TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

11
126 Volume 6 No. 2 Desember 2014 Jurnal Penelitian Seni Budaya Pendahuluan Kebudayaan yang berkembang dalam suatu masyarakat tertentu memiliki suatu ciri tertentu. Budaya bisa jadi dalam wujud berkesenian dan pemenuhan kebutuhan keseharian. Selain sandang, papan, dan pangan, ekspresi visual ditorehkan dalam bentuk seni kriya yang mempunyai artefak yang dapat ditelusuri keberadaannya hingga kini. Batik sebagai warisan budaya masyarakat Indonesia sudah diakui dunia. Seperti halnya batik yang berkembang di beberapa daerah seperti Surakarta, Yogyakarta, dan Pekalongan. Keberadaannya saat ini mampu menggiatkan ekonomi kreatif masyarakat setempat. Sehingga saling bersaing dalam bentuk motif, bahan, dan teknis yang digunakan. Terlepas masalah etnisitas kain batik terkait fungsi dan kegunaannya, dirasakan semua orang ingin memiliki identitas pada masing-masing daerah. Demikian pula ketika kita sadar akan keberadaan batik menjadi warisan bangsa Indonesia, maka orang seharusnya tersadar pula untuk melestarikannya. Pencitraan batik dalam iklan atau branding yang dibuat sedemikian rupa melalui event lomba motif batik, lomba fashion, dan lain-lain. Ikonografi motif batik yang semula sebagai kebudayaan keraton dan menjadi kebudayaan masyarakat kaum menengah, atas, dan bawah, memiliki fungsi dan makna tertentu. Maka ada motif batik parang, jlamprang, batik motif kawung dan beragam motif yang telah diciptakan oleh pengrajin batik hingga kini seperti batik yang bermotif ekpresionistik. Tipografi dalam ikonografi huruf saat ini juga berkembang dalam format font digital. Seperti halnya motif batik, pembuatan identitas font itupun juga banyak wujudnya. Seperti font berkait, tanpa kait dan font dekoratif. Untuk mengapresiasi seni batik, font sebagai identitas juga dapat dikreasikan sedemikian menjadi font dekoratif, dengan mengambil tema motif batik tersebut. Font dekoratif sebagai unsur penunjang estetis bentuk font terus berkembang hingga kini dirasakan perlu untuk mengadopsi motif-motif batik TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR Handriyotopo Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Abstract Typeface as a print advertising communication element has an important role to convey the message. There are many variations in the use of type application in typography. One is a kind of decorative typeface. The existence of decorative letters during the Dutch East Indies in terms of silografi is widely used in newspapers. Currently the use of decorative letters is less productive because it is only used as a supplement and as an aesthetic element. The creation of works of decorative letters will add digital reference letters in adopting elements of local culture in the motif. The chosen motif to the source of creation decorative letters is like motif kawung of Surakarta and Yogyakarta batik styles that have a common history. The application of this new type of decorative fonts as supporting visual aesthetic in design wedding invitations, especially themed Javanese batik or marriage. The method of creation is through the stages of observation and exploration, experimentation, creation and applica- tion in the design of wedding invitation cards. Keywords: Decorative letter, batik, wedding invitations

Transcript of TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

Page 1: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

126 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

PendahuluanKebudayaan yang berkembang dalam suatu

masyarakat tertentu memiliki suatu ciri tertentu.Budaya bisa jadi dalam wujud berkesenian danpemenuhan kebutuhan keseharian. Selain sandang,papan, dan pangan, ekspresi visual ditorehkan dalambentuk seni kriya yang mempunyai artefak yangdapat ditelusuri keberadaannya hingga kini.

Batik sebagai warisan budaya masyarakatIndonesia sudah diakui dunia. Seperti halnya batikyang berkembang di beberapa daerah sepertiSurakarta, Yogyakarta, dan Pekalongan.Keberadaannya saat ini mampu menggiatkan ekonomikreatif masyarakat setempat. Sehingga salingbersaing dalam bentuk motif, bahan, dan teknis yangdigunakan.

Terlepas masalah etnisitas kain batik terkaitfungsi dan kegunaannya, dirasakan semua orang inginmemiliki identitas pada masing-masing daerah.Demikian pula ketika kita sadar akan keberadaanbatik menjadi warisan bangsa Indonesia, maka orangseharusnya tersadar pula untuk melestarikannya.

Pencitraan batik dalam iklan atau branding yangdibuat sedemikian rupa melalui event lomba motifbatik, lomba fashion, dan lain-lain.

Ikonografi motif batik yang semula sebagaikebudayaan keraton dan menjadi kebudayaanmasyarakat kaum menengah, atas, dan bawah,memiliki fungsi dan makna tertentu. Maka ada motifbatik parang, jlamprang, batik motif kawung danberagam motif yang telah diciptakan oleh pengrajinbatik hingga kini seperti batik yang bermotifekpresionistik.

Tipografi dalam ikonografi huruf saat ini jugaberkembang dalam format font digital. Seperti halnyamotif batik, pembuatan identitas font itupun jugabanyak wujudnya. Seperti font berkait, tanpa kait danfont dekoratif. Untuk mengapresiasi seni batik, fontsebagai identitas juga dapat dikreasikan sedemikianmenjadi font dekoratif, dengan mengambil tema motifbatik tersebut.

