PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI...

87
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH DESI MARSALIANA P00324014009 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2017

Transcript of PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI...

Page 1: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DIRUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Studi Diploma III Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

DESI MARSALIANAP00324014009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANKENDARI

2017

Page 2: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAHSAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

TAHUN 2017

Diajukan Oleh:

DESI MARSALIANAP00324014009

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah

dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Kendari Jurusan Kebidanan.

Kendari, 30 Juli 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Nurnasari P, SKM, M.Kes Hj. Siti Zaenab, SKM, SST, M.KebNip. 195703101977102001 Nip. 196903041989032001

MengetahuiKetua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Halijah, SKM, M.KesNip. 196209201987022002

Page 3: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAHSAKIT UMUM DEWI SARTIKA KENDARI

Diajukan Oleh:

DESI MARSALIANAP00324014009

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Karya Tulis Ilmiah

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan

yang diujikan pada tanggal 30 Juli 2017.

1. Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes .....................................................

2. Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH .....................................................

3. Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes ......................................................

4. Hj. Nurnasari P, SKM, M.Kes ......................................................

5. Hj. Siti Zaenab, SKM, SST, M.Keb ......................................................

MengetahuiKetua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Halijah, SKM, M.KesNip. 196209201987022002

Page 4: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Desi Marsaliana

Nim : P00324014009

Tempat Tanggal Lahir : Kolaka, 03 Desember 1996

Suku : Tolaki Mekongga

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : BTN Kendari Permai

Block V3 Nomor 1

B. Pendidikan

1. SD Negeri 2 Sabilambo Kab. Kolaka Sulawesi Tenggara, tamat

tahun 2008.

2. SMP Negeri 1 Kolaka Kab. Kolaka Sulawesi Tenggara, tamat

tahun 2011.

3. SMK Kesehatan Yaniar Kolaka Kab. Kolaka Sulawesi Tenggara,

tamat tahun 2014.

4. Diploma III Kebidanan Poltekkes Kendari dari tahun 2014-hingga

sekarang.

iv

Page 5: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “pengetahuan

ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota

Kendari tahun 2017”.

Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini ada banyak pihak

yang membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan

segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima

kasih sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Hj. Nurnasari P, SKM,

M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Hj. Siti Zaenab, SKM, SST, M.Keb

selaku Pembimbing II yang telah banyak membimbing sehingga karya tulis

ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini

pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Petrus, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kendari.

3. Bapak dr. H. M. Rivil Amiruddin, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika Kendari.

4. Ibu Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes, Ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH, Ibu Hj.

Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku penguji dalam karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

v

Page 6: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Kedua orang tua yaitu bapak Drs. Marwan dan ibu Salma, S.Pd dan

saudara-saudaraku yaitu Yayudia Setriawati, SKM dan Tri Alif

Pratama.

7. Seluruh teman-teman D-III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini serta

sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan karya tulis ilmiah

selanjutnya.

Kendari, Juli 2017

Penulis

vi

Page 7: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii

BIODATA.......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR......................................................................... iv

DAFTAR ISI...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ ix

Abstrak............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7

A. Telaah Pustaka.......................................................................... 7

B. Landasan Teori.......................................................................... 23

C. Kerangka Teori.......................................................................... 24

D. Kerangka Konsep...................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 26

A. Jenis Penelitian......................................................................... 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 26

D. Variabel Penelitian..................................................................... 26

E. Definisi Operasional.................................................................. 27

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 28

G. Instrumen Penelitian.................................................................. 29

H. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 29

vii

Page 8: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 31

A. Hasil Penelitian.......................................................................... 31

B. Pembahasan............................................................................. 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 53

A. Kesimpulan................................................................................ 53

B. Saran......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 55

LAMPIRAN

viii

Page 9: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur RSU Dewi Sartika Kendari Tahun

2016.................................................................................... 36

Tabel 2. Jumlah SDM RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2016........ 37

Tabel 3. Karakteristik Responden..................................................... 38

Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang BendunganASI di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017...........

39

Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan

ASI Berdasarkan Umur Ibu di RSU Dewi Sartika Kota

Kendari Tahun 2017........................................................... 40

Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan

ASI Berdasarkan Pendidikan Ibu di RSU Dewi Sartika

Kota Kendari Tahun 2017................................................... 41

Tabel 7. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan

ASI Berdasarkan Paritas Ibu di RSU Dewi Sartika Kota

Kendari Tahun 2017........................................................... 42

Tabel 8. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan

ASI Berdasarkan Sumber Informasi di RSU Dewi Sartika

Kota Kendari Tahun 2017................................................... 43

ix

Page 10: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir persetujuan menjadi responden penelitian

Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra

Lampiran 4. Surat keterangan melakukan penelitian dari RSU Dewi

Sartika Kota Kendari

Lampiran 5. Master tabel

Lampiran 6. Output analisis data

x

Page 11: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKITUMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI TAHUN 2017

Desi Marsaliana1 Nurnasari2 Siti Zaenab2

Latar belakang: Masa laktasi bertujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusifdan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik danbenar. Salah satu masalah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI karenaadanya bendungan ASI. Bendungan ASI biasanya terjadi pada hari kedua hinggahari keempat masa nifas.Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan pengetahuan ibu nifas tentangbendungan ASI di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari tahun 2017Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif. Sampelpenelitian adalah ibu nifas bulan Juni tahun 2017 yang berjumlah 75 orang.Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai pengetahuan tentangbendungan ASI. Data dianalisis dengan uji deskriptif.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu nifas tentangbendungan ASI dalam kategori kurang. Ibu nifas dengan pengetahuan baikberada pada umur 20-35 tahun, berpendidikan tinggi, multipara, memperolehinformasi tentang bendungan ASI yang bersumber dari tenaga kesehatan. Ibunifas dengan pengetahuan cukup berada pada umur 20-35 tahun, berpendidikantinggi, multipara, memperoleh informasi tentang bendungan ASI yang bersumberdari media sosial dan cetak. Ibu nifas dengan pengetahuan kurang berada padaumur 20-35 tahun, berpendidikan menengah dan dasar, multipara, memperolehinformasi tentang bendungan ASI yang bersumber dari media sosial dan cetaknamun ada juga ibu yang belum pernah mendengar tentang bendungan ASI.

Kata kunci : pengetahuan, bendungan ASI

1 Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kendari2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

xi

Page 12: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu khususnya

pemberian ASI hingga usia 6 bulan (ASI Eksklusif). Manfaat pemberian

ASI bagi bayi yaitu bayi akan tumbuh sehat, bersifat lemah lembut dan

mempunyai IQ yang tinggi (Suradi, 2015). Kandungan nutrisi yang

terdapat dalam ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga

dapat mencegah terjadinya penyakit dan kematian pada bayi (Roesli,

2014). Penelitian yang dilakukan di Belanda menyatakan bahwa

pemberian ASI Eksklusif berhubungan dengan penurunan risiko kematian

bayi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan dan gangguan

gastrointestinal (Duijts et al, 2014). Demikian pula hasil penelitian Edmond

(2016) menyatakan bahwa pemberian ASI sejak hari pertama kelahiran

bayi dapat menurunkan 16% kematian neonatal dan menurunkan 22%

kematian neonatal jika bayi disusui dalam satu jam pertama kelahiran.

Pemberian ASI Eksklusif telah direkomendasikan oleh badan

kesehatan dunia World Health Organization (WHO) sejak tahun 2001.

Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia telah diatur dalam undang-undang

diantaranya UU No. 36 tahun 2009 pasal 128 ayat 2 dan 3. Pemberian

ASI Eksklusif wajib dilaksanakan baik pada ibu bersalin. Cakupan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif. Hasil Survey

1

Page 13: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

2

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan cakupan

ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32 % naik menjadi 42% pada tahun

2012 (BKKBN, 2013). Walaupun mengalami peningkatan, namun

peningkatannya masih cukup sedikit. Cakupan pemberian ASI Eksklusif di

Sulawesi Tenggara tahun 2013 adalah sebesar 56 % (Dinkes Sultra,

2014).

Salah satu masalah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI

karena adanya bendungan ASI. Bendungan ASI biasanya terjadi pada

hari kedua hingga hari keempat masa nifas. Pada payudara terjadi

pembengkakan dan teraba keras, nyeri dan disertai peningkatan suhu

badan, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam.

Gangguan ini menjadi lebih parah bila ibu jarang menyusukan bayinya,

sehingga bayi tidak bisa menyusu (Saifuddin dkk, 2012). Bendungan ASI

dapat menyebabkan terjadinya rasa nyeri yang cukup hebat disertai

kenaikan suhu (Suherni, 2015).

