Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau...

download Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi Institut Pertanian Bogor, Dramaga

of 10

Transcript of Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau...

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    1/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    PENGUKURAN KONSENTRASIBIOCHEMICAL OXYGEN

    DEMAND (BOD) SEBAGAI PENENTU BEBAN

    PENCEMARAN PADA DANAU LSI INSTITUT PERTANIAN

    BOGOR, DRAMAGA

    Cindhy Ade Hapsari1, Lutfhi Adhytia Putra2, Ratu Rima Novia Rahma3, Riandy Surya

    Irawan4

    Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper Kampus IPB, Dramaga,

    Bogor, 16680

    Email: [email protected], [email protected],[email protected], [email protected]

    Abstrak: Air memegang peranan yang amat vital bagi kelangsungan hidup semua makhluk di

    bumi ini. Pentingnya air bagi makhluk hidup khususnya manusia dibutuhkan sebagai penunjang

    berbagai aktivitas kehidupan di segala bidang, baik kebutuhan akan minum, mandi, irigasi,

    kelestarian lingkungan, dan sebagainya. Semua aspek kegiatan tersebut tentunya membutuhkan

    air yang memiliki kualitas yang layak untuk digunakan, sementara sumber-sumber air yang

    terdapat di bumi, baik yang alami maupun yang buatan memiliki kadar kualitas yang berbeda-

    beda. Kadar konsentrasi BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau oksigen yang terlarut,

    diperlukan untuk menentukan beban tingkat pencemaran air lingkungan dan sistem penanganan

    kualitas air secara biologis. Menurut Peraturan Pemerintah No.82/2001 Tentang Pengelolaan

    Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, baku mutu untuk air kelas satu (air yang

    peruntukannya dapat digunakan untuk baku air minum, dan atau peruntukan lain yang

    mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut) nilai BODnya adalah sebesar 2

    mg/l. Dari ketetapan baku mutu tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel air Danau LSI Institut

    Pertanian Bogor, Dramaga bagian hilir tidak layak untuk dikonsumsi karena nilai konsentrasiBOD melebihi 2 mg/l. Tetapi air tersebut masih termasuk dalam kategori kelas dua yang

    mempunyai baku mutu BOD sebesar 3 mg/l, yang hanya bisa dipakai untuk tempat prasarana atau

    sarana rekreasi air.

    Kata kunci: Baku mutu, BOD (Biochemical Oxygen Demand), Konsentrasi, Kualitas.

    PENDAHULUANAir seperti yang telah diketahui memegang peranan yang amat vital bagi

    kelangsungan hidup semua makhluk di bumi ini. Pentingnya air bagi makhluk

    hidup khususnya manusia dibutuhkan sebagai penunjang berbagai aktivitas

    kehidupan di segala bidang, baik kebutuhan akan minum, mandi, irigasi,

    kelestarian lingkungan, dan sebagainya. Semua aspek kegiatan tersebut tentunya

    membutuhkan air yang memiliki kualitas yang layak untuk digunakan, sementarasumber-sumber air yang terdapat di bumi, baik yang alami maupun yang buatan

    memiliki kadar kualitas yang berbeda-beda. Di dalam air, banyak terkandung

    bahan-bahan kimia baik yang berbahaya maupun yang tidak, serta berbagi jenis

    mikroorganisme yang hidup di dalamnya. Pengadaan air bersih baru sebatas pada

    beberapa daerah saja, sementara sisanya mengandalkan sumber-sumber air yang

    terdapat di alam, padahal tidak semua sumber air terjamin memenuhi standar

    kelayakan. Contohnya, banyak air-air sungai, danau, maupun air tanah yang sudah

    terkontaminasi oleh pembuangan limbah dan polusi. Zat-zat yang mengandung

    penyusun limbah tersebut harus dioksidasi oleh mikroorganisme yang hidup

    dalam air agar air tidak tercemar. Mikroorganisme yang hidup dan berkembang di

    dalam air memerlukan oksigen untuk mengoksidasi senyawa-senyawa organik

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    2/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    penyusun limbah yang terdapat didalam air. Proses oksidasi tersebut sangat

    penting dilakukan untuk menjaga kualitas air tersebut, agar terhindar dari limbah-

