PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

97
PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN 18 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : NURAENI 105331112416 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

Page 1: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA

KELAS VIII SMPN 18 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

NURAENI

105331112416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 3: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 4: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 5: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 6: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 7: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 8: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …
Page 9: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

MOTTO

Failure is not the falling down, but the staying down

Man Jadda Wa Jada, Siapa Yang Bersungguh-Sungguh Akan Berhasil

Raihlah impian dengan usaha nyata

Kerja keras tidak akan pernah mengkhianati

Katakanlah : Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri

mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya

Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(QS. Az-Zumar: 53)

viii

Page 10: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

ABSTRAK

Nuraeni 2020. “ Penggunaan Diksi pada Karangan Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 18 Makassar”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah

Makassar dibimbing oleh Munirah dan Akram Budiman Yusuf.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Penggunaan Diksi

dalam Karangan Siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan Penggunaan Diksi dalam Karangan siswa kelas VIII

SMP Negeri 18 Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Siswa kelas

VIII SMP Negeri 18 Makassar. Teknik analisis penelitian ini meliputi beberapa

tahapan antara lain: pengumpulan data, mengidentifikasi data, dan menganalisis

data.

Hasil penelitian ini menunjukkan 30 data dari 28 karangan siswa kelas VIII

SMP Negeri 18 Makassar ditemukan syarat ketepatan diksi yang meliputi

penggunaan kata yang hampir bersinonim 36,6%, penggunaan kata umum dan

kata khusus 43,3%, penggunaan kata konotatif dan denotatif 33,3%, kelangsungan

pilihan kata 20%, dan penggunaan kata indria 16,6%. Kesimpulan dari penelitian

ini yaitu ada beberapa syarat ketepatan diksi yang tidak ditemukan oleh peneliti,

meliputi ungkapan idiomatik, penggunaan kata yang mirip ejaannya, penggunaan

kata ciptaan sendiri, penggunaan akhiran asing, dan perubahan makna kata yang

sudah dikenal.

Kata kunci: Diksi, Karangan, Siswa.

ix

Page 11: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa penulis hantarkan kepada Allah Swt,

atas rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga proposal yang berjudul “ Penggunaan

Diksi pada Karangan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar” dapat

diselesaikan sebagaimana mestinya.

Proposal ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan proposal ini, penulis tidak terlepas dari berbagai macam

rintangan. Namun, berkat rahmat dan ridha sang penguasa jagat raya, semua

rintangan dapat dilewati oleh penulis dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu,

penulis patut bersujud dan bersyukur kepada-Nya. Tidak lupa pula penulis

mengucapkan terima kasih kepada Dr. Munirah, M. Pd Dan Muhammad Akram

Budiman Yusuf, S.Pd., M. Pd. sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yang

begitu ikhlas dalam meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing

penulis dalam penyusunan proposal.

Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag sebagai

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.

x

Page 12: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

membina dan membimbing penulis sehingga berakhirnya proposal ini.

Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta Junaedi dan

ibunda tersayang Nia, yang tak hentinya memberi dukungan dalam menyalurkan

kasih sayangnya, penulis tak mungkin hadir dan menghembuskan nafas di dalam

jagat raya ini untuk melakukan berbagai macam aktivitas terutama pada

perkuliahan.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman

yang telah banyak membantu mulai dari pengurusan judul hingga

terselesaikannya proposal ini, yang turut memberikan motivasi dan selalu

mendoakan selama proses pendidikan hingga penyusunan proposal ini.

Segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak

semoga mendapatkan imbalan dari Allah Swt.

Akhir kata, penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi

personalitas dan pembaca pada umumnya. Juga sebagai acuan untuk menjadi

bahan perbandingan dengan karya ilmiah lainnya.

Makassar, 20 November 2020

Penulis

xi

Page 13: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL -------------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PENGESAHAN -------------------------------------------------------- ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING -------------------------------------------------- iii

KARTU KONTROL PEMBIMBIG I --------------------------------------------- iv

KARTU KONTROL PEMBIMBING II ----------------------------------------- v

SURAT PERNYATAAN ------------------------------------------------------------- vi

SURAT PERJANJIAN ---------------------------------------------------------------- vii

MOTTO PERSEMBAHAN --------------------------------------------------------- viii

ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------------- ix

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- x

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------- xii

BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------- 1

Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------- 1

Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------------------- 5

Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------------------- 5

Manfaat Penelitian ----------------------------------------------------------------------- 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA -------------------------------------------------------- 7

Kajian Teori ------------------------------------------------------------------------------- 7

Penelitian yang Relevan ---------------------------------------------------------------- 7

Pengertian Keterampilan Berbahasa ------------------------------------------------- 9

Pengertian Diksi -------------------------------------------------------------------------- 11

xii

Page 14: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

Syarat Ketepatan Diksi ------------------------------------------------------------------ 14

Pengertian Karangan -------------------------------------------------------------------- 18

Pengertian Menulis ---------------------------------------------------------------------- 25

Pengertian Mengarang ------------------------------------------------------------------ 28

Kerangka Pikir ---------------------------------------------------------------------------- 30

BAB III METODE PENELITIAN ------------------------------------------------- 33

Jenis Penelitian ---------------------------------------------------------------------------- 33

Definisi Istilah ---------------------------------------------------------------------------- 33

Tempat dan Waktu Penelitian --------------------------------------------------------- 35

Jenis Data dan Sumber Data ----------------------------------------------------------- 35

Teknik Pengumpulan Data ------------------------------------------------------------- 36

Instrumen Penelitian --------------------------------------------------------------------- 37

Teknik Analisis Data ------------------------------------------------------------------ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ---------------------------------------------------- 39

Hasil Penelitian ---------------------------------------------------------------------------- 39

Pembahasan -------------------------------------------------------------------------------- 54

BAB V PENUTUP -------------------------------------------------------------------- 57

Simpulan ----------------------------------------------------------------------------------- 57

Saran ---------------------------------------------------------------------------------------- 57

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------ 59

LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------ 62

xiii

Page 15: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013, salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilaksanakan di sekolah pada semua tingkatan pendidikan adalah

mengarahkan peserta didik agar dapat meningkatkan kemampuan

berkomunikasi dengan mampu dan benar, secara lisan maupun tertulis. Selain

itu, pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan bernalar, berkomunikasi dan mengungkapkan pikiran serta

perasaan.

Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, peserta didik dilatih melalui

keterampilan berbahasa yang meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam

pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)

keterampilan berrbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading

skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills) dan keempat

keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain (Taringan,2008: 257).

Salah satu keterampilan yang penting dalam pengajaran bahasa Indonesia di

sekolah adalah keterampilan menulis.

Kegiatan menulis merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses

kegiatan belajar mengajar pada bidang studi bahasa dan sastra Indonesia. Para

siswa dituntut dapat menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk lisan

Page 16: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

2

dan tulisan, mampu yang berkaitan dengan kebahasaan maupun kesastraan

dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dan

mendalam mengenai berbagai aspek.

Komunikasi digunakan seseorang untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi

pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga bahasa

merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa merupakan alat

komunikasi yang digunakan seseorang untuk saling berinteraksi. Berbahasa

yang baik harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya pilihan kata.

Masyarakat tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi

menggunakan bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi masyarakat

manusia. Komunikasi tidak hanya dilakukan saat bertatap muka, tetapi bisa

lewat tulisan. Mereka yang terlibat dalam komunikasi perlu menguasai

kosakata (perbendaharaan kata) dalam jumlah yang besar agar dapat

menyampaikan keinginannya kepada anggota masyarakat yang lain.

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Arbitrer artinya

mana suka. Artinya, mana suka dalam menentukan lambang yang dipakai

untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsinya sebagai alat komunikasi

bahasa dituntut memiliki fungsi yang komunikatif.

Persoalan pendayagunaan kata pada dasarnya ada dua persoalan pokok.

Pertama ketepatan memilih kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan.

Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk

menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau

Page 17: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

3

pendengar. Persoalan pilihan kata menyangkut pula masalah makna kata dan

kosa kata seseorang. Ketepatan makna kata mengharuskan kesadaran penulis

mengetahui hubungan antara bentuk bahasa dengan referensinya.

Persoalan kedua dalam pendayagunaan kata-kata adalah kecocokan atau

kesesuaian dalam menggunakan kata. Perbedaan ketepatan dan kecocokan

kata mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan

tertentu. Perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa, pola kalimat,

panjang atau kompleksnya sebuah alenia, dan beberapa segi yang lain. Orang

mengucapkan kalimat-kalimat untuk menyatakan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Seseorang harus menyusun kalimat yang baik agar dapat berbahasa

dengan baik. Seseorang harus dapat memilih kata-kata yang akan digunakan

dalam berbahasa agar orang dapat memahaminya.

Ketepatan menulis karangan dari segi bahasa menurut Nurgiyantoro

(2014:441) meliputi ketepatan judul, keefektifan paragraf, pemilihan diksi,

dan penerapan PUEBI, sedangkan kesulitan siswa pada penelitian ini

ditemukan dari banyaknya ketidaktepatan struktur karangan narasi dan

ketidaktepatan karangan narasi dari segi bahasa. Ketidaktepatan ini dapat

dilihat dari tidak adanya salah satu struktur karangan narasi, baik orientasi,

komplikasi, dan resolusi. Ketidaktepatan karangan narasi dari segi bahasa

dapat dilihat ketidaktepatan judul, ketidaktepatan diksi, dan ketidaktepatan

ejaan. Jadi, ketidaktepatan-ketidaktepatan pada karangan siswa itulah

yangmenunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan pada bagian-bagian

tersebut.

Page 18: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

4

Diksi atau pilihan kata adalah persoalan yang sangat perlu dipelajari.

Orang yang tidak mengerti diksi atau pilihan kata biasanya akan terjerumus

dalam permasalahan berbahasa yang sangat fatal. Pertama, mereka tidak bisa

mengungkapkan maksudnya dan sangat miskin variasi bahasa. Kedua,

mereka sangat boros dan mewah mengobral perbendaharaan kata.

Seseorang dapat mengungkapkan gagasan dan perasaannya melalui

karangan. Maksud dan tujuan pengarang disalurkan lewat karyanya. Pilihan

kata atau diksi perlu dipertimbangkan dalam merangkai kalimat-kalimat di

dalamnya. Bahasa yang efektif dan komunikatif dapat memudahkan

pembaca dalam memahami isinya. Pesan yang disampaikan penulis melalui

karyanya dapat disampaikan kepada pembaca.

Peneliti akan meneliti mengenai diksi atau pilihan kata pada karangan

siswa. Ketidaktepatan diksi akan membawa pengaruh buruk dalam bahasa

mereka. Peneliti memilih meneliti karangan siswa karena karya mereka

sudah mewakili bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti ingin meneliti seberapa jauh mereka dapat memilih kata-kata yang

tepat digunakan dalam membuat kalimat.

