skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/PENGUKURAN NILAI KESELARASAN... · Web...

12
PENGUKURAN NILAI KESELARASAN SUMBER DAYA MANUSIA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (STUDI KASUS: PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN) Riska Puspita Sari 1 , Aryo Nugroho,ST,S.Kom., MT 2 , Immah Inayati,S.Kom., M.Kom., M.BA 3 1,2,3 Sistem Informasi, Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected] Abstrak Good Corporate Governance (GCG) atau biasa disebut dengan tata kelola perusahaan yang baik merupakan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika perusahaan. PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan sebagai badan usaha milik negara (BUMN) wajib menerapkan GCG sesuai dengan PERMEN BUMN No 02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) BUMN. Dukungan sumber daya manusia (SDM) yang ada di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ikut berperan dalam mewujudkan PT. PLN (Persero) menjadi perusahaan kelas dunia yang berbasiskan teknologi informasi dalam setiap proses bisnisnya. Untuk itu perlu adanya upaya dalam pengukuran dan peningkatan kinerja SDM TI. Dalam Penelitian ini membahas tentang pengukuran pengukuran nilai keselarasan SDM TI dengan penerapan GCG di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan menggunakan PERMEN BUMN No. 02/MBU/2013. Metode yang digunakan yaitu melakukan penyebaran 3 kuesioner yakni kuesioner PERMEN, kuesioner Management Awereness dan kuesioner Maturity Model. Proses TI yang akan dibahas yaitu mengenai pengelolaan SDM TI. Penelitian ini menghasilkan tingkat kesadaran manajemen dalam tingkat sedang, karena PT. PLN (Persero) telah memiliki kebijakan Tata Kelola TI secara terpusat. Dan perlu adanya peningkatan dalam hal ketrampilan SDM TI tidak hanya pada ICT Workers, tapi juga pada ICT Users. Kata kunci : Good Corporate Governance, PERMEN BUMN, COBIT 4.1, SDM TI, ICT workers, ICT users. 1

Transcript of skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/PENGUKURAN NILAI KESELARASAN... · Web...

PENGUKURAN NILAI KESELARASAN SUMBER DAYA MANUSIA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENERAPAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (STUDI KASUS: PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN)

Riska Puspita Sari1, Aryo Nugroho,ST,S.Kom., MT 2, Immah Inayati,S.Kom., M.Kom., M.BA 3

1,2,3 Sistem Informasi, Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected]

Abstrak

Good Corporate Governance (GCG) atau biasa disebut dengan tata kelola perusahaan yang baik merupakan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika perusahaan. PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan sebagai badan usaha milik negara (BUMN) wajib menerapkan GCG sesuai dengan PERMEN BUMN No 02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) BUMN. Dukungan sumber daya manusia (SDM) yang ada di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ikut berperan dalam mewujudkan PT. PLN (Persero) menjadi perusahaan kelas dunia yang berbasiskan teknologi informasi dalam setiap proses bisnisnya. Untuk itu perlu adanya upaya dalam pengukuran dan peningkatan kinerja SDM TI. Dalam Penelitian ini membahas tentang pengukuran pengukuran nilai keselarasan SDM TI dengan penerapan GCG di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan menggunakan PERMEN BUMN No. 02/MBU/2013. Metode yang digunakan yaitu melakukan penyebaran 3 kuesioner yakni kuesioner PERMEN, kuesioner Management Awereness dan kuesioner Maturity Model. Proses TI yang akan dibahas yaitu mengenai pengelolaan SDM TI. Penelitian ini menghasilkan tingkat kesadaran manajemen dalam tingkat sedang, karena PT. PLN (Persero) telah memiliki kebijakan Tata Kelola TI secara terpusat. Dan perlu adanya peningkatan dalam hal ketrampilan SDM TI tidak hanya pada ICT Workers, tapi juga pada ICT Users.

Kata kunci : Good Corporate Governance, PERMEN BUMN, COBIT 4.1, SDM TI, ICT workers, ICT users.

