PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA...

28
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410 Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id Judul Penelitian PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta, April 2001

Transcript of PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA...

Page 1: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA

JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410

Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id

Judul Penelitian

PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA

DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN

O

l

e

h

AMRIZAL

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti

Jakarta, April 2001

Page 2: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan

pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)

Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan

saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang

dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun

sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih

disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum

melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu

berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-

mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta

badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro

Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun

1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,

Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.

Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang

penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai

penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun

topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya

melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini

belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT

TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang

barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT

TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI

H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan

penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang

telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.

Jakarta, April 2001

( Amrizal )

Page 3: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. KERANGKA TEORI MENGENAI TABUNGAN

2.1. Keseimbangan Pendapatan Nasional

2.2. Konsep-konsep Pendapatan Nasional

3. DASAR-DASAR PEMIKIRAN PERMANENT INCOME HYPOTESIS

3.1. Pembentukan Model Fungsi Tabungan

3.2. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi

4. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1. Fungsi Tabungan Dengan Pendekatan Permanent

Income Hypotesis

4.2. Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Negara Lain

5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran-saran

DAFTAR BACAAN

Page 4: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

4

1. PENDAHULUAN

Melihat kebelakang sejak ordebaru mulai memegang kekuasaan, kita dapati

adanya beberapa perubahan dan kesinambungan pembangunan. Telah terjadi beberapa

perubahan ekonomi dan sosial yang diantaranya nyata-nyata memberikan manfaat kepada

masyarakat dan sebagiannya lagi tidak mempunyai manfaat sosial yang jelas ( Anne

Booth dan Peter Mc Cawley: 1982, h.9).

Perubahan ekonomi ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi, secara singkat

pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang,

yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke

waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri (Boediono:1982, h.1).

Hal ini terlihat dengan banyaknya gagasan untuk memonitor atau untuk mengukur hasil-

hasil pembangunan yang telah dicapai, ukuran yang sama bisa dipergunakan adalah

dengan pendapatan nasional atau GNP ( Hendra Esmara: 1982, h.155 ).

Pencapaian besarnya basis PDB tersebut membutuhkan sejumlah investasi yang

besar tiap-tiap periode pembangunan. Oleh Keynes ( J.M Keynes: 1967, h63 ), investasi

tersebut merupakan stock of capital, secara sederhana investasi tersebut berasal dari

tabungan. Tabungan diperoleh dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehingga dari

sudut penerimaan ( income side ) sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi merupakan

besarnya tabungan, sedangkan dari segi pengeluaran (outcome side ) maka investasi

tersebut merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

Dengan adanya suatu pengalokasian pendapatan masyarakat tersebut akan terjadi

suatu siklus antara rumah tangga sebagai pemilik faktor produksi ( kapital, tenaga kerja )

dan perusahaan firm sebagai penghasil yang diperlukan oleh rumah tangga. Dari siklus

ini akan lahir nantinya suatu mekanisme produksi, distribusi oleh perusahaan dan

konsumsi oleh rumah tangga.

Rumah tangga melakukan konsumsi dikarenakan adanya penerimaan atau balas

jasa yang diberikan sektor perusahaan atas pemakaian faktor-faktor produksi oleh

perusahaan, katakanlah lebih kurang 75 % dari pendapatan rumah tangga yang digunakan

untuk konsumsi, sehingga sisanya merupakan tabungan dari rumah tangga, sehingga

pendapatan akan menentukan besarnya proporsi untuk konsumsi dan tabungan.

Seiring dengan konsumsi dan tabungan itu, maka besarnya tabungan akan

tercermin dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, sehingga besarnya tabungan

sesuai dengan turun naiknya pendapastan. Akan tetapi besarnya pendapatan yang

digunakan untuk tabungan secara agregat ( menyeluruh ) untuk Indonesia membutuhkan

suatu penelitian.

Dalam melihat besarnya proporsi pendapatan yang ditabungkan akan dituangkan

kedalam bentuk fungsi, fungsi akan menggambarkan hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya, dikatakan bahwa hubungan sebab akibat apabila perubahan

Page 5: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

5

suatu variabel mengakibatkan berubahnya variabel lain ( Soediono: 1981, h.3 ), kemudian

hubungan fungsional akan menunjukan berubahnya nilai variabel yang satu otomatis

mempunyai arti bahwa variabel lainnya yang mempunya hubungan fungsional tersebut

akan berubah pula.

Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan fungsional secara matematis dinyatakan

dalam bentuk indentitas atau kesamaan, sedangkan hubungan sebab akibat dinyatakan

dalam bentuk persamaan ( Soediono: Ibid, h.4 ), sehingga fungsi akan memberikan suatu

indikasi pengaruh dari variabel makro bebas dengan variabel makro terkait melalui

pengukuran yang dapat dilihat artinya.

Simon Kuznet, menyatakan bahwa "banyak ilmu pengetahuan didasarkan pada suatu

kumpulan pengetahuan diskriptif dan pada pengukuran empiris sasngat membutuhkan

pengetesan tentang ketepatan yang dapat dipercayai. Akan tetapi kita tidak terkait dengan

satu teori saja, sehingga untuk kontek di Indonesia diperlukan suatu model-model yang

mempengaruhi tabungan, oleh Keynes pada persamaan fungsi tabungan sederhana maka

yang mempengaruhinya adalah pendapatan ( Simon Kuznets: 1981, h.7 ).

Analisa pendapatan lebih dijabarkan oleh beberapa ahli ekonomi stelah Keynes

yakni analisa pendapatan melalui analisa siklus hidup oleh A.Ando, R,Brumberg dan F.

