PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas...

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Oleh : NISA MAHARANI K. H0304088 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas...

Page 1: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119

DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN

PETANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

Oleh :

NISA MAHARANI K.

H0304088

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119

DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN

PETANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

NISA MAHARANI K.

H0304088

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 4: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “Penggunaan Melon Varietas MAI 119 Ditinjau dari Peningkatan

Pendapatan Petani Melon di Kabupaten Sragen”. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat guna memperoleh derajat kesarjanaan di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu

tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas Per-

tanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pem-

bimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan ke-

pada penulis sepanjang menempuh studi di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak R. Kunto Adi, SP. MP. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selama penyusunan

skripsi.

5. Ibu Mei Tri Sundari, SP. MSi. selaku penguji tamu atas berbagai masukan

dan arahan kepada penulis.

6. Bapak, Ibu dan adik-adikku yang senantiasa memberikan doa dan dukungan

dalam setiap langkah penulis.

7. Bapak H. M. Djazairi, SP. selaku Ketua Asosiasi Melon Indonesia di Kabu-

paten Sragen yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis

selama melakukan penelitian.

8. Jajaran pemerintah Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin kepada

penulis untuk dapat melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang di-

perlukan dalam penelitian.

Page 5: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Seluruh responden yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian

di Kecamatan Tanon.

10. Teman-teman Agrobisnis angkatan 2004, kakak dan adik tingkat Jurusan

Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dari skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 6: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

RINGKASAN ............................................................................................... xi

SUMMARY .................................................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 4

II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 5 A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 5 B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................. 10 C. Hipotesis ............................................................................................. 14 D. Asumsi-asumsi ................................................................................... 14 E. Pembatasan Masalah .......................................................................... 14 F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel .................... 14

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 17 A. Metode Dasar Penelitian..................................................................... 17 B. Metode Penentuan Sampel ................................................................ 17 C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 18 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 19 E. Metode Analisis Data ......................................................................... 19

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN .................................... 22 A. Keadaan Geografi ............................................................................... 22 B. Keadaan Penduduk ............................................................................ 24 C. Keadaan Pertanian ............................................................................. 27 D. Keadaan Sarana Perekonomian .......................................................... 29

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 31 A. Hasil Penelitian................................................................................... 31 B. Pembahasan ........................................................................................ 52

Page 7: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Halaman

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 57 A. Kesimpulan ......................................................................................... 57 B. Saran ................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58

LAMPIRAN

Page 8: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Jumlah penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Sragen Akhir Tahun 2009 ............................................................. 24

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Tanon Akhir Tahun 2009 .............................................................. 25

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon Tahun 2009 ................................... 26

Tabel 4. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon Tahun 2009 ...................................................... 27

Tabel 5. Rata-rata Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon, Tahun 2005-2009 ...... 28

Tabel 6. Sarana Perekonomian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon Tahun 2009 ......................................................................... 29

Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action ....................................................................... 35

Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ......................... 37

Tabel 9. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 dengan Satuan HKP ................................................................................... 40

Tabel 10. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ....................................... 43

Tabel 11. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ....................................... 45

Tabel 12. Rata-rata Biaya Lain-lain Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ....................................................... 47

Tabel 13. Rata-rata Biaya Mengusahakan Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ....................................... 48

Tabel 14. Rata-rata Penerimaan Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ...................................................... 49

Tabel 15. Rata-rata Pendapatan Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 ...................................................... 50

Tabel 16. Hasil Analisis Perbandingan Pendapatan dan Efisiensi pada Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT2010 ........................................................................................ 51

Page 9: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Luas Panen dan Produksi Melon di Kabupaten Sragen Tahun 2009 ............................................................................ 61

Lampiran 2. Luas Panen dan Produksi Melon Dirinci per Desa di Kecamatan Tanon Tahun 2009 .............................................. 62

Lampiran 3. Penentuan Tipe Iklim di Daerah Penelitian ........................... 63

Lampiran 4. Angka Beban Tanggungan ..................................................... 65

Lampiran 5. Identitas Petani Responden Usahatani Melon Varietas MAI 119 ................................................................... 66

Lampiran 6. Identitas Petani Responden Usahatani Melon Varietas Action ................................................................... 67

Lampiran 7. Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Usahatani ......................................... 68

Lampiran 8. Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Hektar .............................................. 69

Lampiran 9. Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Usahatani ............................................. 70

Lampiran 10. Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Hektar ..........,,...................................... 72

Lampiran 11. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Usahatani dalam Satuan HKP .......... 74

Lampiran 12. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Hektar dalam Satuan HKP ............... 78

Lampiran 13. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Usahatani dalam Satuan HKP ......................... 81

Lampiran 14. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Hektar dalam Satuan HKP ............................... 88

Lampiran 15. Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Usahatani ......................................................... 95

Lampiran 16. Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Hektar .............................................................. 96

Lampiran 17. Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Usahatani ......................................................... 97

Page 10: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Nomor Judul Halaman

Lampiran 18. Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Hektar .............................................................. 99

Lampiran 19. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Usahatani dalam Satuan Rupiah ...................... 101

Lampiran 20. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Hektar dalam Satuan Rupiah ........................... 102

Lampiran 21. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Usahatani dalam Satuan Rupiah ...................... 103

Lampiran 22. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Hektar dalam Satuan Rupiah .......................... 105

Lampiran 23. Biaya Lain-lain Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Usahatani .......................................................... 107

Lampiran 24. Biaya Lain-lain Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Hektar ............................................................... 108

Lampiran 25. Biaya Lain-lain Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Usahatani ......................................................................... 109

Lampiran 26. Biaya Lain-lain Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Hektar .............................................................................. 111

Lampiran 27. Pendapatan Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Usahatani ......................................................................... 113

Lampiran 28. Pendapatan Usahatani Melon Varietas MAI 119 MT 2010 per Hektar .............................................................................. 114

Lampiran 29. Pendapatan Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Usahatani ......................................................................... 115

Lampiran 30. Pendapatan Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 per Hektar ............................................................................... 116

Lampiran 31. Perhitungan R/C Ratio Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Usahatani Melon Varietas Action MT 2010 .................. 117

Lampiran 32. Uji t (t-test) ............................................................................. 118

Lampiran 33. Daftar Pertanyaan untuk Responden ...................................... 120

Lampiran 34. Surat Ijin Penelitian ................................................................ 127

Lampiran 35. Peta Wilayah Kabupaten Sragen ........................................... 128

Page 11: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELON

DI KABUPATEN SRAGEN

Nisa Maharani K. H0304088

RINGKASAN

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang bertujuan mengkaji dan membandingkan besarnya pendapatan usahatani antara usahatani melon varietas MAI 119 dengan usahatani melon varietas Action, mengkaji dan membandingkan efisiensi antara usahatani melon varietas MAI 119 dengan usahatani melon varietas Action serta mengkaji dan membandingkan kemanfaatan antara usahatani melon varietas MAI 119 dengan usahatani melon varietas Action.

Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitik dan pelaksanaannya menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen. Penen-tuan kecamatan dan desa yang dijadikan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive), berdasarkan data luas panen dan produksi tertinggi maka terpilihlah Kecamatan Tanon sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya, karena terbatasnya data penggunaan varietas serta petani yang menggunakan varietas MAI 119, maka kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel desa usahatani melon varietas MAI 119 berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Tanon, maka terpilihlah desa Kecik sebagai desa sampel petani melon varietas MAI 119. Sedangkan sampel desa untuk usahatani melon varietas Action dipilih berdasarkan data luas panen dan produksi melon varietas Action tertinggi di Kecamatan Tanon, sehingga terpilihlah desa Slogo. Petani sampel yang diambil masing-masing berjumlah 30 orang untuk petani melon varietas Action dan 10 orang untuk petani melon varietas MAI 119. Metode pengambilan sampel petani secara acak sederhana (simple random sampling) dengan cara pengundian. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder dengan teknik observasi, wawancara dan pencatatan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan usahatani melon varietas MAI 119 (Rp 44.999.053,33/Ha/MT) lebih tinggi dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action (Rp 38.934.945,73/Ha/ MT), sehingga penggunaan varietas MAI 119 pada usahatani melon dapat meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Sragen. Efisiensi usahatani yang menggunakan melon MAI 119 (R/C ratio = 1, 82) lebih tinggi daripada efisiensi usahatani yang menggunakan melon Action (R/C ratio = 1, 71), sehingga usahatani melon varietas MAI 119 lebih efisien. Usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan manfaat daripada usahatani melon varietas Action, karena biaya mengusahakan melon varietas MAI 119 yang lebih rendah mampu memberikan penerimaan usahatani yang lebih tinggi.

Page 12: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

THE USED OF MELON MAI 119 VARIETY REVIEW FROM THE INCREASED OF MELON FARMERS INCOME

IN SRAGEN REGENCY

Nisa Maharani K. H0304088

SUMMARY

This script is arranged based on research aimed at assessing and comparing the amount of farm income between melon farming “MAI 119” variety and melon farming “Action” variety, assess and compare the efficiency between melon farming with MAI 119 varieties and melon farming with Action varieties, and also assess and compare the expediency between melon farming with MAI 119 varieties and melon farming with Action varieties.

The basic method of this research is descriptive analytic and the implementation using survey techniques. The research was conducted in Sragen. The determination of sub districts and villages which are used as the sampel area was done on porpose (purposive sampling), based on the data of the highest harvested area and production then Tanon District was choosen as the research location. Furthermore, because of the limited data of variety usage and farmers using MAI 119 variety, so the criteria to choose the village for melon farming “MAI 119” variety based on the recommendation from BPP of Tanon District, then Kecik Village was selected as sample village for melon farming “MAI 119” variety. While sample village for melon farming “Action” variety selected based on the data of the highest harvested area and production in Tanon District, then Slogo Village was selected. Sample farmers taken respectively amount to 30 people for melon farming “Action” variety and 10 people for melon farming “MAI 119” variety. The method for taking the sample of farmers was simple random by drawing numbers. The taken data were the primary and secondary data by observation, interview and recording techniques.

Based on the research results can be known that the average income of melon farming “MAI 119” variety (Rp 44.999.053,33/Ha/GS) is higher than the average income of melon farming “Action” variety (Rp 38.934.945,73/Ha/ GS), so that the use of “MAI 119” variety on melon farming could increase the farm-er’s income in Sragen Regency. The efficiency of farming that were used “MAI 119” variety (R/C ratio = 1, 82) is higher than the efficiency of farming that were used “Action” variety (R/C ratio = 1, 71), so that melon farming “MAI 119” variety is more efficient. Melon farming “MAI 119” variety is more beneficial than melon farming “Action” variety, because the operational costs which are lower, capable to give higher revenue.

Page 13: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan budidaya tanaman hortikultura yang meliputi sayuran dan

buah-buahan semakin banyak diminati petani karena komoditas ini mampu

memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan padi dan palawija dalam

luas areal tanam yang sama. Beberapa komoditas hortikultura seperti cabai, se-

mangka, dan melon, menuntut pengerjaan yang lebih intensif dan biaya yang

lebih besar. Namun demikian, mampu memberikan keuntungan yang jauh le-

bih besar (Samadi, 2007).

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya,

khususnya para petani dalam mengembangkan hortikultura, pemerintah mene-

tapkan kebijaksanaan dalam memilih jenis hortikultura yaitu dipilih jenis yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi, memberikan kesempatan kerja lebih banyak,

mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik serta dapat mempertinggi

gizi masyarakat. Salah satu tanaman hortikultura yang perlu mendapat per-

hatian adalah tanaman melon (Tjahjadi, 1999).

Meski melon termasuk salah satu jenis buah-buahan yang relatif belum

lama dibudidayakan di Indonesia, namun langsung populer di kalangan ma-

syarakat luas. Daya pikat buah melon bagi konsumen terletak pada cita rasa-

nya yang enak, manis, beraroma wangi dan khas, serta menyegarkan; sedang-

kan daya tarik melon bagi pembudidayanya adalah nilai ekonominya yang

tinggi.

Daya tarik melon mempunyai kharisma tersendiri di kalangan kon-

sumen maupun produsen (petani). Permintaan pasar (konsumen) cenderung

terus meningkat dari waktu ke waktu, karena makin digemari oleh berbagai

kalangan masyarakat. Celah dan peluang pasar ini dimanfaatkan oleh para

petani dan pengusaha tani untuk membudidayakan melon di berbagai wilayah

atau daerah (Rukmana, 2007).

Page 14: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kondisi tanah dan iklim di Indonesia sangat cocok untuk pengembang-

an tanaman melon. Meskipun benih melon sampai saat ini masih harus di-

impor (diintroduksi) dari luar negeri, namun pengembangan budidayanya ber-

prospek cerah. Di samping untuk menekan (mengurangi) impor buah melon,

pengembangan tanaman ini dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan

petani, perluasan kesempatan kerja, perbaikan gizi masyarakat, dan juga

menambah keanekaragaman jenis buah-buahan yang dihasilkan di Indonesia

(Rukmana, 2007).

Kabupaten Sragen merupakan salah satu daerah penghasil melon di

Jawa Tengah. Jenis melon yang dibudidayakan yaitu jenis melon hibrida yang

memiliki keunggulan berupa pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan buah

yang dihasilkan lebih besar dari melon kebanyakan. Varietas melon hibrida

yang dibudidayakan di Kabupaten Sragen adalah varietas MAI 119 dan varie-

tas Action.

Melon varietas Action diproduksi oleh PT Bisi Internasional Tbk, telah

dibudidayakan di Kabupaten Sragen sejak tahun 1999. Melon varietas Action

merupakan golongan varietas hibrida yang tahan terhadap penyakit layu

batang dan embun tepung (powdery mildew). Melon varietas MAI 119 di-

produksi oleh CV Multi Global Agrindo, dibudidayakan di Kabupaten Sragen

sejak tahun 2005. Melon varietas MAI 119 merupakan golongan varietas

hibrida yang tahan terhadap penyakit layu batang, embun tepung (powdery

mildew), bulai (downy mildew), dan juga tahan terhadap hama lalat buah.

Melon varietas Action meski memiliki berat buah relatif sama dengan

melon varietas MAI 119 yaitu sekitar 3-3,5 kg, tetapi harga melon varietas

MAI 119 di pasaran lebih tinggi dibandingkan harga melon varietas Action.

