PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR...

25
PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR DASAR TEORI Beberapa hal yang mendasari pengukuran gerakan persendian adalah : A. Goniometer Istilah goniometri berasal dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu gonia yang berarti sudut dan metron yang berarti ukur. Oleh karena itu goniometri berkaitan dengan pengukuransudut, khususnya sudut yang dihasilkan dari sendi melalui tulang-tulang ditubuh manusia.Ketika menggunakan universal goniometer, fisioterapis dapat mengukur denganmenempatkan bagian dari instrument pengukuran sepanjang tulang bagian proksimal dandistal dari sendi yang dievaluasi. Goniometri dapat digunakan untuk menentukan posisi sendiyang tepat dan jumlah total dari gerakan yang dapat terjadi pada suatu sendi.Goniometri merupakan bagian yang penting dari keseluruhan evaluasi sendi juga meliputijaringan lunak. Evaluasi dimulai dengan mewawancarai subjek dan mengamati kembali data-datayang telah ada untuk mendapatkan gambaran akurat dari gejala yang ada, kemampuanfungsional, pekerjaan dan aktivitas rekreasi, juga riwayat medis. Kemudian dilanjutkandengan observasi pada tubuh untuk memeriksa kontur jaringan lunak dan kondisi kulit.Palpasi dilakukan untuk mengetahui temperatur kulit dan tingkat kelainan dari jaringan lunakdan mengetahui lokasi dari struktur anatomi yang mengalami gejala nyeri. Pengukuranantropometri seperti panjang tungkai, lingkar anggota tubuh, dan massa tubuh juga dilakukan.Gerakan sendi secara aktif yang dilakukan subjek selama evaluasi membuatfisioterapis dapat melihat bila ada gerakan abnormal yang terjadi dan juga mendapatkaninformasi lain tentang gerakan yang dilakukan oleh subjek. Apabila terlihat adanya gerakanaktif yang abnormal, maka fisioterapis melanjutkan ke pemeriksaan gerak sendi secara pasifuntuk mengetahui penyebab keterbatasan sendi dan untuk mengetahui end- feel. Goniometri digunakan untuk mengukur dan mendata kemampuan gerakan sendi aktif dan pasif. Data dari goniometri dihubungkan dengan data-data lainnya dapat dijadikan dasaruntuk : 1. Menentukan ada atau tidak adanya disfungsi 2. Menegakkan diagnosis 3. Menentukan tujuan dari tidakan atau intervensi

Transcript of PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR...

Page 1: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR

DASAR TEORI

Beberapa hal yang mendasari pengukuran gerakan persendian adalah :

A. Goniometer

Istilah goniometri berasal dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu gonia yang berarti

sudut dan metron yang berarti ukur. Oleh karena itu goniometri berkaitan dengan

pengukuransudut, khususnya sudut yang dihasilkan dari sendi melalui tulang-tulang ditubuh

manusia.Ketika menggunakan universal goniometer, fisioterapis dapat mengukur

denganmenempatkan bagian dari instrument pengukuran sepanjang tulang bagian proksimal

dandistal dari sendi yang dievaluasi. Goniometri dapat digunakan untuk menentukan posisi

sendiyang tepat dan jumlah total dari gerakan yang dapat terjadi pada suatu

sendi.Goniometri merupakan bagian yang penting dari keseluruhan evaluasi sendi juga

meliputijaringan lunak. Evaluasi dimulai dengan mewawancarai subjek dan mengamati

kembali data-datayang telah ada untuk mendapatkan gambaran akurat dari gejala yang ada,

kemampuanfungsional, pekerjaan dan aktivitas rekreasi, juga riwayat medis. Kemudian

dilanjutkandengan observasi pada tubuh untuk memeriksa kontur jaringan lunak dan kondisi

kulit.Palpasi dilakukan untuk mengetahui temperatur kulit dan tingkat kelainan dari jaringan

lunakdan mengetahui lokasi dari struktur anatomi yang mengalami gejala nyeri.

