Pengukuran Dasar 01

14
PENGUKURAN DASAR 1. Topik Percobaan : Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong 2. Tujuan Percobaan : Mempelajari cara kerja jangka sorong. 3. Alat dan Bahan : Jangka Sorong, 1 buah Balok kecil, 1 buah Cincin Silindris, 1 buah 4. Teori Sigkat. Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan bahkan ada yang memiliki skala nonius sebanyak 50 skala. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika nilai skala terkecilnya (NST) telah diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan : Atau : Dengan N = jumlah skala nonius. Contoh : Jika sebuah jangka sorong memiliki NST skala utama = 1 mm dan jumlah skala nonius = 20 skala, maka NST jangka sorong tersebut = = 0,005 cm.

Transcript of Pengukuran Dasar 01

Page 1: Pengukuran Dasar 01

PENGUKURAN DASAR

1. Topik Percobaan : Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong

2. Tujuan Percobaan : Mempelajari cara kerja jangka sorong.

3. Alat dan Bahan:

Jangka Sorong, 1 buah

Balok kecil, 1 buah

Cincin Silindris, 1 buah

4. Teori Sigkat.

Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala nonius (SN).

Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara

satu jangka sorong dengan jangka sorong lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan

bahkan ada yang memiliki skala nonius sebanyak 50 skala. Sebuah jangka sorong baru dapat

digunakan jika nilai skala terkecilnya (NST) telah diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan :

Atau :

Dengan N = jumlah skala nonius.

Contoh :

Jika sebuah jangka sorong memiliki NST skala utama = 1 mm dan jumlah skala nonius = 20 skala,

maka NST jangka sorong tersebut = = 0,005 cm.

Hasil pengukuran dari sebuah jangka sorong dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan

angka nol pada skala nonius terhadap skala utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat

berimpit atau segaris dengan skala utama.

Pada gambar di samping, penunjukan nol

skala nonius berada antara 3,1 cm dan 3,2

cm, atau 3,1 cm lebih. Sedangkan skala

nonius yang tepat berimpit atau segaris

dengan salah satu skala utama adalah skala

ke – 8, maka hasil pengukurannya adalah :

3,10 cm + (8 x 0,005) cm = 3,140 cm

5. Kegiatan Pengukuran

a. Ambil sebuah jangka sorong kemudian tentukan nilai skala utama dan

hitung jumlah skala noniusnya.

3 4

cm

0 20

Page 2: Pengukuran Dasar 01

b. Tentunkan NST jangka sorong yag anda gunakan.

c. Ukurlah dimensi balok kecil yang telah disiapkan masing-masing sebayak

tiga kali dan catat hasilnya dalam tabel.

d. Selanjutnya ukur diameter dalam dan luar dari cincin silindris yang ada

masing-masing sebanyak tiga kali serta catat hasilya dalam tabel.

6. Hasil Pengamatan.

Nilai Skala Utama = ……………….

Jumlah Skala Nonius = ……………….

NST jangka sorong = ……………….

Tabel Pengamatan :

Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)

Balok Kecil

1. 1. 1.2. 2. 2.3. 3. 3.

Cincin Silindris

Diameter dalam (cm) Diameter luar (cm)1. 1.2. 2.3. 3.

7. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran :

a. Balok Kecil

………… ; …………. ; ………....

1 = ………… ; 1 = ………… ; 1 = …………

2 = ………… ; 2 = ………… ; 2 = …………

3 = ………… ; 3 = ………… ; 3 = …………

p = max. = ……….. ; l = max. = ……….. ; t = max. = ………..

Panjang balok (p) ; Lebar balok (l) ; Tebal balok ;

P = l = t =

= …………… = …………… = ……………

b. Cincin Silindris

………… ; …………. ;

1 = ………… ; 1 = ………… ;

2 = ………… ; 2 = ………… ;

3 = ………… ; 3 = ………… ;

D d = max. = ……….. ; D l = max. = ……….. ;

Page 3: Pengukuran Dasar 01

Diameter dalam (Dd ) ; Diameter luar (Dl ) ;

Dd = Dl =

= …………… = ……………

8. Kesimpulan dan Saran

1. Topik Percobaan : Pengukuran Panjang dengan Mikrometer

2. Tujuan Percobaan : Mempelajari cara kerja Mikrometer.

3. Alat dan Bahan:

a. Mikrometer, 1 buah

b. Lempeng logam / koin, 1 buah

4. Teori Sigkat.

Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan skala

putar (SP) sebagai skala nonius.

NST micrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya dengan jagka

sorong, yaitu :

Page 4: Pengukuran Dasar 01

Atau :

Dengan N = jumlah skala nonius.

Pada umumya micrometer sekrup memiliki NST skala mendatar (skala utama) 0,5 mm dan

jumlah skala putar (nonius) sebanyak 50 skala.

Hasil pengukuran dari suatu micrometer dapat ditentukan dengan cara membaca

penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan garis horisontal (yag membagi dua

skala utama menjadi skala bagian atas dan bawah) terhadap skala putar.

Penunjukan skala mendatar (SU)

terhadap ujung skala putar (nonius) pada

gambar di samping adalah 6 skala, atau

5 x 0,5 mm = 2,5 mm. Penunjukan skala

putar terhadap garis horizontal skala utama

adalah : 32,5 skala, atau 32,5 x 0,01 mm.

Sehingga hasil pengukurannya adalah :

2,5 mm + (32,5 x 0,01 mm) = 2,825 mm

5. Kegiatan Pengukuran

a. Ambil sebuah mikrometer kemudian tentukan nilai skala utama dan hitung

jumlah skala noniusnya.

b. Tentunkan NST mikrometer yang anda gunakan.

c. Ukurlah ketebalan lempeng logam / koin yang telah disiapkan sebayak tiga

kali dan catat hasilnya dalam tabel.

