PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

12
114 Volume 6 No. 2 Desember 2014 Jurnal Penelitian Seni Budaya Pendahuluan Penguatan citra merek dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui komunikasi visual, salah satunya dengan perancangan identitas merek yang berkarakter. Perancangan identitas merek yang berkarakter menuntut integrasi aspek karakter produk dan unsur visual pendukung identitas merek seperti tipografi, ilustrasi, bentuk, dan warna. Integrasi unsur visual tersebut menghasilkan karakter identitas merek yang diinginkan. Penerapan tipografi yang sesuai, merupakan aspek yang penting mengingat tipografi memengaruhi kesan visual merek. Tipografi menjadi wakil merek secara visual, sehingga karakter yang dimiliki oleh tiap huruf akan mencerminkan citra merek yang diwakilinya. Tipografi yang diterapkan dalam penelitian terdahulu adalah hasil penelitian terhadap karakter visual aksara-aksara Nusantara. Penerapan tipografi berkarakter aksara Nusantara pada identitas merek produk batik menjadikan karakter yang ada pada aksara Nusantara mewarnai citra produk melalui tampilan huruf yang digunakan. Model penciptaan huruf baru secara khusus ( custom) ini mampu meningkatkan citra produk menjadi memiliki karakter khas dan berbeda dengan merek produk yang menggunakan huruf Latin biasa yang disediakan oleh sistem komputer. Tidak semua huruf baru yang diciptakan pada penelitian sebelumnya dapat diterapkan dalam penelitian ini, karena huruf yang sesuai dengan produk dan aspirasi pemilik produk hanya ada tiga jenis, yaitu huruf Palawa Style, Kawi Style, dan Hanacaraka Style. Huruf-huruf kreasi baru lainnya seperti Batak Style, Rejang Style, dan Bugis Style dianggap tidak PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI VERNACULAR Taufik Murtono Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Abstract This study aims to design a brand identity of batik with vernacular typography. Vernacular typogra- phy is typography with daily life character that is familiar with the activities of local community. Vernacular typography is used in this study because the types that are created by the previous re- search do not meet the needs of the product owners at batik center in Bayat, Klaten District. The method used is descriptive qualitative research to find qualitative data that is used as the base of the vernacular typography creating through the design process which is divided into four stages. The stages covers assimilation, such as the collection and arrangement of information problem that is being studied; general studies, such as investigating the characteristics of the problem and possible solutions as well as tools and support materials; developing, creating and modifying; communication concerning the creative presentation of one or more solutions to the people inside and outside of the research team. Small scale industries such as batik center Bayat have disadvantages in accessing creative sources because of the limited capital and opportunity. Therefore, this study becomes a help- ful thing in designing the brand identity for small industries. The results obtained include vernacular typography design that is traced from the surrounding environment so that they produce special typefaces for example typographic style of batik motif, street-style typography, typographic style engraving, handwriting-style typography, and free-style typography. Typographies that are gener- ated subsequently applied in developing batik brand identity. Keywords: Typography, vernacular, brand, batik

Transcript of PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

Page 1: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

114 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

PendahuluanPenguatan citra merek dapat dilakukan

dengan berbagai cara melalui komunikasi visual, salahsatunya dengan perancangan identitas merek yangberkarakter. Perancangan identitas merek yangberkarakter menuntut integrasi aspek karakter produkdan unsur visual pendukung identitas merek sepertitipografi, ilustrasi, bentuk, dan warna. Integrasi unsurvisual tersebut menghasilkan karakter identitas merekyang diinginkan. Penerapan tipografi yang sesuai,merupakan aspek yang penting mengingat tipografimemengaruhi kesan visual merek. Tipografi menjadiwakil merek secara visual, sehingga karakter yangdimiliki oleh tiap huruf akan mencerminkan citra merekyang diwakilinya.

Tipografi yang diterapkan dalam penelitianterdahulu adalah hasil penelitian terhadap karakter

visual aksara-aksara Nusantara. Penerapan tipografiberkarakter aksara Nusantara pada identitas merekproduk batik menjadikan karakter yang ada padaaksara Nusantara mewarnai citra produk melaluitampilan huruf yang digunakan. Model penciptaanhuruf baru secara khusus (custom) ini mampumeningkatkan citra produk menjadi memiliki karakterkhas dan berbeda dengan merek produk yangmenggunakan huruf Latin biasa yang disediakan olehsistem komputer.