Pengukuranantropometri seperti panjang tungkai, lingkar anggota tubuh, dan massa tubuh

juga dilakukan.Gerakan sendi secara aktif yang dilakukan subjek selama evaluasi

membuatfisioterapis dapat melihat bila ada gerakan abnormal yang terjadi dan juga

mendapatkaninformasi lain tentang gerakan yang dilakukan oleh subjek. Apabila terlihat

adanya gerakanaktif yang abnormal, maka fisioterapis melanjutkan ke pemeriksaan gerak

sendi secara pasifuntuk mengetahui penyebab keterbatasan sendi dan untuk mengetahui end-

feel. Goniometri digunakan untuk mengukur dan mendata kemampuan gerakan sendi aktif

dan pasif. Data dari goniometri dihubungkan dengan data-data lainnya dapat dijadikan

dasaruntuk :

1. Menentukan ada atau tidak adanya disfungsi

2. Menegakkan diagnosis

3. Menentukan tujuan dari tidakan atau intervensi

Page 2: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

4. Mengevaluasi peningkatan atau penurunan dari target intervensi

5. Memodifikasi intervensi

6. Memotovasi subjek

7. Mengetahui efektifitas suatu tehnik terapeutik khusus seperti latihan-latihan,

obatobatan,dan prosedur pembedahan.

8. Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi.

B. Range Of Motion (ROM) / Lingkup Gerak Sendi (LGS)

ROM adalah besarnya suatu gerakan yang terjadi pada suatu sendi. Posisi awal

untukmengukur semua ROM kecuali rotasi adalah posisi anatomis. Dalam menentukan

ROM adatiga sistem pencatatan yang bisa digunakan yaitu yang pertama dengan sistem 0 –

180 derajat,yang kedua dengan sistem 180 - 0 derajat, dan yang ketiga dengan sistem 360

derajat.Dengan sistem pencatatan 0 - 180 derajat, sendi ekstremitas atas dan bawah ada

padaposisi 0 derajat untuk gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi ketika tubuh dalam

posisianatomis. Posisi tubuh dimana sendi ekstremitas berada pada pertengahan antara

medial(internal) dan lateral (eksternal) rotasi adalah 0 derajat untuk untuk ROM rotasi.

ROMdimulai pada 0 derajat dan bergerak menuju 180 derajat. Sistem pencatatan seperti ini

adalahyang paling banyak digunakan di dunia. Pertama kali dirumuskan oleh Silver pada

1923 dantelah dibantu oleh banyak penulis, termasuk Cave dan roberts, Moore, American

Academy ofOrthopaedic Surgeons, dan American Medical Association.Dua sistem

pencatatan yang lainnya yaitu sistem 180 - 0 derajat yang diukur padaposisi anatomis, ROM

dimulai dari 180 derajat dan bergerak menuju 0 derajat. Sistem 360derajat juga diukur pada

posisi anatomis, gerakan fleksi dan abduksi dimulai pada 180 derajatdan bergerak menuju 0

derajat, gerakan ekstensi dan adduksi dimulai pada 180 derajat danbergerak menuju 360

derajat. Kedua sistem pencatatan tersebut lebih sulit dimengertidibandingkan sistem

pencatatan 0 - 180 derajat dan juga kedua sistem pencatatan tersebutjarang digunakan.

C. End Feel

Pada pemeriksaan ROM pasif struktur unik pada tiap sendi dapat terasa, beberapasendi

ROM nya dibatasi oleh kapsul sendi, ada juga yang dibatasi oleh ligamen, batasangerak

normal yang lainnya adalah oleh ketegangan otot, benturan permukaan sendi danjaringan

lunak. Tipe setiap struktur yang membatasi ROM mempunyai karakteristik rasa,yang dapat

terasa dengan pemeriksaan sendi pasif. Rasa yang bisa di rasakan oleh seseorangyang

Page 3: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

melakukan pemeriksaan pada akhir ROM pasif tersebut dinamakan end feel.

Untukmengembangkan kemampuan dalam menentukan karakter dari end feel diperlukan

latihandan sensitifitas. Menentukan end feel harus dilakukan secara perlahan dan teliti

untukmerasakan akhir dari gerakan sendi dan untuk membedakan antara normal end feel

danabnormal end feel.

Tabel 1 End feel normal (fisiologis)

Endfeel Jaringan Contoh

Soft Penjepitanjaringanlunak Fleksiknee(pertemuanantaraototbagian

posteriorbetisdanbadianposteriorpaha)

Fleksi hip dengan knee lurus (regangan

Firm Reganganotot otothamstring)

Ekstensi metakarpophalangeal jari-jari

(regangankapsulanterior)

Regangankapsulsendi

Supinasi lengan (regangan ligamen

palmar radioulnar dari inferiorradioulnar

joint,membraninteroseus,serabutobliq)

Reganganligamen

Ekstensielbow(benturanantaraolecranon

ulnadanfosaolecranonhumerus)