    limbah serta polutan yang berbahaya. Untuk melakukan proses oksidasi atau

    degradasi tersebut, tingkat kebutuhan akan oksigen dari berbagai air berbeda-

    beda, tergantung tinggi atau rendahnya kandungan bahan-bahan buangan dalamair tersebut. Karena itulah dibutuhkan sebuah parameter untuk mengukur kadar

    oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk mendegradasi atau mengoksidasi

    limbah organik yang terdapat di dalam air lingkungan. Analisis tersebut dikenal

    dengan Biochemical Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis

    (KOB). Analisis BOD sangat penting dilakukan untuk mengetahui beban

    pencemaran di dalam suatu jenis air, serta merancang sistem penanganan kualitas

    air dan air limbah secara biologis. Besarnya suhu dan pH sangat mempengaruhi

    analisis BOD, suhu memberikan pengaruh terhadap sebagian besar reaksi

    biokimia, sementara organisme dalam air yang mendegradasi bahan organik akan

    menyesuaikan diri pada pH lingkungan. Proses oksidasi bahan organik, yang

    dilakukan oleh berbagai macam organisme akan menghasilkan karbon dioksida(CO2) dan air (H2O), dengan waktu penguraian tidak terbatas. Karena itu,

    dilakukan uji praktikum untuk menetapkan konsentrasi BOD yang digunakan

    sebagai parameter pengukuran beban pencemaran pada air danau, sehingga dapat

    mengetahui kondisi toksik dan adanya bahan-bahan yang sulit didegradasi.

    METODE PRAKTIKUMPada praktikum ini, praktikan menggunakan sampel air danau yang berlokasi

    di Danau LSI (Lembaga Sumber Informasi) Institut Pertanian Bogor, Dramaga.

    Praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan kadar konsentrasi

    BOD (Biochemical Oxygen Demand) oksigen yang terlarut, dimana nilai BOD

    diperlukan untuk menentukan beban tingkat pencemaran air lingkungan dan

    sistem penanganan kualitas air secara biologis. Adapun alat yang digunakan

    dalam praktikum ini, yaitu: Dua botol inkubasi Winkler 250-300 ml dengan

    tutupnya, dua buah erlenmeyer 250 ml, buret 25 ml, beberapa buah labu ukur,

    bermacam-macam pipet, plastik hitam untuk melapisi botol Winkler. Sedangkan

    bahan yang digunakan yaitu: air sampel danau, beberapa jenis larutan pereaksi

    kombinasi alkali, larutan H2SO4 pekat , larutan Na2S2O3 0,0125 N, dan larutan

    MnSO4. Langkah-langkah praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    Pertama, mengambil sampel air danau pada bagian hilir dengan menggunakan

    2 botol Winkler. Botol tersebut dicelupkan kemudian diisi penuh. Pastikan tidak

    ada gelembung udara yang masuk ke dalam botol. Setelah terisi, tutup dan lapisidengan plastik hitam agar tidak terkena sinar matahari. Pada botol Winkler

    pertama dilakukan uji penentuan DO pada hari itu juga (untuk penetapan DO0),

    sedangkan botol Winkler yang kedua disimpan di dalam inkubator selama 5 hari

    (untuk penetapan DO5).

    Kedua, masukkan 1 ml larutan MnSO4 dan 1 ml kombinasi alkali ke dalam

    botol Winkler berisi sampel air danau dengan menggunakan pipet. Setelah

    ditetesi, tutup rapat botol tersebut dan lakukan mekanisme pengocokan secara

    perlahan agar hasilnya maksimal. Setelah pengocokan selesai, tambahkan larutan

    H2SO4 2 ml dan kocok kembali sampai terjadi perubahan warna larutan menjadi

    kuning. Setelah terjadi perubahan warna, pindahkan larutan tersebut ke dalam 2

    labu ukur.

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    3/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Ketiga, masing-masing botol dititrasi oleh larutan Na2S2O3 0,0125 N sampai

    terjadi perubahan warna menjadi kuning muda. Setelah itu tambahkan larutan

    kanji dan cairan yang berada di dalam botol akan berubah menjadi warna biru.

    Kemudian lakukan titrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 0,0125 N sampai

    terjadi perubahan warna biru tepat hilang. Terakhir, catat volume larutan Na2S2O30,0125 N yang terpakai.