Tidak semua huruf baru yang diciptakan padapenelitian sebelumnya dapat diterapkan dalampenelitian ini, karena huruf yang sesuai dengan produkdan aspirasi pemilik produk hanya ada tiga jenis, yaituhuruf Palawa Style, Kawi Style, dan HanacarakaStyle. Huruf-huruf kreasi baru lainnya seperti BatakStyle, Rejang Style, dan Bugis Style dianggap tidak

PENGUATAN CITRA MEREK BATIKDENGAN TIPOGRAFI VERNACULAR

Taufik Murtono

Program Studi Desain Komunikasi VisualFakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta

Abstract

This study aims to design a brand identity of batik with vernacular typography. Vernacular typogra-phy is typography with daily life character that is familiar with the activities of local community.Vernacular typography is used in this study because the types that are created by the previous re-search do not meet the needs of the product owners at batik center in Bayat, Klaten District. Themethod used is descriptive qualitative research to find qualitative data that is used as the base of thevernacular typography creating through the design process which is divided into four stages. Thestages covers assimilation, such as the collection and arrangement of information problem that isbeing studied; general studies, such as investigating the characteristics of the problem and possiblesolutions as well as tools and support materials; developing, creating and modifying; communicationconcerning the creative presentation of one or more solutions to the people inside and outside of theresearch team. Small scale industries such as batik center Bayat have disadvantages in accessingcreative sources because of the limited capital and opportunity. Therefore, this study becomes a help-ful thing in designing the brand identity for small industries. The results obtained include vernaculartypography design that is traced from the surrounding environment so that they produce specialtypefaces for example typographic style of batik motif, street-style typography, typographic styleengraving, handwriting-style typography, and free-style typography. Typographies that are gener-ated subsequently applied in developing batik brand identity.

Keywords: Typography, vernacular, brand, batik

Page 2: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

115Volume 6 No. 2 Desember 2014

Taufik Murtono : Penguatan Citra Merek Batik dengan Tipografi Vernacular

sesuai dengan produk batik dan tidak dikehendaki olehpemilik merek.

Usaha peningkatan citra produk melaluikomunikasi visual perlu terus dilakukan, mengingatbegitu banyaknya peninggalan budaya visualNusantara yang dapat dimanfaatkan sebagai inspirasidesain. Selain aksara masih banyak peninggalanbudaya visual lain seperti ornamen, bangunan, busana,dan lain sebagainya yang belum sepenuhnyadimanfaatkan dalam penciptaan huruf baru.

Tipografi vernacular merupakan kreasihuruf baru yang mengambil inspirasi dari hal-halsehari-hari. Tipografi jenis ini berkesan tradisi, akrab,dan khas karena proses penciptaanya berangkat daripotensi lokal.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapioleh industri batik di Klaten khususnya BatikKelengan, maka masalah yang harus dipecahkanadalah bagaimana merancang identitas merek batikdi sentra batik Bayat, kabupaten Klaten dengantipografi vernacular.

Penelitian ini bertujuan melakukan riset visualyang guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalamperancangan tipografi vernacular di sentra batikBayat. Tipografi vernacular yang dihasilkanselanjutnya diterapkan dalam perancangan identitasmerek batik di wilayah tersebut.

Ketergantungan masyarakat terhadap sistempenulisan Latin memang tidak dapat dihindari.Ketergantungan tersebut tidak harus diikuti denganketergantungan penggunaan jenis huruf Latinstandard internasional yang disediakan komputersecara terus-menerus. Masyarakat industri perlumempertimbangkan kreasi jenis huruf baru yangmemiliki karakter lokal. Industri berskala besardengan mudah memperoleh sumber-sumber kreatifbagi perancangan identitas merek mereka, kebalikanbagi industri kecil seperti sentra batik di Bayat.Industri kecil memiliki kelemahan dalam mengaksessumber kreatif karena keterbatasan modal dankesempatan. Oleh karena itu penelitian ini akansangat membantu terwujudnya rancangan identitasmerek bagi industri kecil ini.

Hasil dan PembahasanIdentitas merek adalah nama yang

membedakan dan atau simbol (seperti logo, merekdagang, atau paket desain) yang dimaksudkan untukmengidentifikasi barang atau jasa dari produsen danberfungsi untuk membedakan barang-barang ataujasa dari pesaing identitas merek adalah asosiasi unik

dari merek yang menyiratkan janji kepada konsumen(Ghodeswar, 2008: 4).

Merek merupakan janji produsen untukmenyampaikan kesimpulan sifat, manfaat, dan jasaspesifik secara konsisten kepada pembeli. Merekdapat menyampaikan empat tingkat arti:a. Atribut. Merek akan mengingatkan orang pada

atribut tertentu. Misalnya keawetan dansebagainya sehingga hal ini memberikan suatulandasan pemosisian bagi atribut lain dari produktersebut.

b. Manfaat. Pelanggan tidak membeli atribut tetapimereka membeli manfaat dari produk tersebut.Oleh karena itu atribut harus diterjemahkanmenjadi manfaat fungsional dan emosional.

c. Nilai. Merek juga mencerminkan sesuatumengenai nilai-nilai pembeli. Misalnya saja menilaiprestasi, keamanan, dan gengsi suatu produk.

d. Kepribadian. Merek menggambarkankepribadian. Merek akan menarik orang yanggambaran sebenarnya dan citra dirinya cocokdengan citra merek (Kotler dan Armstrong, 2007:70).

