Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

8

Click here to load reader

description

Restorasi Amalgam

Transcript of Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

Page 1: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

1

Penglepasan Kadar Hg dalam urin setelah restorasi amalgam yang di triturasi secara manual

Oleh

Endang Sukartini Bagian konservasi gigi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya penglepasan Hg dalam urin setelah gigi direstorasi amalgam yang di triturasi secara manual pada anak usia 12 – 14 tahun.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan. Sampel penelitian adalah urin dari 20 orang yang berumur 12 – 14 tahun yang dipilih secara acak dan diberi perlakuan berupa restorasi gigi molar bawah dengan amalgam. Pemeriksaan urin dilakukan pagi – pagi sebelum dilakukan restorasi, 1 minggu setelah restorasi, 1 minggu setelah pemolesan, 2 minggu setelah pemolesan dan 3 minggu setelah pemolesan.

Hasil penelitian yang diperoleh dengan uji analisis varian (ANAVA), menunjukkan bahwa menurut waktu pengukuran mengindikasikan adanya suatu korelasi positif yang bermakna, berarti penglepasan Hg dan restorasi amalgam berlangsung secara terus menerus dan meningkat. Kata Kunci : Penglepasan Hg, Triturasi Manual

Pendahuluan

Amalgam adalah campuran dari paduan logam (aloi) dan air raksa (Hg).

Amalgam merupakan bahan untuk merestorasi gigi yang terkena karies. Bahan tersebut

masih banyak digunakan oleh dokter gigi dengan pertimbangan bahwa bahan tersebut

mudah dimanipulasi, harga relatif murah dan cukup kuat menahan daya kunyah. Combe

(1992) melaporkan mengenai penglepasan Hg dari restorasi amalgam yang ada dalam

mulut namun keracunan karena Hg tersebut kecil.

Triturasi amalgam dapat dilakukan dengan cara manual dan masinal. Cara

manual dilakukan dengan menggunakan alu dan mortal. Homogenitas amalgam

tergantung dari tekanan yang terjadi antara alu dan lumpang. Tekanan yang berbeda –

beda ari operator menyebabkan kekuatan amalgam yang berbeda homogenitasnya

sehingga hasilnya kurang baik. Lain halnya dengan cara masinal yang tekanannya selalu

Page 2: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

2

sama sehingga menghasilkan amalgam yang homogen (Craig & Powers, 2002;

Vrijshoof, 1980).

Menuerut Marek (1990) penglepasan Hg dari dental amalgam dapat terjadi sejak

dilakukan kondensasi amalgam di dalam mulut dan terus berlangsung selama amalgam

berada di dalam mulut. Hg yang larut di dalam saliva dapat masuk ke dalam tubuh

manusia melalui pencernaan, pernafasan dan peresapan melalui mukosa mulut.

Hg dapat diserap melalui jaringan paru–paru dan pencernaan kemudian masuk

ke dalam aliran darah. Hg tersebut dalam utbuh akan terikat dengan protein yang

mempunyai gugus S-S yang berfungsi mentransfer logam berat ke hati dan ginjal.

Sedangkan pengeluaran Hg dari dalam tubuh dapat melalui kulit (keringat), ginjal

(urin). Dan saluran pencernaan (tinja) Horald, 1980).

Pemeriksaa kadar Hg dalam tubuh akibat pencemaran dari lingkungan maupun

terlepasnya kadar Hg dari restorasi amalgam dapat dilakukan pemeriksaan melalui

darah., urin, saliva, tinja dan rambut kepala. Pemeriksaan Hg dalam darah dan urin

merupakan pemeriksaan yang paling akurat (Marek, 1990).

Telah banyak dilakukan penelitian kadar Hg akibat penambalan amalgam yang

hasilnya menunjukkan perbedaan pendapat bahayanya penggunaan amalgam untuk

restorasi gigi. Sedangkan di Indonesia sendiri khususnya di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Padjadjaran belum ada penelitian yang melakukan penelitian mengenai

kadar Hg sebagai akibat merestorasi gigi dengan amalgam.

