PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN...
Transcript of PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN...
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI
DENGAN STRATEGI ORGANISASI: STUDI KASUS KEMENTERIAN KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA
KARYA AKHIR
ULFAH DIAH SUSANTI 1106042422
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA JULI 2013
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI
DENGAN STRATEGI ORGANISASI: STUDI KASUS KEMENTERIAN KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
ULFAH DIAH SUSANTI 1106042422
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA JULI 2013
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Ulfah Diah Susanti
NPM : 1106042422
Tanda Tangan :
Tanggal : 1 Juli 2013
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh : Nama : Ulfah Diah Susanti NPM : 1106042422 Program Studi : Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu
Komputer Judul Karya Akhir : Pengukuran Tingkat Kemapanan Keselarasan
Strategi Teknologi Informasi dengan Strategi Organisasi, Studi Kasus Kementerian Komunikasi dan Informatika
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI Pembimbing : Dr. Indra Budi, S.Kom, M.Kom ( ) Penguji I : Dana Indra Sensuse, Ph.D. ( ) Penguji II : Yudho Giri Sucahyo, Ph.D. ( ) Ditetapkan di : Jakarta Tanggal :
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmatnya saya dapat
menyelesaikan Karya Akhir ini yang berjudul Pengukuran Tingkat Kematangan
Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dengan Strategi Organisasi, Studi Kasus
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Penulisan Karya Akhir ini dilakukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Magister Teknologi
Informasi di Universitas Indonesia.
Saya menyadari sulit bagi saya menyelesaikan penelitian ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Indra Budi selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.
2. Bapak Dana Indra Sensuse, Ph. D. dan Bapak Yudho Giri Sucahyo Ph. D.
selaku dewan penguji.
3. Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto selaku Ketua Program Magister
Teknologi Informasi.
4. Kementerian Kominfo melalui Badan Litbang SDM atas program beasiswa
yang diterima penulis.
5. Bapak Zainal A. Hasibuan selaku Wakil Ketua Pelaksana Detiknas yang
memberikan banyak ilmu dan arahan yang diterima penulis.
6. Bapak Djoko Agung Harijadi selaku Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika
yang telah mengijinkan penulis untuk melanjutkan studi.
7. Bapak/Ibu Responden wawancara dan kuisioner di lingkungan Kementerian
Kominfo yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir
ini.
8. Teman-teman di Ditjen Aptika dan satker Kominfo lainnya yang telah
membantu dalam pengambilan data, saran dan dukungannnya.
9. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah meluangkan waktu, tenaga, doa dan
dorongan semangat. Mas Arif dan Mbak Lutfi saudara seayah dan seibu
tersayang serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungannya dan
menjadi motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
v
10. Teman-teman MTI 2011 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Karya Akhir ini.
Tentunya masih banyak kekurangan dalam karya akhir ini, sehingga penulis
berharap adanya kritik, saran dan masukan yang membangun dalam
penyempurnaan Karya Akhir ini. Semoga Karya Akhir ini bermanfaat.
Jakarta, 1 Juli 2013
Penulis
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Ulfah Diah Susanti
NPM : 1106042422
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Departemen : -
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Karya Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusice Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi Teknologi Informasi
dengan Strategi Organisasi: Studi Kasus Kementerian Komunikasi dan
Informatika
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database).
Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 1 Juli 2013
Yang menyatakan
(Ulfah Diah Susanti)
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Ulfah Diah Susanti Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Pengukuran Tingkat Kemapanan Keselarasan Strategi
Teknologi Informasi dengan Strategi Organisasi, Studi Kasus Kementerian Komunikasi dan Informatika
Keselarasan antara strategi teknologi informasi (TI) dengan strategi bisnis organisasi diperlukan agar keunggulan kinerja suatu organisasi dapat dicapai. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempunyai fungsi mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera, berbudaya dan berbasis pengetahuan serta perumus kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis serta pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika. Kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung proses bisnis organisasi, Kominfo menganggarkan investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) yang cukup besar setiap tahunnya pada matriks rencana strategis Kominfo 2010-2014. Terdapat berbagai sistem dan aplikasi yang mendukung pekerjaan sehari-hari seperti aplikasi e-office, aplikasi lelang dan sistem keuangan di lingkungan Kominfo, beberapa diantaranya berjalan secara ad hoc padahal dibangun dengan fungsi yang sama dan tidak terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah strategi TI yang ada telah selaras dengan strategi organisasi dan seberapa jauh tingkat kemapanannya. Model keselarasan strategic alignment model (SAM) dan model keselarasan Luftman digunakan untuk mengukur tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi. Model SAM digunakan untuk melakukan kajian perspektif keselarasan domain strategi bisnis, infrastruktur organisasi, strategi TI dan infrastruktur TI. Model Luftman digunakan untuk mengukur tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi. Pengambilan data dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kematangan keselarasan rata-rata strategi teknologi informasi dengan organisasi Kementerian Kominfo berada di Level 2. Kata kunci : Strategic Alignment Model, Henderson dan Venkatraman, Luftman, Strategic Alignment Maturity.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Ulfah Diah Susanti Program Study : Magister Teknologi Informasi Title : Measurement the Maturity Level of Information Technology
Strategy Alignment and Organizational Strategy: Case Study Ministry of Communications and Information Technology
Alignment between strategic information technology (IT) with the organization's business strategy is needed in order to lead an organization's performance can be achieved. Ministry of Communications and Information Technology (Kominfo) has a function of realizing an information society that is prosperous, cultured and knowledge-based as well as national policy, policy implementation, and technical policy in the areas of communication and informatics. The need for information and communication technologies in support of the organization's business processes, Kominfo made the investment for budgeting of Information Systems and Information Technology (IS/IT) that is major and large each year to the matrix of Kominfo 2010-2014 strategic plan. There are a variety of systems and applications that support their daily work such as e-office applications, auctions and financial system applications in Kominfo environment, that are built with the same function also run as ad hoc applications which are not integrated. This study intends to assess whether there has been an IT strategy aligned with organizational strategy and how far its maturity level. Alignment model of strategic alignment model (SAM) and Luftman alignment models are used to measure the maturity level of the IT strategic alignment with organizational strategy. SAM models used to conduct a study perspective domain alignment of business strategy, organizational infrastructure, IT strategy and IT infrastructure. Luftman models used to measure the maturity level of the IT strategic alignment with organizational strategy. Retrieval of data conducted with interviews and questionnaires. The analysis shows that the Kominfo’s average maturity level of the alignment of information technology strategy with the organizations strategy are at Level 2. Keywords : Strategic Alignment Model, Henderson and Venkatraman, Luftman, Strategic Alignment Maturity.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT .................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4 1.5 Ruang Lingkup Permasalahan ..................................................................... 4 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 4 BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 6 2.1 Definisi Keselarasan Strategi ...................................................................... 6 2.2 SAM (Strategic Alignment Model) ............................................................. 7
2.2.1 Kecocokan Strategis (Strategic Fit) ................................................. 9 2.2.2 Integrasi Fungsional (Functional Integration) ................................ 10 2.2.3 Keselarasan antar Dimensi (Cross-Dimension Alignment) ............. 10 2.2.4 Perspektif Pertama : Strategy Execution (Eksekusi Strategi) .......... 10 2.2.5 Perspektif Kedua : Technology Transformation (Transformasi
Teknologi) ..................................................................................... 11 2.2.6 Perspektif Ketiga : Potential Competitive (Kompetitif Potensial) ...... 12 2.2.7 Perspektif Keempat : Service Level (Tingkat Layanan) ..................... 13
2.3 SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) .......................................... 14 2.4 Karakteristik Komponen Keselarasan pada Tiap-tiap Atribut .................... 22 2.5 Faktor Pemicu dan Penghambat Keselarasan ............................................. 27 2.6 IT BSC (Balance Score Card) ................................................................... 31 2.7 Model kematangan ITGI untuk keselarasan strategis (Maturity Model For
Strategic Alignment) ................................................................................. 33 2.8 Perbandingan SAMM, SAM dan IT BSC .................................................. 35 2.9 Metode Perhitungan Tingkat Kemapanan Keselarasan .............................. 37 2.10 Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 38 2.11 Kerangka Pikir Penelitian (Theoretical Framework) ................................. 41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 43 3.1 Tahapan Penelitian.................................................................................... 43 3.2 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 45 BAB 4 PROFIL ORGANISASI ....................................................................... 46 4.1 Visi Kementerian Kominfo ....................................................................... 46 4.2 Misi Kementerian Kominfo ...................................................................... 47 4.3 Sasaran Strategis Kementerian Kominfo ................................................... 47 4.4 Arah dan Kebijakan Strategi Kementerian Kominfo .................................. 48
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
x Universitas Indonesia
4.5 Tujuan Kementerian Kominfo ................................................................... 49 4.6 Struktur Organisasi Kementerian Kominfo ............................................... 50 4.7 Pusat Data dan Sarana Informatika Kementerian Kominfo ........................ 50 BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 54 5.1 Pengumpulan Data .................................................................................... 54
5.1.1 Wawancara .................................................................................... 54 5.1.2 Data Kuesioner .............................................................................. 55
5.2 Analisis Perspektif Keselarasan Strategi Kominfo ..................................... 55 5.2.1 Strategi Bisnis ............................................................................... 55 5.2.2 Infrastruktur dan Proses Bisnis ...................................................... 56 5.2.3 Strategi TI ..................................................................................... 57 5.2.4 Infrastruktur TI .............................................................................. 58
5.3 Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Organisasi ........ 61 5.3.1 Tingkat Kematangan Komponen Komunikasi ................................ 61 5.3.2 Tingkat Kematangan Komponen Kompetensi dan Pengukuran Nilai
...................................................................................................... 62 5.3.3 Tingkat Kematangan Domain Tata Kelola ..................................... 63 5.3.4 Tingkat Kematangan Domain Kemitraan ....................................... 64 5.3.5 Tingkat Kematangan Domain Ruang Lingkup dan Arsitektur ........ 65 5.3.6 Tingkat Kematangan Keahlian Sumber Daya Manusia .................. 66 5.3.7 Tingkat Kematangan Keselarasan Keseluruhan ............................. 67
5.4 Analisis Peningkatan Kematangan Keselarasan ......................................... 69 5.5 Rekomendasi Hasil Perspektif SAMM dan SAM ...................................... 79 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 82 6.1 Kesimpulan............................................................................................... 82 6.2 Saran ........................................................................................................ 82 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Strategic Alignment Model (Henderson&Venkatraman, 1999) ....... 7 Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi (Henderson & Venkatraman, 1999) . 11 Gambar 2.3 Perspektif Transformasi Teknologi (Henderson & Venkatraman,
1999)........................................................................................... 12 Gambar 2.4 Perspektif Kompetitif Potensial ................................................... 13 Gambar 2.5 Perspektif Tingkat Layanan (Henderson & Venkatraman, 1999) . 14 Gambar 2.6 Alignment Maturity Criteria (Luftman, 2000) .............................. 16 Gambar 2.7 Celah antara Strategi Bisnis dan Strategi TI Luftman .................. 18 Gambar 2.8 Lima Level Keselarasan Kematangan .......................................... 19 Gambar 2.9 Perspektif Pertanyaan dan Misi dari IT Strategic Scorecard
(Grembergen, Saul, & Haes, 2003) .............................................. 31 Gambar 2.10 Grafik Model Kematangan (ITGI, 2003) ..................................... 34 Gambar 2.11 Pola Pikir Penelitian .................................................................... 41 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ...................................................................... 44 Gambar 4.1 Sasaran Strategis Kementerian Kominfo ..................................... 48 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pusat Data dan Sarana Informatika ............... 52 Gambar 5.1 Proses Bisnis SI Kominfo ............................................................ 57 Gambar 5.2 Infrastruktur Jaringan Komunikasi Kementerian Kominfo ........... 59 Gambar 5.3 Topologi LAN Organisasi ........................................................... 59 Gambar 5.4 Perspektif Strategi Eksekusi (Coleman & Papp, 2006)................. 61 Gambar 5.5 Grafik Radar Nilai Kematangan Kriteria Keselarasan .................. 69
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
xii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Atribut-atribut Keselarasan ......................................... 22 Tabel 2.2 Faktor-faktot Pemicu Keselarasan Bisnis dengan TI ........................ 28 Tabel 2.3 Keterkaitan Dimensi Keselarasan Model SAMM (Henderson &
Venkatraman, 1996) dengan Model SAM (Luftman, 2001) .............. 35 Tabel 2.4 Keterkaitan Dimensi Keselarasan Model SAMM (Henderson &
Venkatraman, 1999) dengan Model IT BSC (Grembergen, Saul, & Haes, 2003) ..................................................................................... 36
Tabel 2.5 Tingkat Kematangan Model SAMM dan IT BSC. ............................ 36 Tabel 2.6 Perbandingan Referensi Penelitian Sebelumnya ............................... 39 Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja PDSI .................................. 53 Tabel 5.1 Nilai Keselarasan Area Komunikasi ................................................. 62 Tabel 5.2 Nilai Keselarasan Area Kompetensi dan Pengukuran Nilai .............. 63 Tabel 5.3 Nilai Keselarasan Area Tata Kelola ................................................. 64 Tabel 5.4 Nilai Keselarasan Area Kemitraan ................................................... 65 Tabel 5.5 Nilai Keselarasan Area Ruang Lingkup dan Arsitektur .................... 66 Tabel 5.6 Nilai Keselarasan Area Keahlian...................................................... 67 Tabel 5.7 Nilai Kematangan Keselarasan Strategi Organisasi .......................... 67 Tabel 5.8 Fokus Peningkatan Kemapanan Keselarasan Strategi TI dan
Organisasi ........................................................................................ 70 Tabel 5.9 Rekomendasi Sasaran Tingkat Kematangan Keselarasan Kominfo... 71 Tabel 5.10 Rekomendasi Hasil Perspektif SAMM dan SAM ............................. 79
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Wawancara dengan kepala Pusat Data dan Sarana Informatika Kominfo ..................................................................... 85
Lampiran 2 Kuesioner Keselarasan Strategi Bisnis dan TI Luftman .................. 88 Lampiran 3 Tabel Input Penghitungan Kuesioner 6 Kriteria Keselarasan
Luftman....................................................................................... 104
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, permasalahan yang diteliti, tujuan
dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) adalah sebuah lembaga
pemerintah yang memiliki tugas pokok untuk turut membangun Negara Republik
Indonesia dari sektor komunikasi dan informatika. Kominfo menggunakan
teknologi informasi dalam mendukung proses bisnisnya seperti ketersediaan
infrastruktur jaringan internet, aplikasi pengolahan anggaran, keuangan dan
barang milik negara (BMN) dan layanan informasi kepada masyarakat.
Kebutuhan SI/TI tidak terlepas dari adanya anggaran untuk SI/TI. Setiap tahunnya
instansi pemerintah selalu menyertakan kebutuhan SI/TI untuk diakomodasi
dalam anggaran belanja Negara. Mencermati anggaran SI/TI untuk investasi SI/TI
setiap tahunnya, apakah hal tersebut sudah dikatakan berdampak dalam memenuhi
kebutuhan organisasi yang ada. Disamping itu masing-masing unit kerja dapat
mengembangkan investasi SI/TI di masing-masing unit seperti pengadaan
infrastruktur jaringan dan server, pengadaan sistem informasi dan aplikasi yang
menimbulkan silo-silo. Hal ini memerlukan kebijakan yang jelas tentang integrasi
yang menyeluruh di organisasi. Saat ini kebijakan, standar dan prosedur formal
terkait SI/TI yang dikeluarkan organisasi belum dirasakan manfaat dan
efektivitasnya.
Kominfo mempunyai tujuan strategis sebagai berikut (Renstra) Tersedianya
informasi dan layanan publik yang dapat diakses secara online dengan indikator
dampak dan target pencapaian pada tahun 2014: (a) nilai rata-rata e-government
instansi pemerintah sekurang-kurangnya menjadi baik (3,4 dari keseluruhan
dimensi yang dinilai, yaitu kebijakan, kelembagaan, sarana dan prasarana, aplikasi
dan perencanaan berdasarkan penilaian yang dilakukan secara berkala); (b) jumlah
aparatur pemerintah yang paham TIK sekurang-kurangnya menjadi 80 persen dari
total aparatur pemerintah; (c) prosentase jumlah e-provinsi yang merupakan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
2
Universitas Indonesia
muara sistem elektronik kabupaten/kota di masing-masing provinsi mencapai 100
persen; serta (d) tersedianya layanan publik yang dapat diakses secara online
sekurang-kurangnya untuk layanan kependudukan (e-citizen), perizinan (e-
licensing), dan pengadaan (e-procurement). Tujuan strategis tersebut perlu
didukung dengan keselarasan strategis bisnis-TI organisasi yang sejalan. Sebagai
langkah awal adanya pengkajian untuk mengetahui tingkat keselarasan strategis
TI dan organisasi akan dilakukan.
Dalam memastikan tercapainya sinergi antar unit-unit bisnis diperlukan
penyelarasan antar unit-unit bisnis (Kaplan & Norton, 2006). Sistem informasi
dan teknologi informasi (SI/TI) memiliki peranan penting sebagai pendukung dari
aktfitas-aktifitas di tiap-tiap unit bisnis Kominfo. Tingkat keselarasan strategis
yang semakin tinggi antara strategi bisnis dan strategi SI/TI pada organisasi akan
mengarahkan TI pada titik penting dalam meraih kinerja bisnis yang sukses
(Hirschheim & Sabherwal, 2001). karena itu keselarasan dari strategi SI/TI
terhadap strategi organisasi merupakan salah satu faktor penentu dari tercapainya
tujuan organisasi. Penilaian yang berkelanjutan diperlukan terhadap keselasaran
antara strategi SI/TI dengan strategi organisasi seiring dengan perubahan strategi
organisasi untuk mengikuti dinamika masyarakat. Namun dalam pelaksanannya
strategi SI/TI yang ada belum pernah dievaluasi kembali. Karena itu diperlukan
adanya pengukuran terhadap keselarasan antara strategi SI/TI dengan strategi
organisasi. Analisa dan pengukuran tersebut menjadi sangat penting untuk
mengetahui apakah strategi TI yang selama ini diterapkan sudah mendukung
strategi organisasi, dan apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil
implementasi dari strategi TI dalam mendukung strategi organisasi ke depannya.
Metode yang banyak digunakan untuk melakukan penilaian kematangan
keselarasan organisasi adalah Strategic Alignment Maturity Model (Luftman,
2000) berdasarkan pada model Strategic Alignment Model (Henderson,
Venkatraman, 1999) yang juga digunakan dalam penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah
Saat ini Kominfo menggantungkan peran SI/TI dalam proses bisnis mulai dari
sarana dan prasarana (infrastruktur, jaringan, kecepatan layanan, sistem dan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
3
Universitas Indonesia
aplikasi, dan lain-lain) dalam mendukung pekerjaan sehari-hari, hal ini didukung
oleh investasi SI/TI yang memadai berupa alokasi APBN setiap tahunnya. Dengan
demikian investasi SI/TI yang besar di Kominfo seharusnya menjadi tolok ukur
keberhasilan implementasi SI/TI di lingkungan Kominfo dengan salah satu
indikator adalah pelayanan informasi Kominfo yang prima, handal, efektif dan
akurat.
Anggaran layanan SI/TI Kominfo yang menyangkut pelaksanaan teknis
operasional berada di bawah pengelolaan Pusat Data dan Sarana Informatika
(PDSI), tetapi beberapa unit kerja tertentu seperti Ditjen Sumber Daya Perangkat
Pos dan Informatika (SDPPI) dan Ditjen Aplikasi Informatika mempunyai
anggaran TIK untuk membangun sistem informasi, aplikasi, dan infrastruktur
(server, dan lain-lain). Anggaran SI/TI pada beberapa unit kerja menjadi salah
satu alasan kuat mengapa kontribusi TI di lingkungan Kominfo menjadi hal yang
patut diperhatikan. Di samping itu kebijakan, standar dan prosedur pengelolaan
SI/TI belum disediakan oleh organsiasi. Oleh karena itu, penulis akan mengukur
apakah program kerja TIK yang dijalankan sudah selaras dengan rencana strategis
Kominfo.
Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang diuraikan, maka research
question dari penelitian ini adalah :
Sejauh mana tingkat kematangan keselarasan strategi Teknologi Informasi
terhadap Strategi Organisasi untuk mendukung tujuan Kominfo dan
rekomendasi apa saja yang diperlukan dalam rangka meningkatkan nilai
keselarasan bisnis-TI organisasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran tingkat
kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI di Kementerian Kominfo
berdasarkan model kerangka kerja SAMM Luftman dan selanjutnya memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan keselarasan strategi bisnis dan TI berdasarkan
identifikasi atribut-atribut yang level kematangannya di bawah nilai yang
ditentukan.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
4
Universitas Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi
terhadap pola penilaian tingkat kematangan keselarasan strategi SI/TI terhadap
strategi bisnis di instansi pemerintah. Hasil pengukuran kematangan keselarasan
strategis yang didapatkan diharapkan pimpinan organisasi Kementerian Kominfo
dapat menentukan langkah-langkah dalam memperbaiki dan meningkatkan proses
internal layanan bisnis-TI untuk meningkatkan kematangan keselarasan strategis.
1.5 Ruang Lingkup Permasalahan
Agar penelitian yang dilakukan penulis dapat fokus pada tujuan dilakukannya
penelitian, maka dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :
1. Penelitian ini hanya dilakukan di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
2. Metodologi yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan model SAM
Henderson & Venkatraman dan SAMM Model Luftman.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman, maka secara umum penulisan Karya Akhir ini
disusun dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika
penulisan.
3. Bab 2 Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.
Refrensi menggunakan berbagai buku, panduan dan standar yang terkait, serta
kontribusi penelitian sebelumnya. Bab ini di akhiri dengan kerangka teori
penelitian (theoretical framework).
4. Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian yang terangkum
berserta dengan pendekatan-pendekatannya.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
5
Universitas Indonesia
5. Bab 4 Profil Organisasi
Bab ini membahas profil organisasi tempat dilakukannya studi kasus ini
seperti visi dan misi organisasi, struktur organisasi, tujuan organisasi, sasaran
dan kebijakan organisasi.
6. Bab 5 Analisa dan Pembahasan
Bab ini berisikan mengenai pembahasan uraian dan kegiatan pengukuran
kematangan keselarasan strategi TI-bisnis di Kementerian Kominfo. Bab ini
akan menggunakan kombinasi metode SAM dan SAMM Luftman pada
analisisnya.
7. Bab 6 Kesimpulan dan Saran
Bab ini akan berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
penulis mengenai penelitian ini.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
6 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang berbagai teori pendukung yang menjadi acuan
dalam rangka melakukan penelitian.
2.1 Definisi Keselarasan Strategi
Berikut beberapa definisi mengenai keselarasan strategi :
• Tallon dan Kraemer (2003) mendefinisikan keselarasan strategi SI
mendukung dan didukung oleh strategi bisnis. Istilah didukung
menjelaskan strategi bisnis yang mengarah pada pemanfaatan teknologi
untuk menggali kesempatan-kesempatan bisnis yang baru, sedangkan
istilah mendukung menjelaskan pemanfaatan sepenuhnya dari kapabilitas
TI yang ada.
• Henderson dan Venkatraman (1999) menjelaskan keselarasan strategi
sebagai kecocokan strategi (strategic fit) dan integrasi fungsional
(functional integration) antara strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur
bisnis dan infrastruktur TI.
• Menurut Luftman (2000), keselarasan strategi adalah keselarasan antara
bisnis dengan TI, yang ditunjukkan melalui implementasi TI yang benar
dan tepat waktu, harmonis dengan strategi bisnis, tujuan dan kebutuhan.
Berdasarkan ketiga definisi yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
keselarasan strategi antara strategi bisnis dan TI ditunjukkan melalui hubungan
dua arah yang saling mendukung. Keselarasan antara strategi bisnis dan TI akan
mengarahkan organisasi untuk dapat merealisasikan manfaat dari investasi TI
dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif bisnis yang berkesinambungan.
Sebagai catatan, dalam konteks penelitian ini terkait topik keselarasan strategi
bisnis dan TI istilah SI (Sistem Informasi) dan TI (Teknologi Informasi) akan
dianggap sama walaupun pada dasarnya berbeda.
Ketika berbicara mengenai keselarasan strategi, kita tidak dapat melihat TI
terbatas hanya pada aspek teknis, karena teknologi itu sendiri tidak akan dapat
berfungsi secara efektif bagi organisasi jika penggunaannya tidak selaras dengan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
7
Universitas Indonesia
konteks kebutuhan organisasi. Agar TI dapat memberikan manfaat bisnis lebih,
tidak hanya sekedar sebagai alat bantu operasional harian, maka perencanaan TI
harus dibuat sebagai bagian dari rencana bisnis.