Hard Benturantulang

Tabel 2 End feel abnormal (patologi)

Endfeel Contoh

Soft Terjadi pada sendi yang biasanya Oedemajaringanlunak

memiliki firm atau hard end feel,

terasaempuk. synovitis

Firm Terjadi pada sendi yang biasanya Peningkatantonosotot

Page 4: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

memilikisoftatauhardendfeel

Pemendekanotot,kapsul,ligamen

Adanyaserpihantulangatauterasa

Hard benturantulang. Chondromalasia

Empty Bukan end feel sebenarnyakarena Osteoarthritis

nyeri mencegah tercapainyaakhir

ROM. Terasa tidak adatahanan Dislokasi

kecuali respon proteksi daripasien

atauadanyaototspasme. Myositisossifikansdanfraktur

Inflamasisendiakut

Bursitis

Abses

Fraktur

Phycogenicdisorder

PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan ROM regio shoulder

2. Pemeriksaan ROM regio elbow

3. Pemeriksaan ROM regio wrist & hand

SASARAN BELAJAR

Setelah mengikuti proses belajar ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan cara-cara

pemeriksaan, melakukan pemeriksaan klinis motorik dan mengetahui aplikasi klinis dari hasil

pemeriksaan.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Tujuan Instruksional Umum:

Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan berbagai pengukuran Range of Motion pada

ekstremitas atas sertamenginterpretasikan hasil pemeriksaan

Tujuan Instruksional Khusus:

1. Memberikan panduan kepada mahasiswa tentang prosedur pemeriksaan LGS

Page 5: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

2. Mengetahui besarnya LGS suatu sendi

3. Membantu menegakkan diagnosis fisioterapi

4. Membantu menentukan tindakan terapi

5. Mengevaluasi keberhasilan/efektivitas program terapi

6. Meningkatkan motivasi dan semangat pasien dalam menjalani terapi.

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar

2. Ceramah

3. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

4. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

PRASYARAT:

1. Pengetahuan Dasar

a. Anatomi dasar

b. Fisiologi dasar

2. Praktikum dan skill yang terkait dengan pemeriksaan vital sign

a. Komunikasi

b. Informed consent

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Universal Goniometer

Page 6: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

Gambar 1. Ragam Goniometer

2. Formulir Hasil Pengukuran

3. Alat tulis

PELAKSANAAN PENGUKURAN

1. Persiapan alat

a. Menyiapkan meja/bed/kursi untuk pemeriksaan.

b. Menyiapkan goniometer

c. Menyiapkan alat pencatat hasil pengukuran LGS

2. Persiapan terapis

a. Membersihkan tangan sebelum melakukan pengukuran

b. Melepas semua perhiasan/asesoris yang ada di tangan.

c. Memakai pakaian yang bersih dan rapih.

3. Persiapan pasien

a. Mengatur posisi pasien yang nyaman, segmen tubuh yang diperiksa mudah dijangkau

pemeriksa.

b. Segmen tubuh yang akan diperiksa bebas dari pakaian, tetapi secara umum pasien

masih berpakaian sesuai dengan kesopanan.

4. Pelaksanaan pemeriksaan

a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan meminta persetujuan pasien secara

lisan.

b. Menjelaskan prosedur & kegunaan hasil pengukuran LGS kepada pasien.

c. Memposisikan pasien pada posisi tubuh yang benar (anatomis), kecuali gerak rotasi

(Bahu dan Lengan bawah).

d. Sendi yang diukur diupayakan terbebas dari pakaian yang menghambat gerakan.

e. Menjelaskan dan memperagakan gerakan yang hendak dilakukan pengukuran kepada

pasien.

Page 7: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

f. Melakukan gerakan pasif 2 atau 3 kali pada sendi yang diukur, untuk mengantisipasi

gerakan kompensasi.

g. Memberikan stabilisasi pada segmen bagian proksimal sendi yang diukur, bilamana

diperlukan.

h. Menentukan aksis gerakan sendi yang akan diukur.

i. Meletakkan goniometer :

1) Aksis goniometer pada aksis gerak sendi.

2) Tangkai statik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh yang

statik.

3) Tangkai dinamik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal

j. Membaca besaran LGS pada posisi awal pengukuran dan mendokumentasikannya

dengan notasi ISOM.

k. Menggerakkan sendi yang diukur secara pasif, sampai LGS maksimal yang ada.

Memposisikan goniometer pada LGS maksimal sebagai berikut:

1) Aksis goniometer pada aksis gerak sendi.

