penilaian dlam pembelajaran

11
1 PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Pada Program Pendidikan Agama Islam OLEH: INDRAWATI Nim.14010101097 IKHWANUDIN Nim.14010101103 DEDET SUKJAN SABARA Nim.14010101090 ZULKIFLI DAFID Nim.14010101091 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) KENDARI 2015 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada Rasulullah saw, karena makalah untuk mata kuliah “Media pembelajaran ” ini dapat terselesaikan. Namun, karena kami yang menyusun makalah ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka mungkin makalah ini banyak kekurangan ataupun kesalahan baik dalam segi penulisan maupun penyusunannya, hingga membuat makalah ini kurang sempurna, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Namun, kami berharap makalah ini dapat memperluas dan menambah wawasan kita semua tentang “Penilaian Dalam Pembelajaran ”. Mudah-mudahan Bapak/ Ibu Dosen pembimbing dan teman- teman sekalian dapat menerima dan mendapat ilmu dari makalah ini, kritik dan saran anda sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Demikian, semoga bermanfaat. Kendari, November 2015 “Penyusun”

Transcript of penilaian dlam pembelajaran

Page 1: penilaian dlam pembelajaran

1

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam Pada Program

Pendidikan Agama Islam

OLEH:

INDRAWATI

Nim.14010101097

IKHWANUDIN

Nim.14010101103

DEDET SUKJAN SABARA

Nim.14010101090

ZULKIFLI DAFID

Nim.14010101091

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)

KENDARI

2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada Rasulullah saw, karena

makalah untuk mata kuliah “Media pembelajaran ” ini dapat terselesaikan. Namun, karena

kami yang menyusun makalah ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan,

maka mungkin makalah ini banyak kekurangan ataupun kesalahan baik dalam segi penulisan

maupun penyusunannya, hingga membuat makalah ini kurang sempurna, kami memohon

maaf yang sebesar-besarnya. Namun, kami berharap makalah ini dapat memperluas dan

menambah wawasan kita semua tentang “Penilaian Dalam Pembelajaran ”. Mudah-mudahan

Bapak/ Ibu Dosen pembimbing dan teman- teman sekalian dapat menerima dan mendapat

ilmu dari makalah ini, kritik dan saran anda sangat kami harapkan demi kesempurnaan

makalah kami. Demikian, semoga bermanfaat.

Kendari, November 2015

“Penyusun”

Page 2: penilaian dlam pembelajaran

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian ..................................................................................... 6

B. Kedudukan Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi .................................. 9

C. Prinsip-Prinsip Penilaian ............................................................................ 10

D. Jenis dan Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran ........................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 19

B. Saran ........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.

Penilaian hasil belajar pserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau

proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi

yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan

perencanaan dan proses program pembelajaran.

Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar

proses penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas.

Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan

informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan

tidak sesuai dengan apa yanga ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof.

Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran

nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai.

Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk

menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya

cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain

mutlak harus ada.

Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam

makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak

penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam

melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa

permasalahan di antaranya :

1. Apa itu penilaian dalam pembelajaran?

Page 3: penilaian dlam pembelajaran

3

2. Apa pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi?

3. Bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi?

4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran?

5. Bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu penilaian dalam pembelajaran

2. Untuk mengetahui apa pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi

3. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan

evaluasi

4. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran

5. Untuk mengetahui bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian penilaian

Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang

kinerja siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan (Weeden,

Winter, dan Broadfoot: 2002; Bott: 1996; Nitko: 1996; Mardapi: 2004).

Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat

ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.

Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua

kegiatan yang saling mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat

dilakukan melalui upaya perbaikan sistem penilaian.

Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar

yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya

sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi

mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.

Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan

sistem penilaian yang diterapkan.

pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan

beberapa istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi yang digunakan secara

tumpang tindih (over lap). Untuk itu berikut ini akan disajikan beberapa pengertian

dari istilah-istilah tersebut.

a. Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang

direncanakan unutk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut

pendidikan dimana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau

ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian maka setiap tes menuntu siswa

memberi respons atau jawaban. Respons yang diberikan siswa dapat benar atau salah.