Berdasarkan data WHO (2012) bahwa lebih dari 1,4 juta orang ibu

mengalami bendungan ASI, sedangkan di Indonesia ibu nifas yang

mengalamai bendungan ASI sebesar 15,3%. Hal ini disebabkan karena

kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI

masih rendah (Depkes, 2015). Hasil penelitian Wijayanti (2015)

menyatakan bahwa dari 32 ibu yang mengalami bendungan ASI, 12 ibu

(37,5%) menyatakan bahwa penyebabnya karena terlambatnya

memberikan ASI, 19 ibu (59,37%) karena infeksi payudara.

Page 14: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

3

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bendungan ASI

diantaranya adalah faktor ibu dan bayi. Faktor ibu yaitu kurangnya

pengetahuan, psikologis, nutrisi, teknik menyusu, perawatan payudara,

sedangkan faktor bayi yaitu daya hisap bayi yang lemah (Wawan dan

Dewi, 2015). Kesalahan dalam perilaku menyusu, meliputi pengeluaran

susu yang tidak lancar, bayi tidak cukup sering menyusu, produksi ASI

meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi kurang baik,

pembatasan waktu menyusu.

Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan

penginderaan melalui panca indera. Sebagian pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Seorang ibu yang mampu

mengetahui hingga mengevaluasi informasi yang diperoleh maka

pengetahuannya akan baik sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu

untuk mengatasi bendungan ASI. Menurut Wawan & Dewi (2015),

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu faktor Internal

terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, graviditas. Faktor eksternal terdiri

dari lingkungan, sosial budaya, sumber informasi (Notoadmojo, 2012).

Hasil penelitian Hastuti (2013) menyatakan bahwa sebagian besar

pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI dalam kategori cukup,

dimana pengetahuan ini dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pekerjaan,

pengalaman. Hasil penelitian Murniati dkk (2012) menyatakan bahwa ada

hubungan pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI dengan praktik

pencegahan bendungan ASI.

Page 15: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

4

Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika pada bulan Oktober 2016 bahwa jumlah ibu nifas

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 jumlah ibu

nifas sebanyak 356 orang, tahun 2015 sebanyak 497 orang dan pada

tahun 2016 sebanyak 1288 orang, dimana terdapat 40% ibu mengalami

bendungan. Hasil wawancara dengan pada 10 ibu nifas, didapatkan hasil

bahwa dari 10 ibu nifas, 7 ibu nifas belum mengetahui tentang bendungan

ASI terutama penyebab bendungan ASI. Berdasarkan latar belakang

tersebut sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan ibu

nifas tentang bendungan ASI di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota

Kendari.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah Sakit Umum

Dewi Sartika Kota Kendari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI

di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan

ASI berdasarkan umur ibu di Rumah Sakit Umum Dewi

Sartika Kota Kendari.

Page 16: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

5

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan

ASI berdasarkan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Dewi

Sartika Kota Kendari.

c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan

ASI berdasarkan paritas ibu di Rumah Sakit Umum Dewi

Sartika Kota Kendari.

d. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan

ASI berdasarkan sumber informasi di Rumah Sakit Umum

Dewi Sartika Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

2. Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam

memperluas wawasan tentang pengetahuan mengenai

bendungan ASI.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Murniati dkk tahun 2012 yang

berjudul hubungan pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI dengan

praktik pencegahan bendungan ASI di RB Nur Hikmah Kwaron Gubug

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Sampel penelitian adalah

ibu nifas. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan pengetahuan ibu

nifas tentang bendungan ASI dengan praktik pencegahan bendungan ASI.

Page 17: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

6

Perbedaan penelitian Murniati dkk dengan penelitian ini adalah

jenis penelitian. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif,

variabel penelitian adalah umur, pendidikan, paritas, sumber informasi.

Jenis penelitian Murniati adalah cross sectional, variabel penelitian

adalah pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI dan praktik

pencegahan bendungan ASI, lokasi penelitian adalah RB Nur Hikmah

Kwaron Gubug.

Page 18: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

F. Tinjauan Pengetahuan Tentang Bendungan Air Susu Ibu (ASI)

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2012). Sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yaitu :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Internst (merasa tertarik) terhadap stimulus/objek tertentu di sini sikap

subjek sudah mulai timbul.

c. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya terhadap

stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah

tidak baik lagi.

d. Trial, dimana subjek sudah mulai melakukan sesuatu dengan apa yang

dikehendaki.

e. Adopsi, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai denagn

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

7

Page 19: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

8

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2012), pengetahuan yang dicakup dalam

daerah kognitif mempunyai 6 tingkatan.

1) Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan.

2) Memahami (comprehension) adalah kemampuan untuk memehami

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lainnya.

5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6) Evaluasi (evaluation) adalah kemempuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi objek.

Page 20: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

9

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi (2015), beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, yaitu :

a. Faktor internal

1). Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menetukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotifasi

untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi,

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

meningkatkan kualitas hidup khususnya bagi remaja dalam

memperoleh informasi tentang menstruasi. Oleh sebab itu,

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah

menerima informasi dalam memperoleh informasi mengenai

menstruasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki

dan semakin mudah remaja menerima informasi.

Page 21: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

10

2). Pekerjaan

Pekerjaan dalam arti luas aktifitas utama yang dilakukan

manusia dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk

suatu kerja menghasilkan uang bagi seseorang dalam

pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim

dengan profesi.jadi dapat diartikan sebagai sesuatu yang

dikelurkan oleh seseorang sebagai profesi sengaja dilakukan

untuk mendapatkan penghasilan. Bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Seorang remaja yang

dalam masa pendidikannya juga harus bekerja untuk dapat

membiayai studinya sehingga para remaja mempunyai

kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan informasi

yang bermanfaat bagi derajat kesehatannya khususnya tentang

menstruasi. Hal ini dikarenakan waktu luang yang ada

dimanfaatkan untuk bekerja dan beristirahat.

3). Umur

Menurut Elizabeth yang dikutip Nursalam (2013), usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Menurut Hucklock (2015) semakin

cukup umur, tingkat kemantangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja jadi semakin

matangnya umur ibu. Semakin matang pula pemikirannya soal

kesehatan reproduksinya khususnya tentang bendungan ASI.

Page 22: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

11

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar, manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan

bisa membuat pola pikir remaja tentang menstruasi menjadi

sesuatu yang menakutkan, tergantung bagaimana lingkungan

memperlakukan remaja tersebut.

2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima kelompok. Begitu

pula tentang menstruasi masih banyak masyarakat yang

menganggap bawah menstruasi itu sesuatu yang tabuh untuk

di bicarakan khususnya pada masyarakat yang adat istiadatnya

masih kental sehingga banyak mitos-mitos yang bermunculan

sehingga remaja merasa cemas ketika menghadapi menstruasi.

4. Perkembangan Pengetahuan

Ilmu pengetahuan manusia mengalami beberapa periode

perkembangan dari waktu ke waktu sepanjang kehidupan manusia di

permukaan bumi ini. Proses yang terjadi mengikuti kemajuan

peradaban manusia dari zaman batu sampai zaman modern dan

sering disebut sebagai “The Ways Of Thinking”. Proses tahapan yaitu

Page 23: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

12

a. Periode trial and error. Manusia melihat dan mendengar sesuatu,

lalu mulai berfikir dan timbul keinginan untuk mencoba, tetapi

gagal, kemudian mencoba lagi berkali-kali dan akhirnya berhasil.

b. Periode authority and tradition. Semua pemikiran dan pendapat

dijadikan norma-norma dan tradisi yang harus dilaksanakan oleh

setiap orang. Bila seseorang melanggarnya, akan dikenakan

sanksi hukuman, baik moral maupun fisik.

c. Periode speculation and argumentation. Setiap pemikiran dan

pendapat mulai dibahas kebenarannya melalui spekulasi dan adu

argumentasi.

d. Periode hyphothesis and experimentation. Semua pemikiran dan

pendapat harus dianalisis, diteliti, serta diuji kebenarannya secara

ilmiah (Chandra, 2008).

5. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Nursalam, 2013) :

Tingkat pengetahuan baik bila skor >75%-100%

Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75%

Tingkat pengetahuan kurang bila skor <56%

Page 24: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

13

6. Pengetahuan Tentang Bendungan ASI

a. Pengertian Pengetahuan Tentang Bendungan ASI

Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada

payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga

menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri dan kadang-kadang

disertai dengan kenaikan suhu badan (Saifuddin dkk, 2012).

Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi

lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan

berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air

susu atau caked breast, sering menyebabkan rasa nyeri yang

hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut

menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan

penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan

prekusor regular untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan

merupakan overdistensi sistem lakteal oleh air susu (Suherni,

2015).

Pada permulaan nifas apabila bayi tidak menyusu

dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak

dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu.

