PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam...

56
1 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SD KELAS III SD N DUKUHBENDA 04 KEC BUMIJAWA KAB TEGAL LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh W A R I S NIM X2707027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam...

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

1

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN

PADA SD KELAS III SD N DUKUHBENDA 04

KEC BUMIJAWA KAB TEGAL

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

W A R I S

NIM X2707027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

2

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN

PADA SD KELAS III SD N DUKUHBENDA 04

KEC BUMIJAWA KAB TEGAL

Oleh

W A R I S

NIM X2707027

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar SarjanaPendidikan

Program Pendidikan Jarak JauhPendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

3

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 24 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang Tanda tangan

Ketua :Drs.Kartono,M.Pd. .......................................

Sekretaris :Drs.Hadi Mulyono,M.Pd. .......................................

Anggota I :Drs.A.Dakir,M.Pd. .......................................

Anggota II :Drs.Chumdari,M.Pd. .......................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

4

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Laporan PenelitianTindakan Kelas Falkutas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta,20 Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

Drs. A. DAKIR, M.Pd. WARDOYO ,S.Pd

NIP. 1949 1106 1976 031 001 NIP19700524 1993031 006

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

5

ABSTRAK

Waris, NIM: X2707027 PENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SD KELAS

III SD N DUKUHBENDA 04 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model

pembelajaran kontekstual Teaching and Learning ( CTL )dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan

untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam penggunaan

model kontekstual Teaching and Learning pada siswa kelas III SD.

Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode Penelitin Tindakan Kelas.

Model siklus dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek

penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecmatan Bumijawa

Kbupaten Tegal.Siswa kelas III terdiri daari 20 sisw laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data kuantitatif hasil belajar menggunakan tes tertulis,data

kwalitatif proses pembelajaran mellui observasi angket dan wawancara.

Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh simpulan kondisi awal

,nilai rata-rata kelas 48,2. Dengan penggunaan model pembelajaran Kontektuan Teaching

and Learning pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 65,4.Pada siklus II nili rata-rata

kelas menjadi 75,5.Dari keseluruhan siklus yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa

guru telh mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam opersi hitung pecahan pada

siswa kelas III SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa.

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

6

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian

Tindakan Kelas

.Dalam penelitian dan penulisan laporan PTK ini, penulis memperoleh

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak meluangkan waktunya

dalam membimbing dan memberi petunjuk pada selesainya penulisan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

beserta Staf pengajar dan Staf administrasi, yang telah banyak membantu penulis

selama belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

3. Drs. A. DAKIR, M.Pd. , selaku Pembimbing I, yang telah sudi meluangkan

waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan PTK ini.

4. Drs. Chumdori, M.Pd, selaku pembimbing yang telah sabar memberi bimbingan,

sehingga penelitian ini dapat selesai

5. WARDOYO,S.Pd Kepala SDN Dukuhbenda 04 selaku Guru

pendamping/Suvervisor, yang telah memberikan semangat, motivasi, serta

membimbing penulis demi kesempurnaan penulisan PTK ini.

6. Rekan-rekan Mahasiswa PGSD Universitas Sebelas Maret se profesi yang telah

banyak membantu hingga terselesainya PTK ini

Semoga seluruh bantuan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan imbalan setimpal dari Allah SWT, serta diharpkan semoga PTK yang

sederhana ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kita semua, khususnya bagi

rekan-rekan guru Sekolah Dasar.

Tegal.20 Juni 2010

Peneliti

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

7

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan dan Pemecahannya .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ..................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ........................................................................................ 6

B. Temuan hasil penelitian yang relevan ................................................. 12

C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 13

D. Hipotesis…………………………………………………………14

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 15

B. Subyek Penelitian ................................................................................ 15

C. Prosedur Penelitian ............................................................................. 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 22

B. Pembahasan

1. Data nilai siklus I .......................................................................... 29

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

8

2. Pengelompokan nilai siswa siklus I .............................................. 30

3. Data nilai siklus II.......................................................................... 36

4. Pengelompokan nilai siswa siklus II ............................................. 37

5. Pengelompokan nilai rata-rata siklus I dan II………………38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………………………………………………………..39

B. Saran…………………………………………………………….40

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

9

1. DAFTAR TABEL

1. Data nilai siklus I ……………………….. ........................................................... 29

2. Pengelompokan nilai siswa siklus I ..................................................................... 30

3. Data nilai siklus II ................................................................................................ 36

4. Pengelompokan nilai siswa siklus II ................................................................... 37

5. Pengelompokan nilai rata-rata siklus I dan II ……………………………38

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

10

DAFTAR LAMPIRAN

a. Curriculum vitae

b. Personalia Peneliti

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1

d. Gambar Proses Pembelajaran

e. Absensi Murid

f. Presensi Guru Peneliti

g. Instrumen penilaian RPP

h. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran

i. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2

j. Absensi Murid

k. Penilaian RPP

l. Instrumen Penilaian RPP

m. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

n. Lembar Observasi Aktivitas belajar Siswa

o. Angket Pendapat Siswa

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan dinamika ilmu pengetahuan yang terus bergerak

menuju arus globalisasi. Matematika memiliki peranan yang penting dan

strategis dalam proses peningkatan sumber daya manusia yang hidup di

tengah-tengah pergaulan dan interaksi social. Melalui penguasaan dan

kemampuan hitung khususnya hitung pecahan yang baik dan benar, seseorang

akan mampu mengkomunikasikan dan mengimplementasikan, baik secara

lesan ata tertulis dengan pihak lain dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan

konteks dan situasinya.

Sebagai intuisi pendidikan formal, sekolah memiliki fungsi dan

peranan strategis dalam melahirkan generasi-generasi masa depan yang

terampil berhitung secara baik dan benar. Melalui pembelajaran matematika

penulis mengajak peserta didik untuk berlatih dan belajar berhitung

matematika yang inovatif dan menyenangkan karena selama ini matematika

atau pelajaran matematika mendapat image yang jelek di kalangan siswa siswi

kita antara lain pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menakutkan

dan membosankan. Maka untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas

penulis akan merubah image tersebut diatas menjadi pelajaran matematika

merupakan pelajaran yang menyenangkan dan mengasikkan serta menjadi

mata pelajaran favorit bagi siswa-siswi kita.Proses pembelajaran yang

berlangsung sehari-hari merupakan interaksi keseharian antara pendidik dan

peserta didik mempunyai maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Maksud

dan tujuan pendidikan dapat dicapai apabila proses pembelajaran yang

dilaksanakan membawa hasil atau tujuannya tercapai. Pada umumnya

keberhasilan proses pembelajaran dapat ditunjukkan dan dibuktikan dengan

penguasaan materi pelajaran pada peserta didik.