Jika respons yang diberikan siswa benar, maka kita katakana siswa tersebut telah

Page 4: penilaian dlam pembelajaran

4

mencapai tujuan embelajaran yang kita ukur melalui butir soal tersebut tetapi jika

respons yang diberikan salah, berarti mereka belum dapat mencaai tujuan

pembelajaran yang kita ukur. Apabla ada seperangkat tugas atau pertanyaan yang

diberikan kepada siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar atau salah maka itu buka

tes, (zainul dan nasoetion, 1997)

b. Pengukuran

Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari

suatu objek yang diukur. Gronlund dan linn (1990) secara sederhana merumuskan

pengukuran sebagai “measurement is limited quantitative descriptions of pupil

behavior, that is result of measurement are always expressed in number”. (pengukuran

adalah uraian kwantitatif yang terbatas dari perilaku murid, yang hasil dari

pengukuran selalu berbentuk jumlah). Penetapan angka ini merupakan suatu upaya

untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Untuk dapat menghasilkan angka

(yang merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan alat ukur.

Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan

pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat

menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Jika dalam melakukan

engukuran kita tidan banyak melakukan kesalahan, maka hasil pengukuran tidak dapat

menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.

Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari tiga hal yaitu dari alat ukur

yag digunakan, objek yang diukur, atau orang yang melakukan pengukuran.

Kesalahan pengukuran tersebut dapat bersifat acak (random)

atau dapat juga bersifat sistematis. Kesalahan acak dapat disebabkan

karena adanya perbedaan kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur,

sedangkan kesalahan sistematis bersumber dari kesalahan alat ukur, yang diukur atau

yang mengukur. Contoh : guru dapat melakukan kesalahan sistematis jika dalam

memberi skor, guru tersebut cenderung memberi skor yang murah atau cenderung

memberi skor yang mahal pada seluruh siswa. Tetapi jika dalam memberi skor kepada

siswa, gru tidak melukannya secara konsisten maka akan terjadi bias dalam

pengukuran.

c. Asesmen

Kenyataan menunjukan bahwa banyak gur yang belum mengetahui

dengan benar konsep asesmen dan evaluasi. Satu istilah yang sering digunakanuntuk

mewadahi kegiatan asesmen dan evaluasi adalah penilaian. Penggunaan istilah

penilaian untuk mewadahi kedua kegiatan tersebut sebenarnya tidak terlalu salah

karena dalam konsep asesmen tersebut sebenarnya tidak terlalu salah karena dalam

konsep asesmen dan evaluasi mengandung unsur pengambilan kesimpulan.

Menurut hanna (1993) “assessment is the process of collecting,

interpreting, and synthesizing information to aid in decision making. Assessment

synonymous with measurement plus observation. It concerns drawing inferences from

these data sources. The primary purpose of assessment is to increase student”s

learning and development rather than simply to grade or rank student performance”

(morgan & o’reilly, 1999).

Jadi asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar

siswa yang diperolh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut

untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Berbagai jenis tagihan

yang digunakan dalam asesmen antara lain : kuis, ulangan harian, tugas individu,

tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dsb.

d. Evaluasi

Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup

asesmen hanya pada individu siswa dalam kelas, sedangkan lingkup evaluasi adalah

seluruh komponen dalam program pembelajaran tersebut. Evaluasi merupakan

penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program

substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta

pelaksanaannya, engadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen endidikan

dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evalusi bertujuan meningkatkan

kualitas, kinerja atauproduktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.

Page 5: penilaian dlam pembelajaran

5

Agar dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas maka kegiatan evaluasi

selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan asesmen.

Tyler seperti dikutip oleh mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa

evaluasi merupakan peroses penetuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.

Banyak definisi evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli tetapi pada hakekatnya

evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijakan yaitu infoirmasi tentang

pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk

menetukan kebjakan selanjutnya, kalau seorang guru mengevaluasi program

pembelajaran yang telah ia lakuakan, maka ia harus mengevaluasi pelaksanan dan

keberhasilan dari program pembelajaran dapat mendorong guru untuk mengejar lebih

baik mendorong siswa untuk belajar lebih baik.

B. Kedudukan tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi

anda memahami pengertian tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi

seperti telah diuraikan di atas, maka anda dapat menetukan kedudukan tes,

pengukuran, asesemen, dan evaluasi

Tes merupakam salahsatu jenis alat ukur yang digunakan untuk

menagih hasil belajar siswa. Misalnya seorang guru telah melaksanakan tes IPS maka

guru tersebut akan memperoleh data hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut.

