Penilaian Obligasi Edit

18
PENILAIAN OBLIGASI DAN ALTERNATIF PENILAIAN SAHAM Obligasi tidak memberikan hak kepemilikan tetapi lebih sebagai surat utang dan umumnya obligasi mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan kupon,karena obligasi mendapatkan bunga yang besarnya tetap maka obligasi juga termasuk dalam investasi dengan pendapatan tetap. Obligasi direpresentasikan sebagai janji untuk membayar sejumlah uang pada waktu jatuh tempo ditambah tingkat bunga periodik tertentu berdasarkan nilai obligasi (Kieso, 2005). Sedangkan menurut Fakhrudin (2008) obligasi sebagai surat utang yang dikeluarkan kepada masyarakat untuk tujuan tertentu. Kupon obligasi yang diterima pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan efek pendapatan tetap. Karakteristik Obligasi: 1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam) Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan. 2. Jangka waktu obligasi Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil. 3. Principal dan Coupon rate Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang 1

Transcript of Penilaian Obligasi Edit

Page 1: Penilaian Obligasi Edit

PENILAIAN OBLIGASI DAN ALTERNATIF PENILAIAN SAHAM

Obligasi tidak memberikan hak kepemilikan tetapi lebih sebagai surat utang dan umumnya obligasi mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan kupon,karena obligasi mendapatkan bunga yang besarnya tetap maka obligasi juga termasuk dalam investasi dengan pendapatan tetap.

Obligasi direpresentasikan sebagai janji untuk membayar sejumlah uang pada waktu jatuh tempo ditambah tingkat bunga periodik tertentu berdasarkan nilai obligasi (Kieso, 2005). Sedangkan menurut Fakhrudin (2008) obligasi sebagai surat utang yang dikeluarkan kepada masyarakat untuk tujuan tertentu. Kupon obligasi yang diterima pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan efek pendapatan tetap.

Karakteristik Obligasi:

1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam) Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

3. Principal dan Coupon rate Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.

4. Jadwal pembayaran Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah (Levy 29-30),mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi obligasi ritel, Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Kasnic Credit Rating. Perbedaan kedua agen tersebut adala dalam hal objek penilaian. Objek PEFINDO hanya memperingkat efek utang dan perusahaan. Sedangkan PT Kasnic memberikan jasa pelayanan pemeringkatan bond, commercial paper, collateralized bonds, dan general obligation.

1

Page 2: Penilaian Obligasi Edit

Risiko-Risiko Dalam Obligasi

Faktor - faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Berinvestasi

1. Interest-Rate Risk. Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.

2. Reinvestment Risk. Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk.

3. Call Risk. Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

4. Default Risk. Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.

5. Inflation Risk. Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya jika investor membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.

6. Exchange-Rate Risk. Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.

7. Liquidity Risk. Liquidity atau marketable risk bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.

8. Volatility Risk. Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.

Kelebihan dan Kelemahan Obligasi :

a. Kelebihan Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga

pasar obligasi

2

Page 3: Penilaian Obligasi Edit

Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi

Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya inflasi

Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva lain

b. Kelemahan Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan

negatif,apabila harga obligasi naik maka tingakat bunga akan turun dan sebaliknya Tingkat likuiditas obligasi rendah,hal ini dikarenakan pergerakan harga

obligasi,khususnya apabila harga obligasi menurun Resiko penarikan,apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan

penarikan obligasi,perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi 

Resiko kecurangan apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan,maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:

1. Dilihat dari Sisi Pembaga Penerbita. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.b. Municipal Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk

membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

c. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta,surat utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah di tentukan di kontrak utangnya.

2. Dilihat dari Sistem Pembayaran Bungaa. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara

periodik. Naum bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik

sesuai dengan ketentuan penerbitnya.c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan

sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan

sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari Hak Penukaran/Opsi

3

Page 4: Penilaian Obligasi Edit

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberi hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b. Exchanegeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari Segi Jaminan atau Kolateralnyaa. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya

atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah: Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

dengan penganggungan dari pihak ketiga. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

dengan agunan hipotik atau properti atau aset tetap. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki

penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

b. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5. Dilihat dari Segi Nilai Nominala. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nilai

nominal, Rp 1 miliar per satu lot.b. Retail Bonds: obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang

kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

Harga Obligasi

Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1. Par (nilai pari)Harga obligasi sama dengan nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 100 juta = Rp 100 juta.