2) Tangkai statik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh yang

statik.

3) Tangkai dinamik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmentubuh yang

bergerak.

l. Membaca besaran LGS pada posisi LGS maksimal dan

mendokumentasikannyadengan notasi International Standard Orthopedic

Measurement (ISOM).

PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS INFERIOR

DASAR TEORI

ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi

pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal. Potongan sagital

adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri

dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian

Page 8: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi

bagian atas dan bawah.

Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.

Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,

gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).

Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi

dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan),

rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).Gerakan dapat dilihat

sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang geraknya

melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian

tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan

saraf.

Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya

kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai

gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan

yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan

menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus

otot (Potter & Perry, 2005).

Parameter nilai ROM normal untuk ektremitas inferior adalah :

1. Hip Joint

a. Fleksi : 0 – 120o

b. Ekstensi : 5 – 20o

c. Abduksi : 0 – 40o

d. Adduksi : 0 – 25o

e. Internal rotasi (knee 90o) : 0 – 45

o

f. Eksternl rotasi (knee 90o) : 0 – 45

o

g. Internal rotasi (knee ekstensi) : 0 – 35o

h. Eksternal rotasi (knee ekstensi): 0 – 45o

2. Knee Joint

a. Fleksi : 0 – 135o+

b. Ekstensi : 0o

Page 9: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

3. Ankle and Foot

a. Dorsofleksi : 0 – 15o

b. Plantarfleksi : 0 – 55o

c. Inversi : 0 – 20o

d. Eversi : 0 – 10o

e. Fleksi MTP : 0 – 40o

f. Ekstensi MTP : 0 – 65o

g. Fleksi IP : 0 – 60o

h. Ekstensi IP : 0o

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Tujuan Instruksional Umum:

Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan pengukuran ROM untuk ekstremitas

inferiorsertamenginterpretasikan hasil pemeriksaan

Tujuan Instruksional Khusus:

1. Mahasiswamampu mempersiapkan alat dan klien untuk pengukuran ROM ektremitas

inferior.

2. Mahasiswa mampu memberikan instruksi dan melakukan pengukuran ROM

3. Mampu membaca hasil pengukuran ROM, menuliskan hasil menggunakan teknik ISOM,

serta mengintrepretasikannya.

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar

2. Ceramah

3. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

4. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

PRASYARAT:

1. Pengetahuan Dasar

a. Anatomi dasar (otot, sendi,saraf)

Page 10: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

b. Biomekanik

c. Keterampilan menggunakan Goniometer

2. Praktikum dan skill yang terkait dengan pemeriksaan sensorik

a. Komunikasi

b. Informed consent

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Daftar panduan CSL

2. Status penderita, alat tulis

3. Goniometer

4. Audio-visual

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya

jawab

20 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara

melakukan setiap pengukuran ROM. Satu

orang sebagai pemeriksa dan satu sebagai

klien. Mahasiswa menyimak dan mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk bertanya dan instruktur memberikan

penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti dan instruktur

menanggapinya.

Page 11: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

60 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan-pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai

pemeriksa dan satu orang sebagai klien

3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan

melakukan supervisi menggunakan check list

4. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu

kali.

4. Curah pendapat/ diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah ,

apa yang sulit. Menanyakan bagaimana

perasaan mahasiswa yang berperan sebagai

klien. Apa yang dapat dilakukan oleh

pemeriksa agar klien merasa lebih nyaman

2. Instruktur menyimpulkan dengan menjawab

pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal

yang masih belum dimengerti.

Total waktu 100

menit

PENUNTUN PRAKTEK

PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS INFERIOR

NO LANGKAH/PROSEDUR PEMERIKSAAN

Pengukuran ROM Hip Joint

1 Menjelaskan kepada penderita tentang tujuan dan pelaksanaan pemeriksaan yang

akan dilakukan.

