Penggunaan Model Pembelajaran Pbl
-
Upload
sri-febriyeni -
Category
Documents
-
view
62 -
download
8
description
Transcript of Penggunaan Model Pembelajaran Pbl
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PBL …
Oleh:
Poppy Yoesa Putri1), Silvanida Hermansya2), Sri Febryeni3), Yesi Suniati4)
PGSD FIP Universitas Negeri Padang
Abstrak
Pembelajaran IPS di sekolah dasar memerlukan model-model pembelajaran yang bervariasi, terutama model yang mengembangkan kemampuan berpikir logis serta pemahaman dan keterampilan siswa dalam memecahkan berbagai permasalah di kehidupan sosialnya.
Model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) sangat cocok digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai masalah sosial di kehidupannya karena mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi dan komunikasi sosial siswa.
Dalam makalah ini akan dibahas penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Kata Kunci: pembelajaran IPS, Problem Based Learning (PBL), siswa.
Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan pada hampir di semua jenjang pendidikan termasuk pada
pendidikan sekolah dasar (SD). Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Menurut Depdiknas
(2006:575) mengemukakan “Ilmu Pengetahuan Sosial adalah memperoleh
pengetahuan, mengembangkan kemampuan berfikir dan menarik kesimpulan
secara kritis, melatih kemampuan belajar mendiri, mengembangkan kebiasaan,
dan keterampilan yang bermakna serta melatih menggunakan pola kehidupan
dimasyarakat”.
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Pelajaran IPS dinilai cukup memegang
peranan penting dalam membantu siswa menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang berkemampuan.
Depdiknas (2006:575) menyatakan tujuan mata pelajaran IPS sebagai berikut:
“1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial,
3) memiliki komitmen, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusian, 4)
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama berkompetensi dalam
masyarakat majemuk”.
Sesuai dengan pengertian serta tujuan pembelajaran IPS yang
dirumuskan oleh Depdikbud di atas, pembelajaran IPS akan menjadi suatu
pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman sikap dan nilai bagi siswa, jika
guru mampu menentukan cara terbaik dalam menyampaikan materi yang
terdapat dalam mata pelajaran IPS. Serta pembelajaran akan berhasil dengan
baik apabila guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa tidak hanya
mengajar dengan monoton, tetapi bervariasi dalam metode, model, pendekatan
maupun media pembelajaran yang bervariasi dengan mengembangkan berbagai
kompetensi. Kompetensi tersebut mulai dari merencanakan dan menyampaikan
materi pembelajaran serta memilih dan menggunakan multi pendekatan, multi
metode, multi model, multi media dan multi sumber sampai pada pemberian
penilaian atau evaluasi. Dalam hal ini Glasser (dalam Nana 2005:18)
mengemukakan ada empat kompetensi yang harus dikuasai guru dalam proses
pembelajaran yaitu “1) kemampuan menguasai bahan pelajaran, 2) kemampuan
mendiagnosa tingkah laku siswa, 3) kemampuan melaksanakan proses
pembelajaran, dan 4) kemampuan mengukur hasil belajar siswa”. Empat
kemampuan tersebut harus dimiliki oleh seorang guru agar proses pembelajaran
berlangsung secara optimal sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
tercapai dengan baik.
Pembelajaran IPS yang efektif dan efisien yang terlihat dari beberapa
kemampuan siswa. Salah satunya adalah memecahkan masalah yang akan
menjadi salah satu keterampilannya dalam berkehidupan sosial. Kemampuan
tersebut akan terlihat dari keaktifan dan antusias siswa menanggapi dan
memecahkan contoh masalah yang diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Menurut Hidayati, Mujinem & Senen (2008: 12) mereka
mengatakan bahwa, meskipun belum secara mendalam, siswa sekolah dasar
dapat dikenalkan kepada masalah-masalah sosial. Melalui pembelajaran IPS
siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk
menghadapi hidup dengan dengan tantanagn-tantangannya, serta kelak
diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-
masalah sosial yang dihadapinya.
Namun demikian, pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar masih
mengalami berbagai masalah salah satunya kurang efektif. Menurut Tim
Pembina Mata Kuliah Pengantar Pendidikan (2005: 98) pembelajaran dikatakan
kurang efektif bila komponen-komponen yang terencana tidak terlaksana dengan
sempurna, misalnya tujuan tidak tercapai semua, materi tidak tersajikan semua,
strategi belajar mengajar tidak tepat, dan evaluasi tidak dilakukan sessuai
rencana.
Ketidakefektifan pembelajaran IPS di sekolah dasar disampaikan oleh
Tin (2008: 17) ditandai dengan kebosanan dalam belajar yang berujung pada
kesulitan siswa memahami konsep pelajaran IPS. Kebiasaan guru sebagai
pengajar yang lebih aktif dari para siswa dengan menggunakan metode ceramah
dan cara mengajar konvensional, sebagai pemberi informasi yang
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat rendah seperti hafalan harus
dikurangi. guru juga cenderung berpaku pada paket dan tidak terkait dengan
masalah-masalah sosial dalam kehidupan siswa.
Dari kondisi pembelajaran IPS tersebut menyebabkan pembelajaran
kurang optimal dan efektif sehingga berdampak pada rendahnya kesadaran,
pemahaman dan kemampuan siswa memecahkan permasalahan sosial. Oleh
karena itu, untuk mengatasi kondisi di atas perlu diadakan pembaharuan pada
Model mengajar guru yang bersifat alamiah dan dekat dengan siswa. Salah satu
alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL).
Sehubungan dengan model Problem Based Learning (PBL), pertanyaan
yang kemudian mungkin muncul adalah apakah model tersebut dapat digunakan
pada pembelajaran IPS di sekolah dasar? Jawabannya tentu saja. Oleh karena itu,
pembelajaran IPS dengan model Problem Based Learning (PBL) di tingkat
sekolah dasar perlu dibahas lebih rinci.
Pembahasan
Penutup
Daftar Pustaka
Hidayati. Mujinem., & Senen A. (2008). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Pembina Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. 2005. Pengantar Pendidikan. Bahan Ajar. FIP UNP
Tin, R. (2008). Penerapan Model Problem Solving untuk Meningkatkan Pengembangan Potensi Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Pendidikan Dasar .