2. At Premium (dengan Premi)Harga obligasi lebih besar dari nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi tersebut adalah 102% x Rp 100 juta = Rp 102 juta.

3. At Discount (dengan diskon)

4

Page 5: Penilaian Obligasi Edit

Harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal, misal obligasi dengan nilai nominal Rp 100 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai obligasi tersebut adalah 98% x Rp 100 juta = Rp 98 juta.

Penilaian Obligasi

Penilaian obligasi meliputi perhitungan nilai sekarang (kapitalisasi) aliran kas yang dijanjikan oleh obligasi yang bersangkutan. Pada penilaian sekuritas (termasuk obligasi), pada umumnya digunakan konsep nilai sekarang (present value). Nilai (intrinsik) obligasi bisa diestimasi dengan mendiskonto semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon, ditambah pelunasan obligasi sebesar nilai par, pada saat jatuh tempo.

Persamaan matematika untuk menentukan nilai intrinsik obligasi sebagai berikut:

P=∑t=1

2 n Ci /2

(1+ r2)

t +P p

(1+ r2)

2 n

Keterangan:P = Nilai sekarang obligasi pada saat ini (t = 0)n = Jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasiCi = Pembayaran kupon untuk obligasi setiap tahunnyar = Tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasarPp = Nilai par dari obligasi

Hal khusus yang tekait dengan penilaian obligasi:

1. Zero-Coupon BondsAdalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga, dan sebagai

gantinya obligasi akan dijual dengan diskon tertentu. Pada saat maturity date, investor akan menerima pembayaran sebesar par value obligasi. Dengan demikian tingkat keuntunganakan ditentukan oleh selisih harga beli obligasi dan par valuenya, serta oleh periode waktu sebelum maturity date. Semakin lama periode jatuh tempo obligasi, maka tingkat keuntungan yang diperoleh investor akan semakin kecil, ceteris paribus.

2. Coupon Bonds: Fixed Rate and Floating RateObligasi berbunga merupakan obligasi yang memberikan bunga secara periodik

kepada pemegangnya. Setiap obligasi berbunga memuat :a) Nilai nominal à besarnya utang yang akan dilunasi pada saat jatuh tempob) Tanggal jatuh tempo à tanggal pelunasan obligasic) Tingkat bunga obligasi atau kupon yang biasanya dinyatakan per tahun (p.a.)d) Tanggal pembayaran bunga (apakah bunga setahun sekali atau setahun dua kali)

5

Page 6: Penilaian Obligasi Edit

Obligasi berbunga terdiri dari:

a) Obligasi dengan tingkat bunga tetap (fixed rate)Telah ditetapkan sejak semula persentase bunga yang wajib dibayar perusahaan. Karena bunganya tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar sekunder umumnya mempunyai arah yang berlawanan dengan pergerakan tingkat bunga yang berlaku umum. Jadi, obligasi suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan besaran tetap yang dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi.

b) Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate)Berbagai cara dapat dipakai dalam menetapkan tingkat bunga mengambang, misalnya dikaitkan dengan tingkat bunga yang berlaku bagi deposito beberapa Bank Pemerintah, atau dengan LIBOR, atau SIBOR. Namun adakalanya tingkat bunga ditetapkan tetap untuk tahun pertama, dan mengambang untuk tahun-tahun berikutnya. Jadi, obligasi suku bunga mengambang memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.

3. Callable BondsCallable bond merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak

penebusan ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari pada tingkat bunga obligasi karena callable bond itu menguntungkan emiten dan merugikan investor. Callable bond menimbulkan masalah dalam perhitungan harga wajar karena jangka waktu obligasi hingga dilunasi tidak pasti.