Tulisan mengenai etiket batik olehHermansyah Muttaqin memberi pengetahuan tentangvisualisasi etiket batik di Surakarta. Dinamika batikyang dibuat pengusaha batik di Kauman Surakartadari tahun 1950 sd. 1970 awal kemunculannya didugamengadopsi dari kain mori impor yang digunakansebagai bahan baku pembuatan batik. Dari beragametiket kain mori impor tersebut kemudian diadopsipara pengusaha batik untuk penggunaan etiket padabatik produksinya. Etiket batik yang ditemukan diKauman dapat dibedakan menjadi dua periode, yaituperiode sebelum tahun 1947 dan periode setelah tahun1947 (Hermansyah Muttaqin, “Perkembangaan EtiketBatik di Kauman Surakarta Tahun 1950 – 1970”,Jurnal Dewa Ruci Vol. 7 No. 1, Juli 2011: 101).

Keberadaan seni huruf yang dikreasi secaramanual di Klaten dan sekitarnya saat ini sudah sulitdijumpai. Hal ini dapat terjadi karena kemudahan yangditawarkan oleh teknologi komputer dan mesin cetakmodern telah memutus mata rantai produksi senihuruf manual. Pengaruh teknologi cetak modernbeserta perangkat komputer desktop publishingmenjadikan tipografi yang digunakan masyarakat saatini kehilangan keunikan, karena ketiadaan sentuhantangan para kreator seni huruf manual. Di sisi lainkemudahan dalam proses desain terutama padapenggunaan huruf komputer, menjadikan masyarakat

Page 3: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

116 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

terlena dalam mengaplikasikan jenis-jenis huruf.Aplikasi beberapa jenis huruf dalam satu tampilanpublikasi tidak jarang akan membuat kesimpang-siuran kesan yang ingin disampaikan.

Gambar 1. Sarana promosi UKM batik di Klaten dengantipografi komputer dan produksi cetak moderen.

Desainer bukan pengguna huruf biasa.Mereka dituntut memandang karakter huruf secarakreatif dan berpikiran terbuka, bahkan desainer wajibberpikir keluar, jauh meninggalkan kebiasaan orangpada umumnya. Kualitas seorang desainer ditentukanoleh kemampuannya melihat hubungan unsur-unsurdesain, dalam hal ini karakter huruf dengan konteksdan permasalahan yang akan dipecahkan. Bilaseorang desainer mampu melihat hubungan yangtidak dipikirkan oleh orang kebanyakan, dapat kiranyaia disebut desainer yang kreatif.

Ina Saltz dalam buku Tipography Essentialmenjabarkan eksplorasi huruf yang menghasilkankretivitas desain yang tak terbatas.

Setiap karakter huruf memiliki kekhasantersendiri. Setiap huruf dapat berfungsi sebagai ikon,gambar, dan pesan visual diluar fungsinya sebagaialfabet. Huruf dapat berdiri sendiri sebagai bentuklain, tampil sebagai siluet dalam wujud monokrom,tekstur, pola, dan lain sebagainya.

Gambar 2. Identitas merek di atas walaupun tidak istimewadalam capaian desain, namun memenuhi persyaratan sebagaikreasi yang memperlakukan huruf sebagai bidang. Pada logo-logo tersebut terlihat karakter membentuk bidang berbentuk

objek yang dikomunikasikan. (Sumber: brandcrowd.com)

Ruang di sekitar huruf biasa disebut counterspace. Pemanfaatan ruang tersebut dapat menjadisarana penguatan karakter desain, dengan kata lainakan menjadikan kreasi desain yang unik danmenonjol. Ruang di sekitar huruf dapat dikeloladengan menambah warna, tekstur, gambar dan lainsebagainya. Pencarian karakter desain denganmemanfaatkan counter space bisa jadi akanmemperoleh kualitas desain yang istimewa.

Gambar 3. Logo Brand Union sebuah perusahan brandingterkemuka bertaraf internasional. Pemanfaatan counter space

menjadi pilihan utama pembentukan logo perusahaan ini.Keputusan memanfaatkan counter space memiliki landasankuat, mengingat dengan diisinya ruang dalam counter spacemenjadikan ruang ini sebagai pembangun bentuk logo/tulisanyang sangat tepat merefleksikan klaim Brand Union sebagai

ahlinya pembangunan merek/brand building (Sumber:brandunion.com).

Membuat detail pada huruf diperlukan untukmenambahkan makna-makna khusus pada desainyang dibuat. Bahkan penambahan garis ataulengkungan sederhana dapat memberi arti.

Page 4: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

117Volume 6 No. 2 Desember 2014

Taufik Murtono : Penguatan Citra Merek Batik dengan Tipografi Vernacular

Gambar 4. Sekedar menambah lengkungan pada huruf Nuntuk menginteraksikan judul buku dengan pengarangnya,

selain menambah khas karekter desain yang dihasilkan, ataumengubah keseluruhan tampilan karakter huruf untukmendapat kesan yang diinginkan (Sumber: Ina Saltz,

Tipography Essential).