Font dekoratif sebagai unsur penunjangestetis bentuk font terus berkembang hingga kinidirasakan perlu untuk mengadopsi motif-motif batik

TIPOGRAFI DEKORATIFKAWUNG FLORAL REGULAR

Handriyotopo

Program Studi Desain Komunikasi VisualFakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta

Abstract

Typeface as a print advertising communication element has an important role to convey the message.There are many variations in the use of type application in typography. One is a kind of decorativetypeface. The existence of decorative letters during the Dutch East Indies in terms of silografi iswidely used in newspapers. Currently the use of decorative letters is less productive because it is onlyused as a supplement and as an aesthetic element. The creation of works of decorative letters will adddigital reference letters in adopting elements of local culture in the motif. The chosen motif to thesource of creation decorative letters is like motif kawung of Surakarta and Yogyakarta batik stylesthat have a common history. The application of this new type of decorative fonts as supporting visualaesthetic in design wedding invitations, especially themed Javanese batik or marriage. The method ofcreation is through the stages of observation and exploration, experimentation, creation and applica-tion in the design of wedding invitation cards.

Keywords: Decorative letter, batik, wedding invitations

Page 2: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

127Volume 6 No. 2 Desember 2014

Handriyotopo : Tipografi Dekoratif Kawung Floral Regular

yang ada di Nusantara khususnya di Surakarta.Pengkreasian bentuk font baru adalah hal yangmenarik meskipun ada beberapa jenis font yang sudahada mengadopsi unsur aksara daerah, khususnyaaksara Jawa.

Kajian dan penciptaan font baru pada simbolatau motif batik di Surakarta dilakukan untukmemperkuat jati diri bangsa dengan memunculkanidentitas motif batik yang sudah ada pada hurufdekoratif. Karena menurut sejarahnya batik itumuncul dari kebudayaan keraton yang ada diSurakarta dan Yogyakarta.

Asal muasal huruf sebagai alat komunikasibahasa lahir pada zaman peradaban budaya manusia.Selain berburu dan tinggal di gua, manusia masalampau berusaha menciptakan ikonografi, sebagaialat komunikasi selain bahasa lisan. Terbukti simbol-simbol itu ada dan ditemukan di gua. Seiring denganperkembangan kebudayaan, maka tidak sekedarmenggunakan bahan dari perwana alam dan reliaf didinding gua, mereka mulai mengunakan perkamendari bahan kulit dan daun tumbuhan alam. Hinggakini bahasa yang beragam dan juga simbol huruf yangberagam pula digunakan manusia sebagai alat mediakomunkasi non verbal.

Rangkaian bahasa tulis diciptakan dari sebuahkata menjadi kalimat, terdiri dari rangkaian huruf.Kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna yangmengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan,tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakansuatucitra ataupun kesan secara visual. Hal itudikarenkan terdapatnya nilai fungsional dan nilaiestetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis hurufdisesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan (AdiKusrianto, 2007: 191).

Tipografi huruf banyak macam dankarakternya. Karakter huruf dapat digolongkanantara lain sebagai berikut; Romawi (old styleromans), Romawi Modern (modern romans),Romawi peralihan (transitional romans), Tanpa Kait(sans-serif), berkait (Square serifs), aneka ragam(miscellaneus) (Iwan wirya, 1999: 33-35). Fontdekoratif dan display menjadi populer di abad ke-19dan digunakan secara luas pada poster dan iklan. Gayajenis dan huruf bisa menjadi artistik dan eye-catchingdengan cara yang tidak dipertimbangkan sebelumnya.William Morris meluncurkan gerakan Seni danKerajinan dan sebagai bagian dari eksperimentasi daninovasi dari waktu, mengembangkan jenis huruf Troy(Jennifer Farley, 2009).

Font dekoratif banyak digunakan pada abad19 sd 21 pada poster dan iklan. Tetapi penggunaanyang banyak mungkin tidak efektif jika pada copysebuah iklan atau poster. Maka jika dilihat dalamperkembangan saat ini sudah banyak tipe huruf yangdikembangkan. Ada ratusan bahkan ribuan tampilanfont yang tersedia untuk di-download . Hal yang perludiingat tentang tipografi dekoratif adalah bahwamereka hanya kuat ketika penggunaannya terbatas.Seperti namanya, tipografi dekoratif harus digunakanuntuk tujuan dekoratif atau hias. Mereka tidak cocokuntuk digunakan dalam teks tubuh (Jennifer Farley,2009).

Pengunaan font dekoratif atau tulisan indahpada saat Hindia Belanda masuk di Indonesiamengunakan style huruf font dinamakan dengansilografi untuk menunjang periklanan suratkabar.Sejak abad 16 Belanda merupakan pusatpenulisan silografi (tulisan tangan indah) di Eropa(PPPI, 2005: 3). Seperti halnya budaya tulis menulisindah sekarang ini banyak diaplikasikan khususnyapada desain undangan perkawinan. Maka tujuankajian pada penciptaan font baru khususnya fontdekoratif ini sebagai salah model untuk penguatanidentitas desain font pada desain undanganperkawinan.

