan langkah-ini !

Menyiapkan amplop. ulis surat dengipat dan mmplop empelkan prauliskan alamaurat siap kirim

mengirim yaitu ... . ), (2), (3), (4)), (2), (3), (1)), (4), (2), (1)), (4), (3), (5)ikan gambar d

Alat tmengdenga

ayuh ayungrhatikan gamb

Sikapuntukterseb

t naik di atap nasehati dan tlempari orangnyuruh orangp

i atas, pasangai antara alat tberhentiannyabandara enti di terminag berlabuh di pterminal

, ada bermacapal yang k yaitu kapal .c. Barangd. Tunda gunakan untu

at, batu bata d, pewarna m

batu bata dan at, pewarna d

-langkah men

alat tulis, pr

gan alat tulismasukkan ker

angko pada amat tujuan padam lewat pos surat lelalui

, (5), (6) , (5), (6) , (5), (6) , (6), (1) di bawah ini transportasi d

ggerakkannyaan cara ... . c. ditarikd. didorongbar di bawah p yang harus dk mencegah pbut yaitu dengkereta

tidak ikut-ikug di atap dengg lain agar ik

181

an transportasi a yaitu ... .

al pelabuhan

cam-macam berfungsi

.. .

uk membuat

dan garam akanan dan

garam dan kecap

ngirim surat

rangko dan

rtas dalam

mplop a amplop

pos yang

! di atas, cara a yaitu

ini ! dilakukan

perilaku gan ... .

utan gan batu kut naik ke

Page 198: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

182

Lampiran 6 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : Rabu, 25 April 2012 A. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator

1. Menyebutkan macam-macam alat produksi zaman dahulu dan zaman sekarang

2. Membandingkan jenis teknologi produksi zaman dahulu dan zaman sekarang

3. Membedakan produksi zaman dahulu dan zaman sekarang. D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman dulu kepada guru dan teman sekelasnya.

2. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.

3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat membandingkan minimal satu jenis barang produksi dengan teknologi produksi zaman dahulu dan zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.

4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelompoknya.

5. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelompoknya.

6. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelompoknya.

7. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelompoknya.

8. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyusun diagram alur proses produksi (minimal satu) kepada guru dan teman sekelasnya.

Page 199: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

183

E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).

F. Materi Pokok “Perkembangan Teknologi Produksi”

1. Teknologi produksi zaman dahulu No.  Jenis Produksi  Alat produksi  Kegunaan 1 

Produksi pertanian  

kerbau  Untuk membajak sawah cangkul untuk menggemburkan sawahani‐ani atau sabit   untuk memotong padi Alu dan lesung   untuk menumbuk padi 

2 Produksi pakaian 

alat tenun dari kayu  Untuk membuat kain Daun atau kulit pohon Untuk bahan pewarnanya 

3 Produksi bangunan 

kapak   Untuk memotong kayu Sekop  Untuk mengambil pasir 

2. Teknologi produksi zaman sekarang No.  Jenis Produksi  Alat produksi Kegunaan1  Produksi 

pertanian  

Traktor  Untuk membajak sawah untuk menggemburkan sawah 

Mesin penggilingan padi  untuk menumbuk padi 2 

Produksi pakaian Mesin tenun 

Untuk membuat kain. ‐Kapas untuk membuat katun. ‐Bulu domba untuk kain wol. ‐Bahan sintetis untuk kain nilon. 

Pewarna kimia  Untuk bahan pewarnanya 3  Produksi 

bangunan Gergaji mesin  Untuk memotong kayu Traktor Untuk mengambil pasir 

3. Perbandingan teknologi produksi zaman dahulu dengan sekarang

No  Teknologi produksi zaman dahulu  Teknologi produksi zaman sekarang 1  Pembuatan kain tenun tradisional.  Pembuatan kain dengan mesin di pabrik. 

2 Pengolahan sawah dengan cangkul atau bajak. 

Pengolahan sawah dengan traktor. 

3 Pembuatan makanan dan minuman dengan cara tradisional. 

Pembuatan makanan dan minuman dalam kemasan dan botol. 

4 Pembuatan peralatan rumah tangga tradisional seperti sapu dan tungku. 

Pembuatan peralatan rumah tangga modern seperti penyedot debu dan kompor gas. 

4. Kelebihan dan kekurangan teknologi produksi zaman dahulu No.  Kelebihan  Kekurangan 1  Peralatan sederhana, tidak bergantung pada mesin. Produksinya lambat  2  Menggunakan tenaga manusia  Bergantung pada kondisi alam. 3  Tidak menimbulkan polusi/ pencemaran,udara, air 

maupun suara Tidak dapat memenuhi pesanan dalam jumlah banyak 

4  Menampung banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. 

Biaya yang dibutuhkan lebih besar 

5  Tidak banyak mengalami hambatan  Barang produksi sedikit 

Page 200: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

N12

3

456

Ta1 

5. KelebihNo.  Kelebih1  Peralat2 

Mengg

3  Produkyang d

4  Biaya o5  Tenaga6  Dapat 

jumlah

6. Alur prK

produksa. Sib. Buc. Kd. Pee. Re

A

G. Metode1. Cer2. Tan3. Ker4. PenSemua m(Cooper

H. Langka1. Keg

a. Sb. Pc. Md. P

2. Keg

ahap  KegMena. M

db. A

BEkspMena. G

han dan kekhan tan canggih  

gunakan tenag

ksinya cepat kibutuhkan leboperasional pa kerja lebih smemenuhi peh besar 

roses produKelapa merupsi minyak goiapkan buah uah kelapa d

Keroklah/ pareraslah parutebus santan dapun bagan

e Pembelajaramah nya jawab rja kelompoknugasan metode di atrative Learn

ah - langkahgiatan AwalSalam (ramPresensi siswMenyiapkanPengondisia

giatan Inti (8iatan pembenyampaikan tMemberikan dicapai dan pApersepsi : Bertanya jawplorasi nyampaikan iGuru menjela

kurangan te

ga mesin  

karena waktubih singkat roduksi kecilsedikit esanan dalam

ksi pakan bahan oreng yaitu s

kelapa yangdikupas. rutlah dagingtan kelapa tekelapa hingg

n alur proses

aran

k

tas, dikolaboning) tipe Jig

h Pembelajal (10 menit)ah) , berdoawa (disiplin)n media dan an siswa dan

85 menit) lajaran tujuan dan mmotivasi  de

pentingnya me

ab tentang p

nformasi  askan materi 

eknologi proKekurangMembutuBanyak mkerusaka

u  Dapat meair maupHarus ditMenimbu

m Tidak ber

baku untuk sebagai berikg sudah tua.

g buah kelapersebut menjga menjadi ms produksi m

orasikan dalagsaw.

aran

a (taqwa) ) alat peragapengondisia

emotivasi siswngan menyaempelajari m

roduksi telor 

“teknologi pr

oduksi zamaganuhkan modal mengalami han mesin enimbulkan pun suara tangani oleh tulkan banyak 

rgantung pad

membuat mkut :

pa tersebut. jadi santan.minyak gore

minyak goren

am model pe

an kelas (per

wa mpaikan  tuju

materi ini 

asin (rasa ho

roduksi” seca

an sekarang

awal yang sambatan, teru

polusi/ pence

tenaga ahli penganggura

a suasana da

minyak goren

eng siap pakang yaitu :

embelajaran

rsiapan)

uan  pelajaran

ormat dan pe

ra keseluruha

184

g

angat besar utama bila ter

maran, baik u

an 

n kondisi alam

ng. Alur

ai.

n kooperatif

n  yang  hend

erhatian) 

an. 

rjadi 

udara, 

Waktu 

dak 10 menit 

15 menit 

Page 201: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

185

b. Siswa diberikan bahan bacaan tentang materi tersebut untuk dipelajari. 3  Elaborasi 

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar  a. Guru  menjelaskan  kepada  siswa  bagaimana  caranya  membentuk  kelompok 

belajar secara heterogen. b. Guru membagi  siswa  ke  dalam  5  kelompok  dan  selanjutnya  disebut  dengan 

“kelompok asal” yang beranggotakan 6‐7 siswa. c. Guru  membagi  tugas  kelompok  sesuai  dengan  materi  yang  akan  dipelajari, 

masing‐masing  siswa  dalam  “kelompok  asal” mendapat  tugas  yang  berbeda‐beda sesuai dengan jumlah soal pada LKS yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, D, E, F dan G.  A mengerjakan soal no.1, B mengerjakan soal no 2 dan seterusnya sesuai dengan materi kelompok Jigsaw (terlampir pada bagan). 

d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 

10 menit 

4  Membimbing kelompok bekerja dan belajar  a. Guru  menugaskan  masing‐masing  siswa  yang  memiliki  tugas  yang  sama 

berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 

b. Guru menugaskan  tim  ahli  agar  belajar  bersama, menyelesaikan  tugas  yang menjadi  tanggung  jawabnya  dan  memahami  hasil  temuannya.  (dapat dipercaya) 

c. Guru membimbing kelompok‐kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 

d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. 

25 menit 

5  Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta masing‐masing siswa 

dalam tim ahli kembali ke kelompok asal. (tekun) b. Masing‐masing  siswa  dalam  kelompok  asal, menyampaikan  hasil  temuannya 

dengan  kelompok  ahli  kepada  anggota  kelompok  asal  yang  lain.  (tanggung jawab dan ketelitian) 

c. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. (berani) d. Kelompok lain memberi tanggapan. (rasa hormat dan perhatian) e. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. f. Guru mengadakan kuis (jujur). g. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. h. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi. i. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. j. Siswa mengerjakan tes formatif 1. 