Data hasil belajar siswa tersebut merupakan hasil pengukuran. Jadi untuk melakuakn

pengukluran guru perlu alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh

informasi hasil belajar dapat berupa tes atau non tes. Dari kumpulan data tersebut guru

akan dapat menarik kesimpulan tentang perkembang belajar IPS siswa. Kegiatan

inilah yang disebut dengan asesemen. Jadi untuk melakukan asesmen guru

memerlukan alat ukur, hasil pengukuran dan penyimpulan dari data-data hasil

pengukuran. Jika setelah selesai pembelajaran guru ingin melihat kembali peran setiap

komponen dalam program pembelajaran. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari

setiap komponen kegiatan pembelajaran meka guru dapat menilai efektivitas program

pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut anda dapat menentukan kedudukan tes,

pengukuran, asesemen, dan evaluasi.

C. Prinsip-prinsip penilaian

agar dalam melakukan penilaian atau evaluasi benar-benar dapat

memberi gambaran yang senenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa, maka

dalam melakukan penilaian guru perlu memperhatikan prinsi-prinsip penilaian sebagai

berikut:

a. Berorientas pada pencapaian kompetensi,

artinya penilaian yang dilkukan harus berfungsi untuk mengukur

ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan

dalam kurikulum,

b. Instrumen penilaian harus valid dan reliable,

artinya penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Untuk itu guru guru memerlukan alat ukur yang data

menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Reliable artinya alat ukur

tersebut walaupun digunakan berluang ulang akan mendapat hasil yang sama.

c. Adil

artinya penilaian oleh guru harus adil kepad seluruh siswa

d. Obyektif,

artinya dalam penilaian hasil belajar siswa guru haurs dapat menjaga

obyektifitas proses dan hasil belajar siswa.

e. Berkesinambungan (kontinuitas)

artinya penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur,

terus menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar

dan perkembangan belajar siswa.

f. Menyeluruh

Dalam arti bahwa penilaian yang guru lakukan harus mampu menilai

keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang melitputi kognitif,

afektif, dan psikomotor.

g. Terbuka,

Page 6: penilaian dlam pembelajaran

6

Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga

keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak ihak yang berkepentingan.

h. Bermakna,

hasil penilaian harus bermakna bagi siswa, dan juga pihak pihak yang

berkepentingan.

D. Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran

Dalam dunia pendidikan khususnya disekolah, kita mengenal berbagai

macam atau jenis tes, misalnya tes seeksi, tes enempatan, pre test, post test, test

formtif, tes sumatif, tes diagnosis, tes unjuk kerja (erformance test). Jenis-jenis tes

tersebutmempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Misalnya tes seleksi dimaksudkan

untuk menyeleksi atau memilih calon yang data diterima untuk mengikuti suatu

program, dengan demikian tes seleksi akan digunakan untuk menghasilakan calon

calon terpilih yang data diterima untuk mengikuti suatu program. Tes penematan

dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya, dengan

demiian tes penempatan dapat digunakan untuk mengelompokan siswadalam suatu

kelompok yang relative sama (homogen) kemampuan dan keterampilannya. Pre-

testdimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi

pelajaran yang akan disampaikan, sedangkan post-test dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program setelah mereka

mengikuti program tersebut. Dengan demikian pre test dan post test dapat digunakan

untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, test formatif

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan

pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika banyak siswa yang belum dapat mencapai

tujuan yang telah ditetakan, maka program pembelajaran tersebut harus diulang.

Dengan demikian tes formatif dapat digunakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang dilakukan. Tes diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui

kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan demikian tes

diagnostic dapat dimanfaatkan sebagai awal untuk menetukan dan memperbaiki atau

menghilangkan pennyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.

Tes sumatif, dimaksudkan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh

rangkaian proses pembelajaran, dengan demikian tes sumatif digunakan untuk menilai

hasil belajar siswa. Sedangkan tes untuk kerja menilai performance siswa dalam

menghayati atau menghasilkan suatu karya atau hasil belajar, inilah materi yang akan

dibahas dalam kegiatan belajar ini.

a. tes seleksi dan fungsinya

Diberbagai media massa baik cetak maupun elektronik kita sering

mendengar, melihat atau membaca iklan tentang lowongan pekerjaan, enerimaan

siswa/mahasiswa baru yang dipasang oleh berbagai instansi, sekolah dan

perusahaan.