Bahan dan Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental sungguhan.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa SLTPN I Cimahi dengan kriteria usia 12-14

tahun belum mempunyai restorasi amalgam, ada karies superfisial pada pit dan fisure

bagian oklusal pada gigi molar pertama bawah kanan atau kiri, indikasi untuk kelas I

amalgam dan dengan diagnosa pulpitis reversibel. Sampel diambil secar acak sebanyak

20 orang.

Pelaksanaan dan pengambilan sampel penelitian dilakukan di SLTPN I Cimahi

dan pengukuran kadar Hg dalam urin dilakukan di BATAN (Badan Tenaga Nuklir

Nasional) Bandung. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2004.

Page 3: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

3

Unit analisa penelitian adalah 40 urin yang di ambil dari 20 sampel dengan 5

kali pengambilan urin, urin yang diambil adalah sebelum dilakukan perlakuan, 1

minggu setelah perlakuan, 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu setelah pemolesan.

Bahan penelitian yang dipakai adalah aloi amalgam merek nu aloi yang sudah

tersedia dalam kapsul dan lumpang dan alu yang biasa dipakai oleh mahasiswa maupun

sebagian dokter gigi.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah restorasi kelas I amalgam di oklusal

yang di triturasi secara manual, variabel terikatnya adalah kadar Hg dalam urin sebelum

restorasi, 1 minggu setelah restorasi dan pemolesan, 2 minggu setelah pemolesan dan 3

minggu selelah pemolesan. Variabel yang dikendalikan adalah jenis aloi, besar kavitas,

cara manipulasi semen amalgam serta penatalaksanaannya.

Cara pengambilan unit sampel adalah sebagai berikut : sebelum tidur siswa

disarankan minum sebanyak 2 gelas air putih atau aqua. Pagi-pagi pada saat bangun

mereka diharuskan menampung urin ke dalam tempat yang sudah disediakan dan

terbuat dari polyethilen pagi hari setelah urin terkumpul kemudian dikirimkan ke

BATAN untuk diperiksa kadar Hg -nya.

Prosedur kerja penelitian adalah sebagai berikut : (1) 20 orang siswa yang

memenuhi kriteria populasi ditampung urin pagi segera setelah bangun tidur; (2) pada

hari pertama ke 20 orang siswa tersebut dipreparasi Kelas I amalgam; (3) setiap kavitas

yang sudah di preparasi disterilkan dengan eugenol; (4) dilakukan pelapikan dengan

semen seng phospat dengan ketebalan ± 0,5 mm; (5) dilakukan restorasi amalgam yang

di triturasi secara manual memakai lumpang dan alu dengan tekanan 3 kg selama 40

detik. Amalgam kemudian diperas dan hasilnya tidak ada kelebihan Hg; (6) satu minggu

setelah direstorasi ke 20 siswa diambil kembali urin paginya dan diperiksa di BATAN;

(7) dilakukan pemolesan yang kemudian 1 minggu setelah pemolesan diperiksa kembali

kadar Hg-nya yang ada dalam urin di BATAN; (8) dua minggu kemudian kadar Hg

dalam urin diperiksa kembali; (9) tiga minggu setelah pemolesan urin diambil kembali

dan kadar Hg–nya diukur.

Data dianalisis dengan menggunakan Desain Analisis Eksperimental Faktorial

(ANAVA). Desain ini digunakan untuk mencari perbedaan dua faktor yaitu pengukuran

yang terdiri dari dua tarap yaitu sebelum dan sesudah pemolesan.

Page 4: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

4

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa kadar Hg pada 40 sampel urin dari 20

siswa SLTP N 1 Cimahi yang diberi perlakuan. 20 orang direstorasi amalgam dengan

cara triturasi secara manual.

Kadar Hg didalam urin dari 20 orang siswa yang diperiksa sebelum diberi

perlakuan diperoleh hasil rata-rata sebesar 34 ,795 µg/l. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 20 siswa setelah diberi perlakuan yaitu restorasi amalgam yang di triturasi

seara manual.

Tabel rata-rata Kadar Hg dalam urin berdasarkan waktu pengukuran

Waktu Rata-rata (µg/l)

I 50, 702

II 57, 539

III 58, 977

IV 57, 568

Keterangan : I = 1 minggu setelah restorasi

II = 1 minggu setelah poles

III = 2 minggu setelah poles

IV = 3 minggu setelah poles

Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada

perbedaan kadar Hg dalam urin setelah gigi direstorasi dengan amalgam berdasarkan

waktu pengukuran terbukti (signifikan).

Hasil ini diuji secara hipotesis statistik dengan menggunakan ANAVA. Dati

tabel, ANAVA diperoleh harga F hitung sebesar 2,71. harga ini lebih besar

dibandingkan dengan harga F tabel (3,152:0,05) yaitu sebesar 2,60. Jadi pengujian

bersifat signifikan artinya bahwa secara rata-rata terlepasnya kadar Hg dalam urin

menunjukkan perbedaan yang signifikan berdasarkan waktu pengukurannya.

Page 5: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

5

Apabila kadar Hg yang terlepas dalam urin disajikan kedalam bentuk grafik

Garis berdasarkan waktu pengukuran diperoleh seperti pada grafik berikut :

50

52

54

56

58

60

Waktu pengukuran (Minggu)K

adar

Hg

(ug/

l)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terlepasnya kadar Hg dalam urin untuk

setiap waktu pengukurannya menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Hasil

diatas memperlihatkan bahwa terlepasnya kadar Hg dalam urin untuk setiap waktu

pengukuran menunjukkan penambahan atau trend yang meningkat.

Pembahasan

Hasil penelitian terhadap 20 siswa SLTP N I Cimahi yang diperlakukan restorasi

amalgam dengan cara triturasi manual dilihat dari kadar Hg dalam urin yang

berdasarkan waktu pengukuran menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Keadaan ini sesuai dengan kriteria WHO (1991), konsentrasi normal Hg dalam

urin 4 µg/l. Kadar Hg didalam urin akan bervariasi sesuai dengan jumlah gigi yang

direstorasi dengan amalgam. Menurut Sumadi (1994), bahwa kadar Hg dalam urin

meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan jumlah gigi yang direstorasi.

Elley dan Cor (1994), menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar Hg yang

bermakna di dalam urin antara kontrol yang tanpa restorasi dengan orang percobaan

yang direstorasi dengan amalgam. Menurut Ahad dan Stannard (1990), pelepasan Hg

meningkatkan pada 24 jam pertama setelah restorasi, selama kondensasi uap Hg

meningkat 0,05 µg/l, pada saat pemolesan meningkat 0,07 µg/l.

Marek (1990) meneliti bahwa penglepasan Hg dari restorasi amalgam terjadi

sejak dilakukan kondensasi amalgam di dalam mulut dan terus berlangsung selama

amalgam berada di dalam mulut. Hg yang terlepas dari restorasi amalgam akan larut

dalam saliva dan tertelan ke dalam usus halus hanya berkisar 10 % (Horsted dan

Bindslev, 1991).

Page 6: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

6

Peningkatan kadar Hg di dalam urin setelah perlakuan untuk setiap waktu

pengukuran selain diakibatkan oleh Hg yang terlepas dari tambalan amalgam mungkin

dipengaruhi oleh lingkungan yang terkontaminasi Hg dan makanan yang terkontaminasi

Hg.

Konsentrasi Hg dalam darah dan urin setara dengan konsentrasi rata-rata Hg di

udara, bila konsentrasi Hg di udara 0,05 mg/m3 ditentukan konsentrasi dalam darah 35

µg/l dan konsentrasi dalam urin 100 µg/l.

Kadar hg dalam urin pada 20 siswa yang diteliti setelah restorasi amalgam yang

di triturasi secara manual berdasarkan waktu pengukuran terlihat hasil rata-rata yang di

triturasi dengan manual 58,760 µg/l.