Payudara terasa panas serta keras pada perabaan dan nyeri:

suhu badan tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan hal ini

menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran

air susu juga terhalang oleh sebab duktuli menyempit karena

Page 25: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

14

pembesaran vena serta pembuluh limfe (Saifuddin dkk, 2012).

Pembesaran payudara adalah kondisi penuh yang berlebihan

pada payudara. Payudara yang mengalami pembesaran

cenderung panas dan nyeri dengan kulit tegang dan mengkilat.

Pada periode postpartum awal, payudara yang membesar tidak

hanya penuh oleh air susu, payudara juga terdiri dari darah ekstra

dan limfe yang tertarik ke payudara karena perubahan hormon

yang mempresipitasi produksi air susu matur (Varney, et al. 2015).

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan

progesteron turun dalam dua sampai tiga hari. Dengan ini faktor

hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil

dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak diproduksi lagi, dan

terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan

alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi

juga mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan

kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan

duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul jika bayi

menyusu (Saifuddin dkk, 2012).

Pengetahuan tentang bendungan ASI adalah hasil dari tahu

dan ini terjadi setelah ibu nifas melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu (bendungan ASI). Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2012).

Page 26: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

15

b. Gejala

Gejala bendungan air susu adalah terjadinya

pembengkakan payudara dan secara palpasi teraba keras,

kadang terasa nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu

badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda- tanda kemerahan dan

demam (Sarwono, 2012).

c. Penyebab

Penyebab bendungan ASI adalah distensi alveoli yang

menekan duktus susu, mengakibatkan obstruksi pengiriman susu

dari duktus ke bayi. Obstruksi ini menimbulkan distensi lebih

lanjut, dan akhirnya terjadi statis vaskular dan limfatik sekunder.

Teori populer lain menyatakan bahwa peningkatan dalam

sirkulasi darah dan limfe ketika susu pertama kali disintesis

menyebabkan pembengkakan pada areola yang dapat

mempengaruhi cakupan mulut bayi. Hal ini mengakibatkan

pengosongan duktus penampung inkomplet, dengan distensi

dan obstruksi lebih lanjut. Peningkatan vaskularitas dapat

berlanjut ke tingkat ketika payudara keseluruhan menjadi padat

dan nyeri tekan (Walsh, 2012).

Beberapa faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan

terjadinya keadaan ini yaitu jadwal menyusui yang dibatasi, dapat

juga karena terjadinya hambatan aliran susu karena tekanan

eksternal seperti pemakaian BH yang tidak menyokong dan

Page 27: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

16

pakaian yang terlalu ketat, tekanan jari-jari ibu saat menyusui,

posisi bayi yang kurang tepat seperti terlalu tinggi atau terlalu

rendah pada lengan ibu. Menurut Saifuddin dkk (2012) bendungan

ASI disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar,

karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat,

terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang

baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui.

Teori lain menyatakan bahwa penyebab bendungan ASI adalah

posisi mulut bayi dan puting ibu salah saat menyusui, produksi ASI

berlebihan, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang,

waktu menyusui yang terbatas (Sunar, 2015).

d. Cara mencegah

Untuk mencegah diperlukan menyusui dini, perlekatan

yang baik, menyusui secara on demand. Bayi harus sering

disusui. Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu

sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun.

Ketidakberhasilan saat menyusui dikarenakan sumbatan saluran

yang menyalurkan air susu, serta tekanan tinggi yang

membuat produksi ASI semakin menurun.

Oleh karena itu, hendaknya ibu memijat payudaranya sejak

enam minggu sebelum melahirkan. Pijatan dimulai dari pinggir

payudara menuju tengah payudara guna mengeluarkan sel-sel

yang mungkin dapat menyumbat pengeluaran ASI di masa

Page 28: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

17

mendatang. Ibu harus merawat puting yang kering dan lecet

dengan menggunakan krim antiseptik.

Sebaiknya segera setelah melahirkan, ibu dapat membantu

membangun pasokan air susu dan menghindari beberapa

masalah yang mungkin akan timbul di awal pertama kali

menyusui dengan cara memeluk bayi sehingga mempunyai akses

yang penuh ke payudara atau menyusui bayi sesegera mungkin

atau membiarkan bayi menghisap payudara sesering mungkin.

Sebagian besar bayi yang baru lahir umumnya siap dan

berminat menyusu atau menghisap payudara selama satu jam

pertama sesudah dilahirkan.

Riset menunjukkan bahwa pemberian ASI yang sering dan

tidak dibatasi membantu mencegah pembesaran payudara yang

nyeri dan memungkinkan terbentuknya pasokan susu dalam

jumlah besar. Selain itu, ibu mesti membersihkan puting dengan

air hangat sebelum menyusui. Ibu tidak boleh memaksa bayi

untuk menghisap ASI jika menolak, karena bayi akan

memberontak ketika putung payudara ditempelkan pada

mulutnya. Sebaiknya bayi disusui sesegera mungkin. Pada

umumnya, sebelum 5 jam setelah melahirkan, ibu mesti mencoba

menyusui bayinya, walaupun ASI belum keluar. Pada dua hari

pertama kelahiran bayi, produksi ASI belum banyak. Oleh

karena itu, ibu jangan membiarkan bayinya menghisap terlalu

Page 29: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

18

lama guna menghindarkan rasa sakit pada puting susu (Penny,

2015). Untuk merangsang reflek oksitosin maka dilakukan

kompres untuk mengurangi rasa sakit, ibu harus rileks, pijat dan

punggung belakang (sejajar daerah payudara), pijat ringan pada

payudara yang bengkak (pijat pelan–pelan kearah tengah),

stimulasi payudara dan putting, kompres dingin pasca menyusui,

untuk mengurangi oedema, pakailah BH yang sesuai, bila terlalu

sakit dapat dberikan obat analgetik (Sunar, 2015).

e. Cara mengatasi

1) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal

dan tanpa batas waktu.

2) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan

tangan atau pompa ASI yang efektif.

3) Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat

dilakukan kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit,

masase payudara, masase leher dan punggung.

4) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi

oedema (Sunar, 2015).

Menurut (Saifuddin dkk, 2012) penanganan bendungan air susu

dilakukan dengan pemakaian kutang untuk penyangga payudara

dan pemberian analgetika, dianjurkan menyusui segera dan lebih

sering, kompres hangat, air susu dikeluarkan dengan pompa

dan dilakukan pemijatan (masase) serta perawatan payudara.

Page 30: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

19

Kalau perlu diberi supresi laktasi untuk sementara (2–3 hari) agar

bendungan terkurangi dan memungkinkan air susu dikeluarkan

dengan pijatan. Keadaan ini pada umumnya akan menurun

dalam berapa hari dan bayi dapat menyusu dengan normal.

G. Tinjauan Tentang Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan

secara normal, masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau

40 hari (Ambarwati, 2015). Nifas disebut juga post partum atau

puerpurium adalah masa atau waktu sejak bayi lahir dan plasenta

keluar sampai enam minggu disertai dengan pulihnya kembali

organ-organ kandungan (Suherni, Widyasih & Rahmawati, 2016).

Menurut (Saifuddin dkk, 2012) masa mulai setelah partus selesai

dan berakhir setelah kira kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat

genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3

bulan.

2. Tahapan Masa Nifas

Menurut (Ambarwati, 2015) masa nifas dibagi dalam 3 tahapan

diantaranya adalah :

a. Puerpurium dini

Page 31: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

20

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan

jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

b. Puerpurium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6

sampai 8 minggu.

c. Remote puerpurium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu ke waktu persalinan mempunyai

komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu,

bulanan dan tahunan.

3. Perubahan Psikologi Pada Masa Nifas

Menurut (Saleha, 2015) perubahan emosi psikologi masa

nifas dibagi dalam beberapa fase :

a. Fase Taking in

Terjadi pada satu sampai dua hari setelah persalinan, ibu masih

pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian

terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan

dan persalinan yang dialami.

b. Fase Taking hold

Periode yang berlangsung antara 3 sampai 10 hari setelah

melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan

ketidak kemampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam

Page 32: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

21

merawat bayi, ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga

mudah tersinggung dan gampang marah.

c. Fase Letting go

Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya, fase ini

berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, ibu mulai

mengerti bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk

memenuhi kebutuhan bayinya.

H. Tinjauan Tentang Variabel Yang Berhubungan Dengan

Pengetahuan Tentang Bendungan ASI

1. Umur Ibu

Menurut Elizabeth yang dikutip Nursalam (2013), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Menurut Hucklock (2015) semakin cukup umur, tingkat

kemantangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja jadi semakin matangnya umur ibu. Semakin

matang pula pemikirannya soal kesehatan reproduksinya

khususnya tentang bendungan ASI.

2. Pendidikan Ibu

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menetukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan dapat

Page 33: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

22

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotifasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi. Pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup.

