Dahulukan Pengobatan Medis terutama Fisioterapi daripada Pengobatan Alternatif
Pengobatan klaudikasio
-
Upload
amanda-puspadewi -
Category
Documents
-
view
16 -
download
2
Transcript of Pengobatan klaudikasio
Pengobatan klaudikasio adalah medis, dengan operasi dicadangkan untuk kasus yang parah.
Tujuan dari manajemen medis adalah untuk menghambat perkembangan penyakit oklusi arteri perifer (PAOD).
o Pada pasien yang merokok, cara yang paling bijaksana untuk menghambat kemajuan PAOD adalah menghentikan penggunaan tembakau.
o Bukti ekstensif menunjukkan bahwa berhenti merokok meningkatkan prognosis.o Setelah berhenti merokok, ada peningkatan kemampuan berjalan kaki dan
tekanan pada pergelangan kaki teratasi.
Latihan memainkan peran penting dalam pengobatan klaudikasio.o Pasien mengurangi berjalan sehari-hari mereka karena nyeri klaudikasio dan
takut kerusakan lebih lanjut. Ini mengarah ke gaya hidup yang semakin menetap yang bahkan lebih merugikan.
o Program berjalan secara teratur menghasilkan peningkatan substansial pada kebanyakan pasien dengan klaudikasio.Perbaikan telah berkisar 80-234% dalam studi terkontrol.
o Sebuah program berjalan harian 45-60 menit dianjurkan. Pasien diinstruksikan untuk berjalan sampai nyeri klaudikasio terjadi, beristirahat sampai rasa sakit reda, dan ulangi siklus.
o Sedangkan mekanisme yang tepat untuk perbaikan dalam jarak berjalan kaki dengan olahraga tetap tidak diketahui, Olahraga teratur diperkirakan untuk membuat kondisi otot-otot bekerja lebih efisien (lebih banyak darah tersuplai) dan meningkatkan pembentukan pembuluh kolateral
Perawatan medis tambahan termasuk kontrol dari profil lipid, diabetes, dan hipertensi.
Buerger Dissease
Penyakit Buerger, penyakit vaskular nonatherosclerotic juga dikenal sebagai thromboangiitis obliterans (TAO), ditandai oleh tidak adanya atau sedikit atheromas, peradangan pembuluh darah segmental, fenomena vasoocclusive, dan keterlibatan dari arteri kecil&menengah dan vena dari ekstremitas atas&bawah.
Kondisi ini sangat terkait dengan penggunaan tembakau yang berat, dan perkembangan penyakit ini berhubungan erat dengan penggunaan lanjutan. Presentasi khas adalah nyeri istirahat, tak henti-hentinya ulserasi iskemik, dan gangren dari jari-jari tangan dan kaki, dan jika penyakit berkembang (memburuk), pasien mungkin memerlukan beberapa amputasi. [1, 2].
Rokok memberikan banyak akibat merugikan termasuk vasokonstriksi, peningkatan agregasi trombosit, viskositas darah, dan meningkatkan tekanan darah.Perhatikan ulkus iskemik pada bagian distal dari jari-jari kaki yang besar, kedua, dan kelima kiri.Meskipun kaki kanan pasien normal dalam penampilan kotor, angiografi menunjukkan dikompromikan aliran arteri ke kedua kaki.
TALAKBerhenti merokokPenggunaan terapi trombolitik dalam pengobatan penyakit Buerger telah diusulkan, tetapi data untuk pengobatan ini tetap tidak meyakinkan dan pengobatan yang demikian dianggap eksperimental. Baru-baru ini, Isner dan rekan melaporkan peningkatan kesembuhan ulkus iskemik dan nyeri istirahat dalam serangkaian kecil pasien dengan penyakit Buerger menggunakan transfer gen intramuskular faktor pertumbuhan endotel vaskular. [10]
ROKOK
Strategi berikut adalah penting dalam pencegahan komplikasi dari penyakit Buerger:
Penggunaan pelindung (alas kaki) yg baik dan pas untuk mencegah trauma dan cedera termal kaki atau kimia
Pengobatan dini terhadap cedera ekstremitas untuk melindungi terhadap infeksi Menghindari lingkungan yang dingin Menghindari obat yang menyebabkan vasokonstriksi
Perawatan BedahMengingat sifat segmental difus thromboangiitis obliterans dan fakta bahwa penyakit ini terutama mempengaruhi arteri kecil dan menengah, revaskularisasi bedah untuk penyakit Buerger biasanya tidak layak dan sangat langka di Amerika Serikat.
However, make every effort to improve distal arterial flow in patients with Buerger disease, and consider autologous vein bypass of coexistent large-vessel atherosclerotic stenoses in patients with severe ischemia who have an acceptable distal target vessel.