Agar instansi, sekolah dan perusahaan tersebut memperoleh pegawai,

atau siswa yang mengikuti syarat dan berkualitas dari sekian banyak calaon yang

melamar atau mendaftar, mka instansi, sekolah dan perusahaan tersebut baiasanya

mengadakan tes seleksi. Sesuai dengan nemanya, tes seleksi merupakan satu jenis

tes yang dimaksudkan untiuk menyeleksi atau memilih calon peserta yang

memenuhi syarat untuk mengikuti suatu program. Tes seleks biasanya diadakan

jika jumlah peminat yang akan mengikuti suatu program melebihi dari ayng

dibutuhkan. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara tertulis, wawancara dan

keduanya. Proses untuk memlih orang yang teat menduduki suatu jabatan biasanya

dilakukan dengan wawancara. Sudah tentu instansi atau erusahaan sudah

menyiapkan criteria yang harus dipenuhi oleh calon. Dari hasil wawancara

mendalam terhadap calon, pihak pimpina instansi atau manajemen perusahaan

akan memilih calon yang dianggap paling tepat dan menguntungkan

instansi/perusahaan. Cara inilah yang sekarag dikena; dengan istilah fit and proper

test.

Untuk mengadakan tes seleksi yang biasanya dilakukan dalam beberapa

tahap misalnyatahap pertama seleksi berkas, seleksi tertulis, seleksi wawancara,

bahkan kadang-kadang ditambah dengan tes kecakapan khusus yang disesuaikan

dengan program atau pekerjaan yang akan dikerjakan, misalnya untuk penerimaan

Page 7: penilaian dlam pembelajaran

7

tenaga dosen, materi yang diajukan biasanya berupa tes bahasa inggris dan tes

potensi akademik (TPA) kedua tes tersebut dianggap dapat menunjang

keberhasilan tugas seorang dosen.

b. Tes Penempatan dan Fungsinya

Tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah sertiap siswa

diharaplkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan pembelaaran yang telah

ditetapkan. Kalau demikian maka semestinya setia individu siswa diberi

kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan

kecepatannya. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep belajar tuntas (mastery

learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap individu

siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang

membedakan adalah kecepatan setiap individu siswa dalam mencaai tujuan

tersebut. Apabila konsep ini diterapkan maka setiap siswa akan diberi kesempatan

untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing masing. Siswa

yang cerdas akan dapat menyelesaikan proses pembelajaran lebih ceat dari siswa

yang kurang cerdas. Dengan sistem belajar seperti ini sebenarnya siswa akan data

belajar secara maksimal dan terhi8ndar dari rasa bosan. Dalam sistem

pembelajaran maka tes penempatan (placement test) memegang peranan penting

dalam membantu mengelompokkan siswa dengan sesuai kemampuannya.

Gronlund dan lim (1990) dalam suryanto menyatakan bahwa “the goal of

placement evaluation is to determine the position in instructional sequence and the

mode of instruction that is most beneficial each pupil.”

Konsep mastery learning pernah dilaksanakan di Indonesia mulai tahun

1976 melalui royek perintis sekolah pembangunan (PPSP) sampai tahun Sembilan

puluhan. Setelah proyek PPSP dihentikan maka sistem pembelajaran kelas di

Indonesia kembali menerapkan konsep “mix ability”. Artinya dalam satu kelas

akan terdiri dari siswa siswa dengan tingkat kemapuan dan kecerdasan yang

beragam. Dalam satu kelas akan terdaat siswa yang pandai, sedang dan kurang

pandai. Dengan sistem seperti ini waktu pencaaian seerti ini jelas akan merugikan

siswa yang cerdas.

Pada saat ini tes penempatan banyak dilakukan di lembaga lembaga

pendidikan non formal seperti ditempat kursus bahasa asing dan kursus

keterampilan. Sebelum mengikuti kursus bahasa inggris semua peserta diharuskan

untuk mengikuti tes enempatan terlebih dahulu. Dari hasil tes enematan kan

diketahui kelompok kelompok siswa sesuai dengan kemampuannya. Setelah

program PPSP dihapus ada tahun Sembilan puluhan, saat ini mulai muncul

sekolah sekolah yang mempunyai kelas unggulan. Kelas unggulan ini ditempatki

oleh siswa siswa yang berdasarkan tes penempatan mempunyai keunggulan

disbanding dengan siswa lain. Waktu penyelesaian program bagi siswa yang

masuk pada kelas unggulan sama dengan siswa yang berada dikelas bukuan

unggulan, tetapi siswa dikelas unggulan diberi program program tambahan

sehingga kemampuan siswa dalam menguasai tujuan pembelajarannya menjadi

lebih mantap. Disamping kelas unggulan, saat ini muncul kelas akselerasi. Seperti

halnya kelas unggulan, kelas ini diisi oleh siswa siswa yang berdasarkan tes

penematan mempunyai restasi lebih dibandingkan dengan siswa lainnya. Kalau

ada kelas unggulan waktu penyelesaian studinya sama dengan siswa kwlas biasa,

maka pada kelas penyelesaian studinya sama dengan siswa kelas biasa. Siswa

kelas akselerasi dapat menyelesaikan studinya si SMP atau SMA hanya dalam

waktu dua tahun.