Meski harga melon varietas Action lebih rendah, tetapi melon varietas ini

memiliki keunggulan yaitu pangsa pasar (market share) yang tinggi dan

banyaknya jumlah petani melon yang membudidayakan varietas ini di

Kabupaten Sragen.

Page 15: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Perumusan Masalah

Pada dasarnya petani dalam berusaha selalu mengadakan perhitungan

ekonomis mengenai biaya dan penerimaan usahataninya. Dalam ilmu ekonomi

dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan pada

waktu panen (penerimaan) dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

output yang diharapkan, termasuk dalam memilih jenis-jenis tanaman yang da-

pat diusahakan pada satu musim tanam.

Suatu usaha yang komersial akan bertujuan untuk mendapatkan keuntu-

ngan yang sebesar-besarnya. Ini berarti bahwa apabila petani dihadapkan pada

dua usaha yang menguntungkan, petani akan memilih usaha yang paling

menguntungkan di antara keduanya. Demikian pula yang dihadapi petani di

Kabupaten Sragen, petani harus memilih berbagai cabang usahatani yang

memberikan keuntungan terbesar untuk peningkatan kesejahteraan keluarga.

Pada umumnya jenis varietas melon yang ditanam di beberapa daerah

penghasil melon di Kabupaten Sragen terdiri dari varietas Action dan varietas

MAI 119. Keunggulan melon varietas Action yaitu pangsa pasarnya lebih

tinggi dibandingkan melon varietas MAI 119. Sedangkan keunggulan melon

varietas MAI 119 yaitu harga jualnya yang lebih tinggi dibandingkan melon

varietas Action dan juga lebih tahan hama dan penyakit. Hal ini akan

mempengaruhi besarnya biaya serta penerimaan usahatani dari budidaya

melon varietas MAI 119 tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diadakan

untuk mengkaji lebih lanjut tentang kedua usahatani tersebut.

Berdasarkan ulasan di atas, maka peneliti mengajukan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apakah usahatani melon varietas MAI 119 dapat memberikan pendapatan

usahatani yang lebih tinggi daripada pendapatan usahatani melon varietas

Action di Kabupaten Sragen?

2. Apakah usahatani melon varietas MAI 119 di Kabupaten Sragen lebih

efisien daripada usahatani melon varietas Action?

3. Apakah usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan kemanfaatan

bagi petani melon di Kabupaten Sragen?

Page 16: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian Penggunaan Melon Varietas MAI 119 Ditinjau dari Pening-

katan Pendapatan Melon di Kabupaten Sragen ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji dan membandingkan besarnya pendapatan usahatani antara usa-

hatani melon varietas MAI 119 dengan usahatani melon varietas Action.

2. Mengkaji dan membandingkan efisiensi antara usahatani melon varietas

MAI 119 dengan usahatani melon varietas Action.

3. Mengkaji kemanfaatan antara usahatani melon varietas MAI 119 dengan

usahatani melon varietas Action bagi petani melon di Kabupaten Sragen.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti terkait

dengan bahan yang dikaji.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan

di sektor pertanian, khususnya sub sektor pangan dan hortikultura.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambah-

an informasi dan referensi penelitian masalah yang sama.

Page 17: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Melon

Tanaman melon termasuk jenis tanaman labu. Tanaman lain yang

masih satu keluarga dengan melon diantaranya semangka, blewah, menti-

mun, dan waluh. Secara rinci, taksonomi tanaman melon seperti berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dikotiledoneae

Subklas : Sympetalae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis melo L.

(Agromedia, 2007).

Tanaman melon dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dae-

rah sub tropis dan tropis. Di Indonesia tanaman ini cocok ditanam di dae-

rah yang mempunyai ketinggian antara 300 – 1.000 meter dari permukaan

air laut (dpl), tetapi juga mulai banyak ditanam di dataran rendah yang ke-

tinggiannya kurang dari 300 m dpl seperti di Jakarta (Rukmana, 2007).

Varietas melon yang diproduksi oleh perusahaan benih cukup

banyak macamnya. Berdasar pada kenampakan luarnya, melon dibagi

menjadi 2 kelompok, yaitu yang memilliki jaring (net) pada permukaan

kulit buahnya dan yang tidak memiliki jaring. Dari beberapa varietas

tersebut, hanya ada beberapa jenis melon yang diminati oleh petani.

Pemilihan ini didasarkan atas permintaan atau minat konsumen dari pasar.

Beberapa varietas melon yang terbukti cocok ditanam di Indonesia dan

secara umum disenangi oleh para petani melon salah satunya adalah melon

jenis Sky Rocket dan Action 434 (Samadi, 2007).

Page 18: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

a. Melon Varietas MAI 119

Varietas melon ini (MAI 119) bobot buahnya bisa mencapai 3,5

kg. Bentuk buahnya bulat, kulitnya berwarna hijau dan berjala. Daging

buahnnya berwarna oranye, rasanya manis, dan teksturnya kenyal.

Umur panennya sekitar 65 hari setelah tanam

(Sobir dan Firmansyah, 2010).

Pertumbuhan tanaman kuat dan kekar, respon terhadap pupuk.

Produktivitas dan kualitas tinggi dengan berat rata-rata 3,5 kg. Kulit

hijau dengan net tebal dan rata, daging buah padat berwarna merah

(orange), rasa enak dan manis dengan kadar gula 14-16%. Melon MAI

119 ini toleran terhadap penyakit layu, downy mildew, embun tepung

dan lalat buah (Edyim, 2011).

b. Melon Varietas Action

Varietas action 434 merupakan varietas melon yang mulai

diedarkan di Indonesia pada akhir 1993. Pada saat varietas sky rocket

sulit ditemui di pasaran, varietas action mampu mengisi kekosongan

pasar benih melon. Akhir-akhir ini varietas action banyak diminati

petani (Prajnanta, 2007).

Penampilan buah melon varietas Action 434 mirip dengan

varietas Sky rocket, yaitu bobot buahnya bisa mencapai 3 kg. bentuk

buahnya bulat, kulitnya berwarna hijau kekuningan dan berjala. Daging

buahnya berwarna hijau muda, rasanya manis, dan teksturnya kenyal.

Umur panen sekitar 65 hari setelah tanam

(Sobir dan Firmansyah, 2010).

2. Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Efisiensi Usahatani

a. Biaya Usahatani

Menurut Hadisapoetra (1973), biaya yang digunakan dalam usa-

hatani dapat dibedakan atas:

1) Biaya alat-alat luar, yaitu semua pengorbanan yang dikeluarkan da-

lam usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga

seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan Si pe-

Page 19: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

ngusaha (keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri.

Biaya alat-alat luar terdiri dari:

a) Jumlah upah tenaga kerja luar yang berupa uang, bahan makan-

an, perumahan, premi, dan lain-lain.

b) Pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan, dan

pengeluaran-pengeluaran lain yang berupa uang, misalnya untuk

pajak, pengangkutan dan sebagainya.

c) Pengeluaran-pengeluaran tertentu berupa bahan untuk kepen-

tingan usahatani, misalnya untuk selamatan dan sebagainya.

d) Pengurangan dari persediaan akhir tahun.

e) Penyusutan, yaitu pengganti kerugian atau pengurangan nilai

disebabkan karena waktu dan cara penggunaan modal tetap

seperti bangunan-bangunan, alat-alat dan mesin-mesin, ternak

dan sebagainya.

2) Biaya mengusahakan, yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan

upah tenaga kerja keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasar-

kan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar.

3) Biaya menghasilkan, yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan

bunga dari aktiva yang dipergunakan di dalam usahatani.

b. Penerimaan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani adalah per-

kalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini

dapat dituliskan sebagai berikut :

PrU = Py x Y

Keterangan :

PrU : Penerimaan usahatani

Py : Harga Y

Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Penerimaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil

usaha, seperti panen tanaman dan barang olahannya serta panen dari

peternakan dan barang olahannya. Penerimaan tunai dari penjualan

Page 20: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

hasil usahatani dan segala keuntungan yang berhubungan dengan

kegiatan usahatani dimasukkan dalam laporan rugi laba

(Kadarsan, 1992).

c. Pendapatan Usahatani

Menurut Hadisapoetra (1973), untuk mengetahui pendapatan

usahatani menggunakan rumus :

PdU = PrU – BU

Keterangan :

PdU = Pendapatan usahatani (Rp/Ha/MT)

PrU = Penerimaan usahatani (Rp/Ha/MT)

BU = Biaya usahatani (Rp/Ha/MT)

d. Efisiensi Usahatani

Menurut Hernanto (1991), efisiensi usahatani adalah nisbah

penerimaan (revenue) dengan biaya (cost) usahatani (R/C ratio) yang

merupakan salah satu ukuran apakah usahatani tersebut efisien atau

tidak. Nilai R/C ratio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa

usahatani tersebut efisien.

R/C ratio adalah merupakan perbandingan antara total

penerimaan dengan total biaya suatu usahatani. Analisis tersebut

digunakan untuk mengetahui perbedaan biaya dan pendapatan antara

usahatani yang satu dengan usahatani yang lain yang sengaja

dibandingkan untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usahatani dalam

memperoleh pendapatan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan

usahatani yang lain. Semakin besar R/C ratio maka akan semakin

efisien usahatani tersebut dalam pengalokasian faktor-faktor

produksinya (Soekartawi, 2001).

e. Kemanfaatan Usahatani

Analisis B/C ratio adalah analisis yang bertujuan untuk melihat

kelayakan ekonomis dari metode atau teknologi baru suatu usahatani.

Layak tidaknya suatu teknologi baru untuk dikembangkan dapat dilihat

Page 21: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dari analisis ini. Analisis ini merupakan analisis perbandingan antara

jumlah tambahan pendapatan dengan jumlah tambahan biaya yang

diakibatkan oleh perubahan penggunaan teknologi lama ke teknologi

baru. Apabila B/C ratio > 1 maka adanya teknologi baru layak untuk

dikembangkan karena teknologi tersebut mampu memberikan

tambahan penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan tambahan

biaya yang dikeluarkan (Wirartha, 2006).

Menurut Soekartawi (1995), secara matematis besarnya B/C

ratio dapat dihitung dengan rumus :

Incremental B/C Ratio = BUPrUDD

Keterangan :

=DPrU Selisih penerimaan usahatani

=DBU Selisih biaya usahatani

3. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Evi Wirda Ningsih (2009), yang

berjudul Prospek Pengembangan Usahatani Melon dan Usahatani

Semangka di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Desa Pasar V Kebun

Kelapa, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang), dapat diketahui

bahwa rata-rata pendapatan usahatani melon per hektar sebesar Rp

48.184.350,00 lebih tinggi dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani

semangka per hektar yaitu sebesar Rp 15.533.130,00. BEP volume

produksi melon per hektar yaitu 5.699,98 kg sedangkan BEP volume

produksi semangka per hektar yaitu 6.681,31 kg. BEP harga buah melon

yaitu Rp 1.020,00/kg dan BEP harga buah semangka yaitu Rp 1.060,00/kg.

Besarnya R/C ratio usahatani melon (3,42) lebih tinggi dibandingkan

besarnya R/C ratio usahatani semangka (2,06).

Berdasarkan hasil penelitian Dian Yulianto (2011) yang berjudul

Analisis Komparatif Usahatani Melon Varietas Action 434 dengan

Usahatani Melon Varietas Sweet M-1000 di Kabupaten Sragen, dapat

diketahui bahwa rata-rata pendapatan usahatani melon varietas Action 434

Page 22: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

sebesar Rp 47.296.885,71/Ha/MT lebih tinggi dibandingkan rata-rata

pendapatan usahatani melon varietas M-1000 yaitu sebesar Rp

36.746.532,78/Ha/MT. Besarnya R/C ratio usahatani melon varietas

Action 434 yaitu 1,76 lebih tinggi dibandingkan besarnya R/C ratio

usahatani melon varietas M-1000 yaitu 1,59.

Berdasarkan hasil analisis kedua penelitian di atas, dapat diketahui

bahwa usahatani melon memberikan pendapatan yang besar dan efisien

untuk diusahakan oleh petani. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau

apakah usahatani melon varietas MAI 119 di Kabupaten Sragen juga

menguntungkan dan dapat meningkatkan pendapatan petani dilihat dari

besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, efisiensi dan kemanfaatan dari

usahatani melon.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usahatani merupakan himpunan dari sumber-sumber alam yang terda-

pat di suatu tempat yang diperlukan untuk produksi pertanian. Usahatani ha-

rus dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar seluruh bia-

ya yang telah dikeluarkan. Usahatani bertujuan untuk mendapatkan pendapat-

an bagi petani dalam pengelolaan lahannya. Dalam menyelanggarakan usaha-

tani, setiap petani berusaha agar hasil panennya tinggi sehingga menghasilkan

pendapatan yang dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Besarnya penda-

patan dari usahatani dapat digunakan untuk menilai keberhasilan petani dalam

mengelola usahataninya.

Petani berusaha untuk meninimalkan biaya yang dikeluarkan dan me-

maksimalkan penerimaan yang diperolehnya dalam satu musim tanam terten-

tu untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya. Untuk menganalisis

pendapatan, diperlukan komponen pengeluaran yang menunjukkan biaya yang

dikeluarkan petani pada musim tertentu dan komponen penerimaan yang

menunjukkan nilai uang yang diterima petani dari penjualan produk usaha-

taninya tersebut.

Biaya usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya

mengusahakan. Biaya mengusahakan meliputi biaya alat-alat luar seperti bia-

Page 23: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

ya pemenuhan bibit, pupuk, upah tenaga kerja luar, pajak, penyusutan dan

lain-lain yang ditambah dengan upah tenaga kerja sendiri, yang diperhitung-

kan berdasarkan upah yang dibayarkan pada tenaga kerja luar.

Penerimaan merupakan nilai hasil usahatani yang diterima petani dari

semua cabang usahatani yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, per-

tukaran, atau penaksiran kembali. Dalam menaksir penerimaan usahatani ini

semua komponen produk yang tidak dijual dinilai berdasarkan harga di tingkat

petani.

Pendapatan usahatani dalam penelitian ini adalah Pendapatan bersih

yang diperhitungkan dari penerimaan usahatani dikurangi dengan biaya meng-

usahakan.