25 menit 

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah (PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas membuat kliping yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan) (tanggung jawab).

b. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah).

Page 202: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

I. Media d1. Med

GamGamLapLK

2. SumSilabHisn

Asy

Radj

Puji

J. Evaluas

1. ProsedTTT

2. TeknikTN

3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid

SitNIP. 19

dan Sumberdia: mbar teknolombar teknoloptop dan LC

KS yang dilenmber belajarbus IPS kelanu, Tantya d

Jakarta: y’ari, dkk. 20

Erlanggdjiman dan T

SekolahHalama

iati, Retno Huntuk KHalama

si dur Tes awal Tes dalam pTes akhir k Tes Non tes k Tes isi soal

es oran di dan pengay

 

Observer,    

ti Latifah, S.P9640905 1984

r Belajar

ogi produksiogi produksiD ngkapi dengar: as IV semestdan Winardi,

Pusat Perbu008. BSE IPSga. Halaman Triyono, A. 2h Dasar Kelan 136 - 142.

Heny dan YuKelas IV SD/M

n 163-171.

: ada (roses : ada (

: ada (

: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam

yaan : terlam

d.SD 405 2 004 

Kepala S

NI

i zaman dahui zaman seka

an gambar-g

ter 2 SD/ MI P. 2008. BS

ukuan, DepdS SD untuk K125-131.

2009. BSE Ilas IV. Jakarta. liati, Umi. 2MI. Jakarta:

(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata

dan tes formbar observasian ganda dampir mpir mpir mpir

   

MengeSD Negeri Pes

Makmuri,P. 19610630 

ulu (power parang (power

gambar

I SE IPS untukdiknas. HalamKelas IV KTS

lmu Pengetaha: Pusat Perb

2008. CerdasPusat Perbu

wal sebelum tswa bekerja an akhir)

matif i n uraian

T

SN

etahui, surungan Lor 

, S.Pd.SD 198201 1 004

point) r point)

k SD/ MI kelman 169-174

TSP 2006. Jak

huan Sosial bukuan, Dep

s Pengetahuaukuan, Depdi

tindakan) kelompok)

 Tegal, 25 April

Peneliti,

Siti Indah CahNIM. 140240

1 Tegal 

186

las 4. 4. karta:

4 untuk pdiknas.

an Sosial 4 iknas.

l 2012  

hyani 8276 

Page 203: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

187

Siswa A mendapat tugas no. 1 (sebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman dulu dan gambarkan 1 bagan proses produksi zaman dahulu)

Siswa B mendapat tugas no. 2,

(sebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman sekarang dan gambarkan 1 bagan proses produksi zaman sekarang) )

Siswa C mendapat tugas no. 3,

(bandingkan minimal satu jenis barang produksi dengan teknologi produksi

zaman dahulu dan zaman sekarang)

Siswa F mendapat tugas no. 6

(jelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman sekarang)

Siswa D mendapat tugas no. 4

(jelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman dulu)

Nama kelompok: .......................... Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Siswa E mendapat tugas no. 5

(jelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman dulu)

Siswa G mendapat tugas no. 7

(jelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman sekarang)

Page 204: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

188

Nama : ............................ No absen : ............................ Kelompok : ............................ Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Salah satu kelemahan teknologi produksi masa lalu yaitu ... .

a. prosesnya lama c. menimbulkan polusi b. menggunakan mesin d. hasilnya kurang bagus

2. Bahan baku pembuatan kertas yaitu ... .

a. karet c. kapas b. kayu d. bambu

3. Industri tekstil yaitu industri yang menghasilkan ... .

a. kain c. mobil b. ban d. kertas

4. Proses mengolah bahan baku menjadi barang jadi disebut ... . a. konsumsi c. distribusi b. produksi d. komisi

5. Langkah awal membuat telur asin yaitu ... . a. rebus telur bebek dan pangganglah b. bungkus telur dengan adonan batu bata dan siap dijual c. panggang telur asin dan telur asin siap dijual d. bersihkan telur dan siapkan adonan batu bata

***** Selamat Mengerjakan ***** Kunci Jawaban: 1. a 2. b 3. a 4. b 5. d Penilaian Nilai = Jumlah Jawaban Benar x 100 Skor Maksimal

Page 205: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

189

KISI-KISI SOAL TES FORMATIF I SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA “MATERI TEKNOLOGI PRODUKSI”

Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 2 Hari/ tanggal : Waktu : 10 menit Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi

Kompetensi Dasar  Indikator soal Jenis Soal 

Ranah Kognitif 

Tingkat Kesukaran 

Nomor Soal 

2.3  

Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 

Siswa dapat menyebutkan macam alat produksi masa lalu 

Pilihan Ganda 

C1  Mudah  1 

Siswa dapat menyebutkan macam alat produksi masa kini   C1  Mudah  2 

Disajikan gambar teknologi produksi bidang pertanian, membandingkan/membedakan jenis teknologi produksi pada masa lalu dan masa sekarang 

C4  Sedang  3 

Siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi produksi masa lalu  C2  Sedang  4 

Siswa dapat menjelaskan kelebihan peralatan teknologi produksi modern  C2  Sedang  5 

Siswa dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan teknologi produksi zaman dahulu. 

Uraian C3  Sulit  6 

Siswa dapat menyusun rancangan bagan alur proses produksi minyak goreng  C3  Sulit  7 

Jumlah Butir Soal  7 Keterangan: C1 = pengetahuan C2 = pemahaman C3 = penerapan C4 = analisis

Page 206: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

IB

2

3

4

5

I67 *

I Pilihan GaBerilah tand1. Teknolo

a. bajakb. traktc. ani-ad. kerba

2. Pengolaha. Sedeb. Supec. Kunod. mode

3. Berdasar

a. traktb. kerbac. traktd. trakt

4. Salah sata. mengb. menic. prosed. peke

5. Salah sata. proseb. menic. mengd. hasil

II Uraian 6. Jelaskan7. Buatlah

***** selam

Nama No. AbseWaktu

anda da silang (X)gi pertanian k or

ani au han bahan-berhana er o ern rkan gambar

or lebih cepaau lebih cepor lebih lamor dan kerbatu kelemahaggunakan tenimbulkan poesnya lama rjanya sediktu keuntungaesnya lama imbulkan poggunakan tenlnya cepat da

n 1 kelebihanh (susunlah) a

mat mengerja

TESD NEGER

IPS KE

: .......en : .......

: 10 m

a, b, c, atausekarang da

ahan di pabr

r di bawah in

at untuk memat untuk mem

mbat untuk mau sama-saman teknologi naga mesin

olusi

kit an menggun

olusi naga manusian banyak

n dan kekuralur proses p

akan *****

ES FORMARI PESURUELAS IV SE

...............

........ menit

u d pada jawaalam mengol

rik yang bes

ni, pernyataa

mbajak sawambajak sawa

membajak sawma lambat un

produksi zam

nakan teknolo

ia

rangan dari tproduksi min

ATIF 1 UNGAN LOEMESTER 2

aban yang palah tanah me

ar digunakan

an yang bena

ah ah wah ntuk membajman dahulu

ogi produksi

teknologi pronyak goreng

OR 1

aling tepat ! enggunakan

n teknologi

ar yaitu:

ak sawah yaitu ….

i modern yai

oduksi zamag dalam bentu

….

... .

itu ….

an dahulu ! uk bagan !

190

Page 207: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

J

PSUS

Jawaban pi1. b. trakto2. d. mode3. a. trakto4. c. Prose5. d. hasiln

Jawaban U6. Kelebih

o Peralo Mengo Tidako Mena

Kelemao Tidako Prodo Bergo Tidako Biayo Bara

7.

a. Siapkb. Buahc. Kerod. Perase. Rebu

(jawa

Pilgan Setiap jawabUraian Setiap jawab

ilihan gandaor ern or lebih cepaesnya lama nya cepat da

Uraian han teknologlatan sederhaggunakan tek menimbulkampung ban

ahan teknolok banyak me

duksinya lamgantung padak dapat mema yang dibutng produksi

kan buah keh kelapa dikuoklah/ parutlaslah parutan us santan kelaban dengan

ban yang ben

ban yang ben

KUNCI JAW

SKO

SD NEGERIPS KE

a

at untuk mem

an banyak

gi produksi zana, tidak be

enaga manuskan polusi

nyak tenaga k

ogi produksiengalami ham

mbat a kondisi alamenuhi pesantuhkan lebihsedikit

lapa tua. upas. ah dagingnykelapa.

lapa hingga mn hanya gamb

nar diberi sk

nar diberi sk

WABAN

R PENILAIA

RI PESURUELAS IV SE

mbajak sawa

zaman dahuergantung paia

kerja.

i zaman dahmbatan

m nan dalam juh besar

ya.

menjadi minbar skor 10,

kor 10, S

kor 25, S

AN

UNGAN LOEMESTER 2

ah

ulu (minimaada mesin.

hulu (minim

umlah banya

nyak goreng jika jawaba

Skor maksim

Skor maksimTotal skor

OR 1

al satu) :

mal satu) :

ak

siap pakai. an lengkap sk

mal 50

mal 50 r 100

kor 25)

+

191

Page 208: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

I

2345I6

7

Buat

ada s

I. Pilgan 1. a 2. a 3. a 4. a 5. a II. Uraian 6. ................

...............7. ................ ................

tlah klipin

si daerah

b c b c b c b c b c

................................................................................

