PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

28
PEMERIKSAAN FISIK PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik adalah Suatu sistem untuk mengumpulkan data kesehatan klien yang diatur berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki (head to toes) hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang actual. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Untuk memperoleh data dasar mengenai kemampuan fisiologis 2. Untuk mengetahui factor resiko yang mungkin timbul karena disfungsi organ 3. Untuk mengetahui perubahan actual pada fungsi normal 4. Menggambarkan status kesehatan klien 5. Mengidentifikasi masalah kesehatan 6. Mengetahui hasil dari pengobatan/therapy URUTAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK Secara umum : keadaan umum, TB,BB dan TTV Kepala (rambut,kulit kepala, mata telinga, mulut) Leher Ekstremitas atas Dada Abdomen Genital dan pelvis Ekstremitas bawah Teknik dalam melakukan pemeriksaan fisik

Transcript of PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Page 1: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

PEMERIKSAAN FISIK

PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik adalah Suatu sistem untuk mengumpulkan data kesehatan klien yang diatur

berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki (head to toes) hal ini dilakukan

untuk meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang actual.

TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Untuk memperoleh data dasar mengenai kemampuan fisiologis

2. Untuk mengetahui factor resiko yang mungkin timbul karena disfungsi organ

3. Untuk mengetahui perubahan actual pada fungsi normal

4. Menggambarkan status kesehatan klien

5. Mengidentifikasi masalah kesehatan

6. Mengetahui hasil dari pengobatan/therapy

URUTAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK

Secara umum : keadaan umum, TB,BB dan TTV

Kepala (rambut,kulit kepala, mata telinga, mulut)

Leher

Ekstremitas atas

Dada

Abdomen

Genital dan pelvis

Ekstremitas bawah

Teknik dalam melakukan pemeriksaan fisik

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

INSPEKSI

Page 2: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga

indra pendengaran dan penghidu

Penglihatan : mengobservasi kulit terhadap warna,laserasi,lesi,pola pernafasan dan

simetrisitas, bahasa tubuh pergerakan dan postur, penggunaan eksteremitas, ekspresi wajah,

keterbatasan fisik, dsb

Pendengaran : mendengarkan sifat batuk, integrasi sendi, nada suara, atau isi interaksi

dengan orang lain, dsb

Penghidu : mendeteksi adanya bau

PALPASI

Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari

Jenis palpasi

Sentuhan : merasakan suatu pembekalan,mencatat suhu, kelembaban dan tekstur kulit

Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, mengetahui posisi janin,

pembesaran organ dalam dan batas batas organ dalam, mencubut kulit untuk mengetahui

turgor.

Pemeriksaan dalam : mengetahui respon nyeri abnormal, mengetaui pembukaan jalan lahir

dan adanya masa pada anus.

PERKUSI

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu

untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada di bawahnya

Ada 2 jenis :

1. Menggunakan ujung jari : ketuk dada dengarkan bunyi yang menunjukan ada atau tidaknya

cairan atau masa

2. Menggunakan palu( Refleks Hammer ) : ketuk lutut dan amati ada/tidaknya reflex/gerakan

pada kaki bawah

AUSKULTASI

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop untuk

menggambarkan dan mengintepretasikan bunyi yang didengar

Contoh : bunyi jantung, paru, bising usus, denyut jantung janin, dsb.

POSISI DALAM PEMERIKSAAN FISIK

Page 3: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Duduk : kepala & leher, punggung, thorak posterior dan paru, torak anterior dan paru,

payudara, ketiak, jantung, TTV, ekstremitas atas

Terlentang : kepala & leher, torak anterior dan paru, payudara, ketiak, jantung, abdomen,

ekstremitas, denyut nadi.

Dorsal recumbent : abdomen dan genetalia

Litotomi : genelita wanita dan traktus genelita

Tengkurap : otot rangka

Posisi lutut-dada (knee-chest) : rectum

Rekumben lateral kiri : jantung

PEMERIKSAAN NORMAL DEVIASI DARI NORMAL

Pemeriksaan Umum

Periksa TTV nadi 69-100x/mnt (dws)

pernapasan 12-20x/mnt

(dws)

suhu 36-37,5c

tekanan darah

Diluar nilai batas normal

Observasi TB&BB

dihubungkan dengan usia,

gaya hidup & kesehatan

Berat badan ideal Obesitas atau sangat kurus

Observasi postur klien pada

saat berdiri, duduk &

berjalan

Relaks

Koordinasi gerakan

sesuai

Tegak lurus dgn panggul

dan bahu berada dlm

keselarasan

Kepala tertahan tegak

Postur yang abnormal

Gerakan tidak terkoordinasi

& tremor

Observasikebersihan diri Bersih, rapi & tidak bau Kotor,tidak rapi, bau

Page 4: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Inspeksi keadaan umum Tampak sehat Lemah, sakit berat

Inspeksi kulit ( sebaiknya

gunakan penchayaan yang

cukup): warna, tempratur,

lesi

Warna kulit (coklat,

kemerahan, kuning

langsat)

Area pigmentasi ringan

(tangan, bibir, & dasar

kuku)

Tidak ada lesi

Pucat, sianosis, hipertensi,

atau hipopigmentasi

Ada lesi

Kepala

Inpeksi rambut & kulit

kepala

Rambut terdistribusi

merata, tebal, bercahaya

Tidak ada lesi pda kulit

kepala, bersih

Kepala

Inspeksi mata & tes

pengelihatan

Sejajar, simetris, tdk ada

edema

Warna pupil hitam,

isokor (3-7mm), reflex

thp cahaya positif

Tdk ada nystagmus

Konjungtiva merah

muda

Mata tidak sejajar, tidak

simetris

Pupil anisokor, nystagmus

Pergerakan mata tdk

terkoordinasi

Kongjungtiva pucat

Inspeksi dan palpasi telinga

dan tes pendengaran

Warna kulit sama

dengan kulit wajah

Posisi simetris

Bersih, tidak ada

penumpukan serumen,

sianosis, pucat, sangat

merah

tidak simetris

serumen berlebih

(pengeluaran cairan

Page 5: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

tidak berbau

Tidak ada lesi

Tidak ada inflamasi,

mastoid tidak nyeri, dan

tanpa nodul

Dapat mendengar

jamberdetak 1 – 2 inci

Test weber, rinne dan

schwabach positif

bernanah atau darah) dan

bau

ada lesi

ada inflamasi liang telinga,

mastoid nyeri dan terdapat

nodul

test weber, rinne, dan

schwabach negative

Inspeksi mulut, gigi &

mukosa

Sinus tidak nyeri

Mukosa lembab, warna

merah muda

Gigi & gusi (tdk ada

karies, lengkap, putih,

tdk ada inflamasi), tidak

bau

Tidak ada lesi

Lidah dapar Bergerak

bebas, uvula dan

palatum lunak, terangakt

saat kilen berkata “ah”

Mukosa kering & pecah –

pecah

Warna merah, pucat atau

sanosis

Gigi & gusi ( karies gigi,

kuning atau kehitaman,

tidak lengkap, ada

inflamasi)

Bau

Stomatis

Lidah bergerak terbatas,

uvula dan palatum gagal

terangkat.

Leher

Inspeksi leher Leher sistematis, tidak

ada kekakuan dan

massa, fleksi

kepala 450, ekstensi 500 ,

fleksi lateral kepala

400 ,rotasi lateral kepala

Tidak simetris, ada

kekakuan dan massa,

rentang gerak terbatas

Kelenjar tiroid terliahat saat

menelan

Page 6: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

700

Palpasi & auskultasi

kelenjar parotis

Tidak teraba, jika

terpalpasi teraba kecil,

lembut, di tengah &

tidak nyeri

Auskultasi tidak ada

suara bruit

Menyimpang ke satu sisi,

pembesaran tiroid dan nyeri

tekan, teraba nodus limfe

Ada suara bruit

Inspeksi vena leher &

kelenjar getah bening

Tidak ada pembesaran

(distensi) vena jugularis &

pemebesaran nodus limfe

pada leher

Distensi vena jugularis,

pembesaran nodus limfatik

Ektremitas Atas

Inspeksi kulit & kuku Kuku halus, warna

merah muda

Jaringan kulit utuh

pengisian kapiler < 3 dtk

Cembung dan sudut

antara kuku – dasar

sekitar 1600

Kuku sangat tebal / tipis,

warna kuku pucat / sianosis

Jaringan kulit tidak utuh

Pengisian kapiler > 3 dtk

Terdapat lekukan – lekukan

(krn injury)

Kuku cendrung “ spoon

nail”

Sudut antara kuku dan

dasar kuku sekitar

1800 lebih

Evaluasi Range of Motion

(ROM)

Bergerak bebas tanpa

nyeri/spasme otot/sendi

bengkak/kontraktur

Bergerak terbatas bisa karena

nyeri, spasme otot

Page 7: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Kekuatan otot Terdapat kontraksi otot

Rentang gerak pemnuh

dengan melawan gaya

gravitasi

Kekuatan otot secara

bilateral simetris

terhadap tahanan tenaga

dorongan

Tidak ada gerakan tubuh

Tidak ada kontraksi otot

Tidak dapat melawan gaya

gravitasi

Refleks otot bisep Gerakan respon singkat

(tidak berlebihan/sangat

lambat)

Refleks berupa berupa

fleksi

Tidak ada respon refleks

Gerakan hypoaktif

(minimal activity) atau

hiperaktiv (sangat cepat)

Palpasi brachialis & radial

pulpasi

Irama teratur

Kekuatan denyut sama

dalam setiap denyutan

Denyutan terasa penuh

dan mudah dipalpasi

Frekuensi dalam batas

normal ( dewasa

100x/mnt )

Irama regular

Kekuatan setiap denyutan

tidak sama

Denyutan lemah

Frekuensi melebihi atau

kurang dari batas normal

Ekstermitas Bawah

Evaluasi Range of Motion

(ROM)

Bergerak bebas tanpa nyeri /

spasme otot / sendi

bengkak / kontraktur

Bergerak terbatas bisa karena

nyeri, spasme otot

Kekuatan otot Terdapat kontraksi otot

Rentang gerak pemnuh

Tidak ada gerakan tubuh

Tidak ada kontraksi otot

Page 8: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

dengan melawan gaya

gravitasi

Kekuatan otot secara

bilateral simetris

terhadap tahanan tenaga

dorongan

Tidak dapat melawan gaya

gravitasi

Test refleks platela dan

plantar

Gerakan respon singkat

(tidak berlebihan/sangat

lamabat)

Refleks berupa ekstensi

dari tungkai bawah

(refleks patella)

Refleks berupa

penekukan ibu jari kaki

kebawah (refleks

plantar)

Tidak ada respon refleks

Gerakan hypoaktif

( minimal activity ) atau

hiperaktiv ( sangat cepat )

Dada ( depan & belakang)

Inspeksi & palpasi payudara Simetris, tidak ada

lesi/retraksi/lekukan,

kulit utuh, warna kulit

sama dengan daerah

sekitarnya, tidak ada

edema.

Aerola : normal

berbentuk bundar/oval,

warna merah muda

sampai coklat.

Putting : keluar, tidak

ada drainase (kecuali ibu

Asimetris, terdapat

lekukan/retraksi (akibat

tumor), hyperpigmentasi,

ada edema.

Putting : inverse/masuk ke

dalam (karena adanya

pertumbuhan tubuh di

bawah kulit)

Terdapat lesi kanker (keras,

terikat kuat, tidak nyeri,

berbentuk tidak teratur)

Page 9: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

hamil), berwarna sama

dengan aerola.

Inspeksi & palpasi aksila Tidak ada pembesaran nodus

limfe/massa

Terdapat pembesaran nodus

limfatik, ada massa, terasa

nyeri

Inspeksi, palpasi &

auskultasi paru

Dada simetris, kulit

utuh, tidak ada nyeri

Ekspansi dada simetris

secara bilateral

Penggunaan otot

aksesoris minimal

Pernapasan normal

tenang

Frekuensi napas dalam

batas normal

(12-20x/menit)

Irama napas regular

Vocal fremitus simetris

secara bilateral

Bunyi napas vesikuler

dan bronkovesikuler

Pengembangan dada 3-5

cm

Gerakan dada simetris

Dada asimetris terdapat

nyeri

Penggunaan otot bantu

pernapasan secara

maksimal

Frekuensi sangat cepat atau

lambat

Irama ireguler

Bunyi napas tambahan

(ronchi, wheezing)

Tidak ada vocal fremitus

(pneumotorak)

Gangguan dalam

pengembangan dada

Palpasi & auskultasi jantung Tidak ada vibrasi/pulsasi

pada iga kedua, ketiga

dan empat

Terdengar suara jantung

1&2

Teraba pulsasi pada iga

kedua, ketiga, dan ke empat

(akibat murmur)

Terjadi pergeseran letak

PMI

Page 10: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Irama jantung regular

Frekuensi 60-100

denyut/menit (dewasa)

Bunyi jantung tambahan

(murmur, gallop)

Irama irregular

Frekuensi datanga

meningkat/menurun

Abdomen

Inspeksi, auskultasi, palpasi

& perkusi abdomen

Warna kulit sama

dengan bagian tubuh

yang lain

Kadang terdapat

strie/scar

Bentuk abdomen

simetris : flat, convek

(rounded), convace

(scapoid)

Umbilicus :

Datar/cekung, tidak ada

keluar cairan

Gerakan permukaan

abdomen simetris (pada

saat bernapas)

Bising usus terdengar

(5-35x/menit)

Hati : tidak ada

pembesaran, tidak nyeri

tekan, bunyi

pekak/dullness, batas

diantara celah interkostal

ke 5-7

Kulit terlihat tipis

(memegang) pada

edema/asites

Bentuk abdomen ditensi

(pembengkakan)

Umbilicus : keluar cairan,

menonjol

Gerakan permukaan

abdomen tidak simetris

Bunyi bising usus

(hypoavtive/hyperactive)

Kandung kemih teraba

(retensi urine)

Hati : ada pembesaran,

nyeri tekan

Ginjal : nyeri saat di

perkusi

Page 11: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Kandung kemih : tidak

teraba

Ginjal : tidak mengalami

nyeri saat di perkusi.

Genetalia

Inspeksi, palpasi organ

genetal wanita

Pertumbuhan rambut

membentuk segitiga

diatas perineum dan

sepanjang permukaan

medial paha

Kulit perineal sedikit

lebih gelap, halus dan

bersih

Membran tampak merah

muda dan lembab

Labia mayora

kering/lembab, simetris

Labia minora lebih tipis

dan salah satunya

berukuran lebih besar

Jaringan lunak tanpa

nyeri

Klitoris : lebar <1 cm

dan panjang 2 cm tidak

ada inflamasi, nyeri

Orifisium uretra : utuh

tanpa inflamasi

Meatus uretra : berwarna

merah muda, terletak

Tidak ada atau sedikit

sekali rambut (gangguan

hormone )

Kulit perineal terdapat

lesi/inflamasi

Membran terlihat sangat

merah klitoris mengalami

inflamasin(tumor)

Orifisium uretra& introitus

vagina : nyeri, inflamasi,

lesi.

Kelenjar bartolin : teraba

Kelenjar skene :

mengeluarkan cairan/rabas

dan nyeri

Serviks : malposisi ke

lateral (dapat

mengidentifikasi tumor),

ada laserasi, massa

Sekresi secret : berbau,

keruh

Page 12: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

dianterior orifisium

Introitus vagina : tidak

ada nyeri, inflasi,

edema/lesi

Kelenjar bartholin :

tidak teraba

Kelenjar skene : tidak

ada pengeluaran (rabas0

dan nyeri

Serviks : berwarna

merah muda, halus,

bulat, berada pada garis

tengah tanpa lesi

Sekresi normal biasanya

encer, jernih, dan tidak

bau.

Pertumbuhan rambut di

daerah pubis sampai ke

simpisi pubis

Kulit penis utuh&bersih

Meatus uretra : ujung

gland penis

Gland penis : tidak ada

lesi&nyeri

Skrotum : tidak ada

lesi& edema

Testis : tidak nyeri

tekan, lembut & kenyal,

bebas nodul.

Tidak ada atau sedikit

sekali rambut (gangguan

hormone)

Kulit penis : lesi/ulkus

Meatus :

hypospadia/epispadia

Glan penis : nyeri tekan,

ulkus/lesi

Pembesaran salah satu

testis (karena kanker) ada

benjolan keras terdapat di

palpasi di bagian depan

atau samping testis.

Page 13: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Inspeksi rectum Kulit perianal utuh, tidak

ada benjolan,

ruam/inflamasi

Warna lebih gelap dari

jaringan sekitar

Spngter anus memiliki

tonus otot yang baik

Dinding rectum licin&

tidak nyeri

Kelenjar prostate (pria) :

tidak nyeri, ukuran 2,5-4

cm

Serviks (wanita)

Tidak nyeri, licin,

ukuran 2-3cm

Terdapat luka/inflamasi

Spingter anus melemah

(masalah neurology)

Dinding rectum nyeri tekan,

terdapat polip/massa/nodul

Palpasi prostate :

membesar, nyeri

Palpasi serviks : membesar,

terasa nyeri, terdapat

massa/nodul

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Pemeriksaan Ekstremitas:

1. Pemeriksaan Reflek

2. Pemeriksaan keseimbangan

Page 14: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

3. Pemeriksaan fungsi koordinasi

Pemeriksaan Fisik Pada Ekstremitas

1.         Ekstermitas

           1.1 Ekstermitas atas

Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot

Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan

Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus

kekuatan otot,dan tes keseimbangan.

Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps

Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak

dan tekanan.

1.2. Ekstermitas bawah

Page 15: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot

Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan

Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus

kekuatan otot,dan tes keseimbangan.

Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps

Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak

dan tekanan.

A. PEMERIKSAAN REFLEK FISIOLOGIS

Refleks biasanya tidak terlalu singkat terjadinya pada klien yang lebih dewasa. Respon

repleks pada ekstremitas bawah berkurang sebelum ekstremitas-ekstremitas atas terpengaruh

(Seidel et al., 1991). Menimbulkan reaksi refleks memungkinkan perawat untuk mengkaji

integritas jalur-jalur sensori dan gerak dari lengkung repleks dan segmen batang spinal spesifik.

Pengujian refleks tidak berarti menentukan pungsi saraf pusat. Saat otot dan tendon di regangkan

selama pengujian refleks, implus-implus saraf merambat sepanjang jalur saraf aferen ke bagian

dorsal segmen batang spinal. Implus-implus bergerak ke saraf motor eferen dalam batang spinal.

Kemudian sebuah saraf motor mengirim implus kembali ke otot dan menyebabkan respon refleks

terjadi.

Page 16: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

1. PEMERIKSAAN REFLEK OTOT BISEPS

Posisi pasien tidur terlentang dan siku kanan yang akan diperiksa, diletakan diatas perut

dalam posisi fleksi 60 derajat dan  rileks.

Pemeriksa berdiri dan menghadap pada sisi kanan pasien

Carilah tendon biseps dengan meraba fossa kubiti, maka akan teraba keras bila siku

difleksikan

Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot biseps

Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan, diatas jari telunjuk

kiri pemeriksa

Terlihat gerakan fleksi pada siku akibat kontraksi otot biseps dan terasa tarikan tendon

otot biseps dibawah telunjuk pemeriksa

2. PEMERIKSAAN REFLEK OTOT TRISEPS

Posisi pasien tidur terlentang

Bila siku tangan kanan yang akan diperiksa, maka diletakan diatas perut dalam posisi

fleksi 90 derajat dan rileks.

Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien

Carilah tendon triseps 5 cm diatas siku (proksimal ujung olecranon)

Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot  triseps

Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas jari telunjuk

kiri pemeriksa

Terlihat gerakan ektensi pada siku akibat kontraksi otot triseps dan terasa tarikan tendon

otot triseps dibawah telunjuk pemeriksa

3. PEMERIKSAAN REFLEK TENDON PATELA

Posisi pasien tidur terlentang atau duduk

Pemeriksa berdiri  pada sisi kanan pasien

Bila posisi pasien tidur terlentang, lutut pasien fleksi 60 derajat dan bila duduk lutut

fleksi 90 derajat

Tangan kiri pemeriksa menahan pada fossa poplitea

Carilah 2 cekungan pada lutut dibawah patela inferolateral/ inferomedial

Page 17: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Diantara 2 cekungan tersebut terdapat tendon patela yang terasa keras dan tegang

Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas tendon

patella

Terlihat gerakan ektensi pada lutut akibat kontraksi otot quadriseps femoris

4. PEMERIKSAAN REFLEK TENDON ACHILES

Pasien tidur terlentang atau duduk

Bila pasien tidur terlentang pemeriksa berdiri dan bila pasien duduk pemeriksa jongkok

disisi kiri pasien

Bila pasien tidur terlentang lutut fleksi 90 derajat dan disilangkan diatas kaki berlawanan,

bila pasien duduk kaki menggelantung bebas

Pergelangan kaki dorsofleksikan dan tangan kiri pemeriksa memegang/ menahan kaki

pasien

Carilah tendon achiles diantara 2 cekungan pada tumit yang terasa keras dan makin

tegang bila posisi kaki dorsofleksi

Ayunkan reflek hammer diatas tendon achiles

Terasa gerakan plantar fleksi kaki yang mendorong tangan kiri pemeriksa dan tampak

kontraksi otot gastrocnemius

5. PEMERIKSAAN REFLEK CREMASTER

a. Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian medial

b. Respon: elevasi testis ipsilateral

6. PEMERIKSAAN REFLEK PLANTAR

Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu reflex. Respon: plantar fleksi kaki dan

fleksi semua jari kaki

PEMERIKSAAN REFLEK PATOLOGIS

Hoffmann tromer

Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa. Kemudian ujung jari tangan pemeriksa yang

lain disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita. Reflek positif jika terjadi fleksi jari

yang lain dan adduksi ibu jari

 Rasping

Page 18: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

Gores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk

penderita. Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari pemeriksa. Jika reflek

ini ada maka penderita dapat membebaskan jari pemeriksa. Normal masih terdapat pada anak

kecil. Jika positif pada dewasa maka kemungkinan terdapat lesi di area premotorik cortex

Reflek palmomental

Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi muskulus mentali ipsilateral.

Reflek patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral

Reflek snouting

Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan reflek

menyusu. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu. Normal pada

bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral

Mayer reflek

Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal, secara halus normal akan timbul adduksi

dan aposisi dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di tractus pyramidalis

 Reflek babinski

Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang

normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka

akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau

membuka. Normal pada bayi masih ada.

Reflek oppenheim

Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua

jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski

 Reflek gordon

Lakukan goresan/memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti

babinski

 Reflek schaefer

Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti

babinski

 Reflek caddock

Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke

depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

Page 19: PEMERIKSAAN FISIK & EKSTREMITAS

 Reflek rossolimo

Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid. Reflek akan terjadi fleksi jari-

jari kaki.

Reflek mendel-bacctrerew

Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.

Skala Gambaran Presentasi normal klasifikasi

5 Gerakan Aktif, dapat melawan

tahanan penuh100

Normal

4 Gerakan aktif, hanya dalam

menahan sebagai tahanan

75 Kelemahanringan

3 Gerakanaktif, dapat melawan

gravitasi

50 Cukup/kelemahansedang

2 Rentang gerak (ROM) pasif 25 Buruk

1 Hanya terdapat kontraksi otot 10 Sangatburuk

(kelemahanberat

0 Tidak dapat kontraksi otot 0 Paraliasis

 Table 1.Skala kekuatan otot