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

12

Penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik dapat diukur dengan

melaksanakan penilaian, baik penilaian proses maupun hasil pembelajaran,

penilaian yang dilakukan penulis di SD Negeri Dukuhbenda 04l Kecamatan

Bumijawa Kabupaten Tegal pada siswa kelas III tahun pelajaran 2009/2010,

menunjukkan rendahnya penguasaan materi pada mata pelajaran matematika

oleh peserta didik. Sasaran pembelajaran matematika di sekolah dasar meliputi

tiga aspek yaitu berhitung, pengukuran dan penyajian data.Pada aspek

berhitung merupkaan materi yang paling sulit untuk dikuasai peserta didik,

terutama dalam operasi hitung pecahan. Keadaan inilah yang melatarbelakangi

penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.Dalam pembelajaran

matematika guru harus mampu memilih dan menggunakan pendekatan,model,

metode dan strategi serta teknik pembelajaran yang tepat,agar pembelajaran

lebih berpusat pada keaktifan peserta didik,maka pembelajaran akan lebih

bermakna apabila peserta didik mengalami “apa yang dipelajari”dan bukan

sebaliknya apa yang diketahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi dan tuntutan

kurikulum, ternyata gagal dalam membekali siswa memecahkan permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari,maka untuk itu penulis mengemas pembelajaran

dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan jalan

alternatif untuk membantu siswa dalam pembelajaran matematika sehingga

peserta didik mengalami apa yang ia pelajari dan menemukan konsep teori

yang ia pelajari, siswa tidak hanya mampu mengingat jangka panjang, namun

dapat menginternalisasikan konsep-konsep teori yang dipelajari.Dalam

pembelajaran operasi hitung pecahan, guru membantu anak memahami,

menggambarkan dan mendeskripsikan bilangan pecahan melalui benda-benda

konkret, sehingga anak akan lebih tertarik untuk mempelajari, jika mereka

terlibat secara langsung, aktif dalam kegiatan individu maupun kelompok.

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

13

1. Identifikasi Masalah

Rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran

matematika, tentang operasi hitung pecahan, kemungkinan disebabkan

oleh:

a. Metode yang digunakan guru kurang bervariatif dan inovatif

b. Kurang mengoptimalkan penggunaan media dan alat peraga yang

mengakibatkan siswa mudah lupa terhadap materi yang sudah lalu

karena disebabkan penanaman konsep matematika yang cenderng

verbalisme.

c. Guru kurang memberi kesempatan bertanya pada siswa

d. Dalam memberikan latihan kurang bervariasi sehingga

membosankan siswa

e. Rendahnya nilai ulangan matematika.

f. Motivasi belajar siswa rendah

2. Analisis Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi diatas guru (penulis)

meminta bantuan teman sejawat atau supervisor untuk bersama-sama

menganalisa permasalahan yang menjadi factor penyebab rendahnya

tingkat ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika antara

lain:

a. Metode yang digunakan kurang bervariatif dan inovatif, guru terlalu

banyak ceramah sehingga keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran sangat kurang

b. Alat peraga dan media pembelajaran yang digunakan kurang

menarik siswa

c. Guru kurang memberikan latihan-latihan pada siswa

Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut,

bukan tidak mungkin ketrampilan hitung matematika di kalangan siswa

SD khususnya SD N Dukuhbenda 04 akan terus berada pada tataran

yang rendah, itu sangat berbahaya bagi siswa kelas III SD yang

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

14

merupakan pondasi untuk menuju jenjang kelas yang lebih tinggi

sebagai modal pengetahuan dan ketrampilan berhitung.

Maka untuk menanggulangi hal tersebut di atas penggunaan

model pembelajaran kontektuan dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam berhitung operasi pecahan.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka

masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL)

dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa

kelas III SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Tegal ?

2. Pemecahan Masalah

Setelah melalui penelitian dan berdiskusi dengan kepala sekolah

dan teman sejawat serta menganalisis permasalahan yang terjadi pada

proses pembelajaran matematika , maka peneliti menyusun rencana

tindakan sebagai berikut :

“Dengan penggunaan model pembeljaran Kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas III

SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal “

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah praktis dalam

pelaksanaan operasi hitung pecahan dalam mata pelajaran matematika SD

yaitu :

a. Penggunaan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan kemampuan

operasi hitung pecahan pada SD.

b. Untuk memaparkan proses penanaman konsep hitung pecahan pada

siswa SD khususnya kelas III dengan model pembelajaran CTL.

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

15

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan memberikan

manfaat yang berarti, yaitu :

1 Manfaat Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa terhadap

pelajaran matematika.

b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung

matematika khususnya opersi hitung pecahan.

2 Manfaat Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki proses

pembelajaran di kelas dan mengidentifikasi langkah-langkah

yang perlu dilakukan dalam penggunaan model pembelajaran

CTL untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan

pada SD.

b. Dapat menambah pengalaman dan pemahaman guru tentang

pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual (CTL)

dan implementasinya dalam pembelajaran di kelas

3 Manfaat Bagi Sekolah

a. Membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah

b. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru

c. Meningkatkan kompetensi lulusan, meningkatkan kredibiliitas

sekolah .

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Pengertian Pembelajaran Matematika

Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan.

Menurut Edward Walter, belajar matematika memerlukan latihan-latihan yang

berulang kali. Latihan-latihan yang efektif bagi siswa sekolah dasar akan lebih

mudah mempelajari simbol-simbol matematika. Guru harus menempuh agar anak

mau melatih diri belajar matematika.

Menurut Cholis Sa’dijah (1998)dalam mempelajari konsep bilangan

pecahan ,pemahaman yang baik mengenai konsep bilangan cacah sangat penting

sehingga kita /siswa akan lebih mudah memahami konsep bilangan pecahan a/b

dengan syarat b ≠ 0.

Pengertian pecahan dapat di ilustrasikan sebagai berikut:

Jika kita membagi suatu daerah persegi menjadi delapan bagian yang sama besar

,maka setiap bagian mempunyai luas seperdelapan dari luas keseluruhan,dan

dapat ditulis lambing 1/8 . Sedangkan yang tidak diarsir adalah 7/8 . Bentuk

penulisan seperti di atas disebut pecahan .Secara umum bentuk penulisan a/b

disebut pecahan,dengan a dan b Bilangan cacah dan b ≠ 0 . Dalam hal ini a

disebut pembilang dan b disebut penyebut.

Clifford T Morgan, bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku

karena hasil pengalaman sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi

yang berbeda dengan cara yang berbeda-beda. Belajar sambil bermain akan

membuat siswa belajar matematika menjadi lebih menyenangkan sehingga akan

menimbulkan motivasi belajar.