Dalam suatu karya tulis, baik karya tulis ilmiah maupun nonilmiah, diksi

memiliki peran penting. Dalam sebuah karya seorang penulis akan

menuangkan gagasan dan pikirannya dengan pemilihan diksi atau pilihan

kata yang tepat dan selaras penggunaannya. Sebuah karya tulis dikatakan

menarik jika karya tulis tersebut memiliki beragam kata dan pembaca merasa

Page 19: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

5

ikut terbawa dalam suasana yang ada di sebuah cerita. Pembaca bisa

membayangkan sebuah kehidupan yang terjadi di suatu cerita melalui

imajinasi dari sang penulis. Tentunya seorang penulis haruslah pandai

merangkai sebuah cerita yang menarik minat para pembaca. Maka dari itu,

kata sangatlah berperan penting. Kata merupakan ungkapan perasaan dan

pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa lisan maupun tulisan. Ketika

penulis mampu merangkai kata menjadi kalimat yang tepat dan selaras, maka

pembaca akan mudah memahami dan menagkap maksud dari penulis.

Latar belakang pilihan kata atau diksi merupakan alasan mengapa diksi

tersebut digunakan. Penulis menganalisis latar belakang karena dalam data

yang penulis peroleh terdapat alasan yang mendukung terjadinya pilihan kata

atau diksi. Penulis berusaha menganalisis sebaik mungkin agar tidak terjadi

kesalahan di dalamnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana penggunaan diksi pada karangan siswa kelas VIII SMPN 18

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini yaitu

mendeskripsikan penggunaan diksi pada karangan siswa kelas VIII SMPN 18

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini.

Page 20: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

6

1. Manfaat teoretis

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang sintaksis.

b. Menjadi tambahan referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya.

c. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan tentang

d. Pemilihan dan latar belakang penggunaan diksi.

2. Manfaat praktis

a. Diharapkan mampu memberi sumbangan terhadap perkembangan

pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kajian sintaksis, yaitu

tentang diksi.

c. Pembaca dapat menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah penggunaan

bahasa.

Page 21: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilengkapi dengan tinjauan pustaka atau penelitian relevan

untuk mengetahuai keaslian karya ilmiah ini yaitu Fatimah (2011) meneliti

“Variasi Diksi dalam Kolom „Asal-Usul‟ Koran Kompas Tulisan Harry Roesli”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diksi yang digunakan dalam

kolom“Asal- usul” tulisan Harry Roesli di Koran Kompas variatif, yakni

menggunakan kata atau istilah yang kurang familiar bagi masyarakat umum dan

hanya mampu dipahami kaum terpelajar, kata bentukan baru yang dibuat melalui

teknik afiksasi dan penggabungan kata sehingga terbentuk kata baru yang

menimbulkan asosiasi jenaka, kata slang yang dibentuk atas dasar proses

penggantian dan penghilangan fonem, penambahan suku kata, dan pembentukan

akronim yang sewenang-wenang.

Penelitian Fatimah (2011) Penelitian yang peneliti lakukan adalah meneliti

karangan siswa. Penelitian Fatimah dilakukan pada media cetak, yaitu koran.

Kurniawati (2012) meneliti “Diksi dan Gaya Bahasa Wacana Iklan pada Majalah

Nova Edisi Bulan September-Desember 2011”. Hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan: Terdapat perbedaan antara diksi dan gaya bahasa merupakan diksi

atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frase atau

klausa tertentu menghadapi situasi, Gaya bahasa bukan saja dipergunakan untuk

menyatakan makna mana yang perlu dipakai untuk mengungkapkan suatu

7

Page 22: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

8

gagasan, tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan

sebagainya, Jadi kedua kalimat itu berbeda, gaya bahasa mengungkapkan suatu

gagasan dan ungkapan-ungkapan diksi mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian

kata, frase atau klausa.

Penelitian Kurniawati (2012) dengan penelitian ini adalah mengenai diksi.

Perbedaannya: penelitian Kurniawati difokuskan pada pengkajian diksi dan gaya

bahasa, sedangkan penelitian ini fokus pada pengkajian diksi saja.

Puspitasari (2012) meneliti Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam

Rubrik Zodiac pada Majalah Keren Beken! Edisi Oktober 2011. Hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan: (1) jenis diksi pada wacana zodiac majalah Keren

Beken! edisi Oktober 2011 dapat dikelompokkan sebagai berikut: Pemakaian kata

tutur, Pemakaian kata indria yaitu indria penglihatan dan indria perasa, Pemakaian

istilah asing, dan Pemakaian makna yaitu makna konotasi dan makna denotasi,

Jenis kalimat dalam rubrik zodiac pada majalah Keren Beken! edisi Oktober 2011

dikelompokkan sebagai berikut: Kalimat berita, Kalimat tanya, dan Kalimat

perintah yang meliputi kalimat perintah ajakan, kalimat perintah larangan dan

kalimat perintah biasa.

Maidatussalamiyah (2011) meneliti Analisis Kesalahan Diksi dalam

Paragraf Deskrifsi siswa kelas X MAN 12 Jakarta Barat Tahun Pelajaran

2011/2012. Melakukan penelitian mengenai kesalahan diksi. Hasil penelitian yang

diperolah menunjukkan bahwa kesalahan yang banyak dilakukan dalam paragraf

yang ditulis siswa adalah kesalahan yang disebabkan oleh pengunaan kata ciptaan

Page 23: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

9

sendiri dan kesalahan penggunaan kata-kata yang tidak baku dapat mempengaruhi

pembaca.

Novita Rahayu meneliti analisis Diksi Pada Bab Nikah Tahun Buku

Terjemahan Kitb Fat Al-Qarib melakukan penelitian ini ingin mengetahui

ketepatan penerjemaah memilih diksi yang sesuai dengan bahasa sumbernya.

Hasil didapati oleh peneliti adalah diksi yang digunakan oleh penerjemaah belum

umum digunakan oleh masyarakat umum, sebagai diksi yang digunakan adalah

penerjemahnya masih menggunakan bahasa sumbernya.

Persamaan dari penelitian tersebut mengkaji tentang karangan dan diksi.

Perbedaannya terletak pada sumber data yang diperoleh, Penelitian tidak

memfokuskan pada diksi saja, tetapi ia juga meneliti gaya bahasa yang terdapat

pada objeknya, mengakaji mengenai diksi dan variasi kalimat,

2. Pengertian keterampilan Berbahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan

informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan

atau tulisan. Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat

yang santun dan beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh

sikap berbahasanya meliputi nada dan makna yang disampaikan.

Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu karena ada salah satu aspek yang

mampu mengikatnya yaitu bahasa. Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah

sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu

kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu,

berkomunikasi atau berinteraksi.

Page 24: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

10

Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu

kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir

karena memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan

berbagai hal terutama berpikir secara abstrak. Tanpa bahasa juga manusia

tidak akan dapat mengomunikasikan gagasan dan pikirannya kepada orang

lain. Oleh sebab itu, jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan

baik, maka manusia harus menguasai bahasa dengan baik.

Keterampilan berbahasa memiliki dua unsur yaitu unsur logika dan

linguistik, berbeda dengan keterampilan berpikir hanya memiliki satu unsur

yaitu logika. Unsur logika terdiri atas isi, bahan, materi, dan organisasinya,

sedangkan unsur linguistik terdiri atas diksi, pembentukan kata, pembentukan

kalimat, fonologi (bunyi bahasa) untuk berbicara, serta ejaan untuk menulis.

Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, namun tidak

semua orang memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Apa yang kita

pikirkan belum tentu akan kita ucapkan dan lakukan, namun apa yang telah

kita ucapkan itulah yang kita pikirkan dan lakukan. Bahasa dan berbahasa

mampu mendefinisikan pola jati diri, pola karakter, dan pola berpikir

seseorang.

Kemampuan seseorang dalam berpikir dan berbahasa sebenarnya bisa

diberdayakan, yaitu dengan melakukan usaha/aktivitas atau keterampilan

yaitu melatih diri kita untuk terampil. Kemampuan ialah kesanggupan

bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik (Robbins,

2000:46) sedangkan keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampil

Page 25: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

11

atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar.

Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah

dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan

sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga dapat dikatakan terampil

(Soemarjadi, 1991:2). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah hasil akhir setelah adanya aktivitas atau usaha

(keterampilan), sedangkan keterampilan adalah sebuah proses aktivitas atau

usaha untuk menentukn hasil yang akan diperoleh (kemampuan).

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan apabila telah melalui dan

menyelesaikan sebuah proses, proses yang harus dilalui dalam bahasa dan

berbahasa ialah empat aspek keterampilan berbahasa. Keempat aspek ini

bukan hanya mendukung dalam ruang lingkup berbahasa saja melainkan

dalam ruang lingkup kehidupan pun saling berhubungan erat.

3. Pengertian Diksi

Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan

untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa

yang dimiliki oleh kelompok masyarakat pendengar (Keraf, 2006:24). Diksi

atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan

kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk

menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya

(Rahardi, 2009:31). Diksi adalah pemilihan kata untuk mengungkapkan

gagasan.

Page 26: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

12

Diksi yang baik berhubungan dengan pemilihan kata yang bermakna

tepat dan selaras, yang penggunaannya cocok dengan pokok pembicaraan,

peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar (Soedjiman, 2006:21). Diksi

adalah pilihan kata untuk mengungkapkan gagasan. Dalam tuturan atau

tulisan diksi membantu menciptakan nada dan gaya. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa diksi adalah pilihan kata untuk mengungkapkan makna dari sebuah

gagasan kepada pembaca atau pendengar dengan menggunakan bahasa yang

tepat, menghindari campuran jargon dan kosa kata baku atau campuran

ungkapan formal dan informal.

Pemilihan kata, tentunya seseorang harus memiliki kosa kata yang luas.

Kata merupakan alat penyalur bahasa yang mengandung makna bahwa tiap

katamengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Maka hal itu berarti

semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide, atau

gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya. Mereka yang

menguasai banyak gagasan, atau dengan kata lain mereka yang luas kosa

katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-

tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud

gagasannya kepada pendengar atau pembaca.

Menurut Keraf dalam bukunya yang berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa”

(2010:24) berpendapat bahwa diksi dibagi menjadi beberapa poin, yaitu:

a. Diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk

mencapai suatu gagasan, cara membentuk kelompok kata yang tepat atau

Page 27: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

13

penggunaan ungkapan dan gaya bahasa yang baik dipakai dalam situasi

tertentu.

b. Diksi adalah kemampuan dalam membedakan nuansa makna gagasan yang

ingin disampaikan sekaligus kemampuan untuk menemukan bentuk kata yang

sesuai dengan situasi sehingga memiliki nilai rasa yang tinggi.

c. Diksi yang tepat dan sesuai mungkin hanya bisa digunakan oleh orang yang

memiliki perbendaharaan kata yang luas.