2.2 SAM (Strategic Alignment Model)
SAM didefinisikan sebagai model kerangka kerja manajemen bisnis dan TI dalam
rangka menunjang kesuksesan dari implementasi bisnis, SI/TI dan komponen
infrastruktur pendukungnya (Henderson & Venkatraman, 1999). Model dari
kerangka kerja SAM mencakup 4 fokus area atau 4 kuadran yang mewakili
pilihan strategis yang mencakup : strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur
operasional dan proses-proses (organizational infrastrucure and processes),
infrastruktur SI/TI dan proses-proses (IS/IT infrastructure and processes).
Gambar 2.1 memperlihatkan hubungan dari keempat fokus area tersebut.
Gambar 2.1 Strategic Alignment Model (Henderson&Venkatraman, 1999)
Komponen-komponen tersebut menjelaskan hubungan lebih lanjut dari
keselarasan strategi bisnis dan TI. Berikut ini penjelasan dari komponen-
komponen empat fokus area yang dimaksud:
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
8
Universitas Indonesia
a. Strategi Bisnis (business strategy)
• ruang lingkup bisnis (business scope) mencakup : pasar, produk, jasa,
pelaggan, lokasi dimana organisasi berkompetisi, kompetitor (mencakup
kompetitor yang bersifat alternatif, berpengaruh pada lingkungan bisnis
dimana organisasi beroperasi).
• Kompetisi pembeda (distinctive competencies) : faktor utama penentu
kesuksesan/CSF (critical succes factor) dan kompetisi utama dari
organisasi yang membentuk keunggulan kompetitif termasuk merek, jenis
produk/jasa yang dihasilkan, riset, manufaktur, pengembangan produk,
struktur biaya dan harga serta jalur distribusi dan pemasaran.
• Tata kelola bisnis (business governance) : bagaimana organisasi membina
hubungan dengan para manajemen, para pemegang saham dan para
direktur.
b. Infrastruktur organisasi dan proses-proses (organizational infrastrucure and
processes)
Kuadran ini mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu Administrative Infrastructure
(struktur administratif), Process dan Skills (Keahlian) (Henderson &
Venkatraman, 1999). Struktur administratif terdiri dari struktur otorisasi,
tanggung jawab dan peran di dalam organisasi. Komponen proses organisasi
menyangkut aktivitas dalam organisasi yang menentukan sejauh mana tingkat
pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan TI. Komponen keahlian berfokus
kepada sumber daya manusia dan organisasi, khususnya berkaitan dengan
pelatihan dan pengalaman personil, penciptaan budaya organisasi yang
berkaitan dengan pelatihan dan pengalaman personil, penciptaan budaya
organisasi, kesempatan outsourcing, serta mencakup definisi dari kompetensi,
norma dan nilai, gaji dan penghargaan dan penilaian dari sumber daya manusia
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
c. Strategi TI (IT Strategy)
Pada kuadran ini (Henderson & Venkatraman, 1999) menjelaskan tentang
lingkup teknologi, kompetensi sistematis, dan tata kelola terhadap komponen-
komponen TI. Lingkup teknologi dalam hal ini adalah keseluruhan esensi dari
informasi aplikasi-aplikasi serta teknologi-teknologi yang digunakan dalam
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
9
Universitas Indonesia
menjalankan kepentingan bisnis. Sedangkan kompetensi sistematis yang
dimaksud adalah seluruh kemampuan yang dapat menghasilkan layanan TI
lainnya yang melibatkan besarnya peran bisnis terhadap informasi tersebut
dalam kaitannya pada strategi bisnis yang dibangun. Untuk tata kelola
komponen TI menjelaskan tentang membangun otoritas, sumber daya, resiko
dan tanggung jawab yang dijalankan terhadap rekan bisnis, manajemen TI
maupun penyedia layanan. Proses pemilihan dan prioritas proyek TI dalam
bisnis menjadi bagian pada komponen ini (Coleman & Papp, 2006).
d. Infrastruktur SI/TI dan Proses-proses (IS/IT Infrastructure and processes)
Kuadran ini terdiri dari komponen Architecture (Arsitektur), Process (proses)
dan Skills (keahlian). Infrastruktur TI mencakup hardware, software, data,
aplikasi dan platform komunikasi yang digunakan organisasi untuk mencapai
strategi TI dan strategi organisasi. Proses berpusat pada pengembangan praktek
TI secara khusus dan bagaimana proses itu dapat ditingkatkan. Komponen
proses juga mencakup pengembangan aplikasi, manajemen sistem, dan fungsi
maintenance (pemeliharaan). Sedangkan keahlian membahas tentang
pengalaman, kompetensi dan nilai dari pekerja teknologi, norma dan budaya
TI, gaji personil dan pelatihannya.
2.2.1 Kecocokan Strategis (Strategic Fit)
Kecocokan strategis (Henderson & Venkatraman, 1999) menjelaskan hubungan
vertikal dimana perlu adanya keselarasan antara aspek eksternal dengan aspek
internal. Sebagai contoh, strategi bisnis (aspek eksternal) menentukan peran dan
posisi organisasi di industri dan pasar, yang mana faktor kesuksesannya
dipengaruhi oleh pemilihan struktur internal yang diwakili infrastruktur organisasi
dan proses-proses (aspek internal). Performa dicapai ketika strategi keduanya
(aspek internal dan aspek eksternal) konsisten, dimana perubahan pada strategi
bisnis juga harus diimbangi dengan perubahan dan penyesuaian pada proses-
proses organisasionalnya. Hal yang sama juga berlaku untuk strategi TI (aspek
eksternal) dengan infrastruktur TI dan proses-proses (aspek internal), hubungan
yang konsisten ditunjukkan dengan penggunaan sumber daya TI yang optimal
dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif bagi organisasi.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
10
Universitas Indonesia
2.2.2 Integrasi Fungsional (Functional Integration)
Integrasi fungsional (Henderson & Venkatraman, 1999) menjelaskan hubungan
horisontal (Gambar 2.1) yang merupakan pengembangan dari kecocokan strategis
yang menghubungkan fungsi bisnis dengan TI. Ketika terjadi perubahan pada
strategi bisnis, strategi TI dan proses-proses pendukungnya juga harus ikut
menyesuaikan. Demikian juga sebaliknya, perubahan pada strategi TI (dimana TI
difungsikan sebagai alat inovasi) disesuaikan melalui perubahan pada strategi
bisnis (dimana bisnis dapat menciptakan peluang-peluang baru, mengeksploitasi
kesempatan yang ada melalui inovasi TI).
2.2.3 Keselarasan antar Dimensi (Cross-Dimension Alignment)
Terdapat 4 perspektif keselarasan strategi bisnis dan TI yang diidentifikasi pada
model SAM (Gambar 2.1) yang memperlihatkan hubungan antar dimensi yang
terjadi sebagai akibat dari kombinasi kecocokan strategis dan integrasi fungsional.
Keempat perspektif strategis tersebut meliputi perspektif pelaksanaan strategi
(strategy execution perspective), perspektif potensi teknologi (technology
potential perspective), perspektif potensi yang bersifat kompetitif (competitive
potential perspective) dan perspektif tingkat layanan (service level perspective).
Keempat perspektif tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 2 kategori, yaitu :
strategi bisnis sebagai penggerak yang mencakup perspektif pelaksanaan strategi
dan perspektif potensi teknologi dan strategi TI sebagai pemicu yang mencakup
perspektif (Henderson & Venkatraman, 1999).
2.2.4 Perspektif Pertama : Strategy Execution (Eksekusi Strategi)
Perspektif ini memberikan fokus pada ekspresi strategi, menjadikan strategi
organisasi sebagai driver. Gambar 2.1 menunjukkan bahwa strategi organisasi
sebagai domain jangkar dari organisasi memiliki strategi yang kuat dan sudah
dibuat. Domain yang lemah adalah Infrastruktur Organisasi bahkan juga proses
organisasi dan keahlian personil. Sedangkan yang berfungsi sebagai domain yang
dipengaruhi adalah Infrastruktur TI (IT Infrastructure), sebagai bagian yang
berdampak akibat perubahan proses organisasi. Top Management sering berfungsi
sebagai leader dalam perspektif ini dan manajemen TI sebagai subordinat
fungsional dalam peran organisasi. Area mission critical dalam organisasi dan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
11
Universitas Indonesia
critical success factor harus didefinisikan dan dikomunikasikan kepada semua
personil. Manager TI berperan untuk mengimplementasikan dan mendukung
prioritas dari organisasi, sehingga dalam hal ini TI kebanyakan berfungsi reaktif
atau responsif yang tujuannya adalah memenuhi permintaan dari strategi
organisasi. Ukuran kinerja dari perspektif ini biasanya adalah hanya faktor
finansial. Gambar 2.2 berikut mengilustrasikan perspektif strategy execution.
Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi (Henderson & Venkatraman, 1999)
Pada perspektif eksekusi strategi berfokus pada perencanaan TI atau transformasi
organiasi. Biasanya ada keterkaitan yang erat untuk metode perencanaan TI dan
prototyping biasanya sering dilakukan dalam lingkungan operasi sehari-hari.
Tujuan dari perspektif yang berfokus pada strategy execution biasanya untuk
mengurangi delay dan error, meningkatkan layanan dan menghemat waktu
(mengurangi pekerjaan administrasi, redefinisi tugas dan lain-lain) (Henderson &
Venkatraman, 1999).
2.2.5 Perspektif Kedua : Technology Transformation (Transformasi
Teknologi)
Pada perspektif transformasi teknologi menyangkut proses penilaian implementasi
strategi organisasi yang dipilih melalui strategi TI yang tepat dan dinyatakan
melalui infratsruktur TI dan proses yang tepat.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
12
Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Perspektif Transformasi Teknologi (Henderson &
Venkatraman, 1999)
Strategi organisasi masih sebagai driver. Berlawanan dengan perspektif Strategy
Execution, perspektif ini tidak dibatasi oleh desain struktur organisasi saat ini,
tetapi lebih kepada mencari bentuk kompetensi TI yang paling mungkin melalui
positioning yang tepat untuk TI dan dalam waktu bersamaan juga menilai
infrastruktur internal TI yang ada. Teknik yang digunakan untuk membantu Top
Management untuk memformulasikan strategi organisasi meliputi technology
forecasting dan pendekatan perencanaan infrastruktur TI. Peran dari executive
management dalam perspektif ini sebagai penyedia technology vision yang dapat
mendukung strategi organisasi. Peran dari manager TI lebih kepada fungsi
technology architect, yang mendesain dan mengimplementasikan infrastruktur TI
yang dibutuhkan berdasarkan visi TI (ruang lingkup, kompetensi dan tata kelola).
Kriteria kinerja untuk perspektif ini berdasarkan technology leadership
(Henderson & Venkatraman, 1999).
2.2.6 Perspektif Ketiga : Potential Competitive (Kompetitif Potensial)
Perspektif ini lebih bertumpu pada eksploitasi kemampuan TI untuk memberi
dampak pada layanan (ruang lingkup organisasi) mempengaruhi strategi
(kompetensi khusus) dan membangun bentuk baru hubungan organisasi (tata
kelola organisasi) (Henderson & Venkatraman, 1999).
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
13
Universitas Indonesia
Gambar 2.4 Perspektif Kompetitif Potensial (Henderson & Venkatraman, 1999)
Pada perspektif kompetitif potensial ini memungkinkan adaptasi strategi
organisasi karena implementasi strategi TI. Strategi TI sebagai anchor domain,
perspektif ini mencari pilihan terbaik strategi organisasi dan implikasinya
terhadap infrastruktur organisasi. Peran khusus top management dalam perspektif
ini agar sukses adalah sebagai Organization Visionary, yaitu seseorang yang
mampu menerjemahkan bagaimana kompetensi dan fungsionalitas TI yang baru
muncul dapat mempengaruhi strategi organisasi. Peran dari manajer TI adalah
sebagai katalis, yaitu orang yang mengidentifikasikan tren dalam TI yang bisa
mempengaruhi organisasi. Kriteria kinerja berdasarkan pada kepemimpinan
organisasi secara kualitatif dan kuantitatif sehubungan dengan pengadaan layanan
(Henderson & Venkatraman, 1999).
2.2.7 Perspektif Keempat : Service Level (Tingkat Layanan)
Perspektif ini difokuskan kepada bagaimana membangun sebuah organisasi
layanan sistem informasi kelas dunia. Hal ini membutuhkan pemahaman dimensi
eksternal dari strategi TI dalam hubungannya dengan desain infrastruktur dan
proses TI. Kesesuaian strategi TI menciptakan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna. Berikut gambaran perspektif yang terlihat pada Gambar 2.5
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
14
Universitas Indonesia
Gambar 2.5 Perspektif Tingkat Layanan (Henderson & Venkatraman, 1999)
Peran dari strategi organisasi secara tidak langsung dan dipandang dalam
penyediaan arahan untuk menstimulasi permintaan pengguna. Perspektif ini sering
dipandang penting (tetapi tidak cukup) untuk memastikan penggunaan TI secara
efektif. Teknologi informasi organisasi harus menurunkan sumber daya dan
mampu responsif terhadap perubahan dan permintaan end user yang cepat
berubah. Peran khusus dari top management untuk membuat perspektif ini sukses
adalah untuk memprioritaskan bagian yang terpenting yang menentukan
begaimana mengalokasikan sumber daya yang ada di organisasi dan di luar
organisasi. Peran dari manajer TI adalah sebagai executive leadership, dengan
tugas khusus untuk menjadikan layanan internal organisasi sukses sesuai dengan
arahan top management. Kriteria kinerjanya adalah berdasarkan kepuasan
pengguna yang didapatkan melalui metode kualitatif dan kuantitatif menggunakan
benchmarking internal dan eksternal organisasi (Henderson & Venkatraman,
1999).
2.3 SAMM (Strategic Alignment Maturity Model)
Ada tiga alasan utama yang disebutkan Luftman dalam penelitiannya (Luftman &
Kempaiah, 2007) mengapa mencapai keselarasan TI-bisnis susah dipahami oleh
organisasi. Alasan pertama bahwa definisi keselarasan sering terfokus hanya pada
bagaimana TI sejajar dengan bisnis (misalnya, konvergensi, selaras, terpadu,
terkait, disinkronkan). Keselarasan juga harus mengatasi bagaimana bisnis sejajar
dengan TI. Keselarasan harus fokus pada bagaimana TI dan bisnis yang selaras
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
15
Universitas Indonesia
satu sama lain serta bagaimana TI mampu dan mendorong perubahan bisnis.
Alasan yang kedua adalah bahwa organisasi sering mencari atau mengira
teknologi yang tepat (misalnya, infrastruktur, aplikasi) adalah jawabannya.
Teknologi memang penting namun tidak cukup. Demikian juga, meningkatkan
komunikasi antara TI dan bisnis bisa membantu tetapi tidak cukup. Demikian
pula, membangun kemitraan tidak cukup tidak juga dengan metrik seimbang
(balanced metrics) yang menggabungkan bisnis yang tepat dan pengukuran
teknis. Jelas, keselarasan organisasi yang matang tidak dapat dicapai tanpa
pelaksanaan yang efektif dan efisien dan demonstrasi manfaat, namun ini saja
tidak cukup.
Baru-baru ini, pemerintahan disebut-sebut sebagai jawaban dalam
mengidentifikasi dan memprioritaskan proyek, sumber daya, dan risiko.
Pentingnya memiliki keterampilan yang sesuai untuk melaksanakan dan
mendukung lingkungan organisasi. Penelitian Luftman telah menemukan bahwa
enam dari komponen ini harus diatasi untuk meningkatkan keselarasan.
Alasan ketiga penyelarasan TI-bisnis yang sulit dipahami adalah bahwa belum ada
alat yang efektif untuk mengukur kematangan keselarasan TI-bisnis, alat yang
dapat memberikan kedua penilaian deskriptif dan peta jalan preskriptif tentang
bagaimana untuk meningkatkan keselarasan. Dari pengukuran enam komponen
organisasi di Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa, dan India, Luftman
menemukan bahwa kebanyakan organisasi saat ini berada di Level 3 dari model
penilaian kematangan lima tingkat.
Penelitian Luftman dan Kempaiah menunjukkan bahwa sementara tidak ada cara
yang ampuh untuk mencapai keselarasan, kemajuan telah dibuat. Bahkan, kami
percaya bahwa penelitian kami menunjukkan bahwa "garis" telah drawn.5 Ketika
organisasi melintasinya, mereka telah diidentifikasi dan ditangani cara untuk
meningkatkan keselarasan TI-bisnis. Model kematangan keselarasan demikian
baik deskriptif dan preskriptif. CIO dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi kematangan keselarasan organisasi mereka dan mengidentifikasi
cara untuk meningkatkannya. Namun dapat diperhatikan bahwa "garis" selalu
dinamis dan terus berkembang, agar keselarasan selalu dapat ditingkatkan.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
16
Universitas Indonesia
Berpijak pada penjelasan diatas Luftman memperkenalkan 6 komponen dalam
mengukur kematangan keselarasan organisasi yaitu komunikasi, pengukuran
manfaat, tata kelola, rekanan, ruang lingkup dan arsitektur serta keahlian yang
semuanya harus dipenuhi dalam rangka mencapai tingkat keselarasan TI-bisnis
(Luftman, 2000). Keenam komponen kriteria penilaian yang dimaksud dapat
dijelaskan dalam Gambar 2.6 sebagai berikut :
Gambar 2.6 Alignment Maturity Criteria (Luftman, 2000)
1. Komunikasi
Terjadinya aktivitas pertukaran informasi yang teratur antara bisnis dan TI.
Seringkali stakeholder bisnis tidak mengetahui potensi TI yang dapat TI
lakukan dalam mendukung bahkan menghasilkan nilai tambah bagi
organisasi. Adanya ketidaksinkronan antara bisnis dan TI yaitu sedikitnya
apresiasi bisnis pada TI dan sebaliknya kurang kesadaran TI terhadap bisnis.
Mengingat lingkungan organisasi yang dinamis, saling berbagi pengetahuan
dalam organisasi yang berkelanjutan dalam organisasi menjadi sangat
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
17
Universitas Indonesia
penting. Organisasi juga dapat mempertimbangkan peran liaison officer yang
menghubungkan dan membangun hubungan kemitraan antara pihak TI dan
bisnis.
2. Pengukuran manfaat/kompetensi
Seringkali TI tidak dapat menunjukkan kapabilitas mereka untuk bisnis dalam
konteks yang dimengerti oleh bisnis karena nilai dari metrik bisnis dan TI
berbeda. Biasanya Service level agreement (SLA) diperlukan agar pihak
bisnis mengerti sejauh mana komitmen TI dalam pemberian layanan kepada
bisnis sehingga reward and punish dapat diimplementasikan. Selain itu
organisasi membutuhkan return on investment (ROI) pada proyek-proyek TI
nya, sedangkan tindak lanjut pengukuran efektifitas keberhasilan tidak
dimiliki dari proyek tersebut.
3. Tata kelola
Kriteria tata kelola dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
• Peran TI dan bisnis dalam rencana strategis masing-masing pihak
• Praktik struktur organisasi, kepada siapa CIO bertanggung jawab dalam
struktur organisasi
• Penempatan pendanaan investasi TI, apakah sebagai cost center atau
investment center
• Prioritas investasi TI dan tujuan umum dari investasi TI
• Apakah ada steering committee pada organisasi.
4. Hubungan kemitraan
Hubungan antara bisnis dan TI organisasi adalah kriteria yang harus
diperhatikan. Keseimbangan peran bisnis dan TI dalam organisasi merupakan
hal yang penting dalam keselarasan bisnis dengan TI. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kriteria ini yaitu pandangan organisasi dalam kontribusi
masing-masing pihak bisnis dan TI, kepercayaan yang terjalin antara kedua
belah pihak dan keseimbangan dalam menanggung resiko dan reward, serta
peran sponsor dalam proyek TI.
5. Ruang lingkup dan arsitektur
Kriteria ini bertujuan untuk menilai kematangan TI, sejauh mana TI mampu :
• Mendukung back office dan front office organisasi;
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
18
Universitas Indonesia
• Mendukung infrastruktur yang fleksibel dan transparan untuk semua mitra
bisnis dan pelanggan;
• Mengevaluasi dan menerapkan teknologi baru secara efektif;
• Menjadi enabler dan driver bagi proses dan strategi organisasi;
• Memberikan layanan yang prima kepada pelanggan.
6. Keahlian
Keahlian dalam organisasi mencakup seluruh pertimbangan sumber daya
manusia pada organisasi. Pertimbangan-pertimbangan tersebut mencakup
pelatihan, feedback terhadap kinerja, kemampuan berinovasi dan peluang
karir. Kesiapan TI organisasi dalam menerima perubahan, potensi belajar dan
mengadaptasi ide-ide baru.
Luftman (2000) mendefinisikan lima tingkat kematangan menggunakan kriteria
dan atribut tertentu. lima tingkat kematangan keselarasan strategi tersebut
dijelaskan dalam Gambar 2.7 Berikut ini :
Gambar 2.7 Celah antara Strategi Bisnis dan Strategi TI Luftman
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
19
Universitas Indonesia
Pada hasil penelitiannya, Luftman menemukan bahwa mayoritas tingkat rata-rata
kematangan keselarasan strategi organisasi berada di tingkat 2 (Committed
Process). Masih rendahnya tingkat kematangan rata-rata di organisasi menjadikan
subjek keselarasan strategi masih menjadi fokus utama bagi organisasi (Luftman,
2003).
1. Initial/ad hoc process
2. Committed process
3. Established/focused process
4. Improved/managed process, dan
5. Optimized process.
Nilai tingkat kematangan organisasi mencapai untuk enam komponen kematangan
kemudian dibandingkan dengan model lima tingkat kematangan untuk
menunjukkan kematangan keselarasan TI-bisnis organisasi. Lima tingkat
kematangan ini diambil dari konsep inti dari Software Engineering Institute
Capability Maturity Metric (CMM), tetapi fokus di sini adalah hanya pada
keselarasan TI-bisnis. Berikut ini dijelaskan definisi Lima Tingkat Kematangan
Keselarasan yang dirangkum pada Gambar 2.8:
Gambar 2.8 Lima Level Keselarasan Kematangan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
20
Universitas Indonesia
1. Initial atau ad-hoc processes: strategi TI-bisnis tidak selaras, tidak ada
persilangan (crossover) karir, dan tidak ada sponsor bisnis. Komunikasi di
antara organisasi lemah. Organisasi tidak menyadari kontribusi satu sama
lain. Hubungan mereka kaku. TI dipandang sebagai orientasi pengeluaran
biaya dan difokuskan untuk mendukung back office.
2. Committed process : Hubungan antara TI dan bisnis telah ditingkatkan.
Meskipun belum sepenuhnya memahami peran dan tanggung jawab
masing-masing (unit bisis dan TI). Penyelarasan hanya berfokus pada
fungsi, departemen atau lokasi geografis. TI masih dipandang dari segi
teknis dan berorientasi biaya. Tidak ada hubungan antara TI dan metrik
bisnis. Interaksi antara TI dan bisnis berbasis transaksi. Ada beberapa
crossover karier di tingkat fungsi. Ketrampilan teknis dianggap paling
penting dari TI.
3. Established, fokus proses: Pada tingkat ini eksistensi unit TI ada di unit-
unit bisnis di organisasi. Pemahaman antara manajemen dan manajemen
bisnis TI sedang dibentuk. Penggunaan SLA muncul di seluruh organisasi.
TI dipandang sebagai aset penting bagi bisnis. Meskipun TI masih dilihat
berorientasi biaya, potensi investasi telah direalisasikan. Munculnya
sponsor bisnis dan perpindahan (crossover) karir menunjukkan tingkat
kematangan. Keterampilan teknis dan bisnis menjadi penting bagi
pimpinan unit.
4. Improved, managed processes: Beberapa proses penyelarasan strategis
telah dilakukan. Kesenjangan antara pemahaman organisasi dan bisnis
organisasi TI telah mengecil dari sebelumnya. TI telah mengambil bagian
dalam pengambilan keputusan dan muncul sebagai nilai aset. TI telah
dipandang sebagai "penyedia layanan nilai dan sebagai enabler perubahan"
(Luftman & Kempaiah, 2007). Organisasi memanfaatkan infrastruktur TI
untuk mencapai keunggulan kompetitif. SLA telah digunakan secara luas.
TI berbagi risiko bisnis terhadap satu sama lain. Karir Crossover bersama
dengan kemampuan teknis dan keterampilan bisnis menjadi sangat penting
bagi organisasi.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
21
Universitas Indonesia
5. Optimized Processes : keselarasan strategi TI-bisnis telah dioptimalkan
dan dilaksanakan di seluruh organisasi. TI memanfaatkan mitra organisasi
dan pelanggan (customer). Organisasi membagi pengetahuan dan metrik
mencakup apa yang disebut "mencapai cakupan rantai nilai pelanggan
eksternal dan pemasok" (Luftman & Kempaiah, 2007). Hubungan antara
TI dan bisnis cenderung informal dan efektif. Sudah terlihat bisnis dan
perencanaan strategis TI yang terintegrasi di seluruh organisasi, maupun di
luar organisasi (Luftman & Kempaiah, 2007).