Menurut Bruner (Hudoyo, 1988 : 56) belajar matematika adalah belajar

tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam

materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

17

struktur-struktur matematika. Bruner melukiskan perkembangan anak-anak melalui tiga

tahap perkembangan mental, yaitu :

a) Tahap Enaktif

Pada tahap ini dalam belajar siswa memanipulasi objek-objek konkret secara

langsung

b) Tahap Ikonik

Pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang

merupakan gambaran dari objek-objek konkret dan anak didik sudah dapat

memanipulasi dengan gambaran dari objek-objek yang dimaksud

c) Tahap Simbolik

Tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung

dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek

Hasil penelitian Bruner ke sekolah-sekolah (dalam Russeffendi 1992 : 110 –

113, dalam belajar matematika ada beberapa teori yang berlaku yang disebut

dengan dalil, yaitu (a) dalil penyusunan, (b) dalil notasi, (c) dalil

pengontrasan dan keanekaragaman dan (d) dalil pengaitan.

Perkembangan konsep matematika menurut Dienes (dalam

Resnick, 1981 : 120) dapat dicapai melalui pola berkelanjutan, yang setiap

seri dalam rangkaian kegiatan belajarnya berjalan dari konkret ke simbolik.

Tahap belajar adalah interaksi yang direncanakan antara satu segmen

struktur pengetahuan dan belajar aktif yang dilakukan melalui media

matematika yang didesain secara khusus. Menurut Dieres (dalam

Ruseffendi, 1992 : 125-127) konsep-konsep matematika akan berhasil jika

dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dieres membagi tahap belajar menjadi

enam tahap, yaitu (a) permainan bebas, (b) permainan dengan aturan

(gamus), (c) permainan kesamaan sifat, (d) Representative, (e) simbolisasi

dan (f) formalisasi.

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

18

1. Prinsip-prinsip Belajar

Pada proses pembelajaran unsur proses pembelajaran memegang

peranan penting, mengingat kegiatan mengajar adalah proses membimbing

kegiatan belajar mengajar akan bermakna apabila ada kegiatan belajar siswa.

Untuk itu penting sekali bagi guru memahami sebaik-baiknya tentang proses

belajar siswa, agar dapat memberi bimbingan dan menyediakan lingkungan

belajar yang tepat bagi siswa.

Pengertian belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat dijadikan pengetahuan berharga bagi guru dalam menentukan

pendekatan atau strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajarannya. Adapun prinsip-prinsip belajar secara umum adalah

sebagai berikut :

a. Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual, baik dalam

kemampuan intelektual, minat dan bakat

b. Mengingatkan siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai pembimbing,

fasilitator dan pemantau

c. Pembelajaran menekankan pada proses dan hasil, bukan apa yang

dipelajari

d. Pembelajaran memperagakan berbagai pendekatan, model, metode dan

teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan minat anak

e. Guru memberikan tindak lanjut demi peningkatan dan efektivitas

pembelajaran

Pada kurikulum yang berorientasi pencapaian kompetensi siswa,

dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas harus mengacu pada hal-

hal berikut :

a. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa

b. Belajar dengan melakukan

c. Mengembangkan kemampuan sosial dalam belajar

d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitroh BerTuhan

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

19

e. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah agar berhasil

dalam kehidupannya

f. Mengembangkan kreativitas siswa

g. Mengembangkan kemampuan menggunakan IPTEK

h. Menumbuhkembangkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik

i. Belajar sepanjang hayat

j. Perpaduan kompetensi, kerjasama dan solidaritas

2. Efektivitas Pembelajaran

Secara ideal pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran

yang efektif. Kata efektivitas berasal dari kata effectiveness, menurut kamus

besar Bahasa Indonesia (1994:250) keefektifan disamaartikan dengan

keberhasilan (usaha, tindakan), maka suatu pembelajaran dikatakan efektif

jika usaha tersebut mencapai tujuan. Soekartawi (Tasunan. 2000:43)

menyatakan bahwa keefektifan menunjuk kepada evaluasi terhadap suatu

proses yang menghasilkan suatu keluaran yang diamati atau keberhasilan

suatu program. Menurut Reigeluth dan Marrill (Nyoman Degeng, 1989 :

165-168) keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat

pencapaian hasil belajar siswa. Menurutnya ada empat kriteria untuk

menetapkan keefektifan pembelajaran yaitu :

a. Kecermatan penguasaan terhadap sesuatu yang dipelajari, dalam hal

ini unjuk kerja dapat dipakai sebagai indicator untuk menetapkan

keefektifan pembelajaran, makin cermat siswa makin menguasai

perilaku yang dipelajari, makin efektif pembelajaran yang telah

diajarkan

b. Kecepatan unjuk kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan soal itu. Tingkat alih belajar adalah kemampuan siswa

meningkatkan belajar dari apa yang telah dikuasainya, lalu beralih ke

hal lain yang serupa atau sejenis

c. Tingkat retansi adalah tingkat kemampuan dalam menyelesaikan soal

yang masih mampu ditampilkan pada periode waktu tertentu

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

20

Menurut Uzer Usman (1996:21-31) dalam menciptakan kondisi

pembelajaran yang efektif ada lima variable yang menentukan keberhasilan

siswa, yaitu (1) melibatkan siswa aktif,(2)menarik minat,(3) membangkitkan

motivasi siswa, (4) prinsip individual dan (5) peragaan dalam pembelajaran.

Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa keefektifan

pembelajaran bukan saja berkaitan dengan produk pembelajaran tetapi juga

merujuk pada proses. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-

faktor sebagai berikut :

(1) Kegiatan neural sistem seperti melihat, mendengar, merasakan,

berpikir, kegiatan motorik dan kegiatan untuk memperoleh

pengetahuan, sikap, kebiasaan dan ketrampilan perlu diadakan

pengulangan-pengulangan yang kontinu agar penguasaan hasil lebih

mantap

(2) Belajar memerlukan latihan

(3) Belajar dengan suasana yang menyenangkan dan menghasilkan

kepuasan

(4) Faktor keberhasilan dan kegagalan belajar

(5) Pengalaman lama yang diasosiasikan dengan pengalaman baru

(6) Bahan apersepsi dari pengalaman yang lampau

(7) Kesiapan belajar

(8) Minat dan usaha

(9) Faktor fisiologis dan Intelegensi

Berdasarkan indikator diatas, keefektifan pembelajaran adalah berisi tentang

apa yang dilakukan siswa selama mereka mengikuti proses pembelajaran

berlangsung. Keefektifan pembelajaran lebih ditekankan pada peran apa

yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Meskipun demikian

faktor guru juga sangat penting, lebih lanjut Sudyana menambahkan bahwa

guru merupakan salah satu variabel yang menentukan kualitas pembelajaran.

Keefektifan suatu pembelajaran ditentukan peran apa yang dilakukan guru-

guru memegang peranan penting sebagai penanggungjawab atas

keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu mengajar adalah pekerjaan

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

21

profesional, bukan pekerjaan sambilan atau tambahan. Untuk itu perlu

diciptakan kondisi belajar yang dapat mendukung terjadinya proses belajar

yang aktif dan kreatif. Belajar akan lebih bermakna apabila siswa

mengalami sendiri pembelajaran tersebut sehingga pengetahuan itu dapat

diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep-konsep

belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, juga mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penetapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pembelajaran berbasis kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang

bertujua mendorong para siswa melihat makna didalam materi akademik

yang dipelajarinya dengan menghubungkan pengalaman pribadi, sosial dan

budaya mereka (Johnson, 2002). Ada tujuh komponen dalam pembelajaran

kontekstual, yaitu : (a) membuat keterkaitan yang bermakna, (b) melakukan

pembelajaran yang berarti, (c) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,

(d) melakukan kerjasama, (e) membantu individu untuk tumbuh dan

berkembang, (f) berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang

tinggi, dan (g) menggunakan penilaian yang autentik.