Pada zaman dahulu ketika budaya lisanmasih berkembang, maka kebudayaan adatperkawinan atau pesta dilakukan dengan mengundangorang banyak untuk ikut serta merestui mempelaiwanita dan pria. Undangan dilakukan secara lesanatau kalau orang jawa dilakukan dengan malemmidodareni sebagai simbol hajatan sebelumwaktunya tiba. Sebagai simbol seseorang atau sebuahkeluarga akan melakukan hajatan maka dilakukanritual tabuh lesung secara bersamaan yang diikuti oleh6 orang atau lebih. Seni musik lesung ini sebenarnyasebagai sarana untuk menumbuk padi. Akan tetapidi daerah agraris memang seni lesung ini sangatpopuler saat itu, ketika panen tiba. Saat ini kesenianini telah terancam eksistensinya. Demikian pula saatmau hajatan di beberapa desa di Jawa Tengah, sepertidi Wonogiri melakukan ritual musik lesung untukmemberikan tanda sebuah keluarga akan melakukanhajatan perkawinan. Tetapi saat ini ketika jamanberubah dan zaman modern telah menggeserkeberadan kesenian tersebut dan diganti denganundangan.

Page 3: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

128 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

Gambar. 1. Musik LesungSumber: http://www.infowonogiri.com/2012/07/

Gambar 2. Desain Undangan PernikahanSumber: http://www.bagazu.com

Pembuatan font dekoratif ini bertujuan untukmenambah karakter dan jenis dalam font dekoratifyang mengambil motif lokal khususnya batik. Fontdekoratif sebagai penghias estetika seni pada karakterhuruf yang dapat diaplikasikan sebagai salah satubentuk komunikasi visual kartu undangan pernikahan.Kemudian mampu mnerapkan apilkasi jenis fontdekoratif ini ke dalam desain undangan pernikahankhususnya adat Jawa. Publikasi ilmiah terkaitpembuatan font dekoratif motif batik sertadimungkinkan digitalisasi untuk hak cipta karakterhuruf font motif batik.

Adapun manfaat dari pembuatan font barujenis dekoratif mengambil motif batik ini adalahsebagai referensi huruf yang mengambil ikonografilokal khas batik. Font ini mampu diaplikasikan secaradesain komunikasi visual ke dalam penciptaan desainkartu undangan pernikahan. Adanya karakter hurufdekoratif motif batik di dalamnya menjadi lebihberkarakter dalam pesan komunikasi visual sebagaiundangan yang menggunakan adat pernikahan Jawa.Hal itu dapat dilihat dalam pakaging desain undanganpernikahan tersebut.

Tinjauan PustakaKeberadan jenis huruf yang beraneka ragam

tentunya memberikan pilihan yang banyak bagi para

pekerja kreatif dalam dunia grafis. Desain komunikasvisual yang baik dan efektif salah satunya adalahdengan pemilihan jenis yang tepat. Penguasaantypografi yang berkarakter tentunya akan membentukcitra pesan di sampaikan semakin kuat.

Beberapa kajian atas typografi dalam duniaakademik banyak mengulasnya, seperti font dalamheadline iklan agar lebih komunikatif. Bentuk tulisanyang berkarakter lokal dan sebagaianya. Terkaitdengan penelitian yang membawa typografi sangatmenarik di kaji antara lain Perancangan VernaculerTypography Street Becak Solo, Melalui DesainKomunikasi Visual oleh Dyah Arum Kusumastutitahun 2011. Ia berbicara tentang venaculer type facetypografi khas lokal solo yang mampu menunjukkanidentitas khas becak solo dari kalangan menengahbawah.

Penelitian lainnya yaitu karya TaufikMurtono, mencipta karya font baru berkarakternusantara. Judulnya adalah Studi karakter AksaraEtnik Nusantara Sebagai Model Perancangan FontBaru Untuk Penguatan Citra Produk Lokal MelaluiDesain Kemasan oleh Taufik Murtono, tahun 2012.Tahap pertama penelitian ini adalah melakukanidentifikasi font nusantara seperti Palawa, Kawi,Hanacaraka, Batak, Rencong, dan Bugis.Perancangan ini meliputi material bahan dan alat yangsecara teknis prosesnya mealaui beberapa tahapan.Pertama adalah tahap manual sketsa dan kemudiandigitaliser serta yang terakhir melalui sofware font.Aplikasi aksara ini di buat pada desain pakaging yangmemperkenalkan produk lokal khas nusantara.