Sedangkan menurut santosa dan jaruki dalam bukunya yang berjudul

“Mahir Berbahasa Indonesia: Baik, Benar, dan Santun” bahwa penggunaan kata

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Ketepatan yaitu kemampuan memilih kata yang dapat mengungkapkan

gagasan secara tepat dan gagasan itu dapat diterima secara tepat eloh pembaca

atau pendengar.

b. Kecermatan adalah kemampuan memilih kata yang benar-benar diperlukan

untuk mengungkapkan gagasan tertentu.

c. Keserasian adalah hubungan makna dan kata yang satu dengan kata yang lain

dan kelaziman penggunaannya perlu diperhatikan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa diksi

adalah pilihan kata yang digunakan untuk menyatakan suatu maksud tertentu

kepada lawan bicara atau lawan tutur. Penggunaan diksi dapat memberikan efek

tertentu bagi pendengar atau pembaca.

Page 28: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

14

4. Syarat Ketepatan Diksi

Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan

yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau

yang dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara

harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud

tersebut.

Bahwa kata yang dipakai sudah tepat akan tampak dari reaksi selanjutnya,

baik berupa aksi verbal maupun berupa aksi non verbal dari pembaca atau

pendengar. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham. Ketetapan pilihan

kata yang harus diperhatikan oleh setiap orang yaitu:

a. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi. Dari dua kata yang

mempunyai makna yang mirip satu sama lain, penulis harus menetapkan mana

yang akan digunakan untuk mencapai maksudnya. Penulis harus memilih kata

denotatif apabila ingin menyampaikan pengertian dasar. Sedangkan, penulis

harus memilih kata konotatif apabila penulis menghendaki reaksi emosional

tertentu.

b. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Penulis harus

berhati-hati memilih kata. Dalam menyampaikan maksud tertentu kepada

pembaca, penulis harus memilih kata yang tepat agar tidak menimbulkan salah

interpretasi dari pembaca.

c. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Penulis harus mampu

membedakan kata-kata yang mirip ejaannya agar tidak menimbulkan salah

pemahaman dari pembaca.

Page 29: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

15

d. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri Bahasa selalu tumbuh dan berkembang

sesuai dengan perkembangan dalam lingkup masyarakat. Perkembangan

bahasa pertama-tama muncul dari bertambahnya kosa kata baru. Namun, hal

tersebut tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru

seenaknya. Dalam hal ini, penulis harus cermat dalam memakai kosa kata

dalam menulis karangannya.

e. Waspada terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang

mengandung akhiran asing: favorable –favorit – idiom -idiomatik, progres –

progresif, kultur – kultular, dan sebagainya.

f. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis:

ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan

bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu

bukan membahayakan bagi sesuatu.

g. Untuk menjamin ketetapan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan

kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu

daripada kata umum.

h. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukan persepsi yang khusus.

i. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah

dikenal.

j. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

5. Macam-Macam Diksi

Page 30: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

16

Diksi mempunyai peranan penting agar dapat diketahui oleh masyarakat.

Penggunaan diksi yang baik adalah yang sesuai dengan konteksnya. Menurut

Keraf (2010:27-39) bahwa macam-macam diksi terdiri atas:

a. Berdasarkan makna

1) Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna

denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat

dibedakan atas dua macam relasi. Pertama, relasi antara sebuah kata dengan

barang individual yang diwakilinya. Kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-

ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya. Contoh: Bunga

melati.

2) Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.

Contoh: Bunga desa.

b. Berdasarkan konteks

1) Konteks linguistik adalah hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan

unsur bahasa yang lain. Konteks linguistik mencakup konteks hubungan

antara kata dengan kata dalam frasa atau kalimat, hubungan antara frasa dalam

sebuah kalimat atau wacana, dan juga hubungan antara kalimat dalam wacana.

Sebaiknya, dalam konteks linguistik dapat muncul pengertian tertentu akibat

perpaduan anatara dua buah kata, misalnya: rumah ayah mengandung

pengertian “milik”, rumah batu mengandung pengertian dari atau bahannya

dari, membelikan ayahmengandung pengertian untuk ataubeneaktif.

2) Konteks nonlinguistic relasi yang pertama erat hubungannya dengan konteks

nonlinguistik. Konteks nonlinguistik mencakup dua hal, yaitu hubungan antara

Page 31: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

17

kata dan barang atau hal, dan hubungan antara bahasa dan masyarakat atau

disebut juga konteks sosial. Konteks sosial ini mempunyai peranan yang

sangat penting dalam penggunaan kata atau bahasa. Penggunaan kata seperti

istri kawan saya dan bini kawan saya, buaya darat itu telah melahap semua

harta bendanya, dan orang itu telah melahap semua harta bendanya, kami

mohon maaf dan kami mohon ampun, semuanya dilakukan berdasarkan

konteks sosial, atau situasi yang dihadapi.

3) Berdasarkan leksikal

a. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama. Contoh: pria dan

laki-laki, pintar dan pandai.

b. Antonim adalah dua buah kata yang maknanya berlawanan. Contoh: kaya dan

miskin, jantan dan betina.

c. Homonim adalah suatu kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun

memiliki makna yang berbeda. Contoh: rapat, bisa.

d. Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna dan ejaan yang berbeda

dengan lafal yang sama. Contoh: bank, bang.

e. Homograf adalah suatu makna yang memiliki makna dan lafal yang berbeda

namun ejaannya sama. Contoh: apel.

f. Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian. Contoh: kepala

sekolah, kepala surat, kepala sakit. Kata kepala mempunyai makna lebih dari

satu.

Page 32: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

18

g. Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim

dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Contoh: bunga,

warna.

h. Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata-kata hipernim.

Contoh: mawar, melati, merah, kuning.

6. Pengertian Karangan

Karangan adalah karaya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

pembaca untuk dipahami. Pengertian karangan adalah sebuah karya tulis yang

mengungkapkan fikiran atau gagasan pengarang salam satu kesatuan yang utuh.

Atau lebih singkatnya, karangan adalah rangkaian hasil pikiran atau ungkapan

perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Menulis atau mengarang adalah proses memaparkan suatu bahasa sehingga

pesan yang diutarakan oleh penulis dapat dimengerti pembaca (Tarigan 1986).

Semua pendapat tersebut di atas sama-sama mengarah pada pengertian

karangan adalah kegiatan menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi

tuturan berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan

gagasan yang ada pada pikiran penulis dinyatakan dengan menggunakan simbol-

simbol bahasa yang telah diatur. Lewat simbol-simbol tersebut pembaca dapat

mengerti apa yang disampaikan sang penulis.

Menyajikan gagasan secara tertulis atau mengarang bukanlah hal yang

mudah. Di samping dituntut kekuatan berpikir yang layak, juga dituntut berbagai

Page 33: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

19

aspek lainnya, misalnya seperti kemahiran materi tulisan, pengetahuan bahasa

tulis, dan motivasi yang kuat.

Guna menciptakan tulisan yang baik, setiap penulis harusnya memiliki tiga

kecakapan dasar dalam menulis, yaitu kecakapan berbahasa, kecakapan penyajian,

dan kecakapan pewajahan. Ketiga kecakapan ini harus saling menopang atau isi-

mengisi. Kegagalan dalam salah satu bagian saja dapat menimbulkan gangguan

dalam mencurahkan ide secara tertulis (Semi 2003).

Komariah (2008:2) menyatakan bahwa mengarang adalah suatu kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan ide pikiran atau gagasan dan

menyampaikan melalui tulisan kepada pembaca untuk dipahami. Selain itu,

mengarang juga diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengekspresikan ide,

pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup yang disampaikan melalui

tulisan yang jelas, sehingga dapat dinikmati dan dipahami orang lain.

Menurut Saddhono dan Slamet (2014:155) karangan merupakan suatu

tulisan yang dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan atau

karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan dalam

karangan itu, apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan lancar. Begitu pula

apakah karangan itu menggunakan paragraf yang tepat, dan diksi yang tepat. Dari

segi karangan, apakah karangan itu berupa fiksi atau nonfiksi, dan adakah

kesesuaian antara judul dan isi. Dilihat dari segi bentuk dan cara penyajiannya,

apakah karangan itu puisi atau prosa, jika prosa apakah penyajiannya itu karangan

narasi, eksposisi, argumentasi, atau deskripsi.

Page 34: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

20

Dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah suatu kegiatan menuangakan

dan mengekspresikan ide dan gagasan dalam suatu karya tulis. Kegiatan

mengarang mengutamakan daya pikir untuk menghasilkansuatu bacaan yang

dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca.

a. Komponen dalam Kegiatan Menulis Karangan

Terdapat tiga bagian atau komponen dalam aktivitas menulis yaitu:

1) Penguasaan bahasa tulis yang akan digunakan sebagai media tulisan, seperti:

kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan lain sebagainya;

2) Penguasaan isi karangan berdasarkan topik yang akan ditulis; dan

3) Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana menyusun isi tulisan

dengan menggunakan bahasa tulis sehingga terbentuklah sebuah formasi yang

diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

b. Tujuan

Tujuan utama mengarang atau menulis ialah sebagai sarana komunikasi

secara tidak langsung. Sedangkan tujuan menulis secara umum adalah

memberikan pedoman, menerangkan sesuatu, menceritakan peristiwa, meringkas,

dan menyakinkan (Semi 2003).

Menurut Syafie‟ie (1988), tujuan penulisan dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Mengubah keyakinan pembaca,

2) menancapkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca,

3) menarik proses berpikir pembaca,

4) menghibur atau memuaskan pembaca,

5) memberikan informasi kepada pembaca, dan

Page 35: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

21

6) memotivasi pembaca.

Selain itu, Hugo Harting dalam Tarigan (1994) juga mengelompokan tujuan

penulisan, sebagai berikut:

1) Tujuan penugasan (assingnment purpose)

2) Tujuan altruistik (altruistic purpose)

3) Tujuan persuasi (persuasive purpose)

4) Tujuan penerangan (informational purpose)

5) Tujuan penyataan (self-expressive purpose)

6) Tujuan kreatif (creative purpose)

7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)

Tujuan-tujuan itu biasanya berdiri sendiri, namun terkadang juga tujuan ini

tidak berdiri sendiri tapi berupa gabungan dari dua atau lebih tujuan yang bersatu

dalam suatu tulisan. Maka dari itu, tugas seorang penulis tidaklah sekadar

memilih topik pembicaraan yang cocok atau serasi, namun juga harus memastikan

tujuan yang jelas. Penentuan tujuan menulis sangat akrab dengan bentuk atau

jenis-jenis tulisan atau karangan.