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
22
Universitas Indonesia
2.4 Karakteristik Komponen Keselarasan pada Tiap-tiap Atribut
Tabel 2.1 Karakteristik Atribut-atribut Keselarasan
No. Kriteria Atribut
Karakteristik
Level 1 Initial/Ad-hoc
Level 2 Commited Process
Level 3 Established Focus
Process
Level 4 Improved /Managed Process
Level 5 Optimized Process
1. Komunikasi (Communication)
Pemahaman organisasi oleh TI Tidak Ada Sedikit Manajer senior
dan menengah Memahami seutuhnya
Sudah baik/meresap
Pemahaman TI oleh organisasi Tidak Ada Sedikit Organisasi mulai
menyadari Memahami seutuhnya
Sudah baik/meresap
Metode pembelajaran dalam organisasi
Ad hoc dan tidak pasti
Tidak formal Regular Kuat dan terstruktur
Tidak formal
Kekakuan protokol Hanya berdasarkan perintah
Terbatas, sedikit formal
Dua arah, formal Tidak formal Lintas perusahaan
Berbagi pengetahuan Tidak Ada Semi terstruktur Terstruktur hanya pada proses inti
Terstruktur hanya pada proses inti
Lintas perusahaan
Peran staf penghubung (Liaison staff) Tidak ada
Berdasarkan teknologi taktis yang terbatas
Resmi, pertemuan tergelar
Resmi, pertemuan tergelar
Diperluas ke mitra bisnis
2.
Kompetensi /Pengukuran nilai (Competency / Value Measurements)
Pengukuran manfaat TI Tidak berhubungan dengan bisnis
Efisiensi biaya Menggunakan pengukuran financial
Menggunakan pengukuran financial
Diperluas ke mitra bisnis
Pengukuran kinerja organisasi Ad hoc
Pengukuran bisnis dan TI tidak dihubungkan
Menggunakan pengukuran financial
Menggunakan pengukuran financial
Bisnis, mitra dan pengukuran nilai TI
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
23
Universitas Indonesia
Perbandingan manfaat TI dengan kinerja organisasi
Ad hoc, tidak saling berhubungan
Teknis pada unit fungsional
Pengukuran organisasi dan TI mulai dihubungkan
Pengukuran organisasi dan TI mulai dihubungkan
Diperluas ke mitra bisnis
Service Level Agreement Tidak ada Tidak formal Muncul diseluruh
organisasi Muncul diseluruh organisasi
Dilakukan secara rutin dengan mitra
Benchmarking Tidak dilakukan Dilakukan hanya jika terjadi masalah
Mulai ada Mulai ada Dikerjakan secara rutin
Penilaian dan evaluasi Tidak ada Minim Mulai ada secara
formal Mulai ada secara formal
Terintegrasi lintas dan diluar perusahaan
Continuous Improving Tidak ada
Perencanaan dasar hanya pada tingkatan fungsional
Mulai ada Mulai ada Terintegrasi lintas dan diluar perusahaan
3. Tata Kelola (Governance)
Perencanaan Strategi Organisasi Ad hoc
Perencanaan hanya secara taktis dan pada tingkatan fungsional
Perencanaan hanya ada antar beberapa unit
Perencanaan hanya ada antar beberapa unit
Disatukan, CIO melapor ke CEO
Perencanaan Strategi TI Ad hoc
Sentralisasi/desentralisasi, hanya ada pada beberapa lokasi; CIO melaporkan pada CFO
Perencanaan terfokus hanya antar beberapa unit
Perencanaan terfokus hanya antar beberapa unit
Pusat investasi, pusat profit
Struktur Organisasi
Sentralisasi/Desentralisasi; CIO melapor kepada CFO
Sebagai pusat biaya pada organisasi fungsional
Sentralisasi/Desentralisasi, mulai federasi, CIO melaporkan pada COO
Sentralisasi/Desentralisasi, mulai federasi, CIO melaporkan pada COO
Nilai bisnis, diperluas ke mitra bisnis
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
24
Universitas Indonesia
Kontrol budget Cost center, pengeluaran tidak menentu
Berfokus pada operasional dan pemeliharaan
Sebagai pusat biaya, terdapat beberapa investasi
Sebagai pusat biaya, terdapat beberapa investasi
Kemitraan
Pengelolaan investasi TI
Berdasarkan biaya, untuk mengurangi biaya
Komunikasi diatur secara berkala
Pihak bisnis Pihak bisnis Nilai tambah mitra
IT Steering Committee Tidak ada Oleh pihak TI Komunikasi jelas dan regular
Komunikasi jelas dan regular
TI sesuai dengan bisnis
Proses prioritasi Reaktif TI mulai dilihat sebagai asset
Sebagian besar responsive
Sebagian besar responsive
Sesuai dengan bisnis
4.
Kerjasama (Partnership) Pandangan Organisasi
terhadap TI
TI dipandang hanya sebagai biaya
Pendukung proses bisnis
TI dilihat sebagai asset
TI dilihat sebagai asset
Pembagian resiko dan penghargaan
Peranan TI dalam strategi organisasi
Tidak ditempatkan dalam bisnis
TI menanggung sebagian besar resiko dengan sedikit penghargaan
Pendukung proses bisnis
Pendukung proses bisnis
Ditingkatkan secara terus menerus
Pembagian dan penanganan resiko
TI menanggung semua resiko tanpa reward
Berdasarkan standar yang telah didefinisikan
Bertoleransi terhadap resiko, adanya reward/penghargaa kepada TI
Bertoleransi terhadap resiko, adanya reward/penghargaa kepada TI
Kemitraan bernilai tambah
Pengelolaan program TI Ad hoc Hanya sebatas pada transaksi yang penting
Standar dipatuhi Standar dipatuhi Pada tingkat CEO
Hubungan kerjasama Ada konflik
Terbatas pada organisasi fungsional
Kepercayaan sebagai penyedia layanan mulai muncul
Kepercayaan sebagai penyedia layanan mulai muncul
Lingkup eksternal, penentu/pengantar strategi bisnis
Pendukung terhadap TI Tidak ada Transaksi bisnis Pada organisasi fungsional
Pada organisasi fungsional
Standar antar perusahaan Berkembang dengan mitra
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
25
Universitas Indonesia
Terintegrasi Standar arsitektur perusahaan
5. Ruang lingkup dan Arsitektur (Scope and Architecture) Cakupan dukungan TI
Tradisional (sebagai support, seperti laporan, email)
Ada diterapkan pada unit fungsional tertentu
Enabler proses bisnis
Enabler proses bisnis
Dengan seluruh mitra
Standarisasi pengimplementasian TI Tidak ada
Terintegrasi pada unit fungsional tertentu
Ada mulai diterapkan di korporat
Ada mulai diterapkan di korporat
Lintas infrastruktur
Arsitektur TI Tidak terintegrasi secara formal
Hanya ada pada unit fungsional tertentu
Terintegrasi antar unit fungsional
Terintegrasi antar unit fungsional
Normal
Kesiapan dalam mendukung perubahan Tidak ada
Mulai didorong oleh kebutuhan strategi bisnis yang ada
Mulai mencakup seluruh organisasi
Mulai mencakup seluruh organisasi
Seluruh eksekutif, termasuk CIO dan rekan
Persepsi terhadap infrastruktur TI
Sebagai alat untuk menyediakan layanan
Tergantung pada organisasi fungsional
Selalu didorong oleh kebutuhan bisnis
Selalu didorong oleh kebutuhan bisnis
Berdasarkan kerjasama
6. Kemampuan (Skills)
Inovasi dan kewirausahaan Tidak didukung Organisasi fungsional
Toleransi terhadap resiko
Toleransi terhadap resiko
Tinggi, fokus
Penentuan kekuasaan Pimpinan bisnis Berdasarkan kesepakatan
Pimpinan bisnis dan unit fungsional dengan dukungan dari unit TI
Pimpinan bisnis dan unit fungsional dengan dukungan dari unit TI
Lintas perusahaan
Gaya manajemen Perintah Tergantung pada organisasi fungsional
Berdasarkan hasil yang dicapai
Berdasarkan hasil yang dicapai
Lintas perusahaan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
26
Universitas Indonesia
Kesiapan menerima perubahan
Sulit cenderung menolak perubahan
Minim
Menyadari perlunya perubahan
Menyadari perlunya perubahan
Kemitraan bernilai
Perpindahan karir Tidak Ada Sedikit Tergantung pada
organisasi fungsional
Tergantung pada organisasi fungsional
Sudah baik/meresap
Pendidikan dan pelatihan Tidak ada Sebatas pada transaksi yang penting
Tergantung pada organisasi fungsional
Tergantung pada organisasi fungsional
Sudah baik/meresap
Tingkat kepercayaan organisasi terhadap TI Tidak ada
Penilaian sebagai penyedia layanan mulai muncul
Penilaian sebagai penyedia layanan mulai muncul
Tidak formal
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
27
Universitas Indonesia
Tabel model keselarasan Luftman diatas kemudian diadaptasi dalam menyusun
kuesioner dengan mengambil referensi kuesioner dari penelitian (Kasmanto,
2013) dan (Marcel, 2013).
Ketika melakukan penilaian kematangan ini penting untuk mematuhi prinsip dasar
pengukuran kematangan, yaitu bahwa organisasi bisa meningkat ke kematangan
yang lebih tinggi ketika semua kondisi (atribut-atribut) yang dijelaskan dalam
tingkat kematangan tertentu terpenuhi (Luftman, 2000). Hal ini berarti bahwa
dalam rangka memperoleh tingkat kematangan 5, semua atribut harus memiliki
nilai-nilai yang dijelaskan pada atribut tingkat 5. Luftman melakukan identifikasi
mengenai atribut dan variabel-variabel yang perlu dikaji berkaitan dengan
masing-masing kriteria beserta keadaan yang harus dicapai oleh atribut-atribut
tersebut pada tingkat kematangan tertentu.
Enam kriteria yang diidentifikasikan oleh Luftman mempengaruhi keselarasan
strategi TI dengan bisnis, dimana masing-masing kriteria memiliki komponen-
komponen kriteria-kriteria tersebut (Luftman, 2000). Enam kriteria tersebut
adalah hasil penelitian oleh Luftman berdasarkan pada model SAM (Henderson
& Venkatraman, 1999). Keselarasan menunjukkan bagaimana TI selaras dengan
bisnis dan bagaimana bisnis itu harus, atau bisa selaras dengan TI. Kematangan
keselarasan berkembang menjadi suatu hubungan di mana fungsi TI dan fungsi
bisnis lainnya (internal dan eksternal) menyesuaikan strategi mereka bersama-
sama (Luftman, 2003).
2.5 Faktor Pemicu dan Penghambat Keselarasan
Mencapai keselarasan adalah suatu yang berlangsung secara evolusioner dan
dinamis. TI membutuhkan dukungan yang kuat dari manajemen senior, hubungan
kerja yang baik, kepemimpinan yang kuat, prioritas yang tepat, kepercayaan, dan
komunikasi yang efektif, serta pemahaman yang menyeluruh tentang lingkungan
bisnis dan teknis. Mencapai dan mempertahankan keselarasan tuntutan fokus pada
memaksimalkan enabler dan meminimalkan inhibitor yang memanfaatkan
integrasi TI dan bisnis (Luftman, 2003).Penelitian Luftman yang lain
mengidentifikasikan faktor-faktor pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor)
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
28
Universitas Indonesia
yang mempengaruhi keselarasan bisnis dengan TI (Luftman & Papp, 1999) yang
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.2 Faktor-faktot Pemicu Keselarasan Bisnis dengan TI
Enabler Inhibitor Dukungan Eksekutif senior terhadap TI Hubungan antara TI-Bisnis kurang terjaga TI dilibatkan dalam pengembangan strategi TI tidak menjadi prioritas TI memahami bisnis TI gagal memenuhi komitmen Kerjasama antara TI dan bisnis TI tidak memahami kebutuhan bisnis Proyek TI mendapat prioritas yang baik Eksekutif senior tidak memberikan dukungan
terhadap TI TI menunjukkan kepemimpinan Manajemen TI kurang dalam kepemimpinan
Penjelasan 6 faktor yang menjadi pemicu keselarasan sebagai berikut (Luftman &
Papp, 1999) :
1. Pimpinan eksekutif mendukung TI (senior executive supports IT),
ditemukan adanya kebutuhan bisnis dalam memahami dan terlibat dengan
inovasi-inovasi teknologi. Beberapa pertimbangan penting terkait dengan
peran pimpinan eksekutif bisnis :
• Mengetahui manfaat penggunaan TI
• Mendefinisikan, mengkomunikasikan visi dan strategi yang melibatkan
peran TI
• Mensponsori proyek-proyek TI dalam hal kepemimpinan dan pendanaan
2. TI dilibatkan dalam pengembangan strategi (IT involved in strategy
development) hasil penelitian menunjukkan adanya keinginan dari pihak
pimpinan eksekutif TI dan non TI untuk dapat bekerjasama dalam rangka
formulasi strategis, mereka menyadari bahwa keselarasan lebih mudah untuk
dicapai jika tim bersifat lintas fungsi (bisnis dan TI). Hal tersebut dapat
tercapai jika bisnis dan TI mau saling mendengarkan, berkomunikasi secara
efektif dan mau belajar untuk menggali potensi TI dalam rangka
menciptakan keunggulan kompetitif. Hal penting lainnya yang menjadi
dasar adalah lingkungan yang mendukung terjadinya komunikasi yang
terbuka dan jujur.
Beberapa pertimbangan berikut berdasarkan pengalaman Luftman dalam
penelitiannya :
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
29
Universitas Indonesia
• TI ikut berpartisipasi dalam pembuatan strategi bisnis
• Definisi dan dukungan tata kelola TI yang efektif
• Menciptakan hubungan relasi yang erat antara bisnis dengan TI atas
dasar kepercayaan
• Kampanye yang efektif akan manfaat TI
3. TI memahami bisnis (IT understands the business), pemahaman terhadap
bisnis yang dimaksud adalah lingkungan dimana bisnis berjalan yang
mencakup konsumen dan kompetitor. Beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan :
• TI memahami bisnis
• Bisnis memahami TI
• TI mampu berkomunikasi dalam bahasa bisnis
• TI berfokus pada upaya untuk mengimplementasikan pengetahuan
teknisnya dalam rangka mengidentifikasi potensi-potensi bisnis
4. Relasi hubungan antara bisnis dan TI (business-IT partnership), hubungan
erat terlihat dari peran strategis TI dalam bisnis, dimana TI memiliki peran
vital sehingga kelangsungan hidup TI merupakan kelangsungan hidup
bisnis, dimana bisnis tidak akan berjalan jika TI gagal beroperasi.
5. Proyek-proyek TI yang diprioritaskan dengan baik (well prioritized IT
projects), keberhasilan dari prioritas proyek telihat bagaimana organisasi
mampu menerapkan teknologi dalam strategi mereka sehingga tidak
tertinggal dari kompetitor.
6. TI memperlihatkan kepemimpinan (IT demonstrates leadership),
kepemimpinan TI terlihat ketika penggunaan teknologi menjadikan
organisasi memiliki produk atau layanan unik yang membedakannya dari
kompetitor atau bagaimana TI dapat diimplementasikan secara inovatif.
Sedangkan penjelasan atas faktor-faktor penghambat (inhibitors) keselarasan
sebagai berikut (Luftman & Papp, 1999):
1. Kurang atau tidak adanya relasi hubungan antara bisnis dengan TI (IT
business lack close relationship), mayoritas organisasi yang diteliti oleh
Luftman tidak melibatkan eksekutif TI dalam merumuskan strategi bisnis.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
30
Universitas Indonesia
Eksekutif bisnis diharapkan dapat memberikan arahan terkait inisiatif TI
karena daur hidup informasi bisnis dikelola oleh TI. Hanya eksekutif bisnis
yang dapat mengarahkan pada realisasi dari manfaat TI. TI berdiri sendiri
tidak akan memberikan manfaat karenanya sangat penting agar relasi dengan
bisnis terbina dengan baik sehingga prioritas TI tepat sasaran.
2. TI tidak diprioritaskan dengan bail (IT does not prioritize well), dengan
batasan-batasan sumber daya yang ada, eksekutif TI harus membuat
prioritas. Pemilihan prioritas didasarkan pada pilihan strategi dan objektif
bisnis organisasi.
3. TI gagal dalam memenuhi komitmennya (IT fails to meets its commitment),
kegagagalan yang dimaksud mencakup proyek yang tidak selesai atau gagal
di tengah jalan, proyek tidak selesai tepat waktu, proyek melebihi anggaran
yang ditentukan. Berdasarkan penelitian penyebab kegagalan bukan
dikarenakan faktor teknis tetapi faktor ketidakdisiplinan terkait dengan
manajemen proyek serta hubungan relasi antara bisnis dengan TI yang tidak
terbina dengan baik. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan :
• Manajemen perubahan
• Membaghi proyek besar mnjadi beberapa proyek kecil
• Pengelolaan resiko proyek yang melibatkan kedua belah pihak (bisnis
dan TI)
4. TI tidak memahami bisnis (IT does not understand business), inisiatif TI tidak
selaras atau mendukung pilihan strategis dan objektif bisnis, karena itu
penting bagi eksekutif untuk memahami peran TI bagi bisnis dan ikut terlibat
dalam rangka mengarahkan peran TI yang mendukung bisnis.
5. Eksekutif senior tidak mendukung TI (senior executives do not support IT),
terjadi karena TI hanya dipandang dari aspek teknis . TI tidak dilibatkan dan
dijadikan sebagai bagian dari strategi bisnis akibatnya TI tidak dapat
difungsikan sebagai alat inovasi.
6. Kurang atau tidak adanya kepemimpinan terkait manajemen TI (IT
management lack leadership), ketidakmampuan memanfaatkan teknologi
sebagai alat inovasi dalam menciptakan keunggulan kompetitif.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
31
Universitas Indonesia
Faktor-faktor penghambat (inhibitors) tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
satu sama lain. Sebagai contoh ketidakmampuan memprioritaskan sumber daya TI
berhubungan erat dengan masalah kurang atau tidak adanya relasi hubungan
antara bisnis dengan TI.
2.6 IT BSC (Balance Score Card)
Balanced Scorecard (BSC) diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton sebagai alat
bantu (tools) dalam mengevaluasi suatu organisasi yang memungkinkan
organisasi mendorong strategi berdasarkan pengukuran dan tindak lanjut.
Beberapa tahun terakhir BSC telah diterapkan untuk teknologi informasi (TI).
Gambar 2.9 berikut merupakan inti sari scorecard pemetaan model kondisi
tersebut:
CUSTOMER ORIENTATION CORPORATE CONTRIBUTION Perspective Question How should IT appear to business unit executives to be considered effective in delivering its services? Mission To be the supplier of choice for all information services, either directly or indirectly through supplier relationships.
Perspective Question How should IT appear to the company executive and its corporate functions to be considered a significant contributor to company success? Mission To enable and contribute to the achievement of business objectives through effective delivery of value added information services.
OPERATIONAL EXCELLENCE FUTURE ORIENTATION Perspective Question At which services and processes must IT excel to satisfy the stakeholders and customers? Mission To deliver timely and effective IT services at targeted service levels and costs.
Perspective Question How will IT develop the ability to deliver effectively and to continuously learn and improve its performance? Mission To develop the internal capabilities to continuously improve performance through innovation, learning and personal organizational growth.
Gambar 2.9 Perspektif Pertanyaan dan Misi dari IT Strategic Scorecard (Grembergen, Saul, & Haes, 2003)
Keterkaitan antara IT BSC dengan performa bisnis organisasi dilihat sebagai
enabler bagi BSC bisnis. IT BSC menggunakan indikator tingkat kematangan
untuk mengukur tingkat keberhasilan organisasi terkait penerapan IT BSC untuk
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
32
Universitas Indonesia
mencapai keselarasan bisnis dan TI. Ada 5 tingkat kematangan IT BSC
(Grembergen, Saul, & Haes, 2003) :
• Level 1 Initial
Organisasi menyadari adanya kebutuhan akan sistem pengukuran terhadap
divisi TI mereka. Pendekatan pengukuran bersifat reaktif (ad hoc) terhadap 2
proses TI utama (operasional dan pengembangan sistem). Biasanya proses
pengukuran dilakukan oleh perorangan terkait isu-isu spesifik tertentu.
• Level 2 Repeatable
Pimpinan mengetahui konsep IT BSC dan mengkomunikasikan keinginannya
untuk mendefinisikan standar pengukuran. Pengukuran dikumpulkan dan
dipresentasikan kepada pimpinan dalam bentuk scorecard dan review
dilakukan secara informal dan belum mengikuti standar baku (compliance).
• Level 3 Defined
Manajemen sudah melakukan proses standarisasi, dokumentasi dan
mengkomunikasikan IT BSC melalui pelatihan formal. Proses scorecard
sudah terstruktur dan terhubung dengan siklus perencanaan bisnis. Kebutuhan
untuk mengikuti standar (compliance) sudah dikomunikasikan namun masih
belum konsisten. Pimpinan menyetujui dan menerima adanya kebutuhan
untuk mengintegrasikan IT BSC dengan proses penyelarasan bisnis dan TI.
Ada upaya untuk melakukan perubahan dalam rangka penyelarasan.
• Level 4 Managed
IT BSC sudah secara lengkap terintegrasi dalam perencanaan strategis,
operasional dan sistem peninjauan terhadap bisnis dan TI. Hubungan natara
ukuran keluaran dan faktor pendorong secara sistematis ditinjau dan direvisi
berdasarkan hasil analisis. Adanya pemahaman terhadap isu-isu di semua
jajaran organisasi yang disampaikan melalui proses pelatihan formal.
Rencana jangka panjang dan prioritas proyek terkait investasi TI telah
terhubung dengan scorecard TI. Scorecard bisnis dan scorecard TI (turunan
dari scorecard bisnis) dikomunikasikan ke semua pegawai. Sasaran individual
dari sumber daya manusia TI terhubung dengan scorecard, sistem insentif
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
33
Universitas Indonesia
dan pengukuran IT BSC. Proses standarisasi (compliance) sudah terbina
dengan tingkat kesesuaian atau disiplin yang tinggi.
• Level 5 Optimized
Tingkat keselarasan yang tinggi antara IT BSC dengan kerangka kerja
manajemen strategi bisnis, adanya proses peninjauan, pembaharuan dan
peningkatan secara berkala terhadap visi organisasi. Para ahli yang berasal
dari dalam dan luar organisasi bekerjasama untuk memastikan praktek terbaik
(best practice) industri dikembangkan dan diadopsi. Pengukuran dan hasilnya
adalah bagian dari pelaporan manajemen dan menjadi dasar kebijakan bagi
manajemen TI dan direksi. Proses pemantauan, penilaian diri dan komunikasi
sudah menyatu di dalam organisasi, juga ditambah dukungan penggunaan
teknologi secara optimal dalam rangka melakukan pengukuran, analisa,
komunikasi dan pelatihan.
Pelajaran yang dapat diambil dari penelitian diatas bahwa membangun dan
menerapkan scorecard tersebut merupakan pekerjaan yang membutuhkan
substansi sumber daya manusia dan keuangan. Selanjutnya, mendirikan sebuah IT
BSC adalah proyek yang ditandai dengan berbagai fase dalam waktu. Status saat
ini dari scorecard yang diperkenalkan dalam kasus di penelitian ini adalah Level 2
dari model kematangan IT BSC. Hal ini menunjukkan bahwa kasus scorecard-TI
harus terkait dengan scorecard bisnis atau setidaknya tujuan bisnis untuk
mendukung proses penyelarasan TI-bisnis dan proses tata kelola TI. Saat ini,
rencana untuk dua tahun ke depan sedang dikembangkan dengan tujuan untuk
membangun sebuah IT BSC yang matang yang secara eksplisit terkait dengan
bisnis. Hal ini akan menjadi tantangan besar bagi TI dan siapa-siapa yang terlibat
dalam bisnis organisasi.
2.7 Model kematangan ITGI untuk keselarasan strategis (Maturity Model
For Strategic Alignment)
Mekanisme IT Governance agar berjalan secara efektif dan sejalan dengan strategi
bisnis yang telah ditetapkan diperlukan suatu pengembangan teknologi informasi
yang terukur dengan baik dan memiliki tahapan kematangan tertentu. Dengan
menggunakan nilai, sebuah perusahaan/organisasi dapat mengukur posisi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
34
Universitas Indonesia
kematangannya dalam pengembangan teknologi informasi serta menentukan
prioritas perbaikan dan peningkatan sampai pada tingkat tertinggi agar aspek IT
Governance dapat berjalan secara efektif dan sejalan dengan strategi bisnis yang
telah ditetapkan.
