UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN … fileLAMA PEMASAKAN DALAM NaOH ABSTRAK Kertas seni...

13
UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI PROSES BIOCHEMICAL PULPING DENGAN LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: Bekti kusuma wardani A420120117 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN … fileLAMA PEMASAKAN DALAM NaOH ABSTRAK Kertas seni...

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK

MELALUI PROSES BIOCHEMICAL PULPING DENGAN

LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

Bekti kusuma wardani

A420120117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

HALAMAN PERSETUJUAN

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK

MELALUI PROSES BIOCHEMCAL PULPING DENGAN

LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

Bekti Kusuma Wardani

A420120117

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, 20 September 2016

(Dra. Aminah Asngad, M.Si)

NIDN 0628095901

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK

MELALUI PROSES BIOCHEMCAL PULPING DENGAN

LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH

Diajukan Oleh :

Bekti Kusuma Wardani

A420120117

Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Hari Jumat, 14 Oktober 2016

dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Dewan penguji

1. Dra. Aminah Asngad, M.Si ( )

2. Triastuti Rahayu, M,Si ( )

3. Dra. Suparti, M,Si ( )

Dekan

(Prof. Dr. Harun Prayitno, M. Hum)

NIDN. 0024046501

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 20 September 2016

Bekti kusuma wardani

A420120117

1

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK

MELALUI PROSES BIOCHEMCAL PULPING DENGAN

LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH

ABSTRAK

Kertas seni (kertas daur ulang) adalah kertas yang biasannya digunakan

sebagai bahan pembuatan kerajinan. Kertas seni ini biasanya terbuat dari kertas

bekas lainnya seperti koran, kardus, buku bekas atau mengunakan limbah

tanaman yang menggandung serat tinggi. Bahan yang digunakan untuk membuat

kertas seni yaitu pelepah tanaman salak yang kurang termanfaatkan oleh

masyarakat. Bahan baku tersebut di proses melalui biochemical pulping jamur

Trametes versicolor dan Phanerochaete crysosoporum. Tujuan dari penelitian ini

untuk mengetahui kualitas kertas seni dari pelepah tanaman salak melalui proses

biochemical pulping dari kultur campuran jamur (Trametes versicolor dan

Phanerochaete crysosporium) dengan lama pemasakan dalam NaOH dengan

parameter penelitian uji kekuatan tarik, kekuatan sobek dan sensoris (warna,

kenampakan serat, tekstur dan daya terima). Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola factorial. Adapun faktor

1yaitu lama inkubasi (L), L1= 30hari, L2= 45hari dan faktor 2 yaitu lama

pemasakan dalam NaOH (P), P1= 1 jam, P2= 2 jam dengan 4 perlakuan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa untuk kekuatan tarik dan sobek tertinggi pada

perlakuan L2P1 senilai 0,18 N/mm2 untuk kekuatan tarik dan 15,27 N untuk

kekuatan sobek. Hasil uji sensoris, tekstur lebih dominan kasar hanya pada

perlakuan L2P2 dan pada perlakuan L1P1 menunjukkan tekstur yang halus,

kenampakan serat yang dominan kurang tampak pada perlakuan L2P2 sedangakan

untuk kenampakan serat tidak tampak pada perlakuan L1P2, warna yang paling

dominan coklat muda pada perlakuan L2P1, daya terima secara umum pada

perlakuan L1P1.

Kata Kunci: biochemical, kertas seni, pelepah salak, jamur pelapuk putih, NaOH

ABSTRACT

Artpaper (recycled paper) paper is customarily used as materials for craft. Art

paper is usually made from unused paper such as newspaper, cardboard, used

books or using crop wastes whichcontains high fiber. The materials used to make

art paper is the stem of the plant bark underutilized by the society. The raw

materials are processed through biochemical pulping of fungusnamely

Trametesversicolor and Phanerochaetecrysosoporum. The purpose of this study

was to determine the quality of art paper from the stem of the plant bark through

the process of biochemical pulping of mixed cultures mushroom

(Trametesversicolor and Phanerochaetecrysosporium) with long cooking in NaOH

with parameter test research tensile strength, tear strength and sensory (color,

appearance of the fiber, texture and acceptance). This study used an experimental

method with a completely randomized design (CRD) factorial pattern. The 1st

factor is long incubation (L), L1 = 30 days, L2 = 45 days and 2nd

factor is long

ripening in NaOH (P), P1 = 1 hour, P2 = 2 hours with 4 treatments. The results

2

showed that for the highest tensile strength and tear on the treatment L2P1 worth