Tiap karangan disusun berdasarkan tema tertentu yang sebelumnya telah

ditentukan oleh pengarang. Tiap paragraf karangan saling berhubungan dan

mengandung gagasan utama serta gagasan penjelas.

a. Jenis-jenis karangan

Hastuti, dkk (1993:107) karangan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu narasi,

deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dibawah ini akan dipaparkan

penjelasannya yakni sebagai berikut:

Page 36: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

22

1) Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian,

tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga

terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang

gayanya bersifat naratif. Pada karangan narasi terdapat tahapan-tahapan

peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah, konflik,

penyelesaian dan ending. Sehingga unsur yang palling penting dalam narasi

adalah unsur pembuatan dan tindakan. Narasi hanya menyampaikan kepada

pembaca suatu kejadian atau peristiwa. Unsur tersebut memiliki kesamaan

dengan karangan deskripsi. Akan tetapi, perlu diperhatikan masalah waktu.

Jadi, pengertian narasi itu mencangkup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau

tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Narasi mengisahkan

kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Contoh jenis karangan

ini adalah biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen.

Ciri-ciri karangan narasi:

a. Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman yang

menarik kepada pembaca.

b. Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas.

c. Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.

d. Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.

e. Bertujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang

disampaikan.

Page 37: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

23

2) Deskripsi adalah suatu karangan atau uraian yang berusaha menggambarkan

suatu objek atau masalah yang seolah-olah masalah tersebut di depan mata

pembaca secara konkret.

Ciri-ciri karangan deskripsi

a. Melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca.

b. Melibatkan observasi panca indera.

c. Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan pribadi

penulis terhadap suatu objek.

3) Eksposisi adalah suatu karangan yang menjelaskan pokok masalah yang

disertai dengan fakta-fakta. Tujuannya agar para pembaca memahami dan

bertambah pengetahuannya terhadap masalah yang diungkapkan. Sasaran

utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca

sesudah membaca kisah tersebut.Contoh karangan jenis ini adalah artikel-

artikel dalam surat kabar atau majalah dan tulisan-tulisan ilmiah.

Ciri-ciri karangan eksposisi:

a. Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya.

b. Informasi yang disajikan bersifat fakta atau benar-benar terjadi.

c. Tidak berusaha mempengaruhi pembaca.

d. Menjelaskan sebuah proses atau analisis suatu topik.

4) Argumentasi dalam suatu karangan yang berisikan pendapat atau gagasan

mengenai suatu hal dengan pembuktian-pembuktian untuk mempengaruhi

pembaca agar mengubah sikap merekam dan menyesuaikan dengan sikap

penulis. Penulisan argumentatif harus yakin bahwa maksud suatu bagian

Page 38: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

24

pendahuluan adalah tidak lain daripada menarik perhatian pembaca,

memuaskan perhatian pembaca kepada arguman-arguman yang akan

disampaikan, serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus

dikemukakan dalam kesempatan tersebut.

Ciri-ciri argumentasi adalah mengandung kebenaran dan pembuktian yang

kuat, menggunakan bahasa denotative, analisis rasional, alasan kuat dan

bertujuan supaya pembaca menerima pendapatnya. Contoh jenis karangan ini

adalah kampanye pemilihan umum, tulisan-tulisan tentang alasan

pengangkatan, pemberitahuan, dan pengangkatan seseorang.

Ciri-ciri karangan argumentasi:

a. Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang sedang

dibahas.

b. Pendapat-pendapat tersebut dilengkapi dengan pembuktian-pembuktian

yang berupa fakta, data, contoh, maupun grafik.

c. Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.

d. Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan

pendapatnya.

5) Persuasi adalah jenis karangan yang berisi ajakan-ajakan kepada para

pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Karangan ini

bertujuan untuk membujuk, merayu, atau mengajak pihak pembaca agar

mengakui apa yang dikehendaki oleh pihak penulis. Contoh jenis karangan ini

adalah uraian tentang penawaran jenis obat, kosmetik, atau jenis produk lain.

Persuasif tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang

Page 39: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

25

yang menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya

tertentu untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan

keinginannya. Upaya yang bisa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti.

Ciri-ciri karangan persuasi:

a. Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya.

b. Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain untuk

menyakinkan pembacanya.

c. Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan

kepercayaan.

d. Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaan antara

penulis dan pembaca.

6. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

harus dipelajari siswa. Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan

proses belajar dan latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yag

sudah ada. Dengan berdasar pada betapa pentingnya keterampilan menulis ini,

para ahli banyak mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini

sesuai dengan pendapatnya masing-masing.

Kemampuan menulis karangan tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi

memerlukan pembinaan dan latihan terus menerus, berkesinambungan, dan

dilakukan sebagai proses pengembangan. Agar tujuan menulis karangan

argumentasi itu tercapai dengan baik, maka pengajaran menulis karangan

argumentasi harus diupayakan untuk dilakukan secara bertahap dan berencana

Page 40: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

26

(Munirah, 2015). Menurut Djuharie (2005: 120), menulis merupakan suatu

keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Hal ini senada dengan apa yang

diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa setiap orang bisa menulis. Artinya, kegiatan

menulis itu dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara dibina dan dilatihkan.

Mengenai pengertian menuls, Pranoto (2004:9) berpendapat, bahwa menulis

berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan

sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai

ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan

kata lain, memalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak

langsung.

Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa

yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian

huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan.

Menulis sebagai suatu kegiatanprnyampain pesan mengandung makna bahwa

menulis merukan salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa). Pesan adalah isi

atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan

sebah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atu lambang

bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Di dalam kamunikasi

tertulis terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah:

a. Penulis sebagai penyampai pesan

b. Pasan atau isi tulisan

c. Saluran atau medium tulisan

d. Pembaca sebagai penerima pesan

Page 41: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

27

Peryataan Akhadiah di atas, pada hakekatnya menyatakan bahwa menulis

aalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan

dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang

dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai

seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya ke

dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, bahasa yang

dipergunakan dalam menulis dapa menggambarkan suasana hati atau pikiran

penulis. Sehingga dengan bahasa tulis seseorang akan dapat menuangkan isi hati

dan pikiran.

Syafi‟ie (1988:45) menyatakan bahwa menulis adalah menuangkan gagasan,

pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan

kemudian “mengirimkan” kepada orang lain. Hal ini berarti menulis mengandung

makna menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan.

Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan

wacana. Pikiran yang disampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan

kata yang mengandung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin

dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat

agar orang dapat menangkap apa yang orang ingin disampaikan itu. Makin teratur

bahasa yang digunakan, makin mudah orang mengangkap pikiran yang disalurkan

melalui bahasa it. Oleh karena itu, keterampilan menulis sangatlah penting.

Menulis pada hakekatnya adalah suatu proses berfikir yang teratur, sehingga

apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila

memiliki ciri-ciri antara lian bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan

Page 42: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

28

memenuhi kaidah gramatika. Kemamouan menukis adalah kemampuan seseorang

untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian

bahasa tulis yang baik dan benar.

Sementara itu, WJS Poerwadarminta (1987:105) secara leksikal

mengartikan bahwa menulis adaah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan

harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis

yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud

penulis. Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi

dan performansi. Kompetensi mengaju pada pengetahuan konsptual tentang

sistem dan kaidah kebahasaan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan

menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai

tujuan penggunaan komunikasi.

Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan

mengaplikasikan proses penggungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa

Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan, dan tata

bahasa, organisasi/susunan tulisan, keutuhan(koherensi), kepaduan (kohesi),

tujuan, dan sasaran tulisan.

7. Pengertian Mengarang

Definisi mengarang menurut Finoza (2008: 228) adalah pekerjaan

merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas

topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan.

Sedangkan definisi mengarang menurut The liang Gie (2007: 3) adalah

segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan

Page 43: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

29

menyampaiakannya melalui bahasa tulisan kepada masyarakat pembaca untuk

dipahami.

Mengarang adalah kegiatan menuangkan ide, pikiran atau pendapat

dengan menjabarkan secara luas dan teratur berdasarkan topik dan tema tertentu

yang berguna untuk memberikan informasi. Mengarang merupakan salah satu

media komunikasi tidak langsung yang terjadi antara penulis dan pembaca.

Penulis harus dapat membuat dan menggambarkan sesuatu dengan sistematis

dan sejelas mungkin. Hendaknya dalam membuat karangan, penulis harus

memahami dengan baik bagaimana cara menuangkan dan mengekspresikan ide–

ide yang ingin disampaikan, sehingga orang yang membacanya akan dengan

mudah memehami dan menerima dengan baik maksud yang disampaikan oleh

penulis.

Karangan menurut Finoza (2008: 228) adalah hasil penjabaran suatu

gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau bahasa. Menurut Keraf

(1993: 107) Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh

penulis melalui karangan. Berdasarkan pengertian tersebut penting untuk

menentukan tema dalam suatu karangan. Dengan tema yang dimiliki, penulis

akan menyampaikan amanat sesuai dengan tujuan dari tema karangannya.

Penulis berpendapat bahwa tema harus disusun dengan baik dan sempurna.

Hal–hal yang harus diperhatikan untuk menyusun sebuah tema karangan

menurut Keraf (1993: 122) adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.

Kejelasan dapat dilihat pertama–tama melalui gagasan.

Page 44: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

30

b. Kesatuan pertama–tama dilihat dari adanya suatu gagasan sentral yang

menjadi landasan seluruh karangan itu. Tiap rincian hanya menunjang

satu gagasan sentral tadi.

c. Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan setiap alenia dalam

sebuah karangan. Perkembangan dapat dilihat dari dua sudut yaitu apakah

gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci secara maksimal dan apakah

perincian – perincian tersebut juga sudah diurutkan secara logis dan teratur.

d. Keaslian tema yang baik harus mengandung ukuran lain yaitu keaslia atau

originalitas. Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut, pertama dari pilihan

pokok persoalannya, dari sudut pandangannya, pendekatannya, dari

rangkaian kalimat–kalimat dari pilihan kata, dan sebagainya.

e. Judul yang cocok syarat akhir dari sebuah tema yang baik, perlu

dikemukakan suatu hal yang langsung mengenai topik pembahasan yaitu

judul. Judul harus pula relevan provokatif, dan harus singkat.

f. Keaslian dalam pemilihan persoalan dan bagaimana merangkai setiap kalimat

dalam karangan tersebut sehinggan bagaimana menentukan judul sesuai

dengan isi cerita yang dapat mengungkapkan isi karangan tersebut tetapi

tidak mengungkapkan keseluruhan isinya.

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini mengkaji tentang jenis dan latar belakang pada penggunaan

diksi dalam karangan siswa kelas VIII SMPN 18 Makassar. Kajian teori melihat

tentang ketepatan memilih, cermat, serasi dalam memilih kata yang ingin dipakai.

Page 45: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

31

Keterampilan berbahasa memiliki dua unsur yaitu unsur logika dan

linguistik, berbeda dengan keterampilan berpikir hanya memiliki satu unsur yaitu

logika. Unsur logika terdiri atas isi, bahan, materi, dan organisasinya, sedangkan

unsur linguistik terdiri atas diksi, pembentukan kata, pembentukan kalimat,

fonologi (bunyi bahasa) untuk berbicara, serta ejaan untuk menulis.