Landasan filosofis Contextual Teching and Learning (CTL) adalah

konstruktivisme bahwa belajar adalah tidak hanya sekedar menghafal, siswa

harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri.

4. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Kelas

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru adalah sebagai team yang

membantu untuk merumuskan sesuatu yang baru bagi anggota kelasnya,

agar tujuan pembelajaran lebih produktif dan bermakna.

Ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik

pembelajaran kontekstual (Zahorik, 1995:19-22) yaitu : (1) pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada, (2) perolehan pengetahuan baru,(3)

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

22

pemahaman pengetahuan dengan cara :a.menyusun konsep

sementara,b.sharing dengan orang lain, dan c) merevisi dan

mengembangkannya, (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman

tersebut, dan (5) melakukan refleksi.

Sebuah dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika

menerapkan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu (1)

konstruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5)

pemodalan, (6) refleksi, dan (7) penilaian yang sebenarnya.

Langkah-langkah dalam pembelajaran Contextual Teching and Learning

(CTL) secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar akan lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan ketrampilan barunya

b. Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik

c. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya

d. Ciptakan masyarakat belajar

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f. Melakukan refleksi diakhir pertemuan

g. Melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

a. Pendidikan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

pembelajaran matematika di kelas IV

C. Kerangka Pikir

Ketrampilan menyelesaikan operasi hitung pecahan, merupakan

ketrampilan yang paling sulit dikuasai siswa, maka dari itu dalam

pembelajaran operasi hitung pecahan dicari terobosan baru yang mampu

menarik minat siswa untuk belajar matematika, dengan materi pembelajaran

yang kontekstual, dekat dengan kehidupan siswa, bisa dialami siswa, dapat

ditemukan dengan mudah dapat merangsang siswa belajar. Pembelajaran

yang sesuai dengan kriteria diatas adalah pembelajaran ketrampilan

menyelesaikan operasi hitung pecahan berbasis kontekstual.

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

23

Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :

Kondisi

awal

Tindakan

Siklus I

a.Perencanaan b.Tindakan

c.Observasi d.Refleksi

a.Penanaman konsep

yang cenderung

verbalisme.

b.Hasil belajar sisw

rendajh

Kondisi Akhir

Dalam pembelajaran

guru menggunakan

pendekatan model

pembelajaran

Kontektual

Pembelajaran

Konvensional

Siklus II

a.Perencanaan

b.Tindakan

c.Observasi d.Refleksi

Kemampuan hitung

siswa meningkat secara

signifikan

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

24

D. Hipotesis

Dengan penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan kemampuan

operasi hitung pecahan pada Kelas III SD N Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa,

Kabupaten Tegal.

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

25

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD NegeriDukuhbenda 04,

Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal pada kelas III. Penelitian direncanakan

akan dilakukan pada bulan Januari sampai dengan pertengahan bulan Juni 2010.

Penelitian dilakukan selama enam bulan dari tahap persiapan hingga pelaporan

hasil penelitian tindakan kelas.

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Carul,

Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Jumlah siswa kelas IV adalah 39

anak,terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun

pelaksanaannya adalah melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a. Mengidentifikasi masalah (mendiskusikan permasalahan) yang muncul

berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas

b. Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan

yang berkaitan dengan pembelajaran operasi hitung pecahan

c. Menyusun format observasi dan instrumen penelitian untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran operasi hitung

pecahan

d. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknis analisis data

yang digunakan dalam PTK ini.

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

26

2. Tahap Implementasi / Tindakan

Rencana tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Rancangan siklus I

1) Tahap Perencanaan, mencakup kegiatan :

a) Merancang skenario pembelajaran oeprasi hitung pecahan

dengan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah : (a)

Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman

siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkesan, (b) siswa

berkelompok untuk mencermati mainan kartu bilangan dan

mendiskusikannya, (c) siswa menyusun kartu bilangan

membentuk operasi hitung pecahan dan membahasnya

bersama kelompok, (d) siswa melaporkan hasilnya di depan

kelas dan siswa lainnya menanggapi.

b) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) operasi hitung

pecahan

c) Membuat atau merancang media pembelajaran (membuat

kartu bilangan dan kartu operasi bilangan)

d) Melakukan simulasi pembelajaran operasi hitung pecahan

dengan pendekatan kontekstual

2) Tahap Implementasi / Pelaksanaan

Dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP pada

siswa. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru kelas

dan observer dari teman sejawat untuk melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran dan wawancara dengan beberapa

siswa setelah pembelajaran berakhir.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan observasi dengan mengamati

proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) dengan

menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan peneliti.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk

memperoleh data yang akurat dan lengkap.

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

27

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil

observasi, serta hasil wawancara. Analisis dilakukan terhadap

proses dan hasil pembelajaran, hasil tindakan pertama dapat

disimpulkan berdasarkan hasil analisis, bagian fase mana yang

perlu direvisi, perlu perbaikan atau perlu disempurnakan. Dan

fase yang telah memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran

dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target atau mungkin

melebihi. Apabila masih dibawah target yang ditetapkan maka,

peneliti (guru) merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

pada siklus I dan mencari gagasan atau pemikiran untuk

merevisi, memperbaiki ataupun menyempurnakan proses

pembelajaran pada siklus II.

b. Rancangan Siklus II

1) Tahap Perencanaan, meliputi kegiatan :

a) Merancang skenario pembelajaran operasi hitung pecahan

dengan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah :

(a) Guru mengadakan apersepsi yang berkaitan dengan materi

pembelajaran, (b) siswa menanggapi dan bertanya tentang

pengerjaan operasi hitung pecahan dengan kartu bilangan, (c)

siswa mengerjakan latihan-latihan sesuai dengan langkah-

langkah yang telah dipelajari, (d) siswa mengerjakan tes

tertulis, (e) Guru bersama murid menyimpulkan hasil

pembelajaran, (f) Guru memberi penguatan, dan (g) Guru

bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-

kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru

berlangsung.