4. Peringkat Obligasi (Bond Rating)Pada tahun 1909 diperkenalkan peringkat obligasi oleh John Moody dimana

peringkat obligasi ini mencakup penilaian atas resiko obligasi yang terjadi kemudian. Tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk menentukan peringkat (rating) obligasi: Kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai

dengan yang diperjanjikan. Struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang. Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat hutang

tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum yang mempengaruhi hak-hak kreditur.

Ada beberapa peringkat obligasi dari Standar and Poor’s, yaitu:

AAA Ranking tertinggi dari Standar and Poor’s dan menujukkan kemampuan yang sangat kuat dalam membayar pokok dan bunga.

AA Obligasi yang dikualifikasikan sebagai obligasi berkualitas tinggi, dengan perbedaan sangat kecil dari AAA.

A Obligasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar pokok dan bunga walaupun mereka lebih rentan terhadap efek merugi dari perubahan situasi dan kondisi perekonomian.

6

Page 7: Penilaian Obligasi Edit

BBB Obligasi yang dianggap memiliki kemampuan yang mencukupi untuk membayar pokok dan bunga, walaupun mereka biasanya menunjukkan parameter perlindungan yang memadai, namun kondisi perekonomian yang merugi atau perubahan keadaan biasanya dapat melemahkan kemampuan membayar pokok dan bunga obligasi, dibandingkan kategori A.

BB, B, CCC, CC Obligasi pada peringkat BB, B, CCC, dan CC secara berturut-turut semakin rapuh kemampuannya. Obligasi yang masuk ke dalam peringkat ini mulai bersifat spekulatif dalam hal kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok pinjaman.

C Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dnegan tidak ada bunga dibayar. D Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal, dengan pembayaran bunga

maupun pokok mengalami kemacetan.

Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih mengenai kualitas kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan menambah tanda plus dan minus untuk menunjukkan posisi relatif diantara kategori peringkat utama.

Tabel Peringkat Obligasi Pefindo

Peringkat Obligasi

Kemampuan dalam Memenuhi Kewajiban Finansial Jangka Panjang

AAA Superior, peringkat tertinggi

AA Sangat kuat

A Kuat

BBB Memadai

BB Agak lemah

B Lemah

CCC Rentan

SD Gagal sebagian

D Gagal bayar (default)

Peringkat dari AAA sampai B dapat dimodifiksi dengan tambahan tanda plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat. Ini disebut rating outlook.

Positive Peringkat bisa ditingkatkan

Negative Peringkat bisa diturunkan

Stable Peringkat mungkin tidak berubah

Developing Peringkat bisa dinaikkan atau diturunkan

Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual obligasi. Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor melalui penyediaan informasi standar atas tingkat resiko kredit suatu perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk mengukur resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.

7

Page 8: Penilaian Obligasi Edit

ORI, SUN dan Obligasi Korporasi

Secara umum di Indonesia jenis obligasi dilihat dari penerbitnya antara lain Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi.

a. Obligasi Pemerintah

Obligasi pemerintah sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1) Obligasi RekapDiterbitkan guna satu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalasi Perbankan. Tujuannya adalah untuk mengatasi kesulitan permodalan bank-bank tersebut akibat pengaruh krisis ekonomi di akhir tahun 1997. Setelah diterbitkan, obligasi rekap tersebut ditransfer kepada bank-bank tertentu yang terpilih untuk mengikuti program tersebut sebagai realisasi dari upaya penyertaan modal negara.

2) Surat Utang Negara (SUN)Surat utang negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN dan pengelolaannya diatur oleh Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

Secara umum SUN dapat dibedakan ke dalam dua jenis:

a) Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Di Amerika Serikat, SPN ini dikenal dengan sebutan Treasury Bills (T-Bills).

b) Obligasi Negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Di Amerika Serikat, obligasi negara ini dikenal dengan sebutan Treasury Bonds (T-Bonds).