1. Pendahuluan

Dukungan teknologi informasi saat ini dapat meningkatkan kapabilitas sebuah perusahaan, baik di lingkungan swasta maupun di pemerintahan. PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik dan berkewajiban menerapkan Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan dari menteri (PERMEN) yang berlaku.

PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan adalah kantor cabang dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, dimana dalam penerapan GCG, PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan telah didukung oleh penggunaan teknologi informasi (TI) yang memadai dalam setiap proses bisnisnya. Aplikasi yang telah berjalan sudah saling terintegerasi dan memiliki database tersentral di kantor PLN Pusat

Jakarta. Dengan adanya penggunaan TI di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, maka keberadaan sumber daya manusia (SDM) ikut berperan dalam pencapaian visi misi perusahaan untuk mewujudkan PT. PLN (Persero) menjadi perusahaan kelas dunia yang berbasiskan TI. Akan tetapi keberadaan SDM TI yang kurang optimal menyebabkan kesenjangan kemampuan TI antara pegawai lama (usia 40 tahun keatas) dengan pegawai baru (usia 20 tahun an), serta adanya pergantian proses bisnis perusahaan dari manual menjadi proses bisnis berbasis TI/SI. Sehingga menyulitkan pegawai lama untuk mengikuti perkembangan proses bisnis berbasis TI/ SI.

Untuk itu perlu adanya upaya dalam melakukan penilaian tata kelola TI yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan, serta mengukur kinerja SDM

1

TI agar terciptanya SDM TI yang kompeten dan profesional, maka dalam penelitian ini dilakukan pengukuran nilai keselarasan SDM TI dengan penerapan GCG di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan menggunakan PER-02/MBU/2013.

2. Landasan Teori2.1 Pengukuran

Pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan (Cangelosi, 1995). Pengukuran juga bisa diartikan adalah kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya kuantitatif (Arikunto dan Jabar, 2004).

2.2 Nilai

Nilai atau penilaian (assesment) adalah suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sehingga diperoleh kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif (Ign. Masidjo, 1995:18). Penilaian juga dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnyam program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijkan sekolah (Endang Purwanti, 2008:3).

2.3 SDM TI

Sumber daya manusia (SDM) adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi (Mathis dan Jackson, 2006:2). Secara garis besar SDM TI dibagi menjadi 2 bagian yaitu

1. ICT Workers/ ICT Profesionals adalah orang-orang yang memiliki kemampuan mengembangkan produk-produk TIK seperti hardware, software, dan jasa baik di lingkungan industri TIK, maupun di berbagai perusahaan yang menerapkan TIK.

2. ICT Enabled Workers/ ICT Users adalah orang-orang yang berperan sebagai user atau pengguna yang mampu memafaatkan perangkat TIK untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

2.3 Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. Prinsip-prinsip dari GCG yang biasa disingkat dengan TARIF, yaitu (PERMEN BUMN Nomor PER-01/MBU/2011, 1 Agustus 2011: bab 2 pasal 3) :

a) Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

b) Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organisasi.

c) Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan .

d) Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

e) Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders).

2.4 PERMEN (Peraturan Menteri)

Dalam rangka penerapan GCG atau tata kelola perusahaan yang baik, telah ditetapkan Keputusan Menteri BUMN yang biasa disebut PERMEN. PERMEN BUMN nomor PER-01/MBU/2011 adalah peraturan menteri yang membahas tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik/ GCG pada BUMN. Karena perkembangan TI yang sangat besar dalam pengembangan usaha suatu perusahaan, maka selanjutnya PER-01/MBU/2011 dikembangkan dan diatur menjadi PER-02/MBU/2013 tentang panduan penyusunan pengelolaan teknologi informasi BUMN.

Sumber: PERMEN BUMN Nomor PER-02/MBU/2013, 2013:2

Gambar 2.1 Framework IT Governance Best Practices

2.5 COBIT

2

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) merupakan sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI (Gondodiyoto, 2007:276). COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute, sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model pengelolaan TI yang berbasis di Amerika Serikat(COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000).