Menulis sebagai pusat pengaplikasian berbagai pengetahuan yang telah

didapat dari aktivitas menyimak, membaca, dan berbicara kemudian

mengalihkannya ke dalam rangkaian kata dan bahasa yang memiliki makna dan

tujuan.

Diksi atau pilihan kata adalah persoalan yang sangat perlu dipelajari. Orang

yang tidak mengerti diksi atau pilihan kata biasanya akan terjerumus kedalam

permasalahan berbahasa yang sangat fatal. Pertama, mereka tidak bisa

mengungkapkan maksudnya dan sangat miskin variasi bahasa. Kedua, mereka

sangat boros dan mewah mengobral perbendaharaan kata.

Mengarang adalah suatu kegiatan menuangakan dan mengekspresikan ide

dan gagasan dalam suatu karya tulis. Kegiatan mengarang mengutamakan daya

pikir untuk menghasilkansuatu bacaan yang dapat dipahami oleh pendengar atau

pembaca.

Page 46: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

32

Berikut ini peneliti menyajikan kerangka pikir untuk memperjelas gambaran

mengenai alur berfikir dalam penelitian ini melalui bentuk peta konsep.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa

Indonesia

Keterampilan

Menulis

Karangan Siswa Kelas VIII

SMPN 18 MAKASSAR

Diksi

Analisis

Temuan

Page 47: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang mendeskripsikan data

menggunakan rangkaian kalimat. Metode kualitatif digunakan sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

tentang objek yang akan diamati. Jadi penggunaan metode ini tidak menghasilkan

data berupa angka, tetapi data yang sifatnya deskriptif. Penelitian ini

menggunakan data tulisan yaitu berupa karangan siswa.

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitaif karena dalam

penelitian ini penulis menganalisis diksi dalam karangan siswa kelas VIII SMP

Negeri 18 Makassar. Bentuk penelitian ini menganalisis dan mendeskripsikan

penggunaan diksi khususnya ketepatan diksi dalam karangan siswa sebagai

sumber belajar bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan metode deskriptif

kualitatif ini sesuai untuk mengkaji dan menganalisis data secara obyektif

derdasarkan fakta nyata yang ditemukan kemudian memaparkan secara deskriptif,

dengan cara menganalisis diksi dalam karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 18

Makassar.

B. Definisi Istilah

1. Diksi

Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam

penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek

tertentu (seperti yang diharapkan). Penggunaan ketepatan pilihan kata ini

33

Page 48: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

34

dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan

mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata

secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu

mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

2. Jenis-Jenis Diksi

Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan

maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut penjelasannya:

a. Diksi Berdasarkan Maknanya

1) Makna Denotatif yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang

sebenarnya dari suatu kata atau kalimat.

2) Makna Konotatfi adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan

sebenarnya.

b. Diksi Berdasarkan Leksikal

1) Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain.

2) Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain.

3) Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun

artinya berbeda satu sama lain.

4) Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda,

namun lafal sama.

5) Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun

ejaannya sama.

6) Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti.

Page 49: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

35

7) Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak

kata lainnya. Sedangkan arti hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh

kata hipernim.

3. Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan

rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang

teratur. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari

paragraf tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas.

Sebuah paragraf belum tentu dapat terwujud keselurahan karangan. Namun,

sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi kepada pembaca karena

ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja sehingga dalam

karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu di SMPN 18 Makassar yang

terletak di Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate.

D. Data dan Sumber Data

Informasi atau data yang diamati dalam penelitian ini yaitu data dalam

bentuk tulisan, berupa penggunaan. Data yang diperoleh akan diolah sehingga

menjadi informasi baru yang dapat dimanfaatkan oleh pembacanya. Dalam

penelitian ini, data diperoleh melalui analisis diksi dalam karangan siswa.

Page 50: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

36

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari karangan siswa di kelas

VIII SMPN 1 Makassar “Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek

penelitian”(Bungin 2001 : 123).

E. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan utama dalam penelitian

kualitatif. Kegiatan mengumpulkan data pada dasarnya adalah aktifitas terjun

langsung ke lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan

ini adalah metode dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231) metode

dokumentasi adalah metode yang mempelajari dan menganalisis sumber-sumber

informasi berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi karena berusaha

mengumpulkan data dari informasi tertulis, berupa diksi yang terdapat dalam

karangan siswa kelas VIII SMPN 18 Makassar.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan tes kepada siswa untuk membuat karangan.

b. Mengumpulkan karangan siswa kelas VIII SMPN 18 Makassar

c. Membaca berulang-ulang karangan untuk mendapatkan data berupa diksi pada

karangan. Menandai dan menggarisbawahi kata atau kalimat yang

mengindikasikan diksi sesuai syarat ketepatan diksi yang ada pada karangan.

d. Mencatat dan memberi kode kata atau kalimat yang mengindikasikan diksi.

e. Mengklasifikasikan data sesuai syarat ketepatan diksi.

Page 51: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

37

f. Menganalisis data sesuai syarat ketepatan diksi pada karangan narasi.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2009:59) mengatakan bahwa instrumen dalam penelitian

kualitatif yaitu peneliti itu sendiri. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti

bertindak sebagai instrumen kunci yang berperan sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, penganalisis, penafsir data, sampai pada tahap pelaporan hasil

penelitian. Ilmu pengetahuan dari peneliti merupakan salah satu objek penting

dalam mendeskripsikan fakta-fakta objek kajian di lapangan tentang syarat

ketepatan diksi.

Berdasarkan pernyataan di atas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tunggal, yakni peneliti sendiri yang menggunakan beberapa instrumen

yaitu alat tulis berupa buku dan pulpen yang berfungsi mencatat semua data yang

ingin diperoleh, serta leptop sebagai alat menyimpan data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengikuti

konsep Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2009: 91) yaitu pertama reduksi

data, kedua penyajian data, dan ketiga penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data, selanjutnya

diklasifikasikan menurut syarat ketepatan diksi yang terdapat dalam karangan

narasi siswa kelas VIII SMPN 18 Makassar. Hasil reduksi data selanjutnya akan

dipilih kemudian dianalisis sesuai syarat ketepatan diksi.

Page 52: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

38

2. Penyajian Data

Langkah berikutnya dalam kegiatan analisis data yaitu penyajian data.

Kegiatan ini dilakukan dari semua data yang teridentifikasi dan terklasifikasi

sebagaimana yang dilakukan dalam kegiatan reduksi data. Kegiatan selanjutnya

adalah penyajian data contoh syarat ketepatan diksi dalam karangan siswa kelas

SMPN 18 Makassar yang akan ditulis dalam laporan pada penelitian ini. Data

yang disajikan yaitu mengenai syarat ketepatan diksi dalam menulis karangan

siswa kelas VIII SMPN 18 Makassar.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan penarikan kesimpulan yaitu dengan mengaitkan antara pernyataan

penelitian tentang syarat ketepatan diksi dalam karangan siswa kelas VIII SMPN

18 Makassar.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data dimulai

dari mengidentifikasi data atau mengumpulkan data dengan cara membaca

karangan siswa secara perlahan dan berulang sampai mendapatkan data yang

sesuai, kemudian akan dipindahkan dalam bentuk tulisan yang akan dibaca

kembali. Setelah membaca perlahan dan berulang, maka akan ditandai bagian kata

atau kalimat yang menggunakan diksi yang tidak tepat

Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca

markah. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis

ini adalah membaca kemudian menandai.

Page 53: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu diksi pada karangan siswa kelas VIII

SMP Negeri 18 Makassar. Adapun diksi yang ditemukan sesuai syarat ketepatan

diksi oleh keraf (2015) meliputi: 1) Kata-kata yang hampir bersinonim, 2)

Penggunaan kata umum dan kata khusus, 3) Penggunaan kata konotatif dan

denotatif, 4) Kelangsungan pilihan kata, 5) Penggunaan kata indra. Uraiannya

dapat dilihat sebagai berikut.

1. Kata-Kata yang Hampir Bersinonim.

1) “Hari pertama saya bangun pagi pada jam 07.00 pagi. Setelah penguburan

kami pun langsung pulang tepatnya jam 15.00”.

Kata jam memiliki sinonim pukul. Kesamaan dari kata tersebut adalah

sama-sama menunjukan waktu. Tetapi kata pukul lebih tepat digunakan

karena kata pukul menunjukkan waktu saat ini, sedangkan jam

menunjukkan lama waktu atau jangka waktu. Penggunaan kata jam kurang

tepat digunakan dalam suatu karya ilmiah.

2) “Sampah harus dipilah-pilah yaitu sampah organik dan on organik”.

Kata dipilah-pilah dalam kalimat tidak tepat penggunaannya. Kata yang

bersinonim dengan kata yang dipilah-pilah adalah kata dikelompokkan. Hal

ini, karena kata dikelompokkan lebih tepat digunakan pada kalimat.

3) “Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah

disembarang tempat‟.

39

Page 54: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

40

Kata ketidaksadaran dalam kalimat tidak tepat penggunaannya. Kata yang

bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata kelalaian. Hal ini karena

kelalaian lebih tepat digunakan pada kalimat.

4) “Mengajak masyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang

dapat memanfaatkan”.

Kata mengajak dalam kalimat tidak tepat penggunaannya. Kata yaang

bersinonim dengan kata mengajak adalah kata mengimbau. Kata mengimbau lebih

tepat digunakan pada kalimat.

5) “Ibuku sibuk membikin kue dan juga makanan-makanan ringan lainya yang nanti

dihidangkan kepada sanak saudara, teman ataupun tamu-tamu yang datang

kerumahku untuk saling bermaaf-maafkan dan juga menyambung tali

silaturahmi”.

Kata membikin pada kalimat diatas mempunyai sinonim membuat.

Sekalipun kata-kata itu tidak memiliki makna yang persis sama, masing-masing

memiliki sebagian kesamaan makna. Kesamaanya adalah keduanya terkait dengan

“menyiapkan”. Penggunaan kata membikin tidak tepat karena kata tersebut

merupakan dialek.

6) “Karena tidak ada umpan, pekerja disana memberi tau saya kalau ikan di Empang

itu suka makan daun jadi saya mencobanya”.

Kata Di Empang pada kalimat bersinonim di kolam dan di tambak. Kata Di

Empang memiliki makna tempat menahan air, di kolam memiliki makna bak

tempat air. Kata di tambak memiliki makna di tepi laut untuk memelihara ikan

Bandeng. Masing-masing mempunyai kesamaan makna yakni “tempat

Page 55: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

41

memelihara ikan”. Namun kata di tambak lebih menekankan dan lebih

menyakinkan bahwa benar-benar tempat memelihara ikan.

7) “Si ayah lalu menuding jari ke arah burung gagak itu sambil bertanya, ”Nak

apakah benda itam itu.”