Pentingnya obligasi negara:

a) Bagi pemerintah Membiayai defisit APBN Menutupi kekurangan kas jangka pendek Mengelola portofolio utang negara

b) Pemerintah pusat berwenang untuk menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan DPR dan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Atas penerbitan SUN, pemerintah berkewajiban untuk membayar bunga dan pokok pinjaman dengan dana yang disediakan dalam APBN.

c) Beberapa hal penting mengenai obligasi negara: Obligasi negara harus mencerminkan investasi bebas resiko Obligasi digunakan sebagai benchmark Obligasi negara dapat digunakan sebagai alat dalam menata ekonomi Obligasi negara diharapkan dapat memudahkan pricing dan evaluasi

obligasi, baik di pasar primer maupun pasar sekunder. Obligasi negara dapat menjadi alat manajemen resiko.

8

Page 9: Penilaian Obligasi Edit

Penerbitan dan Perdagangan Obligasi Negara:

a) Obligasi negara dengan kupon dapat dibedakan: Obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi negara seri FR (fixed rate).

Kupon obligasi ini telah ditetapkan ketika diterbitkan. Obligasi berbunga mengambang, yaitu obligasi negara seri VR (variable

rate).b) Pembelian obligasi negara dapat dilakukan baik di pasar perdana maupun di

pasar sekunder.

3) Obligasi Ritel Indonesia (ORI)Sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel. Obligasi negara yang dijual kepada individu/peseorangan WNI melalui agen penjual dengan volume minimum yang telah ditentukan. ORI diterbitkan untuk membayar anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola portofolio utang negara dan memperluas basis investor. ORI merupakan investasi yang bebas terhadap resiko gagal bayar, yaitu kegagalan pemerintah untu membayar kupon dan pokok kepada investor. Nama pasar obligasi yang telah diterbitkan adalah Seri ORI 001 dan Seri ORI 002.Secara ringkas berikut ini merupakan keuntungan investasi ORI:

a) Aman dan terjamin karena pembayaran kupon dan pokoknya diajmin oleh Undang-Undang.

b) Memberikan keuntungan yang menarik karena kupon yang lebih tinggi dari suku bunga bank (di pasar perdana)

c) Dapat diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar dan adanya potensi capital gain di pasar sekunder.

d) Prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan.e) Pembayaran kupon dan pokok dilakukan tepat waktu dan secara online ke

dalam rekening tabungan investor.f) Dapat dijadikan jaminan bank, dan deposit untuk bertransaksi saham.g) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpatisipasi langsung

dalam Pembangunan Nasional.

Selain berbagai kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan dalam berinvestasi ORI, terdapat resiko dalam investasi ini, yakni:

a) Resiko pasar (market risk); merupakan potensi kerugian bagi investor bila harga ORI di pasar sekunder elebih rendah dari harga pembelian (baik di pasar perdana maupun pasar sekunder)

b) Resiko likuiditas (liquidity risk); yaitu potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo pemilik ORI yang memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual ORI di pasar sekunder pada tingkat harga (pasar) yang wajar.

9

Page 10: Penilaian Obligasi Edit

4) Surat Berharga Syariah Negara/Obligasi Syariah/Obligasis SukukSama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini merupakan perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini. SBSN atau sukuk negara ini merupakan suatu instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, dimana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.

b. Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi (perusahaan) merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik.Ketika menerbitkan obligasi, perusahaan juga menyusun bond indenture yang ringkasannya disediakan dalam prospektus.Bond indenture : dokumen legal yang memuat perjanjian tertulis antara perusahaan

penerbit obligasi dan pemegangnya. Salah satu isi penting dari bond indenture adalah call provision.

Call provision : memberikan hak kepada perusahaan penerbitnya untuk membeli kembali obligasi yang beredar dari para pemegangnya sebelum tanggal jatuh tempo.