Sumber: IT Governance Institute, 2009:26Gambar 2.2 Kerangka kerja COBIT 4.1

Sumber: IT Governance Institute, 2009:12Gambar 2.3 Domain COBIT 4.1

COBIT membagi proses pengelolaan teknologi informasi menjadi 4 domain utama dengan total 34 proses teknologi informasi yaitu

A. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)a. P01 = Menetapkan rencana Strategis TIb. P02 = Menetapkan arsitektur sistem

informasic. P03 = Menetapkan arah teknologid. P04 = Menetapkan proses TI, organisasi

dan hubungannyae. P05 = Mengatur investasi TIf. P06 = Mengkomunikasikan tujuan dan

arahan manajemeng. P07 = Mengelola sumberdaya manusiah. P08 = Mengatur kualitasi. P09 = Menilai dan mengatur resiko TIj. P10 = Mengatur Proyek

B. Pengadaan dan implementasi (Acquire and Implement)a. AI1=Identifikasi solusi-solusi otomatis.b. AI2=Mendapatkan dan memelihara

perangkat lunak aplikasic. AI3=Mendapatkan dan memelihara

infrastruktur teknologid. AI4=Menjalankan operasi dan

menggunakannyae. AI5= Pengadaan sumber daya TIf. AI6= Mengelola perubahang. AI7=Instalasi dan akreditasi solusi serta

perubahan.

C. Pengantaran dan dukungan (Deliver and Support)a. DS1=Menetapkan dan mengatur tingkat

layananb. DS2=Pengaturan layanan dengan pihak

ketigac. DS3 = Mengatur kinerja dan kapasitasd. DS4=Memastikan ketersediaan layanane. DS5= Memastikan keamanan systemf. DS6= Identifikasi dan biaya tambahang. DS7= Mendidik dan melatih userh. DS8= Mengelola bantuan layanan dan

insideni. DS9= Mengatur konfigurasij. DS10= Mengelola masalahk. DS11= Mengelola datal. DS12= Mengelola fasilitasm. DS13= Mengelola operasi

D. Pengawasan dan evaluasi (Monitor and Evaluate)a. ME1= Monitor dan Evaluasi Kinerja

TI.b. ME2=Monitor dan Evaluasi

Pengendalian Internal.c. ME3=Mendapatkan jaminan

independen.d. ME4= Penyediaan untuk tatakelola TI.

2.6 Maturity Model

Pendekatan yang sering dipakai untuk melakukan penilaian terhadap pengelolaan suatu sistem informasi adalah menggunakan konsep maturity model yang dikembangkan oleh ISACA (Gondodiyoto, 2007:66-68). Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi menjadi 6 level :

3

Sumber: IT Governance Institute, 2009:18Gambar 2.4 Urutan tingkat kematangan COBIT 4.1

2.7 Raci Chart

RACI chart berfungsi untuk menunjukkan peran dan tanggung jawab suatu fungsi dalam organisasi terhadap suatu aktivitas tertentu dalam IT control objective (Komalasari, 2011).

a) R = Responsible, artinya pihak yang harus memastikan aktivitas tersebut berhasil dilaksanakan.

b) A = Accountable, artinya pihak yang mempunyai kewenangan untuk menyetujui atau menerima pelaksanaan aktivitas.

c) C = Consulted, artinya pihak yang mana pendapatnya dibutuhkan dalam aktivitas (komunikasi arah).

d) I = Informed, artinya pihak yang selalu menjaga kemajuan informasi atas aktivitas yang dilakukan (komunikasi satu arah).

3. Metodologi penelitian

Gambar 3.1 Alur penelitian3.1 Survei Pendahuluan

Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut dilakukan wawancara kecil dan penggalian dokumen fisik yang ada di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan. Data tersebut antara lain yaitu

a. PERMEN (PER-02/MBU/2013 dan PER-01/MBU/2011) sebagai panduan tata kelola BUMN.

b. SKDIR 529.K/DIR/2010 sebagai panduan tata kelola TI di PT. PLN (Persero).

c. Kerangka kerja COBIT 4.1 untuk penyusunan kuesioner berdasarkan Control Objective (CO) dan Maturity Model (MM).

d. Jumlah calon responden kuesioner yang berkaitan dengan pengelolaan SDM TI.