Kata menuding pada kalimat bersinonim menunjuk, sekalipun kata-kata

tersebut tidak memiliki nuansa makna yang sama, namun kata memiliki tujuan

makna yang sama yakni “memperlihatkan ke arah” Kata keduanya tidak dapat

ditukar karena memiliki nuansa yang berbeda. Menunjuk memiliki makna

memperlihatkan diri, sedangkan menuding memiliki makna memiringkan arah ke

bawah. Jadi penulis menggunakan kata menuding dengan tepat.

8) “Kami memang sudah biasa, setiap hari libur tiba selalu berkunjung ke rumah

nenek. Tapi sayang, dua tahun terakhir setiap kami mengunjungi rumah nenek,

sosok nenek tidak tanpak, nenek telah di panggil oleh Sang Maha Kuasa, Allah

Swt”.

Kata sosok pada kalimat memiliki sinonim wujud. Sekalipun kata-kata itu

tidak memiliki nuansa makna yang percis sama, namun kata tersebut memiliki

tujuan makna yang sama yakni “ Wajah seseorang”. Kata keduanya

tidak dapat ditukar karena memiliki nuansa makna yang berbeda. Sosok memiliki

makna bentuk dari pada wujud atau rupa. Sedangkan kata wujud memiliki makna

dapat dilihat. Penggunaan kata sosok pada kalimat tersebut sudah tepat, karena

mrupakan bentuk wajah.

Page 56: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

42

9) “Tiba-tiba terdengar suara gaduh memecahkan kesunyian”.

Kata gaduh pada kalima memiliki sinonim ribut. Sekalipun kata kata

tersebut tidak memiliki nuansa makna yang sama yakni “ huru hara”. Kedunya

tidak dapat ditukar karena memiliki nuansa makna berbeda, gaduh memiliki

makna gempar karena perkelahian. Ribut memiliki makna berisik. Kata-kata

tersebut memang memiliki makna yang hampir sama , namun kata ribut lebih

menekankan dan lebih menyakinkan bahwa benar-benar telah terjadi

ketidaknyamanan.

10) “Kualunkan kakiku menuju istana ilmu dan akupun duduk di sekolah singga

sana”.

Kata kualunkan pada kalimat memiliki sinonim kulangkahkan. Kata

Keduanya tidak dapat ditukar karena memiliki nuansa makna yang berbeda,

kualunkan berarti langkah perlahan-lahan, sedangkan kulangkahkan berarti

gerakan kaki menuju maju mundur. Meskipun memiliki nuansa makna yang

berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama yakni” mengayunkan kaki untuk

berjalan menuju tujuan”.

11) “Liburan kemaren paling menarik dalam hidupku adalah ketika ayah mengajak

berkunjung kedesa kelahiranya”.

Kata kemaren pada kalimat memiliki campur kode kemarin. Kata-kata itu

memiliki makna yang persis sama, masing-masing memiliki makna “ setelah hari

ini.” Penggunaan kata kemaren pada kalimat tersebut kurang tepat seharusnya

kemarin karena kata tersebut merupakan dialek dari daerah betawi.

Page 57: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

43

2. Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus

Diksi atau pilihan kata yang menggunakan kata umum dan kata khusus pada

karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar dapat dilihat dari paparan berikut

ini :

1) “Air yang tergenang kenapa dapat menimbulkan penyakit, air yang terlalu lama

tergenang dapat meransang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak”.

Kata penyakit dalam kalimat merupakan kata umum, karena kata-kata ialah

kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal (soedjito,1988).

Kata khususnya adalah demam berdarah.

2) “Sungai pun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa

tertampung dengan semana mestinya”.

Kata musim dalam kalimat merupakan kata umum, karena kata-kata ialah

kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal. Kata khususnya

adala hujan.

3) “Tempat minuman, makanan bahkan sandang dan pangan juga berkontruksi untuk

menambah lengkapnya pembungan sampah”.

Kata minuman dan makanan dalam kalimat meupakan kata umum, karena

kata-kata ialah yan luas ruang lingkupnya. Kata khususnya adalah air putih dan nasi.

4) “Beberapa hari sebelum memasuki hari raya Idul Fitri, keluargaku sangat sibuk

menyampaikan kedatangannya dengan bermacam-macam kegiatan”.

Penggunaan kata Idul Fitri pada kalimat sudah tepat, karena penulis

memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa idul Fitri mengacu pada objek

Page 58: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

44

yang khusus, yaitu hari raya umat islam, sehingga pembaca mudah mengerti yang

dimaksud penulis.

5) “Pada tanggal 2 Maret 2014, kami sekeluarga pergi ke sawah kakek yang ada di

Bugel Tigaraksa”.

Kata Bugel Tigaraksa merupakan kata khusus yang tidak akan

menimbulkan salah interpretasi pada pembaca. Penulis telah memberikan

penjelasan yang khusus pada pembaca sehingga pembaca mudah mengerti

maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Kata Bugel Tigaraksa pada kalimat

sudah tepat.

6) “Kebanyakan orang yang tinggal di Jakarta saat libur tiba akan menghabiskan

waktu liburnya ke kota, meninggalkan semua aktivitas kota yang padat”.

Kata aktivitas pada merupakan yang sifatnya umum, karena kata aktivitas

masih memiliki cakupan sejumlah kata yang lebih khusus seperti: aktivitas harian,

aktivitas mahasiswa, aktivitas keluarga dan sebagainya yang sifatnya kegiatan.

Namun demikian, kata aktivitas pada kalimat yang digunakan penulis telah

menjelaskan bahwa aktivitas yang akan digunakan untuk kegiatan liburan ke

Jakarta.

7) “Ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong mengarah

kehamparan air telaga”.

Seperti yang dikemukakan di atas bahwa kata tatapan merupakan kata

umum yang dapat membingungkan pembaca. Namun pada kalimat kata tatapan

kosong merupakan kata khusus yang digunakan penulis belum tepat, seharusnya

Page 59: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

45

tatapan mata yang kosong. Sehingga pembaca tidak keliru apa yang dimaksud

penulis.

8) “Suhu udara sangat dingin, dengan rasa tegang ku guyurkan segayung air ke

tubuhku setelah itu berangkat ke sekolah”.

Kata suhu pada kalimat merupakan kata umum. Sebagai kata umum suhu

dapat mencakup pada sejumlah kata yang khusus seperti yang telah dijabarkan

pada kalimat tersebut yakni dapat berupa suhu ruangan, suhu badan, suhu iklim

dan sebagainya. Penggunaan kata suhu pada kalimat sudah tepat karena penulis

sebelumnya telah menjelaskan bahwa suhu atau cuaca disekitar itu hawanya

dingin, sehingga tidak menimbulkan salah paham oleh pembaca.

9) “Liburan kemarin yang paling menarik dalam hidupku, bapak akan mengajak

berkunjung ke desa kelahirannya”.

Kata bekunjung pada kalimat merupakan kata khusus. Penulis dengan rinci

memberitahukan pembaca bahwa berkunjung itu mendatangi. Kata berkunjung

yang digunakan pada kalimat sudah tepat karena mengacu pada objek, sehingga

tidak akan menimbulkan salah interpretasi pada pembaca.

10) “Hari demi hari aku menunggu surat balasan dari nenek, sebulan kemudian surat

balasan dari nenek itu dating”.

Kata surat balasan pada kalimat merupakan kata khusus, kata surat balasan

pada kalimat teersebut tidak akan menimbulkan salah interpretasi kepada

pembacanya. Penulis telah memberitahukan dengan spesifik mungkin mengenai

surat yang di maksud, yaitu balasan dari nenek yang ditunggu. Kata surat balasan

pada kalimat merupakan kata khusus, kata surat balasan pada kalimat tersebut

Page 60: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

46

tidak akan menimbulkan salah interpretasi kepada pembacanya. Penulis telah

memberitahukan dengan spesifik mungkin mengenai surat yang di maksud, yaitu

balasan dari nenek yang ditunggu.

11) “Dari menumpuknya sampah di sungai dan parit-parit itu juga mengakibatkan

tumbuh dan berkembangnya jentik-jentik nyamuk, dari situ pula kita dapat

terserang penyakit DBD dan lain-lain”.

12) “Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika

hujan turung maka akan menyebabkan banjir”.

13) “Terjadi banjir yang melanda dimana-mana derah indonesia yang korban harta

benda bahkan nyawa, wabah penyakit menyerang warga”.

Kata nyamuk, hujan dan banjir, dan banjir dalam kalimat diatas merupakan

kata khusus, karena kata-kata tersebut terbatas ruang lingkupnya. Kata umunya

adalah serangga, musim, bencana alam.

3. Penggunaan Kata Konotatif dan Denotatif

1) “Seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total”.

Frasa lumpuh total pada kalimat bermakna konotatif. Hal ini karena arti

sebenarnya dari lumpuh total adalah keadaan dimana kaki seseorang tidak bisa

berfungsi sehingga tidak bisa jalan. Maksud dari penulis menuliskan lumpuh total

adalah akibat kegiatan lainnya yang tidak bisa berfungsi denga baik.

2) “Maka semoga ke depan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat

yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai”.

Kata ke depan pada kalimat juga bermakna konotatif. Agar menimbulkan fakta,

maka sebaiknya ditambah kata lima tahun ke depan.

Page 61: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

47

3) “Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan

menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan

berkembang”.

Kata sarang pada kalimat merupakan makna konotatif. Hal ini karna kata tersebut

artinya tempat tinggal hewan (burung). Maksud penulis adalah kata sarang itu

berarti tempat tinggal bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang.

4) “Tak terasa sudah hampir sebulan penuh kita berpuasa”.

Frasa hampir sebulan pada kalimat di atas dimasukan kedalam golongan kata

yang bermakna konotatif, karena kata hampir sebulan pada kalimat diatas

memiliki makna abstrak. Frasa hampir sebulan tidak menjelaskan dengan jelas

sebeberapa hari puasa telah dilaksanakan, sehingga pembaca dengan bebas

menginterprestasikan makna dari kata tersebut. Penggunaan pada kata tersebut

sudah tepat karena umumnya pembaca setidaknya mengetahui bahwa makna dari

hampir sebulan adalah dua puluh lima hari dan akan selesai sebulan.

5) “Pada tanggal 2 maret 2014, kami sekeluarga pergi ke sawah kakek yang ada di

Bugel Tiga Raksa”.

Pada kata 2 Maret 2014, merupakan golongan kata denotatif karena maknanya

sudah jelas di ketahui, yakni hari minggu 2 maret 2014. Dengan demikian

pembaca tidak lagi menginterpretasikan tanggal berapa kami sekeluarga pergi ke

sawah kakek. Jadi penulis sudah tepat dalam menggunakan kata tersebut.

6) “Kebanyakan orang yang tinggal di Jakarta saat libur tiba akan menghabiskan

waktu liburnya ke luar kota, meninggalkan semua aktivitas ibu kota yang padat‟.