Dapat dirumuskan sebagai berikut :

PdU = PrU – BU

Keterangan :

PdU = Pendapatan usahatani (melon varietas MAI 119/melon varietas Ac-

tion) (Rp/Ha/MT)

PrU = Penerimaan usahatani (melon varietas MAI 119/melon varietas Ac-

tion) (Rp/Ha/MT)

BU = Biaya usahatani (melon varietas MAI 119/melon varietas Action)

(Rp/Ha/MT)

Pendapatan usahatani yang tinggi belum tentu memberikan efisiensi

usahatani yang tinggi pula. Maka untuk mengetahui efisiensi usahatani melon

dengan menggunaan melon varietas MAI 119 atau dengan menggunakan

melon varietas Action diperhitungkan dengan nilai R/C (Revenue Cost) ratio.

Adapun R/C ratio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

BUPrU

R/C =Ratio

Keterangan :

PrU = Penerimaan usahatani (melon varietas MAI 119/melon varietas

Action) (Rp/Ha/MT).

Page 24: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BU = Biaya usahatani (melon varietas MAI 119/melon varietas Action)

(Rp/Ha/MT).

Dengan Kriteria :

R/C ratio > 1, artinya usahatani melon varietas MAI 119 atau melon varietas

Action telah efisien karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil

daripada hasil yang diterima.

R/C ratio ≤ 1, artinya usahatani melon varietas MAI 119 atau melon varietas

Action belum/tidak efisien karena biaya yang dikeluarkan

sama/lebih besar dari hasil yang diterima.

Kemanfaatan dari usahatani melon varietas MAI 119 dan melon varie-

tas Action dapat diketahui dengan menggunakan Incremental B/C Ratio. In-

cremental B/C Ratio ini merupakan perbandingan antara manfaat yang diteri-

ma dengan biaya yang dikeluarkan.

Incremental B/C Ratio dinyatakan dengan rumus :

ΔBUΔPrU

=RatioB/ClIncrementa

Keterangan :

=DPrU Selisih penerimaan usahatani melon varietas MAI 119 dengan peneri-

maan usahatani melon varietas Action (Rp/Ha/MT).

=DBU Selisih biaya usahatani melon varietas MAI 119 dengan melon varie-

tas Action (Rp/Ha/MT).

Kriteria :

B/C > 1 Usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan tambahan

kemanfaatan atau lebih menguntungkan.

B/C ≤ 1 Usahatani melon varietas MAI 119 tidak memberikan kemanfaatan

atau tidak menguntungkan.

Analisis statistika untuk menguji perbandingan pendapatan atau

efisiensi usahatani melon varietas MAI 119 dengan melon varietas Action

menggunakan uji t (t-test). Rumus uji t tersebut adalah :

Page 25: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ë û( ) ( )

( ) úû

ùêë

é+

-+-+-

-=

2121

222

211

21

112

11

nnnn

SnSn

XXhitungt

Keterangan :

1X = Rata-rata pendapatan/efisiensi pada usahatani melon varietas MAI

119 (Rp/Ha/MT)

2X = Rata-rata pendapatan/efisiensi pada usahatani melon varietas Action

(Rp/Ha/MT)

S12 = Varian pendapatan/efisiensi pada usahatani melon varietas MAI 119

S22 = Varian pendapatan/efisiensi pada usahatani melon varietas Action

n1 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas MAI 119 (orang)

n2 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Action (orang).

(Pasaribu, 1983).

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho : m1 = m2

Hi : m1 > m2

Dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis alternatif (Hi) diterima yang berarti

ada beda nyata. Jadi pendapatan atau efisiensi usahatani melon varietas

MAI 119 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Action.

b. Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis alternatif (Hi) ditolak yang berarti

tidak ada perbedaan yang nyata. Jadi pendapatan atau efisiensi usahatani

melon varietas MAI 119 sama dengan pendapatan atau efisiensi usahatani

melon varietas Action.

Page 26: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

C. Hipotesis

1. Usahatani melon varietas MAI 119 memberikan pendapatan usahatani

yang lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Action.

2. Efisiensi usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan

efisiensi usahatani melon varietas Action.

3. Usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan kemanfaatan diban-

dingkan usahatani melon varietas Action.

D. Asumsi-asumsi

1. Petani dalam usahatani melon varietas MAI 119 maupun Action bersifat

rasional, artinya petani selalu berusaha untuk memperoleh pendapatan

yang maksimal dengan keterbatasan sumberdaya yang dimilikinya.

2. Seluruh input produksi pada usahatani melon varietas MAI 119 maupun

melon varietas Action yang digunakan petani berasal dari pembelian.

3. Hasil produksi melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action

seluruhnya dijual.

4. Keadaan geografis daerah yang diteliti seperti kesuburan tanah, curah

hujan, iklim, dan intensitas cahaya matahari berpengaruh normal terhadap

proses usahatani melon.

E. Pembatasan Masalah

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data usahatani melon

varietas MAI 119 maupun usahatani melon varietas Action selama satu musim

tanam yaitu bulan Juli 2010 - September 2010.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Usahatani (UT) melon varietas MAI 119 adalah budidaya tanaman melon

dengan menggunakan varietas MAI 119 di lahan sawah dalam satu musim

tanam.

2. Usahatani melon varietas Action adalah budidaya tanaman melon dengan

menggunakan varietas Action di lahan sawah dalam satu musim tanam.

Page 27: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Varietas adalah bagian dari jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, per-

tumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang dapat dibeda-

kan dalam jenis yang sama.

4. Petani sampel adalah petani pemilik penggarap yang melakukan usahatani

melon varietas MAI 119 atau yang melakukan usahatani melon varietas

Action.

5. Lahan usahatani adalah lahan garapan yang digunakan untuk melakukan

usahatani melon varietas MAI 119 atau varietas Action, pada satu musim

tanam, yang diukur dalam satuan hektar (Ha).

6. Benih adalah biji yang digunakan dalam mengusahakan usahatani melon

varietas MAI 119 maupun usahatani melon varietas Action. Jumlah benih

yang digunakan dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dengan

rupiah (Rp).

7. Tenaga kerja adalah keseluruhan tenaga kerja pria dan wanita yang

digunakan dalam proses usahatani melon baik tenaga kerja dalam

(keluarga) maupun tenaga kerja luar. Semua tenaga kerja dikonversikan ke

dalam tenaga kerja pria dan diukur dalam Hari Kerja Pria (HKP), sedang-

kan nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan dinyatakan dalam rupiah per

HKP (Rp/HKP).

8. Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima petani dari hasil

penjualan produksi melon pada satu musim tanam, yang dinilai

berdasarkan harga daerah setempat dan dihitung dengan mengalikan hasil

produksi dengan harga jual produk yang berlaku saat itu dan dinyatakan

dalam rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

9. Biaya usahatani adalah nilai dari semua masukan ekonomik yang

digunakan dalam proses produksi yang dapat diperkirakan besarnya dan

dapat diukur satuannya. Biaya yang dimaksud adalah biaya mengusahakan

yang meliputi biaya alat-alat luar seperti biaya bibit, pupuk, upah tenaga

kerja luar, pajak, penyusutan alat dan lain-lain yang ditambah dengan upah

tenaga kerja sendiri yang dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per

musim tanam (Rp/Ha/MT).

Page 28: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

10. Pendapatan usahatani adalah pendapatan yang diterima petani dari hasil

usahatani melon varietas MAI 119 atau varietas Action yang merupakan

selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani selama satu musim

tanam, dan dinyatakan dalam rupiah per hektar per musim tanam

(Rp/Ha/MT).

11. Efisiensi usahatani adalah perbandingan antara penerimaan usahatani

melon varietas MAI 119 atau melon varietas Action dengan biaya

mengusahakan usahatani melon varietas MAI 119 atau melon varietas

Action, dengan kriteria jika nilainya lebih dari satu (>1) maka usahatani

melon varietas MAI 119 atau melon varietas Action tersebut efisien dan

jika nilainya kurang dari atau sama dengan satu (≤1) maka usahatani melon

varietas MAI 119 atau melon varietas Action tersebut tidak efisien.

12. Kemanfaatan usahatani adalah perbandingan antara selisih penerimaan

usahatani melon varietas MAI 119 dan melon varietas Action dengan

selisih biaya mengusahakan usahatani melon varietas MAI 119 dan melon

varietas Action, dengan kriteria jika nilainya lebih dari satu (>1) maka

usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan kemanfaatan, jika

nilainya sama dengan atau kurang dari satu (≤1) maka usahatani melon

varietas MAI 119 tidak memberikan kemanfaatan atau tidak menguntung-

kan.

Page 29: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode des-

kriptif analitik, yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada peme-

cahan masalah aktual. Data-data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dije-

laskan, kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994).

Sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan meng-

gunakan teknik survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu po-

pulasi yang menggunakan kuisioner sebagai salah satu alat pengambil data po-

kok (Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sragen, dimana di kabupaten

ini terdapat 7 kecamatan yang merupakan daerah penghasil melon di Kabu-

paten Sragen. Dari 7 kecamatan ini akan dipilih sampel kecamatan dan

desa yang dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara pengambilan

sampel dengan sengaja dengan mempertimbangkan alasan tertentu yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995).

Berdasarkan data luas panen dan produksi melon tahun 2009 di Kabupaten

Sragen (Lampiran 1) dengan kriteria luas panen melon terluas dan produksi

melon terbesar maka terpilihlah Kecamatan Tanon sebagai sampel

kecamatan. Selanjutnya, dengan kriteria desa yang memiliki luas panen

melon terluas dan produksi melon terbesar (Lampiran 2) serta terdapat

petani sampel yang mengusahakan melon varietas Action, terpilihlah Desa

Slogo sebagai sampel desa usahatani melon varietas Action. Kemudian,

pemilihan sampel desa untuk usahatani melon varietas MAI 119

berdasarkan saran dari BPP bahwa di Kecamatan Tanon, bahwa hanya di

Desa Kecik saja yang terdapat petani yang mengusahakan melon varietas

MAI 119, maka terpilihlah Desa Kecik sebagai sampel desa usahatani

melon varietas MAI 119.

Page 30: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Metode Pengambilan Petani Sampel

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), data yang dianalisis ha-

rus menggunakan jumlah sampel yang cukup besar sehingga dapat mengi-

kuti distribusi normal. Sampel yang tergolong sampel besar adalah sampel

yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30 sampel.

Lokasi penelitian dilakukan di dua desa yaitu Desa Kecik sebagai

lokasi petani sampel melon varietas MAI 119 dan Desa Slogo sebagai lo-

kasi petani sampel melon varietas Action. Jumlah sampel petani melon va-

rietas MAI 119 yang diamati adalah sebanyak 10 responden. Hal ini di-

karenakan di Desa Kecik hanya terdapat 10 petani melon yang mengguna-

kan melon varietas MAI 119. Untuk jumlah sampel petani melon varietas

Action, dari 50 petani melon varietas Action yang ada di Desa Slogo,

diambil 30 petani sampel secara acak sederhana (simple random sampling).

Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian

rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel

(Singarimbun dan Effendi, 1995). Metode pengambilan sampel responden

secara acak sederhana dilakukan dengan menggunakan cara pengundian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari respon-

den melalui kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan me-

lalui kegiatan observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ter-

hadap obyek yang diteliti. Data yang diambil meliputi: karakteristik petani

sampel, penggunaan sarana produksi, biaya usahatani, besarnya produksi,

harga jual hasil produksi dan lain-lain.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dengan

cara mengutip laporan maupun dokumen yang sudah ada pada lembaga

Page 31: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

atau instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder ini diperoleh

dengan cara pencatatan. Data sekunder tersebut meliputi: keadaan alam,

keadaan penduduk, keadaan perekonomian, keadaan pertanian, selain itu

juga luas lahan dan produksi melon dari tiap daerah di Kabupaten Sragen.

Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan

pihak lain yang terkait dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ter-

hadap obyek yang diteliti yaitu pada usahatani melon yang menggunakan

varietas MAI 119 maupun varietas Action.

b. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepa-

da petani responden dan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Wa-

wancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya.

c. Pencatatan

Teknik ini dilakukan dengan melakukan pencatatan terhadap data

yang telah ada pada instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani melon menggunakan rumus :

PdU = PrU – BU

Keterangan :

PdU = Pendapatan usahatani melon varietas MAI 119 atau melon vari-

etas Action (Rp/Ha/MT)

PrU = Penerimaan usahatani melon varietas MAI 119 atau melon vari-

etas Action (Rp/Ha/MT)

BU = Biaya usahatani melon varietas MAI 119 atau melon varietas

Action (Rp/Ha/MT)

Page 32: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Untuk menganalisis efisiensi digunakan Revenue Cost Ratio (R/C ratio)

dengan rumus sebagai berikut :

BUPrU

R/C =Ratio

Keterangan :

PrU = Penerimaan usahatani melon varietas MAI 119 atau melon varietas

Action (Rp/Ha/MT)

BU = Biaya usahatani melon varietas MAI 119 atau melon varietas

Action (Rp/Ha/MT)

Dengan kriteria sebagai berikut :

a. R/C ratio > 1, berarti bahwa usahatani tersebut efisien karena mempe-

roleh keuntungan dikarenakan biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari-

pada nilai hasil yang diterima

b. R/C ratio ≤ 1, berarti bahwa usahatani tersebut belum/tidak efisien ka-

rena mengalami kerugian dikarenakan biaya yang dikeluarkan lebih be-

sar atau sama dengan nilai hasil yang diterima

3. Untuk menganalisis kemanfaatan digunakan analisis Incremental Benefit

Cost Ratio dengan rumus sebagai berikut :

BUPrU

B/C DD

=RatiolIncrementa

Keterangan :

ΔPrU = Selisih penerimaan usahatani melon varietas MAI 119 dengan

usahatani melon varietas Action (Rp/Ha/MT)

ΔBU = Selisih biaya usahatani melon varietas MAI 119 dengan usaha-

tani melon varietas Action (Rp/Ha/MT)

Dengan kriteria sebagai berikut :

a. B/C ratio > 1, maka usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberi-

kan kemanfaatan atau lebih menguntungkan.

b. B/C ratio ≤ 1, maka usahatani melon varietas MAI 119 tidak memberi-

kan kemanfaatan atau tidak menguntungkan.