3.2 Penentuan Proses TI

Dalam memilih dan menentukan proses TI, dibutuhkan visi misi yang akan di mapping kan dengan PER-02/MBU/2013 terlebih dahulu.

Sumber: PT. PLN (Persero) SBS, Maret 2013.Gambar 3.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero).

Sumber: PT. PLN (Persero) SBS, Maret 2013.Gambar 3.3 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Area

Surabaya Selatan

Berdasarkan visi misi dari PT. PLN (Persero) serta PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Potensi serta kompetensi SDM sangat berperan penting dalam tercapainya visi misi tersebut, meskipun TI bukan bisnis utama PT. PLN (Persero).

b. Kerangka kerja tata kelola TI yang menjadi standarisasi tata kelola TI pada BUMN sesuai

4

dengan PER-02/MBU/201, diterapkan pada sumber daya TI yang meliputi aplikasi, perangkat keras, data/ informasi, SDM dan infrastruktur TI (PERMEN BUMN No. 02/MBU/2013, 2013:6).

c. Berdasarkan balanced scorecard (BSC) COBIT 4.1 menunjukkan bahwa proses pengelolaan SDM TI termasuk pada kelompok Learning and Growth Perspective. Dimana Proses TI pengelolaan SDM TI berdasarkan COBIT 4.1 menunjuk pada PO7

Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan adalah dengan cara penyebaran kuesioner, adapun kuesioner tersebut yaitu

A. KuesionerKuesioner I (PERMEN) diperoleh dari

checklist tata kelola TI yang berasal dari PER-02/MBU/2013. Panduan checklist tersebut diberikan sebagai pedoman dalam melaksanakan implementasi tata kelola TI, selain itu juga sebagai dasar pelaksanaan fungsi monitor dan evaluasi pengendalian internal tata kelola TI.

B. Kuesioner IIKuesioner II (Management Awereness)

dibuat mengacu dari pernyataan yang ada pada Control Objective PO7 kemudian dijadikan sebuah pertanyaan. Kuesioner II dibuat untuk mengidentifikasi kelemahan dalam mengelola SDM TI pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan. Dan meningkatkan kepedulian (awereness) bagi manajemen akan potensi resiko beserta implikasi yang akan terjadi dalam hal mengelola SDM TI.

C. Kuesioner IIIKuesioner ini dibuat untuk mengukur nilai

atau tingkat kematangan pada proses mengelola SDM TI (PO7) untuk kondisi saat ini (as is) maupun yang diharapkan mendatang (to be). Potongan pernyataan dari Maturity Model dipecah sesuai dengan level dan kelompok pertanyaan.

3.3 Responden kuesioner

Sesuai dengan RACI Chart PO7, responden yang berperan dalan pengisian kuesioner penelitian ini berjumlah 8 (delapan) orang antara lain adalah Manajer Area, Asman Pelayanan dan Adminitstrasi, Asman Perencanaan, dan staf perencanaan yang

mewakili urusan TI/SI di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

Tabel 3.1 RACI Chart yang mewakili PO7

3.4 Pengolahan data dan Penilaian

Tahap pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dari:

A. Pemeriksaan data. Meneliti kembali hasil penyebaran kuesioner yang terkumpul apa sudah sesuai dan lengkap terisi oleh responden.