Modiglani, kemudian pendekatan permanen incom oleh Milton Friedman, Relatif Income

oleh J.S. Duessemberry. Oleh karena penelitian terhadap bentuk fungsi tabungan dengan

analisa pendekatan permanen Income atau yang lainya belum ada yang bersifat khusus,

terkecuali penelitian terhadap kebutuhan tabungan dengan pendekatan Life Cycle

(Wirzon: 1985, h.4 ), maka dalam hal ini perlu kiranya dilakukan penelitian kearah

demikian.

2. KERANGKA TEORI MENGENAI TABUNGAN

2.1. Keseimbangan Pendapatan Nasional

Studi pembangunan ekonomi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang paling

baru, paling menarik dan paling banyak tantangan dari disiplin-disiplin ilmu yang lebih

luar mengenai ekonomi dan ekonomi politik ( Michael P.Todaro: 1985, h.34 ). Dari studi

pembangunan ekonomi tersebut dibutuhkan suatu kerangka pembahasan melalui

persamaan-persamaan guna membuka jalan ke sistem pembukaan konsep yang bersifat

nasional murni ( Harry T. Oshima: 1981, h.16).

Kerangka pembahasan membutuhkan suatu teori, dan teori merupakan gambaran

kasar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Dengan mengetahui

teori, sang peneliti dapat mengetahui sebab akibat yang terjadi dalam masyarakat tersebut

dan pengetahuan inipun sangat berguna pula untuk meramalkan peristiwa-peristiwa yang

mungkin terjadi dimasa mendatang ( Sadono Sukirno: 1976, h.64 ).

Page 6: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

6

Dengan demikian metodologi akan banyak menyangkut pentahapan analisa,

metode perhitungan dan metode proyeksi, kesemuanya itu diperlukan untuk mewujudkan

analisa yang sistematik dan mendalam seta didasari oleh konsep ilmiah yang dpat

dipertanggung jawabkan ( Syafrizal: 1983, h.86 ).

2.2. Konsep-konsep Pendapatan Nasional

Gross National Product ( GNP ) adalah nilai dari seluruh barang-barang dan jasa-

jasa yang dihasilkan suatu negara dalam jangka waktu tertentu, bisanya dalam waktu

setahun ( Rudiger Dornbush: 1984, h.29 ). Pada dasarnya pendapatan nasional ini dalam

arus perekonomian negara dapat dilihat dari dua segi ( Bruce Glassburner: 1979, h.32 ),

pertama segi pengeluaran, kedua segi penerimaan.

Dari segi pertama untuk pengeluaran maka pendapatan nasional akan digunakan

untuk barang-barang konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk investasi, kemudian

ditentukan suatu syarat keseimbangan, sehingga

D = C + I ( 1 )

dimana: D = Pengeluaran Agregatif

C = Konsumsi agregat

I = Investasi agregat

kemudian dari sudut penerimaan, maka

Y = C + S ( 2 )

dimana: Y = Penerimaan agregatif

C, S = Konsumsi dan Penabungan

Dari syarat keseimbangan dapat dilihat kombinasi dari persamaan (1) dan persamaan (2),

dimana

D = Y ( 3 )

C + I = C + S ( 4 )

I = S ( 5 )

ini berarti bahwa persamaan antara permintaan dan penawaran, akan didapatkan bahwa

investasi adalah sama dengan tabungan. Hubungan tersebut merupakan hubungan dasar

dari asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh John M. Keynes.

Dari persamaan-persamaan diatas, khususnya persamaan (2), dimana konsumsi

dan tabungan masing-masing varibel penentunya adalah pendapatan, sehingga dalam

betuk hubungan fungsional yang pada hakekatnya ditaksir secara statistik akan berupa

sebagai berikut:

Page 7: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

7

C = f ( Y ) ( 6 )

C = a + b Y ( 7 )

S = Y - C ( 8 )

S = f ( Y ) ( 9 )

S = - a + (1-b) Y ( 10 )

masing-masing koefisien konsumsi dan tabungan diatas diartikan bahwa a merupakan

sebagai besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol, sedangkan b menunjukan hasrat

marginal untuk mengkonsumsi. Semetara itu, -a merupakan besarnya tabungan pada saat

pendapatan nol dan (1-b) menunjukan hasrat maginal untuk menabung.

Khususnya persamaan (1) yang pada hakekatnya terkait erat dengan keberadaan

persamaan (2), sebagai upaya melihat peranan masing-masing parameter hasil

estimasinya dan berapa besarnya atau berapa kali lipat pendapatan tersebut dihasilkan

dapat dilihat sebagai berikut:

Y = C + I ( 11 )

Y = a + b Y + I ( 12 )

Y - b Y = a + I ( 13 )

Y = (a + I )/(1-b) ( 14 )

Y/I = 1/(1-b) =

Oleh karena MPS = 1 - MPC , Y/I = atau = 1/MPS ( = multiplier ), dimana

dalam analisis pendapatan nasional nilai multiplier digunakan sebagai upaya melihat

kelipatan, yaitu menaksir berapa besarnya peranan menabung tersebut meningkatkan

pendapatan nasional.

Setelah model Keynes sederhana, maka untuk melihat peranan tabungan dan

konsumsi, maka timbul beberapa teori pertumbuhan dalam membahas peranan tabungan

dalam meningkatkan pendapatan. Harrod-Dommar ( Gardner Ackley: 1983, h.666 ),

menyebutkan dua persoalan (issues ) dalam menyusun model pertumbuhan:

(1). Kemungkinan dari pertumbuhan yang mantap ( steady growth ) dalam model

dengan COR ( Capital-Output Ratio ) dan SOR ( Saving-Output Ratio ).

(2). Tidak stabilnya tingkah laku pertumbuhan yang mantap.

Selanjutnya Harrod-Dommar lebih melihat pengaruh investasi dalam jangka

waktu yang lebih panjang, sehingga pengeluaran investasi tidak hanya mempunya

pengaruh lewat proses multiplier terhadap permintaan agregatif, tetapi juga terhadap

penawaran agregatif melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi ( Qp ). Dan

penambahan kapasitas produksi ini akan meningkatkan suatu kekuatan potensial dalam

melihat besarnya perubahan produksi yang dihasilkan, yang dalam hal ini ditulis sebagai:

Page 8: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

8

Qp = h I ( 16 )

semakin besar investasi, maka semakin besar pula penambahan output potensial, dimana

h nilainya sebesar 1/COR.