0.18 N / mm2 tensile strength and 15.27 N for tear strength. The test results of

sensory showed thatthe texture wasdominantly morerough just on treatment L2P2

and the treatment L1P1 showed a smooth texture, the dominant fibers appearance

seemedless in treatment L2P2 while the appearance of the fibers were not visible

on the treatment L1P2, most dominant color was light brown in treatment L2P1,

the power acceptance generally in the treatment L1P1.

Keywords: biochemical, art paper, stem bark, white rot fungus, NaOH

1. PENDAHULUAN

Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari

kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis,

menggambar, dan membungkus. Penggunaan kertas saat ini telah mencapai

angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain kertas HVS,

kertas buffalo, kertas tissu, kertas minyak, dan kertas seni (art paper). Kertas

seni sendiri adalah kertas yang terbuat dari limbah kertas seperti koran, kardus

maupun dari tanaman yang menggandung selulosa sehingga menghasilkan

kertas yang bertekstur kasar dan seratnya terlihat sehingga menghasilkan

tekstur yang tidak merata. Seiring dengan kemajuan zaman, kebutuhan

masyarakat akan penggunaan atau pemakaian kertas seni ini semakin

bertambah,sehingga hal ini memicu untuk perindustrian kertas seni di

Indonesia dapat memproduksi kertas seni dalam jumlah yang besar,agar

industri dapat memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Dalam upaya memenuhi

kebutuhan akan kertas seni para industri ini masih kurang atau tidak

memperhatikan bahan-bahan yang belum termanfaatkan, sehingga bahan-

bahan yang belum termanfaatkan ini biasanya hanya digunakan sebagai bahan

pupuk dan dapat menyebabkan penyemaran lingkungan apabila dalam jumlah

yang banyak.

menurut Wahyu (2016),menyatakan bahwa serat yang dimiliki pelepah

salak selulosa, hemiselulosa dan lignin 42,54%, 34,35% , 28,01%. Maka

Mengingat tingginya serat pada pelepah salak dan kurangnya dari

pemanfaaatan pelepah tanaman salak yang kurang maksimal, hal ini lah yang

mendasari dari pemanfaatan limbah pelepah salak sendiri, yang digunakan

sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas. Dalam pembuatan kertas ini

sendiri selain menggunakan bahan pelepah tanaman salak juga menggunakan

jamur pelapuk putih yaitu T versicolor, P crysosporium yang digunakan untuk

melapukan pelepah tanaman salak, agar dalam proses pembuatan kertas lebih

mudahkan. Jamur ini juga mampu mendregradasi lignin dan selulosa adalah

jamur pelapuk putih yaitu jamur T versicolor, P crysosporium. Jamur

3

Tversicolor, P crysosporium merupakan jamur yang biasanya digunakan untuk

proses biopulping. hari inkubasi.

Biochemical adalah proses pengolahan pulp yang menggunakan

mikroorganisme sebagai agen pelapuk serta diikuti juga dengan pemasakan

kraft (pemasakan dengan kimia). Tujuan dari biochemical adalah untuk

memisahkan komponen lignin. Menurut Paskawati (2010), pulp merupakan

bubur kayu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas. Bahan baku pulp

biasanya mengandung tiga komponen utama, yaitu: selulosa, hemiselulosa, dan

lignin. Dalam proses pembuatan pulp atau bubur kertas, Meskipun tetap

menggunakan bahan kimia, tetapi dengan adanya proses biopulping sebelum

pemasakan, akan membantu proses degradasi lignin, sehingga bahan kimia

yang dibutuhkan akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan proses pulp tanpa

penggunaan jamur pelapuk putih. Hal ini karena, menurut Perez, dkk., 2002,

perlakuan biologis dapat menghilangkan ekstratif pada kayu dan mengurangi

efek toksik karena degradasi lignin.