Pemahaman yang mendalam terhadap faktor kunci keberhasilan (key success
factor), hambatan, enabler dan penghalang dapat sangat berguna ketika organisasi
berusaha untuk lebih matang dalam proses keselarasan strategis. Untuk dapat
mengukur kematangan keselarasan (alignment maturity), organisasi dapat
menggunakan sebuah model kematangan (maturity model) seperti dalam gambar .
ini adalah sebuah metode penilaian yang memungkinkan organisasi untuk menilai
diri sendiri dari tidak ada (non-existent) (level 0) untuk dioptimalkan (optimised)
(level 5). Metode ini menawarkan sebuah cara pemahaman yang mudah untuk
menetukan posisi saat ini (as-is) dan yang akan diharapkan (to-be) (sesuai dengan
strategi perusahaan) dan memungkinkan organisasi untuk melakukan benchmark
sendiri terhadap praktik terbaik dan pedoman standar. Dengan cara ini,
kesenjangan atau gap dapat diidentifikasi dan tindakan spesifik dapat
didefinisikan untuk menuju ke tingkat kematangan keselarasan strategis yang
diinginkan (ITGI, 2003). Model tersebut direpresentasikan pada Gambar 2.10 di
bawah dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman secara
ringkas bagi pihak manajemen.
Gambar 2.10 Grafik Model Kematangan (ITGI, 2003)
Model kematangan keselarasan strategis yang baik yang dijelaskan Grembergen
(Grembergen, Haes, & Guldentops, 2005) melalui risetnya adalah yang
dikembangkan oleh Luftman (2000), Duffy (2002) dan IT Governance Institute
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
35
Universitas Indonesia
(ITGI, 2003). Masing-masing model tersebut menggunakan kriteria yang terdiri
dari berbagai atribut untuk membangun berbagai tingkat kematangan.
2.8 Perbandingan SAMM, SAM dan IT BSC
Model SAM, SAMM dan IT Balance Score Card (BSC) sama-sama mengandung
asas keselarasan strategi bisnis dan TI dalam model kerangka kerja mereka.
Masing-masing model mempunyai dimensi yang menjadi arah bagi organisasi
untuk diseimbangkan dalam mencapai keselarasan. Meskipun ketiga model ini
memiliki dimensi-dimensi yang berbeda-beda, namun ketiganya memiliki
keterkaitan. Di dalam penelitian ini, model SAMM digunakan sebagai acuan
dalam rangka melakukan pengukuran tingkat kematangan keselarasan antara
strategi SI/TI dan strategi organisasi di Kominfo. Hubungan antara dimensi
keselarasan pada model SAMM dengan model SAM ditunjukkan pada tabel 2.3,
sedangkan keterkaitan dimensi keselarasan pada model SAMM dengan model IT
BSC ditunjukkan pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Keterkaitan Dimensi Keselarasan Model SAMM (Henderson & Venkatraman, 1996) dengan Model SAM (Luftman, 2001)
Dimensi keselarasan SAM Dimensi Keselarasan (SAMM)
Business Strategy - Business scope - Distinctive competencies - Business governance
Governance
IT Strategy - Technology scope - Systemic competencies - IT Governance
Governance
Organizational Infrastructure & Processes - Administrative infrastructure - Processes - Skills
Communications Competency/ Value Measurement Partnership Scope & Architecture Skills
I/S Infrastructure and Processes - Architecture - Processes - Skills
Communications Competency/ Value Measurement Partnership Scope & Architecture Skills
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
36
Universitas Indonesia
Tabel 2.4 Keterkaitan Dimensi Keselarasan Model SAMM (Henderson & Venkatraman, 1999) dengan Model IT BSC (Grembergen, Saul, &
Haes, 2003)
Dimensi Keselarasan IT BSC Dimensi Keselarasan (SAMM) Customer Orientation - Customer satisfaction - IT/business partnership - application development performance - service level performance
Competency/Value - Measurement - Communications - Partnership
Operational Excellence - Process Excellence - Responsiveness - Backlog management and aging - Security and safety
Competency/Value - Measurement - Governance
Corporate Contribution - Strategic contribution - Synergy achievement - Business value of IT projects - Management of IT investment
Governance
Future Orientation - Service capability improvement - Staff management effectiveness - Enterprise architecture evolution
Scope & Architecture Skills
Model SAMM merupakan pengembangan dari model SAM, model SAM tidak
memiliki alat bantu untuk mengukur tingkat kematangan, sedangkan model
SAMM dan IT BSC dilengkapi dengan pengukuran tingkat kematangan. Tabel 2.5
memperlihatkan 5 tingkat kematangan dari model SAMM dan IT BSC.
Tabel 2.5 Tingkat Kematangan Model SAMM dan IT BSC.
5 Tingkat Kematangan SAMM 5 Tingkat Kematangan IT BSC Level 1 – Initial / Ad hoc Process Level 2 – Committed Process Level 3 – Established Focused Process Level 4 – Improved / Managed Process Level 5 – Optimized Process
Level 1 – Initial Level 2 – Repeatable Lebel 3 – Defined Level 4 – Managed Level 5 – Optimized
Tabel 2.5 Menunjukkan bahwa 5 tingkat kematangan dari model SAMM dan IT
BSC memiliki karakteristik yang sama, perbedaannya terdapat pada tingkat
kerinciannya, dimana pada model SAMM setiap tingkat kematangan memiliki
karakteristik yang ditinjau berdasarkan 6 dimensi model SAMM (komunikasi,
kompetensi/manfaat, tata kelola, rekanan, ruang lingkup dan arsitektur, keahlian).
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
37
Universitas Indonesia
Setelah membandingkan aspek dimensi keselarasan dan aspek tingkat kematangan
terhadap ketiga model yaitu SAMM, SAM dan IT BSC, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa model SAMM lebih tepat untuk menjawab permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini.
2.9 Metode Perhitungan Tingkat Kemapanan Keselarasan
Metode perhitungan kematangan yang digunakan dalam penelitian ini sama
dengan metode yang digunakan oleh Yudha (2012) dan Krisnadi (2012) dalam
penelitian mereka. Setiap jawaban yang diberikan mencerminkan nilai
kematangan dari setiap atribut. Jawaban responden untuk masing-masing atribut
diwakili dengan nilai 1 sampai dengan 5. Perhitungan nilai kematangan atribut
dihitung dengan merata-ratakan jumlah nilai kematangan dari jawaban responden.
Nilai Kematangan Atribut = ∑ (𝑅𝑅)𝑛𝑛0𝑛𝑛
Keterangan :
n = jumlah responden
R = nilai jawaban responden
Nilai kematangan untuk masing-masing area (total 6 area) mengacu pada model
Luftman SAMM, dihitung dengan merata-ratakan atribut milik dari masing-
masing area.
Nilai Kematangan Area = ∑ (Nilai Kematangan Atribut )𝑛𝑛0
𝑛𝑛
Keterangan:
n = jumlah atribut untuk masing-masing area
Selanjutnya nilai kematangan organisasi secara keseluruhan diperoleh dengan
merata-ratakan seluruh atribut dari keenam area.
Nilai Kematangan Organisasi = ∑ (Nilai Kematangan Area )𝑛𝑛0
𝑛𝑛
Keterangan :
n = jumlah area keselarasan strategi Luftman (6 area)
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
38
Universitas Indonesia
Selanjutnya tingkat level kematangan atribut, area dan organisasi ditentukan
dengan cara melakukan pembulatan ke bawah dari nilai kematangan rata-rata
yang dihasilkan.
2.10 Penelitian Sebelumnya
Peneliltian-penelitian terdahulu menjadi sumber referensi bagi penulis dalam
melakukan penelitian keselarasan strategi bisnis dan TI di organisasi, berikut
adalah penelitian terdahulu yang dimaksud pada Tabel 2.6:
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
39
Universitas Indonesia
Tabel 2.6 Perbandingan Referensi Penelitian Sebelumnya No. Peneliti Ronny Kasmanto (2013) Marcel (2013) Aeron Krisnadi (2012) Ulfah Diah Susanti
1. Penelitian Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategis Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi, Studi Kasus : BMKG
Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategis Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi. Studi Kasus : Universitas XYZ
Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Teknologi Informasi dengan Bisnis Menggunakan Keselarasan Strategis Luftman Studi Kasus : Universitas XYZ
Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategis Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi, Studi Kasus : Kementerian Kominfo
2. Area Instansi Pemerintah Institusi Pendidikan Tinggi Institusi Pendidikan Tinggi Instansi Pemerintah
3. Pertanyaan Penelitian
Berapakah tingkat kematangan keselarasan TI dan organisasi yang dimiliki oleh BMKG dengan metode penilaian Luftman ?
Strategi apakah yang dipersiapkan dalam rangka meningkatkan tingkat kematangan keselarasan di BMKG ?
Pada level berapa tingkat kematangan keselarasan bisnis dan TI di Universitas XYZ ?
Apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam rangka memingkatkan level kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI di Universitas XYZ ?
Sejauh mana tingkat kematangan keselarasan TI dengan bisnis organisasi pada Univ XYZ ?
Pada tingkat kematangan level berapa keselarasan strategi TI dan organisasi di Kementerian Kominfo dengan metode penilaian Luftman ?
Rekomendasi apa saja dalam rangka meniungkatkan nilai keselarasan bisnis-TI organisasi ?
4. Landasan Teori Model SAM Luftman (Strategic Alignment Model)
Model SAMM (Strategic Alignment Maturity Model)
Model SAM Luftman (Strategic Alignment Model)
Model SAMM (Strategic Alignment Maturity Model)
IT BSC (Balanced Scorecard)
Faktor-faktor Pemicu dan Penghambat keselarasan Luftman
Hubungan relasional faktor-
Model SAM Luftman (Strategic Alignment Model)
Model SAMM (Strategic Alignment Maturity Model)
Keselarasan Strategi dan Tata Kelola TI (ITGI)
COBIT 4.1
Information Capital Portfolio
Model SAM (Strategic Alignment Model)
Model SAM Luftman (Strategic Alignment Model)
Faktor-faktor pemicu dan penghambat keselarasan Luftman
Keselarasan strategi dan tata kelola TI (ITGI)
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
40
Universitas Indonesia
faktor pemicu (hasil penelitian Luftman dengan hasil penelitian Wibowo dan Yuwono)
Keselarasan strategi dan tata kelola TI (ITGI)
8 karakteristik strategi di area pendidikan tinggi (Pirani dan Salwany)
Pemetaan dan Karakteristik Keselarasan dengan Faktor-faktor pemicu keselarasan Luftman
10 isu utama TI di tahun 2012 untuk area pendidikan tinggi (Grajek dan Pirani)
pada Peta Strategi
5. Instrument Penilaian
Kuesioner (mengacu pada atribut-atribut keselarasan model SAM Luftman)
Kuesioner (mengacu pada atribut-atribut keselarasan model SAM Luftman)
Kuesioner (mengacu pada atribut-atribut keselarasan model SAM Luftman)
Kuesioner (mengacu pada atribut-atribut keselarasan model SAM Luftman)
6. Perbandingan Instrumen/Metode
SAM, Luftman SAMM SAM, Luftman SAMM, IT BSC Luftman SAMM, COBIT 4.1, Information Capital Portfolio
SAM, Luftman SAMM, IT BSC
7. Hasil Penilaian Keselarasan
Rata-rata nilai semua komponen dari 6 kriteria
Rata-rata nilai per komponen area keselarasan
Rata-rata nilai keselarasan organisasi
Rata-rata nilai per komponen area keselarasan
Rata-rata nilai keselarasan organisasi
Rata-rata nilai per komponen area keselarasan
Rata-rata nilai keselarasan organisasi
Rata-rata nilai per atribut
Rata-rata nilai per komponen area keselarasan
Rata-rata nilai keselarasan organisasi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
41
Universitas Indonesia
2.11 Kerangka Pikir Penelitian (Theoretical Framework)
Dari identifikasi permasalahan yang dihadapi organisasi dan berbagai referensi
yang telah dikumpulkan dibuat suatu kerangka pikir penelitian seperti terlihat
pada Gambar 2.11 berikut ini :
Gambar 2.11 Pola Pikir Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan data yang digunakan untuk
penelitian didapatkan dari hasil melakukan wawancara dan observasi. Tingkat
kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi diukur dengan
menggunakan model Luftman (2000) yaitu menggunakan enam kriteria yang
harus dievaluasi diantaranya komunikasi, pengukuran nilai/kompetensi, tata
kelola, kerja sama, ruang lingkup dan arsitektur dan keterampilan.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
42
Universitas Indonesia
Analisis peningkatan pencapaian tingkat kematangan keselarasan strategis
menggunakan model Luftman, yaitu komponen yang dilakukan peningkatan
adalah komponen yang memiliki nilai kurang dari rata-rata keseluruhan
komponen dari enam kriteria. Untuk mengetahui perspektif keselarasan strategis
dilakukan dengan melihat kondisi saat ini dari organisasi yang menjadi objek
penelitian. Analisis kondisi saat ini menggunakan model keselarasan strategis
Henderson dan Venkatraman. Model keselarasan strategis menganalisis domain
bisnis, yaitu strategi bisnis dan infrastruktur organisasi dan domain teknologi
informasi yaitu strategi TI dan infrastruktur TI.
Rekomendasi diberikan berdasarkan hasil dari analisis peningkatan pencapaian
tingkat kematangan dengan metode Luftman dan juga melihat dari analisis kondisi
saat ini dengan model keselarasan strategis Henderson dan Venkatraman.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
43 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi adalah langkah-langkah sistematis atau sekumpulan metode yang
akan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Pada bab ini
menjelaskan bagaimana penelitian ini dilakukan, berupa tahapan-tahapan
penelitian yang harus ditempuh untuk mendapatkan hasil tingkat kematangan
keselarasan antara strategi TI dan strategi organisasi dan bagaimana mendapatkan
data-data yang diperlukan untuk mendukung penelitian.
3.1 Tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang akan digunakan dalam penelitian karya akhir ini
sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah yang akan diteliti sehingga dapat ditemukan
pertanyaan penelitian. Ketika permasalahan tersebut sudah ditemukan
kemudian menentukan rumusan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh dari
hasil penelitian;
2. Melakukan studi literatur terhadap teori dan metode-metode yang berkaitan
dengan masalah yang telah dirumuskan. Hasil dari tahap ini adalah
Theoritical Framework;
3. Menyusun metodologi penelitian, dimana output dari kegiatan ini adalah
tahapan penelitian;
4. Melakukan pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder.
Wawancara dan observasi serta kuesioner dilakukan untuk pengumpulan data
primer, sedangkan data sekunder didapat dengan melakukan analisis
dokumen-dokumen organisasi mengenai visi, misi, tujuan, rencana strategi
dan sasaran organisasi dan dokumen yang terkait dengan SI/TI;
5. Melakukan analisa awal dengan metode SAM (Henderson dan Venkatraman)
berupa analisis terhadap strategi TI organisasi, strategi bisnis, infrastruktur
SI/TI serta strategi SI/TI organisasi. Pada tahap ini akan dihasilkan analisis
kondisi perspektif saat ini as/is condition.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
44
Universitas Indonesia
6. Hasil dari analisis awal dilakukan analisis lebih lanjut dimana dilakukan
analisis dan perumusan Strategic Alignment Model (SAM) serta nilai tingkat
kematangan keselarasan masing-masing komponen kriteria model Luftman
dan nilai tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi
organisasi.
7. Tahap selanjutnya perbaikan tingkat kematangan keselarasan strategi TI
dengan strategi organisasi yaitu strategi. Menganalisis setiap komponen-
komponen atribut untuk meningkatkan kematangan keselarasan strategisnya.
Komponen yang diberikan rekomendasi adalah komponen yang memiliki
nilai kurang dari rata-rata keseluruhan komponen dari 6 kriteria.
8. Membuat kesimpulan dan saran sebagai intisari dari keseluruhan prores
penelitian yang telah dilaksanakan.
Gambar 3.1 dibawah ini menggambarkan langkah-langkah penelitian dari karya
akhir.
Merumuskan Masalah Penelitian
Studi Literatur
Observasi Dokumen (Visi, Misi, Renstra)
Menetapkan Metodologi Penelitian
Membuat Kuesioner Melakukan Wawancara
Kesimpulan dan Saran
Mengolah Kuesioner
Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi TI dengan Strategi
Organisasi
Rekomendasi Perbaikan Tingkat
Kematangan
Analisa Hasil Kuesioner
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
45
Universitas Indonesia
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dikerjakan dengan mendapatkan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah hasil obervasi dan wawancara serta diskusi dengan
subjek penelitian di Kementerian Kominfo. Selain itu dilakukan penyebaran
kuesioner yang relevan terkait dengan tingkat kemapanan keselarasan strategi
teknologi informasi dengan strategi organisasi.
Data Sekunder adalah data dalam bentuk rencana strategis organisasi dan
dokumen lainnya. Selain itu dilakukan studi literatur yang mengetahui teori,
metodologi dan framework yang digunakan di penelitian dari buku, jurnal dan
karya akhir.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
46 Universitas Indonesia
BAB 4
PROFIL ORGANISASI
Bab ini membahas mengenai visi, misi, sasaran strategis, arah dan kebijakan,
tujuan, struktur organisasi Komenterian Kominfo dan beberapa informasi terkait
Pusat Data dan Informatika Kementerian Kominfo dimana penelitian ini
dilakukan.
4.1 Visi Kementerian Kominfo
Kementerian Kominfo mempunyai visi “Terwujudnya Indonesia Informatif
menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan kominfo berkelanjutan, yang
merakyat dan ramah lingkungan, dalam kerangka NKRI”. Makna yang
terkandung dalam rumusan visi Kementerian Kominfo (Biro Perencanaan,
Kementerian Kominfo, 2010, p.23) tersebut yaitu:
1) Terwujudnya Indonesia Informatif, adalah suatu karakteristik bangsa yang
bercirikan antara lain sudah menyadari, memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan serta menyebarkan
informasi, dan menjadikan informasi sebagai nilai tambah dalam
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
2) Masyarakat sejahtera, adalah keadaan sentosa dan makmur, selamat, mampu
menghadapi segala macam gangguan. Sentosa mengandung arti berada
dalam keadaan aman dan tenteram, sedangkan makmur dapat diartikan
sebagai keadaan serba berkecukupan atau tidak berkekurangan. Jadi
sejahtera tidak hanya memiliki dimensi fisik atau materi tetapi juga dimensi
rohani
3) Pembangunan kominfo berkelanjutan, adalah pembangunan kominfo yang
berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan untuk menciptakan
keseimbangan kebutuhan masyarakat pengguna
4) Pembangunan kominfo yang merakyat, adalah ketepatan sasaran
pembangunan kominfo kepada masyarakat pengguna dan keterjangkauan
masyarakat untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengolah dan mengakses
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
47
Universitas Indonesia
informasi sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus
mewujudkan daya saing bangsa
5) Pembangunan kominfo yang ramah lingkungan, adalah pembangunan
bidang kominfo secara terintegrasi yang didukung oleh konvergensi TIK
yang ramah lingkungan
6) NKRI, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara
yang menjadi cita-cita bersama dan harus diupayakan dengan sungguh-
sungguh.
4.2 Misi Kementerian Kominfo
Dalam rangka mewujudkan Visi Kementerian Kominfo maka diperlukan misi
yang jelas tercantum dalam (Biro Perencanaan, Kementerian Kominfo, 2010,
p.24) yaitu berupa langkah-langkah untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan,
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik
komunikasi lancar dan informasi benar menuju terbentuknya Indonesia
Informatif dalam kerangka NKRI
2) Mewujudkan birokrasi layanan kominfo yang profesional dan memiliki
integritas moral yang tinggi
3) Mendorong peningkatan tayangan dan informasi edukatif untuk mendukung
pembangunan karakter bangsa
4) Mengembangkan sistem kominfo yang berbasis kemampuan lokal yang
berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan
5) Memperjuangkan kepentingan nasional kominfo dalam sistem pasar global
4.3 Sasaran Strategis Kementerian Kominfo
Adapun sasaran strategis Kementerian Kominfo dapat dijelaskan pada Tabel 4.1
di bawah ini:
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
48
Universitas Indonesia
Gambar 4.1 Sasaran Strategis Kementerian Kominfo Sumber: Rencana Strategis Kementerian Kominfo Tahun 2010 – 2014, p.28
4.4 Arah dan Kebijakan Strategi Kementerian Kominfo
Memperhatikan arah dan kebijakan pembangunan serta pengembangan
komunikasi dan informatika nasional, maka rumusan arah kebijakan dalam
Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2010-2014 ini sebagai
berikut:
1. Memanfaatkan sumber daya komunikasi dan informatika secara optimal
2. Membentuk iklim penyelenggaraan layanan pos, komunikasi dan informatika
3. Menentukan standar, alat, layanan, dan menjaga kepatuhan menggunakan
4. Menyediakan dan menyebarkan informasi yang bermanfaat
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
49
Universitas Indonesia
5. Meratakan layanan informasi dan memberdayakan masyarakat
6. Mengembangkan kemampuan SDM dan litbang komunikasi dan informatika
7. Mendorong industri TIK dalam negeri
4.5 Tujuan Kementerian Kominfo
Dalam rangka mencapai visi dan misi pembangunan bidang kominfo, maka tujuan
yang akan dicapai dalam kurun waktu tahun 2010-2014 (Biro Perencanaan,
Kominfo, 2010, p.24), adalah sebagai berikut:
A. Bidang Infrastruktur Informasi dan Komunikasi
1. Tersedianya akses kominfo yang merata di seluruh Indonesia
2. Tersedianya sarana, prasarana, dan layanan kominfo di seluruh desa,
daerah perbatasan negara, pulau terluar, daerah terpencil, dan wilayah non
komersial lain untuk mengurangi daerah blank spot
3. Tersedianya akses dan layanan kominfo yang modern
4. Tersedianya layanan akses informasi dan komunikasi di wilayah non
komersial
5. Kebijakan, regulasi, rencana pemanfaatan dan rekayasa sumber daya
spektrum frekuensi radio
6. Kebijakan, regulasi, rencana optimalisasi sumber daya spektrum dan non
spektrum
7. Kebijakan, regulasi, perijinan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
layanan pos
8. Kebijakan, regulasi, perijinan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
layanan telekomunikasi
B. Bidang Komunikasi dan Informasi
1. Pengelolaan, penyebaran dan pemerataan informasi publik yang beragam
dan berkualitas yang bersifat mendidik, mencerahkan masyarakat dalam
kerangka NKRI
2. Masyarakat dan pengembangan kemitraan dalam penyebaran informasi
publik
3. Penyediaan dan peningkatan SDM bidang kominfo sebagai agen penyedia,
pengelola dan penyebar infomasi publik
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
50
Universitas Indonesia
4.6 Struktur Organisasi Kementerian Kominfo
Kementerian Kominfo memiliki struktur organisasi berupa 4 (empat) Direktorat
Jenderal, Sekretariat Jenderal dan Balitbang SDM yang digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Sumber: Permenkominfo Nomor 17 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kominfo
4.7 Pusat Data dan Sarana Informatika Kementerian Kominfo
Pusat Data dan Sarana Informatika (PDSI) adalah unsur pendukung pelaksanaan
tugas Kementerian Kominfo yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Kominfo melalui Sekretaris Jenderal. PDSI dipimpin oleh seorang
Kepala yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengelolaan,
pengembangan, dan pemanfaatan data dan sarana informatika. (Permenkominfo,
2010, p.131). Sebagaimana melaksanakan tugas dimaksud, PDSI
menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang data dan sarana
informatika,
2. pelaksanaan tugas di bidang data dan sarana informatika,
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang data dan
sarana informatika,
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
51
Universitas Indonesia
4. pelaksanaan administrasi pusat.
Adapun struktur organisasi PDSI dalam (Permenkominfo, 2010, p.132),
terdiri atas :
1. Bidang Infrastruktur Informatika
Bidang Infrastruktur Informatika mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
dan pengelolaan perawatan piranti di bidang infrastruktur informatika. Dalam
melaksanaan tugas, Bidang Infrastruktur Informatika menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan dan perawatan perangkat jaringan internal dan antar
kementerian/lembaga, serta jaringan backup dan DRC
b. Pelaksanaan pengelolaan dan perawatan piranti teknologi informatika, server,
dan fasilitas pendukung termasuk backup dan DRC
c. Pelaksanaan pengamanan jaringan dan data
Bidang Infrastruktur Informatika terdiri atas:
a) Subbidang Jaringan
Subbidang Jaringan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan perawatan
perangkat jaringan internal dan antar kementerian/lembaga, serta jaringan
backup dan DRC.
b) Subbidang Piranti Teknologi Informatika
Subbidang Piranti Teknologi Informatika mempunyai tugas melakukan
pengelolaan dan perawatan piranti teknologi informatika, server, dan fasilitas
pendukung termasuk backup dan DRC.
c) Subbidang Keamanan Informatika
Subbidang Keamanan Informatika melakukan pengamanan jaringan dan data.
2. Bidang Sistem dan Data
Bidang Sistem dan Data mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sistem dan
data informatika. Dalam melaksanaan tugas, Bidang Sistem dan Data
menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan dan pemeliharaan portal dan konten
b. pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
c. pengembangan dan audit aplikasi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
52
Universitas Indonesia
Bidang Sistem dan Data terdiri atas:
1. Subbidang Portal dan Konten
Subbidang Portal dan Konten mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan
pemeliharaan portal dan konten.
2. Subbidang Pengumpulan dan Pengolahan Data
Subbidang Pengumpulan dan Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data.
3. Subbidang Pengembangan Aplikasi
Subbidang Pengembangan Aplikasi mempunyai tugas melakukan
pengembangan dan audit aplikasi.
3. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana,
program, dan anggaran, urusan tata usaha dan rumah tangga, serta pemantauan,
evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas pusat.
Secara garis besar, struktur organisasi PDSI dapat digambarkan pada Gambar 4.3
berikut.
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pusat Data dan Sarana Informatika
Sumber: Permenkominfo Nomor 17 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemkominfo
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
53
Universitas Indonesia
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PDSI mempunyai sasaran strategis serta
indikator kinerja yang dijelaskan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja PDSI
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Terlaksananya layanan
penyediaan data dan informasi
yang transparan dan akuntabel
Jumlah sistem informasi dan data
yang terintegrasi di lingkungan
Kementerian Kominfo
6
laporan
Prosentase (%) ketersediaan
Akses jaringan Kementerian
Kominfo (SLA)
94 %
Sumber: Dokumen Penetapan Kinerja Pusat Data dan Sarana Informatika, 2012
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
54 Universitas Indonesia
BAB 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil pengumpulan data, analisis perspektif
keselarasan Henderson & Venkatraman dan analisis tingkat kemapanan
keselerasan strategi teknologi informasi dan strategi bisnis dari kuesioner yang
didapatkan. Proses selanjutnya yaitu mengolah data hasil kuesioner yang akan
menentukan nilai keselarasan strategis TI terhadap strategi organisasi di Kominfo.
Hasil dari semua komponen keselarasan digunakan untuk memetakan tingkat
kematangan pada keseluruhan atribut-atribut dan dilakukan rekomendasi
peningkatan kematangan keselarasan.
5.1 Pengumpulan Data
5.1.1 Wawancara
Selain melakukan observasi, wawancara penting dilakukan untuk melihat kondisi
saat ini di organisasi yang diperlukan dalam memetakan analisis kondisi.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui empat domain dari model Strategic
Alignment Model (Henderson & Venkatraman, 1999). Selain itu proses
wawancara juga untuk mendapatkan hal-hal terkait enam kriteria Strategic
Alignment Maturity Model Luftman. Responden wawancara adalah Kepala Pusat
Data dan Sarana Informatika (PDSI) yang mengemban tupoksi layanan jaringan
dan data TI di Kominfo juga yang memahami dengan baik proses bisnis dan
hubungan antara bisnis-TI di Kominfo.
Berikut hasil rangkuman wawancara dengan Kepala PDSI, transkrip wawancara
lengkap bisa dilihat di Lampiran A :
Menurut pandangan beliau TI adalah enabler bagi proses bisnis organisasi di
samping memberikan support yang penting untuk aktivitas sehari-hari. Saat ini
PDSI berusaha sebaik mungkin dalam fungsi dan layanan kepada semua satuan
kerja Kominfo, terutama untuk layanan ketersediaan jaringan (LAN, internet, wi
fi). PDSI tidak dapat menentukan sendiri pegawai yang berkapasitas dan
berkompeten dalam bidangnya karena sudah ditentukan oleh Kominfo melalui
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
55
Universitas Indonesia
seleksi CPNS, sumber daya manusia saat ini yang hanya 20 orang diusahakan
semaksimal mungkin untuk memenuhi tanggung jawab layanan di Kominfo.
5.1.2 Data Kuesioner
Atribut-atribut keselarasan Luftman yang berjumlah 38 buah seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.1 menjadi dasar dalam menyusun pertanyaan-
pertanyaan kuesioner. Responden yang menjadi subjek kuesioner ini adalah 30
tingkat Eselon 2 di kantor pusat Kementerian Kominfo. Kuesioner yang dibagikan
kepada 30 satuan kerja tersebut mewakili Setjen, Ditjen SDPPI, Ditjen Aplikasi
Informatika, Ditjen PPI, Ditjen IKP, Inspektorat Jenderal dan Balitbang SDM.
Sedangkan kuesioner yang berhasil dihimpun sebanyak 17 buah yang dinilai
cukup mewakili kondisi satuan kerja penelitian.
5.2 Analisis Perspektif Keselarasan Strategi Kominfo
Perspektif keselarasan strategis melihat kondisi saat ini dari institusi yang menjadi
subyek penelitian. Analisa kondisi saat ini menggunakan model keselarasan
strategis Henderson dan Venkatraman untuk mendapatkan perspektif keselarasan
di organisasi. Hasil wawancara digunakan untuk memperdalam analisa kondisi
saat ini di instansi di samping data sekunder seperti dokumen Rencana Strategis,
dokumen operasional PDSI dan dokumen Permenkominfo Nomor 17 Tahun 2010
tentang tugas, pokok dan fungsi organisasi.
Model keselarasan strategis menganalisis domain bisnis yaitu : (1) Business
Strategy, dan (2) Organization Infrastructure and Processes; dan domain
teknologi informasi yaitu : (3) IT Strategy dan (4) IT Infrastructure and Process.
5.2.1 Strategi Bisnis
Komponen strategi bisnis terdiri atas tiga sub-komponen yaitu cakupan bisnis,
kompetensi yang membedakan dan tata kelola bisnis.
a. Cakupan Bisnis (Business Scope)
Kementerian Kominfo sebagai instansi pemerintah yang diharapkan dapat
mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera dan berdaya saing
tinggi mempunyai visi “Terwujudnya Indonesia Informatif menuju
masyarakat sejahtera melalui pembangunan kominfo berkelanjutan, yang
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
56
Universitas Indonesia
merakyat dan ramah lingkungan, dalam kerangka NKRI”. Dalam
mewujudkan visi tersebut Kominfo telah menetapkan sasaran-sasaran
strategis pada rencana strategi (Renstra) 5 tahun kedepan, hingga tahun
2014, yaitu :
1. Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik
komunikasi lancar dan informasi benar menuju terbentuknya Indonesia
informatif dalam kerangka NKRI,
2. Mewujudkan birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang
profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi,
3. Mendorong peningkatan tayangan dan informasi edukatif untuk
mendukung pembangunan karakter bangsa,
4. Mengembangkan sistem kominfo yang berbasis kemampuan lokal
yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan,
5. Memperjuangkan kepentingan nasional kominfo dalam sistem pasar
global.
b. Kompetensi yang Membedakan (Distinctive Competencies)
Dalam konteks lembaga pemerintah, Kominfo memiliki kompetensi
sebagai perumus kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan
teknis serta pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika.
5.2.2 Infrastruktur dan Proses Bisnis
Komponen infrastruktur dan proses bisnis terdiri atas tiga sub-komponen, yaitu
struktur administrasi, proses dan keahlian.
a. Struktur Administrasi
Kementerian Kominfo dipimpin oleh Menteri Komunikasi dan Informatika
yang membawahi Sekretariat Jenderal, 4 (empat) Direktorat Jenderal (Ditjen)
yaitu Ditjen Aplikasi Informatika, Ditjen Penyelenggaran Pos dan
Informatika, Ditjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika dan Ditjen
Informasi dan Komunikasi Publik serta membawahi Badan Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Inspektorat Jenderal.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
57
Universitas Indonesia
b. Proses
Secara umum proses bisnis di Kominfo dapat dilihat pada Gambar 5.1 yaitu
melaksanakan tugas, pokok dan fungsi yang mendukung pelaksanaan
kebijakan di bidang komunikasi dan informatika.
SEKJEN DJ APTIKA DJ PPI DJ SDPPI BALITBANG IKP ITJEN
Sistem dan Aplikasi internal (portal, email, e-office,simak BMN, keuangan, dll)
Sistem dan aplikasi untuk umum (web, SePP, e-Penyiaran, PNSMail, dll)
STAKEHOLDER(Instansi, Masyarakat,
swasta, internasional dll)
STAKEHOLDER(Instansi, Masyarakat,
swasta, internasional dll)
UPT
Gambar 5.1 Proses Bisnis SI Kominfo
c. Keahlian
Kecakapakan pegawai di lingkungan Kominfo mendapatkan perhatian yang
besar, hal ini dibuktikan dengan diakomodasinya pegawai dalam program
beasiswa S2 dan S3 di dalam maupun luar negeri. Program beasiswa ini juga
membuka peluang yang besar untuk pegawai yang menangani operasional
data dan layanan Kominfo. Selain program beasiswa, Kominfo melalui Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) merancang program pendidikan dan
pelatihan sesuai kebutuhan yang relevan sehingga peningkatan kompetensi
pegawai diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan organisasi. Badan
Penelitian dan Pengembangan SDM mempunyai ICT Center yang juga turut
melakukan pembinaan dan pelatihan di bidang TIK.
5.2.3 Strategi TI
a. Cakupan Teknologi (Technology Scope)
Strategi TI kominfo untuk semua satuan kerja yaitu mendorong peningkatan
kinerja organisasi khususnya terkait dengan implementasi e-Government
dengan indikasi terlaksananya layanan penyediaan data dan informasi yang
transparan dan akuntabel dengan adanya sistem informasi dan data yang
terintegrasi di lingkungan Kementerian Kominfo dan ketersediaan akses
jaringan.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
58
Universitas Indonesia
b. Kompetensi Sistemik (Systemic Competencies)
Kompetensi yang melekat pada Kominfo tentu adalah sistem dan aplikasi
tentang informasi dan layanan komunikasi dan informatika untuk masyarakat
dan stakeholder lainnya. Guna mendukung sistem dan aplikasi tersebut
diperlukan jaringan komunikasi yang handal dan keamanan informasi yang
memadai. Keamanan informasi sangat diperlukan dengan rentannya situs
resmi pemerintah yang diretas.
c. Tata Kelola
Tata kelola yang dilakukan terkait tata kelola secara formal berdasarkan
proses bisnis sehari-hari di lingkungan Kominfo. Secara umum tata kelola
yang terlihat meliputi Pengembangan (Acquire), Implementasi (Implement),
Pelayanan (Deliver), Perawatan (Support) dan Pemantauan (Monitor).
Pengelolaan TI di setiap satuan kerja di kantor pusat Kominfo dilakukan
secara terpusat melalui PDSI dengan dukungan staf TI untuk membantu
pelaksanaan operasional TI rutin meliputi kantor pusat, sedangkan beberapa
unit-unit fungsional dengan anggaran investasi SI/TI sendiri mempunyai
sumber daya sendiri untuk pengelolaan. Tata kelola di unit pelaksana teknis
(UPT) di daerah-daerah dilakukan oleh masing-masing unit.
5.2.4 Infrastruktur TI
a. Arsitektur
Konsep arsitektur jaringan komunikasi di Kominfo menggunakan beberapa
Internet Service Provider (ISP). Jaringan internal Kominfo menggunakan
LAN dan Virtual LAN untuk unit pelaksana teknis Kominfo. Gambar 5.2
mengilustrasikan aktivitas jaringan komunikasi Kominfo. Gambar 5.3 di
bawah ini mengilustrasikan proses layanan yang terjadi:
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
59
Universitas Indonesia
Gambar 5.2 Infrastruktur Jaringan Komunikasi Kementerian Kominfo
Gambar 5.3 Topologi LAN Organisasi
Topologi jaringan yang diimplementasikan di Kominfo Pusat adalah topologi
extended star dimana hubungan antar komputer menggunakan switch terdiri
dari manageable switchdan unmanageable switch.
Untuk memberikan dukungan layanan akses internet kepada pegawai, telah
dibangun jaringan LAN (Local Area Network) baik berupa kabel UTP
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
60
Universitas Indonesia
maupun WiFi. Untuk akses antar gedung dan antar lantai digunakan Fiber
Optik (FO). Jaringan FO juga telah tersedia antara Gedung Utama
Kementerian dengan Gedung Sapta Pesona untuk membangun akses dengan
pegawai di lingkungan Ditjen SDPPI. Sementara untuk Kantor Kominfo yang
berlokasi di luar Kantor Pusat di Jakarta dan Daerah menggunakan fasilitas
Virtual Private Network (VPN) dan Open VPN untuk mendukung akses
Absensi Elektronik.
b. Proses TI
Berikut proses TI yang berlangsung di Kominfo :
1. Proses Pengembangan aplikasi di PDSI dilakukan secara teknis oleh staf
atau tim yang ditunjuk atas dasar kebutuhan yang sejalan dengan
program kerja dari PDSI, serta adanya dokumentasi guna mendukung
pengembangan aplikasi tersebut. Satuan kerja lainnya melakukan
pengembangan aplikasi berdasarkan kebutuhan yang didefinisikan dalam
Renstra maupun secara ad hoc.
2. Proses Monitoring pada jaringan, server maupun data center dilakukan
secara rutin dan diterbitkan SLA terhadap staf PDSI sebagai acuan dan
pedoman pekerjaan.
3. Proses Layanan dan TI yang ada di lingkungan Kominfo adalah layanan
permohonan akses surat elektronik individu, surat elektronik unit kerja,
group milis, akses login hotspot dan penggunaan akses LAN.
4. Pemeliharaan TI ada beberapa yang dipegang oleh PDSI dan ada
beberapa yang dipegang oleh vendor, proses pemeliharaan berdasarkan
kontrak kerja saja. Sedangkan pemeliharaan yang dilakukan oleh PDSI
dilakukan sesuai prosedur yang ada di standar operasi yang ditentukan.
c. Keahlian TI
Masing-masing unit fungsional dan bisnis melakukan pelatihan SDM TI
secara sendiri-sendiri. Pranata komputer juga menyebar di unit-unit
fungsional organisasi yang hal ini menjadi nilai kapabilitas terhadap
dukungan tenaga TI bagi organisasi.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
61
Universitas Indonesia
Berdasarkan analisis 4 domain keselarasan strategis diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kominfo saat ini berada pada perspektif keselarasan Strategy
Execution berdasarkan SAM. Perincian peran dari manajemen bisnis tingkat atas,
manajemen TI dan kriteria performanya dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut:
Gambar 5.4 Perspektif Strategi Eksekusi (Coleman & Papp, 2006)
Eksekusi strategi yang dimaksud bahwa strategi bisnis merupakan pendorong
bisnis kedua domain infrastruktur organisasi dan proses-prosesnya, dan
infrastruktur SI/TI dan proses-prosesnya.
5.3 Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Organisasi
Pengukuran kematangan keselarasan strategi TI dan strategi organisasi di
Kominfo dilaksanakan berdasarkan analisis hasil kuesioner menurut model
keselarasan Luftman. Hasil survei kepada responden didapatkan tingkat
keselarasan masing-masing komponen domain yang mempengaruhi keselarasan
TI dengan bisnis pada organisasi secara keseluruhan.
Berkaitan dengan hasil perhitungan keenam komponen keselarasan beserta semua
atributnya akan dijelaskan pada sub bab berikut ini.
5.3.1 Tingkat Kematangan Komponen Komunikasi
Komunikasi memastikan terjadinya pertukaran ide yang efektif dan pemahaman
yang jelas dalam rangka menghasilkan strategi bisnis dan TI yang mendukung
kesuksesan organisasi untuk mencapai obyektifnya. Kesenjangan antara bisnis
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
62
Universitas Indonesia
dan TI sering timbul karena minimnya pemahaman bisnis oleh TI atau minimnya
pemahaman TI oleh bisnis (Luftman, 2000).
Pengukuran yang dilakukan untuk masing-masing dari keenam atribut di area
komunikasi dapat menjadi acuan bagi organisasi untuk menentukan kualitas
komunikasi yang sudah/sedang berlangsung antara bisnis dengan TI. Tabel 5.1
memperlihatkan keenam atribut yang dimaksud beserta nilai dan level
kematangannya.
Tabel 5.1 Nilai Keselarasan Area Komunikasi
Komponen Komunikasi (COM)
No. Pertanyaan Nilai Level Label
1. TI memahami bisnis 3.71 3 COM01
2. Bisnis memahami TI 3.65 3 COM02 3. Pembelajaran dalam dan lintas organisasi 2.76 2 COM03 4. Kekakuan / keluwesan prosedur 3.29 3 COM04 5. Berbagi pengetahuan 2.71 2 COM05
6. Efektivitas / kedalaman dari peran penghubung 2.35 2 COM06
Nilai/ Level Area Pengukuran Komunikasi 3.08 3
Kualitas kematangan area komunikasi berada pada level 3 (Established, Focussed
Processed). Pada tingkat kematangan level 3, area komunikasi ditunjukkan
dengan pemahaman yang bagus antara bisnis dengan TI. Secara umum level 2
ditunjukkan dengan adanya organisasi akan mencapai keselarasan strategi antara
bisnis dengan TI, juga adanya kualitas dan kapabilitas organisasi dalam
memanfaatkan investasi TI yang sudah dikeluarkan.
Pemahaman TI terhadap bisnis di Kominfo berada di level 3, dimana TI memiliki
pengetahuan yang bagus terhadap bisnis. TI sudah memposisikan dirinya lebih
sebagai pendukung teknis bagi bisnis namun sebagai pendukung keberlangusngan
proses bisnis organisasi.
5.3.2 Tingkat Kematangan Komponen Kompetensi dan Pengukuran Nilai
Pengukuran yang dilakukan dari ketujuh atribut pertanyaan pada area pengukuran
manfaat/kompetensi akan mengungkapkan seberapa selaras bisnis dengan TI
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
63
Universitas Indonesia
terkait dengan pengukuran nilai dan manfaat. Tabel 5.2 memperlihatkan ketujuh
atribut yang dimaksud beserta nilai dan level kematangan.
Tabel 5.2 Nilai Keselarasan Area Kompetensi dan Pengukuran Nilai
Komponen Nilai – Manfaat dan Kompetensi (CVM)
No. Pertanyaan Nilai Level Label
1. Instrumen pengukuran manfaat TI 2.71 2 CVM01
2. Instrumen pengukuran kinerja bisnis 3.35 3 CVM02 3. Pengukuran manfaat berimbang 2.82 2 CVM03 4. Perjanjian tingkat kualitas layanan 1.65 1 CVM04 5. Pengukuran dalam rangka komparasi 2.47 2 CVM05 7. Evaluasi formal 2.65 2 CVM06 8. Perbaikan berkesinambungan 2.76 2 CVM07 Nilai / Level Area Pengukuran Nilai – Manfaat dan Kompetensi 2.24 2
Kualitas berdasarkan tabel diatas mengacu pada model Luftman SAMM berada
pada level 2 (Committed Process). Pada tingkat kematangan level 2 secara umum
ditunjukkan dengan adanya peluang organisasi akan mencapai keselarasan strategi
antara bisnis dengan TI, juga terbatasnya kualitas dan kapabilitas organisasi dalam
memanfaatkan investasi TI yang sudah dikeluarkan untuk manfaat bisnis.
5.3.3 Tingkat Kematangan Domain Tata Kelola
Organisasi yang memiliki tata kelola TI yang baik memiliki potensi lebih besar
untuk merealisasikan manfaat TI bagi organisasi. penelitian yang dilakukan Weill
dan Ross (2005) menyebutkan bahwa tata kelola TI adalah indikator terkuat dari
tingginya nilai manfaat TI di organisasi. Tabel 5.3 memperlihatkan ketujuh atribut
beserta nilai dan level kematangannya.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
64
Universitas Indonesia
Tabel 5.3 Nilai Keselarasan Area Tata Kelola
Komponen Tata Kelola (GOV)
No. Pertanyaan Nilai Level Label
1. Perencanaan strategi bisnis 2.65 2 GOV01
2. Perencanaan strategi TI 2.59 2 GOV02 3. Struktur Organisasi dan pelaporan 2.00 2 GOV03 4. Kendali anggaran 3.06 3 GOV04 5. Manajemen investasi TI 2.88 2 GOV05 6. Komite pengarah 1.82 1 GOV06 7. Proses penentuan prioritas 3.06 3 GOV07 Nilai / Level Area Tata Kelola 2.58 2
Kualitas kematangan area tata kelola berada pada level 2 (Committed Process).
Pada tingkat kematangan level 2, area tata kelola ditunjukkan dengan mulai
adanya pemahaman antara bisnis dengan TI. Secara umum level 2 ditunjukkan
dengan adanya kemungkinan organisasi akan mencapai keselarasan strategi antara
bisnis dengan TI, juga terbatasnya kualitas dan kapabilitas organisasi dalam
memanfaatkan investasi TI yang sudah dikeluarkan. Berikut diuraikan kualitas
atribut yang berada pada kematangan level 2.
5.3.4 Tingkat Kematangan Domain Kemitraan
Kemitraan yang baik antara bisnis dan TI memastikan CEO dan CIO memiliki
visi yang sama sambil memberikan peran yang lebig strategis kepada TI untuk
ikut serta dalam merumuskan strategi bisnis organisasi. Pengukuran terhadap
masing-masing dari keenam atribut pada area kemitraan akan memberikan
informasi kepada organisasi mengenai kualitas kemitraan yang sudah terjalin
selama ini antara bisnis dengan TI. Tabel 5.4 memperlihatkan keenam atribut
yang dimaksud beserta nilai dan level kematangannya.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
65
Universitas Indonesia
Tabel 5.4 Nilai Keselarasan Area Kemitraan
Komponen Nilai – Kemitraan (PAR)
No. Pertanyaan Nilai Level Label
1. Cara pandang bisnis terhadap manfaat TI 4.00 4 PAR01
2. Peran TI dalam perencanaan strategi bisnis 3.59 3 PAR02
3. Sasaran bersama, pembagian risiko dan bonus 2.29 2 PAR03
4. Pengelolaan hubungan / relasi TI dan bisnis 3.06 3 PAR04 5. Relasi dan kepercayaan 3.47 3 PAR05 6. Sponsor bisnis 3.35 3 PAR06 Nilai / Level Area Kemitraan 3.29 3
Kualitas kematangan area kemitraan berada pada level 3 (Established Process).
Pada tingkat kematangan level 3, area Kemitraan ditunjukkan dengan baiknya
pemahaman antara bisnis dengan TI. Secara umum level 3 ditunjukkan dengan
lebih fokusnya manajemen interaksi diantara TI-bisnis daripada berbasis transaksi
daripada kemitraan. TI mulai dilihat sebagai asset dan pemicu proses organisasi.
Dalam hal pembagian risiko dan penghargaan, TI menanggung sebagian besar
resiko dengan sedikit bonus/insentif. Pengelolaan hubungan kemitraan sudah ada
dan berjalan baik, kalitas relasi dan kepercayaan antara bisnis-TI yang terbina
juga dirasakan penting dan proyek TI sudah didukung oleh pimpinan pengelola
TI.
5.3.5 Tingkat Kematangan Domain Ruang Lingkup dan Arsitektur
Pengukuran yang dilakukan untuk masing-masing keenam atribut pada area ruang
lingkup dan arsitektur akan member gambaran sampai sejauh mana kualitas
integrasi arsitektur dari komponen-komponen infrastruktur TI yang ada di
organisasi, kualitas integrasi akan berdampak pada fleksibilitas arsitektur
infrastruktur yang ada dalam mengadopsi perubahan bisnis dan teknologi. Tabel
5.5 memperlihatkan keenam atribut yang dimaksud beserta nilai dan level
kematangannya.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
66
Universitas Indonesia
Tabel 5.5 Nilai Keselarasan Area Ruang Lingkup dan Arsitektur
Komponen Nilai – Ruang lingkup dan Arsitektur
Komponen Ruang Lingkup dan Arsitektur (SAR)
No. Pertanyaan Nilai Level Label
1. Sistem utama 2.53 2 SAR01
2. Penerapan / kepatuhan pada standar 2.65 2 SAR02 3. Integrasi arsitektur 2.18 2 SAR03 4. Fleksibilitas arsitektur 3.00 3 SAR04
5. Kemampuan mengadopsi memanfaatkan teknologi baru 3.06 3 SAR05
Nilai / Level Area Ruang dan Arsitektur 2.68 2
Kualitas kematangan area arsitektur dan rung lingkup berada pada level 2
(Committed Process). Pada tingkat kematangan level 2, area arsitektur dan ruang
lingkup (SAR) dipandang masih sebatas transaksional. Sistem utama menjalankan
fungsi-fungsi yang berorientasi pada transaksi. Standar TI sudah didefinisikan
data dan diwajibkan pada level unit fungsional, tetapi tidak lintas unit fungsional.
Integrasi arsitektur dari komponen-komponen infrastruktur TI hanya pada unit
fungsional dan mulai coba untuk diintegrasikan dengan unit fungsional lainnya.
Infrastruktur TI mulai dikembangkan berdasarkan kebutuhan dari strategi bisnis
terkini (tingkat fleksibilitas terbatas). Ada kemampuan mengadopsi atau
memanfaatkan teknologi baru untuk menghasilkan manfaat bagi bisnis organisasi
tapi masih terbatas dan minimal.