Dari bentuk persamaan keseimbangan dimana I = S, sedangkan S = f ( Y ), maka

pertambahan output diatas dapat dirobah menjadi:

Qp = 1/v s Qp ( 17 )

Qp/Qp = s/v ( 18 )

kemudian dari pertambahan investasi, Harrod-Dommar memberikan nilai yang sama

terhadap pertambahan output-potensial, sehingga untuk mencapai full-employment maka

tingkat pertumbuhan investasi harus sama dengan tingkat pertumbuhan pendapatan, dan

dapat ditulis menjadi:

Qp/Qp = I / I = s/v ( 19 )

dimana Qp/Qp = pertumbuhan produksi nasional, I / I = pertumbuhan investasi, s =

MPS dan v = ICOR.

3. DASAR-DASAR PEMIKIRAN PERMANENT INCOME HYPOTESIS

Permenent Income Hypotesis dikemukakan oleh Milton Friedman pada tahun

1857 dalam membahas fungsi konsumsi ( M. Friedman: 1957, h.3 ), Friedman memmulai

dengan memberikan asumsi ( William H. Branson and J. Litvak: 1981, h.192 ), sebagai

"Individual consumer utility maximization, which gives us consumption function relation

between an individual's consumption and present value".

Dari asumsi yang dikemukakan Friedman tersebut maka dirumuskan sebagai berikut:

ci = fi ( PVi ) , fi > 0 ( 20 )

dimana i dituliskan diatas menunjukan fungsi yang mewakili individu tertentu dalam

jangka waktu tertentu. Kemudian hipotesa ini menganut pendirian yang dinyatakan

dahulu bahwa bentuk rumah tangga memilih arus konsumsi sedemikian rupa sehingga

fungsi utility dan konsumsi yang akan datang dimaksimalkan dalam jangka waktu yang

panjang. Selanjutnya permanent income tersebut besarnya diperoleh sebesar rate of

return ( r ) dikalikan sengan nilai sekarang sebesar

Y'p = r PV' ( 21 )

sehingga permanent income didefinisikan sebagai jumlah uang yang dapat

dikonsumsikan oleh konsumen tanpa mengganggu kekayaanya, karena permanent

Page 9: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

9

income merupakan pendapatan yang dianggap normal oleh konsumer ( William H.

Branson and J. Litvak: Ibid, h.9 ).

Berbeda dengan fungsi konsumsi Keynes, Ando-Brumberg Modigliani maupun

Duessenberry, dimana semua variabel diukur 11). Tetapi variabel konsumsi permanent

maupun variabel pendapatan permanent dan juga konsumsi permanen seseorang atau

suatu masyarakat tidak dapat diukur secara langsung, sehingga tidak memungkinkan

untuk didapatkan datanya secara langsung.

Oleh karena itu Friedman membagi pendapatan keseluruhan dalam periode

tertentu atas dua bagian komponen pendapatan yakni pendapatan permanent ( Y'p )

yang dapat nilainya positif, negatif atau nol, dan pendapatan Transitori ( pendapatan

sementara ) yang nialinya adalah selisih dari pendapatan keseluruhan dengan pendapatan

permanent, pembagian pendapatan permanen ini sama halnya dengan pembagian

konsumsi, sehingga dapat diperlihatkan pada bentuk penjabaran pendapatan menurut

Friedman:

Y' = Y'p + Y't ( 22 )

dimana: Y' = pendapatan keseluruhan

Y'p = pendapatan permanen

Y't = pendapatan transitori

Pendapatan transitori merupakan pendapatan sementara yang meliputi pendapatan

tak terduga-duga yang diterima seorang konsumen ( Windfall profit ). Selanjutnya sesuai

dengan asumsi-asumsi tentang hubungan antara permanen dan transitori income,

permanent dan transitory Consumption, transitory income dan Consumption, oleh karena

fungsi utilitas adalah homogen pada tingkat positif terhadap konsumsi sekarang dan masa

datang dalam periode waktu, maka tidak ada hubungan antara pendapatan permanen

dengan pendapatan transitori. Dan ditegaskan bahwa kalau pendapatan keseluruhan sama

dengan pendapatan permanen ini akan mengakibatkan besarnya pendapatan transitori

sama dengan nol, dengan demikian menghasilkan rata-rata pendapatan keseluruhan sama

dengan rata-rata pendapatan permanent Y = Yp.

Akhirnya, Friedman juga memberikan asumsi bahwa tidak ada hubungan antara

permanent cosumption dengan transitory consumption, maksudnya marginal propensiy to

consume yang berasal dari transitory income adalah sama dengan nol, hal ini akan sama

dengan asumsi yang menyatakan tidak ada hubungan antara permanent income dengan

transitori income, ini akan mengakibatkan besarnya konsumsi rata-rata transitory akan

sama dengan nol, sehingga rata-rata konsumsi seseorang akan sama dengan rata-rata

konsumsi permanent C = Cp.

Kalau sekiranya pendapatan rata-rata trnsitori lebih besar dari 0, Yt > 0, maka ini

memberikan pengertian bahwa pendapatan keseluruhan lebih besar daripada rata-rata

pendapatan permanen, Y > Yp, dengan tidak adanya hubungan antara konsumsi

permanen dengan pendapatan transitori maka dapat dilihat hubungan konsumsi permanen

Page 10: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

10

dengan pendapatan permanen. C = Cp = KYp, dimana K menunjukan hubungan antara

konsumsi permanen dengan pendapatan permanen,

Kalau saja digambarkan dalam bentuk kurva akan terlihat, bahwa sumbu

horizontal menunjukan jumlah pendapatan, sedangkan sumbu vertikal menjunjukan

tingkat konsumsi, garis yang bersal dari pusat ( K ) adalah tangen arah yang mewakili

hubungan antara konsumsi dengan pendapatan permanen.