Kesimpulan

Kadar Hg dalam urin setelah diberi perlakuan menunjukkan peningkatan yang

signifikan, hal ini berarti bahwa penglepasan Hg dari tambahan amalgam berlangsung

secara terus-menerus namun ada penurunan pada 3 minggu setelah pemolesan. Besar

penglepasan Hg per Minggunya adalah 2,2036 µg/l.

Page 7: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

7

Daftar Pustaka

Ahmad, R. Dan Stannard J. G., 1990, Mercury release from Amalgam: A study in Vitro

and in Vivo, Journal Operative Dentistry, Vol 15, hal 207-18

Azizah H dan Mansyur M. 2001. Toksikologi Merkuri dan Persenyawaannya. Majalah

Kedokteran Indonesia. Vol 51 no 4.

Charbeneau, 0,T, et al, 1975. Principle and Practice of Operative Dentistry.

Philadelphia, Lea and Febiger. Hal 229-236, 263-282.

Combe, E.C, 1992, Notes on dental materials.6t', edition. London., Madrid, Melbourne,

New York. Churchill Livingstone.

Craig R.G, and Powers, J,M., 2002. Restorative Dental Materials. I I 1h ed. St. Louis,

London, Philadelphia, Sidney, Toronto: Mosby.

Eccless, J.D dan R.M. Green. 1994. Konservasi Gigi 2nd ed, Diterjemahkan oleh Lilian

Yuwoni. Jakarta. Widya Medika.

Eley, B.M., dan W. Cox. 1994. Dental Amalgam : Release, Absorption and Possible

Health Effect, Question And Answer, Dental Review, 1994. 6, 1, hIm. 10- 16.

Engle JH : Ferrancane J.L; Wichmann, J. 0 Kobe. T. 1992. Quantitation of Total

Mercury Vapor Related During Dental Procedures. Dental Mater 1992; 8

(3):176 -80.

Floyd, A, Peyton and Robert, G. Craig, 1971, Restorative Dental Material. 46 ed. The

CV. Mosby Company. Hal 358-396.

Harold A.H; Victor WR ; Peter, AM, 1990,Associated Authors Reviews of

Physiological Chemistry 17th ed, Lange Medical Publication.

Horsted-Bindslev, P., 1. Magos., P. Holmstrup, et al, 1999. Tambalan Amalgam

Berbahaya Untuk Kesehatan. Cetakan 1, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Jones. D.E. 198 1. Mercury A Review Of The Literature. Brit. Dental Journal. hIm.

145-8.

Marek, M, 1990. The Release of Mercury from Dental Amalgam The Mechanism and In

Vitro Testing. J. Dent. Rest, 69 (h.5)

Phillip's and More 1994, Element of Dental Materials. Philadelphia: W. B Saunders Co.

Halaman 164-190.

Page 8: Penglepasan Kadar Hg Dlm Urin Setelah Restorasi Amalgam

8

Phillip's, and Skiner's 1991, Science of Dental Materials. 9h edition. Hal 61-62,

303-345.

Soemadi. W, 1994. Pola Erupsi Gigi Tetap pada Anak Umur 6 Tahun sampai dengan 14

Tahun Kelurahan Kayu Putih Jakarta Timur dan kelurahan Bungur Jakarta

Pusat. Jakarta, laporan.

United States, 1993. Department of Health and Human Services Committee to

Coordinate Environmental Health and Related Programs. Risk Management Sub

Committee. Dental Amalgam : a Scientific Review and Recommended Public

Health Service Strategy for Research, Education, and Regulation: Final Report

of Sub Committee on Risk Management of The Committee to Coordinate

Environmental Health and Related Programs, Public Health Service. The

Service (Washington. DC).

Vrijhoef, M.M.A, 1980. Dental Amalgam. Chicago, Berlin, Rio De Janerio, & Tokyo:

Quintessence Publishing. Co. Inc.

Warsono. 2000. Pengaruh bahan tambal amalgam terhadap kadar merkuri pada darah

urin, tinja dan rambut kepala. Jurnal Kedokteran Gigi U1. HIm. 23-30.

WHO. 1991 Environmental Health Criteria 118, Inorganic Mercury. Geneva.