PENGUATAN PENELITIAN DAN PERCEPATAN INOVASI ... - drn.go… III DRN 14 DES 2016 (PAPARAN... ·...
Transcript of PENGUATAN PENELITIAN DAN PERCEPATAN INOVASI ... - drn.go… III DRN 14 DES 2016 (PAPARAN... ·...
PENGUATAN PENELITIAN DAN PERCEPATAN INOVASI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN
MENINGKATKAN DAYA SAING DI BIDANG KESEHATAN DAN OBAT
Sidang Paripurna III Dewan Riset Nasional
Jakarta, 14 Desember 2016
SUMBANGAN PEMIKIRAN KOMTEK KESEHATAN DAN OBAT
1. Jumlah penduduk terus bertambah, yaitu 255,5 juta (2015) diperkirakan
terus meningkat menjadi 271,1 juta (2020), yang diikuti dengan
pergeseran demografi (peningkatan jumlah penduduk kelompok usia
produktif dan usia lanjut)
2. Tingkat kejadian penyakit tidak menular terus meningkat (stroke,
jantung, diabetes, hipertensi, kanker termasuk kecelakaan lalu lintas),
namun kejadian penyakit menular (infeksi) tetap tinggi
3. Kebutuhan obat, alat kesehatan, diagnostik dan produk pendukung lain
terus meningkat. Namun total belanja kesehatan masih rendah, (2,7%
dari GDP)
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL
4. Industri farmasi nasional telah bisa memenuhi 95% kebutuhan
obat dalam negeri, namun lebih dari 90% kebutuhan BBO
tergantung pada impor.
5. Sekitar 94% kebutuhan alat kesehatan dan diagnostik juga
tergantung pada impor. Industri hulu (bahan baku) dan industri
antara juga belum berkembang
6. Belanja kesehatan (skema JKN) terus meningkat, dari Rp. 42,6
triliun pada 2014 meningkat menjadi Rp. 56,9 triliun pada 2015
Industri kesehatan (farmasi, alkes, diagnostika) merupakan
industri padat teknologi, padat modal dan regulasi yang ketat.
Selain itu perkembangan teknologi bidang kesehatan sangat
cepat.
Riset dan inovasi merupakan keharusan bagi industri kesehatan.
Riset bidang kesehatan dan obat (riset pengembangan produk)
diarahkan pada upaya mewujudkan kemandirian, meningkatkan
daya saing melalui penguatan riset dan inovasi yang selaras
dengan kebutuhan industri (market driven)
TEMA RISET
PRIORITAS
6
2
7 3
5
1
Pengembangan teknologi produksi
BBO
Pengembangan teknologi
produksi produk biologi,
biosimilar dan sel punca
Pengembangan
teknologi produksi obat
bahan alam
Riset NEUROSAIN untuk
membangun karakter
bangsa
Riset kebijakan
terobosan pada
penelitian
Riset kebijakan
pembiayaan
kesehatan, mutu
pelayanan
kesehatan, sistem
informasi dan
humaniora
4
Pengembangan teknologi
produksi alkes dan in vitro
diagnostic
Saat ini hampir semua negera berpacu mengembangkan
teknologi pengobatan dengan sel punca. Sel punca (Stem cell)
merupakan jenis pengobatan masa depan yang penting untuk
dikembangkan di Indonesia. Penguasaan ilmu dan teknologi
sel punca di Indonesia sejajar dengan negara-negara lain,
semua masih dalam fase dan korider riset.
PENGUATAN PENELITIAN DAN PERCEPATAN INOVASI :
Penelitian sel punca sebagai model
1) Terapi sel punca untuk infarkmiokard dan endstagecardiac disease chronic (Kluster
Kardiovaskular)
2) Terapi sel punca untuk patah tulang gagal sambung (fraktur non union) dan fraktur tulang
panjang dengan defek tulang kritis (Kluster Neuromuskuloskeletal)
3) Terapi sel punca untuk cedera modula spinalis (spinal cord injury) dan cedera saraf perifer
(Kluster Neuromuskuloskeletal)
4) Terapi sel punca untuk defek tulang rawan (kartilago) (Kluster Neuromuskuloskeletal)
5) Terapi sel punca untuk penyakit pembuluh darah perifer (Peripheral Arterial Disease) pada
penyandang diabetes (Kluster Endokrin Metabolik)
6) Terapi Cultured Ephitelial Autograft(CEA) secara autolog pada pasien luka bakar (Kluster
Integumen)
• Kemajuan dan keberhasilan riset di UPT sel punca RSCM, Pusat
Penelitian sel punca Dr Soetomo dan beberapa pusat riset sel
punca yang lain, merupakan modal kuat dan peluang menuju
keunggulan.
• Tantangan yang dihadapi dalam penemltian sel punca adalah,
dukungan pendanaan riset yang kurang, sehingga upaya
pencapaian best clinical practices sel punca menjadi
terhambat.
• Dukungan pendanaan dalam bentuk block grand, kemudahan
birokrasi (adminsitrasi tatakelola dana riset) dan regulasi untuk
mendukung percepatan tersusunnya panduan pelayanan medik sel
punca sangat diperlukan.
REKOMENDASI
1. Riset pengembangan dan pemanfaatan sel punca perlu diangkat
menjadi salah satu riset prioritas nasional
2. Perlu penguatan dan percepatan riset sel punca dalam bentuk
konsorsium riset dengan dukungan pendanaan yang kuat dari
Kemenrsitekdikti