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) operasi

hitung pecahan

c) Membuat atau merancang media pembelajaran

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

28

d) Melakukan simulasi pembelajaran

2) Tahap Implementasi / Pelaksanaan

Dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

dirancang dan disusun pada siswa. Pada siklus II pembelajaran

dilakukan oleh guru kelas (peneliti) dan observer dari teman

sejawat untuk melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran dan wawancara dengan beberapa dengan siswa

setelah pembelajaran berakhir.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan observasi proses pembelajaran

dengan mengamati (aktivitas guru dan siswa) dengan

menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan

peneliti.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap analisis, siklus II diharapkan menunjukkan

peningkatan penguasaan materi pelajaran oleh siswa, sehingga

memenuhi target capaian ketuntasan yang telah ditentukan,

bahkan bila mungkin diatas target. Apabila pada siklus II masih

ada siswa yang belum tuntas dalam penguasaan materi pelajaran

dapat dilakukan tindakan pada siklus III dan seterusnya.

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan observasi, serta evaluasi terhadap

pelaksanaan tindakan yang telah ia lakukan. Kriteria keberhasilan tindakan

adalah bahwa para siswa memiliki ketrampilan mengerjakan operasi hitung

pecahan.

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas. Tes digunakan

untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa otentang operasi hitung

pecahan, antara pra siklus, siklus I dan siklus II. Selain itu digunakan

analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses

pembelajaran operasi hitung pecahan dengan pendekatan kontekstual.

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

29

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap analisis dan sintesis, dan memahami hasil tindakan siklus I

untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi, menyempurnakan dan

merencanakan kembali tindakan berikutnya, yang perlu diterapkan agar

siswa memiliki kemampuan dalam pengerjaan operasi hitung pecahan,

Begitu seterusnya sampai tindakan ini dapat tercapai. Dalam implementasi

ini guru menggunakan metode pembelajaran tanya jawab, observasi,

ceramah, tugas, kerja kelompok, diskusi, inkuiri, presentasi dan penugasan .

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

30

Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut :

Dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart

Refleksi

Ofserfasi

Rencana tindakan Pelaksanaan

tindakan

Observasi Refleksi

Rencana tindakan

Berhasil

Refleksi awan

Pelaksanaan

Tindakan

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

31

Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Jan Peb Mar Apr Mei Jun

1 Observasi dan identifikasi masalah X

2 Penyusunan rancangan tindakan X

3 Pelaksanaan PTK siklus I X

4 Refleksi dan analisis siklus II X

5 Pelaksanaan PTK siklus II X

6 Refleksi dan analisis siklus II X

7 Penyusunan Laporan X

8 Seminar X

9 Laporan hasil penelitian X

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Profil Tempat Penelitin

Tahun pelajaran 2009 / 2010 SD NegeriDukuhbenda 04 Kecamatan

Bumijawa Kabupaten Tegal dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan memiliki

10 guru. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan pendidik 6

guru kelas, 2 guru agama (Islam), 2 guru Penjaskes,1 orang penjaga. Demi

kelancaran program–program sekolah dan semakin meningkat mutu pendidikan di

SD Negeri Dukuhbenda 04, maka segenap komponen pengelola SD baik kepala

sekolah, komite sekolah, guru dan karyawan senantias melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggung jawab masing – masing sebagai tertuang dalam program kerja

yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap

pengelola SD tersebut berada dibawah koordinasi dan pengawasan kepala

sekolah. Adapun Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Dukuhbenda 04 adalah

sebagai berikut:

Kep SD

WARDOYO

,S.Pd

Gr Kls II

Novan Yogi.H

Penjaga SD

Dakhro

Komite Sek

Drs.Sepudin

Gr Kls III

Waris

Gr Kls IV

M.Ujang as

Gr Kls I

Rahayatun

Gr Kls VI

Suwarno,S.Pd

Gr Penjas

Ifa Yuningsih

Gr Kls V

Ach Muslich,S.Pd

Gr PAI

Drs.Sukan Rido

Gambar 3 Susunan Personal SDN Dukuhbenda 04

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

33

B. Diskripsi Awal

Sebelum melakukan proses penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan survey awal dengan tujuan utuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan

Hasil survey antara lain:

a. Rendahnya Nilai matematika

Berdasarkan haasil survey yang diadakan pada bulan Maret 2010

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam penyampaian

materi pelajaran matematika hitung pecahan masih terdapat banyak kekurangan

antara lain suasna belajar kurang menyenangkan ,respon siswa kurang,dan

kurangnya ketuntasan belajar siswa kelas III.

Nilai hasil tes yang diujicobakan pada siswa kelas III pada materi operasi hitung

pecahan dapat dilihat di bawah ini

Nomor

Nama Siswa

MAPEL MATEMATIKA

Urut Induk

Pra Siklus

3/3/2010

1 957 Nurhayati 40

2 999 SETIAWAN 45

3 1000 TITI YULIASTIKA 68

4 1002 YULI SISKAYANTI 40

5 965 Adi Saputra 50

6 993 Patonah 40

7 1001 Umi Barokah 50

8 1004 Abdul Mutolib 40

9 1005 Abdul Aziz 50

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

34

10 1006 Aris Munandar 50

11 1007 Amanuloh 40

12 1009

Dion Nurian

Hidayatulloh 40

13 1011 Gunawan 50

14 1012 Irma Meliana 60

15 1013 Inayah 45

16 1014 Ismi Latifah 50

17 1015 Imas Ajibah 60

18 1017 Isah Uljanah 70

19 1018 Indah Riski Mariya 60

20 1019 Khusnul Khotimah 50

21 1020 M.Anggi 40

22 1022 Mutmainah 40

23 1023 Maratun Solikha 60

24 1024 M.Aji Saputra 50

25 1025 M.Firmansyah 40

26 1026 M.Abdul Latif 30

27 1028 M.Samsul Ma’arif 50

28 1029 Nabilatul Nisa 60

29 1030 Nur Kholik 50

30 1032 Nur Ayu Setyaningsih 40

31 1033 Nurul Imaniah 60

32 1034 Putri Rahayu 40

33 1035 Rifal Maulana 50

34 1036 Renaldi 40

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

35

35 1037 Siti Maesaroh 40

36 1040 Sofi Amalia 30

37 1042 Umi Siti Kholifah 50

38 1043 Yusuf Setiabudi 30

39 1044 Ahmad Abdul Haris 80

Rata-

rata

Kelas 48.2

Tabel 1 Frekuensi nilai hasil belajar siswa Kelas III SD N Dukuhbenda 04

sebelum tindakan

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 - 30 3 8

2 31 - 40 13 33

3 41 - 50 16 41

4 51 - 60 5 13

5 61 - 70 1 3

6 71 - 80 1 3

7 81 - 90

8 91 - 100

Jumlah 39 100

Berdasarkan table 1 prosentase hasil belajar maka dapat digambarkan dalam grafik

1

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

36

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80

Pra Siklus

Grafik 1 nilai matematika siswa kelas III SD N Dukuhbenda 04 sebelum

tindakan.

Frekuensi

NILAI SISWA

Grafik nilai matematika siswa kelas III SD N Dukuhbenda 04 sebelum tindakan

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Kelas III SDN

Dukuhbenda 04 Yang mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa atau 17 %

dan siswa yang tidak mencapai ketuntasan di bawah nilai ketuntasan yaitu 60

adalah berjumlah 32 siswa atau 83 % dari jumlah 39 siswa.Maka peneliti segera

mengadakan koordinasi dan konsultasi kepda Kep SD N Dukuhbenda 04 untuk

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

37

mengadakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontektual pada

materi operasi hitung pecahan di kelas III.

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

1 Perencanaan

Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran

matematika terutama pada materi operasi hitung pecahan di kelas III

Perencanaan RPP mencakup penentuan standar kompetensi,kompetensi

dasar,indikator,tujuan pembelajaran,materi pelajaran,strategi

pembelajaran,langkah-langkah pembelajaran,alat dan sumber

pembelajaran dan penilaian.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah:

1) Ruang Belajar

Ruang belajar adalah ruang Kelas III.

Guru menyiapkan media pembelajaran dan alat bantu belajar.

2) Buku Pelajaran

a. Buku Matematika kelas III ( BSE ) “ Ayo Belajar

Matematika ”

Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008,

c. Cerdas Berhitung

MATEMATIKA Untuk SD/MI Kelas 3 Nur Fajariyaah,Defi

Triratnawati

3) Alat Peraga

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

38

Alat peraga yang dipersiapkan kartu bilangan pecahan dan kartu

operasi bilangan pecahan serta alat peraga benda konkrit buah-

buahan

c. Menyiapkan Lembar Kerja

Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.

d. Menyiapkan Lembar Evaluasi

Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

e. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat

Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan awal

Apersepsi

Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi hal-hal yang

berhubungan dengan meteri yang akan di sampaikkan.

b. Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan tentang bilangan pecahan sederhana.).

Dengan menggunakan berbagai bentuk gambar yang

melambangkan nilai pecahan,siswa menyebutkan nilai pecahan

sesuai gambar.

b) Siswa melakukan perbandingan dua pecahan dengan

memperhatikan garis bilangan.

c) Guru membagi siswa menjadi lima kelompok,dan membagi

lembar kerja.

d) Siswa menyelesaikan soal hitung pecahan sederhana yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

39

e) Siswa melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas,kelompok

lain menanggapi.

f) Dengan menggunakan garis bilangan,siswa dapat menuliskan

bilangan pecahan sesuai urutannya

g) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.

c. Kegiatan penutup

a) Pembahasan tugas.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang

barudisampaikan.

c) Siswa mengerjakan evaluasi.Guru mengadakan tindak

lanjut /refleksi pembelaran yang telah berlangsung.

3 Pengamatan / Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses dimana teman sejawat

memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh

guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada

lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai

dalam pengamatan meliputi :

1 ) Pra pembelajaran

2 ) Kegiatan Membuka Pelajaran

3 ) Kegiatan Inti Pembelajaran

a) Pelaksanaan materi pelajaran

b) Strategi pola pembelajaran

c) Pemanfaatan media pembelajaran

d) Penilaian proses dan hasil belajar

4 ) Penutup

Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses

belajar mengajar meliputi :

a. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang

tunjuk jari untuk bertanya)

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

40

b. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari

partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab)

c. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.

d. Banyak siswa yang mengerjakan tugas

e. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain

f. Banyak siswa yang mengganggu teman

g. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas

Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat

pada bagian hasil penelitian dan lampiran.

2 Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau kembali

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil observasi

teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan kekurangan dalam proses

pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan

penyempurnaan pembelajaran.

Hasil Siklus 1

DAFTAR NILAI SISWA KELS III SDN DK BENDA 04

Semester 2 Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Nomor

Nama Siswa

MAPEL MATEMATIKA

Urut Induk

Siklus I

10/3/2010 7/4/2010 jumlah Rerata

1 957 Nurhayati 41 50 91 45.5

2 999 SETIAWAN 46 50 101 50.5

3 1000 TITI YULIASTIKA 69 50 119 59.5

4 1002 YULI SISKAYANTI 41 50 111 55.5

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

41

5 965 Adi Saputra 51 70 121 60.5

6 993 Patonah 71 50 121 60.5

7 1001 Umi Barokah 64 60 124 62

8 1004 Abdul Mutolib 41 40 81 40.5

9 1005 Abdul Aziz 51 50 101 50.5

10 1006 Aris Munandar 51 80 131 65.5

11 1007 Amanuloh 41 50 91 45.5

12 1009 Dion Nurian Hidayatulloh 61 50 111 55.5

13 1011 Gunawan 71 80 151 75.5

14 1012 Irma Meliana 91 80 171 85.5

15 1013 Inayah 51 80 131 65.5

16 1014 Ismi Latifah 51 50 101 50.5

17 1015 Imas Ajibah 81 70 151 75.5

18 1017 Isah Uljanah 81 90 171 85.5

19 1018 Indah Riski Mariya 71 80 151 75.5

20 1019 Khusnul Khotimah 51 70 121 60.5

21 1020 M.Anggi 81 60 141 70.5

22 1022 Mutmainah 81 80 161 80.5

23 1023 Maratun Solikha 61 90 151 75.5

24 1024 M.Aji Saputra 81 60 141 70.5

25 1025 M.Firmansyah 41 70 111 55.5

26 1026 M.Abdul Latif 31 50 81 40.5

27 1028 M.Samsul Ma’arif 81 80 161 80.5

28 1029 Nabilatul Nisa 61 80 141 70.5

29 1030 Nur Kholik 51 70 121 60.5

30 1032 Nur Ayu Setyaningsih 91 70 161 80.5

31 1033 Nurul Imaniah 81 80 161 80.5

32 1034 Putri Rahayu 51 70 121 60.5

33 1035 Rifal Maulana 51 70 121 60.5

34 1036 Renaldi 64 70 134 67

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

42

0

5

10

15

20

25

30

30-40 51-60 71=80 91-

100

Siklus 2

35 1037 Siti Maesaroh 41 60 101 50.5

36 1040 Sofi Amalia 61 40 101 50.5

37 1042 Umi Siti Kholifah 71 60 131 65.5

38 1043 Yusuf Setiabudi 71 60 131 65.5

39 1044 Ahmad Abdul Haris 81 80 161 80.5

Rata-rata 61.7 65.4

Nomor Nilai Frekuensi

Pros

enta

se

1 21 - 30 0 0

2 31 - 40 2 5

3 41 - 50 10 26

4 51 - 60 4 10

5 61 - 70 11 28

6 71 - 80 10 26

7 81 - 90 2 5

8 91 - 100

Jumlah 39 39

Tabel 2 Frekuensi nilai hasil belajar siswa Kelas III SD N Dukuhbenda 04

siklus 1

Berdasarkan table 2 prosentase hasil belajar mka dapat digambarkan dalam grafik

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

43

0

5

10

15

20

25

30

tuntas Tdk Tuntas

tuntas

tdk Tuntas

0

5

10

15

20

25

30

tuntas Tdk Tuntas

tuntas

tdk Tuntas

Nilai Siswa

Berdasarkan data di atas pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa Kelas III SDN

Dukuhbenda 04 Yang mencapai ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa atau 59 % dan

siswa yang tidak mencapai ketuntasan di bawah nilai ketuntasan yaitu 60 adalah

berjumlah 16 siswa atau 83 % dari jumlah 39 siswa.

Tabel 3 ketuntasan siswa siklus 2

Nomor Nilai Frekuensi Proentse

1 ≤ 59 16 41 2 60-100 23 59

Grafik 3 Ketuntasan minimal siklus 1

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

44

Siklus II

1. Perencanaan

Langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan adalah :

A. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Seperti pada siklus I, pada siklus II penulis juga menyusun RPP

mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-

langkah pembelajaran,alat,dan sumber pembelajaran dan penilaian.

Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah :

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran operasi hitung pecahan.Secara

berkelompok siswa mengejakan lembar kerja dengan berdiskusi

.

b) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di

depan kelas kelompok lain menanggapi.

c) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan

guru.

d) Secara individu siswa

mengerjakan tes fomatif/evaluasi

B. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran adalah :

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

45

1) Ruang Belajar

Ruang belajar adalah ruang kelas III. Guru menata terlebih

dahulu tempat duduk siswa, menyiapkan kapur , penggaris dan

sebagainya.

2) Buku Pelajaran

Buku Pelajaran Ayo Belajar Matematika kelas III Penerbit Pusat

Perbukuan DEPDIKNAS tahun 2005 ,Halaman : 172 – 175.

3) Alat Peraga

Alat peraga yang dipersiapkan alat peraga konkrit (kertas lipat

,buah ) dan kartu bilangan pecahan.

C. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.

D. Menyiapkan Lembar Tes/Evaluasi

Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

E. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat

Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.

2. Pelaksanaan

A. Kegiatan Awal

a) Apersepsi : Bertanya jawab tentang materi pada pertemuan

yang lalu .atau yang mengarah pada materi yang akan dibahas.

b) Memotivasi siswa agar semangat dalam belajar .

c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.

B. Kegiatan Inti

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

46

a) Guru bersama siswa mengadakan Tanya jawab tentang operasi

penjumlahan dan pengurangan pecahan dan manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dan

pengurangan dengan peragaan langsung.,dan mengaitkan

dengan permasalahan /pengalaman siswa.

c) .Guru membagi 2 buah bolu berbentuk bulat kepada dua

kelompok , kelompok I terdi dari 4 anggauta dan Kelompok II

terdiri dari 8 anggauta ,masing- masing kelompok agar membagi

roti tersebut sama besar.

d) Guru mengajukan beberapa perteyaan kepada siswaa:

1. Anggota kelompok mana yang mendapat bagian yang

lebih besar ?

2. Berapa bagian yang diterima

3. Berapa bagian yang diterima masing-masing kelompok

II?

4. Mengapa angggota kelompok I bagiannya lebih besar?

5. Dan mengapa angggota kelompok II bagiannya lebih

kecil?

6. Coba bandingkan dua bagian kelompok II dengan satu

bagian kelompok

e) Secara berkelompok siswa membagi roti menjadi beberapa

bagian sama besar.

d) Siswa menyebutkan masing- masing bagian dalam bilangan

pecahan.

f) Siswa membandingkan dua bilangan pecahan.

g) Dengan teknik permainan siswa mengurutkan bilangan pecahan

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

47

h) Guru menunjukkan /mendemontrasikan cara

menjumlahkan dan mengurangkan dua

bilangan yang penyebutnya sama pecahan dengan alat peraga

langsung.

i) Secara bergantian siswa menerjakan latihan maju kedepan kelas

dengan bimbingan guru.

j) Siswa mengerjakan tugas /lembar kerja secara berkelompok dan

mendiskusikannya dengan anggota kelompok.

k) Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru

l) Siswa secara individu mengerjakan tes atau evaluasi.

C. Kegiatan Penutup

a) Siswa merangkum materi pembelajaran tentang operasi hitung

pecahan.

b) Tindak lanjut pertemuan 1 dan 2 siswa diberi tugas rumah /PR .

c) Tindak lanjut pertemuan 3 ,bagi siswa hasil nilainya mencapai

tingkat ketuntasan minimal (SKBM : 60 ),diberi tugas pengayaan

.Siswa yang hasil nilainya belum tuntas ,diberi tugas perbaikan .

D. Pengamatan / Observasi

Seperti pada siklus I, di siklus II observasi juga dilakukan oleh

teman sejawat. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan

meliputi :

1) Pra pembelajaran

2) Kegiatan Membuka Pelajaran

3) Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Pelaksanaan materi pelajaran

b. Strategi pola pembelajaran

c. Pemanfaatan media pembelajaran

d. Penilaian proses dan hasil belajar

e. Penggunaan bahasa

4) Penutup

Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses

belajar mengajar meliputi :

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

48

a) Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk

jari untuk bertanya)

b) Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari partisipasi/

tunjuk jari siswa untuk menjawab)

c) Banyaknya siswa yang ingin maju ke depan kelas.

d) Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas

e) Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas lain

Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada

bagian hasil penelitian dan lampiran.

E. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan

dengan dasar hasil observasi teman sejawat. Ini berguna untuk

mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dari

kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan

penyempurnaan pembelajaran.

Siklus II dilaksanakan dan diikuti oleh 39 siswa kelas III.

Materi pokok yang diajarkan sama dengan siklus I, dimana siklus II ini

adalah tidak lanjut dari siklus I selain memberikan penjelasan guru

mengoptimalkan penggunaan alat peraga atau media

pembelajaran.Dalam kerja kelompok guru mengemas dengan permainan

mencari pasangan bilangan pecahan dengan kartu bilangan pecahan.

Hasil Siklus 2

Nomor

Nama Siswa

Nilai matematika

Jumlah Rerta

Urut Induk

Siklus 2

21/4/2010 28/4/2010

1 957 Nurhayati 65 70 135 67.5

2 999 SETIAWAN 70 80 150 75

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

49

3 1000 TITI YULIASTIKA 70 70 140 70

4 1002 YULI SISKAYANTI 70 75 145 72.5

5 965 Adi Saputra 71 75 146 73

6 993 Patonah 70 75 145 72.5

7 1001 Umi Barokah 70 70 140 70

8 1004 Dion Nurian H 70 45 115 57.5

9 1005 Abdul Aziz 70 55 125 62.5

10 1006 Aris Munandar 80 85 165 82.5

11 1007 Amanuloh 60 70 130 65

12 1009 Dion Nurian Hidayatulloh 70 70 140 70

13 1011 Gunawan 70 85 155 77.5

14 1012 Irma Meliana 80 85 165 82.5

15 1013 Inayah 70 85 155 77.5

16 1014 Ismi Latifah 50 60 110 55

17 1015 Imas Ajibah 75 75 150 75

18 1017 Isah Uljanah 85 95 180 90

19 1018 Indah Riski Mariya 77.5 85 162.5 81.25

20 1019 Khusnul Khotimah 80 75 155 77.5

21 1020 M.Anggi 62.5 70 132.5 66.25

22 1022 Mutmainah 70 85 155 77.5

23 1023 Maratun Solikha 80 95 175 87.5

24 1024 M.Aji Saputra 70 65 135 67.5

25 1025 M.Firmansyah 79 75 154 77

26 1026 M.Abdul Latif 50 60 110 55

27 1028 M.Samsul Ma’arif 80 85 165 82.5

28 1029 Nabilatul Nisa 80 85 165 82.5

29 1030 Nur Kholik 71 75 146 73

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

50

30 1032 Nur Ayu Setyaningsih 60 75 135 67.5

31 1033 Nurul Imaniah 70.5 85 155.5 77.75

32 1034 Putri Rahayu 62 75 137 68.5

33 1035 Rifal Maulana 78 75 153 76.25

34 1036 Renaldi 78 75 153 76.25

35 1037 Siti Maesaroh 65 70 135 67.5

36 1040 Sofi Amalia 50 60 110 55

37 1042 Umi Siti Kholifah 70 80 150 75

38 1043 Yusuf Setiabudi 70 75 145 72.5

39 1044 Ahmad Abdul Haris 90 95 185 92.5

Rata-rata Kels 70.7 75.5 5703.5 73.1218

Nilai Tertinggi 90 95 5703.5 92.5

Nilai terendah 50 45 110 55

Dari daftar nilai diatas menunjukkan bahwa kemampuan hitung siswa mengalami

kemajuan

Tabel 4 Frekuensi nilai hasil belajar sisw pada siklus 2 SD N Dukuhbenda 04

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 - 30

2 31 - 40

3 41 - 50 1 3

4 51 - 60 3 8

5 61 - 70 8 21

6 71 - 80 13 33

7 81 - 90 11 28

8 91 - 100 3 8

Jumlah 39 100

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

51

0

5

10

15

20

25

30

35

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Siklus 2

Berdasarkan tabel 3 prosentase hasil belajar maka dapat digambarkan pada

rafik 4

Nilai

Hasil perbaikan pembelajaran Prasiklus dan hasil perbaikan pembelajaran yang

dilakukan pada siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 5 dan grafik 5 di bawah ini

dengan data nilai yang dapat dilihat pada lampiran.

Nomor Nilai Frekuensi

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

52

0

2

4

6

8

10

12

14

16

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1 21 - 30

2 31 - 40 3 2 1

3 41 - 50 13 10 3

4 51 - 60 16 4 8

5 61 - 70 5 11 11

6 71 - 80 1 10 11

7 81 - 90 1 2 3

8 91-100 2

39 39 39

Grafik 5 Nilai Prasiklus,Siklus 1,dan Siklus 2

Frekuensi

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

53

Dari hasil ofservasi pada pra siklus dan perbaikan pembelajaran pada siklus

siklus 1 dan 2 diperoleh data perkembangan atau kemajuan terutama kemampuan hitung

operasi pecahan pada kelas III SD Dukuhbenda 04 mengalami kemajuan pesat .Dari

data-data di atas dapat disimpulkan perolehan nilai rata-rata kelas dan tingkat ketuntasan

siswa per siklus yaitu pada prs siklus sebelum tindakan rata-rata nilai adalah 48,2 dengan

prosentase ketuntasan 6 %,pada siklus 1 nilai rata-rata kelas 65,5 dengan prosentase

ketuntsan 59 %,dan pada siklus ke 2 rata-rata kelas adalah 75,5 dengan prosentase

ketuntasan adalah 97 % maka dengan data-data tersebut di atas dapat disimpulkan

perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 dan 2 berhsil degan baik.

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari pembahasan laporan pembelajaran dapat diambil kesimpulan

yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu hasil

pembahasan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1 Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dapat

meningkat kan kemampuan siswa pada operasi hitung pecahan .

2 Penerapan pendekatan kontekstual akan lebih menarik bila guru

mengemasnya dengan permainan kartu operasi bilangan pecahan.

Dengan demikian siswa lebih jelas,tertarik,dan senang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembeljaran

kontektual untuk meningkatkan kemampuan hitung pecahan pada siswa kels

III SD N Dukuhbenda 04 tahun ajaran 2009/2010 maka saran-saran yang

dapat diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kopetensi peserta didik dan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada SD N Dukuhbenda 04 pada

khususnya sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Penggunaan model pembelajaran Kontextual Teaching and

Learning dapat meningkatkan kemampuan hitumg pecahan pada siswa SD

kelas III

2.Bagi Guru

a. Guru hendaknya memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisa

permasalahan yang terjadi dalam suatu pembelajara matematika

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

55

b. Guru harus pandai menumbuhkan minat ,motivasi dan daya tarik

siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi operasi

hitung pecahan

c. Guru harus dapat memberi kesempatan pada siswa untuk berperan

aktif dalam proses pembelajaran.

d. Guru sebaiknya menggunakan alat peraga /media dalam

pembelajaran

e. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung

keberhasilan pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif pada proses

pembelajaran,sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar dan memperoleh hsil yang optimal

b. Siswa dapat mengaplisikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan

sehari-hari.

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL … · kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru

56

DAFTAR PUSTAKA

Degeng. I. N. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi dan Variabel, Jakarta :

Depdikbud, Dirjendikti, Proyek Pengembangan LPTK

Depdiknas. (2007) “Penelitian Tindakan Kelas” dalam Materi Pelatihan

Teritegrasi, Jakarta : Dirjendikdasmen

Hudoyo. H. (1988). Mengajar Belajar Matematika, Jakarta. Depdikbud Dikti.

Proyek Pengembangan LPTK

Johnson. Belanie (2006). Contextual Teaching and Learning

Karso, dkk. (1999). Pendidikan Matematika I, Jakarta, UT

Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004, Jakarta, PT. Gramedia Widiaswara. Indonesia

diterjemahkan oleh Setiawan. Bandung

Pitajeng (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan, Jakarta.

Depdiknas

Resnick. LB & Ford, WW. (1981). The Psyichology of Matemathics for

Inhention,Hill Shade, Nj. Lawrence Elbown Associates, PT

Ruseffendi, ET. (1992). Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta.

Depdikbud

Aisyah,Nyimas,dkk 2007 Penembangan Pembelajaran Matematika SD.Dirjen

Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Amir.2007.Dasar-dasar Penulisan Karya Tulis Ilmiah .Surakarta:UNS Press.

Andayani.2009.Pembelajaran Inovatif Sebagai Upaya Meningkatkan

Profesionalisme Guru.Surakarta:Pusat Pengembangan dan Pelatihan

Guru Profesional(P3GP)

Baharudin dan Esa Nur . Wahyuni.2007 Teori Belajar dan Pembelajaran

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurhadi;Senduk,A.G. 2003.Pembelajaran Kontektual ( Contextul Teaching and

Learning/CTL dan Penerapnnya dalam KBK.Malang.Universits Negeri

Malang ( UMPRESS)