2 Memposisikan klien dengan posisi tidur

3 ROM fleksi : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer di

trochanter mayor, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan fleksi

4 ROM ekstensi : memposisikan klien tidur tengkurap, meletakkan goniometer di

trochanter mayor, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan ekstensi

5 ROM abduksi : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer di

SIAS, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan abduksi

6 ROM adduksi : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer di

SIAS, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan adduksi

Page 12: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

7

ROM internal rotasi dengan knee 90o : memposisikan klien tidur terlentang,

memfleksikan sendi hip dan knee 90o , meletakkan goniometer di tuberositas

tibia, kemudian menggerakkan tungkai klien internal rotasi

8

ROM eksternal rotasi dengan knee 90o : memposisikan klien tidur terlentang,

memfleksikan sendi hip dan knee 90o , meletakkan goniometer di tuberositas

tibia, kemudian menggerakkan tungkai klien eksternal rotasi

9

ROM internal rotasi dengan knee ekstensi : memposisikan klien tidur terlentang,

meletakkan goniometer di calcaneus, kemudian menggerakkan tungkai klien

internal rotasi

10

ROM eksternal rotasi dengan knee ekstensi : memposisikan klien tidur

terlentang, meletakkan goniometer di calcaneus, kemudian menggerakkan

tungkai klien eksternal rotasi

11 Mencatat hasil pemeriksaan dan interpretasinya

Pengukuran ROM Knee Joint

1 Menjelaskan kepada penderita tentang tujuan dan pelaksanaan pemeriksaan yang

akan dilakukan.

2 Memposisikan klien dengan posisi tidur

3 ROM fleksi : memposisikan klien tidur tengkurap, meletakkan goniometer di

epicondylus lateral, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan fleksi

4

ROM ekstensi : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer di

epicondylus lateral, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan

ekstensi

5 Mencatat hasil pemeriksaan dan interpretasinya

Pengukuran ROM Ankle and Foot

1 Menjelaskan kepada penderita tentang tujuan dan pelaksanaan pemeriksaan yang

akan dilakukan.

2 Memposisikan klien dengan posisi tidur atau duduk

3

ROM dorsofleksi : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer

di maleolus lateral, kemudian meminta pasien untuk melakukan gerakan

dorsofleksi

4

ROM plantarfleksi : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan

goniometer di maleolus lateral, kemudian meminta pasien untuk melakukan

gerakan plantarfleksi

5 ROM inversi : memposisikan klien duduk dengan kaki menggantung dan lutut

fleksi 90o, meletakkan goniometer di calcaneus, kemudian meminta pasien untuk

Page 13: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

melakukan gerakan inversi

6

ROM eversi : memposisikan klien duduk dengan kaki menggantung dan lutut

fleksi 90o, meletakkan goniometer di calcaneus, kemudian meminta pasien untuk

melakukan gerakan eversi

7

ROM fleksi MTP : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer

(khusus untuk jari-jari) di sendi metatarsophalangeal (MTP), kemudian

menggerakkan sendi klien ke arah fleksi MTP

8

ROM ekstensi MTP : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan

goniometer (khusus untuk jari-jari) di sendi metatarsophalangeal (MTP),

kemudian menggerakkan sendi klien ke arah ekstensi MTP

9

ROM fleksi IP : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer

(khusus untuk jari-jari) di sendi interphalangeal (IP), kemudian menggerakkan

sendi klien ke arah fleksi IP

10

ROM ekstensi IP : memposisikan klien tidur terlentang, meletakkan goniometer

(khusus untuk jari-jari) di sendi interphalangeal (IP), kemudian menggerakkan

sendi klien ke arah ekstensi IP

11 Mencatat hasil pemeriksaan dan interpretasinya

PEMERIKSAAN ROM VERTEBRA

DASAR TEORI

Beberapa hal yang mendasari pengukuran gerakan persendian adalah :

A. Goniometer

Istilah goniometri berasal dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu gonia yang berarti

sudut dan metron yang berarti ukur. Oleh karena itu goniometri berkaitan dengan

pengukuran sudut, khususnya sudut yang dihasilkan dari sendi melalui tulang-tulang ditubuh

manusia. Ketika menggunakan universal goniometer, fisioterapis dapat mengukur dengan

menempatkan bagian dari instrument pengukuran sepanjang tulang bagian proksimal dan

distal dari sendi yang dievaluasi. Goniometri dapat digunakan untuk menentukan posisi

sendi yang tepat dan jumlah total dari gerakan yang dapat terjadi pada suatu sendi.

Goniometri merupakan bagian yang penting dari keseluruhan evaluasi sendi juga meliputi

jaringan lunak. Evaluasi dimulai dengan mewawancarai subjek dan mengamati kembali

Page 14: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

data-data yang telah ada untuk mendapatkan gambaran akurat dari gejala yang ada,

kemampuan fungsional, pekerjaan dan aktivitas rekreasi, juga riwayat medis. Kemudian

dilanjutkan dengan observasi pada tubuh untuk memeriksa kontur jaringan lunak dan

kondisi kulit. Palpasi dilakukan untuk mengetahui temperatur kulit dan tingkat kelainan dari

jaringan lunak dan mengetahui lokasi dari struktur anatomi yang mengalami gejala nyeri.