Namun, upayakan untuk meningkatkan aliran arteri distal pada pasien dengan penyakit Buerger, dan mempertimbangkan autolog vena bypass dari pembuluh yang berdampingan dengan yang stenosis aterosklerotik pada pasien dengan iskemia berat yang memiliki pembuluh target yang diterima distal.
Perawatan bedah lain yang diusulkan untuk penyakit Buerger adalah sebagai berikut:
o Omental transfero Sympathectomyo Implantasi stimulator spinal cord
Terapi bedah untuk penyakit Buerger refrakter (pada pasien yang terus merokok) adalah amputasi ekstremitas distal untuk ulkus nonhealing (tidak bisa sembuh), gangren, atau sakit keras. Hindari amputasi bila mungkin, namun, jika diperlukan, lakukan operasi dengan cara yang mempertahankan ekstremitas sebanyak mungkin
Obat
Selain penggunaan eksperimental dari iloprost dan trombolitik (seperti dibahas sebelumnya), penggunaan antibiotik untuk mengobati bisul yang terinfeksi, dan pengobatan paliatif nyeri iskemik dengan analgesik nonsteroid dan narkotik, Semua bentuk lain dari perawatan farmakologis umumnya telah tidak efektif dalam pengobatan Penyakit Buerger, termasuk Calsium Channel Blocker, steroid, reserpin, pentoxifylline, vasodilator, obat antiplatelet, dan antikoagulan.
Trombolitik:
Melarutkan thrombus yang sudah terbentuk.
1. Streptokinase
Streptokinase mengaktivasi plasminogen dgn cara tdk langsung yaitu dgn bergabung terlebih dahulu dgn plasminogen u/ membentuk kompleks aktivator à selanjutnya akan mengkatalisis perubahan plasminogen bebas mjd plasmin
2. Urokinase
Urokinase diisolasi dari urin manusia. Urokinase langsung mengaktifkan plasminogen. Selain terhadap emboli paru, juga digunakan untuk tromboemboli
pada arteri dan vena. Obat ini tidak bekerja spesifik terhadap fibrin sehingga menimbulkan lisis sistemik (fibrinogenesis dan destruksi faktor pembekuan darah lainnya).
Anti Agregasi Trombosit
ASPIRIN
Merupakan anti trombotik (menghambat agregasi trombosit sehingga menghambat pembentukan thrombus)
Indikasi: IMA, TIA, stroke iskemik
Kontraindikasi: tukak peptikum, hemophilia, hipoprotrombinemia, kehamilan
Farmakodinamik (mekanisme kerja):Menghambat sintesis tromboksan A2 dengan mengasetilasi secara irreversible enzim siklooksigenase dimana tromboksan A2 adalah produk arakhidonat yang menyebabkan trombosit mengubah bentuknya, melepas granulnya, dan beragregasi.
Farmakokinetik:A : oral baik, cepat diserap lambung & usus kecil bagian atasD : menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan transelularM : dihidrolisis jadi asam salisilat di hatiE : ginjal, sebagian kecil keringat & empedu
Efek samping: rasa tidak enak di perut, mual, perdarahan saluran cerna
Vasodilator
NA NITROPRUSID I.V.
Merupakan prodrug dari Nitric Oxide (NO), suatu vasodilator kuat, kerjanya di arteri maupun vena.
Mula kerjanya cepat (2-5 menit) karena cepat dimetabolisme membentuk NO aktif. Masa kerjanya singkat sehingga dosisnya dapat dititrasi dengan cepat untuk mencapai efek hemodinamik yang diinginkan.
AMPUTASI EKSTREMITAS
a. Definisi
Amputasi adalah penghilangan sebagian atau keseluruhan ekstremitas karena trauma atau pembedahan. Dalam konteks pembedahan, amputasi bertujuan untuk menyelamatkan hidup.
Secara umum, amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir, dimana sedapat mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan ekstremitas. Namun pada beberapa kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan lunak yang sudah menginfiltrasi semua struktur lokal di ekstremitas, amputasi merupakan pilihan. Pada sarkoma jaringan lunak ekstremitas bawah dari tulang, sekitar 20-40% rytembutuhkan amputasi.