Page 33: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka dilakukan uji komparasi

dengan menggunakan uji t (t-test).

t hitung =

÷÷ø

öççè

æ+

++

2121

222

211

21

n1

n1

2 - )n n(

S 1) - (n S 1) - (n

X - X

Keterangan :

1X = Rata-rata pendapatan atau efisiensi pada usahatani melon varie-

tas MAI 119 (Rp/Ha/MT)

2X = Rata-rata pendapatan atau efisiensi pada usahatani melon varie-

tas Action (Rp/Ha/MT)

S12 = Varian pendapatan atau efisiensi pada usahatani melon varietas

MAI 119

S22 = Varian pendapatan atau efisiensi pada usahatani melon varietas

Action

n1 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas MAI 119

(orang)

n2 = Jumlah petani sampel usahatani melon varietas Action (orang).

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho : m1 = m2

Hi : m1 > m2

Dengan kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika t hitung > t tabel maka Hi diterima, yang berarti berbeda nyata.

Dengan demikian pendapatan atau efisiensi usahatani melon varietas

MAI 119 lebih tinggi daripada pendapatan atau efisiensi usahatani

melon varietas Action.

b. Jika t hitung < t tabel, maka Hi ditolak, yang berarti tidak berbeda

nyata. Dengan demikian pendapatan atau efisiensi usahatani melon

varietas MAI 119 sama dengan pendapatan atau efisiensi usahatani

melon varietas Action.

Page 34: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografi

1. Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Sragen secara geografis terletak antara 110045’ dan

111010’ BT serta 7015’ dan 7030’ LS. Kabupaten Sragen mempunyai luas

wilayah sebesar 941,55 Km2 terbagi dalam 20 kecamatan dan 208 desa/ke-

lurahan. Adapun batas-batas wilayahnya yaitu :

Sebelah utara : Kabupaten Grobogan

Sebelah timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur)

Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar

Sebelah barat : Kabupaten Boyolali

Kecamatan Tanon sebagai daerah sampel penelitian, merupakan sa-

lah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Sragen. Ibukota Kecamatan

Tanon berjarak 14 Km dari Ibukota Kabupaten Sragen. Kecamatan Tanon

terdiri dari 16 desa atau kelurahan dengan pusat pemerintahan di Desa

Gabugan. Kecamatan Tanon mempunyai luas 38,48 Km2, dengan batas-

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kecamatan Mondokan

Sebelah timur : Kecamatan Sidoarjo

Sebelah selatan : Kabupaten Plupuh

Sebelah barat : Kecamatan Gemolong

2. Topografi Daerah

Kabupaten Sragen mempunyai topografi berupa dataran rendah de-

ngan ketinggian wilayah berkisar antara 84 – 190 m dari permukaan air

laut (mdpl). Wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Ketinggian 0 – 100 mdpl meliputi Kecamatan Ngrampal, Kecamatan

Sambungmacan, Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sragen, Keca-

matan Sidoharjo, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Masaran, Kecama-

tan Gondang, Kecamatan Tangen, dan Kecamatan Tanon.

Page 35: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Ketinggian 101 – 500 mdpl meliputi beberapa kecamatan yaitu Keca-

matan Mondokan, Kecamatan Miri, Kecamatan Kedawung, Kecamatan

Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan

Gesi, Kecamatan Gemolong, Kecamatan Plupuh, dan Kecamatan Sam-

birejo.

Berdasarkan penggolongan di atas dapat diketahui bahwa seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen lokasinya ideal untuk budidaya

tanaman melon, termasuk diantaranya adalah Kecamatan Tanon. Hal itu

karena tanaman melon cocok untuk dibudidayakan pada lokasi yang

mempunyai ketinggian tempat antara 0 – 900 mdpl (Hartoyo, 2011).

3. Keadaan Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada

kegiatan budidaya tanaman pertanian terutama dalam penentuan jenis ta-

naman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman tidak selalu dapat ditanam

pada tiap tipe iklim. Jika suatu jenis tanaman ditanam pada daerah yang

memiliki iklim yang tidak cocok dengan syarat tumbuh tanaman tersebut,

maka dapat berakibat tanaman tersebut tidak akan dapat tumbuh secara op-

timal atau bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman tersebut.

Kondisi iklim di suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah

curah hujan, suhu, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah dan keting-

gian tempat tersebut dari permukaan air laut. Kondisi iklim di suatu daerah

dapat diketahui dengan menggunakan metode Schmidth-Ferguson yaitu

dengan membagi rata-rata jumlah bulan kering (BK) selama sepuluh tahun

dengan rata-rata jumlah bulan basah (BB) selama sepuluh tahun. Berda-

sarkan hasil perhitungan (Lampiran 3) dapat diketahui bahwa tipe iklim di

Kecamatan Tanon adalah tipe iklim C atau agak basah (33,3 % ≤ Q < 60,0

%) dengan rata-rata curah hujan sebesar 1.819,7 mm/tahun. Kondisi ini

sangat cocok untuk budidaya tanaman melon karena tanaman melon

tumbuh optimum pada daerah dengan curah hujan antara 1.500-2.500

mm/tahun (Sobir dan Firmansyah, 2010).

Page 36: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut umur merupakan penggolongan pen-

duduk berdasarkan umur sehingga dapat diketahui jumlah penduduk yang

produktif dan yang non produktif yang ada pada suatu wilayah tertentu.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, golongan umur non pro-

duktif adalah golongan umur antara 0 – 14 tahun dan golongan umur lebih

dari atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif ada-

lah golongan umur antara 15 – 64 tahun.

Pada akhir tahun 2009, Kabupaten Sragen mempunyai jumlah pen-

duduk sebanyak 877.402 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki seba-

nyak 433.987 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 443.415 jiwa. Jum-

lah penduduk menurut umur dan jenis kelamin Kabupaten Sragen dapat di-

lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Sragen Akhir Tahun 2009

Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki Perempuan 0 – 14 120.588 115.016 235.604 26,85 15 – 64 285.249 293.939 579.188 66,01

65 ≤ 28.150 34.460 62.610 7,14 Jumlah 433.987 443.415 877.402 100,00

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2010

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Sragen

jumlah golongan umur terbanyak adalah umur 15 – 64 tahun atau golongan

usia produktif dengan jumlah sebesar 579.188 orang atau 66,01 persen dari

jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Sragen. Sedangkan golongan

usia non produktif untuk umur 0 – 14 tahun berjumlah 235.604 orang atau

26,85 persen dan untuk umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun

berjumlah 62.610 orang atau 7,14 persen dari jumlah penduduk

keseluruhan di Kabupaten Sragen.

Page 37: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Data-data di atas dapat digunakan untuk menentukan angka Depen-

dency Ratio (ratio ketergantungan atau beban tanggungan), yaitu suatu bi-

langan yang menunjukkan perbandingan usia non produktif dengan usia

produktif. Berdasarkan Lampiran 4, nilai dari Dependency Ratio untuk

Kabupaten Sragen adalah sebesar 51,49 persen yang berarti bahwa setiap

100 orang penduduk usia produktif menanggung 51 orang penduduk usia

non produktif.

Keadaan penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kecamatan

Tanon dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Tanon Akhir Tahun 2009

Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki Perempuan 0 – 14 9.692 9.391 19.083 34,79 15 – 64 16.337 16.974 33.311 60,73

65 ≤ 1.089 1.366 2.455 4,48 Jumlah 27.118 27.731 54.849 100,00

Sumber : Kecamatan Tanon dalam Angka, BPS 2010

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pen-

duduk Kecamatan Tanon termasuk dalam golongan usia produktif atau

berumur 15 – 64 tahun dengan jumlah 33.311 orang atau sebesar 60,73

persen dari jumlah penduduk keseluruhan yang ada di Kecamatan Tanon.

Sedangkan sisanya termasuk dalam penduduk golongan usia non produktif

dengan jumlah 19.083 orang atau 34,79 persen untuk umur 0 – 14 tahun

dan sebanyak 2.455 orang atau 4,48 persen dari jumlah penduduk keselu-

ruhan di Kecamatan Tanon untuk umur di atas atau sama dengan 65 tahun.

Nilai dari Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio di Ke-

camatan Tanon berdasarkan Lampiran 4 yang mengacu pada data-data

pada Tabel 2 yaitu sebesar 64,66 persen yang berarti bahwa setiap 100

orang penduduk usia produktif menanggung 64 orang penduduk usia non

produktif.

Penduduk yang termasuk usia produktif masih dimungkinkan ada-

nya keinginan untuk meningkatan ketrampilan dan menambah pengetahu-

Page 38: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

an dalam mengelola usahataninya serta penyerapan teknologi baru untuk

memajukan usahataninya, dalam hal ini usahatani melon. Dengan

meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan petani maka diharapkan dapat

meningkatkan produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian merupakan

penggolongan jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian.

Adanya penggolongan penduduk menurut mata pencaharian dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi penduduk menurut

mata pencaharian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon Tahun 2009

No Mata Pencaharian Kabupaten Kecamatan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. Pertanian 248.412 50,91 20.392 61,87 2. Pertambangan dan

Penggalian 574 0,12 49 0,15

3. Industri 27.060 5,55 1.668 5,06 4. Listrik, Gas, dan Air 334 0,07 30 0,09 5. Konstruksi 23.037 4,72 1.202 3,65 6. Perdagangan 65.595 13,44 4.827 14,65 7. Komunikasi 6.077 1,24 559 1,70 8. Keuangan 2.238 0,46 235 0,71 9. Jasa 114.630 23,49 3.995 12,12 Jumlah 487.957 100,00 32.957 100,00

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka dan Kecamatan Tanon dalam Angka, BPS 2010

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten

Sragen paling banyak bermata pencaharian di bidang pertanian yaitu

sebesar 50,91 persen. Kondisi tersebut sama dengan penduduk di Ke-

camatan Tanon, dimana penduduknya paling banyak bermata pencaharian

pertanian yaitu sebesar 61,87 persen.

Banyaknya jumlah penduduk yang bermata pencaharian di bidang

pertanian dapat menunjukkan bahwa bidang pertanian masih menjadi tem-

Page 39: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pat yang dapat diandalkan oleh penduduk Kabupaten Sragen dan Kecama-

tan Tanon untuk memperoleh penghasilan. Mata pencaharian pertanian

yang ada di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon umumnya sebagai

petani dan buruh tani yang dilakukan secara turun temurun.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Sragen dan Ke-camatan Tanon Tahun 2009

No Jenis Tanah Kabupaten Sragen Kecamatan Tanon

Luas (Ha) % Luas (Ha) % 1 Lahan Sawah 40.127,45 42,62 2.932,49 57,50 a. Irigasi Teknis

b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Tadah Hujan e. Lain-lain

18.274,40 4.044,99 2.476,89

14.472,17 859,00

19,41 4,30 2,63

15,37 0,91

1.027,00 480,00 385,00

1.040,49 -

20,14 9,41 7,55

20,40 -

2 Lahan Kering 54.027,93 57,38 2.167,46 42,50 a. Pekarangan/Bangunan

b. Tegal/Kebun c. Padang Rumput d. Kolam/Empang e. Tanaman Kayu-

kayuan dan Perkebunan

f. Hutan Negara g. Lain-lain

23.126,69 18.729,83

- 41,00

852,00

3.015,00 8.263,41

24,56 19,89

- 0,04 0,90

3,20 8,78

1.385,48 519,20

- - -

- 262,78

27,17 10,18

- - -

- 5,15

Jumlah 94.155,38 100,00 5.099,95 100,00

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2010

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan ter-

luas di Kabupaten Sragen adalah berupa lahan kering yang mencapai

54.027,93 Ha atau sebesar 57,38 persen dari total luas Kabupaten Sragen.

Penggunaan lahan kering terbesar digunakan untuk bangunan atau peka-

rangan, hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk sehingga ba-

nyak lahan pertanian di Kabupaten Sragen yang beralih menjadi perumah-

an. Sedangkan pada Kecamatan Tanon, penggunaan lahan terluas adalah

Page 40: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

berupa lahan sawah yang mencapai 2.932,49 Ha atau sebesar 57,50 pesen

dari total luas Kecamatan Tanon.

2. Produksi Tanaman Pangan

Sektor pertanian masih menjadi sektor andalan bagi sebagian besar

masyarakat di Kabupaten Sragen. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian, sehingga sektor

pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat.

Pertanian di Kabupaten Sragen meliputi kegiatan perkebunan, budidaya

tanaman pangan dan hortikultura. Tanaman hortikultura meliputi tanaman

sayur-sayuran dan buah-buahan. Luas panen dan jumlah produksi tanaman

buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon, Tahun 2005 - 2009

No Komoditas Kabupaten Sragen Kecamatan Tanon

Luas Panen (Ha)

Produksi (Kw)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Kw)

1 Semangka 106,20 17.998,80 46,20 8.542,40 2 Pisang 580.021,00 59.525,40 5.076,00 569,20 3 Mangga 250.760,40 91.192,60 22.031,00 8.182,20 4 Rambutan 26.715,40 12.667,80 276,40 131,40 5 Melon 99,60 20.887,40 90,60 20.722,00 6 Jeruk Gulung 5.687,20 2.088,60 327,40 117,60 7 Jambu biji 25.918,60 3.095,40 540,20 80,60 8 Sawo 9.205,00 3.423,60 865,00 348,20 9 Pepaya 32.006,60 10.494,40 110,00 39,40 10 Nanas 1.716,60 24,39 - - 11 Belimbing 8.018,00 1.327,00 532,20 95,00

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2005 - 2009

Tanaman buah-buahan terdiri dari tanaman buah-buahan tahunan

dan semusim. Dari beragam jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan

di Kabupaten Sragen, yang termasuk tanaman buah-buahan tahunan adalah

pisang, mangga, rambutan, jeruk gulung, jambu biji, sawo, pepaya, nanas

dan belimbing. Sedangkan yang termasuk tanaman buah-buahan semusim

adalah semangka dan melon.

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Sragen,

rata-rata luas panen tanaman buah-buahan tahunan terluas adalah pisang

Page 41: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yaitu 580.021,00 Ha, dengan produksi sebesar 59.525,40 Kw yang

merupakan rata-rata produksi tanaman buah-buahan tahunan tertinggi.