Pada saat pendapatan rata-rata sama dengan pendapatan permanen rata-rata ( Y

= Yp ), maka besarnya konsumsi rata-rata akan sama dengan konsumsi permanan rata-

rata (C = Cp), keadaan ini memberikan indikasi bahwa pada saat tersebut ternyata bahwa

pendapatan rata-rata transitori adalah sebesar nol.

Kalau Yp merupakan tingkat pendapatan permanen rata-rata, maka pada tingkat

pendapatan rata-rata 0Y, maka besarnya pendapatan sementara sebesar - ( Y Yp ), dengan

pendapatan permanen sebesar 0Yp, besarnya konsumsi rata-rata permanen sebesar 0Cp,

oleh karena konsumsi rata-rata permanen tidak dipengaruhi oleh pendapatan rata-rata

transitori, maka besarnya pendapatan rata-rata transitor adalah sebesar 0Yj, sehingga

titik b menunjukan besarnya konsumsi permanen rata-rata pada saat pendapatan rata-rata

permanen sebesar 0Ypj1.

Pada tingkat pendapatan rata-rata sebesar 0Yj2, maka besarnya konsumsi

permanen rata-rata sebesar 0Cpj2, besarnya pendapatan permanen rata-rata sebesar 0Ypj2

dan besarnya pendapatan transitori rata-rata sebesar Ypj2 Yj2. Dari hubungan antara

pendapatan dan konsumsi selanjutnya Keynes ( William H. Branson and J. Litvak: Ibid,

h.192 ), berkesimpulan bahwa Marginal Propensity to Consume ( MPC ) lebih kecil dari

Average Propensity to Consume ( APC ), sedangkan Milton Friedman yang

menghubungkan pendapatan permanen dengan konsumsi permanen membuktikan bahwa

Marginal Propensity to Save ( MPS ) sama dengan Average Propensity to Consume (

APC ) dalam jangka panjang, sedangkan garis AB menunjukan bahwa funsi konsumsi

yang terjadi adalah MPC < APC ( Milton Frieedman: 1969, h.155 ).

3.1. Pembentukan Model Fungsi Tabungan

Sebagaimana persamaan (22) Menurut Friedman, pembagian pendapatan terdiri

atas dua komponen, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan transitori ( William H.

Branson and J. Litvak: 1981, h.37 ), yaitu:

Yi = Yip + Yi

t ( 23 )

dimana: Yi = adalah pendapatan keseluruhan

Yip = adalah pendapatan permanent

Yit = adalah pendapatan transitori

Page 11: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

11

Williamson mengukur besarnya permanent income adalah dari rata-rata tiga tahun

pendapatan actual, sedangkan transitory income adalah selisih dari actual income dengan

permanent income ( U.D. Roy. Choundary: 1968, h.27 ). Tetapi Williamson mendapatkan

besarnya pendapatan permanen adalah rata-rata pendapatan actual selama dua tahun ( K.

L. Gupta: 1970, h.245 ), yaitu:

Yp = [ Yt + Yt-1 ] / 2 ( 24 )

dari definisi bahwa pendapatan permanen diperoleh dari rata-rata dua tahun pendapatan

actual, sedangkan pendapatan transitory diperoleh dari selisih antara actual incom ( Yt )

dengan pendapatn transitory, maka:

YT = Yt - Yp ( 25 )

dengan mensubsitusikan persamaan (24) kedalam persamaan (25 ) maka dapat diperoleh

prosedur untuk mendapatkan pendapatan transitori sebagai berikut:

YT = Yt - [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 24 )

YT = Yt - 1/2 Yt - 1/2 Yt-1 ( 25 )

YT = [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 26 )

oleh karena pendapatan actual terdiri dari dua jenis pendapatan ( Yp ) dan ( YT ), maka

persamaan (10) St = - a + (1-b) Yt = a0 + b0 Yt dijabarkan menjadi:

St = a0 + b0 Yp + c0 YT ( 27 )

Model persamaan (27) ini telah pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi

tabungan agregate di India yang digunakan oleh Jeffrey G Williamson ( K.L Gupta:

1970, h.246 ). Dengan mensubsitusikan persamaan (24), (26) kedalam persamaan (27),

maka yang terjadi adalah:

St = a0 + b0 [ Yt + Yt-1 ] / 2 + c0 [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 28 )

St = a0 + [ ( b0 + c0 ) / 2 ] Yt + [ ( b0 - c0 ) / 2 ] Yt-1 ( 29 )

St = + Yt + Yt-1 ( 30 )

dimana besarnya = a0 , = ( b0 + c0 )/2 dan = ( b0 - c0 )/2. Dengan demikian

bentuk parameter-parameter dan dapat menentukan besarnya parameter b0 dan c0,

seperti berikut:

a0 = = Konstanta

b0 = ( + ) = Marginal Propensity to Save dengan permanent income ( MPSp )

c0 = ( - ) = Marginal Propensity to Save dengan transitory income ( MPST )

Page 12: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

12

Selanjutnya model persamaan (30) oleh Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato telah

pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi tabungan di beberapao negara Asia

(Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: 1978, h.1225). Dengan menggunakan pendapatan

normal dan pendapatan transitori sebagai tabungan, dimana nilai dari pendapatan normal

diperoleh dari Tubman dan Friend ( Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: ibid, h.1225 ),

yang mendefinisikan besarnya nilai pendapatan normal ( YN ) adalah tara selama tiga

tahun pendapatan actual. Sedangkan pendapatan transitory ( YT ) adalah selisih dari

pendapatan actual dengan pendapatan normal.