Pengukuran antropometri seperti panjang tungkai, lingkar anggota tubuh, dan massa tubuh

juga dilakukan. Gerakan sendi secara aktif yang dilakukan subjek selama evaluasi membuat

fisioterapis dapat melihat bila ada gerakan abnormal yang terjadi dan juga mendapatkan

informasi lain tentang gerakan yang dilakukan oleh subjek. Apabila terlihat adanya gerakan

aktif yang abnormal, maka fisioterapis melanjutkan ke pemeriksaan gerak sendi secara pasif

untuk mengetahui penyebab keterbatasan sendi dan untuk mengetahui end-feel. Goniometri

digunakan untuk mengukur dan mendata kemampuan gerakan sendi aktif dan pasif. Data

dari goniometri dihubungkan dengan data-data lainnya dapat dijadikan dasar untuk :

1. Menentukan ada atau tidak adanya disfungsi

2. Menegakkan diagnosis

3. Menentukan tujuan dari tidakan atau intervensi

4. Mengevaluasi peningkatan atau penurunan dari target intervensi

5. Memodifikasi intervensi

6. Memotovasi subjek

7. Mengetahui efektifitas suatu tehnik terapeutik khusus seperti latihan-latihan,

obatobatan, dan prosedur pembedahan.

8. Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi.

B. Range Of Motion (ROM) / Lingkup Gerak Sendi (LGS)

ROM adalah besarnya suatu gerakan yang terjadi pada suatu sendi. Posisi awal untuk

mengukur semua ROM kecuali rotasi adalah posisi anatomis. Dalam menentukan ROM ada

tiga sistem pencatatan yang bisa digunakan yaitu yang pertama dengan sistem 0 –180

derajat, yang kedua dengan sistem 180 - 0 derajat, dan yang ketiga dengan sistem 360

derajat. Dengan sistem pencatatan 0 - 180 derajat, sendi ekstremitas atas dan bawah ada

pada posisi 0 derajat untuk gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi ketika tubuh dalam

Page 15: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

posisi anatomis. Posisi tubuh dimana sendi ekstremitas berada pada pertengahan antara

medial (internal) dan lateral (eksternal) rotasi adalah 0 derajat untuk untuk ROM rotasi.

ROM dimulai pada 0 derajat dan bergerak menuju 180 derajat. Sistem pencatatan seperti ini

adalah yang paling banyak digunakan di dunia. Pertama kali dirumuskan oleh Silver pada

1923 dan telah dibantu oleh banyak penulis, termasuk Cave dan roberts, Moore, American

Academy of Orthopaedic Surgeons, dan American Medical Association. Dua sistem

pencatatan yang lainnya yaitu sistem 180 - 0 derajat yang diukur pada posisi anatomis, ROM

dimulai dari 180 derajat dan bergerak menuju 0 derajat. Sistem 360 derajat juga diukur pada

posisi anatomis, gerakan fleksi dan abduksi dimulai pada 180 derajat dan bergerak menuju 0

derajat, gerakan ekstensi dan adduksi dimulai pada 180 derajat dan bergerak menuju 360

derajat. Kedua sistem pencatatan tersebut lebih sulit dimengerti dibandingkan sistem

pencatatan 0 - 180 derajat dan juga kedua sistem pencatatan tersebut jarang digunakan.

C. End Feel

Pada pemeriksaan ROM pasif struktur unik pada tiap sendi dapat terasa, beberapa sendi

ROM nya dibatasi oleh kapsul sendi, ada juga yang dibatasi oleh ligamen, batasan gerak

normal yang lainnya adalah oleh ketegangan otot, benturan permukaan sendi dan jaringan

lunak. Tipe setiap struktur yang membatasi ROM mempunyai karakteristik rasa, yang dapat

terasa dengan pemeriksaan sendi pasif. Rasa yang bisa di rasakan oleh seseorang yang

melakukan pemeriksaan pada akhir ROM pasif tersebut dinamakan end feel. Untuk

mengembangkan kemampuan dalam menentukan karakter dari end feel diperlukan latihan

dan sensitifitas. Menentukan end feel harus dilakukan secara perlahan dan teliti untuk

merasakan akhir dari gerakan sendi dan untuk membedakan antara normal end feel dan

abnormal end feel.