5.3.6 Tingkat Kematangan Keahlian Sumber Daya Manusia
Pengukuran terhadap kedelapan atribut area keahlian akan memberikan informasi
kepada organisasi terkait potensi sumber daya manusia TI saat ini. Tabel 5.6
memperlihatkan kedelapan atribut yang dimaksud beserta nilai dan level
kematangannya.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
67
Universitas Indonesia
Tabel 5.6 Nilai Keselarasan Area Keahlian
Komponen Nilai – Keahlian (SKI)
No. Atribut Nilai Level Label
1. Inovasi dan kewirausahaan 2.82 2 SKI01
2. Peranan / wewenang kekuasaan 3.29 2 SKIR02 3. Pendekatan manajemen 2.53 1 SKI03 4. Kesiapan untuk perubahan 3.24 2 SKI04 5. Perpindahan karir lintas fungsi 2.88 2 SKI05 6. Proses perekrutan dan mempertahankan 3.12 2 SKI06 7. Lingkungan politik, sosial dan kepercayaan 2.76 2 SKI07 Nilai / Level Area Keahlian 2.95 2
Kualitas kematangan area tata kelola berada pada level 2 (Committed Process).
Pada tingkat kematangan level 2, area Keahlian ditunjukkan dengan mulai adanya
pemahaman antara bisnis dengan TI. Secara umum level 2 ditunjukkan dengan
adanya kemungkinan organisasi akan mencapai keselarasan strategi antara bisnis
dengan TI, juga terbatasnya kualitas dan kapabilitas organisasi dalam
memanfaatkan investasi TI yang sudah dikeluarkan. Berikut diuraikan kualitas
atribut yang berada pada kematangan level 2
5.3.7 Tingkat Kematangan Keselarasan Keseluruhan
Tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI di Kominfo secara
keseluruhan berada pada level 2. Tabel 5.7 Memperlihatkan nilai dan level untuk
masing-masing area dari total enam area yang dilakukan penilaian kematangan
berdasarkan model Luftman.
Tabel 5.7 Nilai Kematangan Keselarasan Strategi Organisasi No. Komponen Nilai
Kematangan Tingkat
Kematangan 1. Komunikasi 3.08 3 2. Kompetensi dan Pengukuran
Nilai/Manfaat 2.24 2
3. Tata Kelola TI 2.58 2 4. Kemitraan 3.29 3 5. Ruang Lingkup dan Arsitektur 2.68 2 6. Keahlian Sumber Daya Manusia 2.95 2
NILAI KEMATANGAN 2.8 2
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
68
Universitas Indonesia
Tingkat kemapanan keselerasan strategi TI dan strategi bisnis secara keseluruhan
berada di tingkat 2. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Kominfo telah
memiliki sebuah kemapanan keselarasan strategis yang belum mapan. Tingkatan
ini menunjukkan kriteria tata kelola, proses dan komunikasi pada sasaran bisnis
yang belum fokus. TI masih dianggap menjadi penunjang kebutuhan operasional
sehari-hari saja dan belum memperhatikan aspek strategi bisnis. Aset TI dalam
organisasi memang dimanfaatkan dan pembangunan serta pengelolaan sistem
aplikasi telah melalui perencanaan walaupun belum terukur efektivitasnya.
Pengolahan transaksi secara tradisional beralih ke pengolahan transaksi melalui
sistem informasi demi menunjang proses bisnis. Infrastruktur TI pun telah
berkembang, terutama dengan rekanan (partnership).
Komponen area yang dinilai berdasarkan kriteria model Luftman SAMM
merupakan enam area yang berperan bagi organisasi dalam mencapai keselarasan
strategi organisasi dan TI. Tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI
pada level 2 memiliki karakteristik sebagai berikut untuk masing-masing area
penilaian (Luftman, 2000):
• Komunikasi bisnis dengan TI : terbatasnya pemahaman antara satu sama lain
• Pengukuran Nilai dan Manfaat TI : pengukuran manfaat masih terbatas pada
beberapa faktor yang bersifat teknis
• Tata Kelola TI : tidak ada proses yang bersifat formal, TI masih menjadi
sumber pengeluaran bagi organisasi, penentuan prioritas-prioritas dan inisiatif-
inisiatif TI yang masih bersifat reaktif.
• Kemitraan bisnis dengan TI : kualitas kemitraan yang mulai terlihat, TI
dipandang sebagai Decision Support System (DSS) dan Executive Support
System (ESS)
• Keahlian Sumber Daya Manusia TI : terdapat perbedaan kemampuan antar
fungsional organisasi.
Grafik radar chart pada Gambar 5.5 Mengilustrasikan indikasi nilai kematangan
keselarasan strategis organisasi dan nilai kematangan masing-masing kriteria
keselarasan.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
69
Universitas Indonesia
Gambar 5.5 Grafik Radar Nilai Kematangan Kriteria Keselarasan
5.4 Analisis Peningkatan Kematangan Keselarasan
Inisiatif awal yang menjadi sasaran penelitian selanjutnya dari penelitian ini
adalah menaikkan nilai kematangan hingga tingkat kematangan selanjutnya.
Berdasarkan penelitian Luftman dan Kempaiah (2007) yang menyebutkan nilai
kematangan rata-rata organisasi di dunia adalah 3, sehingga tingkat kematangan
organisasi minimal dapat mendekati tingkat kematangan rata-rata dunia. Strategi
peningkatan pencapaian yang dilakukan adalah atribut-atribut yang nilai
kematangannya dibawah 3. Tabel 5.8 di bawah mendaftarkan atribut-atribut yang
nilainya kurang dari tingkat kematangan 3.
3.08
2.24
2.58
3.29
2.68
2.95
Komunikasi
Pengukuran Kompetensi dan Nilai TI
Tata Kelola
Kemitraan
Ruang Lingkup dan Arsitektur
Keahlian
Tingkat Kemapanan KeselarasanStrategi TI dan Strategi Bisnis
Nilai Kemapanan Kriteria
Nilai Kemapanan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
70
Universitas Indonesia
Tabel 5.8 Fokus Peningkatan Kemapanan Keselarasan Strategi TI dan Organisasi
NO. Kriteria Atribut Nilai
Kemapanan 1.
Komunikasi
Metode Pembelajaran Organisasi (COM03)
2.76
2. Knowledge Sharing (COM05)
2.71
3. Peran Penghubung (Liaisons) (COM06)
2.35
4.
Kompetensi Pengukuran Nilai dan Manfaat
Pengukuran Manfaat TI (CVM01)
2.71
5. Perbandingan manfaat TI dengan kinerja organisasi (CVM03)
2.82
6. Service Level Agreement (SLA) (CVM04)
1.65
7. Benchmarking (CVM05) 2.47 8. Penilaian dan Evaluasi
(CVM06) 2.65
9. Perbaikan yang berkesinambungan (CVM07)
2.76
10.
Tata Kelola
Perencanaan Strategi Organisasi (GOV01)
2.65
11. Perencanaan Strategi TI (GOV02)
2.59
12. Struktur Organisasi (GOV03)
2.00
13. Pengelolaan investasi TI (GOV05)
2.88
14. IT Steering Committee (GOV06)
1.82
15. Kemitraan (Partnership)
Pembagian dan penanganan resiko (PAR03)
2.29
16.
Ruang Lingkup dan Arsitektur
Cakupan dukungan TI (SCA01)
2.53
17. Standarisasi Pengimplementasian TI (SCA02)
2.65
18. Arsitektur TI (SCA03) 2.18 19.
Keahlian
Inovasi dan Kewirausahaan (SKI01)
2.82
20. Gaya Manajemen (SKI03) 2.53 21. Perpindahan karir (SKI05) 2.88
22. Kemampuan Organisasi untuk Personil TI (SKI07)
2.76
Mengulas informasi pada Tabel 5.8 mengenai hasil nilai kematangan organisasi
dengan nilai rata-rata akhir di Level 2, maka selanjutnya 22 atribut terhadap 6
komponen keselarasan Luftman akan dibahas strategi pencapaian keselarasannya
secara rinci melalui Tabel 5.9 berikut :
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
71
Universitas Indonesia
Tabel 5.9 Rekomendasi Sasaran Tingkat Kematangan Keselarasan Kominfo
No. Kode Atribut Nama Atribut
Tingkat Saat Ini Sasaran (Level 3) Strategi
Level Kondisi 1 COM03 Metode
Pembelajaran Organisasi
2 Pembelajaran organisasi masih bersifat informal atau tertentu saja
Proses pembelajaran di organisasi sudah berlangsung secara teratur dan jelas
Menciptakan lingkungan kerja yang terbuka untuk proses belajar dan berkembang
2 COM05 Knowledge Sharing
2 Pembelajaran organisasi masih bersifat informal atau tertentu saja
Proses pembelajaran di organisasi sudah berlangsung secara teratur dan jelas
Membuat Knowledge Management System (KMS) yang untuk seluruh unit-unit organisasi, disosialisasikan dengan tepat dan berkesinambungan
Menumbuhkan budaya berbagi dan meningkatkan kepedulian (awaraness) untuk menciptakan, menyimpan dan mengolah Knowledge.
3 COM06 Peran Penghubung (Liaisons)
2 Penghubung terbatas pada sisi teknis dan penanganan prosedural sehari-hari saja
Penghubung ada yang berperan dalam pengembangan hubungan TI dan bisnis
Mendefinisikan peran dan tanggung jawab penghubung untuk pihak yang memiliki kemampuan dari segi teknis maupun bisnis.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
72
Universitas Indonesia
Memastikan setiap agenda strategis TI dibahas dan dirapatkan tepat waktu dan berkesinambungan
Penghubung berasal dari CIO
4 CVM01 Pengukuran Manfaat TI
2 Manfaat dan kontribusi TI mencakup aspek teknis dan efisiensi biaya
Manfaat TI secara formal mencakup aspek teknis dan aspek efisiensi biaya dengan pendekatan keuangan tradisional
Membuat evaluasi (assestment) manfaat dan kontribusi TI yang lengkap mencakup teknis, operasional, keuangan dan SDM juga dampak bagi stakeholder
Melakukan peninjauan dan penindaklanjutan terhadap evaluasi (assestment)
5 CVM03 Perbandingan manfaat TI dengan kinerja organisasi
2 Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja tidak berhubungan
Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis mulai saling terhubung dan diformalkan
Membuat tim perumus di bawah kendali komite pengarah dengan fungsi mengukur kinerja bisnis-TI yang komprehensif mencakup investasi dan resiko TI dan ada umpan balik yang berkelanjutan
6 CVM04 Service Level Agreement (SLA)
1 Tidak ada SLA, atau kalaupun ada sifatnya sporadis
SLA ada di unit TI dan unit fungsional yang mendeskripsikan proses teknis maupun non teknis
Membuat jaminan SLA di unit fungsional teknis maupun non teknis sesuai kebutuhan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
73
Universitas Indonesia
Melalukan pengawasan dan pelaporan pencapaian mutu layanan
7 CVM05 Benchmarking 2 Benchmarking hanya dilakukan secara informal (ad-hoc)
Mulai dilakukan program benchmarking yang formal
Melakukan benchmarking formal terhadap kinerja pengelolaan TI yang baik, investasi TI, kinerja unit TI, manajemen risiko, dll.
Benchmark best practice di instansi pemerintahan Negara lain dengan pendekatan parameter-parameter yang ditentukan.
8 CVM06 Penilaian dan Evaluasi
2 Dilakukan setelah ditemukan adanya masalah pada bisnis atau TI
Penilaian dan evaluasi mulai menjadi aktivitas rutin
Melaksanakan penilaian dan evaluasi secara rutin (setiap tahun ada waktu yang disepakati) dan menindaklanjuti hasilnya.
9 CVM07 Perbaikan yang berkesinambungan
2 Ada beberapa aktivitas perbaikan yang berkesinambungan, tetapi belum ada pengukuran terhadap efektivitasnya.
Ada beberapa aktivitas perbaikan yang berkesinambungan, proses pengukuran efektivitasnya mulai diperkenalkan.
Menerbitkan dan menerapkan sejak awal seiring dengan program kerja TI
10 GOV01 Perencanaan Strategi Organisasi
2 dibuat secara formal di level unit fungsional dengan sedikit melibatkan partisipasi bisnis
dibuat secara formal di level unit fungsional dengan beberapa beberapa keterlibatan dari bisnis
Mengeluarkan kebijakan tentang perencanaan strategi TI-bisnis organisasi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
74
Universitas Indonesia
11 GOV02 Perencanaan Strategi TI
2 dibuat secara formal di level unit fungsional dengan sedikit melibatkan partisipasi bisnis
dibuat secara formal di level unit fungsional dengan beberapa beberapa keterlibatan dari bisnis
Mengeluarkan kebijakan tentang perencanaan strategi TI-bisnis organisasi
12 GOV03 Struktur Organisasi
2 Sentralisasi atau desentralisasi, ada colocation. CIO melapor ke CFO
Sentralisasi atau desentralisasi, ada co-location, CIO melapor ke COO
Membentuk CIO di PDSI yang bertanggung jawab langsung ke Menteri melalui Sekjen dengan tupoksi strategis melaksanakan layanan dan pengelolaan SI/TI. Otoritas pengelolaan aplikasi diserahkan ke masing-masing unit fungsional yang bersangkutan dengan tetap mengacu pada integrasi dan standarisasi.
13 GOV05 Pengelolaan investasi TI
2 Fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi
Evaluasi dengan pendekatan finansial tradisional, TI dilihat seagai pemicu proses
Membentuk komite pengarah TI dari unit bisnis dan pengelola TI untuk memberikan rekomendasi kepada unit-unit fungsional bisnis dalam rangka menyusun rencana dan inisiatif bisnis-TI jangka panjang
Komite tetap mendelegasikan pelaksanaan kepada CIO
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
75
Universitas Indonesia
merumuskan perencanaan strategis SI/TI yang mencakup investasi SI/TI
14 GOV06 Komite Pengarah / IT Steering Committee
1 Ada komite pengarah yang bertemu secara informal berdasarkan kebutuhan
Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan mulai terbangun efektivitas
Membentuk komite pengarah dengan tugas utama memberikan keputusan strategis SI/TI, memastikan integrasi dan manfaat program SI/TI di Kominfo
Komite menjalankan tanggung jawabnya dibantu oleh CIO
15 PAR03 Pembagian dan penanganan resiko
2 TI menanggung sebagian besar resiko dengan sedikit bonus/insentif
Ada toleransi risiko antara TI dengan organisasi, TI mulai mendapat bagian dari bonus/insentif yang lebih berimbang dengan bisnis
Pengelola TI dan bisnis membuat perencanaan SI/TI di awal sebelum proyek dimulai yang memastikan efektivits waktu dan risiko.
Mengawal dan mengawasi proyek SI/TI yang berjalan di bawah komite pengarah
16 SCA01 Cakupan dukungan TI
2 Sistem utama menjalankan fungsi-fungsi yang berorientasi pada transaksi
Sistem utama menjalankan fungsi-fungsi dengan ruang lingkup yang lebih luas
Top management harus mendorong bahwa TI dapat memperbaiki proses bisnis dan menyokong strategi organisasi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
76
Universitas Indonesia
Top management bersama komite pengarah TI, unit bisnis dan unit TI dilibatkan dalam rapat secara terus menerus dalam merumuskan SI/TI sebagai solusi permasalahan bisnis organisasi
17 SCA02 Standarisasi Pengimplementasian TI
2 Standar sudah didefinisikan dan diwajibkan pada level unit fungsional, tetapi tidak lintas unit fungsional
Standar sudah didefinisikan dan diwajibkan pada level unit fungsional, mulai ada koordinasi yang melibatkan lintas unit fungsional
Membuat kebijakan penerapan standar implementasi yang berlaku di semua unit organisasi Kominfo
Pimpinan unit bisnis dan pengelola TI mengkampanyakan penerapannya
18 SCA03 Arsitektur TI (SCA03)
2 Integrasi sudah mulai disusun tetapi belum diimplementasikan/ penerapan masih minim.
Terintegrasinya arsitektur dan komponen-komponen TI di seluruh unit kerja
Komite pengarah TI yang dibentuk mengkoordinasikan Pengadaan TI maupun program TI terkait integrasinya.
Melakukan identifikasi arsitektur TI untuk masing-masing unit kerja.
Mengintegrasikan arsitektur guna keefektifan yang mendukung dan mendorong aktifitas bisnis organisasi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
77
Universitas Indonesia
19 SKI01 Inovasi dan Kewirausahaan (SKI01)
2 Didorong secara terbatas pada level unit fungsional
Didorong kuat pada level unit fungsional Pimpinan memberikan
dukungan dan dorongan dengan menciptakan lingkungan yang mengakomodasi inovasi dan kemandirian
20 SKI03 Gaya Manajemen (SKI03)
2 Berdasarkan konsensus
Berdasarkan hasil Menerapkan sasaran yang jelas pada setiap inisiatif TI dan bisnis.
Menerapkan proses manajemen proyek
21 SKI05 Perpindahan karir (SKI05)
2 Mutasi kadang terjadi dalam unit fungsional
Mutasi sering terjadi untuk posisi manajemen pada unit fungsional
Merumuskan mekanisme program karir lintas fungsi dalam rangka meningkatkan pemahaman personil TI terhadap peran strategis TI terhadap proses bisnis organisasi
Pimpinan memotivasi dan mengkampanyekan pentingnya manfaat pemahaman bisnis bagi personil TI sebagai bagian dari pengembangan karir individu
22 SKI07 Kemampuan Organisasi untuk Personil TI (SKI07)
2 Perekrutan personil TI difokuskan pada kemampuan teknis yang dimilikinya.
Perekrutan personil TI memperhitungkan kemampuan teknis dan bisnis dan sudah ada program retention untuk pegawai.
Pengelola TI mengkampanyekan secara berkala kepada personil TI tentang pentingnya pemahaman bisnis sebagai faktor pendorong kesuksesan dari inisiatif TI
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
78
Universitas Indonesia
pengelola TI bekerja sama dengan unit-unit bisnis mengadakan pelatihan (training crossover) atau penempatan silang (career crossover).
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
79
Universitas Indonesia
5.5 Rekomendasi Hasil Perspektif SAMM dan SAM
Berdasarkan kedua analisis peningkatan pencapaian kematangan keselarasan
strategi TI dengan strategi organisasi menggunakan metode SAMM Luftman dan
hasil analisis perspektif keselarasan strategis dengan Strategic Alignment Model
(SAM) Henderson dan Venkatraman, maka rekomendasi yang diberikan agar
mencapai peningkatan tingkat keselarasan untuk Kominfo dapat dilihat pada
Tabel 5.10 berikut :
Tabel 5.10 Rekomendasi Hasil Perspektif SAMM dan SAM
Analisis Pencapaian Peningkatan
Kematangan (SAM Luftman)
Analisis Kondisi Saat ini (SAM) Rekomendasi
Ada staf penghubung yang berperan dalam pengembangan hubungan TI dan bisnis
Pelaksanaan teknis TI Kominfo merupakan tanggung jawab PDSI yang dipimpin oleh Kepala Pusat Data yaitu pejabat Eselon 2.
Membentuk Chief Information Officer (CIO) setingkat eselon 1 dibawah arahan komite pengarah dengan peran strategis sebagai penghubung antara TI dan bisnis dan sebagai penanggung jawab tata kelola dan pelaksanaan TI di lingkungan Kominfo.
Terdapat SLA antara unit TI dengan unit fungsional tertentu mencakup teknis dan non teknis
Jaringan data dan konten harus tetap dipastikan aksesnya
Memastikan SLA sesuai kebutuhan bisnis di unit fungsional teknis maupun non teknis serta ada mekanisme yang jelas mengenai pengawasan SLA.
Knowledge Sharing masih bersifat informal atau ad hoc (ketika diperlukan saja.
Proses pertukaran pengetahuan berlangsung secara alami namun inisiatif dan kemajuannya berbeda antar unit fungsional
Membuat suatu model standar Knowledge Management System (KMS) yang efektif dan terintegrasi yang diimplementasikan di Kominfo
- Standar sudah didefinisikan dan diwajibkan pada level unit fungsional, tetapi
Standar TI masih berjalan ad hoc, ada di unit fungsional tertentu
Membuat perencanaan strategis SI/TI yang mendukung sasaran strategis organisasi
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
80
Universitas Indonesia
tidak lintas unit fungsional
- Arsitektur dan komponen TI belum terintegrasi di semua unit kerja
- Infrastruktur TI fleksibel dengan kebutuhan organisasi
yang menjadi pedoman pengembangan, implementasi, manajemen dan investasi SI/TI.
Ada komite pengarah yang bertemu secara informal berdasarkan kebutuhan
Belum ada komite pengarah TI, tanggung jawab pelaksanaan TI diserahkan pada pimpinan masing-masing (Eselon 1)
Membentuk IT Steering Committee Kominfo yang memastikan efektifnya program pelaksanaan SI/TI dengan umpan balik yang jelas
- Mutasi kadang terjadi dalam unit fungsional
- Perekrutan personil TI difokuskan pada kemampuan teknis yang dimilikinya
Mutasi pegawai kadang atau masih jarang terjadi antar unit fungsional, perekrutan personil TI masih berdasarkan ketentuan penerimaan CPNS, tidak dapat menentukan sendiri kapabilitas spesifik personil TI.
Program penerimaan CPNS memasukkan kriteria seleksi spesifik atas kemampuan personil SI/TI yang dibutuhkan. Komite pengarah TI membuat kebijakan mengadakan pelatihan dan edukasi yang fokus dan terarah untuk personil TI.
Perspektif keselarasan strategis Kominfo saat ini adalah strategy execution, artinya yang menjadi driver adalah strategi organisasi, dengan top management sebagai strategy formulator, manajemen TI sebagai strategy implementor, sedangkan kriteria kinerja SI berfokus pada cost center.
Kominfo dapat memanfaatkan SI/TI tidak hanya sebagai enabler tetapi juga driver dan pemicu terhadap perubahan organisasi, sehingga Kominfo dapat memanfaatkan perspektif competitive potential mengingat sudah adanya infrastruktur SI/TI dan sistem/aplikasi SI/TI yang sudah dibangun yang tujuannya memang mengakomodasi strategi bisnis.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
81
Universitas Indonesia
Rekomendasi yang disusun diatas tidak terlepas dari kajian dan analisis hal-hal
apa saja yang menjadi tantangan keselarasan yang mempengaruhi organisasi
seperti faktor pendukung (enabler) yaitu pemahaman dan dukungan dari pucuk
pimpinan, peran CIO, dan bagaimana organisasi dapat difungsikan sebagai
infrastruktur untuk mengeksekusi strategi. Unit TI akan bertindak dengan hati-hati
sedangkan hubungan antara unit-unit yang berbeda untuk TI dirancang dengan
baik dan mereka mampu bekerja di tempat (Wibowo &Yuwono, 2010). Faktor
yang lain seperti change management yaitu pendekatan untuk transisi individu,
tim dan organisasi untuk keadaan masa depan yang diinginkan dan knowledge
management sharing (KMS) menjadi solusi yang tidak terpisahkan dari
rekomendasi tersebut.
Pada hakikatnya tidak ada organisasi yang dapat meraih keselarasan ketika bisnis
dan TI selalu berubah seperti yang dikemukakan oleh Henderson (2004).
Keselarasan bukanlah keadaan statis melainkan sebaliknya, dinamis mengikuti
perubahan lingkungan organisasi. Organisasi harus secara konstan menemukan
kondisi idealnya di sisi strategis dan teknologi.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
82 Universitas Indonesia
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengukuran tingkat kematangan keselarasan
strategi TI dengan strategi organisasi di Kominfo, dapat ditarik ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tingkat kematangan keselarasan strategi organisasi dan TI di Kominfo berada
pada level 2 (nilai rata-rata 2). Luftman menyebutkan bahwa organisasi yang
berada pada level 2 (Committed Process) memiliki keselarasan strategi
organisasi dan TI yang terbatas.
2. Dari keenam area keselarasan yang dinilai (mengacu pada model Luftman),
area pengukuran Nilai/Manfaat (Value) memperoleh nilai terkecil (2.24)
sedangkan area Kemitraan (partnership) memperoleh nilai tertinggi 3.29.
3. Ada kecenderungan di Kominfo dimana pemanfaatan TI tergantung pada
pengelolaan masing-masing satuan kerja organisasi, sedangkan satuan kerja TI
lebih condong kepada layanan data dan informasi. Hal ini dikarenakan belum
dapat dibentuk dan diterapkannya CIO.
4. Rekomendasi bagi Kominfo mengacu pada 6 area keselarasan Luftman secara
umum mencakup Manfaat dan Kompetensi TI yang lebih terintegrasi dengan
organisasi, penerapan tata kelola yang efektif, perencanaan ruang lingkup dan
arsitektur TI yang terstandarisasi dan terintegrasi serta sumber daya manusia TI
yang berkompeten dan sesuai kebutuhan.
6.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut :
1. Kajian Strategic Alignment Model (SAM) dapat menggunakan alat bantu
(tools) untuk menganalisis keselarasan strategi teknologi informasi dan strategi
bisnis organisasi.
2. Pemberian rekomendasi pada penelitian belum menyertakan pendapat (assess)
ahli di ruang lingkup ini (expert) maupun feedback kepada organisasi yang
menjadi subjek penelitian, sehingga ada baiknya hal ini dilakukan untuk
mendapatkan manfaat hasil yang tepat guna.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
83 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
1. Coleman, P., & Papp, R. (2006). Strategic Alignment: Analysis of Perspectives, Proceedings of the 2006 Southern Association for Information System Conference, pp. 242-250.