Page 62: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

48

Sebenarnya dari kata aktivitas adalah kesibukan. Kata aktivitas merupakan

penggunaan makna konotatif yang yang bernilai rasa baik. Penggunaan kata yang

bermakna konotatif ini sudah tepat karena penulis hanya hanya ingin

menggunakan kata dengan nilai rasa lebih baik dan variasi saja.

7) “Ada seorang pemuda sedang duduk tatapan kosong mengarah kehamparan telaga.

Frase tatapan kosong pada kalimat merupakan golongan konotatif”.

Tatapan kosong dalam pemahamannya masih belum jelas diberitahukan, maka

akan menimbulkan interpretasi lain dari pembaca. Denotatifi dari tatapan kosong

dapat diganti dengan kata bengong, sehingga tidak akan menimbulkan interpretasi

yang salah pada pembaca.

8) “Ku alunkan kaki ku menuju istana ilmu dan aku pun duduk di sekolah singgasana,

hari pertama masuk sekolah yang dimana sekarang aku sudah kelas 8 SMP”.

Frase singgasana dimasukan ke dalam golongan kata yang bermakna konotatif,

karena kata singgasana pada kalimat diatas memiliki makna abstrak. Frase

singgasana memiliki makna kursi raja atau tahta. Penggunaan kata konotatif

tersebut sudah tepat karena umumnya pembaca setidaknya mengetahui makna dari

singgasana tersebut.

9) “Wuwu itu alat tradisional yang terbuat dari anyaman bambu”.

Kata alat tradisional pada kalimat tersebut merupakan kata yang memiliki makna

denotasi karena maknanya sudah jelas di ketahui pembaca. Kata alat tradisional

masuk dalam denotatif karena konsepnya sudah jelas tidak perlu di jelaskan

kembali oleh penulis. Kata denotataif yang digunakan penulis sudah tepat.

Page 63: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

49

10) “Ibu pun terdiam mendengar aku bercerita tentang tanaman jagung itu yang rusak

di makan tikus”.

Kata terdiam pada kalimat merupakan kata yang bermakna konotatif. Kata

terdiam dalam kalimat ini mengandung arti membisu. Kata tersebut dapat

menimbulkan interpretasi lain pada pembaca, karena kata tersebut memiliki arti

lain yakni tidak bersuara, tidak bergerak dan sebagainya. Jadi kata terdiam pada

kalimat itu kurang tepat seharusnya membisu.

4. Kelangsungan Pilihan Kata

Diksi atau pilihan kata yang menunjukkan kelangsungan pilihan kata pada

karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar dapat dilihat dari paparan

berikut ini :

1) “Tetapi tidak mengajukan anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya

untuk bertanya hal yang sama, kali ini si anak benar-benar hilang kesabaran dan

menjadi marah”.

Kata si anak benar-benar pada kalimat tidak tepat digunakan. Seharusnya kata

anak benar-benar tidak usah digunakan kembali, karena pemborosan kata, bahkan

menimbulkan nilai rasa rendah. Kalimat yang benar seharusnya “Tetapi tidak

mengajukan anak, karena ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya

hal yang sama, kali ini dia benar hilang kesabarannya dan menjadi marah.

2) “Dan kamipun menaiki bus untuk pulang”.

Kata dan pada kalimat tidak dapat di gunakan sebagai kata penghubung untuk

menandai kelanjutan makn.Kata dan yang tepat digunakan adalah kemudian,

Page 64: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

50

karena penggunaanya sebagai kata penghubung untuk menandai yang

kelanjutannya. Sehingga menjadi kemudian kaipun menaiki bus untuk pulang.

3) “Saat sampai, aku dan keluargaku disambut oleh saudara-saudaraku yang telah

dahulu sampai”.

Kata saat sampai pada kalimat tidak tepat digunakan. Kata tersebut digunakan

digunakan adalah setelah tiba, karena penggunaannya sebagai kata depan untuk

menandai perawalan makna. Jadi kata saat samapi yang digunakan adalah tidak

tepat, sehingga menjadi “Setelah tiba, aku dan keluargaku disambut oleh

saudara-saudaraku yang telah dahuku sampai.”

4) “Tiba di sana terdengar suara gaduh memecahkan kesunyian”.

Kata tiba pada kalimat di atas tidak tepat digunakan sebagai kata depan. Kata

depan yang tepat digunakan adalah sesampainya, karena penggunaannya sebagai

kata depan untuk mengawali dalam kalimat. Jika kata depan tidak digunakan

adalah sesampainya di sana terdengar suara gaduh memecahkan kesunyian.

5) “Kualunkan kakiku menuju istana ilmu dan akupun duduk di sekolah singgasana”.

Kata kualunkan pada kalimat resebut di atas merupakan kata depan yang kurang

tepat digunakan. Kata depan yang tepat di gunakan adalah kulangkahkan. Kata

sekolah pada kalimat tersebut seharusnya di hilangkan karena tidak tepat

penggunaannya sehingga menjadi kulangkahkan kaki menuju istana ilmu dan

akupun duduk di singgsana.

6) “Suara-suara orang yang sedang melafadkan ayat-ayat suci alquran pada mesjid-

mesjid terdekat rumahku”.

Page 65: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

51

Kata suara, kata ayat dan kata mesjid pada kalimat tidak tetap digunakan.

Seharusnya kata-kata tersebut tidak usah di gunakan kembali, karena merupakan

pemborosan kata, bahkan menimbulkan nilai rasa yang rendah. Kalimat yang

benar seharusnya “Suara yang sedang melafadzkan ayat suci Alquran

pada mesjid terdekat rumahku

5. Penggunaan Kata Indria

1) “Di dalam dapur terdengar suara teriakan ibu yang beberapa kali memanggil

namaku, akupun langsung menghampiri”.

Kata teriakan pada kalimat merupakan kata yang termasuk diksi indria

pendengaran, karena dapat ditangani oleh telinga yang dapat menangkap atau

menerima tanggapan yang berupa suara atau bunyi keras. Kata di atas berarti

berbicara keras, berteriak sehingga suaranya keras kedengaran. Tetapi dalam

penggunaannya sering kali terjadi bahwa hubungan antara satu indria dengan yang

lainnya sangat rapat, sehingga kata yang sebenarnya hanya di kenakan pada satu

indria biasa digunakan oleh indria yang lain yang disebut juga gejala sinestisia

2) “Rasa singkong ini enak sekali dan baru pertama kali ini aku mencoba makan

singkong bakar”.

Kata enak sekali pada kalimat merupakan kata yang termasuk indria perasa yang

diterima oleh indria lidah yang dapat merasakan atau menerima rasa yang berupa

nikmat atau lejat sekali. Pada data di atas berarti rasa singkong tersebut rasanya

nikmat sekali.

3) “Awalnya keadaan di kamar menyenangkan, tapi setelah adik dan keponakan laki-

laki masuk ke dalam kamar keadaan menjadi ramai dan rusuh, kakak sepupuku

Page 66: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

52

mengusir adik dan keponakan tapi mereka tidak mau keluar. Kata ramai dan

rusuh pada kalimat merupakan kata termasuk diksi indria pedengaran, karena

dapat ditangani oleh telinga yang dapat menangkap atau menerima tanggapan

tidak sunyi. Pada kata diatas berarti suasana yang begitu berisik sehingga suaranya

dapat memecahkan telinga.

4) “Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah suara kesunyian”.

Kata sengau pada kalimat merupakan termasuk kata indria pendengaran, karena

dapat ditangani oleh telinga yang dapat mensngkap atau menerima tanggapan

yang berupa suara melalui hidung. Sengau pada kata diatas berarti berbicara agak

serak kurang jelas terdengar.

5) “Apalagi kalau bukan ke sekolah suhu udara sangat dingin dengan ras tegang aku

menumpahkan segayung air ke tubuhku”.

Kata sangat dingin pada kalimat diatas merupakan tanggapan yang harus di

terima oleh indria peraba, karena dapat ditangani oleh indria kulit. Sangat dingin

pada kalimat diatas berarti terlebih-lebih dingin. Sangat dingin sehingga suhu

udara tidak panas. Tetapi dalam penggunaannya sering kali terjadi bahwa

hubungan antara satu indria dengan yang lainya sangat rapat. Sehingga kata yang

sebenarnya hanya di kenakan pada satu indria yang lain.

6. Membedakan Kata yang Mirip Ejaannya

Peneliti tidak menemukan kata yang mirip ejaannya dalam karangan siswa kelas

VIII SMP Negeri 18 Makassar.

Page 67: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

53

7. Kata-kata Ciptaan Sendiri

Peneliti tidak menemukan kata yang mengalami perubahan makna kata yang

terdapat dalam teks karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar.

8. Akhiran Asing

Peneliti tidak menemukan kata yang mengalami kata-kata asing yang terdapat

pada karangan siswa, yang digunakan sebagai sumber belajar siswa.

9. Perubahan Makna Kata yang Sudah Dikenal

Peneliti tidak menemukan kata yang mengalami perubahan makna kata yang

terdapat pada karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar.

Hasil analisis data:

1. Penggunaan kata sinonim

11 x 100% = 36,6%

30

2. Penggunaan kata umum dan khusus

13 x 100% = 43,3%

30

3. Penggunaan kata denotatif dan konotatif

10 x 100% = 33,3%

30

4. Penggunaan kata indria

5 x 100% = 16,6%

30

5. Kelangsungan pilihan kata

6 x 100% = 20%

30

Page 68: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

54

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian Penggunaan Diksi pada Karangan Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 18 Makassar bertujuan untuk mengetahui penggunaan diksi yang dilihat

dari ketepaatan diksi dalam karangan siswa. Penelitian ini relevan yang dikemukakan

oleh Keraf (2015) meliputi: 1) Kata-kata sinonim, 2) Penggunaan kata umum dan kata

khusus, 3) Penggunaan kata konotatif dan denotatif, 4) Kelangsungan pilihan kata, 5)

Penggunaan kata indra.

Penggunaan kata yang mirip ejaan, Kata-kata Ciptaan Sendiri, Akhiran Asing,

Perubahan Makna Kata yang Sudah Dikenal dari data yang terdapat pada karangan

siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar, tidak ditemukan ketidaktepatannya.

Dengan demikian, dapat dilihat jika penggunaan diksi pada karangan siswa kelas

VIII SMP Negeri 18 Makassar terdapat sebagian ketidaktepatan penggunaan diksi,

karena dari 30 siswa hanya terdapat 28 data yang tidak tepat digunakan.

Penggunaan diksi pada karangan siswa Smp Negeri 18 Makassar mampu menulis

karangan tetapi masih kurang tepat dalam segi ketepatan diksi dalam penggunaan kata

sinonim, kurang cermat dalam hal pemilihan kata sehingga banyak kurang paham

mengenai penggunaan kata yang sesuai.