Untuk tanaman buah-buahan semusim di Kabupaten Sragen, rata-rata luas

panen terluas adalah semangka yaitu 106,20 Ha, sedangkan produksinya

merupakan rata-rata produksi tertinggi kedua setelah melon. Rata-rata luas

panen tanaman buah-buahan tahunan terluas di Kecamatan Tanon adalah

mangga yaitu 22.031,00 Ha, dengan produksi sebesar 8.182,20 Kw yang

merupakan rata-rata produksi tanaman buah-buahan tahunan tertinggi di

Kecamatan Tanon. Untuk tanaman buah-buahan semusim di Kecamatan

Tanon, rata-rata luas panen terluas adalah melon yaitu 90,60 Ha, dengan

produksi sebesar 20.722,00 Kw yang merupakan rata-rata produksi

tanaman buah-buahan semusim tertinggi di Kecamatan Tanon.

D. Keadaan Sarana Perekonomian

Jumlah sarana perekonomian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan

Tanon dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Sarana Perekonomian di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Tanon Tahun 2009

No Uraian Kabupaten

Sragen Kecamatan

Tanon Jumlah (unit) Jumlah (unit)

1. Pasar Departemen Store 1 - b. Umum 46 1 Hewan 8 - d. Buah 1 - Sepeda 1 -

2. Pegadaian 4 - 3. Koperasi Simpan Pinjam 26 1 4. Koperasi Serba Usaha 967 2 5. KUD (Koperasi Unit Desa) 29 -

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka dan Kecamatan Tanon dalam Angka, BPS 2009

Sarana perekonomian merupakan salah satu saran yang sangat penting

bagi kehidupan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Adanya

sarana perekonomian membantu kelancaran transaksi ekonomi, terutama yang

Page 42: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

berkaitan dengan kegiatan pertanian. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui

bahwa sarana perekonomian yang paling banyak di Kabupaten Sragen dan

Kecamatan Tanon adalah koperasi serba usaha yaitu sebanyak 967 unit di

Kabupaten Sragen dan 2 unit di Kecamatan Tanon. Jumlah pasar yang paling

banyak di Kabupaten Sragen adalah pasar umum yaitu sebanyak 46 unit,

sedangkan di Kecamatan Tanon jumlahnya 1 unit. Jumlah pasar umum yang

banyak dan letaknya menyebar sehingga dekat dengan tempat tinggal para

penduduk membuat sebagian besar masyarakat melakukan kegiatan

perdagangan di pasar umum, terutama para petani yang ingin menjual hasil

panennya secara langsung di pasar. Selain pasar, sarana perekonomian lain

yang juga berperan bagi petani untuk mengembangkan usahataninya adalah

pegadaian dan koperasi simpan pinjam. Keberadaan sarana perekonomian

tersebut terutama berperan dalam penyediaan dana pinjaman yang dapat

dimanfaatkan petani untuk menambah modal untuk melaksanakan kegiatan

usahataninya. Jumlah pegadaian di Kabupaten Sragen sebanyak 4 unit,

sedangkan jumlah koperasi simpan pinjam di Kabupaten Sragen sebanyak 26

unit dan di Kecamatan Tanon sebanyak 1 unit.

Page 43: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Budidaya Melon Varietas MAI 119 dan Melon Varietas Action

Teknik budidaya melon varietas MAI 119 dan melon varietas

Action pada dasarnya sama, yang membedakannya terutama adalah pada

jenis masukan yang digunakan dalam kegiatan budidaya melon tersebut.

Teknik budidaya melon di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Penyemaian Benih

Persemaian tanaman melon varietas MAI 119 dan melon varie-

tas Action dimulai dengan mengecambahkan benih. Benih yang sudah

berkecambah harus segera dibibitkan atau disemai dalam media

pembibitan. Banyaknya benih yang dibutuhkan baik pada budidaya

melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action adalah sama,

yaitu kurang lebih 0,80 - 0,85 Kg/Ha. Untuk menghindari sinar mata-

hari langsung, perlu dibuatkan sungkup yang terbuat dari rangka bambu

yang dibentuk melengkung setengah lingkaran. Sungkup harus berada

di tempat terbuka yang sirkulasi udaranya baik. Sungkup ini bisa

diletakkan di pekarangan rumah untuk memudahkan perawatan, atau

bisa juga diletakkan di dekat lokasi penanaman untuk memudahkan

pemindahan bibit pada saat penanaman.

b. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah bertujuan agar aerasi dan drainase dalam ta-

nah menjadi baik sehingga pertumbuhan tanaman juga akan menjadi

baik. Pengolahan tanah pada budidaya melon varietas MAI 119 dan

melon varietas Action dilakukan dengan menggunakan alat cangkul

dan garpu. Untuk merangsang perkembangan akar dan meningkatkan

pertumbuhan tanaman di lapang, lahan harus dibuat bedengan.

Page 44: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Pemupukan

Pemberian pupuk baik pada budidaya melon varietas MAI 119

maupun melon varietas Action diberikan sebagai pupuk dasar untuk

mendukung pertumbuhan awal dan pupuk susulan untuk mendapatkan

pertumbuhan tanaman yang optimum serta ukuran dan kualitas buah

yang tinggi.

1. Pupuk dasar

Pemberian pupuk dasar dan/atau pengapuran biasanya dibe-

rikan setelah dilakukan pengolahan tanah dan sebelum dilakukan

penanaman, tepatnya yaitu seminggu sebelum tanam. Pupuk dasar

yang diberikan bisa berupa campuran antara pupuk kandang, pupuk

ZA, pupuk SP-36 dan pupuk KCl. Pemberian kapur pertanian dila-

kukan hanya bila perlu, dengan dosis yang disesuaikan dengan

derajat keasaman (pH) tanah setempat.

2. Pupuk susulan

Pupuk susulan dilakukan secara berkala untuk memberikan

nutrisi yang cukup bagi tanaman agar berproduksi optimal. Pemu-

pukan pertama diberikan pada saat tanaman melon berumur 7 HST.

Kemudian pemupukan kedua dan seterusnya dilakukan berselang 7

hari dari pemupukan sebelumnya, hingga tanaman berumur 45

HST. Sehingga total pemupukan susulan yang dilakukan pada

umumnya ada sebanyak 5 kali.

d. Pemasangan Mulsa

Pada budidaya tanaman melon varietas MAI 119 maupun melon

varietas Action, pemasangan mulsa dilakukan paling lambat dua hari

sebelum tanam. Pemasangan paling baik dilakukan pada saat terik

matahari agar mulsa memuai sehingga rapat menutup bedengan.

Setelah mulsa terpasang, dilakukan pembuatan lubang pada mulsa. Satu

bedengan berisi dua baris tanaman, dengan jarak antar baris 60 cm dan

dalam baris 60 cm. Jarak antar bedengan dibuat selebar 60 cm. Namun

pada bagian tengah bedengan juga perlu dibuatkan lubang yang bisa

Page 45: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

digunakan untuk pemupukan lanjutan dan sebagai tempat untuk

penyiraman.

e. Penanaman

Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas

Action, penanaman bibit mulai dilakukan pada pagi hari sekitar pukul

08.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress karena terik

matahari. Sesaat sebelum tanam, media tanah dalam plastik semai

disiram sampai basah agar tidak pecah/berhamburan ketika plastik

dibuka. Setelah penanaman selesai, bibit disiram untuk mengurangi

tingkat kelayuan.

f. Pemasangan ajir

Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas

Action, pemasangan ajir dilakukan maksimal 3 hari setelah tanam.

Panjang ajir sekitar 2 m dipasang di setiap lubang tanam. Bagian ajir

yang masuk ke dalam tanah sekurang-kurangnya sepanjang 25 cm.

Pada setiap bedengan, setiap dua buah ajir dari baris yang berbeda

disatukan pada bagian atasnya sehingga membentuk huruf X, kemu-

dian diikat dan diberi palang antar ikatan agar tidak lepas satu sama

lainnya.

g. Pengikatan

Pengikatan tanaman ditujukan untuk merambatkan tanaman pa-

da ajir yang sudah dipasang. Pada budidaya melon varietas MAI 119

maupun varietas Action, batang tanaman mulai diikat pada ajir dengan

tali rafia setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memiliki 7 daun.

Pengikatan ini dilakukan setiap 5 hari sekali sampai ikatan mencapai

ujung ajir.

h. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas (cabang)

yang merugikan, terutama tunas yang muncul pada ketiak daun. Pada

budidaya melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, pemang-

kasan cabang dilakukan dari ruas pertama sampai dengan ruas ke-8 dan

Page 46: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

di atas ruas ke-11 dengan menyisakan 1 helai daun. Cabang pada ruas

ke-9 sampai ke-11 tidak perlu dipangkas untuk dijadikan tempat

munculnya calon buah yang akan dibesarkan. Pemotongan ujung

batang utama (topping) dilakukan setelah calon buah yang akan

dibesarkan sudah terpilih. Pemotongan batang utama menyisakan 30-35

daun.

i. Pemilihan Buah

Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun varietas Action,

pemilihan buah dilakukan setelah buah dari cabang ke-9 hingga ca-

bang ke-11 telah tumbuh sebesar bola pingpong. Kemudian dipilih satu

buah yang paling baik, yang tidak cacat dan bentuknya lonjong, untuk

terus dipelihara sampai besar. Buah yang tidak terpilih dibuang dan

cabang tempat buah yang tidak terpilih dipangkas dan disisakan satu

helai daun. Buah yang terpilih perlu segera diikat/digantung pada ajir

untuk menghindari patahnya tangkai buah dan kontak dengan tanah.

j. Pengendalian Hama dan Penyebab Penyakit

Kegiatan pengendalian hama pada budidaya melon varietas MAI

119 dan varietas Action dilakukan berdasarkan waktu dan tingkat

serangan hama dan penyebab penyakit. Kegiatan pengendalian hama

dan penyebab penyakit ini dilakukan dengan menyemprotkan pestisida

ke tanaman yang terserang. Penyemprotan dihentikan minimal 2 ming-

gu sebelum panen.

k. Panen

Pada budidaya melon varietas MAI 119 dan varietas Action,

panen dapat dilakukan saat buah 90% masak, atau sekitar 3-7 hari

sebelum masak penuh. Panen dilakukan pada pagi hari, antara pukul

08.00-11.00. Pada usahatani melon varietas MAI 119 maupun varietas

Action, kegiatan pemanenan tidak dilakukan oleh petani sendiri

melainkan oleh pembeli atau penebas.

Page 47: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel merupakan gambaran umum mengenai

latar belakang dan keadaan petani yang berkaitan dengan kegiatan usaha-

tani melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action. Karakteristik

petani sampel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi umur petani,

pendidikan petani, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang

aktif dalam usahatani, luas lahan yang digarap, dan pengalaman petani

dalam budidaya melon. Karakteristik petani sampel pada usahatani melon

varietas MAI 119 dan melon varietas Action dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action

No. Uraian Melon Varietas MAI 119

Melon Varietas Action

1. Jumlah petani responden (orang) 10 30 2. Rata-rata umur petani (tahun) 43 47 3. Rata-rata pendidikan petani

(tahun) 10 10

4. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang)

4 4

5. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani melon (orang)

1 1

6. Rata-rata luas lahan sawah yang digarap (Ha)

0,35 0,52

7. Rata-rata pengalaman dalam usahatani melon (tahun)

8 9

8. Rata-rata menggunakan varietas MAI 119 (tahun)

3 0

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani

melon varietas MAI 119 adalah 43 tahun, sedangkan rata-rata umur petani

melon varietas Action adalah 47 tahun. Rata-rata umur tersebut menunjuk-

kan bahwa yang melakukan kegiatan usahatani tersebut adalah penduduk

yang masih termasuk dalam golongan penduduk usia produktif, yaitu

penduduk berusia antara 15-64 tahun. Penduduk yang masih tergolong

penduduk usia produktif sangat dimungkinkan untuk bisa meningkatkan

Page 48: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

ketrampilannya dalam berusahatani dan dapat menyerap teknologi ba-ru

dalam rangka peningkatan pendapatan usahataninya.

Rata-rata pendidikan petani melon varietas MAI 119 dan petani

melon varietas Action adalah sama, yaitu kurang lebih 10 tahun atau setara

dengan sekolah menengah atas. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap

petani dalam mengambil keputusan terkait kegiatan usahatani yang dilaku-

kannya dan dalam penyerapan teknologi baru.

Rata-rata jumlah anggota keluarga petani melon varietas MAI 119

dan petani melon varietas Action adalah sama yaitu kurang lebih 4 orang,

dan dari jumlah anggota keluarga tersebut hanya terdapat rata-rata satu

orang yang aktif dalam usahatani melon baik untuk keluarga petani melon

varietas MAI 119 maupun petani melon varietas Action. Sedikitnya jumlah

anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani dikarenakan semua

pekerjaan sudah diserahkan pada tenaga kerja luar yang mereka pekerja-

kan.

Rata-rata luas lahan sawah yang digarap petani melon varietas MAI

119 adalah 0,35 hektar, sedangkan rata-rata luas sawah yang digarap petani

melon varietas Action lebih besar yaitu 0,52 hektar. Rata-rata pengalaman

dalam berusahatani melon untuk petani melon varietas Action (9 tahun)

lebih lama dibandingkan dengan petani melon varietas MAI 119 (8 tahun).

Sedangkan untuk rata-rata pengalaman petani dalam berusahatani melon

varietas MAI 119 adalah 3 tahun. Pada petani melon varietas MAI 119,

sebelum mengusahakan melon varietas ini mereka mengusahakan melon

varietas lain, diantaranya adalah varietas Action dan glamour.

3. Penggunaan Sarana Produksi

Sarana produksi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

melakukan usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action,

beberapa sarana produksi yang digunakan diantaranya benih, pupuk,

pestisida, kapur, ZPT dan perekat. Rata-rata penggunaan sarana produksi

pada usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action dapat dilihat

pada Tabel 8.