Penelitian dari suadara Taufik Murtono padasisi kekhasan lokal Nusantara pada identifikasi aksaralokal dibuat perancangannya ke dalam font latin danaplikasinya pada format pakaging. Penelitiankekaryaan seni ini pada penggalian motif batik untukkeperluan font Latin dekoratif untuk aplikasi padadesain kartu undangan perkawinan, yangmenunjukkan khas motif dekoratif batik sebagaipenunjang estetis perancangan kartu yang mengambiltema adat Jawa. Terlihat sangat jelas pada karyaoutput dan input yang dilakukan pada kedua peneltiantersebut sangatlah berbeda.

a. TipografiTipografi adalah sebuah ilmu yang berkaitan

dengan karakter huruf. Di dalam dunia grafis,tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untukmenyusun bahan publikasi mengunakan huruf cetak(Adi Kusrianto, 2007: 190). Peran tipografi sangat

Page 4: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

129Volume 6 No. 2 Desember 2014

Handriyotopo : Tipografi Dekoratif Kawung Floral Regular

penting dalam memberikan sesuatu yang mudahdiingat misalkan headline atau judul pada iklan cetak.Meskipun banyak juga digunakan jenis huruf yangklasik seperti romawi, yang tidak cepat pudar jikadipersepsi pesan yang disampaikan. Jenis dan macamhuruf dalam type face banyak variannya. Dalam fontdigital ada kategori huruf dekoratif dan ada yangbersifat ilustratif atau webding dan juga simbol. Fontdekoratif jaran digunakan sebagi copy atau tekssebagai pengisi informasi. Font drkoratif sifatnya lebihminimalis dalam penggunaanya karena, jika dalamjumlah yang banyak dalam copy akan mengurangiketerbacaan isi teks pesan.

Untuk menjelaskan konsep tipografidiperlukan di dalamnya adalah Ukuran huruf,Leading, Kerning, Tracking, Baseline shift (AdobeSystems Incorporated,2008). Huruf juga memilikianatomi selain juga berkarakter. Anatomi huruf yangutama memiliki posisi Acender dan Defender, yaituBatang vertikal ke atas pada beberapa huruf kecil,seperti ‘h’ dan ‘b’, bahwa meluas atas x-height adalahascender. Kemudian Setiap bagian dalam huruf kecilyang memanjang di bawah (baseline), ditemukanmisalnya dalam ‘g’, ‘j’, ‘p’, ‘q’, ‘y’, dll. Beberapajenis descenders memiliki nama khusus(www.fonsthop.com/education, 1989). Sebuah tipekeluarga adalah kumpulan tipografi terkait yangberbagi ciri-ciri desain umum dan nama yang umum.Sebuah jenis gaya berarti setiap varian tertentu desainterkoordinasi ini dan adalah setara dengan tipografi.Sama seperti dengan perdebatan jenis huruf/ font kitamemahami bahwa beberapa divisi menjadi kabur. Halini menjelaskan mengapa istilah tipografi tidak hanyadigunakan untuk menentukan gaya tunggal, tetapi jugacukup sering keluarga jenis dengan sejumlah bobotdan gaya (FontShop International, 2010).

Konsep tipe terkoordinasi keluarga yangterdiri dari tipografi terkait yang berbeda atau gayaadalah fenomena yang lumayan baru. Dua gaya yangpaling umum adalah roman (tegak) dan miring (a,desain miring yang berbeda). Bentuk dasar miringadalah bentuk bergaya tulisan tangan. Butuh bentukdi Renaissance ketika Aldus Manutius mencarimenghemat ruang alternatif untuk wajah roman.Tanpa terlalu banyak ke rincian, awalnya miringadalah desain di kanan mereka sendiri, tidakberhubungan dengan desain Romawi dan digunakansecara terpisah. Hanya dengan abad keenam belasitu miring mengasumsikan peran saat ini sebagaipenekanan, variasi pada desain Romawi (FontShopInternational, 2010).

Gambar 3. Contoh font decorativeSumber: http://cooltext.com/Download-Font-PlainBlack

b. Batik dan motif batikMenurut arti dari batik dalam beberapa

tulisan termasuk dalam jurnal ilmiah ornamen vol. 5no.1 Januari 2008 yang di tulis olehPrawiroartikeladmojo dalam artikel Arif Jati Purnomodikatakan kata batik sendiri sebenarnya dari bahasaJawa yaitu dari akar kata “tik” yang berarti kecil.Seperti misalnya terdapat dalam kata-kata Jawalainnya : klithik (warung kecil), benthik (sejenispermainan yang mempergunakan dua buah kayukecil) tletik (hujan rintik-rintik/kecil) dan sebagainya.

Ada anggapan bahwa akhiran “tik” berasaldari menitik, menetes. Sebaliknya perkataan batikdalam bahasa Jawa (Kromo) berarti “serat” dandalam bahasa Jawa (Ngoko) berarti “tulis”,kemudian diartikan ”melukis dengan (menitik) lilin”(Mieke Susanto, 2011: 51).

Batik merupakan teknik memberikan motifpada sebuah kain khususnya berkembang di jawapada lingkungan keraton saat itu. Sebagai karya senikriya tekstil yang prosesnya memakan waktu cukuplama penuh dengan ketelitian dan kerapian karenaprosesnya menggunakan lilin dan canting. Batikmenjadi populer mempunyai ciri identitas masing-masing wilayah, ketika batik menjadi milik masyarakatluas dan tidak hanya di lingkurngan keraton saja. Batikmenjadi barang perdagangan yang cukup marak saatini, ketika dunia fashion mulai merambah pada tema-tema batik sebagai rancangan dari para desainer yangmempunyai prospek yang baik dan mampu bersaingdengan produk tekstil industri. Di Surakarta sendiriada sentral industri batik seperti Laweyan danbeberapa toko batik yang ada di pasar klewer punmampu menghidupkan ekonomi kreatif.