Oleh sebab itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

makin mudah menerima informasi dalam memperoleh informasi

mengenai menstruasi sehingga makin banyak pengetahuan yang

dimiliki dan semakin mudah menerima informasi (Notoatmojo,

2012).

3. Paritas Ibu

Paritas dapat diartikan sebagai banyaknya anak yang dimiliki oleh

seorang ibu. Semakin banyak anak yang dimiliki seorang ibu,

maka semakin banyak pengetahuan ibu tentang bendungan ASI

(Wawan dan Dewi, 2015).

4. Sumber Informasi

Sumber informasi dapat diartikan sebagai tempat atau asal

informasi yang diterima oleh ibu nifas. Semakin banyak sumber

informasi yang dimiliki oleh seorang ibu nifas tentang bendungan

ASI, maka semakin baik pengetahuan ibu nifas (Notoatmojo,

2012).

Page 34: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

23

I. Landasan Teori

Bendungan ASI (Engorgement) adalah penyempitan pada duktus

laktiferus, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang

mengakibatkan terjadinya pembekakan (Saifuddin dkk, 2012). Bendungan

ASI biasanya terjadi pada hari kedua hingga hari keempat masa nifas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bendungan ASI diantaranya

adalah faktor ibu dan bayi. Faktor ibu yaitu kurangnya pengetahuan,

psikologis, nutrisi, teknik menyusu, perawatan payudara, sedangkan faktor

bayi yaitu daya hisap bayi yang lemah (Wawan dan Dewi, 2010).

Kesalahan dalam perilaku menyusu, meliputi pengeluaran susu yang tidak

lancar, bayi tidak cukup sering menyusu, produksi ASI meningkat,

terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi kurang baik, pembatasan

waktu menyusu.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2012). Menurut Wawan & Dewi

(2015), beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu faktor

Internal terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, graviditas. Faktor

eksternal terdiri dari lingkungan, sosial budaya, sumber informasi

(Notoadmojo, 2012).

Page 35: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

24

J. Kerangka Teori

Faktor Internala. Umurb. Pendidikanc. Pekerjaana. Paritas

Faktor Eksternal

a. Lingkunganb. Sosial Budayac. Sumber Informasi

Pengetahuan IbuNifas Tentang

Bendungan ASI

Gambar 1.Kerangka Teori dimodifikasi dari Notoadmojo (2012);Wawan dan Dewi (2015); Saifuddin dkk (2012)

Page 36: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

25

K. Kerangka konsep

Keterangan

Variabel bebas: umur, pendidikan, paritas, sumber informasi

Variable terikat: pengetahuan tentang bendungan ASI

Pendidikan

Paritas

Sumber Informasi

Umur

Pengetahuan ibu nifastentang bendungan ASI

Page 37: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

26

BAB III

METODE PENELITIAN

L. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang

pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI (Nursalam, 2013).

M. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Nifas Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika Kota Kendari pada bulan Juni tahun 2017.

N. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di ruang nifas

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari bulan Juni tahun

2017 yang berjumlah 75 orang ibu nifas.

2. Sampel dalam penelitian adalah ibu nifas di ruang nifas Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kendari pada bulan Juni 2017 yang

berjumlah 75 orang ibu nifas. Pengambilan sampel menggunakan

tehnik consencutive sampling yaitu setiap ibu nifas yang di ruang

nifas RSU Dewi Sartika Kota Kendari pada bulan Juni dijadikan

sebagai sampel penelitian.

O. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu pengetahuan tentang

bendungan ASI.

26

Page 38: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

27

2. Variabel bebas (independent) yaitu umur, pendidikan, paritas,

sumber informasi.

P. Definisi Operasional

1. Pengetahuan tentang bendungan ASI adalah kemampuan

responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan

yang berkaitan dengan bendungan ASI. Skala ukur adalah

nominal.

Kriteria objektif

a. Pengetahuan baik : jika skor jawaban benar 76–100%

b. Pengetahuan cukup: jika skor jawaban benar 56-75%

c. Pengetahuan kurang : jika skor jawaban benar <56%

(Nursalam, 2013)

2. Umur adalah lamanya seseorang hidup, yang dihitung dari lahir

hingga saat penelitian. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Berisiko: umur <20 tahun dan >35 tahun

b. Tidak berisiko: umur 20-35 tahun

(Nursalam, 2013)

3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditamatkan oleh

responden. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Pendidikan dasar: SD, SMP

b. Pendidikan menengah: SMA dan Sederajat

Page 39: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

28

c. Pendidikan tinggi: Diploma, S1,S2,S3

(Diknas, 2003)

4. Paritas adalah jumlah anak yang dimiliki responden. Skala ukur

adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Primipara: paritas 1

b. Multipara: paritas 2-4

c. Grande Multipara: paritas ≥5

(Saifuddin, 2012)

5. Sumber informasi adalah sumber informasi yang diperoleh

responden tentang bendungan ASI. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Media sosial dan cetak

b. Keluarga

c. Tenaga kesehatan

d. Belum pernah mendengar

(Notoatmojo, 2012)

Q. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari kuesioner yang

dibagikan pada pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota

Kendari pada bulan Juni tahun 2017.

Page 40: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

29

R. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

mengenai pengetahuan tentang bendungan ASI, umur, pendidikan,

paritas, sumber informasi. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 20

pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban benar atau salah. Pertanyaan

pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan favorable dan 10 pertanyaan

unfavorable tentang pemberian kolostrum. Total skor tertinggi adalah 20.

Skor jawaban benar untuk pertanyaan favorable adalah 1 dan jawaban

salah adalah 0. Skor jawaban benar untuk pertanyaan unfavorable adalah

0 dan jawaban salah adalah 1.

S. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

Page 41: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

30

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan uraikan

dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

Kxn

fX

Page 42: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari telah dilaksanakan pada bulan

Juni tahun 2017. Sampel penelitian adalah ibu nifas di ruang nifas Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari yang berjumlah 75 ibu. Data yang

telah terkumpul diolah, dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel yang

disertai penjelasan. Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian, karakteristik responden, pengetahuan ibu nifas tentang

bendungan ASI berdasarkan umur, pendidikan, paritas, sumber informasi.

Hasil penelitian akan ditampilkan sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

RSU Dewi Sartika Kendari terletak di Jalan Kapten Piere

Tendean No.118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Ibu Kota

Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini sangat strategis karena

berada ditengah-tengah lingkungan pemukiman penduduk dan

mudah dijangkau dengan kendaraan umum karena berada disisi

jalan raya dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Perumahan penduduk

b. Sebelah selatan : Jalan raya Kapten Piere Tendean

31

Page 43: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

32

c. Sebelah timur : Perumahan penduduk

d. Sebelah barat : Perumahan penduduk

2. Lingkungan fisik

RSU Dewi Sartika Kendari berdiri diatas tanah seluas 1.624

m² dengan luas bangunan 957,90 m². RSU Dewi Sartika Kendari

selama kurun waktu 7 tahun sejak berdirinya tahun 2009 sampai

dengan tahun 2016 telah melakukan pengembangan fisik

bangunan sebagai bukti keseriusan untuk berbenah dan

memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat khususnya

masyarakat Kota Kendari.

3. Status

RSU Dewi Sartika Kendari yang mulai dibangun /didirikan

tahun 2009 dengan izin operasional sementara dari walikota

Kendari No.56/IZN/XI/2010/001 tanggal 5 november 2010, maka

rumah sakit ini resmi berfungsi dan melakukan kegiatan-kegiatan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat pencari jasa kesehatan

dibawah naungan Yayasan Widya Ananda Nugraha Kendari yang

sekaligus sebagai pemilik rumah sakit. RSU Dewi Sartika Kendari

telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI menjadi Rumah

sakit type D.

4. Organisasi dan Manajemen

Pemimpin RSU Dewi Sartika Kendari disebut Direktur.