Kemudian Surjit Bhalla dalam buku "The measurement of Permanent Income and

Its Application to Saving Behaviour" dalam mencari besarnya pengaruh pendapatan

terhadap tabungan menggunakan pendapatan permanent yang nilainya sebesar rata-rata

tahun pendapatan actual ( Surjit Bhalla: 1980, h.138 ), dan sama halnya dengan penelitian

Mohabbat dan Simons (1977), kemudian Friedman (1957).

3.2. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi

Sesuai dengan pembahasan yang telah dikemukan, dimana tabungan adalah fungsi

dari pendapatan, dan pendapatan tersebut terperinci menjadi pendapatan permanent

persamaan (24) dan pendapatan transitori persamaan (25), dan pendapatan Normal

dengan menggunakan definisi tiga tahun rata-rata pendapatan aktual.

Kemudian ciri-ciri sosial ekonomi masyarakat, penduduk dan faktor keuangan,

adalah yang akan mempengaruhi tindakan dalam melakukan tabungan. Akan tetapi sesuai

dengan fasilitas perhitungan yang ada, maka tidaklah mungkin untuk melakukan

pengujian dengan menggunakan bentuk persamaan yang memenuhi keseluruhan faktor

yang mempengaruhi keinginan untuk menabungkan bagian pendapatan.

Dengan demikian, bentuk fungsi yang akan dicari berdasarkan definisi-definisi

tersebut diatas, maka dalam studi ini dicoba pula untuk menerapkannya terhadap fungsi

tabungan di Indonsia, tentunya pendekatan yang digunakan adalah permanent income

hypotesis dan akhirnya fungsi-fungsi sesuai definisi tersebut adalah sebagai berikut:

St = a0 + b0 Yt + et ( 31 )

St = a1 + b1 Yp + et ( 32 )

St = a2 + b2 YN + et ( 33 )

St = a3 + b3 Yt + c3 Yt-1 + et ( 34 )

St = a4 + b4 Yp + c4 YT + et ( 35 )

St = a5 + b5 YN + c5 YT + et ( 36 )

dimana:

St = Tabungan Domestik Bruto ( Saving )

Yt = Produk Domestik Bruto ( Pendapatan Actual )

Yt-1 = Pendapatan Actual tahun sebelumnya

Page 13: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

13

Yp = Pendapatan Permanen

YN = Pendapatan Normal

YT = Pendapatan Transitori

ai = Kontanta hasil estimasi ( i = 0,1...5 )

bi, ci = Koefisien Hasil Estimasi

et = Error term.

Dengan menggunakan persamaan (32), (31) dan (33), diperoleh bentuk fungsi

tabungan Indonesia , sebagai berikut:

Tabel 1. Fungsi Tabungan Model Keynes Sederhana

Negara Persamaan R2

1). India *) St = -898.86 + 0.14584 Yp 0.849

(0.0262)

St = -944.94 + 0.15276 Yt 0.848

(0.0276)

2). Indonesia **) St = -1181.55 + 0.377 Yp 0.9969

(56.976)

St = -1180.35 + 0.363 Yt 0.9976

(64.174)

St = -1287.42 + 0.375 YN 0.9946

(13,57)

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

*). Hasil Perhitungan Williamson, dalam K.L Gupta: Economic

Record, June 1970, untuk fungsi tabungan agregatif India, h.244

**). Hasil Perhitungan penulis dengan menggunakan Yt = PDB

berdasarkan harga konstan tahun 1993.

Dari hasil perhitungan untuk model fungsi Keynes sederhana terlihat baberapa

variasi hasil perhitungan untuk Indonesia hasil estimasi (1), (2) dan (3).

Untuk hasil estimasi (1), konstanta a4 menunjukan nilai yang negatif, hal ini sesuai

dengan teori artinya tanpa adanya pendapatan maka besarnya tabungan adalanh negatif,

oleh karena pendapatn permanen yang diukur adalah besarnya dua tahun pendapatan

aktual rata-rata, maka besarnya MPS adalah sebesar 0,337 dengan R2 = 0.9969.

Page 14: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

14

Kemudian untuk menguji keberartian hipotesa yang dikemukakan diperoleh nilai

Thitung > Ttable, yaitu t56.976 > t4.781, dan hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang positif antara pendapatan pernanent dengan tabunganyang diterima.

Dilain fihak nilai konstanta untuk hasil estimasi (2) tidak menunjukan perbedaan

yang berarti, akan tetapi MPS dengan pendapatan actual lebih kecil jika dibandingkan

dengan menggunakan pendapatan permanen, yaitu sebesar 0.363. Artinya jika terjadi

kenaikan RP 1000 pendapatan actual maka yang ditabung adalah sebesar Rp 363,

sedangkan R2 untuk model hasil estimasi (2) menghasilkan nilai yang lebih kecil jika

dibanding dengan menggunakan model hasil estimasi (1) dan berarti pendapatan aktual

mampu menerangkan 99,76 % sebagai variabel yang mempengaruhi tingkat pendapatan.

Sedangkan hipotesa juga diterima, yang berati nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-

tabel, yaitu t0.0005 = 4,781 dan t64,17 > t4,781.

Pada model hasil estimasi (3) dengan menggunkan pendapatan normal, nilai

MPSN adalah antara MPS dengan pendapatan aktual dengan pendapatan permanen yaitu

sebesar 0.375. Artinya setiap kenaikan Rp 1000, maka bagian pendapatan yang

ditabungkan adalah sebesar Rp 375. Akan tetapi pendapatan normal lebih kecil

kemampuannya menerangkan jika dibanding dengan model hasil estimasi (1) dan (2),

yaitu R2 = 0,9946. Untuk nilai t-hitung menunjukan kondisi yang lebih besar dari t-tabel,

t13,57 > t4,781.