Manfaat yang dapat dipetik dengan dilaksanakannya tes enempatan

adalah kita dapat memperoleh kelompok peserta program dengan kemampuan

yang relative homogeny sehingga program dapat dilaksanakan dengan efektif dan

efisien.

c. pre test-post test dan fungsinya.

Dilihat dari nam tes tersebut kita sudah dapat mengetahui bahwa pre

test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses

pembelajaran dan post test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan

Page 8: penilaian dlam pembelajaran

8

setelah proses embelajaran selesai. Jika dilihat dari tujuannya, pre test bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan diajarkan.

Dengan demikian apabila dilihat dari waktu pelaksanaan tenya maka pre test

diambil? Sudah barang tentu materi untuk pre test diambil dari seluruh materi

yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Butir soal dari pre test

dikembangkan untuk mengukur semua tujuan embelajaran yang telah ditetapkan

dalam rencana pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan roses pembelajaran

yang telah dilaksanakan maka pada akhirnya proses pembelajaran kita data

melakukan post test. Agar kita dapat mengetahui apakah pembelajaran yang

dilakukan berhasil atau tidak maka tes yang digunakan pada saat pre test dan post

test harus mengukur tujuan yang sama. Test yang digunakan pada saat pre test dan

post test sebaikknya tidak tes yang sama tetapi tes yang mengukur tujuan

embelajaran yang sama. Tes inilah yang disebut dengan tes parallel.

d. tes diagnostik dan fungsinya

Tes diagnostic merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui

penyebab kesulitan yang dialami siswa. Ronlund dan lim (1990) menyatakan

bahwa “the fungsion of diagnostic is to diagnose learning difficulities during

instruction”. Karena tes diagnostic akan digunakan untuk mengetahui dan

menemukan kesulitan pemahaman konsep konse yang sulit diahami maka materi

tes diagnostik dikemabngkan dari konsep konsep yang sulit dipahami siswa. Dari

hasil tes diagnostic guru akan dapat menemukan kesultan belajar yang dialami

siswa. Selanjutnya guru harus beruapaya untuk mencari cara menghilangkan

penyebab kesulitan belajar itu sehingga siswa data berhasil menyelesaikan semua

program pembekajaran yang telah dirancang.

Kesulitan belajar siswa yang dialami oleh siswa dalam

mempelajari suatu konsep akan berbeda satu sama lainnya. Jadi walaupun tes

diagnostic itu dilakukan secara klasikal tetapi terapi dari setiap kesulitan tersebut

harus tetap dilakukan secara individual. Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan

karena proses pembelajaran. Guru merupakan actor penting dalam pembelajaran.

Sebagai salah satu komponen penentu dalam proses pembelajaran, guru

memegang kunci dalam menetukan keberhasilan siswa. Jika guru pandai dalam

memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Maka siswa akan

mudah mencerna materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Faktor diluar

pembelajaran yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain

adanya hambatan fisik, psikologis dan sosial.

e. Tes Formatif dan Fungsinya

Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada

siswa setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak

dimaksudkan untuk memberi nilai kepada siswa tetapi hasil tes formatif akan

dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang baru saja

dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

dalam rencana pembelajaran atau belum. Seperti apa yang disampaiakan oleh

gronlubnd dan linn (1990) bahwa “the function of formative evaluation is to

monitor learning progress during instruction”. Jika dari hasil tes formatif ternyata

terdapat sejumlah tujuan embelajaran yang belum dapat dikuasai siswa. Guru

harus mencari penyebabnya, apakah penyebab tersebut karena adanya masalah

pada diri siswa atau karena proses pembelajaran tidak berjalan sebagaimana

mestinya.

f. Tes Sumatif dan Fungsinya

Jika tes formatif ebih dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran,

maka tes sumatif merupakan jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran

dan dimaksudkan untuyk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai

keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran

setiap meta pelajaran akan mencakup pengembangan tiga kawasan (ranah) pada

diri siswa yaitu pengembangan kawasan kognitif afektif dan psikomotor

walaupun penekanan pengembangan kawasan yang berbeda. Sehingga manfaat tes

sumatif adalah :