Karakter huruf pada dasarnya memiliki sisiemosional, ada karakter dengan emosi maskulin,feminin, lucu, seram, khawatir, dan lain-lain. Sisiemosional tersebut dapat diperkuat dengan rekayasadesain grafis untuk mendapatkan kesan yangdiinginkan secara kuat.

Gambar 5. Jenis huruf yang digunakan tidak terlalu lucu,namun kreasi desain dengan menata huruf secara tumpang-tindih tersebut menjadikan kesan yang ingin dicapai cukup

berhasil (Sumber: Ina Saltz, Tipography Essential).

Huruf dapat diperlakukan dengan caratertentu mempertimbangkan medium penyampaipesan. Misalnya medium audio visual akanmemungkinkan perlakuan yang berbeda denganmedium luar ruang.

Gambar 6. Medium audio visual memungkinkan huruf dibuatbergerak untuk mendapatkan kesan yang ingin disampaikan

(SumberL: logopond.com)

Gambar 7. Medium luar ruang memungkinkan huruf dibuattiga dimensi untuk mendapatkan kesan dan karakter merek

(Sumber: Ina Saltz, Tipography Essential).

Tipografi bertujuan memartabatkan kontentulisan. Pemilihan tipografi yang tepat mampumengangkat citra konten di dalamnya. Selain itu jenishuruf itu sendiri memiliki jiwa dan martabatnyasendiri. Akan menjadi persoalan serius bila tipografiyang digunakan ternyata merusak konten yangsebenarnya sudah sempurna, sebaliknya pemakaiantipografi yang sempurna akan sia-sia bila digunakanuntuk menulis konten yang tidak berkualitas.

Gaya tulisan tangan mampu merefleksikankonten secara emosional, walaupun pemakaiannyaterbatas pada penulisan display judul dan sub judulatau pada tulisan pendek. Gaya tulisan tangan akanefektif menyampaikan pesan-pesan tertentu, sepertiorisinalitas, perlawanan, spontanitas, dankegembiraan.

Gambar 8. Gaya tulisan tangan menciptakan il;usi, tekstur,dan kekuatan yang original yang mndukung karakter pesan

yang ingin disampaikan (Sumber: behance.net).

Tipografi yang berkarakter sangat kuatdiperlukan untuk merekayasa stoping power bilakekuatan tipografi tersebut berkorelasi kuat denganisi pesan. Guna mendapatkan karakter huruf yangkuat yang berkorelasi dengan isi pesan, tentunya

Page 5: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

118 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

diperlukan tipografi khusus, atau setidaknya modifikasidari jenis huruf yang ada.

Gambar 9. Huruf khusus yang dikreasi sesuai konten pesanmenjadikan komunikasi visual yang tak terlupakan (Sumber:

Ina Saltz, Tipography Essential).

Penelitian Riama M. Sihombing dkk.mengenai gaya tulisan jalanan merupakan temuanyang membantu memahami perancangan tipografivernacular pada penelitian ini. Gagasan rancangantipografi dapat ditemukan dari mana saja dalambentuk apa saja, seperti dari tulisan tangan seseorang,dari gambar grafiti di jalanan, ornamen pada barangsehari-hari, juga bentuk non abjad dapat bertindaksebagai tema atau inspirasi. Berdasarkan premisyang sama, jenis huruf dapat bekerja sebagairepresentasi dari eksistensi atau ekspresi. Dengankata lain, suatu jenis huruf dapat berfungsi sebagaihiasan saja atau lebih sebagai ekspresi estetika,semboyan, identitas, media pemasaran, kemasan,atau sebagai tanda visual. (Riama M. Sihombing,Naomi Haswanto dan Alvanov Zpalanzani, Arte-PolisParallel Session C Craft Arts & Design of CreativeCommunities, ITB Bandung, 2009: 57).

Vernacular dalam Webster Dictionariesdidefinisikan sebagai:

1.a: using a language or dialect native toa region or country rather than a literary, cultured,or foreign language b:  of, relating to, or being anonstandard language or dialect of a place,region, or country c:  of, relating  to,  or being  thenormal spoken form of a language. 2:   applied

to a plant or animal in the common native speechas distinguished from the Latin nomenclature ofscientific classification (the vernacular name) 3: of, relating to, or characteristic of a period, place,or group; especially:  of, relating  to,  or being  thecommon building style of a period or place(vernacular architecture).

Merujuk pengertian tersebut, tipografivernacular dapat diartikan sebagai jenis-jenis hurufyang digunakan masyarakat sebagai komunikasisehari-hari dalam suatu wilayah. Jenis huruf ini selalutidak baku karena merupakan ekspresi masyarakatsetempat. Dengan demikian tiap-tiap wilayah dapatmemiliki ragam huruf vernacular sendiri-sendiri.Huruf vernakular dapat menjadi identitas suatuperiode jaman, identitas tempat, atau kelompokmasyarakat.