2. Grembergen, W. V., & Saul, R. (2001). Aligning Business and Information Technology through the Balanced Scorecard at a Major Canadian Financial Group: Its Status Measured with an IT BSC Maturity Model. Proceedings of the 34th Hawaii International Conference on System Science, (pp. 10-pp). IEEE.
3. Grembergen, W. V., & De Haes, Steven. (2005). Measuring and Improving Information Technology Governance through the Balanced Scorecard. University of Antwerp. Journal 2, 1: 35-42. Diakses pada 15 Mei 2013.
4. Tallon, Paul P., and Kenneth L. Kraemer. (2003). Investigating the relationship between strategic alignment and IT business value: the discovery of a paradox. Creating Business Value with Information Technology: Challenges and Solutions. Hershey, PA: Idea Group Publishing, pp.1-22.
5. Henderson, J., & Venkatraman, N. (1993). Strategic Alignment : Leveraging Information Technology for Transforming Organizations. IBM System Journal, 32(1): 4-16.
6. Hirscheim, R., & Sabherwal, R. (2001). Detours in the Path Toward Strategic Information System Alignment. California Management Review, 44(1): 87-108.
7. ITGI. (2003). Board Briefing on IT Governance, 2nd Edition.
8. Weill, Peter., Jeanne W. Ross. (2005). How Effective is your IT Governance. Centre for Information Systems Research, Research Briefing 5.
9. Kaplan, R., & Norton, D. (1996). Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System. Harvard Business Review, 74(1): 75-85.
10. Kasmanto, R. (2013). Pengukuran Kematangan Tingkat Keselarasan Strategis antara Strategi TI terhadap Strategi Organisasi, Studi Kasus: Badan Meteorologi dan Kegempaan. Jakarta: MTI, Universitas Indonesia.
11. A, Krisnadi. (2012). Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Bisnis Menggunakan Model Keselarasan Strategis Luftman: Studi Kasus Universitas XYZ. Karya Akhir. Jakarta: MTI UI.
12. J, Luftman. (2000). Assessing Business-IT Alignment Maturity, Communications of the Information Systems, 4: 99.
13. Luftman, & Kempaiah. (2007). An Update on Business-IT Alignment: A Line Has Been Drawn. MIS Quarterly Executive, 6(3): 165-177.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
84
Universitas Indonesia
14. Luftman, Jerry N. (2003). Competing in the information age align in the sand 2/e.
15. Luftman, J., and Papp, R. (1999). Enablers and Inhibitors of Business-IT Alignment. Communications of AIS , 1(3es): 1.
16. Peppard, J., and Ward, J. (2004). Beyond strategic information systems:
towards an IS capability. Journal of Strategic Information Systems, 13(2): 167-194.
17. Croteau, A.M., Solomon, S., Raymond, L., and Bergeron, F. (2001), Organizational and Technological Infrastructures Alignment, Proceedings of the 34th Hawaii International Conference on Systems Sciences, pp.1-11
18. Ojo, Adegboyega., Shareef, Mohammed., and Janowski, Bergeron. (2008). Strategic Alignment: Aligning Organizational and IT Strategies. Journal of Center for Electronic Governance. International Institute for Software Technology, United Nations University.
19. Sabherwal, R., & Chan, Y. E. (2001). Alignment between Business and IS Strategies: A Study of Prospectors, Analyzers, and Defenders. Information Systems Research, 12(1), 11-33.
20. Wibowo, A.M., Yuwono, Budi. (2010). Driving Factors, Enablers & Inhibitors of IT Value Delivery & Risk Management in IT Governance, IT Governance Lab, Faculty of Computer Science, University of Indonesia.
21. Marcel. (2013). Pengukuran Tingkat Kemapanan Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Studi Kasus Universitas XYZ. Jakarta: MTI, Universitas Indonesia.
22. Renstra. Naskah Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika 2010-2014.
23. T. A. Yudha. (2012). Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategis Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi Studi Kasus : Universitas Terbuka. Karya Akhir. Jakarta: MTI UI.
24. Weiss, Joseph., and Anderson, Don. (2004). Aligning Technology and Business Strategy: Issues & Frameworks, A Field Study of 15 Companies. Proceedings of the 37th Hawaii International Conference on System Sciences, (pp 10-pp). IEEE.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 1) 85
Universitas Indonesia
Transkrip Wawancara dengan kepala Pusat Data dan Sarana Informatika Kominfo
1. Apa dasar pertimbangan penerapan TIK di Kominfo ?
TIK sebagai enabler , memfasilitasi proses-proses kerja di Kominfo.
Merupakan transformasi , perubahan budaya, tuntutan dari kondisi terkini.
Yang ke-dua terutama Kominfo sebagai instansi yang bervisi dan misi
pemberdayaan ICT Center dan sebuah keharusan sebagai organisasi modern
yang harus memanfaatkan TIK
2. Sejauh mana peran TIK terhadap keberlangsungan proses bisnis di Kominfo ?
Ke depannya mau tidak mau kominfo harus terus mengimplementasikan TIK.
Lingkungan eksternal yang ‘memaksa’ Kominfo, sebagai contoh BPK, UKP4
untuk proses pelaporan. Terkait dengan audit seperti BPK yang
menyelenggarakan audit secara elektronik. Tuntutan dari reformasi birokrasi
dan juga KPK terkait pemeriksaan.
3. Apakah Kominfo sudah mempunyai IT Blueprint ?
Belum ada dalam bentuk dokumen, bukan berarti tidak bisa
melakukan/membuat. Ada prasyarat yang tidak terpenuhi. Masalah yang di
concern-kan saat ini adalah ‘bagaimana membuat aplikasi bisa
diimplementasikan’. Bagaimana dengan kebutuhan- organisasi saat ini,
aplikasi/sistem apa yang diperlukan. Prakondisi awal di instansi pemerintah
bila blueprint tidak efektif. Karena ada 2 hal yang mendasari perbedaan
organisasi swasta dan pemerintah yaitu direktur keuangan, sedangkan
instansi pemerintah memiliki pengelola keuangan di tiap satker.
Kapusdat menyebutkan perlunya kebijakan akan perencanaan yang matang
dan terorganisir di awal. Ada kebijakan yang menyokong dibuat tahap
perencanaan dan tahap auditing di awal rencana kerja/renstra. Hal yang
kedua, instansi memiliki data center dimana-mana.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 1) 86
Universitas Indonesia
4. Apa panduan pengembangan TI di Kominfo ?
Ada panduan pengembangan yang mencakup kebutuhan-kebutuhan internal
Kominfo.
Integrasi aplikasi adalah isu yang penting karena Kominfo menyadari
penerapan TIK dengan membuat berbagai aplikasi namun tersebar yang
menyebabkan adanya silo-silo di satker-satker. Menyadari pentingnya
integrasi TIK secara menyuluruh di lingkungan Kominfo.
5. Apakah selama 5 tahun (Renstra), TIK sudah sesuai dengan yang diharapkan
oleh pimpinan Kominfo?
Saat ini bila berdasakan hasil prosedur laporan dan evaluasi yang
dikriteriakan oleh Kesekjenan maka pelaksanaan di atas kertas sudah
memenuhi Renstra.
PDSI sudah melakukan survey kepuasan pengguna di Kominfo dengan hasil
indicator penilaian yaitu berkurangnya jumlah keluhan atau komplain.
Pelaksanaan TIK tidak terlepas dari faktor yang berpengaruh yaitu
transformasi budaya.
6. Siapa yang mempunyai wewenang dlm pengelolaan dan pelaksanaan teknis TI
di Kominfo
PDSI berdasarkan Permenkominfo No. 17 Tahun 2010
7. Adakah kompetensi sistemik yang membedakan TIK Kominfo dengan instansi
lain ?
Secara umum tugas dan fungsi PDSI tidak jauh berbeda dengan Kementerian
lainnya yaitu melaksanakan sebaik mungkin fungsi penyediaan infrastruktur
dan jaringan untuk akses data dan informasi Kominfo ke publik.
8. Bagaimana proses pengembangan aplikasi yang ada di Kominfo ?
Membuat perancangan, pengembangan aplikasi dilakukan dengan pihak
ketiga karena tenaga yang berkompetensi terbatas/belum memenuhi.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 1) 87
Universitas Indonesia
9. Proses pengawasan dan evaluasi sudah dilakukan ?
Proses yang ada seperti pemantauan trafik, monitoring pemakaian aplikasi.
Disamping dilakukan survey pemakaian user.
10. Bagaimana dengan pedoman tata kelola :
Ada bentuk dokumen-dokumen pedoman yang ditetapkan sendiri yang
sederhana untuk aktivitas sehari-hari seperti monitoring. Bukan seperti
bentuk dokumen tata kelola TIK (COBIT+ITIL).
11. Siapa yang menangani kontrol anggaran TIK ?
Kontrol dilakukan oleh Kapusdata yang prosesnya sederhana saja yaitu
cukup berkoordinasi dengan pengelola anggaran satker.
12. Bagaimana dengan kajian investasi TIK ?
dirapatkan, didiskusikan berdasarkan kebutuhan di lapangan dan diputuskan
secara internal tidak melalui narasumber/tenaga ahli untuk mengkaji ini.
13. Evaluasi kinerja staf : dilakukan secara berkala (periodik).
14. Ritik (Rencana Induk TIK) : tidak perlu, karena kebutuhan bisa dipetakan.
15. Efisiensi sumber daya : perlu ada penataan, karena instansi pemerintah tidak
dituntut efisien. Inisiatif ini harus dating dari level pimpinan puncak.
16. Bagaimana dengan kesempatan pelatihan dan mendapatkan ilmu untuk
pegawai ?
Diadakan training, bentuknya berupa kegiatan rutin di internal atau
dilakukan kerjasama dengan pihak tenaga ahli yang ditunjuk.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 88
Universitas Indonesia
Kuesioner Keselarasan Strategi Bisnis dan TI Luftman
Bagian 1 : Komunikasi dan Bisnis (6 atribut)
1. Apakah saat ini Pusat Data dan Sarana Informatika (PDSI) sebagai pelaksana
teknis pengelola Teknologi Informasi (TI) sudah memahami strategi dan
tujuan bisnis organisasi ?
a. Pengelola TI tidak memahami strategi dan tujuan organisasi.
b. Pengelola TI hanya mengetahui sedikit/sebagian dari strategi/tujuan bisnis
organisasi.
c. Pengelola TI mengetahui dengan baik strategi dan tujuan bisnis
organisasi.
d. Pengelola TI mengetahui dengan baik dan mendorong seluruh staf TI
untuk mengerti strategi dan tujuan bisnis organisasi.
e. Pengertian mengenai strategi dan tujuan bisnis organisasi menjadi suatu
keharusan.
2. Bagaimana pemahaman Sekretaris Jenderal sebagai pengelola organisasi
mengerti dan memahami lingkup kegiatan TI di Kominfo ?
a. Pengelola organisasi tidak memahami TI sama sekali
b. Pengelola organisasi memahami TI secara terbatas
c. Pengelola organisasi memahami TI dengan baik
d. Pengelola organisasi mengerti dan memahami TI dengan baik, serta
menyadari bahwa TI merupakan hal yang sangat potensial untuk
menunjang kegiatan di Kominfo.
e. Pengelola organisasi mengerti dan memahami TI dengan sangat baik dan
menyadari bahwa hal ini merupakan suatu keharusan.
3. Mana pernyataan berikut yang paling cocok menggambarkan metode
(mencakup penggunaan intranet, portal, milis, e-mail, e-office, rapat,
pelatihan, dsb) yang paling sering diselenggarakan di organisasi dalam rangka
aktivitas pembelajaran dalam lingkup organisasi (kolaborasi bisnis dan TI) di
lingkungan Kominfo (mencakup aspek berbagi pengalaman, pemecahan
masalah, diskusi objektif dan factor-faktor vital pendukung kesuksesan/CSF).
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 89
Universitas Indonesia
a. Casual, ad-hoc (hanya ada pada saat tertentu ketika ada kebutuhan dan
bersifat terbatas seperti observasi pegawai, berbagi cerita, peer meeting,
dsb)
b. Informal (menggunakan email, milis, brosur, majalah internal dsb).
c. Regular dan jelas, melalui rapat-rapat pada setiap unit kerja
d. Secara formal dan didukung oleh pimpinan
e. Formal, terpadu dengan dukungan pimpinan senior dan menengah, adanya
monitoring dan umpan balik dalam rangka pengukuran dan evaluasi untuk
hasil yang efektif.
4. Seperti apa kecenderungan prosedur/mekanisme komunikasi yang terjadi
antara bisnis dengan TI di organisasi ?
a. Satu arah dari bisnis ke TI, formal dan tidak fleksibel (command and
control)
b. Satu arah dari bisnis ke TI, semi formal dan sedikit fleksibel
c. Dua arah antara bisnis dengan TI, formal dan tidak fleksibel
d. Dua arah antara bisnis dengan TI, semi formal dan sedikit fleksibel
e. Dua arah, informal dan fleksibel
5. Sampai sejauh mana proses berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara
bisnis dengan TI terjadi di organisasi ?
a. Proses berbagi pengetahuan terjadi secara ad hoc (berdasarkan kebutuhan,
kondisi tertentu)
b. Proses berbagi pengetahuan bersifat semi terstruktur (struktur baru mulai
dibuat)
c. Proses berbagi pengetahuan sudah terstruktur dan formal, namun terbatas
hanya melibatkan level unit fungsional kunci
d. Proses berbagi pengetahuan sudah terinstitusi (melibatkan level unit
fungsional dengan organisasi).
e. Proses berbagi pengetahuan sudah terinstitusi (melibatkan level unit
fungsional dengan organisasi dan mitra luar)
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 90
Universitas Indonesia
6. Seberapa efektif keberadaan peran penghubung (liaisons) pihak bisnis dan TI
dalam menjembatani komunikasi antara pihak pengelola TI dan pengelola
bisnis di organisasi ?
a. Tidak ada penghubung. Kalaupun ada, sifatnya ad hoc (hanya berdasarkan
kebutuhan, kondisi tertentu)
b. Peran penghubung bersifat terbatas (hanya untuk menjembatani proses
transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI, tidak memfasilitasi untuk
membangun komunikasi yang mengarahkan pada hubungan relasi bisnis
dan TI yang lebih baik).
c. Penghubung atau orang tengah secara regular berperan tidak hanya untuk
menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI, namun
juga memfasilitasi komunikasi yang mengarahkan pada hubungan relasi
bisnis dan TI yang lebih baik.
d. Penghubung atau orang tengah secara regular berperan untuk
menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI. Tugas
utamanya adalah untuk memfasilitasi komunikasi internal yang
mengarahkan pada hubungan relasi bisnis dan TI yang lebih baik.
e. Penghubung atau orang tengah secara regular berperan untuk
menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI
(termasuk mitra luar). Tugas utamanya adalah untuk memfasilitasi
komunikasi internal yang mengarahkan pada hubungan relasi bisnis dan TI
yang lebih baik (mencakup mitra luar)
Bagian 2 – Pengukuran Manfaat dan Kompetensi TI (7 Atribut)
7. Sejauh mana aktivitas pengukuran terhadap manfaat atau kontribusi layanan
TI terhadap bisnis dilakukan di Kominfo ?
a. Pengukuran manfaat TI hanya sebatas pada faktor teknis (cth : system
availability, response time) yang tidak ada hubungannya dengan bisnis.
b. Pengukuran manfaat TI mencakup aspek teknis dan aspek efisiensi
biaya/penghematan. Tidak ada proses umpan balik yang bersifat formal
dalam rangka evaluasi dan penindaklanjutan hasil pengukuran.
c. Pengukuran manfaat TI secara formal yang mencakup aspek teknis dan
aspek efisiensi biaya dengan menggunakan pendekatan financial
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 91
Universitas Indonesia
tradisional. Feedback yang bersifat formal terhadap hasil pengukuran
mulai ada.
d. Pengukuran manfaat TI secara formal yang mencakup aspek teknis, aspek
efisiensi biaya dan aspek efektivitas biaya dengan menggunakan
pendekatan financial tradisional. Ada feedback dan peninjauan secaraat
formal terhadap hasil pengukuran.
e. Pengukuran manfaat TI sudah multidimensi yang mencakup aspek teknis,
keuangan, operasional dan sumber daya manusia. Ada feedback dan
peninjauan yang bersifat formal terhadap hasil pengukuran. Lingkup
pengukuran manfaat juga mencakup entitas luar organisasi (vendor,
outsourcer, customer).
8. Bagaimana pengukuran kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan
tujuan Kominfo (dengan memperhitungkan faktor TI sebagai stimulus
program kegiatan ?)
a. Pengukuran kinerja organiasi bersifat tidak pasti dan tidak memperhitungkan manfaat TI
b. Pengukuran kinerja organisasi hanya sebatas pada fungsi organisasi yang dicapai.
c. Pengukuran kinerja organisasi hanya berdasarkan pencapaian realisasi keuangan
d. Pengukuran kinerja organisasi selain berdasarkan pencapaian realisasi keuangan juga memperhatikan kepuasan masyarakat
e. Pengukuran kinerja organisasi hanya berdasarkan pencapaian realisasi keuangan, kepuasan masyarakat dan memperhatikan aspek kepuasan mitra kerja
9. Bagaimana keterkaitan antara pengukuran manfaat TI dengan pengukuran
kinerja Kominfo (dalam rangka mengukur kontribusi TI terhadap organisasi) ?
a. Tidak ada pengukuran terhadap manfaat investasi bisnis dan TI, kalaupun
ada bersifat ad-hoc (hanya saat ada kebutuhan/kondisi tertentu)
b. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja tidak berhubungan.
c. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis mulai saling terhubung
dan diformalkan. Proses umpan balik yang bersifat formal dan peninjauan
ulang mulai ada.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 92
Universitas Indonesia
d. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis sudah terhubung
secara formal. Proses feedback dan peninjauan ulang secara formal sudah
digunakan dalam rangka evaluasi terhadap hasil pengukuran.
e. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis sudah multi di sisi
keuangan, operasional, dan sumber daya manusia hingga mencakup entitas
luar organisasi (vendor, outsourcer, stakeholder). Proses feedback yang
bersifat formal digunakan dalam rangka evaluasi terhadap hasil
pengukuran.
10. Bagaimana menurut Anda tingkat dari layanan dan kinerja TI yang diberikan
saat ini ?
a. Layanan diberikan secara sporadis
b. Layanan berorientasi teknis (waktu respon, lama downtime, dan
sebagainya) antara TI dan unit fungsional organisasi
c. berorientasi teknis maupun berorientasi hubungan (kepuasan user,
komitmen TI terhadap bisnis, dan sebagainya) antara TI dan unit
fungsional organisasi serta mulai muncul di keseluruhan organisasi
d. berorientasi teknis maupun berorientasi hubungan antara TI dan unit
fungsional organisasi serta dalam keseluruhan organisasi
e. berorientasi teknis maupun berorientasi hubungan antara TI dan unit
fungsional organisasi serta dalam keseluruhan organisasi maupun
mitra/aliansi eksternal kami
11. Sejauh mana Service Level Agreement (SLA) yang berfungsi sebagai
kesepakatan tingkat kualitas layanan minimum antara penyedia layanan
dengan pengguna layanan antara bisnis dengan TI digunakan di Kominfo ?
a. Tidak ada SLA, atau kalaupun ada sifatnya sporadis
b. SLA ada, diterapkan antara unit TI dengan unit fungsional tertentu dan bersifat teknis
c. SLA ada, diterapkan antara unit TI dengan unit fungsional tertentu, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis (relationship-oriented seperti kepuasan pengguna (user), dsb)
d. SLA ada , diterapkan seluruh organisasi, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 93
Universitas Indonesia
e. SLA ada, diterapkan seluruh organisasi termasuk rekan bisnis eksternal, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis
12. Sejauh mana praktik benchmarking atau pembanding pada pengelolaan TI di
Kominfo terhadap pengelolaan TI di instansi lain ?
a. Benchmark jarang atau tidak pernah dilakukan, baik formal maupun
informal.
b. Benchmark secara informal dilakukan secara berkala atau rutin.
c. Benchmark sudah dilakukan secara formal dan berkala. Terkadang ada
tindak lanjut terhadap hasil benchmark.
d. Benchmark sudah dilakukan secara formal dan rutin. Biasanya ada tindak
lanjut terhadap hasil benchmark.
e. Benchmark sudah dilakukan secara formal dan rutin. Ada proses yang ter-
regulasi dalam rangka tindak lanjut dan pengukuran terhadap perubahan.
13. Sejauh mana aktivitas penilaian dan evaluasi terhadap investasi TI dilakukan
di Kominfo?
a. Tidak ada proses penilaian dan evaluasi formal yang dilakukan.
b. Proses penilaian dan evaluasi baru dilakukan setelah ditemukan adanya
masalah pada bisnis atau TI (mis : kegagalan proyek TI, pangsa pasar yang
menurun).
c. Proses penilaian dan evaluasi mulai menjadi aktivitas rutin.
d. Proses penilaian dan evaluasi dilakukan secara rutin, tersedia proses formal
untuk melakukan perubahan terkait hasil penilaian dan evaluasi.
e. Proses penilaian dan evaluasi dilakukan secara rutin, tersedia proses formal
untuk melakukan perubahan terkait hasil penilaian dan evaluasi serta proses
pengkuran terhadap perubahan yang sudah dilakukan. Mitra luar juga
dilibatkan dalam proses.
14. Sejauh mana aktivitas dalam rangka perbaikan yang berkesinambungan
(continuous improvement) diterapkan di instansi ?
a. Tidak ada aktivitas perbaikan yang berkesinambungan
b. Sudah ada beberapa aktivitas perbaikan yang berkesinambungan, tetapi
belum ada pengukuran terhadap efektivitasnya.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 94
Universitas Indonesia
c. Sudah ada beberapa aktivitas perbaikan yang berkesinambungan, proses
pengukuran efektivitasnya mulai diperkenalkan.
d. Sudah ada cukup banyak aktivitas perbaikan yang berkesinambungan dan
secara berkala dilakukan pengukuran terhadap efektivitasnya.
e. Aktivitas perbaikan yang berkesinambungan sudah mejadi rutinitas dan
selalu dilakukan pengukuran terhadap efektivitasnya.
Bagian Ketiga : Tata Kelola TI (7 Atribut)
15. Sejauh mana perencanaan strategi bisnis dengan partisipasi TI dibuat dan
dikelola dalam lingkup Kominfo ?
a. Tidak ada perencanaan strategi bisnis yang bersifat formal atau kalaupun
ada pembuatan dan pengelolaannya bersifat ad hoc (sebatas kebutuhan dan
kondisi tertentu saja).
b. Perencanaan strategis TI dibuat secara formal di level unit fungsional
dengan sedikit melibatkan partisipasi bisnis.
c. Perencanaan strategis TI dibuat secara formal di level unit fungsional
dengan beberapa beberapa keterlibatan dari bisnis.
d. Perencanaan strategis TI dibuat secara formal di level unit fungsional dan
unit-unit pendukung lainnya dengan melibatkan partisipasi TI.
e. Perencanaan strategis bisnis dibuat secara formal di level unit fungsional,
unit-unit pendukung lainnyadan mitra luar dengan melibatkan partisipasi
TI.
16. Bagaimana berkaitan dengan perencanaan strategis TI dengan partisipasi
bisnis saat ini
a. Kominfo tidak melakukan perencanaan strategis TI formal. Jikapun
dilakukan, hanya ketika diperlukan
b. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit
fungsional dengan sedikit partisipasi bisnis
c. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit
fungsional dan tingkat organisasi dengan beberapa partisipasi bisnis.
Terdapat pula perencanaan antar-unit organisasi.
d. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit
fungsional dan tingkat organisasi dengan partisipasi bisnis
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 95
Universitas Indonesia
e. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit
fungsional dan tingkat organisasi, serta dengan mitra/stakeholder Kominfo
17. Bagaimana model dari struktur organisasi di unit TI dan proses pelaporan TI
ke bisnis yang berlaku di Kominfo ?
a. Sentralisasi* atau desentralisasi**, CIO melapor kepada CFO
b. Sentralisasi atau desentralisasi, ada co-location***, CIO melapor ke
CFO.
c. Sentralisasi atau desentralisasi, ada co-location***, CIO melapor ke
COO.
d. Federasi, CIO melapor ke COO atau CEO
e. Federasi, CIO melapor ke CEO.
*(Sentralisasi adalah model dimana unit TI atau unit lainnya yang
ditunjuk, memiliki otoritas keputusan terkait arsitektur, standard an
pembuatan keputusan sumber daya aplikasi.)
**(Desentralisasi adalah model dimana setiap unit0unit dungsional (unit
bisnis) memiliki otoritas sendiri untuk menentukan arsitektur, standard dan
pembuatan keputusan sumber daya aplikasi.)
***(Co-location adalah praktek penempatan beberapa unit yang saling
berkaitan dalam satu ruang/tempat yang sama.)
****(Federasi adalah model dimana unit TI atau unit lainnya yang
ditunjuk memiliki wewenang dalam menentukan arsitektur, sistem secara
umum dan standar. Sementara setiap unit-unit fungsional (unit bisnis)
memiliki otoritas dalam menentukan sumber daya aplikasi.)