    Setelah semua langkah dalam percobaan selesai sesuai prosedur, dapat

    dilakukan perhitungan. Perhitungan pertama untuk menentukan konsentrasi

    oksigen terlarut (DO) dengan persamaan:

    DO= 1000 x Vrata-rata x N Na-tiosulfat x 8 (1)

    50 x (250/248)

    Keterangan:

    DO : Konsentrasi oksigen terlarut

    Vrata-rata : Rata-rata volume Na2S2O3 yang terpakai untuk titrasiN Na-tiosulfat : konsentrasi larutan Na2S2O3

    Setelah nilai sampel DO0 dan DO5 sudah diketahui, maka dapat ditetapkan

    nilai BOD dengan persamaan:

    BOD5 = DO0 DO5 (2)

    Keterangan:

    DO0 : Konsentrasi oksigen terlarut pada hari pertama

    DO5 : Konsentrasi oksigen terlarut pada hari kelima

    Dengan demikian, nilai konsentrasi BOD (Biochemical Oxygen Demand) dapat

    diketahui.

    HASIL DAN PEMBAHASANBOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang

    menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk

    mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan

    Cuvin, 1988 dalam Metcalf & Eddy, 1991 dalam Hariyadi, 2004). Selain itu BOD

    dapat juga didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh

    organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahanbahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme

    sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD,

    1973 dalam Salmin, 2005).

    Bakteri atau mikroorganisme lainnya memerlukan oksigen untuk

    mengoksidasikan zat-zat organik atau bahan pencemar organik, akibatnya kadar

    oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar

    organik yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga

    mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut (DO). BOD merupakan

    salah satu parameter pencemaran air terhadap limbah organik yang didapatkan

    dari selisih antara DO0 dengan DO5. Semakin besar selisih DO tersebut maka

    jumlah oksigen yang digunakan untuk proses oksidasi semakin besar dan jumlah

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    4/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    oksigen terlarut dalam air akan semiakin kecil sehingga nilai BOD yang ada

    dalam perairan tersebut akan semakin besar.

    Pengujian kali ini dilakukan terhadap Danau LSI (Lembaga Sumber Informasi)

    Institut Pertanian Bogor, Dramaga bagian hilir. Selama pemeriksaan BOD, contoh

    yang diperiksa harus bebas dari udara luar untuk mencegah kontaminasi darioksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga

    harus berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga

    supaya oksigen terlarut selalu ada selama pemeriksaan. Hal ini penting

    diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar

    9 ppm pada suhu 20C (SAWYER & MC CARTY, 1978 dalam Salmin, 2005).

    Suhu diusahakan konstan pada 20C karena merupakan suhu umum di alam.

    Pengujian dilakukan dengan menentukan nilai oksigen terlarut (DO) dengan

    metode winkler terlebih dahulu baru kemudian menghitung nilai BOD dengan

    cara mengurangkan nilai DO0 dengan DO5.

    Pada pengujian kali ini sampel dari Danau LSI ditempatkan pada dua botol

    winkler yang tertutup rapat dan tidak terkena cahaya dari luar agar tidakmempengaruhi reaksi dalam botol. Salah satu botol dimasukkan dalam inkubator

    dan didiamkan selama 5 hari, sedang botol lainnya dilakukan penentuan nilai

    oksigen terlarutnya (DO0). Proses penentuan oksigen terlarut ini prinsipnya

    dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih

    dahulu ditambahkan larutan MnSO4 dan NaOH - KI, sehingga akan terjadi

    endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 maka endapan yang terjadi akan

    larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen

    dengan oksigen terlarut dengan reaksi sebagai berikut:

    MnSO4

    +2 NaOH Mn(OH)2

    + Na2SO

    4

    2 Mn(OH)2 + O22 MnO2 + 2 H2O

    MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH

    Kemudian setelah penambahan MnSO4, NaOH-KI, dan H2SO4 sampel air

    danau tersebut akan berubah menjadi kuning. Titrasi dengan menggunakan

    natrium tiosulfat (Na2S2O3) hingga warna menjadi kuning muda atau kuning

    bening. Kemudian dilakukan penambahan amilum atau kanji hingga sampel

    tersebut berubah warna menjadi biru tua. Penambahan amilum ini berfungsi

    sebagai indikator. Setelah itu dilakukan titrasi lagi dengan menggunakan natrium

    tiosulfat (Na2S2O3) kembali hingga larutan menjadi berwarna bening. Natrium

    tiosulfat yang digunakan untuk titrasi dibaca dan kemudian dihitung denganpersamaan (1):