Terlepas dari semua unsur teknik dan cara-cara pemasaran ataupun kreatifitas para desaineryang merancang batik menjadi menarik dan diminatioleh konsumen, maka ada beberapa jenis batik yang

Page 5: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

130 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

telah populer hingga kini. Seperti motif batik parang,semen, turntum dll. Motif batik ini pun tak lekangoleh waktu, meskipun warna sogan dan putih yangmenjadi karakter batik khas tradisional Surakarta danYogyakarta. Motif dan teknik batik telah berkembangdemikian rupa sehingga banyak ragam motif batikpada sentra pedalaman dan pesisiran sepertiPekalongan memiliki motif antara lain jlamprang danmega mendung. Dalam tulisan ilmiah Arif jatipurnamo dalam jurnal Ornamen (2008) dikatakansecara garis besar ciri motif batik dapatdikelompokkan menjadi dua sebagai berikut;1. Batik Solo-Yogyakarta: (vorstenlanden) berciri

dimana ragam hias bersifat simbolis berlatarbelakang kebudayaan hindu jawa, dan warnanyasogan, indigo (biru), hitam dan putih.

2. Batik pesisir memiliki ciri ragam hias bersifatnaturalistik dan pengaruh berbagai kebudayaanasing dan warnanya beraneka ragam.

Batik telah mendunia, ketika VOC danmedia surat kabar yang telah tumbuh dimasa itu jugamengiklankan batik dari solo. Seperti halnya SirStamford Rafles orang pertama kali memperkenalkanbatik Jawa kepada dunia dalam tulisan ProsidingRanang AS dan Sri Mawarti (2009) dikatakanmemalui bukunya History of Jawa (1817). Batikdiakui sebagai warisan budaya bangsa Indonesia olehUNESCO memberikan arti yang positif untukperkembangan industri kreatif bidang fashion danmemberikan inspirasi bidang kreatif lain seperti padaDesain Komunikasi Visual. Solo atau Surakarta yangsudah dikenal sebagai sentra batik fashion sekarangini tentunya tetap dipertahankan dengan segala eventdan cara-cara yang cukup baik untukmempertahankan keberadaan tersebut. Apalagi saatini Solo dipersiapkan sebagai kota kreatif sepertitulisan Dian Hastuti dalam prosidingnya menyebutkanbahwa Solo sebagai old city, yang terus berkembangmengikuti era global memiliki keunikan tersendiridengan segala kehidupan budayanya. Apa yang hidupdan terus berkembang dan menghidupi masyarakatkota Solo saat ini adalah apa yang telah dilakukanoleh para leluhurnya sekian abad yang lalu. Jadi Solosebagai kota kreatif bertema desain harus dilihatdengan persektif living cultural heritage (DianHastuti, 2012: 80)

Motif batik gaya Surakarta ada beberapajenis, seperti berikut;

Gambar 4. Motif Batik Parang RusakMotif parang terdapat pada wilayah Surakarta dan

yogyakarta.

Motif parang banyak variannya, maka motifini akan dieksplorasi menjadi karya font baru dekoratif.Motif parang yang ada di surakarta dan yogyakartasebagai motif yang berasal dari keraton mempunyaibanyak variannya seperti parangkusumo, parangbarong, parang pamor dsb.

c. Desain undangan pernikahanPernikahan bagi umat manusia merupakan

proses untuk mempertahankan keturunan. Sebuahposes ritual yang sakral ini dilalui dengan penuh sukacita bagi kedua mempelai. Proses kegaitanpernikahan itu tidaklah mudah. Banyak faktorkelancaran prosesi itu tercipta. Demikian halnyasebuah kartu undangan pernikahan didesainsemenarik mungkin.

Undangan perkawinan atau ulemdimasyarakat jawa mengalami proses desain yangmemiliki unsur-unsur seperti informasi tanggalpelaksanaan, ilustrasi mempelai yang akanbersanding (foto pre wedding), tempat prosesi danilustrasi serta bentuk packaging desain dari ulem itusendiri. Desain undangan memegang peranan pentingpada sebuah undangan, karena dari desain undangantersebutlah kita bisa mengetahui tata letak atau layoutdari kata-kata  undangan,  ornamen  tambahan,dan bingkai  undangan (http://www.dani-craft.com/desain-undangan-format-undangan/, 30-4-2014).Karena dengan kecanggihan alat perancang grafisdan pendukungnya seperti fotografi digital maka citradesain semakin lengkap di era abad 21 ini. Yangsebelumnya mungkin undangan perkawinan hanyadengan sistem cetak handpress, tetapi sekarangdengan mesin cetak resolusi tinggi.

Page 6: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

131Volume 6 No. 2 Desember 2014

Handriyotopo : Tipografi Dekoratif Kawung Floral Regular

Kalau kita amati desain undangan ini memilikiciri dari estetika si pemilik atau pemesan undangankepada perancangnya, meskipun disesuaikan dengankualitas dan anggaran si pemesan. Maka kemasandari undangan ini mempunyai nilai dan makna filosofisdari si pemesan dan divisualisasikan dengan baik olehperancangnya.

