PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

6
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016 ISSN : 2302-3805 3.4-19 Ari Suhartanto 1) , Sucipto 2) 1), 2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Sistem Informasi Universitas Nusantara PGRI Kediri Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email : [email protected] 1) , [email protected] 2) Abstrak Petani di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Madiun khususnya sering didapati mengalami gagal panen yang salah satunya disebabkan kesalahan memilih bibit padi karena kurang sesuai dengan tekstur tanah, kandungan unsur hara, musim yang sedang berjalan serta kesalahan perawatan tanaman. Kesalahan ini diderita karena kurangnya informasi mengenai karakteristik bibit yang ditanam dan kurangnya informasi mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk menangani lahan yang dimiliki terhadap perubahan musim yang mendadak. Dalam persaingan pasar hasil pertanian domestik serta memanfaatkan peran teknologi informasi dan multimedia untuk menjawab tantangan ekonomi kreatif pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka diperlukan sistem informasi yang berbasis pengetahuan mengenai jenis bibit padi dan cara pengolahan lahan dengan jenis bibit yang diterapkan pada satu kelompok tani sebagai sarana penunjang pengetahuan petani pada rumpun terdalam organisasi masyarakat bidang pertanian. Pada penelitian yang dijalankan pada GAPOKTAN Desa Kleco, Kec. Wungu Kab. Madiun ini menghasilkan satu sistem pakar yang berfungsi untuk memberikan informasi jenis varietas padi tertentu yang sesuai dengan kondisi lahan, musim yang sedang berjalan dan memberikan informasi penjelasan cara pemeliharaannya. Kata kunci: Expert System, Varietas Padi. 1. Pendahuluan Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Landasan Teori a) Gabungan Kelompok Tani Pembentukan Gapoktan didasari oleh visi yang diusung, bahwa pertanian modern tidak hanya identik dengan mesin pertanian yang modern tetapi perlu ada organisasi yang dicirikan dengan adanya organisasi ekonomi yang mampu menyentuh dan menggerakkan perekonomian di Kelurahan melalui pertanian, di antaranya adalah dengan membentuk Gapoktan. Gapoktan tersebut akan senantiasa dibina dan dikawal hingga menjadi lembaga usaha yang mandiri, profesional dan memiliki jaringan kerja luas. Lembaga pendamping yang utama adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Madiun. Petani di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Madiun khususnya sering didapati mengalami gagal panen yang salah satunya disebabkan kesalahan memilih bibit padi karena kurang sesuai dengan tekstur tanah, kandungan unsur hara, musim yang sedang berjalan serta kesalahan perawatan tanaman. Kesalahan ini diderita karena kurangnya informasi mengenai karakteristik bibit yang ditanam dan kurangnya informasi mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk menangani lahan yang dimiliki terhadap perubahan musim yang mendadak. Selain kurangnya informasi mengenai penanganan lahan, para petani berpatokan daya beli bibit dan biaya operasional pengolahan lahan untuk bibit tertentu. Para petani hanya menerima informasi mengenai kebaikan bibit yang dijual pada toko pertanian tanpa mempertimbangkan karakteristik lahan dan operasional pengolahan lahan dengan bibit yang ditanam tersebut. Dalam persaingan pasar hasil pertanian domestik serta memanfaatkan peran teknologi informasi dan multimedia untuk menjawab tantangan ekonomi kreatif pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka diperlukan sistem informasi yang berbasis pengetahuan mengenai jenis bibit padi dan cara pengolahan lahan dengan jenis bibit yang diterapkan pada satu kelompok tani sebagai sarana penunjang pengetahuan petani pada rumpun terdalam organisasi masyarakat bidang pertanian. PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN VARIETAS PADI BERDASARKAN KONDISI LAHAN STUDI KASUS: GAPOKTAN DS. KLECO, KEC. WUNGU - KAB. MADIUN

Transcript of PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Page 1: PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

3.4-19

Ari Suhartanto1), Sucipto2)

1), 2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta2) Sistem Informasi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281Email : [email protected]), [email protected] 2)

Abstrak

Petani di Indonesia pada umumnya dan KabupatenMadiun khususnya sering didapati mengalami gagalpanen yang salah satunya disebabkan kesalahanmemilih bibit padi karena kurang sesuai dengan teksturtanah, kandungan unsur hara, musim yang sedangberjalan serta kesalahan perawatan tanaman.Kesalahan ini diderita karena kurangnya informasimengenai karakteristik bibit yang ditanam dankurangnya informasi mengenai hal-hal yang harusdilakukan untuk menangani lahan yang dimilikiterhadap perubahan musim yang mendadak.