Direktur dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab penuh

Page 44: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

33

kepada pemilik rumah sakit dalam hal ini ketua Yayasan Widya

Ananda Nugraha dan dibantu oleh Kepala Tata Usaha dan 4

(empat) orang Kepala Bidang yakni ; Kepala Bidang Keuangan dan

Klaim, Kepala Bidang Pelayanan Medik, Kepala Bidang Penunjang

Medik, dan Kepala Bidang Perlengkapan dan sanitasi.

a. Kepala Bidang Keuangan dan Klaim

1) Kasir/Juru Bayar

2) Administrasi Klaim

b. Kepala Bidang Pelayanan Medik

1) Instalasi Gawat Darurat

2) Instalasi Rawat Jalan (IRJ)

3) Instalasi Rawat Inap (IRNA)

4) Instalasi Gizi

5) Instalasi Farmasi

6) Kamar Operasi

7) Rekam Medik

8) HCU

9) Ruang Sterilisasi, dll

c. Kepala Bidang Penunjang Medis

1) Laboratorium

2) Radiologi

d. Kepala Bidang Perlengkapan dan Sanitasi

1) Perlengkapan

Page 45: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

34

2) Keamanan

3) Kebersihan

Selain pengorganisasian tersebut diatas terdapat 2 (dua) kelompok yang

sifatnya kemitraan yakni :

a. Komite Medik, dan

b. Satuan Pengawasan Intern

5. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

Kendari

Tugas pokok RSU Dewi Sartika Kendari adalah melakukan

upaya kesehatan secara efisien dan efektif dengan mengutamakan

penyembuhan dan pemulihanyang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan upaya rujukan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut

diatas RSU Dewi Sartika Kendari mempunyai fungsi :

a. Menyelenggarakan pelayanan medik

b. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik

d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

f. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

Page 46: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

35

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana RSU Dewi Sartika Kendari adalah sebagai

berikut :

a. IGD, Poliklinik Spesialis, Ruangan perawatan Kelas I, Kelas II,

Kelas 3 dengan fasilitasnya

b. Listrik dari PLN tersedia 5500 watt dibantu dengan 1 unit genset

sebagai cadangan

c. Air yang digunakan di RSU Dewi Sartika adalah air dari sumur

bor yang ditampung dalam reservoir dan berfungsi 24 jam.

d. Sarana komunikasi berupa telepon, fax dan dilengkapi dengan

fasilitas Internet (Wi Fi)

e. Alat Pemadam kebakaran

f. Pembuangan limbah

g. Untuk sampah disediakan tempat sampah disetiap ruangan dan

juga diluar ruangan, sampah akhirnya dibuang ketempat

pembuangan sementara (2 bak sampah) sebelum diangkat oleh

mobil pengangkut sampah.

h. Untuk limbah cair ditiap-tiap ruangan disediakan kamar mandi

dan WC dengan septic tank serta saluran pembuangan limbah.

i. Pagar seluruh area rumah sakit terbuat dari tembok.

7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di RSU Dewi Sartika

Kendari adalah sebagai berikut :

Page 47: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

36

a. Pelayanan medis

1) Instalasi Gawat Darurat

2) Instalasi Rawat Jalan, yaitu Poliklinik Obsgyn, Poliklinik

Umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Mata, Poliklinik

Bedah, Poliklinik Anak, Poliklinik THT, Poliklinik Radiologi,

Poliklinik Jantung, Poliklinik Gigi Anak.

3) Instalasi Rawat Inap: Dewasa/Anak/Umum dan Persalinan

4) Kamar Operasi: Operasi Obsgyn, Bedah umum

5) HCU

b. Pelayanan penunjang medis, yaitu instalasi farmasi, radiologi,

laboratorium, instalasi gizi, ambulance

c. Pelayanan Non Medis, yaitu sterilisasi dan laundry

8. Fasilitas Tempat Tidur

Jumlah Tempat Tidur yang ada di RSU Dewi Sartika Kendari

adalah sebanyak 91 buah tempat tidur yang terbagi dalam

beberapa kelas perawatan yakni sebagai berikut

Tabel 1.Jumlah Tempat Tidur RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2016

Jenis Ruangan JumlahVIPKelas IKelas IIKelas III/Bangsal/IntenalUGDRuang Bersalin

14101237117

Jumlah 91Sumber : Data Primer

Page 48: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

37

9. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia di RSU Dewi Sartika Kendari berjumlah 160

terdiri dari (17: Part Time, 143: Full Time) dengan spesifikasi pendidikan

sebagai berikut

Tabel 2Jumlah SDM RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2016

Jenis Tenaga Status Ketenagaan Jenis KelaminTetap Tidak Tetap L P

Tenaga MedisDokter Spesialis Obgyn 1 1 2 -Dokter Spesialis Bedah - 1 1 -Dokter Spesialis Interna - 1 1 -Dokter Spesialis Anastesi - 1 1 -Dokter Spesialis PK - 1 - 1Dokter Spesialis Anak - 1 - 1Dokter Spesialis Radiologi - 1 1 -Dokter Spesialis THT - 1 - 1Dokter Spesialis Mata - 1 1 -Dokter Spesialis Jantung - 1 1 -Dokter Gigi Anak - 1 - 1Dokter Umum - 3 3 -Paramedis1. S1 Keperawatan/Nurse2. D IV Kebidanan3. D III Bidan4. D III Keperawatan

2654356

-2--

10--11

1674345

Tenaga Kesehatan Lainnya1. Master Kesehatan2. SKM3. Apoteker4. D III Farmasi5. S 1 Gizi6. D III Analis Kesehatan

-11113

-121--

-11--1

-11212

Non Medis1. DII/Keuangan2. Diploma Komputer3. SLTA/SMA/SMU

1111

---

--2

119

Jumlah 67 19 24 60Sumber : Data Primer

Page 49: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

38

10. Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan RSU Dewi Sartika Kendari berasal dari

pengelolaan Rumah Sakit dan yayasan Widya Ananda Nugraha Kendari.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik merupakan ciri atau tanda khas yang melekat pada diri

responden yang membedakan antara responden yang satu dengan yang

lainnya. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur,

pendidikan, paritas. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3Karakteristik Responden

KarakteristikJumlah

n %

Umur

Berisiko

Tidak Berisiko

5

70

6,7

93,3

Pendidikan

Dasar

Menengah

Tinggi

14

39

22

1,9

52,0

29,3

Paritas

Primipara

Multipara

Grande Multipara

21

49

5

28,0

65,3

6,7

Sumber informasi

Media sosial dan cetak

Keluarga

Tenaga kesehatan

Belum mendengar

32

16

15

12

42,7

21,3

20,0

16,0Sumber: Data Primer

Page 50: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

39

Setelah dilakukan analisis data, dapat dilihat bahwa karakteristik

terbanyak pada umur tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 70 ibu

(93,3%), pendidikan menengah sebanyak 39 ibu (52,0%), multipara

sebanyak 49 ibu (65,3%), sumber informasi tentang bendungan ASI dari

media sosial dan cetak sebanyak 32 ibu (42,7%). Kesimpulan dari

karakteristik responden adalah sebagian besar ibu nifas berada pada

umur reproduksi sehat (umur 20-35 tahun), berpendidikan menengah

(SMU dan sederajatnya) dan multipara (pernah melahirkan anak sebanyak

2-4 orang), sudah pernah mendengar tentang bendungan ASI.

3. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI di RSU Dewi

Sartika Kota Kendari

Pengetahuan tentang bendungan ASI adalah kemampuan

responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang

berkaitan dengan bendungan ASI. Pengetahuan dikategorikan menjadi 3,

yaitu pengetahuan baik (jika skor 76–100%), pengetahuan cukup (jika

skor 56-75%), pengetahuan kurang (jika skor <56%). Hasil penelitian

tentang sikap dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI

di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Pengetahuan Jumlahn %

BaikCukupKurang

142140

18,728,053,3

Total 75 100Sumber: Data Primer

Page 51: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

40

Pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI terbanyak dalam

kategori pengetahuan kurang sebanyak 40 orang (53,3%). Hal ini berarti

ibu nifas di RSU Dewi Sartika Kota Kendari memiliki pengetahuan yang

kurang tentang bendungan ASI.

4. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Umur Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

Pengetahuan tentang bendungan ASI berdasarkan umur adalah

kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah

pertanyaan yang berkaitan dengan bendungan ASI berdasarkan umur ibu.

Umur ibu dikategorikan menjadi berisiko (umur <20 dan >35 tahun) dan

tidak berisiko (umur 20-35 tahun). Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel

5.

Tabel 5Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Umur Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Umur Ibu

Pengetahuan Tentang BendunganASI TotalBaik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Berisiko 0 0 1 1,3 4 5,3 5 6,6

Tidak Berisiko 14 18,7 20 26,7 36 48,0 70 93,4

Total 14 18,7 21 28,0 40 53,3 75 100Sumber: Data Primer

Tabel 5 menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan

baik terbanyak pada umur tidak berisiko sebanyak 10 ibu (18,7%),

pengetahuan cukup terbanyak pada umur tidak berisiko sebanyak 20 ibu

Page 52: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

41

(26,7%) dan pengetahuan kurang terbanyak pada umur tidak berisiko

sebanyak 36 ibu (48,0%). Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian

besar ibu nifas yang memiliki pengetahuan baik, cukup, kurang berada

pada usia tidak berisiko.

5. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Pendidikan Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

Pengetahuan tentang bendungan ASI berdasarkan pendidikan ibu

adalah kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami

sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan bendungan ASI berdasarkan

pendidikan ibu. Pendidikan ibu dikategorikan menjadi dasar (SD, SMP),

menengah (SMU sederajat) dan tinggi (Diploma, S1, S2, S3). Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Pendidikan Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

[Pendidikan

Pengetahuan Tentang BendunganASI TotalBaik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Dasar 0 0 3 4,0 11 14,7 14 18,7

Menengah 3 4,0 8 10,7 28 37,3 39 52,0

Tinggi 11 14,7 10 13,3 1 1,3 22 29,3

Total 14 18,7 21 28,0 40 53,3 75 100Sumber: Data Primer

Tabel 6 menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan

baik terbanyak pada pendidikan tinggi sebanyak 11 ibu (14,7%),

pengetahuan cukup terbanyak pada pendidikan tinggi sebanyak 10 ibu

Page 53: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

42

(13,3%) dan pengetahuan kurang terbanyak pada pendidikan menengah

sebanyak 28 ibu (37,3%). Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian

besar ibu nifas yang memiliki pengetahuan baik dan cukup berpendidikan

tinggi sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang berada

berpendidikan menengah dan dasar.

6. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Paritas Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

Pengetahuan tentang bendungan ASI berdasarkan paritas ibu

adalah kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami

sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan bendungan ASI berdasarkan

paritas ibu. Paritas ibu dikategorikan menjadi primipara, multipara, grande

multipara. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Paritas Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Paritas

Pengetahuan Tentang Bendungan

ASI Total

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Primipara 0 0 2 2,7 19 25,3 21 28,0

Multipara 13 17,4 15 20,0 21 28,0 49 65,4

Grande

Multipara

1 1,3 4 5,3 0 0 5 6,6

Total 14 18,7 21 28,0 40 53,3 75 100Sumber: Data Primer

Tabel 7 menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan

baik terbanyak pada multipara sebanyak 13 ibu (17,4%), pengetahuan

Page 54: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

43

cukup terbanyak pada multipara sebanyak 15 ibu (20,0%) dan

pengetahuan kurang terbanyak pada multipara sebanyak 21 ibu (28,0%).

Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar ibu nifas yang memiliki

pengetahuan baik, cukup, kurang memiliki paritas dalam kategori

multipara.

7. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Sumber Informasi di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

Pengetahuan tentang bendungan ASI berdasarkan sumber

informasi adalah kemampuan responden untuk mengetahui dan

memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan bendungan ASI

berdasarkan sumber informasi. Sumber informasi dikategorikan menjadi

Media sosial dan cetak, keluarga, tenaga kesehatan, belum mendengar.

Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI Berdasarkan

Sumber Informasi di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017

Sumber Informasi

Pengetahuan Tentang BendunganASI TotalBaik Cukup Kurangn % n % n % n %

Media sosialdan cetak

2 2,7 12 16,0 18 24,0 32 42,7

Keluarga 1 1,3 5 6,7 10 13,3 16 21,3Tenagakesehatan

11 14,7 4 5,3 0 0 15 20,0

Belummendengar

0 0 0 0 12 16,0 12 16,0

Total 14 18,7 21 28,0 40 53,3 75 100Sumber: Data Primer

Page 55: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

44

Tabel 8 menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan

baik terbanyak pada sumber informasi dari tenaga kesehatan sebanyak

11 ibu (14,7%), pengetahuan cukup terbanyak pada pada sumber

informasi dari media sosial dan cetak sebanyak 12 ibu (16,0%) dan

pengetahuan kurang terbanyak pada sumber informasi dari media sosial

dan cetak sebanyak 18 ibu (24,0%) dan belumpernah mendengar

sebanyak 12 ibu (16,0%). Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian

besar ibu nifas yang memiliki pengetahuan baik telah mendapatkan

informasi tentang bendungan ASI dari tenaga kesehatan, ibu nifas yang

pengetahuannya cukup telah mendapatkan informasi tentang bendungan

ASI dari media sosial dan cetak, ibu nifas yang pengetahuannya kurang

telah mendapatkan informasi tentang bendungan ASI dari media sosial

dan cetak dan ada juga ibu nifas yang belum pernah mendengar tentang

bendungan ASI.

B. Pembahasan

Penelitian pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari telah dilaksanakan pada bulan

Juni tahun 2017. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar

pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah Sakit Umum

Dewi Sartika Kota Kendari dalam kategori kurang. Hasil penelitian ini

sesuai dengan hasil penelitian Penty (2017) yang berjudul pengetahuan,

sikap dengan bendungan ASI di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru yang

menyatakan bahwa terdapat 62,4% ibu nifas yang memiliki pengetahuan

Page 56: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

45

yang kurang tentang bendungan ASI. Penelitian Eny (2012) tentang tingat

pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di RB AN NUUR Surakarta

juga menyatakan hal yang sama bahwa pengetahuan ibu nifas tentang

bendungan ASI dalam kategori cukup dan kurang.

Pengetahuan merupakan “hasil tahu” dari manusia dan ini terjadi

setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan yang

ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah

kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk

menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini

pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia

dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan merupakan faktor predisposisi, yaitu faktor yang

mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku sesorang.

Pengetahuan seseorang akan suatu program kesehatan akan mendorong

orang tersebut mau berpartisipasi didalamnya. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2012).

Pada penelitian ini responden hanya bisa menjawab benar dan

salah dari pertanyaan melalui kuesioner tentang bendungan ASI. Tingkat

pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu tahu dan

memahami, sehingga hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan

Page 57: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

46

ibu nifas tentang bendungan ASI di RSU Dewi Sartika Kota Kendari

dalam kategori pengetahuan kurang. Hasil penelitian ini menggambarkan

bahwa mayoritas responden belum mengetahui informasi dengan benar

tentang bendungan ASI.

Kurangnya informasi yang diperoleh responden dapat disebabkan

karena keterbatasan kemampuan seseorang dalam menangkap dan

mengingat materi yang telah disampaikan oleh bidan ataupun kurangnya

informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan tentang bendungan ASI.

Notoadmodjo (2012) menyatakan bahwa tahu diartikan sebagai

kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari/diterima

sebelumnya, termaksud diantaranya adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu ibu nifas perlu diberikan

informasi dasar mengenai bendungan ASI dengan menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti.

Pengetahuan ibu hamil dipengaruhi beberapa faktor diantaranya

umur, pekerjaan, pendidikan, paritas dan sumber informasi.(Notoatmodjo,

2012). Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar ibu nifas yang

memiliki pengetahuan baik, cukup, kurang berada pada umur tidak

berisiko (umur 20-35 tahun). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa

ibu nifas di RSU Dewi Sartika dalam usia reproduksi sehat. Hal ini sesuai

dengan teori Saifuddin (2012) bahwa ibu hamil sebaiknya hamil dalam

usia reproduksi sehat agar kehamilannya bisa berjalan dengan baik.

Page 58: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

47

Fakta yang ada pada data tersebut bahwa ibu sudah mengetahui

tentang bendungan ASI. Hal ini disebabkan karena usia yang semakin

matang akan membuat ibu memiliki kemauan yang lebih untuk belajar.

Semakin bertambah usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya. Sebaliknya pada ibu nifas usia

muda akan cenderung tidak tanggap dan kurang menyadari pentingnya

mengenali bendungan ASI masa nifas.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada ibu dengan umur

20–35 tahun mempunyai pengetahuan yang kurang paling banyak. Hal ini

terjadi karena walaupun pada usia tersebut sudah merupakan usia

dewasa, penuh kreatifitas dan sudah banyak tahu tentang bendungan

ASI, namun kedewasaan dan kreatifitas tergantung pada minat dan

kemampuan individual masing-masing. Selain itu kurangnya pengetahuan

dapat disebabkan karena ibu nifas belum dapat memahami dengan benar

pentingnya mengetahui bendungan ASI dan dampaknya bagi ibu dan

bayi.

Selain umur, faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu nifas

tentang bendungan ASI adalah pendidikan. Hasil penelitian

menggambarkan bahwa sebagian besar ibu nifas yang memiliki

pengetahuan baik dan cukup berpendidikan tinggi sedangkan responden

yang memiliki pengetahuan kurang berada berpendidikan menengah dan

dasar. Hal ini menyatakan bahwa ibu nifas yang berpengetahuan kurang

Page 59: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

48

terbanyak pada ibu dengan jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) dan

menengah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup, serta perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

akan tetapi dapat juga diperoleh pada pendidikan non formal.