    DO= 1000 x Vrata-rata x N Na-tiosulfat x 8

    50 x (250/248)

    untuk menentukan nilai DO0 dan nilai DO5. Dan untuk mendapatkan nilai dari

    BOD5 dapat dihitung menggunakan persamaan (2):

    BOD5 = DO0 DO5

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    5/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Tabel 1.1. Konsentrasi Oksigen Terlarut

    V0 (ml) V0rata-rata (ml) DO5 (mg/l)

    V1 2,92,8 5,56

    V2 2,7

    Tabel 1.2. Konsentrasi Oksigen Terlarut Setelah 5 Hari

    V5 (ml) V5rata-rata (ml) DO5 (mg/l)

    V1 1,751,75 3,472

    V2 1,75

    DO0 dan DO5 didapatkan dari perhitungan sesuai dengan persamaan (1)

    DO0 = 1000 x V0rata-rata x N Na-tiosulfat x 8 = 5,56 mg/l50 x (250/248)

    = 1000 x 2,8 x 0,0125 x 8 = 5,56 mg/l

    50 x (250/248)

    DO5 = 1000 x V5rata-rata x N Na-tiosulfat x 8 = 3,472 mg/l

    50 x (250/248)

    = 1000 x 1,75 x 0,0125 x 8 = 3,472 mg/l

    50 x (250/248)

    Jadi Nilai BOD5 didapatkan dengan cara memasukkan nilai DO0 dan DO5 pada

    persamaan (2)

    BOD5 = DO0 - DO5 = 5,56 - 3,472 = 2,088 mg/l

    Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai DO0 sebesar 5,56 mg/l

    dan nilai DO5 sebesar 3,472 mg/l. Sehingga didapatkan pula nilai BOD5 dengan

    cara memasukkannya ke dalam persamaan (2), yaitu sebesar 2,088 mg/l. Menurut

    Peraturan Pemerintah No.82/2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

    Pengendalian Pencemaran Air, baku mutu untuk air kelas satu (air yang

    peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukanlain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut) nilai

    BODnya adalah sebesar 2 mg/l. Jadi jika dibandingkan hasil pengujian dengan

    baku mutu yang telah ditetapkan tersebut nilai BOD danau LSI melebihi baku

    mutu walaupun hanya perbedaannya sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan air di

    Danau LSI tidak layak digunakan untuk air minum. Namun air tersebut masih

    termasuk dalam kategori kelas dua (menurut Peraturan Pemerintah No.82/2001

    Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air) yang

    mempunyai baku mutu BODnya sebesar 3 mg/l. Air dalam kategori kelas dua

    adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi

    air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    6/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

    kegunaan tersebut.

    Efluen atau limbah cair atau air buangan akan memperbesar nilai BOD.

    Semakin banyak efluen yang masuk ke dalam badan air maka akan semakin tinggi

    pula nilai BODnya. Nilai BOD yang tinggi dapat mengganggu keseimbanganekologik pada perairan. Efluen yang terdapat pada danau LSI kemungkinan besar

    berasal dari air buangan kamar mandi dan air buangan dari kantin yang berada di

    atas danau LSI. Oleh karena itu cara untuk menurunkan nilai BOD danau LSI

    adalah dengan mengurangi pembuangan efluen atau air buangan tersebut ke badan

    air danau.

    KESIMPULANUntuk menentukan kualitas air dilihat dari konsentrasi BOD yang terkandung.

    Pada pengujian konsentrasi BOD terhadap Danau LSI (Lembaga Sumber

    Informasi) Institut Pertanian Bogor, Dramaga bagian hilir diperoleh hasil yaitu

    sebesar 2,088 mg/l. Menurut baku mutu yang ditetapkan pada PeraturanPemerintah No.82/2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

    Pencemaran Air, air kelas satu (air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air

    baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

    sama dengan kegunaan tersebut) memiliki baku mutu BOD sebesar 2 mg/l. Dari

    ketetapan baku mutu tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel air Danau LSI