Bacalah k

REM

PENG

LEMBAR

ng tentan

hmu !

SD NEGERIPS KE

d dd d d

................................................................................

kembali mat

IDI

GAYAAN

R JAWAB

ng bagan

RI PESURUELAS IV SE

...............................................................................

teri tentang

alur pros

UNGAN LOEMESTER 2

...............................................................................

“ teknolog

ses produk

OR 1

...............................................................................

gi produksi

ksi yang

.......... .......... .......... ..........

” !

192

Page 209: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

193

BAGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MATERI “TEKNOLOGI PRODUKSI” SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA

KELOMPOK AHLI I

PRODUKSI ZAMAN DULU

KELOMPOK ASAL II

KELOMPOK ASAL III

KELOMPOK ASAL IV

KELOMPOK ASAL I

KELOMPOK ASAL V

PRODUKSI ZAMAN SEKARANG

PERBANDINGAN PRODUKSI

KELEMAHAN PRODUKSI ZAMAN DULU

KELEMAHAN PRODUKSI ZAMAN SEKARANG

KELOMPOK AHLI II

KELOMPOK AHLI III

KELOMPOK AHLI IV

KELOMPOK AHLI V

KELOMPOK AHLI VI

KELOMPOK AHLI VII

KELEBIHAN PRODUKSI ZAMAN DULU

KELEBIHAN PRODUKSI ZAMAN SEKARANG

Page 210: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

194

Lampiran 7 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : A. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator

1. Menyebutkan macam-macam alat komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang

2. Membandingkan jenis teknologi komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang

3. Membedakan komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman dulu kepada guru dan teman sekelasnya.

2. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.

3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat membandingkan minimal satu jenis barang komunikasi dengan teknologi komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.

4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelasnya.

5. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi komunikasi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelasnya.

6. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.

7. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi komunikasi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.

8. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menuliskan langkah-langkah menggunakan alat komunikasi (minimal satu) kepada guru dan teman sekelasnya.

Page 211: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

195

E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).

F. Materi Pokok “Perkembangan Teknologi Komunikasi”

1. Teknologi komunikasi zaman dahulu, yaitu : a. Kentongan b. Telik sandi c. Kurir d. Tali Pohon

2. Teknologi komunikasi zaman sekarang, yaitu sebagai berikut : a. Surat e. Radio b. Telepon f. Televisi c. Hand Phone (HP) g. Media Cetak d. HT (Handy Talkie) h. Internet

3. Perbandingan teknologi komunikasi zaman dahulu dengan sekarang

No. Jenis Komunikasi 

Zaman Dahulu  Zaman Sekarang 

1  Komunikasi lisan 

pesawat telepon  tali pohon  telik sandi 

Radio,  Telepon seluler (HP)  Televisi   Internet (web cam) 

2  Komunikasi tertulis 

daun,   pelepah pohon,  kulit batang, 

kertas  dengan  cara  tulis  tangan  atau diketik 

koran, majalah, buku  surat  SMS (Short Message Service)  e‐mail (surat elektronik) 

Kurir(pengantar surat)  

dengan  berjalan kaki  /  menunggang kuda 

Pak pos (pengantar surat)  melalui kantor pos  lewat faksimile 

3  Komunikasi melalui isyarat 

kentongan   bedug  lonceng  asap 

alarm  pengeras suara  sirine  lampu 

4. Kelebihan dan kekurangan teknologi komunikasi zaman dahulu No.  Kelebihan  Kekurangan 1  murah   jangkauannya terbatas 2  alatnya sederhana  susah dibawa kemana‐mana 3  jika rusak, memperbaikinya mudah lama dalam menyampaikan pesan 4  tidak terlalu bergantung pada alat  Sulit ditemukan di zaman sekarang 5  tidak mengganggu kesehatan  Perlu tenaga dan biaya dalam menggunakan 

Page 212: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

196

5. Kelebihan dan kekurangan teknologi komunikasi zaman sekarang No.  Kelebihan  Kekurangan 1  jangkauannya luas  harganya mahal2  alatnya modern dan canggih  sangat tergantung pada alat/onderdil 3  dapat dibawa kemana‐mana (praktis)  jika rusak sulit memperbaiki perlu tenaga ahli 4  cepat dalam menyampaikan pesan  bisa mengganggu kesehatan 5  Hemat  tenaga  dan  biaya  dalam

menyampaikan pesan Perlu pengetahuan untuk menggunakannya.

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Penugasan Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw.

H. Langkah - langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Salam (ramah) , berdoa (taqwa) b. Presensi siswa (disiplin) c. Menyiapkan media dan alat peraga d. Pengondisian siswa Pengondisian kelas (persiapan)

2. Kegiatan Inti (85 menit)

Tahap  Kegiatan pembelajaran Waktu1  

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak 

dicapai dan pentingnya mempelajari materi ini b. Apersepsi : 

Menanyakan kepada siswa bagaimana cara menyampaikan berita kepada orang lain/ saudara di luar kota? (Perhatian) 

10 menit 

2  Eksplorasi Menyampaikan informasi  a. Guru menjelaskan materi “teknologi komunikasi”. b. Siswa diberikan bahan bacaan tentang materi tersebut untuk dipelajari. 

15 menit 

3  Elaborasi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar  a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok 

belajar secara heterogen. b. Guru membagi  siswa  ke  dalam  5  kelompok  disebut  dengan  “kelompok 

asal” yang beranggotakan 6‐7 siswa. c. Guru membagi tugas kelompok sesuai dengan materi yang akan dipelajari, 

masing‐masing  siswa  dalam  “kelompok  asal”  mendapat  tugas  yang berbeda‐beda  sesuai  dengan  jumlah  soal  pada  LKS  yaitu  kelompok  I beranggotakan A, B, C, D, E, F dan G.  A mengerjakan soal no.1, B mengerjakan soal no 2 dan seterusnya sesuai dengan materi kelompok Jigsaw (terlampir pada bagan). 

10 menit 

Page 213: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

197

d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 4  Membimbing kelompok bekerja dan belajar  

a. Guru menugaskan masing‐masing  siswa  yang memiliki  tugas  yang  sama berkumpul dalam  satu kelompok untuk menjadi  “tim ahli”  sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 

b. Guru menugaskan tim ahli agar belajar bersama, menyelesaikan tugas yang menjadi  tanggung  jawabnya  dan  memahami  hasil  temuannya.  (dapat dipercaya) 

c. Guru  membimbing  kelompok‐kelompok  belajar  pada  saat  mereka mengerjakan tugas. 

d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. e. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta siswa dalam tim 

ahli kembali ke kelompok asal. f. Masing‐masing  siswa  dalam  kelompok  asal,  menyampaikan  hasil 

temuannya  dengan  kelompok  ahli  kepada  anggota  kelompok  asal. (tanggung jawab) 

g. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. h. Kelompok lain memberi tanggapan. i. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. j. Guru mengadakan kuis (jujur). k. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi. 

30 menit 

5  

Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Guru  dan  siswa  mengadakan  tanya  jawab  dalam  rangka  meluruskan 

kesalahpahaman siswa pada saat kerja kelompok. b. Siswa  bersama  guru  menyimpulkan  pembelajaran  materi  “teknologi 

komunikasi”. c. Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil pelajaran. d. Siswa mengerjakan tes formatif II. 

20 menit 

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru mengevaluasi hasil tes formatif II. b. Guru menganalisis hasil evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah

(PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan).

d. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah).

I. Media dan Sumber Belajar 1. Media:

a. Gambar teknologi komunikasi zaman dahulu (power point) b. Gambar teknologi komunikasi zaman sekarang (power point) c. Laptop dan LCD d. Hand Phone (HP) dan Telepon kabel. e. Kertas surat, Amplop dan Prangko.

Page 214: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

2. SumSilabHisn

Asy

Radj

Puji

J. Evaluas1. Prosed

a. Teb. Tec. Te

2. Teknika. Teb. N

3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid

SitNIP. 19

mber belajarbus IPS kelanu, Tantya d

Jakarta: y’ari, dkk. 20

Erlanggdjiman dan T

SekolahHal. 143

iati, Retno Huntuk K172-175

si dur es awal es dalam proes akhir k es on tes k Tes isi soal

es oran di dan pengay

 

Observer,    

ti Latifah, S.P9640905 1984

r: as IV semestdan Winardi,

Pusat Perbu008. BSE IPSga. Hal. 131-Triyono, A. 2h Dasar Kela3-145.

Heny dan YuKelas IV SD/M5.

: ada (oses : ada (

: ada (

: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam

yaan : terlam

d.SD 405 2 004 

Kepala S

NI

ter 2 SD/ MI P. 2008. BS

ukuan, DepdS SD untuk K133.

2009. BSE Ilas IV. Jakarta

liati, Umi. 2MI. Jakarta:

(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata

dan tes formbar observasian ganda mpir mpir mpir mpir

   

MengeSD Negeri Pes

Makmuri,P. 19610630 

I SE IPS untukdiknas. Hal. 1Kelas IV KTS

lmu Pengetaha: Pusat Perb

2008. CerdasPusat Perbu

wal sebelum tswa bekerja an akhir)

matif i

T

SN

etahui, surungan Lor 

, S.Pd.SD 198201 1 004

k SD/ MI kel175-182.

TSP 2006. Jak

huan Sosial bukuan, Dep

s Pengetahuaukuan, Depdi

tindakan) kelompok)

 Tegal, 2 Mei 2

Peneliti,

Siti Indah CahNIM. 140240

1 Tegal 

198

las 4.

karta:

4 untuk pdiknas.

an Sosial 4 iknas. Hal.

