PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG

7
 Melalui judul, kata-kata yang dipilih oleh W. S. Rendra, ia ingin menyampaikan bahawa  penjual arum manis sudah betuala ng dalam pikirann ya mengn ai masa lalunya ketika masih ke cil . Hi ng ga tokoh pe nju al aru m ma nis me ma ha mi ba hwa dir iny a su da h me nca pai kedewasaan. Hal tersebut diciptakan oleh pengarang kerena kehadiran tokoh anak kecil yang mengikutinya. Melalui keluhan tokoh anak kecil, tokoh penjual arum manis yang dalam kajian kali ini sebagai tokoh “Ia” yang mengacu pada judul cerpen, menelusuri kembali perjalanan hidup dari masa kecilnya hingga sekarang dirinya sudah dewasa melalui pikiran dan batinnya. Dibuktikan dengan kutipan cerpen berikut. ... Ia masih ingat juga bagaimana ketika kecilnya dulu. Ia tak bisa mengerti hubungan antara memukuli dan mencintai. Tidak ada anak kecil yang bisa mengerti ini.... ...  Demikianl ah dendamnya terhadap ayahnya dulu, ia peram-peram di dada lama-lama.  Pukulan-puku lan mematang kan dendam ini. Akhirnya dendam itu sudah seperti beringin liar  yang begitu berakar di dadanya. Ia tak kuasa apa-apa. Ia terus juga berdendam meskipun ia  sudah menjelang dew asa, mungkin sudah men gerti hubungan antara mem ukuli dan mencintai.  Akar dendam tak bisa tercabut lagi. Sampai ayahnya mati ia masih berdendam. Ialah orang  yang sang at malang , ia tak perna h merasa p unya seorang ayah sejak se mula ia dila hirkan. ... Penjual itu terdiam. Ia terkenang masa kecilnya. Ia menggesek rebabnya lebih keras.  Dan anak itu meledak la gi. Anak kecil yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan hal- hal yang baru dengan bimbingan orang yang lebih mengetahui dan memahami. Anak kecil senang dengan hal-hal yang unik hingga menimbulkan sikap-sikap aneh, pemikiran-pemikiran, dan per tany aan- pert anyaan pol os. Te rliha t dar i ger ak-g erik nya yan g ser ing kali terl ihat mengemis perhatian tidak dengan kata-kata, tetapi dengan emosi. Bisa dikatakan juga anak kecil tidak bisa diam.

description

DEWASA BELAJAR DARI ANAK KECIL DALAM CERPEN "IA SUDAH BERTUALANG" KARYA W. S. RENDRA

Transcript of PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 1/7

 

Melalui judul, kata-kata yang dipilih oleh W. S. Rendra, ia ingin menyampaikan bahawa

 penjual arum manis sudah betualang dalam pikirannya mengnai masa lalunya ketika masih

kecil. Hingga tokoh penjual arum manis memahami bahwa dirinya sudah mencapai

kedewasaan. Hal tersebut diciptakan oleh pengarang kerena kehadiran tokoh anak kecil yang

mengikutinya.

Melalui keluhan tokoh anak kecil, tokoh penjual arum manis yang dalam kajian kali ini

sebagai tokoh “Ia” yang mengacu pada judul cerpen, menelusuri kembali perjalanan hidup dari

masa kecilnya hingga sekarang dirinya sudah dewasa melalui pikiran dan batinnya. Dibuktikan

dengan kutipan cerpen berikut.

... Ia masih ingat juga bagaimana ketika kecilnya dulu. Ia tak bisa mengerti hubungan

antara memukuli dan mencintai. Tidak ada anak kecil yang bisa mengerti ini....

...

 Demikianlah dendamnya terhadap ayahnya dulu, ia peram-peram di dada lama-lama.

 Pukulan-pukulan mematangkan dendam ini. Akhirnya dendam itu sudah seperti beringin liar 

 yang begitu berakar di dadanya. Ia tak kuasa apa-apa. Ia terus juga berdendam meskipun ia sudah menjelang dewasa, mungkin sudah mengerti hubungan antara memukuli dan mencintai.