Tabel 1 End feel normal (fisiologis)

Endfeel Jaringan Contoh

Soft Penjepitanjaringanlunak Fleksiknee(pertemuanantaraototbagian

posteriorbetisdanbadianposteriorpaha)

Fleksi hip dengan knee lurus(regangan

Firm Reganganotot otothamstring)

Page 16: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

Ekstensi metakarpophalangeal jari-jari

(regangankapsulanterior)

Regangankapsulsendi

Supinasi lengan (regangan ligamen

palmar radioulnardari inferiorradioulnar

joint,membraninteroseus,serabutobliq)

Reganganligamen

Ekstensielbow(benturanantaraolecranon

ulnadanfosaolecranonhumerus)

Hard Benturantulang

Tabel 2 End feel abnormal (patologi)

Endfeel Contoh

Soft Terjadipadasendi yang biasanya Oedemajaringanlunak

memilikifirm atauhard end feel,

terasaempuk. synovitis

Firm Terjadipadasendi yang biasanya Peningkatantonosotot

memilikisoftatauhardendfeel

Pemendekanotot,kapsul,ligamen

Adanyaserpihantulangatauterasa

Hard benturantulang. Chondromalasia

Empty Bukan end feel sebenarnyakarena Osteoarthritis

nyerimencegahtercapainyaakhir

ROM. Terasatidakadatahanan Dislokasi

kecualiresponproteksidaripasien

atauadanyaototspasme. Myositisossifikansdanfraktur

Inflamasisendiakut

Bursitis

Abses

Fraktur

Phycogenicdisorder

PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan ROM regio cervical

2. Pemeriksaan ROM regio lumbar

Page 17: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

SASARAN BELAJAR

Setelah mengikuti proses belajar ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan cara-cara

pemeriksaan, melakukan pemeriksaan klinis motorik dan mengetahui aplikasi klinis dari hasil

pemeriksaan.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Tujuan Instruksional Umum:

Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan berbagai pengukuran Range of Motion pada

ekstremitas atas serta menginterpretasikan hasil pemeriksaan

Tujuan Instruksional Khusus:

1. Memberikan panduan kepada mahasiswa tentang prosedur pemeriksaan LGS

2. Mengetahui besarnya LGS suatu sendi

3. Membantu menegakkan diagnosis fisioterapi

4. Membantu menentukan tindakan terapi

5. Mengevaluasi keberhasilan/efektivitas program terapi

6. Meningkatkan motivasi dan semangat pasien dalam menjalani terapi.

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar

2. Ceramah

3. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

4. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

PRASYARAT:

1. Pengetahuan Dasar

a. Anatomi dasar

b. Fisiologi dasar

2. Praktikum dan skill yang terkait dengan pemeriksaan vital sign

a. Komunikasi

Page 18: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

b. Informed consent

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Universal Goniometer

Gambar 1. Ragam Goniometer

2. Formulir Hasil Pengukuran

3. Alat tulis

PELAKSANAAN PENGUKURAN

1. Persiapan alat

a. Menyiapkan meja/bed/kursi untuk pemeriksaan.

b. Menyiapkan goniometer

c. Menyiapkan alat pencatat hasil pengukuran LGS

2. Persiapan terapis

d. Membersihkan tangan sebelum melakukan pengukuran

e. Melepas semua perhiasan/asesoris yang ada di tangan.

f. Memakai pakaian yang bersih dan rapih.

3. Persiapan pasien

c. Mengatur posisi pasien yang nyaman, segmen tubuh yang diperiksa mudah dijangkau

pemeriksa.

d. Segmen tubuh yang akan diperiksa bebas dari pakaian, tetapi secara umum pasien

masih berpakaian sesuai dengan kesopanan

Page 19: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

4. Pelaksanaan pemeriksaan

a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan meminta persetujuan pasien secara

lisan.

b. Menjelaskan prosedur & kegunaan hasil pengukuran LGS kepada pasien.

c. Memposisikan pasien pada posisi tubuh yang benar (anatomis), kecuali gerak rotasi

(Bahu dan Lengan bawah).

d. Sendi yang diukur diupayakan terbebas dari pakaian yang menghambat gerakan.

e. Menjelaskan dan memperagakan gerakan yang hendak dilakukan pengukuran

kepada pasien.

f. Melakukan gerakan pasif 2 atau 3 kali pada sendi yang diukur, untuk

mengantisipasi gerakan kompensasi.

g. Memberikan stabilisasi pada segmen bagian proksimal sendi yang diukur, bilamana

diperlukan.

h. Menentukan aksis gerakan sendi yang akan diukur.

i. Meletakkan goniometer :

1) Aksis goniometer pada aksis gerak sendi.