2012  

hyani 8276 

Page 215: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

199

Siswa A mendapat tugas no. 1 (sebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman dulu)

Siswa B mendapat tugas no. 2,

(sebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman sekarang)

Siswa F mendapat tugas no. 6

sebutkan minimal satu kelemahan teknologi komunikasi zaman sekarang!

Siswa E mendapat tugas no. 5

sebutkan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman dulu !

Siswa C mendapat tugas no. 3,

(bandingkan minimal satu jenis barang komunikasi dengan teknologi

Komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang)

Siswa G mendapat tugas no. 7

sebutkan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman sekarang!

Nama Kelompok: ............................. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Page 216: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

200

Nama: .......... No. : .......... Silanglah huruf a, b,c atau d pada jawaban yang benar! 1. Di bawah ini yang termasuk alat komunikasi tradisional yaitu ....

a. HP c. telepon b. HT d. telik sandi

2. Kelebihan menggunakan Hand Phone yaitu ... .

a. mahal c. jangkauan sempit b. praktis d. prosesnya lama

3. Yang menemukan pesawat telepon yaitu ... .

a. James Watt c. A. Graham Bell b. G. Marconi d. John L. Baird

4. Kelamahan menggunakan TV yaitu ... .

a. mengganggu kesehatan b. prosesnya cepat c. canggih dan modern d. jangkauan luas

5. Perbandingan e-mail dengan faximile yaitu ... .

a. E-mail menggunakan telepon b. Faximile menggunakan jaringan komputer c. Faximile dan e-mail menggunakan telepon d. E-mail menggunakan jaringan komputer

Kunci Jawaban: 1. d 2. b 3. c 4. a 5. d Penilaian Nilai = Jumlah Jawaban Benar x 100 Skor Maksimal

Page 217: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

201

KISI-KISI SOAL TES FORMATIF 2 SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA MATERI “TEKNOLOGI KOMUNIKASI”

Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV (empat) Waktu : 10 menit Semester : 2 (dua) Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi

Kompetensi Dasar  Indikator soal Bentuk Soal 

Ranah Kognitif 

Tingkat Kesulitan 

Nomor Soal 

2.3  

Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 

Siswa dapat menyebutkan macam alat komunikasi zaman dahulu.  Pilihan Ganda 

C1  Mudah  1 

Siswa dapat menyebutkan bahan pembuatan alat komunikasi zaman dahulu.  C1  Mudah  2 

Siswa dapat menyebutkan alat komunikasi elektronik di zaman sekarang.  C1  Mudah  3 

Disajikan gambar radio, siswa dapat menjelaskan sarana pemanfaatan radio.  C2  Sedang  4 

Disajikan gambar kentongan dan pengeras suara, siswa dapat membandingkan keduanya.  C4  Sulit   5 

Siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi komunikasi zaman dahulu seperti tali pohon. 

C2  Sedang  6 

Siswa dapat menjelaskan kelebihan menggunakan Handy Talkie (HT).  C2  Sedang  7 

Disajikan langkah‐langkah mengirim pesan singkat (SMS). Siswa dapat mengurutkan langkah‐langkah mengirim SMS dengan benar. 

C4  Sulit  8 

Disajikan gambar laptop, siswa dapat menjelaskan kelemahan laptop.  C2  Sedang  9 

Disajikan langkah‐langkah mengirim surat melalui pos secara acak, siswa dapat menyusun kembali langkah‐langkah tersebut dengan benar. 

C4  Sulit  10 

Jumlah Butir Soal  10 Keterangan: C1 = pengetahuan C2 = pemahaman C4 = analisis

Page 218: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

NNWB

2

3

4

5

6

7

Nama No. Absen Waktu Berilah tan1. Salah sat

pada zama. inteb. ken

2. Bedug m

dahulu ya. besib. plas

3. Yang te

media ela. hanb. maj

4. Gambar

gambar dapat dim

a. gamb. suar

5. Perhatikini perny

a. Kenpen

b. Kenkom

c. Penkom

d. Kensam

6. Kelemahpohon yaa. murb. murc. prakd. rum

7. Handy T

elektroniyaitu... a. dap

SD

: ............: ............: 10 men

da silang (Xtu alat komun

man dahulu yaernet ntongan

merupakan alyang terbuat di stik

ermasuk alalektronik yaitu

ndphone alah

di sampingalat komunik

manfaatkan mmbar c.ra d.

an gambar d

yataan yang b

nthongan lebngeras suara nthongan munikasi tradingeras suarmunikasi tradinthongan dan

ma modern

han komunikaitu ... . rah dan praktirah dan mudaktis dan mode

mit dan jarang

Talkie merupik, kelebiha

at digunakan

TES D NEGERI P

IPS KELA.......... ... nit

X) a, b, c, atnikasi yang d

aitu ... . c. faximd. e-ma

lat komunikadari ... .

c. kacad. kulit

t komunikasu ...

c. kentd. sura

g ini yaitu kasi modern

melalui ... gerak .suara dan gam

di bawah ini, benar yaitu ...

bih modern

merupakanisional ra merupakisional

n pengeras su

kasi menggun

is ah didapatern ditemukan

pakan alat koan mengguna

jarak jauh

FORMATIPESURUNG

AS IV SEME

au d pada jdigunakan

mile ail

asi zaman

a t sapi

si berupa

tongan at

mbar

di bawah .

daripada

n alat

kan alat

uara sama-

nakan tali

omunikasi akan HT

IF 2 GAN LOR ESTER 2

awaban yanb. lac. had. ce

8. Langka

Handp(1)(2)(3)(4)

Urutana. (1b. (2c. (3d. (4

9. Laptop

kelemaa. rin

mb. dac. ped. m

10. Perhatik

mengiri(1) Men

amp(2) Tul(3) Lip

amp(4) Tem(5) Tul

amp(6) SurUrutan yaitu ..a. (1)b. (4)c. (3)d. (2)

***** Selam

1

ng paling teama sampai keanya dapat diepat rusak dan

ah-langkah mphone (HP) ya) kirim ke no) klik menu p) aktifkan HP) tulis pesan n langkah yan1),(2),(3),(4) 2),(4),(1),(3) 3),(2),(4),(1) 4),(2),(1),(3)

p telah dimahan menggunngan dan m

mana apat terhubunerlu orang ahl

mudah ditemui

kan urutim surat beriknyiapkan alaplop. lis surat dengapat dan masuplop mpelkan pranliskan alamatplop rat siap kirim

mengirim su.. . ), (2), (3), (4)), (2), (3), (1)), (4), (2), (1)), (4), (3), (5)

mat Mengerj

202

epat ! e tujuan igunakan jaran butuh tenag

mengirim pesaitu sebagai bomor yang ditupesan P

ng benar yaitu

miliki banynakan laptop

mudah dibaw

ng dengan inteli jika terjadi i dan murah

tan langkkut ini ! at tulis, pra

an alat tulis ukkan kertas

gko pada ampt yang akan

lewat pos urat lewat pos

, (5), (6) , (5), (6) , (5), (6) , (6), (1)

jakan *****

ak dekat ga ahli

san melalui erikut: uju

u ... .

yak orang, yaitu ...

wa kemana-

ernet kerusakan

kah-langkah

angko, dan

s ke dalam

plop dituju pada

s yang benar

Page 219: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

J12345

PS

I

2345

Buatlah

kemudia

Jawaban pi1. b 2. d 3. a 4. b 5. b

Pilgan Setiap jawab

I. Pilihan ga1. a 2. a 3. a 4. a 5. a

Bac

surat pri

an kirimla

SD

ilihan ganda6. d 7. a 8. c 9. c 10. a

ban yang ben

anda b c b c b c b c b c

KUN

SKOR PEN

alah kemba

REMIDI

PENGAYAA

LEMBAR J

ibadi (beb

lah melalu

D NEGERI PIPS KELA

a

nar diberi sk

ddddd

NCI JAWAB

ILAIAN

ali materi te

AN

JAWAB

bas) yang

ui pos !

PESURUNGAS IV SEME

kor 10, S

6.7.8.9.10.

BAN

entang “ tek

dutujuka

GAN LOR ESTER 2

Skor maksim

a ba ba ba ba b

knologi kom

an kepada

1

mal 100

b c db c db c db c db c d

munikasi ” !

203

da guru,

d d d d d

Page 220: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

204

BAGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MATERI “TEKNOLOGI KOMUNIKASI” SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA

KELOMPOK AHLI I

KOMUNI KASI ZAMAN DULU

KELOMPOK ASAL II

KELOMPOK ASAL III

KELOMPOK ASAL IV

KELOMPOK ASAL I

KELOMPOK ASAL V

KOMUNI KASI ZAMAN SEKARANG

PERBANDINGAN KOMUNIKASI

KELEMAHAN KOMUNIKASI ZAMAN DULU

KELEMAHAN KOMUNIKASI ZAMAN SEKARANG

KELOMPOK AHLI II

KELOMPOK AHLI III

KELOMPOK AHLI IV

KELOMPOK AHLI V

KELOMPOK AHLI VI

KELOMPOK AHLI VII

KELEBIHAN KOMUNIKASI ZAMAN DULU

KELEBIHAN KOMUNIKASI ZAMAN SEKARANG

Page 221: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

205

Lampiran 8 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : A. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

C. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam alat transportasi zaman dahulu dan zaman

sekarang 2. Membandingkan jenis teknologi transportasi zaman dahulu dan zaman

sekarang 3. Membedakan alat transportasi zaman dahulu dan zaman sekarang

D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui tabel isian, siswa dapat menyebutkan tiga contoh alat

transportasi darat, air, dan udara. 2. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat membandingkan

alat transportasi jaman dahulu dengan zaman sekarang melalui tabel isian.