18. Bagaimana bisnis melihat TI terkait dengan aktivitas pengelolaan anggaran TI
di Kominfo ?
a. Cost center, dengan pengeluaran yang tidak menentu.
b. Cost center, dengan manfaat hanya sebatas untuk area fungsional tertentu.
c. Cost center, dimana beberapa inisiatif proyek TI sudah dipandang sebagai
bentuk investasi.
d. Investment center,
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 96
Universitas Indonesia
e. Investment center dan profit center.
19. Apa yang menjadi landasan bagi unit organisasi dalam menentukan keputusan
investasi TI di Kominfo ?
a. Penghematan/pengurangan biaya
b. Fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi
c. Evaluasi dengan pendekatan finansial tradisional, TI dilihat sebagai
pemicu proses
d. Fokus pada efektivitas bisnis, TI dilihat sebagai pengarah bisnis atau
pemicu dari realisasi strategi bisnis
e. Menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan pendapatan. Mitra
luar organisasi melihat manfaatnya.
20. Sejauh mana keberadaan dan peran dari komite pengarah TI (IT steering
committee) yang melibatkan partisipasi dari manajemen TI level senior dan
manajemen bisnis di Kominfo ?
a. Tidak ada komite pengarah yang bersifat formal dan regular
b. Ada komite pengarah yang bertemu secara informal berdasarkan
kebutuhan
c. Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan mulai
terbangun efektivitas
d. Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan sudah
memeperlihatkan efektivitas
e. Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan sudah
memperlihatkan efektivitas. Melibatkan mitra bisnis strategis untuk saling
bertukar pendapat dalam pembuatan kebijakan.
21. Bagaimana proses penentuan prioritas terhadap proyek/inisiatif TI dilakukan
di Kominfo (mengacu pada kebutuhan bisnis) ?
a. Keputusan atau prioritas dari inisiatif TI dibuat secara reaktif
berdasarkan kebutuhan bisnis atau TI.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 97
Universitas Indonesia
b. Prioritas ditentukan oleh fungsional TI, penentuan prioritas sudah mulai
bersifat responsive terhadap kebutuhan bisnis.
c. Prioritas ditentukan oleh fungsional bisnis dan bersifat responsif
terhadap kebutuhan bisnis
d. Prioritas ditentukan bersama (TI dan bisnis), melibatkan manajemen TI
level menengah dan manajemen bisnis.
e. Prioritas ditentukan bersama, melibatkan manajemen TI level menengah
dan manajemen bisnis. Penentuan prioritas juga mempertimbangkan
prioritas dari mitra bisnis.
Bagian Keempat : Kemitraan Bisnis dengan TI (6 Atribut)
22. Seperti apa pandangan bisnis (persepsi bisnis) terhadap TI di Kominfo ?
a. TI dilihat sebagai pengeluaran bagi organisasi
b. TI mulai dilihat sebagai aset bagi organisasi
c. TI sebagai aset organisasi (sebagai pemicu yang fundamental bagi
aktivitas bisnis jangka panjang)
d. TI sebagai asset organisasi (sebagai penggerak/pedorong/pengarah yang
fundamental bagi aktivitas organisasi jangka panjang)
e. TI sebagai mitra bagi organisasi dalam rangka menciptakan manfaat bagi
organisasi.
23. Sejauh mana TI diberikan peran dalam perencanaan strategi bisnis di Kominfo
?
a. TI tidak mendapat tempat/peran di organisasi.
b. TI sebagai pemicu proses organisasi.
c. TI sebagai pendorong / pengarah proses organisasi
d. TI sebagai pemicu dan pendorong strategi organisasi
e. TI sebagai mitra organisasi dalam rangka memicu dan mendorong kepada
realisasi objektif strategi
24. Bagaimana sasaran/tujuan, resiko dan ganjaran (reward/pinalti) dibagi antara
organisasi dengan TI terkait dengan inisiatif-inisiatif (proyek) TI di Kominfo
(mis : ketika suatu proyek TI terlambat atau melebihi anggaran karena adanya
perubahan permintaan dari organisasi) ?
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 98
Universitas Indonesia
a. TI menanggung segala resiko namun tidak mendapat bagian dari
bonus/insentif.
b. TI menanggung sebagian besar resiko dengan sedikit bonus/insentif
c. Ada toleransi risiko antara TI dengan organisasi, TI mulai mendapat
bagian dari bonus/insentif yang lebih berimbang dengan bisnis.
d. Risiko dan bonus/insentif selalu dibagi rata antara TI dengan organisasi.
e. Risiko dan bonus/insentif selalu dibagi rata anatara TI dengan organisasi.
Ada seistem kompensasi khusus yang bersifat formal untuk menstimulus
manajer untuk ikut serta atau mengambil resiko.
25. Pilihlah pernyataan yang paling cocok yang menggambarkan pengelolaan
formal hubungan antara TI dan bisnis saat ini. Sejauh mana ada proses formal
yang berfokus pada peningkatan hubungan kemitraan antara TI dan bisnis
(misalnya, tim lintas fungsional, pelatihan, pembagian resiko/penghargaan).
a. Kominfo tidak mengelola hubungan kemitraan kami
b. Kominfo mengelola hubungan kemitraan kami secara ad-hoc
c. Kominfo telah mendefinisikan program untuk mengelola hubungan
kemitraan, namun baik TI maupun bisnis tidak selalu menaatinya.
Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai gangguan
d. Kominfo telah mendefinisikan program untuk mengelola hubungan
kemitraan, baik TI maupun bisnis telah menaatinya
e. Kominfo telah mendefinisikan program untuk mengelola hubungan
kemitraan, baik TI maupun bisnis telah menaatinya dan kami selalu
melakukan pengembangan yang berkelanjutan
26. Sejauh mana kualitas relasi dan kepercayaan yang terbina antara organisasi
dengan TI di Kominfo ?
a. Ada konflik, ketidakpercayaan antara bisnis dan TI
b. Relasi antara bisnis dan TI bersifat transaksional
c. TI mulai dilihat sebagai penyedia layanan organisasi yang bernilai
d. Relasi antara organisasi dan TI berfokus pada hubungan jangka
panjang
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 99
Universitas Indonesia
e. Relasi antara organisasi dan TI bersifat hubungan jangka panjang dan
TI dilihat sebagai penyedia layanan yang bernilai.
27. Sejauh mana keterlibatan dan peran dari sponsor organisasi terkait proyek atau
inisiatif TI di Kominfo ?
a. Proyek TI tidak memiliki sponsor/dukungan b. Proyek TI hanya didukung oleh pihak pimpinan pengelola TI c. Proyek TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan pihak unit
fungsional bisnis tertentu d. Proyek TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan pihak unit
bisnis pada level korporat/eselon I e. Proyek TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan eksekutif
organisasi
Bagian Kelima : Ruang Lingkup & Arsitektur dari Infrastruktur TI (6 Atribut)
28. Pernyataan yang paling cocok yang menggambarkan ruang lingkup dari sistem
TI (primary system) di Kominfo saat ini ?
a. Sistem utama bersifat mendukung kegiatan perkantoran tradisional ( mis :
e-office, email, keuangan)
b. Sistem utama menjalankan fungsi-fungsi yang berorientasi pada transaksi
(mis : dukungan back office)
c. Sistem utama menjalankan fungsi-fungsi dengan ruang lingkup yang lebih
luas (TI berperan sebagai pendukung terjadinya perubahan pada proses
bisnis).
d. Sistem utama berfungsi untuk mendefinisikan ulang ruang lingkup
(sebagai pendorong proses bisnis, dimana TI berperan sebagai katalis
terjadinya perubahan pada proses bisnis).
e. Sistem utama mengaktifkan atau mendorong strategi bisnis (TI sebagai
pemicu adanya pengubahan strategi bisnis)
29. Sejauh mana kepatuhan terhadap standar TI diberlakukan pada organisasi ?
a. Tidak ada standar TI atau tidak ada kewajiban yang mendorong pada
kepatuhan
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 100
Universitas Indonesia
b. Standar sudah didefinisikan dan diwajibkan pada level unit fungsional,
tetapi tidak lintas unit fungsional.
c. Standar sudah didefinisikan dan diwajibkan pada level unit fungsional,
mulai ada koordinasi yang melibatkan lintas unit fungsional.
d. Standar sudah didefinisikan dan diwajibkan bagi seluruh unit fungsional
e. Standar sudah didefinisikan dan diwajikan bagi seluruh unit fungsional.
Ada koordinasi bersama dengan mitra bisnis strategis.
30. Sampai sejauh mana tingkat integrasi arsitektur dari komponen-komponen
infrastruktur TI (aspek organisasional dan aspek teknologi) berlaku di
Kominfo ?
a. Belum terintegrasi dengan baik/ tidak ada integrasi
b. Terintegrasi pada unit fungsional dan mulai coba untuk diintegrasikan
dengan unit fungsional lainnya (lintas satuan kerja).
c. Terintegrasi dengan cakupan seluruh unit-unit fungsional
d. Terintegrasi dengan cakupan seluruh unit-unit fungsional dan mitra bisnis
strategis
e. Tumbuh berkembang (berevolusi) sebagai satu-kesatuan dengan mitra
bisnis.
31. Bagaimana bisnis menilai fleksibilitas dari infrastruktur TI dalam
menghadapi/mengadopsi perubahan pada bisnis dan TI di organisasi (dalam
rangka mengadopsi perubahan pada lingkungan/kebutuhan bisnis dan
teknologi yang cenderung bersifat dinamis) ?
a. Infrastruktur TI hanya sebagai penyedia layanan TI dasar dengan biaya
minimal (tidak fleksibel)
b. Infrastruktur TI mulai dikembangkan berdasarkan kebutuhan dari
strategi bisnis terkini (tingkat fleksibilitas terbatas)
c. Pengembangan infrastruktur TI diarahkan oleh kebutuhan dari strategi
bisnis terkini.
d. Infrastruktur TI mulai diposisikan sebagai sumber daya untuk
merealisasikan respon yang lebih cepat dalam mengadopsi perubahan
di lingkungan bisis.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 101
Universitas Indonesia
e. Infrastruktur TI sebagai pemicu dan pendorong bagi organisasi untuk
dapat merespon dengan cepat perubahan di lingkungan bisnis.
32. Sejauh mana tingkat kemampuan untuk mengadopsi/memanfaatkan teknologi
baru bagi bisnis di Kominfo ?
a. Tidak ada kemampuan atau kesiapan
b. Ada kemampuan pengelolaan teknologi baru untuk menghasilkan
manfaat bisnis tapi masih terbatas dan minimal
c. Ketergantungan hanya pada unit-unit fungsional tertentu
d. Kemampuan dan kesiapan mencakup seluruh unit-unit fungsional di
institusi.
e. Kemampuan pengelolaan teknologi baru untuk menghasilkan manfaat
bisnis bagi organisasi keseluruhan dan para mitra luar.
Bagian Keenam : Keahlian Sumber Daya Manusia (7 Atribut)
33. Sejauh mana Kominfo berupaya mendorong tercipatanya lingkungan kerja
yang dapat mengutamakan inovasi dan semangat kewirausahaan ?
a. Tidak ada dorongan / motivasi
b. Didorong secara terbatas pada level unit fungsional
c. Didorong kuat pada level unit fungsional
d. Didorong kuat pada level unit fungsional dan organisasi.
e. Didorong kuat padalevel unit tertentu, korporasi bersama dengan mitra
bisnis (stakeholder).
34. Siapa yang paling berperan dalam membuat/memutuskan kebijakan TI di
Kominfo ?
a. Top management pihak bisnis atau manajemen TI pada level korporat
b. Top management pihak bisnis atau manajemen TI pada level korporat
dengan masukan dari unit-unit terkait
c. Top management pihak bisnis dan unit terkait, dengan masukan dari
pengelola TI
d. Manajemen pihak bisnis atau TI dengan masukan dari seluruh unit di
organisasi
e. manajemen pihak bisnis atau manajemen TI, dengan masukan dari seluruh
unit di organisasi dan mitra bisnis terkait.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 102
Universitas Indonesia
35. Bagaimanakah gaya manajemen yang umumnya diterapkan dalam organisasi
Kominfo saat ini.
a. Menggunakan gaya manajemen perintah dan control (command and
control)
b. Menggunakan gaya manajemen berbasis kesepakatan (consensus based)
c. Menggunakan gaya manajemen berbasis hasil (results based)
d. Menggunakan gaya manajemen berbasis keuntungan (profit/value based)
e. Menggunakan gaya manajemen berbasis hubungan (relationship based)
36. Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (change
readiness) ?
a. Cenderung menolak perubahan
b. Perubahan mulai dirasa perlu dan mulai ada program kerja dalam rangka
membangun kesiapan terhadap perubahan
c. Program manajemen perubahan ada pada unit fungsional tertentu
d. Program manajemen perubahan ada pada tingkat organisasi
e. Program manajemen perubahan sudah berlaku di tingkat organisasi dan
secara proaktif mengantisipasi perubahan.
37. Bagaimana dengan peluang terjadinya mutasi pertukaran posisi/karir lintas
unit (career crossover) ?
a. Jarang atau tidak pernah terjadi
b. Mutasi kadang terjadi dalam unit fungsional
c. Mutasi sering terjadi untuk posisi manajemen pada unit fungsional
d. Mutasi sering terjadi di semua tingkat posisi dalam unit fungsional
e. Mutasi terjadi secara teratur untuk semua posisi, dalam unit fungsional dan
tingkat organisasi.
38. Bagaimana kondisi / budaya lingkungan kerja (hubungan interpersonal) yang
berlaku di antara bisnis dengan TI di Kominfo ? (mencakup faktor sosial,
budaya, politik, dan kepercayaan)
a. Minim interaksi dan rasa saling percaya antara bisnis dan TI
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 2) 103
Universitas Indonesia
b. Mayoritas interaksi antara bisis dan TI hanya bersifat hubungan
transaksional
c. Mulai tumbuh kepercayaan antara bisnis dan TI
d. Kepercayaan antara bisnis dan TI sudah terbangun
e. Lemitraan bersama antara bisnis dan TI, mencakup entitas luar
(stakeholder)
39. Bagaimana kemampuan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan
(retain) personil unit TI lainnya ?
a. Tidak ada program formal untuk hal ini
b. Perekrutan personil TI difokuskan pada kemampuan teknis yang
dimilikinya
c. Perekrutan personil TI memperhitungkan kemampuan teknis dan bisnis
dan sudah ada program retention untuk pegawai.
d. Ada program formal untuk perekrutan dan mempertahankan personil TI
yang berkualitas di bidang TI
e. Program formal untuk perekrutan dan mempertahankan personil TI sudah
berjalan efektif.
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 3) 104
Universitas Indonesia
Tabel Input Penghitungan Kuesioner 6 Kriteria Keselarasan Luftman
Domain Komunikasi
No Pertanyaan Narasumber Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Apakah saat ini Pusat Data dan Sarana Informatika (PDSI) sebagai pelaksana teknis pengelola Teknologi Informasi (TI) sudah memahami strategi dan tujuan bisnis organisasi ?
4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3 2 5 3.71 3
2 Bagaimana pemahaman Sekretaris Jenderal sebagai pengelola organisasi mengerti dan memahami lingkup kegiatan TI di Kominfo ?
4 2 4 5 4 5 3 5 2 4 4 2 3 4 3 3 5 3.65 3
3
Mana pernyataan berikut yang paling cocok menggambarkan metode (mencakup penggunaan intranet, portal, milis, e-mail, e-office, rapat, pelatihan, dsb) yang paling sering diselenggarakan di organisasi dalam rangka aktivitas pembelajaran dalam lingkup organisasi (kolaborasi bisnis dan TI) di lingkungan Kominfo (mencakup aspek berbagi pengalaman, pemecahan masalah, diskusi objektif dan factor-faktor vital pendukung kesuksesan/CSF).
5 3 2 3 1 4 3 3 3 2 4 1 2 1 5 2 3 2.76 2
4 Seperti apa kecenderungan prosedur/mekanisme komunikasi yang terjadi antara bisnis dengan TI di organisasi ?
4 4 3 5 1 4 3 2 2 5 5 4 2 3 2 2 5 3.29 3
5 Sampai sejauh mana proses berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara bisnis dengan TI terjadi di organisasi ?
4 1 2 5 1 4 5 1 4 1 3 2 2 1 5 1 4 2.71 2
6 Seberapa efektif keberadaan peran penghubung (liaisons) pihak bisnis dan TI dalam menjembatani komunikasi antara pihak pengelola TI dan pengelola bisnis di organisasi ?
3 1 2 5 2 4 3 1 3 2 2 2 1 2 3 1 3 2.35 2
Tingkat Kematangan Domain Komunikasi 3.08 3
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 3)105
Universitas Indonesia
Domain Kompetensi/Nilai Manfaat
No Pertanyaan Narasumber Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Sejauh mana aktivitas pengukuran terhadap manfaat atau kontribusi layanan TI terhadap bisnis dilakukan di Kominfo ?
4 3 1 5 1 3 3 3 2 4 3 2 1 3 2 1 5 2.71 2
2
Bagaimana pengukuran kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan tujuan Kominfo (dengan memperhitungkan faktor TI sebagai stimulus program kegiatan ?)
4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3.35 3
3
Bagaimana keterkaitan antara pengukuran manfaat TI dengan pengukuran kinerja Kominfo (dalam rangka mengukur kontribusi TI terhadap organisasi) ?
5 1 3 5 1 4 1 3 1 5 4 4 1 4 3 2 1 2.82 2
4
Sejauh mana Service Level Agreement (SLA) yang berfungsi sebagai kesepakatan tingkat kualitas layanan minimum antara penyedia layanan dengan pengguna layanan antara bisnis dengan TI digunakan di Kominfo ?
2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 2 1 1 2 3 1 2 1.65 1
5 Sejauh mana praktik benchmarking atau pembanding pada pengelolaan TI di Kominfo terhadap pengelolaan TI di instansi lain ?
3 1 2 2 1 4 3 2 2 4 5 1 1 4 3 1 3 2.47 2
6 Sejauh mana aktivitas penilaian dan evaluasi terhadap investasi TI dilakukan di Kominfo ? 5 1 3 4 1 4 2 2 2 1 5 2 2 2 3 2 4 2.65 2
7 Sejauh mana aktivitas dalam rangka perbaikan yang berkesinambungan (continous improvement) diterapkan di instansi ?
2 3 2 2 2 4 4 3 2 5 4 2 2 3 2 2 3 2.76 2
Tingkat Kematangan Domain Kompetensi/Nilai Manfaat 2.24 2
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 3)106
Universitas Indonesia
Domain Tata Kelola
No Pertanyaan Narasumber Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Sejauh mana perencanaan strategi bisnis dengan partisipasi TI dibuat dan dikelola dalam lingkup Kominfo ?
4 1 2 2 2 4 3 1 4 2 4 1 2 4 3 3 3 2.65 2
2 Bagaimana berkaitan dengan perencanaan strategis TI dengan partisipasi bisnis saat ini ? 5 1 2 2 2 4 3 3 2 3 4 1 2 1 3 3 3 2.59 2
3 Bagaimana model dari struktur organisasi di unit TI dan proses pelaporan TI ke bisnis yang berlaku di Kominfo ?
3 2 2 1 4 3 3 2 3 1 3 0 1 2 1 1 2 2.00 2
4 Bagaimana bisnis melihat TI terkait dengan aktivitas pengelolaan anggaran TI di Kominfo ? 5 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3.06 3
5 Apa yang menjadi landasan bagi unit organisasi dalam menentukan keputusan investasi TI di Kominfo ?
4 2 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 3 5 2 2 4 2.88 2
6
Sejauh mana keberadaan dan peran dari komite pengarah TI (IT steering committee) yang melibatkan partisipasi dari manajemen TI level senior dan manajemen bisnis di Kominfo ?
4 1 1 1 1 3 1 2 3 1 4 1 2 1 1 2 2 1.82 1
7 Bagaimana proses penentuan prioritas terhadap proyek/inisiatif TI dilakukan di Kominfo (mengacu pada kebutuhan bisnis) ?
5 3 3 1 2 4 5 3 3 3 5 2 2 3 3 1 4 3.06 3
Tingkat Kematangan Domain Tata Kelola 2.58 2
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 3)107
Universitas Indonesia
Domain Hubungan Kemitraan
No Pertanyaan Narasumber Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Seperti apa pandangan bisnis (persepsi bisnis) terhadap TI di Kominfo ? 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 3 4 2 4 4.00 4
2 Sejauh mana TI diberikan peran dalam perencanaan strategi bisnis di Kominfo ? 2 5 4 3 4 5 3 3 5 4 5 5 2 3 3 1 4 3.59 3
3
Bagaimana sasaran/tujuan, resiko dan ganjaran (reward/pinalti) dibagi antara organiasi dengan TI terkait dengan inisiatif-inisiatif (proyek) TI di Kominfo (mis : ketika suatu proyek TI terlambat atau melebihi anggaran karena adanya perubahan permintaan dari organisasi) ?
5 1 3 4 2 3 2 4 3 1 5 1 3 1 1 2.29 2
4
Pilihlah pernyataan yang paling cocok yang menggambarkan pengelolaan formal hubungan antara TI dan bisnis saat ini. Sejauh mana ada proses formal yang berfokus pada peningkatan hubungan kemitraan antara TI dan bisnis (misalnya, tim lintas fungsional, pelatihan, pembagian resiko/penghargaan).
5 1 2 3 3 4 4 4 5 4 5 1 1 1 2 4 3 3.06 3
5 Sejauh mana kualitas relasi dan kepercayaan yang terbina antara organisasi dengan TI di Kominfo ? 5 3 3 3 4 5 3 3 5 4 3 5 2 3 3 2 3 3.47 3
6 Sejauh mana keterlibatan dan peran dari sponsor organisasi terkait proyek atau inisiatif TI di Kominfo?
5 5 5 1 4 3 3 3 5 3 4 4 2 4 1 1 4 3.35 3
3.29 3
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 3)108
Universitas Indonesia
Domain Hubungan Scope dan Arsitektur
No Pertanyaan Narasumber Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Pernyataan yang paling cocok yang menggambarkan ruang lingkup dari sistem TI (primary system) di Kominfo saat ini ?
5 2 2 1 3 3 4 3 3 4 1 1 1 3 3 1 3 2.53 2
2 Sejauh mana kepatuhan terhadap standar TI diberlakukan pada organisasi ?
3 2 4 2 3 4 3 2 3 4 4 1 2 2 2 1 3 2.65 2
3 Sampai sejauh mana tingkat integrasi arsitektur dari komponen-komponen infrastruktur TI (aspek organisasional dan aspek teknologi) berlaku di Kominfo ?
5 1 1 1 1 4 2 2 3 4 2 2 2 1 2 2 2 2.18 2
4 Bagaimana bisnis menilai fleksibilitas dari infrastruktur TI dalam menghadapi/mengadopsi perubahan pada bisnis dan TI di organisasi (dalam rangka mengadopsi perubahan pada lingkungan/kebutuhan bisnis dan teknologi yang cenderung bersifat dinamis) ?
2 5 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 3.00 3
5 Sejauh mana tingkat kemampuan untuk mengadopsi/memanfaatkan teknologi batu bagi bisnis di Kominfo ?
5 5 2 3 3 4 3 3 5 4 2 2 2 3 1 2 3 3.06 3
2.68 2
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.
(Lampiran 3)109
Universitas Indonesia
Domain Keahlian
No Pertanyaan Narasumber Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1
Sejauh mana Kominfo berupaya mendorong tercipatanya lingkungan kerja yang dapat mengutamakan inovasi dan semangat kewirausahaan ?
5 4 2 5 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2.82 2
2 Siapa yang paling berperan dalam membuat/memutuskan kebijakan TI di Kominfo ? 2 5 3 3 2 4 2 3 3 4 4 2 5 4 4 2 4 3.29 3
3 Bagaimanakah gaya manajemen yang umumnya diterapkan dalam organisasi Kominfo saat ini ? 5 5 3 3 1 3 1 1 5 5 1 2 2 3 1 1 1 2.53 2
4 Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (change readiness) ? 4 5 4 3 5 3 2 4 3 4 2 2 4 3 3 2 2 3.24 3
5 Bagaimana dengan peluang terjadinya mutasi pertukaran posisi/karir lintas unit (career crossover) ?
3 2 4 4 2 3 3 2 4 4 5 1 1 3 5 1 2 2.88 2
6
Bagaimana kondisi / budaya lingkungan kerja (hubungan interpersonal) yang berlaku di antara bisnis dengan TI di Kominfo ? (mencakup faktor sosial, budaya, politik, dan kepercayaan)
4 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 2 2 3.12 3
7 Bagaimana kemampuan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan (retain) personil unit TI lainnya ?
3 3 4 2 2 4 3 3 4 4 4 1 2 2 2 2 2 2.76 2
Tingkat Kematangan Domain Keahlian 2.95 2
Pengukuran tingkat..., Ulfah Diah Susanti, FIKOM UI, 2013.