Penggunaan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan Keraf (2015). Bila dibandingkan dengan penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, peneliti menemukan persamaan dan

perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2011), Puspitasari (2012),

Kurniawati (2012). Ketiga penelitian ini tidak menyinggung tentang karangan dan

persamaannya sama-sama menganalisis tentang diksi. Dalam penelitian ini

Page 69: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

55

memfokuskan pada diksi dan karangan. Selain itu peneliti tidak menganalisis gaya

bahasa yang terdapat pada objeknya dan variasi kalimat seperti penelitian yang

dilakukan oleh Puspitasari (2012). Oleh karena itu, penelitian yang dilalukan oleh

peneliti dapat dikatakan melengkapi penelitian terdahulu.

Penggunaan sinonim 36,6 % digunakan sebanyak 11 kata, yang terdapat pada

karangan. Para siswa cenderung salah dalam menggunakan kata sinonim dalam

karangan, misalnya kata “ketidaksadaran” pada karangan, seharusnya kata tersebut

tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata “ketidaksadaran” adalah

kata kelalaian. Hal ini didukung oleh teori Keraf kata bersinonim memiliki makna

yang sama atau hampir sama. Berbeda dengan hasil penelitian Fatimah (2011) yang

meneliti gaya bahasa dan Puspitasari (2012) tentang variasi. Persamaan dari penelitian

ini sama-sama menganalisis tentang diksi.

Penggunaan konotatif dan denotatif 33,3%, penggunaan diksi yang digunakan

pada karangan para siswa cenderung menggunakan kata konotatif, sehingga makna

yang ditimbulkan lebih jelas kata yang digunakan seharusnya kata denotatif.

Penggunaan kata denotatif dan konotatif berjumlah 10 kata, yang terdapat pada

karangan, misalnya kata “lumpuh total”. Frasa “lumpuh total” pada kalimat bermakna

konotatif. Hal ini karena arti sebenarnya dari lumpuh total adalah keadaan dimana kaki

seseorang tidak bisa berfungsi sehingga tidak bisa jalan. Maksud dari penulis

menuliskan lumpuh total adalah akibat kegiatan lainnya yang tidak bisa berfungsi

denga baik.

Penggunaan kata indria 16,6 % yang digunakan sebanyak 5 kata terdapat pada

karangan siswa, misalnya kata “teriakan”. Kata “teriakan” pada kalimat merupakan

Page 70: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

56

kata yang termasuk diksi indria “pendengaran” , karena dapat ditangani oleh telinga

yang dapat menangkap atau menerima tanggapan yang berupa suara atau bunyi keras.

Kata di atas berarti “berbicara keras‟, berteriak sehingga suaranya “keras

kedengaran”. Tetapi dalam penggunaannya sering kali terjadi bahwa hubungan antara

satu indria dengan yang lainnya sangat rapat, sehingga kata yang sebenarnya hanya di

kenakan pada satu indria biasa digunakan oleh indria yang lain yang disebut juga

gejala sinestisia

Penggunaan kelansungan pilihan kata 20% dengan digunakan sebanyak 6 kata

terdapat pada karangan siswa, misalnya kata “anak dan si anak”. Kata “si anak”

benar-benar pada kalimat tidak tepat digunakan. Seharusnya kata “anak benar-benar”

tidak usah digunakan kembali, karena pemborosan kata, bahkan menimbulkan nilai

rasa rendah. Kalimat yang benar seharusnya “Tetapi tidak mengajukan anak, karena

ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama, kali ini dia

benar hilang kesabarannya dan menjadi marah.

Penggunaan kata umum dan kata khusus diksi 43,3% yang digunakan sebanyak

13 kata terdapat pada karangan siswa. Kata khusus kata yang mempunyai cakupan

ruang lingkup yang luas. Kata khusus kata yang mengacu kepada pengarahan yang

khusus dan konkret Keraf (2015), misalnya kata “Idul Fitri”. Penggunaan kata “Idul

Fitri” pada kalimat sudah tepat, karena penulis memberikan penjelasan kepada

pembaca bahwa idul Fitri mengacu pada objek yang khusus, yaitu “hari raya umat

islam” , sehingga pembaca mudah mengerti yang dimaksud penulis.

Page 71: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

57

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa

penggunaan diksi pada karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Makassar,

meliputi 1) kata-kata bersinonim, 2) penggunaan kata umum dan kata khusus, 3)

penggunaan kata konotatif dan denotatif, 4) kelangsungan pilihan kata, 5)

penggunaan kata indria. Dari data yang diperoleh, ada juga data yang tidak

ditemukan sesuai syarat ketepatan diksi meliputi 1) ungkapan idiomatik, 2)

membedakan kata yang mirip ejaannya, 3) kata-kata ciptaan sendiri, 4) akhiran

asing, dan 5) perubahan makna kata yang sudah dikenal.

Penggunaan diksi dalam karangan siswa kelas VIII SmP Negeri 18

Makassar. Dilihat dari segi ketepatan diksi ditemukan 11 kata penggunaan

sinonim, 13 kata penggunaan kata umum dan khusus, 6 kata penggunaan

kelansungan pilihan kata, 10 kata penggunaan konotatif dan denotatif, 5 kata

penggunaan kata indria.

B. Saran

Berdasarkan paparan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya, khususnya pada penelitian kebahasaan, dalam

melakukan penelitian bahasa objek yang diteliti tidak hanya di masyarakat tetapi

dapat diperluas pada karya sastra. Sejauh ini peneliti melihat penelitian karya

sastra dominan pada kesastraannya, sehingga untuk aspek kebahasaannya masih

57

Page 72: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

58

kurang dikaji. Penulis berharap penelitian sastra perlu dikembangkan dari aspek

kebahasaannya, khususnya tentang penggunaan diksi.

2. Bagi sekolah, meningkatkan pengajaran terkait penggunaan diksi khususnya

dalam membuat sebuah karangan. Hendaknya guru lebih teliti dalam melihat

kesalahan yang dilakukan oleh siswa, salah satunya kesalahan penggunaan diksi,

sehingga guru dapat menjelaskan kembali agar siswa dapat mengerti dan

mengetahui kesalahan tersebut serta tidak terulang kembali.

3. Bagi Peneliti, secara kelemahan peneliti belum tuntas mengemukakan analisis

penggunaan diksi pada karangan siswa tentang homogen, homograf, homonim,dll.

Peneliti selanjutnya, yang ingin melakukan sejenis, agar dalam penelitian lebih

menggali informasi dan berbagai sumber mengenai teori pilihan kata atau diksi

sehingga tujuan penelitian dapat tercapai

4. Bagi pembaca, sebaiknya dalam menikmati karya sastra bukan hanya sekadar

membaca isi cerita dalam karangan tersebut, akan tetapi juga harus memahami

lebih dalam baik dari sudut pandang linguistik ataupun nilai yang terkandung di

dalamnya.

Page 73: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

59

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Bungin Burhan. 2001. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Djuharie, O. Setiawan. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: CV.

Yrama Widya.

Ebo, A. K. 2005. Menulis Nggak Perlu Bakat. Jakarta: MU:3 Book.

Fatimah, Nuraini. 2011. Variasi Diksi dalam Kolom „Asal-Usul‟ Koran Kompas

TulisanHarryRoeslihttp://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/1

998, diakses tanggal 17 Januari 2014.

Finocchiaro, Marry. 1964. Teaching Children Foreign Languages. New York: Mc

Graw Hill.

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Hastuti, P. H, dkk. 1993. Pendidikan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: FBS UNY.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:

Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 2015. Diksi dan Gaya Bahasa. Kompetisi Lanjutan. 1. Jakarta: PT.

Gramedia.

Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Keraf, Gorys. 2006. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Komariah, Titik. 2008. Belajar Mengarang. Semarang. Aneka Ilmu.

59

Page 74: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

60

Kurniawati, A. Dewi. 2012. Diksi dan Gaya Bahasa Wacana Iklan pada Majalah

Nova Edisi Bulan September-Desember 2011. Skripsi, Universitas

Maidatussalamiyah. 2011. Analisis Kesalahan Diksi Dalam Paragraf Deskrifsi

siswa kelas X MAN 12 Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta:UIN.

Munirah. 2015. Kefektivan Strategi Brainstroming dalam Pembelajaran Menulis

Paragraf Argumentasi Siswa Kelas XI SM Negeri 1 Bontonompo

Kabupaten Gowa Jurnal. Academic public

Novitasari, Rahayu. 2009. Analisis pada Bab Nikah Buku Terjemahan Kitab Ft

Al-Qarib. Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yoyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Poerwadarminta, W. J. S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Pranoto, N. 2004. Creative Writing. Jakarta: Primamedia Pustaka.

Puspitasari, Anita. 2012. Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam Rubrik Zodiac

pada Majalah Keren Beken! Edisi Oktober 2011. Skripsi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. etd.eprints.ums.ac.id/19410/, diakses tanggal

14 November 2013.

Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesis Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Erlangga

Robbins. 2000. Keterampilan Dasar. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. 2014. Pembelajaran Keterampilan

Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Santosa, Jaruki, Muhammad Kuswandi. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia, Baik,

Benar, dan Santun. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya

Page 75: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

61

Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri. 1991. Pendidikan Keterampilan.

Jakarta: Depdikbud.

Soedjiman. 2006. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Anggota Ikatan

Penerbit Indonesia.

Susilowati, Eni. 2012. Diksi dan Gaya Bahasa pada Puisi Karangan Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Cawas. Skripsi, Universitas Muhammadiyah

Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/19400/, diakses tanggal 27 Oktober

2013.

Syafie‟ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

The Liang, Gie. 2007. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI.

Page 76: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

62

LAMPIRAN

Data 1

Data 2

Page 77: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

63

Data 3

Data 4

Page 78: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

64

Data 5

Data 6

Page 79: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

65

Data 7

Data 8

Page 80: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

66

Data 9

Data 10

Page 81: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

67

Data 11

Data 12

Page 82: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

68

Data 13

Data 14

Page 83: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

69

Data 15

Data 16

Page 84: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

70

Data 17

Data 18

Page 85: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

71

Data 19

Data 20

Page 86: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

72

Data 21

Page 87: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

73

Data 22

Page 88: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

74

Data 23

Page 89: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

75

Data 24

Page 90: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

76

Data 25

Page 91: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

77

Data 26

Page 92: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

78

Page 93: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

79

Data 27

Page 94: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

80

Data 28

Page 95: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

81

Page 96: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

82

Page 97: PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMPN …

83

RIWAYAT HIDUP

Nuraeni, Dilahirkan di Kota Makassar 01 November 1998

Kecamatan Tamalate Kota Makassar Provinsi Sulawesi-Selatan.

Anak Pertama dari tiga bersaudara pasangan J. Dg Gassing dan

Nia. Peneliti menyelesaikan pendidikan di MI Al-Abrar pada

tahun 2010. Kemudian peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 18 Makassar dan tamat pada tahun 2013. Kemudian

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Muhammadiyah Disamakan

Wilayah Sul-Sel dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun itu juga peneliti

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya di Universitas

Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia