PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS

download PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS

of 19

Transcript of PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS

  • PEMERIKSAAN FISIK

    PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fisik adalah Suatu sistem untuk mengumpulkan data kesehatan klien yang diatur

    berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki (head to toes) hal ini dilakukan

    untuk meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang actual.

    TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK

    1. Untuk memperoleh data dasar mengenai kemampuan fisiologis

    2. Untuk mengetahui factor resiko yang mungkin timbul karena disfungsi organ

    3. Untuk mengetahui perubahan actual pada fungsi normal

    4. Menggambarkan status kesehatan klien

    5. Mengidentifikasi masalah kesehatan

    6. Mengetahui hasil dari pengobatan/therapy

    URUTAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK

    Secara umum : keadaan umum, TB,BB dan TTV

    Kepala (rambut,kulit kepala, mata telinga, mulut)

    Leher

    Ekstremitas atas

    Dada

    Abdomen

    Genital dan pelvis

    Ekstremitas bawah

    Teknik dalam melakukan pemeriksaan fisik

    Inspeksi

    Palpasi

    Perkusi

    Auskultasi

    INSPEKSI

  • Adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga

    indra pendengaran dan penghidu

    Penglihatan : mengobservasi kulit terhadap warna,laserasi,lesi,pola pernafasan dan

    simetrisitas, bahasa tubuh pergerakan dan postur, penggunaan eksteremitas, ekspresi wajah,

    keterbatasan fisik, dsb

    Pendengaran : mendengarkan sifat batuk, integrasi sendi, nada suara, atau isi interaksi

    dengan orang lain, dsb

    Penghidu : mendeteksi adanya bau

    PALPASI

    Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari

    Jenis palpasi

    Sentuhan : merasakan suatu pembekalan,mencatat suhu, kelembaban dan tekstur kulit

    Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, mengetahui posisi janin,

    pembesaran organ dalam dan batas batas organ dalam, mencubut kulit untuk mengetahui

    turgor.

    Pemeriksaan dalam : mengetahui respon nyeri abnormal, mengetaui pembukaan jalan lahir

    dan adanya masa pada anus.

    PERKUSI

    Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu

    untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada di bawahnya

    Ada 2 jenis :

    1. Menggunakan ujung jari : ketuk dada dengarkan bunyi yang menunjukan ada atau tidaknya

    cairan atau masa

    2. Menggunakan palu( Refleks Hammer ) : ketuk lutut dan amati ada/tidaknya reflex/gerakan

    pada kaki bawah

    AUSKULTASI

    Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop untuk

    menggambarkan dan mengintepretasikan bunyi yang didengar

    Contoh : bunyi jantung, paru, bising usus, denyut jantung janin, dsb.

    POSISI DALAM PEMERIKSAAN FISIK

  • Duduk : kepala & leher, punggung, thorak posterior dan paru, torak anterior dan paru,

    payudara, ketiak, jantung, TTV, ekstremitas atas

    Terlentang : kepala & leher, torak anterior dan paru, payudara, ketiak, jantung, abdomen,

    ekstremitas, denyut nadi.

    Dorsal recumbent : abdomen dan genetalia

    Litotomi : genelita wanita dan traktus genelita

    Tengkurap : otot rangka

    Posisi lutut-dada (knee-chest) : rectum

    Rekumben lateral kiri : jantung

    PEMERIKSAAN NORMAL DEVIASI DARI NORMAL

    Pemeriksaan Umum

    Periksa TTV nadi 69-100x/mnt (dws)

    pernapasan 12-20x/mnt

    (dws)

    suhu 36-37,5c

    tekanan darah

    Diluar nilai batas normal

    Observasi TB&BB

    dihubungkan dengan usia,

    gaya hidup & kesehatan

    Berat badan ideal Obesitas atau sangat kurus

    Observasi postur klien pada

    saat berdiri, duduk &

    berjalan

    Relaks

    Koordinasi gerakan

    sesuai

    Tegak lurus dgn

    panggul dan bahu

    berada dlm keselarasan

    Kepala tertahan tegak

    Postur yang abnormal

    Gerakan tidak

    terkoordinasi & tremor

  • Observasikebersihan diri Bersih, rapi & tidak bau Kotor,tidak rapi, bau

    Inspeksi keadaan umum Tampak sehat Lemah, sakit berat

    Inspeksi kulit ( sebaiknya

    gunakan penchayaan yang

    cukup): warna, tempratur,

    lesi

    Warna kulit (coklat,

    kemerahan, kuning

    langsat)

    Area pigmentasi ringan

    (tangan, bibir, & dasar

    kuku)

    Tidak ada lesi

    Pucat, sianosis, hipertensi,

    atau hipopigmentasi

    Ada lesi

    Kepala

    Inpeksi rambut & kulit

    kepala

    Rambut terdistribusi

    merata, tebal, bercahaya

    Tidak ada lesi pda kulit

    kepala, bersih

    Kepala

    Inspeksi mata & tes

    pengelihatan

    Sejajar, simetris, tdk ada

    edema

    Warna pupil hitam,

    isokor (3-7mm), reflex

    thp cahaya positif

    Tdk ada nystagmus

    Konjungtiva merah

    muda

    Mata tidak sejajar, tidak

    simetris

    Pupil anisokor, nystagmus

    Pergerakan mata tdk

    terkoordinasi

    Kongjungtiva pucat

    Inspeksi dan palpasi telinga

    dan tes pendengaran

    Warna kulit sama

    dengan kulit wajah

    Posisi simetris

    sianosis, pucat, sangat

    merah

    tidak simetris

  • Bersih, tidak ada

    penumpukan serumen,

    tidak berbau

    Tidak ada lesi

    Tidak ada inflamasi,

    mastoid tidak nyeri, dan

    tanpa nodul

    Dapat mendengar

    jamberdetak 1 2 inci

    Test weber, rinne dan

    schwabach positif

    serumen berlebih

    (pengeluaran cairan

    bernanah atau darah) dan

    bau

    ada lesi

    ada inflamasi liang telinga,

    mastoid nyeri dan terdapat

    nodul

    test weber, rinne, dan

    schwabach negative

    Inspeksi mulut, gigi &

    mukosa

    Sinus tidak nyeri

    Mukosa lembab, warna

    merah muda

    Gigi & gusi (tdk ada

    karies, lengkap, putih,

    tdk ada inflamasi), tidak

    bau

    Tidak ada lesi

    Lidah dapar Bergerak

    bebas, uvula dan

    palatum lunak, terangakt

    saat kilen berkata ah

    Mukosa kering & pecah

    pecah

    Warna merah, pucat atau

    sanosis

    Gigi & gusi ( karies gigi,

    kuning atau kehitaman,

    tidak lengkap, ada

    inflamasi)

    Bau

    Stomatis

    Lidah bergerak terbatas,

    uvula dan palatum gagal

    terangkat.

    Leher

    Inspeksi leher Leher sistematis, tidak

    ada kekakuan dan

    massa, fleksi

    Tidak simetris, ada

    kekakuan dan massa,

    rentang gerak terbatas

  • kepala 450, ekstensi

    500 , fleksi lateral kepala

    400 ,rotasi lateral kepala

    700

    Kelenjar tiroid terliahat

    saat menelan

    Palpasi & auskultasi

    kelenjar parotis

    Tidak teraba, jika

    terpalpasi teraba kecil,

    lembut, di tengah &

    tidak nyeri

    Auskultasi tidak ada

    suara bruit

    Menyimpang ke satu sisi,

    pembesaran tiroid dan

    nyeri tekan, teraba nodus

    limfe

    Ada suara bruit

    Inspeksi vena leher &

    kelenjar getah bening

    Tidak ada pembesaran

    (distensi) vena jugularis &

    pemebesaran nodus limfe

    pada leher

    Distensi vena jugularis,

    pembesaran nodus limfatik

    Ektremitas Atas

    Inspeksi kulit & kuku Kuku halus, warna

    merah muda

    Jaringan kulit utuh

    pengisian kapiler < 3

    dtk

    Cembung dan sudut

    antara kuku dasar

    sekitar 1600

    Kuku sangat tebal / tipis,

    warna kuku pucat / sianosis

    Jaringan kulit tidak utuh

    Pengisian kapiler > 3 dtk

    Terdapat lekukan lekukan

    (krn injury)

    Kuku cendrung spoon

    nail

    Sudut antara kuku dan

    dasar kuku sekitar

    1800 lebih

    Evaluasi Range of Motion Bergerak bebas tanpa Bergerak terbatas bisa karena

  • (ROM) nyeri/spasme otot/sendi

    bengkak/kontraktur

    nyeri, spasme otot

    Kekuatan otot Terdapat kontraksi otot

    Rentang gerak pemnuh

    dengan melawan gaya

    gravitasi

    Kekuatan otot secara

    bilateral simetris

    terhadap tahanan tenaga

    dorongan

    Tidak ada gerakan tubuh

    Tidak ada kontraksi otot

    Tidak dapat melawan gaya

    gravitasi

    Refleks otot bisep Gerakan respon singkat

    (tidak berlebihan/sangat

    lambat)

    Refleks berupa berupa

    fleksi

    Tidak ada respon refleks

    Gerakan hypoaktif

    (minimal activity) atau

    hiperaktiv (sangat cepat)

    Palpasi brachialis & radial

    pulpasi

    Irama teratur

    Kekuatan denyut sama

    dalam setiap denyutan

    Denyutan terasa penuh

    dan mudah dipalpasi

    Frekuensi dalam batas

    normal ( dewasa

    100x/mnt )

    Irama regular

    Kekuatan setiap denyutan

    tidak sama

    Denyutan lemah

    Frekuensi melebihi atau

    kurang dari batas normal

    Ekstermitas Bawah

    Evaluasi Range of Motion

    (ROM)

    Bergerak bebas tanpa nyeri /

    spasme otot / sendi bengkak

    / kontraktur

    Bergerak terbatas bisa karena

    nyeri, spasme otot

  • Kekuatan otot Terdapat kontraksi otot

    Rentang gerak pemnuh

    dengan melawan gaya

    gravitasi

    Kekuatan otot secara

    bilateral simetris

    terhadap tahanan tenaga

    dorongan

    Tidak ada gerakan tubuh

    Tidak ada kontraksi otot

    Tidak dapat melawan gaya

    gravitasi

    Test refleks platela dan

    plantar

    Gerakan respon singkat

    (tidak berlebihan/sangat

    lamabat)

    Refleks berupa ekstensi

    dari tungkai bawah

    (refleks patella)

    Refleks berupa

    penekukan ibu jari kaki

    kebawah (refleks

    plantar)

    Tidak ada respon refleks

    Gerakan hypoaktif (

    minimal activity ) atau

    hiperaktiv ( sangat cepat )

    Dada ( depan & belakang)

    Inspeksi & palpasi

    payudara

    Simetris, tidak ada

    lesi/retraksi/lekukan,

    kulit utuh, warna kulit

    sama dengan daerah

    sekitarnya, tidak ada

    edema.

    Aerola : normal

    berbentuk bundar/oval,

    warna merah muda

    Asimetris, terdapat

    lekukan/retraksi (akibat

    tumor), hyperpigmentasi,

    ada edema.

    Putting : inverse/masuk ke

    dalam (karena adanya

    pertumbuhan tubuh di

    bawah kulit)

    Terdapat lesi kanker (keras,

  • sampai coklat.