Di dalam undangan item-item pembentukdari visualisasi undangan pernikahan secara umumdilihat dari halaman muka biasanya memuat judulundangan, kemudian inisial huruf depan mempelaiyang akan menikah. Halaman kedua dan ketiga berisiinformasi yang lebih lengkap terkait pelaksanaanseperti ijab qobul bagi umat Islam, dan pelaksanaanresepsi. Halaman ke empat berisi dari lokasi petalokasi pelaksanan resepsi. Desain undangan banyakmacamnya, dari format atau bentuknya pun bervariasitidak lagi mengikuti format di atas. Karena kreatifasdari bentuk atau kemasan undangan bervariasi, sesuaidengan selera dan dirancang oleh perancang grafisyang lebih modern saat ini.

Tidak hanya pada desain undanganpernikahan yang menarik untuk dibuat, tetapi jugaacessories lainya seperti souvenir diciptakan untukmendukungnya. Maka pemilihan souvenir danidentitas suvenir selalu menyertai ketika ada tamuyang mengikuti prosesi pernikahan hadir untuk turutserta menyaksikan dan memberkati pernikahantersebut. Desainer atau perancang grafis banyak yangmelakukan usaha perancangan dan percetakandesain undangan. Bisnis ini ternyata juga banyak hadirdi masyarakat, karena masyarakat membutuhkn jasapembuat undangan.

Mengenal Huruf dan Proses Penciptaana. Lahirnya huruf/ aksara

Sebagai hasil kebudayaan, huruf merupakanunsur kalimat yang penting sebagai penanda bunyi,ketika jaman sejarah ditemukan bukti-bukti tersebut.Sebuah kata atau kalimat tidak cukup punya arti jikahanya dirangkai begitu saja, tanpa memperhatikanpenanda huruf lainya antara objek konsonan danvokal. Dari penggalian sejumlah artefak danpenelitiannya terungkap bahwa tulisan berkembangdari sistem tanda pertama-tama diperlukan dalamkehidupan ekonomi. (Achaidiati Ikram dkk., 2009:270). Sejarah huruf atau aksara tentunya sebagaipenanda sejak diketemukannya bukti sejarah berupaprasasti, jika merujuk pada sejarah seni budayaIndonesia saat zaman kerajaan-kerajaan masa laluterutama di Pulau Jawa. Menurut keberadaan huruf

sebagai penanda pada prasasti. Sebagaimana prasastimaka huruf ditemukan di media batu pada prasastitersebut. Sebagai media komunikasi pada jamankerajaan maka huruf ditulis pada daun lontar. Sejakdiketemukan kertas maka huruf hadir pada lembarankertas papirus di Mesir.

Gambar 5. Rangkaian huruf pada daun lontarSumber: http://www.anakpintar.web.id, diakses 5 November

2014

Gambar 6. Perkembangan huruf Hieroglyphic (top), hieratic,Dan demotic (bottom) kertas papyrus di Mesir Kuno.Sumber: http://www.codex99.com/typography/3.html ,

diakses 4 November 2014

Huruf bagian dari kalimat lahir karenaperadaban manusia selama bertahun-tahuan atauberabad-abad lamanya. Huruf dalam rangkaiankalimat sebagai pengingat untuk dirujuk kembalimanjadi sebuah tulisan. Pengayaan yang diperolehmasing-masing bahasa di Nusantara yang mengadopsisistem tulisan yang datang dalam beberapagelombang, bentuk-bentuk yang asli, ditambah, dandikurangi sehingga memenuhi kebutuhan. (AchaidiatiIkram dkk., 2009: 270).

Saat ini huruf sebagai jenis kebudayaanperangkai kalimat bagian kebudayaan penting tertulis,mengalami bentuk dan kreasi yang bervariasi, tidakhanya dari segi psikologis tetapi juga estetis.Kelahiran huruf yang kreatif dengan aneka jenisnyamembuat orang cenderung mengenali huruf tidakhanya untuk menulis resmi sebagai informasi semata,tetapi juga memberikan aspek estetik seperti halnyahuruf Dekoratif.

Page 7: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

132 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

b. TipografiStudi yang mempelajari aneka jenis huruf

atau aksara dan karakternya adalah sebagai ilmutipografi. Tipografi sebagai ilmu dalam dunia desainkomunikasi visual adalah penting. Karena dalamDKV khususnya periklanan, maka copy atau naskahmemerlukan bentuk teks yang menarik, jugamemenuhi aspek komunikasi pesan yang disampaikanagar informatif, selain unsur visual atau ilustrasi dalamiklan.

Di dalam desain grafis, tipografi didefinisikansebagai suatu proses seni untuk menyusun bahanpublikasi menggunakan huruf cetak hinggamerangkainya dalam sebuah komposisi yang tepatuntuk memperoleh suatu efek tampilan yangdikehendaki. Lebih lanjut Lazio Moholy dalambukunya Andi Kusrianto berpendapat bahwa tipografiadalah alat komunikasi. Oleh karena itu tipografi harusbisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat,jelas (clarity), dan terbaca (legality) (AndiKusrianto, 190-191).

c. Anatomi HurufHuruf memiliki struktur anatomi, yang secara

ilmiah memiliki nama tertetntu menurut sejarahnyasehingga dapat digolongkan sesuai jenisnya. Bentuktubuh huruf memiliki unsur vertikal dan horisontal,selain bentuk visual atau tampilan dan konstruksinya.