1. Bagi siswa

Page 9: penilaian dlam pembelajaran

9

Seerti telah dijelaskan diatas bahawa tes sumatif bertujuan untuk

menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses

pembelajaran. Setelah siswa mengikuti tes sumatif maka hasilnya harus

segera diberitahukan kepada siswa yang bersangkutan agar mereka dapat

mengetahui sejauh mana prestasi atau tingkat kemampuannya dalam mata

pelajaran tersebut

2. Bagi guru

Hasil tes sumatif tidak dimaksudkan untuk memperbaiki proses

pembelajaran pada saat itu, tetapi akan dapat menjadi bahan renungan bagi

guru untuk menganalisiskembali proses pembelajaran yang telah dilakuakn

sehingga dapat ditemukan apa yang menjadi faktor penyebab dadanya siswa

yang tidak mencapai tujuan pembelajaran.

3. Bagi orang tua

Banyak orang rua karena kesibukannya bekerja, tidak sempat

mengontrol aktivitas belajar anaknya dirumah. Padahal sesungguhnya

anaknya hanya akan berada disekolah dalam waktu 6-7 jam per hari. Waktu

yang terbanya dati anak itu justru berada dirumah atau diluar rumah. Jika

kemudian anknya mengalami masalah seperti tidak naik kelas , tidak lulus,

bahkan terlibat tauran. Maka tumuan kesalahan biasanya adalah sekolah.

Supaya masalah ini tidak terjadi sebaiknnya para orang tua selalu berusaha

mengontrol aktivitas anaknya saat berada didalam atau diluar rumah.

4. Bagi kepala sekolah

Maanfaatnya bagi kepala sekolah dapat dimanfaatkan utnuk

mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah di

tetapkan dalam GBPP

Page 10: penilaian dlam pembelajaran

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju

kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar

penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,

maka sangat perlu untuk menetapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan

acuan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk

mewujudkan hal tersebut, maka perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak

terkait, seperti guru, siswa dan sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang

berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-masing. Jika masing-masing pihak

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya maka akan

tercipta suatu suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah untuk perbaikan kualitas

pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian. Hingga Tujuan akhir dari suatu

proses pembelajaran adalah sertiap siswa diharaplkan dapat mencapai kompetensi

atau tujuan pembelaaran yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka semestinya

setiap individu siswa diberi kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan

pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep

belajar tuntas (mastery learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada

dasarnya setiap individu siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah

diteptakan. Yang membedakan adalah kecepatan setiap individu siswa dalam mencaai

tujuan tersebut.

B. Saran

Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan

pembelajaran naik penulis, pembaca khususnya siswa dan guru didalam meningkatkan

proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar. Berilah tanda (X) pada jawaban

yang paling benar.

1. komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya

meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas

pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Merupakan pengertian dari...?

a) Penilaian

b) Pembelajaran

c) Evaluasi

d) Quesioner

2. (over lap) istilah yang berkaitan dengan kalimat yang bercetak miring adalah...

a) Tes dan pengukuran

b) Pengukuran dan penilaian

c) Pembelajaran

d) Penilaian

3. kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur. Merupakan pengertian

dari...

a) Evaluasi

b) Pembelajaran

c) Belajar

d) Pengukuran

4. Yang bukan merupakan prinsip-prinsip penilaian adalah...

a) Berorientas pada pencapaian kompetensi,

b) Instrumen penilaian harus valid dan reliable

c) Adil

d) Baik

1. Tes Seleksi

2. Tes Penempatan

3. Tes Penilaian

Page 11: penilaian dlam pembelajaran

11

4. Tes Pembelajaran

5. Yang merupakan jenis penilaian dalam pembelajaran adalah...?

a) 1, dan 3

b) 2, dan 4

c) 1, dan 2

d) 1,2 dan 4

e)

Kunci jawaban.

1. A

2. A

3. D

4. D

5. C

DAFTAR PUSTAKA

Adi Suryanto, dkk. 2008. Evaluasi pembelajaran di SD. Jakarta : universitas terbuka

Gronlund, N.E & Linn, R.L. 1990. Measurement and evalution in teaching. New

York: memillan publishing company

Hanna, G.S. 1993. Better teaching trough better measurement, Harcourt barce

jonavovich collage pub, new York

Mardapi, D. 2004. Penyusunan tes hasil belajar. Yogyakarta, program pasca sarjana

universitas negeri Yogyakarta.

Nasoetion, N dan Suryanto, A. 1999. Evaluasi pembelajaran, Jakarta : universitas

terbuka.

Nitko, A.J. 1983. Educational test and measurement ; an introduction, new York:

Harcourt brace jonavovich inc.