Sihombing dkk. menggarisbawahi teknikpembuatan tipografi vernacular yang biasanyadirancang secara spontan dan manual menggunakankuas, cat semprot, atau alat-alat yang bisamembuatnya menonjol dan mudah dikenali olehkonsumen.

Karya-karya tipografi vernacular yangmenarik tersebar di banyak negara dan mempunyaiciri khas masing-masing wilayah. Seperti karyatipografi jalanan yang berkembang di India yangdipengaruhi ornamen dan aksara setempat.

Gambar 10. Penggalan film ‘Painter Kuresi’ karya HanifKuresi yang menceritakan keberadaan pekerja seni jalananyang bekerja secara manual berhadapan dengan kemajuan

teknologi cetak digital (Kuresi, 03:58)

Sumber visual yang berasal dari khasanahbudaya setempat tersedia melimpah. Klaten dansekitarnya merupakan kawasan dengan tradisi visualyang sangat beragam, mulai dari wayang kulit,wayang beber, ukiran, batik, tenun, kerajinan, hinggaarsitektur yang dapat dijadikan sumber ide penciptaantipografi. Sebagian besar masyarakat Indonesiamemang lebih akrab dengan aksara Latin, dan

Page 6: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

119Volume 6 No. 2 Desember 2014

Taufik Murtono : Penguatan Citra Merek Batik dengan Tipografi Vernacular

karakter aksara Nusantara tidak dapat menyebarsecara luas. Adaptasi karakter aksara Nusantara kedalam huruf Latin yang telah dilakukan dalampenelitian sebelumnya menjadikan warisan budayavisual lebih tersebar luas, karena setiap orang yangpaham huruf Latin mampu membacanya. Olehkarena itu studi penciptaan tipografi baru memilikiurgensitas mengingat sumbangannya bagi penguatanjati diri bangsa melalui sentuhan font berkarakter lokal(Murtono dan Handriyotopo, 2012: 99). Karyatipografi baru yang mengambil inspirasi dari aksaraetnik Nusantara merupakan capaian yang cukupsignifikan dalam pengayaan dunia komunikasi visual.

Gambar 11. Kreasi tipografi bergaya aksara etnik Nusantara(Sumber: Murtono dan Handriyotopo, 2012:104-109)

Tulisan pada bagian ini dibagi dua bahasan.Bahasan pertama adalah temuan atau hasil studiterhadap merek-merek batik di Klaten dan dua kotasekitarnya yaitu Yogyakarta dan Surakarta sebagaipembanding data visual. Bahasan kedua adalahpenerapan metode penciptaan tipografi vernacularyang dilakukan dalam rangka merancang identitasmerek batik.

A. Tipografi Merek Batik di Klaten danSekitarnya

Tipografi sangat diperlukan dalam duniaperiklanan. Periklanan memiliki dua fungsi utamayaitu sebagai kegiatan pemasaran dan kegiatankomunikasi. Kegiatan pemasaran meliputi strategipemasaran, yakni logika pemasaran yang dipakai unitbisnis untuk mencapai tujuan pemasaran (Kotler,1991: 416), sedangkan kegiatan komunikasi adalahpenciptaan interaksi perorangan dengan mengunakantanda-tanda yang tegas. Iklan sebagai salurankomunikasi bisnis tidak bisa lepas dari aspek-aspekkomunikasi, visual (tata rupa grafis), tanda (sistemtanda), media, dan budaya.

Kenyataan bahwa kemajuan teknologikomputer desain telah mendominasi industri merekterbukti dengan temuan-temuan merek batik yanglebih banyak menggunakan tipografi standar yangdisediakan oleh perangkat komputer.

1. Batik Semar

Gambar 12. Logo Batik Semar. (Repro: Taufik Murtono,2014)

Page 7: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

120 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

Batik Semar di kota Surakarta menggunakandua jenis huruf dalam mereknya. Merek “BatikSemar” menggunakan huruf dari keluarga Egyptianatau Slab Serif. Kelompo huruf Slab Serif ditandaidengan serif yang tebal bahkan sangat tebal. Masakemunculan jenis huruf ini bervariasi dan ikutmenandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsilebih tepat sebagai penarik perhatian, yaitu sebagaiHeader. Kelompok huruf Slab Serif ditandai denganserif yang tebal bahkan sangat tebal. Masakemunculan jenis huruf ini bervariasi dan ikutmenandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsisecara baik sebagai penarik perhatian atau untukpenulisan judul. Egyptian atau Slab Serif dengan kaittebal mengingatkan pada bentuk tiang-tiang denganyang kokoh pada bangunan-bangunan Mesir kuno.Egyptian juga sering dipergunakan pada tema-temaWestern atau Cowboy. Keterangan tempat “Solo-Indonesia” menggunakan huruf dari keluarga hurufSans Serif. Pemisah kata menggunakan Dingbat.