    (Lembaga Sumber Informasi) Institut Pertanian Bogor, Dramaga bagian hilir tidak

    layak untuk dikonsumsi karena nilai konsentrasi BOD melebihi 2 mg/l. Tetapi air

    tersebut masih termasuk dalam kategori kelas dua yang mempunyai baku mutu

    BOD sebesar 3 mg/l, yang hanya bisa dipakai untuk tempat prasarana atau sarana

    rekreasi air. Nilai BOD itu sendiri sangat mempengaruhi kehidupan organisme

    yang terdapat dalam air tersebut, bila terjadi kekurangan oksigen terlarut maka

    akan menghambat pertumbuhan organisme di derah tersebut. Dan dari hasil BOD

    sebesar 2,088 mg/l pada praktikum dapat diketahui bahwa pada sampel air yang

    digunakan memiliki kondisi toksik yang tidak terlalu tinggi dan bahan-bahan yang

    sulit didegradasi pun tidak terlalu banyak.

    Daftar PustakaGiwangkara. 2007. Peraturan Pemerintah No.82/2001 Tentang Pengelolaan

    Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. [terhubung berkala]

    http://persembahanku.wordpress.com/2007/03/28/pp-ri-no-82-2001-

    pengelolaan-kualitas-air/. (Diakses tanggal 07 Maret 2012)Hariyadi, Sigid. 2004. BOD dan COD sebagai Parameter Pencemaran Air dan

    Baku Mutu Air Limbah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

    Salmin. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai

    Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan, Oseana.

    Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 26

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    7/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Lampiran 1

    PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001

    TANGGAL 14 DESEMBER 2001

    TENTANG

    PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

    Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas

    PARAMETER SATUAN KELAS KETERANGAN

    I II III IV

    FISIKA

    Temperatur C Deviasi

    3

    Deviasi

    3

    Deviasi

    3

    Deviasi

    5

    Deviasi Tempertur

    dari keadaan alamiah

    Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000

    Residu

    Tersuspensi

    mg/L 50 50 400 400 Bagi pengolahan air

    minum secarakonvensional, residu

    tersuspensi 5000

    mg/L

    KIMIA ANORGANIK

    Ph 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila secara

    alamiah di luar

    rentang tersebut, maka

    ditentukanberdasarkan kondisi

    alamiah

    BOD mg/L 2 3 6 12COD mg/L 10 25 50 100DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimum

    Total Fosfat sbg

    P

    mg/L 0,2 0,2 1 5

    NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20

    NH3-N mg/L 0,5 (-) (-) (-) Bagi perikanan,

    kandungan amonia

    bebas untuk ikan yang

    peka 0,02 mg/Lsebagai NH3

    Arsen mg/L 0,05 1 1 1

    Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2

    Barium mg/L 1 (-) (-) (-)Boron mg/L 1 1 1 1

    Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05

    Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01

    Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01

    Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 Bagi pengolahan air

    minum secara

    konvensional, Cu 1

    mg/L

    Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-) Bagi pengolahan air

    minum secara

    koncensional, Fe 5

    mg/L

    Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1 Bagi pengolahan air

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    8/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    minum secara

    konvensional, Pb

    0,1 mg/L

    Mangan mg/L 1 (-) (-) (-)

    Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005

    Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2 Bagi pengolahan airminum secara

    konvensional, Zn 5

    mg/L

    Khlorida mg/L 1 (-) (-) (-)

    Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)

    Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)

    Nitrit sebagai N mg/L 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi pengolahan air

    minum secara

    konvensional, NO2_N

    1 mg/L

    Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)

    Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidakdipersyaratkan

    Belerang

    sebagai H2S

    mg/L 0,002 0,002 0,002 (-)

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    ttd.

    MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    9/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Lampiran 2

    Gambar 2.1. Pengambilan sampel air Danau LSI sebelah hilir

    Gambar 2.2. Pengambilan sampel air Danau LSI sebelah hilir

    Gambar 2.3. Pengambilan sampel air Danau LSI sebelah hilir

  • 7/31/2019 Pengukuran Konsentrasi Biochemical Oxygen Demand (Bod) Sebagai Penentu Beban Pencemaran Pada Danau Lsi

    10/10

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Gambar 2.4. Pengambilan sampel air Danau LSI sebelah hilir

    Gambar 2.5. Sampel air Danau LSI sebelum ditritasi

    Gambar 2.6. Sampel air Danau LSI setelah ditritasi