Adapun contoh dari huruf sesuai anatominyaadalah sebagai berikut;

1. Oldstyle

Sumber: http://kevintomasso.com/type-part-1-categories/,diakses 16-10-2012

2. Modern

Sumber: http://kevintomasso.com/type-part-1-categories/,diakses 16-10-2012

3. Slab Serief

Sumber: http://kevintomasso.com/type-part-1-categories/,diakses 16-10-2012

4. Sans Serief

Sumber: http://kevintomasso.com/type-part-1-categories/,diakses 16-10-2012

5. Script

Sumber: Sumber: http://kevintomasso.com, diakses 16-10-2012

6. Decoratif

Page 8: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

133Volume 6 No. 2 Desember 2014

Handriyotopo : Tipografi Dekoratif Kawung Floral Regular

Sumber: http://kevintomasso.com/type-part-1-categories/,diakses 16-10-2012

Sumber: http://sixrevisions.com/graphics-design, di akses 16Oktober 2014

Motif Batik sebagai Sumber Ide HurufDekoratif Identifikasi Motif Batik

Kegiatan identifikasi ini dilakukan sebagailangkah awal untuk membuat motif yang menjadikarakter dari huruf dekoratif. Beberapa motif yangdieskplorasi dalam bentuk desain adalah motifkawung dan motif sulur-suluran. Motif kawung iniadalah salah satu motif khas di Surakarta. Terkaitdengan motif sulur adalah motif yang menjadi salahsatu ornamen yang ada di Candi Kalasan. Motif inisangat menarik untuk dipadukan dengan motifkawung sesuai dengan ide atau gagasan yang akandituangkan dalam karya.

Gambar 7. Motif Batik Kawung

Gambar 8. Motif Sulur-suluran di candi Kalasan

Proses Penciptaan1. Proses sketsa (thumbnail)

Proses pembuatan sketsa untukmemudahkan pekerjaan itu terstruktur sesuai tahapandalam merancang. Karena membuat desain hurufdekoratif adalah proses yang memerlukan tahapanyang baik. Proses sketsa menggunakan teknik pencildi atas kerta A4, kemudian ditransfer ke kertasmilimeter. Menggunakan kertas milimeter berkotak-kotak, karena secara teknis lebih testruktur untukmenentukan kaidah-kaidah membuat sebuah desainhuruf baru. Data image file compresi bitmap inikemudian di simpan dan mulai diolah menjadi datavektor, menggunakan Corel Draw.

Gambar 9. Sktetsa/thumbnail huruf kawung pada kertas grids.Dok. Handriyotopo (2014)

Page 9: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

134 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

2. Proses editing vektorSetelah proses sketsa kemudian ditransfer

menjadi data digital, diolah kembali mengunakansofware Corel Draw. Hal ini untuk memudahkanpemndahan data font sebelum masuk ke proses digitalfont, menggunakan sofware kreator font.

Hasil olah digital vektor adaptasi motifkawung dan sulur-suluran adalah sebagai berikut;

Gambar 10. Huruf dekoratif adaptasi dari motif KawungDok. Handriyotopo (2014)

3. Proses transfer digitalProses ini dilalui dengan mentransfer data

manual ke data digital melalui scanner. Disiapkandata sketsa yang telah menggunakan sketsa kertasmilimeter. Data ditransfer scanner dengan sofwareAdobe Photoshop dan diolah ke vektor melaluisofware Corel Draw.

Setelah menjadi data vektor melalui CorelDraw, kemudian ditransfer melalui sofware fontcreator 6.5. Melalui proses ini didapatkan hurufdekoratif menjadi data digital secara otomatis akanmen-tracing menjadi bentuk handwriting. Urutanalfabetis font dekoratif ini kemudian disimpan dalamformat TTF (True Type Font) yang kemudian dapatdiinstalkan ke komputer PC.

Langkah-langkah proses tansfer digitalisasihuruf dekoratif kawung melalui sofware font creatoradalah sebagai berikut;

a. Buka sofware creator 6.5 dan buat file new.b. Ketik nama file font yang akan dibuat.

c. Kemudian akan tampil tumbnail seperti di bawahini.

d. Klik pada huruf A Regular akan muncul kotakGrid Simple Glidh Index.

e. Kemudin klic kanan dan impor format rancanganhuruf dalam fromat JPEG kedalam kotak SimpleGlidh Index.

Page 10: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

135Volume 6 No. 2 Desember 2014

Handriyotopo : Tipografi Dekoratif Kawung Floral Regular

f. Klik generate untuk proses tracing image huruh“A” pixel menjadi data huruf “A” vektor.

g. Edit font baru dari image kawung huruf “A” dansesuaikan transformnya. Demikian pula untukhuruf huruf selanjutnya A-Z.

h. Setelah semua selesai proses transfer digitalhuruf kawung floral tersebut, barulah diinstal keOS. Windows melalui plug in folder fonts.