Penamabahan NaOH dalam pemasakan berfungsi untuk melarutkan lignin

saat proses pembuburan (pulping) sehingga mempercepat pemisahan dan

pemutusan serat (sucipgto,2009). Menurut dari penelitian Jalaludin.(2005),

menyatakan bahwa hasil optimun perolehan pulp adalah 91,484% yang

diperoleh pada temperatur pemasakan 120°C, waktu pemasakan 60 menit dan

konsentrasi katalisis NaoH 20% dan kandungan selulosa terendah adalah

75,2367% pada konsentrasi NaoH 20%. Bahan tambahan dalam pembuatan

kertas seni yaitu larutan pemasak (NaOH), perekat (lem).

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mengetahui kualitas kertas seni hasil

biochemical dari pelepah tanaman salak menggunakan kultur campuran jamur

pelapuk putih.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Surakarta pada bulan April sampai Agustus 2016. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode peneltian eksperimental. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan dua faktor, faktor

pertama yaitu lama dalam pemasakan NaOH dengan konsentrasi 15%,(P1=1

jam, P2= 2 jam) dan faktor 2 yaitu lama inkubasi (L1= 30 hari, L2= 45 hari)

dengan 4 perlakuan. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan

kualitatif. Parameter penelitian: 1) Uji Daya Tarik, 2) Uji Daya Sobek, dan 3)

Uji Sensoris (tekstur, warna, kenampakan serat dan daya terima masyarakat).

Tahap penelitian meliputi persiapan bahan, menginokulasikan kultur

campur jamur, pengolahan menjadi bubur kertas(pulping),dan pembentukan

4

lembaran kertas langkah terakhir adalah pengujian kualitaskertas seni. Bahan

yang digunakan yaitu Bahan yang digunakan pada proses pembuatan pulp

adalah serat pelepah tanaman salak, lem, NaOH, kultur campur Tversicolor, P

crysosporium, perekat PVAc, dan air PDAM. Alat yang digunakan yaitu pisau,

timbangan digital, panci, pengaduk, blender, gelas ukur, mesin giling

(hammermill), bak/ember, screen 60 mesh ukuran 20 cm × 15 cm, alat

pemotong, kompor, autoklaf, dan LAF.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, metode yang di gunakan adalah

Metode Eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode percobaan untuk

melihat suatu hasil yang diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar

dalam pengambilan data yang jelas serta mendokumentasikan setiap tahapan

pada percobaan yang dilakukan untuk kelengkapan data. Percobaan yang

dilakukan adalah uji kualitas kertas dari pelepah salak.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian dari uji daya tarik dan daya kekuatan sobek pada

kertas yang sudah di lakukan pada uji kertas seni dari pelepah tanaman salak

melalui proses biokraft dari jamur T versicolor dan P crysosporium dengan

konsentrasi lama pemasakan dalam NaOH .

Tabel 4.1 rata-rata uji kekuatan tarik dan kekuatan sobek kertas seni pelepah

tanaman salak dengan lama inkubasi dan lama pemasakan dalam NaOH

Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan L2P1 (lama pemasakan dengan

konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi 45 hari) adalah 0,18 N/mm2. Sedangkan

untuk uji tarik terkecil adalah pada perlakuan L1P1 (lama pemasakan dengan

konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi 30 hari) yaitu 0,09 N/mm2.

Perlakuan

Rata-rata uji

kekuatan tarik

(N/mm2)

Rata-rata uji

daya sobek

(N)

Lama pemasakan 1 jam dengan Konsentrasi

NaOH 15% dan lama inkubasi 30 hari

0,09* 8,64*

Lama pemasakan 2 jam dengan konsentrasi

NaOH 15% dan lama inkubasi 30 hari

0,16 14,61

Lama pemasakan 1 jam dengan konsentrasi

NaOH 15% dan lama inkubasi 45 hari

0,18** 15,27**

Lama pemasakan 2 jam dengan konsentrasi

NaOH 15% dan lama inkubasi 45 hari

0,17 14,87

5

Untuk uji kekuatan sobek tertinggi yaitu pada perlakuan L2P1 (lama

pemasakan dengan konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi 45 hari) adalah 15,27

(N). Sedangkan untuk uji kekuatan sobek terkecil yaitu pada perlakuan L1P1

(lama pemasakan dengan konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi selama 30 hari)

adalah 8,64 (N).