2) Tangkai statik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh yang

statik.

3) Tangkai dinamik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal

a. Membaca besaran LGS pada posisi awal pengukuran dan

mendokumentasikannya dengan notasi ISOM.

b. Menggerakkan sendi yang diukur secara pasif, sampai LGS maksimal yang

ada. Memposisikan goniometer pada LGS maksimal sebagai berikut:

4) Aksis goniometer pada aksis gerak sendi.

5) Tangkai statik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh yang

statik.

6) Tangkai dinamik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh

yang bergerak.

Page 20: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

a. Membaca besaran LGS pada posisi LGS maksimal dan

mendokumentasikannya dengan notasi International Standard

Orthopedic Measurement (ISOM).

PROSES PENGUKURAN RANGE OF MOTION (ROM) VERTEBRA

NO. LANGKAH / PROSEDUR PEMERIKSAAN

CERVICAL

Fleksi Cervical

1 Subjekdalamposisiduduk, dengan trunk tegak, leher dalam posisi

anatomis, posisi tangan menggantung, bahu rileks.

2 Letakkan goniometer pada axis external auditory meatus

3 Ukur ROM fleksi cervical

ILUSTRASI GAMBAR

EkstensiCervical

1 Subjekdalamposisiduduk, dengan trunk tegak, leher dalam posisi

anatomis, posisi tangan menggantung, bahu rileks.

2 Letakkan goniometer pada axis external auditory meatus

3 Ukur ROM ekstensi cervical

ILUSTRASI GAMBAR

Page 21: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

Rotasi Cervical

1 Subjekdalamposisiduduk, dengan trunk tegak, leher dalam posisi

anatomis, posisi tangan menggantung, bahu rileks.

2 Letakkan goniometer pada axis pada bagian atas tengah/pusat dari kepala

(centre of the top of head )

3 Ukur ROM rotasi cervikal dengan orientasi moving arm pada hidung

ILUSTRASI GAMBAR

Lateral fleksi cervical

1. Subjekdalamposisiduduk, dengan trunk tegak, leher dalam posisi

anatomis, posisi tangan menggantung, bahu rileks.

2 Letakkan goniometer pada axis processus spinosus C7

3 Ukur ROM lateral fleksi cervikal dengan orientasi moving arm pada

protuberaatia occipital external (POE) dari os.occipital

ILUSTRASI GAMBAR

Page 22: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

TRUNK / LUMBAR SPINE

Fleksi trunk

1. Subjekdalamposisiberdiri tegak posisi anatomis, posisi tangan

menggantung, bahu rileks.

2 Letakkan meteran pada posisi pita awalan pada bagian proksimal prosesus

spinosus C7 dan hingga ke bagian distal dari S1

3 Arahkan subjek untuk membungkuk maiksimal (fleksi vertebra)

4. Ukur ROM fleksi trunk dengan dengan membandingkan posisi awal dan

akhir

ILUSTRASI GAMBAR

Hyperekstensi trunk

1 Subjekdalamposisiberdiri tegak posisi anatomis, posisi tangan

menggantung, bahu rileks.

Page 23: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

2 Letakkan meteran pada posisi pita awalan pada bagian proksimal prosesus

spinosus C7 dan hingga ke bagian distal dari S1

3 Arahkan subjek untuk ekstensi vertebra maksimal

ILUSTRASI GAMBAR

Lateral fleksi trunk

1 Subjekdalamposisiberdiri tegak posisi anatomis, posisi tangan

menggantung, bahu rileks.

2 Letakkan goniometer pada axis processus spinosus S1

3 Ukur ROM lateral fleksi cervikal dengan orientasi moving arm pada

processus spinosus c7

ILUSTRASI GAMBAR

Page 24: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...

Rotasi Trunk

1 Subjekdalamposisiduduk, dengan trunk tegak, leher dalam posisi

anatomis, posisi tangan menggantung, bahu rileks.

2

Letakkan goniometer pada axis pada bagian atas tengah/pusat dari kepala

(centre of the top of head )

3 Ukur ROM rotasi trunk dengan orientasi moving arm pada hidung

ILUSTRASI GAMBAR

Page 25: PENGUKURAN ROM EKSTREMITAS SUPERIOR …med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURA… · Pembuatan orthose dan pelengkap adaptasi. ... efektivitas program ...