Hal ini sesuai dengan teori Sulistina (2014) bahwa pendidikan

mempengaruhi proses belajar. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Demikian pula menurut

Notoatmodjo (2012) bahwa pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Ibu nifas yang tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi cenderung

akan mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan orang dengan

tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu

dan mudah memahami arti kesehatan serta pentingnya kesehatan

(Mutalazimah, 2014). Teori lain yang juga mendukung adalah menurut

Pusdinakes (2013), bahwa tingkat pendidikan juga mempengaruhi

seseorang dalam pengembangan nalar dan analisa. Daya nalar yang baik

akan memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

Page 60: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

49

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga

dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Informasi yang diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (Immediate Impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mendorong ibu untuk

berpikiran maju dan mencoba hal-hal baru. Sikap yang demikian ini akan

mendorong ibu untuk selalu mencoba mancari tahu ilmu baru. Tingkat

pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, makin mudah menafsirkan informasi sehingga

menciptakan suatu hal yang baik, sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat penafsiran informasi seseorang terhadap obyek-obyek

baru yang diperkenalkan (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar ibu nifas yang

memiliki pengetahuan baik dan cukup memiliki paritas dalam kategori

multipara, sedangkan ibu nifas yang berpengetahuan kurang memiliki

paritas dalam kategori multipara dan primipara. Paritas dapat diartikan

sebagai banyaknya anak yang dimiliki oleh seorang ibu (Saifuddin, 2012).

Semakin banyak anak yang dimiliki seorang ibu, maka semakin banyak

pengetahuan ibu tentang bendungan ASI (Wawan dan Dewi, 2015).

Page 61: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

50

Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan teori Wawan dan Dewi

(2015) bahwa ibu nifas yang memiliki anak lebih dari satu,

pengetahuannya lebih baik dari ibu yang baru memiliki anak satu.

Semakin banyak anak yang dimiliki, ibu nifas akan memiliki banyak

pengalaman tentang menyusui sehingga ibu nifas telah memiliki informasi

tentang bendungan ASI.

Pada hasil penelitian dapat dilihat bahwa ibu nifas yang

pengetahuannya kurang paritasnya dalam kategori multipara dan

primipara. Kurangnya pengetahuan pada primipara dapat disebabkan

karena kurangnya pengalaman yang diperoleh ibu nifas. Menyusui

merupakan pengalaman pertama untuk ibu nifas, sehingga ibu nifas

belum berpengalaman untuk mengatasi bendungan ASI. Ibu nifas

multipara yang memiliki pengetahuan kurang dapat disebabkan karena

kurangnya kemauan ibu untuk terus belajar. Walaupun ibu sudah memiliki

pengalaman menyusui dari persalinan sebelumnya, namun tergantung

dari kemauan ibu untuk lebih belajar dalam menangani bendungan ASI.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar ibu nifas

telah memiliki informasi tentang bendungan ASI. Ibu nifas yang

berpengetahuan baik memperoleh informasi tentang bendungan ASI

terbanyak dari petugas kesehatan lalu media sosial dan cetak, keluarga.

Ibu nifas yang berpengetahuan cukup memperoleh informasi tentang

bendungan ASI terbanyak dari media sosial dan cetak, lalu dari petugas

kesehatan dan keluarga. Ibu nifas yang berpengetahuan kurang

Page 62: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

51

memperoleh informasi tentang bendungan ASI terbanyak dari media

sosial dan cetak, lalu dan keluarga.

Ibu nifas yang belum pernah mendengar tentang bendungan ASI

memiliki pengetahuan dalam kategori kurang, sehingga dapat dikatakan

bahwa belum semua ibu nifas memahami dengan benar informasi tentang

bendungan ASI baik dari bidan ataupun petugas kesehatan melalui

penyuluhan kesehatan yang diberikan pada waktu posyandu, rawat inap

saat persalinan, maupun media massa. Adanya hal tersebut mungkin

disebabkan karena daya serap dan pemahaman tiap individu dalam

menerima informasi berbeda-beda, dimana menurut Notoatmodjo (2012)

memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Untuk itu, informasi/pendidikan kesehatan

yang lebih jelas dari tenaga kesehatan khususnya bidan sangat diperlukan

pada setiap kunjungan ANC.

Selain dari petugas kesehatan, sumber informasi tentang

bendungan ASI dapat diperoleh dari madia sosial dan cetak. Majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Page 63: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

52

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Sumber informasi dapat menstimulus otak seseorang. sumber informasi

dapat diperoleh dari media cetak (surat kabar, leaflet, poster), media

elektronik (televisi, radio, video), keluarga, dan sumber informasi lainnya

(Sariyati, 2015). Setelah seseorang memperoleh pengetahuan dari

berbagai sumber informasi maka akan menimbulkan sikap dan perilaku

(Notoatmodjo, 2012).

Page 64: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika Kota Kendari terbanyak pada kategori kurang.

2. Ibu nifas di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari yang

mempunyai pengetahuan tentang bendungan ASI kategori baik,

cukup dan kurang terbanyak ditemukan pada umur 20 –35 tahun.

3. Ibu nifas di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari yang

mempunyai pengetahuan tentang bendungan ASI kategori baik dan

cukup terbanyak pada pendidikan tinggi, sedangkan yang

pengetahuan kurang terbanyak pada pendidikan menengah dan

dasar.

4. Ibu nifas di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari yang

mempunyai pengetahuan tentang bendungan ASI kategori baik,

cukup dan kurang terbanyak ditemukan pada multipara.

5. Ibu nifas yang mempunyai pengetahuan baik terbanyak pada ibu

yang memperoleh informasi tentang bendungan ASI yang

bersumber dari tenaga kesehatan, yang berpengetahuan cukup

terbanyak bersumber dari media sosial dan cetak sedangkan yang

berpengetahuan kurang sumber informasi terbanyak pada media

53

Page 65: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

54

sosial dan cetak namun ada juga ibu yang belum pernah

mendengar tentang bendungan ASI.

B. Saran

1. Bagi tenaga medis (bidan atau perawat) khususnya di ruang nifas

rumah sakit, klinik maupun puskesmas, agar dapat meningkatkan

kualitas informasi mengenai bendungan ASI untuk mencegah

kemungkinan komplikasi yang akan terjadi.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bendungan ASI perlu

dilakukan penyuluhan secara terarah dan terencana kepada ibu

nifas oleh bidan mulai tingkat posyandu sampai rumah sakit dalam

bentuk kelas ibu hamil dan kunjungan nifas.

3. Diharapkan kepada ibu nifas untuk aktif mencari informasi tentang

kesehatan khususnya bendungan ASI.

Page 66: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

55

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. ( 2015) Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta: MitraCendikia.

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/BadanKoordinasi Keluarga Berencana Nasional, DepartemenKesehatan, & Macro International Inc. (2013). Survei Demografidan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.

Eny, C.I. (2012) Tingat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan ASI diRB AN NUUR Surakarta. Naskah Publikasi.

Fikawati, Syafiq, (2013) Hubungan antara menyusui segera (immediatebreastfeeding) dan pemberian ASI eksklusif sampai dengan empatbulan. J Kedokter Trisakti: Vol.22 No.2.

Kemenkes RI. ( 2015) Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: PerkumpulanObstetrik dan Ginekologi Indonesia.

Kristiyansari, W., (2009) ASI:Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: NuhaMedika.

Kusumawardani (2010). ASI Bikin Anak Cerdas. Jakarta:PenerbitDjambatan.

Labbok, M., Cooney, K. dan Coly, S. (2013) Guidelines: Breastfeeding,Family Planning And The Lactational Amenorrhea Methods-LAM.Washington, DC: Institute for Reproductive Health.

Notoatmodjo, S., (2012) Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Nursalam, (2013) Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Penty, K. (2017) Pengetahuan, Sikap dengan Bendungan ASI diPuskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Riordan, J., Wambach, K. (2015) Breastfeeding and HumanLactation 4th. Edition. Massachusetts : Jones and Bartlett Publisher.

Page 67: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

56

Roesli U. (2014) Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Ekslusif. Jakarta:Pustaka Bunda.

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika, (2016) Laporan Tahunan Rumah Sakittahun 2014 s/d periode Januari sd. September 2016. Kendari:RSU Dewi Sartika.

Saifuddin, A.B. (2012) Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.

Saleha, S. (2015) Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: SalembaMedika.

Sugiono (2012) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.

Suherni, (2015) Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Wahyuningsih, Heni, P. (2009) Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakatdalam Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Wawan, Dewi, ( 2015) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap danPerilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

World Health Organization. (2015) Promoting Proper Feeding For Infantsand Young Children. Geneva: WHO.

Zaenal, E., Suteja, E., Madjid, T.H., (2014) Hubungan Pengetahuan,Sikap Ibu Menyusui, Imd Dan Peran Bidan Dengan PelaksanaanAsi Eksklusif Dan Untuk Mengetahui Faktor Apa YangMemengaruhi Peran Bidan Dalam Pelaksanaan IMD dan ASIEkskusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.Tesis. Unpad.