Page 49: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas

MAI 119 UT Melon Varietas

Action Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Benih (Kg) 0,30 0,87 0,45 0,87 2 Pupuk a. Kompos (Kg)

b. ZA (Kg) c. SP-36 (Kg) d. KCl (Kg) e. NPK (Kg) f. KNO (Kg)

27,00 155,00 137,00

10,00 288,00

11,60

77,33 428,33 375,50

30,00 852,83

33,00

- 188,33 175,83

66,67 336,83

21,87

- 389,23 355,90 118,77 708,20 53,95

3 Fungisida a. Score (ml)

b. Dithane (Kg) c. Antracol (Kg) d. Daconil (Kg) e. Ridomil (Kg) f. Bion M (Kg)

150,00 2,85 2,55 0,20 0,82

-

520,83 7,67 7,00 0,47 1,82

-

191,33 3,97 3,52 0,50 1,20 0,50

397,56 7,73 7,03 0,93 2,41 0,79

4 Insektisida a. Atabron (ml) b. Buldok (ml) c. Agrimek (ml) d. Regent (ml) e. Marshal (ml) f. Bamex (ml) g. Curacron (ml) h. Rizotin (ml) i. Spontan (ml) j. Furadan (Kg) k. Konfidor (Kg) l. Avidor (Kg)

100,00 350,00 320,00 275,00

1.000,00 40,00

110,00 870,00 200,00

- 0,56

-

266,67

1.175,00 880,00 741,67

3.166,67 160,00 303,33

2.555,00 850,00

- 2,05

-

283,33 380,00 273,67

1.966,67 516,67 170,00 116,67 700,00

- 7,93

- 0,32

616,96 664,13 559,25

3.873,81 996,43 296,23 216,87

1.092,06 -

14,69 -

0,61 5 Kalsit (Kg) - - 75,00 160,60 6 ZPT

a. Bambu Ijo (ml) b. Atonik (ml) c. Supergro (ml)

-

800,00 -

-

2.141,67 -

82,80

483,33 616,67

157,12 823,81

1.030,56 7 Perekat (Apsa) (ml) 700,00 2.383,33 883,33 1.765,48

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan

benih pada usahatani melon varietas MAI 119 dengan usahatani melon

varietas Action adalah sama yaitu 0,87 Kg. Hal itu dikarenakan baik pada

budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action,

kebutuhan benihnya relatif sama.

Page 50: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sarana produksi lain yang digunakan adalah pupuk. Pada budidaya

tanaman melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, pemupukan

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pemupukan dasar dan pemupukan

susulan. Pada pemupukan dasar, pupuk yang digunakan adalah pupuk

kompos, ZA, SP-36, dan KCl. Sedangkan pada pemupukan susulan, yang

digunakan adalah pupuk NPK dan KNO. Dari tabel di atas dapat diketahui

bahwa rata-rata pemakaian pupuk ZA, SP-36, dan NPK pada usahatani

melon varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan pada usahatani melon

varietas Action. Sedangkan rata-rata pemakaian pupuk KCl dan KNO pada

usahatani MAI 119 lebih rendah dibandingkan pada usahatani melon

varietas Action. BPP setempat telah memberikan dosis anjuran pemakaian

pupuk dasar dan pupuk susulan, yaitu 15-20 ton/Ha untuk pupuk kompos,

375 kg/Ha untuk pupuk ZA, 250 kg/Ha untuk pupuk SP-36, 375 kg/Ha

untuk pupuk KCl, 250 kg/Ha untuk pupuk NPK dan 4,5 Kg/Ha untuk

pupuk KNO. Sedangkan pada kenyataanya, baik pada usahatani melon

varietas MAI 119 maupun melon varietas Action, rata-rata dosis

pemakaian pupuk ZA, SP-36, NPK dan KNO lebih tinggi dari dosis yang

dianjurkan. Sedangkan untuk pemakaian pupuk kompos dan KCl, pada

kedua usahatani dosisnya lebih rendah dari dosis yang dianjurkan.

Penggunaan pupuk baik dari jenis, dosis dan waktu pemberiannya, pada

kedua usahatani dipengaruhi oleh kebiasaan petani setempat, dan sangat

sulit untuk merubahnya. Secara keseluruhan penggunaan pupuk pada

usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi daripada usahatani melon

varietas Action.

Jenis pestisida yang digunakan oleh petani sampel adalah fungisida

dan insektisida, berbentuk cair dan padat. Penggunaan fungisida cair pada

usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan penggunaan

pada usahatani melon varietas Action. Fungisida padat yang paling banyak

digunakan oleh petani sampel dari kedua usahatani adalah Dithane, yaitu

sebanyak 7,67 Kg/Ha untuk petani melon varietas MAI 119 dan 7,73

Kg/Ha untuk petani melon varietas Action. Insektisida cair yang paling

Page 51: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

banyak digunakan oleh petani melon varietas MAI 119 adalah Marshal,

yaitu sebanyak 3.166,67 ml/Ha. Sedangkan insektisida cair yang paling

banyak digunakan oleh petani melon varietas Action adalah Regent, yaitu

sebanyak 3.873,81 ml/Ha. Insektisida padat yang digunakan oleh petani

melon varietas MAI 119 adalah Konfidor, yaitu sebanyak 2,05 Kg/Ha.

Insektisida padat yang paling banyak digunakan oleh petani melon varietas

Action adalah Furadan, yaitu sebanyak 14,69 Kg/Ha.

Sarana produksi lainnya adalah kapur, dimana jenis kapur yang di-

gunakan oleh petani sampel adalah Kalsit. Berdasarkan hasil penelitian,

hanya sebagian kecil petani melon varietas Action saja yang menggunakan

Kalsit sedangkan petani melon varietas MAI 119 tidak ada yang meng-

gunakannya. Hal ini dikarenakan pemakaian kapur pertanian hanya dilaku-

kan apabila petani merasa lahannya kurang kering, dan sebagian besar pe-

tani sampel tidak merasa perlu menggunakannya

ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang digunakan oleh petani sampel

pada usahatani melon varietas MAI 119 hanya Atonik, yaitu sebanyak

2.141,67 ml/Ha. Sedangkan ZPT yang digunakan oleh petani sampel pada

usahatani melon varietas Action ada 3 macam, dengan penggunaan

terbesar adalah Supergro, yaitu sebanyak 823,81 ml/Ha.

Sarana produksi lainnya yang digunakan adalah perekat. Cara peng-

gunaannya adalah dengan mencampur perekat dengan pestisida atau pupuk

daun untuk meningkatkan efektivitas penyemprotannya dengan melekatkan

dan meratakan butiran semprot pada daun sehingga tidak mudah

menetes/hilang dan tercuci oleh hujan. Perekat yang digunakan oleh petani

sampel dari kedua usahatani adalah Apsa, yaitu sebanyak 2.383,33 ml/Ha

untuk petani melon varietas MAI 119 dan sebanyak 1.765,48 ml/Ha untuk

petani melon varietas Action.

4. Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk menjalankan atau melaksana-

kan teknis dari suatu kegiatan usahatani. Jika tidak ada tenaga kerja, maka

suatu kegiatan usahatani tidak akan dapat berjalan. Rata-rata penggunaan

Page 52: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tenaga kerja pada usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 dengan Satuan HKP

No Uraian UT Melon Varietas MAI 119 UT Melon Varietas Action

Per UT Per Ha Per UT Per Ha TK TL TK TL TK TL TK TL

1 Pengolahan tanah 0 28,67 0 83,82 0 45,87 0 87,65 2 Pemupukan dasar 0 1,09 0 3,25 0 1,69 0 3,34 3 Persemaian 1,00 2,64 3,35 7,13 1,00 4,05 2,65 7,41 4 Pemasangan mulsa 1,00 4,13 3,35 11,36 0,80 7,76 2,07 14,47 5 Pemasangan ajir 1,00 10,84 3,35 29,68 0,87 14,89 2,46 28,84 6 Penanaman 0,70 8,25 2,58 23,26 0,93 12,37 2,50 23,15 7 Pemupukan I 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 8 Pemupukan II 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 9 Pemupukan III 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84

10 Pemupukan IV 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 11 Pemupukan V 0 4,84 0 13,32 0 7,46 0 14,02 12 Pengendalian hama I 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 13 Pengendalian hama II 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 14 Pengendalian hama III 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 15 Pengendalian hama IV 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 16 Pengendalian hama V 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 17 Pengendalian hama VI 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 18 Pengendalian hama VII 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 19 Pengendalian hama VIII 0 2,00 0 5,65 0 2,40 0 4,75 20 Pengendalian hama IX 0 2,00 0 5,65 0 2,40 0 4,75 21 Pengendalian hama X 0 2,00 0 5,65 0 2,30 0 4,41 22 Pengendalian hama XI 0 1,70 0 4,90 0 1,70 0 3,09 23 Pengendalian hama XII 0 0,60 0 1,70 0 1,30 0 2,11 24 Pengendalian hama XIII 0 0 0 0 0 1,00 0 1,70 25 Pemotongan cabang I 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 26 Pemotongan cabang II 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 27 Pemotongan cabang III 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 28 Pemotongan cabang IV 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 29 Pemotongan cabang V 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 30 Pemotongan cabang VI 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 31 Pemotongan cabang VII 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 32 Pemotongan cabang VIII 0 3,70 0 9,40 0 5,83 0 10,60 33 Penalian I 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 34 Penalian II 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 35 Penalian III 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 36 Penalian IV 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 37 Penalian V 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 38 Penalian VI 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 39 Penalian VII 0 4,17 0 11,54 0 7,11 0 13,74 40 Penalian VIII 0 4,17 0 11,54 0 6,00 0 10,83

Jumlah 3,70 173,91 12,63 495,10 3,60 262,69 9,68 504,24

Sumber : Analisis Data Primer

Page 53: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Penghitungan penggunaan tenaga kerja dalam penelitian usahatani

menggunakan satuan Hari Kerja Pria (HKP). Tenaga kerja yang ada di

daerah penelitian baik untuk melon varietas MAI 119 maupun varietas

Action dalam satu hari bekerja kurang lebih selama 7 jam mulai dari jam

07.00 WIB – 11.00 WIB kemudian dilanjutkan lagi dari jam 13.00 WIB –

16.00 WIB, dengan upah sebanyak Rp 45.000,00 untuk tenaga kerja pria

dan Rp 35.000,00 untuk tenaga kerja wanita. Apabila dilakukan perhitu-

ngan untuk satuan Hari Kerja Pria (HKP), maka diperoleh hasil 0,78 HKP

untuk satu hari kerja wanita. Nilai ini diperoleh dari perbandingan antara

upah Hari Kerja Wanita (HKW) dengan upah Hari Kerja Pria (HKP).

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan

tenaga kerja pada usahatani melon varietas MAI 119 adalah 507,73

HKP/Ha yang terdiri dari 12,63 HKP/Ha tenaga kerja keluarga dan 495,10

HKP/Ha tenaga kerja luar. Sedangkan rata-rata penggunaan tenaga kerja

pada usahatani melon varietas Action yaitu sebanyak 513,92 HKP/Ha yang

meliputi 9,68 HKP/Ha tenaga kerja keluarga dan 504,24 HKP/Ha tenaga

kerja luar. Penggunaan tenaga kerja keluarga lebih rendah apabila

dibandingkan dengan tenaga kerja luar, hal ini dikarenakan sebagian besar

petani responden juga mengelola usahatani lain selain usahatani melon dan

sudah terbiasa menyerahkan sebagian besar pekerjaan kepada tenaga kerja

luar.

Secara keseluruhan, kegiatan yang paling banyak menggunakan

tenaga kerja adalah pengolahan tanah. Tenaga kerja yang digunakan untuk

pengolahan tanah seluruhnya adalah tenaga kerja borongan. Pada kegiatan

ini, rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani melon varietas MAI

119 sebanyak 83,82 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas

Action sebanyak 87,65 HKP/Ha. Kegiatan yang menggunakan tenaga kerja

kedua terbanyak adalah pemasangan ajir. Pada kegiatan ini, usahatani

melon varietas MAI 119 rata-rata menggunakan tenaga kerja sebanyak

33,03 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action sebanyak

31,30 HKP/Ha.

Page 54: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pemupukan dasar dilakukan hanya dengan menyebarkan pupuk ke

tanah secara merata dan diikuti dengan penyiraman sehingga kegiatan ini

merupakan kegiatan yang paling sedikit memerlukan tenaga kerja. Pe-

mupukan dasar pada usahatani melon varietas MAI 119 rata-rata meng-

gunakan tenaga kerja sebanyak 3,25 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani

melon varietas Action rata-rata menggunakan tenaga kerja sebanyak 3,34

HKP/Ha.

Selain kegiatan pemupukan dasar, ada juga pemupukan susulan.

Pemupukan ini biasanya dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu 7

hari. Pemupukan susulan pada usahatani melon varietas MAI 119 rata-rata

menggunakan tenaga kerja sebanyak 13,32 HKP/Ha, sedangkan pada

usahatani melon varietas Action rata-rata menggunakan tenaga kerja

sebanyak 14,84 HKP/Ha.

Kegiatan pengendalian hama pada usahatani melon dilakukan cukup

sering karena tanaman melon cukup rentan terhadap serangan hama dan

penyakit. Pengendalian hama pada usahatani melon varietas MAI 119 dari

awal tanam hingga menjelang panen, total penggunaan tenaga kerjanya se-

banyak 63,10 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action,

total penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 55,81 HKP/Ha.

Kegiatan pemotongan cabang dilakukan setelah tanaman berumur

10 hari dan diikuti dengan kegiatan penalian. Pemotongan cabang pada

usahatani melon varietas MAI 119 dari awal tanam hingga menjelang

panen, total penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 107,47 HKP/Ha. Se-

dangkan pada usahatani melon varietas Action total penggunaan tenaga

kerjanya sebanyak 103,21 HKP/Ha. Kegiatan penalian pada usahatani

melon varietas MAI 119 dari awal tanam hingga menjelang panen, total

penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 99,46 HKP/Ha. Sedangkan pada

usahatani melon varietas Action, total penggunaan tenaga kerjanya se-

banyak 107,01 HKP/Ha.