Syahrudin (1976) telah meneliti fungsi konsumsi di Sumatera Barat dengan

menggunakan model konsumsi Keynes. Dari cross section data menggunakan 484 sampel

untuk daerah perkotaan dan 349 sampel untuk daerah desa, maka diperoleh besarnya

MPC perkotaan adalah lebih kecil jika dibanding dengan MPS daerah desa. Sesuai

dengan formula dimana MPS = 1 - MPC, maka MPS kota sebesar 0,25 dan MPS desa

sebesar 0.36 ( Syahruddin: 1981, h.207 ). Penemuan ini persis sama denga Hananto Sigit

(1978), Krisnamurty (1965).

Selanjutnya zamzami Munaf telah mencoba menemukan fungsi konsumsi di

Indonesia dengan menggunakan data tahun 1960-1980 dan dengan menggunakan

pendapatan disposibel sebagai penentu besarnya konsumsi, maka diperoleh MPC jangka

panjang sebesar 0,83. penelitian ini menemukan tingkat perhitungan yang lebih besar dari

penemuan Syahruddin ( Zamzami Munaf: 1984, h.23 ), dengan tingkat R2 sebesar 0.962

dan nilai t-hitung sebesar 15,95. Dari nilai MPC jangka panjang tergambar MPS sebesar

0,17. Selanjutnya perhitungan MPC jangka pendek menunjukan nilai yang lebih kecil

dari jangka panjang, yaitu sebesar 0.81, sehingga MPC jangka pendek sebesar 0,19.

Kemudian dengan menggunakan pendapatan disposibel menurut harga yang berlaku

maka MPC sebesar 0,74.

Perhitungan yang telah dilakukan untuk negara India, dimana nilai MPS agregate

India adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS Indonesia, dimana MPS untuk

pendapatan actual sebesar 0.15. Sedangkan perhitungan MPS untuk pendapatan

permanen memberikan hasil yang lebih kecil daripada hasil dengan menggunakan

pendapatan actual, yaitu sebesar 0,14.

Page 15: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

15

Selanjutnya, penelitian fungsi tabungan di India yang dilakukan oleh K.L Gupta,

menemukan nilai MPS daerah kota sebesar 0,38 dan secara keseluruhannya MPS untuk

India sebesar 0.30, ini menggunakan pendapatan perkapita tabungan dan perkapita real

income periode data 1950/1951-1965/1966 ( K.L Gupta: 1970,h.580 ). Dengan

menggunakan persamaan (35) dan (34), diperoleh bentuk fungsi tabungan Indonesia

sebagai berikut:

Tabel 2. Fungsi Tabungan Dengan Menggunakan

Permanent dan Transitory Income

Negara Persamaan R2 F

1). India *) St = -106.54 + 0.14417 Yp - 0.27254 YT 0.861 -

(0.289) (0.1236)

St = -919.39 + 0.2066 Yt - 0.0573 Yt-1 0.856 -

(0.0760) (0.0751)

India**) Su = - 303.6975 + 0.4752 Ypu + 0.0010 YT 0.66 -

(74.143) (0.0956) (0.1738)

Sr = 1.5551 + 0.0249 Ypr + 0.0387 YTr 0.94 -

(0.4557) (0.0029) (0.0038)

2). Indonesia***) St = -1181.3 + 0.37 Yp + 0.25 YT 0.99765 1910.5

( 48.5) (1.60)

St = -1180.6 + 0.34 Yt + 0.03 Yt-1 0.99760 1868.1

(3.226) (0.269)

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

*). Hasil perhitungan Williamson **). Hasil perhitungan K.L Gupta ( u = urban atau kota, r = rural "desa" )

***). Hasil perhitungan peneulis dengan PDB.

Dari hasil perhitungan, maka diperoleh MPS dengan pendapatan permanen

sebesar 0.37 dan kemudian untuk MPS transitori lebih kecil dari MPS dengan pendapatan

permanen, yaitu sebesar 0.25. Pada analisa untuk permanen dapat dikemukan bahwa

setiap kenaikan 1 pendapatan transitori akan menyebabkan penabungan 0.37, sedangkan

setiap kenaikan yang sama pada pendapatan transitori akan menyebabkan penabungan

sebesar 0.25.

Page 16: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

16

Dari model tersebut memberikan keterangan dengan nilaiR2 sebesar 0.99765,

artinya dengan ditambah pendapatan transitori kedalam model maka nilai R2 menjadi

lebih besar. Artinya dengan kedua komponen pendapatan tersebut telah mampu

menerangkan fungsi sebesar 0.997 dan sisanya diwakili oleh nilai ut dan konstanta.

Sedangkan nilai a menunjukan tidak begitu berbeda dengan pembentukan model dengan

satu variabel bebas saja. Sungguhpun begitu hipotesa yang dikemukan, namun tetap

diterima mengingat nilai tb ( t-observasi ) lebih besar daripada t-tabel pada tingkat

kepercayaan yang lebih dari 99 %, tetapi nilai tc menunjukan nilai yang lebih rendah dari

tb, namun masih significant pada tingkat antara 90 % dengan 95 % ( t1,6 > t1,383 ) dengan

derajat keyakinan sebesar 90 %.

Lain halnya dengan hasil perhitungan dengan menggunakan pendapatan actual tahun t

dan tahun t-1 yang menunjukan hasil MPS yang lebih kecil dibanding dengan pendapatan

permanen. Nialai tersebut adalah sebesar 0.34, namun demikian tetap significant dan

hipotesapun diterima, dan untuk pendapatan sebelumnya adalah menunjukan nilai yang

sangat kecil, yaitu sebesar 0.03 lagipula tidak significant. Artinya adalah ditolak untuk

menerima adanya hubungan positif antara penabungan dengan pendapatan satu tahun

sebelumnya.

Lain halnya dengan perhitungan Williamson nilai MPS dengan pendapatan

permanen jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS yang menggunakan

pendapatan actual, sedangkan hubungannya dengan pendapatan transitori berbrntuk

negatif, sama halnya dengan pendapatan actual.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh K.L Gupta menunjukan hasil yang berbeda antara

MPS daerah kota dengan permanen dan transitori dibanding MPS daerah desa ( K.L

Gupta: Ibid, h.581 ). Hasil penemuannya adalah bahwa MPS permanen daerah perkotaan

lebih besar dari MPS permanen daerah pedesaan (lihat Tabel 2).