Pada ekstremitas bawah, amputasi dapat dilakukan diatas atau dibawah lutut. Pemilihan jenis amputasi ini tergantung dari lokasi tumor. Jika tumor berada dekat dengan lutut, maka margin eksisi luas harus mencapai atas lutut, sehingga dilakukan amputasi diatas lutut. Jika tumor terletak pada ankle atau kaki, dilakukan amputasi di bawah lutut.
b. Ruang lingkup
Ekstrimitas atas dan bawah yang menyengkut kelainan keganasan
c. Indikasi operasi
Rekuren lokal dari tumor primer high grade tanpa tanda metastasis
Keterlibatan vaskular utama
Keterlibatan saraf utama
Kontaminasi jaringan lunak yang luas saat eksisi dengan perdarahan yang banyak
Fraktur patologis
Infeksi
Sarkoma high grade
d. Kontra indikasi operasi
Kondisi umum yang buruk, Sarkoma dengan metastasis (relatif)
e. Pemeriksaan Penunjang
- Darah lengkap, faal hemostasis fungsi hati, fungsi ginjal, rontgen thorax, USG abdomen, foto tulang, CT Scan/MRI, hasil patologi anatomi biopsi/Menjar limfe regional dengan atau tanpa immunohistokimia
Teknik OperasiAmputasi Atas Lutut
1. Pasien terlentang
2. Kulit ditandai dengan marker untuk garis insisi dan pemotongan tulang diatas lutut. Garis insisi berbentuk mulut ikan dengan puncak pada sisi medial dan lateral paha. Batas osteotomi juga ditandai sebelum insisi.
3. Dilakukan diseksi dan pemotongan kulit, fasia superfisal (tan jaringan subkutan secara vertikal dari tepi insisi. Kemudian bergerak miring sesuai arch garis insisi menuju puncak irisan sampai tulang.Pembuluh darah besar diligasi . Nervus ditarik keluar dari jaringan sekitarnya kira-kira 2 cm, diligasi dua kali dengan benang monofilamen nonabsorbable dan dipotong dengan pisau serta dibiarkan masuk kembali ke jaringan sekitarnya.
4. Kauter digunakan untuk membuka periosteum, kemudian dilakukan osteotomi dengan gergaji Gigh, dan tepi tulang di kikir untuk menghilangkan tepi tajam.
5. Dilakukan myodesis dua lapis dengan menjahitkan otot-otot menutupi ujung tulang. Quadriseps dan hamstring dijahitkan satu sama lain untuk menutupi tulang. Adduktor ditendodesis dengan otot di ujung femur. Tahap ini penting agar kekuatan dan kestabilan femur tetap terjaga.
6. Subkutis dan kulit ditutup lapos demi lapis dan dipasang drain.
7. Dilakukan balutan ketat dan dipasang sarung stump diujung stump
Amputasi Bawah Lutut1. Pasien terlentang
2. Kulit ditandai dengan marker untuk garis insisi dan pemotongan tulang dibawah lutut. Garis insisi berbentuk mulut ikan dengan puncak pada sisi medial dan lateral paha. Batas osteotomi juga ditandai sebelum insisi. Semakin panjang stump yang ditinggalkan, semakin baik hasil fungsionalnya
3. Dilakukan diseksi dan pemotongan kulit, fasia superfisal dan jaringan subkutan secara vertikal dari tepi insisi. Kemudian bergerak miring sesuai arch garis insisi menuju puncak irisan sampai tulang.Pembuluh darah besar
diligasi . Nervus ditarik keluar dari jaringan sekitarnya kira-kira 2 cm, diligasi dua kali dengan benang monofilamen nonabsorbable dan dipotong dengan pisau Bertadibiarkan masuk kembali ke jaringan sekitarnya.
4. Kauter digunakan untuk membuka periosteum, kemudian dilakukan osteotomi dengan gergaji Gigli, dan tepi tulang di kikir untuk menghilangkan tepi tajam. . Minimal 5 cm tibia diperlukan untuk fungsi dan pemasangan prostesis. Fibula selalu dipotong lebih pendek dari tibia
5. Dilakukan myodesis dua lapis dengan menjahitkan otot-otot menutupi ujung tulang.
6. Subkutis dan kulit ditutup lapos demi lapis dan dipasang drain.
7. Dilakukan balutan ketat dan dipasang sarung stump diujung stump
Komplikasi operasia. Perdarahan
Bila hemostasis tidak baik, dapat terjadi perdarahan di daerah operasi. Pada insisional biopsi tumor, mudah terjadi perdarahan. Bila perdarahan merembes dan tidak dapat dijahit (jaringan rapuh), dilakukan penekanan dan balut tekan diatas titik perdarahan
b.Infeksi
Infeksi dapat muncul bila tehnik aseptik tidak dilaksanakan dengan tepat, atau sudah ada infeksi di daerah yang di biopsy
MortalitasRendah
Perawatan Pasca Bedah· Elevasi tungkai selama 3 sampai 5 hari ilntuk mencegah edema post operasi
· Drain diangkat kira-kira pada hari ke 5 bila produsi minimal
· Antibiotika diberikan selama 3 sampai 5 hari sampai drain diangkat
· Isometrik exercise esok harinya setelah operasi
Follow-UpEvaluasi atas basil pemeriksaan patologi anatom