3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknologi jaman dahulu maupun jaman sekarang.

4. Melalui contoh alat transportasi darat, siswa dapat menuliskan langkah-langkah menggunakan salah satu alat transportasi darat (sepeda, motor, bus, kereta api, ataupun becak).

K. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat

dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).

L. Materi Pokok

“Perkembangan Teknologi Transportasi” 1. Teknologi transportasi zaman dahulu a) Alat transportasi darat

Delman atau andong (kereta kuda) digerakkan oleh tenaga kuda Gerobak ditarik oleh tenaga lembu/ sapi, kerbau, keledai Pedati ditarik oleh sapi

b) Alat transportasi air • perahu dayung digerakkan dengan tenaga manusia.

Page 222: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

206

• rakit digerakkan dengan tenaga manusia. • perahu layar digerakkan dengan tenaga angin.

c) Alat transportasi udara • balon udara yang mengandalkan tenaga angin.

2. Teknologi transportasi zaman sekarang

a) Alat transportasi darat - Sepeda listrik - kereta api diesel - becak bermotor - Taxi - sepeda motor - kereta api listrik. - Bus Way, bus, truk - mobil

b) Alat-alat transportasi air • Kapal sudah digerakkan dengan mesin diesel dan nuklir :

- Kapal barang - Kapal riset - Kapal penumpang - Kapal perang - Kapal tanker. - Kapal tunda - Kapal ikan

c) Alat transportasi udara • Helikopter - Pesawat penumpang - Pesawat tempur (jet)

3. Perbandingan teknologi transportasi zaman dahulu dengan sekarang

Kereta Kuda Kereta ApiKeunggulan Kelemahan Keunggulan Kelemahan Tidak menyebabkan polusi

Kuda tidak secepat kereta api

Lebih cepat dari pada kuda

Menyebabkan polusi

Pembuatannya mudah dan murah daripada kereta api

Kuda membutuhkan perawatan khusus

Pembuatannya sulit dan mahal daripada kereta kuda

Harga perawatan kereta api lebih mahal dan perlu tenaga ahli

Tidak membutuhkan jalur khusus

Jumlah penumpang terbatas

Mengangkut lebih banyak penumpang

Membutuhkan rel khusus

4. Kelemahan teknologi transportasi zaman dahulu

a) mudah rusak dan sulit ditemui b) jalannya tidak cepat dan jangkauan terbatas c) jumlah barang terbatas dan tidak banyak diminati d) masih menggantungkan pada tenaga manusia dan hewan

5. Kelebihan teknologi transportasi zaman dahulu

a) biayanya murah dan tidak bergantung pada mesin b) bahan yang digunakan mudah didapat c) aman dipergunakan dan tidak mengganggu kesehatan d) dapat dijadikan koleksi dan mudah untuk memperbaikinya e) tidak menimbulkan polusi baik udara, tanah atau air

6. Kelemahan teknologi transportasi zaman sekarang a) harganya mahal dan pembuatannya sulit b) bergantung pada mesin dan perlu tenaga ahli untuk memperbaikinya c) menimbulkan polusi dan dapat mengganggu kesehatan

Page 223: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

207

7. Kelebihan teknologi transportasi zaman sekarang

a) bisa cepat jalannya dan tersedia dimana saja b) diminati banyak orang dan waktunya lebih cepat c) nyaman digunakan dan praktis

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Penugasan Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw.

H. Langkah - langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Salam (ramah) , berdoa (taqwa) b. Presensi siswa (disiplin) c. Menyiapkan media dan alat peraga d. Pengondisian siswa e. Pengondisian kelas (persiapan)

2. Kegiatan Inti (85 menit)

Tahap Kegiatan pembelajaran Waktu1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya mempelajari

materi ini b. Apersepsi :

Menyanyikan lagu “delman” secara bersama-sama (rasa hormat dan perhatian)

c. Menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.

10 menit

2 Eksplorasi Menyampaikan informasi a. Guru menjelaskan materi “teknologi transportasi” secara keseluruhan. b. Siswa diberikan bahan bacaan untuk dipelajari.

15 menit

3 Elaborasi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar secara heterogen. b. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok disebut dengan “kelompok

asal” yang beranggotakan 6-7 siswa. c. Guru membagi tugas kelompok sesuai dengan materi yang akan

dipelajari, masing-masing siswa dalam “kelompok asal” mendapat tugas yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah soal pada LKS yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, D, E, F dan G. A mengerjakan soal no.1, B mengerjakan soal no 2 dan seterusnya sesuai dengan materi kelompok Jigsaw (terlampir pada bagan).

10 menit

Page 224: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

208

d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

a. Guru menugaskan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Guru menugaskan tim ahli agar belajar bersama, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memahami hasil temuannya. (dapat dipercaya)

c. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. e. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta siswa dalam

tim ahli kembali ke kelompok asal. f. Masing-masing siswa dalam kelompok asal, menyampaikan hasil

temuannya kepada anggota kelompok asal. g. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. h. Kelompok lain memberi tanggapan. i. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. j. Guru mengadakan kuis (jujur). k. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi.

30 menit

5 Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab dalam rangka meluruskan

kesalahpahaman siswa pada saat kerja kelompok. b. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran materi “teknologi

transportasi”. c. Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil pelajaran. d. Siswa mengerjakan tes formatif III.

20 menit

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru mengevaluasi hasil tes formatif III. b. Guru menganalisis hasil evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah

(PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan).

d. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah).

I. Media dan Sumber Belajar 1. Media:

a. Gambar teknologi transportasi zaman dahulu (power point) b. Gambar teknologi transportasi zaman sekarang (power point) c. Laptop dan LCD d. LKS dan materi bacaan yang disertai gambar-gambar

2. Sumber belajar: Silabus IPS kelas IV semester 2 SD/ MI

Page 225: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

Hisn

Asy

Radj

Puji

J. Evaluas1. Prosed

a. Teb. Tec. Te

2. Teknika. Teb. N

3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid

SitNIP. 19

nu, Tantya dJakarta:

y’ari, dkk. 20Erlangg

djiman dan TSekolahHal. 146

iati, Retno Huntuk KHal.176

si dur es awal es dalam proes akhir k es on tes k Tes isi soal

es oran di dan pengay

 

Observer,    

ti Latifah, S.P9640905 1984

dan Winardi,Pusat Perbu

008. BSE IPSga. Hal. 134-Triyono, A. 2h Dasar Kela6-151.

Heny dan YuKelas IV SD/M6 - 184.

: ada (oses : ada (

: ada (

: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam

yaan : terlam

d.SD 405 2 004 

Kepala S

NI

P. 2008. BSukuan, DepdS SD untuk K138.

2009. BSE Ilas IV. Jakarta

liati, Umi. 2MI. Jakarta:

(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata

dan tes formbar observasian ganda mpir mpir mpir mpir

   

MengeSD Negeri Pes

Makmuri,P. 19610630 

SE IPS untukdiknas. Hal. 1Kelas IV KTS

lmu Pengetaha: Pusat Perb

2008. CerdasPusat Perbu

wal sebelum tswa bekerja an akhir)

matif i

T

SN

etahui, surungan Lor 

, S.Pd.SD 198201 1 004

k SD/ MI kel182-190.

TSP 2006. Jak

huan Sosial bukuan, Dep

s Pengetahuaukuan, Depdi

tindakan) kelompok)

 Tegal, 12 Mei 

Peneliti,

Siti Indah CahNIM. 140240

1 Tegal 

209

las 4.

karta:

4 untuk pdiknas.

an Sosial 4 iknas.

2012  

hyani 8276 

Page 226: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

210

Siswa A mendapat tugas no. 1 Sebutkan minimal dua contoh alat transportasi zaman dulu ! Siswa B mendapat tugas no. 2, Sebutkan minimal dua contoh alat transportasi zaman sekarang ! Siswa C mendapat tugas no. 3, Bandingkan minimal satu jenis barang transportasi dengan teknologi transportasi zaman dahulu dan zaman sekarang ! Siswa D mendapat tugas no. 4 Sebutkan minimal satu kelemahan teknologi transportasi zaman dahulu ! Siswa E mendapat tugas no. 5 Sebutkan minimal satu kelebihan teknologi transportasi zaman dulu ! Siswa F mendapat tugas no. 6 Sebutkan minimal satu kelemahan teknologi transportasi zaman sekarang ! Siswa G mendapat tugas no. 7 Sebutkan minimal satu kelebihan teknologi transportasi zaman sekarang !

Mata pelajaran : IPS Kelas/ Semester : IV (empat)/ 2 (dua) Materi :“Teknologi Transportasi”

Nama kelompok: .......................... Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Page 227: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

TMKHWNNB

2

3

4

5

6

TES FORMMata pelajarKelas/ semeHari/tanggalWaktu Nama No. Absen Berilah tan1. Berikut i

darat zama. sepedb. keretc. becakd. delm

2.

a. manub. hewa

3. Berdasaryang ben

a. Perahb. Perah

kapalc. Kapad. Perah

penum

4. Salah satransportaa. tidak b. cepatc. menimd. meng

5. Salah sa

transportaa. seringb. cepatc. lebih d. diger

6. Perhatika

MATIF 3 ran : Ister : Il :

: : ............: ............

da silang (xini yang term

man dahulu yada listrik a listrik k bermotor an

Alat gambarmenggu

usia c.an d.

rkan gambar nar yaitu … .

hu lebih cepathu menimbulkl mesin al mesin lebihhu dapat mpang daripa

atu keuntungasi zaman dahmenimbulka

t sampai tujuambulkan polu

ggunakan tena

atu kelemahaasi masa kini g terjadi kecet sampai tujuamurah

rakkan oleh tean gambar

Pembtranspdi ...