Page 68: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

57

LAMPIRAN

Page 69: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Bapak / ibu / saudara responden

di Rumah Sakit UmumDewi Sartika

Nama saya DESI MARSALIANA , mahasiswa Program D-III

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat

ini saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui

pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Rumah Sakit Umum

Dewi Sartika, yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan

dalam menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari

Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu

dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak

yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan

lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk

diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin

kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan

digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan

partisipasinya disampaikan terima kasih.

Kendari, 2017

Responden Peneliti

..................... (Desi Marsaliana)

Page 70: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

2

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAHSAKIT UMUM DEWI SARTIKA KENDARI

TAHUN 2017

No. Responden :…………… Diisi oleh peneliti

Petunjuk:Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat

ini, serta beri tanda (√) pada jawaban yang telah disediakan!

Karakteristik Responden

1. Umur :

2. Pendidikan Terakhir :

a. SD

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

3. Jumlah Anak :

4. Sumber Informasi :

a. Belum pernah mendengar sebelumnya

b. Televisi/radio

c. Media sosial

d. Keluarga

e. Petugas kesehatan

Page 71: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

3

Pilihlah Salah Satu Jawaban Dengan Memberikan Tanda (√)

NO PERTANYAAN BENAR SALAH1 Bendungan ASI adalah pembendungan Air

Susu Ibu karena penyempitan aliran susukarena payudara yang tidak dikosongkandengan sempurna

2 Ibu yang memiliki kelainan pada puting susutidak dapat mengalami bendungan ASI

3 Bendungan ASI biasanya terjadi pada haripertama sesudah melahirkan

4 Payudara yang memiliki produksi ASI banyaknamun tidak disusui kepada bayinya dapatmenyebabkan terjadinya bendungan ASI

5 Payudara yang mengalami bendungan ASIakan teraba terasa keras, nyeri dan disertaipeningkatan suhu badan ibu, tetapi tidakterdapat tanda–tanda kemerahan di payudaradan demam

6 Bendungan ASI dapat disebabkan oleh posisimulut bayi dan payudara ibu yang tepat tepatsaat menyusui yaitu seluruh aerola payudaramasuk ke mulut bayi

7 Produksi ASI berlebihan tidak dapatmenyebabkan terjadinya bendungan ASI

8 Terlambat menyusui tidak dapatmenyebabkan terjadinya bendungan ASI

9 Waktu menyusui yang terjadwal atau dibatasidapat menyebabkan terjadinya bendunganASI

10 Ibu yang tiba–tiba berhenti menyusui tidakdapat menyebabkan terjadinya bendunganASI

11 Cara untuk mencegah bendungan ASI adalahdengan tidak segera menyusui setelahmelahirkan

12 Memastikan posisi dan perlekatan menyusuibenar merupakan salah satu cara mencegahbendungan ASI

13 Apabila bayi tidak dapat menyusu atau kurangmelekat dengan sempurna dikarenakanpayudara yang tegang atau kurang elastis,sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahuludengan cara di perah menggunakan tanganatau alat pompa yang banyak beredar di

Page 72: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

4

pasaran14 Cara untuk menangani bendungan ASI adalah

dengan menyusui bayi semau dan seseringmungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu

15 Cara mengatasi bendungan ASI denganmelakukan kompres dingin untuk mengurangirasa sakit

16 Setelah menyusui, kompres payudara denganair dingin untuk mengurangi bengkak

17 Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASIdengan bantuan tangan

18 Salah satu cara mengatasi bengkak payudaradengan cara bayi tidak mengisap payudara

19 Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASIdengan bantuan pompa ASI yang efektif.

20 Cara mengatasi bendungan ASI denganmelakukan pijatan yang keras pada payudara,leher dan punggung

Page 73: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

5

JAWABAN

1. B

2. B

3. S

4. B

5. B

6. B

7. S

8. S

9. B

10. S

11. S

12. B

13. B

14. B

15. S

16. S

17. B

18. S

19. B

20. S

Page 74: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

6

MASTER TABEL PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DIRUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

TAHUN 2017

NO NAMA UMUR(Tahun) PENDIDIKAN PARITAS SUMBER

INFORMASI PENGETAHUAN

1 Ny.C 25 SMU 2 MEDIA 802 Ny.I 24 PT 2 MEDIA 753 Ny.R 30 PT 3 Tenaga

Kesehatan80

4 Ny.E 23 SMU 1 MEDIA 655 Ny.E 31 SMU 4 MEDIA 656 Ny.Y 32 PT 2 Tenaga

Kesehatan85

7 Ny.L 34 SMU 3 MEDIA 658 Ny.A 34 SMU 3 Belum 459 Ny.S 34 SMU 3 Tenaga

Kesehatan70

10 Ny.H 23 SMU 2 Belum 4511 Ny.N 23 SMU 2 MEDIA 8512 Ny.S 19 PT 1 Keluarga 7013 Ny.H 26 PT 2 Keluarga 7514 Ny.A 33 PT 5 Keluarga 9015 Ny.D 32 SMU 3 MEDIA 5016 Ny.I 24 SMU 2 Tenaga

Kesehatan80

17 Ny.Y 31 SMU 2 MEDIA 7018 Ny. A 23 SMU 2 MEDIA 6519 Ny.R 32 PT 3 Tenaga

Kesehatan80

20 Ny.S 34 SMU 2 MEDIA 5521 Ny. A 27 PT 3 Tenaga

Kesehatan75

22 Ny.A 24 PT 2 TenagaKesehatan

85

23 Ny.I 34 SMU 2 MEDIA 6524 Ny.S 23 SMP 2 MEDIA 6025 Ny.S 26 PT 2 Tenaga

Kesehatan90

26 Ny.D 26 SMU 2 Keluarga 4527 Ny.S 23 SMU 2 MEDIA 6528 Ny.A 24 PT 2 MEDIA 70

Page 75: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

7

29 Ny.H 30 PT 3 TenagaKesehatan

85

30 Ny.D 34 PT 5 Keluarga 7531 Ny.Y 28 SMU 3 MEDIA 5532 Ny.R 27 PT 3 MEDIA 7033 Ny.A 30 PT 3 Tenaga

Kesehatan85

34 Ny.I 28 SMU 3 MEDIA 4535 Ny.F 32 PT 2 Tenaga

Kesehatan75

36 Ny.F 31 PT 2 TenagaKesehatan

80

37 Ny.S 26 SMU 1 Keluarga 5538 Ny.F 27 SMU 1 Keluarga 4539 Ny.R 32 PT 5 Tenaga

Kesehatan75

40 Ny.I 27 PT 2 TenagaKesehatan

90

41 Ny.A 31 SMU 3 Keluarga 4042 Ny.D 32 PT 3 Keluarga 4543 Ny.U 32 PT 3 Tenaga

Kesehatan85

44 Ny.H 24 PT 2 Keluarga 7545 Ny.V 29 SMU 1 MEDIA 5546 Ny.L 28 SMU 1 Keluarga 5047 Ny.V 35 SMP 5 MEDIA 6048 Ny.H 26 SMU 1 MEDIA 3549 Ny.L 27 SMU 1 MEDIA 3550 Ny.I 35 SMP 5 Keluarga 6551 Ny.I 29 SMU 1 MEDIA 4552 Ny.T 33 SMU 3 Keluarga 4553 Ny.S 34 SMP 4 Belum 5054 Anita 32 SMU 3 Keluarga 5055 Ny.H 27 SMU 1 MEDIA 4556 Ny.M 26 SMU 1 MEDIA 4557 Ny.E 28 SMP 1 Belum 5558 Ny.A 26 SMP 1 Belum 5059 Ny.P 30 SMU 2 Keluarga 5060 Ny.N 31 SMU 3 MEDIA 4561 Ny.H 31 SMP 3 Belum 3562 Ny.A 25 SMU 1 MEDIA 5063 Ny.K 30 SMU 1 MEDIA 5064 Ny.M 32 SMP 1 Belum 4565 Ny.A 38 SMU 1 MEDIA 5066 Ny.T 31 SMU 3 MEDIA 50

Page 76: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

8

67 Ny.Y 32 SMP 3 Belum 4568 Ny.H 19 SMP 1 Belum 5569 Ny.T 27 SMU 1 Keluarga 5070 Ny.H 20 SMP 1 Belum 3571 NY.A 37 SMP 4 MEDIA 4572 NY.R 35 SMU 3 MEDIA 5073 NY. A 34 SMP 3 Belum 4574 NY. H 32 SMU 2 MEDIA 4575 NY. T 19 SMP 1 Belum 35

Page 77: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

9

Page 78: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

10

Page 79: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

11

Page 80: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

12

Page 81: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

13

Page 82: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

14

Page 83: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

15

Page 84: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

16

Page 85: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

17

Page 86: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

18

Page 87: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/192/1/FIX.pdfPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

19