Kesan visual dari penggunaan keluarga hurufSlap Serif yang berkarakter tebal dengan kait yangtebal pula adalah kuat dan berat. Kesan berat inididukung pula dengan penggunaan huruf kedua darikeluarga huruf Sans Serif yang juga tampil dalampilihan versi tebal. Pemilihan kedua jenis huruf makinmengokohkan kesan kuat, tebal dan berat. Kesan inimenjadi kurang sesuai dengan karakter produksandang apalagi batik yang memiliki karakter tipis,ringan, kadang sangat detail dan penuh ornamendalam penampilannya.

2. Batik Keris

Gambar 13. Logo Batik Keris.(Repro: Taufik Murtono, 2014)

Batik Keris menggunakan dua jenis huruf darikeluarga Transisional Serif untuk menuliskan merek“Batik Keris” dan jenis huruf dari keluarga Humanis

Sans Serif untuk menuliskan keterangan “PusatKerajinan Nusantara”. Penggunaan kedua jenis huruftersebut secara visual memberikan kesan rampingdan ringan. Kesan ramping dan ringan lebih sesuaiuntuk industri batik, walaupun penggunaan huruf Serifdan Transisional cukup baik untuk menampilkan citraBatik Keris yang klasik. Pemilihan huruf Serif denganciri memiliki kait yang berbentuk lancip pada ujungnyamemiliki dampak yang ditimbulkan adalah klasik,anggun, lemah gemulai dan feminin. Serif dapatmemberi kesan klasik, resmi, dan elegan pada desainAnda. Serif sering dipergunakan pada surat-suratresmi, buku-buku, surat kabar, dan lain-lain. Kait-kaitpada serif berfungsi untuk memudahkan membacapada teks-teks kecil -tapi tidak terlalu kecil-, dan teksdengan jarak baris yang sempit. Karena fungsitersebut, kita akan merasa lebih nyaman membacabuku-buku dan surat kabar dengan huruf Serif.Kebanyakan buku dan surat kabar memangmenggunakan Serif sebagai huruf utamanya.

Sebagian jenis huruf transisional memilikiserif, akan tetapi perbedaan kontras antara tebal dantipisnya garis pada hurufnya tidak seekstrim pada jenishuruf tradisional. Huruf Transisional memiliki garisaxis pada huruf, serta serifnya telah banyakdiluruskan meninggalkan warisan kaligrafi danmemberi huruf-huruf tersebut kesan yang bersih danrapi. Jenis huruf Transisional muncul pertama kalisekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, diberi namaRoman du Roi atau “rupa huruf raja”, karena dibuatatas perintah Raja Louis XIV.

The English printer and typographer JohnBaskerville established the style for thesetypefaces in the middle of the eighteenth century.His work with calendared paper and improvedprinting methods (both of which he developed)allowed for the reproduction of much finercharacter strokes and the maintenance of subtlercharacter shapes.

While the axis of curve strokes can beinclined in Transitional designs, they generallyhave a vertical stress. Weight contrast is morepronounced than in Old Style designs. Serifs arestill bracketed and head serifs are oblique. Thesetypefaces represent the transition between OldStyle and Neoclassical designs, and incorporatesome characteristics of each (Allan Haley, et.al.,2012: 55)

Sementara itu jenis huruf Humanis Sans Serifbentuk rupa hurufnya seperti tulisan tangan manusiapada masa Romawi.

Page 8: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

121Volume 6 No. 2 Desember 2014

Taufik Murtono : Penguatan Citra Merek Batik dengan Tipografi Vernacular

These are based on the proportions ofroman inscriptional letters. In many cases,contrast in stroke weight is also readily apparent.Many claim that these are the most legible in termsof character design and most easily read in termsof typography of the sans serif typefaces. Theyalso most closely match the design characteristicsand proportions of serif types. Many of thesetypefaces display a strong calligraphic influence.(Allan Haley, et.al., 2012: 61).

3. Batik Gunawan Setiawan

Gambar 14. Papan nama workshop batik Gunawan SetiawanSolo

Batik Gunawan Setiawan menggunakan jenishuruf Old Style Serif. Old Style Serif adalah jenishuruf berkait yang muncul setelah era Gothic. OldStyle Serif adalah upa huruf Serif yang sudah berupametal type, gaya ini pernah mendominasi industripercetakan selama kurang lebih 200 tahun. Huruf inimemiliki kait dengan bentuk kurva yangmenghubungkan dengan garis utama (stroke) huruf,hingga huruf ini lebih terlihat “kuno” dari pada hurufSerif lainnya. Contoh dari huruf ini adalah Caslon,Caxton, Garamond, Goudy, Palatino, EarlyRoman.