Ilmu PengetIV / 2

10 menit ....... .......

x) pada hurumasuk alat traitu …

transportasr di unakan tenag angin . batu bara

di bawah in

t daripada kapkan polusi air

h cepat daripamenampung

ada kapal mes

an menggunhulu yaitu …

an polusi an usi aga mesin

an menggunyaitu ... .

elakaan an

enaga mesin di baw

berhentian portasi terseb

tahuan Sosia

uf a, b, c ataansportasi

i pada samping,

ga ... .

ni, kalimat

pal mesin r daripada

da perahu banyak

sin

nakan alat .

akan alat

wah ini! alat

but yaitu

al (IPS)

au d pada jaa. pelab. termc. stasd. ban

7.

a. manb. hewc. angd. batu

8. Berdasyang b

a. Septran

b. Septran

c. Delyan

d. Delyan

9. Salah stranspoa. memb. cepc. mend. men

10. Perhati

a. pelab. termc. stasd. ban

awaban yanabuhan minal siun ndara

Alat gambmem

nusiawan gin u bara

sarkan gambabenar yaitu ...

peda motonsportasi tradipeda motonsportasi yangman merup

ng digerakkan man merup

ng digerakkan

satu keuntunrtasi masa kinmbutuhkan w

pat sampai tujnimbulkan ponggunakan teikan gamb

pemtrandi ..

abuhan minal siun ndara

ng paling be

transportabar di anfaatkan ten

ar di bawah .

or merupaisional or merupag digerakkan oakan alat oleh mesin akan alat oleh tenaga h

ngan mengguni yaitu … .

waktu perjalanuan

olusi enaga hewanbar di bamberhentian nsportasi ters..

211

enar!

asi pada samping,

naga ... .

ini, kalimat

akan alat

akan alat oleh udara transportasi

transportasi hewan

unakan alat

nan lama

awah ini, alat

sebut yaitu

Page 228: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

SI J12345 S

2345

Siapka

SD NEGERIPS KELAS

Jawaban te1. d 2. b 3. c 4. a 5. a

Setiap jawab

1. a 2. a 3. a 4. a 5. a

B

an alat da

RI PESURUS IV SEMES

s formatif 36. c 7. c 8. d 9. b 10. b

ban yang ben

b c b c b c b c b c

KUNCI JA

SKOR PEN

Bacalah kem

REMIDI

LEMBAR J

an bahan

UNGAN LOSTER 2

3

nar diberi sk

ddddd

AWABAN

ILAIAN

mbali mater

dan PENG

JAWAB

n untuk pe

R 1

kor 10, S

6.7.8.9.10.

ri tentang “

GAYAAN

embuatan

Skor maksim

a ba ba ba ba b

“ teknologi

N

n batik ik

mal 100

b c db c db c db c db c d

transportas

at!

d d d d d

si ” !

212

Page 229: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

213

BAGAN JIGSAW DALAM PEMBAGIAN MATERI “TEKNOLOGI TRANSPORTASI”

SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA

KELOMPOK AHLI I

TRANSPORTASI ZAMAN DULU

KELOMPOK ASAL II

KELOMPOK ASAL III

KELOMPOK ASAL IV

KELOMPOK ASAL I

KELOMPOK ASAL V

TRANSPORTASI ZAMAN SEKARANG

PERBANDINGAN TRANSPORTASI

KELEMAHAN TRANSPORTASI ZAMAN DULU

KELEMAHAN TRANSPORTASI ZAMAN SEKARANG

KELOMPOK AHLI II

KELOMPOK AHLI III

KELOMPOK AHLI IV

KELOMPOK AHLI V

KELOMPOK AHLI VI

KELOMPOK AHLI VII

KELEBIHAN TRANSPORTASI ZAMAN DULU

KELEBIHAN TRANSPOR TASI ZAMAN SEKARANG

Page 230: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

214

Lampiran 9 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : A. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator

1. Menceritakan pengalaman menggunakan teknologi produksi. D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru tentang teknologi produksi pembuatan batik ikat (celup), siswa dapat menyebutkan 3 alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik ikat (celup).

2. Melalui penugasan, siswa dapat menggambar 3 pola dasar batik ikat (celup) pada kain.

3. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan langkah-langkah membatik dengan teknik ikat (celup).

4. Melalui kerja kelompok, siswa dapat membuat produk batik ikat (celup) sederhana.

E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).

F. Materi Pokok Pengalaman Menggunakan Teknologi Produksi “ Produksi Batik Ikat (Celup) Sederhana “

Produksi adalah proses menghasilkan barang dengan cara mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Produksi batik ikat (celup) merupakan salah satu teknik membatik sederhana. Batik ikat (celup) berciri khas menggunakan motif ikatan-ikatan tali atau benang.

Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat betik ikat (celup) yaitu sebagai berikut: 1. Kain putih. 2. Pewarna tekstil (indantrent meupun naptol) dan garam (soda) 3. Tali 4. Benang 5. Jarum 6. Kelereng atau sejenisnya 7. Air panas 8. Tempat air panas semacam ember

Page 231: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

215

9. Sarung tangan 10. Pengaduk

Adapun bentuk motif dasar batik ikat (celup) antara lain: 1. Lingkaran kelereng atau biji-bijian 2. Jelujur jarum dan benang yang dibentuk sesuai keinginan 3. Wiru lipatan kain secara berulang dan berturut-turut

Cara pembuatan batik ikat (celup) yaitu sebagai berikut: 1. Siapkan pola pada selembar kain putih 2. Buat bentuk sesuai pola yang telah digambar pada kain 3. Larutkan pewarna dan air panas pada ember yang telah tersedia 4. Celupkan kain tersebut pada larutan pewarna 5. Angkat dan tiriskan kain yang telah diwarnai 6. Masukkan kain tersebut pada larutan garam (soda) 7. Angkat dan keringkan. 8. Lepaskan ikatan-ikatan pada kain 9. Cuci bersih dan keringkan 10. Batik ikat (celup) siap digunakan.

Pengalaman menggunakan teknologi memotivasi kita untuk giat belajar agar dapat menciptakan berbagai teknologi yang mempermudah pekerjaan manusia dan juga ramah lingkungan. G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Penugasan

Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw.

H. Langkah - langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Salam (ramah) , berdoa (taqwa) b. Presensi siswa (disiplin) c. Menyiapkan media dan alat peraga d. Pengondisian siswa dan pengondisian kelas (persiapan)

2. Kegiatan Inti (85 menit) Tahap  Kegiatan pembelajaran  Waktu 1  Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Memberikan  motivasi  dengan  Menyampaikan  tujuan  pelajaran  yang  hendak dicapai. 

b. Apersepsi : Bertanya jawab tentang materi sebelumnya mencakup alat teknologi produksi dan bertanya jawab melalui gambar batik yang ditampilkan guru. (rasa hormat dan perhatian) 

10 menit 

2  Eksplorasi Menyampaikan informasi  a. Guru menjelaskan materi “batik ikat (celup)” secara keseluruhan. b. Siswa diberikan bahan bacaan tentang materi tersebut untuk dipelajari. 

15 menit 

3  Elaborasi  10 

Page 232: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

216

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar a. Guru  menjelaskan  kepada  siswa  bagaimana  caranya  membentuk  kelompok 

belajar secara heterogen. b. Guru membagi  siswa  ke  dalam  5  kelompok  dan  selanjutnya  disebut  dengan 

“kelompok asal” yang beranggotakan 5‐7 siswa. c. Guru  membagi  tugas  kelompok  sesuai  dengan  materi  yang  akan  dipelajari, 

masing‐masing  siswa  dalam  “kelompok  asal” mendapat  tugas  yang  berbeda‐beda sesuai jumlah soal LKS. yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, dan seterusnya. Siswa A tugas no. 1, Siswa B mendapat tugas no. 2, dan seterusnya. 

d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 

menit

4  Membimbing kelompok bekerja dan belajar a. Guru  menugaskan  masing‐masing  siswa  yang  memiliki  tugas  yang  sama 

berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 

b. Guru  menugaskan  tim  ahli  agar  belajar  bersama,  menyelesaikan  tugas  yang menjadi  tanggung  jawabnya  dan  memahami  hasil  temuannya.  (dapat dipercaya) 

c. Guru membimbing kelompok‐kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 

d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. e. Setelah  tim  ahli  selesai mengerjakan  tugas,  guru meminta  siswa  kembali  ke 

kelompok asal. f. Masing‐masing  siswa  dalam  kelompok  asal,  menyampaikan  hasil  temuannya 

dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. (tanggung jawab) g. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. h. Kelompok lain memberi tanggapan. i. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. j. Guru mengadakan kuis (jujur). k. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi. 

30 menit 

5  Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Guru  dan  siswa  mengadakan  tanya  jawab  dalam  rangka  meluruskan 

kesalahpahaman siswa pada saat kerja kelompok. b. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran. c. Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil pelajaran. d. Siswa mengerjakan tes formatif IV. 