Jika dibandingkan antara lama pemasakan 1 jam dengan inkubasi 30 dan 45

hari akan mengalami peningkatan nilai daya tarik dan daya sobek. Perlakuan lama

pemasakan 1 jam dengan lama inkubasi 30 hari mempunyai daya tarik 0,09

(N/mm2) dan daya sobek 8,64 (N), sedangkan untuk pemasakan 1 jam dengan

inkubasi 45 hari nilai daya tarik 0,18(N/mm2) dan daya sobek 15,27(N). Hal ini

bila diamati sama dengan perlakuan lama pemasakan 2 jam dengan lama inkubasi

30 hari dan 45 hari. Lama pemasakan dan inkubasi 45 hari lebih memiliki nilai

tinggi di bandingan dengan lama inkubasi 3o hari.

Konsentrasi NaOH juga berpengaruh dalam kekuatan tarik kertas, karna

NaOH sendiri dapat mendegradasi lignin, konsentras NaOH yang tinggi maka

menyebabkan lignin yang terdegradasi. Menurut Ansory(2013), menyatakan

bahwa penambahan NaOH 15% telah menurunkan kadar lignin dan selulosa pulp

serta berpengaruh nyata terhadap kadar lignin yang di hasilkan pada pulp sehingga

mempengaruhi dalam nilai dari uji kekuatan daya tarik pada kertas seni.

Selain lama pemasakan dan konsentrasi NaOH, lama inkubasi juga sangat

mempengaruhi nilai kekuatan daya tarik dan daya sobek kertas. Lama inkubasi

berpengaruh pada nilai kekuatan tarik dan daya sobek kertas, karna semakin lama

inkubasi maka akan mempengaruhi degradasi lignin, jika masa inkubasi makin

lama maka lignin yang terdegradasi akan tinggi sehingga, menghasilkan nilai yang

tinggi pada kekuatan tarik pada kertas. Menurut hasil penelitian dari fitriasari

(2009), menujukkan bahwa perlakuan bambu betung dengan T versicolor dengan

lama inkubasi 45 hari menghasilkan pulp yang relatif lebih baik di bandingkan

dengan perlakuan yang lainnya.

3.2 Uji Sensoris

Uji sensoris merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia

sebagai sarana untuk mengukur daya penerimaan terhadap suatu produk yang

diujikan. Pada penelitian ini menggunakan uji sensoris karena peneliti ingin

mengetahui bagaimana daya terima masyarakat terhadap kertas seni dari pelepah

tanaman salak. Uji sensoris tersebut meliputi tekstur, warna, kenampakan serat

dan daya terima masyarakat.

Tabel 4.2. Rata-rata uji sensoris kertas seni pelepah tanaman salak dengan lama

pemasakan pada konsentrasi NaOH 15% dan lama inkubasi

Perlaku

an

Rata-Rata uji sensoris

Tekstur Kenampakan Warna Daya

6

Serat terima

L1P1 (2,25)halus

**

(1,35)tidak

tampak* (1,85) agak putih

Sangat

suka**

L1P2 (1,35)kasar (1,9) tidak tampak (1,7) agak putih* Kurang

suka*

L2P1 (1,3)kasar (2,2) kurang

tampak

(2,65)coklat

muda** Suka

L2P2 (1,1)

Kasar*

(2,7)kurang

tampak**

(2,25) coklat

muda

Kurang

suka

Hasil dari penilaian menunjukkan bahwa hasil dari uji sensoris untuk tekstur

pada perlakuan L1P2, L2P1 dan L2P2 menunjukkan tekstur pada kertas adalah

kasar, sedangkan L1P1 menunjukkan tekstur pada kertas halus. Sensoris untuk uji

kenampakan serat pada perlakuan L1P1, L1P2 menunjukkan kenampakan serat

tidak tampak, untuk perlakuan L2P1 dan L2P2 menunjukkan kenampakan serat

kurang tampak. Uji sensoris untuk warna pada kertas seni dari L1P1 dan L1P2

berwarna agak putih, sedangkan untuk L2P1 dan L2P2 menunjukkan warna coklat

muda. Uji sensoris pada uji daya terima pada perlakuan L1P1 menunjukkan daya

terima sangat suka, pada L1P2 dan L2P2 menunjukkan daya terima kurang suka,

sedangkan untuk L2P1 menunjukkan daya terima suka.