 Akar dendam tak bisa tercabut lagi. Sampai ayahnya mati ia masih berdendam. Ialah orang 

 yang sangat malang, ia tak pernah merasa punya seorang ayah sejak semula ia dilahirkan.

... Penjual itu terdiam. Ia terkenang masa kecilnya. Ia menggesek rebabnya lebih keras.

 Dan anak itu meledak lagi.

Anak kecil yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan hal-

hal yang baru dengan bimbingan orang yang lebih mengetahui dan memahami. Anak kecil

senang dengan hal-hal yang unik hingga menimbulkan sikap-sikap aneh, pemikiran-pemikiran,

dan pertanyaan-pertanyaan polos. Terlihat dari gerak-geriknya yang seringkali terlihat

mengemis perhatian tidak dengan kata-kata, tetapi dengan emosi. Bisa dikatakan juga anak 

kecil tidak bisa diam.

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 2/7

 

Anak kecil mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dan menyatakan

 pikirannya. Mereka lebih butuh banyak belajar. Mereka mudah menangkap kejadian dan akan

mengingat dan membawanya hingga dewasa bahkan menjelang kematian. Dibuktikan dengan

tokoh penjual arum manis yang masih mengingat dan meyimpan dendam terhadap kenangan

tentang ayahnya walaupun sudah dewasa. Sangat salah jika diperlihatkan atau diperdengarkan

suatu bentuk kekerasan. Anak kecil seharusnya dibimbing dengan teknik kinestetis,

 penyampaian yang disertai dengan contoh-contoh gerakan, ilustrasi atau gambar, dan cerita

yang menganalogikan kehiupan dengan tokoh yang tidak terlalu serius.

Cerpen “Ia Sudah Bertualang” ini menyampaikan pesan bahwa adanya penerapan

 pepatah “Orang tua sudah banyak makan asam garam ”. Mereka sudah banyak mendapatkan

 pelajaran dari perjalanan dan pengalaman hidup. Pelajaran dan pengalaman hidup tersebut

kemudian bisa diamalkan kepada generasi selanjutnya agar bisa dijadikan pelajaran juga.

Begitu siklus kehidupan akan terjadi terus-menerus.

Dibuktikan dengan kutipan cerpen berikut.

...

 Anak itu diam. Karena dirasa pertanyaan yang ini tak berjawab, penjual itu bertanya

lagi.

“Sudah dore. Ayahmu apa tidak marah?”

“Tidak ada Ayah yang tidak pernah marah. Anak kecil saja yang celaka. Aku ingin aku

lekas besar.”

“Ayah jadi marah karena kelakuan buruk dari anaknya. Itu tandanya ayah mencintai

anak.”

“Mencintai tak memukuli!”

“Kalau tak dipukuli anak akan jadi jahat.”

“Memukuli itu jahat juga.”

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 3/7

 

“Tapi Ia memukuli intuk mencegah kejahatan.”

“Tapi memukuli itu jahat juga.” Jawabnya berkeras kepala.

“Tidak begitu.”

“Ya! Jahat!”

...

 Demikianlah dendamnya terhadap ayahnya dulu, ia peram-peram di dada lama-lama.

 Pukulan-pukulan mematangkan dendam ini. Akhirnya dendam itu sudah seperti beringin liar 

 yang begitu berakar di dadanya. Ia tak kuasa apa-apa. Ia terus juga berdendam meskipun ia

 sudah menjelang dewasa, mungkin sudah mengerti hubungan antara memukuli dan mencintai.

 Akar dendam tak bisa tercabut lagi. Sampai ayahnya mati ia masih berdendam. Ialah orang 

 yang sangat malang, ia tak pernah merasa punya seorang ayah sejak semula ia dilahirkan.

...