20 menit 

3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru mengevaluasi hasil tes formatif IV. b. Guru menganalisis hasil evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah

(PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan).

d. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah). I. Media dan Sumber Belajar

1. Media: a. Gambar teknologi produksi b. Gambar contoh batik ikat (celup)

Page 233: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

c.d.

2. SumSilabAsy’

Hisn

Pujia

Radj

Soe

J. Evaluas

1. Proseda. Teb. Tec. Te

2. Teknika. Teb. N

3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid

SitNIP. 19

Batik ikat (Alat dan ba1) Kain p2) (indan3) Tali, B4) Air pa5) Tempa6) Sarung

mber belajarbus IPS kelas’ari, dkk. 200

Hal. 125nu, Tantya dan

Pusat Peati, Retno He

Kelas IVjiman dan Tri

Dasar Kemarjadi, M.

Malang

si dur es awal es dalam proes akhir k es on tes k Tes isi soal

es oran di dan pengay

 

Observer,    

ti Latifah, S.P9640905 1984

(celup) ahan pembuputih dan Pewntrent meupuBenang, Jaruanas at air panas sg tangan danr: IV semester

08. BSE IPS S-137. n Winardi, P.rbukuan, Depny dan Yuliat

V SD/MI. Jakaiyono, A. 200

Kelas IV. Jakar. Ramanto, d: Penerbit U

: ada (oses : ada (

: ada (

: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam

yaan : terlam

d.SD 405 2 004 

Kepala S

NI

atan batik ikwarna tekstiun naptol) da

um, Kelereng

semacam emn Pengaduk

2 SD/ MI SD untuk Kela

. 2008. BSE IPpdiknas. Hal. ti, Umi. 2008

arta: Pusat Per09. BSE Ilmu Prta: Pusat Perdan W. Zahrniversitas N

(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata

dan tes formbar observasian ganda mpir mpir mpir mpir

   

MengeSD Negeri Pes

Makmuri,P. 19610630 

kat (celup) anl an garam (sog atau sejeni

mber

as IV KTSP 20

IPS untuk SD/171-189.

8. Cerdas Penrbukuan, DepPengetahuan

rbukuan, Depdri. 2001. Pen

Negeri Malan

wal sebelum tswa bekerja an akhir)

matif i

T

SN

etahui,surungan Lor 

, S.Pd.SD 198201 1 004

ntara lain :

oda) snya

006. Jakarta:

/ MI kelas 4. J

ngetahuan Sospdiknas. Hal. n Sosial 4 untudiknas. Hal. 1

ndidikan Ketng. Hal. 134

tindakan) kelompok)

 Tegal, 19 Mei 

Peneliti,

Siti Indah CahNIM. 140240

1 Tegal 

217

Erlangga.

Jakarta:

sial 4 untuk 180. uk Sekolah 137-148. terampilan. - 157.

2012  

hyani 8276 

Page 234: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

218

Siswa A mendapat tugas no. 1 Siswa B mendapat tugas no. 2, (buatlah motif 2 lingkaran!) Siswa C mendapat tugas no. 3, (buatlah motif 1 wiru!) Siswa D mendapat tugas no. 4 (buatlah motif 3 lingkaran susun!) Siswa E mendapat tugas no. 5 (buatlah motif 2 tepi wiru !) Siswa F mendapat tugas no. 6 (Buatlah 2 tepi wiru dan 2 motif lingkaran!) Siswa G mendapat tugas no. 7 (Buatlah 2 tepi wiru, 3 lingkaran kecil, dan 3 lingkaran susun!)

(buatlah motif 1 lingkaran!)

Mata pelajaran : IPS Kelas/ Semester : IV (empat)/ 2 (dua) Submateri :“Pengalaman menggunakan Teknologi”

Nama kelompok: .......................... Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Page 235: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

219

Nama: .......... No. : .......... Silanglah huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Di bawah ini yang termasuk alat produksi batik celup ikat tradisional yaitu ....

a. mesin tenun c. tali dan biji-bijian b. mesin jahit d. malam dan canting

2. Langkah awal pembuatan batik ikat yaitu ... .

a. membuat pola c. penjemuran b. pewarnaan d. pelepasan ikatan

3. Pewarna yang digunakan yaitu pewarna ... .

a. indantrend c. sintetis b. naptol d. malam

4. Motif lipatan dihasilkan dengan teknik ... .

a. kelereng b. tusukan c. jelujur d. wiru

5. Langkah membuat batik celup ikat yaitu ... .

a. Pola, pewarnaan, penggaraman, pencucian b. Pencucian, penggaraman, pewarnaan, pola c. Pencucian, pola, penggaraman, pewarnaan d. Pewarnaan, pola, penggaraman, pencucian

*****Selamat Mengerjakan***** Kunci Jawaban: 1. c 2. a 3. b 4. d 5. a Penilaian Nilai = Jumlah jawaban benar x 100

Skor Maksimal

Page 236: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

MKHW NNB

2

3

5

6

Mata pelajarKelas/ semeHari/tanggalWaktu

Nama No. Absen Berilah tan1. Berikut

produksi a. besi b. mesinc. kelerd. malam

2.

a. napthb. indan

3. Berdasartersebut

a. ikat b. jeluju

4. Batik cteknologa. modeb. cangg

5. Langkah

ikat yaitua. diangb. langs

pewac. langsd. memb

6.

a. mencb. mempc. tangad. akses

TES FORran : Ister : Il :

:

: .............: .............

da silang (xini yang terbatik celup ik

n tenun eng/ biji-bijiam dan canting

Psydp

hol ntrend

rkan gambarmenggunakan

ur

elup ikat segi produksi zaern gih

awal dalam u ... . gkat dan ditisksung diceluarna sung dicelupkbuat pola pad

Pesaala...

cegah reaksi bpercantik tang

an menjadi indsoris tangan a

RMATIF 4Ilmu PengetIV / 2

10 menit

.......

....... x) huruf a, brmasuk alat kat yaitu … .

an g

Perhatikan gsamping, yang telah ddalam batik pewarna ... .

c. sinted. alam

r di bawah n teknik … .

c. keled. cap

ederhana meaman … .

c. mutad. tradi

membuat ba

kan upkan pada

kan pada larutda kain

erhatikan gaamping ini, at tersebut ya

bahan pewarngan yang memdah

agar lebih bag

tahuan Sosia

b, c, atau d pteknologi

gambar di pewarna

digunakan ikat yaitu

esis mi

ini, Pola

reng

enggunaka

akhir isional

atik celup

a cairan

tan garam

ambar di kegunaan

aitu untuk

na kimia mbuat

gus

al (IPS)

pada jawab7.

a. pewb. garc. pemd. pew

8. Untuk digunaa. jelub. wiruc. bijid. sila

9. Berikut

batik ce(1) Mas

(sod(2) Lep(3) Celu(4) Cuc(5) Siap

bentUrutan a. (1),b. (2),c. (4),d. (5),

10. Pengal

memotmencip

a. memjuga

b. memmen

c. mensum

d. memmen

an yang benPesapepe...

warna naptholam napthol

manis buatan warna dan gar

membentuk akan yaitu tekujur ru

ang

t ini langkelup ikat sedesukkan kain teda) paskan ikatan-ikupkan kain tersci bersih dan kepkan pola padtuk pola terseblangkah-lang, (2), (3), (4), , (4), (1), (3), , (3), (1), (2), , (3), (1), (2),

laman mentivasi untuk ptakan berbagmpermudah a ramah lingkmcemari ndapatkan unncegah polu

mber daya alammpermudah ncemari lingk

220

nar! erhatikan gamping, encelupan kertama yaitu p . l

ram

motif bulat, knik... .

kah-langkah erhana! ersebut pada la

katan pada kaisebut pada larueringkan

da selembar kabut gkah yang ben

(5) (5) (5) (4)

nggunakan giat belajar

gai teknologi pekerjaan m

kungan lingkungan

ntung usi dan mem

pekerjaakungan

gambar di langkah

kain yang pada larutan

teknik yang

pembuatan

arutan garam

n utan pewarna

ain putih dan

nar yaitu ... .

teknologi, agar dapat

yang.... manusia dan

n dan

enghabiskan

an dan

Page 237: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

SI J12345 S

2345

Buatla

SD NEGERIPS KELAS

Jawaban te1. c 2. a 3. b 4. d 5. d

Setiap jawab

1. a 2. a 3. a 4. a 5. a

lah kliping

RI PESURUS IV SEMES

s formatif 36. a 7. b 8. c 9. d 10. a

ban yang ben

b c b c b c b c b c

KUNCI JA

SKOR PEN

Catatlah al

REMIDI

LEMBAR J

g tenteng

UNGAN LOSTER 2

3

nar diberi sk

ddddd

AWABAN

ILAIAN

at, bahan, d

dan PENG

JAWAB

g batik cel

R 1

kor 10, S

6.7.8.9.10.

dan cara pem

GAYAAN

lup ikat!

Skor maksim

a ba ba ba ba b

mbuatan ba

N

mal 100

b c db c db c db c db c d

atik celup ik

d d d d d

kat !