These are the first Roman types, facesoriginally created between the late- fifteenthcentury and mid- eighteenth century or patternedafter typefaces originally designed during thisperiod. The axis of curved strokes normallyinclines to the left in these designs, so that weightstress falls at approximately eight o’clock and twoo’clock. The contrast in character stroke weightis not dramatic, and hairlines tend to be on theheavy side. Some versions, such as the earlierVenetian Old Style designs, are distinguished bythe diagonal cross stroke of the lowercase. Serifsare almost always bracketed in Old Style designsand head serifs are often angled. (Allan Haley,et.al., 2012: 54)

4. Batik Putra Laweyan

Gambar 15. Logo Batik Putra Laweyan(Karya: Taufik Murtono, 2009)

Batik Putra Laweyan merupakan industribatik di Solo mendesain kembali penampilan mereknyamenggunakan jenis huruf yang dirancang khusus dantidak ditemukan pada merek-merek lain. Hal inimenjadikan karakter merek lebih menonjol dan mudahdikenali.

5. Seratan Antique Batik

Gambar 16. Logo Seratan Antique Batik (Karya TaufikMurtono 2011)

Setatan Antique Batik menggunakan jenishuruf tulisan tangan untuk memvisualkan kataseratan yang berarti “tulisan”. Penggunaan jenishuruf karakter tulisan tangan menjadi sangat sesuaidengan kebutuhan pembangunan citra SetatanAntique Batik yang mengkhususkan diri pada batiktulis berkualitas. Kata “antique batik” ditulis denganjenis huruf Roman bergaya lama. Kesan lama padamerek juga dibangun oleh Seratan Antique Batikmengingat produk yang ditawarkan juga berupa kainbatik koleksi yang berumur cukup tua.

Page 9: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

122 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

B. Rancangan Tipografi Vernacular danAplikasinya pada Identitas Merek

Beberapa rancangan tipografi vernaculardapat ditulis sebagai berikut.

1. Perancangan tipografi bergaya motif florabatikBatik di wilayah Bayat terkenal dengan motif

alas-alasan dengan teknik pewarnaan kelengan1.Alas-alasan berasal dari bahasa Jawa (suku kata:alas) yang berarti hutan, alas-alasan dapat diartikansebagai hutan-hutanan atau seperti hutan. Motif alas-alasan ini termasuk bagian dari motif tradisional, padapola motif ini terdapat berbagai macam jenis binatang,dari binatang kecil hingga binatang yang cukup besarditampilkan sebagai bagian dari pola motif. Kekhasanmotif ini dapat digunakan sebagai sumber gagasanpenciptaan tipografi bergaya motif flora batik.

Gambar 17. Gambar motif batik yang cukup menarik sebagaisumber gagasan perancangan merek

Gambar 18. Hasil rancangan tipografi dengan sumber gagasanmotif alas alasan.

Gambar 19. Hasil rancangan identitas merek jenis inisial.

Benerapa motif alas-alasan yang dijumpaidapat diambil beberapa bagian motif dan disusunmembentuk desain tipografi. Lengkungan serta detilmotif dalam alas-alasan sangat memudahkanperancang mengadaptasi menjadi bentuk huruf.Kelemahan hasil adaptasi yang pertama ini adalahkerumitan yang ditimbulkan dalam desain, sehinggahasil tipografi hanya sesuai digunakan dalam desainidentitas merek jenis inisial.

Langkah Selanjutnya adalah penerapanidentitas merek jenis inisial ini pada beberapakebutuhan komunikasi merek.

Gambar 20. Penerapan identitas merek pada papan ucapanselamat datang yang dipajang di gerai.

Gambar 21. Penerapan identitas merek pada kartu nama.

Page 10: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

123Volume 6 No. 2 Desember 2014

Taufik Murtono : Penguatan Citra Merek Batik dengan Tipografi Vernacular

2. Perancangan tipografi bergaya jalananLingkungan jalanan merupakan sumber

gagasan visual yang tidak pernah membosankan.Gaya tipografi banyak berkembang dalam lingkunganini. Seperti tipografi pada becak, angkutan kota, truk,dan bis. Tipografi yang ditemukan di jalanan memilikikekhasan yaitu kental dengan teknik tulisan tangan.

Gambar 22. Sumber gagasan tipografi jalanan.

Gambar 23. Hasil rancangan identitas merek denganmenggunakan jenis huruf bergaya jalanan

Gambar 24. Penerapan identitas merek pada kartu nama.

Gambar 25. Penerapan identitas merek pada papan nama.

3. Perancangan tipografi bergaya ukiranKabupaten Klaten memiliki potensi kerajinan

yang beragam. Selain batik, cor logam, lurik dangerabah, daerah ini masih memiliki potensi ukir kayuyang cukup potensial. Hasil kerajinan ukiran adalahsalah satu capaian artistik masyarakat yang dapatdimanfaatkan dalam pengembangan desainkomunikasi visual. Kekhasan ornamentik dan efekhuruf berkarakter cukilan menjadi sumber gagasanyang potensial.