 Hampir saja penjual itu mengatakan, bahwa pikiran itu pikiran salah. Tapi bagaimana

untuk bisa menerangkan sampai anak itu mengerti, bahwa itu salah. Orang dewasa bisa lekas

mengerti tentang perasaan seorang ayah begitu. Tetapi anak kecil itu? Harus ada seseorang  yang mengertikan pada anak kecil itu, bahwa pikiran itu salah, tanpa mengatakan bahwa itu

 salah.

Dari tokoh anak kecil bisa pembaca ambil pelajaran bahwa manusia harus menerima

nasihat dari orang tua atau bahkan orang yang sudah berpengalaman. Mengenai hal yang

sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan karena akan menyebabkan timbal balik. Karena

mereka lebih mengetahui dan memahami antara kebaikan dan keburukan, mereka lebih

memahami keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari suatu hal.

Tidak semua yang menurut manusia baik atau manusia inginkan itu memang

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 4/7

 

menimbulkan keuntungan untuk manusia. tidak selamanya dan penuhnya benar bahwa dalam

kehidupan manusia selalu mendapatkan kebahagian yang sudah lama diinginkan dan

dinantikan kedatangannya. Adakalanya manusia mendapatkan hal yang tidak menyenangkan

sebagai jalan yang terbaik untuk kehidupannya.

Seperti tokoh anak kecil yang selalu dikekang oleh ayahnya. Tokoh anak kecil dalam

cerpen ini dilarang main ke luar, main jauh, main di sembarang tempat, dan main dengan

sembarang orang. Dibuktikan dengan kutipan cerpen “Ia Sudah bertualang” berikut ini.

.... Ia terus juga berdendam meskipun ia sudah menjelang dewasa, mungkin sudah

mengerti hubungan antara memukuli dan mencintai.

...

“Mengapa kau mengikuti aku?” Tanya penjual itu.

“Aku senang seperti kau.”

“Jual arum manis?”

“Pergi ke mana-mana.”

“Oh! Kau belum pernah pergi jauh?”

“Ia melarang saya.”

“Ia?”

“Ayah!”

“Oh! Ia keliwat mencintaimu mungkin, tidak dibiarkan jauh dari dia.”

“Omong kosong! Karena ia tahu saya senang dolan, maka ia melarang. Asal saja hatiku

 sakit, ia senang itu.”

 Hampir saja penjual itu mengatakan, bahwa pikiran itu pikiran salah. Tapi bagaimana

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 5/7

 

untuk bisa menerangkan sampai anak itu mengerti, bahwa itu salah. Orang dewasa bisa lekas

mengerti tentang perasaan seorang ayah begitu. Tetapi anak kecil itu? Harus ada seseorang 

 yang mengertikan pada anak kecil itu, bahwa pikiran itu salah, tanpa mengatakan bahwa itu

 salah.”

“Sejahat-jahatnya orang tua tidak akan pernah memakan anaknya”. Ungkapan tersebut

diterapkan dalam cerpen ini. Seburuk-buruknya orang tua, nalurinya ialah tetap menjaga

anaknya, tetapi hal tersebut diterapkan dengan disiplin yang berbeda-beda oleh setiap orang

tua. Terbukti saat tokoh anak pulang ke rumah dan terlihat ibunya yang menghapus air mata.

 Ayahnya terkejut dan tukam, tetapi cepat-cepat dibikin muram, seolah-olah marah.

TUGAS MATA KULIAH PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 6/7

 

DEWASA BELAJAR DARI ANAK KECIL

DALAM CEPEN “IA SUDAH BERTUALANG” KARYA W. S. RENDRA

INGEU WIDYATARI HERIANA

180110110055

SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

5/17/2018 PENGKAJIAN CERPEN INDONESIA: IA SUDAH BRTUALANG - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengkajian-cerpen-indonesia-ia-sudah-brtualang 7/7

 

Pengarang: W. S. Rendra

Tahun Terbit: 1963

Judul Cerpen: Ia Sudah Bertualang (Kumpulan Crpen 1954-1957)

Kota Terbit: Jakarta

Penerbit: NV Nusantara