Page 55: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5. Biaya Usahatani

Pada pelaksanaan suatu kegiatan usahatani tidak dapat lepas dari

adanya sarana produksi yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut, seperti

halnya pada usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon

varietas Action. Petani harus mengeluarkan biaya untuk membeli atau

memperoleh sarana produksi tersebut. Rata-rata biaya untuk membeli

sarana produksi usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon

varietas Action dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas MAI 119

(Rp) UT Melon Varietas Action

(Rp) Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Benih 1.585.500,00 4.592.000,00 2.362.866,67 4.596.680,56 2 Pupuk a. Kompos

b. ZA c. SP-36 d. KCl e. NPK f. KNO

18.900,00 231.500,00 285.200,00 65.000,00

1.242.700,00 153.100,00

54.133,33 638.500,00 778.216,67 195.000,00

3.658.633,33 438.000,00

- 278.166,67 365.500,00 329.000,00

1.621.483,33 275.700,00

- 569.509,92 735.452,38 612.337,30

3.377.331,35 674.587,30

3 Fungisida 701.900,00 1.872.083,33 1.111.800,00 2.161.503,97 4 Insektisida 834.500,00 2.538.850,00 1.242.783,33 2.391.533,73 5 Kalsit - - 22.500,00 48.178,57 6 ZPT a. Bambu Ijo

b. Atonik c. Supergro

- 56.000,00

-

- 149.916,67

-

34.666,67 30.800,00 11.383,33

65.634,92 48.871,43 19.044,44

7. Perekat (Apsa) 87.500,00 297.916,67 110.000,00 219.176,59 Jumlah 5.261.800,00 15.213.250,00 7.796.650,00 15.519.842,46

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya sarana

produksi yang harus dikeluarkan oleh petani pada usahatani melon varietas

MAI 119 yaitu Rp 15.213.250,00/Ha lebih rendah daripada usahatani me-

lon varietas Action yaitu Rp 15.519.842,46/Ha. Banyaknya variasi jenis

pupuk, tingginya harga dan jumlah penggunaanya mengakibatkan rata-rata

biaya saprodi tertinggi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian

pupuk, yaitu sebesar Rp 5.762.483,33/Ha pada usahatani melon varietas

Page 56: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

MAI 119 dan sebesar Rp 5.969.218,25/Ha pada usahatani melon varietas

Action.

Tingginya harga benih melon yaitu sebesar Rp 105.000,00 – Rp

110.000,00/pack atau sekitar Rp 5.250.000,00 – Rp 5.500.000,00/Kg, me-

ngakibatkan biaya pembelian benih menjadi biaya saprodi tertinggi kedua

setelah pembelian pupuk, yaitu sebesar Rp 4.592.000,00/Ha pada usahatani

melon varietas MAI 119 dan sebesar Rp 4.596.680,56/Ha pada usahatani

melon varietas Action. Rata-rata biaya pembelian pestisida pada usahatani

melon varietas MAI 119 yang besarnya Rp 4.410.933,33/Ha, lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata biaya pembelian pestisida pada usahatani

melon varietas Action yang besarnya Rp 4.553.037,70/Ha. Rata-rata

pengunaan kapur pertanian (kalsit) yang rendah mengakibatkan rata-rata

biaya saprodi terendah adalah biaya untuk pembelian kapur. Rata-rata

biaya Kalsit pada usahatani melon varietas Action yaitu Rp 48.178,57/Ha,

sedangkan pada usahatani melon varietas MAI 119 tidak ada biaya peng-

gunaan Kalsit karena tidak menggunakannya.

Rata-rata biaya pembelian ZPT pada usahatani melon varietas MAI

119 (Rp 149.916,67/Ha) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata biaya

pembelian ZPT pada usahatani melon varietas Action (Rp 133.550,79/Ha).

Rata-rata biaya pembelian perekat pada usahatani melon varietas MAI 119

(Rp 297.916,67/Ha) lebih tinggi daripada rata-rata biaya pembelian perekat

pada usahatani melon varietas Action (Rp 219.176,59/Ha).

Pada usahatani melon varietas MAI 119 dan melon varietas Action

selain mengeluarkan biaya untuk pembelian sarana produksi, juga menge-

luarkan biaya untuk membayar upah tenaga kerja, baik tenaga kerja

keluarga maupun tenaga kerja luar. Rata-rata biaya tenaga kerja usahatani

melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas Action dapat dilihat

pada Tabel 11.

Page 57: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 11. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas MAI 119

(Rp) UT Melon Varietas Action (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1 Pengolahan tanah 1.290.000,00 3.771.666,67 2.064.333,33 3.944.442,46 2 Pemupukan dasar 49.000,00 145.833,33 75.833,33 149.951,39 3 Persemaian 163.500,00 471.250,00 227.333,33 452.378,97 4 Pemasangan mulsa 231.000,00 661.666,67 385.333,33 744.315,48 5 Pemasangan ajir 532.500,00 1.486.166,67 708.833,33 1.408.532,74 6 Penanaman 403.000,00 1.163.000,00 598.666,67 1.154.172,62 7 Pemupukan I – V 1.090.000,00 2.996.666,67 1.707.666,67 3.301.979,17 8 Pengendalian hama I - XIII 1.008.000,00 2.857.500,00 1.287.000,00 2.510.642,86 9 Pemotongan cabang I - VIII 1.682.000,00 4.836.000,00 2.418.500,00 4.644.965,28

10 Penalian I - VIII 1.548.000,00 4.474.666,67 2.510.000,00 4.815.590,28 Jumlah 7.997.000,00 22.864.416,67 11.988.698,33 23.136.971,23

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga

kerja usahatani melon varietas MAI 119 sebesar Rp 22.864.416,67/Ha,

lebih rendah dibandingkan rata-rata biaya tenaga kerja usahatani melon

varietas Action sebesar Rp 23.136.971,23/Ha.

Biaya pengolahan tanah merupakan biaya tenaga kerja paling tinggi

yang harus dikeluarkan oleh petani melon karena pengolahan tanah me-

rupakan kegiatan yang banyak memerlukan tenaga kerja dan karena upah

tenaga kerja untuk kegiatan ini lebih tinggi dibandingkan pada kegiatan

lain. Rata-rata biaya pengolahan tanah pada usahatani melon varietas MAI

119 sebesar Rp 3.771.666,67/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas

Action sebesar Rp 3.944.442,46/Ha.

Biaya pemupukan dasar merupakan biaya tenaga kerja terendah

karena tenaga kerja yang diperlukan pada kegiatan ini hanya sedikit. Rata-

rata biaya pemupukan dasar pada usahatani melon varietas MAI 119

sebesar Rp 145.833,33/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas

Action sebesar Rp 149.951,39/Ha. Kegiatan pemupukan susulan rata-rata

dilakukan sebanyak 5 kali. Rata-rata biaya pemupukan I sampai pemu-

pukan V pada usahatani melon varietas MAI 119 totalnya sebesar Rp

2.996.666,67/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action totalnya

sebesar Rp 3.301.979,17/Ha.

Page 58: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kegiatan pengendalian hama pada usahatani melon varietas MAI

119 rata-rata dilakukan sebanyak 12 kali, sedangkan pada usahatani melon

varietas Action dilakukan sebanyak 13 kali. Tetapi biaya pengendalian

hama pada usahatani melon varietas MAI 119 (Rp 2.857.500,00/Ha) lebih

besar daripada usahatani melon varietas Action (Rp 2.510.642,86/Ha). Hal

ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan ini

pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih banyak dari usahatani melon

varietas Action.

Kegiatan pemotongan cabang rata-rata dilakukan sebanyak 8 kali.

Biaya pemotongan cabang I sampai pemotongan cabang VIII pada

usahatani melon varietas MAI 119 totalnya sebesar Rp 4.836.000,00/Ha,

sedangkan pada usahatani melon varietas Action totalnya sebesar Rp

4.644.965,28/Ha. Kegiatan penalian rata-rata dilakukan sebanyak 8 kali.

Biaya penalian I sampai penalian VIII pada usahatani melon varietas MAI

119 totalnya sebsar Rp 4.474.666,67/Ha, sedangkan pada usahatani melon

varieats Action totalnya sebesar Rp 4.815.590,28/Ha.

Selain biaya pembelian sarana produksi dan biaya tenaga kerja, da-

lam usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas

Action juga terdapat biaya lain-lain. Besarnya rata-rata biaya lain-lain yang

harus dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 59: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 12. Rata-rata Biaya Lain-lain Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas MAI

119 (Rp) UT Melon Varietas Action

(Rp) Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Pajak tanah 12.810,00 36.580,00 19.350,00 37.205,56 2 Bensin untuk

Pompa air 295.650,00 817.725,00 498.000,00 990.407,14 3 Tali 157.300,00 454.666,67 279.450,00 552.814,09 4 Polybag 96.000,00 278.666,67 148.166,67 288.896,83 5 Penyusutan alat a. Ajir

b. Palang c. Mulsa d. Pompa air e. Sprayer manual f. Sprayer mesin g. Ember h. Gayung

2.057.500,00 85.000,00

2.526.750,00 686.000,00 95.100,00 56.000,00 10.500,00 2.650,00

5.808.333,33 360.000,00

7.246.500,00 1.807.333,33

286.700,00 116.666,67 32.841,67

7.933,33

2.975.666,67 122.600,00

3.756.000,00 639.666,67 136.366,67 18.333,33 19.941,67

4.091,67

5.764.984,13 181.398,41

7.216.125,00 1.428.007,94

265.217,86 82.539,68 45.291,27 14.955,85

Jumlah 6.081.260,00 17.253.946,67 8.617.633,33 16.867.843,75

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya lain-

lain usahatani melon varietas MAI 119 (Rp 17.253.946,67/Ha) lebih tinggi

daripada usahatani melon varietas Action (Rp 16.867.843,75/Ha). Biaya

dari kedua usahatani tersebut terdiri dari biaya pajak tanah, bensin untuk

pompa air, pemakaian tali dan polybag serta biaya penyusutan alat.

Rata-rata biaya pajak tanah pada usahatani melon varietas MAI 119

sebesar Rp 36.580,00/Ha, lebih rendah daripada usahatani melon varietas

Action yang besarnya Rp 37.205,56/Ha. Besarnya pajak tanah dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya luas lahan dan lokasi dari tanah tersebut.

Semakin luas dan strategis lokasi tanah tersebut (dekat dengan jalan) maka

pajaknya akan semakin mahal. Rata-rata biaya pemakaian bensin untuk

pompa air pada usahatani melon varietas MAI 119 (Rp 817.725,00/Ha)

lebih rendah daripada usahatani melon varietas Action yaitu sebesar Rp

990.407,14/Ha. Besarnya pemakaian bensin dipengaruhi oleh umur pompa

air yang digunakan, tingkat kekeringan lahan, dan luas lahan yang diairi.

Rata-rata biaya pembelian tali pada usahatani melon varietas MAI 119 (Rp

454.666,67/Ha) lebih rendah daripada usahatani melon varietas Action (Rp

Page 60: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

552.814,09). Rata-rata biaya pembelian polybag pada usahatani melon

varietas MAI 119 (Rp 278.666,67/Ha) lebih rendah daripada usahatani me-

lon varietas Action (Rp 288.896,83/Ha). Peralatan yang digunakan pada

usahatani melon adalah ajir, palang, mulsa, pompa air, sprayer manual,

sprayer mesin, ember dan gayung. Rata-rata biaya penyusutan alat pada

usahatani melon varietas MAI 119 (Rp 15.666.308,33/Ha) lebih tinggi

daripada usahatani melon varietas Action (Rp 14.998.520,14/Ha).

Biaya mengusahakan merupakan biaya alat-alat luar yang dikeluar-

kan petani yang meliputi biaya pembelian sarana produksi, biaya untuk

membayar upah tenaga kerja luar, pajak tanah, biaya bensin untuk pompa

air, biaya pembelian tali dan polybag serta biaya penyusutan alat ditambah

dengan biaya tenaga kerja keluarga yang diperhitungkan berdasarkan upah

yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Rata-rata biaya mengusahakan

usahatani melon varietas MAI 119 dan varieatas Action dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata Biaya Mengusahakan Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas MAI

119 (Rp) UT Melon Varietas Action

(Rp) Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Biaya Sarana Produksi

5.261.800,00 15.213.250,00 (27,50 %)

7.796.650,00 15.519.842,46 (27,95 %)

2 Biaya Tenaga Kerja

7.997.000,00 22.864.416,67 (41,32 %)

11.988.698,33 23.136.971,23 (41,67 %)

3 Biaya Lain-lain

6.081.260,00 17.253.946,67 (31,18 %)

8.617.633,33 16.867.843,75 (30,38 %)

Jumlah 19.340.060,00 55.331.613,33 28.402.981,67 55.524.657,44

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya meng-

usahakan tertinggi adalah biaya tenaga kerja, sedangkan rata-rata biaya

mengusahakan terendah adalah biaya sarana produksi. Berdasarkan biaya-

biaya tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata biaya meng-usahakan

pada usahatani melon varietas MAI 119 (Rp 55.331.613,33/Ha), lebih

rendah apabila dibandingkan dengan usahatani melon varietas Action (Rp

55.524.657,44/Ha).

Page 61: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

6. Penerimaan Usahatani

Penerimaan merupakan perkalian antara produksi total dengan

harga produk yang bersangkutan. Tetapi berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada petani melon di Sragen, rata-rata petani melakukan ke-

giatan pemanenan dengan sistem tebasan sehingga penetapan harga jual

produksi melon mereka ditetapkan oleh para tengkulak dan petani tidak

mengetahui secara pasti harga jual per kg dari produksi mereka. Selain itu

karena sistem tebasan tidak dihitung per kg melainkan dihitung secara

keseluruhan luasan lahan mereka, sehingga petani juga tidak mengetahui

secara pasti berapa kg hasil produksi mereka. Karena hal itulah maka dari

hasil penelitian hanya diketahui penerimaan dari para petani melon baik

varietas MAI 119 maupun varietas Action. Rata-rata penerimaan pada

usahatani melon varietas MAI 119 dan melon varietas Action dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Rata-rata Penerimaan Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas MAI 119

(Rp) UT Melon Varietas Action (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1 Penerimaan 35.516.500,00 100.330.666,67 49.123.166,67 94.459.603,17

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan

usahatani melon varietas MAI 119 yaitu sebesar Rp 100.330.666,67/Ha,

lebih tinggi jika dibandingkan dengan usahatani melon varietas Action

yang besarnya Rp 94.459.603,17/Ha.

7. Pendapatan Usahatani

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan yang diterima pe-

tani dengan biaya mengusahakan yang dikeluarkan petani dalam kegiatan

usahatani selama satu musim tanam. Rata-rata pendapatan usahatani melon

varietas MAI 119 dan varietas Action dapat dilihat pada Tabel 15

Page 62: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 15. Rata-rata Pendapatan Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon Varietas MAI 119

(Rp) UT Melon Varietas Action

(Rp) Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Penerimaan 35.516.500,00 100.330.666,67 49.123.166,67 94.459.603,17 2 Biaya

mengusahakan 19.340.060,00 55.331.613,33 28.402.981,67 55.524.657,44

3 Pendapatan 16.176.440,00 44.999.053,33 20.720.185,00 38.934.945,73

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan

melon varietas MAI 119 lebih tinggi daripada melon varietas Action,

sedangkan rata-rata biaya mengusahakan yang harus dikeluarkan oleh pe-

tani melon varietas MAI 119 lebih rendah daripada melon varietas Action.