Menurut penelitian Asngad (2013), menyatakan bahwa uji perbedaan tekstur

di pengaruhi oleh tekstur permukaan juga tehnik pencetakan. Perbedaan tekstur

kertas seni hasildengan kertas lain dikarenakan pada pembuatan kertas penelitian

pencetak menggunakan screen sehingga membuat permuka tidak rata berdeda

dengan kertas dipasaran yang dibuat menggunakan metode pressng sehingga

kertas dihasil kan lebih baik dan lebih halus. Selain itu juga bisa disebabkan

belum adanya pendegradasian lignin dari jamur pelapuk putih juga menyebabkan

proses kraft kurang efektik untuk menghilangkan lignin hal ini menyebabkan serat

lebih sulit terpecah.

perlakuan L1P1 dan L1P2 kenampakan serat pada perlakuan diatas tidak

tampak, sedangkan pada perlakuan L2P1 dan L2P2 menunjukkan bahwa

kenampak serat kurang tampak .Hal ini menunjukkan bahwa proses biopulpng

atau lama inkubasi kertas seni sendiri sangat berpengaruh terhadap pemutusan

serat. Selain itu juga konsentrasi alkali dan proses pencetakan kertas juga

mempengaruhi kenampakan serat. Konsentrasi alkali mempengaruhi kenampakan

serat karena konsentrasi alkali berperan penting dalam pemutusan serat (Sucipto,

2009).

Warna pada perlakuan L1P1 dan L1P2 menunjukkan bahwa warna pada

perlakuan tersebut adalah berwarna agak putih yang di dapat rata-rata 1,85 dan

1,7. Untuk perlakuan L2P1 dan L2P2 menunjukkan bahwa perlakuan ini memiliki

7

warna coklat muda dengan rata-rata yaitu 2,65 dan 2,25. Hal ini mungkin

disebakan karna masih adanya NaOH sisa dari perebusan sehingga memiliki

warna kertas seni yaitu agak putih dan coklat muda.

Berdasarkan tabel panelis sangat suka Panelis sangat menyukai perlakuan

L1P1 (lama pemasakan 1 jam dalam NaOH dan lama inkubasi 30 hari). Penilaian

ini bergantung pada penlaian individu panelis yang di pengaruhi oleh ciri fisik

yang di miliki oleh kertas seni. Penilaian bisa menggunakan kenampakan serat,

tekstur, warna (asngad, 2013).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang uji kekuatan tarik dan uji

kekuatan sobek pada kertas seni dari pelepah tanaman salak dengan lama

pemasakan dalam NaOH dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Terdapat

perbedaan kekuatan tarik kertas seni dari pelepah tanaman salak melalui

biochemical jamur T Versicolor dan P crysosporium dengan lama pemasakan

dalam NaOH. Hasil uji kekuatan tarik tertinggi terdapat pada perlakuan L2P1

(lama pemasakan dengan konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi 45 hari) adalah

0,18 N/mm2, sedangkan untuk uji kekuatan tarik terkecil adalah pada

perlakuan L1P1 (lama pemasakan dengan konsentrasi NaOH 15% dan

inkubasi 30 hari) yaitu 0,09 N/mm2. 2) Untuk uji kekuatan sobek pada kertas

seni dari pelepah tanaman salak melalui biochemical jamur T versicolor dan P

crysosporium dengan lama pemasakan dalam NaOH 15% didapatkan

kekuatan sobek tertinggi yaitu pada perlakuan L2P1 (lama pemasakan dengan

konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi 45 hari) adalah 15,27(N). Sedangkan

untuk uji kekuatan sobek terkecil yaitu pada perlakuan L1P1 (lama pemasakan

dengan konsentrasi NaOH 15% dan inkubasi selama 30hari) adalah 8,64(N).

Berdasarkan pengalaman selama penelitian, ada beberapa saran dari

peneliti yang perlu disampaikan: 1) Peneliti selanjutnya disarankan untuk

menggunakan alat dan tempat yang steril. 2) Peneliti selanjutnya disarankan

saat proses inkubasi jamur pelapuk putih diusahakan menjaga suhu dan

kelembapan jamur. 3)Penelitan selanjutannya disarankan pada saat pencetakan

kertas dengan alat press yang konvensional agar mendapatkan hasilnya lebih

baik.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, made. (2008). Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan Dengan Buah.

Penerbit: Dian Rakyat.Jakarta.