Alternatif Penilaian Saham

1. Cash Flow Approach

Contoh Soal :

Free cash flow $200 million di akhir tahunExpected grow at constant rate 5% per tahunWACC 9%

Present value dari expected future cash flows adalah present value dari nilai pertumbuhan per tahun, jadi nilai pertumbuhan per tahun :

V= FCF (1 + g) = $200 million (1.05) = $5,250 million

WACC – g 0.09-0.05

Free cash flow adalah cash flow yang tersedia untuk dibagikan kepada seluruh investor, bukan hanya pemegang saham. WACC adalah rata-rata rate of return yang diinginkan seluruh investor ,bukan hanya pemegang saham. Oleh sebab itu, V adalah nilai seluruh operasi perusahaan, bukan hanya nilai dari equity. Jika perusahaan tidak mempunyai nonoperating assets, seperti investasi jangka pendek short term investment di marketable securities,kita harus menambah ke V nya untuk mencari total nilai nya. Contoh perusahaan di atas tidak mempunyai nonoperating assets, jadi totalnya nilai nya $5,250 million. Untuk mencari nilai equity maka kurangi dengan nilai klaim yang dilakukan oleh semua kelompok selain pemegang common stock, debholders dan

10

Page 11: Penilaian Obligasi Edit

preferred stockholders. Jika nilai hutang dan saham preferred $ 2,000 million. Maka nilai equity $ 5,250 - $2,000 = $3,250 million. Jika saham yang beredar 325 million maka nilai intrinsik sahamnya $3,250/325 = $10 per lembar.

2. Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV)

a. Price Earning Ratio (PER)PER adalah rasio harga dibagi laba per saham (earnings per share) atau

price/EPS. Ada dua macam PER yaitu past PER yang berdasarkan past EPS dan prospective PER yang berdasarkan EPS akan datang.

Tidak seperti past PER yang dihitung berdasarkan data akuntansi, Prospective PER bersifat estimasi. EPS tahunan, untuk mudahnya diestimasi dari EPS kuartal 1 dikali 4 (disetahunkan) atau EPS semester 1 dikali 2. Dalam praktik, prospective PER lebih sering digunakan karena harga saham lebih tergantung pada labanya pada masa datang. Saham dibeli karena masa depannya bagus dan bukan karena masa lalunya.

b. Price Earning Growth (PEG)

PEG adalah rasio PER saham dibagi pertumbuhannya atau PER/g. PEG sebesar 1 berarti saham telah bernilai wajar. Saham dengan PEG lebih dari satu adalah saham terlalu mahal. Sementara saham dengan PEG di bawah satu adalah saham ber-PEG rendah dan relatif murah.

Menurut analisa fundamental, saham yang layak dikoleksi adalah saham dengan PEG rendah karena dapat memberikan return tinggi. Saham dengan PEG tinggi mungkin saja menjanjikan pertumbuhan yang lebih besar dari ekspektasi, sementara saham dengan PEG rendah mungkin karena kurang mendapat respons positif pasar.

PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS

Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah harga semestinya (undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.

c. Rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku (PB/V Ratio)

Rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku (PB/V Ratio) dihitung dengan cara membagi ekuitas dengan rata-rata jumlah saham yang beredar. Hasilnya dinyatakan dalam rupiah. Misalnya total ekuitas PT Maju Jaya Rp 100 miliar sedangkan jumlah rata-rata saham beredarnya 1 miliar. Dengan kondisi seperti ini artinya nilai buku (BV) per saham Maju Jaya adalah Rp 100 per saham (100/1).

Nilai buku (BV) memang bisa jadi sangat berbeda dengan harga saham di pasar. Nilai buku per saham menggambarkan nilai setiap saham tersebut dalam hitungan akuntansi. Adapun harga saham menggambarkan ekspektasi investor atas nilai setiap saham. Semakin tinggi PBV suatu saham, analis biasanya menganggap harganya semakin mahal. Sebaliknya, semakin rendah PBV semakin murah saham tersebut.

PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

11

Page 12: Penilaian Obligasi Edit

Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada di bawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp 600 nilai buku, dengan harga per lembar saham sebesar Rp 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.

3. Residual Income (Abnormal Earnings Model)

Residual income merupakan ukuran yang tepat untuk perilaku maksimalisasi para manajer dan untuk mengevaluasi kinerja. Residual income di sini adalah laba akuntansi dikurangi dengan beban penggunaan modal ekuitas.

RI = NOPAT – (k x Capital)

NOPAT = Net Operating Profit After Taxk = biaya modal perusahaancapital = aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan

Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham.

12