Dari biaya mengusahakan dan penerimaan tersebut, dapat untuk menge-

tahui besarnya pendapatan yaitu sebesar Rp 44.999.053,33/Ha/MT pada

usahatani melon varietas MAI 119, dan sebesar Rp 38.934.945,73/Ha/MT

pada usahatani melon varietas Action.

8. Analisis Perbandingan Pendapatan dan Efisiensi

Penelitian tentang usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani

melon varietas Action ini berusaha untuk membandingkan ada atau tidak-

nya perbedaan antara kedua usahatani tersebut dalam hal pendapatan dan

efisiensi. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam tiga hal

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu meng-

gunakan uji t.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa penda-

patan dan efisiensi dari usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi

daripada usahatani melon varietas Action. Adapun hasil analisis

perbandingan pendapatan dan efisiensi pada usahatani melon varietas MAI

119 dan varietas Action dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 63: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 16. Hasil Analisis Perbandingan Pendapatan dan Efisiensi pada Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian UT Melon

Varietas MAI 119

UT Melon Varietas Action

Uji t

thitung ttabel

(a = 0,05)

1 Pendapatan (Rp/Ha/MT)

44.999.053,33 38.934.945,73 3,084 2,024

2 R/C Ratio (Efisiensi)

1,82 1,71 3,012 2,024

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan

usahatani melon varietas MAI 119 sebesar Rp 44.999.053,33/Ha dan pen-

dapatan usahatani melon varietas Action sebesar Rp 38.934.945,73/Ha.

Untuk mengetahui apakah ada beda nyata antara pendapatan usahatani

melon varietas MAI 119 dengan pendapatan usahatani melon varietas

Action, maka dilakukan uji statistika. Berdasarkan uji statistik pada pen-

dapatan dari kedua usahatani tersebut (Lampiran 32) dapat diketahui

bahwa thitung (3,084) > ttabel (2,024), maka dapat disimpulkan bahwa pen-

dapatan usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi daripada pen-

dapatan usahatani melon varietas Action.

Berdasarkan Tabel 16 di atas juga dapat diketahui bahwa usahatani

melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas Action sudah efisien

karena nilai R/C ratio (Lampiran 31) keduanya sudah lebih dari satu.

Namun, untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara efisiensi

usahatani melon varietas MAI 119 (R/C ratio = 1,82) dengan efisiensi

usahatani melon varietas Action (1,71) dilakukan dengan menggunakan uji

statistika. Berdasarkan hasil uji statistika yang telah dilakukan (Lampiran

32) dapat diketahui bahwa thitung (3,012) > ttabel (2,024), maka efisiensi

usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi daripada efisiensi usahatani

melon varietas Action, sehingga usahatani melon varietas MAI 119 lebih

efisien.

Page 64: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Pembahasan

Usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas

Action merupakan suatu usahatani yang membudidayakan tanaman melon

pada lahan sawah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa jumlah petani yang telah menggunakan varietas MAI 119

masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah petani melon varietas

Action, dimana petani yang mengusahakan melon varietas MAI 119 hanya

terdapat di desa Kecik.

Usahatani yang dilakukan oleh petani tidak dapat terlepas dari berbagai

jenis masukan yang digunakan. Salah satu masukan yang sangat penting

dalam kegiatan usahatani adalah benih. Berdasarkan jumlah benih yang

digunakan, usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas

Action menggunakan jumlah benih yang sama karena kebutuhan benih kedua

usahatani ini relatif sama. Dalam hal budidaya melon yang dilakukan di

daerah penelitian, para petani masih belum terlalu mengikuti anjuran dalam

penggunaan pupuk dan pestisida. BPP setempat telah memberikan dosis

anjuran pemakaian pupuk dasar dan pupuk susulan, sedangkan pada kenyata-

annya, baik pada usahatani melon varietas MAI 119 maupun melon varietas

Action, rata-rata dosis pemakaian pupuk ZA, SP-36, NPK dan KNO lebih

tinggi dari dosis yang dianjurkan. Sedangkan untuk pemakaian pupuk kompos

dan KCl, pada kedua usahatani dosisnya lebih rendah dari dosis yang

dianjurkan. Secara keseluruhan, penggunaan pupuk pada usahatani melon

varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan pada usahatani melon varietas

Action.

Biaya mengusahakan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan petani

selama satu musim tanam. Biaya mengusahakan yang diperhitungkan dalam

analisis usahatani meliputi biaya sarana produksi, tenaga kerja (keluarga dan

luar), biaya lain-lain dan biaya penyusutan peralatan.

Biaya sarana produksi yang dikeluarkan terdiri dari biaya untuk

membeli benih, pupuk, pestisida, kapur, ZPT dan perekat. Rata-rata biaya

sarana produksi tertinggi digunakan untuk pembelian pupuk. Pemerintah

Page 65: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

daerah telah memberikan subsidi harga pupuk kepada petani tetapi subsidi itu

tidak untuk semua pupuk yang dibutuhkan oleh petani, hanya beberapa saja.

Adanya perbedaan penggunaan pupuk menyebabkan terjadinya perbedaan

biaya rata-rata yang digunakan untuk membeli pupuk. Meskipun penggunaan

pupuk pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi daripada melon

varietas Action, tetapi biaya rata-rata pembelian pupuk pada usahatani melon

varietas MAI 119 lebih rendah daripada melon varietas Action. Hal ini

disebabkan oleh perbedaan harga pada masing-masing jenis pupuk.

Pengendalian hama yang dilakukan pada usahatani melon menggunakan

pestisida kimia jenis fungisida dan insektisida yang berbentuk cair dan padat.

Penggunaan pestisida secara keseluruhan pada usahatani melon varietas MAI

119 lebih rendah daripada melon varietas Action. Penggunaan kapur pertanian

hanya diberikan apabila dirasa perlu oleh para petani, bahkan petani melon

varietas MAI 119 tidak ada yang menggunakan kapur pada lahan sawah

mereka, sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk pembelian kapur

merupakan biaya saprodi yang terendah. Secara keseluruhan rata-rata biaya

penggunaan sarana produksi pada usahatani melon varietas MAI 119 sebesar

Rp 15.213.250,00/Ha; nilainya lebih rendah apabila dibandingkan dengan

usahatani melon varietas Action yaitu sebesar Rp 15.519.842,46/Ha.

Selain biaya penggunaan sarana produksi yang berupa benih, pupuk,

pestisida, kapur, ZPT dan perekat; biaya lain yang juga dikeluarkan oleh

petani melon varietas MAI 119 dan varietas Action adalah biaya tenaga kerja.

Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga

kerja luar. Tenaga kerja yang ada di daerah penelitian dalam satu hari bekerja

selama kurang lebih tujuh jam mulai pukul 07.00 WIB – 11.00 WIB kemudian

dilanjutkan pada pukul 13.00 WIB – 16.00 WIB. Biaya tenaga kerja yang

dikeluarkan oleh petani melon varietas MAI 119 dan varietas Action

merupakan biaya mengusahakan yang tertinggi diantara biaya-biaya yang

lainnya. Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari

penanaman, pemeliharaan dan pemanenan memerlukan banyak tenaga kerja

untuk melakukannya. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada usahatani

Page 66: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

melon varietas MAI 119 lebih rendah daripada biaya tenaga kerja usahatani

melon varietas Action.

Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani melon varietas MAI 119

dan varietas Action meliputi biaya pajak tanah, bensin untuk pompa air, biaya

pembelian tali dan polybag serta biaya penyusutan alat. Besarnya biaya pajak

tanah dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya luas lahan dan lokasi dari

tanah tersebut. Semakin kecil luas lahan dan semakin jauh lokasi tanah

tersebut dari dengan jalan maka pajaknya akan semakin murah, oleh karena itu

biaya pajak tanah pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih rendah

daripada biaya pajak tanah pada usahatani melon varietas Action. Selain biaya

pajak tanah, biaya yang lain adalah biaya bensin untuk pompa air. Besarnya

biaya tersebut tergantung dari luas lahan yang diairi, curah hujan pada masa

tanam, dan kualitas mesin pompa air yang digunakan. Biaya lain yang harus

dikeluarkan adalah biaya penyusutan alat. Peralatan yang dimiliki oleh petani

melon varietas MAI 119 dan varietas Action diantaranya ajir, palang, mulsa,

tali, polybag, pompa air, sprayer manual dan mesin, ember dan gayung.

Peralatan yang tidak mengalami penyusutan adalah tali dan polybag karena

pemakaiannya hanya satu kali saja. Besarnya rata-rata biaya lain-lain secara

keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh petani melon varietas MAI 119 lebih

tinggi daripada rata-rata biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani melon

varietas Action. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa besarnya

rata-rata biaya mengusahakan yang harus dikeluarkan oleh petani melon

varietas MAI 119 lebih rendah daripada rata-rata biaya mengusahakan yang

dikeluarkan oleh petani melon varietas Action.

Hasil produksi melon varietas MAI 119 dan varietas Action seluruhnya

dijual kepada tengkulak dengan sistem tebasan sehingga jumlah hasil produksi

tidak diketahui secara pasti. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

bahwa besarnya rata-rata penerimaan usahatani melon varietas MAI 119 yaitu

sebesar Rp 100.330.666,67/Ha/MT, sedangkan rata-rata penerimaan usahatani

melon varietas Action yaitu Rp 94.459.603,17/Ha/MT.

Page 67: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pendapatan usahatani dapat diketahui setelah biaya mengusahakan dan

penerimaan diketahui, hal ini dikarenakan pendapatan usahatani merupakan

pendapatan bersih yang diterima oleh petani yang berasal dari selisih antara

penerimaan usahatani dengan biaya mengusahakan yang harus dikeluarkan

oleh petani. Berdasarkan hasil penelitian diketahui besarnya pendapatan yaitu

sebesar Rp 44.999.053,33/Ha/MT pada usahatani melon varietas MAI 119,

dan sebesar Rp 38.934.945,73/Ha/MT pada usahatani melon varietas Action

yaitu. Selanjutnya untuk menge-tahui ada tidaknya perbedaan dilakukan uji

statistik terhadap pendapatan usahatani melon varietas MAI 119 dengan

pendapatan usahatani melon varietas Action. Dari hasil uji statistik tersebut,

besarnya thitung 3,084 lebih besar dari ttabel (α=0,05) 2,024. Berdasarkan hasil uji

statistik tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan usahatani melon varietas

MAI 119 lebih tinggi daripada pendapatan usahatani melon varietas Action,

sehingga penggunaan varietas MAI 119 dapat meningkatkan pendapatan

petani melon di Kabupaten Sragen.

Besarnya nilai efisiensi usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas

Action dapat diketahui dengan menggunakan R/C ratio. Nilai R/C ratio dapat

diketahui dengan membandingkan besarnya penerimaan dengan biaya yang

dikeluarkan pada usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon

varietas Action. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa R/C ratio pada

usahatani melon varietas MAI 119 sebesar 1,82; sedangkan R/C ratio pada

usahatani melon varietas Action sebesar 1,71. Untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan dilakukan uji statistik terhadap R/C ratio usahatani melon varietas

MAI 119 dengan R/C ratio usahatani melon varietas Action. Berdasarkan

hasil perhitungan diketahui bahwa besarnya thitung 3,012 lebih besar dari ttabel

(α=0,05) 2,024. Ini berarti bahwa efisiensi pada usahatani melon varietas MAI

119 lebih tinggi daripada efisiensi pada usahatani melon varietas Action,

sehingga usahatani melon varietas MAI 119 lebih efisien.

Kemanfaatan usahatani melon dapat diketahui dengan membandingkan

antara selisih penerimaan usahatani yang diterima dengan selisih biaya yang

dikeluarkan pada usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action.

Page 68: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tetapi, hasil dari analisis kemanfaatan usahatani tersebut tidak bisa untuk

menyimpulkan dikarenakan selisih penerimaan dari kedua usahatani tersebut

nilainya positif, sedangkan selisih biaya dari kedua usahatani tersebut

nilainya negatif. Maka penilaian kemanfaatan pada kedua usahatani melon

tersebut dilakukan dengan melihat nilai penerimaan dan biaya mengusahakan

dari kedua usahatani tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

bahwa biaya mengusahakan usahatani melon varietas MAI 119 lebih rendah

daripada biaya mengusahakan usahatani melon varietas Action. Sedangkan

penerimaan pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi, maka

usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan kemanfaatan atau lebih

menguntungkan daripada usahatani melon varietas Action.

Page 69: PENGGUNAAN MELON VARIETAS MAI 119 DITINJAU DARI …... · Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan melon varietas MAI

119 ditinjau dari peningkatan pendapatan petani melon di Kabupaten Sragen

ini, dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani melon varietas MAI 119 (Rp

44.999.053,33/Ha/MT) lebih tinggi daripada pendapatan yang diperoleh

dari usahatani melon varietas Action (Rp 38.934.945,73/Ha/ MT), sehing-

ga penggunaan melon varietas MAI 119 dapat meningkatkan pendapatan

petani melon di Kabupaten Sragen.

2. Efisiensi usahatani melon yang menggunakan varietas MAI 119 (R/C ratio

= 1,82) lebih tinggi daripada efisiensi usahatani melon yang menggunakan

varietas Action (R/C ratio = 1,71), sehingga usahatani melon varietas MAI

119 lebih efisien.

3. Usahatani melon varietas MAI 119 lebih memberikan kemanfaatan bagi

petani melon dibandingkan usahatani melon varietas Action, karena biaya

mengusahakan usahatani melon varietas MAI 19 yang lebih rendah dapat

memberikan penerimaan yang lebih tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan

adalah agar Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat hendaknya mening-

katkan penyuluhan dan pengenalan kepada petani terhadap melon varietas

MAI 119 sehingga benih melon varietas MAI 119 dapat digunakan sebagai

salah satu benih unggul yang dapat meningkatkan pendapatan petani, karena

pada usahatani yang menggunakan varietas MAI 119 menghasilkan pen-

dapatan usahatani yang lebih tinggi dibandingkan pada usahatani yang meng-

gunakan varietas Action.