PENGOBATAN TBC

4
 PENGOBATAN TBC Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakter iologi negatif) memerluka n penceg ahan dengan pembe rian INH 5–10 mg/kgbb/hari. 1. Penc ega han (profilaksis) pri mer Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+). INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada. 2. Penc ega han (pr ofil aks is) sek unde r Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC. Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan. Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu : o Obat pri me r : INH (is onia zid ), Rif amp isi n, Etambutol, Streptomisin, Pir azin ami d. Mem per liha tka n efe ktif ita s yang ting gi deng an toks isit as yang mas ih dap at dit oler ir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. o Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin. Dosis obat antituberkulosis (OAT) Obat Dosis harian (mg/kgbb/hari) Do sis 2x/min gg u (mg/kgbb/hari) Dosis 3x/minggu (mg/kgbb/hari) INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg) Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg) Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g) Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Transcript of PENGOBATAN TBC

5/17/2018 PENGOBATAN TBC - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengobatan-tbc-55b079d873cf5 1/4

 

PENGOBATAN TBC

Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan

II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi

tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 5–10

mg/kgbb/hari.

1. Pencegahan (profilaksis) primer 

Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+). INH minimal 3 bulan walaupun uji

tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau

sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.

2. Pencegahan (profilaksis) sekunder 

Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.

Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

o Obat primer  : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.

Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir,

sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

o Obat sekunder  : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan

Kanamisin.

Dosis obat antituberkulosis (OAT)

Obat Dosis harian(mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu(mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu(mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

5/17/2018 PENGOBATAN TBC - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengobatan-tbc-55b079d873cf5 2/4

 

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25.40maks. 1,5 g)

Pengobatan TBC pada orang dewasa

Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap

intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam

seminggu (tahap lanjutan).

Diberikan kepada:

Penderita baru TBC paru BTA positif.

Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

• Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:

o Penderita kambuh

o Penderita gagal terapi

o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

• Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

Diberikan kepada:

o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Pengobatan TBC pada anak 

Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:

5/17/2018 PENGOBATAN TBC - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengobatan-tbc-55b079d873cf5 3/4

 

1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH

+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila

diduga ada resistensi terhadap INH).

2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama,

kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan

Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).

Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal

 perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

 Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:

TB tidak berat

INH : 5 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari

TB berat (milier dan meningitis TBC)

INH : 10 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari

Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)

PENGOBATAN HIV

Pengobatan penderita dengan defisiensi imun antara lain adalah dengan menggunakan

antibiotic/antiviral yang tepat, pemberian pooled human immunoglobulin yang teratur.

Tujuan pengobatan penderita dengan penyakit defisiensi imun umumnya adalah untuk mengurangi

kejadian dan dampak infeksi seperti menjauhi subyek dengan penyakit menular, memantau

 penderita terhadap infeksi, menggunakan antibiotic/antiviral yang tepat, imunisasi aktif atau pasif 

 bila memungkinkan dan memperbaiki komponen system imun yang defektif dengan transfer pasif 

atau transplantasi.

5/17/2018 PENGOBATAN TBC - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengobatan-tbc-55b079d873cf5 4/4

 

Terapi HIV dilakukan dengan cara mengkombinasikan beberapa obat untuk mengurangi viral load

(jumlah virus dalam darah) agar menjadi sangat rendah atau dibawah tungkat yang dapat terdeteksi

untuk jangka waktu yang lama.

Di Indonesia, regimen obat anti-retrovirus yang diusulkan oleh Depkes RI, 2003.

Regimen obat anti-retrovirus yang diusulkan untuk Indonesia :

Satu dari kolom A dan salah satu kombinasi dari kolom B

KOLOM A KOLOM B

 Nevirapin

 Nelfinavir 

Zidovudin + didanosin

Didanosin + lamivudine

Stavudin + didanosin

Zidovudin + lamivudine

Stavudin + lamivudin

Alasan pengobatan pada HIV dilakukan secara kombinasi, karena :

1. Menghindari atau menunda resistensi obat atau meluaskan cakupan terhadap virus dan

memperlama efek 

2. Peningkatan efikasi karena adanya efek aditif atau sinergistik 

3. Peningkatan target reservoir jaringan atau seluler (contoh : limfosit, makrofag) virus.

4. Gangguan pada lebih dari satu fase hidup virus

5. Penurunan toksisitas karena dosis yang digunakan menjadi lebih rendah

Di Indonesia, regimen obat anti-retrovirus yang diusulkan oleh Depkes RI, 2003.