221

Page 238: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

222

Lampiran 10 DAFTAR SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK JIGSAW SIKLUS I

Nama Siswa

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Kuis Kuis Skor Dasar

Skor Kuis

Skor Kemajuan

Skor Dasar

Skor Kuis

Skor Kemajuan

Diponegoro Rangga Bayu P. 90 80 20 75,0 80 20 Sapta Yoga P. 47 - - - 60 30 Nur ‘Afni Hidayah 83 60 5 75,0 80 20 Dewi Ratna 80 60 5 77,5 60 5 Eli Trisnawati 73 80 20 77,5 - - Anita Silviani 47 80 30 50,0 80 30 Tegar P. 50 60 20 65,0 80 20 Rata-rata 17 21 Kriteria BAIK HEBAT Pattimura M. Trijaya 57 100 30 75 80 20 M. Riyan Erlangga 43 - - - 80 30 Dwi Oktaviani 63 80 30 75 80 20 Toto Sudirharjo 87 80 5 77 100 30 Winda Yuniati 40 80 30 75 80 20 Kholifatunnisa 23 - - - 60 30 Rata-rata 24 25Kriteria HEBAT SUPER Soedirman Rudi Rianto 53 80 30 72,5 80 20 Noval S. 83 100 30 67,5 60 10 Nada Adhani M. 47 60 30 68,5 80 30 Nada Adhana M. 53 80 30 77,5 80 20 Sela Zaena Sari 57 60 20 77,5 80 20 Amanda Partisia 47 20 5 37,5 60 30 Saepul Mubarok 87 80 20 75,0 100 30 Rata-rata 24 23 Kriteria HEBAT HEBAT Imam Bonjol Eva Rifatul Ilya 57 80 30 67,5 60 10 Abdul Qirom 93 60 5 80,0 100 30 Lukman Nur K. 87 60 5 75,0 100 30 Noviana Nisa U. - 80 30 67,5 60 10 Ahmad Fauzi 40 60 30 62,5 80 30 Kartika Yasmin R. 43 80 30 62,5 80 30 Nur Alita Putri 77 80 20 75,0 80 20 Rata-rata 21 23 Kriteria HEBAT HEBAT Antasari Khaerul M. 53 40 5 60 60 10 M. Miftakhul Fikri 70 100 30 75 - - Sefti Annur Rifani 57 60 20 70 60 10 Safa Risqiana A. 57 60 20 75 60 10 Ria Puji Astuti 73 60 10 75 80 20 M. Tegar P. 73 40 5 55 80 30 Rata-rata 15 16 Kriteria BAIK BAIK

Page 239: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

223

Lampiran 11 DAFTAR SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK JIGSAW SIKLUS II

Nama Siswa

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Kuis Kuis Skor Dasar

Skor Kuis

Skor Kemajuan

Skor Dasar

Skor Kuis

Skor Kemajuan

Diponegoro Rangga Bayu P. 100 75 5 80 100 30 Sapta Yoga P. 60 75 30 100 80 5 Nur Afni Hidayah 100 100 30 100 90 10 Dewi Ratna 100 100 30 90 100 30 Eli Trisnawati 60 75 30 90 80 10 Anita Silviani 100 75 5 100 90 10 Tegar P. 70 75 10 100 100 30 Rata-rata 20 18 Kriteria BAIK BAIK Pattimura M. Trijaya 90 100 20 100 100 30 M. Riyan Erlangga 60 100 30 90 90 20 Dwi Oktaviani 80 100 30 100 100 30 Toto Sudirharjo 90 100 20 100 100 30 Winda Yuniati 80 100 30 70 90 30 Kholifatunnisa 80 100 30 70 90 30 Rata-rata 27 28Kriteria SUPER SUPER Soedirman Rudi Rianto 70 100 30 100 100 30 Noval S. 90 75 5 100 100 30 Nada Adhani M. 60 100 30 100 100 30 Nada Adhana M. 80 100 30 90 100 30 Sela Zaena Sari 70 100 30 70 100 30 Amanda Partisia 70 100 30 70 100 30 Saepul Mubarok 90 100 20 100 100 30 Rata-rata 25 30 Kriteria HEBAT SUPER Imam Bonjol Eva Rifatul Ilya 80 100 30 100 100 30 Abdul Qirom 100 100 30 90 80 10 Lukman Nur K. 100 100 30 100 100 30 Noviana Nisa U. 80 100 30 80 100 30 Ahmad Fauzi 70 50 5 70 60 10 Kartika Yasmin R. 60 75 30 60 80 30 Nur Alita Putri 100 100 30 100 70 5 Rata-rata 26 21 Kriteria SUPER HEBAT Antasari Khaerul M. 80 100 30 100 100 30 M. Miftakhul Fikri 60 100 30 100 100 30 Sefti Annur Rifani 90 100 20 100 100 30 Safa Risqiana A. 100 80 5 100 100 30 Ria Puji Astuti 100 100 30 100 100 30 M. Tegar P. 80 100 30 100 100 30 Rata-rata 24 30 Kriteria HEBAT SUPER

Page 240: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

Lammpiran 13

224

Page 241: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

225

Page 242: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

L

Lampiran 1D

14 DOKUMEN

P

NTASI PENE

P

Pemanfaata

Penga

ELITIAN P

Pengisian An

an media LC

awasan oleh

PEMBELAJ

ngket

CD dan Gam

Pe

Pengamat

JARAN JIG

mbar

enjelasan M

GSAW

Materi

226

Page 243: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

227

Diskusi Kelompok Asal Diskusi Kelompok Ahli

Keberanian Siswa

Presentasi Kelompok Asal

Membimbing Kelompok Siswa

Antusias Siswa dalam Bertanya

Pengisian Kuis dan Tes Formatif

Perhatian Siswa terhadap Media Pembelajaran (Power Point)

Page 244: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

Prakktek Membu

H

Peng

DAF

uat Batik Ce

Hasil Karya

ghargaan K

TAR PU

elup Ikat Se

Siswa

Kelompok

USTAKA

ederhana

228

Page 245: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

229

Anni, C.T. dkk. 2006. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Semarang: Penerbit Universitas Negeri Semarang.

Aqib, Z. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung:

Yrama Widya. Arikunto, S. dan S. A. Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis

Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Ashshiddiqi, M. H. 2011. Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Indera

Manusia melalui Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti

Direktorat Ketenagaan. Astiti, P. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Asyari. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di

Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Mendikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Chaniago, D. A. (2010). Aktivitas Belajar. Online

http://id.shvoong.com/sosialscieces/1961162-aktivitas-belajar/ [diakses 24/12/11]

Daftar Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Tahun Pelajaran 2010/

2011. Tegal: SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dyson, B. dan S. Grineski. 2001. Using Cooperative Learning Structures in Physical

Education. JOPERD--The Journal of Physical Education, Recreation & Dance. Gale Education, Religion and Humanities Lite Package. 72/2: 28 - 33.

Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 246: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

230

Hedeen, T. 2003. The Reverse Jigsaw: A Process of Cooperative Learning and Discussion. Teaching Sociology ProQuest Sociology. 31/3: 325 - 32.

Hernawan, A. H. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Penerbit Universitas Terbuka. Hisnu, T. dan Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas 4. Jakarta:

Pusat Perbukuan Depdiknas. Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar

Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Konsep Kinerja Guru. Online at http://elearning.unesa.ac.id/tag/pengertian-kinerja-guru

[diakses 08/03/12] Kurnia, I. dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdiknas. Lie, A. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-

ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. Masitoh, Susilo, dan Soewarso. 2010. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Salatiga:

Widya Sari. Monks, F. J. dan A. M. P. Knoers. 1982. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam

Berbagai Bagiannya. Diterjemahkan oleh Haditono, S. R. 2006. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.

Narbuko, C. Dan A. Achmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, S. 2010. Didakdik Asas-asas Mengajar (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara. Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang 2009/ 2010. Semarang: Penerbit

Universitas Negeri Semarang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Penilaian

Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Cipta Jaya.

Poerwanti, E. dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Pujiati, R. H. dan U. Yuliati. 2008. Cerdas Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas IV.

Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Radjiman dan A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Kelas 4. Jakarta: Pusat

Perbukuan Depdiknas. Rifai, A. dan C. T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Penerbit Universitas

Negeri Semarang.

Page 247: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

231

Sanjaya, A. 2011. Metode Penelitian. Online

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/metode-penelitian.html [diakses 03/03/12]

Satori, D. dkk. 2008. Profesi Keguruan (Edisi Kesatu). Jakarta: Penerbit Universitas

Terbuka. Saud, U. S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Sihabuddin, R. 2006. Indahnya Pelangi dalam Kesadaran Multikultur Masyarakat

Indonesia. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Diterjemahkan oleh

Yusron, N. 2010. Bandung: Nusa Media. Smith, J. I. dan L. Chang. 2005. Teaching Community Ecology as a Jigsaw. The

American Biology Teacher ProQuest Biology Journals. 67/1: 31 - 6. Soemarjadi, M. Ramanto, dan W. Zahri. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang:

Penerbit Universitas Negeri Malang. Solihatin, E. dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran

IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/ MI

Peraturan Mendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006. Jakarta: Cipta Jaya. Steiner, S. et al. 1999. Using Cooperative Learning Strategies in Social Work

Education. Journal of Social Work Education ProQuest Sociology. 35/2: 253 - 63.

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Sugandi, A. dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran (Edisi Revisi). Semarang:

Penerbit Universitas Negeri Semarang. Sumantri, M. dan J. Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana. Sumantri, M. dan N. Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit

Universitas Terbuka. Sumardi. 2011. Peningkatan Aktivitas Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Siasem 03 Brebes. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Page 248: PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat

232

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Syah, M. 2009. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang

RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Undang-Undang Guru dan Dosen beserta Angka Kredit Guru dan Pengawas Sekolah

Tahun 2005. Semarang: Duta Nusindo Semarang. Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Yonny, A. dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Zaini, H., B. Munthe, dan S. A. Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Pustaka Insani Madani.