B. Rekap data kuesioner. Merekap setiap jawaban hasil kuesioner ke dalam tabel rekap data.

C. Perhitungan tingkat kematangan. Setiap kuesioner dilakukan perhitungan yang berbeda.

i. Pada kuesioner I (PERMEN BUMN) tidak dilakukan perhitungan, hanya dilakukan analisis dan evaluasi sebagai standarisasi penerapan tata kelola TI pada sebuah BUMN. Untuk mengetahui sejauh mana PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan sudah menerapkan kebijakan tata kelola TI sesuai dengan PER 02/MBU/2013.

ii. Kuesioner II (Manageent Awereness). Cara perhitungan prosentase setiap pertanyaan pada kuesioner II sebagai berikut :

Keterangan :MA= hasil untuk setiap pertanyaan.Jnk = jumlah nilai kinerja semua responden pada tiap pertanyaan (L, M, H).Jr = Jumlah responden yang mengisi kuesioner.

iii. Kuesioner III (Maturity Model). Perhitungan yang dilakukan dengan merekap jumlah suara yang telah

5

diberikan responden berdasarkan pernyataan dan tingkat kematangan yang dipilih. Kemudian suara mayoritas dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah pertanyaan. Dan didapat lah nilai rata-rata dari Maturity Level.

3.5 Rekomendasi

Setelah diketahui tingkat kedewasaan dalam metode ini, langkah selanjutnya adalah membuat rekomendasi atau strategi perbaikan yang diterjemahkan ke dalam kalimat berdasarkan COBIT 4.1. Strategi ini berupa kebijakan, dan prosedur

3.6 Penyusunan Laporan

Tahapan terakhir pada penelitian ini adalah dengan menyusun laporan yang merupakan hasil kesimpulan dari penyebaran kuesioner dan rekomendasi. Hasil dari rekomendasi tersebut selanjutnya di sosialisasikan kepada manajemen serta para pegawai. Agar penerapan GCG dapat berjalan lebih optimal di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

4. Hasil dan Pembahasan4.1 Hasil Kuesioner I

Analisis yang dilakukan terhadap kuesioner I pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan berdasarkan checklist PER-02/MBU/2013, menghasilkan sebuah rekapitulasi sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Kuesioner I Kebijakan Strategis (PER-02/MBU/2013)

Tabel 4.2 Rekapitulasi Kuesioner I Kebijakan Opersional (PER-02/MBU/2013)

4.24.3 Hasil Kuesioner II

Analisis terhadap pengumpulan data hasil kueioner II Management Awareness dari 11 pertanyaan untuk mengelola SDM TI adlah sebagai berikut

Tabel 4.3 Rekapitulasi Responden Kuesioner II (Management Awereness)

Selanjutnya untuk mengetahui hasil prosentase setiap pertanyaan dilakukan perhitungan dengan hasil sebagai berikut

6

Tabel 4.4 Hasil prosentase Kuesioner II (Management Awereness)

a) Sebanyak 39% responden berpendapat atau kesadarannya bahwa tingkat kinerja dalam mengelola SDM TI di PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan adalah baik atau tinggi.

b) Sebanyak 56% responden berpendapat bahwa tingkat kinerja dalam megelola SDM TI adalah sedang.

c) Dan 6% responden mengemukakan bahwa dalam mengelola SDM TI adalah lemah atau kurang.

4.4 Hasil Kuesioner III

Jawaban dari penyebaran kuesioner III (Maturity Level) kemudian di rekap berdasarkan 6 (enam) kelompok pertanyaan mulai dari Awereness Communicatio, Policies,Plans and Procedure, Tools and Automation,Skill and Expertise, Responsibility and Accountability, Goal Setting and Measurement, yang mana setiap pertanyaan terdiri dari 2 (dua) jawaban yaitu kondisi saat ini (as-is) dan harapan ke depan (to-be).

Tabel 4.5 Rekapitulasi Responden Kuesioner III (Awereness and Communication)

Tabel 4.6 Rekapitulasi Responden Kuesioner III (Policies,Plans,Procedure)

Tabel 4.7 Rekapitulasi Responden Kuesioner III (Tools And Automation)

Setelah jawaban dari responden di rekap, kemudian jumlah tiap jawaban dikalikan dengan level yang dipilih sesuai masing-masing kelompok pertanyaan. Dan diperoleh nilai sebagai berikut

Tabel 4.8 Nilai kematangan kuesioner II

Setelah dilakukan penghitungan maka dapat disimpulkan bahwa

a) Tingkat kematangan saat ini (as is) pada proses TI PO7 berada pada tingkat 3 atau Defined Process.

b) Tingkat kematangan yang diharapkan (to be) pada proses TI PO7 berada pada tingkat 5 atau Optimised.