    Putting : keluar, tidak

    ada drainase (kecuali

    ibu hamil), berwarna

    sama dengan aerola.

    terikat kuat, tidak nyeri,

    berbentuk tidak teratur)

    Inspeksi & palpasi aksila Tidak ada pembesaran nodus

    limfe/massa

    Terdapat pembesaran nodus

    limfatik, ada massa, terasa

    nyeri

    Inspeksi, palpasi &

    auskultasi paru

    Dada simetris, kulit

    utuh, tidak ada nyeri

    Ekspansi dada simetris

    secara bilateral

    Penggunaan otot

    aksesoris minimal

    Pernapasan normal

    tenang

    Frekuensi napas dalam

    batas normal (12-

    20x/menit)

    Irama napas regular

    Vocal fremitus simetris

    secara bilateral

    Bunyi napas vesikuler

    dan bronkovesikuler

    Pengembangan dada 3-5

    cm

    Gerakan dada simetris

    Dada asimetris terdapat

    nyeri

    Penggunaan otot bantu

    pernapasan secara

    maksimal

    Frekuensi sangat cepat atau

    lambat

    Irama ireguler

    Bunyi napas tambahan

    (ronchi, wheezing)

    Tidak ada vocal fremitus

    (pneumotorak)

    Gangguan dalam

    pengembangan dada

    Palpasi & auskultasi Tidak ada Teraba pulsasi pada iga

  • jantung vibrasi/pulsasi pada iga

    kedua, ketiga dan empat

    Terdengar suara jantung

    1&2

    Irama jantung regular

    Frekuensi 60-100

    denyut/menit (dewasa)

    kedua, ketiga, dan ke

    empat (akibat murmur)

    Terjadi pergeseran letak

    PMI

    Bunyi jantung tambahan

    (murmur, gallop)

    Irama irregular

    Frekuensi datanga

    meningkat/menurun

    Abdomen

    Inspeksi, auskultasi, palpasi

    & perkusi abdomen

    Warna kulit sama

    dengan bagian tubuh

    yang lain

    Kadang terdapat

    strie/scar

    Bentuk abdomen

    simetris : flat, convek

    (rounded), convace

    (scapoid)

    Umbilicus :

    Datar/cekung, tidak ada

    keluar cairan

    Gerakan permukaan

    abdomen simetris (pada

    saat bernapas)

    Bising usus terdengar

    (5-35x/menit)

    Hati : tidak ada

    pembesaran, tidak nyeri

    Kulit terlihat tipis

    (memegang) pada

    edema/asites

    Bentuk abdomen ditensi

    (pembengkakan)

    Umbilicus : keluar cairan,

    menonjol

    Gerakan permukaan

    abdomen tidak simetris

    Bunyi bising usus

    (hypoavtive/hyperactive)

    Kandung kemih teraba

    (retensi urine)

    Hati : ada pembesaran,

    nyeri tekan

    Ginjal : nyeri saat di

    perkusi

  • tekan, bunyi

    pekak/dullness, batas

    diantara celah

    interkostal ke 5-7

    Kandung kemih : tidak

    teraba

    Ginjal : tidak

    mengalami nyeri saat di

    perkusi.

    Genetalia

    Inspeksi, palpasi organ

    genetal wanita

    Pertumbuhan rambut

    membentuk segitiga

    diatas perineum dan

    sepanjang permukaan

    medial paha

    Kulit perineal sedikit

    lebih gelap, halus dan

    bersih

    Membran tampak merah

    muda dan lembab

    Labia mayora

    kering/lembab, simetris

    Labia minora lebih tipis

    dan salah satunya

    berukuran lebih besar

    Jaringan lunak tanpa

    nyeri

    Klitoris : lebar

  • ada inflamasi, nyeri

    Orifisium uretra : utuh

    tanpa inflamasi

    Meatus uretra :

    berwarna merah muda,

    terletak dianterior

    orifisium

    Introitus vagina : tidak

    ada nyeri, inflasi,

    edema/lesi

    Kelenjar bartholin :

    tidak teraba

    Kelenjar skene : tidak

    ada pengeluaran (rabas0

    dan nyeri

    Serviks : berwarna

    merah muda, halus,

    bulat, berada pada garis

    tengah tanpa lesi

    Sekresi normal biasanya

    encer, jernih, dan tidak

    bau.