6. Hasil Pengamatan.

Nilai Skala Utama = ……………….

Jumlah Skala Nonius = ……………….

NST mikrometer = ……………….

Tabel Pengamatan :

Penunjukan SU Penunjukan SN Tebal benda (mm)

0

30

35

Ujung skala putar

Garis horizontal SU

Page 5: Pengukuran Dasar 01

1. 1. 1.

2. 2. 2.

3. 3. 3.

7. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran :

……………………………….= ………………

1 = ………………………..

2 = ………………………..

3 = ………………………..

t = max. = ………………………..

Tebal lempeng logam / koin :

= ………………….

8. Kesimpulan dan Saran

1 Topik Percobaan : Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus

dengan Basic meter

2 Tujuan Percobaan : Mempelajari cara kerja Basic meter.

3 Alat dan Bahan:

Page 6: Pengukuran Dasar 01

a. Basic meter, 2 buah

b. Hambatan, 1 buah

c. Baterai, 2 buah

d. Reostat, 1 buah

e. Kabel penghubung

4 Teori Sigkat.

Basic meter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan tegangan dalam suatu

rangkaian listrik. Umumnya basic meter memiliki batas ukur arus dari 100 A sampai dengan 5 A

dan batas ukur tegangan dari 100 mV sampai dengan 50 V. Jika alat ini akan digunakan untuk

melakukan pegukuran arus, maka terminal-termial untuk tegangan ditutup dan begitu pula

sebaliknya. Sebelum menggunakan alat ini, usahakan agar jarum menunjuk tepat dititik nol dengan

mengatur sekrup yang ada pada bagian atas panel meternya. Selanjutnya, gunakan batas ukur

terbesar lebih dahulu untuk menghindari kelebihan beban (over load) pada alat yang dapat

mengakibatkan kerusakan yang fatal.

Untuk menentukan nilai skala terkecil (NST) dari besaic meter, dapat dilakukan dengan

membagi batas ukur yang digunakan dengan banyaknya skala pada basic meter.

Contoh :

Jika batas ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran kuat arus listrik adalah 100 mA dan

diketahui banyaknya jumlah skala kecil pada basic meter adalah 50 skala, maka :

Jika jarum menunjukkan 15 skala, maka kuat arus yang terukur adalah :

15 x 2 mA = 30,0 mA

5. Kegiatan Pengukuran

a. Rakitlah skema percobaan seperti pada gambar berikut.

b. Tentukan batas ukur yang tepat untuk anda gunakan pada masing-masing alat ukur

serta tentukan nilai skala terkecil.

A

V

E

R

RV

Page 7: Pengukuran Dasar 01

c. Atur rheostat (RV) pada posisi terendah, baca penunjukan amperemeter dan

voltmeter. Catat pada table pengamatan.

d. Lanjutkan pengukuran dengan meggeser rheostat pada posisi yang lebih tinggi

hingga 5 kali.

6. Hasil Pengamatan

NST amperemeter = …………..

NST voltmeter = …………..

No. Tegangan (volt) Kuat arus (ampere)

1.

2.

3.

4.

5.

7. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran.

a. Ketidakpastian Pengukuran tegangan.

…………………………..

…………………………..

…………………………..

…………………………..

…………………………..

b. Ketidakpastian Pengukuran kuat arus.

…………………………..

…………………………..

…………………………..

…………………………..

…………………………..

c. Faktor-faktor peyebab timbulnya kesalahan dalam pengukuran tegangan dan kuat

arus :

Page 8: Pengukuran Dasar 01

8. Kesimpulan dan Saran

1. Topik Percobaan : Pengukuran Temperatur dengan Termometer

2. Tujuan Percobaan : Mempelajari cara menggunakan termometer untuk mengukur

temperature.

3. Alat dan Bahan :

Termometer batang, 1 buah

Gelas ukur, 1 buah

Pembakar Spiritus legkap, 1 set

Air

4. Teori Singkat

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature suatu zat. Ada dua

jenis thermometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu thermometer air raksa dan

thermometer alcohol. Keduanya adalah thermometer jenis batang gelas dengan batas ukur

minimum – 10 oC dan batas ukur maksimum +110 oC. Nilai skala terkecil untuk kedua jenis

thermometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil sebuah mistar

biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya dengan jumlah skala dari nol

sampai pada ukur yang diambil tersebut.

5. Kegiatan Pengukuran

Page 9: Pengukuran Dasar 01

a. Siapkan gelas ukur, bunsen pembakar legkap dengan kaki tiga dan lapisan

asbesnya dan sebuah thermometer.

b. Isi gelas ukur dengan air higga ½ bagian dan letakkan di atas kaki tiga tanpa ada

pembakar.

c. ukur temperaturnya sebagai temperature mula-mula (To).

d. Nyalakan Bunsen pembakar dan tunggu beberapa saat hingga nyalanya terlihat

normal.

e. Letakkan Bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas kimia bersamaan dengan

menjalankan alat pengukur waktu (jam tangan misalnya).

f. Catat perubahan temperature yang terbaca pada thermometer tiap selang waktu 1

menit sampai diperoleh 5 atau 6 data.

6. Hasil Pengamatan

NST thermometer = ………….

Temperatur mula-mula (To) = ………….

Tabel Pengamatan :

No. Menit ke - Temperatur (Ti) Perubahan Temperatur (T)

1. 1

2. 2

3. 3

4. 4

5. 5

6. 6

Penjelasan hubungan antara lamanya pemanasan dengan perubahan temperature zat cair :

Page 10: Pengukuran Dasar 01

7. Kesimpulan dan Saran.