5. Penutupe.1 Kesimpulan

7

Setelah dilakukan pengukuran nilai keselarasan SDM TI dengan penerapan GCG pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan adalah PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan belum menerapkan Tata kelola TI sesuai PERMEN BUMN No 02/MBU/ 2013, karena PT. PLN (Persero) memiliki kebijakan Tata Kelola TI secara terpusat yang tertuang dalam SKDIR 529.K/DIR/2010, dan SKDIR tersebut dibuat sebelum terbitnya PERMEN BUMN No 02/MBU/2013.

Tingkat kesadaran manajemen dalam mengelola SDM TI berada pada tingkat sedang. Manajemen telah menyadari perkembangan TI dan perubahan proses bisnis PT. PLN (Persero) yang berbasiskan TI/SI. Sebaiknya pengembangan SDM TI tidak hanya tertuju pada pengembang ataupun pengelola informasi saja, tetapi juga kepada user yang mana sebagai pengguna aplikasi dalam proses bisnis yang ada di PT. PLN (Persero).

Tingkat kematangan saat ini (as is) pada proses TI PO7 berada pada tingkat 3 atau Defined Process. Sedangkan untuk tingkat kematangan yang diharapkan (to be) pada proses TI PO7 berada pada tingkat 5 atau Optimised.

e.2 SaranBerikut adalah saran yang diberikan untuk

penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut a. Untuk selanjutnya, sebaiknya penelitian

mengenai Tata Kelola TI ini langsung pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur karena sebagai kantor perwakilan Jawa Timur atau langsung dilakukan pada PT. PLN (Persero) Pusat Jakarta. Karena seluruh kebijakan dibuat secara terpusat.

b. Audit Tata Kelola TI pada PT. PLN (Persero) untuk kedepannya bisa dikembangkan menggunakan kerangka kerja COBIT 5. Karena pada kerangka kerja COBIT 5 terdapat pendefinisian antara domain governance dan domain management, serta pada RACI Chart COBIT 5 didefinisikan pula role baru terkait manajemen resiko, yang belum ada di COBIT 4.1.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Asih: Sumber Daya Manusia IT dan Kompetensinya, diperoleh dari http:// http://asih.staff.telkomuniversity.ac.id/2013/07/05/sumber-daya-manusia-it-dan-kompetensinya/, diakses tanggal 14 April 2015.

COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute. 2000. COBIT Framework. USA: ITGI.

Endang Purwanti, dkk, 2008. Assesment Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta : Depdiknas.

Gondodiyoto, Sanyoto, 2007. Audit Sistem Infomasi, Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Hariandja, M.T.E, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta.

IGN. Masidjo, Drs. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Jakarta : Kanisius.

IT Governance Institute. 2009. COBIT 4.1. USA: ITGI.

Komalasari, R.. 2011. Pengukuran Keselarasan Tujuan Teknologi Informasi dan Tujuan Bisnis ditinjau dari Perspektif Proses Bisnis/Internal Menggunakan COBIT 4.1 (Studi Kasus: Universitas Narotama Surabaya), Tugas Akhir, Program Sarjana, Program Studi Sistem Informasi: Universitas Narotama Surabaya: Surabaya.

Mathis & Jackson, 2006. Manajemen Sumber Daya dan Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

MENTERI BUMN RI. 1 Agustus 2011. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011. Jakarta: Kementrian BUMN RI.

MENTERI BUMN RI. 18 Februari 2013. Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-02/MBU/2013. Jakarta: Kementrian BUMN RI.

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. 2012. Grand Design Teknologi Informasi PT. PLN

8

(Persero) Distribusi Jawa Timur. Surabaya: PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.

9