4.2. Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Negara Lain

Untuk pengujian model persamaan (36) dimana Indonesia dan dibanding dengan

beberapa negara lainya, hasil perhitungan tersebut dicantumkan pada tabel 3. Sesuai

dengan perkiraan secara teori, bahwa MPS dengan pendapatan transitori lebih tinggi

dengan pendapatan Normal ( Nathaniel H. Leff and Kazuo Sato: Op-cit, h.1126 ).,

ternyata perkiraan tersebut benar-benar menurut hasil perhitungan, akan tetapi parameter

hasil perhitungan untuk negara Israel mengalami pengecualian, karena hasil perameter

untuk MPS dengan pendapatan transitori nilainya negatif sedangkan untuk MPS dengan

pendapatan Normal nilainya paling kecil jika dibanding dengan hasil perhitungan dengan

negara-negara lainya. Hal ini disebabkan bahwa negara Israel lebih banyak menggunakan

"anggaran keuangannya untuk perang".

Hasil perhitungan untuk Indonesia menunjukan nilai t-observasi t34,8 > t4,781 dimana t-

tabel untuk derajat 0.0005 sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa hubungan yang

Page 17: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

17

positif antara pendapatan normal dengan tingkat tabungan, sedangkan untuk t-hitung

terhadap pendapatan transitori menunjukan tingkat significant dimana t0.90 < t1,833

terhadap derajat 0.05, sehingga hipotesa yang menyatakan adanya hubungan positif

antara pendapatan transitori dengan penabungan.

Secara keseluruhan pengujian tersebut, maka pendapatn normaldan pendapatan

transitori mampu menerangkan sebesar 0.99 ini terlihat dengan nilai R2, sedangkan lebih

kurang nilai 0.01 lagi diwakili oleh Ut dan nilai konstanta.

Tabel 3. Fungsi Tabungan Dengan Pendekatan Normal Income, dan

Transitory Income: St = a + b YN + c YT + et

Negara Nilai Koefisien

Konstanta YN YT R2

F D-W

Brazil -10.3 0.185 0.246 0.88 64.7 1.03

( 9.59 ) ( 1.32 )*

Costa Rica 12.7 0.130 0.822 0.92 96.6 1.53

( 7.00 ) ( 4.44 )

Israel 25.2 0.123 -0.058 0.89 30.9 0.81

( 5.48 ) ( 0.23 )

Fhilipines -1365.0 0.238 0.733 0.91 84.0 0.72 ( 10.54 ) ( 2.42 )

Taiwan -12.2 0.271 0.842 0.97 234.1 1.56

( 6.18 ) ( 2.20 )

Indonesia **) -1313.3 0.376 0.225 0.99 740.3 2.65

( 34.80 ) ( 0.90 )

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

*). Tidak significant pada derajat keyakinan 90 % **). Hasil perhitungan peneulis untuk Indonesia 1970-1981, denganmenggunakan PDB,

dan hasil perhitungan untuk negara lain,...liahat Leff and Kazuo Sato, table 3, p.1126.

Pengetesan secara keseluruhan dapat diperlihatkan dengan tingginya nilai Ftest

untuk Indonesia sebesar 740.3 dan hasil perhitungan D-W menunjukan nilai 2.65 artinya

dibanding dengan pengertian D-W, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol diterima,

akan tetapi terjadi no-autocorrelation, artinya tidak ada hubungan kedua-duanya antara

pendapatan normal dengan pendapatan transitori, sehingga dari kedua jenis pendapatan

ini tidak bisa dibuat bentuk fungsi , dan menurut hipotesa yang dinyatakan Friedman,

menunjukan tidak adanya hubungan antara pendapatan transitori dengan pendapatan

permanen atau konsumsi permanen.

Page 18: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

18

Hasil perhitungan untuk negara lainya menunjukan bahwa pendapatan normal

samna-sama diterimasebagai penyebab dari tabungan ini terlihat tingginya nilai t-hitung

keenam negara tersebut (termasuk India). Akan tetapi untuk negara Brazil dan Israel

menunjukan nilai t-hitung yang tidak significant terhadap parameter pendapatn transitori,

sedangkan nilai konstanta menunjukan nilai yang negatif untuk negara Brazil, Indonesia,

Philippines dan Taiwan. Negara Israel dan Costa Rica tidak mengalami hal yang

demikian, dimana nilai tabungan pada saat pendapatan normal dan pendapatan transitori

sama dengan nol bernilai positif.

Penelaahan dapat dilakukan lebih mendalam dari hasil perhitungan tersebut,

dimana untuk Indonesia setiap peningkatan satu nilai pendapatan normal akan

ditabungkan sebesar 0.367. Kemudiansetiap penambahan satu pendapatan transitori akan

dilakukan penambahan tabungan sebesar 0.225.

Ternyata hasil perhitungan (lihat Surjit Bhalla: 1980, h.744), menunjukan bahwa konstnta

lebih kecil dari nol, dan MPS dengn pendapatan tarnsitori lebih besar dari MPS dengan

permanen income, hal ini dengan menggunakan pengelompokan tingkat pendapatan

menurut rumah tangga yang dilakukan pada thun 1976 untuk negara India, dimana hasil

terhadp survey 1980 jumlah rumah tangga menunjukan nilai MPS dengan pendapatan

tansitori sebesar 0.30, sedangkan nilai MPS dengan permanen income sebesar 0.22 .

5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

5.1. Kesimpulan

Analisa ini dilatar belakngi oleh keinginan untuk menjawab bentuk tabungan Indonesia

dengan permanent Income Hypotesis, adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut:

(1) Rata-rat kenaikan pendapatan selama periode 1970-1982 adalah sebesar 7,5 %,

sedangkan tabungan yang tercermin atas nilai penanaman modal dalam negeri telah

mampu naik dari 715,1 milyar tahun 1970 meningkat menjadi 3218,6 milyar tahun

1981, suatu pertumbuhan diatas pertumbuhan pendapatan yaitu 13,4 %.