Dalam persaingan pasar hasil pertanian domestik sertamemanfaatkan peran teknologi informasi danmultimedia untuk menjawab tantangan ekonomi kreatifpada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), makadiperlukan sistem informasi yang berbasis pengetahuanmengenai jenis bibit padi dan cara pengolahan lahandengan jenis bibit yang diterapkan pada satu kelompoktani sebagai sarana penunjang pengetahuan petani padarumpun terdalam organisasi masyarakat bidangpertanian.

Pada penelitian yang dijalankan pada GAPOKTANDesa Kleco, Kec. Wungu Kab. Madiun ini menghasilkansatu sistem pakar yang berfungsi untuk memberikaninformasi jenis varietas padi tertentu yang sesuaidengan kondisi lahan, musim yang sedang berjalan danmemberikan informasi penjelasan carapemeliharaannya.

Kata kunci: Expert System, Varietas Padi.

1. Pendahuluan

Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok taniyang melakukan usaha agribisnis di atas prinsipkebersamaan dan kemitraan sehingga mencapaipeningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagianggotanya dan petani lainnya. Tujuan utamapembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untukmemperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga

pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokusdengan sasaran yang jelas.

Landasan Teori

a) Gabungan Kelompok Tani

Pembentukan Gapoktan didasari oleh visi yang diusung,bahwa pertanian modern tidak hanya identik denganmesin pertanian yang modern tetapi perlu ada organisasiyang dicirikan dengan adanya organisasi ekonomi yangmampu menyentuh dan menggerakkan perekonomian diKelurahan melalui pertanian, di antaranya adalah denganmembentuk Gapoktan. Gapoktan tersebut akansenantiasa dibina dan dikawal hingga menjadi lembagausaha yang mandiri, profesional dan memiliki jaringankerja luas. Lembaga pendamping yang utama adalahDinas Pertanian Tanaman Pangan dan HoltikulturaKabupaten Madiun. Petani di Indonesia pada umumnyadan Kabupaten Madiun khususnya sering didapatimengalami gagal panen yang salah satunya disebabkankesalahan memilih bibit padi karena kurang sesuaidengan tekstur tanah, kandungan unsur hara, musimyang sedang berjalan serta kesalahan perawatantanaman. Kesalahan ini diderita karena kurangnyainformasi mengenai karakteristik bibit yang ditanam dankurangnya informasi mengenai hal-hal yang harusdilakukan untuk menangani lahan yang dimiliki terhadapperubahan musim yang mendadak. Selain kurangnyainformasi mengenai penanganan lahan, para petaniberpatokan daya beli bibit dan biaya operasionalpengolahan lahan untuk bibit tertentu. Para petani hanyamenerima informasi mengenai kebaikan bibit yang dijualpada toko pertanian tanpa mempertimbangkankarakteristik lahan dan operasional pengolahan lahandengan bibit yang ditanam tersebut. Dalam persainganpasar hasil pertanian domestik serta memanfaatkan peranteknologi informasi dan multimedia untuk menjawabtantangan ekonomi kreatif pada era Masyarakat EkonomiAsean (MEA), maka diperlukan sistem informasi yangberbasis pengetahuan mengenai jenis bibit padi dan carapengolahan lahan dengan jenis bibit yang diterapkanpada satu kelompok tani sebagai sarana penunjangpengetahuan petani pada rumpun terdalam organisasimasyarakat bidang pertanian.

PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHANVARIETAS PADI BERDASARKAN KONDISI LAHAN

STUDI KASUS: GAPOKTAN DS. KLECO,KEC. WUNGU - KAB. MADIUN

Page 2: PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

3.4-20

Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor82/Permentan/Ot.140/8/2013 Tentang PedomanPembinaan Kelompoktani Dan Gabungan Kelompoktani,penumbuhan dan pengembangan poktan dilakukanmelalui pemberdayaan petani untuk merubah pola pikirpetani agar mau meningkatkan usahataninya danmeningkatkan kemampuan poktan dalam melaksanakanfungsinya. Pemberdayaan petani dapat dilakukan melaluikegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatankelompok. Kegiatan penyuluhan melalui pendekatankelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknyakelembagaan petani yang mampu membangun sinergiantar petani dan antar poktan dalam rangka mencapaiefisiensi usaha. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkankemampuan poktan dilakukan pembinaan danpendampingan oleh penyuluh pertanian, denganmelaksanakan penilaian klasifikasi kemampuan poktansecara berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisiperkembangannya [1].Menurut Swastika (dalam Darmaji), salah satu sub sektorpertanian yang memiliki peranan yang sangat pentingadalah kegiatan usaha di sektor budidaya padi. Budidayapadi memiliki peranan yang sangat penting karenabudidaya padi tidak hanya menjadi sumber bahanpangan pokok bagi lebih dari 95 persen pendudukIndonesia tetapi usahatani padi juga sebagai penyedialapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan bagisekitar 21 juta rumah tangga pertanian [2]Menurut Noor, meskipun memiliki potensipengembangan namun masih terdapat kendala yangmenjadi permasalahan pertanian lahan pasang surutmeliputi kendala teknis dan social ekonomi. Kendalateknis seperti kesuburan tanah, hidrologi, ketebalangambut, subsidensi, tanah sulfat masam, gerakan pasangsurut air, penyusupan air laut dan keterisolasian. Kendalasosial ekonomi berkaitan dengan masalahketenagakerjaan, pemasaran, kelembagaan danmekanisme kerja yang meliputi penyuluhan, pelayanan,sarana produksi dan modal[5].Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untukmeningkatkan produktivitas padi pada persawahan yaitupenggunaan varietas padi yang adaptif dan potensial,disertai pemberian pupuk nitrogen (N), fosfor (P),kalium (K) [3].Upaya untuk meningkatkan produksi pertanian (padi)telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah, lembagaswadaya masyarakat, dan perguruan tinggi. Tetapi didalam pelaksanaannya diperoleh fakta bahwa hasilpotensial produksi padi berbeda dengan hasil nyata (riil)yang diperoleh petani. Perbedaan hasil ini (yield gap)secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitufaktor non-teknis dan faktor teknis. Faktor non-teknisyaitu keadaan yang menghalangi petani untukmenggunakan teknologi yang direkomendasikan. Hal-haltersebut meliputi: (i) pengetahuan petani sebagaiindikatornya adalah pengalaman petani dalamberusahatani, (ii) prasarana transportasi sebagaiindikatornya adalah jarak lahan garapan dengan tempattinggal petani, (iii) pemilihan bibit padi dan karakteristiklahan. Sedangkan faktor teknis sebagai indikatornya

adalah ketersediaan air irigasi. Faktor non teknis danfaktor teknis tersebut akan mempengaruhi pertimbanganpetani sebagai menajer untuk mengambil keputusandalam penggunaan input seperti bibit, pupuk, tenagakerja, dan obat-obatan. Dengan demikian faktor-faktornon teknis dan faktor teknis bekerja secara simultan(bersama-sama) akan menentukan petani dalampenggunaan pupuk, tenaga kerja efektif dan obat-obatanyang akan menentukan tingkat produksi danproduktivitas usahatani padi sawah [4].Salah satu tolak ukur viabilitas benih adalah kadar air,dimana menurut Justice dan Bass:Kadar air adalah faktor utama yang mempengaruhikemunduran mutu benih. Kemunduran mutu benihdiartikan sebagai menurunnya kualitas benih, baik secarafisik maupun fisiologis yang mengakibatkan rendahnyaviabilitas dan vigor benih sehingga pertumbuhan danhasil tanaman menurun. Menurut Standar SNI 01-6233.2-2003 mengenai benih padi kelas benih dasar(BD) yang dipersiapkan dan disusun oleh Panitia TeknisPerumusan SNI Benih dan Bibit Tanaman Pangan,Departemen Pertanian, menyebutkan persyaratan mutudi laboratorium diantaranya yaitu untuk kadarpersyaratan mutu maksimum 13% sedang untuk dayakecambah atau daya tumbuh persyaratan mutuminimumnya sebesar 80% [5].Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalampenanaman padi terdapat beberapa faktor penting yangmenjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihanjenis bibit padi yaitu varietas / jenis padi, kondisi /kandungan lahan, karakteristik lahan dan kondisi cuaca /iklim alam.

b) Expert SystemIstilah Sistem Pakar berasal dari istilah Knowledge-based Expert System. Istilah ini muncul karena untukmemecahkan masalah, sistem pakar menggunakanpengetahuan seorang pakar yang dimasukkan ke dalamkomputer. Seseorang yang bukan pakar menggunakansistem pakar untuk meningkatkan kemampuanpemesahan permasalahan, sedangkan seorang pakarmenggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant [7]

[6].

a) Tahap IdentifikasiSistem informasi yang berbasis pengetahuan mengenaijenis bibit padi dan cara pengolahan lahan dengan jenisbibit yang digunakan, sangat perlu diterapkan pada satukelompok tani. Kelompok Tani Desa Kleco Kec.Wungu, Kab. Madiun adalah kelompok tani dibawahbinaan Dinas Pertanian Kab. Madiun dengan latarbelakang program pemerintah untuk meningkatkankwalitas dan kwantitas produk hasil pertanian khususnyapadi. Kelompok tani ini menerapkan sistem koordinasiantar anggotanya secara intensif guna mengurangidampak salah memilih jenis bibit padi pada musim dankarakteristik lahan. Untuk mengurangi dampakkesalahan tersebut, kelompok tani ini secara rutin

2. Pembahasan

Page 3: PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

3.4-21

mengadakan pertemuan dan penyuluhan denganmenghadirkan narasumber yang ditunjuk secara resmioleh Dinas Pertanian Kab. Madiun untuk tujuanmemberikan informasi mengenai pilihan jenis bibit padiapa yang cocok untuk ditanam pada musim dan cuacaalam yang sedang berlangsung serta denganpertimbangan karakteristik lahan yang ditanami.Rutinitas anggota kelompok tani Desa Kleco Kec.Wungu, Kab. Madiun dalam usah meningkatkanpenyerapan informasi, sudah banyak menggunakanmedia jejaring dan komunikasi yang berbasis handphonedan internet. Informasi yang didapatkan hanya terbatasdengan pertukaran informasi antar anggota serta beritacuaca dan pengairan dan penggunaan pupuk serta obatpadi.Tingkat penggunaan teknologi yang sudah mayoritasmenguasai operasional komputer, maka sangatdiperlukan satu sistem yang dapat membantumenyampaikan informasi dan solusi apabila salah satuanggota mendapatkan permasalahan mengenai pertanianpadi tersebut.Sistem pakar untuk menentukan jenis bibit padi sangatdiperlukan untuk dapat dioperasionalkan dalamkelompok tani tersebut. Sistem pakar yang dibutuhkanharus berisi solusi untuk memilih jenis bibit padi dancara perlakuan jenis bibit tersebut dengan berdasarkankarakteristik lahan dan kriteria hasil yang di inginkanoleh para petani yang menggunakannya tersebut. Untukmembuat satu sistem pakar yang berisi data pengetahuanyang dibutuhkan, maka harus melalui tahap penggaliandata pengetahuan yang dibutuhkan sistem.

b) Tahap Konseptual1) Data Varietas PadiData pembentuk basis pengetahuan disamping aturan,adalah data varietas padi yang akan dipilih berdasarkankarakter jenis padi yang cocok dengan karakter pilihanpengguna. Data jenis bibit / varietas padi ini adalahsebagai berikut:

Tabel 1. Data Varietas Padi

Kode Nama Varietas

V001 CiherangV002 IR 64V003 CibogoV004 MemberamoV005 Bengawan

2) Data Kriteria/KondisiSebagai data pembentuk pengetahuan, diperlukan datapenentu untuk menentukan jenis bibit padi yang akandipilih berdasar kriteria yang di inginkan oleh pengguna.Data kriteria penanaman padi yang digunakan untukmemanggil jenis padi adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel KondisiKode KondisiK001 Bagus ditanam di musim KemarauK002 Bagus ditanam di musim Penghujan

K003 Dapat di tanam pada musim Penghujan danKemarau

K004 Ketinggian lahan dan irigasi dibawah 500 mDPL

K005 Ketinggian lahan dan irigasi diatas 500 m DPLK006 Tahan Ancaman hama lahan : Wereng CoklatK007 Tahan Ancaman hama lahan : Wereng Hijau

K008 Tahan Ancaman hama lahan : Bakteri HawarDaun

K009 Tahan Ancaman hama lahan : Virus KerdilRumput

K010 Tahan Ancaman hama lahan : MentekK011 Usia Dibawah 116 hariK012 Usia 116-125 hariK013 Usia Diatas 125 hari

c) Basis Pengetahuan1) Tabel PermasalahanData pada tabel permasalahan merupakan relasi antaradata varietas dengan data kriteria lahan dan tipetanaman. Data permasalahan ini yang akan digunakansebagai data pengetahuan untuk membentuk satu aturanproses pemanggilan data jenis padi dengan memilihkriteri-kriteria yang di inginkan oleh pengguna.Data pengetahuan tersebut seperti tertulis pada tabeldibawah ini:

Tabel 3. Data PengetahuanKode

Varietas Nama Varietas Kode Kriteria

V001 Ciherang

K001 K002 K003 K004 K006 K008 K012

V002 IR 64

K001 K006 K007 K008 K009 K011

V003 Cibogo

K001 K002 K003 K005 K006 K012

V004 Memberamo

K002 K004 K006 K008 K012

Page 4: PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

3.4-22

V005 Bengawan K001 K010 K013

2) Alur PencarianFakta dan aturan disimpan dalam bentuk data relasi.Data ini berisi rangkaian informasi tentang statusmasalah yang sudah dipecah-pecah. Faktadirepresentasikan dengan menetapkan kesesuaian antararepresentasi internal fakta dengan representasi bahasaalami. Aturan ini berisi tentang bagaimana menggunakanpengetahuan untuk memecahkan masalah khusus padasetiap domain. Aturan pada basis pengetahuandirepresentasikan sebagai perintah berpasangan atausebagai IF kondisi THEN aksi. Bagian IFmendiskripsikan representasi situasi pasti berupakumpulan dari pernyataan.

Gambar 1. Bentuk Alur Pencarian

3) Mekanisme InferensiAlgoritma dalam mencari pilihan varietas yang sesuaidengan kondisi lahan akan dimulai dengan memberikanpertanyaan mengenai kondisi lahan dan kriteria tanamanyang diinginkan. Proses pelacakan pada sistem analisapemilihan varietas padi tersebut secara umum dapatdigambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Proses Pelacakan Kedepan

Alur pelacakan goal dari permasalahan dirunut sepertitergambar pada pohon keputusan dibawah ini:

Y T

Y T T

Gambar 3. Pohon Pelacakan Solusi

Alur jalan rating permasalahan dapat dibaca bahwa, titiktolak awal alur adalah menampilkan kode K001. Jikadari K001 dijawab Y maka akan tertampil Varietasdengan kode V004 dan apabila dijawab T maka akantertampil pertanyaan selanjutnya dengan kode kondisiK002. Dari kondisi K002 membentuk percabangan baruyaitu, apabila dijawab T maka akan menampilkankondisi dengan kode K006 selanjutnya bercabangdengan menampilkan alur menuju V002 dan V005, danjika dijawab Y maka menampilkan K003. Dari titikK003 akan membentuk percabangan lagi denganmenampilkan K004 dan K001. K004 membentukperjabangan pilihan jika Y menuju V001 dan jika Tmenuju V003. Titik K001 membentuk percabangandengan T menuju V004 dan Y menuju percabangan baruyaitu percabangan K003. Dari titik K003 bercabang padadua percabangan akhir yaitu menuju titik cabang K004dan titik K006. Titik K004 bercabang dengan alut jika Tmaka menampilkan V003 dan jika Y menampilkanV001. Titik K006 bercabang dengan jika T makamenampilkan V005 dan jika Y maka menampilkanV002.d) Perancangan Sistem1) DFD

Page 5: PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

3.4-23

Gambar 4. DFD Sistem

Admin pada sistem pakar ini dapat mengakses menupengelolaan yang meliputi pengelolaan data varietas padiyang disimpan dalam tabel varietas, data kondisi yangdisimpan dalam tabel kondisi dan data aturan yangdisimpan dalam data relasi berisi hubungan data varietasdengan data kondisi pilihan untuk menampilkan jenisvarietas padi pilihan pengunjung. Level pengunjungdapat melakukan konsultasi penentuan pilihan jenisvarietas padi dengan terlebih dahulu melakukanregistrasi data pengunjung yang disimpan dalam tabelpengunjung, kemudian menuju proses konsultasi yangberisi tanya jawab dengan menampilkan kondisi pilihanpengunjung sesuai data aturan yang disimpan dalamsistem. Hasil dari konsultasi tersebut berupa informasijenis bibit padi apakah yang cocok dengan kondisipilihan dan data pengunjung kemudian disimpan dalamtabel hasil analisa.

2) ERD

Gambar 5. ERD Sistem

terdapat lima entitas pembentuk sistem yaitu:pengunjung, varietas, kondisi, relasi dan analisa. Entitasvarietas memiliki hubungan dengan entitas relasi denganketergantungan bahwa satu varietas hanya memiliki saturelasi dan setiap relasi hanya berisi satu varietas. Entitaskondisi memiliki hubungan dengan relasi dengan

ketergantungan bahwa satu relasi dapat memiliki banyakkondisi dan dari satu kondisi dapat memiliki banyakrelasi. Entitas relasi juga memiliki hubungan denganentitas analisa dengan ketergantungan bahwa satu relasihanya mengirimkan satu analisa dan satu analisa hanyamemiliki satu relasi dengan mengirimkan atributkd_varietas.Entitas analisa memiliki hubungan dengan entitaspengunjung dengan ketergantungan bahwa satupengunjung hanya memiliki satu analisa dan satu analisahanya berisi satu pengunjung.

e) Implementasi Sistem1) Pembuatan Sistem

Gambar 6. Tampilan Sistem Pakar

2) Pengujian SistemPengujian yang akan dilakukan dengan menguji secaraalpha menggunakan metode black box. Proses pengujianalpha dilakukan untuk mengetahui apakah data yangdimasukkan (input) sudah sesuai dengan yangdiharapkan (output). Berdasarkan rencana pengujian,maka dapat dilakukan pengujian alpha pada sistem pakaryang telah dibuat.Adapun pengujian yang dilakukan adalah : Pengujian Login user; keabsahan data pengguna

sudah diverifikasi dengan tepat. Peluang terjadinyakesalahan diuji dengan memasukkan data login yangsalah sehingga memunculkan pesan peringatanbahwa data login salah dan hasilnya dapat diterima.

Pengujian input data varietas; kelengkapanspesifikasi tiap varietas memiliki prioritas utama.Peluang ketidak jelasan spesifikasi diminimalkandengan munculnya pesan peringatan bahwa terdapatfield data yang masih kosong atau tidak sesuaidengan jenis karakter input dan hasilnya dapatditerima.

Pengujian input data kondisi lahan; kelengkapanspesifikasi tiap kondisi lahan dan kriteria penanaman

Page 6: PENGGUNAAN EXPERT SYSTEM DALAM PEMILIHAN …

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016

ISSN : 2302-3805

3.4-24

memiliki prioritas utama. Peluang ketidak jelasanspesifikasi diminimalkan dengan munculnya pesanperingatan bahwa terdapat field data yang masihkosong atau tidak sesuai dengan jenis karakter inputdan hasilnya dapat diterima.

Pengujian algoritma alur pelacakan dan mekanismeinferensi; pada tahap ini unsur – unsur yang terlibatakan dirinci dan dikaji oleh pakar, hubungan antaraunsur serta mekanisme pengendalian yang diperlukanuntuk mencapai sebuah solusi yang terbaik dalampemilihan varietas padi hasil dari representasipengetahuan pakar dan hasilnya dapat diterima.

Pengujian proses konsultasi; mekanisme berfungsibenar dalam berpikir dan penalaran sistem sesuaidengan mekanisme pengendalian yang digunakanoleh seorang pakar, secara dedukatif sistem sudahmemiliki pengetahuan yang relevan dalam rangkamencapai kesimpulan dan hasilnya dapat diterima.

Tabel 4: Pengujian Proses Konsultasi

Kasus Data dan Hasil Uji (Data Normal)

Data MasukanJawaban pertanyaan, berupakondisi lahan dan / atau kriteriapenanaman

Yang DiharapkanUser menjawab salah satupertanyaan, antara “ya” atau“tidak”

PengamatanUser menjawab salah satupertanyaan gejala, antara “ya”atau “tidak”

Kesimpulan Diterima

Kasus Data dan Hasil Uji (Data Salah)

Data Masukan

Tidak menjawab pertanyaandengan tidak memilih jawaban“ya” atau “tidak” daripertanyaan gejala

Yang DiharapkanMuncul pesan kesalahan,jawaban tidak boleh kosong!Silakan pilih jawaban back

PengamatanMuncul pesan kesalahan,jawaban tidak boleh kosong!Silakan pilih jawaban back

Kesimpulan Diterima

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukanmemberikan kesimpu1lan bahwa pada pengelolaan datapengetahuan oleh admin (Pakar) sudah tidak adakemungkinan untuk terjadinya kesalahan pada sintakkarena penyaringan proses dalam bentuk arahantampilan message box sudah maksimal dibuat danditampilkan, dan secara fungsional sistem sudah dapatmenghasilkan output yang diharapkan sesuai data aspek-aspek dalam Expert System.

3. KesimpulanPembuatan sistem ini bertujuan untuk menentukan jenisvarietas padi pada Kelompok Tani Desa Kleco Kec.Wungu, Kab. Madiun. Penilaian tahap uji coba yangsudah dibuat, menghasilkan bahwa sistem ini sudahdapat berjalan sesuai kebutuhan. Sistem yang dibuat inisudah dapat menjadi sarana konsultasi menentukan jenisbibit padi yang akan ditanam oleh anggota kelompoktani. Dengan sistem pakar ini didapatkan kemudahanyang diinginkan diantaranya konsultasi menentukanjenis bibit padi, pengolahan terhadap data pengetahuan,serta informasi-informasi yang diperlukan dapatdiketahui dengan cepat karena data tersebut disimpandalam suatu basis pengetahuan.

Daftar Pustaka[1] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/Ot.140/8/2013

tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan GabunganKelompok Tani.

[2] Darmadji, Analisis Kinerja Usahatani Padi Dengan MetodeSystem Of Rice Intensification (Sri) di Kabupaten Sleman DaerahIstimewa Yogyakarta, Jurnal WIDYA AGRIKA BIDANG ILMU-ILMU PERTANIAN, Vol. 9 No. 3 ISSN : 1693-6981, 2011.

[3] Kesmayanti, N & Evriani M, Identifikasi Karakter Agro-Morfologi Varietas Padi (Oryza Sativa L.) Potensial Lahan PasangSurut, Jurnal Ilmiah AgrIBA, No2 Edisi Maret Tahun 2014.ISSN: 2303 – 1158, 2014.

[4] Laksmi dkk, Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasusdi Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan), E-Journal Agribisnis dan Agrowisata, ISSN: 2301-6523 Vol. 1, No.1, Juli 2012.

[5] Rahayu dkk, Penyimpanan Benih Padi Menggunakan BerbagaiJenis Pengemas - Storage of Rice Seed in Different Packages .Agrin, Vol. 15, No. 1, April 2011 . ISSN: 1410-0029, 2011.

[6] Wardie, J, Analisis Keberlanjutan Usahatani di Lahan PasangSurut Kabupaten Kapuas, Jurnal Widya Agrika Bidang Ilmu-IlmuPertanian, Vol. 9 No. 3 ISSN : 1693-6981, 2011.

[7] Sutojo dkk, Kecerdasan Buatan, Yogyakarta:CV. Andi Offset,2011.

[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,Bandung: CV Alfabet, 2012 .

Biodata Penulis

Ari Suhartanto, memperoleh gelar Sarjana Komputer(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STT DharmaIswara Madiun, lulus tahun 2014. Saat ini sedangmelanjutkan Studi Magister Teknik Informatika diSTMIK AMIKOM Yogyakarta.

Sucipto, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom),Jurusan Sistem Informasi Universitas Nusantara PGRIKediri, lulus tahun 2013. melanjutkan Studi MagisterTeknik Informatika di STMIK AMIKOM Yogyakarta.Saat ini menjadi tenaga pengajar di UniversitasNusantara PGRI Kediri.