Gambar 26. Ukiran dapat menjadi sumber gagasan tipografivernacular.

Gambar 27. Hasil rancangan identitas merek denganmenggunakan jenis huruf bergaya ukiran

Page 11: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

124 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

Gambar 28. Penerapan identitas merek pada panelpendukung interior.

4. Perancangan tipografi bergaya tulisanindahTulisan indah bergaya kaligrafi banyak

dijumpai di sekitar tempat tinggal. Poster-poster,papan iklan banyak menggunakan tulisan dengankarakter melengkung-lengkung ini. Dunia pendidikanjuga mengenalkan anak didik dengan pelajaranmenulis halus. Hal ini dapat dijadikan referensipenciptaan tipografi merek.

Gambar 29. Hasil pelajaran menulis halus siswasekolah dasar.

Gambar 30. Hasil rancangan identitas merek denganmenggunakan jenis huruf bergaya tulisan tangan.

Gambar 31. Penerapan identitas merek pada papan namaberbahan kayu bekas.

Gambar 32. Penerapan identitas merek pada kartu nama.

Simpulan

Keberadaan seni huruf yang dikreasi secaramanual saat ini sudah sulit dijumpai. Hal ini dapatterjadi karena kemudahan yang ditawarkan olehteknologi komputer dan mesin cetak modern telahmemutus mata rantai produksi seni huruf manual.Pengaruh teknologi cetak modern beserta perangkatkomputer desktop publishing menjadikan tipografijalanan saat ini kehilangan keunikan, karenaketiadaan sentuhan tangan para kreator seni hurufmanual. Saat ini perlu dikembangkan kemampuanmendesain karakter huruf yang mengedepankankemampuan gambar tangan dari padamenggantungkan sepenuhnya pada fasilitas yangdisediakan oleh komputer desain.

Studi selanjutnya yang dapat dilakukan adalahmengeksplorasi artefak visual yang ada di wilayahpenelitian secara lebih luas guna mendapatkangagasan tipografi vernacular yang lebih beragam.

Page 12: PENGUATAN CITRA MEREK BATIK DENGAN TIPOGRAFI …

125Volume 6 No. 2 Desember 2014

Taufik Murtono : Penguatan Citra Merek Batik dengan Tipografi Vernacular

Kepustakaan

BukuKotler, Phillip, Armstrong, Gary. 2007. Dasar-Dasar

Pemasaran (Principles of Marketing),Jakarta, Prenhallindo.

Lawson, Bryan. 1980. Bagaimana Cara BerpikirDesainer (How Designers Think),Yogyakarta & Bandung : Jalansutra.

Saltz, Ina. 2009. Tipography Essential, RockportPublishers.

Jurnal ilmiahAriana Susanti, Aspek Legal dalam Desain ,

Makalah dalam Pra Konvensi DesainNasional di Surabaya tahun 2002.

Hermansyah Muttaqin, Perkembangaan Etiket Ba-tik di Kauman Surakarta Tahun 1950 –1970, Jurnal Dewa Ruci Vol. 7 No. 1, Juli2011.

Riama M. Sihombing, Naomi Haswanto dan AlvanovZpalanzani. 2009. Arte-Polis ParallelSession C Craft Arts & Design of Cre-ative Communities, ITB Bandung.

Taufik Murtono dan Handriyotopo.2012. AdaptasiKarakter Aksara Nusantara dalamPerancangan Font Baru SebagaiPenguat Citra Produk Indonesia ,Prosiding Seminar Nasional Perguruan

Tinggi Seni dalam Era Ekonomi Kreatif diISI Surakarta.

Ghodeswar, Bhimrao. 2008. Building brand iden-tity in competitive markets: a concep-tual model, Journal of Product & BrandManagement Nomor 17/1, Emerald GroupPublishing Limited.

Laporan PenelitianTaufik Murtono. 2012. “Studi Karakter Aksara Etnik

Nusantara sebagai Model PerancanganFont Baru untuk Penguatan Citra ProdukLokal melalui Desain Kemasan” HibahBersaing.

Aries Budi Marwanto. 2011. “Strategi PencitraanSolo sebagai Kota Budaya” DIPA ISISurakarta.

Audio visualHanif Kuresi ‘Painter Kuresi’ 2011.

Endnotes1 Pembuatan batik kelengan merupakan teknik tertua

di Bayat. Prosesnya sederhana, yaitu dengan kain ditutupdengan malam menurut motif yang dikehendaki (dengan cantingcap), kemudian diwedel dan dilorod. Batik kelengan hanyamemiliki dua warna, yakni warna dasar dan warna putih sebagaiwarna kain. (Periksa laporan penelitian Hibah Bersaing“Revitalisasi Desain Kemasan Batik Di Kecamatan Bayat,Klaten Dengan Tipografi Nusantara“ oleh Taufik Murtono,M.Sn. tahun 2013.