(2) Bentuk fungsi tabungan menunjukan hal yang tidak jauh berbeda dengan hipotesa

yang dikemukakan Friedman dimana hubungan yang positif antara pendapatan

permanen dengan tabungan di Indonesia. Baik menggunakan pendapatan aktual,

pendapatan permanen dan pendapatan normal menunjukan hasil yang tidak begitu

menjolok. Perbedaanya indikasi ini terletak pada nilai konstanta dari ketiga jenis hasil

perhitungan dengan menggunakan konsep pendapatan tersebut memberikan nilai

yang hampir bersamaan, yaitu 0.37.

(3) Nilai MPS dengan menggunakan pendapatan transitori relatif lebih besar dari nilai

MPS dengan menggunakan pendapatan normal, nilai perhitungan ini hampir

bersamaan dengan hasil perhitungan lainnya.

Page 19: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

19

(4) Dari estimasi parameter-parameter yang didapat, menunjukan bahwa tabungan

memberikan respon yang significant terhadap pertumbuhan pendapatan di Indonesia

dalam jangka waktu penelitian yang dilakukan.

(5) Perbandingan hasil perhitungan MPS agregate, menunjukan hasil yang lebih besar

dengan menggunakan pendapatan permanen jika dibanding dengan negara India,

dilain fihak pengaruh pendapatan ransitori terhadap tabungan menunjukan hubungan

yang positif, sedangkan di negara India menunjukan hubungan yang negatif.

5.2. Saran-saran

Dari hasil penyusunan studi ini belumlah mencakup seluruh variabel yang

mungkin dapat dimasukan ke dalam model yang dapat mempengaruhi besarnya

tabungan. Kemudian perhitungan personal saving membutuhkan penelitian yang lebih

mendalam baik ditinjau terhadap tingkah laku tabungan daerah desa dan kota, sehingga

dengan terbukanya kemungkinan penelitian terhadap kekurangan ini dapat

kiranyamenambah manfaat untuk diketahui sejumlah variabel yang mempengaruhi

tingkat tabungan.

DAFTAR BACAAN

A, Koutsoyianis., "Theory of Econometrics: An Intoduction Econometric Methods,

MacMillan, 1978.

Ackley, Garder., "Teori Ekonomi Makro", Universitas Indonesia, Jakarta 1983.

Anne Booth dan Peter Mc Cawley., "Ekonomi Orde Baru", Lembaga Penelitian

Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta 1982.

Boediono, DR., "Teori Pertumbuhan Ekonomi", BPFE, Yokyakarta 1982.

Chounddury, U.D. Roy., "Income, Consumption and Saving in Urban and Rural India" ,

Review of Income and Wealth, Series 14, March 1968.

Esmara, Hendra dkk., "Beberapa Indikator Pembangunan Indonesia", dalam mayarakat

Indonesia, Tahun ke-IX, no.2, 1982.

Friedman, M., "A Theory of The Consumption Function", Priceton University

Press,1957.

Gupta, K.L., "On Some Determinant of Rural and Urban Household Saving Behaviour,

Economic Record, December 1970.

________., "Personal Saving in Developing Nation: Further Evidence", The Economic

Record, June 1970.

Glassburner, Bruce dan Aditiawan Chandra., "Teori Dan Kebijaksanaan Ekonomi

Makro", LP3ES, 1979.

H. Leff, Nathaniel and Kazuo Sato., "A Simultaneous Equation Models of Saving in

Developing Countries", Journal Political Economy, 1978.

Page 20: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

20

Kamaluddin, Rustian., "Beberapa Aspek Pembangunan Nasional Dan Daerah", Ghalia

Indonesia, 1983.

________________., "Pengantar Teori Ekonomi Makro", Universitas Andalas, Padang

1978.

P. Todaro, Michael., "Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ke-Tiga", Ghalia Indonesia,

Jakarta 1985.

Keynes, John Maynard., "The General Theory of Employment Interest and Money",

MacMillan, London 1967.

Kuznets, Simon., "Economic Growth of Nation", dalam Teori Ekonomi dan

Penerapannya di Asia, PT Gramedia, Jakarta 1981.

Lewis, W. Arthur., "Development Planning: The Essential of Economic Policy", Happer

and Row, New York 1966.

Munaf, Zamzami., "Fungsi Konsumsi Di Indonesia", Laporan Penelitian, Universitas

Andalas, Padang 1984.

T. Oshima, Harry., "Penyerapan Tenaga Kerja di Asia Timur Dan Tenggara", PT

Gramedia, Jakarta 1981.

S. Bhalla, Surjit., "The Measurment of Permanent Income and Its Application to Saving

Bahaviour", Journal Political Economy, Vol.88, no.41, 1980.

Sukirno, Sadono., "Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah", LP-FEUI,

Jakarta 1976.

Syafrizal., "Metodologi Perencanaan Pembangunan Wilayah Daerah Sumatera Barat",

Paper, FE-Univ.Andalas, Padang 1983.

Syahruddin., "Fungsi Konsumsi Dan Kenyataan Di Sumatera Barat., EKI, Vol XXIX,

no.2, Juni 1981.

William H. Branson and James M. Litvak., "Macroeconomic", Second edition, Harper

International edition, New York 1981.

Wirzon., "Kebutuhan Tabungan Di Indonesia", Skripsi Sarjana, Universitas Andalas,

Padang 1985.

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 21: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

21

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 22: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

22

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 23: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

23

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 24: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

24

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 25: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

25

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 26: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

26

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 27: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

27

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 28: PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN … · PENGUJIAN MODEL FUNGSI TABUNGAN INDONESIA DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

28

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------