Asngad,Aminah. 2013 . Pemanfaatan Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)

Untuk Pembuatan Kertas Melalui Chemical Pulping Menggunakan Naoh

Dan Na2co3 . Surakarta: UMS Press.

8

Ansory, dedik .2013. Studi Proses Pulping Serat Pelepah Dan Serat Kulit Buah

Nipah (Nypa Fruticans) Dengan Metode Kimia (Kajian Konsentrasi Naoh).

Jurnal Teknk Industri Pertanian.

Azhary, H. 2010. Pembuatan Pulp Dari Batang Rosella Dengan Proses

Soda.JurnalTeknik Kimia, No. 3, Vol. 17, Agsutus 2010.

Bajpai, P. 2012. Biotechnology for Pulp and Paper Processing, DOI 10.1007/978-

1-4614-1409-4_7. Springer Science+Business Media. LLC.

Dewi, tri kurnia.2010. Pengaruh Konsentrasi Naoh, Temperatur Pemasakan, Dan

Lama Pemasakan Pada Pembuatan Pulp Dari Batang Rami Dengan Proses

Soda. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 17, April 2010.

Fatriasari. W., Anita. S.H., Falah. F., Adi.T.N.,danHermiati. E. 2010,.Biopulping

Bambu Betung Menggunakan Kultur Campur Jamur Pelapuk Putih

(Trametesversicolor, Pleurotus ostreatus dan Phanerochaete

crysosporium). Berita Selulosa, Vol. 45, No. 2, Desember 2010 : 44 – 56.

Fadilah, Distantina. S., Artati. E.K., dan Jumari. A. 2008. Biodelignifikasi Batang

Jagung dengan Jamur Pelapuk Putih Phanerochaete chrysosporium. E K U

I L I B R I U M Vol. 7 No. 1. Januari 2008: 7 – 11.

Iswanto,apri heri. 2009. Identifikasi jamur perusak kayu. Penerbit: departemen

pertanian, Sumatera Utara.

Jalaludin, Samsul Rizal. 2005. Pembuatan Pulp Dari Jerami Padi Dengan

Menggunakan Natrium Hidroksida. Jurnal Sistem Teknik Industri. Vol 6

No.5.

Kuntari. 2010. Pemanfaatan Limbah Mendong Sebagai Bahan Baku Pembuatan

Kertas Seni. Jurnal Sain Materi Indonesia, Vol. 11, No 3, Juni 2010.

Ong, S.P Dan Law, C. L. 2009. Mathematical Modeling Of Thin Layer Drying Of

Snakerfriut, Journal Of Applied Sciences Vol. 9 Edisi 17 Hal. 3048-3054.

Padil dan Yelmida. 2009. Produksi NitroSelulosa Sebagai Bahan Baku Propelan

yang Berbasis Limbah Padat Sawit. Laporan Penelitian Hibah Penelitian

Stranas Batch II, Universitas Riau.

Paskawati, Y. A., dan Susyana. 2010. Pembuatan Pulp Dari Serabut Kelapa

Sebagai Bahan Baku Kertas Komposit. Skripsi. Hlm. 1-30.

9

Risdianto, hendro. 2015. Biopulping Rami Menggunakan Jamur Pelapuk Putih.

Laporan penelitian dari Balai Besar Pulp dan Kertas, Kementerian

Perindustrian,yogyakarta.

Sanastari, Enggar Rosmita.2014.Pemanfaatan Rumput Gajah (Pennisetum

Purpureum) Sebagai Bahan Baku Kertas Seni Dengan Penambahan

Konsentrasi Na2co3 Dan Pewarna Yang Berbeda.Surakarta: UMS Press.

Sjostrom, E. 1995. Kimia Kayu : Dasar-dasar dan Penggunaan edisi ke dua.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.144.

Solikhin, A., Mawardi K. dan Mujtahid A. 2011. ”Potensi Jamur Melanotus Sp.

Dan Phanerochaete Chrysosporium Sebagai Biodelignifikasi Ramah

Lingkungan Dalam Proses Pulping”.PKM GT. Institut Pertanian Bogor.

Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta,

Bryophyta, Pteridophytaa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yang, Q.,H. Zhan, S.Wang, S.Fu,and K.Li. 2007. Bio-modification of eucalyptus

chemithermo-mechanical pulp with different white-rot fungi. Bioresource 2

(4):682-692