Aplikasi Huruf Dekoratif pada Desain KartuUndangan Pernikahan

Jika sudah terbentuk karakter desain hurufsecara digital selanjutnya adalah menginstal karakterhuruf ini untuk menjadi bagian dari serangkaian fontuntuk aplikasi desain melalui plug in di OS Windows.

Hasilnya setelah melalui proses perancangan kartuundangan tersebut, kemudian huruf kawung floralditerapkan sebagai identitas dari nama depan inisialcalon kedua mempelai laki-laki perempuan seperti dibawah ini.

Gambar 11. Contoh Aplikasi huruf Kawung Floral Regulerpada desain undangan A.

Sumber: http://bogorpercetakan.wordpress.com/diakses 12Oktober 2014

SimpulanMotif batik kawung sebagai sumber ide

penciptaan huruf dekoratif berpadu dengan motiffloral atau sulur-suluran, dimana motif ini jugaterdapat di Candi Kalasan. Perkembangan teknologigrafis digital sofware semakin memudahkan parainsan desainer untuk mempercepat pekerjaan.Perancangan sebuah huruf dekoratif Kawung FloralRegular memerlukan beberapa tahapan yaitumerencanakan gagasan, menuangkan gagasan dalambentuk sketsa atau thumbnail, mentransfer melaluiteknik scanner, mengedit kembali melalui sofwarevektor dan menyimpannya dalam format JPEG untuktiap huruf “A sd Z”. Pekerjaan untuk menjadi motifdesain huruf kawung floral tersebut melalui tranferdigital huruf perangkat lunak creator font. Prosestahapan tranfer cukup mudah dengan mengimporsatu persatu desain huruf “A sd Z” dijadikan vektordan disimpan dalam format TTF. Melalui proses inihuruf dekoratif kawung floral yang siapdiaplikasikan. Proses aplikasi agar huruf barudekoratif kawung floral dengan cara memasukkanke pluq in OS. Windows, sehingga desainer siap

Page 11: TIPOGRAFI DEKORATIF KAWUNG FLORAL REGULAR

136 Volume 6 No. 2 Desember 2014

Jurnal Penelitian Seni Budaya

menggunakan perancangan huruf pada nilai simbolikatau inisial huruf depan kedua mempelai dalam desainkartu undangan pernikahan.

Pembuatan huruf baru dekoratif denganmenggali ide kreatif dari motif batik mempunyai nilaiestetik simbolik penanda desain undangan pernikahanperlu dikembangkan. Hal ini adalah salah satu bentukapresiasi seni varian huruf dekoratif dalam rangkamelestarikan motif batik tradisional. Bagi institusipenyelenggara program studi Desain KomunikasiVisual akan menjadi menarik ketika pembelajaranmatakuliah Tipografi dapat mengaplikasikannyadalam mata kuliah tersebut sebagai pengayaanpengetahuan dan praktik sumber ide dan penciptaantentang huruf dekoratif. Demikian pula hadirnya hurufdekoratif baru yang menggali dari unsur motif lokalsebagai penanda dalam perancangan elemen estetisdesain undangan pernikahan menjadi lebih variatifdan kreatif menjadikan masukan cukup berarti bagidesainer grafis.

Kepustakaan

Adi Kusrianto. 2007. Pengantar DesainKomunikasi Visual, Yogyakarta: CV. AndiOffset.

Arif Jati Purnomo. 2008. Batik Sebagai Salah SatuMedia Komunikasi dalam UpacaraAdat Tradisi Jawa, ISI Surakarta Press:Ornamen, Volume 5 No. 1, Januari 2008.

Achadiati Ikram. 2009. Sejarah Kebudayaan In-donesia, Bahasa, Sastra, dan Aksara,Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Dian Hastuti. 2012. Solo, Kota Budaya Menuju KotaDesain, Bagian dari Jaringan Kota-

Kota Kreatif Unesco, Surakarta:Prosisiding Seminar Nasional.

Iwan Wirya.1999. Kemasan Yang Menjual, MenagBersaing Melalui Kemasan, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Mieke Susanto. 2011. Diksi Rupa, Yogyakarta:DictiArt Lab, dan Djagad Art-House,Yogyakarta.

Ranang As dan Sri Mawarti. 2008. Batik: our Heri-tage The World, Surakarta: ProsodingSeminar Internasional.

Taufik Murtono dan Handriyotopo. 2012. StudiKarakter Aksara Etnik NusantaraSebagai Model Perancangan Font Baruuntuk Penguatan Citra Produk LokalMelalui Kemasan, Laporan Penelitian ISISurakarta.

___________________________. 2005. PPI,Reka Reklame, Sejarah Periklanan In-donesia 1744-1984, Jakarta: GalangPress 2005.

Website:http://www.infowonogiri.com/2012/07/http://www.bagazu.comhttp://cooltext.com/Download-Font-PlainBlackhttp://sixrevisions.com/graphics-design, di akses 16

Oktober 2014http://kevintomasso.com/type-part-1-categories/,

diakses 16-10-2012http://www.anakpintar.web.id, diakses 5 November

2014http://www.codex99.com/typography/3.html , diakses

4 November 2014