    Sekresi secret : berbau,

    keruh

    Pertumbuhan rambut di

    daerah pubis sampai ke

    simpisi pubis

    Kulit penis utuh&bersih

    Meatus uretra : ujung

    gland penis

    Gland penis : tidak ada

    lesi&nyeri

    Tidak ada atau sedikit

    sekali rambut (gangguan

    hormone)

    Kulit penis : lesi/ulkus

    Meatus :

    hypospadia/epispadia

    Glan penis : nyeri tekan,

    ulkus/lesi

  • Skrotum : tidak ada

    lesi& edema

    Testis : tidak nyeri

    tekan, lembut & kenyal,

    bebas nodul.

    Pembesaran salah satu

    testis (karena kanker) ada

    benjolan keras terdapat di

    palpasi di bagian depan

    atau samping testis.

    Inspeksi rectum

    Kulit perianal utuh,

    tidak ada benjolan,

    ruam/inflamasi

    Warna lebih gelap dari

    jaringan sekitar

    Spngter anus memiliki

    tonus otot yang baik

    Dinding rectum licin&

    tidak nyeri

    Kelenjar prostate (pria) :

    tidak nyeri, ukuran 2,5-4

    cm

    Serviks (wanita)

    Tidak nyeri, licin,

    ukuran 2-3cm

    Terdapat luka/inflamasi

    Spingter anus melemah

    (masalah neurology)

    Dinding rectum nyeri

    tekan, terdapat

    polip/massa/nodul

    Palpasi prostate :

    membesar, nyeri

    Palpasi serviks : membesar,

    terasa nyeri, terdapat

    massa/nodul

  • PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

    Pemeriksaan Ekstremitas:

    1. Pemeriksaan Reflek

    2. Pemeriksaan keseimbangan

    3. Pemeriksaan fungsi koordinasi

    Pemeriksaan Fisik Pada Ekstremitas

    1. Ekstermitas

    1.1 Ekstermitas atas

    Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot

    Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan

    Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus

    kekuatan otot,dan tes keseimbangan.

    Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps

    Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak

    dan tekanan.

    1.2. Ekstermitas bawah

  • Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot

    Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan

    Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus

    kekuatan otot,dan tes keseimbangan.

    Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps

    Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak

    dan tekanan.

    A. PEMERIKSAAN REFLEK FISIOLOGIS

    Refleks biasanya tidak terlalu singkat terjadinya pada klien yang lebih dewasa. Respon

    repleks pada ekstremitas bawah berkurang sebelum ekstremitas-ekstremitas atas terpengaruh

    (Seidel et al., 1991). Menimbulkan reaksi refleks memungkinkan perawat untuk mengkaji

    integritas jalur-jalur sensori dan gerak dari lengkung repleks dan segmen batang spinal spesifik.

    Pengujian refleks tidak berarti menentukan pungsi saraf pusat. Saat otot dan tendon di regangkan

    selama pengujian refleks, implus-implus saraf merambat sepanjang jalur saraf aferen ke bagian

    dorsal segmen batang spinal. Implus-implus bergerak ke saraf motor eferen dalam batang spinal.

    Kemudian sebuah saraf motor mengirim implus kembali ke otot dan menyebabkan respon refleks

    terjadi.

  • 1. PEMERIKSAAN REFLEK OTOT BISEPS

    Posisi pasien tidur terlentang dan siku kanan yang akan diperiksa, diletakan diatas perut

    dalam posisi fleksi 60 derajat dan rileks.

    Pemeriksa berdiri dan menghadap pada sisi kanan pasien

    Carilah tendon biseps dengan meraba fossa kubiti, maka akan teraba keras bila siku

    difleksikan

    Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot biseps

    Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan, diatas jari telunjuk

    kiri pemeriksa

    Terlihat gerakan fleksi pada siku akibat kontraksi otot biseps dan terasa tarikan tendon

    otot biseps dibawah telunjuk pemeriksa

    2. PEMERIKSAAN REFLEK OTOT TRISEPS

    Posisi pasien tidur terlentang

    Bila siku tangan kanan yang akan diperiksa, maka diletakan diatas perut dalam posisi

    fleksi 90 derajat dan rileks.

    Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien

    Carilah tendon triseps 5 cm diatas siku (proksimal ujung olecranon)

    Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot triseps

    Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas jari telunjuk

    kiri pemeriksa

    Terlihat gerakan ektensi pada siku akibat kontraksi otot triseps dan terasa tarikan tendon

    otot triseps dibawah telunjuk pemeriksa

    3. PEMERIKSAAN REFLEK TENDON PATELA

    Posisi pasien tidur terlentang atau duduk

    Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien

    Bila posisi pasien tidur terlentang, lutut pasien fleksi 60 derajat dan bila duduk lutut

    fleksi 90 derajat

    Tangan kiri pemeriksa menahan pada fossa poplitea

    Carilah 2 cekungan pada lutut dibawah patela inferolateral/ inferomedial

  • Diantara 2 cekungan tersebut terdapat tendon patela yang terasa keras dan tegang

    Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas tendon

    patella

    Terlihat gerakan ektensi pada lutut akibat kontraksi otot quadriseps femoris

    4. PEMERIKSAAN REFLEK TENDON ACHILES

    Pasien tidur terlentang atau duduk

    Bila pasien tidur terlentang pemeriksa berdiri dan bila pasien duduk pemeriksa jongkok

    disisi kiri pasien

    Bila pasien tidur terlentang lutut fleksi 90 derajat dan disilangkan diatas kaki berlawanan,

    bila pasien duduk kaki menggelantung bebas

    Pergelangan kaki dorsofleksikan dan tangan kiri pemeriksa memegang/ menahan kaki

    pasien

    Carilah tendon achiles diantara 2 cekungan pada tumit yang terasa keras dan makin

    tegang bila posisi kaki dorsofleksi

    Ayunkan reflek hammer diatas tendon achiles

    Terasa gerakan plantar fleksi kaki yang mendorong tangan kiri pemeriksa dan tampak

    kontraksi otot gastrocnemius

    5. PEMERIKSAAN REFLEK CREMASTER

    a. Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian medial

    b. Respon: elevasi testis ipsilateral

    6. PEMERIKSAAN REFLEK PLANTAR

    Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu reflex. Respon: plantar fleksi kaki dan

    fleksi semua jari kaki

    PEMERIKSAAN REFLEK PATOLOGIS

    Hoffmann tromer

    Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa. Kemudian ujung jari tangan pemeriksa yang

    lain disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita. Reflek positif jika terjadi fleksi jari

    yang lain dan adduksi ibu jari

    Rasping

  • Gores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk

    penderita. Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari pemeriksa. Jika reflek

    ini ada maka penderita dapat membebaskan jari pemeriksa. Normal masih terdapat pada anak

    kecil. Jika positif pada dewasa maka kemungkinan terdapat lesi di area premotorik cortex

    Reflek palmomental

    Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi muskulus mentali ipsilateral.

    Reflek patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral

    Reflek snouting

    Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan reflek

    menyusu. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu. Normal pada

    bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral

    Mayer reflek

    Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal, secara halus normal akan timbul adduksi

    dan aposisi dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di tractus pyramidalis

    Reflek babinski

    Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang

    normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka

    akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau

    membuka. Normal pada bayi masih ada.

    Reflek oppenheim

    Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua

    jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski

    Reflek gordon

    Lakukan goresan/memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti

    babinski

    Reflek schaefer

    Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti

    babinski

    Reflek caddock

    Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke

    depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

  • Reflek rossolimo

    Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid. Reflek akan terjadi fleksi jari-

    jari kaki.

    Reflek mendel-bacctrerew

    Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.

    Table 1.Skala kekuatan otot

    Skala Gambaran Presentasi normal klasifikasi

    5 Gerakan Aktif, dapat melawan

    tahanan penuh 100

    Normal

    4 Gerakan aktif, hanya dalam

    menahan sebagai tahanan

    75 Kelemahanringan

    3 Gerakanaktif, dapat melawan

    gravitasi

    50 Cukup/kelemahansedang

    2 Rentang gerak (ROM) pasif 25 Buruk

    1 Hanya terdapat kontraksi otot 10 Sangatburuk

    (kelemahanberat

    0 Tidak dapat kontraksi otot 0 Paraliasis